• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resume Rekayasa Genetika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resume Rekayasa Genetika"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

RESUME GENETIKA RESUME GENETIKA REKAYASA GENETIKA REKAYASA GENETIKA

Rekayasa genetika adalah manipulasi atas mareri genetik dengan cara menambah Rekayasa genetika adalah manipulasi atas mareri genetik dengan cara menambah atau menghilangkan gen tertentu. Pada teknologi ini dimanfaatkan vektor ataupun sarana atau menghilangkan gen tertentu. Pada teknologi ini dimanfaatkan vektor ataupun sarana lainuntuk memindahkan materi genetik, antara lain: injeksi ikro, fusi protoplas, lainuntuk memindahkan materi genetik, antara lain: injeksi ikro, fusi protoplas, elektroporasi dan proyektil mikro. Berikut adalah pengertian rekayasa genetika (

elektroporasi dan proyektil mikro. Berikut adalah pengertian rekayasa genetika ( genetic genetic engineering 

engineering ) dari 3 sumber:) dari 3 sumber: 

 Rekayasa genetika adalah manipulasi sifat genetik suatu organisme dengan caraRekayasa genetika adalah manipulasi sifat genetik suatu organisme dengan cara mengintroduksi atau mengeliminasi gen-gen tertentu (Miclos, dkk, 1990).

mengintroduksi atau mengeliminasi gen-gen tertentu (Miclos, dkk, 1990). 

 Rekayasa genetika adalah manipulasi genetic dalam sel untuk menghasilkan suatuRekayasa genetika adalah manipulasi genetic dalam sel untuk menghasilkan suatu sifat yang dikehendaki yang biasanya disebut teknologi rekombinan DNA sifat yang dikehendaki yang biasanya disebut teknologi rekombinan DNA (Rasmussen, dkk, 1990).

(Rasmussen, dkk, 1990). 

 Rekayasa genetika adalah teknik mengubah konstitusi genetik sel atau individuRekayasa genetika adalah teknik mengubah konstitusi genetik sel atau individu dengan cara pemindahan selektif, insersi atau dengan modifikasi gen balik yang dengan cara pemindahan selektif, insersi atau dengan modifikasi gen balik yang individual maupun yang berupa perangkat gen (Klug, dkk, 1994).

individual maupun yang berupa perangkat gen (Klug, dkk, 1994).

Kesimpulan dari 3 sumber tersebut adalah pada rekayasa genetika terdapat Kesimpulan dari 3 sumber tersebut adalah pada rekayasa genetika terdapat manipulasi atas materi genetik dengan cara menambah atau menghilangkan gen tertentu. manipulasi atas materi genetik dengan cara menambah atau menghilangkan gen tertentu. Berbagai fenomena genetik alami jika dicermati dapat menjadi model alami dari teknik Berbagai fenomena genetik alami jika dicermati dapat menjadi model alami dari teknik rekayasa genetika contohnya

rekayasa genetika contohnya crossing over, gene pick up, transduksi,crossing over, gene pick up, transduksi, dan lain sebagainya.dan lain sebagainya. Pada beberapa fenomena ini terjadi pemutusan, penyambungan, serta perpindahan bagian Pada beberapa fenomena ini terjadi pemutusan, penyambungan, serta perpindahan bagian materi genetik yang dapat mengakibatkan penambahan atau perpindahan suatu gen atau materi genetik yang dapat mengakibatkan penambahan atau perpindahan suatu gen atau  beberapa gen.

 beberapa gen.

PROSES REKAYASA GENETIKA PROSES REKAYASA GENETIKA Teknik-teknik Rekayasa Genetika Teknik-teknik Rekayasa Genetika

Menurut Smith dan Byars (1990) terdapat berbagai teknik yang digunakan dalam Menurut Smith dan Byars (1990) terdapat berbagai teknik yang digunakan dalam teknik rekayasa genetika meliputi teknik vektor, injeksi mikro, fusi protoplas, dan teknik rekayasa genetika meliputi teknik vektor, injeksi mikro, fusi protoplas, dan elektoporasi. Selain itu klug menambahkan juga teknik kopresipitassi kalsium pospat dan elektoporasi. Selain itu klug menambahkan juga teknik kopresipitassi kalsium pospat dan endositosis dan dikenal pula teknik proyektil mikro.

endositosis dan dikenal pula teknik proyektil mikro.

Tr

Tr ansansfer fer VeVektorktor

Transfer vektor merupakan cara memasukan suatu gen ke sel baru dengan Transfer vektor merupakan cara memasukan suatu gen ke sel baru dengan menggunakan pembawa (

menggunakan pembawa (carrier carrier ) khusus yang memanfaatkan proses alami seperti pada) khusus yang memanfaatkan proses alami seperti pada transfer DNA oleh bakteri dan virus. Vektor yang digunakan adalah plasmid, bakteriofage transfer DNA oleh bakteri dan virus. Vektor yang digunakan adalah plasmid, bakteriofage dan

dan cosmidcosmid (russel, 1992).(russel, 1992).

Secara kimiawi vektor-vektor tersebut adalah molekul DNA. Sebagai vektor suatu Secara kimiawi vektor-vektor tersebut adalah molekul DNA. Sebagai vektor suatu molekul DNA harus memiliki sifat-sifat yang harus dimiliki DNA seperti di bawah ini molekul DNA harus memiliki sifat-sifat yang harus dimiliki DNA seperti di bawah ini (Klug, dkk.,1994)

(Klug, dkk.,1994) 

 Molekul DNA mampu melekukan replikasi sendiri maupun replikasi segmen DNAMolekul DNA mampu melekukan replikasi sendiri maupun replikasi segmen DNA yang diinsersikan bebas dari replikasi kromosom sel inang dengan cara membuahi yang diinsersikan bebas dari replikasi kromosom sel inang dengan cara membuahi suatu “ori”

suatu “ori” 

 Molekul DNA harus mengandung sejumlah tapak pemutusan enzim retrisi khususMolekul DNA harus mengandung sejumlah tapak pemutusan enzim retrisi khusus yang bermanfaat untuk insersi segmen-segmen DNA.

yang bermanfaat untuk insersi segmen-segmen DNA. 

 Molekul DNA harus membuhai suatu penenda yang dapat dimanfaatkan.Molekul DNA harus membuhai suatu penenda yang dapat dimanfaatkan. 

 Molekul DNA harus mudah terbebas kembali ari sel inang.Molekul DNA harus mudah terbebas kembali ari sel inang.

Mirza Yanuar Rizky Mirza Yanuar Rizky

(130342615308) (130342615308) Yheni Sapitri Yheni Sapitri (130342603478) (130342603478)

(2)

Selain sifat-sifat itu ada pula sifat lain yang diharapkan (Old dan Primrose, 1989)  Berat molekul rendah

 Adanya kemampuan untuk memberikan sifat fenotip yang dipilih dengan segera  pada sel inang.

a.  Plasmid

Plasmid terbentuk secara alami invitro. Plasmid terdapat pada E. coli (plasmid RSF 2124 merupakan derifat dari plasmid ColE1). Plasmid-plasmid itu terdapat pada  E.coli (plasmid RSF2124 merupakan derivat dari plasmid CoE1). Contoh lainnya adalah  pBR322 (gambar 1) dan derivatnya yaitu pUC19 (gambar 2).

Gambar 1. Plasmid pBR322 b.  Bakteriofag

Bakteriofag yang banyak digunakan dalam teknologi DNA rekombinan pada  E.coli adalah fag ƛ. Seluruh gen fag ƛ sudah diidentifikasi dan dipetakan urut-urutan genom secara keseluruhan sudah diketahui. Seluruh derivat fag ƛ yang digunakan sebagai vektor transfer sudah direkayasa sehingga hanya siklus titik saja. Derivat-derivat fag ƛ lebih dari 100 derivat yang dimanfaatkan sebagai vektor dibuat dengan cara membuang berbagai bagian kelompok gen di daerah tengah.

Gambar 2. Plasmid pUC19

Selain bakteriofag yang digunakan sebagai vektor, salah satunya adalah M 13. Materi genetik pada M 13 berupa DNA unit tunggal. Jika M 13 menginfeksi suatu sel  bakteri, DNA unting tunggal bereplikasi menghasilkan suatu model DNA unting ganda yang disebut RF (Replikasi Form). Molekul RF setara dengan plasmid dan DNA asing

(3)

dapat diinsersikan ke tapak-tapak pemutusan enzim retriksi tunggal yang ada pada genom. Susunan dari molekul RF terdiri dari suatu unting tunggal (+) yang mengandung satu unting segmen DNA yang diinsersikan. Klon DNA unting tunggal yang di hasilkan oleh M 13 dapat digunakan untuk pengurutan DNA atau sebagai templet untuk perubahan urut-urutan klon akibat mutasi.

c. Kosmid  (cosmid )

Kosmid adalah vektor yang dibangun di laboratorium memanfaatkan urut-urutan cos dan fag ƛ yang berguna untuk pemasukan/pegumpulan kromosom ke dalam kepala fag dan memanfaatkan pula urut-urutan (bagian tengah kosmid) untuk fungsi resistensi terhadap antibiotik serta replikasi. Kosmid dirakit dan plasmid dan fag ƛ, contoh  plasmid yang digunakan Pbr322.

d. Vektor ulang-alik (Shuttle vectors)

Selain vektor-vektor transfer seperti plasmid, bakterio fag ƛ, dan kosmid yang digunakan untuk pengklonan DNA, vektor lain yang dimanfaatkkan untuk memanfaatkan untuk memasukkan molekul-molekul DNA rekombinan ke dalam sel  prokariotik maupun eukariotik. Vektor-vektor semacam itu disebut vektor ulang alik

atau shuttlr vectors. Vektor ulang alik atau shuttlr vectors adalah vektor pengklon yang dapat bereplikasi di dalam dua atau lebih mahkluk hidaup inang.

3. Injeksi Mikro, Fusi Protoplas, Elektroporasi, Kopresipitasi Kalsium Fosfat dan Endositosis, Serta Proyeksi Mikro

Pada injeksi mikro menggunakan jarum mikroskopis,untuk memasukkan DNA melalui membran sel sasaran, termasuk ke dalam inti sel. Pada fusi protoplas terjadi  pelarutan dua membran sel dari sel-sel yang berbeda sehingga dua sel dapat di gabung

menjadi satu, misalnya fusi antara sel sel-sel yang di kultur dengan protoplas bakteri yang mengandung DNA eksogen. Fusi protoplas, suatu sistem transformasi yang memanfaatkan liposom yang tersusun dari suatu lipida kationik. Pemanfaatan liposom sebagai suatu sistem transformasi atau transfeksi yang disebut sebagai lipofeksi (lipofection).

Pada teknik eletroporasi menggunakan listrik untuk menciptakan lubang kecil di membran sel yang akan dimanfaatkan untuk pemindahan DNA ke dalam sel. Berkenaan dengan elektroporasi informasi dari Old dan Primrose (1989) menyebutkan bahwa  pada pendedahan singkat kejutan listrik  berkekuatan antara 4000-8000 V, sel-sel memperoleh DNA eksogen dan larutan sekitar (tampaknya melalui lubang-lubang yang terbentuk sesaat pada membran plasma) dengan kejutan listrik akan meningkatkan frekuensi efisien transformasi (Potter dkk., 1984 dalam Old dan Primrose, 1989).

Gambar 4. Vektor ulang alik yEp 24  pada khamir dan E. coli.

(4)

Pada teknik kopresipitasi kalsium fosfat dan endositosis tampaknya butir-butir kopresipitas kalsium fosfat dan DNA masuk ke dalam sel melalui endositosis fagositosis (Old dan Primrose, 1989). Pada teknik ini merupakan cara umum memasukkan suatu DNA ke dalam sel-sel mamalia.

Pada teknik proyeksi mikro, DNA ataupun RNA ditembakkan ke dalam sel (Klein dkk., 1987 dalam Old dan Primrose 1989), teknik ini merupakan suatu cara yang sama sekali baru untuk memasukkan asam nuklet ke dalam sel tumbuhan memanfaatkan kecepatan tinggi. Pada teknik proyeksi mikro membutuhkan kultur sel ataupun  perlakuan jaringan resipien.

Prosedur Dasar Teknologi DNA Rekombinan

Urutan proses yang menjadi prosedur dasar pada teknik DNA rekombinan yang diperantai vektor akan dikemukakan lebih lanjut (Klug dkk., 1994).

1. Pembuatan fragmen DNA dengan bantuan enzim nuklease retriksi yang mengenal dan memotong molekul DNA pada urut-urutan nukleotida yang spesifik

2. Segmen-segmen digabung ke molekul DNA lain dengan bantuan vektor. Vektor dapat bereplikasi secara otonom sehingga memfasilitasi manipulasi dan identifikasi molekul DNA yang baru terbentuk.

3. Vektor yang sudah terinsersi segmen DNA ditransfer ke suatu sel inang. Molekul DNA rekombinan direplikasi menghasilkan berlusin-lusin yang disebut klon-klon.

4. Segmen-segmen DNA yang diklon dapat diambil dari sel inang.

5. Sel-sel inang yang mengandung DNA rekombinan mewariskan kepada seluruh sel turunan, menghasilkan suatu populasi sel-sel identik yang semua membawahi urut-urutan yang di-klon.

6. Secara potensial, DNA diklon dapat ditranskripsikan, RNA-d ditranslasikan serta produk-produk gen diisolasi dan di kaji.

Peran Enzim Endonuklease Retriksi

Pada urutan pertama proses yang menjadi prosedur dasar teknik DNA rekombinan yang diperantai oleh vektor enzim endonuklease dibutuhkan untuk memotong molekul DNA dalam rangka pembuatan fragmen DNA. Molekul DNA rekombinan tidak dapat dibentuk tanpa abntuan enzim endunuklease restiksi. Penanaman endunuklease restiksi di beri nama berdasarkan macam makhluk hidup tempat enzim tersebut diisolasi secara konvensional digunakan sistem tiga huruf dalam posisi huruf miring yang diikuti dengan suatu angka romawi.

Enzim endonuklease retriksi terbagi menjadi dua kelompok atau tipe (Russel, 1992). Tipe I akan mengenali suatu urutan pasangan nukelotida yang spesifik pada DNA dan selanjutnya memotong DNA pada suatu tapak tidak spesifik jauh dari urutan. Enzim endonuklease restiksi tipe I tidak terlalu bermanfaat untuk pembentukan molekul DNA rekombinan. Enzim endonuklease restiksi tipe II suatu urutan pasangan nukleotida spesifik pada DNA namun tipe ini memotong DNA di dalam urutan (Russel,1992). Enzim endonuklease restriksi bermanfaat untuk pembentukan molekul DNA rekombinan.

Untuk pengenalan ezim endonuklease restriksi tipe II memeliki suatu sumbu simetri yang melewati titik tengah urutan pengenalan (Russel, 1992). Dalam urutan basa 5’ 3’ pada unting DNA sama dengan urutan basa 5’ 3’ pada komplementernya.

(5)

Enzim endonuklease restriksi sudah diisolasi dari sejumlah besar strain bakteri yang berbeda (Russel, 1992). Oleh karena itu setiap enzim memotong DNA pada suatu  pasangan nukleotida yang spesifik untuk enzim yang bersangkutan, jumlah potongan

yang dibuat enzim pada suatu molekul DNA tertentu tergantung pada jumlah berapa kali urutan pengenalan ditemukan pada DNA. Enzim endonuklease restriksi tipe II menghasilkan ujung-ujung lancip yang memiliki nilai khusus pada pengklonal fragmen-fragmen DNA jika kedua ujung tajam hasil pemotongan bertemu dalam larutan, maka akan berbentuk pasangan basa yang sempurna.

Seleksi Klon Rekombinasi

Southern mengembangkan suatu metode untuk mendeteksi fragmen-fragmen di dalam sel agarose yang komplementer dengan urutan rna dan dna tertentu. Metode ini dikenal sebagai southern blotting yang kemudian dikembangkan untuk menganalisis rna dan  protein yang dikenal dengan nothern and western blotting. Bagan southern blotting ditunjukkan pada gambar berikut:

Pada teknik blotting ini intinya adalah mentransfer makro molekul dari gel, berarti mereka dipisahkan secara elektroforesis ke  perekaman suatu membran.

MANFAAT DAN RESIKO REKAYASA GENETIKA Manfaat Rekayasa Genetika

Manfaat analisis reayasa genetika dapat dilihat dalam kiatannya dengan analisis genetik, diagnosis molekuler atas penyakit manusia, terapi gen, sidik jari dna, serta  bioteknologi (klug dkk 1994). Uraian tersebut antara lain:

An ali sis Geneti k

Selama teknik-teknik dna rekombinasi untuk kepentingan analisis genetik. Teknik-teknik itu memungkinkan penggandaan suatu kumpulan klon yang meliputi keseluruhan klon demikian pula memungkinkan pemetaan genetik maupun fisik yang lengkap, serta memungkinkan penetapan urutan nukleotida dari keseleuruhan kromosom. Dari analisis tersebut salah satunya telah ditemukan ukuran genome  beberapa makhluk hidup.

Proyek genome manusia mulai dirintis sejak tahun 1986 dan sejak 1988 dilaksanakan suatu rencana royek genome manusia berjangak 5 tahun. Negara-negara yang juga sudah melaksanakan proyek genome manusia adalah perancis,inggris, dan  jepang. Analisis genetik manusia ini sudah memungkinkan untuk membuat peta kelamin genetik manusia natara lain dengan bantuan penanda rflp ( retriction fragment lenght polymerphism).

(6)

Di agnosis M olekul er atas Penyakit M anusia

Pemanfaatan urutan dna yang di klon memungkinkan pengamatan langsung terhadap genotip dari pada pengamatan atas suatu produk gen yang belum dikenal atau tidak terekspresi. Sebagai contoh deteksi molekuler dapat diinduksikan atas thelessemia dan sickle cell anemia.

Terapi Gen

Pada mulanya kemampuan mengklon dan mengisolasi gen-gen spesifik manusia yang dikembangkan sebagai suatu kegiatan penelitian, sekarang sedang b digunakan dalam bidang kedokteran secara operasional untuk mengani kelainan-kelainan menurun dan cara yang ditempuh adalah mengganti gen cacat dengan salinan gen normal (klug dkk, 1994). Yang mana prosesnya dikenal sebagai terapi gen. Sudah banyak metode yang diterapkan dalam memasukkan gen ke dalam sel manusia termasuk pemanfaatan vektor virus maupun fusi sel dengan vesikula buatan yang mengandung urutan dna yang diklon, transfer kimiawi yang mendorong pengangkutan gen melewati membran sel jika sudah dilakukan. Panduan terapi yang sudah ditemukan seduah ditemukan  berdasarkan prasyarat berikut (klug,dkk 1994) :

a. Gen harus diisolasi dan ditransfer

 b. Cara transfer gen yang efektif harus ada

c. Jaringan target harus dapat tercapai sebagai contoh, percobaan terapi gen yang  pertama menggunakan sel-sel darah putih ataupun prekusornya sebgai  jaringan target.

d. Terapi gen tidak boleh menyakiti pasien dan sudah tidak ada cara terapi lain yang efektif.

Sidik Jari DN A

RFLP sudah digunakan untuk membedakan salinan gen yang normal dari yang mutan dan dapat digunakan sebagai penanda genetik , karena polimorfisme tersebut diwariskan dalam pola kodominan (klug dkk,1994). Fenotip dari penanda-pennda ini  berupa susunan atau deretan fragmen dna berbagai ukuran yang ada pada southern  blout, sesudah dna dipotong dengan suatu enzim endonuklease restriksi. Suatu tipe rflp kedua muncul dari variasi jumlah urutan berulang tandem. Dna yang ada diantara dua tapak enzim edonuklease restriksi. Urutan tersebut berasal dari dua hingga dua  puluh nukleotida.

Pola pita yang dihasilkan ketika urutan vnrt dipotong dengan menggunakan enzim endonuklease restriksi dan divisualisasikan dengan southern blotting itulah yang dikenal sebgai sidik jari dna. Rflp tersebut ekuivalen dengan sidik jari konvensional karena pola pita yang dihasilkan berbeda beda dari orang per orang.

Bioteknologi

Saat ini rekayasa genetika dalam pertanian menjanjikan tetapi ada keterbatasan dalam teknologi. Menurut micklos dan freyer (1990) kesulitan analitis genetis tanaman disebabkan oleh :

1) Pertumbuhan tanaman yang lambat dan umur pergantian generasi yang lama 2) Besarnya genome tanaman, termasuk banyaknya kromosom poliploid

3) Dimilikinya “kotak kayu” yaitu dinding sel berupa selulose yang mengelilingi tanaman.

(7)

Dalam rekayasa genetika sifat yang dikendalikan oleh banyak gen sangat sulit untuk di rekayasa dan dikendalikan. Misalnya, tumbuhan memerlukan nitrogen untuk membuat protein tetapi tidak dapat langsung memanfaatkannya secara langsung dari udara bebas. Perakaran kacang tanah, kedelai, dan semanggi mengandung bakteri bintil akar yang dapat mengubah nitrogen diudara bebas menjadi bentuk yang dapat dimanfaakan, tatapi perakaran tanaman lain seperti jagung dan padi harus memperoleh nitrogen dari pupuk atau dari produk samping organisme lain yang meninggalkan nitrogen yang tersedia dari dalam tanah. Apabila dapat di ciptakan jagung yang dapat membuat nitrogen tentulah dapat mengurangi biaya pemupukan, termasu mengurangi  pencemaran sistem perairan karena masukknya sisa-sisa pemupukan nitrat dan fosfat

dari tanah pertanian. Fiksasi nitrogen dikendalikan oleh lebih dari 15 gen yang berbeda dalam sistem bakteri/tanaman. Serta menggunakan gen yang sekarang belum berhasil diisolasi dan kebingungan dalam penataan ulangnya.

Pertanyaan:

1. Apakah perbedaan antara enzim endonukelase retriksi I dan II ?

Jawaban: Tipe I akan mengenali suatu urutan pasangan nukelotida yang spesifik pada DNA dan selanjutnya memotong DNA pada suatu tapak tidak spesifik jauh dari urutan. Enzim endonuklease restiksi tipe I tidak terlalu bermanfaat untuk  pembentukan molekul DNA rekombinan. Enzim endonuklease restiksi tipe II suatu urutan pasangan nukleotida spesifik pada DNA namun tipe ini memotong DNA di dalam urutan. Enzim endonuklease restriksi bermanfaat untuk pembentukan molekul DNA rekombinan.

2. Bla bla bla

Referensi

Dokumen terkait

Ada yang berlaku seperti toggle switch dimana selektor dapat berhenti pada satu posisi, dan ada yang berlaku seperti push button, dimana setelah melakukan pemilihan

Dalam Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor tahun 2005-2025, disebutkan bahwa tujuan penataan ruang adalah untuk

Gambar 13 Peta penutupan lahan hasil digitasi pada citra Landsat 8 tahun 2015 di Kabupaten Kotabaru. Luas lahan padang rumput yang cukup tinggi dapat memungkinkan

Sirkit bervoltase rentang I dan rentang II menurut IEC 60449 tidak boleh digabung dalam sistem perkawatan yang sama, kecuali salah satu metode berikut diadopsi: – setiap kabel

materisebelum mengikuti praktikum laboratorium anatomi.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara persepsi mahasiswa tentang kegiatan

Gambar (5d) menampilkan contoh form untuk perhitungan kebutuhan air per komoditas tanam di dalam satu daerah irigasi (Crop Water Requierment/CWR), misal komoditas tanaman padi.

Secara khusus tujuan pengabdian ini juga memberikan sebuah pola yang lebih simple dalam proses memotret sehingga membuat proses menjadi lebih cepat dan memberikan

Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan