PENYAKIT MENULAR
PADA MANUSIA
Dr.Budiman Chandra
Kata Pengantar
Puji dan Syukur buku Penyakit Menular Pada Manusia telah dapat kami susun dengan harapan agar buku sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita dalam menjalankan tugas kesehatan dan kedokteran dilapangan.
Judul buku ini sengaja dipilih mengenai penyakit menular pada manusia agar kita dapat mengenal lebih dekat jenis penyakit-penyakit menular yang setiap saat dapat menimbulkan kesakitan pada manusia karena kesehatan lingkungan yang jelek.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tak akan luput dari masalah kesehatan lingkungan yang jelek seperti cara pembuangan sampah yang sembarangan,limbah cair yang berasal dari rumah tangga dan industri dibuang langsung ke badan sungai akan mencemari lingkungan hidup manusia dan keadaan ini akan merupakan media baik terjadi penyebaran penyakit menular oleh bakteri,virus dan parasit pada manusia.
Palembang, Januari 2011 Penyusun
Penyakit Menular
1
Pada Manusia
Introduksi
Penyakit menular pada manusia merupakan masalah penting yang dapat terjadi setiap saat terutama di negara berkembang khususnya Indonesia dimana lingkungan hidupnya jelek oleh karena terjadi urbanisasasi besar – besaran dari desa ke kota,tumpukan sampah terdapat dimana – mana, polusi udara dan penyakit menular seperti Demam Berdarah Dengue sudah merebak hampir disetiap daerah dan terakhir penyakit Polio serta penyakit Avian Infleunza yang ditularkan melalui unggas dinyatakan sebagai Kasus Kejadian Luar Biasa serta sempat merengut jiwa manusia,
Dalam mengantisipasi dan mencegah menyebarnya penyakit menular pada masyarakat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membuat batasan/kriteria dimana suatu penyakit menular dinyatakan sebagai Kasus Kejadian Luar
Biasa (KLB) apabila :
(a) Penyakit yang terjadi sudah sangat serius dan menyebabkan ketidak - mampuan atau kematian.
(b) Penyakit timbul dalam jumlah besar dan cendrung terus menerus meningkat dari waktu ke waktu.
(c) Ada resiko penyakit tersebut akan menyerang dan menimbulkan kasus baru pada kelompok masyarakat lain. (d) Dapat menimbulkan bahaya penyebaran secara meluas yang bersifat regional atau International.
(e) Membawa dampak kerugian sosial ekonomi masyarakat dengan ada dan berjangkitnya penyakit menular tersebut.
(f) Kurang tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai dan tenaga profesional setempat.
Klasifikasi Penyakit Menular
Secara umum Penyakit menular dapat dibagi berdasarkan pada Etiologi,Mode of tranmissiom dan aspek Epidemiologi daripada jenis penyakit seperti yang terlihat pada diagram dibawah ini :
Diagram Penyakit Menular Berdasarkan Etiologi, Mode of Transmussiom dan Epidemiologi ▪ Bakteri ▪ Virus ▪ Protozoa Etiologi ▪ Cacing ▪ Leptospiral ▪ Jamur ▪ Vektor
PENYAKIT Mode of ▪ Permukaan Kulit MENULAR Tranmission ▪ Udara
▪ Air/makanan ▪ Binatang ▪ Zoonotic ▪ Sporadis Epidemiology ▪ Endemis ▪ Epidemis ▪ Pandemis
A.Batasan dan Definisi
1.Infeksi
Masuknya dan berkembangnya agen penyakit kedalam tubuh manusia atau binatang serta timbul reaksi tubuh terhadap agen penyakit.
2.Inokulasi (Inoculation)
Masuknya agen penyakit atau bibit yang berasal dari arthropoda kedalam tubuh manusia melalui gigitan pada kulit atau deposit pada membrana mucosa disebut sebagai inokulasi,sebagai contoh gigitan nyamuk aedes menyebabkan Penyakit DBD.
3.Infestasi (Infestation)
Masuknya arthropoda pada permukaan tubuh manusia kemudian berkembang biak disebut sebagai infestasi, sebagai contoh scabies.
4.Kontaminasi
Agen penyakit terdapat didalam makanan dan air yang digunakan oleh manusia.
5.Penyakit Infeksius
Jenis penyakit yang berasal orang atau binatang yang menderita sakit atau mengalami infeksi.
6.Penyakit Contagious
Jenis penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung dari orang sakit kepada orang yang sehat.
7.Penyakit Menular
Jenis penyakit yang disebabkan oleh agen penyakit yang spesifik atau racun yang dihasilkannya dan ditularkan melalui reservoir atau tidak langsung melalui vektor kepada orang.
8.Penyakit Tidak Menular
Ditujukan pada jenis Penyakit seperti tumor,jantung koroner,diabetes mellitus dan lain – lain.
B.Periodisitas berjangkitnya penyakit
1.Epidemik
Berjangkitnya suatu penyakit pada sekelompok orang di masyarakat dengan jenis penyakit, waktu dan sumber yang sama diluar keadaan yang biasa (Kejadian Luar Biasa).Contoh : wabah penyakit Kolera.
2.Endemik
Suatu keadaan dimana prevalensi berjangkitnya suatu jenis penyakit terjadi sepanjang tahun dengan frekwensi yang rendah di suatu tempat.
Contoh : penyakit malaria dan kaki gajah
3.Sporadik
Jenis penyakit yang tidak tersebar merata pada tempat dan waktu yang tidak sama,pada suatu saat dapat terjadi epidemik.Contoh : penyakit poliomyelitis
4.Pandemik
Jenis penyakit yang berjangkit dalam waktu cepat dan sama terjadi dimana - mana dibelahan Bumi.
Contoh : Penyakit infleunza(1957) dan cholera el tor (1962).
5.Exotik
Jenis penyakit yang berasal dari negara lain dan
berjangkit di suatu negara.Contoh : yellow fever
Dinamika Penularan Penyakit
Dinamika penularan penyakit dari sumber atau reservoir infeksi ke orang yang suseptibel.
Reservoir/sumber dari Infeksi
Dinyatakan sebagai sesuatu yang menjadi tempat
persinggahan agen penyakit hidup dan berkembang serta bertahan hidup,dikenal ada 2 tipe reservoir yaitu pada manusia dan hewan.
1.Reservoir dari Manusia
Pada penyakit menular sumber infeksi berasal dari orang yang sedang mengalami infeksi dapat berupa kasus atau carrier.
Kasus dapat berbentuk subklinis dan klinis dimana pada kasus subklinis tidak diketemukan gejala penyakit atau asimptomatis tetapi berpotensi untuk menularkan infeksi kepada orang lain,contoh penyakit poliomyelitis Carrier terjadi karena proses penyembuhan tidak sempurna dan secara bakteriologis agen penyakit masih ada dalam tubuh, contoh pada penyakit demam tipoid.
2.Reservoir dari Hewan
Sumber infeksi dapat berasal dari hewan atau burung dan berupa kasus atau carrier seperti pada manusia.
Diagram Jalur Sumber Penyakit di Masyarakat
Source Diseases Mode of Transmission
in a Community
ContactVehicle Man
Vector
Primary Source
Air BorneTransplacental
M a n
Secondary Source
Case SubclinicalA n i m a l
ClinicalMild cattle birds Missed dogs goats Prodrome swine horses Convalescent rodents cats Carrier
□
Media langsung dari orang ke orang
(Permukaan Kulit)
Jenis Penyakit yang ditularkan antara lain :
▪ Venereal diseases ▪ HIV (AIDS)
▪ Trachoma ▪ Scabies ▪ Erysipelas ▪ Rabies ▪ Anthrax ▪ Gas-gangrene
▪ Foot and mouth diseases ▪ Aerobic wound infections Agen penyakit ditularkan langsung dari seorang yang infectious ke orang lain melalui hubungan intim seperti penyakit kelamin GO,Syphilis, HIV.dan cara memutuskan rantai penularan yaitu mengobati penderita dan tidak melakukan hubungan intim dengan pasangan bukan suami atau istri, khusus untuk HIV tidak mempergunakan alat suntik bekas dan menggunakan darah donor penderita HIV.
□
Melalui Media Udara
Penyakit yang dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui udara pernafasan disebut sebagai Air Borne Disease.
Jenis Penyakit yang ditularkan antara lain : ▪ TBC Pulmonum ▪ Smallpox ▪ Mumps
▪ Chickenpox ▪ Measles ▪ Rubella
▪ Diphteria ▪ CS.meningitis ▪ Whooping cough ▪ Influenza ▪ Scarlet fever Cara pencegahan penularan penyakit antara lain memakai masker,menjauhi kontak person serta mengobati penderita penyakit TBC dengan sputum BTA (+)
□ Melalui Media Air
Penyakit dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit – penyakit yang ditularkan melalui air disebut sebagai Water Borne Disease atau Water Related Disease.
a.Agen Penyakit:
1. Virus ▪ viral hepatitis. poliomyelitis
2. Bacterial ▪ cholera, dysentry, typhoid, diarhea 3. Protozoa ▪ amoebiasis, giardiasis
4. Helminthic ▪ ascariasis, whip worm, hydatid disease 5. Leptospiral ▪ weil's disease
b. Aquatic Host:
1. Water multiplied ▪ schistosomiasis (vektor keong) 2. Not multiplied ▪ Guinea's worm dan fish tape worm (vektor cyclop)
Penyakit - penyakit yang berhubungan dengan air, dapat dibagi dalam empat kelompok menurut cara penularannya:
♦ Water borne mechanisme
Kuman patogen yang berada dalam air dapat menyebabkan penyakit pada manusia,ditularkan melalui mulut atau sistem pencernaan. contoh : cholera, typhoid, viral hepatitis,bacillary dysentry dan poliomyelitis.
♦ Water washed mechanism
Jenis penyakit dari Water washed mechanism yang berkaitan dengan kebersihan umum dan perseorangan
Dapat berupa :
♦ Water based mechanism
Jenis penyakit dimana agen penyakitnya mempunyai sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai intermediate host yang hidup di dalam air. Contoh : schistosomiasis,dracunculus medinensis.
♦ Water related insect vector mechanism
Jenis penyakit yang dutularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air, Contoh filariasis, dengue, malaria,yellow fever.
Cara pencegahan penularan penyakit melalui media air atau makanan dapat dilakukan antara lain dengan cara :
a. Penyakit infeksi melalui saluran pencernaan dapat dilakukan dengan cara Sanitation Barrier yaitu
memutus rantai penularan seperti pneyediaan air bersih,menutup makaan agar tidak terkontaminasi oleh debu dan lalat, membuang air besar dan sampah tidak sembarangan tempat.
b. Penyakit infeksi yang ditularkan melalui kulit dan mata, dapat dicegah dengan personal hygiene yang baik dan tidak sembarangan memakai peralatan orang lain seperti sapu tangan,handuk dan lainnya.
c. Penyakit Infeksi lain yang berhubungan dengan air melalui vektor seperti malaria dan Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat dicegah dengan kontrol vektor.
□
Melalui Media Vektor Penyakit
Berupa serangga dikenal sebagai arthropod - borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan menimbulkan bahaya kematian.
tertentu antara lain seperti Demam Berdarah Dengue (DBD),malaria, kaki gajah dan terakhir ini diketemukan penyakit virus Chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, disamping penyakit saluran pencernaan seperti dysentery, cholera, typhoid fever dan paratyphoid yang ditularkan secara mekanis oleh lalat rumah.
Kelas arthropoda yang penting dalam dunia kedokteran yang dapat menularkan penyakit pada manusia adalah kelas insecta, arachinoda dan crustasae, penularan peyakit ini dapat terjadi secara transmisi biologik dimana terjadi proses perkembang - biakan agen penyakit atau parasit dalam tubuh vektor seperti parasit malaria dalam tubuh nyamuk anopheles dan disebut transmisi non biologik bila penularannya terjadi secara mekanis atau langsung seperti penyakit dysentery, typhoid dan cholera oleh lalat.
Arthropoda yang Penting dalam dunia Kedokteran
Arthropoda yang berperan penting sebagai vektor penyebaran penyakit (arthropods borne disease) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1 . Kelas Dan Species Dari Arthropoda Yang Penting
Class Insecta Class Arachinida Class Crustacea 1. Mosquitos : Anophelines Culicines Aedes 1. Ticks : Hard ticks Soft ticks 1. Cyclops 2. Flies : Houseflies Sandflies Tsetse Flies Blackflies 2. Mites : Leptotrombidium and trombiculid mites Itch mite
3. Human Lice :
Head and body lice Crab lice
4. Fleas : Rat fleas Sand Fleas 5. Reduviid bugs
Sumber : Park & Park The Textbook of Preventive & Social Medicine
Arthropods Borne Disease
Istilah ini menunjukkn bahwa arthropoda merupakan vektor atau media yang bertanggung jawab untuk terjadinya penularan penyakit dari satu host (pejamu) ke host lain. Paul A. Ketchum, membuat klasifikasi arthropods borne diseases pada kejadian penyakit epidemis di Amerika Serikat seperti terlihat pada tabel dibawah ini
Tabel 2. Selected Arthropoda Bome Diseases of Humans
Viral Diseases Animals Affected Reservoir Vector St. Louis
Encephalitis Humans Perching birds Mosquite (Calex sp.) Encephalitis Western equire encephalitis Venezuelan aquine encephalitis Bacterial Diseases Rocky mt. spotted fever Epidemic thypus
Horse and humans Horses (rare in humans) Etiological Agen Ricketsia ricketsii Ricketsia Prowazekii Wild birds
Rodents and horses Reservoir
Rodents, dogs, and foves Humans Mosquito (Culex and Culiseta sp.) Mosquite (Calex sp.) Vector Wood ticks (Dermacentor sp.) Body louse (Pediculus vestimenti) Endemic (murine)
Typhus fever Ricketsia typhi Rats and field mice Rat flea(Xenopsylla cheopis) Rat louse (Polyplax spinulosa)
Bubonic plague Yersimia pestis Rats and ground Squirels
Flea (Xenopsylla cheopis)
Sumber: Ketchum PA. Microbiology Introduction for Health Professionals
Park & Park, membagi klasifikasi arthropods borne diseases yang sering menyebabkan terjadinya penyakit pada manusia sebagai berikut
Tabel 3. Arthropoda Bome Diseases
Arthropoda Diseases transmitted
1. Mosquito Malaria, filaria, dengue yellow fever, encephalitis, haemorhagic fever
2. Housefly Typhoid and paratyphod fever, diarrhoea, dysentery, cholera, gastro-enteritis, amoebiasis, heminthic infestations, yaws, poliomyelitis, conjunctivitis, trachoma, anthrax, etc.
3. Sandfly Kalazar, oriental sore, oraya fever, sandfly fever
4. Tsetse fly Sleeping sickness
5. Louse Epidemic typhus, relapsing fever, trench fever
6. Rat flea Bubonic plague, chiggerosis, endemic thypus, hymenolepis diminuta
7. Blackfly Onchocerciasis 8. Reduviid bug Chagus disease
9. Hard tick Tick typhus, tick paralysis, viral encephalitis, tularemia, haemorrhagic fever, human babesiosis
10. Soft tick Relapsing fever 11. Trombiculid mite Scrub typhus 12. Itch-mite Scabies
13. Cyclops Guinea-worm disease, fish tapeworm (D. latus).
Sumber : Park & Park The Textbook of Preventive & Social Medicine
Transmisi Arthropoda Borne Diseases
Masuknya agen penyakit kedalam tubuh manusia sampai terjadi atau timbulnya gejala penyakit disebut masa inkubasi atau incubation period, khusus pada arthropods borne diseases ada dua periode masa inkubasi yaitu pada tubuh vektor dan pada manusia.
1.Extrinsic Incubation dan Intrinsic Incubation Period
Waktu yang diperlukan untuk perkembangan agen penyakit dalam tubuh vektor atau host.
Sebagai contoh parasit malaria dalam tubuh nyamuk anopheles disebut sebagai masa inkubasi ektrinsik berkisar antara 10 – 14 hari tergantung dengan temperatur lingkungan dan dalam tubuh manusia disebut sebagai masa inkubasi intrinsik berkisar antara 12 – 30 hari tergantung dengan jenis plasmodium malaria.
2.Definitive Host dan Intermediate Host
Disebut sebagai host definitif atau intermediate tergantung dari apakah dalam tubuh vektor atau manusia terjadi perkembangan siklus seksual atau siklus aseksual pada tubuh vektor atau manusia, apabila terjadi siklus sexual maka disebut sebagai host definitif, sebagai contoh parasit malaria mengalami siklus seksual dalam tubuh nyamuk, maka nyamuk anopheles adalah host definitif dan manusia adalah host intermediate.
Secara umum ada 3 cara transmisi dari arthropoda borne diseases pada manusia yaitu melalui :
▪ Transmisi secara langsung. ▪ Transmisi secara mekanik. ▪ Trassmisi secara biologi.
Secara karakteristik arthropoda sebagai vektor mekanik membawa agen penyakit dari manusia berupa tinja, darah, ulcus superficial, atau eksudat. kontaminasi bisa hanya dari permukaan tubuh arthropoda tapi juga bisa dari sudah dicernakan dan kemudian dimuntahkan atau dikeluarkan melalui tinja vektor.
Agen penyakit yang paling banyak ditularkan melalui arthropoda adalah enteric bacteria yang ditularkan oleh lalat rumah. diantaranya adalah Salmonella typhosa, species lain dari salmonella, E. coli, dan Shigella dysentry yang paling sering ditemui dan paling penting. Lalat rumah dapat merupakan vektor dari agen penyakit tuberculosis, anthrax, tularemia, dan brucellosis.
♦ Transmisi Secara Biologi
Bila agen penyakit multiflikasi atau mengalami beberapa perubahan dan perkembangan atau tanpa adanya multiflikasi di dalam tubuh arthropoda disebut sebagai transmisi biologis, dikenal ada tiga cara transmisi yaitu:
1.Propagative
Bila agen penyakit tidak mengalami perubahan siklus, tetapi multiflikasi di dalam tubuh vektor. Contoh, plague bacilli pada rat fleas.
2.Cyclo-propagative
Agen penyakit mengalami perubahan siklus dan multiflikasi di dalam tubuh arthropoda. Contoh, parasit malaria pada nyamuk anopheles.
3.Cyclo-developmental
Bila agen penyakit mengalami perubahan siklus, tetapi tidak mengalami multiflikasi di dalam tubuh arthropoda. Contoh, parasit filaria pada nyamuk culex, dan cacing pita pada cyclops.
Diagram Transimisi Biologis
Parasit (dalam tubuh vektor)
Perubahan Siklus Multifikasi
Cyclo–developmental Cyclo–propagative Propagative
(filarial) (pl. malaria) (plague bacilli)
Arthropod Borne Diseases yang ditularkan melalui
Gigitan Nyamuk(Indonesia)
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai penyakit – penyakit endemis yang ditularkan melalui gigitan nyamuk di Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Mode of transmission Filariasis (Kaki Gajah)
Penyakit Kaki gajah atau Bancroftian filariasis adalah infeksi dari cacing nematoda Wuchereria bancrofti yang mengalami perubahan siklus hidup(stadium
Sexual) dan menjadi dewasa didalam kelenjar getah bening manusia sebagai Host definitif.
Cacing betina akan memproduksi microfilariae dan masuk kedalam aliran darah perifer manusia pada malam hari(nocturnal periodicity) dengan konsentrasi tinggi pada jam antara 10:00 malam dan 2:00 pagi.
Bentuk lain microfllariae dapat berada terus dalam aliran darah perifer manusia dalam konsentrasi tinggi pada siang hari (diurnal sub-periodicity).Bersifat endemis di daerah Pacifik Selatan dimana vektor nyamuknya mempunyai kebiasaan mengigit pada siang hari dan banyak berjangkit di daerah perdesaan dibandingkan daerah perkotaan.
Bila penderita Penyakit Kaki gajah ini digigit nyamuk dan mengisap darahnya, naka microfilariae di dalam tubuh vektor nyamuk akan mengalami multiplikasi dan menjadi sebagai host intermediate.
Seandainya nyamuk infektious ini mengigit orang lain
maka pada air liur nyamuk yang penuh dengan microfilariae akan masuk kedalam aliran darah orang tadi dan akan berubah menjadi cacing dewasa.
b.Mode of transmission Malaria
Sexual Stage orang
lain
X
Vektor Pl. Host
anopheles Malaria (mausia)
donor Asexual Stage darah
Pada saat mengisap darah manusia, pada air liur nyamuk terdapat plasmodium malaria dalam stadium gametocyte.masuk ke dalam tubuh manusia dimana gamet betina dan jantan akan bersatu menghasilkan sporozoites dalam bentuk cysta selama waktu 8 – 10 hari dan nyamuk anopheles sebagai host definitif dan sebagai host intermediate adalah manusia.
Pada orang yang sensitif, sporozoite akan masuk kedalam sel hepar atau hepatocyte, berkembang menjadi exoerythrocytic schinont. Hepatocyte akan pecah dan terjadi Stadium asexual (merozoites) didalam darah biasnya selama 6 -11 hari dan kemudian berubah menjadi gametocyte setelah 3 - 14 hari, tergantung dari species parasit malaria.
Malaria dapat juga ditularkan melalui transfusi darah donor dari orang yang infektif atau peralatan suntik bekas dipakai oleh orang yang infektif.
c. Mode of transmission Dengue Hemorrhagic Fever (DBD)
X
Host Virus. Vektor
(manusia) DBD aedes
orang Multiplikasi lain
malaria terutama pada daerah endemis sedangkan pada penyakit Demam Berdarah Dengue dilakukan isolasi pada penderita disamping usaha–usaha lain seperti kontrol vektor.
(Keterangan X = Pemutusan Rantai Penularan)
KONTROL VEKTOR
Pemutusan rantai penularan atau mode of transmission dari arthropod - borne diseases dapat dilakukan dengan mempelajari mode of transmission dari penyakit yang ada seperti penyakit kaki gajah atau filariasis dengan cara case finding yaitu mencari penderita penyakit filariasis dan mengobatinya sampai sembuh, karena transmisi biologik terjadi berupa cyclo - developmental atau parasit filarial berkembang–biak dalam tubuh manusia bukan dalam tubuh vektor nyamuk culex, sebaliknya pada penyakit malaria pemutusan rantai penularan dilakukan dengan cara manipulasi lingkungan agar populasi nyamuk anopheles menjadi berkurang karena transmisi biologik terjadi berupa cyclo – propogative atau parasit malaria berkembang biak dalam tubuh vektor nyamuk anopheles.
Disamping cara tersebut diatas dapat juga kontrol kemis berupa penyemprotan dengan insektisida, kontrol biologis dengan menggunakan predator berupa pemeliharaan ikan pada kolam – kolam dan kontrol genetik atau sterilisasi pada nyamuk.
Prinsip Mengontrol Arthropoda
Ada beberapa prinsip dalam mengontrol arthropoda antara lain : 1. Kontrol lingkungan 2. Kontrol kimia 3. Kontrol biologi 4. Kontrol genetik 1.Kontrol Lingkungan
Cara ini merupakan cara terbaik untuk mengontrol arthropoda karena hasilnya dapat bersifat permanen. Misalnya, membersihkan tempat-tempat hidup arthropoda dengan cara membersihkan,menguras,mengubur dan memberikan bubuk abate untuk mengontrol populasi nyamuk aedes
2.Kontrol Kimia
Cara ini menggunakan golongan insektisida seperti : ▪ organochlorin
▪ organoposgat ▪ carbomate
tetapi sering terjadi resistensi dan dapat menimbulkan kontaminasi lingkungan.
3.Kontrol Biologi
Ditujukan untuk mengurangi polusi lingkungan akibat pemakaian insektisida yang berasal dari bahan-bahan beracun,misalnya memelihara ikan dikolam yang berisi air bersih.
4.Kontrol Genetik
Ada beberapa teknik :
Steril Technique ▪ Cytoplasmic Incompatibility ▪ Choromosomal Translocation
JENIS PENYAKIT
YANG DITULARKAN
2
OLEH BAKTERI
Penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri,pada umumnya dapat diputuskan rantai penularannya dengan terapi kausal berupa pemberian obat – obat antimikrobial,namum demikian ada jenis bakteri tertentu yang memproduksi racun atau toxin yang dapat menimbulkan kelainan pada sistem saraf seperti clostridium tetani,botulinum, perfringen,salmonella,staphylococus yang dapat memperberat penyakit dan menimbulkan bahaya kematian.
Jenis Penyakit Yang Ditularkan oleh Bakteri
Penyakit Agen Etiologi Transmisi Masa Inkubasi Kontrol
Anthrax Bacillus anthracis Kontak,inhalasi, 1-4 hari pemeriksaan hewan ternak makan daging ternak
infeksi
B.Dysentry Shigelosis faeces penderita 1-7 hari Memutus rantai penularan ( makanan,air,lalat) & terapi
B.Food Poisoning Salmonella,
Clostridium, daging,telur & rodent 6-48 jam Sanitasi makanan Staphyloccus dll
Chancroid Haemophilis kontak seksual 1-10 hari menghindari kontak ducreyl
Cholera Vibrio cholerae faeces,muntah,air, bbp jam personal hgienis,sanitasi makanan,lalat sampai 5 hari & vaksinisasi
Diphtheria Corynebacterium udara pernafasan dari 2-5 hari Imunisasi aktif diphtheria kasus atau carrier
Gonorrhoea Neisseria
gonorrhoeae kontak dgn cairan 1-8 hari sex hygiene dan terapi pus penderita
Jenis Penyakit Yang Ditularkan oleh Bakteri
Penyakit Agen Etiologi Transmisi Masa Inkubasi Kontrol
Impetigo Staphylococci & kontak dgn laesi 1-5 hari personal higienis & contagiosa streptococcus terapi
Leprosy Mycobacterium kontak intim dgn 7 bln sp tahun diagnosa dini & leprae penderita terapi
Paratyphoid Species faecs,air,makanan 1-14 hari sanitasi dan terapi fever Salmonella lalat
Pertusis Hemophilus udara pernafasan& 5-10 hari Imunisasi aktif Pertusis ludah
Pneumonia Pneumonococus udara pernafasan& 1-7 hari perbaikan lingkungan Ludah hidup
Syphilis Treponema kontak dgn laesi, 3 minggu sex hygiene & terapi pallidum transfusi & trans-
placental
Tetanus Clostridium spora masuk 4-21 hari aktif & pasif tetani luka imunisasi Tuberculosis Mycobacterium udara pernafasan & bervariasi case finding & Tuberculosis ternak sapi terapi
Typhoid fever Salmonella faeces,air,makanan 10 -14 hari sanitasi & terapi typhi
Yaws Treponema kontak dgn laesi,kutu& 1-3 bulan menjauhi kontak (frambesia) pertenue serangga
1.Anthrax
Identifikasi
Penyakit anthrax merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang pada kulit,kadang – kadang dapat menyerang pada mediastinum dan tractus intestinal. Kelainan pada kulit berupa gatal-gatal dengan luka berbentuk papular serta vesikel dan dalam beberapa hari terdapat lekukan berwarna hitam yang dikelilingi oleh edema.
Konfirmasi labarotorium diketemukan bakteri pada darah,laesi dan cairan yang dikeluarkan oleh luka.
Distribusi geografis dan prevalensi
Bersifat sporadis terutama dinegara - negara industri yang memproduksi produk yang berasal dari hasil peternakan seperti domba,kambing,sapi dan lainnya atau daerah peternakan pada umumnya.
Riwayat Penyakit
1.Agens penyakit Bacillus anthracis 2.Reservoir infeksi
Spora B.anthracis resisten terhadap desinfeksi dan dapat bertahan sampai beberapa tahun dalam tanah yang terkontaminasi. 3.Faktor host
Tidak ada yang spesifik kecuali untuk para pekerja yang berhubungan langsung dengan sumber infeksi.
4.Peroide masa waktu penularan
Tidak ada penularan langsung dari manusia ke manusia,kecuali spora Bacillus anthracis dapat bertahan sampai bertahun - tahun dalam tanah yang terkontaminasi.
5.Faktor lingkungan
Kebersihan lingkungan kerja memegang peran penting terutama industri yang mengolah hasil produk perternakan.
Cara Penularan
Penularan terjadi bila luka bersentuhan dengan tubuh binatang ternak seperti sapi,domba,kambing,babi dan lainnya atau melalui produk hasil perternakan dan tanah yang terkontaminasi dengan kotoran ternak.
Masa inkubasi
Berkisar antara 2 -5 hari
Pencegahan dan kontrol
a.Usaha – usaha pencegahan
1.Pemberian vaksin pada binatang ternak
2.Pengawasan lalu lintas ternak oleh Dinas perternakan
3.Desinfeksi tempat dan hasil produk serta personal hygienis pada karyawan yang bekerja pada sektor produk hasil perternakan. 4.Pemeriksaan kesehatan ternak yang akan dipotong
5.Penyuluhan kesehatan pada masyarakat tentang bahaya dan cara pencegahan terjadi penularan penyakit.
b.Kontrol / terapi
Imunisasi pada orang yang berisiko tinggi dengan preparat cell-free vaccine.
2.Bacillary Dysentery
IdentifikasiBacillary dysentery atau shigellosis, merupakan penyakit infeksi bakteri akut yang menyerang usus besar dengan gejala klinik seperti diare,demam,mual kadang–kadang muntah, mules serta sakit perut dan pada tinja dijumpai darah, lendir dan nanah.
Diagnosa, dengan diketemukannya bakteri Shigella pada sediaan yang berasal dari pus atau tinja.
Distribusi geografis dan Prevalensi
Tersebar diseluruh dunia,bersifat endemis di daerah tropis dan subtropis.
Riwayat Penyakit 1. Agens penyakit
Bakteri Group A Shigella dysenteriae Bakteri Group B Shigella flexneri Bakteri Group C Shigella boydii Bakteri Group A Shigella sonnei 2. Reservoir infeksi : manusia 3. Faktor host
Tidak ada spesifik kecuali prevalensi tinggi terjadi pada penghuni di Rumah Sakit Jiwa,Pelaut atau pada kamp pengungsian.
4. Periode masa waktu penularan
Semasa terjadi infeksi akut sampai tidak diketemukannya bakteri pada tinja penderita
5. Faktor lingkungan
Kebersihan lingkungan memegang peran penting, dimana wabah sering terjadi pada daerah kumuh dan kamp pengungsian.
Cara Penularan (Mode of transmission)
Cara penularan dapat melalui beberapa cara yaitu melalui :
1. Langsung
Faecal – oral transmission dari penderita atau carrier 2. Tidak Langsung
Melalui vektor lalat, seperti air,susu,makanan yang terkontaminasi oleh tinja penderita.
Masa inkubasi
Berkisar antara 1-7 hari dan biasanya 1-3 hari.
Pencegahan dan Kontrol
a.Usaha – usaha pencegahan
1. Perbaikan lingkungan hidup 2. Personal hygienis
3. Penyediaan keperluan MCK yang memadai di Kamp pengungsian
4. Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan berkala pada penghuni RS jiwa dan kamp pengungsian
b.Pengobatan/terapi
1. Medikamentosa : preparat penicillin, tetracylin,chloramphenicol dll
3.
Bacterial Food Poisoning
Identifikasi
Food poisoning atau keracunan makanan adalah penyakit gastro enteritis akut yang dapat terjadi setiap saat terutama di Indonesia dan dikatagorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), hal ini disebabkan oleh karena makanan terkontaminasi oleh bakteri hidup atau oleh toxin yang dihasilkannya.
Karakteristik keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri. dimana penderita menyantap jenis makanan yang sama, menyerang pada banyak orang dalam waktu bersamaan, sumber penyebab sama serta gejala – gejala penyakitnya mirip satu dengan yang lain.keadaan seperti ini sering dijumpai pada sejumlah orang menderita penyakit gastro enteritis akut, sebagai contoh kasus keracunan makanan pada karyawan di sebuah pabrik atau keracunan makanan para tamu undangan di sebuah pesta.
Distribusi geografi dan prevalensi
Terjadi dimana–mana,prevalensi penyakit ini meningkat terutama di negara barat oleh beberapa faktor antara lain :
▪ Peningkatan perdagangan internasional berupa produk bahan makanan yang berasal dari binatang ternak.
▪ Penggunaan detergen secara luas pada rumah tangga yang mempengaruhi pengolahan air kotor.
▪ Distribusi dan pemakaian makanan jadi atau kaleng meningkat dimana – mana.
Bacterial Food Poisoning
Terjadi setelah menyantap makanan yang terkontaminasi oleh bakteri hidup atau oleh toxin yang dihasilkannya dan dapat dikatagorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Bacterial food poisoning dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya yaitu :
(a) Salmonella food poisoning (infection type), (b) Staphylococcal food poisoning (toxin type) (c) Botulism
(d) Cl.perfringens food poisoning.
a.Salmonella food Poisoning
Salmonella food poisoning adalah penyakit zoonotic (berasal dari hewan) yang terdapat dimana - mana, ditularkan kepada manusia melalui ternak yang terkontaminasi seperti daging, susu , telur atau oleh karena terkontaminasi urine atau faeces tikus.
Terdapat lebih dari 50 species Salmonella, species yang menyebabkan penyakit pada manusia seperti Sallmonella typhimurium, Sh.cholera - suis, Sh. Sonnei.
Masa inkubasi 6 -72 jam setelah menyantap makanan yang mengandung bakteri salamonella.
Mikro-organisme berkembang biak didalam usus dan menimbulkan gejala penyakit gastroenteritis akut.
Gejala klinis berupa mual,muntah, diare, sakit kepala,nyeri abdominal dan demam.
Angka mortalitas sekitar 1 %.
b.Staphylococcal Food Poisoning
Infeksi terjadi setelah menyantap makanan yang terkontaminasi oleh toxin, bereaksi cepat dan langsung didalam usus dan sistem syaraf pusat(CNS).
Gejala klinis berupa mual, muntah, diare, nyeri abdominal dan diketemukan darah dan lendir dalam faeces.
Kematian jarang terjadi dan dapat sembuh kembali dalam waktu 2 - 3 hari.
c. Botulism
Penyakit gastroenteritis akut yang disebabkan oleh exotoxin yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum bersifat anaerobik diketemukan banyak di tanah, debu, dalam saluran usus binatang dan akan berbentuk spora dalam makanan kaleng.
Masa inkubasi cepat sekitar 12 - 36 jam, gejala penyakit ini berbeda dengan yang lain karena exotoxin bekerja pada sistem syaraf parasymphatia berupa gejala gastrointestinal ringan tetapi yang dominan adalah dysphagia, diplopia, ptosis, dysarthria, kelemahan pada otot dan kadang kadang quadriplegia,deman biasa tidak ada, penurunan kesadaran dan fatal, kematian terjadi dalam waktu 4-8 hari disebabkan kegagalan pernafasan atau jantung. Sebaiknya makanan kaleng dimasak lebih dulu pada temperatur 100º C beberapa menit karena toxinnya bersifat thermolabil agar lebih aman.
Pemberian obat. Guanidine hydrochloride per oral dosis 20-40 mg/kg berat badan mengurangi terjadinya neuromuscular blok ditambah dengan perawatan yang baik akan sangat bermanfaat pada pengobatan botulism.
d.CI.Perfringens Food Poisoning
Mikro - organisme Clostridium perfringens (Cl. Welchii) diketemukan dalam kotoran manusia dan binatang, tanah, air dan udara, penularan terjadi umumnya oleh karena menyantap makanan berupa daging hewan ternak yang sudah dimasak dan disimpan selama 24 jam atau lebih dan kemudian dimasak kembali secara cepat sebelum dimakan.
Masa inkubasi sekitar 6 – 24 jam , patogenisitas dari Cl. Pertringens belum banyak diketahui,berkembang biak pada suhu sekitar 30◦C dan memproduksi berbagai toxin seperti alpha toxin, theta toxin. diduga alpha toxin adalah exotoxin yang menimbulkan
Cl.perfringens yang banyak dalam makanan dapat menyebabkan timbulnya food poisoning.
Gejala klinis berupa nyeri perut, diare, lesu, subfebris, mual dan muntah jarang terjadi dan cepat sembuh dan tidak fatal.
Differential Diagnosis:
Penting dilakukan karena Bacterial Food Poisoning atau keracunan makanan oleh sebab bakteri seringkali di diagnosa sebagai penyakit cholera,acute bacillary dysentery dan keracunan zat arsenic.
Pencegahan dan kontrol
a.Usaha usaha pencegahan
1. Memanaskan makanan yang telah diinapkan pada suhu yang tinggi.
2. Mengodok makanan dalam kalengan pada temperatur 100°c selama beberapa menit.
3. Pengawasan terhadap makanan yang berasal dari luar negeri(impor).
4. Pendidikan kesehatan/sanitasi makanan b.Pengobatan/terapi
1. Medikamentosa : preparat antimikrobial anti toxin
Distribusi geografis dan prevalensi
Tidak perbedaan umur, jenis kelamin dan ras kecuali berhubungan dengan kebiasaan sek,prevalensi penyakit tinggi di daerah pelabuhan laut.
Riwayat penyakit 1.Agens penyakit Haemophilis ducreyi 2.Reservior infeksi Manusia 3.Faktor Host
tidak ada yang spesifik
4.Periode masa waktu penularan
Sepanjang penyakit belum sembuh dapat sampai berminggu -minggu.
5.Faktor lingkungan tidak ada yang spesifik
Cara penularan
Hubungan intim dengan penderita.
Masa inkubasi
Biasanya 3-5 hari dan dapat sampai 14 hari
Pencegahan dan kontrol
a.Usaha – usaha pencegahan 1. Sex education
2. Menghindari hubungan intim dengan bukan pasangan/PSK b.Kontrol/terapi
Medikamentosa - Antimikrobial
5.Cholera
IdentifikasiMerupakan penyakit gastroenteritis akut atau muntaber yang terjadi
tiba - tiba dengan keluhan menceret yang hebat dan kadang – kadang muntah,kekurangan cairan,acidosis dan kegagalan sirkulasi,kematian dapat terjadi dalam waktu beberapa jam.
Infeksi yang asimtomatis dapat terjadi terutama disebabkan oleh organisme El Tor biotype.
Diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan kultur cholera vibrios O group I yang berasal dan tinja dan muntah serta pemeriksaan serology.
Distribusi geografis dan prevalensi
Pada abad 19, penyakit ini pernah menyebabkan terjadi pandemi, mula-mula dari India menyebar hampir keseluruh dunia.
Di Indonesia, prevalensi penyakit kolera akan meningkat pada saat musim kemarau tiba, dimana terjadi krisis air bersih terutama didaerah pedesaan dan daerah aliran sungai, dimana masyarakat menggunakan air sungai untuk keperluan Mandi,Cuci dan Kakus (MCK).
Riwayat Penyakit
1. Agens penyakit
Bakteri Vibrio cholera serotipe Inaba dan Ogawa 2. Reservoir infeksi : manusia
Cara penularan
Minum air yang tercemar oleh tinja dan muntah penderita kolera atau melalui carrier penyakit kolera dan dapat juga transmisi mekanis oleh lalat rumah.
Masa Inkubasi
Mulai beberapa jam sampai 5 hari biasanya 2 -3 hari.
Pencegahan dan Kontrol
a.Usaha – usaha pencegahan
1. Penyediaan air bersih yang aman dan memenuhi persyaratan sanitasi.
2. Cara membuang air besar (BAB) yang baik dan memenuhi persyaratan sanitasi.
3. Menutup dan menyimpan makanan agar aman dan tidak dihinggapi oleh lalat.
4. Pendidikan kesehatan
Personal higienis dan sadar lingkungan. 5. Imumnisasi aktif tetapi tidak efektif. 6. Desinfeksi tinja dan muntah pasien. b.Pengobatan/terapi
1. Pemberian cairan infus larutan Ringer lactate, pengganti kehilangan cairan tubuh/dehidrasi.
2. Pemberian obat tetracyclin dan obat antimikrobial lainnya untuk membunuh kuman vibrio cholera.
6.
Diphtheria
Identifikasi
Berupa penyakit infeksi akut pada tonsil,pharynx,larynx,hidung dan kadang – kadang pada kulit,selaput lendir,conjunctiva mata dan alat kelamin.
Kelainan berupa radang berbentuk bercak atau selaput abu-abu yang dikelilingi daerah pembengkakan berwarna merah yang disebabkan oleh sitotoksin yang dikeluarkan oleh bakteri C.diphtheriae.
Gejala lain berupa sakit menelan dan adanya pembengkakan kelenjar limpe disekitar leher (bull-neck.
Penyakit ini perlu dilakukan differensial diagnosa dengan penyakit vincent angina,syphilis.candidiasis,infectious mononuceosis yang mirip gejala klinisnya dangan diphteri.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi swab bercak pada laesi dimana diketemukan bakteri serta tes intradermal Shick Test.
Distribusi geografi dan prevalensi
Tersebar di seluruh dunia,prevalensi penyakit diphteri makin hari makin berkurang dengan dilakukan program imumnisasi aktif pada anak balita hampir disetiap negara.
Riwayat penyakit
1.Agens penyakit
Corynebacterium diphtheriae
Ada 3 jenis yaitu bio tipe mitis,gravis dan intermedius 2.Reservoir : Manusia
3.Faktor host
Biasanya menyerang anak –anak dibawah umur 15 tahun yang tidak pernah mendapat imunisasi.
4.Periode waktu masa penularan
Biasanya 14 – 28 hari setelah terjadi penyakit. 5.Faktor lingkungan
2. Melakukan Imunisasi pada pekerja berisiko tinggi seperti perawat,tenaga laboratoirium dan booster setiap 10 tahun. 3. Pendidikan kesehatan
b.Pengobatan/terapi
Medikamentosa : Preparat Penicillin dan Eritromisin Antitoxin : 20.000 – 100.000 unit
7.Gonorrhoea
Identifikasi
Penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan intim yang terlokalisir pada lapisan sel lendir alat genitalia.
Terdapat perbedaan pada wanita dan pria,dimana pada pria terjadi peradangan pada bagian anterior urethrae dan mengeluarkan cairan nanah,dysuria dan pada kronis dapat menyebarkan posterior urethrae menyebabkan epididymitis dan menjadi carrier.
Pada wanita terjadi urethretis dan cervicitis,biasanya ringan dan kadang-kadang tidak dirasakan dan risiko menular pada lawan jenis atau terjadi reaksi pingpong dan conjuctivitis pada bayi yang baru lahir.
Konfirmasi laboratorium diketemukannya gram negatif diplococcus pada cairan swab urethrae.
Distribusi geografis dan prevalensi
Terdapat dimana-mana pada jenis kelamin,terutama kelompok umur usia muda.
Riwayat penyakit 1.Agens penyakit Neisseria gonorrhoeae 2.Reservoir infeksi Manusia 3.Faktor host
Tidak ada yang spesifik
4.Periode masa waktu penularan
5.Faktor lingkungan Tidak ada yang spesifik
Cara penularan
Hubungan intim atau kontak dengan exudat yang dikeluarkan oleh alat genitalia.
Masa inkubasi
Biasanya 2 -7 hari kadang-kadang lebih.
Pencegahan dan kontrol
a.Usaha – usaha pencegahan 1. Sex education
2.Pemberian tetes mata preparat antimikrobial pada bayi yang baru lahir.
3. Menghindari hubungan intim dengan bukan pasangan/PSK b.Kontrol/terapi
Medikamentosa : Antimikrobial
8.Impetigo Contagiosa
Riwayat penyakit
1. Agens penyakit
Strain staphlococus aureus coagulase antigen dan streptococus beta hemolyticus
2. Reservoir infeksi Manusia 3. Faktor host
Personal hygiene
4. Periode masa waktu penularan
Sepanjang masih ada pus pada penderita dan carrier 5. Faktor lingkungan
Perumahan/daerah kumuh dan lingkungan rumah sakit (nasocomial infection).
Cara penularan
Kontak langsung atau melalui carrier
Masa inkubasi
Bervariasi antara 4 – 10 hari
Pencegahan dan kontrol
a.Usaha – usaha pencegahan 1.Personal hygiene
2.Perbaikan lingkungan hidup(perumahan yang sehat) 3.Pencegahan dan kontrol terhadap nasocomial infeksi. b.Kontrol/terapi Medikamentosa Preparat antimikobial 9.
Leprosy(Hansen’s Disease)
IdentifikasiInfeksi bakteri kronis,karakteristik, laesi pada kulit dan selaput lendir berupa inflitrasi,macula,plaque,papula dan nodule disertai dengan pembesaran pada saraf tepi menyebabkan terjadi anesthesia,kelemahan dan paralyse pada otot, kelainan pada kulit,otot dan tulang.
Konfirmasi diagnosa diketemukan bakteri tahan asam pada sediaan kulit dan biopsi daerah laesi.
Distribusi geografis dan prevalensi
Distribusi tersebar diseluruh dunia,prevalensi penyakit 5 per 1000 penduduk dunia terutama di daerah tropis dan subtropis.
Riwayat penyakit
1.Agens penyakit Mycobacterium leprae 2.Reservoir infeksi : manusia 3.Faktor host
Tidak ada yang spesifik
4.Periode masa waktu penularan
Sepanjang masih diketemukannya m.leprae pada laesi 5.Faktor lingkungan
tidak ada yang spesifik
Cara penularan
Tidak diketahui dengan jelas,tetapi kontak intim yang lama(keluarga) merupakan penyebab terjadi penularan.
Masa inkubasi
Paling cepat 7 bulan dan biasanya 3-6 tahun
Pencegahan dan kontrol
a.Usaha – usaha pencegahan 1.Diagnosa dini
10.
Paratyphoid Fever
Identifikasi
Merupakan infeksi saluran pencernaan,diare disertai demam tinggi terus menerus,pembesaran limpa dan bintik merah kemudaan di punggung.
Konfirmasi diagnosa dari hasil pemeriksaan serologik darah ditemukannya antibodi paratyphi didalam darah penderita.
Distribusi geografis dan prevalensi
Bersifat sporadis pada daerah tertentu.
Riwayat penyakit
1.Agen penyakit
Salmonella paratyphi A,B dan C 2.Reservoir infeksi
Manusia dan sapi 3.Faktor host
Tidak ada yang spesifik
4.Periode masa waktu penularan
Sepanjang masih ada agen penyakit dalam faeces penderita atau Carrier
5.Faktor lingkungan
Food sanitation memegang peran penting
Cara penularan
Fecal oral atau melalui carrier
Masa inkubasi
1- 3 minggu untuk demam typhoid 1-10 hari untuk gasteroenteritis
Pencegahan dan kontrol
a.Usaha – usaha pencegahan 1.Food sanitation
b.Kontrol/terapi Medikamentosa
Preparat antimikrobial
11.Pertussis (Whooping Cough)
Identifikasi
Pertusis atau batuk rejan (batuk seratus hari) yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis dengan gejala awal berupa pilek dan batuk. Pada hari ke 10 batuk akan bertambah dan menjadi spasmodik. Batuk keras sampai 10-30 kali berturut- turut, penderita baru dapat bernafas dan terdengar sebagai “whoop, kadang-kadang disertai dengan muntah.
Komplikasi umum yang paling sering adalah pneumonia yang dapat menimbulkan kematian, encephalopati dapat juga terjadi dan meninggalkan kerusakan tetap pada otak. Kematian lebih sering dijumpai pada umur dibawah 1 tahun.
Distribusi geografis dan Prevalensi
Penyakit ini menyerang pada anak-anak dimana-mana, tidak dipengaruhi oleh ras,iklim dan geografis.
Angka mortalitas selama 4 dekade menurun oleh adanya usaha pemberian imunisasi aktif pada anak balita.
Riwayat Penyakit
Cara Penularan (Mode of transmission)
Penularan melalui droplet penderita/kontak intim.
Masa inkubasi
Biasanya 7 hari kadang-kadang sampai 10 hari dan tidak lebih dari 21 hari.
Pencegahan dan Kontrol
a.Usaha – usaha pencegahan
Imunisasi aktif merupakan satu-satunya cara pencegahan, karena kekebalan dari ibu tidak bersifat protektif.
Insidens pertussis pada umur dibawah 6 bulan cukup tinggi (dibandingkan dengan campak) sedang immunoglobulin untuk pertussis belum tersedia.
Komponen pertussis dalam DPT sering menimbulkan efek samping. Hal ini kurang menguntungkan bagi upaya pencegahan pertussis karena bila tidak menyebabkan drop out, dosis berikutnya diganti dengan DT.
b.Pengobatan/terapi Medikamentosa
Kausal : Preparat antibiotika
Simtomatis : Obat–obat pereda batuk,panas dan pilek.
12.Bacterial
Pneumonia
Identifikasi
Infeksi akut saluran pernafasan,karakteristik dengan gejal klinis demam mengigil,sakit pada dada,sesak nafas dan batuk dengan ludah berwarna kecoklatan dan leukositosis.
Fatality rate 20 - 40 % pada pasien yang dirawat di rumah sakit,diagnosa dini penting dengan pemeriksaan laboratorium dengan diketemukannya banayak gram negatif diplococus pada sputum penderita.
Distribusi geografis dan prevalensi
Distribusi penyakit sporadis terutama daerah beriklim tropis dan lembab. Riwayat penyakit 1. Agens penyakit pneumonococi 2. Reservoir infeksi Manusia 3.Faktor host
bayi,umur lanjut dan alkoholism 4.Periode masa waktu penularan
Sepanjang tidak diketemukan lagi bakteri gram negatif diplococus dalam ingus pada ludah penderita dalam jumlah yang besar. 5.Faktor lingkungan
Tidak ada yang spesifik
Cara penularan
Melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan ludah dan ingus penderita.
Masa inkubasi
Tidak begitu jelas dan biasanya 1-3 hari
Pencegahan dan kontrol
a.Usaha – usaha pencegahan
1.Memperbaiki lingkungan hidup yang kumuh 2.Pemberian vaccin pada orang yang berisiko tinggi
13.
Syphilis (Leus)
Identifikasi
Infeksi akut dan kronis, yang mula-mula ditandai dengan laesi primer dan sekunder erupsi pada kulit dan selaput lendir,berjalan laten menyerang tulang,bagian dalam tubuh (viscera) dan saraf sentral.
Syphilis primer dan sekunder dapat didiagnosa dengan pemeriksaan dark field atau phase contrast pada exudat dan kelenjar limpe penderita.
Pemeriksaan serologis untuk kasus kronis dan laten.
Distribusi geografis dan prevalensi
Merupakan penyakit menular yang tersebar dimana-mana terutama pada umur muda 15- 30 tahun
Riwayat penyakit 1.Agens penyakit Treponema pallidum 2.Reservoir infeksi Manusia 3.Faktor host
Tidak ada yang spesifik kecuali prevalensi tinggi pada usia muda 15-30 tahun
4.Periode masa waktu penularan bervariasi dan tidak pasti
5.Faktor lingkungan Tidak ada yang spesifik
Cara penularan
Kontak langsung dengan exudat yang berasal dari penderita,transfusi darah dan transplacental.
Masa Inkubasi
Pencegahan dan kontrol
a.Usaha- usaha pencegahan 1. Pendidikan sek
2. menutup lokalisasi perpelacuran 3. Diagnosa dan pengobatan dini b.Kontrol/terapi
Medikamentosa Antimikrobial
14.Tetanus
Identifkasi
Kuman penyebab tetanus adalah clostridium tetani. Spora tetanus yang masuk ke dalam luka, berkembang biak dalam suasana anaerobik dan membentuk neurotoxin.
Pada neonatus (tetanus neonatorum) kumam masuk melalui luka pada tali pusat. Gejala khas berupa kejang rangsang atau mulut terkancing (trismus). Pada kasus yang ringan gejala tersebut hilang setelah 2-3 minggu.
Gejala karakteristik berupa kejang otot yang sakit pada otot mulut dan leher, gejala pertama ditandai dengan kekakuan pada otot perut(abdominal rigidity) diikuti dengan kelainan sensorik berupa postur tubuh opisthotonus dan ekspresi muka risus sardonicus.
4.Periode masa penularan
Tidak ada penularan langsung dari orang ke orang 5.Faktor lingkungan
Prevalensi tinggi pada kawasan industri dan pertanian.
Cara penularan
Spora tetanus masuk kedalam tubuh melalui luka atau luka pada tali pusat pada tetanus neonatorum.
Masa inkubasi
Sekitar 4 -21 hari dan umumnya rata-rata 10 hari
Pencegahan dan kontrol
a.Usaha – usaha pencegahan
Tanpa program imunisasi, Attack Rate sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup. Case Fatality Rate bervariasi menurut umur, masa inkubasi dan pengobatan antara 30% sampai 90 %. Kekebalan terhadap tetanus hanya diperoleh melalui vaksinasi lengkap.
Pertolongan persalinan dan perawatan tali pusat yang kurang steril merupakan masalah karena sebagian besar persalinan di Indonesia ditolong oleh dukun.
Ada beberapa pendekatan untuk mengeliminasi (menurunkan angka kesakitan hingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat) tetanus neonatorum,melalui latihan dukun, peningkatan jangkauan Ante Natal Care dari petugas kesehatan, peningkatan surveilans TN serta pemberian vaksiansi tetanus kepada ibu hamil. Dua pendekatan yang pertama adalah mutlak meskipun hasilnya sulit dinilai dalam waktu dekat, pendekatan ketiga merupakan sumber yang terakhir mempunyai dampak yang lebih cepat, efektif dan efisien.
b.Pengobatan/terapi 1.Medikamentosa
Pemberian obat minor transquilizer(diazepam) 2.Isolasi : ditempat gelap
15.Tuberkulosis
Identifikasi
Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan berbagai macam organ yang dapat terinfeksi, mulai dari yang paling sering adalah paru-paru, kulit, tulang dan sendi, selaput otak, usus serta ginjal TBC (Ekstrapulmonal).
Distribusi geografis dan prevalensi
Penyakit ini masih tetap menimbulkan masalah kecacatan dan kematian di banyak tempat di dunia. Penyakit ini sering bersama-sama dengan kelompok masyarakat dengan sosial ekonomi rendah, menyerang berbagai golongan umur dan merupakan penyakit keluarga.
Riwayat Penyakit
1.Agens penyakit
Mycobacterium tuberculosis 2.Reservoir infeksi
terutama pada manusia dan sapi.
3.Faktor host
Risiko menderita penyakit ini tinggi pada usia dibawah 3 tahun, remaja serta dewasa muda.
Masa inkubasi
Berkisar antara 4 – 12 minggu dan menjadi laten pada TBC ekstra pulmonal
Pencegahan dan kontrol
a.Usaha – usaha pencegahan
1.Perbaikan kondisi sosial yang dapat meningkatkan risiko penularan seperti perumahan yang sehat.
2.Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan,laboratorium dan X- ray.
3.Penyuluhan kesehatan pada masyarakat tentang bahaya dan cara penularan TBC.
4.Terapi preventif dengan obat Isoniazid(INH) pada TBC laten dan orang yang mempunyai risiko tinggi tertular TBC.
5.Pemberian Vaksin BCG pada bayi yang baru lahir.
6.Pemeriksaan X-ray dan sputum pada kasus yang mempunyai
kelainan kronis pada pernafasan atau orang yang dicurigai menderita penyakit TBC.
b.Pengobatan/terapi Medikamentosa
Pemberian obat antimikrobial seperti INH,Ethambutol,Rifampicin dan Streptomycin atau Kanamycin injeksi (kombinasi dua atau tiga obat tersebut diatas)
16.
Typhoid Fever
Identifikasi
Merupakan infeksi sistemik karakteristik dengan gejala demam terus menerus,sakit kepala,anorexia,pembesaran limpa dan bintik merah kemudaan di punggung dan contispasi, dapat terjadi perdarahan dan perforasi pada ileum.
Bakteri typhus dapat diisolasi dalam darah dan urine atau faeces setelah minggu pertama, hasil pemeriksaan serologik darah algglutination reaksi positif pada minggu kedua.
Distribusi geografis dan prevalensi
Bersifat sporadis terdapat dimana-mana dibelahan bumi
Riwayat penyakit
1.Agen penyakit Salmonella typhi 2.Reservoir infeksi Manusia dan carrier 3.Faktor host
Tidak ada yang spesifik
4.Periode masa waktu penularan
Sepanjang masih ada agen penyakit dalam faeces penderita atau carrier
Pencegahan dan kontrol
a.Usaha – usaha pencegahan 1.Food sanitation
2.Pemeriksaan berkala pada tukang masak 3.Purifikasi dan chlorinisasi sumber air minum 4.Arthropoda Kontrol (lalat)
b.Kontrol/terapi Medikamentosa
Preparat antimikrobial
17.
Yaws (Frambesia)
Identifikasi
Penyakit kronis yang disebabkan oleh sejenis treponema pertenue,karateristik laesi pada kulit yang contagious, pada awalnya berbentuk papiloma pada muka dan extremitas selama beberapa minggu atau bulan kemudian mengalami proliferasi membentuk laesi seperti bunga raspberry (frambesia) dan terdapat bagian yang mengalami ulcerasi.
Pada stadium lanjut dapat terjadi peradangan dan perusakan pada tulang panjang.
Distribusi geografis dan prevalensi
Predominan pada anak –anak di pedesaan yang beriklim panas dan lembab, terutama pada laki-laki.
Riwayat penyakit
1.Agen penyakit
Treponema pertenue 2.Reservoir infeksi Manusia dan kera 3.Faktor host
Prevalensi tinggi pada laki-laki 4.Periode masa waktu penularan
5.Faktor lingkungan Tidak ada yang spesifik
Cara penularan
Kontak langsung dengan exudat dari penderita
Masa inkubasi
1-3 bulan
Pencegahan dan kontrol
a.Usaha – usaha pencegahan
1.Penyuluhan kesehatan pada masyarakat tentang bahaya dan pencegahan penyakit frambesia.
2.Serologik survei pada kasus yang laten. 3.Diagnosa dan pengobatan dini.
b.Kontrol/terapi Medikamentosa
Preparat antimikrobial
Pengobatan spesifik : Penicillin G dosis 1.2 juta unit Intramuscular.
PENYAKIT
3
MENULAR
OLEH VIRUS
Penyakit menular pada manusia yang disebabkan oleh virus, seringkali menimbulkan kecacatan dan bahaya kematian karena tidak ada kekebalan bawaan (alamiah) untuk membunuh virus disamping daya tahan tubuh yang lemah terutama pada anak-anak. Di Indonesia,penyakit menular yang disebabkan oleh virus banyak diketemukan antara lain seperti poliomyelitis,campak,HIV,Demam Berdarah Dengue(DBD), hepatitis dan lainnya.
Usaha – usaha pencegahan yang dapat dilakukan antara memberikan imunisasi aktif pada anak-anak dan orang-orang yang mempunyai risiko tinggi tertular penyakit.
Jenis Penyakit Menular oleh Virus
Penyakit Agen Etiologi Transmisi Masa Inkubasi Kontrol
AIDS HIV kontak intim, sex education & alat kesehetan& kondom tranfusi
Avian Infleunza Virus H5 N1 udara pernafasan 1- 4 hari biosecurity (B 3 K) Chickenpox Virus(mirip dgn udara pernafasan, 2-3 minggu isolasi (varicella) herpes zoster) air ludah
Common cold Virus person to person 1-4 hari terapi simtomatis Dengue Virus gigitan nyamuk 3-15 hari manipulasi aedes aegypti lingkungan Hepatitis Virus makanan dan 15-35 hari sanitasi makanan Infectiosa minuman
Hepatitis B Virus Parenteral 45-160 hari imunisasi aktif Herpes Virus air ludah/liur tdk diketahui personal Simplex hygiene
Penyakit Agen Etiologi Transmisi Masa Inkubasi Kontrol
Infleunza Virus tipe udara pernafasan 1-4 hari Terapi simtomatis A.B,C
Morbilli Virus air liur 8-13 hari imunisasi aktif Mump Virus udara pernafasan 18-21 hari isolasi
(parotitis)
Poliomyelitis Virus tipe udara pernafasan & 7-21 hari imunisasi aktif & I,II,III faeces penderita booster
Rabies Virus gigitan binatang yg 10 hari sp vaksinisasi pada infeksi 6 bulan binatang peliharaan Rubella V.rubella air ludah 16-18 hari imunisasi aktif Smallpox Virus udara pernafasan & 7-16 hari imunisasi aktif (variola) ludah
Yellow fever Virus gigitan nyamuk 3-6 hari imunisasi& kontrol
Aedes haemagogue dll arthropoda.
menurun,sering demam,gejala penyakit yang terkait seperti penyakit infeksi dan kanker, dan pada akhirnya dapat menimbulkan kematian.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala penyakit infeksi atau kanker yang terkait dan diketemukan antibodi HIV(tes Elisa) dalam darah penderita.
Distribusi geografis dan Prevalensi
Tersebar diseluruh dunia,bersifat pandemis,pada tahun 2000 diperkirakan ada 30 - 40 juta orang yang terinfeksi dengan HIV serta 1.8 juta meninggal dunia.
Di Indonesia, diperkirakan ada 35.000 – 50.000 orang yang terinfeksi HIV dengan prevalensi tertinggi di Indonesia bagian timur (Papua).
Riwayat Penyakit
1.Agens penyakit
Human Imunodeficiency Virus (HIV) 2.Reservoir infeksi : manusia
3.Faktor host
Tidak ada spesifik kecuali prevalensi penularan tinggi pada usia produktif, pekerja sex,homosexual dan etnis tertentu.
4.Periode masa waktu penularan
Antara 5 – 10 tahun, diketemukannya antibodi HIV pada penderita.
5.Faktor lingkungan
Lingkungan sosial memegang peran penting, seperti gaya hidup,tempat hiburan malam dan wisata.
Cara Penularan (Mode of transmission)
Cara penularan dapat melalui beberapa cara yaitu melalui :
1.Langsung
Direct transmission melalui kontak intim. 2.Tidak Langsung
Melalui media seperti donor darah, peralatan medis, alat suntik dan lainnya.
Masa inkubasi
Tidak diketahui secara pasti dan sangat tergantung sejauh mana terjadinya gangguan sistem kekebalan pada individu- individu.
Pencegahan dan Kontrol
a.Usaha – usaha pencegahan
1.Sosialisasi mengenai ancaman dan bahaya HIV kepada masyarakat.
2.Pendidikan Agama dan Kesehatan
3.Pemakaian alat pengaman seperti kondom pria dan wanita. 4.Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan berkala pada pekerja sek ditempat lokalisasi.
5.Pemeriksaan tes Elisa pada setiap darah donor.
6.Pemeriksaan kesehatan berkala pada petugas laboratorium dan unit Palang Merah Indonesia (PMI)
2.Avian Infleunza
Identifikasi
Penyakit menular yang dikenal sebagai Flu burung, sedang melanda Indonesia saat sekarang ini, disebabkan oleh sejenis virus Infleunza strain H5 N1 yang ditularkan oleh unggas peliharaan dan babi pada orang yang susceptibel.
Gejala penyakit ini berupa demam tinggi disertai dengan gejala radang paru-paru atau pneumonia akut yang dapat menimbulkan bahaya kematian.
Diagnosa ditegakkan dari hasil pemeriksaan laboratorium dengan diketemukannya virus H5 N1 pada sampel darah penderita.
Distribusi geografi dan prevalensi
Sementara ini,penyakit diketemukan di Indonesia,Vietnam dan
Cina dan beberapa daerah di Asia.
Riwayat penyakit
1.Agens penyakit
Virus Infleunza strain H5 N1 2.Reservoir
Unggas peliharaan seperti ayam,burung dan babi 3.Faktor host
Belum diketemukan hal-hal yang spesifik,kemungkinan status imumnitas individu yang perlu diselidik dan menjadi penyebab utama mudahnya terserang penyakit flu burung.
4.Periode waktu masa penularan
Belum diketahui secara pasti, saat unggas mati sampai terjadi penularan pada manusia diperkirakan hanya membutuhkan waktu beberapa hari.
5.Faktor lingkungan
Memegang peran penting terutama yang berdekatan dengan kandang perternakan ayam,burung dan babi.
Cara penularan
Diagram Cara Penularan
Unggas (Kotoran) 1 Udara 2 Manusia Manusia Cluster
1. Virus infleunza H5 N1 yang ada pada kotoran unggas yang terinfekssi ditularkan ke manusia melalui udara pernafasan. 2. Penularan dari orang sakit ke orang lain yang berada ditempat
yang sama melalui udara pernafasan disebut penularan cluster.
Masa inkubasi
Tidak jauh berbeda dengan virus influenza lainnya,pendek sekitar 24 – 72 jam.
Pencegahan dan Kontrol