• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking dan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan Iin Indayani. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking dan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan Iin Indayani. Abstrak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking dan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan

Iin Indayani

Abstrak

Penelitian ini berjudul Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswi (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan.

Penelitian ini dilakukan di Pesantren Darul Hikmah Medan pada bulan Maret 2013 sampai dengan bulan Juni 2013. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi kepustakaan. Objek dari penelitian ini adalah strategi meningkatkan kepercayaan diri siswi dalam berpidato di Pesantren Darul Hikmah Medan. Subjek dalam penelitian ini ada enam orang yang terdiri dari tiga orang pembimbing kegiatan public speaking yaitu siswi kelas dua tingkat Aliyah (SMA) sebagai informan utama dan tiga orang siswi yang masih aktif dalam kegiatan public speaking (muhadoroh) sebagai informan tambahan. Dalam menentukan informan dilakukan secara purposive yaitu dengan menggunakan subjek penelitian yang sedikit dan dipilih sebagai informan melalui tujuan penelitian. Penentuan informan utama dilihat dari kredibilitas dan prestasi. Sedangkan penentuan informan tambahan diambil dari anak bimbingan informan utama. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif dimana analisis data yang digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif berupa kata-kata, kalimat-kalimat, atau narasi-narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembimbing berperan dalam meningkatkan kepercayaan diri siswi dalam berpidato. Pembimbing mengajarkan tentang teknik-teknik berpidato dan mengajarkan membuat naskah pidato yang baik kepada anak-anak bimbingannya setiap hari Minggu setelah shalat ashar. Melalui proses bimbingan inilah siswi-siswi memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang pidato. Kunci sukses pembimbing dalam meningkatkan kepercayaan diri siswi adalah dengan selalu memotivasi dan memberikan tips-tips kepada anak-anak bimbingannya agar siswi-siswi tersebut tidak merasa tertekan dan tidak percaya diri saat berpidato.

(2)

2 PENDAHULUAN

Fokus Masalah

Ketidakmampuan berkomunikasi dapat menyebabkan seseorang tidak percaya diri ketika ia tampil didepan umum. Bagi mereka yang memiliki rasa takut untuk berbicara didepan publik, akan muncul rasa panik yang sangat mengganggu pikiran. Saat sebelum mulai berbicara didepan publik, tubuh yang belum siap akan mulai menunjukkan tanda-tanda awal dari reaksi panik akibat tekanan harus tampil. Detak jantung menjadi semakin cepat, telapak tangan mulai berkeringat, saat berdiri kepala terasa pusing dan kedua kaki gemetar. Salah satu penyebab hal ini terjadi adalah karena kurangnya pengetahuan tentang pidato, latihan dan membiasakan berbicara di depan umum.

Pidato atau muhadoroh merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh para siswi pesantren Darul Hikmah dua kali dalam seminggu, yaitu malam Selasa dan Jum’at. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan bakat para siswi untuk berani bicara didepan umum bahkan diharapkan dapat mencetak seorang mualimah yang profesional. Kegiatan ini wajib diikuti oleh setiap siswi yang ada didalam pesantren. Baik siswi dari kelas satu dan dua tingkat Tsanawiyah sampai kelas satu tingkat Aliyah. Bagi siswi kelas dua tingkat Aliyah mereka sudah dijadikan pembimbing (supervisor) bagi adik-adik kelasnya. Sedangkan bagi siswi kelas tiga tingkat Tsanawiyah dan Aliyah hanya difokuskan untuk lebih berkonsentrasi pada Ujian Nasional.

Proses bimbingan dilaksanakan pada hari Minggu agar tidak menggangu kegiatan belajar. Para siswi dilatih dan diberi arahan-arahan oleh pembimbing (supervisor) agar mereka tidak merasa canggung, malu, tidak bersemangat, dan tidak percaya diri ketika harus tampil berpidato didepan teman-teman yang lain.

Kegiatan muhadoroh ini dimulai dengan membagi seluruh siswi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari delapan sampai sepuluh siswi. Setelah pembagian kelompok maka ditetapkan satu orang pembimbing dalam satu kelompok yang bertugas membimbing siswi dalam latihan mempersiapkan diri untuk tampil berpidato.

Masalah yang paling penting disini adalah bagaimana meningkatkan mental siswi untuk lebih berani dan percaya diri saat berpidato. Karena rasa

(3)

3

percaya diri menjadi modal utama seorang pembicara. Dengan sikap berani dan percaya diri, siswi yang tampil berpidato tidak akan merasa tertekan dan melakukan kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan seorang pembicara. Sikap percaya diri saat berpidato didasari dengan pengetahuan yang cukup dari seorang pembicara tentang pidato itu sendiri. Disinilah letak pentingnya seorang pembimbing dalam membimbing anak-anak bimbingannya.

Penelitian ini dilakukan di Pesantren Darul Hikmah Medan karena Pesantren Darul Hikmah banyak mencetak prestasi dalam lomba pidato. Salah satunya lomba pidato POS PEDAKU pada tahun 2012. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk membuat judul Peranan Pembimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan. Konteks Masalah

Berdasarkan fokus masalah yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini konteks masalah sebagai berikut: mengetahui bagaimana peranan pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) dalam meningkatkan kepercayaan siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan.

Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan jurnal ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauhmana peran pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) dalam meningkatkan kepercayaan diri siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan.

2. Untuk mengetahui kunci sukses pembimbing dalam meningkatkan rasa percaya diri siswi Pesantren Darul Hikmah Medan.

KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Komunikasi Kelompok Kecil

Rakhmat (2005: 141) menyatakan komunikasi kelompok kecil mempunyai dua tanda psikologis yaitu: (1) anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (2) nasib anggota kelompok saling bergantungan sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain.

(4)

4 2. Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Liliweri (1991:12) Mengemukakan bahwa pada hakekatnya komunikasi adalah komunikasi antar komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi antarpribadi yang dimaksudkan dalah suatu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Secara keseluruhan, komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang.

3. Teori Self Disclosure

Gambar 3.1: Jendela Johari I

OPEN AREA

Known by ourselves and known by Others

II BLIND AREA

Known by others but not known by ourselves

III HIDDEN AREA

Known by ourselves but not known by others

IV

UNKNOWN AREA

Not known by ourselves and not known by others

Sumber: Budyatna&Leila Mona, Teori Komunikasi Antarpribadi, 2011, Hal:40

Bidang I, yakni Bidang Terbuka (Open Area) bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya oleh yang bersangkutan, juga oleh orang lain, yang berarti terdapat keterbukaan, dengan lain perkataan tidak ada yang disembunyikan kepada orang lain.

Bidang II, yakni Bidang Buta (Blind Area) menggambarkan bahwa kegiatan seseorang diketahui oleh orang lain, tetapi dirinya sendiri tidak menyadari apa yang ia lakukan.

Bidang III, yakni Bidang Tersembunyi (Hidden Area) bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya olehnya, tetapi tidak dapat diketahui oleh orang lain. Ini berarti bahwa orang seperti itu bersikap tertutup.

(5)

5

Bidang IV, adalah Bidang Tak Dikenal (Unknown Area). Bidang ini menggambarkan bahwa tingkah laku seseorang tidak disadari oleh dirinya sendiri dan tidak diketahui oleh orang lain. (Liliweri, 1991)

4. Pengertian Pembimbing

Pembimbing adalah seseorang (individu) yang memberikan layanan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik (Yusuf & Nurihsan, 1994:94).

Pengertian Public Speaking

Pidato, dalam pengertian sempit adalah seni berbicara di depan umum atau publik. Pidato tidak hanya merupakan paparan informatif yang berisi keterangan atau penjelasan, tetapi persuasive, yakni mengandung ajakan atau bujukan sehingga para hadirin tergerak hatinya untuk melaksanakannya”. (Hidayat, 2006:19)

5. Pengertian Percaya Diri

Yusuf (2005) menyatakan bahwa percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan.

METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif pendekatan kualitatif. Dalam pelaksanaannya penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2006:31).Penelitian ini berusaha memberikan dekskripsi terhadap terhadap kegiatan public speaking (muhadoroh) dipesantren dan peran pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) dalam meningkatkan rasa percaya diri siswi ketika tampil berpidato.

(6)

6 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah strategi meningkatkan kepercayaan diri siswi dalam Berpidato di Pesatren Darul Hikmah Medan.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pembimbing dan anak bimbingan (siswi) dalam konseling kegiatan public speaking (muhadoroh) di Pesantren Darul Hikmah Medan. Penentuan informan dilakukan secara purposive yaitu menggunakan subjek penelitian yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian. Penentuan informan utama dilihat dari kredibilitas dan prestasi. Sedangkan penentuan informan tambahan diambil dari anak bimbingan informan utama.

Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian Lapangan

Wawancara Mendalam dan Observasi. 2. Studi Kepustakaan

Buku, jurnal, majalah, dan internet. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dimana analisis data yang digunakan bila data - data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif berupa kata - kata, kalimat - kalimat, atau narasi - narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Observasi

1. Kegiatan Bimbingan

Peneliti mengobservasi proses bimbingan kegiatan public speaking di pesantren Darul Hikmah Medan. Siswi-siswi di Pesantren darul Hikmah dilatih untuk menggunakan waktu seefisien mungkin. Tidak ada hari kosong yang tidak diisi dengan aktivitas. Setiap hari di pesantren selalu ada kegiatan agar waktu tidak terbuang sia-sia. Setiap hari Minggu diadakan kegiatan bimbingan setelah shalat ashar di aula pesantren. Siswi-siswi berkumpul untuk mengikuti bimbingan. Tanpa disuruh oleh pembimbing mereka sudah duduk rapi membentuk lingkaran.

(7)

7

Suasana saat bimbingan terlihat sangat akrab. Tidak ada jarak senioritas yang menghalangi kedekatan diantara pembimbing dengan adik-adik bimbingannya. Pembimbing dengan sabar membimbing dan mengajarkan teknik berpidato kepada adik-adik bimbingannya.

2. Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh)

Pidato atau yang sering disebut “muhadoroh” oleh para siswi Pesantren Darul Hikmah ini merupakan suatu kegiatan yang disslaksanakan pada malam hari. Kegiatan ini dilakukan oleh para siswi dua kali dalam seminggu, yaitu malam Selasa dan Jum’at. Kegiatan ini rutin dilaksanakan sepanjang tahun. Hal ini dilakukan bertujuan menjadi media untuk meningkatkan bakat para santriwati untuk berani bicara di depan umum bahkan diharapkan dapat mencetak seorang mualimah yang profesional. Sudah menjadi anggapan umum bahwa seorang alumni lulusan pesantren adalah pandai berpidato walaupun anggapan ini tidak seratus persen benar, karena terbukti tidak sedikit juga alumni pesantren justru kurang memiliki keberanian berbicara didepan umum atau berpidato. Salah satu penyebab hal ini terjadi adalah karena kurangnya pengetahuan tentang pidato, latihan dan membiasakan berbicara di depan umum, oleh sebab itu keberanian berbicara di depan umum harus terus dibiasakan sehingga benar-benar menjadi sebuah kebiasaan. Yang tentunya banyak hal yang harus diperhatikan diantaranya; kebiasan, latihan, dan dukungan dari semua pihak.

Para siswi terlihat begitu piawai dalam menyampaikan pidatonya. Mereka tidak merasa canggung, malu atau terlihat tertekan saat tampil berbicara menyampaikan pidato didepan umum. Mereka sangat tenang saat berpidato. Ini terlihat dari gerakan tubuh (gesture) yang terlihat luwes dan suara mereka yang terdengar jelas. Materi yang mereka sampaikan juga menarik dan tidak membosankan.

Pembahasan

Kecemasan berkomunikasi adalah batu sandungan yang besar bagi seorang pembicara. Perasaan ini menghilangkan kepercayaan diri. Rasa tidak percaya diri amat mempengaruhi kredibilitas komunikator. Betapa pun bagusnya pesan yang

(8)

8

disampaikan, betapapun sistematisnya organisasi pesan yang dibuat, tanpa kepercayaan diri dan kredibilitas, pembicara akan kehilangan pendengar.

Dari hasil wawancara dengan tiga orang pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) di Pesantren Darul Hikmah, diketahui bahwa keseluruhan pembimbing di Pesantren Darul Hikmah selalu berupaya untuk meningkatkan rasa percaya diri adik-adik bimbingannya. Upaya-upaya tersebut adalah mengajarkan kepada adik-adik pengetahuan tentang public speaking (pidato), mengajarkan cara membuka pidato, bagaimana membuat pendengar tertarik dan tidak merasa bosan. Pembimbing juga melatih gerak tubuh (gesture). Gerakan isyarat yang mengikuti kata-kata dapat membantu memberi tekanan pada pengertian apa yang diucapkan tanpa mengalihkan pesan. Ketika pembicara mengucapkan kata “ayo” kepada audiens seharusnya diikuti gerakan tangan diangkat dan dikepalkan. Cara lain yang digunakan pembimbing adalah dengan selalu memotivasi siswi-siswi yang dibimbing dengan cerita-cerita penuh inspirasi dan dukungan berupa kata-kata yang dapat membesarkan hati mereka, seperti memberikan pujian disetiap penampilan mereka. Selain gesture vokal juga harus diperhatikan saat berpidato. Salah satunya adalah Intonasi. Ketepatan berbicara akan menghindarkan dari kesalahan tafsir. Selain itu audiens juga lebih mudah menerima pesan apabila pembicara mengucap tiap kata dengan ejaan yang tepat. Dalam melatih vokal pembimbing menyarankan kepada adik-adik untuk mengucapkan kata-kata sesuai dengan ejaannya seperti; mengucap kata “suka”, dengan ejaan ka, bukan su-kak. Pembimbing juga sering menyuruh siswi mengucapkan alphabet A,B, sampai Z saat bimbingan. Karena hal ini dapat memperjelas artikulasi seseorang saat berbicara. Kekuatan suara pun tidak lepas dari perhatian pembimbing. Karena dalam berpidato isi dari apa yang disampaikan si pembicara yang menjadi fokus perhatian audiens melalui suara si pembicara. Oleh karena itu saat latihan pembimbing selalu memperhatikan vokal adik-adik bimbingannya, karena biasanya bila mereka merasa malu, canggung dan tidak percaya diri maka saat berbicara suaranya terdengar lebih pelan dari biasanya. Cara yang paling tepat yang biasa diterapkan pembimbing adalah dengan sering menyuruh adik-adik satu satu untuk membaca teks dengan kuat-kuat. Pembimbing juga memberikan tips-tips yang mudah diterapkan oleh adik-adik untuk menghilangkan rasa takut saat

(9)

9

berpidato. Tips-tips tersebut diantaranya; membaca doa sebelum tampil berpidato, harus banyak latihan sebelum berpidato, menguasai materi pidato, cukup tidur/istirahat agar tenang dan percaya diri saat berpidato, penampilan harus baik, beberapa menit sebelum naik podium dianjurkan untuk rileks dengan cara tarik napas dalam, dan menghembuskan napas perlahan-lahan sampai tiga kali berturut-turut.

Keseluruhan dari informan tambahan yaitu tiga orang siswi yang bertujuan untuk menegaskan informasi yang diterima dari informan utama. Dari hasil wawancara para siswi mengatakan bahwa rasa percaya diri dalam berpidato meningkat setelah mengikuti bimbingan. Seluruh informan tambahan ini mengatakan bahwa pengetahuan tentang pidato mereka dapatkan dari “ukhti” atau kakak pembimbing yang selalu sabar membimbing mereka.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) sangat berperan dalam meningkatkan rasa percaya diri siswi saat tampil berpidato dengan melakukan upaya-upaya seperti; mengajarkan tentang teknik-teknik berpidato dan mengajarkan membuat naskah pidato yang baik kepada anak-anak bimbingannya.

Kunci sukses pembimbing dalam meningkatkan rasa percaya diri anak bimbingannya adalah dengan memberikan motivasi untuk terus giat berlatih dan belajar tentang pidato.

Saran

Kegiatan bimbingan seharusnya dilaksanakan dua kali dalam seminggu, dengan adanya pertambahan waktu diharapkan proses bimbingan lebih efektif.

(10)

10

DAFTAR PUSTAKA

Al Aqsari, Yusuf. 2005. Kunci Sukses Membangun Percaya Diri. Jakarta: Cendekia.

Budyatna dan Mona, Leila. 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Salemba Humanika.

Hidayat, M.S. 2006. Public speaking dan Presentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Moleong, Rexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu dan nurihsan, Juntika A. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar 3.1: Jendela Johari  I

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu apabila review dalam video reaction disangkut pautkan terhadap hak moral menurut penulis tidak melanggar hak cipta dari hak moral pencipta video asli

Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmad dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Melalui proses analisis data dan pembahasan dari hasil pengujian tidak sejalan dengan teori kebutuhan Mc Clelland diperoleh kesimpulan kecerdasan emosional yang terdiri

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan hipotesis penelitian diterima dengan penjelasan terdapat perbedaan persepsi

Pada Tabel terlihat rata rata tinggi tanaman semua varietas yang ditanam pada demfarm terlihat bervariasi dibanding rata-rata tinggi tanaman pada deskripsi, dimana

Maka dari itu, penulis memiliki tujuan untuk membuat dan merancang Sistem Aplikasi Manajemen Keuangan pada smartphone Android 2.1.. Metode yang digunakan adalah dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggap varietas unggul padi sawah Batang Piaman, Batang Lembang dan Randah Kuniang, terhadap sistem tanam jajar legowo 4:1

Memutuskan koneksi saat proses pematian (power off) PC • Pemutusan koneksi layanan jaringan sebelum PC shutting down (contoh: ada user yang sedang mengakses shared folder PC yang