• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN TRADISIONAL MINANGKABAU BERBASIS PENDEKATAN SWOT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN TRADISIONAL MINANGKABAU BERBASIS PENDEKATAN SWOT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN

TRADISIONAL MINANGKABAU BERBASIS PENDEKATAN SWOT

Eka Rosalina1) , Afridian Wirahadi Ahmad 2)

1)

Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Padang, Padang Kampus Limau Manis – Padang

email : ekarosalinapnp@yahoo.com1)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan strategi pengembangan produk industri makanan tradisional unggulan minangkabau yang berdaya saing globa dengan menggunakan analisa SWOT sebagai dasar dalam menentukan strategi yang efektif dalam pengembangan produk. Propinsi Sumatera Barat. Penyebutan Minangkabau disebabkan karena kuliner merupakan bagian dari budaya suatu daerah. Penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan kuesioner dengan responden wisatawan di Sumatera Barat sebanyak 235 orang. Pemilihan sampel dilaksanakan secara accidental random sampling. Hasil yang diperoleh adalah teridentifikasinya berbagai strategi pengembangan makanan tradisional minangkabau berbasis pendekatan SWOT sehingga strategi ini efektif dalam meningkatkan daya saing global.

Kata kunci : Strategi Pengembangan, Industri Kreatif Makanan Tradisional, SWOT 1. Pendahuluan

Propinsi Sumatera Barat yang juga dikenal daerah Minangkabau dikenal dalam tiga hasl yakni wisata kuliner (makanan tradisional), wisata alam dan wisata budaya. Apapun daerah tujuannya di Sumatera Barat, masing-masing daerah selalu menonjolkan keunikan makanan tradisionalnya. Beberapa makanan tradisional yang berasal dari Sumatera Barat adalah rendang, cancang, galamai, dendeng balado, karapuak sanjai, gulai banak, itiak lado hijau dan lainnya. Penyebutan Minangkabau disebabkan karena kuliner merupakan bagian dari budaya suatu daerah.

Seiring dengan berkembangnya industri pariwisata dan meningkatnya kompetisi antar daerah dalam menarik minat wisatawan, wisata kuliner menjadi hal yang menjadi perhatian utama oleh pemerintah, investor dan wisatawan itu sendiri. Makanan tradisional atau Gastronomi (tata boga) merupakan salah satu budaya lokal yang mempunyai peranan penting karena dapat menjadi pusat pengalaman wisatawan. Beberapa daerah tujuan wisata menggunakan gastronomi sebagai alat penarik wisatawan dan menggunakan pariwisata untuk promosikan gastronominya.

Hal yang ironis terjadi saat ini terkait dengan perkembangan kuliner di Sumatera Barat khususnya daerah wisata terkait dengan kuliner yang disajikan yakni semakin bertambahnya jumlah restoran cepat saji dan cafe-cafe yang tidak lagi menyajikan makanan tradisional minangkabau yang merupakan warisan nenek moyang. Cafe-cafe yang tersedia dikawasan wisata saat ini menyajikan makanan-makanan ala daerah lain diluar Sumatera Barat (misalnya pecel lele dari jawa) ataupun makanan dari luar negeri.

Melihat perkembangan jumlah kunjungan wisatawan terus bertambah ke Sumatera Barat serta berkembangnya wisata kuliner prospek mengembangkan industri makanan tradisional di Sumatera Barat masing sangat besar. Untuk itu dibutuhkan strategi besar pengembangannya yakni dengan cara menentukan identifikasi strategi bisnis yang tepat dalam menyaingi hadirnya kuliner yang berasal dari luar Sumatera Barat.

2. Tinjauan Pustaka

Pengertian Strategi dan Pengembangan Produk

Menurut Stanton (1996) strategi merupakan rencana dasar dari suatu tindakan organisasi untuk mencapai tujuan. S e d a n g k a n Chandler (dalam Rangkuti, 2006:3) menyatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Sedangkan menurut Stoner (1995) dalam Tjiptono (2002) mendefinisikan bahwa strategi dibedakan atas dua perspektif yang berbeda, yaitu perspektif apa yang ingin dilakukan oleh organisasi (intend to do) dan apa yang akhirnya dilakukan oleh organisasi (eventually does).

Berdasarkan definisi diatas maka disimpulkan strategi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesatuan rencana yang komprehensif dan terpadu untuk mencapai keunggulan bersaing dalam mencapai tujuan yang diwujudkan dalam bentuk program-program pengembangan. Dalam hal ini

(2)

pengembangan makanan tradisional unggulan minangkabau untuk mampu bersaing dengan makanan- makanan dari negara lain, setidaknya mampu menjadi tuan rumah di daerah sendiri yaitu Sumatera Barat.

Menurut Buchari (2000) tujuan pengembangan produk adalah: (1)untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum puas, (2) untuk menambah omzet penjualan, (3) untuk memenangkan persaingan, (4) untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi,(5) untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama, (6) untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan, (7) untuk mencegah kebosanan konsumen, dan (8) untuk menyederhanakan produk, pembungkus.

2.2 Makanan Tradisional Minangkabau

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014) tradisional memiliki makna sebagai sesuatu yang sifatnya turun temurun dan menurut adat suatu daerah atau kawasan, sedangkan makanan memiliki arti sesuatu yang dimasukkan melalui mulut yang berfungsi memberi nutrisi kepada tubuh sehingga pengertian makanan tradisional secara sederhana berarti sebagai segala sesuatu yang dikonsumsi masyarakat suatu daerah secara turun temurun guna memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuhnya. Menurut Ernayanti (2003;2) dalam Ensiklopedi Makanan Tradisional di Pulau Jawa dan Pulau Madura memberikan pengertian tentang makanan tradisional memiliki nilai budaya, tradisi, serta kepercayaan yang bersumber pada budaya lokal (local indigenous).

3. Metode Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian maka untuk menganalisis faktor internal dan eksternal terkait dengan strategi dalam merumuskan model pengembangan industri makanan tradisional unggulan minangkabau berikut disajikan pada gambar 1

Gambar 1

Model Kerangka Analisa Faktor Makanan Tradisional Unggulan Minangkabau

Lokasi Penelitian dan Responden

Jenis penelitian ini adalah empiris dan deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian pada diseluruh Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat Wilayah kajian di Propinsi Sumatera Barat meliputi 19 kabupaten dan kota dengan wilayah kecamatan seluruhnya adalah 175 kecamatan. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 235 orang pelaku usaha di seluruh kabupaten/Kota propinsi Sumatera Barat. Teknik Sampling Accidental Random Sampling.

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah desk study untuk data sekunder dan untuk data primer melakukan observasi, wawancara, kuesioner dan focus group discussion (FGD). Pendekatan analisis yang digunakan teknik analisis SWOT, EFAS dan IFAS.

Analisis internal (IFAS)

Tabel IFAS (Internal F actor Analisys Strategy) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal. Penafsiran atas keterangan responden menjadi hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan. Kekuatan dan kelemahan tersebut kemudian dianalisis internal dengan menggunakan matrik IFAS. Matrik IFAS digunakan untuk menganalisis faktor internal yang dilakukan untuk mendapatkan faktor kekuatan dan faktor kelemahan

(3)

yang telah diantisipasi kekeberadaannya.

Analisis eksternal (EFAS)

Matrik evaluasi faktor eksternal (EFAS) memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan (David, 2006: 143). Penafsiran atas keterangan responden menjadi hasil identifikasi peluang dan ancaman. Peluang dan ancaman tersebut kemudian dianalisis eksternal dengan menggunakan Matrik EFAS. Hasil analisis eksternal dilanjutkan dengan mengevaluasi guna mengetahui apakah strategi yang dipakai selama ini memberikan respon terhadap peluang dan ancaman yang ada.

Analisis SWOT

Setelah menganalisis faktor internal dan eksternal atau analisis matrik IFAS dan EFAS maka dilanjutkan dengan menggambarkan matrik SWOT. Analisis SWOT adalah alat untuk mengenali situasi, yang jika dilakukan dengan benar maka akan menghasilkan pondasi yang kuat untuk merumuskan atau memformulasikan suatu strategi (Bozac dan Tipuric, 2006). Analisis SWOT juga digunakan sebagai alat untuk mengetahui kekuatan, kelemahan yang dipengaruhi kebijakan internal perusahaan serta peluang dan ancaman yang dipengaruhi faktor-faktor eksternal yang tidak bisa dikontrol oleh perusahaan. Berdasarkan analisis matrik SWOT dapat dirumuskan berbagai kemungkinan alternatif strategi pengembangan makanan tradisional unggulan minangkabau. Formulasi keempat strategi tersebut adalah: Strategi Strengths Opportunities (SO), Strengths Threats (ST), Weaknesses Opportunities (WO), dan Weaknesses Threats (WT).

4. Hasil dan Pembahasan

Strategi pengembangan makanan tradisional minangkabau diperoleh melalui analisis SWOT. Dari hasil analisa SWOT akan didapatkan empat macam strategi

a. Strategi strength-opportunities (SO)

Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada terdiri dari: 1. Meningkatkan promosi makanan tradisional Minangkabau .

Promosi makanan tradisional Minangkabau dapat dilakukan melalui:

a. Pengiklanan. Fungsi pengiklanan adalah memberi informasi baik kepada pasar mengenai produk yang dijual dan untuk mempengaruhi konsumen agar tertarik. Iklan dapat dipasang pada media massa seperti televisi, surat kabar, majalah, ataupun melalui internet dengan memanfaatkan kerjasama teknologi digital melalui website.

b. Personal selling. Dalam personal selling terjadi interaksi langsung saling bertemu muka antara pembeli dengan penjual komunitas yang dilakukan kedua belah pihak, bersifat individu dan dua arah sehingga penjual dapat langsung memperoleh tanggapan sebagai umpan Minangkabau k tentang keinginan dan kesukaan pembeli, penyampaian berita atau percakapan sangat fleksibel karena dapat menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Didalam restoran pramusaji dapat meningkatkan penjualan melalui hubungan dengan para tamu. Pramusaji dapat memberikan saran, mengingatkan, dan membantu konsumen dalam menentukan pilihannya.

2. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk makanan tradisional Minangkabau. Strategi ini dapat dilaksanakan melalui program antara lain:

a. Penggunaan bahan yang berkualitas.

Kualitas bahan yang dipakai sangat berpengaruh terhadap produk makanan yang dihasilkan. Untuk menghasilkan produk makanan yang bermutu dan berkualitas baik sudah sepatutnya bahan yang dipakai harus berkualitas baik pula.

b. Pemanfaatan dan Penggunaan teknologi moderen dalam pemilihan alat memasak.

Kualitas makanan yang dihasilkan tidak hanya dari bahan baku yang dipakai, akan tetapi penggunaan alat dan pemilihan metode memasak yang tepat sangat berpengaruh terhadap hasil akhir dari makanan yang dibuat. Dengan semakin berkembangnya teknologi dalam pengolahan makanan kita dapat memilih salah satu dari teknologi tersebut sehingga tetap dapat menghasilkan makanan yang berkualitas.

c. Pemilihan metode memasak yang tepat dan benar.

Metode pengolahan yang dipakai sesuai dengan karakter bahan makanan, akan menghasilkan produk makanan yang berkualitas baik pula.

(4)

Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman terdiri dari:

1. Mengembangkan outlet-outlet makanan tradisional Minangkabau dalam hotel dan tempat wisata alam.

Strategi ini dapat dilakukan melalui program antara lain:

a. Membuka autlet khusus makanan tradisional Minangkabau sehingga para tamu mengetahui keberadaan makanan tradisional Minangkabau dalam hotel.

b. Menawarkan berbagai jenis produk makanan tradisional Minangkabau yang sesuai dengan gastronomi internasional.

2. Meningkatkan dan menjaga imej kualitas produk dan keamanan makanan tradisional Minangkabau. Image terhadap kualitas produk dan keamanan makanan tradisional Minangkabau dapat ditingkatkan melalui program-program antara lain:

a) Meningkatkan kualitas kebersihan dan kesehatan produk makanan tradisional Minangkabau. Dalam dunia kuliner masalah kebersihan dan kesehatan makanan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan selain cara pengolahannya. Makanan yang bersih dan sehat akan dapat meminimalkan terjadinya keracunan makanan bagi yang menikmatinya. Jika hal ini terjadi tentunya akan dapat menimbulkan hal negatif bagi wisatawan terhadap makanan tradisional Minangkabau.

b) Bekerjasama dengan pelaku pariwisata lainnya dalam memberikan informasi yang jelas mengenai makanan tradisional Minangkabau kepada wisatawan. Informasi mengenai makanan tradisional Minangkabau sangat penting untuk diketahui oleh wisatawan sehingga tidak menimbulkan persepsi yang berbeda mengenai makanan Minangkabau itu sendiri. Banyak wisatawan mengira bahwa semua makanan tradisional Minangkabau adalah makanan yang memiliki rasa yang pedas.

b. Strategi weakness-opportunities (WO)

Strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan yang ada terdiri dari:

1. Meningkatkan keberagaman makanan tradisional Minangkabau dalam menu. Strategi ini dapat dilaksanakan melalui program antara lain:

a. Mengangkat dan memperkenalkan jenis makanan tradisional Minangkabau yang ada. Potensi berbagai jenis makanan tradisional Minangkabau yang ada di tiap kabupaten yang ada di Minangkabau dapat digali dan dikumpulkan untuk kemudian dipilih sesuai dengan gastronomi internasional.

b. Memodifikasi produk-produk yang sudah ada dengan memperbaiki penampilan, menyempurnakan produk makanan tradisional Minangkabau ataupun menciptakan menu makanan Minangkabau yang baru dengan tidak menghilangkan karakter bumbu makanan tradisional Minangkabau itu sendiri.

2. Melaksanakan pengawasan mutu produk makanan tradisional Minangkabau. Strategi ini dapat dilaksanakan dengan cara antara lain:

a. Penggunaan standar pembelian bahan (Standard Purchase Specification). Untuk menghasilkan makanan yang berkualitas, bahan baku dan bumbu yang dipakai juga harus berkualitas. Kualitas bahan baku dapat dipantau melalui standar pembelian (Standard Purchase Specification) yang telah ditetapkan oleh manajemen dalam hal ini adalah kepala dapur.

b. Penggunaan resep baku masakan (standard Recipe). Resep memegang peranan yang sangat penting bagi seorang juru masak. Keberadaan resep yang baku akan membantu menghasilkan makanan dengan kualitas yang sama.

d. Strategi weakness-threats (WT)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat bertahan (defensive) dan ditunjukan untuk meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman yaitu:

1. Memperbaiki dan menjaga konsistensi rasa makanan tradisional Minangkabau. Strategi ini dapat dilakukan melalui program-program seperti:

a. Membuat standard resep makanan tradisional Minangkabau. Rasa yang tidak konsisten terutama disebabkan oleh karena belum adanya suatu standar dalam pembuatan makanan tradisional Minangkabau sehingga ada perbedaan penggunaan bahan dan metode pengolahan dari masing-masing juru masak. Dengan adanya suatu standarisasi pada makanan tradisional Minangkabau diharapkan dapat mengatasi kualitas rasa yang berbeda.

(5)

b. Peningkatan kualitas SDM. Pelatihan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM. Perusahaan perlu untuk memberikan pelatihan-pelatihan makanan tradisional Minangkabau kepada juru masak. Pelatihan makanan tradisional Minangkabau diharapkan mampu menghasilkan juru masak makanan tradisional Minangkabau yang lebih profesional sehingga diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. 2. Meningkatkan penawaran produk makanan tradisional Minangkabau.

Strategi ini dapat dilakukan melalui program-program seperti:

a. Melaksanakan secara rutin kegiatan penjualan makanan tradisional Minangkabau dalam bentuk buffet dinner. Penawaran makanan tradisional Minangkabau dalam bentuk buffet akan sangat membantu wisatawan untuk mengetahui lebih banyak mengenai produk makanan tradisional Minangkabau yang ada karena penyajian dalam bentuk buffet ini memberikan pilihan makanan yang lebih banyak kepada wisatawan.

b. Cooking class. Pelaksanaan cooking class sangat membantu untuk mempromosikan makanan tradisional Minangkabau secara langsung kepada wisatawan karena dengan program tersebut wisatawan bisa terlibat langsung dalam menyiapkan dan membuat makanan tradisional Minangkabau sehingga mereka bisa lebih mengenal dan menggemari makanan tradisional Minangkabau.

5. Kesimpulan dan Saran

Penelitian ini bertujuan telah menghasilkan strategi pengembangan produk industri makanan tradisional unggulan minangkabau yang berdaya saing globa dengan menggunakan analisa SWOT sebagai dasar dalam menentukan strategi yang efektif dalam pengembangan produk. Adapun beberapa strategi pengembangan adalah strategi peningkatan promosi, strategi peningkatan kualitas produk, strategi pengembangan outlet, strategi menjaga imej dan strategi keberagaman produk. Masing-masing strategi juga terdapat teknik-teknik atau kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam rangka impementasi strategi dimaksud.

Penelitian ini hanya berfokus pada makanan tradisional minangkabau di Sumatera Barat. Penelitian selanjutnya hendaknya juga dilakukan diluar propinsi Sumatera Barat dan dengan mengujicobakan strategei dimaksud untuk dievaluasi tingkat efektifitasnya.

Daftar Pustaka

David, F. R. 2006. Strategic Management: Concepts (Ichsan Setiyo Budi. Pentj.) Jakarta: PT.Salemba Empat. Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia, 2025, Jakarta 2008 Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga,Jakarta: Balai Pustaka Ernayanti, dkk. 2003. Ensilopedi Makanan Tradisional di Pulau Jawa dan Pulau Madura. Deputi bidang

pelestarian dan pengembangan kebudayaan, asdep. Urusann epercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Jakarta: Proyek pelestarian danpengembangan tradisi dan kepercayaan.

http://travel.cnn.com/explorations/eat/readers-choice-worlds-50-most-delicious-foods-012321

Kotler, P., Bowen, J., Makens, J. 2002. Pemasaran Perhotelan dan Kepariwisataan. Jilid II Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Pearson Education Asia Ptc. Ltd dan PT.Prenhallindo.

Rangkuti, F, 2006. Analisis SWOT, Tehnik Membedah Kasus Bisnis-Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21. Cetakan ke 14. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sekaran, U. 2006. Resear ch Methods for Business. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Sirtha, 1998. Aspek Budaya Makanan Tradisional Bali dalam Menunjang Program Pariwisata dalam Dinamika Kebudayaan. Denpasar: Lembaga Penelitian Universitas Udayana Denpasar.

Sulianto, 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andy Offset Sugiyono, 2009. Statistika Penelitian. Alfabeta Bandung.

Wamuyu Gikonyo, dkk, 2005, Empowering Young Women through Micro-Enterprise Scaling-Up: A Case of Malaysian Rural Women (A concept paper).

Referensi

Dokumen terkait

makanan khas atau makanan tradisional di masing-masing daerah.. Rutkaya Simanungkalit : Inventarisasi Makanan Tradisional Khas Toba Samosir Dan Strategi Pengembangan Tipa-Tipa Di

menu, meningkatkan kualitas makanan dan minuman, menambah variasi penyajian produk, menjaga kebersihan café, makanan dan minuman, meningkatkan pelayanan dengan memberikan

Di daerah ini belum ada usaha produktif yang khusus bergerak dalam pemanfaatan limbah ikan dari hasil pengolahan makanan tradisional khas Palembang berbasis ikan menjadi

Kelemahan pengembangan Kesehatan Tradisional Indonesia selama ini, terjebak hanya pada pengembangan produk saja, ujung-ujungnya produk yang dikembangkan “dipaksakan” masuk dalam

Berdasarkan masalah-masalah dan peluang yang ada dalam dunia bisnis kuliner makanan tradisional, maka kami berencana untuk mengembangkan sebuah inovasi dalam produk olahan tempe

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pemasaran makanan tradisional (studi kasus industri rengginang di Kecamatan Sakra Pusat). Metode penelitian menggunakan metode

Hasil penelitian ini menunjukkan hasil capaian Renstra DISPERINDAGKOP & UMKM Kota Pangkalpinang Tahun 2013-2018, dalam usahanya mengembangkan produk IKM makanan

peserta didik 7 Materi yang terdapat pada bahan ajar geometri berbasis makanan tradisional khas daearah Acehtidak mengandung unsur sara √ 8 Materi yang terdapatpada bahan ajar