• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) lembaga sosial keagamaan Islam yang menyelenggarakan manasik ibadah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) lembaga sosial keagamaan Islam yang menyelenggarakan manasik ibadah"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

12

LANDASAN TEORITIS

A. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)

1. Pengertian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)

Kelompok bimbingan Ibadah Haji yang disingkat KBIH adalah lembaga sosial keagamaan Islam yang menyelenggarakan manasik ibadah haji.1

Kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) merupakan sebuah lembaga non pemerintah yang dipercayai sebagai bagian dari pemerintah dalam melakukan bimbingan manasik haji bagi calon jama’ah haji yang akan menunaikan ibadah haji. Dikarenakan kemampuan pemerintah sangat terbatas, maka pemerintah memberikan wewenang kepada KBIH.

Mengingat semakin tingginya minat masyarakat dalam

melaksanakan ibadah haji yang tiap tahunnya mencapai ribuan orang, maka KBIH ditugaskan dan dipercayai oleh pemerintah dalam melakukan ibadah haji tersebut, maka hal ini mendorong sebagian masyarakat untuk ikut andil dan membantu pemerintah dalam pelaksanaan ibadah haji yaitu dengan memunculkan kelompok yang melakukan bimbingan terhadap calon jama’ah yang disebut dengan kelompok bimbingan ibadah haji(KBIH).

1 Kementrian Agama RI, Petunjuk Teknis Pengorganisasian Kelompok Bimbingan Ibadah

Haji, (Jakarta : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji,

(2)

Munculnya KBIH mendapat perhatian dari pemerintah khususnya Kementrian Agama, karena cukup membantu pemerintah dalam hal pelaksanaan ibadah haji, terutama dalam melaksanakan pembimbing terhadap jama’ah calon haji. Pelaksanaan pembinaan calon jamaah haji dilakukan secara terus-menerus dengan berbagai metode tatap muka, media cetak dan elektronik, internet, konsultasi telepon dan penerbitan buku-buku serta leafleat, sejak sebelum masa pendaftaran haji, periode pendaftaran sampai dengan saat pemberangkatan, dalam perjalanan diatas pesawat selama di Arab Saudi sampai setelah kembali ke tanah air. Materi pembinaan bagi calon jamaah haji dapat dikelompokkan dalam enam bahasan pokok yaitu manasik haji, bimbingan ibadah, perjalanan, pelayanan kesehatan, pembinaan haji mabrur, ukhuwah islamiah dan

ibadah sosial.2 Sebagaimana yang dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah Ayat

156 Yaitu :























Artinya : (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (Q.S 2

Ayat 156)

Pembimbingan kelompok adalah pembimbingan manasik haji yang diberikan kepada calon jama’ah haji dalam bentuk kelompok. Kelompok dimaksud adalah kelompok besar (rombongan) yang beranggotakan 45

2 Achmad Nidjam dan Alatief hanan, Manajemen haji, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2001)

(3)

orang yang dibagi menjadi 4 regu kecil masing-masing regu beranggotakan 11 orang.

Pelaksanaan pembimbingan kelompok terdiri atas :

a. Pembimbingan kelompok dilaksanakan oleh pemerintah diatur sebagai berikut :

1) Ditunjuk 1 orang ketua rombonga yang bertanggung jawab untuk mengkoordinir 45 orang calon jama’ah haji dalam suatu kelompok yang besar (rombongan).

2) Dalam melaksanakan pembimbingan, calon jama’ah haji dalam satu rombongan dibagi lagi menjadi 4 regu, setiap regu beranggotakan 11 orangdan 1 orang ketua.

3) Setiap regu dilaksanakan 10x pertemuan, masing-masing 3 jam pelajaran 45 menit.3

b. Pembimbingan kelompok yang dilaksanakan oleh KBIH

KBIH dalam pelaksanaan pembimbingan hanya melaksanakan pembimbingan kelompok, KBIH dalam memberi pembimbingan diatur sebagai berikut:

1) Pengelompokan pembimbingan diatur oleh KBIH yang

bersangkutan.

2) Pelaksanaan materi dan metode pembimbingan mengacu kepada pola pembimbingan kelompok yang diatur oleh pemerintah (Kementrian Agama).

(4)

2. Tugas dan fungsi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Tugas kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), meliputi :

a. Menyelenggarakan/melaksanakan bimbingan haji tambahan di tanah air maupun sebagai bimbingan pembekalan.

b. Menyelenggarakan/melaksanakan bimbingan lapangan di Arab Saudi. c. Melaksanakan pelayanan konsultasi informasi dan penyelesaian

kasus-kasus ibadah haji jama’ahnya di tanah air dan di Arab Saudi.

d. Menumbuh kembangkan rasa percaya diri dalam penguasaan manasik

keabsahan dan kesempurnaan ibadah haji bagi jamaah dibimbingnya.4

Sementara itu dilihat dari fungsinya Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dalam pembimbingan adalah :

a. Penyelenggaraan/pelaksana bimbingan ibadah haji tambahan di tanah air sebagai bimbingan pembekalan.

b. Penyelenggara/pelaksana bimbingan lapangan di Arab Saudi. c. Pelayanan, konsultasi dan sumber informasi perhajian.

d. Motivator bagi anggota jama’ahnya terutama dalam hal-hal

penguasaan ilmu manasik keabsahan dan kesempurnaan ibadah haji.5

B. Pengertian Manajemen dan Tujuan Manajemen Bimbingan Manasik Haji

1. Pengertian Manajemen Bimbingan Manasik Haji

4 Kementrian Agama RI, Pedoman Pembinaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji. (Dirjen

Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2003), h. 6-7

(5)

Agar lebih tuntas dan jelas arti dan makna manajemen, penulis mengemukakan beberapa pengertian manajemen. Secara etimologi manajemen berasal dari bahasa inggris dari kata kerja to manage yang berarti mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen

merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.6

Sedangkan secara terminologi terdapat banyak defenisi yang dikemukan oleh beberapa para ahli, diataranya sebagai berikut :

Menurut Hasibuan sendiri menyebutkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu

tujuan. Sedangkan menurut Adrew F. Sikula, Manajemen merupakan

aktifitas-aktifitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.7

Sedangkan menurut G.R Terry manajemen adalah sebuah proses

yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan:perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk

6 Melayu S.P Hasibuan, Manajemen : Dasar, Pengertian dan Masalah (Jakarta : Bumi

Aksara 2011), h. 1

(6)

mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya.8

Menurut Handoko, Manajemen dapat didefenisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorgaisasian, penyusunan personalia atau kepegawaian,

pengarahan dan kepemimpinan, dan kepengawasan.9

Menurut Ismail Solihin manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengadilan dari berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.10

Menurut Robert Kritiner dalam buku M. Munir dan Wahyu Ilahi, manajemen adalah suatu proses kerja melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah. Proses ini berpusat pada penggunaan yang efektif dan efisien terhadap penggunaan sumber

daya manusia.11

Menurut Rahima Zakia Manajemen adalah ilmu, seni dan proses mulai dari melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.12

8 G.R Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta : Bina Rupa, 1993) Cet. Ke-3, h. 4 9 T. Hani. Handoko, Manajemen (Yogyakarta : BPFE, 1984), Edisi 2, h. 7

10 Ismail Solihin, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Erlangga, 2009), h. 3 11

M. Munir, Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah ( Jakarta : Kencana, 2006), h. 10

12

Rahima Zakia, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Jakarta : The Minangkabau Foundation, 2006) h. 10

(7)

Dari beberapa defenisi diatas dapat penulis disimpulkan bahwa Manajemen adalah serangkaian proses, ilmu, seni dan usaha dalam

kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan,

menggendalikan dan mengembangkan segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, maupun sumber daya alam untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Manasik haji adalah peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya. Dalam kegiatan manasik haji, calon jama’ah haji akan dilatih tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji yang akan dilaksanakannya, seperti rukun haji, persyarata, wajib, sunnah, maupun

hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama pelaksanaan ibadah haji.13

Bimbingan manasik haji adalah proses penyampaian materi dan praktek manasik haji yang akan meliputi ibadah haji, perjalanan dan

pelayanan haji, kesehatan serta hak dan kewajiban jama’ah haji.14

Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan manasik haji adalah ibadah haji yang didalamnya terdiri dari rukun, wajib dan sunnah haji dengan menggunakan miniatur ka’bah dan dilaksanakan sebelum berangkat ke tanah suci untuk mempermudah calon jam’ah haji agar mendapat haji yang mabrur.

13 Wikipedia, “Manasik Haji”. Diakses pada 18 Mei 2017 dari

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Manasik_Haji

14 Kementrian Agama RI, Tugas, Fungsi dan Metodologi Pembimbing manasik Haji,

(8)

2. Tujuan Manajemen Bimbingan Manasik Haji

Pada dasarnya setiap aktivitas selalu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan adalah hasil yang diinginkan, melukiskan arah yang jelas, serta memberikan arah kepada usaha-usaha seorang manajer. Hal ini diungkapkan oleh G.R Terry sebagai berikut: “Manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upaya yang terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah

ditetapkan sebelumnya.15

M. Munir dan Wahyu Ilahi, bahwa tujuan manajemen ialah agar setiap kegiatan organisasi terealisasi secara efektif dan efisien. 16 selanjutnya Melayu S.P Hasibuan tujuan manajemen merupakan hal terjadinya proses manajemen dan aktivitas kerja, tujuan beraneka ragam, tetapi harus ditetapkan secara jelas, realistis, dan cukup menantang berdasarkan analisis data, informasi, dan pemilihan dari alternatif-alternatif yang ada.17

Jadi dari beberapa pendapat diatas dapat penulis pahami bahwa tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin direalisasikan melalui kegiatan yang telah ditentukan terlebih dahulu, maka tujuan manajemen yang sesungguhnya adalah memberikan arahan dan bimbingan jalan yang hendak ditempuh untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Sedangkan tujuan manasik haji adalah agar masyarakat umum dapat memahami manasik haji dan terdorong untuk melaksanakan ibadah

15 G.R Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara, 1993), Cet. Ke-5, h. 9 16 M. Munir dan Wahyu Ilahi, manajemen Dakwah, (Jakarta : Prenada Media, 2006), h. 86 17 Melayu S.P Hasibuan, Op Cit, h. 19

(9)

haji sehingga calon jama’ah haji memahami tentang haji dan dapat

mempraktekkan manasik haji secara benar.18

Tujuan manasik haji adalah untuk menjadi pedoman bagi jama’ah haji Indonesia dalam melaksanakan ibadah haji sesuai dengan alur dan tempat kegiatan sehingga jama’ah haji dapat memahami proses manasik haji dengan benar.19

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan manasik haji adalah untuk mempermudah calon jama’ah haji dalam memahami tentang ibadah haji baik secara teoritis maupun praktis sehingga diharapkan menjadi calon jama’ah haji yang mandiri dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar.

C. Fungsi-fungsi Manajemen Bimbingan Manasik Haji

Dalam manajemen terdapat beberapa fungsi yang harus dijalankan oleh seorang manajer. Secara sistematis fungsi manajemen ini telah tersusun menurut urusan kerja tertentu. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Menurut G. R Terry fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikutPlanning (perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating

(menggerakan)danControlling (Pengawasan)20. SedangkanmenurutHendri

Fayol, dalam bukunya ”General and Industrial Manajement”, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sondang P. Siagian, pada intinya menyebutkan fungsi

18Kementrian Agama RI, PolaPembinaanJama’ah Haji, (Jakarta : DirjenBimasdanUrusan

Haji, 2002), h. 31

19

Kementrian Agama RI, Tugas, Fungsi dan Metodologi Pembimbing manasik Haji, (Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah), h. 10

20 G.R Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta : PT Bumi Aksara,

(10)

manajemen yaitu : Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),

Commanding (Pemberian Komando), Coordinating (Pengkoordinasian) dan Controlling (Pengawasan)21. Sedangkan menurut Luis A. Allen mengemukakan fungsi manajemen, sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Manulang dalam bukunya sebagai berikut :Leading (memimpin), Planning

(perencanaan), Organizing (pengorganisasian)danControlling (pengawasan)22

Dari beberapa pendapat di atas tentang fungsi manajemen, substansinya sama saja yaitu setiap kegiatan menggerakkan bawahan dalam mencapai tujuan organisasi perlu dilaksanakan melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, memimpin serta pemberian komando terhadap suatu kegiatan. Tanpa fungsi manajemen ini tidak akan mungkin tercapai tujuan organisasi tersebut.

Dari beberapa fungsi diatas, penulis menekankan pada pendapat G.R Terry yang akan membagi fungsi manajemen pada empat fungsi yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengwasan. Namun adapun beberapa fungsi manajemen diatas dapat dikaitkan dengan fungsi-fungsi manajemen bimbingan manasik haji. Dalam pembahasan ini akan dikemukakan beberapa fungsi manajemen bimbingan manasik haji yaitu : 1. Perencanaan bimbingan manasik haji

a. Pentingnya perencanaan

Perencanaan merupakan faktor yang paling penting untuk mengambil sebuah keputusan akan memprediksi masa yang akan

21 Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, (Jakarta : Bumi Aksara,2003), h. 84

22 M. Manulang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1992), Cet ke-15, h.

(11)

datang, karena perencanaan merupakan langkah awal dari sebuah lembaga atau organisasi untuk melaksanakan tugas-tugas selanjutnya. Perencanaan adalah proses dasar di mana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.

Dalam Al-qur’an Surat Al-Hasyr Ayat 18 Allah berfirman:





































Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S. 59 : 18)23

Dari ayat tersebut diterangkan bahwasanya kita diperintahkan oleh Allah untuk memperhatikan apa yang dikerjakan akan mencapai hasilnya nanti dan disuruh untuk bekerja didunia untuk mendapatkan manfaat diakhirat baik di hari perhitungan dan pembalasan, Allah mengetahui dan tidak satupun yang tersembunyi oleh-Nya, untuk itu kita diperingatkan untuk berhati-hati terhadap setiap pekerjaan.

b. Pengertian perencanaan

G. R Terry menjelaskan bahwa perencanaan adalah proses memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan dikejar selama suatu jangka waktu yang akan datang dan apa yang dilakukan agar tujuan-tujuan itu dapat tercapai.24

23 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan terjemahannya (Bandung : CV

Diponegoro, 2007), h. 548

(12)

Menurut Harord Koontz dan Cyril O’Donnel yang dikutip dalam buku Melayu S.P Hasibuan perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program dan alternatif-alternatif yang ada.25

Sedangkan menurut T. Hani Handoko mengemukakan bahwa perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.26

Menurut Siswanto perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapainya. 27

Dari beberapa pendapat diatas dapat penulis pahami bahwa perencanaan merupakan faktor yang paling penting untuk mengambil keputusan untuk memprediksi masa yang akan datang dan hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang yang dilakukan oleh seorang manajer, apa yang akan dilakukan, kapan dan bagaimana serta siapa yang akan melakukannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau yang telah ditentukan sebelumnya.

25

Melayu S.P Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011), h. 92

26 T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta : BPFE), Edisi 2, h. 77-78 27 Siswanto, Pengantar Manajemen (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), h. 42

(13)

c. Langkah-langkah Perencanaan

Untuk menyukseskan sebuah perencanaan yang optimal diperlukan usaha bersama dalam sebuah lembaga dengan sungguh-sungguh untuk memproses rencana yang telah diatur, Moechtar Effendi yang dikutip oleh Rahima Zakia berpendapat bahwa rencana harus dilalui beberapa proses di bawah ini :

1) Forecasting, suatu penaksiran atau perkiraan yang akan terjadi di masa yang akan datang, didalam istilah manajemen diartikan sebagai suatu perkiraan yang sistematis untuk memperoleh hasil yang akan dicapai. Forecasting adalah langkah awal yang akan dilakukan dalam sebuah lembaga untuk menilai kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam sebuah organisasi tersebut serta usaha-usaha apa yang seharusnya akan dilakukan.

2) Objectivies, yaitu tujuan, sedangkan yang dimaksud dengan tujuan ialah nilai-nilai yang akan dicapai oleh seseorang yang mana orang tersebut bersedia berkorban agar nilai-nilai itu dicapainya.

3) Policies, yaitu rencana kegiatan (plan of action) Policies juga dartikan sebagai suatu tuntutan pokok yang diadakan oleh sebuah lembaga untuk menentukan kegiatan yang berulang-ulang.

4) Program, yaitu suatu deretan kegiatan yang digambarkan untuk melaksanakan policies dalam mencapai suatu tujuan(objectives). Suatu program menentukan kegiatan secara bertahap, maka dari itu program sangat terikat dengan waktu dan ruang, karena ia

(14)

berpangkal dan berkesinambungan serta mempunyai titik ujung untuk menunjukkan bahwa program ini telah berakhir.

5) Schedules, yaitu pembagian program menurut deretan waktu untuk menentukan kegiatan yang harus dilaksanakan, sehingga menjadi bagian yang terpisahkan.

6) Procedures, yaitu suatu gambaran sifat dan cara untuk melaksanakan kegiatan, berbeda dengan program, kalau program menyatakan apa yang harus dikerjakan, sedangkan procedures bagaiman cara melaksanakan program tersebut.

7) Budget, yaitu suatu perkiraan atau taksiranyang harus dikeluarkan oleh suatu pihak, dengan tujuan untuk mendapatkan pada masa tertentu.28

Dari langkah-langkah perencanaan yang dijelaskan di atas, dapat dipahami bahwa untuk menciptkan perencanaan yang sempurna diawali dengan memprediksi kekuatan yang dimiliki oleh sebuah lembaga, apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang, apa yang ingin dicapai, apa-apa rencana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, dan bagaimana menentukan pembagian kegiatan yang tepat, serta bagaimana metode atau cara yang efektif untuk menjalankan kegiatan supaya mencapai hasil yang maksimal.

Langkah-langkah perencanaan di atas perlu dilaksanakan dalam kegiatan bimbingan manasik haji tanpa perencanaan tersebut tentu

28 Rahima Zakia, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Jakarta : The Minang Foundations,

(15)

pelaksanaan manasik haji tidak akan berjalan dengan baik. Hal-hal yang perlu dalam pelaksanaan manasik haji menurut Kementrian Agam.a RI adalah sebagai berikut :penyusunan program pembimbing dan tempat, waktu pembimbing kelompok. Lebih jelasnya akan dijabarkan satu-persatu :

1) Penyusunan program pembimbingan

Penyusunan program pembimbingan diatur berdasarkan kesepakatan yang telah ditandatangani kedua belah pihak antara pengurus KBIH dan peserta/jama’ah meliputi :

a) Jumlah pertemuan pembimbingan b) Materi pertemuan

c) Paket bimbingan

d) Waktu dan tempat pembimbingan (di tanah air dan Arab Saudi) e) Pendamping

f) Biaya tambahan29

2) Tempat dan waktu pembimbingan kelompok. Tempat dan waktu pembimbingan disesuaikan dengan bentuk pembimbingan. Pembimbingan kelompok dilaksanakan di daerah tempat domisili para calon jama’ah haji sesuai dengan hasil kesepkatan diantara mereka. Untuk kelompok kecil dilaksanakan di rumah calon jama’ah haji secara secara bergantian atau di masjid saat

29Kementrian Agama RI, Petunjuk Teknis Pengorganisasian Kelompok Bimbingan Ibadah

(16)

melaksanakan peragaan manasik. Setiap pertemuan dilaksanakan

selama 3 jam pelajaran @ 45 menit.30

Dalam kegiatan bimbingan manasik haji ada beberapa unsur-unsur pelatihan manasik yang perlu direncanakan agar tujuan manasik haji tercapai dengan baik, adapun unsur-unsur manasik haji yaitu : Calon

Jama’ah. Instruktur, materi, media, metode serta pembiayaan.31

Sedangkan dalam buku Pola Pembinaan Jama’ah Haji, unsur-unsur manasik haji adalah pesera/calon jama’ah haji, materi, media/sarana,

Metode dan pembiayaan.32

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur manasik haji adalah calon jama’ah haji, instruktur, materi yang akan disajikan, media, metode serta pembiayaan yang diperlukan. Agar lebih jelasnya unsur-unsur manasik akan penulis jabarkan satu-persatu :

a) Calon jama’ah haji atau peserta yang akan mengikuti bimbingan ibadah haji. Agar terdaftar sebagai peserta bimbingan ibadah haji pada KBIH, ada persyaratan yang harus dipenuhi peserta bimbingan yaitu :

(1) Telah memperoleh nomor porsi dan ketetapan tahun keberangkatan

(2) Membayar biaya bimbingan pada KBIH yang bersangkutan sesuai dengan kesepakatan

30Kementrian Agama RI, Pedoman Pembimbing, penyuluhan dan pelatihan Calon Jama’ah

Haji, (Jakarta : Dirjen Bimas dan Urusan Haji, 2000), h. 31

31Kementrian RI, Op.cit h. 28

32 Kementrian Agama RI, Pola Pembinaan Jama’ah Haji, (Jakarta : Dirjen Bimas dan

(17)

(3) Sehat jasmani dan rohani

(4) Mengikuti pembimbingan33

b) Pembimbing/instruktur.Pembimbing atau instruktur merupakan unsur yang terpenting, kerena unsur ini merupakan salah satu kunci kecil keberhasilan dalam memberikan bimbingan kepada jama’ah. c) Materi. Sebagai acuan dalam pelaksanaan bimbingan haji yang

tujuannya adalah agar kegiatan yang dilakukan berjalan secara sistematis dan terukur. Kurikulum diterbitkan dan disusun oleh Departemen Agama yang ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan materi yang disampaikan secara umum pada calon jama’ah haji adalah:

(1) Panduan perjalan haji (2) Manasik haji

(3) Ziarah

(4) Hikmah ibadah haji (5) Adat istiadat di Arab Saudi (6) Praktek lapangan

(7) Kesehatan

(8) Tatakrama berbusana.34

d) Metode merupakan cara yang dilakukan dalam pelaksanaan bimbingan ibadah haji disesuaikan dengan kondisi tingkat pengetahuan calon haji sehingga mempermudah pemahaman dan

33

Kementrian RI, Petunjuk Teknis Pengorganisasian Kelompok Bimbingan Ibadah

Haji(KBIH), (Jakarta : Dirjen Bimas Islam, 2004), h. 21

34Kementrian Agama RI, PetunjukTeknisPengorganisasianKelompokBimbinganIbadah Haji

(18)

dimengerti oleh calon jama’ah haji. Metode yang pergunakan dalam pembimbingan kelompok sebagai berikut:

(1) Home visit, pembimbing akan mendatangi setiap jama’ah haji kerumahnya. Calon jama’ah haji akan diajak berdialog tentang masalah perhajian.

(2) Ceramah, yaitu penjelasan tentang haji yang disampaikan oleh pembimbing kepada calon jama’ah haji secara berkumpul. (3) Tanya jawab, kelanjutan dari ceramah untuk memberikan

pemahaman yang sempurna.

(4) Peragaan, yaitu visualisasi setiap bagian pelajaran yang dicontohkan pembimbing, dan diperagakan oleh calon jama’ah haji.

(5) Praktek lapangan/simulasi, yaitu calon jama’ah haji secara bersama-sama mempraktekkan seluruh pelaksanaan manasik haji dengan dipandu pembimbing.

(6) Diskusi, yaitu bertukar pikiran untuk mencapai beberapa kesimpulan pemahaman peserta atau calon jama’ah haji.

(7) Sarasehan, yaitu calon jama’ah haji secara bersama-sama mempelajari manasik haji yang bertindak sebagai moderator dan fasilitator atau dapat juga sebagai narasumber yang sekaligus memandu jalanya pertemuan.

(8) Konsultasi, yaitu calon jama’ah haji aktif bertanya tentang masalah-masalah ibadah haji kepada pembimbing.

(19)

e) Sarana dan prasarana. Proses pelaksanaan pembimbingan calon jama’ah haji akan dapat mencapai hasil yang diharapkan apabila ditunjang dengan adanya sarana dan prasarana pembimbingan yang cukup memadai dan pembimbing yang baik. Sarana dan prasarana tersebut terdiri dari:

(1) Buku panduan bimbingan calon jama’ah haji.

(2) Tempat/ruangan yang memadai serta peralatan pembelajaran yang cukup.

(3) Alat peraga dan alat bantu bimbingan calon jama’ah haji.35

f) Pembiayaan. Untuk melaksanakan pembimbingan kelompok diatur dengan asumsi menu pelayanan yang diberikan pada peserta dan jumlah tambahan uangnya sesuai dengan kesepakatan meliputi : (1) Bimbingan manasik di tanah air dan di Arab Saudi.

(2) Akomodasi dan konsumsi (3) Atribut

(4) kesehatan.36

Jadi dapat disimpulkan perencanaan manasik haji yang mesti dilakukan tidak terlepas dari unsure-unsur pelatihan yaituc alon jamaah, instruktur, materi, media/sarana, metode serta pembiayaan. Dengan demikian perencanaan ini sangat diperlukan untuk tercapainya tujuan manasik haji yang efektif dan efisien.

35Ibid, h. 22-23 36Ibid, h. 25-26

(20)

A. Pengorganisasian Bimbingan Manasik Haji a. Pentingnya Pengorganisasian

Proses pengorgnisasian yang menekankan pentingnya kesatuan dalam tindakan, dalam hal ini Al-Qur’an telah menyebutkan betapa pentingnya tindakan kesatuan yang utuh murni dan bulat dalam suatu kelompok kemasyarakatan. Firman Allah dalam surat Ash-Shaff ayat 4:

























Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang

dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.(Q.S 61 ayat 4)37

Dari ayat diatas dapat dipahami, Allah SWT sangat menegaskan akan pentingnya saling bekerja sama dalam kebaikan demi tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya serta saling tolong menolong dalam bentuk kerja sama.

b. Pengertian Pengorganisasian

Keberhasilan organisasi ditentukan oleh pengorganisasian yang

prinsipnya adalah pembagian kerja. Pengorganisasian berkaitan

dengan perencanaan, karena pengorganisasian harus

direncanakan. Pengorganisasian merupakan suatu proses yang dinamis untuk menentukan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan

37 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahanya (Bandung : CV

(21)

oleh sebuah lembaga. Lebih jelasnya dibawah ini akan disampaikan pengertian pengorganisasian dari beberapa pendapa tyaitu :

Menurut Melayu S. P Hasibuan pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan berbagai macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara reletif didelegasikan kepada setiap

individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.38

Sedangkan menurut G.R Terry pengorganisasian adalah proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujua-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer yang mempunyai

kekuasaan untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.39

Sondang P. Siagian pengorganisasian adalah keseluruhan

proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa, sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.40

Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah suatu proses penetapan kerja yang dilakukan oleh masing individu sesuai dengan keahliannya masing-masing, dengan membatasi tugas dan tanggung jawab sehingga

38 Melayu S.P Hasibuan, Op Cit, 118-119 39 G.R Terry, Log, Cit, h. 82

(22)

memungkinkan orang-orang dapat bekerja sama seefektif mungkin, demi tercapainya sebuah tujuan organisasi.

c. Langkah-langkah Pengorganisasian

Proses pengorganisasian adalah tahapan-tahapan atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan pengorganisasian, karena pada dasarnya suatu pekerjaan atau kegiatan akan terealisasi dengan baik apabila dilakukan sesuai dengan aturan dan prosedur yang benar dari pelaksanaan kegiatan tersebut.

Melayu S.P Hasibuan mengemukan beberapa langkah pengorganisasian yaitu :

1) Manajemen harus mengetahui, tujuan organisasi yang ingin dicapai apakah provit, motiv atau survice motif.

2) Penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, merumuskan dan menspesifikasikan kegiatan-kegaitan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.

3) Pengelompokkan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus

mengelompokkan kegiatan-kegiatan kedalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama dan disatukan kedalam satuan departemen atau satu bagian.

(23)

4) Pendelegasian wewenang artinya manajer harus menetapkan besarnya wewenang yang akan didelegasikan kepada setiap departemen.

5) Rentang kedali artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan pada setiap departemen.

6) Peranan perorangan manajer harus menetapkan dengan jelas tugas-tugas setiap individu karyawan, supaya tupang tindih tugas-tugas dapat terhindari.

7) Tipe organisasi artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang akan dipakai.

8) Struktur(organization chart/bagan organisasi), artinya manajer harus menetapkan struktur organisasi yang bagaimana akan dipergunakan, apa struktur organisasi itu segi tiga vertical, segi tiga horizontal, berbentuk lingkaran, berbentuk setengah lingkaran, berbentuk kerucut vertical/horizontal, ataukah berbentuk oval.41

Sedangkan menurut ismail solihin langkah-langkah

pengorganisasian terdiri dari lima kegiatan utama. Kelima langkah tersebut adalah sebagai berikut :

1) Membagi seluruh beban kerja menjadi tugas-tugas yang secara logis dapat dikerjakan oleh individu-individu maupun kelompok dalam suatu organisasi perusahaan. Kegiatan pembagian kerja ini disebut sebagai division of work

(24)

2) Mengelompokkan tugas-tugas dan juga sumber daya manusia yang memiliki kesamaan rumpun tugas dalam suatu kelompok. Proses pengelompokkan tugas-tugas yang memilki kesamaan rumpun tugas ini disebut sebagai proses departementalisasi (departementalization)

3) Mengembangkan hirarki organisasi yang akan mengatur

pertanggung jawaban masing-masing jenjang manajemen yang terlibat didalam organisasi. Dalam hal ini jenjang manajemen yang lebih rendah berkewajiban memberikan pertanggungjawaban kepada jenjang yang lebih tinggi.

4) Melakukan pengisian jabatan-jabatab yang ada dengan sumber daya manusia yang sesuai dengan persyaratan jabatan yang diperlukan oleh suatu jabatan.

5) Kegiatan pengkoordinasian mencakup berbagai aktivitas untuk memadukan berbagai tugas yang berada pada masing-masing departemen agar keseluruhan kegiatan yang dilakukan terintegrasi

dan mengarah kepada pencapaian tujuan perusahaan.42

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa langkah pengorganisasian merupakan proses pengelompokkan orang yang akan melakukan pekerjaan, batas wewenang dan jalinan koordinasi antara bagian yang pada dasarnya langkah-langkah pengorganisasian membawa organisasi kearah pencapaian tujuan.

Dalam pelaksanaan bimbingan ibadah haji, pembimbingan calon jama’ah haji dan orang-orang yang terkait juga harus mengetahui

(25)

merumuskan, mengelompokkan, mendelegasikan wewenang dan pembimbing juga harus menetapkan struktur organisasi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan.

Pengorganisasian bimbingan yang baik akan mewujudkan pelaksanaan bimbingan yang teratur dan terukur hasilnya. Kriteria sumber daya KBIH adalah sebagai berikut :

1) Ahli dibidangnya dan berpengalaman, dibuktikan dengan pengakuan dan sertifikasi.

2) Berakhlakul karimah

3) Memiliki visi dan misi pengabdian

Ketenagaan (sumber daya manusia) sebagai berikut : 1) Pengurus terdiri dari:

a) Pimpinan (ketua, sekretariat dan bendahara)

b) Staf sesuai dengan bidang yang dibutuhkan minimal: (1) Bidang tata usaha

(2) Bidang informasi

(3) Bidang pengajaran dan pembimbing (4) Bidang perlengkapan/sarana dan prasarana 2) Pembimbing sesuai dengan kebutuhan minimal:

a) Pembimbing manasik b) Pembimbing kesehatan c) Pembimbing travelling

(26)

d) Pembimbing lapangan (pendamping di Arab Saudi)43

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian manasik haji merupakan suatu proses penetapan kerja, pembagian kelompok serta pendelegasian wewenang dan dapat membatasi tugas-tugas, orang-orang sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja sama agar tujuan manasik haji tercapai seefektif mungkin.

B. Penggerakan Bimbingan manasik Haji a. Pentingnya Penggerakan

Penggerakan merupakan fungsi yang terpenting dan paling pokok dalam proses manajemen, bagaimanapun baiknya suatu rencana, tertibnya pengorganisasian, serta tersedianya sumber daya untuk dimanfaatkan, tetapi tanpa adanya fungsi penggerakan maka semua akan menjadi sia-sia. Sebab penggerakan ini bagaikan pimpinan dapat menggerakan orang-orang bawahanya agar mau bekerja untuk menjalankan rencana yang telah tersusun sebelumnya. Allah SWT berfirman dalam Surat At-Taubah ayat 105 :



































Artinya : dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan

Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.(Q.S 9 ayat 105)44

43Kementrian RI, Petunjuk Teknis Pengorganisasian Kelompok Bimbingan Ibadah

Haji(KBIH), (Jakarta : Dirjen Bimas Islam, 2004), h. 7-8

(27)

b. Pengertian penggerakan

Apabila perencanaan organisasi dan personalia sudah ada, maka fungsi penggerakan dapat dilaksanakan. Penggerakan berarti bagaimana manajer dapat membimbing, memberikan petunjuk, instruksi dan motivasi kepada anggota agar mereka bekerja sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Untuk mengemukakan defenisi penggerakan, berikut ini akan dikemukan dari beberapa pendapat yaitu :

Menurut Jawahir Thantowi berpendapat bahwa penggerakan adalah posisi penting, dimana pimpinan selalu memberi jalan, petunjuk, serta memberi ilmu pengetahuan demi tercapainya tujuan

yang sebenarnya.45 Sedangkan penggerakan menurut Sondang P.

Siagian adalah keseluruhan proses usaha, cara atau untuk mendorong

seluruh anggota bekerja dengan sebaik-baiknya supaya tercapai tujuan

organisasi secara efektif dan efisien.46Menurut G.R Terry yang dikutip

oleh Melayu S.P Hasibuan mengatakan penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan

usaha-usaha pengorganisasian.47

Jadi dapat disimpulkan bahwa penggerakan adalah pemberian motivasi dan menjalin komunikasi kepada anggota organisasi agar

45

Jawahir Thantowi, Unsur-unsur manajemen menurut ajaran Al-qur’an, (Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1983), h. 75

46 Sondang P. Siagian, Op. Cit h. 128 47 Melayu S. P Hasibuan, Op.Cit, h. 183

(28)

bekerjasama dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

c. Langkah-langkah penggerakan

Dalam proses penggerakan sangat diperlukan langkah-langkah yang diperhatikan oleh manajer/pemimpin agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Menurut Rosyad Shaleh langkah-langkah penggerakan adalah sebagai berikut:

1) Pemberian motivasi, merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh pimpinan dakwah dalam rangka penggerakan dakwah, motivasi merupakan pelaku dan pelaksana dakwah dengan tulus dan ikhlas.

2) Pembimbingan, merupakan tindakan pimpinan yang dapat menjamin terlaksananya tugas-tugas sesuai dengan rencana sebelumnya.

3) Penjalinan hubungan, dalam rangka membina hubungan yang baik untuk membangkitkan semangat kerja serta pengabdian yang dapat dilakukan dengan cara:

a) Mengikut sertakan dalam pengambilan keputusan b) Pemberian informasi yang lengkap

c) Pemberian reward atau penghargaan terhadap keberhasilan anggota

d) Suasana yang nyaman

(29)

f) Pendelegasian wewenang

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa dalam melaksanakan kegiatan sangat diperlukan langkah penggerakan yang dilakukan untuk memberikan motivasi kepada seluruh anggota, memberikan bimbingan serta menjaga hubungan yang baik.

Dalam penggerakan diperlukan adanya pemikiran motivasi bagi orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji tersebut agar tidak merasa terpaksa dalam melaksanakan pekerjaannya, memberikan pengarahan yang berbentuk pembimbingan, pemberian petunjuk dan instruksi kepada anggota/bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

Penting bagi panitia untuk menyusun secara rinci seluruh kebutuhan kegiatan dengan berkomunikasi secara intensif dengan instruktur. Pelaksanaan pembimbingan adalah sebagai berikut :

1) Pemerintah wilayah atau pusat.

2) Forum komunikasi KBIH masing-masing Wilayah. 3) Kerjasama antara beberapa pihak.

4) Pelaksana pelatihan bertanggung jawab terhadap hal-hal sebagai berikut:

a) Menyusun jadwal kegiatan

b) Memberi penjelasan kepada Nara sumber tentang gambaran umum seperti jumlah dan tingkat peserta, sasaran ceramah kegiatan dan menyampaikan saran-saran yang dipandang perlu.

(30)

c) Memperkenalkan Nara sumber kepada peserta.

d) Memantau aktivitas peserta dan Nara sumber dalam proses belajar mengajar.

e) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kakanwil Departemen Agama setempat dan bagi KBIH melaporkan kepada Forum Komunikasi KBIH setempat.

Pelaksana juga harus melakukan hal-hal sebagai berikut :

1) Mempersiapkan alat bantu latihan yang akan dipergunakan pelatihan.

2) Membantu Nara sumber dalam penggunaan alat bantu latihan.

3) Mengamankan alat bantu latihan setelah selesai dipergunakan.48

Instruktur dapat menjalankan tugas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan dikerjakan oleh orang-orang yang telah diberikan wewenang baik sebagai panitia maupun sebagai instruktur.Secara umum tugas instruktur adalah sebagai berikut :

a) Menyusun dan melaksanakan program bimbingan.

b) Koordinasi dengan petugas dalam rangka mengatasi maslah-masalah pada waktu sebelum dan sesudah pelaksanaan ibadah haji. c) Memberikan saran dan pertimbangan kepada jama’ah dalam

memperoleh gambaran tentang lanjutan proses ibadah haji. d) Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan haji.

e) Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan haji.

(31)

f) Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi bimbingan.

g) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan pelayanan haji dan mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi

melalui pelaksanaan kegiatannya untuk semua jama’ah.49

Jadi dapat disimpulkan bahwa penggerakan bimbingan manasik haji adalah Pelaksanaan atau penggerakan merupakan proses yang sangat penting, agar para pengurus tidak terpaksa dalam melakukan pekerjaan, dan sangat penting memberikan motivasi kepada pembimbing agar pelaksanaan ibadah haji berjalan lancar.

C. Pengawasan Bimbingan Manasik Haji a. Pentingnya pengawasan

Pengawasan merupakan langkah terakhir yang dilakukan dalam proses manajemen, dari pengawasan ini akan dilihat keberhasilan atau kegagalan pada sebuah lembaga, pengawasan merupakan faktor yang

penting keberadaannya, karena dengan adanya pengawasan

pelaksanaan kerja dapat diukur tingkat keberhasilannya. Allah pun berfirman dalam surat Al-Mujadalah Ayat 7 :























































49Kementrian Agama RI, Tugas, Fungsi dan Metodologi Pembimbing manasik Haji,

(32)











































Artinya : tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah

mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.(Q.S 58 Ayat :7)50

b. Pengertian Pengawasan

Seorang pemimpin dituntut memiliki kemampuan manajerial yang andal terutama yang menyangkut aspek pengawasan yang dimulai dari perencanaan yang matang, jika pengawasan tidak dilakukan maka kemungkinan akan terjadi penyimpangan antara rencana yang sudah ditetapkan dengan pelaksanaan.

Untuk mengemukakan defenisi pengawasan, berikut ini akan dikemukakan daribeberapapendapat yaitu :

Menurut G.R Terry pengawasan adalah sebagai proses untuk menetralisir apa yang akan dilaksanakan,mengevaluasi pelaksanaan dan bagaimana menerapkan tindakan-tindakan kolektif sedemikian

rupa sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana.51

50 Departemen Agama RI, Op.Cit h. 543

51 Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, (Jakarta

(33)

Sedangkan menurut Sondang P. Siagian pengawasan merupakan usaha yang sistemik untuk menjamin semua tindakan operasional yang diambil dalam organisasi benar-benar sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan sebelumnya.52

Menurut Robert J. Mockler yang dikutip oleh T. Hani Handoko bahwa pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah dilakukan

sebelumnya.53

Dari beberapa defenisi diatas dapat dipahami bahwa pengawasan merupakan faktor yang penting dalam memantau perkembangan sebuah organisasi dengan cara menetapkan standar kegiatan, melihat kembali rencana-rencana yang telah dikerjakan, serta memperhatikan sejauh mana tingkat keberhasilan dan kelemahan sebuah organisasi dengan membandingkan kegiatan nyata dengan standar tersebut.

c. Tipe-Tipe Pengawasan

Di dalam organisasi diperlukan bentuk-bentuk pengawasan yang dilaksanakan oleh manajer untuk mengetahui apakah pekerjaan yang dikerjakan dengan baik dan hasil-hasilnya sesuai yang dikehendaki. Adapun tipe-tipe pengawasan sebagai berikut :

52 Sondang P. Siagian, Op.Cit, h. 169 53 T. Hani Handoko, Op.Cit h. 360-361

(34)

1) Pengawasan langsung

Pengawasan langsung ialah pengawasan yang dilakukan sendiri secara oleh sorang manajer. Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah pekerjaan dikerjakan dengan benar dan hasil-hasilnya sesuai dengan yang dikehendaki.

2) Pengawasan tidak langsung

Pengawasan tidak langsung ialah pengawasan jarak jauh, artinya dengan melalui laporan yang diberikan oleh bawahan. Laporan ini dapat berupa lisan, atau tulisan tentang pelaksanaan dan hasil-hasil yang telah dicapai.

3) Pengawasan berdasarkan pengecualian

Pengawasan dengan pengecualian adalah pengawasan yang dikhususkan untuk kesalahan-kesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan.54

Dari berbagai tipe-tipe pengawasan di atas, pengawasan yang dilakukan ialah untuk kebaikan sebuah organisasi itu sendiri serta berguna untuk mengantisipasi hal-hal buruk yang mungkin saja terjadi.

Pengawasan merupakan suatu kegiatan untuk menentukan hasil standar yang ingin dicapai, mengukur pelaksanaan, membandingkan pelaksanaan dengan standar untuk menentukan penyimpangan dan menentukan tindakan perbaikan jika terdapat penyimpanan dalam

(35)

bimbingan ibadah haji agar pelaksanaan dan tujuan sesuai rencana yang telah ditetapkan.

a. Sistem pengendalian

Sistem pengendalian yang diatur dalam pola ini melalui pendekan built in control yang terdiri dari:

1) Setiap penangung jawab unit kerja dalam kepanitian menyusun agenda kegiatan yang dituangkan dalam formulir panitia kemudian disampingkan kepada atasanya.

2) Setiap pembimbing menyusun rencan/jadwal kegiatan yang dituangkan dalam formulir peserta pembimbing kemudian disampaikan kepada atasannya.

3) Peserta pembimbingan dapat menyampaikan kritik dan saran kepada panitia pelaksana KBIH atau kepala pejabat yang berwenang baik secara lisan atau tertulis.55

b. Evaluasi dan laporan

1) Prosedur evaluasi dan laporan

a) Pembimbing menyampaikan laporan pelaksanaan pembimbing calon jama’ah haji yang tidak tergabung dalam KBIH kepada panitia pelaksana setempat.

b) Laporan pelaksanaan pembmbingan yang diselenggarakan oleh panitia pelaksana dan pimpinan KBIH disampaikan kepada kepala kantor Departemen Agama dengan formulir.

(36)

2) Materi evaluasi dan laporan a) Laporan pembimbing

(1) Nama pembimbing (2) Data peserta (3) Materi bimbingan

(4) Hari dan tanggal pelaksana (5) Tempat bimbingan

(6) Pelaksana bimbingan

(7) Kedisiplinan peserta bimbingan (8) Penguasaan materi bimbingan (9) Usul dan saran

b) Laporan panitia pembimbing dan KBIH (1) Pembimbing

(2) Peserta

(3) Waktu pelaksanaan pembimbingan (4) Tempat pelaksanaan pembimbingan

(5) Kedisiplinan peserta pembimbingan dan pembimbing

(6) Penguasaan materi pembimbingan bagi peserta

pembimbing

(7) Penguasaan materi pembimbing (8) Biaya pelaksanaan pembimbing (9) Usul dan saran

(37)

(1) Evaluasi

Evalusi pembimbing dilaksanakan pada akhir

pembingan baik perorangan kelompok dan masal.

(a) Pelaksanaan evluasi pembimbingan dilaksanakan pada akhir pembimbingan sebagai upaya mendapatkan informasi tentang pelaksanaan pembimbingan.

(b) Materi evaluasi disesuaikan dengan bentuk dan jenis pembimbingan. Materi evaluasi kelompok meliputi: 1) Hukum manasik

2) Tata cara pelaksanaan manasik 3) Tata cara perjalanan

4) Pelaksanaan pembimbingan yang meliputi materi, metode, pelaksanaan, sarana dan prasarana

5) Pencapaian tujuan dan target pembimbingan. (2) Pelaporan

(a) Laporan pembimbing

Laporan pembimbing perorangan dan kelompok dibuat setiap selesai pelaksanaan pembimbingan dan

disampaikan seluruhnya saat pelaksanaan

pembimbingan yang terakhir kepada pnitia pelaksana. Laporan panitia pembimbing

Panitia pelaksana dan pimpinan KBIH

(38)

setelah selesai pelaksanaan pembimbingan, telah diterima oleh kepala kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pengawasan harus dilaksanakan dalam setiap pelaksanaan manasik haji, baik itu pengawasan dari dalam maupun dari luar, agar manajer/pimpinan mengetahui titik kemajuan dan kelemahan dari organisasi yang dipimpinya sehingga pimpinan peka terhadap kelemahan-kelemahan yang terjadi pada setiap pelaksanaan manasik haji untuk itu diperlukan pengawasan, agar pemimpin dapat memperbaiki jika ada kesalahan dengan cara melakukan pengendalian secara langsung dan tidak langsung.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian Pen Hendri pada tahun 2011 dengan judul Manajemen kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di mesjid Mutathahhirin Kota Padang lokasi pelenelitian yaitu Jln. Rawang No. 9 kel. Kampung Jawa kec. Padang barat.

Gusmeri pada tahun 2014 dengan judul Manjaemen Bimbingan Manasik Haji pada Kelompok Bimbingan Ibadah haji (KBIH) Al-Mabrur Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Provinsi Sumatera Barat. Lokasi penelitian yaitu Jln. Rasuna Said No. 71 B. Kota Padang.

Amrizal pada tahun 2012 dengan judul Manajemen Bimbingan Ibadah haji (KBIH) An-Nur Solok, lokasi Air Mati Kec. Tanjung Harapan Kota solok.

(39)

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian yang penulis lakukan sama dengan yang dilakukan oleh Gusmeri, akan tetapi perbedaannya lokasi penelitiannya.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dilihat dari penggunaan tanda baca titik (.) seperti yang dijelaskan oleh Wijana (1996: 32) sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pada data tuturan menegaskan di

[BT+BM:(1+1)x(3x60”)] eLearning: idea.telkomuniversity.ac.id 6 Mampu menjelaskan tentang pelabuhan • Ketepatan menjelaskan pelabuhan • Ketepatan menjelaskan tipe pelabuhan

Perpindahan panas akibat aliran fluida yang terjadi di luar pipa dianalisa berdasarkan analisa perpindahan panas secara konveksi yang melewati susunan tube.Besarnya

Dalam studi manajemen, kehadiran konflik pendidikan tidak bisa terlepas dari permasalahan keseharian yang dirasakan oleh pengelola lembaga pendidikan. Konflik tersebut

Lain halnya dengan pola asuh otoriter, pada pola asuh permisif lebih bersifat bebas dan terbuka. Anak diberikan kebebasan untuk memilih apapun yang disukai dan diinginkannya,

Lampu-lampu tersebut memberikan manfaat yang berbeda bagi Harry, Joni, and Endang , berdasarkan perbedaan dalam preferensi mereka terhadap jalan yang diterangi lampu tersebut,

– Tipe untuk Bilangan Riil: float, double, long double Tipe untuk Bilangan Riil: float, double, long double – Presisi dan kisaran Presisi dan kisaran. » terlalu kecil, ada

Analisis data demografi dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, yaitu Crosstabs untuk membandingkan data demografi responden (jenis kelamin, usia,suku, pekerjaan,