• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BIAYA, VOLUME DAN LABA Pada Hotel Grand Sawit di Samarinda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS BIAYA, VOLUME DAN LABA Pada Hotel Grand Sawit di Samarinda"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2016

ANALISIS BIAYA, VOLUME DAN LABA

Pada Hotel Grand Sawit di Samarinda

Ira Ahvalina 1

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat operasional dan manfaat Break Event Point sebagai alat perencanaan laba pada Hotel Grand Sawit Samarinda. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan, sedangkan alat analisis data yang digunakan adalah Analisis Break Event Point dan Margin Of Safety. Analisis Break Event Point sendiri adalah suatu alat atau teknik yang digunakan oleh manajemen untuk mengetahui tingkat volume penjualan sebelum perusahaan mengalami untung dan mengalami rugi sehingga hal tersebut dapat digunakan oleh manajer untuk menentukan perencanaan penjualan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mengenai penerapan analisis break event point, mendeskripsikan gambaran perencanaan penjualan dan mendeskripsikan penjualan minimal yang harus dipertahankan. Kata Kunci : Break Event Point

Pendahuluan

Bisnis perhotelan di Indonesia semakin tumuh dan berkembang. Banyak daerah yang menjadi tujuan pariwisata atau tujuan bisnis, sehingga membutuhkan pembangunan hotel-hotel yang semakin bertambah. Situasi yang sama juga tampak di kota-kota besar. Hotel dan bisnis pelayanan jasa atau sejenisnya, semakin tumbuh pesat dan terus menjadi pusat perhatian masyarakat. Kota samarinda merupakan ibukota dari provinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah sekitar 718km2. Kontribusi terbesar terhadap perekonomian Kota Samarinda adalah dari sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan, diikuti oleh sektor perdagangan, perhotelan dan restoran.

Melirik dari bidang perhotelan, jumlah hotel yang ada di Samarinda terbilang memiliki pertumbuhan yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Salah satunya Grand Sawit Hotel Samarinda.

Pertumbuhan ekonomi yang meningkat membuat semakin banyaknya perusahaan pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit di Samarinda.

Pertumbuhan ekonomi yang meningkat membuat semakin banyaknya perusahaan pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit di Samarinda.

(2)

Perusahaan–perusahaan ini berorientasi untuk ekspor, sehingga menimbulkan kondisi dimana banyak pelaku bisnis yang datang dari luar kota Samarinda. Pangsa pasar inilah yang dituju karena subjek ini membutuhkan tempat menginap selama tinggal di Kota Samarinda.

Analisi biaya, volume dan laba merupakan analisis yang dapat membantu manajer untuk memahami hubungan antara biaya, volume dan laba. Alat analisis ini sangat berguna dalam proses pembuatan keputusan bisnis, khususnya untuk memprediksi laba jangka pendek. Salah satu elemen analisis biaya, volume dan laba yang penting adalah analisis titik impas, yaitu suatu teknik analisis untuk mengetahui penjualan minimum yang harus dicapai agar suatu usaha tidak mederita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba atau dengan kata lain laba sama dengan nol.

Kerangka Dasar Teori Pengertian Akuntansi

Dalam buku Akuntansi Manajemen menyatakan pengertian akuntansi yang diberikan oleh American Institute of Certified Public Account (AICPA) melalui Halim dan Supomo (2000:2), bahwa pengertian akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang menyajikan informasi terutama yang bersifat keuangan, mengenai suatu kesatuan ekonomi yang digunakan untuk pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam alternatife-alternatife dari suatu keadaan.

Akuntansi Manajemen

Menurut beberapa ahli dijelaskan bahwa, akuntansi manajemen adalah suatu system informasi yang tidak terlepas dari akuntansi, dimana merupakan tugas dari pihak manajemen dalam merencanakan dan mengambil keputusan. Fungsi manajemen tersebut yang utama meliputi perencanaan, pengkoordinasian, dan pengendalian dimana perencanaan adalah suatu proses penentuan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi, termasuk diantaranya adalah penetapan tujuan organisasi. Pengkoordinasian adalah proses yang mengintegrasikan kegiatan masing-masing bagian di dalam organisasi agar terjalin kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian adalah proses yang menjamin bahwa organisasi melaksanakan strateginya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Ciri-ciri Akuntansi Manajemen

Menurut Halim dan Supomo (2000:20) menyatakan bahwa ciri-ciri yang membedakan akuntansi manajemen dengan akuntansi keuangan yaitu, tidak mempunyai struktur tunggal atau formula tunggal, tidak diatur oleh prinsip akuntansi, lebih bebas penyajiannya, termasuk informal non keuangan, lebih ditekankan masa yang akan dating, memperhatikan bagian-bagian yang sama pentingnya dengan keseluruhan dan bukan penilaian akhir.

Tujuan Akuntansi Manajemen

Menurut Hansen dan Mowen (1999:4) tujuan akuntansi manajemen adalah untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perhitungan biaya

(3)

jasa produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen, untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian dan pengevaluasian, untuk menyediakan informasi yang berguna daam pengambilan keputusan.

Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya adalah salah satu alat yang digunakan sebagai dasar pimpinan perusahaan dalam perencanaan, pengendalian serta analisis biaya.

Pengertian Biaya

Menurut pendapat Mulyadi (1999:8), pengertian biaya dalam arti luas adalah : ”Pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.”

Penggolongan Biaya

Menurut Mulyadi (1999:14), pengelompokkan biaya didasarkan pada hubungan biaya dengan objek pengeluaran, fungsi pokok dalam perusahaan, hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan dan jangka waktu manfaatnya.

Pemisahan dan Karakteristik Biaya:

Dalam hubungannya dengan analisis biaya, volume dan laba, maka dalam hal ini lebih menekankan tentang pemisahan biaya atas dasar huungannya dengan perubahan volume kegiatan atau produksi sesuai dengan alat analisis yang akan dibahas yaitu, biaya tetap merupakan biaya-biaya yang dalam kapasitas tertentu totalnya tetap meskipun terjadi perubahan volume kegiatan, baiaya variabel adalah biaya yang totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan dan biaya semi variabel adalah biaya yang totalnya beruah dengan adanya perubahan volume kegiatan atau total semi variabel berubah secara tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatannyakerena biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel.

Analisis Biaya, Volume dan Laba

Analisis biaya, volume dan laba adalah analisis pola-pola perilaku biaya yang mendasari hubungan-hubungan antara biaya, volume dan laba.

Analisis Break Event Point (Titik Impas)

Analisis Break Event Point adalah salah satu cara untuk mengetahui berapa volume penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita rugi tetapi juga belum memperoleh laba. Apabaila digunakan ”Contribusi Margin” maka

Break Event Point perusahaan tersebut tercapai pada volume penjualan dimana

kontribusi marginnya tetap sama dengan biaya tetap.

Pengertian Rasio Marjin Kontribusi Dan Marjin Pengaman Penjualan

Menurut Simamora (1999:161) : ”marjin kontribusi adalah perbandingan harga jual per unit. Istilah marjin kontribusi yang merupakan perbedaan antara jumlah penjualan dan jumlah variabel.

(4)

Hotel

Pengertian Hotel menurut Prastowo (2005:11) adalah : ”Hotel merupakan sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa ruangan yang digunakan oleh tamu untuk beberapa saat serta menyediakan jasa serta fasilitas yang dibutuhkan oleh tamunya.”

Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang ditentukan adalah ”Diduga bahwa Analisis Break Event Point dapat digunakan sebagai alat pada perencanaan laba tahun 2015 pada Hotel Grand Sawit Samarinda.”

Metode Penelitian Definisi Operasional

Analisis biaya, volume dan laba adalah suatu analisis yang mempelajari hubungan antara biaya, volume, kegiatan yang digunakan untuk merencanakan, menganalisa, dan memutuskan kebijaksanaan jangka pendek maupun jangka panjang secara cermat agar laba maksimum tersebut bisa dicapai. Analisis biaya, volume dan laba ini menitikberatkan analisanya pada seberapa jauh perubahan-perubahan pada biaya, volume dan harga jual yang berakibat pada perubahan laba perusahaan.

Jangkauan Penelitian

Penelitian ini membatasi pada hasil penjualan jasa kamar hotel melalui perhitungan titik impas serta menganalisis hubungan antara biaya, volume dan laba terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi laba seperti perubahan harga jual, perubahan volume penjualan, perubahan biaya variabel dan perubahan biaya tetap pada Hotel Grand Sawit Samarinda.

Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam menentukan Break Event Point yang merupakan dasar kebijakan operasional perusahaan menggunakan peersamaan sebagai berikut :

Adapun alat analisis yang digunakan sesuai dengan refrensi Munawir (2002:198) yang menyatakan bahwa setelah Break Event Point ditentukan, juga perlu ditentukan batas keamanan penjualan yakni Margin Of Safety. Margin Of Safety merupakan batas penurunan penjualan yang bisa ditolerir agar perusahaan tidak menderita kerugian. Rumus untuk menghitung Margin Of Safety

(5)

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis delakukan dengan cara membuktikan perhitungan

Break Event Point dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan target laba

pada Hotel Grand Sawit Samarinda tahun 2015, jika perhitungan Break Event

Point tidak dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan target laba pada

Hotel Grand Sawit Samarinda, maka hipotesis ditolak. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Analisis dan Pembahasan

Data-data pendapatan dan biaya operasional pada Hotel Grand Sawit tahun 2014 dan 2013 dapat digunakan sebagai dasar untuk menganalisis dan menghitung target volume penjualan Break Event Point tahun 2015. Memanfaatkan rumus Break Event Point, hasil yang didapat akan selalu menunjukkan laba sama dengan nol sehingga dapat digunakan sebagai suatu titik kegiatan yang menggambarkan posisi perusahaan perusahaan tidak mendapatkan laba dan tidak menderita kerugian. Dengan rumus Break Event

Point ini, tingkat laba yang dikehendaki dapat ditambahkan sehingga secara

matematika rumus Break Event Point dapat digunakan untuk mencari jumlah penjualan yang harus dicapai agar dapat menghasilkan suatu laba yang dikehendaki.

Komposisi Rasio pada rekening Pendapatan Hotel Grand Sawit

Fungsi dari komposisi rasio ini untuk menunjukkan besarnya kontribusi atau prosentase masing-masing rekening pendapatan terhadap total pendapatan yang diperoleh Hotel Grand Sawit.

Komposisi rasio pendapatan tahun 2014 yang ada pada Hotel Grand Sawit adalah sebagai berikut:

Tabel : Komposisi Pendapatan Hotel Grand Sawit Samarinda Tahun 2014

Keterangan Tahun 2014 (Rp) Rasio

1. Pendapatan Kamar

a. Room 5.353.298.083 77,85%

b. Extra Bed 4.200.000 0,06%

Jumlah Pendapatan Kamar (A) 5.357.498.083 77,91% 2. Pendapatan Restoran

a. Restaurant 263.948.762 3,84%

b. Room Service 176.921.260 2,57%

c. Banquet 1.077.970.528 15,68%

Jumlah Pendapatan Restaurant (B) 1.518.840.550 22,09% Total Pendapatan (C=A-B) 6.876.338.633 100,% Sumber data: Hotel Grand Sawit (Diolah)

Berdasarkan data pada tabel diatas yang menggambarkan komposisi pendapatan yang ada pada Hotel Grand Sawit tahun, diketahui total pendapatan tahun 2014 adalah sebesar Rp 6.876.338.633. Sebagai angka pembanding, jumlah pendapatan kamar selama tahun 2014 diperoleh sebesar

(6)

dengan Rp 5.357.498.083 atau sebesar 77,91%. Sedangkan pendapatan Restoran sebesar dengan Rp 1.518.840.550 atau sebesar 22,09%

Fungsi komposisi rasio pendapatan ini akan dipertahan sebagai dasar perhitungan target pendapatan tahun 2015 bagi Hotel Grand Sawit Samarinda. Pengelompokkan Biaya Variabel

Setelah dilakukan proses pemisahan biaya semi variabel pada Hotel Grand Sawit, yang sebagian dibebankan menjadi biaya tetap dan sebagian menjadi biaya variabel, maka hasil pemisahan tersebut yang menjadi kelompok biaya variabel adalah sebagai berikut:

Tabel : Pengelompokkan Biaya Variabel Tahun 2014 dan 2013

Keterangan Tahun 2014 (Rp) Tahun 2013 (Rp)

Biaya Pengobatan 40.663.744 32.496.000

Biaya Bensin 41.014.445 20.543.485

Biaya Stationery 35.846.678 29.658.757

Biaya Foto Copy 12.606.131 12.408.742

Biaya Percetakan 37.209.500 30.556.500

Biaya Materai 12.930.000 11.050.000

Biaya Majalah / Koran 47.763.897 38.674.784

Biaya Jasa Pos 15.389.700 13.110.000

Biaya Jasa Lainnya 48.474.861 37.885.674

Biaya Makan Minum 161.573.289 140.802.150

Biaya Dapur 970.463.862 805.216.849

Biaya Inventaris Kantor 40.150.000 21.472.000

Biaya Gaji 1.078.582.432 987.187.003

Biaya Iklan 54.750.000 46.770.000

Biaya Pemeliharaan Gedung 48.118.050 45.216.780 Biaya Pemeliharaan Kendaraan 5.931.579 4.358.548 Biaya Iuran Keamanan &

Kebersihan

27.840.000 24.210.000 Biaya Pemeliharaan Peralatan 18.126.457 15.874.100

Biaya Listrik 233.329.153 195.593.570

Biaya Pdam (Air ) 183.495.262 114.863.774

Biaya Telpon 39.693.545 34.816.570

Total Biaya Variabel 3.153.952.585 2.662.765.287 Sumber data: Hotel Grand Sawit (Diolah)

Berdasarkan data pada tabel diatas yang menggambarkan pengelompokan biaya variabel Hotel Grand Sawit tahun 2014 dan tahun 2013, diketahui total biaya variabel pada tahun 2014 sebesar Rp 3.153.952.585, sedangkan total biaya variabel pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 2.662.765.287.

(7)

Pengelompokkan Biaya Tetap

Setelah dilakukan proses pemisahanan pada biaya semi variabel pada Hotel Grand Sawit yang sebagian dibebankan menjadi biaya tetap dan sebagian menjadi biaya variabel, hasil pemisahan tersebut yang menjadi kelompok biaya tetap adalah sebagai berikut:

Tabel : Pengelompokkan Biaya Tetap Tahun 2014 dan 2013

Keterangan Tahun 2014

(Rp)

Tahun 2013(Rp) Penyusutan Bangunan 212.500.000 212.500.000 Penyusutan Peralatan Kantor 29.523.995 29.523.995 Penyusutan Peralatan Pendingin 16.127.494 16.127.494 Penyusutan Peralatan Masak 15.519.130 15.519.130 Penyusutan Peralatan Loundry 11.308.120 11.308.120 Penyusutan Peralatan Komunikasi 33.089.438 33.089.438 Penyusutan Lain – Lain 71.443.012 71.443.012 Biaya Sewa Parkir Gedung 45.000.000 45.000.000

Biaya Perizinan 47.173.000 34.895.000

Biaya Asuransi Lain-Lain 81.942.000 50.037.000 Biaya Kabel Vision – Internet 12.434.000 11.167.000 Biaya Pakaian / Seragam 65.606.000 50.724.980

Biaya Gaji 1.617.873.649 1.480.780.505

Biaya Iklan 127.750.000 109.130.000

Biaya Pemeliharaan Gedung 112.275.450 105.505.820 Biaya Pemeliharaan Kendaraan 13.840.351 10.169.946 Biaya Iuran Keamanan & Kebersihan 64.960.000 56.490.000 Biaya Pemeliharaan Peralatan 42.295.065 37.039.567

Biaya Listrik 56.100.000 56.100.000

Biaya Pdam (Air ) 1.885.800 1.885.800

Biaya Telpon 11.940.000 11.940.000

Sumber data: Hotel Grand Sawit (Diolah)

Berdasarkan data pada tabel diatas yang menggambarkan pengelompokan biaya tetap yang ada pada Hotel Grand Sawit tahun 2014 dan tahun 2013, diketahui total biaya tetap pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 2.690.586.504, sedangkan total biaya tetap pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 2.450.376.807.

Perbandingan Laporan Rugi Laba tahun 2014 dan 2013

Tabel : Perbandingan Laporan Rugi Laba Tahun 2014 dan 2013

Keterangan Jumlah Naik /

Turun

Rasio

2014 2013

1Pendapatan

(8)

2Pendapatan Food & Meeting Room 1.518.840.550 1.458.458.379 60.382.171 4,14% Total Pendapatan Hotel 6.876.338.633 5.953.583.279 922.755.354 15,50% Biaya Variabel 3.153.952.585 2.662.765.287 491.187.299 18,45% Kontribusi Marjin 3.722.386.048 3.290.817.993 431.568.056 13,11% Biaya Tetap 2.690.586.504 2.450.376.807 240.209.698 9,80% Laba 1.031.799.544 840.441.186 191.358.358 22,77% Sumber data: Hotel Grand Sawit (Diolah)

Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa Hotel Grand Sawit tahun 2014 memperoleh laba sebesar Rp 1.031.799.544 sedangkan perolehan laba tahun 2013 adalah sebesar Rp 840.441.186. Apabila diperbandingkan, data diatas menunjukkan bahwa laba Hotel Gand Sawit pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar Rp 191.358.358 atau naik sebesar 22,77% bila dibandingkan dengan perolehan laba tahun 2013.

Berdasarkan data diatas, maka dapat diliat perhitungan Break Even Point (BEP) untuk data keuangan tahun 2014. Perhitungan BEP tahun 2014 akan disajikan pada perhitungan berikut:

Perhitungan BEP tahun 2014

BEP 2014 = Rp 4.970.302.275

Penetapan Target Laba Tahun 2015

Dengan perkiraan kondisi ekonomi tahun 2015 yang semakin berat dimana secara global ekonomi tidak stabil, dengan asumsi situasi banyak perusahaan tambang batu bara yang tutup. Perkiraan kondisi ekonimi ini sangat mempengaruhi tingkat hunian hotel seluruh kota Samarinda, sehingga tetap dikehendaki agar tahun 2015, kenaikan laba juga tetap atau naik dengan minimal kenaikan sesuai dengan angka laba tahun 2014 yaitu sebesar 22,77%.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa laba Hotel Grand Sawit pada tahun 2014 sebesar Rp.1.031.799.544,- sedangkan laba Hotel Grand Sawit tahun 2013 adalah sebesar Rp.840.441.186,- bial dibandingkan, pendapatan laba tahun 2014 dengan laba tahun 2013, telah terjadi kenaikan laba pada Hotel Grand Sawit sebesar Rp.191.358.358,- ata sebesar 22,77%. Berdasarkan data ini, dibuat estimasi jumlah laba yang dikehendaki di tahun 2015 :

(9)

Tabel : Perhitungan Estimasi Target Laba Tahun 2015

Keterangan Jumlah (Rp)

Realisasi laba tahun 2014 sebesar 1.031.799.544 Kenaikan laba tahun 2014 bila dibandingkan tahun 2013 191.358.358 Jumlah target laba tahun 2015 1.223.157.902 Sumber data : Hotel Grand Sawit (diolah)

Berdasarkan table diatas, digambarkan perhitungan estimasi laba yang diharapkan dapat dicapai oleh Hotel Grand Sawit pada tahun 2015 adalah sebesar Rp.1.223.157.902,-

Perhitungan BEP untuk Target Penjualan Tahun 2015

Penetapan target penjualan tahun2915 akan dihitung dengan menggunakan Analisa Break Event Point, yaitu dengan rumus Break Event Point tahun2014 ditambah dengan target laba tahin 2015 yang ingin dicapai, makaperhitungan penjualan Break Event Point tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Perhitungan target BEP tahun 2015

= Rp 7.229.833.637

Berdasarkan rumus perhitungan Break Event Point diatas, diperoleh jumlah target pendapatan sebesar Rp. 7.229.833.637,- yang harus dapat dicapai oleh Hotel Grand Sawit pada tahun 2015. Disamping itu, standar rasio biaya variabel tetap sebesar 45,87% dan total biaya tetap jumlahnya sama dengan total biaya tetap tahun 2014 yaitu sebesar Rp. ,- apabila kondisi ini biasa direalisasikan oleh manajemen Hotel Grand Sawit ditahun 2015, maka target laba ,- akan bisa dicapai.

Tabel : Bukti Perhitungan Laba Rugi Budget tahun 2015

Total Pendapatan Hotel 7.229.833.637

Biaya Variabel (45,86674324%) 3.316.089.231

Kontribusi Marjin 3.913.744.406

Biaya Tetap 2.690.586.504

Laba 1.223.157.902

Sumber Data : Hotel Grand Sawit Samarinda (Diolah)

Berdasarkan table yang berisi data mengenai bukti perhitungan laba rugi budget tahun 2015, dapat dibuktikan bahwa apabila manajemen Hotel Grand Sawit mampu mencapai budget penjualan Rp.7.229.833.637,- maka akan menghasilan laba sebesar Rp.1.223.157.902,-

(10)

Budget penjualan tersebut apabila diperinci akan menjadi sebagai berikut:

Tabel : Komposisi Budget Pendapatan Tahun 2015

Keterangan Jumlah Rasio

1. Pendapatan Kamar

a. Room 5.628.425.486 77,85%

b. Extra Bed 4.337.900 0,06%

Jumlah Pendapatan Kamar (A) 5.632.763.387 77,91% 2. Pendapatan Restoran

a. Restaurant 277.625.612 3,84%

b. Room Service 185.806.724 2,57%

c. Banquet 1.133.637.914 15,68%

Jumlah Pendapatan Restoran (B) 1.597.070.250 22,09% Total Pendapatan (C = A + B) 7.229.833.637 100% Sumber Data : Hotel Grand Sawit Samarinda (Diolah)

Data pada tabel diatas menggambarkan komposisi budget pendapatan tahun 2015 yang harus dapat dicapai oleh Hotel Grand Sawit. Jenis pendapatan dikelompokkan menjadi dua, yaitu pendapatan dari sewa kamar dan pendapatan dari restoran. Pendapatan sewa kamar yang harus dicapai adalah sebesar Rp 5.632.425.486 dan pendapatan dari Restoran yang harus dicapai adalah sebesar Rp 1.597.070.250. Total pendapatan yang harus yang harus dicapai oleh Hotel Grand Sawit adalah sebesar Rp 7.229.833.637.

Tabel : Komposisi Budget Biaya Variabel Tahun 2015

Keterangan Jumlah Rasio

Biaya Pengobatan 42.754.163 1,29%

Biaya Bensin 43.122.893 1,30%

Biaya Stationary 37.689.464 1,14%

Biaya Foto Copy 13.254.180 0,40%

Biaya Percetakan 39.122.345 1,18%

Biaya Materai 13.594.698 0,41%

Biaya Majalah / Koran 50.219.317 1,51%

Biaya Jasa Pos 16.180.845 0,49%

Biaya Jasa Lainnya 50.966.830 1,54%

Biaya Makan Minum 169.879.359 5,12%

Biaya Dapur 1.020.352.930 30,77%

Biaya Inventaris Kantor 42.214.009 1,27%

Biaya Gaji 1.134.029.600 34,20%

Biaya Iklan 57.564.558 1,74%

Biaya Pemeliharaan Gedung 50.591.676 1,53% Biaya Pemeliharaan Kendaraan 6.236.506 0,19% Biaya Keamanan & Kebersihan 29.271.183 0,88% Biaya Pemeliharaan Peralatan 19.058.291 0,57%

(11)

Biaya Listrik 245.324.009 7,40%

Biaya PDAM (Air ) 192.928.285 5,82%

Biaya Telpon 41.734.089 1,26%

Total Biaya Variabel 3.316.089.231 100,00%

Sumber Data : Hotel Grand Sawit Samarinda (Diolah)

Berdasarkan data pada tabel 4.14 yang menggambarkan komposisi budget biaya variabel tahun 2015, total biaya variabel adalah sebesar Rp 3.316.089.231. Jumlah ini sama dengan rasio biaya variabel 45,87% dari total pendapatan Hotel Grand Sawit tahun 2015, dimana perincian biaya variabel jumlahnya disesuaikan dengan rasio biaya variabel tahun 2014

Tabel : Perbandingan Budget Rugi Laba Tahun 2015 Dan Laporan Laba Rugi Tahun 2014

Keterangan Budget 2015 Laba rugi 2014 naik / turun RASIO 1.Pendapatan Kamar 5.632.763.387 5.357.498.083 275.265.304 5,14% 2.Pendapatan Food

& Meeting Room 1.597.070.250 1.518.840.550 78.229.700 5,15% Total Pendapatan Kamar 7.229.833.637 6.876.338.633 353.495.004 5,14% Biaya Variabel 3.316.089.231 3.153.952.585 162.136.646 5,14% Kontribusi Marjin 3.913.744.406 3.722.386.048 191.358.358 5,14% Biaya Tetap 2.690.586.504 2.690.586.504 - 0,00% Laba 1.223.157.902 1.031.799.544 191.358.358 18,55% Sumber Data : Hotel Grand Sawit Samarinda (Diolah)

Berdasarkan data pada tabel 4.16 yang menggambarkan perbandingan antara budget tahun 2015 dengan realisasi laba rugi tahun 2014, jumlah target laba Hotel Grand Sawit Tahun 2015 sebesar Rp 1.223.157.902. Sementara itu, realisasi laba rugi tahun 2014 adalah sebesar Rp 1.031.799.544, sehingga terjadi kenaikan laba di tahun 2015 sebesar Rp 191.358.358. Kenaikan laba ini jumlahnya sama dengan kenaikan laba tahun 2014.

Perhitungan Margin of Safety Penjualan Budget Tahun 2015

Margin Of Safety atau MOS adalah suatu titik aman dimana target penjualan berada diatas titik Break Event Point, sehingga perusahaan akan memperoleh keuntungan. Apabila pencapaian target penjualan berada dibawah titik Break Event Point, maka perusahaan akan mengalami kerugian. Oleh karena itu, penurunan target penjualan tidak boleh melebihi angka jumlah hasil perhitungan MOS.

Perhitungan MOS dilakukan dengan cara membandingkan antara jumlah target penjualan yang harus dicapai tahun 2015 dengan tingkat penjualan Break Event Point tahun 2015, perhitungannya adalah sebagai berikut :

(12)

Dengan demikian Margin Of Safety dapat dihitung, yaitu :

Tabel : Perhitungan MOS pada Hotel Grand Sawit tahun 2015

Keterangan Jumlah (Rp) Rasio

Target penjualan yang diharapkan 7.229.833.637 100%

Tingkat penjualan BEP 4.970.601.338 69%

Jumlah Margin Of Safety 2.259.232.299 31% Sumber Data : Hotel Grand Sawit Samarinda (Diolah)

Jumlah Margin Of Safety yang diperoleh adalah sebesar Rp. 2.259.232.299,- atau 31%, artinya perusahaan akan tetap mendapatkan laba walaupun pencapaian target penjualan tahun 2015 turun dibawah Rp. 2.259.232.299,- karena pendapatan tersebut masih diatas titik Break Event Point. Tetapi, apabila penurunan tersebut masih diatas titik Break Event Point. Tetapi, apabila penurunan tersebut diatas angka MOS, maka perusahaan akan mengalami kerugian karena pencapaian target tersebut berada dibawah titik Break Event Point.

Maka tugas manajemen hotel adalah harus mempertahankan hasil penjualan ditahun 2015 sebesar Rp.7.229.833.637,- agar diperoleh laba sebesar Rp.1.223.157.902 dengan rasio biaya variabel sebesar 54,13%. Biaya tetap diperkirakan jumlahnya tetap dengan angka sebesar Rp.2.690.505,- namun apabila kondisi ini tidak dapat dicapai, maka jumlah laba yang akan berubah bukan lagi sebesar Rp.1.223.157.902,-

Apabila target penjualan 2015 sebesar Rp.7.229.833.637,- perusahaan hanya mampu mencapai pendapatan sebesar Rp.4.970.601.338,-atau setara dengan Break Event Point, maka perusahaan tidak akan mendapat laba dan tidak menderita rugi, buktinya adalah sebagai berikut :

Tabel : Bukti penurunan MOS 31% sama dengan BEP

Pendapatan Total Pendapatan Hotel 4.970.601.338 Biaya Variabel (45,87%) 2.280.014.834 Kontribusi Marjn 2.690.586.504

Biaya Laba 2.690.586.504

Laba 0

Sumber Data : Hotel Grand Sawit Samarinda (Diolah)

Dari tabel tersebt membuktikan bahwa apabila Hotel Grand Sawit hanya mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp.4.970.601.338,-, maka perusahaan akan mengalami kondisi tidak memperoleh lab dan tidak menderita kerugian.

(13)

Hal ini disebabkan karena beban biaya variabel yang harus ditanggung perusahaan sebesar 45,87% dari total pendapatan tersebut atau sebesar Rp.2.280.014.834,- sehingga akan menghasilkan jumlah kontribusi marjin sebesar Rp. 2.690.586.504,- jumlah ini hanya mampu digunkan untuk menutup biaya tetap, sehingga jumlah labanya sama dengan nol.

Pembahasan

Berdasarkan klasifikasi biaya laporan laba rugi tahun 2014 dan laporan laba rugi tahun 2013 dapat disusun dengan metode laporan kontribusi marjin. Apabila kedua laporan laba rugi tersebut diperbandingkan, maka akan diketahui jumlah laba tahun 2014 sebesar Rp.1.031.799.544,- dan jumlah laba tahun 2013 sebesar Rp.840.441.168,- Laba tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar Rp.191.358.358,- dan jumlah kenaikan laba ini lah yang akan dipertahankan ditahun 2015.

Ada beberapa langkah dalam proses penyususnan Analisa Break Event Point sebagai alat perencanaan laba pada Hotel Grand Sawit adalah sebagai berikut :

Pertama, harus diketahui jumlah kenaikan laba pada tahun 2014 bila dbanding dengan laba tahun 2013, yaitu ditahun 2014 telah terjadi kenaikan laba sebesar Rp.191.358.358,-

Kedua, menentukan estimasi jumlah target laba tahun 2015. Estimasi jumlah target laba tahun 2015 adalah sebesar Rp.1.223.157.902,- Angka ini diperileh dari penjumlahan realisasi laba tahun 2014 sebesar Rp.1.031.799.544,- ditambah dengan kenaikan laba tahun 2014 sebesar Rp.191.358.358,- sehingga total target laba tahun 2015 adalah sebesar Rp.1.223.157.902,-.

Ketiga, menetukan jumlah target penjualan atau target pendapatan Hotel Grand Sawit tahun 2015, yaitu berjumlah sebesar Rp.7.229.833.637,- Angka ini diperoleh dengan menggunakan rumus Break Event Point, yaitu dengan menambahkan target laba tahun 2015 dengan perhitungan Break Event Point tahun 2014 sehingga hasil dari perhitungan rumus Break Event Point tersebut merupakan target penjualan (pendapatan) tahun 2015, yaitu hasilnya sebesar Rp.7.229.833.637,-

Keempat, membuktikan hasil perhitungan Break Event Point sebesar Rp.7.229.833.637,- Hal ini bisa terjadi jika jumlah rasio biaya variabelnya sebesar 45,87% atau setara dengan jumlah biaya variabel Rp.3.316.089.231,- dengan jumlah biaya tetap sebesar Rp.2.690.586.504,-

Kelima, melakukan perhitungan Break Event Point pada budget laba rugi tahun 2015. Dari perhitungan Break Event Pointtersebt, diperoleh angka sebesar Rp.4.979.601.338,- artinya apabila Hotel Grand Sawit hanya mampu memperileh pendapatan Rp.4.970.601.338,- maka perusahaan tidak akan mendapat laba dan tidak akan menderita kerugian.

Keenam, menghitung besarnya Margin Of Safety (MOS) dengan tujuan untuk mengethaui batas toleransi penurunan target penjualan yang diperoleh

(14)

agar perusahaan tidak menderita rugi. Menghitung MOS dilakukan dengan cara membandingkan antara jumlah target penjualan tahun 2014 dikurangi dengan jumlah penjualan Break Event Point pada tahun 2015. Hasilnya perhitungan MOS adalah sebesar Rp.2.259.232.299,- dan memiliki rasio sebesar 31%.

Ketujuh, membuktikan hasil perhitungan MOS 31%. Artinya, apabila penurunan pencapaian target hasil penjualan budget tahun 2015 masih dibawah 31%, atau penurunan diawah Rp.2.259.232.299,- maka hasilnya masih berada di atas titik Break Event Point. Akan tetapi apabila penurunan pencapaian target penjualan tahun 2015 diatas 31% atau penurunan diatas Rp.2.259.232.299,- maka perusahaan akan mengalami kerugian.

Hasil perhitungan ini lah yang membuktikan bahwa hipotesis diterima karena perhitungan Break Event Point dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan target laba pada Hotel Grand Sawit pada tahun 2015, sekaligus mambuktikan uji hipotesis bahwa “Analisis Break Event Point dapat digunakan sebagai alat perencanaan laba tahun 2015 pada Hotel Grand Sawit Samarinda”. Penutup

Hasil perhitungan Analisa Break Event Point dengan pendekatan analisis biaya, volume dan laba bahwa pada tahun 2014 Hotel Grand Sawit Samarinda dalam kondisi aman atau diatas Break Event Point

Hasil perhitungan estimasi target laba pada tahun 2015, mengacu pada perhitungan laba tahun 2014

Jumlah target laba yang harus dicapai oleh Hotel Grand Sawit Samarinda tahun 2015 akan tercapai apabila tetap mempertahankan kenaikan laba yang terjadi pada tahun 2014.

Jumlah Margin Of Safety (MOS) adalah sebesar 31% dari target penjualan tahun 2015.

Untuk dapat merencanakan laba dengan Analisis Break Event Point, perusahaan hendaknya dapat memisahkan antara biaya semi variabel, biaya tetap dan biaya variable.

Sebaiknya perusahaan membuat laporan bulanan yang menggambarkan pencatatan atas penjualan per jenis kamar, sehingga akan mempermudah pengawasannya.

Disarankan kepada Hotel Grand Sawit agar setiap tahun dibuatkan laporan budget operasional yang akan menggambarkan berapa hasil penjualan yang akan dicapai dn berapa jumlah maksimal biaya yang harus dikeluarkan sehingga dapat diketahui perkiraan jumlah laba yang akan dicapai di akhir tahun yang akan datang.

Daftar Pustaka

Abas Kartadinata, 2000, Akuntansi dan Analisis Biaya, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Rineka Cipta, Jakarta

(15)

Abdul Halim dan Bambang Supomo, 2000, Akuntansi Manajemen, Edisi Perama, BPFE, Yogyakarta

Al Haryono Yusuf, 2001, Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi Kelima, Cetakan Pertama, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Dwi Prastowo D. dan Aji Suryo, 2005, Analisis Laporan Keuangan Hotel, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, ANDI, Yogyakarta.

Henry Simamora, 1999, Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Horngren, Charles T., Serikat M. Datar, dan George Foster, 2003, Cost Accounting : A Managerial Emphasis, Eleventh edition, New Jersey, Prentice-Hall Inc.

Kusnadi, Lukman Syamsuddin, Kertahadi, 2001, Teori Akuntansi, Universitas Brawijaya Malang.

Lincoln Arsyad, 2000, Ekonomi Manajerial, Edisi Ketiga, Cetakan Keenam, BPFE, Yogyakarta.

Mulyadi, 1999, Akuntansi Manajemen Pemasaran (Analisis Perencanaan

Implementasi dan Kontrol), Edisi Revisi, Jilid Kedua, Prenhallindo,

Jakarta.

---, 2005, Akuntansi Biaya, Edisi kelima, Cetkan ketujuh, Yogyakarta : Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Mulyadi, 2009, Akuntansi Biaya, Edisi ke-5 cetakan kesembilan, Penerbit UPP-STIM YKPN, Yogyakarta.

R.A Supriyono, 1992 “Akuntansi Biaya : Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok”, BPFE, UGM, Yogyakarta

---, 1999, Akuntansi Manajemen (Proses Pengendalian Manajemen), Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta R. Hansen and Maryenne M. Mowen, 1994 Management Accounting (third

Edition), South-Western College Publishing, Cincinnati, Ohio.

---, 1999, Akuntansi Manajemen, dialibahasakan oleh Ancella A, Hermawan, Jakarta : Erlangga.

---, 2000, Management Accounting, 5th Edition, South-Western College Publishing, Cincinnati, Ohio.

Sadeli, Lili M, 2001, Akuntansi Manajemen (Sistem, Proses dan Pemecahan

Soal), Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Bumi Aksara, Jakarta.

Samryn, 2001, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Weygand, Kieso, and Kell, 1996, Intermediate Accounting, Sixth Edition, John W. and Sons Inc, New York.

Sumber Lain :

Dinas Pariwisata Kota Samarinda Samarindakota.bps.go.id

Gambar

Tabel : Komposisi Pendapatan Hotel Grand Sawit Samarinda Tahun 2014
Tabel : Pengelompokkan Biaya Variabel Tahun 2014 dan 2013
Tabel : Pengelompokkan Biaya Tetap Tahun 2014 dan 2013
Tabel : Perhitungan Estimasi Target Laba Tahun 2015
+4

Referensi

Dokumen terkait

Universiti Selangor (UNISEL) 2008 22 Determination of Antimicrobial Activity of Promicromonospora Species and Optimization of Parameters for Alpha Amylase Production

Modal adalah salah satu kata kerja bantu atau helping verb yang menambah makna struktural atau makna semantik terhadap kata kerja yang memiliki makna lebih terhadap kata

dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti bermaksud untuk mencoba meningkatkan kemampuan anak tunagrahita ringan dalam pembelajaran aspek penjumlahan dengan

Penelitian lain juga dilakukan oleh Anindita (2006) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendengar dalam memilih radio PTPN Rasitania FM Solo dengan

Bapak Slamet Sentosa selaku Koordinator Lighting SCTV Program Konser DJ Angger Dimas, terima kasih telah membantu menjadi narasumber yang menjadi informasi

Pada ketika institusi pengajian tinggi di Malaysia dan juga di Asia Tenggara belum lagi memperkenalkan kursus dan penyelidikan secara ilmiah mengenai sejarah,

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pretasi belajar adalah proses hasil belajar yang berwujud angka- angka yang dapat diukur. Prestasi belajar siswa dapat

Bank Pembangunan Daerah Papua sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor : 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum, lebih ditekankan