• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Tabeta Pramudya R. ( ) Titis Ariesa Sirot ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Tabeta Pramudya R. ( ) Titis Ariesa Sirot ( )"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

“PENGENDALIAN KIMIAWI PADA TANAMAN TOMAT”

Oleh :

Tabeta Pramudya R.

(115040201111170)

Titis Ariesa Sirot

(115040200111176)

Dosen Pembimbing: Anton Muhibudin, SP., MP.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya tugas makalah mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman yang berisi tentang “Pengendalian Kimiawi Pada Tanaman Tomat“ ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya tanpa ada suatu rintangan yang berarti.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tetap kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah yang gelap gulita menuju zaman yang terang benderang melalui perantaraan agama Islam yang haq.

Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman. Sehubungan dengan terselesaikannya makalah ini, kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman dan sumber-sumber yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri selaku penyusun dan para pembaca pada umumnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam penyusunannnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan makalah yang akan datang.

Malang, 26 November 2011

(3)

DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang... 1 1.2 RumusanMasalah... 1 1.3 TujuanPenulisan... 1 1.4 ManfaatPenulisan... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Tomat... 3

2.1.1 Fase Pra Tanam... 3

2.1.2 Fase Persemaian (0-30 HSS)... 4

2.1.3 Fase Tanam ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )... 4

2.1.4 Fase Vegetatif (15-30 HST)... 5

2.1.5 Fase Generatif (30 – 80 HST)...6

2.2 Pengenalan Jenis Hama Tanaman Tomat...7

BAB III PEMBAHASAN... 10

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan... 11

4.2 Saran...11

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hama dan penyakit tanaman merupakan suatu kajian ilmu yang penting untuk dipelajari khususnya bagi mereka yang berkecipung di dunia pertanian. Hama dan penyakit tanaman dapat sangat merugikan petani karena serangannya yang sewaktu-waktu. Banyak kerugian yang dapat ditimbulkan oleh hama maupun penyakit tanaman ini, seperti kehilangan hasil, menurunnya produksi hingga mengakibatkan kerugian financial.

Seiring berjalannya kemajuan teknologi, khususnya di bidang pertanian telah banyak ditemukan cara-cara maupun obat untuk mengatasi masalah hama dan penyakit tanaman. Seperti pestisida. Pestisida merupakan substansi yang digunakan untuk membunuh jasad hidup pengganggu tanaman. Dan sekarang pestisida dapat dibuat dari berbagai bahan organik maupun bahan anorganik. Bahan anorganik yang banyak digunakan adalah substansisida kimia. Hal ini dapat berdampak negatif apabila pestisida dengan bahan dasar substansi kimia digunakan secara kontinue. Salah satu bahaya dari penggunaan pestisida kimia ini terletak pada kesehatan para konsumen yang mengkonsumsi produk yang diberi pestisida kimia.

Oleh karena itu, penting diadakan suatu survey untuk mengetahui para petani dalam menggunakan pestisida kimia terhadap tanamannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Tomat jenis apa yang dibudidayakan oleh petani sampel?

2. Berapa keuntungan yang diperoleh petani dari hasil budidaya tomat? 3. Bagaimana cara petani untuk mengatasi hama penyakit yang menyerang?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui jenis tanaman tomat yang digunakan petani. 2. Untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh petani sampel. 3. Untuk mengetahui cara pengendalian hama dan penyakit petani.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis tomat yang dibudidayakan petani. 2. Mahasiswa dapat mengetahui keuntungan dari budidaya tomat.

3. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan oleh petani.

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Budidaya Tomat

Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani yang belum cukup baik.

2.1.1 Fase Pra Tanam

1. Syarat Tumbuh

• Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi.

• Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 – 6.

• Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian.

• Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman.

2. Pola Tanam

• Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan.

• Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu.

3. Penyiapan Lahan

• Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang.

• Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu.

(6)

• Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam.

• Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal.

• Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.

• Berikan pupuk dasar diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah.

• Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari.

• Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam.

• Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm.

4. Pemilihan Bibit

• Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda.

• Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan.

• Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)

2.1.2 Fase Persemaian (0-30 HSS)

• Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 - 30 kg + Natural GLIO (1:1).

• Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa.

• Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag.

• Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam.

• Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah).

• Penyemprotan obat pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis.

2.1.3 Fase Tanam ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )

• Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu.

• Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6.

(7)

• Buka polibag plastik.

• Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya.

• Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per + 15 liter air.

• Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam.

• Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit.

• Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan Natural pestisida.

• Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian.

• Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat

2.1.4 Fase Vegetatif (15-30 HST)

• Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman.

• Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.

• Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.

• Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).

(8)

• Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan.

• Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari.

1. Pengelolaan Tanaman

• Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari.

• Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam.

• Semprotkan obat - obatan setiap 7 hari sekali.

• Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.

• Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.

2.1.5 Fase Generatif (30 – 80 HST)

• tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman.

• Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek.

• Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah.

• Semprotkan obat – obatan alami.

2. Pengamatan Hama dan Penyakit

• Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan pestisida alami.

• Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. Bersifat agravator, yaitu

(9)

sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida).

• Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO.

• Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

• Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.

2.2 Pengenalan Jenis Hama Tanaman Tomat 1. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)

Pupa berwarna coklat terang berkilauan atau coklat gelap. Pupa dibentuk di permukaan bawah tanah dengan kokon terbuat dari tanah. Fase pupa adalah 5 – 6 hari. Daur hidup A. ipsilon dari telur sampai dewasa adalah 36 – 42 hari. Lamanya daur hidup tergantung pada tinggi rendahnya suhu udara. Gejala serangan ditandai dengan terpotongnya tanaman pada pangkal batang atau tangkai daun. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Kerusakan berat biasanya terjadi pada awal musim kemarau.

2. Ulat Buah (Helicoverpa armigera Hubn.)

Larva ketika baru menetas dari telur berwarna kuning muda dengan tubuh berbentuk silinder. Larva muda kemudian berubah warna dan terdapat variasi warna dan pola corak antara sesama larva. Larva H. armigera terdiri dari lima instar, lama stadium larva berkisar antara 12 – 25 hari. Pupa dibentuk di dalam tanah. Pupa yang baru terbentuk berwarna kuning, kemudian berubah kehijauan dan akhirnya berwarna kuning kecoklatan. Lama stadium pupa adalah 15 – 21 hari.

3. Kutu Kebul (Bemisia tabaci Genn.)

Imago atau serangga dewasa tubuhnya berukuran kecil antara (1 – 1,5 mm), berwarna putih, dan sayapnya jernih ditutupi lapisan lilin yang bertepung. Serangga dewasa biasanya berkelompok pada bagian permukaan bawah daun, dan bila tanaman tersentuh biasanya akan berterbangan seperti kabut atau kebul putih. Lama siklus

(10)

hidup (telur – nimfa – imago) pada tanaman sehat rata-rata 24,7 hari, sedangkan pada tanaman terinfeksi virus mosaik kuning hanya 21,7 hari.

4. Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)

Larva menyebar dengan menggunakan benang sutera dari mulutnya. Ulat menyerang tanaman pada malam hari, dan pada siang hari bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab). Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar. Warna dan perilaku ulat instar terakhir mirip ulat tanah, perbedaannya hanya pada tanda bulan sabit, berwarna hijau gelap dengan garis punggung warna gelap memanjang. Umur 2 minggu panjang ulat sekitar 5 cm.

5. Lalat Pengorok Daun (Liriomyza huidobrensis Blanchard)

Imago berupa lalat kecil berukuran sekitar 2 mm. Imago lalat betina mampu hidup selama 6 – 14 hari dan imago jantan antara 3 – 9 hari. Pada bagian ujung punggung L. huidobrensis terdapat warna kuning seperti L. sativa, sedangkan pada lalat L. chinensis (yang diketahui menyerang bawang merah) di bagian punggungnya berwarna hitam.

6. Trips (Thrips parvispinus Karny.)

Nimfa berwarna pucat, keputihan / kekuningan, instar 1 dan 2 aktif dan tidak bersayap. Nimfa yang tidak aktif berada di permukaan tanah sekitar tanaman. Perkembangan pupa menjadi trips muda meningkat pada kelembaban relatif rendah dan suhu relatif tinggi. Daur hidup sekitar 20 hari, di dataran rendah 7 – 12 hari. Hidup berkelompok.

7. Kutu Daun Persik (Myzus persicae Sulz.)

Nimfa dan imago mempunyai antena yang relatif panjang / sama dengan panjang tubuhnya. Nimfa dan imago yang bersayap dengan warna hitam mempunyai sepasang tonjolan pada ujung abdomen yang disebut konikel, berwarna hitam. Imago yang tidak bersayap tubuhnya berwarna merah atau kuning atau hijau kekuningan. Umumnya warna tubuh nimfa dan imago berwarna sama, kepala dan dada berwarna coklat sampai hitam, perut berwarna hijau kekuningan. Siklus hidup 7 – 10 hari, berkembang biak secara partenogenesis, dan seekor kutu dapat menghasilkan keturunan 50 ekor.

8. Lalat Buah (Bactrocera sp.)

Serangga dewasa tergolong gesit mirip lalat rumah, banyak ditemukan pada siang atau sore hari terbang di sela-sela tanaman. Imago berukuran panjang sekitar 6 – 8 mm dan lebar 3 mm. Torak berwarna oranye, merah kecoklatan, coklat atau hitam. Pada lalat

(11)

betina ujung abdomen lebih runcing dan mempunyai alat peletak telur (ovipositor) yang cukup kuat untuk menembus kulit buah, sedangkan pada lalat jantan abdomen lebih bulat. Siklus hidup di daerah tropis ± 25 hari. Serangga betina dapat meletakkan telur 1 – 40 butir /buah/hari, dan betina dapat menghasilkan telur 1200 – 1500 butir.

9. Tungau Kuning (Polyphagotarsonemus latus Banks)

 Gejala Serangan

Hama mengisap cairan tanaman dan menyebabkan kerusakan sehingga terjadi perubahan bentuk menjadi abnormal seperti daun menebal dan perubahan warna daun menjadi tembaga / kecoklatan, terpuntir, menyusut serta keriting, tunas dan bunga gugur. Pada awal musim kemarau biasanya serangan bersamaan dengan serangan trips dan kutu daun.

 Tanaman Inang

Hama ini bersifat polifag, selain tomat juga menyerang cabai, kacang panjang, karet, teh, tembakau, jeruk, dan tanaman hias.

(12)

BAB III PEMBAHASAN

Kami mengambil judul “Pengendalian Kimia terhadap tanaman Tomat”. Dan sampel petani yang kami ambil adalah seorang petani tomat yang bernama bapak Juari ini bertempat tinggal di Jl.Organ Karangploso Malang. Lahan tomatnya berada di belakang rumah dengan luas lahan 2000m2.

Tomat yang dibudidayakan oleh bapak Juari ini berjenis tomat santika yang benihnya dibeli di toko Sejati yang terletak di Comboran. Selain jenis santika, bapak Juari juga membudidayakan tomat jenis rentana yang benihnya didapat di toko yang sama. Menurut bapak Juari, tomat jenis rentana ini lebih bagus kualitasnya dibandingkan dengan tomat jenis santika. Hal ini dikarenakan tomat rentana lebih tahan terhadap serangan hama penyakit dibanding dengan jenis santika.

Total biaya yang dikeluarkan bapak Juari untuk usahanya ini diperkirakan sebesar 5juta rupiah yang jumlah itu sudah termasuk sewa lahan selama satu tahun dan biaya lain-lain selama proses budidaya berlangsung. Dari hasil budidaya tomat ini bapak Juari mampu memperoleh pendapatan sebesar 17juta rupiah. Dengan ini, bapak Juari memperoleh keuntungan sebesar 12juta rupiah untuk setiap panennya. Panen tomat bapak Juari ini sebesar 15 kwintal atau setara dengan 1,5 ton yang panennya dilakukan setelah 2,5 bulan dari awal penanaman.

Penyakit yang banyak dijumpai pada tanaman tomat bapak Juari adalah penyakit kriting yang menurut bapak Juari sendiri penyakit ini memang selalu ada pada tanaman tomatnya. Untuk mengatasi penyakit keriting ini bapak Juari rutin melakukan penyemprotan 2 kali dalam seminggu setelah 1 bulan umur tanaman. Sedangkan ketika tomat berumur kurang dari satu bulan penyemprotan dilakukan setiap 10 hari sekali. Pupuk/obat yang digunakan dalam pengendalian hama penyakit pada lahan pak Juari menggunakan 100% bahan kimia, yakni Za dan poska. Masing-masing pupuk ini menghabiskan 4 karung untuk 6000 tanaman tomat.

(13)

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani yang belum cukup baik.

Pengendalian hama secara kimiawi yaitu dengan menggunakan pestisida (zat kimia pembasmi hama tanaman). Pestisida terdiri dari:

• Insektisida untuk memberantas serangga (insekta)

• Larvasida untuk memberantas larva (ulat)

• Fungisida untuk memberantas jamur

• Algasida untuk memberantas ganggang

• Herbisida untuk memberantas hama gulma

4.2 Saran

Sebaiknya para petani dalam melakukan pengendalian terhadap serangan hama dan penyakit tanaman dengan cara yang baik dan ramah lingkungan seperti pencegahan sejak awal dan menggunakan pengendalian bebasis kearifan lokal.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2011. Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Tomat. (online).

http://epetani.deptan.go.id/blog/pengendalian-hama-penyakit-tanaman-tomat-806. diakses tanggal 23 November 2011

Anonymous. 2009. Pengenalan Jenis Hama Tanaman Tomat. (online).http://komplexpertanian.wordpress.com/2009/01/10/penge nalan-jenis-hama-tanaman-tomat. Diakses tanggal 23 November 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Geografis yang berbasis web untuk dapat mengetahui serangan hama dan penyakit. tanaman padi, BBPOPT dapat mengetahui serangan hama dan

Pakar Hama dan Penyakit Tanaman Rempah, Obat dan Aromatik Berbasis Web, yang dapat memudahkan petani dalam mengakses informasi untuk mendeteksi hama dan penyakit

Salah satu tanaman yang sering ditanam oleh petani adalah tanaman tomat, dalam menyelesaikan serangan hama dan penyakit yang menyerang tidak sedikit dari petani

Salah satunya pengendalian hayati dengan menggunakan nematoda entomopatogen untuk mengendalikan serangan hama, merupakan salah satu alternatif yang ramah

Petani Desa Buahan, Kabupaten Gianyar menghadapi permasalahan adanya serangan hama dan penyakit terhadap tanaman jeruk yang menyebabkan produktivitasnya sangat

Petani sedang melakukan proses pengamatan mendetail terhadap kondisi tanaman kakao yang masih dalam tahap awal produksi, untuk melihat serangan hama dan penyakit serta

dilakukan apabila tanaman terkena serangan hama atau penyakit dan pertumbuhan tanaman tidak sempurna, untuk mengurangi dampak tersebut petani melakukan pengolahan

Pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan insektisida hayati merupakan upaya perlindungan tanaman yang ramah lingkungan dan sangat potensial untuk dimanfaatkan dan dikembangkan