• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. Mengetahui jenis-jenis narkoba yang dapat mempengaruhi sistem saraf manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. Mengetahui jenis-jenis narkoba yang dapat mempengaruhi sistem saraf manusia"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Dampak Pengunaan Narkoba terhadap

Dampak Pengunaan Narkoba terhadap

Sistem Saraf Manusia

Sistem Saraf Manusia

Disusun oleh: Disusun oleh:

Kevin Wijaya ( XIIPA-2 – 13) Kevin Wijaya ( XIIPA-2 – 13)

SMA REGINA PACIS

SMA REGINA PACIS

Jl. Palmerah Utara 1 No.1

Jl. Palmerah Utara 1 No.1

Jakarta Barat

Jakarta Barat

2011

(2)

KATA PENGANTAR 

KATA PENGANTAR 

Puji Syukur kami panjantkan kepada Tuhan Yang Maha Esa kare

Puji Syukur kami panjantkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat danna berkat dan

rah

rahmatmat-Nya-Nya, , makmakalah ini alah ini dapdapat at selselesaesai i teptepat at padpada a wakwaktuntunya. ya. MakMakalaalah h ini dibuaini dibuatt

dalam rangka memenuhi tugas Biologi, dan semoga makalah ini dapat memberikan

dalam rangka memenuhi tugas Biologi, dan semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi pembaca dengan memperluas wawasan dan meningkatkan kesadaran

manfaat bagi pembaca dengan memperluas wawasan dan meningkatkan kesadaran

mengenai narkoba.

mengenai narkoba.

Ak

Akhir hir katkata, a, tiatiada da gadgading yang ing yang tak tak retretak, ak, begbegitu itu pulpula a dendengan kami. gan kami. KamKamii

moho

mohon maaf n maaf apabilapabila a terdapterdapat at kesalkesalahan dalam makalah ini, ahan dalam makalah ini, dan semoga makalah inidan semoga makalah ini

dapat bermanfaat. Selamat membaca!

dapat bermanfaat. Selamat membaca!

Penyusun Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

i i.. KKaattaa PPeennggaannttaarr 11 i iii..DDaaffttaarr IIssii 22 1 1..PPeennddaahhuulluuaann 33 1 1..11.. LLaattaarrBBeellaakkaanngg 33 1.2. 1.2. Tujuan Tujuan 33 1 1..33.. MMaannffaaaatt 44 2 2..LLaannddaassaann TTeeoorrii 55 2 2..11.. PPeennggeerrttiiaann NNaarrkkoobbaa 55 2 2..22.. JJeenniiss--JJeenniissNNaarrkkoobbaa 55 2 2..33. . PPeennggeerrttiiaan n SSiisstteem m SSaarraaff 1144 2 2..44. . BBaaggiiaann--bbaaggiiaan n sseel l ssaarraaff 1144 2 2..55. . CCaarra a kkeerrjja a ssiisstteem m ssaarraaff 1155 3 3. . PPeennggaarruuh h NNaarrkkoobba a tteerrhhaaddaap p SSiisstteem m SSaarraaff 1166 4 4. . PPeenncceeggaahhaan n ddaan n PPeennggoobbaattaann 2266 4 4..11.. PPeenncceeggaahhaann 2266 4 4..22.. PPeennggoobbaattaann 2277 5 5..DDaaffttaarrPPuussttaakkaa 3322

(4)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi yang bergerak begitu cepat dan penuh tekanan menyebabkan banyaknya orang yang mencari cara untuk kabur dari tekanan-tekanan tersebut. Banyak dari mereka yang akhirnya terlibat dalam pergaulan tidak sehat. Ditambah lagi, era globalisasi seperti saat ini mempengaruhi dan bahkan membuat nilai-nilai moral dalam kehidupan menjadi kurang diperhatikan lagi. Pergaulan bebas yang tidak sehat dapat mengarah ke banyak hal yang tidak baik – salah satunya adalah narkoba.

Selain itu, faktor lainnya yaitu tidak adanya atau kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai efek samping atau akibat yang dapat ditimbulkan dari  penggunaan obat terlarang tersebut mendorong maraknya penggunaan narkoba.

Maraknya penggunaan narkoba saat ini tidak hanya tren di kalangan para   pemuda yang sudah tidak menduduki bangku sekolah lagi, saat ini penggunaan

narkoba telah merajalela di kalangan para pelajar, orang dewasa dan bahkan pada usia lanjut. Semua itu dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai bahaya narkoba dan kurangnya sosialisasi dampak-dampak penggunaan narkoba bagi kesehatan. Oleh karena itu, penulis akan memfokuskan pembahasan mengenai dampak penggunaan narkoba terhadap sistem saraf manusia.

1.2. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk :

• Mengetahui jenis-jenis narkoba yang dapat mempengaruhi sistem saraf 

manusia

• Mengetahui bagaimana narkoba dapat berpengaruh terhadap sistem saraf 

manusia

(5)

1.3. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini di antaranya:

• Mendapatkan informasi mengenai jenis-jenis narkoba

• Mendapatkan informasi bagaimana narkoba dapat mempengaruhi sistem saraf 

manusia dan apa pengaruhnya

(6)

II. LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Narkoba

  Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

 Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seseorang seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta prilaku seseorang jika masuk kedalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, disuntik, intravena dan lain-lain sebagainya.

Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok  senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut   pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang  biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk    penyakit tertentu. Namun, kini narkoba mengalami pergeseran arti dan umumnya

mengacu pada pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

2.2. Jenis-Jenis Narkoba

Berdasarkan bahannya, narkoba digolongkan atas:

a) Narko Golongan 1, (Alam) terdiri dari :

a. Tanaman Papaver Somniferum L.Kokainkokaina Heroin

 b. Morphine (Putaw) c. Ganja

b) Narko Golongan 2 (Semi sintetis) :  Alfasetilmetadol, Benzetidin,Betametadol  c) Narko Golongan 3 (Sisntetis) : Asetildihidrokodenia .

(7)

yaitu yang bekerja mengaktif kerja susan saraf pusat, contohnya amphetamine, MDMA, N-etil MDA & MMDA. Ketiganya ini terdapat dalam kandungan Ecstasi. c. Hallusinogen

yaitu yang bekerja menimbulkan rasa perasaan halusinasi atau khayalan contohnya licercik acid dhietilamide (LSD), psylocibine, micraline. Disamping itu Psikotropika dipergunakan karena sulitnya mencari Narkotika dan mahal harganya. Penggunaan Psikotropika biasanya dicampur dengan alkohol atau minuman lain seperti air  mineral, sehingga menimbulkan efek yang sama dengan Narkotika.

2.3. Pengertian Sistem Saraf 

Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan sel-sel khusus dan dibedakan menjadi dua,Sel neuron dan sel Ne oroglia.

Sel neuron adalah sel saraf yang merupakan suatu unit dasar dari sistem saraf. Sel ini bertugas melanjutkan informasi dari organ penerima rangsangan kepusat susunan saraf dan sebaliknya.

2.4. Bagian-bagian sel saraf 

Sel neuron terdiri atas tiga bagian 1) Badan sel yang mengandung nukleus dan nukleolus serta berwarna kelabu, 2) Dendrit merupakan lanjutan plasma yang  berfungsi menyampaikan impuls saraf (informasi) menuju ke badan sel dan 2) akson,  berfungsi meneruskan informasi dari badan sel ke sel lain.

Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:

1. Neuron sensorik (nouron aferen) yauitu sel saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang  berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan

dengan sel saraf lainnya.

2. Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk  menyampaikan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls dari akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.

3. Neuron konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang satu dengan yang lainnya.

4. Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak.

(8)

2.5. Cara kerja sistem saraf 

Jaringan saraf terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur dan fungsi yang  berbeda, yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel schwann yang merupakan pembungkus kebanyakan akson dari sistem saraf perifir dan selpenyokong (neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat diantaraneuron dari sistem safaf pusat. Oleh karena itu saraf dari sistem saraf perifiritu di bangun oleh neuron dan sel schwann, sedangkan traktus yang terdapat diotak dan susmsum tulang  belakang dibentuk oleh neuron dan neuroglia.

Untuk mengetahui perubahan-perubahan listrik didalam saraf, perlu diketahui dulu sifat-sifat akson. Akson dari kebanyakan hewan mamalia umumnya relatif kecil, untuk itu didalam percobaan digunakan akson raksasa yang terdapat pada hewan invertebrat seperti cumi-cumi dan lain-lain.

Berbagai bangunan yang dapat ditemukan dalam sistem saraf hewan yaitu otak, serabut saraf, plektus, dan ganglia. Serabut saraf yaitu kumpulan akson dari sejumlah sel saraf baik sejenis maupun tidak sejenis. Contoh serabut yang sejenis adalah serabut eferen, serabut campuran contohnya adalah campuran antara sejumlah akson dari sel saraf motorik dan sensorik.

Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada membran sel saraf, membran akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan tersebut berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan terjadinya permiabel tehadap Na+ dan sangat kurang permiabel terhadap K+.

Depolarisasi yang timbul hanya paba bagian yang dirangsang dinamakan depolarisasi lokal. Pada bagian tersebut terbentuk arus lokal. Apabila rangsangan yang diberi cukup kuat, arus lokal yang timbul pada membran yang terdepolarisasi akan merangsang membran disebelahnya yang masih dalam keadaan istirahat, sehingga sebagian membran tersebut akan ikut terdepolarisasi. Peristiwa ini menunjukkan penjalaran impuls.Depolarisasi adalah nilai potensial aksi yang terjadi akibat adanya rangsangan.1

Bagian otak depan terakhir adalah telensefalon, telah mengalami perubahan sangat   besar selama evolusi vertebrata. Pada ikan dan amphibi, telensefalon lebih dari

sekedar suatu penciuman, tapi dapat juga menerima input dari bulbus olfaktori.

Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara otomatis tanpa disadari. Terdapat dua macam refleks:

1. Refleks sederhana atau refleks dasar, yang menyatu tanpa dipelajari, misalnya refleks menutup mata bila ada benda yang menuju ke mata.

(9)

2.Refleks yang dipelajari, atau refleks kondisiskan yang dihasilakan dengan belajar. Rangkaian jalus saraf yang terlibat dalam aktifitas refleks disebut lengkung refleks, yang terdiri atas lima komponen dasar: (1) reseptor (2) saraf eferen (3) pusat  pengintegrasi (4) saraf eferen (5) efektor.

Reseptor merupakan impuls yang merupakan perubahan fisik atau kimia di lingkungan reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor menghasilkan potensial aksi yang akan diteruskan oleh saraf eferen ke pusat pengintegrasi refleks dasar, sedangkan otak lebih tinggi memproses semua informasi dan meneruskannya melalui saraf eferen ke efektor (otot atau kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan.2

(10)

C. Peran Tokoh Masyarakat

- Mengikutsertakan dalam pengawasan narkoba dan pelaksanaan Undang-Undang. - Mengadakan penyuluhan, kampanye pencegahan penyalahgunaan narkoba.

- Merujuk korban narkoba ke tempat pengobatan.

- Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinir program-program pencegahan  penyalahgunaan narkoba.

4.2. Pengobatan

• Pengobatan Narkoba:

1. Pengobatan adiksi (detoks) 2. Pengobatan infeksi

3. Rehabilitasi

4. Pelatihan mandiri • Pencegahan Narkoba:

1. Memperkuat keimanan

2. Memilih lingkungan pergaulan yang sehat 3. Komunikasi yang baik 

4. Hindari pintu masuk narkoba yaitu rokok  Pertolongan Pertama

Pertolongan pertama penderita dimandikan dengan air hangat, minum banyak, makan makanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan perhatiannya dari narkoba. Bila tidak berhasil perlu pertolongan dokter. Pengguna harus diyakinkan  bahwa gejala-gejala sakaw mencapai puncak dalam 3-5 hari dan setelah 10 hari akan

hilang.

(11)

1. Menggunakan jarum suntik sekali pakai 2. Mensuci hamakan (sterilisasi) jarum suntik 

3. Mengganti kebiasaan menyuntik dengan menghirup atau oral dengan tablet 4. Menghentikan sama sekali penggunaan narkoba

Detoksifikasi

Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif lain) dari tubuh dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif yang dipakai atau dengan penurunan dosis obat pengganti.

Detoksifikasi bisa dilakukan dengan berobat jalan atau dirawat di rumah sakit. Biasanya proses detoksifikasi dilakukan terus menerus selama satu sampai tiga minggu, hingga hasil tes urin menjadi negatif dari zat adiktif.

Berikut ini beberapa alamat rumah sakit yang menerima pasien untuk detoksifikasi: 1. Rumah Sakit Ketergantungan Obat

Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan Tel: 62-21-7695461; 7698240

2. Rumah Sakit Atma Jaya

Jl. Pluit Raya No. 2, Jakarta Utara Tel: 62-21-6606127-30

3. Rumah Sakit Mitra Keluarga Jatinegara

Jl. Raya Jatinegara Timur No. 85 A-87, Jakarta 13310 Tel: 62-21-280666; 280777; 280888; 280999

4. Rumah Sakit Darmawangsa

Jl. Darmawangsa Raya No. 13 Blop P2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

(12)

5. Rumah Sakit Ongko Mulyo

Jl. Pulomas Barat VI, Jakarta Timur  Tel: 62021-4723332, 4722719

Rehabilitasi

Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh secara fisik memang tidak “ketagihan” lagi, namun secara psikis ada rasa rindu dan kangen terhadap zat tersebut masih terus membuntuti alam pikiran dan perasaan sang  pecandu. Sehingga sangat rentan dan sangat besar kemungkinan kembali mencandu

dan terjerumus lagi.

Untuk itu setelah detoksifikasi perlu juga dilakukan proteksi lingkungan dan   pergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu, misalnya dengan memasukkan

mantan pecandu ke pusat rehabilitasi.

Berikut ini daftar dari beberapa pusat rehabilitasi 1. Yayasan Kasih Mulia

Jl. Camar Indah blok DD-10,

Ruko Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14470

Tel: 62-21-5881103, 5882265; Fax: 62-21-5882275; e-mail: drugKP@cbn.net.id

2. Yayasan Titihan Respati

Jl. Hang Lekir Raya No. 16, Jakarta Selatan Tel: 62-21-7394762, 7394769

3. Terapi & Rehabilitasi Pasien NAZA ala Prof. Dr. dr. H. Dadamng Hawari Jl. Tebet Mas Indah Blok E No. 5, Jakarta Tel: 62-21-8299857; 8298885

4. Yayasan Insan Pengasuh

Jl. Daksa IV/69, Kebayoran Baru, Jakarta 12110 Tel: 62-21-7208216

(13)

5. Yayasan Dharma Kasih Ibu Puri Kinasih

Komplek Cilember desa Jogjogan, Bogor, Jawa Barat Tel: 62-251-252379

6. Wisma Adiksi

Jl. Jati Indah I No. 23

Pangkalan Jati, Podok Labu, Jakarta Selatan Tel: 62-21-7690455; 7540604

7. Pusat Pemulihan Rumah Anak Panah

Jl. Kran V No. 3, RT 011/05, Kemayoran, Jakarta 10610 Tel: 62-21-4255652

8. Permadi Siwi

Jl. MT Haryono, Jarkarta Timur  9. Wisma Dulos

Jl. Tugu No. 4, Cilangkap, Jakarta Timur  10. Panti Sosial Parmadi Putra (Depsos)

Khusnul Khotimah

Jl. Babakan Pocis RT 003/03, Babakan, Kec. Cisauk, Serpong Tangerang

Tel: 62-21-7561331 11. Wisma Siloam

Jl. Semplak No. 345, Bogor  Tel: 62-251-505159

12. Pesantren Al Ihya

Jl. Batu Tapak, Pasir Jaya, Ciomas, Bogor  Tel: 62-251-311964, 312272, 312055 13. Yayasan Harapan Permata Hati Kita

(14)

14. Yayasan Podok Bina Kasih Puncak Cipanas

Sekretariat: Citra I ext. Blok AE V/1, Kalideres, Jakarta Barat Tel: 62-21-5418993; 5459815

15. Pesantren Inabah XV

Jl. Raya Perjuangan No. 15, Cipanas, Ciawi 46157 Tel: 62-265-455228

16. Pesantran Inabah VII

Kp. Rawa, Desa Calingcing, Kec. Sukabening, Pos Raya Poloh, Tasikmalaya 46155

Tel: 62-265-450028 17. Panti Rehab. Doulos

Jl. Raya Maribaya 191, Lembang, Jawa Barat Tel: 62-22-2787384

18. Yayasan Cinta Kasih Bangsa

Jl. Kol Soegiyono Susukan Ngemplak, Ungaran Tel: 62-24-922674

19. Pondok Pesantren Tebu Ireng Tromol Pos V

Jombang 61471 Jawa Timur 

(15)

DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki/Substance_dependence http://www.bnpjabar.or.id/index.php? option=com_content&view=article&id=350:pencegahan-narkoba-secara-terpadu&catid=71:artikel&Itemid=172 http://www.jombangkab.go.id/e-gov/Narkoba/apa2.htm http://www.iapw.info/home/index.php? option=com_content&view=article&id=143:bahaya-narkoba&catid=32:ragam&Itemid=45 http://blog.bukukita.com/users/warnet/?postId=5995 http://nusaindah.tripod.com/pengobatannarkoba.htm

Referensi

Dokumen terkait

The difference (∆) of PASI score, Trozak score, and K6 expression of psoriasis patients in Cipto Mangunkusumo Hospital before and after 1% C. xanthorrhiza ointment and

Pada artikel ini, penulis akan berfokus pada topik mengenai bagaimana kompetensi guru sebagai bagian dari pedagogical content knowledge (PCK) dalam menerapkan pendekatan

[r]

yang terjadi di kelas atau di ruang kuliah (Wiriaatmadja, 2014, hlm. Alat pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk. mengumpulkan data penelitian, tentu

tersebut dapat menyulitkan dokter dalam pengambilan data anamnesis, demikian pula dalam pengobatan dan tindak lanjut adanya gangguan kognitif tentu akan mempengaruhi kepatuhan

Artikel ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Yunani Kuno Dosen pengampu Drs.. Maraimbang

Tuhan Yesus melihat ada 2 hal yang tidak berkenan dalam hidup Petani kaya ini.. Pertama,

Tesis yang berjudul ”Penurunan Titik Awan Biodiesel melalui Penambahan aditif ester asam lemak bercabang" merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian Magister di