• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ninik Usmiyati Surel : Ninik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ninik Usmiyati Surel : Ninik"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SLB-E NEGERI PEMBINA MEDAN Ninik Usmiyati

Surel : Ninik [email protected]

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata bergambar di kelas DII-C tunagrahita sedang SLB-E Negeri Pembina Medan. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas DII-C tunagrhita sedang di SLB-E Negeri Pembina Medan yang berjumlah 6 orang yang terdiri dari 4 siswa perempuan dan 2 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data kuantitatif berupa test dan data kualitatif berupa observasi. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada siklus I guru (peneliti) sudah dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas DII-C SLB-E Negeri Pembina Medan dalam membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata bergambar dengan baik dan pada siklus II guru (peneliti) dapat meningkatkan kemampuan siswa dengan lebih baik dengan menggunakan kartu kata bergambar dalam membaca permulaan dalam pembelajaran B.Indonesia.

Kata Kunci : Siswa tunagrhita sedang, Konsep bilangan dan lambang

PENDAHULUAN

Pada dasarnya,

membelajarkan persiapan membaca

dan menulis di SLB

tunagrahitadapat saja

dilaksanakan selama dalam batas-batas aturan pengembangan pra-skolastik atau pra-akademik. Pembelajaran persiapan membaca dan menulis pada anak tunagrahita hendaknya dapat diberikan secara terpadu dalam program pengembangan kemampuan dasar dalam hal ini bidang pengembangan berbahasa dan motorik. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan masa peka anak pada aspek perkembangan bahasa ini dapat distimulasi melalui kegiatan

membaca permulaan yang memberikan media-media dari kartu kata yang bergambar yang dapat menarik minat anak untuk membaca. Dengan menggunakan media yang menarik dan dilakukan sambil bermain anak serasa bukan sedang belajar anak merasa sedang bermain dengan demikian indikator yang ingin kita capai terpenuhi dengan sendirinya. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan sosialnya dengan orang lain. Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan

(2)
(3)

berbahasa. Disamping itu bahasa merupakan alat untuk menyatakan pikiran dan perasaanorang lain. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak.

Komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga anak dapat membangun hubungan dan tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan

cerminan anak yang

cerdas. Pengembangan bahasa diarahkan agar anak mampu menggunakan dan mengekspresikan pemikirannya dengan menggunakan kata-kata.

Dengan kata lain pengembangan bahasa lebih diarahkan agar anak dapat :

a. Mengolah kata secara komprehensif.

b. Mengekspresikan kata-kata tersebut dalam bahasa utuh (ucapan dan perbuatan) yang dapat dipahami oleh orang lain. c. Mengerti setiap kata,

mengartikan dan

menyampaikannya secara utuh kepada orang lain.

d. Berargumentasi, meyakinkan orang melalui kata-kata yang diucapkannya.

Pengembangan bahasa anak dapat dilakukan melalui bercerita,

dan membaca mengingat anak didik kurang mampu mengungkapkan kata-kata dengan lancar dan masih sulit berbicara dengan kalimat sederhana yang benar.

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memenuhi harapan guru anak tunagrhita sedang dan orang tua pada umumnya untuk mengambangkan kemampuan bahasa anak di SLB-C melalui kegiatan membaca permulaan dengan menggunakan kartu kata bergambar yang menarik sehingga untuk memasuki jenjang sekolah berikutnya anak nantinya akan mudah berkomunikasi dengan temannya dan anak akan merasa lebih percaya diri. Karna anak sudah punya pondasi dalam menganal kartu kata yang dapat meningkatkan kemampuan membacanya.

Dengan adanya latar belakang oleh beberapa pendapat di atas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa ditingkat kelas rendah di sekolah perlu juga diajarkan membaca permulaan dengan arti kata dilakukan sambil bermain dengan menggunakan media-media yang menyenangkan.

Di SLB-E Negeri Pembina Medan tempat peneliti mengajar juga melakukan pembelajaran menulis dan membaca permulaan khususnya di kela DII-C tunagrahita sedang dimana nantinya mereka akan bisaberkomunikasi dengan lingkungannya. Namun setelah peneliti mengobservasi ditemukan rendahnya nilai kemampuan membaca permulaan pada anak.

(4)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian yang ingin di capai adalah sebagai berikut”Apakah dengan menggunakan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca Permulaan bagi anak tunagrahita sedang di kelas DII-C SLB E Negeri Pembina Medan Tahun Pelajaran”?.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

Untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata bergambar di kelas DII-C SLB-E Negeri Pembina Medan.

METODE PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah anak kelas DII-C SLB-E Negeri Pembina Medan, yang berjumlah 6 orang, laki-laki 3 orang dan perempuan 3.

Adapun tempat penelitian dilakukan di kelas DII-C SLB Negeri Pembina Medan.

Data penelitian tindakan yang dikumpulkan berupa informasi-informasi tentang kemampuan siswa dalam membaca permulaan dan kemampuan berbicara sesuai dengan kemampuannya.

Kemampuan siswa dalam membaca permulaan atau berbicara tersebut meliputi penguasaan-penguasaan :

a. Penguasaan kata b. Mengucapkan kata

c. Mengucapkan kata-kata benda sesuai dengan tema kebutuhanku.

Disamping hal-hal tersebut di atas, diperlukan pula data tentang kemampuan guru dalam menyusun RPP dan penguasaan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

Sumber data dalam penelitian ini adalah daftar nilai hasil belajar pada tahap penjajagan (data awal), siswa, peneliti, teman sejawat dan kepala taman kanak-kanak sebagai data pendukung, jenis data yang di dapat dari:

a. Proses belajar mengajar b. Nilai test anak

c. Observasi selama pembelajaran d. Wawancara

Metode pengumpulan data merupakan usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilaksanakan secara sistematis dengan prosedur yang standar”. Suharsimi Arikunto (2002 : 1997).

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara yang di lakukan terhadap sumber data. Sedangkan alat untuk pengumpul data menggunakan kamera dan dokumen resmi data anak yang terlibat dalam penelitian

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana pengkajian siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu : (1)perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

(5)

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus mengikuti pola yang sama.

Sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas, peneliti terlebih dahulu melaksanakan pembelajaran pra siklus. Hal ini dimaksud sebagai survey awal untuk melihat sampai dimana membaca anak telah berkembang, sehingga nantinya akan diperbaiki. Rencana pembelajaran pra siklus yang dilakukan peneliti adalah menyusun perencanaan pembelajaran yaitu dengan menyusun Rencanaa Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan tema kebutuhan dan sub tema pakaian. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah mengenalkan kata-kata, nama pakaian yang dipakai. Setelah melakukan evaluasi kegiatan ini peneliti bersama Obsever melakukan dan berdiskusi terhadap masalah-masalah yang ditemukan dan lama pembelajaran berlangsung. Setelah dilakukan refleksi maka masalah yang muncul selama pembelajaran berlangsung adalah rendahnya kemampuan mengenal kata pada siswa. Oleh karena itu untuk melakukan perbaikan pembelajaran dan dipecahkan dalam siklus I.

Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah dengan membuat Rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai. Setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan , maka dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan

pembelajaran, kemampuan anak,maupun pembelajaran yang telah dilakukan guru dalam hal ini peneliti.

Setelah evaluasi dilakukan, peneliti bersama-sama dengan obsever melakukan refleksi dan diskusi tentang masalah-masalah yang ditemukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung obsever sebagai teman kolaborator mengamati, menilai dan memberi bimbingan kepada guru dalam melakukan rancangan kegiatan pembelajaran. Manakala dalam refleksi telah ditemukan masalah pembelajaran menjadi penghambat kemajuan anak, maka peneliti dan obsever bersama-sama mengambil masalah yang akan dipecahkan dalam siklus1. Dalam hal ini yang menjadi fokus guru dalam memecahkan masalah yang sedang terjadi ini adalah bagai mana upaya guru untuk memudahkan anak dalam menngkonsentrasikan cara membaca anak dengan bermain peran dengan media kartu kata bergambar. Maka direncanakanlah langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan bagi anak.

Adapun langkah-langkah tersebut adalah :

a. Membuat Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan indikator tingkat perkembangan anak, adapun tema yang dipilih adalah

(6)

kebutuhanku dengan sub tema pakaian.

b. Mengajak anak bermain tepuk bersama-sama , untuk menarik minat anak mengikuti kegiatan pembelajaran guru harus menyemangati anak dengan lagu dan gerak badan.

c. Bercerita dan melakukan tanya jawab tentang macam-macam pakaian, metode yang dilakukan guru adalah metode bercerita yang tujuannya adalah meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa.

d. Mengajak anak untuk berkonsentrasi bermain kartu kata bergambar dengan baik dan teliti.

Pada tahap ini observasi dilakukan secara langsung dengan memakai format observasi yang telah disusun serta melakukan penilaian terhadap hasil tindakan ketika berlangsungnya

pembelajaran,penilaian dalam hal ini bertindak sebagai pengamat melakukan pengamatan dan pencatatan yang terjadi selama kegiatan baik kepada guru maupun anak didik. Tujuannya adalah untuk mengetahuai sejauh mana keberhasilan yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran diantaranya a. Penugasan guru dalam mengenal

kata-kata dengan menggunakan kartu kata bergambar

b. Untuk mengetahui kemampuan anak dalam mengenal kata melalui kartu kata bergambar

Aspek-aspek yang diamati pada peserta didik adalah :

a. Anak dapat mengenal kata b. Anak mampu mengenal dan

mengucapkan beberapa kata yang sudah ditentukan sesuai dengan tema hari ini.

Refleksi terhadap pelaksanaan Prasiklus yang meliputi: Pembelajaran yang disajikan sesuai dengan tingkat perkembangan.Alat penilaian sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Metode pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan anak.Penjelasan atau penyampaian guru kurang dapat diterima anak terlihat dari hasil pekerjaan anak. Media yang digunakan kurang bervariasi.Minat anak kurang. Hasil kerja anak tidak sesuai harapan. Kegiatan sudah sesuai dengan RPP yang disusun.Kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan indikator yang tilah ditentukan Media pembelajaran yang digunakan sudah sesuai dengan

indikator yang sudah

ditentukan.Setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan guru berusaha memperbaiki rancangan kegiatan pembelajaran.media dan metode pembelajaran kurang menarik minat anak.Pembelajaran yang dilaksanakan belum mampu meningkatkan kemampuan membaca anak. Dalam pelaksanaan kegiatan pada prasiklus ini peneliti belum mendapat tujuan dan hasil yang dicapai sehingga penulis menindak lanjuti ke siklus 2 dengan langkah-langkah yang sama.

(7)

Validitas data yang digunakan antara lain dengan triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data. Dalam penelitian ini teknik triangulasi untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa dalam kemampuan membaca permulaan dalam pengembangan bahasa dan faktor penyebabnya. Untuk itu peneliti membandingkan data hasil penelitian dari berbagai metode antara lain dengan tes, observasi dan dokumentasi. Triangulasi data dilakukan dengan cara :

a. Cross checking, peneliti melakukan pengecekan (checking) antara hasil metode pengumpulan data yang diperoleh melalui tes, observasi dan dokumentasi dengan memadukan hasil ketiganya. Dalam hal ini bertujuan memperoleh informasi yang benar dan meyakinkan.

b. Cek ricek, yaitu pengulangan kembali data yang diperoleh melalui berbagai sumber data, waktu, maupun metode dan informasi serta tempat memperoleh data (setting)

Menurut Sarwiji Suwandi (2008 : 70) “teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpullkan antara lain dengan teknik deskriptif (statsitik deskriptif) dan teknik analisis kritis. Teknik deskriptif digunakan untuk data kuantitatif, sedangkan teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif”.

Analisis data dilakukan melalui teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi dan interprestasi yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindak perbaikan. Interprestasi dilakukan untuk menginteprestasi data. Observasi di lakukan berdasarkan 5 prinsip. a. Perencanaan bersama yang

dilakukan oleh peneliti dan Obsever

b. Focus observsi diterapkan oleh guru dan obsever

c. Guru membangun bersama kriteria observasi dengan obsever

d. Pengamat memiliki kemampuan observasi

e. Balikan (feedback) diberikan berdasarkan factual yang direkam secara cermat dan sistematis.

Analisis data dilakukan secara kualitatif-deskriftif untuk menemukan persentase dan nilai rata-rata. Penyajian hasil analisis data dilakukan dengan membuat tabel distribusi atau grafik.

Data tes dianalisis dengan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar dengan memakai rumus sebagai berikut:

a. Nilai akhir rata-rata yang di peroleh anak menggunakan rumus:

𝑥̅ =∑ 𝑋 𝑁 Keterangan :

𝑥̅ = Nilai Akhir Rata-rata anak ΣX = Jumlah Nilai akhir anak N = Jumlah anak

(8)

b. Ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus : 𝑃 = 𝑛 𝑁𝑥100% (Suharsimi, 1987) Keterangan : P = Tingkat Kemampuan n = jumlah nilai anak yang diperoleh dari data

N = Jumlah anak 100% = Nilai Konstan

Menurut Sarwiji Suwandi (2008 : 70) “Indikator kinerja merupakan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian”.

Indikator kinerja keberhasilan penelitian adalah mengalami peningkatan hasil belajar dari sebelum menggunakan media kata bergambar dalam pengembangan bahasa Indonesia di kelas DII-C SLB-E Negeri Pembina Medan Tahun Pelajaran 2014/2015. Acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian adalah adanya peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa yang memperoleh nilai 7 lebih dari 70 %.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Deskripsi hasil data meliputi data tentang rencana pelaksanaan penataan dan refleksi pada tindakan perbaikan siklus I yaitu :

a. Kegiatan pada rencana perbaikan disusun berdasarkan pertimbangan akademis, sarana, prasarana, dan fasilitas,

pengolahan kelas dengan penataan ruang berada di depan papan tulis, meja kursi disusun menjadi empat kelompok

b. Kegiatan membaca permulaan dengan menggunakan kartu kata bergambar lembar observasi dan instrumen lain yang dibutuhkan c. Skenario perbaikan di buat

secara rinci oleh guru

Proses pembelajaran dilaksanakan guru dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Anak-anak diajak mengambil kartu kata yang diperintahkan b. Guru memberikan contoh

kepada anak dalam kegiatan inti c. Anak-anak melakukan sesuai

dengan penjelasan guru

d. Guru mendampingi anak-anak dalam pelaksananaan kegiatan ini

e. Setiap kegiatan yang dilakukan anak selalu diberikan penghargaan oleh guru.

Pengamat/ obsever sebagai pengamat dalam kegiatan pembelajaran menemui hal-hal yang terjadi dalam kegiatan perbaikan pembelajaran yaitu :

a. Kegiatan pembelajaran berlangsung tertib

b. Ada beberapa orang anak menyelesaikan tugas sesuai harapan guru

c. Ada anak yang juga masih perlu dibimbing

d. Ada juga anak yang tidak mengerjakan tugasnya sama sekali

(9)

Refleksi pada sikus I meliputi seagai berikut: Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai indikator yang direncanakan dan sesuai dengan perkembangan anak. Penggunaan media dan metode yang cukup bervariasi. Guru menggunakan alat penilaian yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Refleksi dilaksanakan disetiap akhir pembelajaran dengan RPP sebagai pedoman pembalajaran Kegiatan pembelajaran pada siklus I masih terdapat kelemahan yaitu kurangnya media yang digunakan sehingga perlunya perbaikan pada siklus selanjutnya. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sehari satu RPP. Media kartu kata sangat mudah membuatnya sehingga guru dapat membuatnya sendiri kapan saja untuk melaksanakan kegiatan bermain kartu kata ini. Namun terdapat kelemahan kurangnya media kartu kata sehingga siswa tidak dapat memilikinya semua. Dan juga anak-anak belum pernah menggunakan kartu kata bergambar dalam kegiatan membaca sehingga agak susah melakukannyaKegiatan perbaikan yang akan dilakukan pada siklus

selanjutnya harus

mempertimbangkan keberhasilan dan kegagalan dalam proses kegiatan siklus I.

Dari 6 orang jumlah anak dalam penelitian, hanya (73 %) orang saja yang mampu mengenal kata,

sedangkan yang mampu

mengucapkan kata(61%) ,dan yang mampu menggunakan kartu kata bergambar (70%) sedangkan yang

mampu melakukan kegiatan sesuai indikator (70%) , jika dirata-ratakan kemampuan anak hanya mencapai 65,5% maka penelitian dilanjutkan ke siklus II.

Dari hasil refleksi diatas peneliti memutuskan melaksanakan perbaikan pembelajaran pada Siklus II dengan cara sebagai berikut :

a. Kegiatan pembelajaran akan saya laksanakan dengan memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti anak

b. Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi

c. Penggunaan media sesuai dan mencukupi untuk semua anak d. Pengelolaan waktu yang tepat e. Memotivasi anak dalam proses

pelaksanaan pembelajaran f. Memberikan penghargaan

terhadap hasil karya anak

Deskripsi hasil data meliputi data tentang rencana pelaksanaan pengamatan dan refleksi pada tindakan perbaikan siklus II yaitu :

a. Rencana. Kegiatan dilaksanakan didalam dan luar kelas, rencana perbaikan disusun berdasarkan pertimbangan akademis, sarana, prasaran dan fasilitas. Pengelolaan kelas dengan penataan ruang dan meja kursi disusun menjadi empat kelompok. Pada kegiatan bertumpu kepada kegaitan perbaikan yang perinciannya dibuat oleh guru dan ditetapkan menjadi hasil refleksi.

(10)

Proses pembelajaran dilaksanakan guru dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Anak-anak diajak bernyanyi bersama lagu “Siapa yang menciptakan alam semesta” b. Guru mengajak anak bercerita

tentang alam semesta

c. Guru menjelaskan bagaimana cara menyusun kartu kata bergambar

d. Anak-anak dibagi menjadi empat kelompok

e. Anak-anak mengerjakan kegiatan ini sesuai dengan arahan guru

f. Guru mengamati dan membimbing anak ketika sedang melaksanakan kegiatan bermain kartu kata bergambar

g. Guru memberi pujian kepada anak sambil memotret hasil karya mereka.

Pengamat dalam kegiatan pembelajaran menemukan hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran yaitu :

a. Proses kegiatan belajar berlangsung lancar dan menyenangkan

b. Sebagian besar sudah melaksanakan kegiatan bermain karu kata bergambar

c. Diantara 6 orang anak hanya enam yang belum bisa dalam kegiatan bermain kartu kata bergambar

d. Anak sangat senang dan bersemangat dalam kegiatan bermain kartu kata bergambar.

Hasil refleksi pada sikus ke II sebagai berikut: Kegiatan pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan indikator yang direncanakan dan juga telah sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Sudah menggunakan metode yang bervariasi agar anak senang dan tidak jenuh dan alat penilaian yang digunakan guru sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Refleksi dilaksanakan diakhiri pembelajaran dengan RPP yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran. Dalam merancang dan melaksanakan

kegiatan pengembangan

pembelajaran anak dan dalam pelaksanaannya telah mengikuti langkah-langkah perencanaan. Kegiatan pembelajaran dilakukan sudah sesuai RPP dan metode yang digunakan sudah bervariasi. Penggunaan media kartu kata sudah sesuai dengan jumlah siswa. Kreativitas anak mulai terbangun dalam kegiatan. Kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan harapan, namun masih ada 2 orang anak yang masih perlu bimbingan dalam melaksanakan kegiatan bermain kartu kata bergambar ini. Hal ini disebabkan karena kelalaian mereka dalam penggunaan waktu sehingga mereka kewalahan karena waktu telah habis. Tindakan perbaikan siklus II sesuai data hasil pengamatan obsever dan hasil refleksi dari keseluruhan proses dan analisis hasil belajar, kegiatan anak dapat diambil kesimpulan bahwa perbaikan siklus II telah berhasil, sehingga peneliti, teman sejawat dan

(11)

osever sepakat bahwa perbaikan siklus selanjutnya tidak diperlukan lagi.

Dari hasil siklus ke II dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut: Yang sudah mampu mengenal kata 78% dan mampu mengucapkan kata 70% dan mampu manggunakan kartu kata bergambar 73% sedangkan yang sudah mampu melakukan kegitan sesuai indikator 77%. dan jika dirata-ratakan kemampuan anak mencapai 74,5 % dan penelitian dihentikan. Pembahasan

Dalam perbaikan siklus I ada beberapa temuan yang menjadi perhatian peneliti, teman sejawat ataupun supervisor yaitu :

a. Proses kegiatan belajar berlangsung menyenangkan. Kegiatan yang dipilih peneliti menyenangkan bagi anak agat tidak mengalami kejenuhan

b. Ada beberapa anak yang berebut kartu kata

c. Ada anak yang tidak mau melakukan kegiatan sama sekali. Hal ini terjadi karena kurang maksimalnya guru memotivasi anak

Grafik pencapaian kemampuan anak pada siklus I

Menurut data dari penilaian grafik terlihat bahwa kemampuan mengenal kata keberhasilannya

hanya mencapai 73%%,

mengucapkan kata keberhasilannya mencapai 61%. Menggunakan kartu kata bergambar 70% sedangkan melakukan kegitan sesuai indikator 70% dan jika dirata-ratakan capaian kemampuan anak mencapai 65,5% Secara keseluruhan pelaksanaan perbaikan belum berhasil indikator yang diharapkan di atas 70%. Maka di lakukan siklus ke II.

Dalam perbaikan Siklus II menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Hal-hal penting yang akan dibahas pada siklus II adalah :

a. Proses kegiatan belajar berlangsung menyenangkan. Kegiatan yang dipilih oleh peneliti, menyenangkan bagi anak, penggunaan metode yang

55% 60% 65% 70% 75% 73% 61% 70% 70% mengenal kata mengucapkan kata

menggunakan kartu kata

melakukan kegiatan sesuai indikator

(12)

60% 62% 64% 66% 68% 70% 72% 74% 76% 66% 75% Siklus I Siklus II

bervariasi sangat diperhatikan oleh peneliti

b. Sebagian besar anak dapat melaksanakan kegiatan. Hal ini disebabkan karena peneliti selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada anak yang belum berpartisipasi dalam kegiatan siklus ini.

Hal ini disebabkan perhatian peneliti kurang maksimal diberikan kepada anak, sehingga anak asyik melihat temannya yang sedang melakukan kegiatan bermain kartu kata bergambar.

Grafik capaian pada kemampuan anak pada siklus II

Berdasarkan penilaian yang tertera pada grafik diatas terlihat bahwa kemampuan dalam mengenal kata mencapai 78% mengucapkan kata 70% , menggunakan kartu kata bergambar 73% sedangkan melakukan kegiatan sesuai indikator

77% jika dirata-ratakan capaian kemampuan anak 74,5 % capaian kemampuan siswa pada siklus II telah melebihi 70%. Maka indikator kinerja telah tercapai dan penelitian di hentikan.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan dengan menggunakan kartu kata bergambar membaca permulaan dapat di tingkatkan dengan optimal.

Hal ini terbukti dari hasil tahapan siklus yang memperlihatkan bahwa Pencapaian kemampuan membaca permulaan secara keseluruhan di kelas DII-C SLB-E Negeri Pembina Medan mengalami perkembangan rata-rata pada siklus I adalah 65,5% , dan pada siklus II adalah 74,5% yang dapat dilihat dari grafik dibawah ini:

Grafik perandingan capaian kemampuan anak pada siklus I

dan II SIMPULAN 66% 68% 70% 72% 74% 76% 78% 78% 70% 73% 77% mengenal kata mengucapkan kata menggunakan kartu kata

(13)

Dari penelitian yang dilakukan di kelas DII-C SLB-E Negeri PembinaMedan,dapat disimpulkan bahwa Kegiatan Membaca Permulaan dengan menggunakan media Kartu kata bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak serta dapat meningkatkan kreativitas anak melalui media-media belajar yang sangat bervariasi dan mudah dibuat sendiri sehingga anak lebih termotivasi untuk bermain sambil belajar.

DAFTAR RUJUKAN

Azhar, Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bensu, P. (2014). Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas Sebagai Guru Bimbingan Dan Konseling (Bk) Di Slb Mardi Mulyo Kretek. School Education Journal, 2(1), 1-7.

Elyawati, Cucu, dkk. 2005. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Iskandar. 2008. Metodelogi

Penelitian Sosial (kuantitatif, kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Prees.

Jamaris dan Ahmad Susanto. 2011. Karakteristik Kemampuan Berbahasa.Jakarta: Kencana Prenada.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Balai Pustaka. Sumantri, Sutjihati. 2006. Psicologi

Anak Luar Biasa. Jakarta: PT. Rafika Aditama.

Gambar

Grafik pencapaian kemampuan anak  pada siklus I
Grafik capaian pada kemampuan  anak pada siklus  II

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini merupakan dampak dari penerapan strategi pembelajaran kinestetik mampu memberikan suasana belajar yang sangat sesuai dengan karakteristik anak usia dini sehingga

- Menurut Amin Abdullah; perkembangan ilmu agama hanya dapat dimungkinkan dengan terbentuknya kerjasama yang saling menopang antara ketiga (triadik) disiplin

Jenis saluran distribusi yang dirasa tepat terhadap distribusi PT Tunggal Djaja Indah di Jawa Tengah adalah jenis distribusi intensif dilihat dari luasnya lokasi

Krim adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai atau sediaan setengah padat yang

Berdasarkan kondisi di lapang, hasil pengujian kandungan air, hasil penilaian tumbuhan akuatik serta deskripsi tumbuhan akuatik, dan diperkuat dengan literatur maka

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan statistik deskriptif untuk kecerdasan emosionaldari 75 sampel diperoleh nilai terendah 75, nilai tertinggi 135,dan untuk

Indogarmen Gemilang Bersama digunakan dalam sistem pembelian kredit dan penjualan kredit, unit organisasi yang terkait di dalam sistem pembelian kredit dan

Dalam paper ini, akan membahas salah satu aplikasi pewarnaan graf (graph colo ring) , khususnya pewarnaan pada sisi graf G sedemikian sehingga tidak ada dua sisi yang