• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cover Depan Pedoman Pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan Studi Status Gizi Balita Indonesia Tahun 2019 i

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cover Depan Pedoman Pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan Studi Status Gizi Balita Indonesia Tahun 2019 i"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PEDOMAN PELAKSANAAN INTEGRASI SUSENAS MARET 2019

DAN STUDI STATUS GIZI BALITA INDONESIA TAHUN 2019

Ukuran Buku: 18,2 cm x 25,7 cm

Jumlah Halaman: xii + 68 halaman Naskah:

Subdit. Statistik Kesehatan dan Perumahan, Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat, Badan Pusat Statistik

Tim Teknis SSGBI Tahun 2019 Balitbangkes Kementerian Kesehatan Gambar Kulit:

Subdit. Statistik Kesehatan dan Perumahan, Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat, Badan Pusat Statistik

Diterbitkan oleh:

©Badan Pusat Statistik, Jakarta – Indonesia Dicetak oleh:

Badan Pusat Statistik, Jakarta – Indonesia

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau

menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

(4)

KATA PENGANTAR

Penanganan stunting merupakan salah satu fokus pemerintah untuk pembangunan di bidang kesehatan. Untuk melakukan evaluasi maupun perumusan kebijakan terkait upaya penurunan prevalensi stunting, pemerintah membutuhkan data yang berkesinambungan.

Badan Pusat Statistik bersama dengan Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan melaksanakan integrasi Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2019 dengan Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Tahun 2019. Dengan integrasi tersebut, dapat diperoleh data prevalensi stunting sekaligus analisis yang lebih kaya mengenai faktor sosial ekonomi rumah tangga yang dapat digunakan untuk penanganan penurunan stunting.

Buku Pedoman Pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan Studi Status Gizi Balita Indonesia Tahun 2019 merupakan panduan pelaksanaan integrasi secara lengkap. Buku ini berisi petunjuk dan informasi mengenai manajemen serta teknis pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019. Dengan panduan ini, diharapkan kegiatan integrasi dapat berjalan secara lancar dan dapat dijadikan acuan bagi pelaksanaan integrasi di masa yang akan datang.

Jakarta, Desember 2018 Kepala Badan Pusat Statistik

(5)
(6)

SAMBUTAN

Salah satu masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan perbaikan gizi yakni stunting. Prevalensi balita stunting turun dari 37,2 persen pada tahun 2013 menjadi 30,8 persen pada tahun 2018. Prevalensi baduta stunting juga mengalami penurunan dari 32,8 persen tahun 2013 menjadi 29,9 persen pada tahun 2018. Namun demikian, tantangan percepatan penurunan stunting masih cukup besar. Salah satu kendala penyelenggaraan percepatan pencegahan stunting, belum optimalnya koordinasi antar pemangku kepentingan untuk bersama-sama menangani masalah stunting.

Secara nominal, jumlah balita stunting di Indonesia mencapai 7 juta jiwa. Bukan angka yang kecil apabila dikaitkan dengan daya saing daerah, daya saing bangsa di era keterbukaan dan borderless saat ini. Bonus demografi yang akan terjadi pada periode 2020-2030 bisa jadi akan kehilangan makna, apabila sumber daya manusia Indonesia bukan sumber daya manusia yang berkualitas.

Penanganan stunting perlu koordinasi antar sektor dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia usaha, masyarakat umum, dan lainnya. Presiden dan Wakil Presiden berkomitmen untuk memimpin langsung upaya penanganan stunting agar penurunan prevalensi stunting dapat dipercepat dan dapat terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia.

Pada kesempatan ini, pelaksanaan kegiatan Integrasi Susenas Maret 2019 dan Studi Status Gizi Balita Indonesia Tahun 2019 merupakan perwujudan koordinasi antar sektor yang dapat menjadi model pelaksanaan kegiatan lintas sektor yang terintegrasi di masa yang akan datang.

Jakarta, Desember 2018 Kepala Badan Litbang Kesehatan

(7)
(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

SAMBUTAN ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan ... 2 1.3 Ruang Lingkup ... 2 1.4 Jadwal Kegiatan ... 3 1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB 2 MANAJEMEN INTEGRASI SUSENAS MARET 2019 DAN SSGBI TAHUN 2019 ... 7

2.1 Organisasi Lapangan ... 7

2.2 Struktur Organisasi ... 8

2.2.1 Struktur Organisasi di BPS ... 8

2.2.2 Struktur Organisasi di Balitbangkes Kementerian Kesehatan ... 9

2.3 Tugas dan Tanggung Jawab ... 11

2.3.1 Tugas dan Tanggung Jawab di BPS ... 11

2.3.2 Tugas dan Tanggung Jawab di Balitbangkes Kementerian Kesehatan ... 13

BAB 3 PELAKSANAAN INTEGRASI SUSENAS MARET 2019 DAN SSGBI TAHUN 2019 ... 17

3.1 Koordinasi BPS-Balitbangkes ... 17

3.1.1 Koordinasi Tingkat Pusat ... 17

3.1.2 Koordinasi Tingkat Daerah ... 18

3.2 Persiapan Lapangan ... 23

3.2.1 Koordinasi Persiapan Lapangan di Tingkat Kabupaten/Kota ... 23

(9)

3.2.2 Penyerahan Dokumen Susenas Maret 2019 untuk

Pelaksanaan Lapangan SSGBI Tahun 2019 ... 23 3.3 Pelaksanaan Lapangan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI

Tahun 2019 ... 24

BAB 4 PENUTUP ... 29 LAMPIRAN ... 31

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Susenas Maret 2019 ... 4 Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan SSGBI Tahun 2019 ... 5 Tabel 3.1 Rancangan Jadwal Workshop Enumerator SSGBI Tahun 2019 ... 20

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Organisasi Lapangan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI

Tahun 2019 ... 7 Gambar 2.2 Struktur Organisasi SSGBI Tahun 2019 di Balitbangkes

Kementerian Kesehatan ... 11

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumen VSEN19.DSBS ... 33

Lampiran 2 Dokumen VSEN19.P ... 34

Lampiran 3 Dokumen Peta Wilayah Blok Sensus ... 36

Lampiran 4 Dokumen VSEN19.DSRT... 37

Lampiran 5 Dokumen VSEN19.K ... 39

Lampiran 6 Dokumen SSGBI Tahun 2019 ... 65

(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) bersama dengan Kementerian Kesehatan yang dalam hal ini diwakili oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) melakukan integrasi Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2019 dan Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Tahun 2019. Melalui integrasi ini, akan dihasilkan indikator penting yaitu prevalensi stunting pada anak bawah lima tahun (balita).

Integrasi yang dilakukan oleh BPS dan Balitbangkes pada tahun 2019 ini bukan yang pertama kalinya. Pada tahun 2018, BPS bersama dengan Balitbangkes melakukan integrasi Susenas Maret 2018 dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018. Terobosan besar ini tidak terlepas dari upaya mewujudkan One Data terutama di bidang kesehatan. Integrasi kedua kegiatan besar ini diharapkan mampu menggabungkan berbagai keunggulan yang dimiliki kedua survei sehingga dihasilkan data kesehatan yang komprehensif serta dapat dipertanggungjawabkan baik secara metodologi, konsep dan definisi yang digunakan, serta terkait Standard Operating Procedures (SOP) pelaksanaan pengumpulan data di lapangan.

Salah satu indikator penting yang dihasilkan dari Integrasi Susenas Maret 2018 dan Riskesdas Tahun 2018 adalah prevalensi stunting pada balita. Indikator stunting merupakan salah satu indikator yang krusial mengingat penurunan prevalensi stunting pada balita merupakan salah satu indikator penilaian keberhasilan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) khususnya pada Tujuan 2. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia memberikan perhatian khusus pada berbagai upaya untuk menurunkan prevalensi stunting balita di Indonesia.

Data terkait stunting di Indonesia dihasilkan melalui kegiatan Riskesdas, yaitu melalui pengukuran antropometri. Hal yang patut menjadi perhatian adalah Riskesdas tidak dilakukan setiap tahun, melainkan sekali dalam lima tahun. Hal ini

(15)

menyebabkan evaluasi berbagai program dan kebijakan terkait penanganan stunting di Indonesia tidak dapat dilakukan setiap tahunnya.

Dalam rangka mengisi kekosongan data stunting antar penyelenggaraan Riskesdas, Kementerian Kesehatan melalui Balitbangkes menginisiasi kegiatan pengukuran antropometri balita dalam bentuk Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI). Pada pelaksanaan SSGBI, dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan balita yang selanjutnya akan dipergunakan untuk menghasilkan indikator terkait stunting.

Stunting dipengaruhi oleh faktor multidimensi dan tidak hanya faktor gizi balita, namun juga kondisi ketika masih dalam kandungan. Oleh karena itu, intervensi penanganan stunting harus dimulai semenjak janin dalam kandungan hingga anak berumur dua tahun atau biasa dikenal sebagai 1000 Hari Pertama Kehidupan. Konvergensi program dan upaya sinergis dari seluruh pemangku kebijakan dibutuhkan untuk mempercepat penanganan stunting.

Program percepatan penanganan stunting yang komprehensif memerlukan data-data sosial ekonomi yang dihasilkan melalui Susenas. Hal ini menjadi dasar pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019. Dengan integrasi ini, data stunting di Indonesia dapat tersedia secara berkesinambungan sekaligus dapat diperoleh analisis stunting menurut berbagai karakteristik sosial ekonomi.

1.2 Tujuan

Tujuan penulisan buku ini adalah sebagai pedoman dalam pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019. Buku pedoman ini menjelaskan jadwal kegiatan, manajemen, serta teknis pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019. Dengan demikian buku ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada semua pihak yang terkait demi keberhasilan penyelenggaraan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019.

1.3 Ruang Lingkup

Pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota

(16)

di seluruh wilayah Indonesia.

Rumah tangga sampel yang telah dicacah dengan kuesioner Susenas Maret 2019 akan dikunjungi kembali oleh tim enumerator SSGBI Tahun 2019. Tim enumerator SSGBI Tahun 2019 harus mengkonfirmasi keberadaan balita seluruh rumah tangga sampel Susenas Maret 2019 dan hanya rumah tangga dengan balita yang akan dilakukan pengumpulan data. Jika pada rumah tangga sampel Susenas Maret 2019 tidak ditemukan balita, namun pada saat pendataan SSGBI Tahun 2019 ditemukan keberadaaan balita, maka tim enumerator SSGBI Tahun 2019 akan melakukan pengumpulan data pada balita tersebut. Petugas Susenas Maret 2019 tidak akan melakukan kunjungan ulang ke rumah tangga sampel yang ditemukan adanya balita yang merupakan anggota rumah tangga baru.

Buku ini disusun dengan mempertimbangkan berbagai masukan yang diperoleh dari kegiatan Integrasi Susenas Maret 2018 dan Riskesdas Tahun 2018, Uji Coba SSGBI Tahun 2018, Uji Petik Integrasi Susenas Maret 2018 dan Riskesdas Tahun 2018, serta Focus Group Discussion (FGD) terkait Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019. Beberapa temuan dari hasil uji petik dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Faktor yang memengaruhi perbedaan nama adalah perbedaan penulisan ejaan nama, perbedaan nama panggilan dengan nama pada dokumen resmi seperti KK/KTP/Akta Kelahiran, perubahan nama pada bayi yang baru lahir.

2. Faktor yang memengaruhi perbedaan umur adalah perbedaan tanggal lahir dari pengakuan responden dengan yang tercatat pada dokumen resmi seperti KK/KTP/Akta Kelahiran.

3. Faktor lain yang memengaruhi perbedaan data keterangan demografi adalah pemahaman petugas mengenai konsep definisi pertanyaan-pertanyaan pada VSEN19.K Blok IV.

1.4 Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 mencakup berbagai kegiatan yang dilaksanakan di pusat dan daerah. Kegiatan dan jadwal pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 disajikan pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2.

(17)

Tabel 1.1

Jadwal Kegiatan Susenas Maret 2019

No. Uraian Kegiatan Jadwal

[1] [2] [3]

Persiapan

1 Penyempurnaan pedoman dan kuesioner Susenas Maret 2019

September- Desember 2018

2 Workshop Intama Susenas Maret 2019 30 Oktober-

2 November 2018 3 Pengiriman surat persiapan pelaksanaan Susenas

Maret 2019 ke BPS Provinsi

Awal Desember 2018

4 Upload dokumen Susenas Maret 2019 7 November-

21 Desember 2018 5 Pelatihan Innas Susenas Maret 2019 Minggu II/III Januari 2019 6 Pelatihan petugas Susenas Maret 2019 24 Januari-

10 Februari 2019 Pelaksanaan

7 Pengumpulan data rentang harga dan konversi komoditas

4-11 Februari 2019 8 Pengiriman softfile rentang harga dari BPS

Kab/Kota ke BPS Provinsi

5-15 Februari 2019 8 Pengiriman softfile rentang harga dari BPS Provinsi

ke BPS RI

11-18 Februari 2019

9 Updating muatan blok sensus 18-23 Februari 2019

10 Pengawasan dan pemeriksaan

hasil updating blok sensus 20-26 Februari 2019 11 Pemilihan sampel rumah tangga 22-28 Februari 2019 12 Pengiriman dokumen VSEN19.MHU dari BPS

Kab/Kota ke BPS Provinsi

22-28 Februari 2019 13 Pengiriman dokumen VSEN19.MHU dari BPS

Provinsi ke BPS RI

1-6 Maret 2019 14 Pencacahan rumah tangga sampel Susenas Maret

2019

1-20 Maret 2019 15 Pengawasan/pemeriksaan Susenas Maret 2019 1-29 Maret 2019 16 Monitoring kualitas Susenas Maret 2019 dengan

menggunakan internet

4-20 Maret 2019 17 Penyerahan hasil pencacahan Susenas Maret 2019

ke BPS Kab/Kota

6-29 Maret 2019 18 Receiving, batching, editing, dan coding Susenas

Maret 2019 di BPS Kab/Kota 6 Maret-1 April 2019 19 Penyerahan salinan VSEN19.DSRT, peta blok sensus, 1 April 2019

(18)

Tabel 1.2

Jadwal Kegiatan SSGBI Tahun 2019

No. Uraian Kegiatan Jadwal

[1] [2] [3]

1 Penyusunan instrumen, Pedoman Pengisian Instrumen, dan Pedoman Pengorganisasian Lapangan SSGBI

2018 2 Uji coba SSGBI Tahun 2018

3 Evaluasi dan revisi

4 Rekrutmen PJT Provinsi Minggu I-III Januari 2019

5 Kalibrasi alat Minggu I Januari-

Minggu II Maret 2019 6 Rekrutmen enumerator SSGBI Tahun 2019 Minggu I-II Maret 2019

7 Workshop PJT Provinsi Minggu II Maret 2019

8 Workshop Enumerator SSGBI Tahun 2019 Minggu IV-V Maret 2019

9 Penerimaan salinan VSEN19.DSRT, peta blok

sensus, VSEN19.K Blok I-Blok IV dari BPS 1 April 2019 10 Pelaksanaan pengumpulan data SSGBI Tahun 2019 Minggu I April-

Minggu I Mei 2019 11 Pendampingan dan supervisi Minggu I April-

Minggu I Mei 2019

12 Editing data Minggu I April-

Minggu I Mei 2019

13 Cleaning data Minggu V April-

Minggu V Juni 2019 14 Pengolahan dan analisis data Juli-Agustus 2019 15 Diskusi integrasi data Susenas Maret 2019 dan

SSGBI Tahun 2019 dengan BPS

Minggu II Agustus- Minggu III September 2019

16 Diseminasi hasil Minggu IV-V

September 2019

1.5 Sistematika Penulisan

Buku ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup, jadwal kegiatan, dan sistematika penulisan.

Bab 2 Manajemen Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 yang membahas tentang organisasi lapangan, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, dan persyaratan petugas lapangan.

(19)

Bab 3 Pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 yang membahas tentang koordinasi antara BPS dan Balitbangkes Kementerian Kesehatan, persiapan dan pelaksanaan lapangan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019.

(20)

BAB 2

MANAJEMEN INTEGRASI SUSENAS MARET 2019

DAN SSGBI TAHUN 2019

2.1 Organisasi Lapangan

Pada pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019, Penanggung Jawab Teknis (PJT) Provinsi SSGBI Tahun 2019 berkoordinasi dengan Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi. Adapun Koordinator Lapangan Kabupaten/Kota SSGBI Tahun 2019 yang berada dibawah koordinasi PJT Provinsi SSGBI Tahun 2019 berkoordinasi dengan Kepala Seksi Statistik Sosial di BPS Kabupaten/Kota terkait dengan teknis lapangan kegiatan SSGBI Tahun 2019, khususnya terkait dengan penyerahan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan SSGBI Tahun 2019 (Gambar 2.1).

Gambar 2.1 Organisasi Lapangan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019

(21)

Terdapat perbedaan sistem pengumpulan data di lapangan antara Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019. Pada pelaksanaan Susenas Maret 2019, pemeriksa membawahi 2-3 orang pencacah. Masing-masing pencacah Susenas Maret 2019 memiliki beban tugas antara 2-3 blok sensus. Pada pelaksanaan lapangan Susenas Maret 2019, masing-masing pencacah Susenas Maret 2018 melakukan pemutakhiran muatan blok sensus maupun pencacahan seluruh rumah tangga sampel secara mandiri pada blok sensus yang menjadi wilayah tugasnya.

Sementara itu, petugas SSGBI Tahun 2019 berjalan dengan format tim dimana 1 tim terdiri dari 2 orang enumerator. Masing-masing tim enumerator memiliki beban tugas sebanyak 30-40 blok sensus. Setiap harinya, tim enumerator SSGBI Tahun 2019 ditargetkan untuk menyelesaikan pengumpulan data pada 2 blok sensus.

Sebagaimana pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2018 dan Riskesdas Tahun 2018, pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 juga menggunakan mekanisme penunjuk jalan. Penunjuk jalan berasal dari BPS, diutamakan petugas Susenas Maret 2019, bertugas menunjukkan lokasi rumah tangga sampel Susenas Maret 2019 kepada tim enumerator SSGBI Tahun 2019 (Gambar 2.1).

2.2 Struktur Organisasi

2.2.1 Struktur Organisasi di BPS

Struktur organisasi Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 di lingkungan BPS mengacu pada struktur organisasi pelaksanaan Susenas Maret 2019 yang terdapat dalam Buku 1 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kabupaten/Kota Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2019. Beberapa penanggung jawab/petugas memegang tanggung jawab ganda dengan rincian sebagai berikut:

Tingkat Pusat

1. Penanggung jawab Susenas Maret 2019 merangkap sebagai penanggung jawab Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 adalah Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat;

(22)

2. Penanggung jawab teknis Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 adalah Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Statistik Kesehatan dan Perumahan.

Tingkat Daerah

1. Penanggung jawab teknis Susenas Maret 2019 merangkap sebagai penanggung jawab teknis Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 di provinsi adalah Kepala Bidang Statistik Sosial;

2. Koordinator lapangan Susenas Maret 2019 merangkap sebagai koordinator lapangan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 di provinsi adalah Kepala Seksi Statistik Kesejahteraan Rakyat;

3. Penanggung jawab Susenas Maret 2019 merangkap sebagai penanggung jawab Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 di kabupaten/kota adalah Kepala BPS Kabupaten/Kota;

4. Penanggung jawab teknis lapangan Susenas Maret 2019 merangkap sebagai penanggung jawab teknis lapangan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 di kabupaten/kota adalah Kepala Seksi Statistik Sosial;

5. Petugas Susenas Maret 2019 yang terdiri atas pemeriksa dan pencacah yang bertanggung jawab dalam pengumpulan data Susenas Maret 2019;

6. Penunjuk jalan SSGBI Tahun 2019, diutamakan adalah petugas Susenas Maret 2019.

2.2.2 Struktur Organisasi di Balitbangkes Kementerian Kesehatan

Struktur organisasi Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 di lingkungan Balitbangkes Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Tim Penasehat terdiri dari Menteri Kesehatan sebagai ketua, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan sebagai sekretaris, dan anggota sebagai berikut: Kepala BPS; Deputi Bidang Statistik Sosial BPS; Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas); Kepala Balitbangkes; serta Pejabat Eselon I di Kementerian Kesehatan;

2. Tim Pengarah terdiri dari Eselon II di lingkungan Balitbangkes, Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS, dan Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei BPS;

3. Penanggung Jawab Riset adalah Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Upaya Kesehatan Masyarakat;

(23)

4. Ketua Pelaksana Penelitian adalah peneliti aktif di Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat;

5. Tim Teknis terdiri dari para peneliti Balitbangkes dengan spesifikasi keahlian dan penguasaan bidang gizi;

6. Tim Manajemen Data (Mandat) terdiri dari peneliti dan staf Balitbangkes. Mekanisme pelaksanaan Tim Mandat berada di bawah koordinasi Laboratorium Manajemen Data Balitbangkes;

7. Tim Manajemen terdiri dari para pejabat dan staf struktural di Balitbangkes. Dalam pelaksanaannya, Tim Manajemen dibantu staf administrasi dan logistik serta koordinator kabupaten/kota;

8. PJT Provinsi berasal dari fungsional peneliti di Balitbangkes, dosen/akademisi, atau yang telah memiliki pengalaman mengikuti Riskesdas yang diselenggarakan oleh Balitbangkes. PJT Provinsi diutamakan memiliki latar belakang pendidikan gizi;

9. Staf Administrasi dan Logistik (SAL) adalah staf yang ditetapkan oleh Tim Manajemen. SAL dikoordinir oleh Kepala Bagian Tata Usaha Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat Balitbangkes;

10. Koordinator Lapangan Kabupaten/Kota adalah Penanggung Jawab Gizi yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

11. Tim enumerator SSGBI Tahun 2019 terdiri dari 2 orang, dimana salah seorang memiliki latar belakang pendidikan gizi. Seorang enumerator dipilih menjadi koordinator tim (ketua tim) yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama. Namun demikian, semua anggota tim pengumpul data mempunyai beban dan tanggungjawab yang sama. Adapun jumlah tim enumerator yang diperlukan ditetapkan oleh pusat, dimana jumlah dalam setiap provinsi bervariasi sesuai dengan besarnya sampel dan beban kerja.

(24)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi SSGBI Tahun 2019 di Balitbangkes Kementerian Kesehatan

2.3 Tugas dan Tanggung Jawab

2.3.1 Tugas dan Tanggung Jawab di BPS

Berikut adalah tugas dan tanggung jawab dari koordinator dan penanggung jawab terkait Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 di lingkungan BPS.

Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat

Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat merupakan penanggung jawab Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019. Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat bertanggung jawab secara penuh atas penyelenggaraan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, pengolahan,sampai dengan tahap diseminasi.

(25)

Kepala Subdirektorat Statistik Kesehatan dan Perumahan

Kepala Subdirektorat Statistik Kesehatan dan Perumahan merupakan penanggung jawab teknis Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019. Kepala Subdirektorat Statistik Kesehatan dan Perumahan bertanggung jawab terhadap teknis jalannya kegiatan integrasi, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penggabungan data, sampai dengan tahap diseminasi.

Kepala Bidang Statistik Sosial

Kepala Bidang Statistik Sosial bertanggung jawab terhadap kegiatan teknis Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 di daerah. Kepala Bidang Statistik Sosial berkoordinasi dengan PJT Provinsi SSGBI Tahun 2019 agar penyelenggaraan integrasi di wilayahnya berjalan dengan lancar.

Kepala BPS Kabupaten/Kota

Kepala BPS Kabupaten/Kota merupakan penanggung jawab Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 di kabupaten/kota. Kepala BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kegiatan integrasi berjalan dengan baik.

Kepala Seksi Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS Provinsi

Kepala Seksi Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS Provinsi merupakan koordinator lapangan di provinsi dan bertugas melakukan koordinasi dengan Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019.

Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota

Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota merupakan penanggung jawab teknis lapangan di kabupaten/kota. Pada pelaksanaan integrasi, Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Koordinator Lapangan SSGBI Tahun 2019 yang berkedudukan di kabupaten/kota. Kepala Seksi Statistik Sosial bertanggung jawab terhadap kegiatan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 agar dapat berjalan dengan baik.

(26)

Terkait dengan pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019, Kepala Seksi Statistik Sosial menyiapkan salinan VSEN19.DSBS, VSEN19.DSRT, peta WB, dan VSEN19.K Blok I-Blok IV yang telah terisi dan diperiksa. Proses penyerahan salinan kepada Koordinator Lapangan SSGBI Tahun 2019 dilakukan dengan disertai Berita Acara Serah Terima. Setelah salinan diserahkan, Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota menerima penggantian biaya penggandaan salinan dokumen tersebut.

Penunjuk Jalan

Penunjuk jalan kegiatan SSGBI Tahun 2019 diutamakan adalah pengawas atau pencacah Susenas Maret 2019 yang bertugas di wilayah tersebut. Apabila tidak memungkinkan, penunjuk jalan dapat berasal dari warga setempat yang tinggal di wilayah blok sensus sampel dan mengetahui kondisi wilayah tersebut.

Tugas dan tanggung jawab penunjuk jalan adalah sebagai berikut:

1. Menunjukkan lokasi rumah tangga sampel Susenas Maret 2019 kepada tim enumerator SSGBI Tahun 2019;

2. Bekerja sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

2.3.2 Tugas dan Tanggung Jawab di Balitbangkes Kementerian Kesehatan

Berikut adalah tugas dan tanggung jawab penanggung jawab terkait Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 di lingkungan Balitbangkes.

Tim Pengarah

Tim Pengarah yang terdiri dari Eselon II di lingkungan Balitbangkes, Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS, dan Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei BPS memiliki tugas dan tanggung jawab terkait penetapan kebijakan dan metode pelaksanaan sampai dengan tahap pelaporan SSGBI Tahun 2019.

Penanggung Jawab Riset

Penanggung Jawab Riset yaitu Kepala Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat memiliki tanggung jawab menjaga kaidah ilmiah dari SSGBI Tahun 2019. Selain itu, Penanggung Jawab Riset juga bertugas memimpin pelaksanaan pengumpulan data sampai dengan melaporkan hasil SSGBI Tahun 2019.

(27)

Ketua Pelaksana Penelitian

Ketua Pelaksana Penelitian yang terdiri dari peneliti aktif di Puslitbang bertugas memimpin proses persiapan, koordinasi manajemen, sampai dengan melaporkan hasil riset kepada Penanggung Jawab Riset, Tim Penasehat, dan Tim Pengarah.

Tim Teknis

Tim Teknis yang terdiri dari para peneliti Balitbangkes dengan spesifikasi keahlian dan penguasaan bidang gizi memiliki tanggung jawab teknis dalam pelaksanaan SSGBI Tahun 2019 mulai dari persiapan (penyusunan proposal, protokol, kuesioner, dll) sampai dengan tahap analisis dan diseminasi hasil SSGBI Tahun 2019.

Tim Manajemen Data

Tim Manajemen Data (Mandat) yang terdiri dari peneliti dan staf Balitbangkes bertugas mengelola data sampai data siap untuk dianalisis. Tugas dan tanggung jawab Tim Mandat juga termasuk membuat program entri, web laporan kemajuan data, serta menyusun dummy table untuk keperluan analisis.

Tim Manajemen

Tim Manajemen terdiri dari para pejabat dan staf struktural di Balitbangkes. Tugas dan tanggung jawab Tim Manajemen adalah mengoordinasikan dan melakukan kegiatan manajemen dan administrasi SSGBI Tahun 2019, menyelenggarakan Workshop PJT Provinsi dan Enumerator SSGBI Tahun 2019, sampai dengan diseminasi hasil SSGBI Tahun 2019.

PJT Provinsi

PJT Provinsi berasal dari fungsional peneliti di Balitbangkes, dosen/akademisi, atau yang telah memiliki pengalaman mengikuti Riskesdas yang diselenggarakan oleh Balitbangkes. PJT Provinsi bertanggung jawab terhadap aspek teknis dan manajemen pelaksanaan SSGBI Tahun 2019 di masing-masing provinsi. PJT Provinsi berperan sebagai koordinator, rujukan substansi, dan manajemen umum untuk seluruh kabupaten/kota di provinsi terkait sampai dengan kegiatan

(28)

Terkait dengan koordinasi dengan BPS, PJT Provinsi bersama BPS Provinsi/Kabupaten/Kota mengidentifikasi daerah sulit dan melaporkannya kepada Tim Manajemen untuk mendapat perlakuan khusus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. PTJ Provinsi dan BPS Provinsi juga melakukan koordinasi terkait penyelenggaraan Workshop Enumerator SSGBI Tahun 2019

Staf Administrasi dan Logistik

Staf Administrasi dan Logistik (SAL) bertanggungjawab terhadap pengelolaan administrasi, keuangan, dan logistik di tingkat provinsi. SAL juga melakukan koordinasi dan kerja sama dengan PJT Provinsi dalam menetapkan tempat workshop serta berkoordinasi dengan Tim Manajemen terkait penentuan tanggal workshop enumerator untuk memastikan ketersediaan logistik.

Koordinator Lapangan Kabupaten/Kota

Koordinator Lapangan Kabupaten/Kota adalah Penanggung Jawab Gizi yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Tugas dan tanggung jawab Koordinator Lapangan Kabupaten/Kota adalah mengkoordinir pelaksanaan SSGBI Tahun 2019 di kabupaten/kota.

Koordinator Lapangan Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan BPS Kabupaten/Kota terkait serah terima dokumen pendukung pelaksanaan lapangan SSGBI Tahun 2019. Proses serah terima disertai dengan Berita Acara Serah Terima. Setelah Koordinator Lapangan Kabupaten/Kota menerima dokumen, Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota menerima penggantian biaya penggandaan salinan dokumen tersebut.

Tim Enumerator SSGBI Tahun 2019

Tugas dan tanggung jawab koordinator/ketua tim adalah memimpin pengumpulan data SSGBI Tahun 2019 di lapangan dan berkoordinasi baik dengan Koordinator Lapangan Kabupaten/Kota maupun PJT Provinsi. Selain ikut melakukan pengumpulan data bersama anggota tim, koordinator/ketua tim juga bertugas memeriksa hasil pencacahan SSGBI Tahun 2019 (termasuk editing dan coding).

Tugas dan tanggung jawab enumerator sebagai pewawancara adalah melakukan wawancara dan pengukuran sesuai dengan SOP kemudian memeriksa

(29)

hasil wawancara tersebut. Enumerator juga bertugas untuk melakukan entry data dan mengirimkan hasil entri tersebut kepada Tim Mandat pusat.

(30)

BAB 3

PELAKSANAAN INTEGRASI SUSENAS MARET 2019

DAN SSGBI TAHUN 2019

Pelaksanaan integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 terdiri dari tiga tahap, yaitu koordinasi BPS-Balitbangkes, persiapan lapangan, dan kegiatan lapangan. Kegiatan koordinasi mencakup rapat koordinasi di tingkat pusat dan daerah. Kegiatan persiapan lapangan mencakup koordinasi di tingkat kabupaten/kota dan penyerahan salinan beberapa dokumen Susenas Maret 2019. Adapun kegiatan lapangan mencakup seluruh proses kegiatan pengumpulan data SSGBI Tahun 2019.

3.1 Koordinasi BPS-Balitbangkes

3.1.1 Koordinasi Tingkat Pusat

Dalam rangka memperkuat kerja sama dan koordinasi antara BPS dan Balitbangkes dalam penyelenggaraan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019, Balitbangkes mengundang pihak BPS beserta jajarannya yang relevan pada workshop PJT Provinsi SSGBI Tahun 2019. Jajaran BPS yang dimaksud mencakup unit-unit kerja BPS sebagai berikut:

1. Kedeputian Bidang Statistik Sosial;

2. Kedeputian Bidang Metodologi dan Informasi Statistik; 3. Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat;

4. Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei; 5. Subdirektorat Statistik Rumah Tangga;

6. Subdirektorat Statistik Kesehatan dan Perumahan; 7. Subdirektorat Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial; 8. Subdirektorat Pengembangan Desain Sensus dan Survei; 9. Subdirektorat Pengembangan Kerangka Sampel.

(31)

Workshop yang dilaksanakan selama 4 (empat) hari ini diikuti oleh seluruh PJT Provinsi, Tim Teknis, Tim Manajemen (logistik, administrasi, dan pejabat struktural) SSGBI Tahun 2019. Workshop ini bertujuan untuk menyamakan persepsi seluruh peserta terkait instrumen pengumpulan data, pelaksanaan administrasi, dan logistik di lapangan, serta peningkatan kemampuan dalam pengukuran antropometri.

Output yang diharapkan dari workshop PJT Provinsi adalah sebagai berikut: 1. Adanya kerjasama yang erat, integrasi dan koordinasi dengan BPS mulai dari

pusat hingga daerah;

2. Koordinasi antara PJT Provinsi dengan Tim Manajemen mengenai logistik pengumpulan data di tingkat provinsi serta kelengkapan berkas administrasi; 3. PJT Provinsi memiliki kemampuan dan keterampilan yang mumpuni dalam hal

instrumen dan hal teknis lainnya (kuesioner dan penggunaan peralatan antropometri dalam penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan); 4. PJT Provinsi siap dan mampu mengajar/menyampaikan materi pada workshop

enumerator;

5. PJT Provinsi siap dan mampu melakukan pendampingan pada enumerator saat pengumpulan data.

3.1.2 Koordinasi Tingkat Daerah

Salah satu wadah pelaksanaan koordinasi di tingkat daerah adalah pada saat Workshop Enumerator SSGBI Tahun 2019 yang diselenggarakan di masing-masing provinsi. Workshop ini diselenggarakan selama 4 (empat) hari. Selain diikuti oleh seluruh enumerator SSGBI Tahun 2019, workshop ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas beserta seorang staf dari Dinas Kesehatan Provinsi, Tim Manajemen SSGBI Tahun 2019 pusat, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota beserta Koordinator Lapangan Kabupaten/Kota, serta PJT Provinsi. Pada workshop ini, Balitbangkes juga mengundang BPS dengan jajaran-jajarannya yang relevan antara lain:

1. Kepala BPS Provinsi;

2. Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi; 3. Kepala BPS Kabupaten/Kota;

(32)

PJT Provinsi beserta Tim Manajemen SSGBI Tahun 2019 di tingkat provinsi melakukan koordinasi dengan Koordinator Provinsi (Kepala Dinas Kesehatan dan staf) beserta BPS tingkat provinsi dalam mempersiapkan Workshop Enumerator SSGBI Tahun 2019. Terkait pelaksanaan workshop ini, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh Dinas Kesehatan dan BPS Provinsi/Kabupaten/Kota, yaitu: 1. Terpilihnya enumerator sesuai persyaratan yang telah ditentukan;

2. Kelengkapan workshop baik saat praktek di dalam kelas (balita sebagai praktek pengukuran berat dan tinggi badan di kelas) maupun di lapangan (blok sensus lokasi praktek lapang saat workshop beserta kelengkapannya seperti contoh daftar VSEN19.DSRT, VSEN19.K Blok I-Blok IV, dan peta BS serta penunjuk jalan); 3. Ketersediaan logistik workshop dan pengumpulan data berupa instrumen

(pedoman, kuesioner, dan peralatan antropometri) di provinsi.

Dalam rangka persiapan pelaksanaan Workshop Enumerator SSGBI Tahun 2019, PJT Provinsi bertugas melakukan koordinasi dengan BPS Provinsi terkait pembagian materi dan teknis pelaksanaan workshop. Hal ini disebabkan pada workshop enumerator ini, narasumber dari BPS Provinsi akan memberikan penjelasan terkait konsep dan definisi rumah tangga serta karakteristik dasar anggota rumah tangga. Langkah ini ditempuh untuk memastikan adanya kesamaan penerapan konsep antara Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019. PJT Provinsi juga bertugas melakukan koordinasi dengan BPS Provinsi terkait persiapan blok sensus dan rumah tangga sampel untuk praktek lapangan, serta alur penyerahan dokumen pendukung yang digunakan dalam pelaksanaan lapangan SSGBI Tahun 2019 (Rancangan Jadwal Workshop Enumerator SSGBI Tahun 2019 disajikan pada Tabel 3.1).

Pada kegiatan Workshop Enumerator SSGBI Tahun 2019 juga dilakukan koordinasi antara Koordinator Lapangan SSGBI Tahun 2019 dengan Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah tugasnya. Keduanya berkoordinasi dalam menyusun matriks pengumpulan data SSGBI Tahun 2019, termasuk juga jadwal penyerahan dokumen yang dibutuhkan dalam pelaksanaan lapangan SSGBI Tahun 2019.

Output yang diharapkan dari Workshop Enumerator SSGBI Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

(33)

1. Terbentuknya tim pengumpul data yang jujur, memiliki integritas, dan kemampuan/ketrampilan yang baik serta solid dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya;

2. Susunan masing-masing tim enumerator SSGBI Tahun 2019 sesuai kombinasi kemampuan, komposisi jenis kelamin dan latar belakang pendidikan;

3. Identifikasi kekuatan setiap tim enumerator SSGBI Tahun 2019; 4. Informasi sebaran blok sensus pada wilayah pengumpulan data;

5. Pembagian beban kerja (blok sensus sampel) untuk masing-masing tim enumerator SSGBI Tahun 2019;

6. Identifikasi daerah sulit/terpencil, ataupun jarak antar blok sensus yang jauh, serta peraturan daerah yang mengatur besarnya biaya transportasi ke dan dari daerah sulit tersebut;

7. Identifikasi berbagai potensi masalah di blok sensus sampel terpilih;

8. Melakukan koordinasi dengan Koordinator Lapangan Kabupaten/Kota untuk persiapan perijinan untuk kegiatan pengumpulan data;

9. Melakukan koordinasi dengan Koordinator Lapangan Kabupaten/Kota untuk menyusun mekanisme distribusi logistik pengumpulan data (kuesioner dan alat ukur) serta mekanisme pengiriman kembali kuesioner hasil pengumpulan data ke pusat;

10. Melakukan koordinasi mengenai jadwal serah terima salinan VSEN19.DSRT, peta blok sensus, dan VSEN19.K Blok I-Blok.

Tabel 3.1

Rancangan Jadwal Workshop Enumerator SSGBI Tahun 2019

Hari Waktu Kegiatan Narasumber Keterangan

[1] [2] [3] [4] [5] I 12.00-14.30 Registrasi Panitia 14.30-15.00 Pre test 15.00-15.30 Pembukaan • Balitbangkes • BPS • Pembukaan dan Sambutan oleh Kepala Puslitbang Ukesmas • Pembukaan oleh Kepala BPS Provinsi

(34)

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Hari Waktu Kegiatan Narasumber Keterangan

[1] [2] [3] [4] [5]

15.30-16.00 Penjelasan Umum SSGBI Tahun 2019 dan Etik Penelitian

Balitbangkes Struktural 16.00-16.30 Metode Integrasi

Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019

BPS

16.30-17.00 Organisasi Lapangan Balitbangkes PJT Provinsi 17.00-19.00 Rehat

19.00-20.00 Teknik Wawancara Balitbangkes II 08.00-09.00 • Penjelasan VSEN19.K Blok I-Blok IV • Penjelasan Cara Membaca Geo Location BPS

09.00-09.30 Penjelasan Blok I-Blok IV Balitbangkes 09.30-10.00 Penjelasan Kuesioner Antropometri Balitbangkes 10.00-10.15 Rehat 10.15-11.45 Pengukuran Antropometri Balitbangkes 11.45-13.00 Rehat 13.00-15.00 Praktek Pengukuran pada Bayi dan Balita

Balitbangkes Menghadirkan 5 Live Respondents (2 Bayi dan 3 Balita) yang Disiapkan oleh BPS dan Balitbangkes 15.00-16.00 Penilaian Kualitas Hasil

Pengukuran

Antropometri (Presisi dan Akurasi)

Balitbangkes

16.00-16.15 Rehat

16.15-17.00 Penjelasan dan Praktik CAPI dan GPS

Balitbangkes 17.00-17.30 Persiapan Praktek

Lapangan 17.30-19.00 Rehat

19.00-21.30 Penilaian Kualitas Hasil Pengukuran

(35)

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Hari Waktu Kegiatan Narasumber Keterangan

[1] [2] [3] [4] [5]

Antropometri (Presisi dan Akurasi)

III 08.00-12.00 Praktek Lapangan • Tim

Manajemen • Tim Teknis • PJT Provinsi • BPS

• Persiapan Alat dan Transportasi Menuju Lokasi • Contoh daftar VSEN19.DSRT dan VSEN19.K Blok I-Blok IV Disiapkan oleh Balitbangkes dan BPS Minimal 1 Hari Sebelum Praktek Lapangan • Penunjuk Jalan adalah Petugas Susenas dari BPS 12.00-13.00 Rehat 13.00-14.00 Pembahasan Hasil Praktek Lapangan • Balitbangkes • BPS • PJT Provinsi • Tim Manajemen • Tim Teknis 14.00-15.30 Koordinasi antara Kepala

Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota dan Koordinator Lapangan SSGBI Tahun 2019 15.30-16.00 Rehat

16.00-selesai Post test

IV 08.00-09.00 Penjelasan Administrasi Keuangan

09.00-10.00 Pembagian dan Pemeriksaan Dokumen dan Peralatan yang Dibagikan kepada Setiap Tim Enumerator SSGBI Tahun 2019

(36)

3.2 Persiapan Lapangan

3.2.1 Koordinasi Persiapan Lapangan di Tingkat Kabupaten/Kota

Koordinasi di tingkat kabupaten/kota dilakukan setelah enumerator SSGBI Tahun 2019 mengikuti Workshop Enumerator SSGBI Tahun 2019 dan pelaksanaan pencacahan Susenas Maret 2019 berakhir. Koordinasi dilakukan di Kantor BPS Kabupaten/Kota pada waktu yang ditentukan sesuai komitmen dan kesepakatan bersama saat Workshop Enumerator SSGBI Tahun 2019.

Pada kegiatan ini dilakukan koordinasi dan dihasilkan kesepakatan strategi pengumpulan data berupa jadwal dan perjalanan tim enumerator SSGBI Tahun 2019 terkait perpindahan blok sensus pada seluruh blok sensus yang menjadi tanggungjawabnya di tiap kabupaten/kota. Selain itu juga dilakukan penyerahan dokumen pendukung pelaksanaan lapangan SSGBI Tahun 2019 dan daftar nama beserta nomor kontak petugas Susenas Maret 2019 yang menjadi petunjuk jalan SSGBI Tahun 2019. Jika petugas Susenas Maret 2019 berhalangan pada saat jadwal pengumpulan data SSGBI Tahun 2019, maka BPS Kabupaten/Kota dapat menunjuk petugas lain sebagai petunjuk jalan.

3.2.2 Penyerahan Dokumen Susenas Maret 2019 untuk Pelaksanaan Lapangan SSGBI Tahun 2019

Sebelum pelaksanaan lapangan SSGBI Tahun 2019, BPS Kabupaten/Kota akan menyerahkan beberapa dokumen yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan lapangan SSGBI Tahun 2019. Proses penyerahan dokumen dilakukan di kantor BPS Kabupaten/Kota setelah periode pencacahan Susenas Maret 2019 berakhir. Dokumen diserahkan oleh Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota kepada Koordinator Lapangan SSGBI Tahun 2019 dengan disertai Berita Acara Serah Terima. Selanjutnya, Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota akan menerima biaya penggandaan dari dokumen tersebut.

Adapun dokumen yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Salinan Daftar Sampel Rumah Tangga (VSEN19.DSRT)

Dokumen ini berisi nama-nama rumah tangga sampel Susenas Maret 2019 dalam satu blok sensus sampel.

(37)

Peta ini menggambarkan batas-batas blok sensus sampel yang dapat mempermudah pencarian lokasi rumah tangga sampel Susenas Maret 2019. 3. Salinan VSEN19.K Blok I-Blok IV

Dokumen ini merupakan hasil copy dari VSEN19.K Blok I-Blok IV yang telah diperiksa kebenaran isian jawabannya oleh pengawas Susenas Maret 2019.

3.3 Pelaksanaan Lapangan Integrasi Susenas Maret 2019 dan

SSGBI Tahun 2019

Dalam pelaksanaan lapangan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019, petugas Susenas Maret 2019 yang terdiri atas pencacah dan pengawas melakukan rangkaian kegiatan pengumpulan data Susenas Maret 2019 sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan dalam buku pedoman Susenas Maret 2019. Tahapan pelaksanaan Susenas Maret 2019 adalah pemutakhiran muatan blok sensus, penarikan sampel rumah tangga dan dilanjutkan dengan pencacahan rumah tangga sampel Susenas Maret 2019. Terkait dengan integrasi, setelah pencacah Susenas Maret 2019 melakukan pencacahan rumah tangga sampel, pencacah memberikan informasi kepada rumah tangga bahwa rumah tangga tersebut akan dikunjungi oleh tim enumerator SSGBI Tahun 2019.

Sama halnya dengan pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2018 dan Riskesdas Tahun 2018, pada saat pengumpulan data SSGBI Tahun 2019, petugas dari BPS (diutamakan petugas Susenas Maret 2019) juga bertindak sebagai penunjuk jalan. Beberapa hal penting terkait penunjuk jalan adalah sebagai berikut: 1. Dalam pelaksanaan pengumpulan data di lapangan, baik tim enumerator SSGBI Tahun 2019 maupun penunjuk jalan diharuskan memenuhi jadwal yang terdapat dalam matriks pengumpulan data yang sebelumnya telah disusun dan disepakati.

2. Apabila terdapat suatu hal yang menyebabkan penunjuk jalan ataupun tim enumerator SSGBI Tahun 2019 tidak dapat memenuhi jadwal tersebut, pihak yang berhalangan diwajibkan memberikan informasi kepada pihak lainnya. 3. Penunjuk jalan bertugas menunjukkan lokasi seluruh rumah tangga sampel

SSGBI Tahun 2019 yang berada pada wilayah tugasnya, dimana rumah tangga sampel SSGBI Tahun 2019 sebelumnya telah dicacah dengan kuesioner Susenas Maret 2019.

(38)

4. Setelah menyelesaikan tugasnya, penunjuk jalan akan menerima honor untuk masing-masing blok sensus dengan anggaran yang berasal dari Balitbangkes.

Berikut adalah prosedur pengumpulan dan pengolahan data SSGBI Tahun 2019:

1. Pengumpulan data dimulai dengan permohonan ijin kepada pamong setempat. Tim enumerator SSGBI Tahun 2019 juga menyelesaikan berkas administrasi yang memerlukan tanda tangan serta stempel dari pamong setempat.

2. Berdasarkan hasil dari pencacahan Susenas Maret 2019, tim enumerator SSGBI Tahun 2019 akan mengunjungi 10 rumah tangga sampel Susenas Maret 2019 pada blok sensus terpilih yang telah ditunjukkan oleh penunjuk jalan.

3. Tim enumerator SSGBI Tahun 2019 melakukan konfirmasi kepada 10 rumah tangga sampel Susenas Maret 2019 untuk mengidentifikasi apakah rumah tangga sampel benar memiliki balita sesuai kategori ataukah ada balita baru dalam rumah tangga sampel, baik karena baru dilahirkan ataupun baru pindah ke rumah tangga tersebut.

4. Wawancara dilakukan oleh tim enumerator SSGBI Tahun 2019 hanya pada rumah tangga sampel Susenas Maret 2019 yang memiliki balita. Balita yang ditemui selanjutnya akan dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi/panjang badan.

5. Setelah pengumpulan data di blok sensus terpilih dilaksanakan oleh tim enumerator SSGBI Tahun 2019, satu orang enumerator melakukan pengecekan isian kuesioner hasil wawancara dengan melihat kelengkapan jawaban dan melakukan pemeriksaan pada kode jawaban. Enumerator lainnya melakukan entry data dari kuesioner yang telah diperiksa isiannya.

6. Susunan anggota rumah tangga pada dokumen SSGBI Tahun 2019 harus sesuai dengan susunan yang tercantum pada salinan VSEN19.K Blok IV rincian 401 dan 402.

a. Jika terdapat anggota rumah tangga yang pindah/meninggal, anggota rumah tangga tersebut tetap harus ditulis sesuai dengan urutan yang tercantum pada salinan VSEN19.K Blok IV.

b. Jika terdapat penambahan anggota rumah tangga yaitu bayi lahir (sesuai ketentuan yang berlaku), tuliskan anggota rumah tangga tersebut pada nomor berikutnya setelah nomor urut terakhir yang berisi nama-nama yang berasal dari Salinan VSEN19.K Blok IV.

(39)

c. Urutan anggota rumah tangga harus sama persis dengan Susenas Maret 2019 karena nomor urut anggota rumah tangga digunakan sebagai variabel kunci dalam proses penggabungan data Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019.

7. Terkait dengan isian pada salinan VSEN19.K Blok I-Blok IV, apabila terdapat perubahan jumlah anggota rumah tangga pada rumah tangga sampel Susenas Maret 2019 ataupun responden memberikan keterangan hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, tanggal lahir, ataupun umur yang berbeda pada tim enumerator SSGBI Tahun 2019, petugas Susenas Maret tidak perlu memperbaiki isian kuesioner Susenas Maret 2019.

8. Tim enumerator SSGBI Tahun 2019 hendaknya melakukan probing dan pengecekan kembali jika ditemui adanya perbedaan nama responden. Probing yang dapat dilakukan antara lain dengan menanyakan nama panggilan, pemeriksaan kembali ejaan nama atau informasi lain seperti jenis kelamin dan umur.

9. Data yang telah dientri dikirimkan ke PJT Provinsi untuk diperiksa apakah data yang dikirimkan sudah sesuai ataukah terdapat hal yang perlu dikonfirmasi dan diklarifikasi. Apabila PJT Provinsi merasa sudah cukup memadai, maka data akan dikirimkan kepada Tim Mandat.

10. Tim Mandat akan memberikan respon jika data telah diterima. Selanjutnya Tim Mandat akan memberikan informasi jika terdapat hal yang perlu dikonfirmasi dan diklarifikasi kepada PJT Provinsi. Selanjutnya PJT Provinsi akan melakukan klarifikasi ataupun konfirmasi kepada tim enumerator SSGBI Tahun 2019 dan melaporkannya ke Tim Mandat

Pada pelaksanaan lapangan SSGBI Tahun 2019, dilakukan pendampingan dan supervisi secara berlapis oleh Koordinator Lapangan Kabupaten/Kota, PJT Provinsi, dan Tim Teknis. Hal ini dilakukan untuk memastikan pengumpulan data dilaksanakan hingga selesai dan sesuai prosedur yang berlaku. Tatacara pendampingan dan supervisi melalui beberapa cara yaitu :

1. Mengikuti pergerakan tim enumerator SSGBI Tahun 2019 dan menilai tata cara pengumpulan data yang dilakukan apakah telah sesuai prosedur baku yang telah ditetapkan atau masih terdapat kesalahan yang dilakukan;

(40)

2. Mengikuti proses pengumpulan data dan menelaah kuesioner yang telah dikerjakan oleh tim enumerator SSGBI Tahun 2019, yaitu apakah masih ditemui kekeliruan atau tidak.

3. Membimbing dan memberikan alternatif solusi bagi setiap permasalahan yang dijumpai oleh tim enumerator SSGBI Tahun 2019 di lapangan pada saat pengumpulan data;

4. Pendampingan dilakukan tidak hanya melalui pertemuan langsung dengan tim enumerator SSGBI Tahun 2019, akan tetapi juga dapat dilakukan dengan via saluran komunikasi lain seperti group chat ataupun melalui pembicaraan telepon.

5. Mengevaluasi tim enumerator SSGBI Tahun 2019 mengenai kelemahan dan hal yang perlu diperbaiki terkait proses pengumpulan data, pencatatan, dan entri data.

6. Pengawasan lapangan SSGBI Tahun 2019 yang dilakukan oleh pihak ketiga diluar BPS dan Balitbangkes harus memperoleh persetujuan baik dari BPS maupun Balitbangkes.

(41)
(42)

BAB 4

PENUTUP

Berkaca dari keberhasilan Integrasi Susenas Maret 2018 dan Riskesdas Tahun 2018 membuktikan bahwa perwujudan One Data khususnya di bidang kesehatan di Indonesia bukanlah hal yang tidak mungkin. Dengan meneruskan semangat tersebut, pada tahun 2019 BPS bersama dengan Kementerian Kesehatan yang dalam hal ini diwakili oleh Balitbangkes akan menyelenggarakan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019.

SSGBI yang dicanangkan akan diselenggarakan mulai tahun 2019 sampai dengan 2021 ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran status gizi balita di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Indikator penting yang dihasilkan melalui kegiatan ini adalah indikator terkait stunting. Melalui kegiatan integrasi, ketersediaan data stunting di Indonesia akan terjaga keberlanjutannya.

Dengan adanya Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019, analisis data terkait stunting dapat dilakukan menurut berbagai karakteristik sosial ekonomi yang dihasilkan melalui Susenas Maret 2019. Hal ini tentu akan memudahkan evaluasi berbagai kebijakan dan program pemerintah dalam usaha penurunan prevalensi stunting di Indonesia.

Mengingat pentingnya Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 ini, dibutuhkan suatu panduan untuk memastikan kegiatan berjalan lancar dan diperoleh hasil yang diharapkan. Buku ini memberikan panduan terkait mekanisme pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 sampai pada tahap pelaksanaan lapangan.

Rangkaian kegiatan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 baru memasuki tahapan awal. Masih dibutuhkan kerjasama dan pengawasan dari berbagai pihak agar integrasi ini mencapai hasil yang diinginkan, yaitu data yang berkualitas. Data yang menggambarkan kondisi sebenarnya di masyarakat. Data yang dapat dipakai sebagai bahan evaluasi maupun perencanaan berbagai kebijakan di masa depan.

(43)
(44)
(45)
(46)

Lampiran 1 Dokumen VSEN19.DSBS

(47)

Lampiran 2 Dokumen VSEN19.P

-1

(48)
(49)

Lampiran 3

(50)

Lampiran 4 Dokumen VSEN19.DSRT

-1

(51)
(52)

Lampiran 5 Dokumen VSEN19.K

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)

Lampiran 6

(79)
(80)

Lampiran 7

(81)
(82)

Gambar

Gambar 2.1  Organisasi Lapangan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun  2019
Gambar 2.2  Struktur Organisasi SSGBI Tahun 2019 di Balitbangkes Kementerian  Kesehatan

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat 5 tombol dalam form ini, yaitu tambah untuk menambahkan data perpindahan baru, edit untuk merubah data yang sudah ada jika ada kesalahan, hapus untuk menghapus

Guru B mampu menyusun penilaian tes uraian sebesar 55% dan penilaian proyek dengan kemampuan penyusunan 25%, sedangkan penilaian yang belum mampu disusun dalam

Dimensi punch-dies tergantung pada karakteristik springback material benda kerja sehingga geometri punch-dies yang telah diketahui harus ditambahkan dengan 3.515 mm (harga

C. PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA Flora dan fauna di Indonesia memiliki keanekaragaman yang besar dan persebaran yang tidak merata. Berdasarkan sejarah

Sludge recovery tank adalah suatu tempat pemisahan minyak dengan  sludge dan sebagai tempat pengutipan minyak dari  fat fit . Heavy pashe yang dikirim dari fat fit masih ada

Swasembada pangan umumnya merupakan capaian peningkatan ketersediaan pangan dengan wilayah nasional, sedangkan ketahanan pangan lebih mengutamakan akses setiap individu

Dengan metode lisan ini pasien bisa leluasa menanyakan kepada Apoteker untuk pemilihan obat yang tepat dan aman berkaitan dengan penyakit yang diderita,

Berdasarkan uraian diatas maka diadakan penelitian dengan judul “Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Keselamatan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat di Terminal