• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mencermati Novel. Pengumpulan Data. Pengklasifikasian Data. Analisis Data. Kesimpulan. Penyusunan Laporan. Gambar 2. Prosedur Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mencermati Novel. Pengumpulan Data. Pengklasifikasian Data. Analisis Data. Kesimpulan. Penyusunan Laporan. Gambar 2. Prosedur Penelitian"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 4. Penyajian Hasil

Dalam penelitian ini disajikan dengan cara menyajikan data berupa uraian-uraian hasil analisis dalam bentuk kalimat. Uraian-uraian tersebut merupakan jabaran dari rumusan masalah yang dijawab oleh peneliti dalam bentuk deskripsi hasil penelitian.

5. Menyimpulkan hasil penelitian

Pada kegiatan akhir penelitian adalah menyimpulkan hasil analisis. Peneliti menyampaikan hasil analisis dalam novel Cinta Suci Zahrana yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan langkah kerja penelitian.

Untuk lebih jelasnya tahap-tahap penelitian tersebut dapat dilihat pada bagan prosedur penelitian sebagai berikut.

Gambar 2. Prosedur Penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Novel Cinta Suci Zahrana

Mencermati Novel Pengumpulan Data Pengklasifikasian Data Penyusunan Laporan Kesimpulan Analisis Data

(2)

commit to user

Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy merupakan novel pembangun jiwa yang banyak memberikan manfaat bagi pembacanya, novel ini menceritakan tentang perjuangan seorang wanita bernama Dewi Zahrana untuk mencapai prestasi tertinggi dalam bidang akademik, tetapi dalam kesuksesan akademiknya ada hal yang sangat membebani batinnya, dalam usianya yang semakin matang dia belum juga mendapatkan jodoh, desakan dari orangtua dan ejekan dari orang sekitar yang membuat ia semakin tertekan akan hal itu. Berbagai lamaran ia tolak karena Zahrana mencari pendamping yang taat beribadah, cobaan demi cobaan datang menerpa dalam perjalananya untuk mendapatkan jodoh sampai pada akhirnya ia dipertemukan dengan seorang pemuda yang akhirnya menjadi suaminya, karena ketabahan, keikhlasan hatinya serta ketaatannya dalam beragama akhirnya dia hidup dengan bahagia.

Novel Cinta Suci Zahrana terdiri dari 284 halaman dan terdiri dari 18 bab. Bab tersebut meliputi Hatinya Berkabut dan Basah, Menekuri Diri, Harapan, Tiba di Beijing, Arti Cinta Ayah dan Ibu, Sambutan, Cemburu, Lamaran yang Menggigilkan, Bingung dan Resah, Hari yang Kusut, Ia Terus Berdoa, Hari yang Menegangkan, Teror, Berburu Ketenangan, Mengejar Takdir, Lengkap Sudah Penderitaannya, Siapa Menanam Dia Menuai, Cinta Suci Zahrana.

Zahrana adalah sosok wanita yang sempurna, cantik, dan pandai dalam pendidikan. Zahrana menjadi terkenal karena karya tulisnya yang dimuat di jurnal RMIT Melbourne, dia mendapat penghargaan dari Tsinghua University. Sebuah Universitas ternama di China. Di tengah kesuksesannya, Zahrana sedang merasa dilema, apakah dia harus melanjutkan pendidikannya atau menikah. Orang tuanya cemas lantaran usia Zahrana yang tak lagi muda. Walau banyak laki-laki yang melamarnya, namun Zahrana kerap menolaknya.

Disinilah terjadi konflik batin, antara menuruti keinginan orang tua atau mengejar cita-cita. Sampai akhirnya Zahrana lebih memilih untuk mengajar di Universitas di Semarang, dengan alasan tidak ingin jauh dari orang tua. Zahrana juga memilih untuk mengalah dengan tidak menerima

(3)

commit to user

tawaran beasiswa S3 di negeri China. Orang tua Zahrana selalu berharap agar Zahrana cepat menikah dan memiliki keturunan. Orang tuanya khawatir tidak sempat menyaksikan Zahrana bersuami dan menimang cucu. Zahrana berfikir bahwa menikah hanya menunda-nunda kesuksesannya dan bisa menghalangi prestasinya.

Puncak konfliknya, Zahrana dilamar oleh Pak Karman, dengan tegas Zahrana menolak lamaran itu karena Pak Karman tidak memiliki ahlak dan moral yang baik, disamping itu usia Pak Karman sudah memasuki kepala lima. Akibat penolakan lamaran itu, Zahrana di ancam akan dipecat. Tetapi Zahrana memilih untuk mengundurkan diri terlebih dahulu dan memilih mengajar di sebuah sekolah kejuruan teknik. Setelah kejadian tersebut, Zahrana berfikir bahwa dia memang harus segera menikah. Akhirnya dia meminta saran pada pemimpin pesantren yang masih bersaudara dengan Lina, sahabatnya. Zahrana dipertemukan dengan seorang pemuda yang bernama Rahmad, yang dari segi pekerjaan biasa-biasa saja. Pemuda itu seorang duda tanpa anak dan masih muda, dia adalah penjual krupuk keliling, Zahrana merasa cocok dan dia memantapkan hati untuk menyempurnakan ibadahnya melalui jalan menikah.

Zahrana merasa senang karena sebentar lagi dia akan menikah. Dia akan memiliki seorang suami yang begitu sholeh. Namun kebahagiaan itu sirna begitu saja saat Zahrana menerima kabar bahwa Rahmad calon suaminya meninggal tertabrak kereta api disusul dengan kabar meninggalnya ayahnya karena serangan jantung. Zahrana sangat sedih dan terpukul dengan kepergian calon suami dan ayahnya, beberapa hari dia dirawat di rumah sakit, di rumah sakit itu Zahrana bertemu dengan seorang dokter yang ternyata adalah Ibu Hasan, mahasiswa yang dulu ia bimbing skripsinya. Kedatangan dokter tersebut memberi semangat kepada Zahrana.

Beberapa hari kemudian, Ibu Hasan datang kerumah Zahrana, beliau berniat untuk melamar Zahrana untuk putranya Hasan. Zahrana tidak

menyangka akan kabar tersebut, dia sedikit ragu menerima kabar tersebut. Dikarenakan Hasan adalah mahasiswanya dan dia jauh lebih muda dari

(4)

commit to user

Zahrana, akhirnya Zahrana menerima lamaran tersebut dengan syarat

pernikahan dilaksanakan malam itu juga setelah shalat tarawih di masjid dekat rumah Zahrana, dan Hasan menerima syarat tersebut. Pernikahan pun

dilaksanakan setelah shalat tarawih dan disaksikan oleh para jamaah shalat tarawih. Akhirnya Zahrana menyempurnakan agamanya dan hidup bahagia bersama Hasan setelah menikah.

Habiburrahman El Shirazy, atau Kang Abik panggilan di dunia kepengarangan, dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976. Kang abik bukan hanya seorang penulis, dia juga seorang dai, penyair yang terkenal sampai diluar negeri. Nama Kang Abik mulai melambung ketika karya novelnya yang berjudul “Ayat-ayat Cinta” tampil di layar kaca.

Memulai pendidikan menengahnya di MTS Futuhiyyah I Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan KH. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota Budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu

melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fak.Ushuluddin, Jurusan Hadits, Universitas Al-Ashar, Cairo dan selesai pada tahun 1999. Telah

merampungkan Postgraduate Diploma(Pg.D) S2 di The Institute for Islamie Studies in Cairo yang didirikan oleh imam Al-Baiquri (2001). Profil diri dan karyanya pernah menghiasi beberapa Koran dan majalah, baik lokal maupun nasional seperti Solo Pos, Republika Anninda, Saksi, Sabilli, Muslimah, dll.

Karya-karyanya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat. Karya-karyanya sangat baik dan penuh dengan pesan moral dan agama, banyak novel-novel karya yang Kang Abik yang best seller. Beberapa novel karya kang abik adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta (2007). Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata

(5)

commit to user

Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem, Mahkota Cinta, Nyanyian Cinta dan Cinta Suci Zahrana (telah dibuat versi filmnya pada tahun 2012).

B. Deskripsi Temuan Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif, sehingga sangat diperlukan adanya deskripsi kata-kata untuk menyampaikan hasil temuannya. Sebelum membahas data penelitian, dirasa penting untuk mendeskripsikan temuan penelitian. Temuan penelitian berupa data kualitatif, yakni kutipan kalimat yang ada pada novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy dan hasil wawancara dengan narasumber. Dalam novel tersebut, ada beberapa hal yang menarik untuk dikaji, antara lain adalah unsur intrinsik novel, beban psikologis tokoh utama dan nilai-nilai pendidikan yang ada dalam novel.

1. Unsur Intrinsik Novel Cinta Suci Zahrana

Struktur formal karya sastra dapat disebut sebagai elemen atau unsur-unsur yang membentuk karya sastra. Karya sastra seperti bentuk novel pada dasarnya dibangun oleh unsur-unsur tema, alur (plot), setting (latar), tokoh (penokohan), sudut pandang (pusat pengisahan) dan gaya bahasa. Unsur-unsur ini yang menjadi fokus untuk ditelaah secara struktural formal pada umumnya.

a. Tema

Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Ia selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, religius, dan sebagainya. Dalam hal tertentu sering tema dapat disinonimkan dengan ide atau tujuan utama cerita (Nurgiyantoro, 2005:25).

Tema pokok dari novel Cinta Suci Zahrana karya

Habiburrahman El Shirazy ini adalah kesucian cinta Zahrana yang dapat digambarkan melalui perjuangan seorang wanita dalam memilih pasangan hidupnya sesuai dengan idamannya, yakni yang tampan, sholeh, cerdas, dan dapat dijadikan imam bagi rumah tangganya demi kebahagiaan dalam menempuh hidup berumah tangga. Melalui cerita

(6)

commit to user

novel ini, dapat diambil makna dan kandungan nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya.

b. Amanat

Moral, seperti halnya tema, dilihat dari segi dikhotomi bentuk isi karya sastra merupakan unsur isi. Ia merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita (Nurgiyantoro, 2005: 320).

Dalam novel Cinta Suci Zahrana amanat utama yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca adalah pentingnya menuntut ilmu setinggi langit, tetapi sejalan dengan hal itu, kita tidak boleh menunda-nunda pernikahan sebagai salah satu bentuk ibadah dan penyempurnaan agama sebagai bekal untuk kehidupannya di akherat dengan memilih pasangan yang baik.

Dalam novel ini juga diajarkan agar kita harus bersabar, tidak putus asa, keyakinan dengan prinsip-prinsip agama. Sebuah cita-cita apabila diraih dengan jalan kesabaran, disertai dengan usaha yang maksimal, meminta petunjuk kepada Yang Maha kuasa, nantinya pasti akan membuahkan hasil yang baik. Hal inilah yang diajarkan dalam novel ini yang direpresentasikan lewat tokoh Zahrana yang berusaha sabar dan tegar dalam menghadapi cobaan dalam hidupnya. Keinginan dan usaha kerasnya untuk mendapatkan jodoh, pada akhirnya dia dipertemukan dengan mantan mahasiswanya sendiri.

Selain itu, pesan yang didapatkan adalah pendidikan akhlak perilaku, sebagai manusia kita tidak boleh mempunyai pandangan bahwa orang yang rendah itu selamanya rendah. Hal ini terlihat dari kehidupan laki-laki yang hendak melamar Zahrana yaitu Gugun yang awalnya dianggap tidak cerdas dan kerdil, sekarang Gugun sukses menjadi pengusaha cor logam dan baja. Kehidupan manusia tidak bisa diprediksi hanya melihat satu saat tertentu, karena roda kehidupan terus berputar.

(7)

commit to user

Pesan yang dapat diambil lagi adalah setiap perbuatan pasti ada balasannya. Novel ini memberikan sebuah jalan pencerahan untuk menyadarkan pembaca bahwasanya setiap perbuatan baik atau buruk akan mendapatkan hukuman yang setimpal. Ada sebuah peribahasa yang sesuai dengan makna di atas seperti siapa yang menabur benih, maka ia akan menuai hasilnya. Apabila kita berbuat kejelekan, maka kita akan mendapatkan balasan yang lebih jelek, begitupun sebaliknya. Novel ini mengajak pembaca agar lebih berhati-hati dalam melakukan perbuatan, karena setiap perbuatan ada konsekuensi yang diterima.

c. Tokoh dan Penokohan

Unsur fiksi dalam novel Cinta Suci Zahrana selain latar yang tampak jelas dipengaruhi tema dan masalah moral adalah

penokohannya. Sehubungan dengan itu maka ditampilkan tokoh-tokoh yang mempunyai ciri khas tertentu. Jones (dalam Nurgiyantoro, 2005: 165) menyatakan, “Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Senada dengan pendapat tersebut Abrams dalam Nurgiyantoro juga

menyatakan, tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan

memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.”

Terjadinya peristiwa dalam suatu cerita dimungkinkan berkat adanya tokoh cerita tersebut. Dan posisi serta fungsi tokoh-tokoh itu berpengaruh atas kelancaran alur ceritanya. Disamping itu penokohan juga berkaitan dengan latar cerita, karena penempatan tokoh cerita dalam latar tertentu akan mempengaruhi warna peranan para tokoh.

Berdasarkan fungsinya atau penting tidaknya kehadiran tokoh, tokoh dalam cerita dibedakan menjadi dua: pertama, tokoh

sentral/utama meliputi protagonis dan antagonis. Kedua, tokoh

(8)

commit to user

Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan tokoh sentral (protagonis atau antagonis). Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat kita lihat pada novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy memiliki tokoh yang cukup banyak, Diantaranya:

1) Tokoh Utama

Menurut Nurgiyantoro tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian (Nurgiyantoro, 2005: 177).

Langkah yang dapat ditempuh untuk menentukan tokoh utama yaitu: Pertama, melihat masalahnya atau tema lalu mencari tokoh mana yang paling banyak berhubungan atau terlibat dengan masalah tersebut. Kedua, mencari tokoh mana yang paling banyak berhubungan dengan tokoh-tokoh lainnya. Ketiga, mencari tokoh mana yang paling banyak memerlukan waktu penceritaan. Tokoh yang paling banyak memenuhi persyaratan yang demikian itu adalah sebagai tokoh utama.

Tokoh utama dalam novel Cinta Suci Zahrana meliputi: a) Protagonis

Tokoh Protagonis dalam novel ini adalah Dewi Zahrana. Dewi Zahrana adalah orang yang pintar dan sering mendapatkan penghargaan atas prestasi yang diraihnya. Dia sangat mementingkan kuliah yang pada akhirnya membuat dia menunda-nunda untuk menikah, terkadang egois dan

mengabaikan keinginan orang tuanya. terlihat pada kutipan berikut ini:

(9)

commit to user

“Menikah dulu terus kuliah S2 kan tidak apa-apa tho. Itu anaknya juga mau kok ikut ke Bandung”. Ia tidak mau menikah dulu. Ia beralasan kalau menikah nanti malah tidak konsentrasi, selesainya bisa molor padahal beasiswanya cuma dua tahun. Ayah dan Ibunya tidak berkata apa-apa lagi”. (CSZ, 2011: 15)

b) Antagonis

Tokoh Antagonis dalam novel ini adalah Sukarman/Pak Karman. Pak Karman adalah orang amoral suka bermain dengan wanita lain, pendendam, kejam dan gelar yang

disandangnya hanya sebagai pemanis. Seperti pada ucapannya ketika Zahrana menolak lamarannya:

“Kau benar-benar ingin mengajak bermain api denganku Zahrana. Baik tunggu pembalasanku. Kau akan tahu akibatnya mempermainkan seorang Insinyur Haji Sukarman, MSc. Tunggu saja. Akan kubuat kau menangis siang dan malam dan merasakan penyesalan yang tiada berkesudahan!” Geram Pak Karman. (CSZ: 2011: 214).

2) Tokoh Bawahan

Tokoh bawahan dalam novel ini meliputi: a) Tokoh Andalan

(1) Pak Munajat

Ia adalah ayahnya Zahrana, wataknya agak keras, tegas namun penuh penyayang. Wataknya yang tegas dapat kita lihat pada kutipan:

“Alhamdulillah. Ikut senang. Tetapi lebih senang seandainya di wisuda hafal Al-Quran.” (CSZ, 2011: 9).

(10)

commit to user

Pak Munajat juga seorang yang religius, terlihat pada kutipan:

“Kamu kan tahu, Nduk, Bapak mu itu kalau sudah bedhug dengar suara Azan ya urusannya langsung ke Mushalla.” (CSZ, 2011: 114).

(2) Bu Nuriyah

Bu Nuriyah adalah ibu Zahrana, ia sangat lemah lembut dan tidak tegaan. Dan Selalu mengabulkan

keinginan Zahrana seperti yang terlihat pada halaman lima ketika Zahrana ingin masuk SMA negeri.

“Ia tidak membantah ayah dan ibunya saat itu, ia hanya pura-pura sakit. Dan anehnya ia benar-benar bisa demam sampai berhari-hari. Akhirnya ibunya iba. Ibunya mengajak bicara dari hati ke hati dan ia mengutarakan bahwa keinginan terbesarnya adalah masuk SMA terbaik di kota Semarang bukan ke pesantren. Ibunya lalu bicara pada ayahnya, “Daripada nanti di pesantren malah sakit-sakitan terus, ya biarlah dia melanjutkan ke SMA.”

Akhirnya ia diijinkan masuk SMA. Ia tahu ayahnya sangat kecewa.” (CSZ, 2011: 5).

(3) Bu Merlin

Orang yang sangat dihormati Zahrana karena Bu Merlinlah yang membantu memasukan Zahrana ke

universitas Mangunkarsa. Bu Merlin juga dipercaya untuk menyampaikan pesan dari Pak Karman untuk melamar Zahrana, Bu Merlin adalah orang yang kecewa karena usahanya menjodohkan Zahrana dengan Pak Karman gagal,

(11)

commit to user

tetapi ia tetap menyayangi Zahrana dan memberikan solusi terbaik untuk kehidupan Zahrana yang lebih baik, hal ini dapat dilihat dari saran Bu Merlin.

”Zahrana, kamu ternyata tidak tahu benar peta politik kampus. Tidak tahu benar siapa Pak Karman. Jika kamu nekat itu ibarat ulo marani gitik. Ibarat ular mendekat untuk dipukul sampai mati. Mundurlah dulu. Bertiaraplah sementara waktu. Ini yang kulihat baik untukmu. Saya berjanji suatu saat nanti jika saya ada kemampuan, kamu akan saya tarik lagi ke kampus. Kali ini percayalah padaku. Saya tidak rela orang sebaik kamu jadi bulan-bulanan kesewenang-wenangan yang sudah saya cium dari sekarang. Kau dosen yang berprestasi dan menerima banyak

penghargaan akan mudah bagimu diterima di tempat lain. Sungguh Rana, saya tidak punya tujuan apa-apa selain kebaikanmu.” (CSZ, 2011: 205).

(4) Lina

Lina adalah sahabat dekat Zahrana sejak SMA, di dalam novel dijelaskan bahwa Lina itu seorang sahabat yang baik, hal ini dijelaskan dalam kutipan berikut :

“Wajah sejuk sahabatnya terbayang dipelupuk matanya. Ia sangat beruntung punya sahabat sebaik Lina. Meneduhkan di kala gelisah, dekat di kala susah, mengobati di kala sakit, dan mesra di kala bahagia.” (CSZ, 2011: 21).

Dengan melihat dialog antara Lina dan Rana pada novel, kita akan lebih mengenal sosok Lina yang sangat menyayangi sahabatnya seperti di bawah ini :

(12)

commit to user

“E sebentar jadi kamu belum pulang bertemu dengan ayah dan ibu?”. “Belum. Tadi dari bandara langsung dibawa ke kampus. Terus langsung ke sini.” “Seharusnya kamu pulang dulu ketemu keluargamu dulu, ketemu ayah dan ibumu dulu Rana.” “Nggak apa-apa. Justru aku merasa harus ketemu kamu dulu. Aku penasaran dengan apa yang kamu dapatkan dari pertemuan dengan kedua

orangtuaku, biar aku nanti enak kalau di rumah.” “O ya baiklah kalau begitu. Barang-barangmu boleh diturunkan. Nanti ke rumahmu pakai mobilku saja, insya Allah.” (CSZ, 2011: 102).

“Biar aku yang ngurus. Kau pulanglah. Kita punya prioritas berbeda. Saat ini yang terbaik aku

mengantarkan kakaknya Wiwik ini ke rumah sakit dan kau yang terbaik adalah segera pulang menemui ayah dan ibumu. Kau bisa pulang pakai taksi. Ada taksi yang lalu lalang di sini. Kalau tidak ada bisa dipanggil. Lima menit juga sampai di sini.” (CSZ, 2011: 109).

“Menurutku kamu tidak usah mengambil risiko dengan menerima orang yang amoral seperti Pak Karman itu. Kamu tentu tidak silau pada title, jabatan dan kekayaannya kan? Kau harus ingat, moral adalah nyawa orang hidup. Jika moral itu hilang dari seseorang ia ibarat mayat yang bergentayangan. Jika kau menerima lamaran pak Karman dan menikah dengannya dalam

(13)

commit to user

manfaatnya. Jadi pendapatku sebaiknya kau tegas saja menolaknya.” (CSZ, 2011: 164).

“Dalam hati Zahrana harus kagum pada cara Lina menasihati orang lain. Lina sedang menasehatinya dengan sangat keras tapi dengan cara yang sangat lembut. Yaitu memperlihatkan apa yang ia tulis dalam album kenangan.” (CSZ, 2011: 168).

Kutipan tersebut menggambarkan bahwa Lina adalah sahabat yang bisa memberi nasihat mana yang seharusnya didahulukan. Memberi nasihat yang baik untuk sahabatnya.

(5) Hasan

Mahasiswa yang skripsinya dibimbing Zahrana namun Hasan tertarik dengan Zahrana dan akhirnya menjadi suaminya. Hasan adalah mahasiswa yang rajin yang mempunyai gigih untuk segera menyelesaikan Tugas Akhirnya demi mengejar apa yang dicita-citakanya.

“Iya Bu, sebenarnya saya menunggu bu Zahrana di kampus. Tetapi tadi siang ibu tidak datang ke kampus. Saya ingin menyerahkan hasil cetak Tugas Akhir saya yang hampir selesai itu Bu. Supaya ibu bisa segera membaca dan memberi masukan. Kalau bu Rana memandang saya harus merubah total ya saya siap. Makanya saya datang kesini supaya urusannya jadi semakin jelas dan Tugas Akhir saya segera selesai.” (CSZ, 2011: 155-156).

Hasan juga tipe lelaki yang pemalu yang selalu menyembunyikan rasa kagum, rasa suka pada lawan jenis.

(14)

commit to user

Setelah di rasa sukses dan pantas untuk menikah, ia menyampaikan keinginanya untuk menyunting Zahrana yang akhlak dan agamanya bagus kepada sang ibu.

“Bu Zahrana, saya tidak pernah menuduh begitu. Saya percaya pada ibu. Juga percaya pada anak saya. Saya datang kemari untuk menunaikan janji saya pada anak saya itu. Saya berjanji akan membantunya menyunting gadis manapun yang ingin dinikahinya selama akhlak dan agamanya bagus. Dan ketika hasan ingin menyunting bu Zahrana, saya langsung setuju. Sebab saya sudah tahu semuanya tentang ibu dari teman ibu yaitu Lina. Saya berharap. Dan sangat berharap Bu Zahrana tidak menolak pinangan ini. Ini pinangan serius tapi belum resmi. Jika bu Zahrana serius nanti saya akan meminang secara resmi dengan membawa Hasan dan ayahnya juga beberapa anggota

keluarga.” (CSZ, 2011: 265).

(6) Nina

Mahasiswa Zahrana yang masih saudara dengan Hasan. Nina adalah seseorang yang peduli dan mau

melindungi saudaranya. Selain Nina peduli dan melindungi saudaranya, ia juga orang yang ceria.

“Ia bahagia, Nina langsung menikah begitu selesai S.1. tapi sedikit kecewa karena Nina tidak menikah dengan Hasan. Seperti yang ia idealkan. Belakangan ia tahu kalau ia salah sangka setelah diberi tahu Hasan. Nina itu ternyata adik ayahnya Hasan yang paling bungsu. Semestinya Hasan memanggil dia Bibi. Tapi karean Hasan lebih tua usianya malah

(15)

commit to user

sering dipanggil Mas oleh Nina. Hasan cerita Nina orangnya memang kocak. Bahkan sering ngaku pacar Hasan, yang katanya untuk menjaga Hasan agar tidak digoda gadis-gadis yang jahil.” CSZ, 2011: 243).

b) Tokoh Tambahan (1) Dr Zulaikha

Dokter yang memeriksa Zahrana ketika di Rumah Sakit yang tidak lain adalah Ibu dari Hasan mahasiswa yang

dibimbingnya. Di dalam novel disebutkan bahwa dr.Zulaikha itu seorang dokter yang penuh perhatian, hal ini dijelaskan dalam kutipan berikut:

“Dengan ramah dokter setengah baya itu memeriksa kondisi Zahrana. Semua keluhan Zahrana ia dengarkan dengan penuh perhatian. Sesekali dokter itu

menghiburnya dengan perkataan lembut dan

menyejukkan. Senyumnya mengalirkan kesembuhan.” (CSZ, 2011: 252).

Selain itu dr Zulaikha juga orang yang beriman kepada Allah, hal ini terlihat pada percakapan berikut:

“Yang sudah terjadi biarlah berlalu. Diratapi seperti apapun tak akan kembali. Jodoh itu terkadang dikejar-kejar tidak tertangkap. Tapi terkadang tanpa didikejar-kejar datang sendiri. Yang paling penting adalah dekat

dengan Allah dalam keadaan susah dan bahagia. Senang dan sedih.” (CSZ, 2011 : 253).

(16)

commit to user

Dr. Zulaikha dalam kutipan di atas, jelas terlihat bahwa ia sebagai seorang dokter, tidak hanya berusaha

menyembuhkan dan mengobati pasiennya tetapi juga member perhatian kepada pasiennya. Sama halnya yang dilakukan dengan Zahrana, ia memberi motivasi dan nasihat untuk Rana agar tidak terlalu larut dalam kesedihan dan kekecewaan. (2) Mas Gugun

Merupakan kakak kandung dari Santi, teman satu kos Zahrana yang hendak melamar Zahrana.

“ Kau harus tahu Dik Rana, saya ini memang terlahir sebagai pejuang yang harus berjuang. Untuk bisa bayar SPP kuliah pun harus berjuang. Saya sangat menikmati itu. Sejak di SMA saya sudah terbiasa usaha kecil-kecilan agar punya uang untuk jajan. Saya tidak pernah dikasih uang jajan sama orang tua saya. Tanya Santi kalau tidak percaya. Di keluarga kami ada tradisi anak laki-laki tidak dikasih uang jajan. Anak laki-laki harus bisa cari uang jajan sendiri, kalau perlu memberi uang jajan pada adiknya yang perempuan. Saya kuliah ini juga nekad. Maka saya hampir drop out karena sibuk berjuang meningkatkan taraf hidup. Saya tidak perlu malu untuk mengakui saya selama ini bisnis kecil-kecilan jualan pakaian, khususnya pakaian dalam. Awalnya saya menjajakan dagangan saya dengan sepeda motor. Rasanya kurang praktis dan kalau kulakan pas hujan agak repot, maka dengan rahmat Allah yang Maha kuasa dan didorong oleh keinginan luhur saya beli mobil truntung ini. Semua saya beli dengan uang hasil keringat saya. Dan kini saya sedang melirik bisnis cor logam dengan seorang teman di Ceper

(17)

commit to user

Klaten. Saya berperan sebagai marketer. Siapa tahu suatu saat nanti bisa jadi produser alias yang memproduksi.” (CSZ, 2011: 30-31)

Paragraf diatas menunjukkan sifat Gugun yang sederhana, pekerja keras dan optimis yang diperlihatkan melalui teknik cakapan.

(3) Pak Didik

Pak Didik merupakan rekan Zahrana saat bekerja di Universitas Mangunkarsa. Setelah tahu Zahrana menolak pinangan dari Pak Karman, pak didik akhirnya memberanikan diri untuk melamar Zahrana sebagai istri keduanya melalui email. Pak Didik termasuk orang yang baik, namun Zahrana memilih menolaknya karena tidak ingin menyakiti istri pertama Pak Didik meskipun ia tahu pak Didik orang yang baik dan mampu berbuat adil. Dengan melihat isi email yang dikirim kepada Zahrana kita dapat menilai dan mengetahui bagaimana sosok pak Didik.

“Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Semoga Ibu Zahrana sukses dan berbahagia selalu. Amin. Sebelumnya mohon maaf jika email saya ini mengganggu. Sebenarnya sudah lama saya ingin mengirim email ini tapi terhambat karena beberapa sebab. Hari ini saya merasa hari yang tepat saya mengirim email ini untuk memberikan sebuah tawaran kepada Ibu Zahrana. Maaf terpaksa saya sampaikan lewat email, sebab jika saya sampaikan langsung secara lisan takut terjadi salah paham. Karena bahasa tulisan bisa diedit sementara bahasa lisan tidak.

Bu Zahrana, setelah mengetahui lebih detil tentang Ibu. Juga apa yang Ibu cari selama ini saya memberanikan

(18)

commit to user

diri mengajukan diri. Mengajukan diri untuk menjadi suami Ibu. Maaf, to the point saja Bu. Saya menawarkan kepada Ibu, sekali lagi maaf jika dianggap lancang, untuk menjadi istri kedua saya. Saya yakin istri saya bisa menerimanya nanti.

Saya akan berusaha adil sebagai suami. Terus terang sebenarnya yang saya harapkan adalah seorang istri yang educated dan cerdas seperti Bu Zahrana. Bukan yang bisanya cuma arisan seperti istri saya saat ini. Tapi karena sudah punya dua anak, tidak mungkin saya meninggalkan dia. Saya yakin dengan kita membina rumah tangga bersama, kita bisa bersinergi. Kita bisa saling memberi dan memaksimalkan potensi. Ini

harapan saya. Semoga Ibu berkenan dengan harapan ini. Saya kira cukup sekian dulu surat ini. Jika ada salah kata mohon maaf. Tawaran saya ini mohon tidak diartikan sebagai pelecehan. Sama sekali saya tidak bermaksud seperti itu. Saya bermaksud kita saling member manfaat. Itu saja. Akhirul kalam,

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb” (CSZ, 2011: 224-225).

Pesan email yang dikirim untuk Zahrana tersebut, dapat diketahui bahwa Pak Didik adalah orang yang baik, bijaksana dan menghormati seorang wanita. Pak didik mempunyai pribadi yang selalu bersikap sopan dan tidak memaksakan kehendak untuk menyunting Zahrana.

(4) Rahmad

Rahmad adalah lelaki yang dipilih Pak kyai untuk dijodohkan dengan Zahrana. Di dalam novel dijelaskan bahwa Rahmad adalah sosok yang jujur, baik akhlak dan ibadahnya. Hal ini dijelaskan dalam percakapan berikut:

(19)

commit to user

“E, Sebentar Mas.” Zahrana menghentikan.

“Ya Bu, ada apa? Apa uang kembaliannya kurang?” (CSZ, 2011: 239)

Jantung Zahrana berdegup kencang. Azan Maghrib mengalun.

“Boleh tahu siapa nama Mas?”

“Nama saya Rahmad Bu, Sudah ya Bu saya jalan dulu. Sudah Maghrib, saya harus cari masjid.”

Penjual krupuk itu mengayuh sepedanya ke arah suara azan berkumandang. Zahrana memandang punggungnya sampai hilang di kejauhan. (CSZ, 2011: 240).

c) Tokoh Lataran

(1) Marni, Mbak Mar, Bu Karsih

Mereka adalah tetangga Zahrana, yang selalu menghibur Pak Munajat dan Bu Nuriyah saat Zahrana tidak dirumah.

(2) Mas Andi

Ia adalah kakak sepupu jauh Lina yang mau dijodohkan oleh Lina untuk Zahrana, karena Zahrana menolak akhirnya lina sendirilah yang dinikahi oleh Mas Andi.

(3) Santi, Siti, Febi

Mereka adalah teman satu kos Zahrana saat kuliah di Jogja, Zahrana sering mengajak mereka makan bersama di salah satu kedai makanan di jogja. Seperti yang dijelaskan dalam kutipan berikut:

“Ia masih ingat betul, siang itu ia sedang bahagia-bahagianya karena judul skripsinya diterima oleh dosen pembimbingnya. Bahkan ia mendapat pujian dari pembimbingnya atas proposal skripsinya yang layak

(20)

commit to user

dijadikan tesis tingkat master. Ia mengajak Santi, Siti dan Feby, teman-teman satu kosnya untuk makan enak di Café Kampoeng Steak, sebagai tanda syukuran.” (CSZ, 2011: 28).

(4) Edi Nugraha

Seorang pemuda berkulit bersih yang bertemu Zahrana di bandara Changi, Edi adalah adik kelas Zahrana di FT UGM, ia adalah orang yang ramah dan konsisten dengan apa yang dia bicarakan jika ia akan datang menghadiri acara penyerahan penghargaan Zahrana di Universitas Tsinghua.

“Edi Nugraha benar-benar datang, anak muda itu terus memuji dirinya.” (CSZ, 2011: 69).

(5) Vincent Lung

Lelaki berkebangsaan Cina yang ditugaskan untuk menemani Zahrana saat berada di Beijing, untuk menerima penghargaan dari Thinghua University. Ia melayani segala keperluan Zahrana saat berada di negeri tirai bambu tersebut. (6) Lilian Yibing

Perempuan muda yang manis bermata sipit, ia adalah seorang dosen sejarah yang ramah, Lilian menemani Zahrana selama berkeliling untuk melihat bangunan masjid yang ada di Beijing. Lilian fasih menjelaskan setiap detail bangunan masjid seakan-akan dia adalah seorang muslim.

“Zahrana harus mengakui Lilian sangat menguasai dan sangat fasih menceritakan sejaran masjid Niujie. Tiba-tiba spontan Zahrana bertanya “Anda begitu fasih menjelaskan sejarah agama islam, apakah anda seorang muslim?” Lilian tersenyum dan gantian bertanya, “Apa saya tampak seperti seorang muslim?” Zahrana hanya

(21)

commit to user

menjawab dengan senyum. Lilian Yibing lalu berkata,” Jujur saya bukan muslim, tapi saya suka sejarah islam.” (CSZ, 2011: 78-79).

(7) Bu Nurul

Teman dosen Zahrana di Universitas Mangunkarsa yang ikut menjemput Zahrana di Bandara, dia adalah salah satu rekan yang sangat bangga melihat keberhasilan Zahrana.

“Dua dosen yang ikut menjemput, Pak Didik dan Bu Nurul mendekat dan mengucapkan selamat. Bu Nurul memeluknya erat.” (CSZ, 2011: 92).

(8) Wati

Seorang sahabat Zahrana yang mempunyai watak yang buru-buru dan hanya memandang sebelah mata dalam

pengambilan keputusan. Seperti yang ada dalam kutipan novel berikut :

“Kalau kau berpikirnya negative begitu kau tidak akan menikah-nikah juga. Kau harus bisa berprasangka baik dan berpikir positif. Dan menurutku sebaiknya kau juga harus mengaca diri, lihat usiamu sudah berapa?

Meskipun kau berpendidikan tinggi. Sudah saatnya kau tidak melangit dalam mencari jodoh. Kalau kau benar-benar ingin segera menikah. Mencari manusia setengah malaikat itu hal yang mustahil. Selama Pak Karman masih sholat dan puasa ya terima saja apalagi ia orang terpandang, terima saja. Apalagi ia orang terpandang. Dan juga kesempatan seperti ini tidak selalu datang. Kalau ia masih belum baik. Ya anggap saja kau

berdakwah. Siapa tahu setelah menikah denganmu, Pak Karman berubah. Dan di hari tuanya ia sepenuhnya

(22)

commit to user

membaktikan umurnya untuk kebaikan. Bukankah itu bagian dari dakwah yang agung pahalanya?” (CSZ, 2011: 135-136).

Kutipan di atas, menggambarkan bahwa Wati hanya memandang sebelah mata seseorang, ia hanya memandang kelebihan dari seseorang tersebut tanpa mau mengetahui keburukan yang ada pada orang tersebut. Ia baik, tetapi dalam pengambilan keputusan ia tergesa-gesa dan tidak memikirkan untuk kedepannya kelak.

(9) Pak Kyai

Seseorang yang menjadi panutan dan pimpinan di yayasan tempat Zahrana mengajar sekolah. Ia yang mengenalkan Rahmad dengan Zahrana.

(10) Bu Kyai

Seseorang yang mempunyai kebijaksanaan yang baik. Ia merupakan istri dari Pak Kyai. Ia adalah orang yang diajak berbicara oleh Zahrana mengenai keinginan dan niat Zahrana untuk mencari suami, kebijaksanaan Bu Kiayi terlihat pada kutipan ini.

“Begini anakku, Pak kyai punya seorang santri yang sudah tiga tahun ini meninggalkan pesantren. Dia santri yang dulu sangat diandalkan Pak Kyai. Namanya Rahmad, pendidikannya tidak tinggi. Ia hanya tamat Madrasah Aliyah, tidak kuliah. Karena setelah itu dia mengabdi di pesantren ini. Baik akhlak dan ibadahnya. Tanggungjawabnya bisa diandalkan, ia dari keluarga yang pas-pasan. Anak kedua dari tujuh bersaudara, pekerjaannya sekarang jualan krupuk keliling. Dia duda tanpa anak, istrinya meninggal satu tahun yang lalu karena demam berdarah. Itulah informasi yang bisa aku

(23)

commit to user

berikan. Musyawarahkanlah dengan kedua orang tuamu dan kerjakanlah shalat istikarah. Jika kamu ingin dan tertarik, beritahukan ummi. Nanti kita carikan jalan terbaik.” (CSZ, 2011: 232).

Melalui para tokoh-tokoh di atas, Novel Cinta Suci Zahrana menyajikan kejadian dan karakter manusia sesuai dengan alam yang nyata, yakni kesungguhan seseorang dalam menempuh keinginannya yang tampak baik dari tokoh utama maupun tokoh bawahan atau pembantu.

d. Alur

Alur merupakan terjemahan dari istilah Inggris plot. Alur adalah sambung-sinambung peristiwa berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, tetapi juga menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dengan sambung-sinambungnya peristiwa ini terjadilah sebuah cerita. Aminuddin berpendapat bahwa alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita (Aminuddin, 2002: 83).

Dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy ini, alur penulisannya adalah maju mundur. Pada bagian awal novel ini menceritakan tentang penghargaan yang diraih Zahrana, selanjutnya pembaca di ajak untuk kembali ke masa lalu Zahrana tentang sekolah-sekolahnya dan penghargaan-penghargaan yang telah diraih Zahrana. Cerita selanjutnya berkisah tentang jalan cerita

Zahrana dalam menemukan jodohnya. Untuk lebih jelasnya dapat disusun plot sebagai berikut:

1) Halaman 1-18 : Perjalanan Zahrana ke Beijing China untuk menerima penghargaan level Internasional oleh School of Architecture, Tsinghua University, sebuah universitas ternama di

(24)

commit to user

China. Namun selama perjalanan dia masih terbayang wajah kedua orang tuanya yang tidak begitu antusias dengan prestasinya kali ini. 2) Halaman 19-36 : Zahrana sudah sampai di Bandara Changi (Singapura), dalam perjalanannya dia masih memikirkan bagaimana sepak terjangnya bisa sampai seperti sekarang ini, termasuk penolakannya terhadap pinangan beberapa laki-laki, termasuk mas Gugun.

3) Halaman 37-48 : Atas perintah Zahrana, Lina sahabatnya bertandang ke rumah Zahrana untuk menemui kedua orang tuanya dan menanyakan perihal kepergian Zahrana yang membuat mereka tidak begitu bahagia.

4) Halaman 49-62: Zahrana tiba di Beijing dan diperlakukan dengan baik disana, termasuk ditempatkan di hotel bagian President Suite. 5) Halaman 63-80: Zahrana menyampaikan isi pidatonya di tengah

orang-orang ternama di bidang arsitektur dan didepan para wartawan yang meliput. Sedangkan di rumah keluarganya kecuali Pak Munajat menontonnya lewat televisi.

6) Halaman 81-100: Zahrana sudah tiba di tanah air dan disambut oleh mahasiswa dan rekan-rekannya di Kampus Mangunkarsa. 7) Halaman 101-110: Usai penyambutan di kampus, Zahrana

langsung bergegas ke rumah sahabatnya Lina untuk menanyakan hasil kunjungannya ke orang tuanya kemarin.

8) Halaman 111-128: Sepulangnya dari Beijing, Zahrana dilamar oleh Pak Sukarman dekannya.

9) Halaman 129-142: Zahrana masih bingung dan resah memikirkan lamaran Pak Sukarman.

10) Halaman 143-158: Hari-hari yang dilewati Zahrana setelah dilamar Pak Sukarman begitu berantakan. Ia jadi sering melamun memikirkan keputusan yang akan diberikan kepada dekannya itu. 11) Halaman 159-170: Setelah cukup lama resah karena lamaran Pak

(25)

commit to user

dari singapura, bersama Lina Zahrana menceritakan apa yang dialaminya.

12) Halaman 171-202: walaupun orang tuanya sedikit kecewa dengan keputusannya, tapi Zahrana tetap teguh dengan pendiriannya untuk menolak Pak Karman.

13) Halaman 203-214: Pasca penolakan Pak Karman, Zahrana melihat ada tingkah Pak Karman yang tidak mengenakan, akhirnya dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari Universitas Mangunkarsa.

14) Halaman 215-226: Setelah mengundurkan diri dari kampus, Rana mendapat tawaran untuk mengajar di STM Al Fatah Mranggen

Demak. Namun permasalahan di Kampusnya mengajar dulu belum juga selesai, dia dilamar kembali oleh rekan kerjanya dulu yaitu Pak Didik, beliau ingin menjadikan Zahrana sebagai istri keduanya, tanpa pikir panjang Zahrana menolak lamaran Pak Didik.

15) Halaman 227-244: Usaha Zahrana tidak kenal lelah, ia terus berikhtiar untuk mencari pendamping hidupnya kelak. Termasuk menemui Pak Kyai dari salah satu pondok pesantren di Kaliwungu untuk meminta tolong dicarikan calon suami yang taat beribadah, tidak peduli latar belakang pendidikannya apa dan pak kyai pun akhirnya menjodohkan Zahrana dengan seorang pedagang krupuk keliling yang baik akhlaknya. Semua orang diundang kecuali Pak Karman, Ia takut berita ini akan membuat dia semakin murka. 16) Halaman 245-256: Ujian datang lagi menimpa Zahrana, tepat di

hari pernikahannya. Rahmad calon suaminya meninggal dunia karena tertabrak kereta api. Tidak sampai disitu, Pak Munajat juga meninggal dunia karena serangan jantung yang dideritanya.

17) Halaman 257-270: Siapa yang menanam, dia yang akan menuai. Pepatah itu tepat sekali jika diberikan kepada Pak Karman. Ia ditemukan tewas di ruang kerjanya karna ditikam oleh suami dari

(26)

commit to user

mahasiswa yang dilecehkannya. Kehidupan Zahrana semakin membaik, dia sudah bisa ikhlas menerima kenyataan karena ditinggal oleh dua orang yang dicintainya. Tanpa disangka-sangka menjelang maghrib dr.Zulaikha ibunya Hasan datang kerumah Zahrana untuk melamarkan putranya, Zahrana masih belum percaya karena hasan adalah mahasiswanya. Namun dr.Zulaikha terus meyakinkan Zahrana akan keseriusannya. Tanpa berfikir panjang Zahrana menerima lamaran Hasan.

18) Halaman 271-276: Usai akad mereka hidup bersama dan merencanakan masa depan keluarga kecil mereka termasuk untuk melanjutkan menempuh gelar doktornya.

e. Latar

Istilah latar adalah terjemahan dari istilah Inggris setting. Latar atau setting disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada

pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005: 216).

Setting adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis (Aminuddin, 2002: 67).

Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Dengan demikian, pembaca merasa dipermudah untuk mengoperasikan daya imajinasinya, di samping dimungkinkan untuk berperan serta secara kritis sehubungan dengan pengetahuannya tentang latar. Pembaca dapat merasakan dan menilai kebenaran, ketepatan, dan aktualisasi latar yang diceritakan sehingga lebih akrab. Pembaca seolah-olah merasa menemukan dalam cerita itu sesuatu yang sebenarnya menjadi bagian dirinya. Hal ini akan terjadi jika latar

(27)

commit to user

mampu mengangkat suasana setempat, warna lokal, lengkap dengan perwatakannya ke dalam cerita (Aminuddin, 2002: 217).

Posisi dan fungsi latar amat penting dalam cerita. Berkat adanya latar maka suatu keadaan tertentu akan lebih terungkapkan. Sering terjadi, latar ikut membantu pembaca untuk lebih menghayati suasana terjadinya suatu peristiwa dalam cerita tersebut. Pembaca seolah-olah mengalami peristiwa tersebut atau ikut terhanyut ke dalam suasana, misalnya perang, aman dan damai, mengerikan dan

menakutkan. Latar cerita terkadang bisa mengungkapkan semangat jaman tertentu, misalnya dengan local colour atau warna setempat, seperti jelas terlihat dalam cipta sastra angkatan Balai Pustaka yang masih bersifat kedaerahan, berikut temuan latar yang ada dalan novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman EL-Shirazy.

1) Latar Waktu

Latar waktu dapat memberikan penjelasan mengenai masa atau zaman terjadinya cerita. Penggunaan waktu dalam novel Cinta Suci Zahrana ini dengan menyebutkan waktu seperti, jam dua siang, dua menit lagi, satu jam lagi, seminggu berlalu, malam, pagi, siang. Seperti pada halaman satu berikut ini:

“Gerimis terus turun. Ia melihat jam tangannya. Jam dua siang. Ia mendesah menghela nafas dalam-dalam. Dua puluh menit lagi ia akan masuk pesawat dan terbang ke Singapura, lalu terbang ke Beijing, China.” (CSZ: 2011: 1).

Dan terdapat juga seperti berikut:

“Hampir tengah malam, bandara terbesar di daratan China itu masih ramai. Ribuan orang berlalu lalang menyeret dan menenteng barang bawaannya” (CSZ, 2011: 49).

(28)

commit to user

Latar tempat dapat berupa lokasi terjadinya cerita. Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdapat beberapa latar tempat seperti pada bagian awal novel ini berlatar di bandara karena Zahrana akan berangkat ke China, selanjutnya berlatar di China yang

menceritakan betapa megahnya gaya arsitektur Tsinghua University dan beberapa bangunan tua di China seperti mesjid Niujie. Pada pertengahan cerita novel ini berlatar di daerah

Semarang tepatnya di daerah Mangunkarsa. Namun di Akhir novel ini kembali berlatar di China karena Zahrana menerima beasiswa yang ditawarkan universitas Fudan. Hasan pun memilih

melepaskan beasiswa di Malaysia dan lebih memilih kuliah di China mengikuti istrinya untuk sekalian berbulan madu. Tembok besar China menjadi saksi atas sucinya cinta mereka.

Selain menyebutkan nama-nama kota ataupun Negara seperti diatas, novel ini juga menerangkan keberadaannya waktu itu, seperti di hotel, auditorium, rumah, kampus, bengkel, kamar dan ruang kantor.

“Boleh jadi ini adalah hotel pertama berkelas International. Suasananya menentramkan. Sejuk karena memiliki banyak kebun. Hotel ini sangat dekat dengan jantung kota. Dan hanya lima menit ke pasar Xiushui, juga dekat dengan Tiananmen Square.” (CSZ, 2011: 54).

Kutipan di atas menggambarkan sebuah hotel di China dengan segala fasilitasnya. Sedangkan di bawah ini kutipan yang menggambarkan tempat dimana Zahrana akan berpidato.

“Zahrana memasuki ruang auditorium dengan langkah sedikit gemetar. Ruangan itu sudah hampir penuh. Vincent mengajaknya ke barisan paling depan. Ratusan pasang mata memandangnya. Vincent mengenalkan Zahrana pada orang-orang penting yang ada di barisan paling depan, termasuk

(29)

commit to user

Rektor Tsinghua University, Menteri Pendidikan RRC, para guru besar, para duta besar dan lain sebagainya. Zahrana dipersilahkan duduk tepat disamping guru besar Fakultas Teknik Fudan University, namanya Prof Jiang Daohan.” (CSZ, 2011: 65).

3) Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dngan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat, Tata cara kehidupan masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap, dan lain-lain yang tergolong latar spiritual (Nurgiyantoro, 2005 : 233).

Latar sosial yang ada dalam novel Cinta Suci Zahrana ini adalah mengenai sikap hidup. Hal ini digambarkan pada kisah keluarga Zahrana yang berasal dari keluarga sederhana, akan tetapi Zahrana tidak minder dengan kondisi keluarganya. Justru karena itu dia terus belajar dan bekerja keras agar bisa mengangkat derajat keluarganya dimata masyarakat pada umumnya. Seperti tampak dalam kutipan berikut:

“Maka nduk, kamu sekolahlah setinggi-tingginya. Jangan sampai nasibmu kayak ibu dan bapakmu. Kalau sekolahnya rendah itu tidak diajeni sama orang.” (CSZ, 2011: 7).

Berdasarkan keterangan-keterangan di atas, jelaslah bahwa latar sangat diperlukan untuk mendukung unsur-unsur instrinsik yang lainnya seperti tokoh dan penokohan, sehingga dapat menjadi suatu karya sastra yang estetik.

(30)

commit to user

Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005: 248) Sudut pandang, point of view, menyaran pada sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk dalam cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Dalam novel Cinta Suci Zahrana ini dibuat berdasarkan sudut pandang orang ketiga. Terlihat dari penggunaan kata dia sebagai kata pengganti orang ketiga.

“Dalam hati Ia mendoakan para mahasiswanya itu, semuanya sukses dan jadi orang yang berhasil kelak. Lebih berhasil dari dirinya. Ia pernah mendengar kalimat yang indah dari salah satu guru SMA dulu, “Guru yang berhasil adalah yang mampu mengantarkan muridnya lebih berhasil dari dirinya. Itulah guru sejati.” Ia berharap bisa mengantarkan mahasiswanya meraih prestasi Internasional melebihi dirinya” (CSZ, 2011: 57).

g. Gaya Bahasa

Gaya bahasa menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005: 276) diartikan sebagai cara pengucapan bahasa dalam prosa atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan. Gaya Bahasa atau majas dalam novel Cinta Suci Zahrana didominasi oleh hiperbola. Adapun pemajasan lain yang terdapat dalam novel Cinta Suci Zahrana adalah personifikasi dan simile.

1) Majas Hiperbola

Hiperbola merupakan gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu. Hasil analisis majas hiperbola dalam novel Cinta Suci Zahrana adalah sebagai berikut.

a) “Suaranya menderu, roda-rodanya menapak dan mencengkeram landasan.” (CSZ, 2011: 1).

(31)

commit to user

Pemanfaatan gaya bahasa hiperbola terlihat pada kalimat di atas, yang dimaksudkan pada kalimat diatas adalah suara pesawat yang akan turun dan roda pesawat yang mulai menyentuh landasan, kata menderu dan mencengkeram

merupakan kata yang melebih-lebihkan untuk menggambarkan keadaan pesawat yang akan mendarat.

b) “Pesan dari Ibunya itu benar-benar menancap dalam dadanya”(CSZ, 2011: 8).

Hiperbola adalah majas yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu. Kalimat di atas membesar-besarkan sesuatu yaitu yang terdapat pada kalimat menancap di dadanya, yang dimaksudkan disini adalah nasihat dari ibunya benar-benar membuat ia tersadar.

c) “Ia keluar ruangan dari ruangan Dekan dengan hati berbunga-bunga”(CSZ, 2011: 11).

Kalimat diatas memanfaatkan gaya bahasa hiperbola karena penggunaankata berbunga-bunga dirasa berlebihan, kalimat diatas dimaksudkan untuk menggambarkan hati seseorang yang sedang bahagia.

d) “Ia paling antusias jika diminta bercerita tentang perjuangan hidupnya yang penuh tetesan keringat, peluh, dan darah”(CSZ, 2011: 30).

Penggunaan gaya bahasa hiperbola sangat terlihat pada kalimat di atas, karena penggunaan kata yang sangat berlebihan seakan-akan ia sedang perang dengan tetesan

(32)

commit to user

keringat, peluh, dan darah padahal ia hanya menceritakan perjuangan hidupnya untuk meraih kesuksesan.

e) “Nikmatnya mendengar suara ibunya mengaji. Ia seperti merasakan ada aliran kesejukan menyusup ke syaraf-syarafnya, sehingga sesaat ia seperti terbebas dari segala bentuk tekanan.”(CSZ, 2011: 154)

Penggunaan gaya bahasa hiperbola terlihat pada kata menyusup, ini membuat kalimat di atas terlihat berlebihan, padahal yang dimaksud dalam kalimat di atas adalah Zahrana yang merasa tentram hatinya karena mendengar ibunya yang sedang mengaji.

f) “Sore itu kota Semarang kembali gelap. Langit hitam pekat. Kilat berdenyar-denyar.” (CSZ, 2011: 171).

Penggunaan gaya bahasa hiperbola terlihat pada kalimat Langit Hitam Pekat. Kilat berdenyar-denyar. Ini terlalu berlebihan untuk menggambarkan keadaan langit yang mendung dan akan turun hujan disertai kilat tanda akan turun hujan deras.

g) “Keringat yang mengalir, lengan yang kekar terbakar matahari menambah pesona tersendiri.” (CSZ, 2011: 239).

Kalimat di atas dapat dikategorikan dalam gaya bahasa hiperbola, karena kalimat di atas hanya bertujuan untuk menggambarkan kekaguman Zahrana kepada Rahmad yang gagah dengan keringat dan badannya yang kekar.

(33)

commit to user 2) Majas Personifikasi.

Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang meramalkan benda-benda mati seolah-olah hidup atau mempunyai sifat

kemanusiaan. Hasil analisis majas personifikasi dalam novel Cinta Suci Zahrana adalah sebagai berikut.

a) “Daun-daun menari bergesekan tertiup angin.” (CSZ, 2011: 37).

Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena kabut diibaratkan sebagai benda hidup, sama seperti manusia yang dapat melakukan kegiatan menari, daun diibaratkan dapat menari layaknya manusia. Padahal makna kalimat tersebut adalah daun yang bergerak karena adanya angin.

b) “Rerumputan meringkuk dalam basah.” (CSZ, 2011: 37).

Kalimat tersebut memanfaatkan penggunaan gaya bahasa personifikasi, karena meringkuk merupakan kegiatan yang bisa dilakukan oleh manusia, dalam kalimat di atas di jelaskan rumput dapat meringkuk layaknya manusia, makna yang sebenarnya adalah rumput yang tumbang karena tersiram air.

c) “Air berlarian masuk selokan bersama daun-daun kering, ranting-ranting patah dan sampah.” (CSZ, 2011: 37).

Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena kegiatan berlari hanya dapat dilakukan oleh makhluk yang bernyawa, air, daun, dan ranting tidak dapat berlari seperti hewan maupun manusia. Makna dari kalimat di atas adalah aliran air yang deras yang dapat

(34)

commit to user

menghanyutkan daun kering dan ranting patah ke dalam selokan.

d) “ Pak Munajat berjalan setengah berlari, ia seperti dikejar hujan yang turun menderu.” (CSZ, 2011: 171).

Kalimat di atas memanfaatkan gaya bahasa

personifikasi karena menyamakan hujan dengan manusia yang bisa mengejar, yang dimaksudkan dalam kalimat di atas adalah Pak Munajat yang berjalan setengah berlari karena takut hujan akan semakin turun deras.

3) Majas Simile

Majas simile atau perumpamaan dapat diartikan suatu majas yang membandingkan dua hal/benda dengan menggunakan kata penghubung. Hasil analisis majas simile dalam novel Cinta Suci Zahrana adalah sebagai berikut.

a) “Sungai yang meliuk-liuk seperti ular yang panjang” (CSZ, 2011: 86).

Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa simile karena terdapat kata pembanding seperti. Dalam konteks ini menjelaskan sungai yang memiliki tikungan curam.

Dari temuan-temuan di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa unsur-unsur intrinsik yang meliputi tema, amanat, tokoh, alur, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa, merupakan unsur pembangun yang saling melengkapi, hal ini menjadi salah satu acuan penilaian baik atau tidaknya sebuah karya sastra dan mutu penceritaan. Dilihat dari hasil analisis unsur instrinsik, novel Cinta Suci Zahrana ini merupakan salah satu

(35)

commit to user

karya sastra yang memiliki nilai tinggi karena unsur intrinsik di

dalamnya saling padu untuk menciptakan sebuah cerita yang membangun jiwa bagi setiap para pembacanya.

2. Beban Psikologis Tokoh Utama Novel Cinta Suci Zahrana

Novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahan El Shirazy ini menggambarkan sebuah novel yang menceritakan beban psikologi atau tekanan batin yang dialami oleh tokoh utama yaitu Zahrana.

Beban utama yang dialami oleh tokoh utama yaitu Zahrana sangat mendominasi cerita, dimana terjadi konflik yang menyebabkan beban tersendiri dalam kejiwaan seorang Zahrana. Terkait dengan teori

kepribadian psikoanalisis sigmund freud yang terdiri dari tiga sistem yaitu id, ego, dan super ego terdapat hubungan antara sistem dengan novel Cinta Suci Zahrana :

Id , pada novel Cinta Suci Zahrana ini ada pada keinginan dalam hati seorang Zahrana untuk meraih gelar tertinggi dalam bidang akademik, selalu berambisi untuk mendapatkan banyak penghargaan dan pujian dari dalam maupun luar negeri.

Ego, Zahrana melakukan upaya apa saja untuk mewujudkan keinginanya itu dengan tekun belajar, melanjutkan studi di Universitas ternama di Indonesia sepeti UGM dan ITB sampai pada puncak prestasinya ia mendapatkan penghargaan dari Tsinghua University di Beijing, China.

Super ego, sesuai dengan norma yang berlaku dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, dalam hal akademik Zahrana mendapatkan segalanya, tetapi dalam kehidupan pribadinya ia tak dapat membahagiakan kedua orangtuanya lantaran dia sudah sangat menikmati untuk mengejar gelar akademik, ia lupa akan kodratnya sebagai perempuan untuk menikah dan memberikan cucu kepada kedua orangtuanya yang sudah tua, di usia yang sudah mencapai 34 tahun dia belum juga mendapatkan pasangan hidup, ini menjadi gunjingan tersendiri bagi tetangga-tetangga dan

(36)

orang-commit to user

orang yang ada di sekeliling Zahrana karena dalam masyarakat kita, usia 34 tahun untuk seorang wanita adalah usia yang terlalu tua untuk

mengabaikan kehidupan rumah tangga. Sehingga Zahrana sering disebut perawan tua oleh orang sekelilingnya.

Apa yang menurut Zahrana benar belum tentu benar pula di mata orang lain, ini membuat beban tersendiri bagi Zahrana. Berikut beberapa masalah yang bertubi-tubi yang membuat jiwa Zahrana semakin tertekan dan akhir bahagia yang di alami Zahrana.

a. Keinginan Untuk Menikah

Beban psikologi pada tokoh utama yang ada dalam novel ini adalah rana sebagai tokoh utama yang mempunyai keinginan untuk segera menikah. Tetapi usia yang sudah tiga puluh empat tahun belum juga menemukan jodohnya. Dengan usia yang sudah kepala tiga ini, rana menjadi tidak yakin apakah masih ada pemuda yang mau menikah dengannya. Permasalahan ini dapat dilihat pada percakapan di bawah ini :

“Aku juga sebenarnya sudah memikirkannya Lin. Tapi sekarang di umurku yang sudah tiga puluh empat tahun, pemuda mana yang mau denganku?” (CSZ, 2011: 107).

Rana semakin ragu apakah masih bisa ia menemukan pasangan hidupnya mengingat usianya yang sudah kepala tiga. Pikiran Rana yang takut sampai kapan ia akan menunggu dan menemukan pasangan hidupnya ditambah dengan desakan orangtua yang menginginkan Rana segara menikah dan hanya dengan menikah itulah yang dapat

membahagiakan orangtuanya. b. Keinginan orangtua

Beban psikologi yang Zahrana alami sebagai tokoh utama dalam novel ini adalah menggambarkan sebuah beban yang berasal atau disebabkan oleh keinginan orangtua dan desakan dari orangtuanya selain dari rasa khawatir dan kecemasannya sendiri. Keinginan

(37)

commit to user

orangtua Zahrana yang ingin agar Zahrana segera untuk menikah dan tidak terus-terusan mencari penghargaan atau gelar. Seperti yang diceritakan dalam penggalan percakapan antara Zahrana dan Lina temannya sebagai berikut :

“Ya aku tahu itu. Aku sangat senang kau mengerti mereka. Tapi saat ini ada yang sangat mereka inginkan, dan keinginan mereka bukan melihat kau diwisuda lagi atau menerima penghargaan ini dan itu. Bagi mereka apa yang ia lihat dari putrinya sudah sangat cukup. Mereka sudah sangat bangga padamu. Mereka Cuma ingin lihat satu hal darimu.” “Apa itu ?”. “Mereka Cuma ingin melihat kamu punya anak. Mereka ingin kau memberikan mereka cucu yang bisa menghibur mereka dan membuat mereka tidak kesepian. Itu saja. Masalahnya kau tidak memikirkan keinginan mereka ini, yang kau pikirkan adalah bagaimana dapat penghargaan ilmiah. Bisa jadi malah setelah dari China kau ingin melanjutkan kuliah lagi. Ingin meraih doktor.” (CSZ, 2011: 106).

Cerita tersebut menceritakan bahwa niat rana sukses dengan mencari gelar maupun penghargaan itu untuk membahagiakan orangtua tetapi semua seakan sia-sia. Orangtua tidak menginginkan hal itu dari Rana, yang orangtua inginkan adalah Rana untuk segera menikah dan memberi cucu bagi orangtuanya. Sedangkan Rana sendiri juga

menginginkan untuk segera punya suami, tetapi belum juga mendapat pasangan atau seorang pria sesuai dengan yang ia inginkan.

Kenyataan Rana belum menikah hingga usia sudah mencapai kepala tiga, hal ini membuat malu orangtuanya. Dengan rasa malu orangtuanya terhadap tetangga-tetangga tersebut, membuat beban tersendiri untuk batin rana. Beban semakin bertambah dengan keadaan ayah Rana yang sudah emosi dan kecewa dengan Rana dikarenakan di mata sang ayah, Rana hanya mementingkan keinginannya sendiri untuk

(38)

commit to user

terus-menerus mencari gelar dan penghargaan tanpa memikirkan keinginan orangtuanya agar ia segera menikah. Beban karena rasa malu orangtua yang disebabkan karena dirinya ini dapat dilihat dari

perkataan atau ucapan dari sang ayah sebagai berikut :

“O, gitu, to? Kebanggan apa? Nyatanya semakin kamu terkenal, dapat banyak penghargaan, malah semakin bikin malu orangtua! Kamu bangga, kami malu!” (CSZ, 2011: 114).

Rana yang mengira dan mengharapkan dengan dia banyak mendapat penghargaan itu bisa membuat orangtua semakin bangga dengan dirinya tetapi malah sebaliknya, dengan penghargaan itu, anggapan orangtua adalah hal yang semakin membuat malu

orangtuanya. Anggapan orangtua terhadap rana hanya ingin senang-senang dan dipuji kepandaiannya dan sampai sudah berumur belum menikah juga. Seperti percakapan dari Ayah dengan ibunya berikut ini :

“Bu! Tanya anakmu ini, sampai kapan dia mau senang-senang cari gelar, cari penghargaan, dipuji-puji kepinterannya. Sampai lupa umur dan jadi perawan tua. Sampai kapan begini terus?” Kata Pak Munajat lebih keras. “ (CSZ, 2011: 115).

Dengan kata-kata keras dari Ayah itu, Rana semakin tertekan dan beban dalam batinnya semakin berat. Perjuangan dia untuk meraih prestasi yang bertujuan untuk membahagiakan orangtuanya, tetapi tidak dihargai dan tidak membuat Ayahnya bangga dan bahagia. Kata-kata dari sang ayah yang beranggapan Rana lupa akan umurnya sekarang adalah hal yang keliru. Rana sebenarnya sudah menginginkan dan memikirkan untuk menikah. Tetapi Allah belum mempertemukan ia dengan jodohnya. Kesabaran Rana menunggu hadirnya jodoh penuh dengan keikhalasan agar dapat menemukan jodoh yang baik untuk dia dan Rana tidak mau buru-buru dalam menentukan pilihan.

(39)

commit to user

Beban Rana tidak hanya sebatas pada umur yang sudah kepala tiga tetapi belum menemukan jodohnya. Beban semakin bertambah ketika ia mengetahui kalau ayahnya menderita sakit jantung yang sudah parah. Sedangkan Rana merasa bahwa dirinya belum bisa menuruti keinginan orangtuanya. Selama ini Rana sudah berusaha dan berjuang untuk dapat membahagiakan dan menyenangkan orangtuanya. Tetapi anggapan bagi orangtuanya berlainan dengan anggapan Rana. Rana berusaha dan berjuang untuk menyelesaikan kuliah dan mendapat gelar-gelar yang seharusnya dapat dibanggakan, tetapi hal itu tidak berarti apa-apa untuk orangtuanya terutama ayahnya. Mereka beranggapan bahwa yang bisa membahagiakan dan menyenangkan hatinya sebagai orangtua Rana adalah segera dapat menyaksikan Rana menikah.

Nasihat dan pesan dari ibu Rana, seakan seperti suatu ancaman bagi Rana. Dengan pesan dari ibunya itu, Rana semakin tertekan dan merasa tidak berharga di mata orangtua karena belum menikah juga pada usia yang sudah tua. Nasihat dari ibu Rana tersebut adalah ketika Rana dan ibunya sedang bercakap-cakap sebagai berikut :

“Senangkanlah hati Bapakmu. Kalau bisa penuhilah permintaan dia. Kau anaknya satu-satunya, orang yang sangat dikasihaninya selain ibu.” (CSZ, 2011: 116).

“Jangan sampai kau menyesal di kemudian hari. Kau juga harus ingat umurmu sudah tidak muda lagi” (CSZ, 2011: 190).

Beban psikologi yang ada dalam diri Rana semakin bertambah. Kata-kata nasihat dari ibunya membuat hati Rana terpukul. Kata-kata dari ibu tersebut selalu terngiang-ngiang dalam benaknya. Sebagai anak satu-satunya seharusnya dia bisa membahagiakan orangtuanya, bisa memenuhi permintaannya. Kenyataan pahit bagi Rana yang belum bisa memenuhi permintaan orangtuanya sangat memukul hari Rana. Kata-kata dari ibu yang menyangkut umur dia sekarang dirasa menusuk hatinya. Seakan dengan umur yang sudah tidak muda lagi itu

(40)

commit to user

kesempatan untuk memenuhi keinginan orangtuanya yaitu dengan menikah adalah hal yang mustahil. Tetapi Rana sendiri tidak dapat melakukan apa-apa selain bersabar menunggu ada seorang pria yang melamarnya dan yang sesuai dengan keinginannya. Rana hanya bisa pasrah dan meminta kepada Allah untuk segera dipertemukan jodohnya.

Ketakutan dan kekhawatiran Rana dengan ayah yang sakit jantung membuat Rana menjadi takut dan tertekan. Tekanan dan ketakutan ini adalah ia membayangkan jika ayahnya tidak dapat menyaksikan dia ketika nanti ia menikah karena mengingat sakit sang ayah sudah parah.

c. Lamaran

Permasalahan dan cobaan yang diterima Rana hingga membuat beban batinnya semakin bertambah. Beban yang ia rasa tidak hanya karena desakan dari orangtua atau gunjingan-gunjingan dari tetangga-tetangga. Beban yang lain yang Rana rasa dan terima adalah ketika Pak Karman yang tak lain adalah Dekan Kampus dimana ia bekerja

menyatakan keinginannya untuk melamarnya.

Lamaran dari Pak Karman sangat menekan batinnya. Hal ini karena Pak Karman adalah orang yang tidak ia harapkan karena ia tidak bermoral, sudah punya istri tetapi masih suka dan sering menggoda wanita-wanita cantik termasuk mahasiswanya. Lamaran Pak Karman membuat batin Rana tertekan dapat diambil dari penggalan cerita pada novel sebagai berikut :

“Suasana pertemuan yang hangat itu membuat Zahrana bisa sedikit melupakan tekanan batinnya atas lamaran Pak Karman….” (CSZ, 2011: 157).

Setelah Pak Karman datang ke rumah untuk melamar dirinya, hari-hari Rana seakan suram dan gelap. Semangat Rana tidak seperti biasanya dan selalu terbayang-bayang wajah Pak Karman. Dengan

(41)

commit to user

keadaan yang seperti ini membuat batin Rana semakin tertekan dengan keadaan dan kebingungan harus berbuat apa dan bagaimana baiknya. Beban Rana berkurang ketika mahasiswanya yaitu Hasan dan Nina datang ke rumahnya dan tercipta suasana yang membuat Rana lupa dengan tekanan batin karena lamaran dari Dekannya tersebut.

Keinginan dan harapan yang besar dari orangtua Rana agar Rana mau menerima lamaran itu semakin membuat batinnya tertekan dan berat. Meskipun orangtuanmya tidak secara langsung menyuruh Rana untuk menerima lamaran itu, tetapi dari cara bicara orangtuanya sangat terlihat bahwa mereka mengharapkan Rana menerima lamaran dari Pak Karman yang sama sekali tidak pernah ada dalam bayangan dan pikiran Rana untuk menjadi istri dari dekannya tersebut. Cara bicara orangtua rana yang menunjukkan keinginan dan harapan orangtuanya itu adalah sebagai berikut :

“ Buatlah kami bangga kamu menikah dengan orang yang terhormat dan terpandang, sehingga penantian kamu tidak sia-sia”. Kalimat itu terus terngiang-ngiang dalam telinga, dada dan pikirannya. Jelas sekali kedua orangtuanya menginginkan ia menerima lamaran itu.” (CSZ, 2011: 183).

Semakin tertekan batin Rana ketika orangtuanya menginginkan dan mengharapkan Rana untuk menerima lamaran dari Pak Karman. Orangtua Rana terutama Ayahnya sangat mengharapkan dan menyuruh agar Rana menerima lamaran dari Pak Karman. Tetapi hal ini berlainan dengan hati Rana yang sangat menolak lamaran tersebut. Sampai berujung perselisihan antara Rana dan ayahnya karena permasalahan lamaran ini. Di mata ayahnya, Pak Karman adalah orang yang baik, terpandang dan terhormat, jadi tidak ada alasan untuk Rana untuk menolak lamarannya dan dari segi umur masih lebih muda Pak Karman bila dibandingkan dengan ayahnya jadi masih pantas untuk jadi suami Rana.

(42)

commit to user

Anggapan dan penilaian ayah Rana terhadap Pak Karman sangat berlainan dengan hati Rana. Rana yang lebih tau siapa sebenarnya Pak Karman dan bagaimana sikap dan moralnya. Tetapi Rana tidak ingin menceritakan bagaimana Pak Karman yang sesungguhnya kepada orangtuanya.

d. Teror Sms

Sejak Rana menolak lamaran dari Dekannya yaitu Pak Karman, Pak Karman tidak begitu saja diam dan menerima kenyataan bahwa Rana menolak lamaran darinya. Pak Karman berusaha balas dendam karena penolakan Rana tersebut. Pak Karman selalu meneror Rana dengan mengirim sms yang berisi ejekan dan ancaman-ancaman yang lain. Teror sms yang berisi ejeken contohnya yang terdapat pada novel berikut ini :

“Sedang apa perawan tua:”

“Ternyata jadi perawan tua itu indah.”

“Jangan-jangan jilbabmu itu kedok untuk menutupi daging tuamu yang sudah busuk di kerubung lalat!” (CSZ, 2011: 223). “Apa kabar Perawan Tua?”

“Kelapa itu semakin tua semkain banyak santannya. Banggalah jadi perawan tua!” (CSZ, 2011: 224).

Teror sms tersebut menjadi beban psikologi bagi Rana. Menjadi perawan tua seakan itu merupakan sesuatu yang sangat hina. Anggapan bahwa jilbab yang dikenakan Rana hanya untuk kedok sangat memukul hati Rana. Teror sms yang dikirim Pak Karman sangat menyakitkan hati. Rana semakin pesimis dan tidak yakin apakah akan dapat mewujudkan keinginan orangtuanya yang menginginkan ia untuk segera menikah.

Pak Karman tidak puas dengan teror sms yang dikirim kepada Rana. Setelah ia menerima undangan pernikahan dari Rana. Teror sms masih dikirim untuk mengancam Rana. Ancaman sms dari Pak Karman

(43)

commit to user

membuat Rana ketakutan dan cemas hingga membuat pikiran Rana bertanya-tanya apa maksud dari sms tersebut. Sms ancaman dari Pak Karman terdapat pada novel berikut :

“Apa kabar perawan tua? Jika kau telah beli gaun pengantin. Sebaiknya kau kembalikan saja. Kau tak akan memakainya di hari pernikahan yang telah kau tentukan. Kau masih akan lama menyandang statusmu sebagai perawan tua. Bukankah jadi perawan tua itu indah. Tiap saat dilamar banyak orang dan bisa dengan semena-mena menolaknya. Kenapa kau tidak

menikmatainya saja? Kenapa tergesa-gesa? Demi kebaikanmu sendiri, sebaiknya kau kembalikan saja gaun pengantinmu itu. Jadilah perawan tua selamanya.” (CSZ, 2011: 246).

SMS yang diterima Rana tersebut seakan ancaman yang diberikan kepadanya dari Pak Karman. Dengan sms itu, menjelaskan bahwa Pak Karman mempunyai maksud dan niat yang tersembunyi yang bertujuan untuk menggagalkan pernikahan yang telah disusun dan direncanakan itu. Setelah menerima sms ancaman itu, Rana tidak bisa tenang dan semakin menjadi ketakutan.

e. Kehilangan Bapak dan Calon Suami

Beban psikologi Rana dalam novel ini penuh dengan rasa haru. Tidak hanya berhenti pada teror yang membuat Rana menjadi selalu ada beban yang merupakan beban psikologi bagi dia. Di hari bahagia dan yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang. Hari dimana dia menikah dengan calon suami yang selama ini diimpikan. Hari pernikahan yang seharusnya menjadi hari yang membahagiakan baginya tetapi justru memberikan kesedihan baginya.

Kesedihan di hari yang seharusnya menjadi hari bahagia buat Rana itu adalah dengan meninggalnya Rahmad calon suaminya.

Rahmad meninggal karena kecelakaan kereta api. Mendengar kabar itu, Rana tidak percaya dan sangat terpukul berat dalam hatinya. Tidak

(44)

commit to user

hanya Rana yang kaget dan tidak percaya dengan kabar tersebut, Bapak Rana mendengar kabar kecelakaan itu seketika jatuh dan penyakit jantungnya kambuh hingga akhirnya sang Ayah tidak kuat dan meninggal dunia.

Keadaan yang membuat Rana sangat terpukul dan membuat beban dalam kehidupan Rana membuat ia merasa tidak sanggup untuk hidup. Harapan yang selama ini ada seakan sudah tidak ada lagi, semua seperti sudah pupus bagi Rana. Harapan yang sudah pupus dan merasa bahwa ia tidak kuat terdapat pada percakapan dalam novel berikut :

“Entahlah Lin, harapanku sudah pupus. Aku merasa tidak bergairah hidup lagi.” “Tidak Rana. Kau tidak boleh pupus harapan. Ingatlah Allah Maha luas kasih sayang-Nya.

Percayalah ini Cuma ujian kecil. Masih banyak hamba Allah di muka bumi ini yang diuji dengan ujian yang jauh lebih besar dari yang kau alami. Ayolah Rana, kau harus tabah! Kau tak boleh menyerah. Putus asa berarti kau menyerahkan dirimu dalam perangkap setan!” “Yah do‟akan aku ya Lin. Semoga aku kuat. Tapi bagiku ini sangat berat!” (CSZ, 2011: 251).

Terpukul dan kecewa karena calon suaminya meninggal di hari pernikahannya, bertambah dengan kenyataan bahwa Bapaknya

meninggal menyusul calon menantunya. Beban semakin berat karena Rana merasa belum bisa membahagiakan orangtuanya, belum bisa memberi apa yang menjadi keinginan orangtuanya terutama ayah yang tidak bisa melihat ia saat duduk di pelaminan.

f. Pernikahan Zahrana

Manusia sejatinya tak luput dari salah, kesalahan, dan

permasalahan dan dari setiap permasalahan pasti tuhan menyediakan pula jalan keluarnya, begitu pula pada masalah yang ada pada novel Cinta Suci Zahrana ini, dalam novel ini kita di ajarkan untuk selalu sabar dan ikhlas untuk menerima berbagai macam cobaan. Penyelesaian

Gambar

Gambar 2. Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa koordinasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru dan Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Pekanbaru

 Nilai ekspor Kalimantan Utara Juli 2015 berupa barang non migas mencapai US$ 98,61 juta atau mengalami kenaikan sebesar 36,55 persen dibanding ekspor Juni 2015.. Sementara

Indosiar dgan frek,smbl n

Sesuai dengan Surat Penetapan Pemenang Pelelangan Belanja Modal Pengadaan Alat Bantu Perlengkapan Satgas Nomor : PAN/ULP/04/07/VIII/BPBD-PS/2017 tanggal 22 Agustus 2017,

Suatu sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan

Setelah melakukan analisis pada kelima foto yang menjadi unit analisis penelitian ini, penulis melihat bahwa perempuan yang menjadi subjek foto dalam majalah FHM

Sistem pemilahan sampah mekanik dapat memilah sampah sesuai jenis sampah yang telah ditentukan seperti sampah logam, sampah ringan (non- logam) dan sampah berat

Apakah Anda mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar waktu yang diberikan perusahaan.. Apakah Anda dapat menjalin kerjasama yang baik dengan karyawan yang