• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KONSEP DIRI, POLA ASUH ORANG TUA DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PANTI

Elissa1, Rizky Natassia2, Meri Rahmania2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat elisaelissa027@gmail.com

ABSTRACT

This study aimed to analyze: Effect of Emotional Intelligence, Self-Concept, Parenting Parents and Discipline Against Independence of Student Learning Class VIII SMP N 1 Panti. The results showed that: (1) emotional intelligence has a positive and significant effect on the independence of learning. This is evidenced by tcount of 2,522 > ttable of 1.66298. (2) self-concept have a positive and significant effect on learning independence. This is evidenced b tcount of 2,011 > ttable of 1.66298. (3) parenting patterns have a positive and significant impact on the independence of learning. This is evidenced btcount of 2,209 > ttable of 1.66298. (4) student learning discipline has a positive and significant effect on student independence. This is evidenced by tcount of 2,224 > ttable 1.66298. (5) emotional intelligence, self-concept, parenting parents, and the discipline of learning together positive and significant impact on student learning independence. This is evidenced by teh value of 12.310> Ftable 2.74 and significant value 0,000 <α = 0.05. And the value of Adjusted R Square 0,716.

Keywords: Emotional Intelligence, Self-Concept, Parenting Parents, discipline of learning and Independence of learning.

PENDAHULUAN

Dunia pendidikan merupakan wadah melahirkan manusia-manusia handal dan potensional, siap menghadapi tantangan dan mampu mencari solusi dari permasalahan yang ada pada saat sekarang. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui beberapa jalur dan salah satu diantaranya adalah pendidikan

formal yang diselenggarakan di sekolah. Jalur pendidikan ini mempunyai pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

Kemandirian beljr dipengruhi oleh berbagai faktor. Menurut Walgito (2010) dalam Kurniawan (2013:54) mengatakan bahwa

(2)

kemandirian dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu dan faktor yang berasal dari luar diri individu. Faktor yang berasal dari dalam diri antara lain kondisi fisik, bakat, minat, motivasi dan kecerdasan termasuk di dalamnya kecerdasan emosional. Nurwahyuni (2013:74) kemandirian belajar siswa juga dapat dipengaruhi oleh konsep diri karena konsep diri dan pola asuh orang tua dan menurut Haryono (2001) dalam Tahar (2006:92) bahwa kemandirian juga dipengaruhi oleh disiplin belajar.

Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di SMP Negeri 1 Panti pada tanggal 25 Februari 2017, penulis mendapatkan data guru sertifikasi di kecamatan Panti kabupaten Pasaman sebagai berikut:

Tabel 1 Guru Sertifikasi Tahun Ajaran 2016/2017 di Kecamatan Panti. No Nama Sekolah Keterangan Jumlah Guru Guru Sertifikasi 1. SMP N 1 Panti 33 26 2. SMP N 2 Panti 35 29

Sumber: Tata Usaha SMP N 1 Panti dan Tata Usaha SMP N 2 Panti, 2017

Dari data tabel 1 di atas dapat di lihat bahwa antara SMP N 1 Panti dan SMP N 2 Panti memiliki perbedaan yaitu guru sertifikasi di SMP N 2 Panti lebih banyak yaitu 29 orang guru sedangkan di SMP N 1 Panti hanya 26 orang guru, hal ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Salah satu yang mempengaruhi kemadirian belajar adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional menggambarkan kemampuan seorang individu untuk mengelola dorongan-dorongan emosinya. Pemahaman ini didukung oleh pendapat Goleman yang dikutip oleh Khodijah (2014:145) bahwa kecerdasan umum (inteligensi) semata-mata hanya dapat memprediksi (meramalkan) kesuksesan hidup seseorang sebanyak 20% saja, Sedangkan 80% sisanya berasal dari faktor lain termasuk emotional intelligence (EQ). Bila tidak ditunjang dengan

pengelolahan emosi yang sehat, kecerdasan saja tidak akan menghasilkan seorang yang sukses hidupnya di masa yang akan datang.

(3)

Faktor selanjutnya yaitu konsep diri, menurut Mudjiran (2007:133) mengemukakan bahwa konsep diri pada dasarnya mengandung arti keseluruhan gambaran diri yang termasuk persepsi tentang diri, perasaan, keyainan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya. Adapun yang termasuk dalam aspek konsep diri yaitu 1) konsep diri yang menyangkut materi yaitu pendapat seseorang tentang segala sesuatu yang dimilikinya baik yang menyangkut harta benda maupun bentuk tubuhnya. 2) Konsep diri yang menyangkut sosial yaitu perasaan orang tentang kualitas hubungan sosialnya dengan orang lain, misalnya merasa bahwa orang lain menyayanginya, menghormati dan memerlukannya atau sebaliknya. 3) Konsep diri yang menyangkut emosi yaitu pendapat seseorang bahwa dia sabar, bahagia, senang atau gembira, berani dan sebagainya. 4) Konsep diri menyangkut moral yaitu pandangan seseorang tentang dirinya bahwa ia jujur, bersih, penyayang, dan taat beragama. 4) Konsep dirikognitif, sedangkan

konsep diri yang menyangkut kognitif yaitu pendapat seseorang tentang kecerdasan baik dalam memecahkan masalah maupun prestasi akademik.

Selain dari faktor kecerdasan emosional, konsep diri, kemandirian belajar juga dipenagruhi oleh pola asuh orang tua. Menurut Mulyadi dkk (2016:186) menyatakan bahwa pola asuh diartikan sebagai proses interaksi total antara orang tua dengan anak, yang mencakup proses pemeliharaan (pemberian makan, membersihkan dan melindungi) dan proses sosialisasi (mengajarkan perilaku yang umum dan sesuai dengan aturan dalam masyarakat. Pola asuh orang tua memiliki tiga indikator yang pertama: pola asuh orang tua otoriter yaitu orang tua menentukan segala peraturan yang berlaku dalam keluarganya, anak harus menuruti atau mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditentukan orang tua tanpa kecuali. Kedua: pola asuh orang tua demogratis yaitu tidak pernah ada peraturan dari orang tua, anak tidak pernah dihukum, tidak ada ganjaran dan pujian karena perilaku dari si

(4)

anak, yang ketiga: pola asuh orang tua permisif yaitu orang tua sebagai penentu peraturan, anak berkesempatan untuk menanyakan mengapa peraturan dibuat dan anak boleh ikut andil dalam mengajukan keberatan atas peraturan yang ada.

Faktor yang terakhir yang dapat mempengaruhi kemandirian belajar adalah disiplin belajar. Menurut Yudhawati (2011:161) Disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketentraman keteraturan, dan ketertiban. Siswa yang memliki disiplin belajar memiliki ketertiban baik dalam kelas maupun di luar kelas. Siswa yang memiliki disiplin beajar yang baik dapat mengatur belajarnya tidak hanya di sekolah melainkan juga di rumah, mampu membuat jadwal sendiri tanpa harus di perintah oleh orang tuanya untuk belajar dan apabila di kelas siswa dapat mengatur diri misalnya tidak membuat keributan pada saat pembelajaran dan mampu memiliki

perhatian yang baik ketika guru menjelaskan materi pelajaran.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2013:11) penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independent (variabel yang mempengaruhi) dan

dependent (variabel yang

dipengaruhi), artinya peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengaruh kecerdasan emosional, konsep diri, pola asuh orang tua dan disiplin belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Panti. Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2017.

Pada penelitian ini yang menjadi populasi yaitu seluruh siswa kelas VIII di SMP N 1 Panti dan sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 90 siswa. dengan teknik pengambilan sampel yaitu Random

Proportional Sampling dengan

(5)

Michael dengan nilai kritis 5%. Skala pengukuran data yang berhubungan dalam pernyataan atau sikap seseorang terhadap sesuatu dengan interval penilaian untuk setiap jawaban responden 1-5.

Setelah angket diedarkan kepada responden, terlebih dahulu diuji coba. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas angket. Menurut

(Sugiyono, 2004) dalam (Putra, 2014) uji validitas merupakan tingkat

keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan, instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Penyataan dinyatakan valid jika correlation > 0,361. Menurur Arikunto (2014:221) Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach Alpha > 0,70.

Tabel 3 Hasil Uji Coba

Variabel Keterangan

Valid Tidak Valid

Y 12 6

X1 12 3

X2 11 3

X3 8 1

X4 10 0

Sumber: Olahan Data Primer, 2017

Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach's Alpha Batas Nilai Keterangan

1 Kemandirian belajar 0,773 0,70 Reliabel

2 Kecerdasan emosional 0,773 0,70 Reliabel

3 Konsep diri 0,702 0,70 Reliabel

4 Pola asuh orang tua 0,842 0,70 Reliabel

5 Disiplin Belajar 0,887 0,70 Reliabel

Sumber: Olahan Data Primer, 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh masing-masing oleh variabel bebas yang mempengaruhi kemandirian belajar adalah:

a. Hipotesis 1, terdapat pengaruh

positif dan signifikan antara kecerdasan emosional (X1) terhadap kemandirian belajar (Y). Diperoleh nilai koefisien regresi kecerdasan emosional sebesar

(6)

0,248 dan nilai thitung sebesar 2,522 > ttabel sebesar 1,66298, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Panti.

b. Hipotesis 2, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara konsep diri (X2) terhadap kemandirian belajar (Y). Diperoleh nilai koefisien regresi kecerdasan emosional sebesar 0,267 dan nilai thitung sebesar 2,011 > ttabel sebesar 1,66298, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara konsep diri terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Panti.

c. Hipotesis 3, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pola asuh orang tua (X3) terhadap kemandirian belajar (Y). Diperoleh nilai koefisien regresi pola asuh orang tua sebesar 0,298 dan nilai thitung sebesar 2,209 > ttabel sebesar 1,66298, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan

demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Panti.

d. Hipotesis 4, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara disiplin belajar (X4) terhadap kemandirian belajar (Y). Diperoleh nilai koefisien regresi pola asuh orang tua sebesar 0,270 dan nilai thitung sebesar 2,224 > ttabel sebesar 1,66298, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Panti.

e. Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa nilai Fhitung 12,310 > Ftabel 2,47 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional, konsep diri, pola asuh orang tua dan disiplin belajar berpengaruh secara bersama-sama terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII di SMP N 1 Panti.

(7)

1. Pengaruh Kecerdasan Emosional (X1) Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti .

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel yang menyatakan bahwa nilai koefisien regresi sebesar 0,248 dan nilai thitung sebesar 2,522 > ttabel sebesar 1,66298 sedangkan nilai signifikan 0,014 < α 0,05.

Menurut Kurniawan (2013:10) kecerdasan emosional sangat berpengaruh terhadap kemandirian belajar seseorang. Emosi menunjuk pada suatu kemampuan untuk memahami perasaan diri masing-masing dan perasaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi dirinya sendiri dan menata dengan baik emosi-emosi yang muncul dalam dirinya sendiri dan dalam berhubungan dengan orang lain. Siswa yang mandiri berarti siswa yang mampu mempertanggung jawabkan segala perbuatannya, dapat

mengontrol emosinya serta mampu menentukan pilihan atau mengambil keputusan secara rasional guna mencapai tujuan dan cita-cita demi masa depannya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf Habibi (2009) dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Jurusan IPS Ma Alhidayah Wajak Malang diperoleh hasil ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional terhadap kemandirian belajar siswa.

2. Pengaruh Konsep Diri (X2) Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti.

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa konsep diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel yang menyatakan bahwa nilai koefisien regresi sebesar 0,267 dan nilai thitung sebesar 2,011 > ttabel sebesar 1,66298 sedangkan nilai signifikan 0,047 < α 0,05. Hal ini berarti bahwa semakin

(8)

baik konsep diri siswa, maka akan semakin meningkat pula kemandirian belajar siswa, begitu juga sebaliknya apabila konsep diri siswa kurang baik maka akan mengganggu kemandirian belajar siswa.

Menurut Nurwahyun

(2013:74) bahwa keberhasilan seseorang untuk mandiri adalah harus memiliki konsep diri yang stabil karena konsep diri yang stabil dapat membantu seseorang memandang dirinya dengan cara yang lebih konsisten dan akhirnya dapat meningkatkan kemandirian dan memperkecil rasa ketidakmampuan. Dengan adanya konsep diri yang positif pada diri siswa, membuat siswa sadar akan kewajibannya dalam belajar sehingga siswa belajar berdasarkan kemauannya sendiri tanpa adanya paksaan dari orang lain dan dalam belajar, siswa yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya sehingga tidak tergantung pada orang lain. Sebaliknya, semakin rendah konsep diri yang dimiliki siswa maka semakin rendah pula kemandirian belajar yang dimiliki siswa.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurwahyuni (2013) dengan judul “Pengaruh Konsep Diri Siswa Dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Belajar Siswa SMP Di Pulau Sulawesi Tengah diperoleh hasil ada pengaruh yang positif dan signifikan antara konsep diri terhadap kemandirian belajar siswa. 3. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua

(X3 ) Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pola asuh orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel yang menyatakan bahwa nilai koefisien regresi sebesar 0,298 dan nilai thitung sebesar 2,209 > ttabel sebesar 1,66298 sedangkan nilai signifikan 0,030 < α 0,05. Hal ini berarti bahwa semakin baik pola asuh orang tua maka akan semakin meningkat pula kemandirian belajar yang diperoleh oleh siswa, begitu juga sebaliknya apabila pola asuh orang tua kurang baik maka

(9)

akan menurunkan kemandirian belajar siswa.

Menurut Karina (2014) menyatakan bahwa kemandirian pada anak berawal dari keluarga serta dipengaruhi oleh pola asuh orang tua di dalam keluarga, orang tualah yang berperan dalam mengasuh, membimbing, membantu, dan mengarahkan anak untuk menjadi mandiri dalam berbuat segala sesuatu yang menurut anak baik, baik itu dalam belajar. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Selama tahun-tahun prasekolah, hubungan dengan orang tua atau pengasuhannya merupakan dasar bagi perkembangan dan sosial anak. Hal ini tidak lepas dari hasil belajar mereka yang dipengaruhi oleh didikan atau pengasuhan orang tua mereka.

Orang tua yang selalu membiasakan anak untuk belajar menyelesaikan sendiri segala tugas-tugas belajarnya dengan sikap yang

penuh tanggung jawab untuk memenuhi segala kebutuhan sendiri dengan cara yang dapat membuat anak merasa nyaman dan termotivasi untuk selalu belajar dan menunaikan tanggung jawab dengan baik meskipun tanpa bantuan orang lain dapat membuat anak menjadi mandiri dalam belajar.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Enda Dian Rahnawati (2013) dengan judul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas XI Tsm SMK N 8 Purworejo diperoleh hasil ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar siswa.

4. Pengaruh Disiplin Belajar (X4) Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SP N 1 Panti

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa disiplin belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel yang menyatakan bahwa nilai koefisien regresi sebesar 0,270 dan nilai thitung

(10)

sebesar 2,224 > ttabel sebesar 1,66298 sedangkan nilai signifikan 0,029 < α 0,05. Hal ini berarti bahwa semakin disiplin belajar maka akan semakin meningkat pula kemandirian belajar yang diperoleh oleh siswa, begitu juga sebaliknya apabila disiplin belajar kurang baik maka akan menurunkan kemandirian belajar siswa.

Menurut (Tahar, 2006:92) menyatakan bahwa kemandirian belajar perlu diberikan kepada peserta didik supaya mereka bertanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya dalam mengembangkan kemauan belajar atas kemauan sendiri. Dengan adanya disiplin belajar yang benar pada diri siswa, membuat siswa sadar akan kewajibannya dalam belajar dan kewajibannya di kelas sehingga siswa belajar dengan keinginanya sendiri tanpa ada dorongan dari pihak lain dan setiap aturan-aturan yang ada, siswa dapat mematuhinya dengan senang hati tanpa adanya paksaan dari orang lain. Sebaliknya, semakin rendah disiplin belajar yang dimiliki siswa maka semakin rendah

pula kemandirian belajar yang dimiliki siswa tersebut.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Baniyah (1999) dengan judul “Pengaruh Layanan Bimbingan dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Kemandirian Belajar Siswa diperoleh hasil ada pengaruh yang positif dan signifikan antara disiplin belajar terhadap kemandirian belajar siswa. 5. Pengaruh Tingkat Kecerdasan

Emosional (X1), Konsep Diri (X2), Pola Asuh Orang Tua (X3) dan Disiplin Belajar (X4) Secara Bersama-sama Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa nilai Fhitung 12,310 > Ftabel 2,47 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional, konsep diri, pola asuh orang tua dan disiplin belajar berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap kemandirian belajar siswa siswa kelas VIII SMP N 1 Panti.

(11)

Menurut Nudji (2014:10) mengemukakan bahwa kemandirian belajar adalah perilaku yang ada pada seseorang, yang belajar diwujudkan dengan adanya kreatif dalam belajar, kebebasan dan keyakinan dalam bertindak sesuai nilai yang diajarkan dan bertanggung jawab dalam setiap aktivitas belajarnya.

Belajar akan berhasil secara optimal apabila dilakukan dengan penuh kemandirian. Kemandirian merupakan bentuk sikap terhadap objek dimana individu memiliki independensi yang tidak terpengaruh terhadap orang lain. Maksudnya orang yang berperilaku mandiri mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh dirinya sendiri tanpa harus mengharapkan bantuan orang lain. Kemandirian belajar adalah suatu bentuk belajar yang terpusat pada kreasi peserta didik dari kesempatan dan pengalaman penting bagi peserta didik sehingga ia mampu percaya diri, memotivasi diri dan sanggup belajar setiap waktu. Kemandirian belajar sangat perlu dimiliki oleh setiap siswa karena

menurut teori konstruksivisme dalam proses pembelajaran di sekolah, guru tidak bisa memberikan pengetahuan peserta didik begitu saja. Peserta didiklah yang harus membangun sendiri pengetahuannya, karna dengan kemandirian belajar tersebut peserta didik akan dapat mengembangkan nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Variabel kecerdasan emosional (X1) pengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian belajar (Y). Hal ini dilihat dari nilai koefisien regresi kecerdasan emosional sebesar 0,248 dan nilai thitung sebesar 2,522 > ttabel sebesar 1,66298 sedangkan nilai signifikan 0,014 < α 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Panti.

(12)

2. Variabel konsep diri (X2) pengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian belajar (Y). Hal ini dilihat dari nilai koefisien regresi kecerdasan emosional sebesar 0,267 dan nilai thitung sebesar 2,011 > ttabel sebesar 1,66298 sedangkan nilai signifikan 0,047 < α 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara konsep diri terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Panti. 3. Variabel pola asuh orang tua (X3)

pengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian belajar (Y). Hal ini dilihat dari nilai koefisien regresi pola asuh orang tua sebesar 0,298 dan nilai thitung sebesar 2,209 > ttabel sebesar 1,66298 sedangkan nilai signifikan 0,030 < α 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Panti.

4. Variabel disiplin belajar (X4) pengaruh positif dan signifikan

terhadap kemandirian belajar (Y). Hal ini dilihat dari nilai koefisien regresi pola asuh orang tua sebesar 0,270 dan nilai thitung sebesar 2,224 > ttabel sebesar 1,66298 sedangkan nilai signifikan 0,029 < α 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Panti.

5. Variabel kecerdasan emosional, konsep diri, pola asuh orang tua dan disiplin belajar secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari Fhitung 12,310 > Ftabel 2,47 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Berarti ada pengaruh kecerdasan emosional, konsep diri, pola asuh orang tua dan disiplin belajar secara bersama-sama terhadap kemandirian belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

(13)

Baniyah. 1999. Pengaruh Layanan Bimbingan dan Kedisiplinan Belajar terhadap Kemandirian Siswa. Ilmiah Guru, (0), 34–37. Habibi, Y. 2009. Pengaruh

kecerdasan emosional terhadap kemandirian belajar siswa jurusan IPS Ma Al-hidayah Wajak Malang. Skripsi, (2)1. Karina, D. A. P. R. dkk. 2014.

Kualitas Intensitas Hubungan dalam Pola Asuh Orang Tua dalam Kaitannya Dengan Tingkat Kemandirian Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Singaraja Tahun Ajaran 2013 / 2014. E-Journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling, 2(1).

Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi

Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Kurniawan, B. dan A. Z. 2013. Kontribusi Kecerdasan Emosional terhadap Kemandirian Mahasiswa Perguruan tinggi Kedinasan X.

Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil), 5(10), 53–60.

Mudjiran. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang: UNP

Press Padang.

Mulyadi, seto dkk. 2016. Psikologi

Pendidikan (dengan

Pendekatan Teori-Teri Baru

dalam Psikologi). Jakarta:

Rajagrafindo Persada.

Nudji DA. 2014. Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Mahasiswa PPKN Melalui Pembelajaran Lesson Study. Heritage, 2(2), 9–18. Nurwahyuni. 2013. Pengaruh

Konsep Diri Siswa dan Pola Asuh Orang Tua tehadap Kemandirian Belajar Siswa SMP di Palu Sulawesi Tengah.

Tri Sentra Jurnal Ilmu

Pendidikan, 2, 67–77.

Tahar, I. dan E. 2006. Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar Pada Pendidikan Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, 7(2),

91–101.

Yudhawati, Ratna dan Dany Haryanto. 2011. Teori-Teori

Dasar Psikologi Pendidikan.

Gambar

Tabel  1  Guru  Sertifikasi  Tahun  Ajaran  2016/2017  di  Kecamatan  Panti.  No  Nama  Sekolah  Keterangan Jumlah  Guru  Guru  Sertifikasi  1

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu tujuan eksternal PR adalah untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang di luar badan atau instansi hingga terbentuklah opini publik yang favorable

Peneliti lain yang hendak melakukan penelitian serupa disarankan untuk mengkaji aspek-aspek dalam penelitian ini yang masih belum dikaji secara lebih mendalam, agar hasil

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbandingan terigu dengan buah lindur berpengaruh sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap rasa donat (uji hedonik).. Hasil analisis

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) ada perbedaan kemampuan koneksi matematis siswa sebelum

Di antara madrasah yang memiliki daya saing tinggi ini adalah madrasah Ibtidaiyah negeri (mIn) madiun. tingginya daya saing madrasah ini terlihat dari meningkatnya jumlah

Berdasarkan penelitian ini maka wanprestasi dapat terjadi apabila pada saat proses penyelesaian transaksi, yakni proses bertukarnya penyerahan hak dan kewajiban

Ada beberapa hal positif yang dapat dilihat dari penggunaan gadget yaitu: mempermudah menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, memberikan berbagai macam informasi diseluruh

Berdasarkan hasil pengujian black box dapat diketahui bahwa dalam menjalankan aplikasi berjalan dengan baik karena hasil pengujian sesuai dengan hasil yang