• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PPKM MIKRO IV. Periode 23 Maret 05 April 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PPKM MIKRO IV. Periode 23 Maret 05 April 2021"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

2021

LAPORAN

MONITORING DAN EVALUASI

PP

KM MIKR

O IV

Pe

ri

ode

2

3

Ma

re

t

0

5

April

2

0

2

1

(2)
(3)

A. Latar Belakang... 2

B. Maksud dan Tujuan... 3

C. Dasar Hukum/Peraturan... 3

D. Metode Penelitian... 4

E. Hasil Monitoring dan Evaluasi... 5

F. Pemetaan Zonasi Pengendalian Wilayah Melalui Inovasi INTIP COVID-19... 21

G. Kesimpulan dan Rekomendasi... 22

DAFTAR GRAFIK INDIKATOR Data Responden... Poin Perubahan Pada Surat Edaran Walikota No.067/818 tentang Perpanjangan PPKM Mikro... Kritik dan Saran... Data Penegakan Disiplin dari Satpol PP Kota Surakarta... Data Penambahan Kasus Covid-19... Data Pemetaan Zonasi Pengendalian Wilayah Covid-19... 6 9 14 16 20 21 Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii ii

(4)

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI

PELAKSANAAN PPKM BERBASIS MIKRO DAN OPTIMALISASI

PERAN SATUAN TUGAS KELURAHAN DALAM PENGENDALIAN

PENYEBARAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

DI KOTA SURAKARTA

PERIODE 23 MARET – 5 APRIL 2021

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

DAERAH KOTA SURAKARTA

(5)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

MONITORING DAN EVALUASI PEMBERLAKUAN PPKM BERBASIS MIKRO DAN OPTIMALISASI PERAN SATUAN TUGAS KELURAHAN DALAM PENGENDALIAN

PENYEBARAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DI KOTA SURAKARTA

PERIODE (23 MARET – 05 APRIL 2021) Disusun Oleh:

Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapppeda) Kota Surakarta

A. LATAR BELAKANG

Pemerintah sepakat kembali memperpanjang pelaksanaan Pembatasan

Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro (PPKM Mikro).Perpanjangan PPKM

mikro berlaku mulai hari ini, Selasa (23/3/2021) hingga 5 April 2021 mendatang. Selain itu, penerapan PPKM mikro juga meluas dengan adanya penambahan 5 provinsi. Keputusan tersebut tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 6 Tahun 2021 yang terbit pada 19 Maret 2021. "Diperluas ke lima daerah lainnya yang menurut data dari Satgas Penanganan Covid-19 maupun dari Kementerian Kesehatan memerlukan atensi, yaitu Sulut, Kalsel, Kalteng, NTT, dan NTB, kemudian total 15 provinsi," ujar Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian seperti melansir laman Setkab, Minggu, 21 Maret 2021. Tito pun berpesan meminta kepada gubernur untuk melibatkan Forkopimda dan seluruh unsur organisasi perangkat daerah, hingga satuan terkecil pemerintahan dalam pelaksanaan PPKM mikro. Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim, pelaksanaan PPKM mikro yang dilakukan pemerintah berjalan efektif. Hal tersebut tercermin dari jumlah dan presentasi kasus aktif mengalami penurunan yang sangat signifikan. "Sejak kasus aktif tertinggi di 5 Februari 2021 kasus aktif menurun sebesar 44.919 kasus atau turun minus 25,42 persen," kata Airlangga. Meski begitu, kebijakan perpanjangan tersebut disesalkan pengusaha. Menurut Wakil Komite Tetap Industri Hulu & Petrokimia Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Achmad Widjaja, mengingat vaksinasi Covid-19 sudah berjalan, seharusnya PPKM mikro tak perlu diperpanjang.(https://www.liputan6.com/news/read/4513464/6-hal-terkait-kembali diperpanjangnya-ppkm-mikro-mulai-23-maret2021#:~:text=Diperpanjang%2C%20Berlaku%20di%2015%20Provinsi&text=Perpan jangan%20PPKM%20mikro%20berlaku%20mulai%2023%20Maret%20hingga%205%20April,terbit%20pada%2 019%20Maret%202021)

Untuk merespon Instruksi Mendagri tersebut diatas, Walikota Surakarta menerbitkan Surat Edaran Nomor 067/818 tanggal 22 Maret 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Optimalisasi Peran Satuan Tugas Kelurahan Dalam Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Surakarta. Pada Surat Edaran kali ini terdapat beberapa perubahan aturan dan pelonggaran PPKM Mikro dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat guna menggerakkan kembali perekonomian masyarakat Kota Surakarta antara lain yaitu : Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring / online dan luring / offline atau tatap mula secara bertahap untuk perguruan tinggi/ akademi, SMA/ SMK / MA / MAK (Kelas 12), dan SMP / MTS (Kelas 9) yang melakukan simulasi dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan mendapatkan rekomendasi pembelajaran

(6)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

tatap muka dari Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid -19) Kota Surakarta; Hiburan yang diperkenankan dengan pembatasan interaksi fisik (physical distancing); Waktu operasional kegiatan toko modern/retail/kelontong jam 06.00 – 21.00 wib, khusus mini market sekitar Rumah Sakit (radius 500 Meter) dapat beroperasi 24 Jam; Waktu operasional kegiatan tempat bermain/arena ketangkasan, sarana olahraga, hiburan malam (kelab malam, diskotik, pub), karaoke, gedung pertunjukan seni / bioskop, game online dan warnet sampai dengan pukul 22.00 wib dengan jumlah pengunjung maksimal 50% (lima puluh persen) dari kapasitas normal dan wajib melaksanakan protokol kesehatan secara lebih ketat; Kegiatan resepsi pernikahan dengan pembatasan jumlah tamu maksimal 500 (lima ratus) orang dan tidak melebihi 50% (lima puluh persen) dari kapasitas gedung dengan jaga jarak antar orang paling sedikit 1,5 (satu koma lima) meter serta dapat menyediakan tempat duduk tamu maksimal 25 % (dua puluh lima persen) dari jumlah tamu; dan Kegiatan kompetisi di fasilitas umum yang diperkenankan tanpa penonton dengan pembatasan kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen), menerapkan protokol kesehatan secara ketat, dan telah mendapat persetujuan Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 Kota Surakarta. Berdasarkan perubahan pada ketentuan Surat Edaran tersebut, maka Pemerintah Kota Surakarta melalui Bapppeda kembali melakukan monitoring dan evaluasi monev PPKM MIkro IV dengan indikator yang diukur hanya pada perubahan indikator yang muncul dalam Surat Edaran Walikota Surakarta untuk mengukur efektivitas dan ketaatan masyarakat terhadap Surat Edaran tersebut. B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Penyusunan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan PPKM Mikro IV ini dimaksudkan untuk menjadi dasar dan pedoman untuk menyusun kebijakan lebih lanjut mengenai hasil pemetaan serta strategi untuk menemukan formula yang lebih baik dalam menekan angka covid-19.

2. Tujuan

a. Mengetahui kondisi dan permasalahan dalam pelaksanaan PPKM Mikro IV periode 23 Maret – 5 April 2021 di Kota Surakarta.

b. Menyusun dokumen Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan PPKM Mikro IV sebagai dasar penyusunan kebijakan penanganan Covid-19 lebih lanjut. C. DASAR HUKUM/ PERATURAN

Pelaksanaan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi PPKM Mikro IV dilakukan dengan berdasar peraturan-peraturan/dasar hukum terkait yaitu:

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional;

2. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.01.07/MENKES/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

(7)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

4. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 06 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Tingkat Desa dan Kelurahan Untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

5. Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pemberdayaan Masyarakat dalam Percepatan Penanganan COVID-19 di Tingkat Rukun Warga (RW) melalui Pembentukan Satgas Jogo Tonggo;

6. Peraturan Walikota Surakarta Nomor 39 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

7. Surat Edaran Walikota Surakarta Nomor 067/818 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Optimalisasi Peran Satuan Tugas Kelurahan Dalam Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Surakarta

D. METODE PENELITIAN 1. Metode Pendekatan

Penelitian ini mendasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan pendekatan non-doktrinal yang kualitatif. [Soetandyo Wignjosoebroto, Silabus Metode Penelitian Hukum, Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya, tt. Hal. 1 dan 3] Hal ini disebabkan di dalam penelitian ini, hukum tidak hanya dikonsepkan sebagi keseluruhan asas-asas dan kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, melainkan meliputi pula lembaga-lembaga dan proses-proses yang mewujudkan berlakunya kaidah-kaidah itu dalam masyarakat, sebagai perwujudan makna-makna simbolik dari pelaku sosial, sebagaimana termanifestasi dan tersimak dalam dan dari aksi dan interkasi antar mereka. Metode ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat efektifitas dari Surat Edaran Walikota Surakarta tentang Kebijakan PPKM Mikro IV disandingkan dengan persepsi dan perilaku masyarakat dalam menaati Surat Edaran tersebut.

Dengan demikian di dalam penelitian ini akan dicoba dilihat keterkaitan antara faktor hukum dengan faktor-faktor ekstra legal yang berkaitan dengan objek yang diteliti seperti kondisi masyarakat, kesamaan persepsi, faktor pendorong, penghambat, ketaatan, dsb.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di lingkup Kota Surakarta. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive, yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan mengenai monitoring dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan PPKM Mikro IV di Kota Surakarta.

3. Sumber dan Jenis Data

Penelitian ini membutuhkan dua jenis data yang berasal dari dua sember yang berbeda, yaitu :

a. Data Primer

Yaitu data-data yang berasal dari sumber data utama, yang berwujud tindakan-tindakan sosial dan kata-kata, dari pihak-pihak yang terlibat dengan objek yang diteliti yaitu masyarakat Surakarta dan sekitar Solo Raya. Adapun data-data primer ini akan diperoleh melalui para informan

(8)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

dan situasi sosial tertentu, yang dipilih secara purposive, dengan menentukan informan dan situasi soisal awal terlebih dahulu melalui metode pengumpulan data kuesioner yang dikonsep dalam bentuk google form melalui link http://bit.ly/PPKMmikro4 yang disebarkan ke masyarakat Kota Surakarta sampai dengan tingkat RT/RW melalui pihak Kecamatan. Selain ditujukan untuk masyarakat di 5 (lima) kecamatan, kuesinoer juga disebarkan secara acak melalui daring/online di whatsapp grup, instagram, facebook maupun media sosial lainnya dengan mencantumkan indikator-indikator yang telah disesuaikan dengan Surat Edaran Walikota Surakarta tentang PPKM Mikro IV.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang berasal dari bahan-bahan pustaka, baik yang meliputi : 1) Dokumen-dokumen tertulis, yang bersumber dari peraturan

perundang-undangan (hukum positif Indonesia), artikel ilmiah, buku-buku literatur, dokumen-dokumen resmi, arsip dan publikasi dari lembaga-lembaga yang terkait.

2) Dokumen-dokumen yang bersumber dari data-data statistik, baik yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah, maupun oleh perusahaan, yang terkait dengan fokus permasalahannya.

E. HASIL MONITORING DAN EVALUASI 1. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahapan ini telah dilakukan pengumpulan data melalui beberapa cara yaitu melalui OPD terkait di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta maupun masyarakat secara umum dengan keterangan sebagai berikut:

a. Permohonan data kepada Satpol PP Kota Surakarta mengenai daftar pelanggaran maupun sanksi yang diterapkan kepada pelanggar pada pelaksanaan PPKM Mikro IV;

b. Permohonan data kepada Satgas Covid-19 Kota Surakarta mengenai trend peningkatan kasus Covid-19 dengan berbagai status mulai pelaksanaan PPKM Mikro IV tanggal 23 Maret – 05 April 2021;

c. Penyebaran kuesioner dalam bentuk google form melalui link

http://s.id/monev_PPKMmikro3 yang disebarkan secara acak melalui daring/online yang dimulai pada tanggal 30 Maret pukul 10:00 WIB sampai dengan 02 April 2021 pukul 12:00 WIB.

Berdasarkan pengumpulan data diatas, maka diperoleh hasil berupa data primer yaitu data pelanggaran dan sanksi untuk PPKM Mikro IV, data kasus covid-19 periode 23 Maret – 05 April 2021, serta data responden dari hasil pengisian kuesioner sebanyak 136 responden.

2. Tahap Pengolahan Data

Setelah diperoleh data primer di atas, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dengan cara melakukan pemetaan berdasarkan indikator yang dituangkan dalam kuesioner yang sudah disesuaikan dengan indikator pada SE Walikota Surakarta 067/818 tanggal 22 Maret 2021 yaitu sebagai berikut:

a. Data Responden dengan indikator meliputi: Jenis Kelamin, Umur, Alamat/Domisili, dan Pekerjaan;

(9)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

b. Poin Perubahan pada Surat Edaran Walikota tentang PPKM Mikro IV meliputi:

1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring / online dan luring / offline atau tatap mula secara bertahap untuk perguruan tinggi/ akademi, SMA/ SMK / MA / MAK (Kelas 12), dan SMP / MTS (Kelas 9) yang melakukan simulasi dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan mendapatkan rekomendasi pembelajaran tatap muka dari Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid -19) Kota Surakarta;

2) Hiburan yang diperkenankan dengan pembatasan interaksi fisik (physical distancing);

3) Waktu operasional kegiatan toko modern/retail/kelontong jam 06.00 – 21.00 wib, khusus mini market sekitar Rumah Sakit (radius 500 Meter) dapat beroperasi 24 Jam;

4) Waktu operasional kegiatan tempat bermain/arena ketangkasan, sarana olahraga, hiburan malam (kelab malam, diskotik, pub), karaoke, gedung pertunjukan seni / bioskop, game online dan warnet sampai dengan pukul 22.00 wib dengan jumlah pengunjung maksimal 50% (lima puluh persen) dari kapasitas normal dan wajib melaksanakan protokol kesehatan secara lebih ketat

5) Kegiatan resepsi pernikahan dengan pembatasan jumlah tamu maksimal 500 (lima ratus) orang dan tidak melebihi 50% (lima puluh persen) dari kapasitas gedung dengan jaga jarak antar orang paling sedikit 1,5 (satu koma lima) meter serta dapat menyediakan tempat duduk tamu maksimal 25 % (dua puluh lima persen) dari jumlah tamu 6) Kegiatan kompetisi di fasilitas umum yang diperkenankan tanpa

penonton dengan pembatasan kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen), menerapkan protokol kesehatan secara ketat, dan telah mendapat persetujuan Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 Kota Surakarta

3. Tahap Analisis Data Kuesioner

Berdasarkan pemetaan data diatas maka sesuai dengan 2 aspek yang didalamnya terdiri dari 15 indikator tersebut dihasilkan analisis data sebagai berikut:

a. Data Responden 1) Jenis Kelamin

(10)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

Indikator jenis kelamin menunjukkan bahwa responden yang mengisi kuesioner sebagian besar berasal dari Jenis Kelamin laki-laki yaitu sebesar 72,1% atau 98 orang responden, sedangkan sisanya diisi oleh perempuan dengan prosentase 27,9% atau 38 orang.

2) Umur

Indikator umur dibawah ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berasal dari usia >40 tahun yaitu 72,8% atau 99 orang, sedangkan sisanya 37 orang atau 27,2% dari usia 20-39 tahun Yang menarik adalah tidak adanya responden dibawah umur 19 tahun yang mengisi kuesioner, sehingga responden didominasi oleh umur >40 tahun.

3) Alamat/Domisili

a) Alamat Responden berdasarkan Kecamatan

Indikator alamat/domisili ini dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan Kabupaten/Kota dan Kecamatan di Kota Surakarta. Grafik diatas mencerminkan domisili responden berdasarkan kecamatan yang ditinggali. Pada grafik diatas terlihat responden paling banyak berasal dari Kecamatan Jebres yaitu 65 responden atau 44,5%, sedangkan tertinggi kedua diduduki oleh responden yang berdomisili di Kecamatan Banjarsari yaitu 15 orang atau 12,8%, dan tertinggi ketiga diduduki oleh responden yang berasal dari Kecamatan Serengan dengan jumlah 26 orang atau 18,4%. Responden yang lain berdomisili tersebar di wilayah kecamatan di Kota Surakarta yang lain seperti Pasar Kliwon dan Laweyan, dan ada 10 responden yang berasal dari mojolaban, kartasura, wonosari dan juwiring. Untuk

(11)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

indikator alamat/domisili responden beradasarkan Kabupaten/Kota dapat terlihat pada grafik dibawah ini:

Pada Indikator tempat tinggal berdasarkan Kabupaten/Kota

Responden berasal, maka dapat terlihat bahwa responden tertinggi berasal dari Kota Surakarta sebesar 96 orang atau 70,6% ditambah responden yang bermaksud menuliskan Surakarta akan tetapi salah ketik sehingga menjadi total 119 orang atau 87,5% hal ini cukup baik, artinya dengan responden yang berasal dari Kota Surakarta maka sebagai warga terdampak dari kebijakan Surat Edaran Walikota Surakarta tentang PPKM Mikro IV dapat terwakili dengan baik. Sedangkan responden lainnya terdapat 10 orang yang berasal dari Kabupaten Karanganyar, Klaten, dan Sukoharjo.

4) Pekerjaan

Indikator pekerjaan menunjukkan bahwa responden terbanyak dengan basic pekerjaan Swasta dengan prosentase sebesar 33,8% atau sebanyak 46 orang. Jumlah ini juga diimbangi oleh responden dengan pekerjaan PNS sebesar 25% atau sebanyak 34 orang, Sedangkan responden tertinggi kertiga memiliki pekerjaan lainnya

sebesar 24,3% atau 33 orang yaitu pedagang, pekerja

sambilan/freelance, serabutan, dll dimana pekerjaan inilah yang paling terdampak dari pandemic covid-19 dari segi ekonominya. Sisanya yaitu 23 orang responden sebagai wirausaha.

(12)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

b. Poin Perubahan Pada Surat Edaran Walikota No.067/818 tentang Perpanjangan PPKM Mikro

1) KBM Secara Luring/Offline

Indikator ini digunakan untuk mengukur kebijakan memulai KBM secara luring / offline atau tatap muka secara bertahap untuk perguruan tinggi/ akademi, SMA/ SMK / MA / MAK (Kelas 12), dan SMP / MTS (Kelas 9) yang melakukan simulasi dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan mendapatkan rekomendasi pembelajaran tatap muka dari Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid -19) Kota Surakarta. Berdasarkan data kuesioner sebanyak 51,1% responden atau sejumlah 69 orang menyatakan sudah memulai KBM secara luring, sedangkan 53 orang atau 38,3% menyatakan belum adanya KBM secara luring atau tatap muka, dan sisanya 13 orang menjawab tidak tahu. Hal ini menunjukkan bahwa menurut responden, KBM luring sudah mulai diberlakukan di beberapa sekolah dan perguruan tinggi di Kota Surakarta ini.

2) Penerapan Prokes Ketat Pada KBM Luring

Indikator ini disusun untuk melihat tindaklanjut dari simulasi pembelajaran secara luring, dengan mengukur prokes yang diberlakukan saat KBM luring. Berdasarkan hasil kuesioner 84,8% responden atau 112 orang menjawab pada pembelajaran KBM secara luring masih diterapkan prokes secara ketat, sedangkan 4 orang atau 3% responden menjawab prokes tidak diberlakukan secara ketat, dan sisanya 16 orang menjawab tidak tahu. Hal ini

(13)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

menunjukkan bahwa penerapan prokes secara ketat masih menjadi kewajiban utama dalam pelaksanaan KBM secara luring.

3) Pembukaan Tempat Hiburan/Wisata dan Penerapan Prokes

Indikator ini digunakan untuk melihat kebijakan mulai dibukanya tempat Hiburan yang diperkenankan dengan pembatasan interaksi fisik (physical distancing) dan pelaksanaan prokes yang ketat. Melihat hasil kuesioner sejumlah 102 responden atau 75% menjawab pada tempat hiburan dan wisata yang sudah mulai dibuka masih diberlakukan prokes dan jaga jarak, sedangkan 15 orang atau 11% responden menjawab di beberapa tempat hiburan tidak menerapkan jaga jarak, dan sisanya 19 orang menjawab tidak tahu.

4) Jam Operasional Toko Modern/Retail/Kelontong

Indikator ini mengatur tentang Waktu operasional kegiatan toko modern/retail/kelontong jam 06.00 – 21.00 wib, khusus mini market sekitar Rumah Sakit (radius 500 Meter) dapat beroperasi 24 Jam. Berdasarkan hasil kuesioner menunjukkan bahwa 99 orang atau 73,3% menjawab bahwa toko modern/retail/dan kelontong di lingkungan tempat tinggal mereka sudah sesuai dengan jam operasional buka pukul 06:00 – 21:00 WIB dan mini market sekitar rumah sakit buka 24 jam. Sedangkan 16,3% atau 22 orang menjawab belum sesuai dengan jam operasional yang ditetapkan, dan 14 orang lainnya menjawab tidak tahu soal aturan jam operasional tersebut.

(14)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

5) Jam Operasional Tempat Bermain/Arena Ketangkasan

Indikator ini memuat tentang Waktu operasional kegiatan tempat bermain/arena ketangkasan, sarana olahraga, hiburan malam (kelab malam, diskotik, pub), karaoke, gedung pertunjukan seni / bioskop, game online dan warnet sampai dengan pukul 22.00 wib dengan jumlah pengunjung maksimal 50% (lima puluh persen) dari kapasitas normal dan wajib melaksanakan protokol kesehatan secara lebih ketat. Berdasarkan keterangan responden sebanyak 79 orang atau 58,1% menjawab bahwa jam operasional tempat bermain/arena ketangkasan, sarana olahraga, hiburan malam (kelab malam, diskotik, pub), karaoke, gedung pertunjukan seni / bioskop, game online dan warnet sudah sesuai dengan ketentuan Surat Edaran. Sedangkan 11 orang responden atau 8,1% menjawab belum sesuai dengan ketentuan Surat Edaran, dan 33,8% atau 46 orang menyatakan tidak tahu perihal pengaturan jam operasional tersebut. Hal ini memberikan kemungkinan bahwa beberapa tempat bermain atau arena ketangkasan seperti diatas belum menerapkan jam operasional sesuai SE, sehingga perlu dilakukan pengawasan oleh Satpol PP secara lebih ketat.

6) Ketentuan Resepsi Pernikahan di Gedung Pertemuan

Indikator ini memuat ketentuan tentang kegiatan resepsi pernikahan dengan pembatasan jumlah tamu maksimal 500 (lima ratus) orang dan tidak melebihi 50% (lima puluh persen) dari kapasitas gedung dengan jaga jarak antar orang paling sedikit 1,5 (satu koma lima) meter serta dapat menyediakan tempat duduk tamu maksimal 25 % (dua puluh lima persen) dari jumlah tamu. Menurut keterangan responden yang pernah hadir di acara resepsi pernikahan di gedung

(15)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

selama PPKM diperoleh data bahwa 104 orang atau 76,5% responden menjawab sudah diterapkan jaga jarak dan pembatasan tempat duduk di gedung pernikahan, sedangkan 22 orang atau 16,2% responden menjawab tidak diterapkan pembatasan tempat duduk dan jaga jarak, dan 10 orang responden menjawab tidak tahu.

7) Kegiatan Kompetisi di Fasilitas Umum

Indikator ini mengatur tentang Kegiatan kompetisi di fasilitas umum yang diperkenankan tanpa penonton dengan pembatasan kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen), menerapkan protokol kesehatan secara ketat, dan telah mendapat persetujuan Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 Kota Surakarta. Sebanyak 51 orang responden atau 37,5% menjawab pernah mengikuti maupun menyaksikan kegiatan kompetisi di fasilitas umum dengan pembatasan kapasitas tempat maksimal 50%. Sedangkan 58 orang atau 42,6% responden belum pernah menyaksikan kegiatan kompetisi selama PPKM berlangsung, dan 27 orang lainnya menjawab tidak tahu.

8) Pelonggaran PPKM Mikro

Sesuai pada ketentuan yang diatur pada Surat Edaran Walikota Surakarta bahwa ada beberapa kelonggaran yang diberlakukan pada monev PPKM Mikro IV dengan catatan tetap harus melaksanakan protokol kesehatan yang ketat serta mendapatkan ijin dari Satgas Covid-19 guna menggerakkan kembali roda perekonomian Kota Surakarta. Berdasarkan indikator ini, beberapa responden sebanyak 124 orang atau 91,9% menjawab bahwa mereka sangat setuju

(16)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

dengan adanya kebijakan pelonggaran-pelonggaran PPKM Mikro yang diatur dalam Surat Edaran Walikota Surakarta. Sedangkan sisanya 11 orang menjawab tidak setuju.

9) Vaksinasi Masyarakat

Pada indikator ini sangat menarik, bahwa menurut keterangan yang dihimpun dari 135 responden diperoleh data bahwa 66 responden atau 48,9% menyatakan sudah divaksin, sedangkan 69 orang atau 51,1% responden lainnya menyatakan belum menerima vaksin. Dengan melihat data ini dapat diartikan bahwa masih banyak masyarakat yang belum menerima vaksin, sehingga perlu mendapat perhatian yang lebih agar penyaluran vaksin dapat terdata secara real time dan merata.

10) Dampak Vaksin terhadap Kesehatan dan Ekonomi Masyarakat

Pada indikator ini digunakan untuk mengukur dampak pemberian vaksinasi terhadap masyarakat baik dari segi kesehatan maupun dampak terhadap kegiatan ekonomi mereka. Sejumlah 67 orang atau 58,3% responden menjawab bahwa dengan vaksinasi memberikan dampak terhadap kesehatan mereka dan beberapa masyarakat sudah mulai kembali melakukan kegiatan atau aktivitas perekonomian seperti sedia kala. Sedangkan 48 orang responden atau 41,7% menjawab belum menerima dampak dari vaksinasi baik dalam aspek kesehatan maupun kehidupan ekonominya.

(17)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021 c. Kritik dan Saran

Berdasarkan hasil kuesioner yang masuk yaitu sebanyak 136 responden menghasilkan 51 tanggapan, artinya terdapat 85 orang yang tidak memberikan tanggapan. Untuk memudahkan analisis, maka berdasarkan tanggapan responden tersebut dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu Respon Positif dan Respon Negatif. Di dalam tiap respon tersebut akan dirinci menjadi trend jawaban sesuai dengan isian responden, yaitu terdapat 4 jenis jawaban responden untuk respon positif, dan 3 jenis jawaban responden untuk respon negatif sebagai berikut:

1) Respon Positif

Tanggapan Responden Jumlah

PPKM Sudah Efektif dan Lanjutkan 29

Konsistensi Prokes 5

Percepatan Vaksin 3

KBM Tatap Muka Diberlakukan 1

Total Respon Positif 37

Pada kelompok jawaban respon positif, tanggapan tertinggi disampaikan oleh 29 orang responden dengan jenis tanggapan berupa “PPKM Sudah Efektif dan Dilanjutkan”. Jawaban ini muncul

berdasarkan tanggapan responden yang merespon upaya

Pemerintah Kota Surakarta dalam memberlakukan kebijakan PPKM Mikro IV baik dari segi preventif maupun represifnya, dan responden inilah yang mendukung untuk melanjutkan PPKM Mikro IV tahap berikutnya. Tanggapan tertinggi kedua disampaikan oleh 5 orang responden yaitu mengenai “Konsistensi Protokol Kesehatan”, bagi responden yang menjawab ini menyatakan bahwa kesadaran masyarakat mengenai bahaya virus covid-19 dan perilaku hidup sehat dengan protokol kesehatan sudah mulai terbentuk, akan tetapi dalam pelaksanaannya responden berharap agar masyarakat tetap melakukan prokes secara konsisten dengan tidak lengah terhadap kondisi pandemic yang sudah mulai membaik. Sedangkan tanggapan ketiga disampaikan oleh 3 orang responden yaitu “Percepatan Vaksin”, bagi responden ini menyatakan bahwa perlu adanya percepatan vaksin yang merata bagi seluruh warga masyarakat surakarta, karena besar harapan mereka untuk kembali ke kondisi normal. Jawaban terakhir disampaikan oleh 1 orang responden yang

23%

46% 31%

Tanggapan Positif

(18)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

berharap bahwa KBM tatap muka segera diberlakukan secara merata.

2) Respon Negatif

Tanggapan Responden Jumlah

PPKM Tidak Efektif 3

Prokes Ditingkatkan 6

Sanksi Dipertegas 4

Total Respon Negatif 13

Pada tanggapan respon negatif diatas, jawaban tertinggi pertama diperoleh dari 6 responden dengan jenis respon yaitu “Protokol Kesehatan Perlu DItingkatkan”, responden yang memberikan tanggapan ini menganggap bahwa pada tahap PPKM Mikro ke IV ini protokol kesehatan sudah mulai kendor, banyak pelanggaran yang mulai dilakukan masyarakat terutama perihal pemakaian masker secara konsisten dan jaga jarak serta kerumunan di tempat umum. Jawaban kedua yaitu “Sanksi Dipertegas” dijawab oleh 4 orang responden dimana mereka menyatakan bahwa dengan adanya kebiasaan prokes sudah mulai berkurang maka perlu adanya sanksi yang tegas terhadap pelanggar, karena sanksi yang sudah ada kurang memberikan efek jera kepada para pelanggar. Jawaban ketiga yaitu “PPKM Tidak Efektif” dijawab oleh 3 responden dengan dalih bahwa mereka tidak merasakan efek dari PPKM tersebut secara langsung, dan timbul rasa jenuh pada kondisi pandemic yang berlarut-larut.

4. Tahap Analisis Data Sektoral (Satpol PP dan Satgas Covid-19) a. Data Penegakan Disiplin dari Satpol PP Kota Surakarta

1) Personil Penegak Disiplin

Berdasarkan data grafik maupun tabel dibawah ini terlihat bahwa jumlah personil yang dilibatkan dalam menegakkan protokol kesehatan selama periode PPKM Mikro IV paling banyak didominasi oleh Satpol PP yaitu sejumlah 113 personil, kemudian Polri dengan 72 personil, TNI sejumlah 7 personil, dan 3 personil dari unsur lainnya. Data personil harian yang dilibatkan dalam penegakan protokol kesehatan ini fluktuatif tiap harinya berubah sesuai dengan kebutuhan lokasi dan jumlah wilayah yang akan dilakukan operasi penegakan disiplin.

23%

46% 31%

Tanggapan Negatif

(19)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021 Personil Tanggal 23 26 27 28 29 30 TOTAL Satpol PP 25 14 15 27 12 20 113 TNI 1 0 0 4 0 2 7 Polri 15 10 10 20 10 7 72 Lainnya 0 0 0 3 0 0 3

2) Pelanggaran yang dilakukan Perseorangan (Razia Masker) - Data Pelanggar Berdasarkan jenis kelamin

Data ini berisi tentang identitas pelanggar protokol kesehatan dan PPMK Mikro IV berdasarkan jenis kelamin dalam kurun waktu tanggal 23 Maret – 05 April 2021. Rekap identitas pelanggar berdasarkan jenis kelamin yaitu sebagai berikut:

Jenis Kelamin Tanggal 23 26 27 28 29 30 TOTAL Pria 22 18 14 31 20 4 109 Wanita 3 1 0 5 3 0 12

Pada PPKM Mikro IV yaitu tanggal 23 Maret – 05 April 2021, data pelanggar protokol kesehatan dalam operasi razia masker

0 5 10 15 20 25 30 23 26 27 28 29 30 J u m la h

Periode PPKM IV (Tanggal 23 Maret - 5 April 2021)

Data Personil Penegak Disiplin

Satpol PP TNI Polri Lainnya 0 5 10 15 20 25 30 35 23 26 27 28 29 30 Ju m la h

PPKM Mikro IV (23 Maret - 5 April 2021)

Data Pelanggar (Jenis Kelamin)

Pria Wanita

(20)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

berdasarkan jenis kelaminnya didominasi oleh Pria yaitu sebanyak 109 orang, sedangkan wanita sebanyak 12 orang.

- Data Pelanggar Berdasarkan usia

23 26 27 28 29 30 TOTAL

<19 tahun 6 2 1 10 3 0 22

20 - 39 tahun 14 14 8 19 7 4 66

> 40 tahun 5 3 5 7 13 0 33

Data pelanggar protokol kesehatan pada PPKM Mikro IV menunjukkan bahwa usia pelanggar yang paling tinggi melakukan pelanggaran terhadap protokol kesehatan dan PPKM Mikro IV adalah 20 – 39 tahun yaitu sebanyak 66 orang pelanggar. Jumlah tertinggi kedua ditempati usia > 40 tahun yaitu sejumlah 33 orang, dan yang ketiga adalah usia < 19 tahun sejumlah 22 orang.

- Data Pelanggar berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Tanggal 23 26 27 28 29 30 TOTAL Pelajar/Mhs 5 4 4 11 4 0 28 PNS/TNI/Polri 1 0 0 0 0 0 1 Swasta/Lainnya 19 15 10 25 19 4 92

Melihat data diatas, pada pemberlakuan PPKM Mikro IV diperoleh data pelanggar berdasarkan pekerjaan paling banyak didominasi

0 5 10 15 20 23 26 27 28 29 30 JU m la h

PPKM Mikro IV (23 Maret - 5 April 2021)

Data Pelanggar (Usia)

<19 tahun 20 - 39 tahun > 40 tahun 0 5 10 15 20 25 23 26 27 28 29 30 Tanggal J u m la h PPKM IV (23 Maret - 5 April 2021)

DATA PELANGGAR (PEKERJAAN)

Pelajar/Mhs PNS/TNI/Polri Swasta/Lainnya

(21)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

oleh swasta/lainnya sebanyak 92 orang, tertinggi kedua ditempati oleh pelajar/mahasiswa sebanyak 28 orang, dan yang paling kecil

jumlahnya adalah pelanggar dengan basic pekerjaan

PNS/TNI/Polri yaitu 1 orang. Berdasarkan jumlah pelanggar apabila dibandingkan dengan PPKM Mikro III mengalami penurunan, dimana pada PPKM Mikro III terdapat 262 orang pelanggar sedangkan pada PPKM MIkro IV terdapat 121 pelanggaran atau dapat dikatakan turun sebanyak 141 orang. Akan tetapi perlu dilakukan analisis lebih mendalam karena data yang tertampil pada periode PPKM Mikro III sebanyak 10 hari, sedangkan pada PPKM Mikro IV terdapat data hanya 6 hari. - Macam Sanksi yang diberikan

Macam Sanksi

Tanggal

23 26 27 28 29 30 TOTAL

Mengucapkan Pancasila/

Menyanyi Lagu Wajib

0 0 0 0 0 0 0 Push Up 0 0 0 0 0 0 0 Menyapu/ Membuang Sampah 22 19 10 29 18 0 98 Sita KTP/Teguran 3 0 4 7 5 4 23 Denda Uang 0 0 0 0 0 0 0

Pada PPKM Mikro IV ini, penegak disiplin dari berbagai elemen telah menerapkan sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan dan PPKM dengan bentuk sanksi terbanyak yaitu sanksi kerja sosial dalam bentuk menyapu/membuang sampah/membersihkan sungai yaitu sebanyak 98 pelanggar yang dikenakan sanksi tersebut.

Sedangkan sanksi terbanyak yang kedua berupa Sita

KTP/Teguran dari Petugas saja yaitu dengan jumlah 23 pelanggar. Sedangkan sanksi lainnya belum diterapkan pada pelanggaran PPKM Mikro IV kali ini. Sanksi yang tegas dan humanis menjadi pilihan tepat dalam membentuk kedisiplinan masyarakat.

0 5 10 15 20 25 30 23 26 27 28 29 30 J u m la h PPKM IV (23 Maret - 5 April 2021)

Macam Sanksi Razia Masker

Mengucapkan Pancasila/ Menyanyi Lagu Wajib Push Up

Menyapu/ Membuang Sampah Sita KTP/Teguran

(22)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

3) Pelanggaran yang dilakukan oleh Pelaku Usaha

Jenis Pelanggaran

Tanggal

24 26 27 28 29 30 31 TOTAL

Jam Operasional Tidak

Sesuai 0 0 0 0 0 0 0 0

Tidak Taat Prokes (kerumunan, tempat cuci tangan, dan jaga jarak)

4 14 6 0 7 3 4 38

Masih Buka 0 0 0 0 0 0 0 0

Tempat Duduk Terlalu

banyak 0 0 0 0 0 6 4 10

Pembeli lebih 50 % 0 0 0 0 0 0 0 0

Acara Hajatan/live musik 0 0 0 1 0 0 0 1

Penjual Reaktif 0 0 0 0 0 0 0 0

Tidak Mematuhi SE 0 0 0 0 0 0 0 0

Belum ada banner

himbauan 0 0 0 0 0 0 0 0

Pada periode PPKM Mikro IV pelanggaran yang dilakukan pelaku usaha mulai mengalami peningkatan lagi yang tadinya di PPKM MIkro III hanya 33 pelanggar menjadi 49 pelanggar dengan tingkat jenis pelanggaran terbanyak yaitu pelanggaran kerumunan dan tidak taat prokes yaitu sebanyak 38 pelanggar. Kemudian peringkat terbanyak kedua yaitu jenis pelanggaran berupa penyediaan tempat duduk yang tidak sesuai kapasitas yaitu 10 pelanggar. Sedangkan jenis pelanggaran ketiga adalah Acara Hajatan/live music yaitu sejumlah 1 pelanggar. Sedangkan sanksi yang diberikan yaitu sebagai berikut:

0 2 4 6 8 10 24 26 27 28 29 30 31 J u m la h

PPKM Mikro IV (23 Maret - 5 April 2021)

Jenis Pelanggaran oleh Pelaku Usaha

Jam Operasional Tidak Sesuai

Tidak Taat Prokes (kerumunan, tempat cuci tangan, dan jaga jarak) Masih Buka

Tempat Duduk Terlalu banyak

Pembeli lebih 50 %

Acara Hajatan/live musik

0 2 4 6 8 10 24 26 27 28 29 30 31 J u m la h

PPKM Mikro IV (22 Maret - 5 April 2021)

Jenis Sanksi terhadap Pelanggar

(Pelaku Usaha)

Teguran Pertama Teguran Kedua Teguran Tertulis Pembubaran Penutupan Pembinaan Pembatalan Keg Himbauan

(23)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021 Jenis Sanksi Pelanggaran Tanggal 24 26 27 28 29 30 31 TOTAL Teguran Pertama 0 6 0 0 6 3 6 21 Teguran Kedua 0 0 2 1 0 1 0 4 Teguran Tertulis 0 0 0 0 0 0 0 0 Pembubaran 1 5 0 0 0 0 0 6 Penutupan 0 0 0 0 0 0 0 0 Pembinaan 0 0 0 0 1 0 0 1 Pembatalan Keg 0 0 0 0 0 0 0 0 Himbauan 3 3 4 0 0 5 2 17

Berdasarkan pelanggaran yang dilakukan oleh para pelaku usaha diatas diterapkan sanksi oleh penegak disiplin yang paling banyak diberikan berupa sanksi Teguran Pertama yaitu sebanyak 21 pelanggar, tertinggi kedua diisi oleh jenis sanksi himbauan yaitu sebanyak 17 pelanggar, dan tertinggi ketiga yaitu 6 pelanggar dengan sanksi pembubaran kegiatan. Sanksi lainnya berupa teguran kedua dan pembinaan terhadap pelanggar.

b. Data Satgas Covid-19 Kota Surakarta

TANGGAL 22-Mar 23-Mar 24-Mar 25-Mar 26-Mar 27-Mar 28-Mar 29-Mar 30-Mar

31-Mar 1-Apr TOTAL

TOTAL KASUS 9857 9870 9884 9895 9908 9954 9962 9975 9979 9988 10000 10000 PENAMBAHAN 13 14 11 13 46 8 13 4 9 12 143 SEMBUH 9109 9134 9160 9171 9190 9213 9238 9253 9280 9301 9309 9309 PENAMBAHAN 25 26 11 19 23 25 15 27 21 8 200 MD 483 483 483 483 483 483 483 483 484 484 484 484 PENAMBAHAN 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

Berdasarkan data PPKM Mikro IV dari Satgas Covid-19 mengenai kasus tersebut diatas terlihat bahwa Total Kasus tiap harinya start perhitungan

13 14 11 13 46 8 13 4 9 12 25 26 11 19 23 25 15 27 21 8 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 -10 0 10 20 30 40 50

PENAMBAHAN KASUS COVID-19

PENAMBAHAN KASUS PENAMBAHAN SEMBUH PENAMBAHAN MD Linear (PENAMBAHAN KASUS) Linear (PENAMBAHAN SEMBUH) Linear (PENAMBAHAN MD)

(24)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

data awal dimulai tanggal 22 Maret 2021, terlihat tiap tanggal mengalami kenaikan kasus dengan penambahan kasus yang fluktuatif. Dimana pada start awal perhitungan tercatat 9.857 kasus sampai dengan tanggal 01 April 2021 menjadi total 10.000 kasus. Tingkat penambahan kasus tertinggi yaitu pada tanggal 27 Maret 2021 yaitu mencapai 46 kasus, sedangkan peningkatan kasus terendah yaitu pada tanggal 30 Maret 2021 sebanyak 4 kasus. Untuk kasus meninggal dunia selama PPKM Mikro IV ini hanya terdapat 1 kasus pada tanggal 30 Maret 2021. Tingkat penambahan kesembuhan tertinggi tercatat pada tanggal 30 Maret 2021 dengan kesembuhan 27 orang. Melihat grafik diatas, peningkatan kesembuhan dari total kasus semakin hari sudah semakin baik yaitu dengan prosentase kesembuhan sebesar 93,09% dari total kasus yang terjadi. Hal ini sudah cukup baik dengan memberikan optimisme bahwa pandemic akan segera berakhir dan herd immunity sudah mulai terbentuk. Hal yang paling sulit adalah menjaga kondusivitas wilayah agar tidak muncul kasus baru sehingga dapat dilakukan langkah-langkah preventif, sosialisasi, dan edukasi secara terus menerus.

F. PEMETAAN ZONASI PENGENDALIAN WILAYAH MELALUI INOVASI INTIP COVID-19

1. Persebaran Rumah Terpapar per 02 April 2021 pukul 12:24 WIB

Berdasarkan data persebaran rumah terpapar per tanggal 02 April 2021 terlihat bahwa RT Zona Hijau sebanyak 2727, RT Zona Kuning sebanyak 62 dan Jumlah Rumah Terpapar sebanyak 77 rumah. Pada peta zonasi pada periode PPKM Mikro IV ini sudah menunjukkan progress yang lebih baik dan data yang lebih valid disebabkan karena sudah tidak ditemukan lagi zona putih, ini artinya semua satgas jogo tonggo di lingkungan RT/RW sudah melakukan pencatatan dan updating data.

(25)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

2. Tampilan Grafik Rumah Terpapar 54 Kelurahan

Dalam pie chart sebagaimana diatas terlihat jumlah rumah terpapar per Kelurahan (54 Kelurahan) yang masing-masing kelurahan dapat diakses dengan cara memilih salah satu warna maka akan tampil jumlah rumah yang terpapar di kelurahan tersebut. Apabila dlihat pada grafik diatas maka Kelurahan Mojosongo masih menduduki peringkat tertinggi dengan 13 rumah yang terpapar. Sedangkan tertinggi kedua ditempati oleh Kelurahan Bumi dengan 11 rumah terpapar, dan ketiga ditempati oleh Kelurahan Karangasem dengan jumlah 8 rumah terpapar.

3. Grafik Harian Rumah dan RT Terpapar

Berdasarkan info grafik diatas, maka dapat terlihat bahwa grafik harian rumah terpapar terdapat setiap harinya mengalami penurunan sejak tanggal 27 Maret 2021 sebanyak 108 rumah, sampai dengan tanggal 02 April 2021 menjadi 76 rumah atau dapat dikatakan menurun sebanyak 32 rumah.

G. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan

Terkait dengan pengumpulan data melalui kuesioner untuk monev PPKM Mikro IV kali ini mendapatkan respon lebih banyak daripada pengumpulan data pada monev PPKM Jilid III, yaitu 136 responden, sedangkan pada monev PPKM III sebanyak 102 responden. Berdasarkan penyusunan laporan monitoring dan evaluasi pemberlakuan PPKM Mikro IV Kota Surakarta yang dilakukan serta sesuai dengan pengumpulan dan analisis data yang diperoleh dari Penegakan

(26)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

Disiplin oleh Satpol PP dan Penanganan Kasus Covid-19 oleh Satgas Covid-19 Kota Surakarta pada tanggal 23 Maret – 05 April 2021 serta data kuesioner yang disebarkan melalui daring/online sampai pada tingkat RT/RW, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

a. Data Responden

Jenis kelamin responden terbanyak adalah laki-laki, indikator umur responden terbanyak pada umur >40 tahun, mayoritas responden berdomisili di Kota Surakarta dan tertinggi diisi oleh responden yang tinggal di Kecamatan Jebres, pendidikan responden terbanyak adalah SMA, sedangkan pekerjaan responden paling banyak adalah Swasta dan PNS.

b. Poin Perubahan pada SE Walikota

Berdasarkan data kuesioner sebanyak 51,1% responden atau sejumlah 69 orang menyatakan sudah memulai KBM secara luring, sebanyak 84,8% responden atau 112 orang menjawab pada pembelajaran KBM secara luring masih diterapkan prokes secara ketat. Melihat hasil kuesioner sejumlah 102 responden atau 75% menjawab pada tempat hiburan dan wisata yang sudah mulai dibuka masih diberlakukan prokes dan jaga jarak. Sebanyak 99 orang atau 73,3% menjawab bahwa toko modern/retail/dan kelontong di lingkungan tempat tinggal mereka sudah sesuai dengan jam operasional buka pukul 06:00 – 21:00 WIB. responden sebanyak 79 orang atau 58,1% menjawab bahwa jam operasional tempat bermain/arena ketangkasan, sarana olahraga, hiburan malam (kelab malam, diskotik, pub), karaoke, gedung pertunjukan seni / bioskop, game online dan warnet sudah sesuai dengan ketentuan Surat Edaran. Menurut keterangan responden yang pernah hadir di acara resepsi pernikahan di gedung selama PPKM diperoleh data bahwa 104 orang atau 76,5% responden menjawab sudah diterapkan jaga jarak dan pembatasan tempat duduk di gedung pernikahan. Tentang pelonggaran PPKM Mikro sebanyak 91,9% menjawab bahwa mereka sangat setuju dengan adanya kebijakan pelonggaran-pelonggaran PPKM Mikro yang diatur dalam Surat Edaran Walikota Surakarta. Untuk vaksinasi 66 responden atau 48,9% menyatakan sudah divaksin, sedangkan 69 orang atau 51,1% responden lainnya menyatakan belum menerima vaksin. Sedangkan dampak vaksin yaitu sejumlah 67 orang atau 58,3% responden menjawab bahwa dengan vaksinasi memberikan dampak terhadap kesehatan mereka dan beberapa masyarakat sudah mulai kembali melakukan kegiatan atau aktivitas perekonomian seperti sedia kala.

2. Masukan dan Rekomendasi

a. Apabila melihat data yang dirilis oleh Satpol PP Kota Surakarta sejak tanggal 23 – 30 Maret 2021 terlihat perbedaan pada segi pelanggarnya. Untuk pelanggaran yang berasal dari razia masker mengalami penurunan, dimana pada PPKM Mikro III terdapat 262 orang pelanggar sedangkan pada PPKM MIkro IV terdapat 121 pelanggaran atau dapat dikatakan turun sebanyak 141 orang. Akan tetapi perlu dilakukan analisis lebih mendalam karena data yang tertampil pada periode PPKM Mikro III sebanyak 10 hari, sedangkan pada PPKM Mikro IV terdapat data hanya 6 hari. Sedangkan untuk pelanggaran yang dilakukan oleh Pelaku

(27)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

Usaha mengalami kenaikan dari PPKM MIkro III yang hanya 33 pelanggar menjadi 49 pelanggar dengan tingkat jenis pelanggaran terbanyak yaitu pelanggaran kerumunan dan tidak taat prokes. Melihat data tersebut maka rekomendasi yang diusulkan adalah: “Meningkatkan pengawasan dan penegakan protokol kesehatan secara rutin dan melakukan updating data sesuai dengan periode monev PPKM Mikro”

b. Data yang dirilis oleh Satgas Covid-19 Kota Surakarta tentang peningkatan kasus covid-19 pada monev PPKM Mikro IV (tanggal 23 Maret – 5 April 2021) menunjukkan penurunan kasus yang sudah cukup baik dibandingkan pelaksanaan PPKM mikro III dimana pada periode PPKM Mikro III terdapat kenaikan kasus sampai 162 kasus pada periode akhir PPKM, sedangkan pada PPKM Mikro IV peningkatannya sebanyak 143 orang. Sedangkan untuk tingkat kesembuhan pada PPKM MIkro III sebanyak 378 dan pada PPKM Mikro IV turun menjadi 200, hal ini disebabkan oleh penurunan kasus covid-19 yang cukup baik. Ditunjukkan progress yang baik pada tingkat kematian yang turun drastis dari periode PPKM MIkro III sebanyak 12 orang, sedangkan pada PPKM MIkro IV sebanyak 1 orang. Akan tetapi apabila disandingkan dengan hasil kueisoner dari 136 responden masih terdapat hal-hal yang perlu menjadi perhatian agar penurunan kasus covid-19 menjadi lebih baik lagi yaitu: perlu peningkatan pengawasan Prokes di tingkat RT/RW maupun di tempat fasiltas umum, pengaturan sanksi yang lebih tegas, peningkatan edukasi dan sosialisasi tentang vaksin dan imunitas tubuh.

c. Pada pelaksanaan PPKM Mikro IV ini dari 136 responden menghasilkan 51 tanggapan, artinya terdapat 85 orang yang tidak memberikan tanggapan. Hal ini dapat disebabkan bahwa banyak responden yang beranggapan bahwa pelaksanaan PPKM Mikro IV sudah cukup baik, dan telah menjadi kebiasaan sehingga sudah mulai melakukan adaptasi kebiasaan baru. Akan tetapi masih ada beberapa catatan yang dapat dijadikan masukan dan rekomendasi untuk melakukan perbaikan PPKM periode selanjutnya yaitu sebagai berikut:

1) Sosialisasi dan Edukasi mengenai Konsistensi Prokes

Dengan adanya penyebaran vaksin secara cepat dan merata, maka dapat diasumsikan bahwa kekebatan warga masyarakat terhadap virus covid-19 sudah mulai meningkat, akan tetapi apabila melihat data pelanggaran prokes yang semakin meningkat, hal ini dapat di indikasikan bahwa persepsi masyarakat sudah mulai lengah dengan tidak mengindahkan aturan untuk tetap menjaga prokes secara ketat. Sosialisasi dan edukasi mengenai konsistensi prokes menjadi solusi tepat untuk selalu mengingatkan masyarakat bahwa dengan adanya vaksin tidak memberikan jaminan untuk tidak tertular virus covid-19 lagi. Langkah preventif untuk menjaga Protokol Kesehatan di lingkungan keluarga, masyarakat, dan fasilitas umum menjadi suatu keharusan untuk memutus pandemic covid-19.

2) Menyusun Kebijakan Penindakan Pelanggaran Yang Tegas dan Humanis

Pelonggaran terhadap beberapa ketentuan aturan pada PPKM Mikro IV ini adalah salah satu langkah untuk menggerakkan kembali

(28)

MONEV PPKM MIKRO IV KOTA SURAKARTA - 2021

perekonomian masyarakat, akan tetapi apabila dengan adanya pelonggaran-pelonggaran PPKM tersebut membuat warga menjadi lengah dan justru cenderung melakukan pelanggaran lagi, maka satu-satunya solusi untuk memberikan efek jera yaitu menyusun kebijakan terkait sanksi pelanggaran yang tegas dan humanis. Hal ini dapat dilakukan dengan menyusun updating data pelanggar secara real time, apabila ditemukan pelanggar yang sama sebanyak dua kali maka sanksi yang diberikan harus lebih berat daripada sanksi pertama untuk memberikan efek jera. Akan tetapi jenis sanksi juga perlu dirumuskan kembali agar dapat diberlakukan secara tegas dan humanis.

3) Menyusun Peta Zonasi Wilayah Berbasis Jumlah Warga Terpapar Pemetaan zonasi wilayah berbasis jumlah rumah terpapar selama ini sudah berjalan cukup baik, akan tetapi untuk mengetahui kedalaman sampai dengan jumlah warga yang terpapar dirasa sangat kurang, sehingga terkadang dengan adanya zonasi wilayah berdasarkan jumlah rumah terpapar menunjukkan data yang baik-baik saja misalkan zona kuning dan hijau, akan tetapi apabila dilihat data warga terpapar maka ternyata jumlahnya masih cukup banyak sehingga harus mendapatkan perhatian khusus.

d. Catatan penting dari pelaksanaan Monev PPKM Mikro IV ini adalah : “Perlu disusun Peta Zonasi Wilayah berbasis Warga Terpapar sebagai Kroscek dan Komparasi Peta Zonasi Wilayah berbasis Rumah Terpapar”, hal ini didasarkan pada alasan berikut:

1) Berdasarkan hasil temuan yang muncul pada kasus di RT.03/RW.03 Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon pada tanggal 22 Maret 2021 muncul 1 kasus positif warga Kel. Kauman yang dirawat di PKU Muhammadiyah. Setelah dilakukan kroscek oleh Pak RW tanggal 23 Maret 2021 ke Lurah Kauman diperoleh keterangan bahwa pasien tersebut adalah siswi pondok putri NDM Kauman. Pada tanggal 29 Maret 2021 dilakukan swab mandiri oleh 51 orang siswi pondok dengan hasil 41 siswi dinyatakan positif. Per tanggal 30 Maret 2021 kemarin sebanyak 19 siswi dinyatakan negatif.

2) Sesuai dengan keterangan kasus diatas, maka terlihat kelemahan sistem pemetaan zonasi wilayah berbasis RUMAH TERPAPAR hanya bisa menampilkan data jumlah rumahnya saja, sedangkan warganya tidak terjangkau sistem tersebut karena PONDOK disini tercatat sebagai 1 rumah dan masuk pada ZONA KUNING, walaupun kenyataannya 1 buah pondok dihuni oleh 300 orang, dan pada saat pembelajaran tatap muka kemarin hanya diberlakukan untuk kelas 7 dan 8 sejumlah 130 orang. Oleh sebab itu perlu disusun peta zonasi wilayah berdasarkan warga terpapar sebagai kroscek peta zonasi wilayah yang berbasis rumah terpapar.

Referensi

Dokumen terkait

Hoegh LNG adalah pelopor di bidang transportasi LNG dengan pengalaman kurang lebih 40 tahun dan merupakan perusahaan yang terintegrasi penuh atas solusi kepemilikan kapal LNG untuk

(2) Pengumpulan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan sejak pemindahan sampah dari tempat sampah rumah tangga ke TPS sampai ke UPS dan/atau TPA dengan tetap

PPKM Darurat semula dilaksanakan pada tanggal 3 Juli-20 Juli 2021 lalu diperpanjang hingga 25 Juli 2021 dan akan dilonggarkan secara bertahap apabila tren kasus Covid-19

Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie selaku Ketua Satgas Penanganan Covid-19 mengatakan PPKM Mikro ini selain menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri, namun juga

Tanggal : 6 Oktober 2021 LAPORAN PENYEBARAN COVID-19 BERDASARKAN LINGKUNGAN KOTA TEBING TINGGI.. Data Zonasi Penyebaran Covid-19 di Kota

Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kota Kediri, Sidoarjo, Madiun, Kota Malang, Nganjuk, Ngawi, Kota Batu, Trenggalek, Ponorogo, Magetan, Kota Blitar, Blitar, Kota Madiun,

Mekanisme koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan PPKM Mikro di tingkat RT dilakukan dengan mengaktifkan kembali Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di tingkat

Periode mulai peningkatan kasus sampai diawalinya PPKM darurat pada tanggal 4 Juli 2021 sampai tanggal 10 Agustus 2021 terlihat perburukan level dimana sebelumnya proporsi