• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PENGENALAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE GERAK DAN LAGU PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PEMBINA KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN PENGENALAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE GERAK DAN LAGU PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PEMBINA KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PENGENALAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE GERAK DAN LAGU PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PEMBINA KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA

GORONTALO

Wiwy T. Pulukadang & Sri Wahyuningsih Laiya ABSTRACT

The research purpose is to Improving the Children’s Introduction of English vocabulary through the Movement and Song Method to the Children in Group B at Pembina Nursery School Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Collecting the data technique acquired by observation step, while the data analysis technique was used the percentage technique. The action research conducted in two cycles. Each cycles consists of the preparation step, action step, monitoring and evaluation step. The result of this research pointed out that the Children’s Introduction of English vocabulary through the Movement and Song Method to the Children in Group B at Pembina Nursery School Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. The observation step pointed out that, there were 5 children (25%) from 20 children who have good conducted in English vocabulary learning process. The first cycle the children’ English vocabulary improvement can improve around 11 children (60%) and the second cycle, the student improved around 16 children (80%) from 20 children to improved the Children’s Introduction of English vocabulary through the Movement and Song Method to the Children in Group B at Pembina Nursery School Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo.

Key words: English Vocabulary, Movement and Song Method.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan adalah suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan mutu sumber daya manusia. Peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan cara pemberian pengetahuan atau yang disebut dengan pengajaran pada kehidupan seorang manusia yang dimulai sejak dini. Pengajaran sebagai pengetahuan yang diperoleh anak pertama kali yakni dengan memahami apa yang dilakukan orang tuanya baik gerak tubuh maupun bahasa yang diucapkan. Jadi anak akan secara langsung belajar melalui lingkungan sosialnya yakni lingkungan awal seorang anak berkembang.

Anak akan berinteraksi dan berkomunikasi secara langsung dengan lingkungannya memahami diri sendiri dan orang lain melalui pengamatan, penglihatan, pendengaran, maupun pengalamannya sendiri, salah satunya melalui bahasa. Hal ini dijelaskan oleh Santrock (1995:176) yang mengatakan bahwa penguasaan bahasa anak didapat dari berbagai konteks sosial yang luas serta menguasai bahasa ibu mereka tanpa diajarkan secara khusus dan dalam beberapa kasus tanpa penguatan yang jelas. Dengan demikian, sangatlah jelas bahwa aspek yang paling penting dalam mempelajari suatu bahasa yakni melalui proses pembelajaran yang memerlukan dukungan dan keterlibatan langsung dari orang tua dan guru. Lebih lanjut Santrock (1995:177) berpendapat bahwa bahasa ialah suatu sistem simbol yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa juga merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena disamping berfungsi sebagai alat untuk menyatakan pikiran dan

perasaan kepada orang lain juga sekaligus sebagai alat untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain. Pada manusia, bahasa ditandai oleh daya cipta yang tidak pernah habis dan adanya sistem aturan. Daya cipta yang tidak pernah habis (infinite generatifity) ialah suatu kemampuan individu dalam menciptakan sejumlah kalimat bermakna yang tidak pernah berhenti dengan menggunakan seperangkat kata dan aturan yang terbatas, yang menjadikan bahasa sebagai upaya yang kreatif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kalimat yang bermakna atau biasa dikenal dengan pesan yang kita sampaikan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan adalah rangkaian kosakata yang sesuai dengan aturan bahasa yang sudah disepakati. Keahlian atau keterampilan berbahasa seperti berbicara, mendengar, menyimak, menulis, dan membaca hanya dapat dicapai dengan penguasaan kosakata yang memadai.

Dalam pembelajaran bahasa anak, saat ini sekolah – sekolah TK atau PAUD sudah mulai memperkenalkan pembelajaran bahasa Inggris meskipun hanya terbatas pada percakapan sehari – hari yang sederhana maupun kosakata yang mudah dipahami anak. Mengingat pentingnya bahasa Inggris terutama bagi perkembangan pendidikan anak ke depan maka perlu ditanamkan sejak usia dini.Tetapi bahasa Inggris harus diajarkan secara efisien karena bahasa Inggris adalah bahasa asing yang merupakan hal baru bagi anak sebagai pemula (beginner). Hal ini dimaksudkan agar anak usia

(2)

dini dapat mengenal kosakata dalam bahasa Inggris lebih banyak karena faktor ingatan anak usia dini lebih baik dari orang dewasa.

Pembelajaran bahasa Inggris untuk anak akan berjalan dengan baik apabila dilakukan dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Mengingat bahasa Inggris merupakan bahasa asing di Indonesia, maka proses pembelajarannya harus dilakukan secara bertahap. Pemilihan materi yang sesuai dengan usia anak dan situasi belajar yang menyenangkan haruslah menjadi perhatian utama dalam berhasilnya suatu proses pembelajaran. Trojcak (1979:3) mengemukakan bahwa penyampaian sesuatu ilmu sangat diperlukan ditingkat Taman Kanak-Kanak dengan beberapa alasan yaitu: 1). Ilmu dapat menolong anak berpikir rasional, 2). Ilmu dapat menyiapkan anak membuat keputusan yang baik, 3). Ilmu alami bagi anak, 4). Ilmu penting bagi kita semua. Hal inilah yang menjadi satu patokan memberikan ilmu bahasa Inggris pada anak usia dini.

Seperti yang diketahui bersama usia dini adalah usia bermain. Setiap anak adalah pribadi yang unik dan dunia bermain serta bernyanyi merupakan kegiatan yang serius namun mengasyikan bagi mereka. Maka pendekatan yang tepat perlu diciptakan oleh seorang pendidik agar proses pembelajaran Bahasa Inggris lebih menarik dan menyenangkan tanpa meninggalkan kaidah-kaidah bahasa yang benar. Pendekatan yang digunakan hendaknya sejalan dengan tujuan pengenalan bahasa pada umummnya. Tujuan tersebut ialah agar supaya anak dapat memahami cara berbahasa yang baik dan benar, berani mengungkapakan ide atau pendapatnya dan dapat berkomunikasi dengan lingkungannya.

Berdasarkan hasil pengamatan awal di Taman Kanak- kanak (selanjutnya disingkat dengan TK) Pembina Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo, bahasa Inggris diajarkan dengan cara ceramah dipadukan dengan bernyanyi. Anak – anak TK Pembina Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo diajarkan dengan cara bernyanyi dan bertepuk tangan tanpa melakukan gerakan sesuai dengan lirik pada lagu. Setelah itu anak langsung ditanyakan arti kata-kata dalam bahasa Inggris yang akhirnya hanya dapat dijawab oleh sebagian kecil anak di kelas dengan bantuan guru. Dari hasil pengamatan tersebut peneliti menemukan data awal bahwa dengan cara guru yang demikian kemampuan kosakata bahasa Inggris anak meningkat hanya berkisar 25% dari 20 orang anak yakni sebanyak 5 orang anak.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan maksud untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Kasihani (dalam Sukajati, 2008:8) penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan sebagai pencarian jawaban atas permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Melalui penelitian tindakan kelas guru dapat melihat langsung peningkatan kosakata bahasa Inggris anak.

Dalam pembelajaran kosakata Bahasa Inggris banyak metode dan teknik yang dapat digunakan, di antaranya melalui: a) Story Telling (Bercerita), b) Role Play (Bermain Peran), c) Art and Crafts (Seni dan Kerajinan Tangan), d) Games (Permainan), e) Show and Tell, dan f) Movement and Song (Gerak dan Lagu) dimana termasuk di dalamnya. Singing (Nyanyian)Chants and Rhymes (Nyanyian Pendek dan Sajak), dan sebagainya.Metode dan teknik yang hendak digunakan sebaiknya dipilih dan disesuaikan dengan kemampuan yang ingin dicapai. Profesionalisme seorang pendidik di dalam mengembangkan dan memanfaatkan metode dan teknik tersebut sangatlah dibutuhkan agar proses belajar mengajar dapat berjalan lebih baik.

TK Pembina Kota Gorontalo merupakan salah satu lembaga pendidikan taman kanak-kanak yang menyelenggarakan pendidikan anak usia dini atau taman kanak-kanak berorientasi kedepan dengan menerapkan pembelajaran secara terpadu, terprogram dan terencana yaitu dengan mengajarkan materi pelajaran bahasa Inggris sebagai salah satu progam unggulan yang ditawarkan kepada masyarakat.

Berdasarkan pengamatan awal, ternyata Gerak dan lagu adalah metode yang sangat berhasil jika digunakan dalam proses belajar bahasa Inggris khususnya bagi pengenalan kosakata anak usia dini. Upaya yang telah dilakukan guru untuk meningkatkan kosakata bahasa Inggris pada anak kelompok B secara langsung belum dapat memberi perubahan pada kosakata anak. Berdasarkan kondisi di atas, peneliti akan menggunakan metode gerak dan lagu untuk mengenalkan kosakata bahasa Inggris anak agar kosakata anak dalam bahasa Inggris meningkat.

Berdasarkan pembahasan diatas maka peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian dengan judul: “Meningkatkan Pengenalan Kosakata Bahasa Inggris melalui Metode Gerak dan Lagu Pada Anak Kelompok B Di TK Pembina Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan dalam penelitian sebagai berikut:

(3)

1. Guru dalam pembelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran bahasa Inggris,

2. Pembelajaran terpusat pada guru,

3. Anak hanya mengulangi kata-kata dari guru, sehingga hanya mengetahui arti dan katanya saja, 4. Kurangnya buku-buku penunjang.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan menggunakan metode gerak dan lagu pengenalan kosakata bahasa Inggris Anak Di TK Pembina Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo akan meningkat?”

1.4 Cara Pemecahan Masalah

Permasalahan untuk meningkatkan pengenalan kosakata bahasa Inggris melalui metode gerak dan lagu pada anak Kelompok B Di TK Pembina Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo, maka dilakukan langkah – langkah pemecahan masalah sebagai berikut:

Langkah Pertama:

Menyiapkan tema, gambar yang berkenaan dengan lagu, lagu dalam bahasa Inggris yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Langkah Kedua:

Membuka pertemuan pembelajaran. Langkah Ketiga:

Memberikan pengantar materi dan memperkenalkan tema pembelajaran. Langkah Keempat:

1. Mengkondisikan siswa untuk duduk berbaris di depan guru (membentuk 5 baris), 2. Memperkenalkan lagu dalam bahasa Inggris dengan gerakan yang sesuai. 3. Memperkenalkan cara pengucapan syair lagu yang tepat dengan gerakannya. 4. Memperkenalkan cara pengucapan kata dengan arti yang benar.

Langkah Kelima:

Mengevaluasi kemampuan anak dalam mengenal kosakata yang diberikan dengan aspek yang dinilai mencakup: a) Kesesuaian lagu dengan gerakan dan b) Ketepatan Pengucapan/ lafal.

Langkah Keenam:

Melakukan proses perbaikan pengucapan kosakata dengan arti tepat dan gerakan yang sesuai. Langkah Ketujuh:

Melakukan kegiatan evaluasi akhir. Langkah Kedelapan:

Memberikan penguatan kepada anak yang sudah mampu menyanyikan lagu dengan kata yang tepat dan gerakan yang sesuai.

Langkah Kesembilan:

Menutup kegiatan pembelajaran. 1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengenalan kosakata bahasa Inggris melalui metode gerak dan lagu pada anak kelompok B Di TK Pembina Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diupayakan akan dilaksanakan semaksimal mungkin, agar hasilnya dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan referensi atau acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dapat pula digunakan sebagai bahan rujukan untuk memperbaiki kinerja sekolah dalam proses belajar di sekolah yang menyenangkan dan menjadikan pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan metode gerak dan lagu sebagai alternatif untuk meningkatkan pengenalan kosakata bahasa Inggris anak.

b. Bagi Guru

Dapat memberikan rangsangan untuk memperbaiki dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan peningkatan pengenalan kosakata bahasa Inggris anak. c. Bagi Anak Didik

Anak sebagai subyek penelitian dapat lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran. Dengan cara pembelajaran yang menarik dan menyenangkan melalui gerak dan lagu, sehigga anak tidak akan bosan dan termotivasi untuk belajar dengan baik dan memahami pelajaran yang di berikan serta dapat meningkatkan pengenalan kosakata anak.

(4)

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman berpikir ilmiah dan menghasilkan penelitian yang baik dan berguna untuk masyarakat serta untuk memberikan wawasan yang baik bagi peneliti sebagai calon guru khususnya dalam penerapan metode ajar dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Hakikat Kosakata

Kosakata atau perbendaharaan kata adalah jumlah seluruh kata dalam suatu bahasa, yang juga merupakan kemampuan kata-kata yang dimiliki, diketahui, dan digunakan seseorang dalam berbicara, mendengar, membaca atau menulis. Penguasaan kosakata yang cukup, penting untuk bisa belajar bahasa dengan baik.

Abu Bakar Sulaiman, A. Gani & Syafri K. (1986:6), menyatakan kosakata berasal dari bahasa Sanskerta koca dan katha. Kedua kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia sebagai kata majemuk. Depdikbud (1989:462), kosakata adalah perbendaharaan kata.

Menurut Berk (2006:218), “Vocabulary is the content and function on words of a language which are learned so through that they become a part of a child's understanding, speaking, and later, reading, and writing. Vocabulary is the words having meaning when heard or seen though proceed even not proceed by the individual himself to communicate with other.”

Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui Berk berpendapat bahwa kosakata adalah kata-kata yang bermakna dan berfungsi dalam suatu bahasa yang dapat di pelajari anak, melalui mendengar dan berbicara dan selanjutnya membaca dan menulis. Kosakata juga merupakan kata-kata yang memiliki arti ketika di lihat dan di dengar baik melalui proses maupun tidak oleh individu untuk berkomunukasi dengan yang lain. Hornby (1995: 1) berpendapat bahwa kosakata adalah daftar kata-kata dengan maksud/arti terutama dalam membantu pemahaman kata-kata-kata-kata yang berbahasa asing. Berdasarkan pernyataan – pernyatan ini kita dapat menyimpulkan bahwa kosakata adalah sejumlah kata yang bermakna dan di pegunakan dalam berkomunikasi dengan orang lain baik melalui suatu proses pemerolehan bahasa maupun secara langsung.

Kosakata mempunyai peranan penting dalam pembelajaran bahasa Inggris anak karena seseorang dianggap mahir berbicara dalam bahasa Inggris tergantung dengan seberapa besar seseorang tersebut memiliki perbendaharaan kosakata yang banyak. Meskipun demikian pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya mempelajari kosakata. Dalam arti untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan menghafal sekian banyak kosakata tetapi harus memahami struktur gramatikal dari bahasa tersebut.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Kosakata a. Pengertian Pembelajaran Kosakata

Dalam proses pembelajaran, keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh karenanya, proses belajar merupakan kegiatan yang paling penting dan memiliki pengaruh yang signifikan tehadap pengetahuan siswa. Beberapa tokoh dan pakar pendidikan mengungkapkan belajar secara teoritis (dalam Dimyati, 2002: 9-13) sebagai berikut: 1) Menurut Skinner, belajar adalah sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif; 2) Menurut Gagne, belajar bukanlah sesuatu yang terjadi secara alamiah, tetapi hanya akan terjadi dengan adanya kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal; 3) Menurut Piaget, pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan dan perubahan tingkah laku dari yang tidak tahu menjadi lebih tahu yang hanya terjadi karena adanya kondisi-kondisi tertentu yakni kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal meliputi kemauan belajar dalam diri seseorang dan kondisi eksternal meliputi segala sesuatu di luar diri seseorang seperti pengaruh lingkungan.

Belajar merupakan kegiatan mencari pengetahuan sedangkan proses pelaksanaan belajar dikenal sebagai pembelajaran. Dalam pembelajaran guru berperan penting dalam memilih dan mengembangkan metode pembelajaran yang tepat gunadengan kondisi siswa, bahan ajar, kondisi sekolah. Penyesuaian ini merupakan peningkatan mutu pembelajaran.

Dalam penelitian ini, pembelajaran dititikberatkan pada pembelajaran pengenalan kosakata bahasa Inggris anak, guru harus berusaha untuk memilih metode pembelajaran bahasa Inggris yang tepat dan menarik agar anak tertarik dan senang mempelajari kosakata bahasa Inggris.

(5)

1. Pembelajaran kosakata untuk anak seharusnya diajarkan berkaitan dengan pembelajaran menyimak (listening), menulis (writing), Reading (membaca), ataupun speaking (berbicara); 2. Pembelajaran kosakata anak usia dini seharusnya dibatasi pada 100 kata. Meliputi: kata kerja

(verb), kata benda (noun), kata sifat (adjective), dan kata keterangan (pronoun). Karena ada kata-kata bahasa Inggris yang mempunyai pengertian yang berbeda apabila sudah dipakai dalam kalimat;

3. Pembelajaran kosakata bahasa Inggris untuk anak seharusnya diajarkan dengan cara yang menyenangkan agar langsung dimengerti oleh anak, misalnya; dengan cara dinyanyikan, permainan, ataupun di perankan.

(Richards and Rodgers, 1986:116). b. Manfaat Pengenalan Kosakata

Rusydy Ahmad Tha’imah (dalam http://www.scribd.com/pembelajaran kosa-kata-bahasa-arab) diakses pada tanggal 2 Januari 2012, memberikan klasifikasi kosakata menjadi 4 (empat), antara lain:

1) Pembagian kosakata dalam konteks kemahiran kebahasaan

Pembagian kosakata dalam konteks kemahiran kebahasaan mempunyai beberapa fungsi yaitu pertama memahami kosakata dengan bahasa lisan atau tulisan. Kedua kosakata untuk berbicara dalam pembicaraan baik formal maupun informal kiranya perlu memakai kosakata yang baik dan tepat. Ketiga kosakata untuk menulis. Penulisanpun membutuhkan pemilihan kosakata yang baik dan tepat agar tidak disalah artikan oleh pembacanya. Keempat kosakata potensial, yakni kosakata konteks dan analisis. Kosakata konteks yakni kosakata yang berdasarkan konteks pembahasannya dan kosakata analisis yakni kosakata yang dapat dianalisis berdasarkan karakteristik derivasi untuk selanjutnya dipersempit atau diperluas maknanya.

2) Kosakata menurut maknanya

Kosakata menurut maknanya yakni pertama kata-kata inti dimana kosakata dasar yang membentuk sebuah tulisan menjadi valid. Kedua kata-kata fungsi dimana kata-kata ini yang mengikat dan menyatukan kosakata dan kalimat sehingga membentuk paparan yang baik dalam sebuah tulisan. Ketiga kata-kata gabungan kosakata yang berdiri sendiri, tetapi selalu dipadukan dengan kata-kata lain sehingga membentuk arti yang berbeda-beda.

3) Kosakata menurut karakteristik kata

Kosakata menurut karakteristik kata yakni pertama kata-kata tugas yakni kata-kata yang digunakan untuk menunjukkan tugas dalam kehidupan baik secara formal maupun informal. Kedua kata-kata inti khusus yakni kosakata yang dapat mengalihkan arti kepada yang lebih spesifik.

4) Kosakata menurut penggunaannya

Kosakata menurut penggunaannya yakni kosakata aktif yang sering digunakan dalam bebagai wacana, baik pembicaraan, tulisan atau bahkan banyak didengar dan diketahui lewat berbagai bacaan. Yang kedua yakni kosakata pasif yaitu kosakata yang hanya menjadi perbendaharaan kata oleh seseorang namun jarang digunakan.

Pengenalan kosakata pada anak dipandang sangat penting karena dengan kosakata anak dapat berkomunikasi dan menyampaikan segala sesuatu pada diri dan lingkungannya. Manfaat pengenalan kosakata pada anak menurut Brewer (2007: 289) yakni: 1). Kosakata membantu anak menjelaskan karakteristik waktu dan ruang tempat anak tersebut berada, 2). Kosakata membantu anak menyampaikan ide secara benar dan terterima oleh orang lain, 3). Kosakata membantu anak untuk bertanya dan menebak apa yang ia inginkan atau ingin tahu, 4). Kosakata membantu anak menyampaikan pikiran, perasaan, pengetahuan dan segala sesuatu yang ada pada dirinya untuk orang lain.

Kosakata dibagi atas kata benda (noun), kata kerja (verb), kata sifat (adjective), kata ganti (pronoun), kata sambung (conjuction), serta kata depan (preposition). Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan menitikberatkan pada peningkatan kata benda (noun) dan kata kerja (verb) karena mengingat maksimal kata yang harus dikuasai oleh anak TK hanya pada batas 50 kata kebawah. Peneliti hanya akan membatasi pembahasan pembelajaran bahasa Inggris pada satu kata atau single word.

c. Metode dan Teknik Pembelajaran Kosakata

Metode pembelajaran pada hakikatnya adalah teknik-teknik dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang jenisnya beragam dan pemanfaatannya disesuaikan dengan kebutuhan. Begitu pula halnya dengan pembelajaran bahasa Inggris khususnya kosakata yang memerlukan adanya metode-metode dasar yang baik.

(6)

Dalam pembelajaran kosakata seharusnya dimulai dengan kosakata dasar yang tidak mudah berubah, seperti istilah kekerabatan, nama-nama anggota tubuh, kata kerja, kata benda, kata sifat, ataupun kata ganti yang mudah untuk dipelajari. Ada banyak metode yang cocok digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris yang dapat meningkatkan penguasaan bahasa Inggris antara lain: metode meniru dan menghafal, metode membaca, metode Gramatical Translation, metode audio-visual, metode dengan menggunakan media, maupun metode gerak dan lagu. Metode- metode ini sangat baik digunakan untuk pembelajaran pengenalan kosakata bahasa Inggris anak usia dini.

Tahapan-tahapan dalam teknik pembelajaran kosakata dapat diuraikan sebagai berikut: pertama guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mendengarkan kata yang diucapkan guru ataupun dari media lain. Apabila unsur bunyi dari kata itu sudah dikuasai oleh anak, maka untuk selanjutnya anak akan mampu mendengarkan secara benar. Yang kedua mengucapkan kata, dalam tahapan ini guru memberikan kesempatan anak untuk mengucapkan kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru akan membantu anak mengingat kata tersebut dalam waktu lama. Yang ketiga mendapatkan makna kata pada tahap ini membiarkan anak menunjukkan sendiri oleh siswa dalam bentuk gambar ataupun gerakan yang sesuai yang sering disebut dengan inquiry sehingga siswa dapat mengingat kata dan artinya.

2.1.3 Hakikat Metode Gerak dan Lagu

a. Teknik Pembelajaran Metode Gerak dan Lagu

Metode dan teknik yang hendak digunakan pada pembelajaran sebaiknya dipilih dan disesuaikan dengan kemampuan yang ingin dicapai. Profesionalisme seorang pendidik di dalam mengembangkan dan memanfaatkan metode dan teknik tersebut sangatlah dibutuhkan agar proses belajar mengajar dapat berjalan lebih baik.

Berdasarkan pengamatan peneliti, ternyata gerak dan lagu adalah metode yang sangat berhasil jika digunakan dalam proses belajar bahasa Inggris khususnya bagi anak usia dini. Karena pada hakekatnya lagu adalah seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama), ragam nada atau suara yang berirama. Jadi musik ataupun lagu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan dapat digunakan sebagai sarana dalam sebuah proses pembelajaran. Sedangkan Movement yang berarti gerakan, berasal dari kata dasar gerak. Dan ‘gerak’ memiliki makna, suatu peralihan tempat (adanya aktifitas) yang dilakukan setelah ada dorongan (batin/perasaan). Aktifitas gerakan dapat timbul setelah seseorang mendengarkan lagu/nyanyian.

Menggunakan gerak dan lagu sebagai metode dalam proses pembelajaran bahasa Inggris dan menyajikannya secara menarik dan menyenangkan dalam sebuah proses kegiatan belajar mengajar, dapat membantu anak untuk lebih senang dan giat belajar serta memudahkan anak untuk memahami suatu materi ajar. Karena dalam melakukan kegiatan belajar anak diajak untuk melakukan dan memperagakan suatu gerakan yang sesuai dengan makna dari lagu yang dinyanyikan. Jadi gerak dan lagu merupakan suatu aktifitas yang sangat menyenangkan bagi anak.

Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menitikberatkan bahasan pada pentingnya Gerak dan lagu digunakan sebagai motivator di dalam proses belajar bahasa Inggris pada anak usia dini. Gerak dan lagu memegang peranan penting dalam proses tumbuhkembangnya seorang anak. Musik dapat memperkaya kehidupan rohani dan memberikan keseimbangan hidup bagi anak. Melalui musik, manusia dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan hatinya serta dapat mengendalikan aspek emosionalnya. Adapun nyanyian adalah bagian dari musik. Nyanyian berfungsi sebagai alat untuk mencurahkan pikiran dan perasaan untuk berkomunikasi. Menurut Herr, dkk. (1995: 28) pada hakikatnya nyanyian bagi anak-anak adalah sebagai:

1. Bahasa Emosi, dimana dengan nyanyian anak dapat mengukapkan perasaannya, rasa senang, lucu, kagum, dan haru.

2. Bahasa Nada, karena nyanyian dapat didengar, dapat dinyanyikan, dan dikomunikasikan.

3. Bahasa Gerak, gerak pada nyanyian tergambar pada birama (gerak/ketukan yang teratur), pada irama (gerak/ketukan panjang pendek, tidak teratur), dan pada melodi (gerakan tinggi rendah).

Dengan demikian bernyanyi merupakan suatu kegiatan yang sangat disukai oleh anak-anak. Secara umum menyanyi bagi anak lebih berfungsi sebagai aktivitas bermain dari pada aktivitas pembelajaran atau penyampaian pesan.Menyanyi dapat memberikan kepuasan, kegembiraan, dan kebahagiaan bagi anak sehingga dapat mendorong anak untuk belajar lebih giat (Joyful Learning). Dengan nyanyian seorang anak akan lebih cepat mempelajari, menguasai, dan mempraktikkan suatu materi ajar yang disampaikan oleh pendidik. Selain itu kemampuan anak dalam mendengar (listening), bernyanyi (singing),berkreativitas (creative) dapat dilatih melalui kegiatan ini.

(7)

Sementara gerakan (movement) merupakan bahasa tubuh. Selanjutnya Herr, dkk (1995: 36) juga mengatakan bahwa “anak mengekspresikan perasaannya melalui aktivitas gerakan setelah mendengarkan nyanyian.” Anak mempunyai hubungan yang aktif dalam merespon nyanyian. Melalui gerak dan olah tubuhnya anak akan dapat menggambarkan apa yang dirasakan dan dimengertinya terhadap musik (nyanyian). Aktifitas gerakan itu sendiri sangat dibutuhkan bagi anak usia dini dalam melatih dan mengembangkan motorik kasar mereka. Jadi bernyanyi untuk anak-anak bukan saja menyuarakan lagu, tapi sekaligus membawakan isi dan makna nyanyian, serta meragakan nyanyian dengan gerak seperti gerak bebas atau gerak tari. Untuk itu alangkah baiknya bila guru dapat memanfaatkan dengan baik Musik and Movement dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Pemilihan sebuah nyanyian (lagu) yang akan disajikan dalam proses pembelajaran haruslah sesuai untuk anak dan dapat menunjang tema ajar yang akan disampaikan. Nyanyian yang baik dan sesuai untuk anak-anak, adalah antara lain:

1. Nyanyian yang dapat membantu pertunbuhan dan perkembangan diri anak (aspek fisik, intelegensi, emosi, social);

2. Nyanyian yang bertolak dari kemampuan yang telah dimiliki anak; a. Isi lagu sesuai dengan dunia anak-anak;

b. Bahasa yang digunakan sederhana;

c. Luas wilayah nada sepadan dengan kesanggupan alat suara dan pengucapan anak; dan d. Tema lagu, antara lain; mengacu pada kurikulum yang digunakan.

Banyak buku sumber maupun CD/VCD yang bisa dipakai untuk pembelajaran, namun faktor yang terpenting adalah kemampuan seorang guru di dalam memilih, menggunakan dan mengembangkan nyanyian yang ada agar nyanyian tersebut dapat disajikan dan dipahami oleh anak secara baik tanpa melupakan kaidah berbahasa Inggris yang baik dan benar.

b. Metode Gerak dan Lagu pada Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Usia Dini

Sebelum pembelajaran dimulai seorang pendidik ataupun orang tua harus mengetahui tahap perkembangan anak. Seperti yang dikemukakan Berk (2006:5) yakni masa perkembangan terdiri atas:

1. Masa pre-natal: dari 0 sampai 9 bulan dalam perut.

Dari masih sebagai sel sampai menjadi organism dalam perutpun bayi bisa belajar 2. Masa lahir dan bayi: dari lahir sampai 2 tahun.

Masa ini membawa perubahan dramatis terhadap tubuh dan pikiran yang dapat mendorong terbentuknya motorik, perceptual dan kapasitas intelektual; pengenalan bahasa sampai pada melakukan hubungan dengan yang lain,

3. Masa awal anak: dari 2 sampai 6 tahun

Tubuh mulai tinggi dan berkembang, mulai terbentuk keterampilan motorik dan anak – anak mulai berada pada pengendalian diri dan pertahanan diri serta mulai mengingat dan mengungkapkan bahasa yang baru.

4. Masa pertengahan atau peralihan: dari 6 sampai 11 tahun

Anak-anak mulai belajar mengenal dunia luas dan menguasai bermacam- macam keterampilan dan banyak hal yang bermanfaat untuk lebih bisa menemukan serta mencari jati diri. Masa inipun dilalui dengan proses berpikir logis, menguasai keterampilam berbahasa dasar dan menguasai pemahaman diri, moral, dan bekerja sama.

5. Masa dewasa: dari 11 sampai 18 tahun

Dari segala segi berubah yakni dari anatomi, fisik dan motorik berubah. Berpikir mulai abstrak dan idealistic, pendidikan meningkat kearah pendidikan tingkat tinggi dan dunia kerja. Dalam hidup sudah bermakna dan mempunyai tujuan hidup.

Periode paling sensitif terhadap bahasa dalam kehidupan seseorang adalah antara umur nol sampai delapan tahun atau sering dikenal sebagai masa usia dini. Segala macam aspek dalam berbahasa harus diperkenalkan kepada anak sebelum masa sensitif ini berakhir.

Pada periode sensitif ini sangat penting diperkenalkan cara berbahasa yang baik dan benar, karena keahlian ini sangat berguna untuk berkomunikasi dengan lingkungannya, Maria Montessori (1991: 82). Berdasarkan teori tersebut, adalah tepat jika bahasa Inggris mulai diperkenalkan kepada anak sedini mungkin. Sehingga dari periode perkembangan ini pengenalan bahasa Inggris untuk anak usia dini diterapkan dengan metode, teknik, dan strategi yang baik dengan mengutamakan pengenalan kosakata daripada struktur – struktur kalimat ataupun yang disebut dengan sructure / grammar sebagai prasarat utama dalam menguasai keterampilan dalam berbahasa. Sebagaimana Harmer (1995:112) mengatakan bahwa kosakata dapat diajarkan dengan beberapa teknik yaitu: 1). Realia, 2). Pictures (Gambar), 3). Mime, action, dan gesture, 4). Contrast or opposite, 5). Games, 6). Enumeration, 7). Translation, 8). Outside classroom, 9). Songs. Dari semua teknik yang disebutkan diatas, dalam hal pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris yang menyenangkan untuk anak

(8)

Taman Kanak-Kanak lebih cocok menggunakan teknik pictures (gambar), games (permainan), dan songs (lagu) yang penerapannya selalu mempertimbangkan keadaan individual anak dalam menerima pelajaran, seperti yang dikemukakan Berk (2006:19) yang secara umum mengelompokkannya menjadi empat aliran, yaitu: 1). Belajar behaviorisme, 2). Belajar kognitif, 3). Belajar humanistic, 4). Belajar sebertik, yang secara keseluruhan pada proses belajar, isi, sistem informasi,dan hasil yang terbaik buat pembelajaran bahasa Inggris anak Taman Kanak-Kanak sebagai pemula.

Pembelajaran Bahasa Inggris khususnya pada anak usia dini, lebih menekankan pada pengenalan akan perintah-perintah dasar (Basic Instructions) dan pengetahuan akan nama-nama benda atau objek yang ada di sekitar mereka (Vocabulary).

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris anak dengan Menggunakan Metode Gerak dan Lagu.

Keberhasilan proses pembelajaran Bahasa Inggris pada anak usia dini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: 1) Guru yang berkualitas, guru yang dapat menghidupkan proses kegiatan belajar mengajar. 2) Sumber dan fasilitas pembelajaran yang memadai dan memenuhi syarat. 3) Kurikulum yang baik, sederhana, dan menarik (atraktif).

Karena pada hakekatnya Music (Musik) adalah seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama). Dan ragam nada atau suara yang berirama disebut juga dengan lagu. Jadi musik ataupun lagu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan dapat digunakan sebagai sarana dalam sebuah proses pembelajaran. Sedangkan Movement yang berarti gerakan, berasal dari kata dasar gerak. Dan ‘gerak’ memiliki makna, suatu peralihan tempat (adanya aktifitas) yang dilakukan setelah ada dorongan (batin/perasaan). Aktifitas gerakan dapat timbul setelah seseorang mendengarkan lagu/nyanyian.

Maka pemanfaatan Gerak dan lagu dalam pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut. 1. Ketika Baru Masuk Kelas

Untuk mendapatkan atensi anak sebelum memulai pembelajaran, anak diajak untuk dapat duduk baik dengan hati yang senang (tidak dalam keadaan terpaksa). Hal ini dilakukan dengan mengajak anak menyanyikan lagu sambil menggerakkan anggota badan.

Misalnya dengan menyanyikan lagu “Sit Together” (Tune: Where Is Thumbkin?) Sit together, sit together,

Look at me, look at me,

How are you today, How are you today, Look at me, look at me.

Nyanyian (lagu) ini dapat dinyanyikan dengan posisi anak duduk membentuk lingkaran di lantai, dan bernyanyi dengan gerakan menepuk paha masing-masing. Guru sebagai model haruslah dapat menghidupkan suasana kelas agar anak merasa nyaman dengan lagu dan gerakan yang dinyanyikan bersama. Melalui nyanyian ini anak diharapkan dapat memahami makna dari lagu yang mereka nyanyikan.

2. Sebagai Pembuka (Doa dan Salam)

Setiap proses belajar hendaknya diperkenalkan juga kepada anak untuk berdoa dan saling mengucapkan salam. Melalui kegiatan berdoa pendidik dapat mengenalkan dan membina anak agar selalu dekat kepada Tuhan. Sebelum maupun sesudah melakukan aktivitas anak dapat diajak menyanyikan lagu doa, misalnya: lagu “ Morning Prayer” sebelum melakukan kegiatan.

Thank you God.

For helping us to come to our school. Now we are going to study

Please bless us

Thank you God, Amien. Artinya:

Terima kasih Allah..

Karena telah membantu kami untuk datang kesekolah Sekarang kami akan pulang

Mohon berkahi kami Terima kasih Allah, Amin.

Nyanyian ini hendaknya dilakukan dengan posisi anak berdoa. Mengajak anak untuk saling menyapa dengan baik dapat dilakukan dengan menyanyikan, misalnya: lagu “ Hello-hello”

Hello,hello, hello and how are you? I’m fine, I’m fine, I hope that you are too.

(9)

Ketika lagu ini dinyanyikan, anak diajak untuk saling melambaikan tangannya sebagai gerakan menyapa.

Mengucapkan salam dalam bahasa Inggris (Greeting), dapat juga dikenalkan melalui yanyian, misalnya: lagu “Good Morning”.

Good morning, my friends, Good morning teachers How are you today? Very well, I thank you.

Nyanyian-nyanyian tersebut hendaknya dapat dinyanyikan pada setiap proses pembelajaran berlangsung, karena pengulangan (Repetition) sangat diperlukan bagi anak usia dini dalam mempelajari hal yang baru.

3. Sebagai Apersepsi

Sebagai pengantar pembelajaran suatu materi ajar, guru dapat menggunakan nyanyian sebagai appersepsinya.

Contoh: Ketika mengajar dengan tema wajahku, guru dapat mengajak anak menyanyi antara lain: lagu “Parts of Body” (Tune: Head and Shoulders)

My Eyes, my ears, my mouth my nose, 2x My hand, my foot, my neck,

My Eyes, my ears, my mouth my nose, We are clapt hands together

Demikian juga ketika mengajarkan tema-tema ajar lainnya, seperti tema transportasi dapat juga menggunakan lagu misalnya, “The Train”, untuk tema binatang banyak nyanyian yang bisa digunakan, antara lain, “Baba black sheep”, “Little lion”. Tema tentang keluarga “ I love you my family”, tema makanan dapat juga diperkenalkan misalnya melalui lagu “Good food”, dll.

Masih banyak nyanyian (lagu) anak-anak yang dapat dinyanyikan untuk appersepsi ini. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah, nyanyian yang dipilih haruslah sesuai dengan materi ajar yang akan disampaikan dan tingkat perkembangan kejiwaan anak.

4. Dalam Pembelajaran Inti

Pada saat kegiatan belajar mengajar berjalan, guru dapat menyelingi dengan nyanyian, bahkan dalam pembelajaran salah satu aspek bahasa itu sendiri, seperti pelafalan atau pengucapan, nyanyian dapat digunakan sebagai materi ajar.

Contoh: Untuk mengajarkan bunyi dari suatu huruf (Phonics Sound), misalnya kita dapat belajar sambil bernyanyi “Letters Sounds”

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

Ketika anak menyanyikan lagu ini, guru dapat sambil menunjukan kartu huruf yang dimaksud. Sehingga diharapkan anak dapat memahami bentuk hurufnya secara visual dan melafalkan bunyinya dengan baik dan benar. Contoh lain dapat dicari dari berbagai sumber yang sudah ada, atau juga diciptakan oleh guru sendiri dengan mempertimbangkan kesesuaian antara situasi dan kondisi serta materi yang akan disampaikan.

Nyanyian sebagai materi ajar, di dalam pembelajarannya tidak hanya dinyanyikan tetapi juga dibaca dan dipahami oleh anak. Karenanya materi nyanyian harus disesuaikan dengan usia anak, agar menyanyi menjadi sesuatu kegiatan yang menyenangkan bukan menjadikan beban.

5. Sebagai Penutup Kegiatan Belajar Mengajar

Setelah menyelesaikan proses pembelajaran anak diajak untuk merapikan semua perlengkapannya sambil bernyanyi, misalnya dengan lagu “Clean Up Time”.

Clean up time! Clean up time! Everything will look just fine,

We’ll pick up the things and put them all away, We can use another day.

Melalui kegiatan ini anak dapat dilatih untuk mandiri dan mengembangkan rasa tanggung jawab mereka. Untuk mengakhiri proses pembelajaran nyanyian dapat juga digunakan sebagai salam penutup, misalnya lagu (tune: lagu Sayonara):

My friends it’s time to go home It’s time to rest, it’s time to go home Good bye my friends 2X

Till we meet again Good bye my friends.

Akhirnya anak akan diajak untuk doa pulang secara bersama-sama, dengan lirik: Thank you God..

(10)

Now we are going to home Please bless us

Thank you God, Amien. Artinya:

Terima kasih Allah..

Karena telah membantu kami untuk datang kesekolah Sekarang kami akan pulang

Mohon berkahi kami Terima kasih Allah, Amin.

Hal ini merupakan langkah-langkah pembelajaran kosakata bahasa Inggris anak usia dini yang baik dengan menggunakan metode gerak dan lagu.

2.2 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “ Jika guru menggunakan metode gerak dan lagu, maka pengenalan kosakata bahasa Inggris pada anak Kelompok B Di TK Pembina Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo kosakata dapat ditingkatkan.”

2.3 Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah apabila jumlah anak yang mengalami peningkatan kosakata bahasa Inggris mencapai 75% dari jumlah anak sebanyak 20 orang atau terjadi peningkatan dari 25% bertambah 50% atau sekitar 15 anak, maka penelitian ini dinyatakan berhasil. 3. SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. a. Pengenalan kosakata bahasa Inggris melalui metode gerak dan lagu pada anak kelompok B

TK Pembina Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo pada observasi awal anak yang mampu berjumlah 5 anak (75%)

b. Pengenalan kosakata bahasa Inggris melalui metode gerak dan lagu pada anak kelompok B TK Pembina Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo setelah dilaksanakan siklus 1 meningkat menjadi 11 anak (60%) yang mampu.

c. Pengenalan kosakata bahasa Inggris melalui metode gerak dan lagu pada anak kelompok B TK Pembina Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo setelah dilaksanakan siklus 2 meningkat menjadi 16 anak (80%)

d. Pengenalan kosakata bahasa Inggris melalui metode gerak dan lagu pada anak kelompok B TK Pembina Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo dapat ditingkatkan.

3.2 Saran

Sehubungan dengan kesimpulan di atas, peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut.

a. Guru harus memiliki kemampuan yang baik dalam pembelajaran pengenalan kosakata bahasa Inggris yang harus menarik dan menyenangkan terutama dalam menentukan metode pembelajarannya.

b. Metode gerak dan lagu sebaiknya digunakan oleh guru anak usia dini untuk memperkenalkan kosakata bahasa Inggris anak.

c. Guru harus membicarakan masalah-masalah pendidikan yang ada pada anak pada orang tua, ahli ataupun guru lain.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Berk, Laura E, 2006. Child Development (seventh Edition), USA: Pearson International Edition. Brewer, Jo Ann, 2007. Introduction to Early Childhood Education. Preschool through Primary Grades.

Sixth Edition. USA: Pearson education.

Cheek and Beeman, 2000. Using Visual Aids in Extension Teaching. University of Florida. Available: ho://www.edis.ifas.ufl.edu/BODY MG098 - 23k. New York: Monarch Press. Diakses 8 Agustus 2011.

Depdikbud. 1980. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri, Zain Aswan. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Harmer, J., 1995. The Practice of English Language Teaching. New York: Longman Group Limited. Herr, Judy dan Ivonne Libby. 1995. Creative ressources for the early childhood classroom. Delmar

Publisher.

Kemmis & Taggart, 1997. The Action Research Planner. Australia: Deakin University, LSD.

Kurnia, FD., 1995. Dealing with the Young Foreign Language Learning. A Teaching Strategy Articles. Jakarta: Rineka Cipta.

Montessori, Dr. Maria., 1991. The secret of chidhood. New York: Ballatine Books.

Reigeluth, Charles, 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publisher.

Richards, Jack C dan Theodores. Rodgers. 1986. Approaches and Methods in Language Teaching. A Description and Analysis. USA: Cambridge Teaching Library.

Santrock, J.W, 1995. Life – Span Development. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga. Ukajati, 2008. Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Suleman, Abu Bakar, dkk. 1986. Kosakata Bahasa Melayu. Jakarta: Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tha’imah, Rusydy Ahmad (dalam http://www.scribd.com/pembelajaran kosakata bahasa arab) diakses 2 Desember 2011.

Trojcak, Wars A., 1979. Science with Children, USA. MC Graw-Hill. W.S. Winkle, 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menyebutkan bahwa asam lemak bebas pada lemak subkutan pada tubuh bagian atas merupakan sumber utama dari metabolisme asam lemak yang abnormal dan asam lemak

Audit Awal adalah audit lapangan yang dilakukan dalam rangka proses registrasi terhadap perusahaan fumigasi yang akan ditetapkan sebagai pelaksana perlakuan fumigasi

Keterkaitan dengan Produk Lain dan Cara Perolehan Bahan Baku Produk tanaman ( eMeRTe ) Mini Room Terrarium hampir sama dengan terrarium yang sudah ada

Adhie Suhartanto, selaku guru bahasa Indonesia SMK Bhinneka Karya Surakarta yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam penelitian untuk

Jika laba yang dihasilkan perusahaan meningkat maka hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang baik dan hal tersebut dapat menjadikan tanggapan positif

The basic philosophy of chemical castration sanctions and the installation of electronic detection devices is the issuance of Law Number 17 of 2016 concerning

Hasil Pengujian Set 2 pada data kedua dengan indeks threshold 0.1 .... Hasil Pengujian Set 2 pada data kedua dengan indeks threshold

b) Apabila potensi ekonomi atau bisnisnya cukup bagus, sebelum dilakukan pelepasan varietas sebaiknya didaftarkan terlebih dahulu hak PVTnya. Hal ini diperlukan mengingat