Menimbang
Mengingat
BUPATI MUSI BANYUASIN
PROVINSI SUMATERA SELATAN
PERATURANBUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR ~, TAHUN 2020
TENTANG
TATACARA PEMBERIAN PENGURANGANPAJAK BUMI DAN BANGUNANPERDESAAN DAN PERKOTAAN
DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN,
bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 24 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pemberian Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
1. Undang -Undang Nomor 28 Tahun 1959 ten tang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
182 1);
2. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049)
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diu bah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Republik Indonesia 5679);
4. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin, sebagaimana diu bah dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin (Lembaran Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2019 Nomor 2);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2016 Ketentuan Umum dan Tata Cara Pemungutan Pajak (Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 244);
tentang Daerah Nomor
2. Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (Lembaran Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2011 Nomor 81);
3. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 ten tang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin (Lembaran Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 Nomor 9);
4. Peraturan Bupati Nomor 83 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Musi Banyuasin (Berita Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 Nomor 93);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN.
BAB 1
KETENTUANUMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : I. Daerah adalah Kabupaten Musi Banyuasin. 2. Bupati adalah Bupati Musi Banyuasin.
3. Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Badan adalah Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Musi Banyuasin.
4. Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah selanjutnya disebut Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Musi Banyuasin.
5. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disingkat PBB P2 adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan pertambangan.
6. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
7. Nomor Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disingkat NOP adalah nomor identitas objek pajak Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang bersifat unik, tetap dan standar.
8. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, yang selanjutnya disingkat SPPT PBB P2, adalah surat yang digunakan untuk memberitahukan besarnya pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang kepada Wajib Pajak.
9. Surat Ketetapan Pajak Daerah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disingkat SKPD PBB P2, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang.
10. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut dengan Pengurangan adalah pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang.
11. Surat Tagihan Pajak Daerah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan,yang selanjutnya disingkat STPD PBB P2 adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.
12. Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Surat Tagihan Pajak Daerah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Surat Keputusan Pembetulan, atau Surat Keputusan Keberatan.
BAB 11
PEMBERIANPENGURANGANPBB P2 Pasal2
Pengurangan dapat diberikan dalam hal:
(1) Kondisi tertentu kemampuan membayar Wajib Pajak a. Wajib Pajak orang pribadi meliputi :
1. objek pajak yang Wajib Pajaknya orang pribadi veteran pejuang kemerdekaan, veteran pembela kemerdekaan, penerima tanda jasa bintang gerilya, atau janda/dudanya yang kemampuan ekonomi lemah;
2. objek pajak berupa lahan pertanian/ perkebunan/ perikanan/ peternakan yang hasilnya sangat terbatas yang Wajib Pajaknya orang pribadi yang berpenghasilan rendah;
3. objek pajak yang Wajib Pajaknya orang pribadi yang penghasilannya semata-mata berasal dari pensiunan, sehingga kewajiban pembayaran pajaknya sulit dipenuhi;
4. objek pajak yang Wajib Pajaknya orang pribadi yang berpenghasilan rendah, sehingga kewajiban pembayaran pajaknya sulit dipenuhi; dan/atau
5. objek pajak yang Wajib Pajaknya orang pribadi yang berpenghasilan rendah yang Nilai Jual Objek Pajak per meter perseginya meningkat akibat perubahan lingkungan dan dampak positif pembangunan.
b. Wajib Pajak badan meliputi:
Objek pajak yang Wajib Pajak-nya adalah Wajib Pajak badan yang mengalami kerugian dan kesulitan likuiditas pada Tahun Pajak sebelumnya sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban rutin.
(2) Kondisi tertentu Objek Pajak dalam hal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa dengan penjelasan sebagai berikut:
a. bencana alam sebagaimana adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
b. Sebab lain yang luar biasa meliputi kebakaran dan bangunan ambruk.
Pasal3
(1) Pengurangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat diberikan berdasarkan permohonan Wajib Pajak.
(2) Permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan secara:
a. perseorangan, untuk PBB P2 yang terutang yang tercantum dalam SKPD PBB P2; atau
b. kolektif, untuk PBB P2 yang terutang yang tercantum dalam SPPT PBB P2.
(3) Permohonan pengurangan secara kolektif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diajukan:
a. sebelum SPPT PSS P2 diterbitkan dalam hal kondisi tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a angka 1 huruf a) dengan PSS P2 yang terutang paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah); atau b. setelah SPPT PSS P2 diterbitkan dalam hal:
1) kondisi tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a angka 1 dengan PSS P2 yang terutang paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
2) kondisi tertentu, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a angka 2, angka 3, angka 4, atau angka 5, dengan PSS P2 yang terutang paling banyak Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah); atau 3) objek pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dengan PSS
P2 yang terutang paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Pasal4
(1) Pengurangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan kepada Wajib Pajak atas PSS P2 terutang yang tercantum dalam SPPT PSS P2 dan/atau SKPD PSS P2.
(2) SKPD PSS P2 yang dimaksud dalam peraturan Supati ini berupa SPPT PSS P2.
(3) PSS-P2 terutang yang terutang yang tercantum dalam SKPD PSS P2 sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) adalah pokok pajak ditambah dengan denda administrasi.
(4) SKPD PSS P2 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah diberikan Pengurangan tidak dapat dimintakan pengurangan denda administrasi.
Bagian Kesatu Besaran Pengurangan
Pasal5
Besarnya pengurangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat diberikan : a. sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari PBB P2 yang terutang dalam hal
kondisi tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a angka
1.,
b. sebesar paling tinggi 75% (tujuh puluh lima persen) dari PBB P2 yang terutang dalam hal kondisi tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a angka 2, angka 3, angka 4, dan/atau angka 5, atau Pasal 2 ayat (1) huruf b;
c. sebesar paling tinggi 100% (seratus persen) dari PBB P2 yang terutang dalam hal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa dengan mempertimbangkan kondisi objek pajak PBB P2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2);
Bagian Kedua
Syarat Pengajuan Permohonan Pengurangan
Pasal6
(1) Permohonan pengurangan yang diajukan secara perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a harus memenuhi persyaratan:
a. setiap permohonan untuk 1 (satu) SPPT PBB P2 at au SKPD PBB P2; b. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mencantumkan
besarnya persentase pengurangan yang dimohon disertai alasan yang jelas,
c. diajukan kepada Bupati melalui Kepala Badan;
d. dilampiri fotokopi SPPT PBB P2 atau SKPD PBB P2 yang dimohonkan pengurangan;
e. surat permohonan ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak berlaku ketentuan sebagai berikut:
I. surat permohonan harus dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus, untuk:
a) Wajib Pajak Badan; atau
b) Wajib Pajak orang pribadi dengan PBB P2 yang terutang lebih dari Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) dan bermaterai minimal Rp. 6.000;
2. Surat permohonan harus dilampiri dengan Surat Kuasa, untuk Wajib Pajak orang pribadi dengan PBB yang terutang paling banyak Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah);
f. permohonan diajukan:
1. dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya SPPT dan SKPD PBB P2 pada Pasal 2 ayat (1) huruf a dan huruf b; 2. dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal terjadinya
bencana alam at au sejak tanggal terjadinya sebab lain yang luar biasa, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2);
g. belum pernah dan/atau tidak diajukan keberatan atas SPPT PBB P2 at au SKPD PBB P2 yang dimohonkan pengurangan sebelumnya, atau dalam hal diajukan keberatan telah diterbitkan Surat Keputusan Keberatan dan atas Surat Keputusan Keberatan dimaksud tidak diajukan Banding.
(2) Permohonan pengurangan yang diajukan secara kolektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b harus memenu hi persyaratan:
a. setiap permohonan untuk beberapa objek pajak dengan Tahun Pajak yang sarna;
b. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mencantumkan besarnya persentase pengurangan yang dimohonkan disertai alasan yang jelas;
(3) Permohonan Pengurangan yang diajukan secara kolektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b harus memenuhi persyaratan:
b. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mencantumkan besarnya persentase pengurangan yang dimohonkan disertai alasan yang jelas;
c. diajukan kepada Bupati melalui Lurah/Kepala Desa setempat, untuk pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b angka 2 dan objek pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b angka 3;
d. dilampiri SPPT PBB P2 asli tahun berjalan yang dimohonkan pengurangan;
e. permohonan diajukan:
1. dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya SPPT PBB P2;
2. dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal terjadinya bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2); atau 3. dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal terjadinya
sebab lain yang luar biasa.
f. belum pernah dan/atau tidak diajukan keberatan atas SPPT PBB P2 atau SKPD PBB P2 yang dimohonkan pengurangan sebelumnya, atau dalam hal diajukan keberatan telah diterbitkan Surat Keputusan Keberatan dan atas Surat Keputusan Keberatan dimaksud tidak diajukan Banding.
Pasal7
(1) Permohonan pengurangan oleh Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasa! 3 dilampiri dengan dokumen pendukung.
(2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) untuk permohonan Wajib Pajak yang diajukan secara perseorangan, dalam hal: a. objek pajak yang Wajib Pajaknya orang pribadi veteran pejuang
kemerdekaan, veteran pembela kemerdekaan, penerima tanda jasa bintang gerilya, atau janda/dudanya dapat berupa :
2. fotokopi Kartu Tanda Anggota Veteran, atau fotokopi Surat Keputusan tentang Pengakuan, Pengesahan, dan Penganugerahan Gelar Kehormatan dari pejabat yang berwenang;
3. fotokopi KTP dan Kartu Keluarga;
b. objek pajak yang Wajib Pajaknya orang pribadi yang penghasilannya semata-mata berasal dari pensiunan, sehingga kewajiban PBB P2 yang menjadi tanggungannya sulit dipenuhi dapat berupa:
1. mengisi blangkojformulir permohonan pengurangan; 2. fotokopi surat keputusan pensiun;
3. fotokopi slip pensiunan atau dokumen sejenis lainnya; 4. fotokopi KTP dan Kartu Keluarga;
5. fotokopi rekening tagihan listrik, air, dan/atau telepon;
c. objek pajak yang Wajib Pajaknya orang pribadi yang berpenghasilan rendah, sehingga kewajiban PBB P2 yang menjadi tanggungannya sulit dipenuhi dapat berupa :
1. mengisi blangko
I
formulir permohonan pengurangan;2. surat pernyataan dari Wajib Pajak yang menyatakan bahwa penghasilan Wajib Pajak rendah;
3. surat keterangan tidak mampu dari desa/kelurahan; 4. fotokopi KTP dan Kartu Keluarga;
5. fotokopi rekening tagihan listrik, air, dan
I
atau telepon;d. objek pajak yang Wajib Pajaknya orang pribadi yang berpenghasilan rendah yang Nilai Jual Objek Pajak per meter perseginya meningkat akibat perubahan lingkungan dan dampak positif pembangunan dapat berupa:
1. mengisi blangko/formulir permohonan pengurangan;
2. surat pernyataan dari Wajib Pajak yang menyatakan bahwa penghasilan Wajib Pajak rendah;
3. surat keterangan tidak mampu dari desa/kelurahan; 4. fotokopi KTP dan Kartu Keluarga;
(3) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Wajib Pajak Badan yang mengalami kerugian dan kesulitan likuiditas pada Tahun Pajak sebe1umnya sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban rutin perusahaannya, dapat berupa :
a. fotokopi laporan keuangan 3 (tiga) tahun sebe1umnya berturut-turut yang telah diaudit oleh akuntan publik;
b. fotokopi SPT Tahunan PPh Tahun Pajak sebe1umnya;
(4) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) untuk permohonan Wajib Pajak yang diajukan secara perseorangan da1am hal objek pajaknya terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa, dapat berupa:
a. surat pernyataan dari Wajib Pajak yang menyatakan objek pajaknya terkena bencana a1am atau sebab lain yang 1uar biasa;
b. surat keterangan yang mendukung alasan permohonan dari Lurah Desa setempat atau instansi terkait; dan/atau
c. dokumen pendukung lainnya.
Pasal8
(1) Permohonan Pengurangan secara perseorangan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasa1 6 ayat (1) dianggap bukan sebagai permohonan sehingga tidak dapat dipertimbangkan.
(2) Permohonan pengurangan secara kolektif yang tidak memenuhi:
a. ketentuan sebagaimana dimaksud da1am Pasal 6 ayat (2) dan (3); dan b. persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasa1 7 ayat (2); atau
dianggap bukan sebagai permohonan sehingga tidak dapat dipertimbangkan.
(3) Dalam hal permohonan pengurangan tidak dapat dipertimbangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2), Kepa1a Badan da1am jangka waktu paling lama 10 (sepu1uh) hari kerja sejak tangga1 permohonan
tersebut diterima, harus memberitahukan secara tertulis disertai a1asan yang mendasarinya kepada:
a. Wajib Pajak at au kuasanya dalarn hal perrnohonan diajukan secara perseorangan; atau
b. pengurus LVRI setempat, pengurus organisasi terkait lainnya, atau Lurah/Kepala Desa seternpat dalarn hal permohonan diajukan secara kolektif.
(4) Dalarn hal perrnohonan pengurangan tidak dapat dipertirnbangkan sebagairnana dirnaksud pada ayat (I) atau ayat (2), Wajib Pajak rnasih dapat rnengajukan perrnohonan pengurangan kernbali sepanjang rnernenuhi persyaratan sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2).
Bagian Ketiga
Keputusan Pemberian Pengurangan Pasal 9
( 1) Kepala Badan berwenang rnernberikan pengurangan dalam hal PBB yang
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
keputusan atas terutang paling
perrnohonan banyak Rp
(1) Bupati berwenang rnernberikan keputusan atas perrnohonan Pengurangan dalarn hal PBB yang terutang lebih dari Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 10
(2) Keputusan sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 9 dapat berupa rnengabulkan seluruhnya atau sebagian atau rnenolak perrnohonan Wajib Pajak.
(3) Keputusan sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan hasil penelitian di kantor, dan apabila diperlukan dapat dilanjutkan dengan penelitian di lapangan.
(4) Penelitian di kantor dan penelitian di lapangan sebagairnana dirnaksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan surat tugas dan hasilnya dituangkan dalarn laporan hasil penelitian pengurangan.
(5) Dalam hal dilakukan penelitian di lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Badan harus terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis mengenai waktu pelaksanaan penelitian di lapangan kepada :
a. Wajib Pajak atau kuasanya dalam hal permohonan diajukan secara perseorangan; atau
b. pengurus LVRI atau organisasi terkait lainnya, atau Lurah Desa dalam hal permohonan diajukan secara kolektif.
(6) Wajib Pajak yang telah diberikan suatu keputusan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) tidak dapat lagi mengajukan permohonan pengurangan untuk SPPT PBB P2 atau SKPD PBB P2 yang sarna.
Pasal 11
(1) Kepala Badan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan pengurangan, harus memberi suatu keputusan atas permohonan pengurangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (I), kecuali dalam hal permohonan pengurangan secara kolektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a, suatu keputusan diberikan segera setelah SPPT PBB P2 diterbitkan.
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 4 (em pat) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan Pengurangan, harus memberi suatu keputusan atas permohonan pengurangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2).
(3) Tanggal diterimanya permohonan pengurangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ayat (2), adalah tanggal terima surat permohonan pengurangan dalam hal disampaikan secara langsung oleh Wajib Pajak atau kuasanya kepada petugas di Pelayanan dan Pendaftaran Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah atau tanggal tanda pengiriman surat permohonan pengurangan, dalam hal disampaikan melalui pos atau jasa pengiriman lainnya dengan bukti pengiriman suraL
(4) Apabilajangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) telah terlampaui dan keputusan belum diterbitkan, permohonan pengurangan
Wajib Pajak dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan terhitung sejak jangka waktu dimaksud berakhir.
(5) Dalam hal besarnya persentase pengurangan yang ditetapkan dalam keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) melebihi ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 7, besarnya pengurangan ditetapkan sebesar persentase paling tinggi sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.
Pasal 12
(1) Bentuk dan format Keputusan Kepala Badan tentang Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang diajukan secara perorangan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.
(2) Bentuk dan format Keputusan Kepala Badan tentang Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang diajukan secara kolektif sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.
(3) Bentuk dan format Keputusan Bupati ten tang Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.
BAB III
KETENTUANPENUTUP Pasal 13
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Musi Banyuasin.
Ditetapkan di Sekayu
Pad a tanggal 7 l..I6l'em17t.r 2020
i
BUPATI MUSI BANVUASINf\
H. DOD! REZA ALEX NOERD!N
Diundangkan di Sekayu
Pada tanggal 4 !Jof' yYIklu 2020
SEKR TARIS DAERAH
KAB PATEN MUS! BANYUASIN
Bentuk dan format Keputusan Kepala Badan tentang pengurangan yang diajukan secara perseorangan
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
NOMOR . TAHUN .
TENTANG
PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNANPERDESAAN DAN PERKOTAAN KEPALABADAN,
Menimbang a. bahwa sehubungan dengan surat permohonan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2)atas nama Wajib Pajak nomor tanggal
yang diterima berdasarkan tanda terima nomor tanggal ... atas SPPT /SKPD PBB P2 nomor ... Tahun Pajak .... dan dengan memperhatikan hasil penelitian yang dituangkan dalam Laporan Hasil Penelitian Pengurangan PBS P2 nomor . tanggal ... perlu menetapkan keputusan pengurangan PBB P2;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Musi Banyuasin tentang Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
Mengingat I. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
Menetapkan :
KESATU:
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2016 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 244);
4. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 09 Tahun 201 1 ten tang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
5. Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor Tahun 2020 tentang Tata Cara Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
MEMUTUSKAN:
Memberikan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan atas:
a. Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat b. Objek Pajak: Nap PBB P2 yang terutang: Alamat Desa Kecamatan Kabupaten
KEDUA
KETIGA
Desa Kecamatan Kabupaten
Sebesar % dari PBB P2 yang terutang.
Besarnya PBB P2 yang harus dibayar setelah pengurangan sebagaimana dimaksud pad a Diktum KESATU adalah sebagai berikut :
a. PBB P2 yang terutang menurut SPPT / SKPD PBB P2
b. Besarnya pengurangan
... % x (a)
c. Jumlah PBB P2 yang terutang setelah pengurangan (a - b) Dengan huruf :
Keputusan Kepala Badan ini mulai beriaku pada tanggaI ditetapkan.
Ditetapkan di Sekayu
Pad a tanggal .
KEPALABADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
KABUPATEN MUSI BANYUASIN,
Tembusan disampaikan Kepada Yth. :
1. Sekretaris Daerah Kabupaten Musi Banyuasin 2. KepaIa Inspektorat Kabupaten Musi Banyuasin 3. Yang bersangkutan
Untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
BUPATI MUSIBA""UASIN!
t
.,.--< _-~_\~
II
Bentuk dan format Keputusan Kepala Badan tentang pengurangan yang diajukan secara kolektif
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
NOMOR ... TAHUN 20 .. TENTANG
PENGURANGAN PAJAK BUM! DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN KEPALA BADAN,
Menimbang a. bahwa sehubungan dengan surat permohonan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) yang diajukan secara kolektif melalui nomor . tanggal yang diterima berdasarkan tanda terima nomor
... tanggal atas SPPT /SKPD PBB P2 Tahun Pajak . dan dengan memperhatikan hasH penelitian yang dituangkan dalam Laporan HasH Penelitian Pengurangan PBB P2 nomor . tanggal ... perlu menetapkan keputusan pengurangan PBB P2; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Musi Banyuasin ten tang Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049)
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 I 4 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diu bah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 ten tang perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 ten tang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 I 5 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 09 Tahun 2011 ten tang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
4. Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor Tahun
Menetapkan : KESATU
KEDUA
2020 tentang Tata Cara Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
MEMUTUSKAN:
Memberikan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan atas Wajib Pajak sebagaimana tersebut daIam Lampiran. Keputusan Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah ini.
Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Sekayu
Pada tanggal .
KEPALABADANPENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATENMUSI BANYUASIN.
Tembusan disampaikan Kepada Yth. :
1. Sekretaris Daerah Kabupaten Musi Banyuasin 2. Kepala Inspektorat Kabupaten Musi Banyuasin 3. Yang bersangkutan
Untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
1II
Bentuk dan format Keputusan Bupati tentang pengurangan
KEPUTUSAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNANPERDESAAN DAN PERKOTAAN KEPALABADAN,
Menimbang
Mengingat
a. bahwa sehubungan dengan surat permohonan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2)atas nama Wajib Pajak. nomor tanggal . yang diterima berdasarkan tanda terima nom or tanggal
... atas SPPT/SKPD PBB P2 nomor ... Tahun Pajak .... dan dengan memperhatikan hasil penelitian yang dituangkan dalam Laporan Hasil Penelitian Pengurangan PBB P2 nomor ... tanggal ... perlu menetapkan keputusan pengurangan PBB P2;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Musi Banyuasin ten tang Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
2. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 09 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Menetapkan : KESATU
KEDUA
KETIGA
3. Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor ... Tahun 2020 tentang Tata Cara Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
MEMUTUSKAN:
Memberikan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan atas:
a. Wajib Pajak: Nama: NPWP : Alamat: b. Objek Pajak: NOP PBB P2 yang terutang : Alamat : Desa Kecamatan Kabupaten
Sebesar %dari PBB P2 yang terutang.
Besarnya PBB P2 yang harus dibayar setelah pengurangan sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU adalah sebagai berikut :
a. PBB P2 yang terutang menurut SPPT/SKPD PBB P2
b. Besarnya pengurangan ... % x (a)
c. Jumlah PBB P2 yang terutang setelah pengurangan (a - b) Dengan huruf :
Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Musi Banyuasin
Pada tanggal .
BUPATI MUSI BANYUASIN,
MUSI BANYUASIN
f
BUPATI MUSI BANYUASIN,Tembusan disampaikan Kepada Yth. :
1. Kepala Inspektorat Kabupaten Musi Banyuasin. 2. Kepala BPPRD Kabupaten Musi Banyuasin. 3. Yang bersangkutan.
Untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
{BUPATI
<.,..----~~
BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
NOMOR : / /LHPL/ /20 .
PENGURANGAN KETETAPAN IKERINGANAN
NO P .
1. IDENTITAS WAJIB PAJAK:
NAMA .
ALAMAT .
2. LOKASI OBJEK PAJAK TANAH DAN/ATAU BANGUNAN :
ALAMAT .
RT/ RW .
KELURAHAN / DESA: .
KECAMATAN : .
3. JENIS PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN :
4. TUJUAN PENELITIAN LAPANGAN :
D
D
D
A.CEK LOKASI B.DOKUMENTASI
C.WAWANCARA DAN PENGUKURAN 5. HASIL PENELITIAN FISIK :
LUAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
URAIAN DATA DATA
FISIK DATA PENGAJUAN PEMERIKSAAN KETERANGAN
i LAPANGAN i
, TANAH/BUMI
I BANGUNAN
---I
NAMA SEBELAH UTARA .
NAMA SEBELAH TIMUR .
NAMA SEBELAH BARAT .
NAMA SEBELAH SELATAN : .
FOTO LOKASI TERLAMPIR
6. KESIMPULAN HASIL SURVEY:
~A. NAMA SESUAI PENGAJUAN ~ B. NAMA TIDAK SESUAI PENGAJUAN C. ALAMAT SESUAI PENGAJUAN
D. ALAMAT TIDAK SESUAI PENGAJUAN E.TANAH/BUMI SESUAI PENGAJUAN
F.TANAH/BUMI TIDAK SESUAI PENGAJUAN G.BANGUNAN SESUAI PENGAJUAN
... , 20 . MENGETAHUI PETUGAS LAPANGAN. 1 2 3