Indeks Ketahanan Konflik Daerah
Tertinggal Indonesia
( IKKDTI)
Yogyakarta, 20 Juli 2017
Direktorat Pengembangan Daerah Paska Konflik
Dirjen PDTu - Kemendesa
Pengantar
•
Keragaman Indonesia secara geografis dan geopolitik
merupakan aset dan sekaligus potensi kerawanan, jika
keragaman itu tidak dirawat dengan baik;
•
Dalam beberapa hari terakhir, kita menyaksikan
betapa potensi kerawanan sosial di Indonesia masih
cukup besar;
•
Momentum ini menjadi penting untuk refleksi, apakah
upaya yang dilakukan pemerintah sdh cukup optimal
dalam penanganan konflik sosial di Indonesia;
•
Indeks ini disusun sebagai upaya mendeteksi dan
memotret secara dini potensi perdamaian dan
Flashback Inisiatif Penyusunan Indeks
•
IKKDTI di inisiasi sejak tahun 2014 atas kerjasama PSKP UGM – KPDT – UNDP;
•
Penyusunan IKKDTI melibatkan semua komponen Pemangku kepentingan
di tingat pusat, untuk merumuskan dan mensepakati Konsep, Variabel dan
Formula Indeks;
•
Pemangku Kepentingan yang terlibat:
1. Kementerian PDT (Kemendesa)
2. Kementerian Sosial
3. Kemenko Kesra (PMK)
4. Kemenko Polhukam
5. Kementerian Dalam Negeri
6. Bappenas
7. LIPI
8. BPS DKI Jakarta
9. The Habibie Center
10. Institut Titian Perdamaian
11. PSF World Bank
Indeks Ketahanan
Konflik Daerah
Tertinggal Indonesia
( IKKDTI)
Apa itu IKKDTI ?
•
Indeks Ketahanan Konflik Daerah Tertinggal Indonesia
•
Gambaran cepat mengenai ketahanan (resilience)
sekaligus kerawanan (vulnerability) suatu daerah atau
kabupaten daerah tertinggal terhadap konflik
(kekerasan).
•
Gambaran yang melihat kapasitas perdamaian dan
kerentanan konflik daerah berdasarkan aspek : Tata
Kelola Cegah Konflik, Kapasitas Kelembagaan dan
Ketahanan Masyarakat.
•
IKKDTI ini tentu saja tidak bisa menggambarkan 100%
realitas lapangan.
Tujuan Penyusunan IKKDTI 2016
•
Indeks Ketahanan Konflik di Daerah Tertinggal Indonesia
(IKKDTI) secara umum dimaksudkan untuk memetakan dan
memberi informasi lengkap mengenai tingkat ketahanan dan
kerawanan daerah tertinggal terhadap konflik kekerasan
kolektif.
•
IKKDTI secara khusus dimaksudkan untuk memberi informasi
awal tingkat ketahanan dan kerawanan konflik kekerasan
yang berguna bagi seluruh Pemangku Kepentingan,
khususnya Kemendesa sebagai input perumusan dan
implementasi program kelola konflik dan pencegahan
kekerasan kolektif di daerah tertinggal.
•
Tujuan IKKDTI bagi pelembagaan tata kelola dan perumusan
kebijakan khusus adalah memperlihatkan keniscayaan
koordinasi dan kemitraan baik antar lembaga pemerintahan
maupun lembaga non-pemerintah
Relevansi IKKDTI 2016
•
pengarusutamaan kerangka kebijakan
pencegahan dan pengurangan tingkat kerawanan
konflik daerah tertinggal melalui Kemendes PDTT
sebagai simpul dan lokomotif kemitraan dan
koordinasi.
•
basis empiris bagi komunitas pegiat perdamaian
dalam memantapkan agenda program
pencegahan konflik kekerasan dan aktivitas
pengarusutamaan kerangka kebijakan peka konflik
•
momentum pemerintahan baru Jokowi-Jusuf Kalla
yang mengusung agenda percepatan reformasi
birokrasi, keterpaduan pelayanan publik yang
efektif, konektivitas pembangunan antar daerah,
dan pemerataan ekonomi.
Wilayah IKKDTI 2016
•
Wilayah IKKDTI 2016 meliputi 122 kabupaten daerah
tertinggal sebagaimana yang ditetapkan melalui
Perpres Nomor 131 Tahun 2015.
•
122 kabupaten daerah tertinggal tsb tersebar di 24
provinsi.
13
6
26
12
18
14
26
33
Bagaimana Konsep Penyusunan Indeks
Dibangun ?
•
Kerawanan Daerah tidak bisa dilihat hanya berdasarkan
data intensitas kejadian konflik/kekerasan;
•
Ketahanan suatu daerah terhadap konflik harus dilihat
secara komprehensif dari “Tingkat Kerawanan” dan
sekaligus “Potensi Perdamaian” yang dimiliki;
•
Termasuk Indikator Ketertinggalan Daerah juga dijadikan
alat ukur perumusan IKKDTI;
•
Formula IKKDTI berlaku tidak hanya di daerah Tertinggal,
tapi bisa digunakan sebagai formula pada skala
DATA
• Data Sekunder
• Internet/Website Resmi
Pemerintah/Lembaga
Sumber
Data
• Publikasi Resmi
• Laporan Resmi
Jenis Data
• Juli 2014 – Juli 2016
Umur Data
LIMITASI IKKDTI 2016
1
• IKKDTI cukup mampu memberi gambaran indikatif mengenai
kerentanan dan potensi perdamaian suatu daerah sampel,
namun kurang memiliki daya penjelas untuk isu-isu yang lebih
detail dan kualitatif sifatnya.
2
• Keterbatasan sumberdaya dan ketersediaan data Sebelumnya,
rencana awal IKKDTI terbangun atas 15 variabel dan 62
indikator. Setelah mengalami penyederhanaan, versi akhir
IKKDTI (versi 2016) mencakup 11 variabel dan 29 indikator.
3
• Tantangan terberat dalam penyusunan IKKDTI ini adalah fase
pengumpulan dan input data. distribusi data tidak merata baik
secara geografis maupun cakupan tahun data. Misalnya,
kualitas laman resmi BPS di setiap kabupaten ber-beda fasilitas
dan kontennya.
Indikator IKKDTI 2016
Tata Kelola Cegah Konflik
Variabel
• Mekanisme Pencegahan Inklusif;
• Proses Cegah Konflik Nir-kekerasan;
• institusi pencegahan konflik
Kapasitas Kelembagaan
Variabel
• Kualitas pelayanan publik;
• kebijakan pemda peka konflik;
• kinerja lembaga penegak hukum dan perdamaian;
• representasi politik masyarakat;
• kapasitas eknomi daerah
Ketahanan Masyarakat
Variabel
• Dinamika Masyarakat;
• Livelihood;
Indikator IKKDTI 2016
Tata Kelola
Kapasitas Kelembagaan
Ketahanan Masyarakat
Ada tidaknya program cegah
konflik dan promosi
perdamaian dalam RPJMD
Ada tidaknya mekanisme early
warning system
Ada tidaknya perda terkait
cegah konflik dan promosi
perdamaian
Ada tidaknya agenda
Forkopimda terkait
pencegahan konflik dan
promosi perdamaian
Ada tidaknya Forum
Kemitraan Polisi Masyarakat di
daerah
Ada tidaknya lembaga khusus
cegah konflik dan promosi
perdamaian dalam struktur
pemda
Angka Partisipasi Murni
di tingkat Sekolah Dasar
Angka Kematian Bayi
Jumlah kasus korupsi
pejabat yang masuk
pengadilan
Jumlah kasus konflik
kekerasan masyarakat
merespon kebijakan
pemda
Jumlah kasus kekerasan
Pol PP dalam
mengamankan kebijakan
pemda
Jumlah kasus konflik
kekerasan masyarakat
merespon keputusan
pengadilan
Jumlah kasus korupsi
lembaga penegak
Jumlah kasus konflik
kekerasan antar-Ormas
Jumlah kasus konflik
kekerasan
antar-masyarakat
Jumlah forum lintas
komunitas
Jumlah kasus konflik
kekerasan terkait sumber
daya
Tingkat pengangguran
terbuka di kabupaten
Ada tidaknya protes
masyarakat terhadap
program pemberdayaan
Jumlah kasus kekerasan
atau tawuran antara
pelaja/mahasiswa
Ada tidaknya budaya
cegah konflik dan
promosi perdamaian di
daerah
Tata Kelola
Kapasitas kelembagaan Ketahanan masyarakat
-
Jumlah kasus kekerasan
polisi dalam menangani
demonstrasi
Ada tidaknya kasus
konflik kekerasan yang
melibatkan aparat polisi
dan TNI
Tingkat partisipasi
masyarakat dalam
pemilu legislatif
Rasio anggota
perempuan di DPRD
Jumlah kasus konflik
kekerasan terkait
penyelenggaraan
pemilu dan pemilukada
Rasio PAD terhadap
pendapatan daerah
dalam APBD
Tingkat pertumbuhan
ekonomi
Tingkat PDRB
-METODOLOGI
PERHITUNGAN
Penghitungan Indeks
Indeks dihitung dengan memanfaatkan dua macam prosedur Factor
Analysis (EFA dan CFA), yaitu:
EFA (Exploratory Factor Analysis)
Indikator-indikator yang diamati
merupakan
hasil
pemikiran expert (FGD, Internal discussion, review, dll)
sehingga tidak memerlukan pengujian validitas konstruk
lagi
CFA (Confirmatory Factor Analysis)
menghasilkan suatu nilai bobot
(standardize estimate)
yang mewakili
kontribusi indikator ke latent variable
Noted: Konsep ini juga yang pernah kami gunakan untuk memformulasikan
Indeks Krisis di Indonesia yang sampai sekarang dipakai Kemenkeu sebagai
Acuan penentuan kondisi financial crisis di Indonesia (unpublished, only for
internal Kemenkeu)
Metode Perhitungan Indeks
• Indeks dihitung dengan tiga tahap:
1. Sub indikator Indikator
2. Indikator aspek
3. Aspek Indeks
Gambaran Struktur CFA
Bagaimana Menghitung bobot?
• Perhitungan dilakukan dengan software AMOS
(untuk continuous data)
• Perhitungan dilakukan dengan software LISREL (jika
melibatkan binary/dichotomous/mixed data)
Binary data yang ada adalah variabel dummy, secara
konsep statistik prosedur estimasi tetap bisa
GAMBARAN HASIL
PERHITUNGAN
25 Kabupaten
Berketahanan
Sangat
Rendah
22 Kabupaten
Berketahanan
Rendah
44 Kabupaten
Berketahanan
Sedang
31 Kabupaten
Berketahanan
Tinggi
Tabel. Capaian IKKDTI 2016
No Kabupaten IRKDTI Kategori
Ketahanan No Kabupaten IKKDTI
Kategori Ketahanan 1 Morowali Utara 0.198952 Sangat rendah 14 Sabu Raijua 0.432587 Sangat rendah 2 Maluku Barat Daya 0.294641 Sangat rendah 15 Gorontalo Utara 0.436207 Sangat rendah
3 Lanny Jaya 0.298333 Sangat rendah 16 Konawe
Kepulauan 0.437704 Sangat rendah
4 Seram Bagian
Timur 0.302194 Sangat rendah 17 Sumba Barat 0.438149 Sangat rendah
5 Mamberamo Tengah 0.303161 Sangat rendah 18 Teluk Wondama 0.445082 Sangat rendah
6 Intan Jaya 0.304307 Sangat rendah 19 Rote Ndao 0.446493 Sangat rendah
7 Dogiyai 0.311098 Sangat rendah 20 Nias Selatan 0.446915 Sangat rendah
8 Nduga 0.321559 Sangat rendah 21 Kupang 0.4507 Sangat rendah
9 Nias Barat 0.324625 Sangat rendah 22 Nagekeo 0.454783 Sangat rendah
10 Malaka 0.325112 Sangat rendah 23 Sumba Barat
Daya 0.455632 Sangat rendah
11 Yalimo 0.418377 Sangat rendah 24 Sumba Tengah 0.456358 Sangat rendah
12 Sambas 0.41928 Sangat rendah 25 Belu 0.45741 Sangat rendah
Tabel. Capaian IKKDTI 2016
No Kabupaten IRKDTI Kategori
Ketahanan No Kabupaten IKKDTI
Kategori Ketahanan
1 Jayawijaya 0.527516 Rendah 12 Halmahera
Selatan 0.557375 Rendah
2 Pulau Morotai 0.53015 Rendah 13 Teluk Bintuni 0.557865 Rendah
3 Tolikara 0.535686 Rendah 14 Boven Digoel 0.558435 Rendah
4 Supiori 0.547981 Rendah 15 Asmat 0.559341 Rendah
5 Pegunungan
Bintang 0.547982 Rendah 16 Nias 0.562637 Rendah
6 Puncak 0.551842 Rendah 17 Raja Ampat 0.564482 Rendah
7 Deiyai 0.551855 Rendah 18 Mappi 0.564716 Rendah
8 Mamberamo
Raya 0.554776 Rendah 19 Waropen 0.564869 Rendah
9 Yahukimo 0.556681 Rendah 20 Halmahera Barat 0.565226 Rendah
10 Pulau Taliabu 0.556895 Rendah 21 Kepulauan Aru 0.569592 Rendah
Tabel. Capaian IKKDTI 2016 No Kabupaten IRKDTI Kategori
Ketahanan No Kabupaten IKKDTI
Kategori Ketahanan 1 Maluku Tengah 0.625976 Sedang 23 Musi Rawas
Utara 0.678833 sedang 2 Seluma 0.632399 Sedang 24 Musi Rawas 0.67953 sedang 3 Dompu 0.637543 sedang 25 Mahakam Ulu 0.679611 sedang 4 Lampung Barat 0.652449 sedang 26 Boalemo 0.679739 sedang 5 Buru 0.653965 sedang 27 Ketapang 0.679778 sedang 6 Bangkalan 0.659727 sedang 28 Kepulauan
Mentawai 0.680199 sedang 7 Merauke 0.661447 sedang 29 Sorong 0.681546 sedang 8 Keerom 0.661557 sedang 30 Jeneponto 0.681726 sedang 9 Seram Bagian
Barat 0.662246 sedang 31 Donggala 0.682095 sedang 10 Kayong Utara 0.663569 sedang 32 Timor Tengah
Utara 0.683904 sedang 11 Pesisir Barat 0.665499 sedang 33 Nabire 0.686732 sedang 12 Sarmi 0.668076 sedang 34 Kapuas Hulu 0.687134 sedang 13 Tojo Una-Una 0.669496 sedang 35 Manggarai 0.688955 sedang 14 Konawe 0.669878 sedang 36 Kepulauan Yapen 0.690962 sedang 15 Banggai Kepulauan 0.671139 sedang 37 Halmahera Timur 0.69223 sedang 16 Mamuju Tengah 0.671348 sedang 38 Maybrat 0.693683 sedang 17 Bombana 0.671542 sedang 39 Maluku Tenggara
Barat 0.697312 sedang 18 Buol 0.672442 sedang 40 Lembata 0.701777 sedang 19 Banggai Laut 0.673284 sedang 41 Bengkayang 0.707313 sedang 20 Manggarai Timur 0.67352 sedang 42 Nias Utara 0.711581 sedang 21 Biak Numfor 0.674928 sedang 43 Tambrauw 0.716764 sedang 22 Kepulauan Sula 0.678675 sedang 44 Alor 0.724795 sedang
Tabel. Capaian IKKDTI 2016
No Kabupaten IRKDTI
Kategori
Ketahanan No Kabupaten IKKDTI
Kategori Ketahanan
1 Pandeglang 0.788878 tinggi 17 Lombok Utara 0.927272 tinggi
2 Landak 0.794967 tinggi 18 Melawi 0.927562 tinggi
3 Puncak Jaya 0.828673 tinggi 19 Hulu Sungai
Utara
0.932816 tinggi
4 Sumbawa 0.846092 tinggi 20 Pasaman Barat 0.933753 tinggi
5 Sorong Selatan 0.852236 tinggi 21 Sintang 0.936097 tinggi
6 Sampang 0.861482 tinggi 22 Manggarai Barat 0.940779 tinggi
7 Situbondo 0.880448 tinggi 23 Seruyan 0.94103 tinggi
8 Polewali Mandar 0.891674 tinggi 24 Aceh Singkil 0.94111 tinggi
9 Lebak 0.908302 tinggi 25 Sumbawa Barat 0.945471 tinggi
10 Lombok Tengah 0.912316 tinggi 26 Timor Tengah
Selatan
0.946603 tinggi
11 Bima 0.913532 tinggi 27 Toli-Toli 0.951089 tinggi
12 Lombok Barat 0.914653 tinggi 28 Sigi 0.95303 tinggi
13 Bondowoso 0.916519 tinggi 29 Solok Selatan 0.953313 tinggi
14 Lombok Timur 0.917304 tinggi 30 Ende 0.953993 tinggi
15 Nunukan 0.922414 tinggi 31 Parigi Moutong 0.961035 tinggi