• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENEMPATAN DAN PELATIHAN DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENEMPATAN DAN PELATIHAN DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN MALANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Penempatan dan … Yatima El Isma 71

HUBUNGAN PENEMPATAN DAN PELATIHAN DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO)

DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN MALANG

Yatima El Isma

Universitas Widyagama Malang

Abstrak:Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penempatan dengan prestasi kerja karyawan, untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pelatihan dengan prestasi kerja karyawan, dan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penempatan dan pelatihan dengan prestasi kerja karyawan. Hipotesis penelitian ini adalah: (1) ada hubungan yang signifikan antara penempatan dengan prestasi kerja karyawan, (2) ada hubungan yang signifikan antara pelatihan dengan prestasi kerja karyawan, dan (3) ada hubungan yang signifikan antara penempatan dan pelatihan dengan prestasi kerja karyawan. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: ada hubungan positif yang signifikan (p = 0,00 < 0,05) antara pelatihan dan prestasi kerja dengan r = 0,610. Selanjutnya ada hubungan positif yang signifikan (p = 0,00 < 0,05) antara pelatihan dan prestasi kerja dengan r = 0,610. Kemudian dan Ada hubungan positif yang signifikan (p = 0,00 < 0,05) antara penempatan dan pelatihan dengan prestasi kerja. Nilai determinan yang diperoleh adalah Rsquare (R2) = 0,452 dengan demikian dapat disimpulkan penempatan dan pelatihan mampu menjelaskan prestasi kerja sebesar 45,2%.

Kata Kunci: Penempatan, Pelatihan, Prestasi Kerja

Menurut Jewell (1998:207) kinerja merupakan faktor terpenting dalam perusahaan, jika karyawan tidak melakukan pekerjaanya dengan baik maka perusahaan tersebut akan mengalami kegagalan. Kinerja juga sering disebut unjuk kerja atau disebut dengan prestasi kerja. Melihat begitu pentingnya prestasi kerja bagi pencapaian tujuan perusahaan maka perusahaan bersedia melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan. Peningkatan prestasi kerja karyawan dapat diawali dengan adanya penempatan kerja yang sesuai dengan persyaratan jabatan dan pemberian pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka meningkatkan motivasi, pengetahuan dan keterampilan karyawan.

Schuler dan Jackson (1997:276) mengemukakan penempatan (placement) berkaitan dengan pencocokan seorang dengan jabatan yang akan dipegangnya, berdasarkan pada kebutuhan jabatan dan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, preferensi dan kepribadian karyawan. Penempatan karyawan pada posisi yang tepat merupakan suatu hal yang perlu dikaji karena erat hubunganya dengan prestasi kerja dalam memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan. Hal ini didukung oleh pendapat Hasibuan (2000:17) bahwa penempatan karyawan yang tepat merupakan salah satu kunci untuk memperoleh prestasi kerja yang optimal dari setiap karyawan, baik kreativitasnya dan prakarsanya akan berkembang.

(2)

72 Hubungan Penempatan dan … Yatima El Isma

Perusahaan dalam melaksanakan penempatan karyawan sebaiknya sesuai dengan ungkapan the right man in the right place and the right man on the right job. Begitu juga dengan pelatihan, Gomes (2001:197) mengemukakan bahwa pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya atau suatu pekerjaan yang ada kaitanya dengan pekerjaannya. Alferd Latoine (dalam Saksono 1997:78) mengemukakan bahwa para pegawai dapat berkembang lebih pesat dan lebih baik serta bekerja lebih efisien apabila sebelum bekerja mereka menerima latihan dibawah bimbingan dan pengawasan seorang instruktur ahli. Bagi karyawan yang pernah mengikuti pendidikan dan kejuruan atau bidang disiplin ilmu tertentu, itupun masih harus mengalami penyesuaian dengan situasi konkrit yang ada dalam perusahaan, sehingga perlu adanya latihan tambahan agar mampu beradaptasi dengan tugas-tugas yang ada dalam perusahaan. Dengan demikian tahun-tahun terakhir ini pelatihan merupakan budaya yang mengalami kemajuan pesat, misalnya perkembangan topik pelatihan, penggunaan teknologi sebagai alat kelengkapan pelatihan dan makin meningkatnya keanekaragaman rancangan yang digunakan.

Fakta di beberapa perusahaan mengemukakan banyak kasus yang terjadi mengenai pengambilan keputusan penempatan dan pelatihan. Perusahaan kadang tidak memperhatikan faktor-faktor penempatan karyawan melainkan mereka berpikir bahwa jika perusahaan membutuhkan karyawan dan ada tempat yang lowong maka perusahaan merekrut begitu saja tanpa memperhatikan faktor-faktor yang dijadikan bahan pertimbangan untuk penempatan nantinya, hal ini akan menyebabkan perusahaan harus menyediakan pelatihan yang maksimal. Ada juga perusahaan besar yang mempunyai berbagai macam pekerjaan, membutuhkan keterampilan rendah dan omzetnya tinggi tidak memerlukan pengalaman karyawan asal karyawan mempunyai kemampuan dasar maka karyawan tersebut bisa ditempatkan pada suatu jabatan. Hal ini juga kurang memperhatikan potensi yang ada di karyawan tersebut karena terdesak dengan target yang direncanakan.

Kasus lainnya karena ada unsur nepotisme dimana perekrutan terjadi karena adanya hubungan keluarga tanpa melihat bagaimana kemampuan yang dimiliki karyawan tersebut sebagai kriteria penempatan. Begitu juga dengan pelatihan jarang perusahaan yang memberikan pelatihan secara sistematis, banyak perusahaan yang memberikan pelatihan hanya untuk mengaplikasikan program yang sudah ditetapkan diawal, bukan berdasarkan kenyataan yang ada. Kasus lain kadang perusahaan tidak mempersiapkan pelatihan dengan rencana yang baik sehingga mengakibatkan dana pelatihan yang disediakan tidak efektif atau terjadi pemborosan.

Fakta-fakta ini akan mempengaruhi prestasi kerja karyawan dan akan berakibat pada produktivitas perusahaan. Hal tersebut didukung dengan penelitian (Damayanti, 2004) bahwa penempatan karyawan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel prestasi kerja karyawan dengan t hitung sebesar 9,011 dan signifikan t > 0,05. kontribusi variabel penempatan terhadap prestasi kerja mencapai 57,9% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya, misalnya pelatihan. Terbukti juga dengan penelitian (Suprayitno, 2005) membuktikan bahwa variabel pelatihan memberikan kontribusi terhadap prestasi kerja yaitu 77,8%. Didukung

(3)

Hubungan Penempatan dan … Yatima El Isma 73 juga dengan pandangan para eksekutif puncak di Amerika Serikat, berdasarkan jejak pendapat yang dilakukan oleh DYG, Inc. pada bulan April 1994, 66% dari eksekutif puncak mengatakan bahwa pelatihan merupakan fungsi yang sangat penting dan kurang dari 5% yang mengatakan tidak penting. Kemudian lebih dari 80% eksekutif puncak beranggapan bahwa pelatihan merupakan penentu keberhasilan dalam menggaet pelanggan, daya saing, efektivitas kelompok kerja/gugus tugas dan pengembangan sumber daya manusia (Efendi, 2002:173). Dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa penempatan dan pelatihan mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi kerja karyawan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada hubungan antara penempatan dengan prestasi kerja karyawan? 2. Apakah ada hubungan antara pelatihan dengan prestasi kerja karyawan? 3. Apakah ada hubungan antara penempatan dan pelatihan dengan prestasi kerja

karyawan?

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penempatan dengan prestasi kerja karyawan

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pelatihan dengan prestasi kerja karyawan

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penempatan dan pelatihan dengan prestasi kerja karyawan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan yang signifikan antara penempatan dengan prestasi kerja karyawan

2. Ada hubungan yang signifikan antara pelatihan dengan prestasi kerja karyawan

3. Ada hubungan yang signifikan antara penempatan dan pelatihan dengan prestasi kerja karyawan

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan statistik Pada pendekatan kuantitatif dilakukan skoring/penilaian atas respon yang telah diperoleh dari responden.

Rancangan penelitian ini merupakan rancangan penelitian korelasional yaitu mendeteksi sejauh mana variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien kerelasi (Suryabrata, 1998:24)

Pada penelitian ini variabel-variabel yang akan diteliti adalah: 1. Variabel bebas: a. Penempatan

b. Pelatihan 2. Variabel terikat: Prestasi kerja

(4)

74 Hubungan Penempatan dan … Yatima El Isma

Penempatan adalah proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada karyawan yang telah lulus seleksi untuk dilaksanakan berdasarkan job description dan job

spesification dengan kriteria pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan ciri-ciri

lain karyawan tersebut. Penempatan dapat diukur dengan menggunakan skala penempatan yang disusun berdasarkan kriteria penempatan dari Bernadin dan Russel (1993) yakni pengetahuan, keterampilan, dan ciri-ciri lain karyawan.

Pelatihan adalah suatu kegiatan sistematis yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap individu untuk mencapai kinerja yang efektif dalam mejalankan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Pelatihan dapat diukur dengan menggunakan skala pelatihan yang disusun berdasarkan sistem pelatihan yang terdiri dari tujuan pelatihan, kemampuan pelatih, bahan pelatihan, metode dan peserta dari Munandar (dalam As’ad 1978). Ini dilengkapi berdasarkan prinsip pembelajaran dari Werther dan Davis (1996).

Prestasi kerja merupakan hasil dari sesuatu yang dikerjakan oleh seorang karyawan berdasarkan fungsi jabatan dan kontribusinya bagi organisasi dalam kurun waktu tertentu. Prestasi kerja karyawan dapat diukur dengan menggunakan skala prestasi kerja yang disusun berdasarkan kriteria penilaian prestasi kerja yakni kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas, kebutuhan pengawasan dan interpersonal impor dari Bernadin dan Russel (1993)

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang yang berkantor di Jl. Basuki Rahmat No.100 Malang. Sampel penelitian ini adalah 42% dari populasi, yakni berjumlah 65 yang perwakilan dari masing-masing bagian. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arikunto (2002:112) jika jumlah seluruh karyawan besar atau lebih dari 100 maka dapat di ambil 25% atau lebih. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dengan tehnik proporsional random sampling dengan pertimbangan jumlah masing-masing karyawan tidak sama. Dengan demikian kesimpulan pada penelitian ini bersifat representatif. Berikut data populasi dan sampel penelitian:

Instrumen

Kegiatan penelitian prinsipnya adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik untuk mengukur variabel penelitian. Alat ukur penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Penelitian ini manggunakan instrumen berupa skala. Dengan skala dijadikan alat ukur dapat dengan mudah mengungkap indikator yang hendak diukur dengan stimulus berupa pernyataan tanpa disadari oleh responden yang bersangkutan karena jawaban yang diberikan responden bersifat refleksi (Azwar, 2003:5). Penelitian ini menggunakan jenis skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur penempatan, pelatihan dan prestasi kerja karyawan, terdiri dari 4 pilihan jawaban yang menggunakan SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju).

Analisis Data

1. Langkah-Langkah Analisis Data

Data penelitian yang telah diperoleh dari penelitian ini kemudian dianalisis sebagai upaya untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesa penelitian yang

(5)

Hubungan Penempatan dan … Yatima El Isma 75 telah dirumuskan. Sebelum melaksanakan analisis data perlu dipersiapkan terlebih dahulu tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Editing, pada langkah ini dilakukan dengan pemerikasaan terhadap setiap instrumen, apakah telah terisi sesuai dengan petunjuk yang diberikan sebelumnya. Jika terdapat instrumen yang tidak sesuai dengan petunjuk pengisian atau tidak relevan jawabannya, maka instrumen tersebut tidak diikutsertakan dalam analisis data

b. Skoring, setelah data diperiksa langkah selanjutnya adalah memberikan nilai terhadap hasil skala yang diikutsertakan dalam penelitian dengan ketentuan penyekoran sebelumnya

c. Tabulasi data, skor dan nilai yang diperoleh dimasukkan dalam suatu tabel tabulasi sesuai dengan banyaknya instrumen yang diteliti

d. Analis data, data yang sudah di masukkan dalam tabel tabulasi akan dianalisis sesuai dengan pendekatan yang ditentukan

2. Teknik analisis data merupakan langkah yang digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai penempatan, pelatihan dan prestasi kerja pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang. Tehnik analisa data ini terdiri dari analisa deskriptif, analisa korelasi dan analisa regresi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Deskriptif

Tabel 1 Klasifikasi Penempatan

Skor penempatan Klasifikasi Frekwensi prosentase

78< Sesuai 11 17%

66-77 Cukup sesuai 45 69,2%

<65 Tidak sesuai 9 13,8%

total 65 100 %

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa taraf kesesuian penempatan pada karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang dalam klasifikasi sesuai sebanyak 11 orang (17%), klasifikasi cukup 45 orang (69,2%) dan klasifikasi tidak sesuai sebanyak 9 orang (13,8%). Ini berarti secara umum penempatan karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang terletak pada klasifikasi cukup sesuai. Dengan demikian terdapat kecukup kesesuaian penempatan di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang.

Tabel 2 Klasifikasi Pelatihan

Skor penempatan Klasifikasi Frekwensi prosentase

104< Baik 6 9,2%

83-103 Cukup 49 75,4%

< 82 Tidak baik 10 15,4%

Total 65 100 %

(6)

76 Hubungan Penempatan dan … Yatima El Isma

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa pelaksanaan pelatihan pada karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang yang menyatakan dalam klasifikasi baik sebanyak 6 orang (9,2%), klasifikasi cukup 49 orang (75,4%) dan klasifikasi tidak sesuai sebanyak 10 orang (15,4%). Ini berarti secara umum pelaksanaan pelatihan pada karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang terletak pada klasifikasi cukup baik. Dengan demikian pelaksanaan pelatihan di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang cukup baik.

Tabel 3 Klasifikasi Prestasi Kerja

Skor penempatan Klasifikasi Frekwensi prosentase

97< Tinggi 9 13,8%

82-96 Sedang 49 75,4%

< 81 Rendah 7 10,8%

Total 65 100 %

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang yang memiliki tingkat prestasi kerja dalam klasifikasi tinggi sebanyak 9 orang (13,8%), klasifikasi cukup 49 orang (75,4%) dan klasifikasi rendah sebanyak 7 orang (10,8%). Ini berarti secara umum karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang memiliki tingkat prestasi kerja pada klasifikasi sedang.

Pengujian Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan penempatan dan pelatihan dengan prestasi kerja pada karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang. Hipotesis pertama pada penelitian ini adalah: Ada hubungan antara penempatan dengan prestasi kerja. Hipotesis kedua pada penelitian ini adalah: Ada hubungan antara pelatihan dengan prestasi kerja. Hipotesis ketiga pada penelitian ini adalah: ada hubungan antara penempatan dan pelatihan dengan prestasi kerja.

1. Hipotesis Pertama

Tabel 4 Korelasi antara Penempatan dan Prestasi Kerja X1 Y Penempatan Korelasi (r) Probabilitas (p) Prestasi Kerja 0,632 0,00

Sumber: Data Primer Diolah

Hasil penghitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan tehnik analisis korelasi dapat dilihat pada tabel 4. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui ada hubungan positif yang signifikan (p = 0,00 < 0,05) antara penempatan dan prestasi kerja dengan r = 0,632.

(7)

Hubungan Penempatan dan … Yatima El Isma 77 Tanda korelasi yang positif menunjukkan bahwa jika penempatan yang dirasakan karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang sesuai maka akan diikuti tingkat prestasi kerja yang tinggi. Sebaliknya jika penempatan yang dirasakan karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang tidak sesuai maka tingkat prestasi kerja karyawan akan mengalami penurunan.

2. Hipotesis Kedua

Tabel 5 Korelasi antara Pelatihan dan Prestasi Kerja X2 Y Pelatihan Korelasi (r) Probabilitas (p) Prestasi Kerja 0,610 0,00

Sumber: Data Primer Diolah

Hasil penghitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan tehnik analisis korelasi dapat dilihat pada tabel 5. Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui ada hubungan positif yang signifikan (p = 0,00 < 0,05) antara pelatihan dan prestasi kerja dengan r = 0,610.

Tanda korelasi yang positif menunjukkan bahwa jika pelaksanaan pelatihan yang diberikan pada karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang baik maka prestasi kerja karyawan akan mengalami peningkatan. Sebaliknya jika pelaksanaan pelatihan yang diberikan pada karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang tidak baik maka prestasi kerja karyawan akan mengalami penurunan.

3. Hipotesis Ketiga

Tabel 6 Regresi Penempatan dan Pelatihan dengan Prestasi Kerja X 1&2 Y Penempatan dan Pelatihan Regresi (R2) Probabilitas (p) Prestasi Kerja 0,452 0,00

Sumber: Data Primer Diolah

Hasil penghitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan tehnik analisis regresi dapat dilihat pada tabel 6. Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa Ada hubungan positif yang signifikan (p = 0,00 < 0,05) antara penempatan dan pelatihan dengan prestasi kerja. Nilai determinan yang diperoleh adalah Rsquare (R2) = 0,452 dengan demikian dapat disimpulkan penempatan dan pelatihan mampu menjelaskan prestasi kerja sebesar 45,2%.

Tanda positif menunjukkan bahwa jika penempatan yang dirasakan karyawan sesuai dan mendapatkan pelatihan yang baik dari pihak PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang maka tingkat prestasi kerja akan mengalami peningkatan. Sebaliknya jika penempatan yang dirasakan karyawan

(8)

78 Hubungan Penempatan dan … Yatima El Isma

tidak sesuai dan tidak mendapatkan pelatihan yang baik dari pihak PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang maka tingkat prestasi kerja karyawan akan mengalami penurunan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan Penempatan dengan Prestasi Kerja Karyawan

Penempatan memiliki peran dalam peningkatan prestasi kerja karyawan, hal ini dapat dilihat dari tingkat hubungan antara penempatan dengan prestasi kerja dengan koefisien korelasi r = 0,632 dengan p = 0,00. Penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya (Damayanti, 2004) bahwa penempatan karyawan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel prestasi kerja karyawan dengan t hitung sebesar 9,011 dan signifikan t > 0,05. kontribusi variabel penempatan terhadap prestasi kerja mencapai 57,9%. Penelitian ini juga memperkuat pendapat Hasibuan (2000:17) bahwa penempatan karyawan yang tepat merupakan salah satu kunci untuk memperoleh prestasi kerja yang optimal dari setiap karyawan, baik kreativitasnya dan prakarsanya akan berkembang Dengan demikian kesesuaian penempatan sebaiknya perlu mendapatkan perhatian dari pihak PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang. Penempatan merupakan proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada karyawan yang telah lulus seleksi untuk dilaksanakan berdasarkan job description dan job

spesification dengan kriteria pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan ciri-ciri

lain karyawan tersebut. Dengan demikian prosedur penempatan karyawan sebaiknya dilaksanakan dengan baik yaitu dengan memperhatikan job description dan job spesification juga beberapa kriteria. PT. PLN (Persero) sudah melaksanakan hal ini terbukti dengan adanya job description atau uraian tugas tertulis.

Berdasarkan pengklasifikasian yang dilakukan pada skala penempatan diketahui bahwa dari 65 responden, sebanyak 11 orang dengan prosentase 17% yang merasakan penempatan dalam klasifikasi baik, sebanyak 45 orang dengan prosentase 69,2% merasakan penempatan dalam klasifikasi cukup sesuai dan 9 orang dengan prosentase 13,8% dalam klasifikasi tidak sesuai. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa penempatan yang dirasakan karyawan sebagaian terletak pada klasifikasi cukup sesuai.

Hubungan Pelatihan dengan Prestasi Kerja Karyawan

Berdasarkan hasil pengklasifikasian yang dilakukan 49 orang dengan prosentase 75,4% menyatakan pelaksanaan pelatihan dalam klasifikasi cukup baik. Hal ini dikarenakan adanya upaya PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang terhadap karyawan sebagai berikut: Satu, PT. PLN menyeleksi peserta yang akan diikutkan pelatihan. Karyawan yang akan mengikuti program pelatihan harus melewati seleksi administrasi dari pihak atasan karyawan yang bersangkutan dan bagian sumber daya manusia sebagai bagian yang mengkoordinir hal-hal yang terkait dengan program pelatihan.

Kedua, PT. PLN memperhatikan kualitas instruktur pelatihan, hal ini ditunjukkan

(9)

Hubungan Penempatan dan … Yatima El Isma 79 berarti instruktur pelatihan mempunyai pengetahuan yang memadai tentang perusahaan dimana peserta bekerja, mengetahui permasalahan atau kebutuhan peserta, mengenai materi yang menjadi tanggung jawabnya (Siagian,1987:189). Namun hal ini bukan berarti pelaksanaan pelatihan sudah dikatakan baik. Kenyataannya banyak karyawan yang menyatakan pelaksanaan pelatihan dalam klasifikasi cukup baik. Hal ini disebabkan karena beberapa karyawan menganggap metode pelatihan yang digunakan kurang sesuai dengan jenis pelatihan yang diberikan, pelatih kurang efektif dalam menyampaikan materi dan dalam berinteraksi. Hal ini mungkin saja terjadi karena adanya perbedaan individu.

Hubungan Penempatan dan Pelatihan dengan Prestasi Kerja Karyawan

Penempatan dan pelatihan yang terletak pada klasifikasi cukup berdampak pula pada klasifikasi tingkat prestasi kerja karyawan yang pada umumnya berada pada klasifikasi sedang. Hal ini dikuatkan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa prestasi kerja karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang pada klasifikasi tinggi sebanyak 9 orang dengan prosentase 13,8%, pada klasifikasi tingkat prestasi kerja sedang sebanyak 49 orang dengan prosentase 75,4% dan pada klasifikasi tingkat prestasi kerja rendah 7 orang dengan prosentase 10,8%.

Tingkat prestasi kerja karyawan yang pada umumnya berada pada tingkat sedang menunjukkan penempatan yang dirasakan karyawan tidak sesuai dengan minatnya, karena latar pendidikan yang pada umumnya dimiliki karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang berpeluang bisa diterapkan pada PT. PLN (Persero). Namun pada kenyataannya pekerjaan yang dilakukan karyawan PT. PLN berbeda dengan apa yang mereka dapatkan selama di sekolah kejuruan, akibatnya menuntut PT. PLN untuk memberikan pelatihan. Dengan adanya pelatihan diharapkan karyawan mampu beradaptasi dan melaksanakan pekerjaan dengan baik. Dengan demikian jelas bahwa penempatan yang sesuai dan pelaksanaan pelatihan yang baik akan meningkatkan prestasi kerja karyawan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian bahwa nilai determinan yang diperoleh adalah Rsquare (R2) = 0,452. Ini berarti dapat disimpulkan bahwa penempatan dan pelatihan mampu menjelaskan prestasi kerja sebesar 45,2%.

Dengan mengetahui penempatan dan pelatihan mampu menjelaskan prestasi kerja sebesar 45,2%, berarti ada faktor lain yang juga berperan dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan seperti motivasi karyawan. Bila kenyataannya prosedur penempatan dan pelatihan sudah baik tetapi tidak didukung dengan motivasi karyawan dalam bekerja, maka prestasi kerja karyawan tidak akan mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Tifin dan Mc. Cormick (1965:70) bahwa prestasi kerja dipegaruhi oleh faktor individu yakni salah satunya motivasi. Hal ini juga didukung dengan Mairer (dalam As’ad, 1978:33), Ia menggambarkan produktivitas kerja di peroleh dari hasil kali aptitude (kecakapan dan dasar/bakat),

training (latihan kerja), motif (dorongan) dan dikurangi dengan fatigue (kelelahan).

Dengan demikian motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut menentukan produktivitas. Dalam hal ini produktivitas adalah bentuk dari prestasi kerja karyawan. Senada dengan Anorogo dan Widiayanti (1993:65) yang menyatakan bahwa suatu pekerjaan dalam hubungannya dengan pencapaian

(10)

80 Hubungan Penempatan dan … Yatima El Isma

hasil/prestasi akan sangat dipengaruhi sekali oleh motivasi yang mendasari manusia untuk melakukan suatu pekerjaan.

SIMPULAN

Dari penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penempatan dengan prestasi kerja karyawan.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pelatihan dengan prestasi kerja karyawan.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penempatan dan pelatihan dengan prestasi kerja karyawan.

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:

1. PT. PLN diharapkan perlu memperhatikan kriteria lain dalam pelaksanaan penempatan seperti faktor kepribadian yang mendukung pekerjaannya karena akan menentukan minat tidaknya karyawan terhadap pekerjaan yang diberikan. 2. Pada pelaksanaan pelatihan diharapkan juga memperhatikan perbedaan individu

peserta yakni karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang, supaya peserta merasa nyaman. Selain itu diharapkan manajemen pelatihan memperhatikan prinsip psikologi mengenai belajar agar pelatihan yang diberikan mempunyai arti terhadap pekerjaanya.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti pada topik yang sama, diharapkan mampu mengembangkan instrumen penempatan dengan memperhatikan item-item agar dapat mengukur kesesuaian penempatan dengan tepat.

DAFTAR RUJUKAN

Alhusin, Syahkri. 2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan Menggunakan SPSS 10

For Windows. Yogyakarta; Graha Ilmu.

Anorogo, Panji & Widiyanti. 1993. Psikologi dalam Perusahaan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

As’ad, Moh. 2001. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi

Industri.Yogyakarta: Liberty.

As’ad. Moh. 1978. Psikologi Industri. Yogyakarta: Lembaga Menajemen Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi

Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, Saifudin. 2002. Skala Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifudin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(11)

Hubungan Penempatan dan … Yatima El Isma 81 Azwar, Saifudin. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bernadin. H. J. & Russel, J. E. A. 1993. Human Resource Manajement:An

Experimental Approach. New York: Mc Graw – Hill. Inc.

Damayanti, Rahma.2004. Pengaruh Penempatan Terhadap Prestasi Kerja. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Barawijaya Malang.

Dessler, Gary.1998. Manejemen Sumber Daya Manusia. (penerjemah oleh Benyamin Molan). Jakarta: PT. Prenhallindo

Dixon,Wilfrid & Masey, Frank. 1993. Pengantar Analisis Statistik. Yogyakarta: Gdajah Mada University Press.

Efendi, M.H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.

Gomes, F. Ladorso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Andi Offset.

Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Hasibuan, S.P. Melayu, H. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan kesatu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hasibuan, S.P. Melayu, H. 2004. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah.

Edisis Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Jewell, L.N. & Siegall, M. 1998. Psikologi Industri/Organisasi Modern (Penerjemah: Pudjaatmaka, A.H. & Meitasari). Jakarta: Arcan.

Lyinton Rolf. P & Pareak Udai. 1984. Pelatihan dan Pengembangan Tenaga

Kerja. (penerjemah oleh Ny. Rochmulyati Hamzah). Jakarta: PT. Pustaka

Binaman Presindo.

Manullang, M. & Manullang, Marihot. 2004. Manajemen Personalia. Yogyakarta: Gajah Mada University press.

Mathis, L Robert & Jackson John H. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. (penerjemah oleh Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira Hie). Jakarta: Salemba Empat.

Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisas. Jakarta: UI-Press. Nitisemito, Alex. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rao,T. V. 1996. Penilaian Prestasi Kerja: Teori dan Praktek . Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Ruky, Achmad. 2003. SDM Berkualitas Mengubah Visi menjadi Realitas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ruky, Achmad. 2004. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Saksono, Slamet. 1997. Administrasi Kepegawaian. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

(12)

82 Hubungan Penempatan dan … Yatima El Isma

Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia

Pendekatan Administrasi dan Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Saydam, Gouzali.2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan

Mikro. Jakarta: Djamban.

Schein, Edgar H. 1985. Psikologi Organisasi. (penerjemah oleh Nurul Iman). Jakarta: PT. Pustaka Binaman Presindo.

Schuler, Randall. S. & Susan E. Jackson. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia

Menghadapi abad ke 21. Jakarta: Erlangga

Siagian. S.P. 1987. Pengembangan Sumber Daya Insani. Jakarta: PT. Gunung Agung

Stewart, Grant. 1995. Manajemen Penjualan Kiat Membentuk Tim Yang Tangguh. (penerjemah oleh Monareh, Budianto Yohanes) Jakarta: Penerbit Erlangga. Strauss, George & Sayles, Leonard R. 1991. Manajemen Personalia Segi Manusia

dalam Organisasi. (Penerjemah oleh Hadikusuma, Grace. M) Jakarta: PT.

Pustaka Bimanan Pressindo.

Suprayitno, Wibowo. 2005. Pengaruh Pelatihan Terhadap Prestasi Kerja

Karyawan. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas

Brawijaya

Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Tiffin, J dan Ernest J. Mc. Cormick. 1965. Industrial Psychology. New Jersey:

Prentice-Hall, Inc.

Werther, William B. & Davis, Keith. 1996. Human Resourch Management and

Personal management, Fifth edition. United States of America: Mc Graw

Hill, Inc.

Gambar

Tabel 1 Klasifikasi Penempatan
Tabel 3 Klasifikasi Prestasi Kerja

Referensi

Dokumen terkait

2.Volume sedimen yang tergelontor dengan pintu dibuka penuh, dan pintu dioperasikan, pada kondisi tebal sedimen 2,00m (flushing) Seri 2 Model Pintu Penggelontor Baru,dan di

Namun pada kenyataannya, tidak semua perawat dapat melakukan strategi koping dalam rangka menghadapi sumber atau situasi stres, hal itu terdeteksi dari hasil wawancara yang

Berdasarkan uji coba yang mengkaitkan dengan peran serta wali murid SDN 2 Ngadimulyo ternyata motivasi belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dengan

Berdasarkan penilaian validator pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diperoleh rerata 3,45 untuk format RPP yang menunjukkan bahwa pada aspek tersebut berada

Pelnas Pacific Ferry Lines Dibukanya konter verifikasi kartu tanda kerja luar negeri KTKLN dipelabuhan sekupang ANCAMAN Kurangnya informasi di masyarakat tentang status pelabuhan

Pada saat sosialisasi program pendampingan Ketua Gugus menekankan bahwa guru-guru harus bisa mengubah mindset terlebih dahulu agar dapat mengimplemen- tasikan kurikulum 2013

Chilton, dkk (2019) dalam penelitiannya menemukan evidence menunjukkan efektifitas pelaksanan group therapy untuk individu juga dapat dilakukan pada kelompok. Group

Menurut UU Perkawinan, perkawinan campuran adalah perkawinan antara seorang pria dan seorang wanita, yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan karena perbedaan