PENGARUH UKURAN, INDUSTRI DAN EFISIENSI TERHADAP STRUKTUR KEUANGANDAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
SEKTOR MINING & MINING SERVICES YANG GO-PUBLIC DI INDONESIA THE INFLUENCE OF SIZE, INDUSTRI AND EFFICIENCY TO WARD
THE FINANCIAL STRUCTURE AND THE VALUES OF FIRM IN
MANUFACTUIRES COMPANIES IN MANING AND MANING SERVICE SECTOR THAT HAS BEEN GO PUBLIC IN INDONESIA
LCA. Robin Jonathan
Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
Email : robinjonathan.lca@gmail.com
Theresia Militina
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Samarinda
Email : theresiamilitina51@gmail.com
Elfreda Aplonia Lau
Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
Email : elfredalau@untag-smd.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran, industri dan efisiensi secara simultan maupun partial terhadap nilai perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui struktur keuangan pada perusahaan manufaktur sector mining and mining service yang go-public di Indonesia. Perkembangan perusahaan-perusahaan manufaktur
sector mining and mining service yang go-publik dewasa ini telah mencapai 42 perusahaan,
dari jumlah tersebut diambil data laporan keuangan yang memiliki kurun waktu yang sama yaitu tahun 2013-2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel ukuran, industri dan efisiensi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur keuangan dan nilai perusahaan. Secara partial diperoleh: Variabel ukuran dan industri berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur keuangan dan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara tidak langsung diperoleh bahwa variabel ukuran dan industri berpengaruh positive terhadap nilai perusahaan melalui struktur keuangan. Mengacu pada pengaruh total, ditemukan bahwa variabel ukuran berpengaruh dominan terhadap nilai perusahaan melalui struktur keuangan. Variabel efisiensi berpengaruh signifikan terhadap struktur keuangan dan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara tidak langsung diperoleh bahwa efisiensi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui struktur keuangan.
Kata kunci: ukuran, industri, efisiensi, struktur keuangan dan nilai perusahaan. Abstract
This research aims to analyze the effect of size, industry and efficiency both simultaneously and partically toward the value of firm either directly or indirectly through the structure of financial in manufacturer company in mining and mining service sector that has been go- public in Indonesia. Nowadays, the growth of manufacturing companies in mining and mining service sector that has been go-public has reached 42 companies. Form that number, financial statements of manufacturing companies have been taken in the same priode 2013-2015. The results showed that variables of size, industry and efficiency
simultaneously have a significant influence on the financial structure and value of firm. Partically the influence of size, industry and efficiency variables toward financial structure and value of firm as follows variables of size and industry have no significant effect on financial structure and have a significant effect on firm value. Inderectly it’s obtained that the variables of size and industri positively affect toward thea value of firm through the financial structure. Referring to the total effect, it is found that the variables of size and industri affect the value of firm through the financial structure. Variable of efficiency have a significant influence on financial structure and have no significant effect on the value of firm. Inderectly it’s obtained thet the efficiency positive effect on the value of firm trough financial structure. Referring to the influence of total, it is stressed that efficiency on the firm value through financial structure.
Keywords: size, industry, efficiency, financial structure and value of firm.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Pembangunan ekonomi terutama
disektor industri telah menunjukkan
perkembangan yang sangat pesat dan berdampak positif terhadap peningkatan kesempatan kerja, export non migas dan
penguasaan teknologi. Peningkatan
tersebut berdampak terhadap perkem-bangan ukuran perusahaan, aneka industri, dan efisiensi perusahaan.
Perkembangan ukuran perusahaan, aneka industri dan efisiensi perusahaan membutuhkan pengelolaan aktiva yang baik dalam menciptakan laba melalui
penjualan hasil produksinya. Untuk
menciptakan laba dibutuhkan modal dan kebutuhan modal dapat diperoleh dari investasi pemilik perusahaan maupun pihak ketiga (utang). Ratio dari modal yang bersumber dari pemilik maupun yang bersumber dari pihak ketiga, tergambar pada struktur keuangan.
Pada perusahaan yang tergolong
bukan financial corporation seperti
perusahaan manufaktur, yang didahulukan adalah penentuan susunan kualitatif dari besarnya aktiva yang diperlukan dalam melakukan kegiatan produksi. Sesudah itu, barulah penentuan susunan kualitatif dari
besarnya pasiva. Pemilihan susunan
kualitatif dari aktiva tercermin dalam struktur kekayaan dan pemilihan kualitatif dari pasiva tercermin dalam struktur keuangan dan struktur modal.
Penelitian ini mengacu pada model Gupta dan penelitian dari LCA. Robin Jonathan (1993) tentang Pengaruh Ukuran,
Pertumbuhan dan Industri terhadap
Struktur Modal. Dengan memodifikasi beberapa variabel, penelitian ini mengarah pada pengaruh ukuran, industri dan efisiensi terhadap struktur keuangan dan
nilai perusahaan. Tujuannya untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh
ukuran,industri dan efisiensi secara
simultan maupun partial terhadap nilai perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui struktur keuangan perusahaan manufaktur sektor mining and
mining services yang go-public di Indonesia.
Gupta (June, 1969) mengatakan bahwa “untuk mengukur ukuran atau size perusahaan dapat berdasarkan pada total aktiva”. Miller (May, 1961) berpendapat bahwa “suatu pola yang jelas dari ratio keuangan muncul sebagai pengaruh dari ukuran perusahaan”. Selanjutnya Archer dan Faercher (March, 1966) menunjukkan bahwa “ukuran perusahaan yang kecil menghadapi hambatan yang kuat untuk memperoleh investasi”
Industri pada dasarnya terbagi atas industri padat modal dan industri padat
karya. Pada industri padat modal
membutuhkan aktiva tetap yang lebih besar bila dibandingkan dengan industri padat karya. Apabila industri padat modal
industri ini cenderung memiliki perputaran aktiva tetap yang rendah. Demikian pula pada industri padat karya, cenderung memiliki perputaran aktiva tetap yang tinggi.
Gupta (June, 1969) mengatakan bahwa “variasi industri dalam kebangkitan penjualan per dollar dari investasi asset
tetapnya dapat dihubungkan dengan
peluang aktivitas pabrikasi, komposisi aktiva tetap dan struktur organisasi”.
Efisiensi dimaksudkan untuk
mengukur penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba. Return on Invesment digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan aktiva
perusahaan memperoleh laba(earning after
tax).Dengan demikian yang diukur adalah
seberapa jauh kemampuan aktiva dalam menciptakan laba. Return On Investment (ROI) menunjukkan seberapa banyak laba yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Makin tinggi kemampuan perusahaan dalam mencip-takan laba, makin efisien penggunaan
seluruh kekayaan perusahaan dalam
menciptakan laba.
Setiap perusahaan di dalam
operasinya selalu menghadapi masalah pengalokasian dana dan pemenuhan kebutuhan dana. Pengalokasian dana pada suatu perusahaan dapat di lihat pada neraca sebelah aktiva, sedangkan pemenuhan kebutuhan dana tampak pada neraca sebelah pasiva. Pada dasarnya tugas seorang manajer keuangan berusahaan mencari keseimbangan financial antara aktiva dan pasiva yang dibutuhkan dan mencari susunan kualitatif dari aktiva dan pasiva tersebut dengan sebaik-baiknya.
Bambang Riyanto (1992:15)
mengemukakan bahwa “struktur keuangan
itu mencerminkan bagaimana aktiva
perusahaan dibelanjakan”. Selanjutnya
Weston dan Brigham (1981:555)
mengartikan struktur keuangan sebagai
“cara aktiva perusahaan dibelanjai
sebagimana tampak dalam neraca sebelah pasiva”. Dengan demikian, struktur keuangan tercermin pada keseluruhan
aktiva perusahaan dalam neraca. Struktur modal mencerminkan pula perimbangan baik dalam artian absolute maupun relative antara keseluruhan modal asing dengan
jumlah modal sendiri. Perbandingan
tersebut disebut dengan total debt to
equity. Struktur keuangan mencerminkan
perbandingan antara total utang dengan total aktiva yang disebut dengan debt
ratioyang digunakan untuk mengukur
persentase penggunaan dana yang berasal dari utang.
Secara normatif, tujuan dari
pengelolaan keuangan adalah untuk
meningkatkan nilai perusahaan (Fama, 1978; Walker, 2000; Quraeshi,2006 yang dikutif dari Fenty Fauziah, 2017). Brigham dan Daves (2002:4) mengatakan bahwa “tujuan manajemen keuangan adalah membantu memaksimumkan nilai saham perusahaan”. Tujuan ini dapat tercapai
melalui pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen keuangan dengan tepat dan hati-hati. Investor maupun calon investor
umumnya berkepentingan untuk
mengetahui kinerja perusahaan, berkenaan dengan investasi yang telah atau akan mereka lakukan dan prospeknya dimasa yang akan datang.
Pengukuran nilai perusahaan telah banyak mengalami perkembangan, dari yang bersifat konvensional sampai yang lebih modern dan mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam pengukuran nilai perusahaan. Oleh karena itu, berbagai
pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan dapat melakukan penilaian
terhadap nilai perusahaan dengan
menggunakan berbagai pendekatan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Dengan demikian nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Secara umum nilai perusahaan diukur dengan harga saham.
Seiring dengan perkembangan
industri, ukuran danefisiensi perusahaan merupakan variabel independent, seberapa
jauh berpengaruh terhadap nilai
secara tidak langsung melalui struktur keuangan perusahaan pada perusahaan-perusahaan manufatur sektor mining and
mining serviceyang go-public di Indonesia. Perumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut;
1. Apakah Ukuran, industri dan efisiensi berpengaruh terhadap struktur keuangan
secara simultan pada
perusahaan-perusahaan manufaktur sektor mining
and mining service yang go-public di
Indonesia.
2. Apakah Ukuran, industri dan efisiensi berpengaruh terhadap struktur keuangan
secara partial pada
perusahaan-perusahaan manufaktur sektor mining
and mining service yang go-public di
Indonesia.
3. Apakah ukuran, industri, efisiensi dan struktur keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara simultan pada
perusahaan-perusahaan manufaktur
sektor mining and mining service yang
go-public di Indonesia.
4. Apakah ukuran, industri, efisiensi dan struktur keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara partial pada
perusahaan-perusahaan manufaktur
sektor mining and mining service yang
go-public di Indonesia.
5. Apakah ukuran, industri dan efisiensi berpengaruh terhadap nilai perusahaan
melalui struktur keuangan pada
perusahaan-perusahaan manufaktur
sektor mining and mining service yang
go-public di Indonesia. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh ukuran, industridan efisiensi
terhadap nilai perusahaan secara
simultan pada perusahaan-perusahaan manufaktur sektor mining and mining
serviceyang go-public di Indonesia.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran, industri dan efisiensi
terhadap nilai perusahaan secara partial
pada perusahaan-perusahaan
manu-faktur sektor mining and mining service yang go-public di Indonesia.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran, industri, efisiensi dan
struktur keuangan terhadap nilai
perusahaan secara simultan pada
perusahaan-perusahaan manufaktur
sektor mining and mining service yang
go-public di Indonesia.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran, industri, efisiensi dan
struktur keuangan terhadap nilai
perusahaan secara partial pada
perusahaan-perusahaan manufaktur
sektormining and mining service yang
go-public di Indonesia.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran, industri dan efisiensi
terhadap nilai perusahaan melalui
struktur keuangan perusahaan pada
perusahaan-perusahaan manufaktur
sektor mining and mining service yang
go-public di Indonesia.
KERANGKA KONSEPTUAL DAN
HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Konseptual
Berdasarkan teori yang berkaitan denganpengaruh ukuran, indusrtri, dan efisiensi terhadap struktur modal dan nilai perusahaan, kerangka konseptual yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagaimana pada gambar 1.
Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel ukuran, industri dan efisiensi
secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap struktur keuangan pada
perusahaan-perusahaan manufaktur
sektor mining and mining service yang
go-public di Indonesia.
2. Variabel ukuran, industri dan efisiensi secara partial berpengaruh signifikan
terhadap struktur keuangan pada
perusahaan-perusahaan manufaktur
sektor mining and mining service yang
3. Variabel ukuran, industri, efisiensi dan struktur keuangan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan-perusahaan manufaktur sektor mining and mining
service yang go-public di Indonesia.
4. Variabel ukuran, industri, efisiensi dan
struktur keuangansecara partial
berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan-perusahaan manufaktur sektor mining and mining
service yang go-public di Indonesia.
5. Ukuran, industri dan efisiensi secara
partial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan melalui struktur keuangan
pada perusahaan-perusahaan
manu-faktur sektor mining and mining service yang go-public di Indonesia.
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian.
METODE PENELITIAN
Definisi Operasional dan Pengukuran
Penelitian ini di desain untuk mengetahui pengaruh ukuran, pertum-buhan, industri dan efisiensi terhadap nilai
perusahaan secara langsung dan
pengaruhnya terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal pada perusahaan manufaktur yang go-public di Indonesia.
Struktur keuangan(Y1)
Struktur keuangan (sebagai variabel
dependen) menunjukkan perimbangan
antara total debt dengan total aktiva yang disebut dengan debt ratio. Perimbangan ini
tercapai jika perusahaan dalam
menjalankan fungsinya tidak mengalami ganguan financial. Apabila perimbangan ini tidak terjadi, perusahaan berusaha mencari keseimbangan dengan menambah
atau mengurangi utang. Ketidak
seimbangan ini terjadi karena adanya variasi industri, ukuran,dan pertumbuhan
perusahaan. Umumnya ketidak seim-bangan ini ditutupi dengan utang atau dana extern lainnya. Persoal yang timbul adalah berapa besar utang yang diperoleh dapat dijamin dengan total kekayaan. Dengan demikian, struktur keuangan dapat diukur dengan debt ratio dalam satuan ukur ratio.
Nilai Perusahaan (Y2)
Nilai perusahaan (sebagai variabel
dependen) menunjukkan kinerja
perusahaan dalam mengelola aktiva
perusahaan. Makin tinggi nilai perusahaan yang diperoleh, makin tinggi tingkat kepercayaan investor atau calon investor terhadap perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan mengacu pada hasil akhir dari kegiatan operasional perusahaan selama periode tertentu, umumnya satu tahun. Penilaian kinerja perusahaan dari harga saham. UKURAN (X1) INDUSTRI (X2) (X2) EFISIENSI (X3) STRUKTUR KEUANGAN (Y1) NILAI PERUSAHAAN (Y2) e2 e1 PY2X1 PY1X1 rX1X2 PY2X2 PY1X2 PY2Y1 PY2X3 PY1X3 rX2X3 rX3X1
Ukuran Perusahaan (X1)
Ukuran perusahaan (sebagai variabel independen) yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah besar-kecilnya
perusahaan diukur dengan total aktiva atau besarnya harta perusahaan dan satuan ukurnya rupiah. Secara teoritis ukuran perusahaan mempunyai hubungan atau pengaruh secara positif terhadap nilai
perusahaan maupun struktur modal
perusahaan. Artinya, ada kecenderungan bahwa makin besar perusahaan, makin banyak dana yang dibutuhkan untuk
membiayai aktiva. Kebutuhan dana
tersebut cenderung diperoleh dari utang. Dengan demiksian, makin besar suatu perusahaan cenderung diikuti dengan
makin besar aktiva yang dimiliki
perusahaan dan cenderung akan
meningkatan ratio utang dan nilai
perusahaan. Industri (X2)
Industri (sebagai variabel inde-penden) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah industri manufaktur yang diklasifikasikan berdasarkan causal factor yaitu berdasarkan lengt of the production
process time dan diukur dengan perputaran
aktiva tetap. Industri manufaktur umumnya menghasilkan berbagai macam produk dengan menggunakan berbagai jenis bahan baku, tenaga kerja terampil yang berbeda,
peralatan produksi dengan tingkatan
teknologi yang berbeda pula. Dengan demikian industri manufaktur memiliki proses produksi yang panjang, untuk itu dibutuhkan aktiva tetap guna menunjang
proses produksi tersebut. Apabila
penggunaan aktiva tetap tersebut dikaitkan dengan penjualan, variasi industri yang
memiliki aktiva tetap yang besar
cenderung memiliki perputaranaktiva tetap yang rendah.Dengan demikian, variasi
industri dapat diukur berdasarkan
perputaran aktiva tetap yaitu ratio antara penjualan dengan aktiva tetap dan satuan ukurnya adalah ratio.
Efisiensi (X3)
Efisiensi sebagai variabel
independen) yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah efisiensipenggunaan aktiva perusahaan yang diukur dengan
ratio-ratio profitabilitas. Apabila
efisiensitersebut dikaitkan dengan laba yang berhasil diciptakan, ratio return on investment (ROI) dapat digunakan untuk mengukur kemampuan aktiva perusahaan perusahaan memperoleh laba. Karena hasil
dari efisiensi penggunaan aktiva
perusahaan yang ingin diukur,
dipergunakan laba setelah bunga dan
pajak. Dengan demikian, efisiensi
penggunaan aktiva perusahaan dapat
diukur dengan return on investment (ROI).
Populasi dan sampel
Penelitian ini mengkhususkan pada masalah pengaruh ukuran, industri dan efisiensi terhadap struktur keuangan dan nilai perusahaan manufaktur sektor mining
and mining service yang go-publicdi
Indonesia. Populasi adalah seluruh
perusahaan manufaktur sektor mining and
mining service yang go-public di Indonesia
yaitu sebanyak 40 perusahaan. Dari populasi tersebut akan diteliti laporan keuangan tahun 2013-2015 dan dianalisis
dengan menggunakan analisis
cross-section untuk 40 perusahaan manufaktur sektor mining and mining serviceyang
go-public di Indonesia. Jenis dan sumber data
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang dituangkan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia, literature dan penelitian pihak lain.
Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:
Statistik deskritif
Statistik deskriptif dipergunakan
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel-variabel ukuran, industri dan efisiensi perusahaan terhadap struktur keuangan dan nilai perusahaan.
Linieritas
Wiratna Sujarweni (2014:56)
mengatakan bahwa Uji Linieritas adalah untuk melihat spesifikasi model yang digunakan benar atau tidak benar. Dengan uji ini akan diperoleh informasi model empiris sebaiknya linier, kuadran, atau kubik. Ramsey menyarankan suatu uji yang disebut general test of specification atau RESET. Untuk melakukan uji ini harus membuat asumsi bahwa fungsi yang benar adalah fungsi linier. Uji ini bertujuan untuk
menghasilkan Fhitung. Spesifikasi model
yang digunakan benar bentuk linier jika nilai Fhitung lebih kecil dari Ftable dan tidak
benar bentuk linier jika nilai Fhitung lebih
besar dari Ftable. Normalitas
Sebelum melakukan pengujian
statistic, harus dilakukan screening
terhadap data yang akan diolah. Analisis regresi mensyaratkan data berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah regresi yang memiliki distribusi data yang normal. Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk menguji hubungan linier antara nilai perusahaan dan struktur
keuangan sebagai variabel dependen
dengan variabel-variabel ukuran,
pertumbuhan, industri dan efisiensi sebagai
variabel independen.Analisis regresi
mensyaratkan pengujian asumsi klasik untuk menguji apakah persamaan regresi
telah terbebas dari multikolinieritas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi.
Ghozali dan Fuad (2008) mengatakan bahwa asumsi yang paling fundamental
dalam analisis multivariate adalah
normalitas disamping multikolinieritas dan
Olobatuyi (2006) menambahkan linieritas serta autokorelasi. Namun, Abrams (2010) berpendapat bahwa autokorelasi bisa diabaikan apabila data yang digunakan berupa data cross section.
Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas (Ghozali,
2012:105) bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen. Nilai
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) digunakan untuk mendeteksi adanya
multikolinieritas. Nilai batas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tolerance berada diatas 0,10 dan nilai VIF berada dibawah angka 10.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas (Ghozali,
2012: 139) bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual dari pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui melalui uji Glejser yaitu dengan meregresikan nilai
absolute residual terhadap variabel
bebasnya. Apabila variabel bebasnya tidak signifikan (nilai sig > 0,05), disimpulkan model ini tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi.
Uji Autokarelasi merupakan
pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Dalam artian nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Pengujian autokorelasi dapat dideteksi dengan Durbin Watson Test. Sufren dan Yonathan Natanael (2014:104) mengatakan bahwasyarat tidak terjadi autokorelasi adalah 1≤DW≤3.
Suliyanto (2011:126) mengatakan bahwa pada penerapan uji DW ini terdapat
beberapa asumsi penting yang harus dipenuhi, diantaranya adalah bahwa model regresi yang dilakukan harus menggunakan
konstanta. Disamping itu Wiratna
Sujarweni (2016:231) mengatakan bahwa pada data time series, sering terjadi
autokorelasi. Dengan demikian uji
autokorelasi bisa diabaikan dalam
penelitian yang menggunakan data cross
section (Abrams; 2010). Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan metode regresi berganda dan untuk pengujian hipotesis dipergunakan uji Fisher (uji F), uji partial
(uji t) dan koefisien determinasi (R2).
Metode Regresi Berganda.
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran, pertumbuhan, industri dan efisiensi. Sedangkan variabel dependen adalah struktur keuangan dan nilai perusahaan. Adapun model regresi berganda sebagai berikut:
Substrutur 1. Y1 =PY1X1 + PY1X2 + PY1X3 + e Substrutur 2. Y2 = PY2X1 + PY2X2 + PY2X3 + PY2Y1 + e Dimana: Y1 = Struktur Modal Y2 = Nilai Perusahaan X1 = Ukuran Perusahaan X2 = Industri X3 = Efisiensi b1 ..b4 = Koefisien X1 …X4 e = error
Uji Partial (Uji t)
Ghozali (2012: 88) mengatakan bahwa uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh variabel independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikansi 5%. Kreteria
penerimaan atau penolakan hipotesis sebagai berikut:
Ha diterima jika th ≥ tt pada tingkat
signifikansi 5%
Ha ditolak jika th< tt pada tingkat
signifikansi 5%
Uji Simultan (Uji F)
Ghozali (2012: 98) mengatakan bahwa Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%. Ketentuan diterima atau ditolak hipotesis adalah sebagai berikut:
Ha diterima jika Fh ≥ Ft pada tingkat
signifikansi 5%
Ha ditolak jika Fh< Ft pada tingkat
signifikansi 5%
Koefisien Determinasi (R2)
Ghozali (2012: 97) mengatakan
bahwa Koefisien Determinasi (R2) pada
intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan
variabel dependen. Nilai R2 berada
diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
amat terbatas. Sebaliknya jika nilai R2
mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi keberadaan variabel dependen.
HASIL PENELITIAN, PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur dengan
menggunakan teknik regresi linier
berganda dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Model Substrutur 1
Pada model substruktur 1, variabel independen adalah ukuran, industri dan efisiensi serta variabel dependen adalah
struktur keungan. Untuk mengetahui kelayakan model regresi yang diper-gunakan, dilakukan beberapa pengujian:
Uji Linieritas
Uji ini untuk melihat spesifikasi model yang digunakan bentuk linier benar atau bentuk linier tidak benar. Uji Ramsey ini dipergunakan untuk menghasilkan F hitung dengan cara:
(R2 new – R2 old)/m dibagi (1-R2 new)/(n-k).
Berdasarkan Tabel 1 nilai Fhitung =
0,004/0,0019 = 2,105 lebih kecil dari 2,313. Ini berarti bahwa spesifikasi model yang digunakan benar bentuk linier.
Uji Normalitis
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu memiliki distribusi normal.
Dengan menggunakan model
Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa signifikansi variabel struktur keuangan, ukuran, industri dan efisiensi lebih besar dari 0,05. Bedasarkan hasil uji normalitas, data yang digunakan berdistribusi normal.
Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari multikolinieritas. Untuk mengetahui ada atau tidak adnya gejala tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai
Tolerancedan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai tolerance lebih besar
dari 0,10 dan nilai VIF tidak lebih besar dari 10 untuk semua variabel independen, model regresi yang digunakan bebas dari multikolinieritas.
Berdasarkan uji multikolinieritas
pada Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai VIF untuk variabel bebas berada dibawah nilai 10 dan nilai tolerance berada diatas 0,10. Ini menunjukkan bahwa variabel
bebas yang dipergunakan bebas dari unsur multikolinieritas.
Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Cara untuk mendeteksi
heteroskedastisitas yaitu dengan
menggunakan uji glejser yaitu dengan
meregresikan nilai absolute residual
terhadap variabel bebasnya. Apabila
variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap nilai absolute residual, terjadi heteroskedastisitas.
Hasil yang diperoleh pada Tabel 4 menunjukkan bahwa variabel ukuran, industri dan efisiensi memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05. Ini
berarti bahwa model regresi yang
dupergunakan bebas dari
heteros-kedatisitas.
Regresi Linier Berganda
Ringkasan hasil analisis regresi linier berganda, ditunjukkan pada Tabel 5 sampai dengan tabel 8, sedangkan model analisis jalur dijelaskan pada Gambar 2.
Mengacu pada Tabel 6 Model
Summary untuk substruktur 1, diketahui
bahwa nilai signifikansi (sig) uji F = 0.000 lebih kecil dari 0.05 sehingga hipotesis
yang diajukan berhasil diterima.
Interprestasinya adalah bahwa secara simultan ukuran, industri dan efisiensi berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur keuangan. Adapun besaran
pengaruhnya adalah 0,815. Ini berarti bahwa secara simultan ukuran, industri dan efisiensi mampu menjelaskan keberadaan struktur keuangan sebesar 81,50% sisanya 18,50% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Secara partial melalui coeffisien untuk substruktur 1 dapat diketahui bahwa: 1. Ukuran berpengaruh secara tidak signifikan terhadap struktur keuangan sebesar 0,052.
2. Industri berpengaruh secara tidak signifikan terhadap struktur keuangan sebesar 0,020.
3. Efisiensi berpengaruh signifikan
terhadap struktur keuangan sebesar 0,890.
Berdasarkan data di atas, diperoleh persamaan matematika model substruktur 1 sebagai berikut:
Y1 = PX1 + PX2 + PX3 + e.
Y1 = 0,052X1 + 0,020X2 + 0,890X3+ 0,185
Tabel 1. Hasil Uji Linieritas Substruktur 1
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .903a .815 .809 .04487
a. Predictors: (Constant),ukuran, industri, efisiensi b. Dependent Variable:st_ keuangan
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .905a .819 .811 .04456
a. Predictors: (Constant), DFFIT, ukuran, industri, efisiensi b. Dependent Variable: st_keuangan
Tabel 2. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wakl Substruktur 1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
St_keuangan ukuran industri Efisiensi
N 97 97 97 97
Normal Parametersa Mean .0759 15.3566 13.4265 5.1178
Std. Deviation .10262 1.45803 2.24529 9.43495
Most Extreme Differences Absolute .093 .080 .131 .131
Positive .093 .071 .053 .131
Negative -.068 -.080 -.131 -.088
Kolmogorov-Smirnov Z .912 .789 1.292 1.289
Asymp. Sig. (2-tailed) .376 .561 .071 .072
a. Test distribution is Normal.
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas Substruktur 1
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.042 .049 -.856 .394
Ukuran .004 .004 .052 .987 .326 .731 1.368
Industri .001 .002 .020 .384 .702 .725 1.379
Efisiensi .010 .000 .890 19.634 .000 .969 1.032
Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas Substruktur 1 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .058 .030 1.925 .057 Ukuran .000 .002 .024 .199 .843 Industri -.003 .001 -.200 -1.684 .096 Efisiensi .000 .000 .152 1.481 .142
a. Dependent Variable: AbsUT
Tabel 5. Correlations Substruktur 1
St_keuangan ukuran Industri efisiensi Pearson Correlation St_keuangan 1.000 .185 .192 .900
Ukuran .185 1.000 .516 .138
Industri .192 .516 1.000 .163
Efisiensi .900 .138 .163 1.000
Sig. (1-tailed) St_keuangan . .035 .030 .000
Ukuran .035 . .000 .089 Industri .030 .000 . .055 Efisiensi .000 .089 .055 . N St_keuangan 97 97 97 97 Ukuran 97 97 97 97 Industri 97 97 97 97 Efisiensi 97 97 97 97
Tabel 6. Model SummarySubstruktur 1
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .903a .815 .809 .04487
a. Predictors: (Constant), ukuran, industri, efisiensi
Tabel 7. ANOVA Substruktur 1
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .824 3 .275 136.352 .000a
Residual .187 93 .002
Total 1.011 96
a. Predictors: (Constant), ukuran, industri, efisiensi b. Dependent Variable: st_keuangan
Tabel 8. Coefficientsa Substruktur 1 Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.042 .049 -.856 .394 Ukuran .004 .004 .052 .987 .326 industri .001 .002 .020 .384 .702 efisiensi .010 .000 .890 19.634 .000
a. Dependent Variable: st_keuangan
Gambar 2. Model Analisis Jalur Substruktur 1
Substruktur 2
Pada model substruktur 2, variabel
independen adalah ukuran, industri,
efisiensi dan struktur keuangan serta variabel dependen adalah nilai perusahaan.
Untuk mengetahui kelayakan model
regresi yang dipergunakan, dilakukan beberapa pengujian:
Uji Linieritas
Uji ini untuk melihat spesifikasi model yang digunakan bentuk linier benar atau bentuk linier tidak benar. Uji Ramsey ini dipergunakan untuk menghasilkan F hitung dengan cara:
(R2 new – R2 old)/m dibagi (1-R2 new)/(n-k).
Berdasarkan Tabel 9 nilai Fhitung =
0,005/0,0065 = 0,769 lebih kecil dari
2,201. Ini berarti bahwa spesifikasi model yang digunakan benar bentuk linier.
Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabelpengganggu memiliki distribusi normal. Dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk sebagaimana tergambar dalam Tabel 10, dapat diketahui bahwa variabel nilai perusahaan, struktur keuangan, ukuran, industri dan efisiensi memiliki signifikansi yang lebih besar dari 0,05. Berdasarkan
hasil uji normalitas tersebut dapat
dikatakan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal. Ukuran (X1) Industry (X2) Efisiensi (X3) St_keuangan (Y1) PX1Y1 0,052 (TS) PX2Y1 0,020 (TS) PX3Y1 0,890 (S) rX1X2 0,516 (S) rX2X3 0,163 (TS) rX1X3 0,020 (TS)
Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari multikolinieritas. Untuk mengetahui ada atau tidak adnya gejala tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai
Tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai tolerance lebih
besar dari 0,10 dan nilai VIF tidak lebih besar dari 10 untuk semua variabel independen, model regresi yang digunakan bebas dari multikolinieritas.
Bedasarkan uji multikolinieritas pada Tabel 11, diketahui bahwa nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas berada dibawah nilai 10 dan nilai tolerance untuk masing-masing variabel bebas berada diatas nilai 0,10. Ini menunjukkan bahwa
masing-masing variabel bebas yang
dipergunakan bebas dari unsur
multikolinieritas.
Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan uji glejser yaitu dengan
meregresikan nilai absolute residual
terhadap variabel bebasnya. Apabila
terdapat variabel bebas berpengaruh
signifikan terhadap nilai absolute residual, disimpulkan terjadi heteroskedastisitas.
Hasil yang diperoleh dari Tabel 12, menunjukkan bahwa nilai signifikansi terhadap nilai absolute residual dari masing-masing variabellebih besar dari 0,05. Ini berarti bahwa model regresi yang dipergunakan bebas dari heteroskedatisitas.
Regresi Linier Berganda
Ringkasan hasil analisis regresi linier berganda, ditunjukkan pada Tabel 13 sampai dengan Tabel 16.
Mengacu pada Table 15 untuk substruktur 2, diketahui bahwa nilai signifikansi (sig) uji F = 0.000 lebih kecil dari 0.05 sehingga hipotesis yang diajukan berhasil diterima.Interprestasinya adalah bahwa secara simultan ukuran, industri,
efisiensidan Struktur keuangan
berpengaruh secara signifikan terhadap
nilai perusahaan. Adapun besaran
pengaruhnya adalah 0,403 dan sisanya dijelaskan oleh variabellain diluar model sebesar 0,597
Mengacu pada Tabel 16 Coeffisien untuk substruktur 2, dapat diketahui bahwa secara partial melalui uji t diketahui bahwa:
1. Struktur keuangan berpengaruh tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan sebesar 0,158.
2. Ukuran berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan sebesar 0,297.
3. Industri berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan sebesar 0,276.
4. Efisiensi berpengaruh tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan sebesar 0,154
Berdasarkan data di atas, diperoleh persamaan matematika model substruktur 2 adalah:
Y2 = 0,297X1+0,276X2 + 0,154X3
+0,158Y1 + 0,597
Berdasarkan persamaan matematika model struktur 1 dan struktur 2, dapat diketahui besarnya pengaruh langsung ukuran, industri dan efisiensi terhadap struktur keuangan adalah:
1. Besarnya pengaruh variabel ukuran
terhadap struktur keuangan adalah 0,052.
2. Besarnya pengaruh variabel industri
terhadap struktur keuangan adalah 0,020.
3. Besarnya pengaruh variabel efisiensi
terhadap struktur keuangan adalah 0,890.
Dengan demikain bahwa variabel efisiensi berpengaruh dominan terhadap struktur keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba 89% dipengaruhi oleh utang.
Besaran pengaruh langsung ukuran, industri dan efisiensi terhadap nilai perusahaan adalah:
1. Besaran pengaruh variabel ukuran
terhadap nilai perusahaan adalah 0,297
2. Besaran pengaruh variabel industri
terhadap nilai perusahaan adalah 0,276
3. Besaran pengaruh variabel efisiensi terhadap nilai perusahaan adalah 0,154
4. Besaran pengaruh variabel struktur
keuangan terhadap nilai perusahaan adalah 0,158.
Dengan demikian bahwa variabel ukuran berpengaruh domonan terhadap nilai perusahaan. Ini menunjukkan bahwa
kenaikkan nilai perusahaan 29,7%
dipengaruhi oleh besaran perusahaan. Besaran pengaruh tidak langsung ukuran, industri dan efisiensi terhadap nilai perusahaan melalui struktur keuangan adalah:
1. Besarnya pengaruh tidak langsung
variabel ukuran terhadap nilai
perusahaan melalui struktur
keuangan adalah 0,010.
2. Besarnya pengaruh tidak langsung
variabel industri terhadap nilai
perusahaan melalui struktur
keuangan adalah 0,003
3. Besarnya pengaruh tidak langsung
variabel efisiensi terhadap nilai
perusahaan melalui struktur
keuangan adalah 0,141.
Dengan demikian dapat diketahui
bahwa variabel efisiensi memiliki
pengaruh dominan terhadap nilai
perusahaan melalui struktur keuangan. Ini
menunjukkan bahwa kemampuan
perusahaan menciptakan laba dengan penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan sebesar 14,10%.
Besarnya pengaruh total dari variabel ukuran, industri, dan efisiensi terhadap
Nilai Perusahaan melalui struktur
keuangan sebagai berikut:
1. Pengaruh total variabel ukuran
terhadap nilai perusahaan melalui struktur keuangan adalah sebesar 0,305
2. Pengaruh total variabel industri
terhadap nilai perusahaan melalui struktur keuangan adalah sebesar 0,279
3. Pengaruh total variabel efisiensi
terhadap nilai perusahaan melalui struktur keuangan adalah sebesar 0,291
Dengan demikian dapat diketahui bahwa variabel ukuran memiliki pengaruh
total yang dominan terhadap nilai
perusahaan melalui struktur keuangan. Ini
menunjukkan bahwa kemampuan
perusahaan dalam menciptakan nilai
perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya sebesar 30,50%.
Pengujian Hipotesis
Secara simultan hipotesis pada
substruktur 1 berbunyi: ukuran, industri, dan efisiensi secara simultan terhadap struktur keuangan pada perusahaan-perusahaan manufaktur sector mining and
mining services yang go-public di
Indonesia. Pengujian hipotesis secara simultan tergambar dalam uji F yang
menunjukkan besaran nilai F-hitung
136.362 dan nilai signifikansi 0,000 pada tingkat alfa 5% (Tabel 7). Ini berarti bahwa variabel bebas yaitu ukuran, industri dan efisiensi berpengaruh secara signifikan
terhadap Struktur keuangan. Dengan
demikian Hipotesis berhasil diterima. Pengujian hipotesis secara partial dilakukan dengan uji t adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis 1: variabel ukuran ber-pengaruh secara signifikan terhadap struktur keuangan pada perusahaan-perusahaan manufaktur sector mining and mining services yang go-public di Indonesia. Berdasarkan hasil uji t pada
Tabel 8, diperoleh nilai variabel ukuran sebesar 0,987 dan nilai signifikansi 0,326 lebih besar dari alfa 5%. Ini
berarti bahwa variabel ukuran
berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur keuangan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan berhasil ditolak. 2. Hipotesisi 2: variabel industri
ber-pengaruh secara signifikan terhadap struktur keuangan pada perusahaan-perusahaan manufaktur sector mining and mining services yang go-public di Indonesia. Berdasarkan hasil uji t Tabel 8, diperoleh nilai variabel industri sebesar 0,384 dan nilai signifikansi 0,702 lebih besar dari alfa 5%. Ini
berarti bahwa variabel industri
berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur keuangan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan berhasil ditolak. 3. Hipotesis 3: variabel efisiensi
ber-pengaruh secara signifikan terhadap struktur keuangan pada perusahaan-perusahaan manufaktur sector mining and mining servicesyang go-public di Indonesia. Berdasarkan. hasil uji t Tabel 8, diperoleh nilai variabel efisiensi sebesar 19.634 dan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari alfa 5%. Ini
berarti bahwa variabel efisiensi
berpengaruh signifikan terhadap
struktur keuangan. Dengan demikian
hipotesis yang diajukan berhasil
diterima.
Pengujian hipotesisi secara simultan pada substruktur 2 sebagai berikut: Ukuran, Industri, Efisiensi dan Struktur Keuangan secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur sector mining and mining services yang go-public di Indonesia.
Pengujian hipotesis secara simultan
tergambar dalam uji F yang menunjukkan besaran nilai F-hitung 15.331 dan nilai signifikansi 0,000 pada tingkat alfa 5% (Tabel 15). Ini berarti bahwa variabel bebas yaitu ukuran, industri, efisiensi dan struktur keuangan berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan/. Dengan
demikian Hipotesis berhasil diterima.
Pengujian secara partial dilakukan dengan uji t pada tingkat alfa 5%, sebagai berikut:
1. Hipotesis 1: variabel ukuran ber-pengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sector mining and mining services yang go-public di Indonesia. Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 16, diperoleh nilai variabel ukuransebesar 3.121 dan nilai signifikansi 0,002 lebih kecil dari alfa 5%. Ini berarti bahwa variabel ukuranberpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima.
2. Hipotesis 2: variabel industri ber-pengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sector mining and mining servicesyang go-public di Indonesia. Berdasarkan. hasil uji t pada Tabel 16, diperoleh nilai variabel industri sebesar 2.898dan nilai signifikansi 0,005 lebih kecil dari alfa 5%. Ini berarti bahwa
variabel industri berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Dengan demikian hipotesis yang
diajukan diterima.
3. Hipotesis 3: variabel efisiensi ber-pengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sector mining and mining servicesyang go-public di Indonesia. Berdasarkan. hasil uji t pada Tabel 16,
diperoleh nilai variabel efisiensi
sebesar 0.824 dan nilai signifikansi 0,154 lebih besar dari alfa 5%. Ini
berarti bahwa variabel efisiensi
berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaanl. Dengan demikian
hipotesis yang diajukan berhasil
ditolak.
4. Hipotesis 4: variabel struktur keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sector mining and mining servicesyang go-public di Indonesia. Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai variabel efisiensi sebesar 0,839 dan
nilai signifikansi 0,404 lebih besar dari alfa 5%. Ini berarti bahwa variabel efisiensi berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaanl. Dengan
demikian hipotesis yang diajukan berhasil ditolak.
Tabel 9. Hasil Uji Linieritas Substruktur 2
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .634a .403 .376 1.21676
a. Predictors: (Constant), st_keuangan, ukuran, industri, efisiensi b. Dependent Variable: nilai_perush.
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .639a .408 .375 1.21825
a. Predictors: (Constant), DFFIT,st_keuangan, ukuran, industri, efisiensi b. Dependent Variable: nilai_perush.
Tabel 10. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wakl Substruktur 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
st_keuangan ukuran industri efisiensi
Nilai_peru sh N
97 97 97 97 106
Normal Parametersa Mean .0759 15.3566 13.4265 5.1178 6.6383 Std. Deviation .10262 1.45803 2.24529 9.43495 1.55095 Most Extreme Differences Absolute .093 .080 .131 .131 .063
Positive .093 .071 .053 .131 .063
Negative -.068 -.080 -.131 -.088 -.057
Kolmogorov-Smirnov Z .912 .789 1.292 1.289 .650
Asymp. Sig. (2-tailed) .376 .561 .071 .072 .791
a. Test distribution is Normal.
Tabel 11. Hasil Uji Multikolinieritas Substruktur 2
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.958 1.327 -.721 .472
st_keuangan 2.363 2.816 .158 .839 .404 .185 5.416
ukuran .313 .100 .297 3.121 .002 .724 1.381
Industri .189 .065 .276 2.898 .005 .725 1.380
Efisiensi .025 .030 .154 .824 .412 .188 5.328
Tabel 12. Hasil Uji Heteroskedastisitas Substruktur 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.356 .692 1.958 .053 St_keuangan 1.991 1.469 .325 1.355 .179 Ukuran .007 .052 .015 .127 .899 Industri -.039 .034 -.138 -1.137 .259 efisiensi -.017 .016 -.253 -1.064 .290
a. Dependent Variable: AbsUT
Tabel 13. Correlations Substruktur 2
Correlations
nilai_perush st_keuangan ukuran industri efisiensi Pearson Correlation nilai_perush 1.000 .405 .490 .485 .383
st_keuangan .405 1.000 .185 .192 .901
Ukuran .490 .185 1.000 .515 .139
Industri .485 .192 .515 1.000 .165
Efisiensi .383 .901 .139 .165 1.000
Sig. (1-tailed) nilai_perush . .000 .000 .000 .000
st_keuangan .000 . .036 .031 .000 Ukuran .000 .036 . .000 .089 Industri .000 .031 .000 . .054 Efisiensi .000 .000 .089 .054 . N nilai_perush 96 96 96 96 96 st_keuangan 96 96 96 96 96 Ukuran 96 96 96 96 96 Industri 96 96 96 96 96 Efisiensi 96 96 96 96 96
Tabel 14. Model Summary Substruktur 2
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .634a .403 .376 1.21676
a. Predictors: (Constant), efisiensi, ukuran, industri, st_keuangan
Tabel 15. ANOVAb Substruktur 2
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 90.789 4 22.697 15.331 .000a
Residual 134.726 91 1.481
Total 225.515 95
a. Predictors: (Constant), efisiensi, ukuran, industri, st_keuangan b. Dependent Variable: nilai_perush
Tabel 16. Coefficientsa Substruktur 2 Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.958 1.327 -.721 .472 st_keuangan 2.363 2.816 .158 .839 .404 ukuran .313 .100 .297 3.121 .002 industri .189 .065 .276 2.898 .005 efisiensi .025 .030 .154 .824 .412
a. Dependent Variable: nilai_perush
PY1Y2 0,158 (TS) rY1X1 0,185(S) PX1Y2 0,297 (S) rX1X2 0,515(SS) rY1X3 0,901(SS) PX2Y2 0,276 (S) rX2X3 PX3Y2 0,165(TS) 0,154 (TS)
Gambar 3. Model Analisis Jalur Substruktur 2
Pembahasan
Dari hasil pengujian hipotesis secara
simultan pada menunjukkan bahwa
variabel independent berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent. Ini berarti bahwa masing-masing variabel independen cenderung berhasil
menjelas-kan keberadaan variabel dependen.
Demikian pula secara partial dijelaskan adalah sebagai berikut:
1. Variable ukuran yang diukur dengan total asset berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur keuangan sebesar
0,052 dan berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan sebesar 0,297. Secara tidak langsung variabel ukuran berpengaruh positive terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal sebesar 0,008 danpengaruh totalnya
adalah 0,305. Ini menunjukkan bahwa
keberadaan variabel ukuran
ber-kemampuan menjelaskan keberadaan nilai perusahaan. Artinya bahwa makin
besar ukuran suatu perusahaan,
cenderung makin dipercaya.
2. Secara langsung variabel industri yang diukur dengan aktiva tetapberpengaruh
tidak signifikan terhadap struktur
modalsebesar 0,020 dan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan 0,276. Secara tidak langsung pengaruh
industri terhadap nilai perusahaan
melalui struktur modal sebesar 0,003 dan pengaruh totalnya adalah 0,279.Ini
menunjukkan bahwa keberadaan
variabel industri berkemampuan men-jelaskan keberadaan variabel nilai perusahaan. Artinya bahwa makin besar
St_keuangan (Y1) Ukuran (X1) Industry (X2) Efisiensi (X3) Nilai perush. (Y2)
suatu industri, cenderung makin dipercaya.
3. Variabel efisiensi yang diukur dengan kemampuan perusahaan dalam men-ciptakan laba dengan memanfaatkan asset yang dimiliki berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal sebesar 0,870 dan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan sebesar 0,154. Secara tidak langsung
pengaruh industri terhadap nilai
perusahaan melalui struktur modal sebesar 0,137 dan pengaruh totalnya
sebesar 0,291. Ini menunjukkan bahwa variabel efisiensi berkemampuan men-jelaskan keberadaan variabel nilai perusahaan. Artinya bahwa makin efisien perusahaan dalam mengelola aktivanya, cenderung makin dipercaya oleh investor.
Model analisis jalur hasil penelitian dapat dijelaskan pada Tabel 17 dan Gambar 4.
Tabel 17. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total
No. Variabel P. Langsung P. Tdk Langsung P. Total Ket.
1. X1 -> Y1 0,052 - - TS 2. X3 -> Y1 0,020 - - TS 3. X3 -> Y1 0,870 - - S 4. X1 -> Y2 0,297 - - S 5 X2 -> Y2 0,276 - - S 6. X3 -> Y2 0,154 - - TS 7, Y1 -> Y2 0,158 - - TS 8. X1 -> Y1 -> Y2 - 0,008 - - 9. X2 -> Y1 -> Y2 - 0,003 - - 10. X3 -> Y1 -> Y2 - 0.137 - - 11. X1 -> Y1 -> Y2 - - 0,305 - 12 X2 -> Y1 -> Y2 - - 0,279 - 13. X3 -> Y1 ->Y2 - - 0,291 -
Gambar 4. Model Analisis Jalur Final
UKURAN (X1) INDUSTRI (X2) (X2) EFISIENSI (X3) STRUKTUR KEUANGAN (Y1) NILAI PERUSAHAAN (Y2) e2 e1 PY2X1 0,297 (S) PX1Y1 0,052 (TS) rX1X2 0,516 (S) PY2X2 0,276 (S) PX2Y1 0,020 (TS) PY2Y1 0,158 (TS) PY2X3 0,154 (TS) PX3Y1 0,890 (S) rX2X3 0,163 (TS) rX1X3 0,020 (TS)
PENUTUP Kesimpulan
Tujuan penelitian ini untuk meng-analisis pengaruh ukuran, pertumbuhan, industri dan efisiensi terhadap nilai perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui struktur modal. Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya,dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Mengacu pada kelayakan model
regresi linier berganda yang
dipergunakan, berdasarkan uji
linieritas dan uji normalitas serta berdasarkan uji asumsi kelasik menyatakan bahwa model regresi
linier berganda layak untuk
dipergunakan.
2. Mengacu pada kelayakan model
regresi linier berganda yang
dipergunakan, berdasarkan uji
simultan dengan menggunakan uji F maka diperoleh bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3. Mengacu pada hasil perhitungan
regresi linier berganda, diperoleh bahwa:
a. Variabel ukuran tidak berpengaruh
signifikan terhadap struktur
keuangan dan berpengaruh signi-fikan terhadap nilai perusahaan. Secara tidak langsung diperoleh bahwa ukuran berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui struktur keuangan. Mengacu pada pengaruh total, ditemukan bahwa
ukuran berpengaruh sebesar
30,50% terhadap nilai perusahaan melalui struktur keuangan.
b. Variabel industri berpengaruh
tidak signifikan terhadap struktur keuangan dan berpengaruh signi-fikan terhadap nilai perusahaan. Secara tidak langsung diperoleh bahwa variabel industri ber-pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan melalui struktur
keuangan. Mengacu pada
pengaruh total, ditemukan bahwa
industri berpengaruh sebesar
27,90% terhadap nilai perusahaan melalui strtuktur keuangan.
c. Variabel efisiensi berpengaruh
signifikan terhadap struktur
keuangan dan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai peru-sahaan. Secara tidak langsung
diperoleh bahwa efisiensi
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan melalui struktur
keuangan. Mengacu pada
pengaruh total, ditemukan bahwa
efisiensi memiliki pengaruh
sebesar 29,10% terhadap nilai
perusahaan melalui struktur
keuangan.
Saran
Berdasarkan keterbatasan yang
dimiliki, saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya dapat
menggunakan variabel lain dapat menjelaskan dalam pengungkapan nilai perusahaan melalui struktur keuangan dengan lebih luas selain menggunakan variabel independen dalam penelitian ini.
2. Bagi pelaku bisnis agar lebih
berhati-hari mengambil keputusan dalam melakukan investasi yang hanya didasarkan pada informasi penjualan tanpa memperhatikan informasi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Archer, S. H., & Faerber, L. G. (1966). Firm size and the cost of externally secured equity capital.
The Journal of Finance, 21(1),
69-83.
Brigham & Daves. (2002). Intermediate
Financial Management, 7th edition. Ohio: Thomson-South
Copeland, T. E., & Fred, J. W. (1986).
Managerial Finance, 8th Edition. Tokyo: The Dryden Press.
Fauziah, F. (2017). Pengaruh Kesehatan
Bank Terhadap Kebijakan
Dividen dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, Disertasi, Program Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mulawarman
Samarinda.
Fred Weston, J., & Brigham, E.F. (1981).
Managerial Finance. Illiois: The
Dryden Press.
Gupta, M. C. (1969). The effect of size, growth, and industry on the
financial structure of
manufacturing companies. The
Journal of Finance, 24(3),
517-529.
Husnan, S. & Pujiastuti, E. (2002).
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Edisi Ketiga Cetakan Pertama. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Latan, H., & Ghozali, I. (2012). Partial
Least Square: Konsep, Teknik, dan Aplikasi SmartPLS 2.0 M3.
Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponogero.
Miller, G. R. (1961). Long‐Term Small Business Financing From The Underwriter'S Point Of View. The
Journal of finance, 16(2),
280-290.
Riyanto, B. (1993). Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan Edisi
Tiga Cetakan Kelimabelas.
Yogyakarga: Yayasan Badan
Penerbit Gajah Mada.
Sunyoyo, D. (2012). Analisis Validitas &
Asumsi Klasik, Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Penerbit Gava