UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : MUTIA AMALIA
NIM : 102101134
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN.
Tanggal: Mei 2013 Dosen Pembimbing Tugas Akhir
(Syafrizal Helmi Situmorang,SE,M.Si) NIP. 19760214 200501 1 002
Tanggal: Mei 2013 Sekretaris Program Studi DIII Keuangan
(Syafrizal Helmi Situmorang,SE,M.Si) NIP. 19760214 200501 1 002
Tanggal: Mei 2013 Dekan Fakultas Ekonomi USU
(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak) NIP. 19560407 198002 1 001
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : MUTIA AMALIA
NIM : 102101134
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN
Medan, Mei 2013
(Mutia Amalia) 102101134
5. Yang teristimewa kepada Kedua Orang Tua saya Irwansyah (Ayahanda) dan
Mainar (Ibunda) tercinta serta Saudaraku Irma Afriyanti dan Irfansyah yang
telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan, semangat, serta kesabaran
sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya dengan baik. Semoga Allah
SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada mereka dan
semoga jerih payah saya dapat menjadi pelega dan penyejuk keletihan ayah
dan bunda serta saudara-saudaraku selama ini.
Akhir kata, besar harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi rekan-rekan pembaca sekalian.
Medan, Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 6
A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 6
B. Struktur Organisasi ... 7
C. Job Description ... 11
1. Dewan Komisaris ... 11
2. Direksi ... 11
3. Komite Audit ... 12
4. Sekretaris Perusahaan ... 12
5. Satuan Pengawas Intern (SPI) ... 13
D. Jaringan Usaha/Kegiatan ... 13
E. Kinerja Usaha Terkini ... 15
F. Rencana Kegiatan ... 17
iii
BAB III PEMBAHASAN ... 20
A. Pengertian Penganggaran ... 20
B. Jenis-Jenis Anggaran ... ... 22
C. Fungsi Anggaran ... .... 25
D. Kegunaan Penganggaran ... .... 28
E. Eksistensi Penganggaran ... .... 28
F. Manfaat Anggaran ... ... 29
G. Proses Penyusunan Anggaran pada Perusahaan ... 31
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
A. Kesimpulan ... 46
B. Saran ... 47
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Anggaran Sumber Dana dan Pengeluaran Perusahaan .……... 39
2. Laporan Laba (Rugi) Perusahaan ... 40
3. Anggaran Pendapan Perusahaan dalam Bagian Keuangan ... 43
4. Anggaran Operasional Perusahaan dalam Bagian Keuangan ... 44
v
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu lembaga atau perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan
semakin meningkatnya aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan. Perusahaan
merupakan satu organisasi dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan dan
tenaga kerja dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa
(output) kepada masyarakat. Oleh karena itu, setiap badan usaha pada umumnya
bertujuan untuk memperoleh laba yang tinggi sebagai sumber pembiayaan yang
optimal bagi kelangsungan hidup lembaga atau instansi tersebut. Selain itu,
untuk memperoleh laba demi kelangsungan hidup perusahaan terdapat
tujuan-tujuan lain, seperti perkembangan, prestise (gengsi), servis dan diterimanya
badan usaha tersebut dalam kehidupan masyarakat. Sehingga para pengelola
perusahaan akan selalu berusaha bertindak secara profesional dan berusaha
untuk terus mengembangkan inovasi-inovasi yang berbeda dalam rangka
mencapai apa yang menjadi tujuannya. Dalam prakteknya harus dilandasi
dengan konsep-konsep manajemen yang memang sudah berlaku secara
universal.
Telah diketahui bahwa pengelolaan perusahaan ditujukan untuk
memperoleh tujuan yaitu laba, dan tujuan tersebut memerlukan perencanaan
yang benar. Perusahaan besar maupun kecil membuat anggaran, karena
penganggaran itu penting untuk membuat perencanaan dan untuk
mengendalikan kegiatan dan sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan.
Perencanaan melihat ke masa depan, yaitu menentukan tindakan-tindakan yang
harus dilakukan untuk mencapai sasaran dan tujuan suatu lembaga atau
organisasi, sedangkan pengendalian untuk melihat kebelakang dengan menilai
hasil kerja dan membandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Hasil
perbandingan akan digunakan untuk memperbaiki perencanaan, anggaran, dan
pengendalian. Untuk mengelola suatu lembaga, manajemen menentukan tujuan
dan sasaran lembaga dan kemudian manajemen membuat suatu rencana kegiatan
untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.
Menurut Rudianto (2009: 5) adapun 4 fungsi pokok anggaran yaitu :
planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating
(menggerakkan), dan controling ( pengendalian). Perlunya suatu anggaran bagi
perusahaan adalah untuk membantu manager dalam merencanakan kegiatan dan
memonitori kinerja operasi serta laba yang dihasilkan oleh pusat
pertanggungjawaban serta memotivasi karyawan agar memperbaiki kinerja dan
sikap dari penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan yang paling penting
adalah untuk meningkatkan pertanggungjawaban dari masing-masing karyawan
atas pekerjaan yang menjadi kewajibannya.
Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam
rangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan
kuantitatif orang lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan
laba (proft planing). Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana
operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka pendek
dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan dimasa yang
akan datang. Proses penyusunan anggaran merupakan tahap akhir dari proses
perencanaan secara menyeluruh dari lembaga (total business planning).
Untuk melukiskan anggaran dan proses penyusunan anggaran, layaknya
sebagai suatu proyek pembangunan gedung berlantai tiga puluh. Untuk
membangun gedung tersebut diperlukan waktu tiga tahun. Gedung tersebut akan
dibangun berdasarkan cetak biru (blue print) dan berdasarkan rencana biaya yang
dibuat oleh arsitek. Setiap bulan dibuat anggaran biaya untuk pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan setiap bagian gedung tersebut, sehingga
keseluruhan pekerjaan gedung tersebut dapat terlaksana sesuai dengan blue print
yang telah dibuat dengan rencana biaya yang telah disusun sebelum proyek
dilaksanakan.
Mengingat peran penting dan teknik penyusunan anggaran dalam
perusahaan adalah suatu keharusan bagi setiap perencanaan dan pengendalian
manajemen perusahaan, maka tanpa memahami konsep dan tanpa menguasai
teknik penyusunan anggaran, manajemen perusahaan akan kehilangan salah satu
elemen penting dalam implementasi fungsi manajemen yang sedang
dilaksanakannya.
Dengan latar belakang pemikiran yang sedemikian ditambah dengan
keinginan penulis untuk mendalami pengetahuan mengenai proses penyusunan
anggaran perusahaan, maka dari itu penulis memilih judul mengenai
“Proses Penyusunan Anggaran pada PT. Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Medan.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka dapat dibuat perumusan pokok masalah agar
materi yang akan dibahas tidak menyimpang dari pokok pembahasan dan sesuai
dengan kebutuhan yang diharapkan.
Adapun perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian
dalam penelitian yang dilakukan adalah:
1. Bagaimana proses penyusunan anggaran yang dilakukan oleh PT.
Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan?
2. Bagaimanakah cara menyusun anggaran yang baik sehingga tujuan lembaga
dapat dicapai secara efektif dan efisien serta mendatangkan keuntungan
maksimal bagi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana efisiensi
kinerja pada bagian Akademik Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
1. Untuk mengetahui lebih jelas penyusunan anggaran yang dilakukan
lembaga atau instansi di dalam melakukan aktivitasnya untuk mencapai laba
yang diharapkan.
2. Memaparkan secara jelas proses penyusunan anggaran perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian antara lain:
1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan ilmiah serta dapat mengembangkan teori yang
dipraktekkan dan mengetahui proses penyusunan anggaran secara aktual.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan untuk pertimbangan dan masukan bagi PT. Perkebunan
Nusantara IV (Persero) Medan dalam proses kerja dan pengawasan serta
3. Bagi Pihak lainnya
Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang akan melakukan
penelitian lanjutan di masa yang akan datang.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) disingkat PTPN IV didirikan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang Peleburan
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VI, Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perkebunan VIII menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan
Nusantara IV dan Akte Notaris Harun Kamil, SH No. 37 tanggal 11 Maret 1996,
telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan
No. C2-8332. HT.01.01 tanggal 8 Agustus 1996, dan diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1996, Anggaran Dasar telah
mengalami beberapa kali perubahan terakhir berdasarkan Akta No. 18 dari Notaris
Sri Rahayu H. Prasetio, SH tanggal 26 September 2002 yang disetujui oleh
Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia RI dengan Surat Keputusan No.
C-20652. HT.01.04 tanggal 23 Oktober 2002. Diubah terakhir kali berdasarkan Akte
Notaris Sri Ismiiyati, SH Nomor 11 tanggal 4 Agustus 2008, di umumkan dalam
Berita Negara R.I No. 90, tanggal 7 November 2008, Tambahan Berita Negara
Berikut ini akan dijelaskan visi dan misi PT Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Medan.
1. Visi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Menjadi pusat keunggulan pengelolaan perusahaan agroindustri kelapa sawit
dengan tata kelola perusahaan yang baik serta berwawasan lingkungan.
2. Misi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
a. Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif.
b. Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan
sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas
dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
c. Meningkatkan laba secara berkesinambungan.
d. Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan
yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik
(GCG).
e. Meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
f. Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah
pusat/daerah.
B. Struktur Organisasi
PTPN IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada
bidang usaha agroindustri. PTPN IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan
komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman,
kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas
menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan
kegiatan pendukung lainnya.
PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit
dan Teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, 1 unit
Proyek Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 9
Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Berdagai,
Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas, Batubara dan Mandailing
Natal.
Umumnya suatu organisasi baik itu organisasi massa maupun organisasi
usaha, haruslah mempunyai struktur organisasi agar perjalanan usaha dapat
berlangsung dengan baik, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dengan
efektif. Yang membedakan struktur organisasi pada perusahaan besar dan kecil
adalah tingkat kerumitan masalah yang dihadapinya dan disesuaikan dengan jenis
dan kegiatan yang dijalankan perusahaan.
Penyusunan struktur organisasi sesuai dengan prinsip organisasi yang
dilaksanakan sebelum operasi fisik perusahaan, agar berjalan sebagaimana
mestinya. Pembentukan struktur organisasi secara umum diikuti dengan
penyusunan analisa jabatan dan uraian jabatan yang mempertegas dalam
pembagian pekerjaan dalam arti pekerja mengetahui siapa yang menjadi
atasannya, pekerja apa yang diharapkan darinya dan apa yang harus
dikerjakannya, apa yang menjadi hak dan kewajibannya dan lain sebagainya. Oleh
karena itu struktur organisasi sangat penting peranannya untuk menghindari
ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas perusahaan.
Berikut ini adalah struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Medan.
DIREKTUR UTAMA RUPS ANAK PERUSAHAAN
Direktur Keuangan Direktur SDM &
Umum
Direktur Perencanaan & Pengembangan
Usaha
RUPS
KOMISARIS
BG
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Sumber: Buku Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara IV
1. Dewan Komisaris
Komisaris Utama I : Muhammad Said Didu
Komisaris I : Usman Damanik
Komisaris I : Zainal Arifin
Komisaris I : H. Irwansyah Nasution
Komisaris I : Tungkot Sipayung
Komisaris I : H.A. Latief Rabar
2. Direksi
Direktur Utama I : Erwin Nasutin
Direktur Produksi I : Ahmad Haslan Saragih
Direktur Keuangan I : Setia Dharma Sebayang
Direktur Perencanaan &
Pengembangan Usaha I : Memed Wiramihardja
Direktur SDM dan Umum I : Andi Wibisono
3. Kepala Bagian
Bagian Sekretaris Perusahaan : Ir. Andi Wibisono, MM
Bagian SPI : Taufiqqurrachman
Bagian Tanaman : Ir. Nurmala Dewi Hasibuan,MM.
Bagian Pengolahan : Ir.Immanuel Singarimbun, M.Si
Bagian Teknik : Ir. Marulam Angkat, MBA.
Bagian Keuangan : Aminuddin Thoha
Bagian Akuntansi : Hatorangan Siahaan, SE.
Bagian Pemasaran : Drs. Romeo Bangun
Bagian Perencanaan : Ir. Mohd Abdul Ghoni,M.Si
Bagian Pengembangan Usaha : Ir. Sigit Karyadi. M.Sc
Bagian PKBL : Drs. Muhtadin Harahap, SmH
Bagian SDM : Ir. Hj. Deriati, MM.
Bagian Umum : Syahruddin Ali, SH, M.Si
Bagian Hukum dan Pertanahan : H. Abdul Hasyim Lubis, SH.
Bagian Pengadaan : A. Wahid Rambey, SH.
C. Bidang-bidang Kerja / Job Description
PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan sesuai dengan SK Direksi
No. 04.13/Kpts/43/VIII/2003 tentamg organisasi dan tata kerja mempunyai
beberapa bidang yaitu terdiri dari :
1. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan
maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan
nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan
Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran
Perseroan serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku,
untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan.
2. Direksi
Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan
pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan
maksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam
maupun diluar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan
pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.
3. Komite Audit
a. Bertugas memonitori dan mengevaluasi proses penyelesaian Laporan
Keuangan Tahun buku setiap tahunnya dan penetapan laporan
pertanggung jawaban keuangan perusahaan tahun sebelumnya.
b. Melakukan evaluasi atas efektivitas Satuan Pengawasan Intern (SPI).
c. Melakukan evaluasi atas sistem Pengendalian Intern kegiatan tertentu.
d. Melakukan evaluasi dan memonitori atas laporan Direksi tentang
progres pelaksanaan arahan RUPS.
e. Melakukan evaluasi atas Laporan Manajemen Triwulan Direksi.
4. Sekretaris Perusahaan
a. Bertugas memastikan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, seperti peraturan yang berkaitan
dengan pengelolaan BUMN, Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar.
b. Memberikan penjelasan atas peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
c. Mengkoordinasikan atas kepatuhan pelaksanaan GCG di lingkungan
PTPN IV.
d. Menyimpan dokumen-dokumen perusahaan, seperti Risalah RUPS,
Risalah Rapat Direksi dan Risalah Rapat Dewan Komisaris.
e. Menyimpan dan mengawasi stempel resmi perusahaan.
f. Membantu, jika diperlukan, dalam mempersiapkan Laporan Tahunan
Perusahaan
5. Satuan Pengawas Intern (SPI)
a. Bertugas menilai terhadap informasi keuangan mencakup penilaian
terhadap informasi keuangan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang
lazim.
b. Menilai terhadap ketaatan Unit Usaha yang bersangkutan pada
peraturan perundang-undangan yang mendasari transaksi/kegiatan
yang mempunyai pengaruh kepada laporan keuangan serta ketaatan
terhadap RKAP yang telah ditetapkan.
c. Menilai terhadap penggunaan sumber daya ekonomi perusahaan,
apakah telah dikelola denga baik efisien dan berdaya guna.
d. Menilai capaian realisasi yang sebenarnya dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan termasuk pengajuan ketaatan Unit usaha
terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
kehematan, daya guna dan hasil guna.
e. Melakukan audit terhadap kegiatan dalam perusahaan yang
diindikasikan adanya kecurangan atau penyimpangan maupun tindak
pidana korupsi.
D. Jaringan Usaha/Kegiatan
PTP Nusantara IV yang bergerak dalam usaha perkebunan mengelola 2
(dua) komoditi utama, yakni kelapa sawit, kakao dan teh yang dilengkapi dengan
sarana pengolahannya berupa Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Pengeringan Biji
Kakao, dan Pabrik Pengolahan Pucuk Teh. Perusahaan disamping mengelola
perkebunan, juga mengusahakan industri hilir berupa Pabrik Fraksionasi dan
Refinasi (Pabrik Minyak Nabati) produksi yang dihasilkan RBD Olein, Crude
Stearin dan Fatty Acid. Kemudian ada pula Pabrik Ekstrasi Inti Sawit dengan
produksi yang dihasilkan Palm Karnel Meal.
Kegiatan usaha perusahaan tersebut terletak di atas luas areal lahan seluas
151.958 Ha areal konsesi, yang tersebar di 8 (delapan) Kabupaten Daerah Tingkat
II yaitu : Kab. Simalungun, Kab. Serdang Bedagai, Kab. Asahan, Kab. Labuhan
Batu, Kab. Langkat, Kab. Toba Samosir, Kab. Tapanuli Selatan, Kab. Tapanuli
Utara dan Kodya Medan.
Adapun strategi yang dilakukan oleh perusahaan dalam mencapai
tujuannya adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan produktivitas dan efisiensi melalui penerapan praktek-praktek
bisnis terbaik mencakup baku teknis, manajemen, dan sistem kerja.
b. Mengadakan peremajaan/replanting tanaman secara teratur setiap tahun.
c. Optimalisasi kapasitas pabrik dengan melakukan pembelian TBS pihak III
untuk menutupi kekurangan bahan baku dari produksi sendiri.
d. Penerapan Standart Operations Procedure (SOP), pemeliharaan panen,
pengelolaan dan perawatan pabrik secara konsisten.
e. Menerapkan Preventive Maintenance dan Replacement atau penggantian
mesin.
f. Membangun membina pengamanan terpadu yang melibatkan seluruh SDM unit
dan aparat keamanan.
E. Kinerja Usaha Terkini
Setiap instansi tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan
sesuai dengan tujuan instansi, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga
pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero), perusahaan ini terus berupaya agar
tujuan yang telah di gariskan oleh perusahaan ini dapat terwujud. Tidak mudah
dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi,
disiplin dan loyalitas dalam bekerja.
Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan
kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan
perusahaan adalah
1. Capaian produksi TBS Kebun Sendiri (Incl. Proyek Timur dan Balap) dan
pembelian TBS s.d. Triwulan IV/2012 masing-masing dibawah RKAP
sebesar 125.875 ton atau 5,25% dan 36.023 ton atau 5,15% dan secara
gabungan produksi TBS dibawah RKAP sebesar 161.898 ton atau 5,23%.
Realisasi produksi TBS Kebun Sendiri (Incl. Proyek Timur dan Balap) s.d.
Triwulan IV/2012 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu
mengalami peningkatan sebesar 50.280 ton atau 2,26%. Realisasi produksi
Daun Teh Basah kebun sendiri s.d. Triwulan IV/2012 dibawah RKAP sebesar
5.031 ton atau 21,51% dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun
lalu dibawah sebesar 21.112 ton atau 53,49%.
2. Rendemen minyak sawit kebun sendiri s.d. Triwulan IV/2012 dibawah RKAP
sebesar 0,42% dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu diatas
0,18%. Rendemen inti sawit kebun sendiri s.d. Triwulan IV/2012 RKAP
sebesar 0,08% dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu diatas
0,18%. Rendemen Teh Jadi kebun sendiri s.d. Triwulan IV/2012 dibawah
RKAP sebesar 0,09% dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu
diatas sebesar 0,04%.
3. Capaian penjualan setelah pungutan ekspor s.d. Triwulan IV/2012 sebesar Rp
5.319,12 milyar jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 6.096,29 milyar
maka berada dibawah RKAP sebesar Rp 777,17 milyar atau 12,75%.
Selanjutnya bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar
Rp 5.536,38 milyar mengalami penurunan sebesar Rp 217,27 milyar 3,92%.
4. Realisasi biaya secara keseluruhan s.d. Triwulan IV/2012 (harga pokok
penjualan + biaya usaha + biaya bunga + biaya lain-lain bersih) sebesar Rp
4.318,55 milyar. Jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 4.838,20
milyar maka realisasi biaya dibawah RKAP sebesar Rp 519,65 milyar atau
10,74%. Selanjutnya bila dibandingkan denga periode yang sama tahun lalu
sebesar Rp 4.316,85 milyar mengalami kenaikan Rp 1,70 milyar atau 0,04%.
5. Capaian laba sebelum PPh s.d. Triwulan IV/2012 sebesar Rp 1.000,57 milyar
jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 1.258,09 milyar, berada dibawah
RKAP sebesar Rp 257,51 milyar atau 20,47%. Selanjutnya bila dibandingkan
dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.219,53 milyar mengalami
penurunan sebesar Rp 218,96 milyar atau 17,95.
Capaian laba Per komoditi masing-masing tanaman:
Laba komoditi kelapa sawit s.d. Triwulan IV/2012 sebesar Rp 1.073,24
milyar jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 1.285,05 milyar berada
dibawah RKAP sebesar Rp 211,82 milyar atau 16,48% dan bila dibandingkan
penurunan Rp 205,18 milyar atau 16,05%. Hal yang disebabkan karena
adanya penundaan penyerahan/pengapalan minyak sawit oleh pembeli
sebagai dampak dari harga jual yang cenderung menurun. Komoditi Teh s.d.
Triwulan IV/2012 mengalami kerugian sebesar Rp 72,66 milyar jika
dibandingkan dengan kerugian RKAP sebesar Rp 26,97 milyar berada diatas
RKAP sebesar Rp 45,70 milyar atau 169,43%, selanjutnya bila dibandingkan
dengan periode yang sama lalu rugi sebesar Rp 58,88 milyar mengalami
kenaikan sebesar Rp 13,78 milyar atau 23,41%.
6. Capaian laba setelah pajak s.d. Triwulan IV/2012 sebesar Rp 697,43 milyar,
jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 934,56 milyar, berada dibawah
RKAP sebesar Rp 249,14 milyar atau 26,09%, selanjutnya bila dibandingkan
dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 890,87 milyar mengalami
penurunan sebesar Rp 193,44 milyar atau 21,71%.
7. Laporan posisi keuangan per 31 Desember 2012 ditutup dengan total aset
sebesar Rp 9,199,39 milyar bila dibandingkan per 31 Desember 2011 sebesar
Rp 7.993,50 milyar mengalami peningkatan sebesar Rp 1.205,88 milyar atau
15,09%. Hal ini disebabkan peningkatan aset tidak lancar sebesar Rp 968,95
milyar atau 15,47% dan peningkatan aset lancar sebesar Rp 236,94 milyar
atau 13,68%.
F. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan PT Perkebunan Nusantara IV antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Rencana Kerja untuk pencapaian Produktivitas Tanaman
Jangka Pendek :
a. Perlakuan yang optimal terutama pemupukan terhadap tanaman
muda dan remaja.
b. Memaksimalkan perbaikan sarana dan prasarana produksi.
c. Memenuhi kebutuhan pemanen.
d. Pengendalian Ganoderma.
Jangka Panjang :
a. Menjaga komposisi umur tanaman dengan melakukan peremajaan
tanaman secara konsisten minimal 4% pertahun dari luas areal
TM.
b. Penyisipan areal dilakukan lebih insentif dengan jenis bibit
unggul.
c. Melakukan kastrasi dan penyerbukan bantuan.
d. Melakukan penelitian dalam pengendalian Ganoderma.
2. Rencana Kerja Perusahaan dalam Bidang Teknik
a. Pembangunan Turbin untuk PLTA dengan kapasitas produksi 1,4
Mega Watt.
b. Pembangunan Pabrik Mesin Tenera
c. Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit di Proyek Timur, Kabupaten
Mandailing Natal.
d. Pembangunan Gedung Serba Guna.
3. Rencana Kerjasama dengan BUMN lain/Konsorsium :
a. Pembangunan Pabrik Pupuk NPK.
b. Pembangunan Pabrik Biodiesel.
c. Pembangunan Pabrik Minyak Goreng.
d. Pembangunan Kawasan Industri Terpadu berbasis perkebunan
kelapa sawit.
e. Pembentukan anak perusahaan untuk mengelola perkebunan kelapa
sawit di Nanggroe Aceh Darussalam bekerjasama dengan PT
Perkebunan Nusantara I (Persero).
BAB III PEMBAHASAN
Menurut hasil penelitian yang penulis peroleh dari data anggaran dari PT
Perkebunan Nusantara IV (Persero), maka penulis memperoleh gambaran umum
mengenai proses penyusunan anggaran. Pada bab ini penulis membahas tentang
gambaran penganggaran dan penyusunannya yang berupa :
A. Pengertian Penganggaran
Penganggaran merupakan proses penerjemahan rencana aktivitas ke dalam
rencana keuangan. Dalam makna yang lebih luas, penganggaran meliputi
penyiapan, pelaksanaan, pengendalian, dan pertanggungjawaban anggaran yang
biasa dikenal dengan siklus anggaran. Penganggaran perlu adanya standardisasi
dalam berbagai formulir, dokumen, intruksi dan prosedur karena menyangkut dan
terkait dengan operasional perusahaan sehari-hari (Yuwono, dkk, 2005).
Anggaran adalah perencanaan manajerial yang dinyatakan dalam
istilah-istilah keuangan. Anggaran merupakan rencana laba jangka pendek yang
komprehensif, yang membuat tujuan dan target manajemen dilaksanakan.
Anggaran adalah alat manajerial yang memastikan percapaian target
organisasional dan memberikan pedoman yang rinci untuk operasi harian
(Dharmanegara, 2010:4).
Menurut Nafarin (2007:32) adapun jenis anggaran menurut segi bidang,
a. Anggaran Operasional (operational budget)
Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laba
rugi. Contoh: anggaran penjualan, anggaran biaya pabrik, anggaran biaya
bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya
overhead pabrik, dan anggaran beban usaha.
Adapun contoh anggaran operasional pada PT Perkebunan Nusantara
IV (Persero) dalam bagian keuangan adalah biaya tamu kantor pajak, biaya
tamu aprisial, biaya tamu kantor kementrian BUMN, biaya tamu dari
perbankan, biaya rapat RKAP, biaya rapat RKO, biaya foto copy + jilid
RKAP, biaya foto copy + jilid RKO, biaya penilaian kebun/unit PTPN IV,
biaya study kelayakan PTPN IV, biaya materai, biaya penggantian BBM
untuk urusan perbankan, dan biaya penggantian konsumsi.
b. Anggaran Keuangan (financial budget)
Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran
neraca. Contoh: anggaran kas, anggaran piutang, anggaran sediaan,
anggaran utang, dan anggaran neraca.
Adapun contoh anggaran keuangan pada PT Perkebunan Nusantara IV
(Persero) dalam bagian keuangan adalah anggaran yang mencakup seluruh
bagian yang terkait di dalam perusahaan. Contohnya: gaji, asuransi
perusahaan, jasa produksi dan lain-lain.
Penganggaran merupakan proses dari perencanaan. Penganggaran
menunjukan suatu tahap persiapan yang dilakukan sebelum memulai penyusunan
rencana perusahaan, perngumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan,
pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencana sendiri, implementasi dari
rencana tersebut, sampai akhirnya pada tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil
rencana tersebut. Hasil dari kegiatan anggaran adalah penganggaran.
Penganggaran itu penting untuk membuat perencanaan dan untuk mengendalikan
kegiatan. Para pengelola lembaga akan selalu berupaya bertindak profesional
dalam rangka mencapai apa yang menjadi tujuannya (Rudianto, 2009:4).
Dalam prakteknya harus dilandasi oleh konsep konsep manajemen yang
memang sudah berlaku secara universal. Pada PT Perkebunan Nusantara IV
(Persero) dalam bagian keuangan penganggaran dianggap sebagai suatu acuan
untuk melaksanakan suatu kinerja proyek yang akan berlangsung selama satu
tahun anggaran. Dalam hal ini anggaran disusun berdasarkan kebutuhan dari
kegiatan yang akan dilaksanakan.
B. Jenis – Jenis Anggaran
Anggaran pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) dibuat sesuai
kebutuhan. Adapun jenis anggaran perusahaan menurut Gitosudarmo dan
Najmudin (2003) yaitu :
1. Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan merupakan anggaran yang sangat penting dalam
penentuan proyeksi penjualan dan penghasilan yang realistis dan
pendukung utamadalam menyusun rencana anggaran komprehensip
perusahaan. Sebab jika anggaran penjualan bersifat tidak realistis seperti
"over convidance" atau terlalu percaya diri maka sebagian besar bagian
dari rencana laba keseluruhan juga akan ikut tidak realistis.
Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah:
a. Mengurangi ketidakpastian dimasa depan.
b. Memasukkan pertimbangan/keputusan manajemen dalam proses
perencanaan.
c. Memberikan informasi dalam profit planing control.
d. Untuk mempermudah pengendalian penjualan.
Pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) khususnya dalam bagian
keuangan anggaran penjualan meliputi: biaya pengangkutan, biaya
gudang, biaya instalasi pemompaan, biaya KAP, asuransi persediaan hasil,
biaya pelabuhan, biaya angkutan dipelabuhan, biaya bank, biaya analisa,
biaya contoh, biaya promosi, klaim, biaya pallet, biaya
pengepakan/pembungkus, dan biaya lain-lain.
2. Anggaran Produksi
Anggaran produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian
sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin, dan
peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang
pada suatu priode tertentu dimasa depan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan atau diramalkan. Dan adapun tujuan dari perencanaan produksi
adalah sebagai berikut :
a. Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil
yang diproduksi supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan
persentase tertentu dari keuntungan setahun terhadap penjualan yang
diinginkan.
b. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap
mempunyai market share tertentu.
c. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada
tingkat efisien tertentu.
d. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan
kesempatan kerja yang sudah ada dapat semakin berkembang.
Pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) khususnya dalam bagian
keuangan anggaran produksi meliputi: biaya produksi kelapa sawit
termasuk biaya tanaman menghasilkan, biaya pemupukan, biaya panen dan
pengangkutan, biaya pemupukan.
3. Anggaran Bahan Baku
Anggaran bahan baku adalah anggaran yang merencanakan secara
lebih terperinci jumlah unit bahan mentah yang diperlukan untuk
penyelenggaraan proses produksi secara periode yang akan datang, sebagai
dasar untuk penyusunan budget pembelian bahan mentah dan budget biaya
bahan mentah.
Adapun bahan baku yang dipakai dalam suatu pabrik secara tradisional
dibagi menjadi bahan langsung dan bahan tak langsung (bahan pembantu).
Bahan langsung pada umumnya menyatakan semua bahan baku yang
menjadi bagian terpadu dari produksi jadi dan dapat ditetapkan langsung
pada harga pokok produk barang jadi.
Pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) khususnya dalam bagian
keuangan anggaran bahan baku meliputi: biaya TBS (Tandan Buah Segar)
yang dipanen.
Pada pelaksanaannya, ketiga jenis anggaran diatas memiliki jadwalnya
masing masing yang disusun dalam suatu kalender anggaran. Meskipun demikian
pada pelaksanaannya kedua jenis anggaran tersebut memiliki keterkaitan dalam
hal pelaksanaan serta penetapannya. Proses penyusunan anggaran ditentukan
berdasarkan adanya anggaran penerimaan (pendapatan) yang kemudian akan
disampaikan kepada setiap kepala bagian yang dapat dipergunakan untuk setiap
kegiatan produksi perusahaan.
C. Fungsi Anggaran
Menurut (Nafarin, 2007:28) fungsi anggaran pada suatu perusahaan
merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi
perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam
menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan. Berbagai uraian
mengenai fungsi di atas anggaran antara lain sebagai berikut :
1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini
merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan dasar
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) fungsi perencanaan
dalam bagian keuangan untuk mengendalikan cash flow yang berkaitan
dengan operasional perusahaan, meningkatkan pengendalian biaya dalam
kaitannya dengan prodiksi agar diperoleh harga pokok produksi yang
kompetitif dan menguntungkan, merencanakan dan mencari sumber dana
luar yang lebih efisien untuk pembelanjaan investasi, meningkatkan
sosialisasi dan manajemen perpajakan dan asuransi, mengawasi
penggunaan dana kredit sesuai peruntukannya.
2. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan dalam
perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar
rencana yang telah disusun sebelurnnya dapat dicapai. Dengan demikian
pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja dan tindakan perbaikan
apabila perlu.
Aspek pengawasan yaitu dengan membandingkan antara prestasi
dengan yang dianggarkan, apakah dapat ditemukan efisiensi atau apakah
para manajer pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola
perusahaan.
Tujuan pengawasan itu bukanlah mencari kesalahan akan tetapi
mencegah dan nemperbaiki kesalahan. Sering terjadi fungsi pengawasan
itu disalah artikan yaitu mencari kesalahan orang lain atau sebagai alat
menjatuhkan hukuman atas suatu kesalahan yang dibuat pada hal tujuan
pengawasan itu untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan dan rencana
perusahaan.
Pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) fungsi pengawasan
dalam bidang keuangan mencakup penilaian terhadap informasi keuangan
dan informasi lain yang relevan, apakah telah disajikan secara akurat,
andal, tepat waktu, dan mengandung informasi yang bermanfaat sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.
3. Fungsi Koordinasi
Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari
setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya
koordinasi diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat menunjukkan
keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian lainnya.
Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat
menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam
perusahaan, sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan
lainnya. Untuk itu anggaran dapat dipakai sebagai alat koordinasi untuk
seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, karena semua kegiatan yang
saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian lainnya sudah diatur
dengan baik.
Pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) fungsi koordinasi dalam
bagian keuangan untuk melaksanakan pembayaran hutang dan bunga
sesuai jadual, untuk menyediakan dana yang cukup untuk pembiayaan
operasional dan investasi dari dana sendiri dan perbankan dengan bunga
yang paling menguntungkan perusahaan.
4. Anggaran Sebagai Pedoman Kerja
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan
dinyatakan dalam unit moneter. Lazimnya penyusunan anggaran
berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada masa yang
akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian
dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya.
Pada prakteknya PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) dalam bagian
keuangan penyusunan anggaran berdasarkan hasil pengesahan anggaran
tahun sekarang yang telah disyahkan oleh pemegang saham, terlampir
disampaikan kepada saudara anggaran biaya administrasi tahun sekarang
untuk dijadikan pedoman pelaksanaan pekerjaan tahun sekarang.
D. Kegunaan Penganggaran
Sejalan dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya kegunaan
penganggaran adalah sebagai alat pengendalian kegiatan tiap manajer. Anggaran
yang sudah disyahkan merupakan kesanggupan atau komitmen untuk
melaksanakan rencana seperti yang tercantum dalam anggaran tersebut (Yuwono,
dkk, 2005:29).
Pada umumnya tingkat aktivitas yang dianggarkan tidak sama dengan
tingkat aktivitas yang dilakukan pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
sesungguhnya, maka timbul penyimpangan – penyimpangan. Untuk memahami
penyimpangan – penyimpangan harus di susun anggaran secara fleksibel. Adapun
kegunaan penganggaran pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan
dalam bagian keuangannya adalah untuk melakukan perubahan yang lebih baik
dari seluruh aspek perusahaan. Oleh karena itu, dalam penyusunan anggaran dan
seterusnya didahului analisis permasalahan pada setiap unit keuangan usaha
sehingga rencana kerja dan penggunaan anggaran benar-benar ditujukan untuk
membuat perubahan yang lebih baik disetiap unit keuangan usaha.
E. Eksistensi Penganggaran
Keberadaan penganggaran dapat dilihat dari dua sudut yaitu sudut
akuntansi sekaligus proses manajemen. Kebanyakan organisasi membuat
anggaran untuk tahun mendatang pada empat atau lima bulan terakhir dan tahun
berjalan. Namun, ada pula organisasi yang menghembangkan prinsip anggaran
berkelanjutan. Anggaran ini dibuat untuk jangka waktu 12 bulan. Bila anggaran
tidak diimplementasikan selama satu bulan, maka satu bulan di masa depan dibuat
dan ditambahkan sebagai anggaran tahun berjalan. Dengan demikian, perusahaan
selalu memiliki rencana keuangan dalam 12 bulan ke depan (Yuwono, dkk,
2005:32).
Pada Prakteknya PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) dalam bagian
keuangan anggaran dibuat untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan realisasinya
pertriwulan. Pertriwulan diadakan rapat pembahasan dengan bagian terkait.
Sehingga pelaksanaan pada setiap bulannya harus membuat cast flow untuk waktu
yang akan datang dengan anggaran yang akan direalisasikan. Untuk realisasinya
disesuaikan dengan anggaran yang sudah ditentukan.
F. Manfaat Anggaran
Menurut Hehanusa (2003:406) adapun manfaat anggaran adalah sebagai
berikut:
1. Anggaran merupakan hasil dari proses perencanaan, berarti anggaran
mewakili kesepakatan negosiasi di antara partisipan yang dominan dalam
suatu organisasi mengenai tujuan kegiatan di masa yang akan datang.
2. Anggaran merupakan gambaran tentang prioritas alokasi sumber daya
yang dimiliki karena dapat bertindak sebagai blue print aktivitas
perusahaan.
3. Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan
departemen (divisi) yang satu dengan departemen (divisi) lainnya dalam
organisasi maupun dengan manajemen puncak.
4. Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang
sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
5. Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarah manajemen untuk
menentukan bagian organisasi yang kuat dan lemah, hal ini akan dapat
mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan koreksi yang harus
diambil.
6. Anggaran mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan untuk
bekerja dengan konsisten, efektif dan efisien dalam kondisi kesesuaian
tujuan antara tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.
Anggaran sangat bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja. Dalam
mengevaluasi kinerja yang perlu diperhatikan adalah dampak anggaran terhadap
perilaku manusia. Anggaran dapat dikelompokkan menurut fleksibilitasnya di
dalam mengahadapi perubahan, yaitu anggaran fleksibel dan anggaran tetap.
Anggaran fleksibel adalah anggaran yang dapat diubah dan disesuaikan
berdasarkan perubahan lingkungan yang ada. Sedangkan anggaran tetap adalah
anggaran yang tidak berubah, walaupun terjadi perubahan di dalam lingkungan di
mana anggaran tersebut diterapkan (Rudianto, 2009:9).
Adapun manfaat anggaran pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Medan dalam bagian keuangan adalah untuk memupuk keuntungan berdasarkan
maksimal. Dengan keuntungan yang maksimal kegiatan operasional kerja dalam
perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan yang diharapkan.
G. Proses Penyusunan Anggaran pada Perusahaan
Proses penyusunan anggaran adalah proses akuntansi dan juga proses
manajemen. Proses akuntansi berarti penyusunan anggaran merupakan studi
terhadap mekanisme, prosedur untuk merakit data, dan membentuk anggaran.
Proses manajemen berarti penyusunan anggaran merupakan proses penetapan
peranan tiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian program
(Supriyono, 2000:49).
Proses anggaran digunakan oleh perusahaan harus menyesuaikan
kebutuhannya, konsisten dengan struktur organisasi, dan mempertimbangkan
sumber daya manusia. Proses penganggaran mendirikan tujuan dan kebijaksanaan,
merumuskan pembatas, menyebutkan satu persatu sumber daya yang dibutuhkan,
menguji kebutuhan spesifik, menyediakan fleksibilitas, memasukkan asumsi, dan
mempertimbangkan batasan. Proses penganggaran harus mempertimbangkan satu
analisa seksama dari status saat ini dari perusahaan. Proses mengambil semakin
panjang kompleksitas dari kenaikan operasi. Sebuah anggaran adalah
berlandaskan pengalaman masa lalu ditambah satu perubahan dari lingkungan saat
ini (Dharmanegara, 2010:10).
Proses penyusunan anggaran pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
dimulai dari diterbitkannya pedoman dari Direksi dalam bentuk surat edaran,
dilanjutkan dengan proses penyusunan oleh unit usaha dan grup unit usaha,
pembahasan dengan bagian terkait di kantor pusat sampai dengan beberapa kali
pembahasan dengan dewan komisaris untuk persetujuan, yang kemudian
disyahkan oleh dewan komisaris sesuai risalah rapat pengesahan rencana kerja
dan anggaran perusahaan perseroan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero).
Berdasarkan prakteknya bagan proses penyusunan anggaran pada PT
Perkebunan Nusantara IV (Persero) adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 Bagan Proses Penyusunan Anggaran pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Sumber: Hasil Wawancara Pegawai Bagian Keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
DIRUT
DIREKTUR KEUANGAN
PENGELOLAAN ANGGARAN
BAGIAN/KEBUN
RUPS
(DEWAN KOMISARIS)
DIREKTUR PEMASARAN
PENGELOLAAN KAS
BAGIAN PEMASARAN
DISETUJUI
DITOLAK
Keterangan bagan diatas :
1. Bagian/Kebun mengajukan anggarannya sesuai kebutuhan.
2. Kemudian diperiksa/diteliti oleh bagian terkait dan dilanjutkan kepada
Pengolahan Anggaran.
3. Dari urusan Pengolahan Anggaran diteruskan kepada Direktur Keuangan,
Direktur Utama dan Dewan Komisaris (RUPS) untuk disetujui.
4. Setelah anggaran disetujui maka didistribusikan/dikembalikan kepada
Bagian/Kebun untuk dipergunakan sesuai kebutuhan dan kalau anggaran
ditolak maka anggaran tersebut dikembalikan ke bagian urusan
Pengolahan Anggaran untuk direvisi/diperbaiki anggaran yang akan
dipergunakan.
5. Kebun mengolah hasil produksi Tanah Buah Segar (TBS) menjadi minyak
sawit (CPO) dan inti sawit.
6. Lalu CPO dipasarkan oleh Bagian Pemasaran atas persetujuan Direktur
Pemasaran.
7. Hasil Penjualan dilaporkan kepada urusan Pengelolaan Kas, Pengelolaan
Anggaran dan Direktur Keuangan sebagai Sumber Dana Pendapatan
Perusahaan dengan seiringnya waktu berjalan.
Adapun Proses penyusunan anggaran pada PT Perkebunan Nusantara IV
(Persero) dalam bagian keuangannya dimulai dari diterbitkannya pedoman dari
Direktur keuangan untuk dipedomani dan dilaksanakan dalam bentuk surat
edaran, dilanjutkan dengan proses penyusunan oleh unit usaha dan grup unit
usaha, pembahasan dengan bagian terkait di kantor pusat sampai dengan beberapa
disyahkan oleh dewan komisaris sesuai risalah rapat pengesahan rencana kerja
dan anggaran perusahaan perseroan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero).
Berikut bagan proses penyusunan anggaran pada PT Perkebunan Nusantara
IV (Persero) dalam bagian keuangan :
Gambar 2.3 Bagan Proses Penyusunan Anggaran pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) dalam Bagian Keuangan
Sumber: Hasil Wawancara Pegawai Bagian Keuangan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
DIREKTUR
UTAMA
DIREKTUR KEUANGAN
KEPALA BAGIAN KEUANGAN
DEWAN KOMISARIS
URUSAN KAS URUSAN
PAJAK
URUSAN ANGGARAN
URUSAN
PENDANAAN/INVESTASI DAN ANAK PERUSAHAAN
Keterangan bagan diatas :
1. Direktur Keuangan membuat surat yang ditujukan kepada Kepala Bagian
Keuangan agar setiap urusan mengajukan anggaran biaya yang diperlukan
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.
2. Kepala Bagian Keuangan menyampaikan kepada setiap Urusan Bagian
Keuangan untuk membuat anggaran biaya yang diperlukan untuk
operasional kerja.
3. Setelah masing-masing urusan membuat anggaran biaya operasional
disetujui oleh Kepala Bagian Keuangan.
4. Kepala Bagian Keuangan mengajukan anggaran biaya operasional kepada
Direktur Keuangan dilanjutkan kepada Direktur Utama.
5. Direktur Utama mengajukan kepada Dewan Komisaris untuk persetujuan
anggaran yang akan direalisasikan.
Pimpinan perusahaan mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas
penyusunan dan pelaksanaan bagian anggaran. Pada PT Perkebunan Nusantara IV
(Persero), penyusunan anggaran tidak harus ditangani sendiri, melainkan
didelegasikan kepada bagian Administrasi yang ditunjuk setelah terkumpulnya
data-data dan informasi, meliputi seluruh kegiatan perusahaan , baik kegiatan di
bidang personil kantor, pengolahan, dan penyusutan.
Anggaran pada PT Perkebunan Nusantar IV (Persero) disusun berdasarkan
kebutuhan tahun anggaran akan berjalan, baik itu untuk anggaran investasinya
maupun anggaran dana perbankan. Dalam kegiatan penyusunannya, PT
Perkebunan Nusantar IV (Persero) menerapkan sistem penentuan anggaran dan
kebijaksanaan dalam penggunaannya. Dalam penggunaannya diterapkan pada
usulan rancangan kegiatan, baik itu kegiatan rutin maupun non rutin. Usulan
rancangan kegiatan tersebut akan dibahas pada tingkat yang lebih tinggi yaitu
tahap membahas anggaran yang telah direncanakan, yang biasanya dibahas di
pusat.
Sebagai contoh, berikut bentuk anggaran yang telah disyahkan oleh Dewan
Komisaris (RUPS) PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) pada tahun 2012 :
Tabel 2.1
ANGGARAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA PERUSAHAAN S/D. TRIWULAN IV/2012
PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO)
Sumber: Buku Laporan Manajemen Perusahaan
Uraian Jumlah (Rp)
SUMBER DANA
1. Dana Sendiri
- Laba setelah PPh Badan 697.428.997.083 - Penyusutan Aktive Tetap dan Amortisasi tahun berjalan 339.208.242.663 - Nilai Buku Aktiva Tetap yang dihapuskan dan koreksi Aktiva
Tetap 3.839.690.132 - Penambahan Kewajiban Imbalan Kerja ‐ Penambahan Kewajiban Pajak Tangguhan 34.142.748.198
2. Dana Perbankan
- Penarikan Kredit Investasi 1.185.011.690.000
- Koreksi Penyusunan Kurs
-Jumlah Sumber Dana 2.275.875.305.630
PENGGUNAAN DANA
1. Investasi
- Aset Tanaman 542.531.576.439
- Aset Tetap 509.335.336.817
- Penyertaan Saham 239.048.377.130
- Beban Tangguhan ‐
- Aset tidak Lancar Lainnya ‐
- Prifinancing Kebun Plasma 37.321.754.572 2. Pembagian Laba Tahun Lalu
- Dividen 378.718.251.101
- Pembiayaan Usaha Kecil dan Koperasi 13.264.434.417 - Community Development 17.685.912.555 - Selisih Laba Ditahan Rugi PT Pamina tidak diakui 20.491.706.121
3. Dana Perbankan
- Pengurangan Pinjaman Jangka Panjang 399.400.000.000
- Koreksi Penyesuaian Kurs ‐
4. Lain-Lain
- Pengurangan Kewajiban Imbalan Kerja 23.773.716.350
Jumlah Penggunaan Dana 2.181.571.065.502
PENAMBAHAN MODAL KERJA 94.304.240.128
Tabel 2.2
LAPORAN LABA (RUGI) S/D. TRIWULAN IV/2012 PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN
Sumber: Buku Laporan Manajemen Perusahaan
Nama Perkiraan Realisasi (Rp) RKAP (Rp)
PENDAPATAN
Penjualan Ekspor 335.216.303.985 1.695.908.960.000 Pungutan Ekspor 47.103.721.350 273.058.578.000 Penjualan Ekspor Bersih 288.112.582.635 1.422.850.382.000 Penjualan Lokal 5.031.004.839.913 4.673.435.623.000 Jumlah Penjualan 5.319.117.422.548 6.096.286.005.000
HARGA POKOK PENJUALAN
Persediaan Awal 162.705.879.993 161.319.372.000 Biaya Tidak Langsung 304.305.608.073 312.095.573.000 Biaya Langsung 2.351.331.188.634 2.636.059.586.000 Biaya Penyusutan 299.807.396.322 300.066.152.000 Biaya Pengiriman ke Industri Hilir 8.765.076.400 10.079.319.000 Biaya Pengolahan di Industri Hilir 28.910.780.980 35.874.051.000 Persediaan Akhir (254.711.320.675) (112.527.364.000)
Jumlah Harga Pokok Penjualan 2.901.114..609.727 3.342.966.689.000
Laba Kotor 2.418.002.812.821 2.753.319.316.000
BIAYA USAHA
Biaya Penjualan 111.901.915.442 124.651.014.000 Biaya Administrasi 1.118.228.661.562 1.139.678.000.000
Jumlah Biaya Usaha 1.230.130.577.004 1.264.329.014.000
Laba Usaha 1.187.872.235.807 1.488.990.000
BIAYA BUNGA 191.248.775.990 218.144.072.000
Laba Usaha setelah Biaya Bunga 996.623.459.827 1.270.846.230.000
PENDAPATAN (BIAYA) LAIN-LAIN 155.854.599.873 137.960.999.000 Pendapatan Lain-Lain (151.907.156.169) (150.721.999.000) Jlh. Pendapatan (biaya) Lain-Lain 3.947.443.704 (12.761.000.000)
Laba sebelum Pajak Penghasilan 1.000.570.903.531 1.258.085.230.000
Taksiran Pajak Penghasilan 303.141.906.448 314.521.307.000
Penjelasan mengenai anggaran dan realisasi di atas adalah :
1. Capaian realisasi Pendapatan yaitu terdiri dari Pendapatan Ekspor, Pungutan
Ekspor, Penjualan Ekspor Bersih, dan Penjualan Lokal s.d. Triwulan IV/2012
adalah sebesar Rp 5.319.117.422.548 dengan RKAP sebesar Rp
6.096.286.005.000 maka realisasi berada dibawah RKAP sebesar Rp
777.168.582.452 atau 87,25%.
2. Capaian realisasi pada Harga Pokok Penjualan mulai dari Persediaan Awal,
Biaya Tidak Langsung, Biaya Langsung, Biaya Penyusutan, Biaya
Pengiriman ke Industri Hilir, Biaya Pengolahan ke Industri Hilir, dan
Persediaan Akhir s.d. Triwulan IV/2012 adalah sebesar Rp
2.901.114.609.727 dengan RKAP sebesar Rp 3.342.966.689.000 maka
realisasi berada dibawah RKAP sebesar Rp 441.852.079.273 atau 87,82%.
3. Capaian realisasi Laba Kotor s.d. Triwulan IV/2012 sebesar Rp
2.418.002.812.821 dengan RKAP sebesar Rp 2.753.319.316.000 maka
realisasi berada dibawah RKAP sebesar Rp 335.316.503.179 atau 87,82%.
4. Capaian realisasi Biaya Usaha yang terdiri dari Biaya Penjualan dan Biaya
Administrasi s.d. Triwulan IV/2012 sebesar Rp 1.230.130.577.004 dengan
RKAP sebesar Rp 1.264.329.014.000 maka realisasi dibawah RKAP sebesar
Rp 34.198.436.996 atau 97,30%.
5. Capaian realisasi Laba Usaha s.d. Triwulan IV/2012 sebesar Rp
1.187.872.235.817 dengan RKAP sebesar Rp 1.488.990.302.000 maka
realisasi berada dibawah RKAP sebesar Rp 301.118.066.183 atau 79,78%.
6. Capaian realisasi Biaya Bunga s.d Triwulan IV/2012 sebesar Rp
191.248.775.990 dengan RKAP sebesar Rp 218.144.072.000 maka realisasi
berada dibawah RKAP sebesar Rp 26.895.296.010 atau 87,67%.
7. Capaian realisasi Laba Usaha setelah Biaya Bunga s.d. Triwulan IV/2012
sebesar Rp 996.623.459.827 dengan RKAP sebesar Rp 1.270.846.230.000
maka realisasi berada dibawah RKAP sebesar Rp 274.222.770.173 atau
78,42%.
8. Capaian realisasi Pendapatan (Biaya) Lain-Lain yang terdiri dari Pendapatan
Lain-Lain dan Biaya Lain-Lain s.d. Triwulan IV/2012 adalah sebesar Rp
3.947.443.704 dengan RKAP sebesar Rp (12.761.000.000) maka realisasi
berada dibawah RKAP sebesar Rp (16.708.443.704) atau 30,93%.
9. Capaian realisasi Laba sebelum PPh s.d. Triwulan IV/2012 sebesar Rp
1.000.570.903.531 dengan RKAP sebesar Rp 1.258.085.230.000 maka
realisasi berada dibawah RKAP sebesar Rp 257.514.326.469 atau 79,53%.
10.Capaian realisasi Laba setelah PPh s.d. Triwulan IV/2012 sebesar Rp
697.428.997.083 dengan RKAP sebesar Rp 943.563.923.000 maka realisasi
berada dibawah RKAP sebesar Rp 246.134.925.917 atau 73,45%.
Adapun bentuk anggaran operasional pada bagian keuangan yang telah
disyahkan oleh Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) pada tahun
2012 sebagai berikut :
Tabel 2.3
ANGGARAN PENDAPATAN PERUSAHAAN PADA BAGIAN KEUANGAN TAHUN 2012
PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO)
Sumber: Buku Biaya Administasi Tahunan Perusahaan
No Jenis Penerimaan Jumlah
1 Luncuran Dana Tahun 2011 Rp. 264.817.600
2 Penerimaan Dana Tahun 2012 Rp. 1.324.088.000
TOTAL Rp. 1.588.905.600
Tabel 2.4
ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN PADA BAGIAN KEUANGAN TAHUN 2012
(dalam ribuan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO)
URAIAN JUMLAH JUMLAH Rp 1.324.088 Sumber: Buku Biaya Administasi Tahunan Perusahaan
Penjelasan mengenai tabel di atas adalah :
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) di dalam bagian keuangan
memperoleh luncuran dana tahun 2011 yang menjadi sumber pendapatannya
untuk membiayai seluruh pengeluarannya pada periode tahun 2012. Luncuran
dana ini berasal dari pendapatan perusahaan pada tahun 2011 dengan realisasinya,
atau dengan kata lain dana ini adalah sisa dana anggaran setelah digunakan untuk
membiayai seluruh pengeluarannya di tahun 2011 tersebut.
Besar anggaran operasional pada bagian keuangan di PT Perkebunan
Nusantara IV (Persero) yang telah disyahkan oleh Dewan Komisaris untuk
membiayai seluruh pengeluarannya yaitu biaya tamu kantor pajak, biaya tamu
rapat RKAP, biaya rapat RKO, biaya foto copy + jilid RKAP, biaya foto copy +
jilid RKO, biaya penilaian kebun/unit PTPN-IV, biaya study kelayakan PTPN-IV,
biaya materai, biaya penggantian BBM untuk urusan perbankan, biaya
penggantian konsumsi periode tahun 2012 adalah sebesar Rp 1.324.088.000, dan
realisasi anggaran operasional yang dilakukan perusahaan pada bagian keuangan
dari anggaran tahun 2012 tersebut sebesar Rp. 1.324.088.000. Dari jumlah
anggaran dan realisasi ini tidak diperoleh selisih anggaran karena anggaran
operasional dengan realisasi yang dilakukan perusahaan adalah dengan jumlah
pengeluaran yang sama. Pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) dalam
bagian keuangan perusahaan kebijakan yang dilakukan jika terjadi kelebihan dana
anggaran atau memperoleh sisa dana anggaran maka kebijakan yang dilakukan
adalah meluncuran dana tersebut untuk anggaran ditahun berikutnya. Dengan
anggaran pendapatan perusahaan pada bagian keuangan tahun 2012 sebesar
Rp.1.588.905.600 dan realisasi yang dilakukan perusahaan sebesar
Rp.1.324.088.000. Jadi, selisih dana pada anggaran tahun 2012 sebesar
Rp.264.817.600 akan menjadi luncuran dana untuk anggaran tahun 2013.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diuraikan penulis dari pembahasan ini adalah :
1. Pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) penganggaran dianggap sebagai
suatu acuan untuk melaksanakan suatu kinerja proyek yang akan berlangsung
selama 1 (satu) tahun anggaran.
2. Jenis-jenis anggaran pada perusahaan yaitu anggaran penjualan, anggaran
produksi dan anggaran bahan baku.
3. Penganggaran memiliki fungsi sebagai alat untuk membantu manajemen
dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga
sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang
telah ditetapkan.
4. Kegunaan penganggaran pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) adalah
sebagai alat manajemen untuk keperluan perencanaan dan pengawasan.
5. Anggaran pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) disusun berdasarkan
kebutuhan dari kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu dengan cara
menyesuaikan kebutuhan seperti kebutuhan dana yang akan dipergunakan
dalam membiayai segala kegiatan produksi kelapa sawit, teh, serta
pengolahan komoditas lainnya menjadi bahan baku berbagai industri.
6. Penyusunan anggaran pada PT Perkebunan Nusantara IV dimulai dari
diteruskan kepada Direktur Keuangan, Direktur Utama dan Dewan Komisaris
(RUPS) untuk meminta persetujuan anggaran yang akan direalisasikan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Karena begitu pentingnya suatu anggaran bagi perusahaan, ada baiknya
anggaran diterapkan secara terpadu, sistematis, dan lebih jelas pada setiap
kegiatan yang direncanakan dan dipergunakan sebagai pedoman kerja.
2. Untuk mewujudkan tujuan perusahaan ada baiknya penganggaran yang telah
disusun dimanfaatkan sebagai alat pengendalian secara efektif guna
mewujudkan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
3. Rencana anggaran yang dilaksanakan perlu pengawasan dari pimpinan
perusahaan agar mencegah terjadinya pemborosan dana atau penyelewengan
dana.
4. Ada baiknya dilakukan evaluasi secara berkala demi menghindari
penyelewengan dana dari anggaran yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Nafarin, M, 2007. Penganggaran Perusahaan. Penerbit: Salemba Empat.
Tunggal, A.W, 1995. Dasar-Dasar Budgeting. Penerbit: Rineka Cipta.
Rudianto, 2009. Penganggaran. Penerbit: Erlangga.
Gito Sudarmo, I dan Najmudin, M, 2003. Anggaran Perusahaan. Penerbit: BPFE-Yogyakarta
Yuwono, S., dkk, 2005. Penganggaran Sektor Publik. Penerbit: Bayumedia Publishing