• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN AKTIVITAS SEDENTARI DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMA KATOLIK CENDRAWASIH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN AKTIVITAS SEDENTARI DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMA KATOLIK CENDRAWASIH MAKASSAR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 HUBUNGAN AKTIVITAS SEDENTARI DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT

PADA REMAJA DI SMA KATOLIK CENDRAWASIH MAKASSAR

The Relevance Between Sedentary Activity and Overweight Tothe Adolescent in Catholic High School of Cendrawasih Makassar

Anissa Rahmadani L1, Rahayu Indriasari1, Yustini2 1

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin 2

Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo

(anissalatkha@yahoo.com, rindriasari@gmail.com, yustini@yahoo.com, 085255144255) ABSTRAK

Obesitas telah menjadi pandemi global di seluruh dunia dan dinyatakan oleh World Health Organization (WHO) sebagai masalah kesehatan kronis terbesar. Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan di kalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas sedentari dengan kejadian overweight pada remaja di SMA Katolik Cendrawasih Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas X dan XI SMA Katolik Cendrawasih Makassar berjumlah 314 orang. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan besar sampel 112 orang. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian hubungan aktivitas sedentari dengan kejadian overweight diperoleh nilai (p=0,000). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang signifikan antara aktivitas sedentari dengan kejadian overweight pada remaja di SMA Katolik Cendrawasih Makassar.

Kata kunci : Aktivitas sedentari, overweight, obesitas, remaja ABSTRACT

Obesity has become a global pandemic in the world and it has declared by the World Health Organization ( WHO ) as the most chronic health problems. Obesity or commonly known as overweight is a worrying problem among adolescent. This research aims to determine the relevance between sedentary activity and overweight to the adolescent in Catholic High School of Cendrawasih Makassar. This type of research was an quantitative research with cross-sectional design. The population used was all students of class X and XI of Catholic High School of Cendrawasih Makassar, namely 314 students. The sampling technique of this research used Purposive Sampling with 112 sample. Data analysis used was univariate and bivariate with chi square test. The research result of the relevance between sedentary activity and overweight obtained ( p = 0.000 ) value. The conclusion of this research was there was a significant positive relevance between relevance between sedentary activity and obesity to the adolescent of Catholic High School of Cendrawasih Makassar.

Keywords : Sedentary Activity, overweight, obesity, adolescent

(2)

2 Perubahan gaya hidup, yakni dari traditional life style berubah menjadi sedentary

life style yaitu kehidupan dengan aktivitas fisik sangat kurang serta penyimpangan pola

makan dimana asupan cenderung tinggi energi (lemak, protein dan karbohidrat) dan rendah serat. Kesemuanya dianggap bertanggung jawab atas overweight dan kejadian obesitas.1

Masalah obesitas banyak dialami oleh beberapa golongan masyarakat salah satunya remaja. Kelebihan berat badan pada remaja telah dihubungkan dengan naiknya kadar insulin plasma, lipid darah, dan kadar lipoprotein naik, dan kenaikan tekanan darah, yang merupakan faktor yang diketahui dihubungkan dengan morbiditas orang dewasa akibat obesitas.2

Kasus obesitas pada remaja yang semakin meningkat jumlahnya merupakan keadaan yang mengkhawatirkan.3 Sebagai epidemi global, serta menjadi suatu masalah kesehatan yang harus segera ditangani. Pada tahun 2008, 10% pria dan 14% wanita di dunia mengalami obesitas (BMI ≥ 30 kg/m2), dibandingkan dengan 5% untuk pria dan 8% untuk wanita pada tahun 1980.4

Prevalensi obesitas terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Tidak hanya di negara-negara maju, namun juga merambah ke negara-negara berkembang.5 Penelitian yang dilakukan oleh Guo et al, di Cina menemukan bahwa prevalensi overweight pada anak dan remaja adalah sebesar 15,3% dan obesitas sebesar 6,4%.3 Penelitian Al-Rethaiaa et al, di Arab Saudi menemukan bahwa prevalensi overweight pada mahasiswa adalah sebesar 21,8% dan prevalensi obesitas sebesar 15,7%.6

Data Riskesdas tahun 2010 menunjukkan, bahwa prevalensi kegemukkan secara nasional remaja umur 16-18 tahun berdasarkan IMT/U yaitu kegemukkan sebesar 1,4%. Sedangkan prevalensi obesitas di sulawesi selatan untuk remaja umur 16–18 tahun berdasarkan IMT/U dengan kategori gemuk sebesar 0,9%. Prevalensi kegemukan secara nasional menurut jenis kelamin yaitu 1,3% pada laki-laki dan 1,5% pada perempuan.7

Faktor penyebab obesitas lainnya adalah kurangnya aktivitas fisik baik kegiatan harian maupun latihan fisik terstruktur. Aktivitas fisik yang dilakukan sejak masa anak sampai lansia akan mempengaruhi kesehatan seumur hidup.8 Perilaku sedentarian cenderung terus meluas dalam masyarakat berteknologi maju. Serupa dengan temuan dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa aktivitas fisik menurun dengan bertambahnya usia pada remaja, usia 16 tahun melaporkan memiliki waktu lebih santai daripada remaja yang lebih muda.9

Aktivitas fisik anak-anak cenderung menurun. Anak-anak lebih banyak bermain di dalam rumah dibanding diluar rumah, misalnya bermain games komputer, menonton

(3)

3 televisi maupun media elektronik lain ketimbang berjalan, bersepeda maupun naik-turun tangga. Aktivitas sedentari seperti ini menurunkan keluaran energi sehingga terjadi keseimbangan positif dimana masukan energi lebih banyak dibandingkan keluaran energi. Tubuh cenderung untuk menyimpan energi dalam bentuk lemak dan selanjutnya terjadi obesitas.10

Remaja sangat terlibat dalam kegiatan di depan layar, tetapi menghabiskan waktu yang terbatas pada aktivitas sedentari yang lebih produktif, seperti membaca dan melakukan pekerjaan rumah. Mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku menetap sangat penting untuk mencegah dan mengurangi obesitas pada populasi remaja.11 Mengurangi aktivitas tersebut akan dapat mengendalikan berat badan pada anak dan remaja.12 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas sedentari pada remaja di SMA Katolik Cendrwasih Makassar.

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan

cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Katolik Cendrwasih Makassar pada

bulan April-Mei tahun 2014. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X dan XI SMA Katolik Cendrawasih Makassar yang berjumlah 314 orang. Sampel penelitian ini adalah remaja usia 15-17 tahun. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling dengan besar sampel 112 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan kuesioner aktivitas sedentari. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Penyajian data dalam bentuk tabel dan disertai narasi. HASIL

Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden tergolong dalam kelompok umur 16 tahun. Responden yang paling muda berusia 15 tahun dan responden paling tua berusia 19 tahun. Sedangkan distribusi jenis kelamin, laki-laki memiliki persentase tertinggi dibandingkan persentase perempuan yaitu 54,5 %. Untuk tingkat kelas menunjukkan bahwa cukup banyak responden yang tengah duduk di kelas XI yaitu sebesar 55,4% dibandingkan siswa kelas X yaitu sebesar 44,6%. Sebagian besar pekerjaan ayah responden bekerja sebagai pegawai swasta dan hanya sebanyak 2 orang (1,8%) yang tidak bekerja dan sebagian besar pekerjaan ibu dari responden penelitian ini tidak bekerja dan merupakan ibu rumah tangga dan yang paling sedikit adalah pekerjaan lain-lain sebesar 5,4% (Tabel 1).

(4)

4 Responden yang mengalami overweight yaitu 57 orang (50,9%) (Tabel 2). Pada distribusi jenis kelamin berdasarkan status gizi responden umumnya yang mengalami

overweight adalah responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 37 orang (60,7%) (Tabel

3). Untuk pengelompokkan aktivitas sedentari, responden yang tergolong sering melakukan aktivitas sedentari sebanyak 88 responden (78,6%) (Tabel 4).

Hasil analisis pada variabel aktivitas sedentari dengan status gizi diperoleh bahwa sebanyak 55 responden (62,5%) yang aktivitas sedentarinya tergolong sering dan mengalami overweight sedangkan responden yang aktivitas sedentarinya tergolong jarang dan mengalami overweight sebanyak 2 orang (8,3%). Setelah dilakukan uji statistik dengan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,000, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas sedentari dengan kejadian status gizi overweight (Tabel 5).

PEMBAHASAN

Hasil analisis didapatkan prevalensi overweight pada remaja di SMA Katolik Cendrawasih Makassar, yaitu 50,9%. Remaja di SMA Katolik Cendrawasih Makassar yang mengalami overweight tergolong tinggi. Hal ini merupakan masalah masyarakat yang perlu diperhatikan dari pemerintah setempat dan ditanggulangi secepat mungkin.

Salah satu penyebab obesitas pada umumnya terjadi jika asupan energi melebihi keluaran dalam jangka waktu yang lama. Hal ini bisa disebabkan oleh asupan energi makanan yang berlebihan, aktivitas yang kurang, atau karena keduanya, seperti yang sering ditemukan pada keluarga yang mapan dengan kondisi sosial ekonomi yang baik serta gaya hidup yang santai.13

Dalam penelitian aktivitas sedentari pada remaja diukur pada jumlah durasi aktivitas yang dilakukan setiap harinya. Dari 112 siswa SMA Katolik Cendrawasih Makassar yang menjadi responden sebagian besar diantaranya tergolong sering melakukan aktivitas sedentari dan mengalami overweight sebesar 62,5%. Sementara itu yang tidak

overweight namun sering melakukan aktivitas sedentari sebesar 37,5%. Sedangkan 8,3%

yang aktivitas sedentarinya tergolong jarang tetapi mengalami overweight dan yang tidak

overweight dan tidak overweight sebesar 91,7%.

Hasil penelitian pada variabel aktivitas sedentari menunjukkan bahwa responden yang mengalami overweight tetap melakukan aktivitas fisik lainnya tetapi aktivitas sedentari yang mereka lakukan lebih besar dibandingkan dengan aktivitas fisik lainnya. Hasil rekap kuesioner aktivitas sedentari didapatkan aktivitas sedentari yang sering dilakukan adalah kebiasaan menonton televisi, bermain video games, menggunakan

(5)

5 komputer, kebiasaan duduk yang lama, bahkan menggunakan media komunikasi telepon genggam seperti mengirim pesan dan menelpon termasuk perilaku sedentari.

Hal ini juga dikemukakan oleh Adam (2007) yang menyatakan bahwa gaya hidup yang tidak banyak bergerak (sedentary, low physical activity) ditambah dengan pola makan buruk yang tidak diimbangi serat (sayuran dan buah) dalam jumlah yang cukup, membuat menumpuknya lemak dengan gejala kelebihan berat badan (obesitas), terutama dibagian perut (buncit).14

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Steffen et al, yang menyatakan bahwa perilaku sedentarian pada remaja adalah faktor resiko yang kuat untuk remaja menderita kegemukan dan obesitas. Hal ini disebabkan gaya hidup yang kurang bergerak (aktivitas fisik rendah) menjadikan penumpukan lemak dalam tubuh dan tidak dikeluarkan sebagai energi. Jika kondisi ini dipertahankan lebih lama, dapat menyebabkan penumpukan didaerah abdominal, baik pria maupun wanita.15

Ketika remaja bergerak ke dalam usia remaja mereka, mereka mungkin meningkatkan waktu yang mereka habiskan terlibat dengan beberapa perilaku santai yang bersaing dengan kegiatan fisik. Remaja memiliki lebih banyak waktu yang tidak diawasi oleh orangtua atau pengasuh, yang menciptakan peluang untuk meningkatkan waktu menonton TV dan peilaku lainnya yang lebih santai.9 Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Raynor et al, menunjukkan bahwa menonton televisi berhubungan positif dengan prevalensi kegemukan.16

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini menyimpulkan bahwa sebanyak 50,9% remaja di SMA Katolik Cendrawasih Makassar yang mengalami overweight. Ada hubungan antara aktivitas sedentari dengan kejadian overweight diperoleh nilai (p=0,000) dimana remaja yang mengalami overweight cenderung sering melakukan aktivitas sedentari.

Saran kepada pemerintah agar membuat suatu kebijakan nasional mengenai upaya penanggulangan obesitas berbasis sekolah dan lebih mengembangkan media-media tentang kesehatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat khususnya untuk mencegah obesitas dan aktivitas sedentari seperti poster, buku, video.

DAFTAR PUSTAKA

1. Proverawati. Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan Pada Remaja. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.

(6)

6 2. Berhman N. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC; 2000.

3. Guo X, Zheng L, Li Y, Yu S, Sun G, Yang H. Differences In Lifestyle Behaviors, Dietary Habits, and Familial Factors Among Normal-Weight, Overweight, and Obese Chinese Children and Adolescents. International Journal of Behavioral Nutrition & Physical Activity. 2012;9(1):120-8.

4. Onis Md, Blössner M. Prevalence and Trends of Overweight Among Preschool Children In Developing Countries. American Journal of Clinical Nutrition. 2010;72:1032-9

5. Mulvihill C, Quigley R. The Management of Obesity and Overweight An Analysis of Reviews of Diet, Physical Activity and Behavioural Approaches Evidence Briefing. Health Development Agency 1st Edition [serial on the Internet]. 2003: Available from: http://www.hda.nhs.uk/evidence.

6. Al-Rethaiaa AS, Fahmy A-EA, Al-Shwaiyat NM. Obesity and Eating Habits Among College Students In Saudi Arabia: A Cross Sectional Study. Nutrition Journal 2010;39:9.

7. Litbangkes. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;2010.

8. Maffeis C, Talamini G, Tatò L. Influence of Diet, Physical Activity and Parents’ Obesity on Children’s Adiposity: A Four-Year Longitudinal Study. International Journal of Obesity & Related Metabolic Disorders. 1998;22(8):758-64.

9. Gregory J. Norman P, Béatrice A. Schmid M, James F. Sallis P. Psychosocial and Environmental Correlates of Adolescent Sedentary Behaviors. Pediatrics 2005;116:908 -16

10. Syarif D. Obesitas Pada Anak dan Permasalahannya. Jakarta FKUI; 2006.

11. Leatherdale S, Wong S. Modifiable Characteristics Associated With Sedentary Behaviours Among Youth. International Journal of Pediatrics Obesity. 2008;3(2):93-101.

12. DeMattia L, Lemont L. Do Interventions to Limit Sedentary Behaviours Change Behaviour and Reduce Childhood Obesity? A Critical Review of The Literature. The Obesity Review. 2007;8(1):69-81.

13. Haines J, Neumark-Sztainer D, Wall M. Personal, Behavioral, and Environmental Risk and Protective Factors for Adolescent Overweight. INternational Journal of Obesity 2007;15(11):2748-60.

14. Alam S. Gagal Ginjal. Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama; 2007.

15. Stettler N, S B. Infant Weight Gain and Childhood Overweight Status in a Multicenter, Cohort Study. Journal of The American Academy of Pediatrics. 2002;109:109-94. 16. Raynor HA, Bond DS, Freedson PS, Sisson SB. Sedentary Behaviors, Weight, and

Health and Disease Risks. Journal of Obesity. 2012.

Lampiran

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden di SMA Katolik Cendrawasih Makassar

Karakterisik n %

Kelompok Umur (Tahun)

(7)

7 16 63 56,2 17 18 16,1 Jenis Kelamin Laki-laki 61 54,5 Perempuan 51 45,5 Kelas X 50 44,6 XI 62 55,4 Pekerjaan Ayah PNS 21 18,8 Pedagang 15 13,4 Pegawai Swasta 59 52,7 Pensiunan 3 2,7 Tidak Bekerja 2 1,8 Lain-lain 12 10,7 Pekerjaan Ibu PNS 11 9,8 Pedagang 8 7,1 Pegawai Swasta 17 15,2 IRT/Tidak Bekerja 70 62,5 Lain-lain 6 5,4

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi dan Aktivitas Sedentari di SMA Katolik Cendrawasih Makassar

Status Gizi n % Overweight 57 50,9 Tidak overweight 55 49,1 Aktivitas Sedentari Sering 88 78,6 Jarang 24 21,4 Total 112 100

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 3. Distribusi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Status Gizi di SMA Katolik Cendrawasih Makassar

Karakteristik Status Gizi Total Overweight Tidak Overweight n % n % n % Jenis Kelamin Laki-laki 37 60,7 24 39,3 61 54,5

(8)

8

Perempuan 20 39,2 31 60,8 51 45,5

Total 57 50,9 55 49,1 112 100

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 4. Hubungan Aktivitas Sedentari Dengan Status Gizi Pada Remaja di SMA Katolik Cendrawasih Makassar

Aktivitas Sedentari Status Gizi Total p Value Overweight Tidak Overweight n % n % n % Sering 55 62,5 33 37,5 88 78,6 0,000 Jarang 2 8,3 22 91,7 24 21,4 Total 57 50,9 55 49,1 112 100

Referensi

Dokumen terkait

BAB 5 ANALISIS PERAN KARAKTERISTIK PKL DALAM MEMBENTUK CITRA KAWASAN DI KORIDOR JALAN SLAMET RIYADI KOTA SURAKARTA 5.1.Analisis Karakteristik Fisik PKL di Koridor

Selama proses elektrolisis potensial sel teoritis yang diperlukan tidak mengalami penurunan, nilai potensial sel teoritis yang diperlukan untuk pembentukan klorat hanya

Penelitian ini menghasilkan kriteria dan subkriteria bangunan hijau, bobot masing-masing kriteria dan subkriteria, serta tata cara penilaian. Penelitian ini

Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket kepada 23 siswa dengan indikator perilaku sosial sebanyak 20 pertanyaan, rata-rata hasil analisis keseluruhan indikator perhatian

Dengan pemberian kumparan dan arus listrik diharapkan medan elektromagnetik yang dihasilkan lebih besar sehingga pemecahan molekul hidrokarbon akan semakin sempurna, hal

Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus L.) yang

melakukan manajemen laba pada periode dua tahun menjelang IPO dan tidak terdapat

Saat ini, tokoh perempuan dalam berbagai cerita anak Indonesia masih digambarkan sebagai tokoh yang tidak banyak berperan penting, tokoh perempuan hanya digambarkan sebagai