• Tidak ada hasil yang ditemukan

Warini, S.ST,. M.KM Akademi Kebidanan Annisa Jaya Jl. Karanggan No. 30 Desa Puspasari Citeureup-Bogor ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Warini, S.ST,. M.KM Akademi Kebidanan Annisa Jaya Jl. Karanggan No. 30 Desa Puspasari Citeureup-Bogor ABSTRAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA PUTRI

TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DENGAN SIKAP

REMAJA PUTRI DALAM PENCEGAHAN ANEMIA

DEFISIENSI BESI PADA SISWI KELAS X DAN XI

DI SMK TEKNIK INFORMATIKA ANNISA II

CITEUREUP TAHUN 2019

Warini, S.ST,. M.KM Akademi Kebidanan Annisa Jaya

Jl. Karanggan No. 30 Desa Puspasari Citeureup-Bogor

ABSTRAK

Anemia suatu keadaan dimana komponen di dalam darah yaitu hemoglobin (Hb) dalam darah jumlahnya kurang dari kadar normal. Batas kadar Hb remaja putri yaitu 12 gr/dl. Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mencatat 75% remaja di Kabupaten Bogor kekurangan hemoglobin/Hb, saat ini tercatat 75% dari 87.000 remaja mengalami anemia. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang anemia defisiensi besi dengan sikap remaja putri dalam pencegahan anemia defisiensi besi pada siswi kelas X dan XI di SMK Teknik Informatika Annisa II Citereup pada Tahun 2019. Metode penelitian ini bersifat deskritif analitik menggunakan data primer yang diukur dengan kuesioner. Sampel yang digunakan adalah total populasi dari seluruh remaja putri di SMK Teknik Informatika Annisa II Citeureup kelas X dan XI pada tahun 2019 yang berjumlah 42 responden. Penelitian ini mencari hubungan antara variabel independen (pengetahuan) dan variabel dependen (sikap) dengan menggunakan analisa bivariat dengan teknik cross sectional kemudian diolah menggunakan uji Chi – square. Dari hasil penelitian di dapat distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri tentang anemia defisiensi besi sebagian besar remaja putri memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 25 responden (59,5%). Untuk sikap didapatkan bahwa 28 responden (66,7%) memiliki sikap negatif dalam pencegahan anemia defisiensi besi dan 14 responden (33,4%) yang memiliki sikap positif. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p – value 0, 014 yang berarti bahwa pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap remaja putri dalam pencegahan anemia defisiensi besi. Dalam menangani angka kejadian anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan menghimbau remaja putri untuk meningkatkan kesadaran tentang tanda bahaya anemia defisiensi besi dengan memasukan program penyuluhan kesehatan kedalam kurikulum lembaga pendidikan serta mencari informasi melalui media cetak dan tenaga kesehatan.

(2)

2

ABSTRACT

Anemia of a state in which the component in the blood of hemoglobin (Hb) in the blood is less than normal. Limit Hb level of adolescent daughter is 12 gr / dl. Bogor Regency Health Office recorded 75% of adolescents in Bogor Regency lack hemoglobin / Hb, currently recorded 75% of 87,000 adolescents experienced anemia. The purpose of this research is to know the correlation between the knowledge of young woman about iron deficiency anemia with attitude of adolescent girl in prevention of iron deficiency anemia at student of class X and XI at SMK Informatika Annisa II Citereup in year 2019. This research method is analytic descriptive using primary data as measured by questionnaire. The sample used was the total population of all young women in the Annisa II Citeureup Informatics Engineering Vocational High School class X and XI in 2019 totaling 42 respondents. This study looks for the relationship between independent variables (knowledge) and dependent variable (attitude) by using bivariate analysis with cross sectional technique then processed using Chi-square test. From the research results in the distribution of the frequency of knowledge of young women about iron deficiency anemia, most of the adolescent girls have good knowledge level as much as 25 respondents (59,5%). For attitudes found that 28 respondents (66.7%) had a negative attitude in the prevention of iron deficiency anemia and 14 respondents (33.4%) who had a positive attitude. Based on the results of statistical tests obtained p-value 0, 014, which means that knowledge has a significant relationship with the attitude of young women in the prevention of iron deficiency anemia. In handling the incidence of iron deficiency anemia can be done by encouraging young women to raise awareness about the danger of iron deficiency anemia by entering health education program into the curriculum of educational institutions and seeking information through print media and health workers.

Keywords : Level of Knowledge, Attitude, Young Women, Iron Deficiency Anemia

PENDAHULUAN

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil. Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013, prevalensi anemia dunia berkisar 40-88%. Jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di Indonesia sebesar 26,2% yang terdiridari 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan (Kemenkes RI, 2013).

Menurut WHO, sekitar 25-40% remaja putri di Asia Tenggara menderita anemia tingkat ringan sampai berat. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 prevalensi anemia remaja putri adalah 57.1% sedangkan tahun 2001 sebesar 30%.

Prevalensi anemia diperkirakan 9% di negara-negara maju, sedangkan di negara berkembang prevalensinya 43%. Anak-anak dan wanita usia subur (WUS) adalah kelompok yang paling berisiko, dengan perkiraan prevalensi anemia pada balita sebesar 47%, pada wanita hamil sebesar 42%, dan pada wanita yang tidak hamil usia 15-49 tahun sebesar 30%. WHO menargetkan penurunan prevalensi anemia pada WUS

(3)

3

sebesar 50% pada tahun 2025 (Jurnal Kesehatan Reproduksi vol 7, 2016).

Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun (Kemenkes RI, 2014). Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 menyatakan bahwa prevalensi anemia pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1% danusia 19-45 tahun sebesar 39,5%. Wanita mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi terutama pada remaja putri (Kemenkes RI, 2013).

Hasil penelitian yang dilakukan PT. Merck Tbk. di Jawa Timur, Jawa Barat dan Sumatera Utara angka kejadian anemia cukup tinggi. Di Jawa Timur melibatkan 5.959 peserta tes darah ternyata 33% diantaranya anemia, di Jawa Barat yang melibatkan 7.439 peserta ternyata 41% anemia, sedangkan di Sumatera Utara dari 9.377 peserta ternyata 33% diantaranya anemia (Dinkes, 2008).

Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mencatat 75% remaja di Kabupaten Bogor kekurangan hemoglobin/Hb alias sel darah merah dalam tubuh. Saat ini tercatat 75% dari 87.000 remaja di Kabupaten Bogor mengalami anemia ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dr.Camilia (AyoBogor, 2018).

Penelitian menurut Rati, S.A., & Jawadagi, S. (2012) menyatakan bahwa prevalensi anemia lebih banyak terjadi pada anak perempuan lebih dari 14 tahun. Anemia banyak terjadi pada remaja putri dan prevalensi anemia di dunia berkisar 40-88%. Kasus anemia mengakibatkan terganggunya mekanisme immun dan meningkatkan penyebab kematian di dunia.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 05 Februari 2019 di SMK Motivasi Insani Cibinong

kelas X dari 30 siswi, penulis berhasil mewawancarai 13 siswi dengan hasil 4 siswi berpengetahuan baik dan 9 siswi berpengetahuan kurang tentang anemia, selanjutnya penulis melakukan studi pendahuluan di SMK Teknik Informatika Annisa II Citeureup Kelas XI program keahlian Multimedia pada tanggal 07 Februari 2019 penulis berhasil mewawancarai 5 siswi dengan hasil berpengetahuan kurang tentang anemia defisiensi besi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional.

Penelitian dilakukan di SMK Tehnik Informatika Annisa II Citeureup.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X dan XI SMK Tehnik Informatika Annisa II Citeureup berjumlah 42 siswi. Pengambilan sampel dengan teknik pengambilan sample secara total sampling.

Teknik pengumpulan data menggunakan data primer. Data primer penelitian ini adalah data yang diperoleh dari siswi yang masuk pada sampel penelitian melalui kuesioner.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi pada Siswi Kelas X dan XI di SMK Tehnik Informaika Annisa II Citeureup Tahun 2019

Pengetahuan F %

Kurang 17 40,5

Baik 25 59,5

Total 42 100

Pada tabel 1 bahwa responden sebagian besar mempunyai pengetahuan tentang anemia defisiensi besi dalam kategori baik, yaitu sebanyak 25 orang

(4)

4

(59,5%) dan responden dengan pengetahuan yang kurang sebanyak 17 orang (40,5%).

Tabel 2 Distribusi Frekuensi

Sikap

Remaja Putri dalam Pencegahan

Anenia Defisiensi Besi pada Siswi

Kleas X dan XI di SMK Tehnik

Informatika Annisa II Citeureup

Tahun 2019

Sikap F %

Negatif 28 66,7

Positif 14 33,3

Total 42 100

Pada tabel 2 bahwa sebagian besar responden memiliki sikap negative sebanyak 28 orang (66,7%) dan sebagian kecil lainnya memiliki sikap positif yaitu 14 responden (33,3%).

Tabel 3 Hubungan Antara Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia

Defisiensi Besi dengan Sikap Remaja Putri dalam Pencegahan Anemia

Defisiensi Besi pada Siswi Kelas X dan XI di SMK Tehnik Informatika

Annisa II Citeureup Tahun 2019

Pengetahuan

Pengetahuan Total P-value

Kurang Baik F % F % F % Kurang 15 35,7 2 4,8 17 40,5 0.014 Baik 13 31,0 12 28,6 25 59,5 Total 28 66,7 14 33,3 44 100

(5)

5

Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Anemia Defisiensi Besi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari 42 responden didapat bahwa responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 17 responden (40,5%). Dan mayoritas responden memiliki pengetahuan baik yaitu 25 orang (59,5%).

Hal ini sejalan dengan penelitian Amany, 2014 tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia dengan Kejadian Anemia Pada Siswi Di 3 SMA Kota Yogyakarta yaitu mayoritas responden memiliki pengetahuan baik tentang anemia defisiensi besi yaitu sebanyak 64 siswi (70,3%).

Berdasarkan hasil diatas banyak siswi yang memiliki pengetahuan baik. Hal ini dikarenakan salah satu faktor yaitu perkembangan budaya maupun perkembangan manusia diantaranya siswi dapat mudah mendapatkan informasi mengenai anemia defisiensi besi dari pendidikan, media massa, elektronik. Hal ini sesuai dengan teori Notoadmojo, 2012 yaitu cara memperoleh pengetahuan diantaranya dengan melalui jalan pikiran, dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara manusia ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh kebenaran pengetahuannya.

Sikap

Remaja

Putri

dalam

Pencegahan Anemia Defisiensi Besi

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden memiliki sikap negatif sebanyak 28 orang (66,7%) dan sebagian kecil lainnya memiliki sikap positif yaitu 14 responden (33,3%).

Penelitian ini memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sihotang, 2012 yang menunjukan bahwa mayoritas sikap responden mengenai anemia defisiensi besi berada pada kategori cukup (59,6%). Kategori sikap yang cukup dalam penelitian sihotang disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan yang diperoleh remaja putri tentang anemia defisiensi besi.

Namun pada hasil penelitian ini menunjukan hasil bahwa sikap remaja putri dalam pencegahan anemia defisiensi besi lebih dominan memiliki sikap negatif, hal ini salah satunya disebabkan karena kurangnya rasa kepedulian terhadap kesehatan sehingga banyak remaja putri yang berpengetahuan baik namun tidak diaplikasikan dalam sikap yang baik pula.

Ini

sesuai

dengan

teori

yang

menyebutkan

bahwa

sikap

salah

satunya dipengaruhi oleh faktor

emosional. (Azwar, 2013) Hal ini

dapat dimaklumi karena memang usia

remaja adalah merupakan periode

terjadinya

pertumbuhan

dan

perkembangan yang pesat baik secara

fisik, psikologis maupun intelektual.

Hubungan

Antara

Pengetauan

Remaja Putri Tentang Anemia

Defisiensi

Besi

dengan

Sikap

Remaja Putri dalam Pencegahan

Anemia Defisiensi Besi pada Siswi

Kelas X dan XI di SMK Tehnik

Informatika Annisa II Citeureup

Tahun 2019

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari 42 responden menunjukan bahwa remaja putri yang memiliki sikap negatif sebagian besar memiliki pengetahuan kurangsebanyak 15 orang (35,7%) sedangkan remaja yang memiliki sikap positif banyak yang memiliki pengetahuan positif yaitu 12 responden (28,6%) namun tidak sedikit pula

(6)

6

responden yang memiliki sikap negatif walaupun berpengetahuan baik yaitu sebanyak 13 orang (31,0%).

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p–value <0,014 berarti bahwa pengetahuanmemiliki hubungan yang signifikan dengan sikap remaja putri dalam pencegahan anemia defisiensi besi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Hayati (2010) di MAL IAIN Medan yang menyatakan bahwa pengetahuan remaja putri tentang anemia defisiensi besi sangat mempengaruhi sikap remaja dalam pencegahan anemia defisiensi besi dan sangat mempengaruhi organ reproduksi.

Dari hasil yang diperoleh melalui wawancara dari beberapa siswi menjelaskan bahwa mayoritas diantaranya memiliki alasan bahwa mereka tidak meminum tablet tambah darah meskipun mereka telah mendapatkan informasi melalui media elektronik hal ini dikarenakan karena responden tidak berkenan mengkonsumsi tablet tambah darah, serta kurangnya pengetahuan siswi mengenai bahwa zat besi dapat diperoleh dari makanan, contohnya daging, ikan, ayam dan lain-lain, serta makanan sumber zat gizi yaitu telur, susu, bayam, kacang merah, dan lain-lain. serta kurangnya informasi yang menyeluruh mengenai pencegahan anemia. Hal ini dapat dimaklumi karena memang di dalam kurikulum sekolah tidak terdapat topik yang membahas tentang anemia ataupun anemia defisiensi besi secara khusus.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan antara Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dengan Sikap Remaja Putri dalam Pencegahan Anemia Defisiensi Besi pada Siswi Kelas X dan XI di SMK Tehnik Informatika Annisa II Citeureup Tahun

2019, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar remaja putri memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang anemia defisiensi besi yaitu sebanyak 25 responden (59,5%).

2. Sebagian besar remaja putri memiliki sikap negatif dalam pencegahan anemia defisiensi besi sebanyak 28 responden (66,7 %).

3. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p - value<0,014 berarti bahwa pengetahuanmemiliki hubungan yang signifikan dengan sikap remaja putri dalam pencegahan anemia defisiensi besi.

Saran dalam penelitian ini adalah pelayanan bagi remaja putri dengan memberi informasi dalam bentuk penyuluhan atau pelayanan dengan meningkatkan kesadaran remaja akan bahaya anemia defisiensi besi dengan memasukan program penyuluhan kesehatan kedalam kurikulum lembaga pendidikan. Kemudian dilakukan pengecekan kadar haemoglobin (Hb) guna mengetahui status anemia pada remaja, untuk mencegah serta menurunkan angka prevalensi anemia di Kab. Bogor, serta diharapkan dapat menerapkan program pemerintah yaitu pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) dengan rutin melakukan gerakan mengkonsumsi tablet tambah darah setiap satu minggu sekali secara bersama-sama.

(7)

7

DAFTAR PUSTAKA

A Wawan dan Dewi M. 2010. Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:Nuha Medika

Akbid CDH. 2018. Buku Panduan Laporan Tugas Akhir (LTA) Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur

Penelitian. Jakarta:PT Rineka Cipta

Azwar, Saifudin. 2013. Sikap Manusia. Edisi Kedua. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Proverawati, Atikah. 2011. Anemia dan

Anemia Kehamilan.

Yogyakarta:Nuha Medika

Hastono. 2014. Statistik Kesehatan. Edisi 1. Jakarta:Rajawali Pers Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.

Metodelogi Penelitian Kesehatan. Edisi Rev. Jakarta:PT Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan. Edisi Rev. Jakarta:PT Rineka Cipta

Sediaoetama. 2012. Ilmu Gizi. Jakarta:PT Dian Rakyat

Riduwan. 2015. Dasar – Dasar Statistika. Bandung:Alfabeta Tawi. 2013. Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Statistik Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta Amany. 2014. Hubungan Tingkat

Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Siswi Di 3 SMA Kota Yogyakarta. Jurnal. Diakses pada 21 Juli 2018 Astuti. 2013. Tingkat Pengetahuan

Remaja Putri Tentang Anemia Pada Siswi Kelas XI Di SMA Muhamadiyah I Sragen Tahun 2013. Jurnal. Diakses pada 20 Juli 2018.

Depkes. 2016. Kesehatan Reproduksi. Jurnal. diakses pada 17 Juli 2018 Hasyim, dkk. 2018. Pengetahuan resiko,

perilaku pencegahan anemia dan kadar hemoglobin pada remaja putri. Jurnal. volume 15 no 2. Diakses pada 14 Juli 2018.

Handayani, dkk. 2013. Hubungan

Status Gizi Dengan Kejadian

Anemia Pda Remaja Putri.

Jurnal. Diakses pada 1 Juli

2018.

Kusumaningtyas. 2008. Gambaran Sikap Ibu Hamil Trimester III Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan di BPS Ny. Katminah Mojoroto. Jurnal. Diakses pada 14 Juli 2018.

Kusuma. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Anemia Pada Remaja Putri Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dalam Mencegah Anemia Pada Siswi Kelas X SMA Muhamadiyah Yogyakarta. Jurnal. Diakses pada 21 Juli 2018.

Kaimudin, dkk. 2017. Skrining Dan Determinan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri SMA Negeri 3 Kendari Tahun 2017. Diakses pada 10 Juli 2018.

Mariana, dkk. 2013. Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMK Swadaya Wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro Kota Semarang. Jurnal. Diakses pada 19 Juli 2018.

Nurhadi, dkk. 2014. Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Spiritual Dan Sosial Pada Pembelajaran IPA Terpadu. Jurnal. Diakses pada 8 Juli 2018. Suria, dkk. 2017. Hubungan Antara

Pengetahuan Tentang Anemia, Tingkat Konsumsi Protein, Zat Besi, Dan Vitamin C Dengan Kadar Hemoglobin Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Di Sman 3 Ponorogo. Jurnal. Diakses pada 15 Juni 2018.

Sihotang, dkk. 2012. Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi Di SMA Negeri 15 Medan. Jurnal. Diakses pada 18 Juli 2018.

(8)

8

Universitas Muhamadiyah Semarang.

Jurnal Kebidanan 2012. Diakses pada 17 Juli 2018.

(9)

Gambar

Tabel  2  Distribusi  Frekuensi  Sikap  Remaja  Putri  dalam  Pencegahan  Anenia  Defisiensi  Besi  pada  Siswi  Kleas  X  dan  XI  di  SMK  Tehnik  Informatika  Annisa  II  Citeureup  Tahun 2019

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan secara statistik (x 2 koreksi 5,3445 &lt; x 2 tabel 5,991) antara anemia defisiensi besi dengan insomnia pada remaja putri.. Simpulan

Variabel bebasnya belum ada yang meneliti pengetahuan tentang anemia, sikap dan perilaku pencegahan anemia pada remaja putri, sedangkan penelitian sebelumnya pada

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan analisis hubungan antara pendidikan terakhir ibu dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja siswa-siswi kelas X dan XI di SMA

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang anemia defisiensi besi dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet

Namun, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Sirait (2019) tentang hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan anemia dengan kejadian anemia pada remaja putri kelas viii

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, didapati adanya hubungan yang bermakna antara hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi

Gambar 2.1 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia dengan Pola Makan Untuk Pencegahan Anemia Di. SMA Swasta Bina Bersaudara Medan

Pembahasan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pencegahan Keputihan Berdasarkan hasil penelitian pada 15 remaja putri, diketahui tingkat pengetahuan remaja putri sebelum dilakukan