Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Laode
Laode Adiyaksa
Adiyaksa
D51112121
D51112121
Mutmainna
Mutmainna Mansyur
Mansyur
D51112901
D51112901
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA 2013
GOWA 2013
Dosen Pembimbing :
Dosen Pembimbing :
Ir.
Ir. Syarif
Syarif Beddu,
Beddu, MT
MT
NIP.
NIP. 195903251986011001
195903251986011001
Syahriana
Syahriana Syam,
Syam, ST.,MT.
ST.,MT.
NIP.
NIP. 197511242006042001
197511242006042001
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Laode
Laode Adiyaksa
Adiyaksa
D51112121
D51112121
Mutmainna
Mutmainna Mansyur
Mansyur
D51112901
D51112901
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA 2013
GOWA 2013
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan kekuatan dan kesehatan serta menyempurnakan senantiasa memberikan kekuatan dan kesehatan serta menyempurnakan kita dengan
kita dengan akal pikiran sebaakal pikiran sebagai pusat logika yang gai pusat logika yang dengannya medengannya mejadikanjadikan hidup manusia lebih terarah dan maju dan hati sebagai pusat perasaan hidup manusia lebih terarah dan maju dan hati sebagai pusat perasaan yang dengannya kita merasakan keindahan. Sehingga kita dapat yang dengannya kita merasakan keindahan. Sehingga kita dapat merasakan kemajuan teknologi yang didasarkan ilmu pengetahuan dan merasakan kemajuan teknologi yang didasarkan ilmu pengetahuan dan seni disetiap bidang, termasuk arsitektur.
seni disetiap bidang, termasuk arsitektur.
Kami selaku mahasiswa yang mengikuti program sarjana pada Kami selaku mahasiswa yang mengikuti program sarjana pada program studi Arsitektur diberikan tugas untuk menyelesaikan tugas mata program studi Arsitektur diberikan tugas untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
kuliah ””P e r k eP e r k em bm b a n g a n A r s i t e k t u r a n g a n A r s i t e k t u r ”. Sebagai”. Sebagai salah satu persyaratan untuksalah satu persyaratan untuk melengkapi tugas yang dimasudkan, maka kami menyusun sebuah melengkapi tugas yang dimasudkan, maka kami menyusun sebuah makalah dengan judul
makalah dengan judul ““A r s i t e k t u r T r a d i s i o n a l K e r a tA r s i t e k t u r T r a d i s i o n a l K e r a to n Bo n B u t o n u t o n ”. Materi”. Materi iniini disusun berdasarkan sumber-sumber dan referensi bacaan yang disusun berdasarkan sumber-sumber dan referensi bacaan yang mendukung.
mendukung.
Makalah ini diharapkan mampu memberikan beberapa penjelasan Makalah ini diharapkan mampu memberikan beberapa penjelasan dan deskripsi dari konsep dan filosofi arsitektural Keraton Buton dalam hal dan deskripsi dari konsep dan filosofi arsitektural Keraton Buton dalam hal ini rumah adat Suku Walio kepada pihak-pihak yang berkesempatan ini rumah adat Suku Walio kepada pihak-pihak yang berkesempatan meluangkan waktunya sejenak untuk membaca makalah ini.
meluangkan waktunya sejenak untuk membaca makalah ini.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami tujukan kepada Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami tujukan kepada dosen mata kuliah Perkembangan Arsitektur kelas A Universitas dosen mata kuliah Perkembangan Arsitektur kelas A Universitas Hasanuddin, Bapak Syarif Beddu dan Ibu Syahriana Syam Yang telah Hasanuddin, Bapak Syarif Beddu dan Ibu Syahriana Syam Yang telah
memberikan tugas ini dan menyajikan pemahaman terlebih dahulu memberikan tugas ini dan menyajikan pemahaman terlebih dahulu tentang tugas makalah ini.
tentang tugas makalah ini.
Dan kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian Dan kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini, baik
makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, semoga Tuhansecara langsung maupun tidak langsung, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan pahala yang besar.
Yang Maha Esa memberikan pahala yang besar. Akhir
Akhir kata, kata, Semoga Semoga makalah makalah ini ini memberikan memberikan manfaat manfaat bagi bagi parapara pembaca, dan permohonan maaf sebesar-besarnya kami
pembaca, dan permohonan maaf sebesar-besarnya kami ucapkan apabilaucapkan apabila ada kesalahan dari pembuatan makalah ini. Karna kami sebagai penulis ada kesalahan dari pembuatan makalah ini. Karna kami sebagai penulis hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. W
hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. W assalam.assalam.
Makassar, 14 april 2013 Makassar, 14 april 2013
Penulis. Penulis.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI IIIIII
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR VV
DAFTAR GLOSSARY
DAFTAR GLOSSARY VIIIVIII
BAB
BAB I. I. PENDAHULUPENDAHULUANAN 11
1.1.
1.1. Latar Latar Belakang Belakang 11
1.2.
1.2. Permasalahan Permasalahan 22
1.3.
1.3. Tujuan Tujuan dan dan Sasaran Sasaran penulisan penulisan 22 1.3.1
1.3.1 Tujuan Tujuan Penulisan Penulisan 22
1.3.2
1.3.2 Sasaran Sasaran Penulisan Penulisan 22
1.4.
1.4. Manfaat Manfaat penulisan penulisan 33
1.5.
1.5. Lingkup Lingkup Penulisan Penulisan 33
1.5.1.
1.5.1. Lingkup Lingkup Penulisan Penulisan Wilayah Wilayah 33 1.5.2.
1.5.2. Lingkup Lingkup Penulisan Penulisan Materi Materi 44 BAB
BAB II. II. TINJAUAN TINJAUAN PUSTAKAPUSTAKA 55
2.1.
2.1. Arsitektur Arsitektur Tradisional Tradisional 66
2.2.
2.2. Arsitektur Arsitektur Nusantara Nusantara 88
2.3.
2.3. Arsitektur Arsitektur Rakyat Rakyat 99
2.4.
2.4. Arsitektur Arsitektur Vernakular Vernakular 1212
BAB
BAB III. III. TINJAUAN TINJAUAN ARSITEKTURARSITEKTUR 1414
3.1.
3.1. Lokasi Lokasi 1414
3.2.
3.2. Sejarah Sejarah 1515
3.2.1.
3.2.1. Sejarah Sejarah Awal Awal 1515
3.2.2.
3.2.2. Kerajaan Kerajaan Buton Buton Dan Dan Kesultanan Kesultanan Islam Islam Buton Buton 1717 3.2.3.
3.2.3. Silsilah Silsilah 1818
3.2.4.
3.2.4. Periode Periode Pemerintahan Pemerintahan 2020
3.2.5.
3.2.5. Wilayah Wilayah Kekuasaan Kekuasaan 2121
3.2.6.
3.2.6. Struktur Struktur Pemerintahan Pemerintahan 2121
3.2.7.
3.2.7. Kehidupan Sosial BuKehidupan Sosial Budaya Pada Zamadaya Pada Zaman Keraton Butonn Keraton Buton 21 21 3.3. 3.3. Penduduk Penduduk 2525 3.4. 3.4. Agama Agama 2525 3.5.
3.5. Mata Mata Pencaharian Pencaharian 2626
3.6.
3.6. Sosial Sosial Budaya Budaya 2626
BAB
BAB IV. IV. ARSITEKTUR ARSITEKTUR DAN DAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNANBANGUNAN 2929 4.1.
4.2.
4.2. Filosofi Filosofi 3232
4.3.
4.3. Makrokosmos Makrokosmos dan dan Mikrokosmos Mikrokosmos 3333
4.4.
4.4. Ciri-ciri Ciri-ciri Arsitektur Arsitektur dan dan Struktur Struktur 3636 4.4.1.
4.4.1. Ciri-ciri Ciri-ciri Arsitektur Arsitektur 3636
4.4.2.
4.4.2. Struktur Struktur Arsitektur Arsitektur 4747
4.5.
4.5. Arsitek Arsitek atau atau Tukang Tukang yang yang membangun membangun 5454 4.6.
4.6. Detail-detail Detail-detail Arsitektur Arsitektur 5656
4.6.1.
4.6.1. Ragam Ragam Hias Hias 5656
4.6.2.
4.6.2. Detail Detail Struktur Struktur Arsitektur Arsitektur 5757 4.6.3.
4.6.3. Detail Detail Makna Makna Konstruksi Konstruksi 6060
4.7.
4.7. Bahan-Bahan Bahan-Bahan Dan Dan Peralatan Peralatan 6262
4.7.1.
4.7.1. Bahan-bahan Bahan-bahan 6262
4.7.2.
4.7.2. Peralatan Peralatan 6464
4.8.
4.8. Jenis-jenis Jenis-jenis Bangunan Bangunan 6464
BAB
BAB V. V. PENUTUPPENUTUP 7474
5.1. 5.1. Simpulan Simpulan 7474 5.2. 5.2. Saran Saran 7575 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA 7676
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1. :
GAMBAR 2.1. : Rumah Tradisional MaligeRumah Tradisional Malige – – Buton Buton 66 GAMBAR 2.2.
GAMBAR 2.2. :: Rumah Rumah Tradisional Tradisional Gadang Gadang - - Sumatera Sumatera Barat Barat 77 GAMBAR 2.3.
GAMBAR 2.3. :: Rumah Rumah Tradisional Tradisional Tongkonan Tongkonan - - Sulawesi Sulawesi Selatan Selatan 88 GAMBAR 2.4.
GAMBAR 2.4. :: Rumah Rumah Tradisional Tradisional Bali Bali 99
GAMBAR 2.5.
GAMBAR 2.5. :: Rumah Tradisional NiasRumah Tradisional Nias – – NTT NTT 1111
GAMBAR 2.6. :
GAMBAR 2.6. : Rumah Rumah Masyarakat Masyarakat Tradisional Tradisional 1111
GAMBAR 2.7
GAMBAR 2.7.. :: Rumah Rumah Masyarakat Masyarakat Tradisional Tradisional Amerika Amerika 1212 GAMBAR 2.8. :
GAMBAR 2.8. : Rumah Rumah Tradisional Tradisional Aceh Aceh 1313
GAMBAR 3.1.
GAMBAR 3.1. :: Lokasi Lokasi Kerajaan/Keraton Kerajaan/Keraton Buton Buton 1414 GAMBAR 3.2.
GAMBAR 3.2. :: Kehidupan Kehidupan Masyarakat Masyarakat Buton Buton Pada Pada Zaman Zaman Dahulu Dahulu 1515 GAMBAR 3.3.
GAMBAR 3.3. :: Sultan Pertama ButonSultan Pertama Buton – – Para Para Bangsawan Bangsawan 1717 GAMBAR 3.4.
GAMBAR 3.4. :: Sultan Sultan dan dan Para Para Bangsawan Bangsawan 1818
GAMBAR 3.5.
GAMBAR 3.5. :: Pertemuan Presiden Soekarno dengan Sultan Muh.Pertemuan Presiden Soekarno dengan Sultan Muh.
Falihi 20
Falihi 20
GAMBAR 3.6.
GAMBAR 3.6. :: Alat Tukar Uang ( Alat Tukar Uang ( Kampua ) Ketika Zaman KesultananKampua ) Ketika Zaman Kesultanan 22 22 GAMBAR 3.7
GAMBAR 3.7 :: Arah PerdaganganArah Perdagangan – – Jalur Jalur Strategis Strategis Pelayaran Pelayaran 2323 GAMBAR 3.8.
GAMBAR 3.8. :: Arah PerdaganganArah Perdagangan – – Jalur Jalur Strategis Strategis Pelayaran Pelayaran 2525 GAMBAR 3.9.
GAMBAR 3.9. :: Rumah Adat Suku WalioRumah Adat Suku Walio – – Kebudayaan Kebudayaan Buton Buton 2727 GAMBAR
GAMBAR 4.1. 4.1. :: Rumah Kesultanan ButonRumah Kesultanan Buton – – Malige Malige 2929 GAMBAR
GAMBAR 4.2. 4.2. :: Maket Rumah Kesultanan ButonMaket Rumah Kesultanan Buton – – Malige Malige 3030 GAMBAR 4.3.
GAMBAR 4.3. :: Analogi Rumah Kesultanan ButonAnalogi Rumah Kesultanan Buton – – Malige Malige 3434 GAMBAR
GAMBAR 4.4. 4.4. :: Suasana Sekitar Malige Disesuaikan Dengan KonsepSuasana Sekitar Malige Disesuaikan Dengan Konsep
Kosmologi 35
Kosmologi 35
GAMBAR
GAMBAR 4.5. 4.5. :: Tampak Depan Rumah Kesultanan ButonTampak Depan Rumah Kesultanan Buton – – Malige Malige 3737 GAMBAR
GAMBAR 4.6. 4.6. :: Suasana Sekitar Malige Disesuaikan Dengan Suasana Sekitar Malige Disesuaikan Dengan KonsepKonsep
Kosmologi 39
GAMBAR
GAMBAR 4.7. 4.7. :: Denah Rumah Kesultanan ButonDenah Rumah Kesultanan Buton – – Malige Malige 4141 GAMBAR
GAMBAR 4.8. 4.8. :: Tampak Banua KembTampak Banua Kembero Rumah Pejabat Kesero Rumah Pejabat Kesultanan ultanan 4343 GAMBAR
GAMBAR 4.9. 4.9. :: Tampak Depan Banua Kembero Rumah PejabatTampak Depan Banua Kembero Rumah Pejabat
Kesultanan 44
Kesultanan 44
GAMBAR 4.10.:
GAMBAR 4.10.: Denah Denah Banua Banua Kembero Kembero Rumah Rumah Pejabat Pejabat Kesultanan Kesultanan 4545 GAMBAR 4.11.
GAMBAR 4.11. :: Tampak Tampak Depan Depan Banua Banua Tada Tada Masyarakat Masyarakat Biasa Biasa 4646 GAMBAR 4.12.
GAMBAR 4.12. :: Denah Denah Banua Banua Tada Tada Masyarakat Masyarakat Biasa Biasa 4747 GAMBAR 4.13.
GAMBAR 4.13. :: Gambar Gambar Susunan Susunan Tada Tada Rumah Rumah Adat Adat Suku Suku Walio Walio 4848 GAMBAR 4.14.
GAMBAR 4.14. :: Gambar Gambar Susunan Susunan Lantai Lantai Rumah Rumah Adat Adat Suku Suku Walio Walio 5050 GAMBAR 4.15.
GAMBAR 4.15. :: Maket Maket Konstruksi/Struktur Konstruksi/Struktur Rumah Rumah Adat Adat Suku Suku Walio Walio 5151 GAMBAR 4.16.
GAMBAR 4.16. :: Rangka Rangka Kuda-Kuda Kuda-Kuda Atap Atap Rumah Rumah Adat Adat Suku Suku Walio Walio 5252 GAMBAR 4.17.
GAMBAR 4.17. :: Saraginti Saraginti (Tukang (Tukang Ahli) Ahli) 5454
GAMBAR 4.18.
GAMBAR 4.18. :: Motif NMotif Nanas anas Dan Dan Bosu-bosu Bosu-bosu Pada Pada Bumbungan Bumbungan Atap Atap 5656 GAMBAR
GAMBAR 4.19. 4.19. :: Sambungan Sambungan Kayu Kayu Pada Pada Rumah Rumah Malige Malige 5858 GAMBAR 4.20.
GAMBAR 4.20. :: SandiSandi – – Pondasi Pondasi Rumah Rumah Malige Malige 5959 GAMBAR
GAMBAR 4.21. 4.21. :: Tangga Tangga Dan Dan Pintu Pintu Malige Malige 6161 GAMBAR
GAMBAR 4.22. 4.22. :: Tampak Tampak Dalam Dalam Rumah Rumah Malige Malige 6262 GAMBAR 4.23.
GAMBAR 4.23. :: Masjid Masjid Agung Agung Keraton Keraton Buton Buton 6464
GAMBAR 4.24.
GAMBAR 4.24. :: Masjid Masjid Agung Agung Keraton Keraton Buton Buton Tampak Tampak Samping Samping 6666 GAMBAR 4.25.
GAMBAR 4.25. :: Masjid Masjid Agung Agung Keraton Keraton Buton Buton di di Pagi Pagi dan dan Malam Malam 6767 GAMBAR 4.26.
GAMBAR 4.26. :: Baruga Baruga Keraton Keraton Buton Buton 6868
GAMBAR 4.27.
GAMBAR 4.27. :: Tampak Tampak Benteng Benteng Keraton Keraton Dari Dari Atas Atas 6969 GAMBAR 4.28.
GAMBAR 4.28. :: Benteng Benteng Keraton Keraton Buton Buton 7070
GAMBAR
GAMBAR 4.29. 4.29. :: Benteng Benteng Keraton Keraton Buton Buton dari dari Depan Depan 7171 GAMBAR 4.30.
GAMBAR 4.30. :: Bagian-Bagian Bagian-Bagian Benteng Benteng Keraton Keraton Buton Buton 7171 GAMBAR
GAMBAR
DAFTAR ISTILAH
DAFTAR ISTILAH
A A
Ake
Ake; nama simbol/dekorasi pada rumah adat Buton ; nama simbol/dekorasi pada rumah adat Buton kamali/malige, banuakamali/malige, banua kambero, bentuknya seperti patra (
kambero, bentuknya seperti patra (daun)daun) B
B
Baluara
Baluara, bastion; pos jaga/kubu pertahanan yang berada di kiri dan , bastion; pos jaga/kubu pertahanan yang berada di kiri dan kanankanan benteng kesultanan Buton
benteng kesultanan Buton Banguana kabelai
Banguana kabelai; ritual pendirian tiang utama rumah adat Buton; ritual pendirian tiang utama rumah adat Buton Banua
Banua; rumah; rumah Banua Kambero
Banua Kambero; bentuk rumah pejabat kesultanan Buton yang dibangun; bentuk rumah pejabat kesultanan Buton yang dibangun pada masa Kesultanan Buton, bentuk rumah sesuai dengan jabatan pada masa Kesultanan Buton, bentuk rumah sesuai dengan jabatan pemilik rumah di Kesultanan Buton.
pemilik rumah di Kesultanan Buton. Banua Tada
Banua Tada; bentuk rumah masyarakat umum yang dibangun pada masa; bentuk rumah masyarakat umum yang dibangun pada masa Kesultanan Buton
Kesultanan Buton Baruga
Baruga; balairung; bangunan yang merupakan tempat ; balairung; bangunan yang merupakan tempat pertemuan.pertemuan. Batu Yi Gandangi
Batu Yi Gandangi; nama tempat pertama kali ; nama tempat pertama kali kata Wolio diucapkan olehkata Wolio diucapkan oleh Sipanjonga, Batu Yi
Sipanjonga, Batu Yi Gandangi maksudnya batu yang dipukulkan gendang,Gandangi maksudnya batu yang dipukulkan gendang, pada masa Kesultanan Buton tempat ini adalah tempat memandikan calon pada masa Kesultanan Buton tempat ini adalah tempat memandikan calon Sultan sebelum dilantik.
Sultan sebelum dilantik. Bhalo-bhalo bamba
Bhalo-bhalo bamba; jendela atau ventilasi yang letaknya pada bagian; jendela atau ventilasi yang letaknya pada bagian pintu
pintu Bonto
Bonto; nama jabatan dalam struktur ; nama jabatan dalam struktur pemerintahan Kesultanan Butonpemerintahan Kesultanan Buton Bonto Ogena
Bonto Ogena; pejabat atau menteri besar dalam Kesultanan Buton; pejabat atau menteri besar dalam Kesultanan Buton Bosu-bosu
Bosu-bosu; nama simbol/dekorasi pada rumah adat Buton kamali/malige,; nama simbol/dekorasi pada rumah adat Buton kamali/malige, banua kambero.
banua kambero. G
G
Gogoli
Gogoli; suatu tata cara hukuman mati di Kesultanan Buton dengan cara; suatu tata cara hukuman mati di Kesultanan Buton dengan cara leher dililitkan tali.
Haroa
Haroa; pesta, acara; pesta, acara K
K
Kabelai
Kabelai; tiang utama rumah pada rumah ; tiang utama rumah pada rumah adat Butonadat Buton Kamali/malige
Kamali/malige; rumah atau istana kediaman Sultan Buton.; rumah atau istana kediaman Sultan Buton. Kamba
Kamba; kembang nama simbol/dekorasi pada rumah adat Buton; kembang nama simbol/dekorasi pada rumah adat Buton kamali/malige, banua kambero, bentuknya seperti kelopak teratai bunga kamali/malige, banua kambero, bentuknya seperti kelopak teratai bunga matahari.
matahari. Kambero
Kambero; kipas, tiang-tiang penyangga pada rumah malige/kamali.; kipas, tiang-tiang penyangga pada rumah malige/kamali. Kamboru-mboru talu palena
Kamboru-mboru talu palena; simbol tiga kelompok bangsawan yang; simbol tiga kelompok bangsawan yang berhak menjadi Sultan Buton.
berhak menjadi Sultan Buton. Kampua
Kampua;nama mata uang Kesultanan Buton;nama mata uang Kesultanan Buton Kenepulu
Kenepulu; pejabat/sekretaris perdana menteri Kesultanan Buton; pejabat/sekretaris perdana menteri Kesultanan Buton Kaomu
Kaomu; nama strata ; nama strata sosial kebangsawana Kesultanan Butonsosial kebangsawana Kesultanan Buton Kapitalao
Kapitalao; pejabat/menteri pertahanan Kesultanan Buton; pejabat/menteri pertahanan Kesultanan Buton Kolemiana Banua
Kolemiana Banua; ritual sebelum menghuni rumah baru; ritual sebelum menghuni rumah baru Kotika
Kotika; penentuan hari atau waktu; penentuan hari atau waktu L
L Lawa
Lawa, lawana ; pintu gerbang, pintu gerbang pada benteng kesultanan, lawana ; pintu gerbang, pintu gerbang pada benteng kesultanan Buton yang berjumlah 12 buah.
Buton yang berjumlah 12 buah. Limbaisiana Banua
Limbaisiana Banua; ritual menempati rumah baru; ritual menempati rumah baru M
M
Martabat Tujuh
Martabat Tujuh; Undang-undang Dasar Kesultanan Buton yang di buat; Undang-undang Dasar Kesultanan Buton yang di buat pada masa Sultan Dayanu Ikhsanuddin (Sultan Ke empat).
pada masa Sultan Dayanu Ikhsanuddin (Sultan Ke empat). Mia Patamiana
Mia Patamiana; (kelompok empat orang) pelayar dari negeri m; (kelompok empat orang) pelayar dari negeri melayu yaituelayu yaitu Sipanjonga, Simalui, Sitamanajo, Sijawangkati
Sipanjonga, Simalui, Sitamanajo, Sijawangkati P
P
Pancaloga
Pancaloga; lima jenis logam (emas, perak, besi, tembaga dan perunggu); lima jenis logam (emas, perak, besi, tembaga dan perunggu) yang di pakai pada ritual pendirian
Pasana tutumbu
Pasana tutumbu; proses pemasangan tiang utama rangka atap rumah; proses pemasangan tiang utama rangka atap rumah adat Buton
adat Buton Patalimbo
Patalimbo; empat kampung yaitu Gundu-Gundu, Barangkatopa, Peropa; empat kampung yaitu Gundu-Gundu, Barangkatopa, Peropa dan Baluwu.
dan Baluwu. Patalimbona
Patalimbona; kesatuan pemimpin empat kampung ; kesatuan pemimpin empat kampung yaitu Gundu-Gundu,yaitu Gundu-Gundu, Barangkatopa, Peropa dan Baluwu, pemimpin kampung ini disebut bonto Barangkatopa, Peropa dan Baluwu, pemimpin kampung ini disebut bonto Pepali; tabu
Pepali; tabu R
R Rasi
Rasi; hitung-hitungan nama atau hari kelahiran orang pada ritual; hitung-hitungan nama atau hari kelahiran orang pada ritual penentuan hari atau waktu (kotika) pada masyarakat Buton
penentuan hari atau waktu (kotika) pada masyarakat Buton S
S Sandi
Sandi; pondasi; pondasi Sapati
Sapati; pejabat/menteri Kesultanan Buton, yang posisinya dibawah satu; pejabat/menteri Kesultanan Buton, yang posisinya dibawah satu tingkat posisi Sultan
tingkat posisi Sultan Siolimbona
Siolimbona; lembaga legislatif yang berjumlah sembilan orang; lembaga legislatif yang berjumlah sembilan orang
Sombuana kayu; ritual pemahatan pertama pada tiang utama rumah adat Sombuana kayu; ritual pemahatan pertama pada tiang utama rumah adat Buton
Buton T T
Tunggu Weti
Tunggu Weti; pejabat pemungut pajak pasa masa Kesultanan Buton; pejabat pemungut pajak pasa masa Kesultanan Buton Tutumbu
Tutumbu; tiang utama rangka atap pada rumah adat Buton; tiang utama rangka atap pada rumah adat Buton Tuturangina tanah
Tuturangina tanah; ritual yang dilakukan untuk menentukan lokasi rumah; ritual yang dilakukan untuk menentukan lokasi rumah W
W
Walaka
Walaka; nama strata sosial kebangsawana Kesultanan Buton; nama strata sosial kebangsawana Kesultanan Buton Welia
Welia atau wolio; nama awal kampung tradisional di dalam bentengatau wolio; nama awal kampung tradisional di dalam benteng sebelum berdirinya Kerajaan Buton
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.
1.1. Latar Latar BelakangBelakang Arsitektur
Arsitektur hadir hadir sebagai sebagai hasil hasil persepsi persepsi masyarakat masyarakat yang yang memilikimemiliki berbagai kebutuhan. Untuk itu, arsitektur adalah wujud kebudayaan yang berbagai kebutuhan. Untuk itu, arsitektur adalah wujud kebudayaan yang berlaku di masyarakatnya, sehingga perkembangan arsitektur tidak dapat berlaku di masyarakatnya, sehingga perkembangan arsitektur tidak dapat dipisahkan dari perkembangan kebudayaan masyarakat itu sendiri. Pada dipisahkan dari perkembangan kebudayaan masyarakat itu sendiri. Pada saat ini, ketika perkembangan budaya dan peradaban sudah sedemikian saat ini, ketika perkembangan budaya dan peradaban sudah sedemikian maju, maka perkembangan arsitektur
maju, maka perkembangan arsitektur – – terutama di Indonesiaterutama di Indonesia – – nampaknampak berjalan mulus tanpa ada
berjalan mulus tanpa ada saringan yang cenderung menghilangkan jatidiri.saringan yang cenderung menghilangkan jatidiri. Arsitektur tradisional di
Arsitektur tradisional di nusantara berkembnusantara berkembang mencapai ang mencapai bentuknyabentuknya yang sekarang melalui proses dalam kurun waktu
yang sekarang melalui proses dalam kurun waktu lama dan sukar dilama dan sukar di-ketahui-ketahui secara pasti sejarah dan konsep-konsep bentuk bangunannya karena secara pasti sejarah dan konsep-konsep bentuk bangunannya karena diturunkan dari generasi ke generasi tanpa peninggalan baik berupa diturunkan dari generasi ke generasi tanpa peninggalan baik berupa gambar maupun tulisan. Demikian juga konsep-konsep pola pikir yang gambar maupun tulisan. Demikian juga konsep-konsep pola pikir yang abstrak, ke-percayaan, budaya, adat istiadat, iklim,
abstrak, ke-percayaan, budaya, adat istiadat, iklim, lingkungan dan lain-lain.lingkungan dan lain-lain. Arsitek sebagai salah satu penentu arah perkembangan asitektur di Arsitek sebagai salah satu penentu arah perkembangan asitektur di Indonesia dituntut untuk lebih aktif berperan dalam menentukan arah Indonesia dituntut untuk lebih aktif berperan dalam menentukan arah dengan pemahaman terhadap nilai dan norma yang hidup di masyarakat dengan pemahaman terhadap nilai dan norma yang hidup di masyarakat sebagai tolok ukurnya. Selain itu, diperlukan pula kreativitas untuk sebagai tolok ukurnya. Selain itu, diperlukan pula kreativitas untuk menjabarkan rambu-rambu tradisional
menjabarkan rambu-rambu tradisional – – sebagai suatu konsep yang telahsebagai suatu konsep yang telah lama dimiliki masyarakat
lama dimiliki masyarakat – – ke dalam bentuk-bentuk yang akrab denganke dalam bentuk-bentuk yang akrab dengan lingkungan dan mudah dicerna apa makna serta pesan yang akan lingkungan dan mudah dicerna apa makna serta pesan yang akan disampaikan.
disampaikan.
Olehnya pada kesempatan kali ini penulis akan mengangkat, Olehnya pada kesempatan kali ini penulis akan mengangkat, mengkaji, mempelajari dan memaparkan salah satu Arsitektur Tradisional mengkaji, mempelajari dan memaparkan salah satu Arsitektur Tradisional Indonesia yang berlokasi di daerah Buton Jazirah Tenggara Pulau Indonesia yang berlokasi di daerah Buton Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. yaitu, “ARSITEKTUR KERATON BUTON”
1.2.
1.2. Rumusan Rumusan PermasalahanPermasalahan
Kemajuan di bidang arsitektur selalu menunjuk pada hal-hal yang Kemajuan di bidang arsitektur selalu menunjuk pada hal-hal yang bersifat konkrit dengan konsep yang jelas. Sebaliknya tradisional seperti bersifat konkrit dengan konsep yang jelas. Sebaliknya tradisional seperti arsitektur tradisional menunjuk pada hal-hal yang bersifat abstrak, spiritual arsitektur tradisional menunjuk pada hal-hal yang bersifat abstrak, spiritual dan ba
dan bahkan hkan kental okental oleh penleh pengaruh kegaruh kebudayaan. budayaan. Suku Suku Walio, sebuaWalio, sebuahh kelompok etnik yang tinggal disebelah tenggara jazirah pulau Sulawesi, kelompok etnik yang tinggal disebelah tenggara jazirah pulau Sulawesi, yang mempunyai bentuk arsitektur tradisional yang unik dan indah, yang yang mempunyai bentuk arsitektur tradisional yang unik dan indah, yang merupakan ekspresi dari ajaran tasawuf, kepercayaan dan kebudayaan merupakan ekspresi dari ajaran tasawuf, kepercayaan dan kebudayaan setempat diekspresikan dalam Arsitektur di Keraton Buton, baik
setempat diekspresikan dalam Arsitektur di Keraton Buton, baik dalam tatadalam tata letak, orientasi, konstruksi, material bangunan, detail, ornamen dan letak, orientasi, konstruksi, material bangunan, detail, ornamen dan aspek-aspek arsitektur lainnya.
aspek arsitektur lainnya.
Dengan mengacu pada Kebudayaan Dan Arsitektur Keraton Buton Dengan mengacu pada Kebudayaan Dan Arsitektur Keraton Buton yang ada penulis mengangkat permasalahan yang akan dibahas dalam yang ada penulis mengangkat permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini adalah:
penulisan makalah ini adalah: ““ Apa Apa pengaruh pengaruh kebudayaan kebudayaan dandan kepercayaan
kepercayaan masyarakat masyarakat Suku Suku Walio ( BWalio ( Buton ) uton ) terhadap terhadap Arsitektur diArsitektur di Keraton Buton serta
detail-Keraton Buton serta detail-detail pada bangunan tersebut ?”.detail pada bangunan tersebut ?”.
1.3.
1.3. Tujuan Tujuan Dan Dan SasaranSasaran 1.3.1. Tujuan Penulisan 1.3.1. Tujuan Penulisan
Berangkat dari permasalahan yang telah diungkapkan, maka yang Berangkat dari permasalahan yang telah diungkapkan, maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah mengkaji pengaruh menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah mengkaji pengaruh kebudayaan terhadap arsitektur di Keraton Buton dan detail-detail kebudayaan terhadap arsitektur di Keraton Buton dan detail-detail arsitektural pada bangunan tersebut.
arsitektural pada bangunan tersebut. 1.3.2. Sasaran Penulisan
1.3.2. Sasaran Penulisan
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
2.
2. Mengkaji proses kMengkaji proses kehidupan masyehidupan masyarakat, sejarah, keparakat, sejarah, kepercayaan danercayaan dan sosial budaya Suku Walio.di Pulau Buton.
sosial budaya Suku Walio.di Pulau Buton. 3.
3. Mengkaji arsitektur dan strukMengkaji arsitektur dan struktuk rumah dan bangutuk rumah dan bangunan adat Sukunan adat Suku Walio ( Buton ).
Walio ( Buton ).
1.4.
1.4. Manfaat Manfaat PenulisanPenulisan
Seluruh hasil yang didapat dari penulisan makalah ini baik Seluruh hasil yang didapat dari penulisan makalah ini baik rumusan-rumusan, pembuktian teori ataupun temuan-temuan ter
rumusan, pembuktian teori ataupun temuan-temuan ter tentu diharapkan:tentu diharapkan: 1.
1. Dapat Dapat memberikan kontribusi memberikan kontribusi terhadap pengembangan terhadap pengembangan ilmuilmu pengetahuan dan dipergunakan untuk kemungkinan penelitian lebih pengetahuan dan dipergunakan untuk kemungkinan penelitian lebih lanjut tentang arsitektur tradisional di Keraton Buton.
lanjut tentang arsitektur tradisional di Keraton Buton. 2.
2. Dapat memberikan Dapat memberikan pengetahuan pengetahuan tentang petentang pengaruh kebungaruh kebudayaan ddayaan danan kepercayaan leluhur Suku Walio terhadap arsitektur di Keraton kepercayaan leluhur Suku Walio terhadap arsitektur di Keraton Buton.
Buton. 3.
3. Dapat mengaspirasDapat mengaspirasi masyarai masyarakat terutam arsitekat terutam arsitek tentang k tentang pentingnyapentingnya arsitektur tradisional sehingga mencegah kemungkinan hilangnya arsitektur tradisional sehingga mencegah kemungkinan hilangnya ciri khas budaya lokal.
ciri khas budaya lokal.
4. Dapat memberikan informasi bahwa di Kota Bau-Bau terdapat 4. Dapat memberikan informasi bahwa di Kota Bau-Bau terdapat permukiman tradisional yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. permukiman tradisional yang dapat dijadikan sebagai objek wisata.
1.5.
1.5. Ruang Ruang Lingkup Lingkup PenulisanPenulisan 1.5.1.
1.5.1. Ruang lingRuang lingkup wilaykup wilayahah
Ruang lingkup wilayah studi dalam penulisan makalah ini adalah Ruang lingkup wilayah studi dalam penulisan makalah ini adalah permukiman tradisional Suku Wolio di Kelurahan Melai Kota Baubau yang permukiman tradisional Suku Wolio di Kelurahan Melai Kota Baubau yang dikelilingi oleh benteng peninggalan Kesultanan
dikelilingi oleh benteng peninggalan Kesultanan Buton.Buton.
Dasar pemilihan lokasi disebabkan daerah ini merupakan bagian pusat Dasar pemilihan lokasi disebabkan daerah ini merupakan bagian pusat pemerintahan Kesultanan Buton yang banyak menyimpan sejarah yang pemerintahan Kesultanan Buton yang banyak menyimpan sejarah yang mempunyai keunikan dan ciri khas arsitektur bangunan yang tidak dimiliki mempunyai keunikan dan ciri khas arsitektur bangunan yang tidak dimiliki oleh daerah atau kawasan tradisional lain.
1.5.2.
1.5.2. Ruang Ruang lingkup lingkup materimateri 1.
1. Lokasi, Lokasi, Sejarah, Sejarah, kepercayaan, kepercayaan, dan dan sosial sosial budaya budaya masyarakat masyarakat buton.buton. 2. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruhnya kebudayaan leluhur 2. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruhnya kebudayaan leluhur masyarakat Buton terhadap perkembangan arsitektur tradisional di masyarakat Buton terhadap perkembangan arsitektur tradisional di Keraton Buton.
Keraton Buton.
3. Peranan konsep tasawuf dalam proses pembangunan rumah oleh 3. Peranan konsep tasawuf dalam proses pembangunan rumah oleh
masyarakat Buton. masyarakat Buton.
4. Detail-detail arsitektutal dan struktur rumah adat Suku Walio serta 4. Detail-detail arsitektutal dan struktur rumah adat Suku Walio serta
kepercayaan dalam pembangunan dan bentuk rumah tersebut. kepercayaan dalam pembangunan dan bentuk rumah tersebut. 5.
BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Wujud arsitektur bukan merupakan hasil ‘seni yang bebas’ Wujud arsitektur bukan merupakan hasil ‘seni yang bebas’ kehendakny
kehendaknya dan melukis untuk dirinya sendiri. a dan melukis untuk dirinya sendiri. Akan tetapi, seni arsitektur Akan tetapi, seni arsitektur merupakan ‘seni yang terikat’ oleh kaidah
merupakan ‘seni yang terikat’ oleh kaidah-kaidah tertentu sebagai seni-kaidah tertentu sebagai seni terapan terlebih pada arsitektur yang berkembang pada masyarkat terapan terlebih pada arsitektur yang berkembang pada masyarkat terdahulu sangat sarat akan nilai-nilai kepercayaan dan kebudayaan yg terdahulu sangat sarat akan nilai-nilai kepercayaan dan kebudayaan yg dipengaruhi oleh keadaan alam daerah tersebut - termasuk di dalamnya dipengaruhi oleh keadaan alam daerah tersebut - termasuk di dalamnya Keraton Buton - yang mampu dinikmati semua pihak, menjadi milik Keraton Buton - yang mampu dinikmati semua pihak, menjadi milik masyarakat, bangsa dan para pengamat yang berhak menikmati karya masyarakat, bangsa dan para pengamat yang berhak menikmati karya arsitektur setempat (bukan impor dari luar).
arsitektur setempat (bukan impor dari luar).
Oleh karnanya disini penulis memaparkan bentuk dan jenis
Oleh karnanya disini penulis memaparkan bentuk dan jenis arsitektur arsitektur yang berkembang di masyarakat Indonesia dahulu sebelum
yang berkembang di masyarakat Indonesia dahulu sebelum di temukannyadi temukannya rumusan-rumusan disiplin ilmu arsitektur. Dengan demikian kita dapat rumusan-rumusan disiplin ilmu arsitektur. Dengan demikian kita dapat memahami kembali bahwasanya arsitektur dahulu sarat akan nilai
memahami kembali bahwasanya arsitektur dahulu sarat akan nilai -nilai dan-nilai dan makna dibalik karyanya.
makna dibalik karyanya.
Jenis-jenis arsitektur tersebut adalah : Jenis-jenis arsitektur tersebut adalah : 1.
1. Arsitektur Arsitektur TradisionalTradisional 2.
2. Arsitektur Arsitektur NusantaraNusantara 3.
3. Arsitektur Arsitektur RakyatRakyat 4.
1.1.
1.1. Arsitektur Arsitektur TradisionalTradisional
Pengertian Dan Definisi Pengertian Dan Definisi
Menurut Dhanao Iswanto (2006), Arsitektur tradisional merupakan Menurut Dhanao Iswanto (2006), Arsitektur tradisional merupakan ilmu yang memiliki berbagai dasar-dasar falsafat, ekologi, teknologi, estetik, ilmu yang memiliki berbagai dasar-dasar falsafat, ekologi, teknologi, estetik, tata laksana, tata ritual, sosiologi, dan sebagainya secara lengkap dan tata laksana, tata ritual, sosiologi, dan sebagainya secara lengkap dan menyeluruh dan terperinci. Berbagai arsitektur tradisional yang telah menyeluruh dan terperinci. Berbagai arsitektur tradisional yang telah melembaga dengan mantap dan utuh, pada umumnya mengandung melembaga dengan mantap dan utuh, pada umumnya mengandung pengetahuan dan pengertian yang sangat mendalam dan luas mengenai pengetahuan dan pengertian yang sangat mendalam dan luas mengenai tata ruang waktu bagi kehidupan manusia di akherat.
tata ruang waktu bagi kehidupan manusia di akherat.
Menurut Amos Rapoport (1960), Arsitektur tradisional merupakan Menurut Amos Rapoport (1960), Arsitektur tradisional merupakan bentukan arsitektur yang diturunkan dari satu generasi ke generasi bentukan arsitektur yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mempelajari bangunan tradisional berarti mempelajari tradisi berikutnya. Mempelajari bangunan tradisional berarti mempelajari tradisi masyarakat yang lebih dari sekadar tradisi membangun secara fisik. masyarakat yang lebih dari sekadar tradisi membangun secara fisik.
Sumber :
Sumber : Banua Banua Tada Tada Rumah Rumah Tradisional Suku Wolio Tradisional Suku Wolio di Sulawesi di Sulawesi Tenggara Tenggara Melayu OnlineMelayu Online Gambar 2.1.
Gambar 2.1.
Rumah Tradisional Malige - Buton Rumah Tradisional Malige - Buton
Bruce Allsop (1980) Arsitektur Tradisional mendasarkan
Bruce Allsop (1980) Arsitektur Tradisional mendasarkan
pemahamannya pada arsitektur sebagai cerminan
pemahamannya pada arsitektur sebagai cerminan budaya & kepercayaan,budaya & kepercayaan, yang dibuat dengan cara yang sama secara turun temurun dengan tanpa yang dibuat dengan cara yang sama secara turun temurun dengan tanpa perubahan.
perubahan.
Jadi, Arsitektur tradisional adalah arsitektur yang lahir dengan Jadi, Arsitektur tradisional adalah arsitektur yang lahir dengan kepercayaan etnik suatu daerah yang kental dan bergantung pada alam kepercayaan etnik suatu daerah yang kental dan bergantung pada alam dibuat dengan cara yang sama secara turun temurun dengan sedikit atau dibuat dengan cara yang sama secara turun temurun dengan sedikit atau tanpa adanya perubahan-perubahan yang signifikan pada bangunan tanpa adanya perubahan-perubahan yang signifikan pada bangunan tersebut.
tersebut.
Contoh arsitektur tradisional : Contoh arsitektur tradisional : a.
a. Rumah Rumah Tradisional Tradisional Suku Suku Walio (Buton)Walio (Buton) – – Sulawesi Tenggara.Sulawesi Tenggara. b.
b. Rumah Rumah Tradisional Tradisional GadangGadang – – Sumatera BaratSumatera Barat c.
c. Rumah Rumah Tradisional Tradisional BetangBetang – – Kalimantan BaratKalimantan Barat
Gambar 2.2. Gambar 2.2. Rumah Tradisional Gadang
Rumah Tradisional Gadang – – Sumatera BaratSumatera Barat Sumber : http://melayu-online/rumah-adat-padang.
1.2.
1.2. Arsitektur Arsitektur NusantaraNusantara
Pengertian dan definisi Pengertian dan definisi
Menurut Prof. Josef Prijotomo ,Arsitektur Nusantara itu berbeda dari Menurut Prof. Josef Prijotomo ,Arsitektur Nusantara itu berbeda dari arsitektur tradisional. Arsitektur Nusantara mendasarkan pemahamannya arsitektur tradisional. Arsitektur Nusantara mendasarkan pemahamannya atas arsitektur anak bangsa Nusantara pada pertama, kenyataan atas arsitektur anak bangsa Nusantara pada pertama, kenyataan geoklimatik (kepulauan dan tropik lembab) serta yang kedua adalah geoklimatik (kepulauan dan tropik lembab) serta yang kedua adalah kenyataan tradisi tanpa tulisan. Di sini ihwal adat hingga upacara dan kenyataan tradisi tanpa tulisan. Di sini ihwal adat hingga upacara dan artefak menjadi rekaman-rekaman pengetahuan arsitektur. Sementara itu, artefak menjadi rekaman-rekaman pengetahuan arsitektur. Sementara itu, arsitektur tradisional mendasarkan
arsitektur tradisional mendasarkan pemahamannypemahamannya pada a pada arsitektur sebagaiarsitektur sebagai cerminan budaya/kebuday
cerminan budaya/kebudayaan, sebuah dasar yang tanpa aan, sebuah dasar yang tanpa disadari ternyatadisadari ternyata adalah ranah kajian budaya dan
adalah ranah kajian budaya dan antropologi.antropologi. Arsitektur
Arsitektur Nusantara Nusantara adalah adalah arsitektur arsitektur tradisional tradisional yang yang merupakanmerupakan warisan para leluhur dan tersebar dari Sabang hingga Meraoke warisan para leluhur dan tersebar dari Sabang hingga Meraoke Eksistensinya di beberapa wilayah telah menghilang dimakan waktu, Eksistensinya di beberapa wilayah telah menghilang dimakan waktu, mahal, rumit, dan juga akibat
mahal, rumit, dan juga akibat perubahan sikap manusia.perubahan sikap manusia. Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Rumah Tradisional Tongkonan
Rumah Tradisional Tongkonan – – Sulawesi SelatanSulawesi Selatan Sumber : http://melayu-online/rumah-adat-tongkonan-sulawesi-tenggara.
Jadi, arsitektur nusantara adalah arsitektur tradisional yang Jadi, arsitektur nusantara adalah arsitektur tradisional yang merupakan warisan para leluhur dan
merupakan warisan para leluhur dan tersebar dari Sabang hingga Meraoketersebar dari Sabang hingga Meraoke berdasarkan kenyataa
berdasarkan kenyataan alam nusantara yaitu iklim tropis dan lembab n alam nusantara yaitu iklim tropis dan lembab sertaserta pepulauan.
pepulauan.
Contoh Arsitektur Nusantara : Contoh Arsitektur Nusantara : a.
a. Rumah Rumah Tradisional Tradisional TongkonanTongkonan – – Sulawesi SelatanSulawesi Selatan b.
b. Rumah Rumah Tradisional Tradisional SasakSasak – – LombokLombok c.
c. Dan Dan seluruh seluruh rumah rumah tradisional tradisional di di nusantaranusantara
1.3.
1.3. Arsitektur Arsitektur RakyatRakyat
Pengertian dan definisi Pengertian dan definisi
Menurut Bruce allshop (1980), Karya arsitektur yang berkembang di Menurut Bruce allshop (1980), Karya arsitektur yang berkembang di masyarakat atas dasar pertimbangan lingkungan / iklim setempat.
masyarakat atas dasar pertimbangan lingkungan / iklim setempat.
Menurut Gülşen Balıkçı, Folk architecture is a concrete living Menurut Gülşen Balıkçı, Folk architecture is a concrete living environment that people create for themselves. We can also define it
environment that people create for themselves. We can also define it as anas an architecture that has occurred in an anonymous design process which has architecture that has occurred in an anonymous design process which has
Sumber : borzoi book, by Alfred A. Knopf, Inc Sumber : borzoi book, by Alfred A. Knopf, Inc NY NY
Gambar 2.4. Gambar 2.4.
Rumah Tradisional Bali Rumah Tradisional Bali
become traditional under some general factors.(Arsitektur Rakyat adalah become traditional under some general factors.(Arsitektur Rakyat adalah lingkungan hidup nyata bahwa orang menciptakan untuk diri mereka lingkungan hidup nyata bahwa orang menciptakan untuk diri mereka sendiri. Kita juga bisa mendefinisikannya sebagai arsitektur yang telah sendiri. Kita juga bisa mendefinisikannya sebagai arsitektur yang telah terjadi dalam proses desain tanpa nama yang telah menjadi tradisional di terjadi dalam proses desain tanpa nama yang telah menjadi tradisional di bawah beberapa faktor umum.)
bawah beberapa faktor umum.) Arsitektur
Arsitektur Rakyat Rakyat sering sering digunakan digunakan untuk untuk melukiskan melukiskan perbedaanperbedaan antara arsitektur populer atau landmark dan hampir identik dengan istilah antara arsitektur populer atau landmark dan hampir identik dengan istilah "arsitektur vernakular" dan "arsitektur tradisional." Oleh karena itu, "arsitektur vernakular" dan "arsitektur tradisional." Oleh karena itu, arsitektur rakyat termasuk tempat tinggal,
arsitektur rakyat termasuk tempat tinggal, tempat ibadah, lumbung pangan,tempat ibadah, lumbung pangan, dan struktur lainnya yang dirancang dan dibangun tanpa bantuan arsitek dan struktur lainnya yang dirancang dan dibangun tanpa bantuan arsitek resmi terdidik dan terlatih secara profesional. Arsitektur Rakyat cenderung resmi terdidik dan terlatih secara profesional. Arsitektur Rakyat cenderung berfaedah dan konservatif, yang mencerminkan kebutuhan khusus, berfaedah dan konservatif, yang mencerminkan kebutuhan khusus, ekonomi, adat istiadat, dan keyakinan dari suatu komunitas tertentu. ekonomi, adat istiadat, dan keyakinan dari suatu komunitas tertentu. Arsitektur
Arsitektur rakyat rakyat juga juga mewakili mewakili kebijaksanaan kebijaksanaan kumulatif kumulatif masyarakat masyarakat tentangtentang solusi untuk masalah tertentu. Untuk alasan ini, t
solusi untuk masalah tertentu. Untuk alasan ini, tradisi arsitektur rakyat yangradisi arsitektur rakyat yang organik telah berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan prioritas rakyat organik telah berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan prioritas rakyat dan nilai-nilai atau untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh dan nilai-nilai atau untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh pengaturan alam tertentu. Memang, salah satu kualitas yang paling penting pengaturan alam tertentu. Memang, salah satu kualitas yang paling penting dari arsitektur rakyat
dari arsitektur rakyat menyangkut karakter ekologis tersebut. Artinya, rakyatmenyangkut karakter ekologis tersebut. Artinya, rakyat hunian dan struktur yang disesuaikan dengan lingkungan lokal dan hunian dan struktur yang disesuaikan dengan lingkungan lokal dan biasanya mencerminkan karakteristik alami dari suatu tempat atau
biasanya mencerminkan karakteristik alami dari suatu tempat atau daerah.daerah. Pada arsitektur rakyat secara umum paling sering dikaitkan dengan lokasi Pada arsitektur rakyat secara umum paling sering dikaitkan dengan lokasi kota atau pedesaan. ( Terjemahan dari artikel barbahasa inggris oleh kota atau pedesaan. ( Terjemahan dari artikel barbahasa inggris oleh Oklahoma Historical Society)
Oklahoma Historical Society)
Jadi, Arsitektur rakyat adalah
Jadi, Arsitektur rakyat adalah Lingkungan hidup yang diciptakan olehLingkungan hidup yang diciptakan oleh rakyat sendiri berdasarkan pertimbangan iklim dan lingkungan lokal yang rakyat sendiri berdasarkan pertimbangan iklim dan lingkungan lokal yang mencerminkan karakter alami daerah tersebut dan dibangun oleh arsitek mencerminkan karakter alami daerah tersebut dan dibangun oleh arsitek lokal tanpa pendidikan khusus.
Contoh Arsitektrur Rakyat : Contoh Arsitektrur Rakyat : a.
a. Rumah Rumah Tradisiaonal Tradisiaonal BaliBali b.
b. Rumah Rumah Tradisional Tradisional NTTNTT c.
c. Pemukiman Pemukiman TradisionalTradisional
Sumb
Sumber er : : http://melayhttp://melayu-online/suu-online/suku-sasak ku-sasak
Gambar 2.5. Gambar 2.5.
Rumah Tradisional - NTT Rumah Tradisional - NTT
Sumber : google picture
Sumber : google picture– – perumahan tradisionaperumahan tradisiona
Gambar 2.6. Gambar 2.6.
Rumah Masyarakat Tradisional Rumah Masyarakat Tradisional
1.4.
1.4. Arsitektur Arsitektur Vernakular Vernakular
Pengertian Dan Definisi Pengertian Dan Definisi
Menurut Bruce allshop (1980), Arsitektur yang dikembangkan oleh tukang Menurut Bruce allshop (1980), Arsitektur yang dikembangkan oleh tukang atas dasar pengalamannya
atas dasar pengalamannya Arsitektur
Arsitektur vernakular vernakular adalah adalah arsitektur arsitektur yang yang terbentuk terbentuk dari dari prosesproses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asalnya. Vernakular, berasal dari kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asalnya. Vernakular, berasal dari vernacullus yang berarti lokal, pribumi. Pembentukan arsitektur berangsur vernacullus yang berarti lokal, pribumi. Pembentukan arsitektur berangsur dengan sangat lama sehingga sikap bentuknya akan mengakar. - Wikipedia dengan sangat lama sehingga sikap bentuknya akan mengakar. - Wikipedia
Menurut Vernacular Architecture book
Menurut Vernacular Architecture book – – Turan, Arsitektur Vernakular Turan, Arsitektur Vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan
adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang dari arsitektur rakyat yangberkembang dari arsitektur rakyat yang lahir dari masyarakat etnik dan berjangkar pada tradisi etni
lahir dari masyarakat etnik dan berjangkar pada tradisi etni k, serta dibangunk, serta dibangun oleh tukang berdasarkan pengalaman (trial and
oleh tukang berdasarkan pengalaman (trial and error), menggunakan teknikerror), menggunakan teknik dan material lokal serta merupakan jawaban atas s
dan material lokal serta merupakan jawaban atas setting lingkungan tempatetting lingkungan tempat Sumber : google picture
Sumber : google picture– – arsitektur vernakular arsitektur vernakular Gambar 2.7. Gambar 2.7.
Rumah Masyarakat Tradisional Amerika Rumah Masyarakat Tradisional Amerika
bangunan tersebut berada dan selalu membuka untuk terjadinya bangunan tersebut berada dan selalu membuka untuk terjadinya transformasi.
transformasi.
Menurut Ade Sahroni (2012), Arsitektur vernakular adalah arsitektur Menurut Ade Sahroni (2012), Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang dari arsitektur rakyat yang lahir dari yang tumbuh dan berkembang dari arsitektur rakyat yang lahir dari masyarakat etnik dan berakar pada tradisi etnik, serta
masyarakat etnik dan berakar pada tradisi etnik, serta dibangun oleh tukangdibangun oleh tukang berdasarkan pengalaman (trial and error), menggunakan teknik dan berdasarkan pengalaman (trial and error), menggunakan teknik dan material lokal serta merupakan jawaban atas setting lingkungan tempat material lokal serta merupakan jawaban atas setting lingkungan tempat bangunan tersebut berada dan selalu membuka untuk terjadinya bangunan tersebut berada dan selalu membuka untuk terjadinya transformasi.
transformasi.
Jadi, Arsitektur Vernakular adalah arsitektur yang lahir dari proses Jadi, Arsitektur Vernakular adalah arsitektur yang lahir dari proses yang lama dan berulang berdasarkan tradisi etnik daerah tersebut yang yang lama dan berulang berdasarkan tradisi etnik daerah tersebut yang dibangun berdasarkan pengalaman tukangnya.
dibangun berdasarkan pengalaman tukangnya. Contoh Arsitektur Vernakular :
Contoh Arsitektur Vernakular : a.
a. Rumah Rumah Tradisional Tradisional Aceh.Aceh. b.
b. Rumah Rumah Tradisional Tradisional MachiyaMachiya – – JepangJepang c.
c. Rumah Rumah Masyarakat Masyarakat AmerikaAmerika
Gambar 2.8. Gambar 2.8.
Rumah Tradisional Aceh Rumah Tradisional Aceh Sumber : google picture
BAB III
BAB III
TINJAUAN ARSITEKTUR
TINJAUAN ARSITEKTUR
3.1. Lokasi 3.1. Lokasi Gambar 3.1. Gambar 3.1.Lokasi Kerajaan/Keraton Buton Lokasi Kerajaan/Keraton Buton
Rumah Adat Malige terletak di Kota Bau-Bau, Sulawesi tenggara. Rumah Adat Malige terletak di Kota Bau-Bau, Sulawesi tenggara. Pulau Buton (Pulau Baubau) secara geografis merupakan kawasan timur Pulau Buton (Pulau Baubau) secara geografis merupakan kawasan timur jazirah tenggara Pulau Celebe
jazirah tenggara Pulau Celebes/Sulawesi.s/Sulawesi. Sumber :
3.2. Sejarah
3.2. Sejarah
3.2.1. Sejarah Awal 3.2.1. Sejarah Awal
Sebagai sebuah negeri, keberadaan Buton tercatat dalam Negara Sebagai sebuah negeri, keberadaan Buton tercatat dalam Negara Kertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 M. Dalam naskah kuno Kertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 M. Dalam naskah kuno itu, negeri Buton disebut dengan nama Butuni. Digambarkan, Butuni itu, negeri Buton disebut dengan nama Butuni. Digambarkan, Butuni merupakan sebuah desa tempat tinggal para resi yag dilengkapi taman, merupakan sebuah desa tempat tinggal para resi yag dilengkapi taman, lingga dan saluran air. Rajanya bergelar
lingga dan saluran air. Rajanya bergelar Yang Mulia Mahaguru.Yang Mulia Mahaguru.
Dalam sejarahnya, cikal bakal Buton sebagai negeri telah dirintis Dalam sejarahnya, cikal bakal Buton sebagai negeri telah dirintis oleh empat orang yang disebut dengan Mia Patamiana. Mereka adalah: oleh empat orang yang disebut dengan Mia Patamiana. Mereka adalah: Sipanjonga, Simalui, Sitamanajo, Sijawangkati. Menurut sumber sejarah Sipanjonga, Simalui, Sitamanajo, Sijawangkati. Menurut sumber sejarah lisan Buton, empat orang pendiri negeri ini berasal dari Semenanjung lisan Buton, empat orang pendiri negeri ini berasal dari Semenanjung Melayu yang datang ke Buton pada akhir abad ke
Melayu yang datang ke Buton pada akhir abad ke-13 M. Empat orang (Mia-13 M. Empat orang (Mia Patamiana) tersebut terbaagi dalam dua kelompok: Sipanjongan dan Patamiana) tersebut terbaagi dalam dua kelompok: Sipanjongan dan Sijawangkati; Simalui dan Sitamanajo. Kelompok pertama beserta para Sijawangkati; Simalui dan Sitamanajo. Kelompok pertama beserta para pengikutnya menguasai daerah Gundu-Gundu, sementara
pengikutnya menguasai daerah Gundu-Gundu, sementara kelompok keduakelompok kedua dengan para pengikutnya menguasai daerah Barangkatopa. Sipanjongan dengan para pengikutnya menguasai daerah Barangkatopa. Sipanjongan
Gambar 3.2. Gambar 3.2.
Kehidupan Masyarakat Buton Pada Zaman Dahulu Kehidupan Masyarakat Buton Pada Zaman Dahulu Sumber :
dan para pengikutnya meninggalkan tanah asal di Semenanjung Melayu dan para pengikutnya meninggalkan tanah asal di Semenanjung Melayu menuju kawasan timur dengan menggunakan sebuah perahu palolang menuju kawasan timur dengan menggunakan sebuah perahu palolang pada bulan Syaban 634 Hijriyah (1236 M). Dalam perjalanan itu, mereka pada bulan Syaban 634 Hijriyah (1236 M). Dalam perjalanan itu, mereka singgah pertama kalinya di pulau Malalang, terus ke
singgah pertama kalinya di pulau Malalang, terus ke Kalaotoa dan akhirnyaKalaotoa dan akhirnya sampai di Buton, mendarat di daerah Kalampa. Kemudian mereka sampai di Buton, mendarat di daerah Kalampa. Kemudian mereka mengibarkan bendera Kerajaan Melayu yang disebut bendera mengibarkan bendera Kerajaan Melayu yang disebut bendera Longa-Longa. Ketika Buton berdiri, bendera Longa-Longa ini dipakai sebagai Longa. Ketika Buton berdiri, bendera Longa-Longa ini dipakai sebagai bendera resmi di kerajaan Buton.
bendera resmi di kerajaan Buton. Sementara Simalui dan para pengikutnyaSementara Simalui dan para pengikutnya diceritakan mendarat di Teluk Bumbu, sekarang masuk dalam daerah diceritakan mendarat di Teluk Bumbu, sekarang masuk dalam daerah Wakarumba. Pola hidup mereka berpindah-pindah hingga akhirnya Wakarumba. Pola hidup mereka berpindah-pindah hingga akhirnya berjumpa dengan kelompok Sipanjonga. Akhirnya, terjadilah percampuran berjumpa dengan kelompok Sipanjonga. Akhirnya, terjadilah percampuran melalui perkawinan. Sipanjonga menikah dengan Sibaana, saudara Sima
melalui perkawinan. Sipanjonga menikah dengan Sibaana, saudara Sima luilui
dan memiliki seorang putera yang bernama Betoambari. Setelah dewasa, dan memiliki seorang putera yang bernama Betoambari. Setelah dewasa, Betoambari menikah dengan Wasigirina, putri Raja Kamaru. Dari Betoambari menikah dengan Wasigirina, putri Raja Kamaru. Dari perkawinan ini, kemudian lahir seorang anak bernama Sangariarana. perkawinan ini, kemudian lahir seorang anak bernama Sangariarana. Seiring perjalanan, Betoambari kemudian menjadi penguasa daerah Seiring perjalanan, Betoambari kemudian menjadi penguasa daerah Peropa, dan Sangariarana menguasai daerah Baluwu. Dengan Peropa, dan Sangariarana menguasai daerah Baluwu. Dengan terbentuknya desa Peropa dan Baluwu, berarti telah ada empat desa yang terbentuknya desa Peropa dan Baluwu, berarti telah ada empat desa yang memiliki ikatan kekerabatan, yaitu: Gundu-Gundu, Barangkatopa, Peropa memiliki ikatan kekerabatan, yaitu: Gundu-Gundu, Barangkatopa, Peropa dan Baluwu. Keempat desa ini kemudian disebut Empat Limbo, dan para dan Baluwu. Keempat desa ini kemudian disebut Empat Limbo, dan para pimpinannya disebut Bonto. Kesatuan keempat pemimpin desa (Bonto) ini pimpinannya disebut Bonto. Kesatuan keempat pemimpin desa (Bonto) ini disebut Patalimbona. Mereka inilah yang berwenang memilih dan disebut Patalimbona. Mereka inilah yang berwenang memilih dan mengangkat seorang Raja.
mengangkat seorang Raja.
Selain empat Limbo di atas, di pulau Buton juga telah berdiri Selain empat Limbo di atas, di pulau Buton juga telah berdiri beberapa kerajaan kecil yaitu: T
beberapa kerajaan kecil yaitu: Tobe-Tobe, Kamaru, Wabula, Todanga danobe-Tobe, Kamaru, Wabula, Todanga dan Batauga. Seiring perjalanan sejarah, kerajaan-kerajaan kecil dan empat Batauga. Seiring perjalanan sejarah, kerajaan-kerajaan kecil dan empat Limbo di atas
Limbo di atas kemudian bergabung dan membentuk sebuah kerajaan baru,kemudian bergabung dan membentuk sebuah kerajaan baru, dengan nama kerajaan Buton. Saat itu, kerajaan-kerajaan kecil tersebut dengan nama kerajaan Buton. Saat itu, kerajaan-kerajaan kecil tersebut memilih seorang wanita yang bernama Wa Kaa Kaa sebagai raja.
Berkaitan dengan asal-usul nama Buton, menurut tradisi lokal Berkaitan dengan asal-usul nama Buton, menurut tradisi lokal berasal dari Butu, sejenis pohon beringin (barringtonia asiatica). Penduduk berasal dari Butu, sejenis pohon beringin (barringtonia asiatica). Penduduk setempat menerima penyebutan ini sebagai penanda dari para pelaut setempat menerima penyebutan ini sebagai penanda dari para pelaut nusantara yang sering singgah di pulau itu. Diperkirakan,
nusantara yang sering singgah di pulau itu. Diperkirakan, nama ini telah adanama ini telah ada sebelum Majapahit datang menaklukkannya. Dalam surat-menyurat, sebelum Majapahit datang menaklukkannya. Dalam surat-menyurat, kerajaan ini menyebut dirinya Butuni, orang Bugis menyebutnya Butung, kerajaan ini menyebut dirinya Butuni, orang Bugis menyebutnya Butung, dan Belanda menyebutnya Buton. Selain itu, dalam arsip Belanda, negeri dan Belanda menyebutnya Buton. Selain itu, dalam arsip Belanda, negeri ini juga dicatat dengan nama Butong (Bouthong). Ketika Islam masuk, ada ini juga dicatat dengan nama Butong (Bouthong). Ketika Islam masuk, ada usaha untuk mengkaitkan nama Buton ini
usaha untuk mengkaitkan nama Buton ini dengan bahasa Arab. Dikatakan,dengan bahasa Arab. Dikatakan, nama Buton berasal dari kata Arab bathni atau bathin, yang berarti perut nama Buton berasal dari kata Arab bathni atau bathin, yang berarti perut atau kandungan.
atau kandungan.
3.2.2.
3.2.2. Kerajaan Buton Dan Kerajaan Buton Dan Kesultanan Islam ButonKesultanan Islam Buton
Dengan naiknya Wa Kaa Kaa sebagai rajaputri, Kerajaan Buton Dengan naiknya Wa Kaa Kaa sebagai rajaputri, Kerajaan Buton semakin berkembang hingga Islam masuk ke Buton melalui Ternate pada semakin berkembang hingga Islam masuk ke Buton melalui Ternate pada pertengahan abad ke-16 M. Selama masa pra Islam, di Buton telah pertengahan abad ke-16 M. Selama masa pra Islam, di Buton telah berkuasa enam orang raja, dua di
berkuasa enam orang raja, dua di antaranya perempuan. Perubahan Butonantaranya perempuan. Perubahan Buton menjadi kesultanan terjadi pada tahun 1542 M (948
menjadi kesultanan terjadi pada tahun 1542 M (948 H), bersamaan denganH), bersamaan dengan pelantikan Lakilaponto sebagai Sultan Buton pertama, dengan gelar
pelantikan Lakilaponto sebagai Sultan Buton pertama, dengan gelar SultanSultan
Murhum Kaimuddin Khalifatul Khamis. Murhum Kaimuddin Khalifatul Khamis.
Gambar 3.3. Gambar 3.3. Sumber :
Setelah Raja Lakilaponto masuk Islam, kerajaan Buton semakin Setelah Raja Lakilaponto masuk Islam, kerajaan Buton semakin berkembang dan mencapai masa kejayaan pada abad ke 17 M. Ikatan berkembang dan mencapai masa kejayaan pada abad ke 17 M. Ikatan kerajaan dengan agama Islam sangat erat, terutama dengan unsur-unsur kerajaan dengan agama Islam sangat erat, terutama dengan unsur-unsur sufistik. Undang-undang Kerajaan Buton disebut dengan Murtabat Tujuh, sufistik. Undang-undang Kerajaan Buton disebut dengan Murtabat Tujuh, suatu terma yang sangat populer dalam tasawuf. Undang-undang ini suatu terma yang sangat populer dalam tasawuf. Undang-undang ini mengatur tugas, fungsi dan kedudukan perangkat kesultanan. Di masa ini mengatur tugas, fungsi dan kedudukan perangkat kesultanan. Di masa ini juga,
juga, Buton Buton memiliki memiliki relasi relasi yang yang baik baik dengan dengan Luwu, Luwu, Konawe, Konawe, Muna Muna dandan Majapahit.
Majapahit.
3.2.3. Silsilah 3.2.3. Silsilah
Berikut ini daftar raja dan sultan yang pernah berkuasa di Buton. Berikut ini daftar raja dan sultan yang pernah berkuasa di Buton. Gelar raja menunjukkan periode pra Islam, sementara gelar sultan Gelar raja menunjukkan periode pra Islam, sementara gelar sultan menunjukkan periode Islam.
menunjukkan periode Islam.
Raja-raja : Raja-raja :
1. Rajaputri Wa Kaa Kaa 1. Rajaputri Wa Kaa Kaa 2. Rajaputri Bulawambona 2. Rajaputri Bulawambona 3. Raja Bataraguru 3. Raja Bataraguru 4. Raja Tuarade 4. Raja Tuarade Sumber :
Sumber : http://old. kaskus.co.id/showthreahttp://old. kaskus.co.id/showthread.php?t=29967d.php?t=299673030 Gambar 3.4. Gambar 3.4.
Sultan Dan Para Bangsawan Sultan Dan Para Bangsawan
Sultan-sultan : Sultan-sultan : 1. Sultan Murhum (1491-1537 M) 1. Sultan Murhum (1491-1537 M) 2. Sultan La Tumparasi (1545-1552) 2. Sultan La Tumparasi (1545-1552) 3. Sultan La Sangaji (1566-1570 M) 3. Sultan La Sangaji (1566-1570 M) 4. Sultan La Elangi (1578-1615 M) 4. Sultan La Elangi (1578-1615 M) 5. Sultan La Balawo 5. Sultan La Balawo (1617-1619)(1617-1619) 6. Sultan La Buke (1632-1645) 6. Sultan La Buke (1632-1645) 7. Sultan La Saparagau (1645-1646 M) 7. Sultan La Saparagau (1645-1646 M) 8. Sultan La Cila (1647-1654 M) 8. Sultan La Cila (1647-1654 M) 9. Sultan La Awu (1654-1664 M) 9. Sultan La Awu (1654-1664 M) 10. Sultan La Simbata (1664-1669 M) 10. Sultan La Simbata (1664-1669 M) 11. Sultan La Tangkaraja (1669-1680 M) 11. Sultan La Tangkaraja (1669-1680 M) 12. Sultan La Tumpamana (1680-1689 M) 12. Sultan La Tumpamana (1680-1689 M) 13. Sultan La Umati (1689-1697 M) 13. Sultan La Umati (1689-1697 M) 14. Sultan La Dini (1697-1702 M) 14. Sultan La Dini (1697-1702 M) 15. Sultan La Rabaenga (1702 M) 15. Sultan La Rabaenga (1702 M) 16. Sultan La Sadaha (1702-1709 M) 16. Sultan La Sadaha (1702-1709 M) 17. Sultan La Ibi (1709-1711 M) 17. Sultan La Ibi (1709-1711 M) 18. Sultan La Tumparasi (1711-1712M) 18. Sultan La Tumparasi (1711-1712M) 19. Sultan Langkariri (1712-1750 M) 19. Sultan Langkariri (1712-1750 M) 20. Sultan La Karambau (1750-1752 M) 20. Sultan La Karambau (1750-1752 M) 21. Sultan Hamim (1752-1759 M) 21. Sultan Hamim (1752-1759 M) 22. Sultan La Seha (1759-1760 M) 22. Sultan La Seha (1759-1760 M) 23. Sultan La Karambau (1760-1763 M) 23. Sultan La Karambau (1760-1763 M) 24. Sultan La Jampi (1763-1788 M) 24. Sultan La Jampi (1763-1788 M) 25. Sultan La Masalalamu (1788-1791 M) 25. Sultan La Masalalamu (1788-1791 M) 26. Sultan La Kopuru (1791-1799 M) 26. Sultan La Kopuru (1791-1799 M) 27. Sultan La Badaru (1799-1823 M) 27. Sultan La Badaru (1799-1823 M) 28. Sultan La Dani (1823-1824 M) 28. Sultan La Dani (1823-1824 M) 29. Sultan Muh. Idrus (1824-1851 M) 29. Sultan Muh. Idrus (1824-1851 M)
30. Sultan Muh. Isa (1851-1861 M) 30. Sultan Muh. Isa (1851-1861 M) 31. Sultan Muh. Salihi (1871-1886 M) 31. Sultan Muh. Salihi (1871-1886 M) 32. Sultan Muh. Umar (1886-1906 M) 32. Sultan Muh. Umar (1886-1906 M) 33. Sultan Muh. Asikin (1906-1911 M) 33. Sultan Muh. Asikin (1906-1911 M) 34. Sultan Muh. Husain (1914 M) 34. Sultan Muh. Husain (1914 M) 35. Sultan Muh. Ali (1918-1921 M) 35. Sultan Muh. Ali (1918-1921 M) 36. Sultan Muh. Saifu (1922-1924 M) 36. Sultan Muh. Saifu (1922-1924 M) 37. Sultan Muh. Hamidi (1928-1937 M) 37. Sultan Muh. Hamidi (1928-1937 M) 38. Sultan Muh. Falihi (1937-1960 M). 38. Sultan Muh. Falihi (1937-1960 M).
3.2.4. Periode Pemerintahan 3.2.4. Periode Pemerintahan
Era pra Islam Kerajaan Buton berlangsung dari tahun 1332 hingga Era pra Islam Kerajaan Buton berlangsung dari tahun 1332 hingga 1542 M. Selama rentang waktu ini,
1542 M. Selama rentang waktu ini, Buton diperintah oleh enam orang raja.Buton diperintah oleh enam orang raja. Sementara periode Islam berlangsung dari tahun 1542 hingga 1960 M. Sementara periode Islam berlangsung dari tahun 1542 hingga 1960 M. Selama rentang waktu ini, telah berkuasa 38 orang raja. Sultan terakhir Selama rentang waktu ini, telah berkuasa 38 orang raja. Sultan terakhir yang berkuasa di Buton adalah Muhammad Falihi Kaimuddin. yang berkuasa di Buton adalah Muhammad Falihi Kaimuddin. Kekuasaanny
Kekuasaannya berakhir pada a berakhir pada tahun 1960 M.tahun 1960 M.
Gambar 3.5. Gambar 3.5.
Pertemuan Presiden Soekarno dengan Sultan Muh. Falihi Pertemuan Presiden Soekarno dengan Sultan Muh. Falihi
Sumber :
3.2.5. Wilayah Kekuasaan 3.2.5. Wilayah Kekuasaan
Kekuasaan Kerajaan Buton meliputi seluruh Pulau Buton dan Kekuasaan Kerajaan Buton meliputi seluruh Pulau Buton dan beberapa pulau yang terdapat di
beberapa pulau yang terdapat di Sulawesi.Sulawesi.
3.2.6. Struktur Pemerintahan 3.2.6. Struktur Pemerintahan
Kekuasasan tertinggi di Kerajaan Buton dipegang oleh sultan. Kekuasasan tertinggi di Kerajaan Buton dipegang oleh sultan. Struktur kekuasaan di kesultanan ditopang oleh dua golongan bangsawan: Struktur kekuasaan di kesultanan ditopang oleh dua golongan bangsawan: kaomu dan walaka. Walaka adalah golongan yang memegang adat dan kaomu dan walaka. Walaka adalah golongan yang memegang adat dan pengawas pemerintahan yang dijalankan oleh sultan. Wewenang pemilihan pengawas pemerintahan yang dijalankan oleh sultan. Wewenang pemilihan dan pengangkatan sultan berada di t
dan pengangkatan sultan berada di tangan golongan Walaka, namun, sultanangan golongan Walaka, namun, sultan harus berasal dari golongan kaomu. Untuk mempermudah jalannya harus berasal dari golongan kaomu. Untuk mempermudah jalannya
pemerintahan, Buton menjalankan sistem desentralisasi dengan
pemerintahan, Buton menjalankan sistem desentralisasi dengan
membentuk 72 wilayah kecil yang disebut
membentuk 72 wilayah kecil yang disebut kadie. Beberapa jabatan yang adakadie. Beberapa jabatan yang ada di struktur pemerintahan Buton adalah bontona (menteri), menteri besar, di struktur pemerintahan Buton adalah bontona (menteri), menteri besar, bonto, kepala Siolimbona dan sekretaris sultan.
bonto, kepala Siolimbona dan sekretaris sultan.
3.2.7.
3.2.7. Kehidupan Sosial BuKehidupan Sosial Budaya Pada Zaman daya Pada Zaman Kesultanan ButonKesultanan Buton
Sebagai kerajaan Islam yang tumbuh dari hasil transmisi ajaran Sebagai kerajaan Islam yang tumbuh dari hasil transmisi ajaran Islam di Nusantara, maka kerajaan Buton juga sangat dipengaruhi oleh Islam di Nusantara, maka kerajaan Buton juga sangat dipengaruhi oleh model kebudayaan Islam yang berkembang di Nusantara, terutama dari model kebudayaan Islam yang berkembang di Nusantara, terutama dari tradisi tulis-menulis. Bahkan, dari peninggalan tertulis yang ada, naskah tradisi tulis-menulis. Bahkan, dari peninggalan tertulis yang ada, naskah peninggalan Buton jauh lebih banyak dibanding naskah Ternate, negeri peninggalan Buton jauh lebih banyak dibanding naskah Ternate, negeri darimana Islam di Buton berasal.
darimana Islam di Buton berasal. Peninggalan naskah Buton sangat berartiPeninggalan naskah Buton sangat berarti unutk mengungkap sejarah negeri ini, dan dari segi lain, keberadaan unutk mengungkap sejarah negeri ini, dan dari segi lain, keberadaan naskah-naskah ini menunjukkan bahwa kebudayaan Buton telah naskah-naskah ini menunjukkan bahwa kebudayaan Buton telah berkembang dengan baik. Naskah-naskah tersebut mencakup bidang berkembang dengan baik. Naskah-naskah tersebut mencakup bidang hukum, sejarah, silsilah, upacara dan adat, obat-obatan, primbon, bahasa hukum, sejarah, silsilah, upacara dan adat, obat-obatan, primbon, bahasa dan hikayat yang ditulis dalam huruf Arab, Buri Wolio dan Jawi. Bahasa dan hikayat yang ditulis dalam huruf Arab, Buri Wolio dan Jawi. Bahasa yang digunakan adalah Arab, Melayu dan Wolio. Selain itu, juga terdapat yang digunakan adalah Arab, Melayu dan Wolio. Selain itu, juga terdapat naskah yang berisi surat menyurat antara Sultan Buton dengan VOC naskah yang berisi surat menyurat antara Sultan Buton dengan VOC Belanda.
Kehidupan di bidang hukum berjalan denga baik tanpa diskriminasi. Kehidupan di bidang hukum berjalan denga baik tanpa diskriminasi. Siapapun yang bersalah, dari rakyat jelata hingga sultan akan menerima Siapapun yang bersalah, dari rakyat jelata hingga sultan akan menerima hukuman. Sebagai bukti, dari 38 orang sultan yang pernah berkuasa di hukuman. Sebagai bukti, dari 38 orang sultan yang pernah berkuasa di Buton, 12 di antaranya mendapat hukuman karena melanggar sumpah Buton, 12 di antaranya mendapat hukuman karena melanggar sumpah jabatan. Satu di antaran
jabatan. Satu di antaranya, yaitu Sultan ke-8, Mardan Ali (Lya, yaitu Sultan ke-8, Mardan Ali (La Cila) dihukuma Cila) dihukum mati dengan cara digogoli (dililit
mati dengan cara digogoli (dililit lehernya dengan tali sampai mati).lehernya dengan tali sampai mati).
Dalam bidang ekonomi, kehidupan berjalan dengan baik berkat Dalam bidang ekonomi, kehidupan berjalan dengan baik berkat relasi perdagangan dengan negeri sekitarnya. Dalam negeri Buton sendiri, relasi perdagangan dengan negeri sekitarnya. Dalam negeri Buton sendiri, telah berkembang suatu sistem perpajakan sebagai sumber pendapatan telah berkembang suatu sistem perpajakan sebagai sumber pendapatan kerajaan. Jabatan yang berwenang memungut pajak di daerah
kerajaan. Jabatan yang berwenang memungut pajak di daerah kecil adalahkecil adalah tunggu weti. Dalam perkembangannya, kemudian tejadi perubahan, dan tunggu weti. Dalam perkembangannya, kemudian tejadi perubahan, dan jabatan
jabatan ini ini ditingkatkan ditingkatkan statusnya statusnya menjadi menjadi Bonto Bonto Ogena. Ogena. DenganDengan perubahan ini, maka Bonto Ogena tidak hanya berwenang dalam urusan perubahan ini, maka Bonto Ogena tidak hanya berwenang dalam urusan perpajakan, tapi juga sebagai kepala Siolimbona (lembaga legislatif saat perpajakan, tapi juga sebagai kepala Siolimbona (lembaga legislatif saat itu). Sebagai alat tukar dalam aktifitas ekonomi, Buton telah memiliki mata itu). Sebagai alat tukar dalam aktifitas ekonomi, Buton telah memiliki mata uang yang disebut Kampua. Panjang Kampua adalah 17,5 cm, dan uang yang disebut Kampua. Panjang Kampua adalah 17,5 cm, dan lebarnya 8 cm, terbuat dari kapas, dipintal menjadi benang kemudian lebarnya 8 cm, terbuat dari kapas, dipintal menjadi benang kemudian ditenun menjadi kain secara tradisional.
ditenun menjadi kain secara tradisional.
Gambar 3.6. Gambar 3.6. Sumber :
Pada umumnya, ada empat prinsip yang dipegang teguh oleh Pada umumnya, ada empat prinsip yang dipegang teguh oleh masyarakat Buton dalam kehidupan sehari-hari saat itu yakni:
masyarakat Buton dalam kehidupan sehari-hari saat itu yakni: 1.
1. Yinda Yindamo Arata somanamo KaroYinda Yindamo Arata somanamo Karo (Harta rela dikorbankan demi(Harta rela dikorbankan demi keselamatan diri)
keselamatan diri) 2.
2. Yinda Yindamo Karo somanamo LipuYinda Yindamo Karo somanamo Lipu (Diri rela dikorbankan demi(Diri rela dikorbankan demi
keselamatan negeri)
keselamatan negeri)
3.
3. Yinda Yindamo Lipu somanamo SaraYinda Yindamo Lipu somanamo Sara (Negeri rela dikorbankan demi(Negeri rela dikorbankan demi keselamatan pemerintah).
keselamatan pemerintah). 4.
4. Yinda Yindamo Sara somanamo AgamaYinda Yindamo Sara somanamo Agama (Pemerintah rela(Pemerintah rela dikorbankan demi keselamatan agama)
dikorbankan demi keselamatan agama)
Buton adalah sebuah negeri yang berbentuk pulau dengan letak Buton adalah sebuah negeri yang berbentuk pulau dengan letak strategis di jalur pelayaran yang menghubungkan pulau-pulau penghasil strategis di jalur pelayaran yang menghubungkan pulau-pulau penghasil rempah di kawasan timur, dengan para pedagang yang berasal dari rempah di kawasan timur, dengan para pedagang yang berasal dari
Gambar 3.7. Gambar 3.7. Arah Perdagangan
Arah Perdagangan – – Jalur Strategis PelayaranJalur Strategis Pelayaran Sumber :