• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NORMAL Ny V UMUR 22 TAHUN UK 38 MINGGU G 1 P 0 A 0 DI BPM ISNIWATI,STr.Keb WARINGIN SARI TIMUR Tanggal 15 Mei 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NORMAL Ny V UMUR 22 TAHUN UK 38 MINGGU G 1 P 0 A 0 DI BPM ISNIWATI,STr.Keb WARINGIN SARI TIMUR Tanggal 15 Mei 2017"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NORMAL Ny V UMUR 22 TAHUN UK 38 MINGGU G1P0A0 DI BPM ISNIWATI,STr.Keb

WARINGIN SARI TIMUR Tanggal 15 Mei 2017

STUDI KASUS

Oleh: ANZALLI 154012014045

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

PRODI D III KEBIDANAN TAHUN 2017

(2)

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NORMAL Ny V UMUR 22 TAHUN UK 38 MINGGU G1P0A0 DI BPM ISNIWATI,STr.Keb

WARINGIN SARI TIMUR Tanggal 15 Mei 2017

Disusun dalam rangka Ujian Akhir Program Prodi DIII Kebidanan STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Oleh: ANZALLI 154012014045

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIkes) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

PRODI D III KEBIDANAN TAHUN 2017

(3)
(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Studikasusinipenulismempersembahkankepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kelancaran kepada ku sehingga studi kasus ini dapat di selesaikan

2. Kepada Ayah Ku (Mulyadi) Dan Ibu Ku (Siti Kekasilah) yang selama ini menjadi pahlawan hidup ku yang sangat aku cintai dan aku hormatiselalu memberikan doa yang mujarab untuk kesehatan dan keberhasilan dalam kehidupan ku

3. KepadaOomku Alex Jumari dan Mba Ku santi yang telahmemberidukungan, kasihsayangsertamendoakanakuselaluuntukmencapaikeberhasilan.

4. Kepada kakak-kakak ku yang aku sayangi yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta senantiasa mendoakan aku selalu untuk mencapai keberhasilanku

5. Cynthia Puspariny,S.ST,M.KesselakuPembimbing I sekaligus Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampungyang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir Ini.

6. Dzul Istiqomah Hasyim,S.ST,M.Kesselaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

7. Isniwati,STr.Keb.selaku Pembimbing III yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penyusunan Laporan Tugas Akhir di BPMWiji Lestari, S.ST,PandanSurat.

(5)

8. Kepada Sahabat – sahabatku Siti hafsoh asih, Azninda Agustina, Aristia Ayu PS, Ririn Saputri, intan Ayu S, Arum anisawati, Siti Mukodariah, Retisetiya N yang telah memberikan semangat dan motivasi penulis.

9. Kepada teman – temanku , Lia Indriati,Wulan Okvitasari, Rika indriyani yang telah menemani dan memberikan motivasi, semangat, serta selalu mendengarkan semua keluh kesah selama pembuatan Study Kasusini.

10. Kepada Teman Sejawat DIII Kebidanan angkatan VIIISTIKes Muhammadiyah Pringsewu yang selalu memberikan motivasi yang baik.

Pringsewu, Mei 2017 Penulis,

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan StudiKasus yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil“Ny.V Umur 22 Tahun Hamil 38 Minggu G1P0A0 Di BPM Isniwati, STr.Keb” ini secara lancar.

Studi Kasus ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan. Dalam menyusun Studi Kasus ini penulis mengalami banyak kesulitan, akan tetapi berkat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak Studi Kasus ini dapat terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapakan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Ns.Asri Rahmawati,S.Kep,M.Kes selaku ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu.

2. Sumi Anggraeni,M.Keb selaku ketua prodi DIII kebidanan STIKes Muhammadiyah Pringsewu.

3. Cynthia Puspariny,S.ST,M.Kes selaku pembimbing I studi kasus dari institusi

4. Dzul Istiqomah Hasyim,S.ST,M.Kes selaku pembimbing II studi kasus dari institusi

5. Isniwati,STr.Keb selaku penguji klinik.

6. Ny. Via Oktaviani selaku pasien yang telah bersedia menjadi pasien untuk mengambil studi kasus.

(7)

7. Teristimewa ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga tercinta, ibu Siti dan Bapak mulyadi selaku Orangtua yang telah memberikan kasih sayang, do’a, dan menjadi penyemangat penulis.

8. Teristimewa ucapan terimakasih kepada Oom Alex Jumari dan Mba Santi yang telah memberi dukungan, kasih sayang, do’a dan penyemangat penulis

9. Seluruh dosen dan staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu dan Semua pihak yang telah berpartipasi dalam proses pembuatan laporan ini.

Penulis menyadari Asuhan kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun guna perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga penyusunan Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada khususnya.

Pringsewu, Mei 2017 Penulis,

(8)

MOTTO

Kehidupan Ini Akan Berjalan Seperti Air Yang Mengalir, Maka

Ikutilah Arus Tersebut Dan Jangan Sampai Melawan Arus Jika

Engkau Melawan Arus Maka Celakalah Kau…….

Pengalaman Adalah Cambukan Terbesar Untuk Meraih Kesuksesan

Dan Keajaiban Adalah Kata Lain Dari Kerja Keras……

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... vi MOTTO ... viii DAFTAR ISI ... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 4 C. Ruang Lingkup ... 5 D. Metode penulisan ... 5 E. Sistematika Laporan ... 6

BAB II TINJAUAN TEORI A. Kehamilan ... 8

B. Anemia Pada Kehamilan ... 31

C. Gangguan Tidur dan Gelisah ... 38

D. Pemeriksaan panggul Luar……… 41

E. Manajemen Asuhan Kebidanan ... 45

F. Nomenklatur Kebidanan ... 50

BAB III TINJAUAN KASUS A. Data Subjektif ... 54 B. Data Objektif ... 59 C. Assesment ... 62 D. Planning ... 63 BAB IV PEMBAHASAN A. Profil BPM ... 54 B. Pemaparan ... 55 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 67 B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

TABEL hal

Tabel 2.1 Imunisasi TT ... 26 Tabel 2.2 Ketidaknyamanan Masa Hamil dan cara Mengatasinya .... 27 Tabel 2.3 Kebutuhan Zat Besi Pada Ibu Hamil ... 33 Tabel 2.4 Nomenklatur Kebidanan ... 52

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, wanita hamil merupakan predator kesehatan, AKI (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara–negara tetangga di Kawasan ASEAN. (Profil kesehatan Indonesia, 2014)

Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 80% pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa lebih dari 80% kematian ibu disebabkan perdarahan 25%, (perdarahan pasca persalinan) sepsis (15%) hipertensi dalam kehamilan (12%) partus macet 8%, komplikasi absorsi tidak aman (13%), dan sebab sebab lain yang lain (8%). Selain itu resiko kematian ibu dapat ditambah dengan adanya anemia, dalam kehamilan anemia akan mengakibatkan meningkatnya resiko keguguguran, prematuritas, atau berat bayi lahir rendah (Prawirohardjo, 2010).

Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan. (Manuaba, 2010)

(12)

Menurut WHO, kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20 dan 89% dengan menetapkan Hb 11% g sebagai dasarnya, dan angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukan nilai yang cukup tinggi. Simanjuntak mengemukakan bahwa sekitar 70% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia akibat kekurangan gizi dan pada pengamatan lebih lanjut menunjukkan bahwa penyebab dari hal tersebut diantaranya karena kekurangan zat besi. (Manuaba, 2010).

Tingginya kejadian anemia erat kaitannya dengan faktor gizi saat ibu hamil karena itu memperbaiki pola makan merupakan jurus penting untuk mengatasi anemia. Ibu hamil dengan status gizi kurang memberi pengaruh yang tidak baik dimana asupan zat besi dari makanan sangat kurang, terlalu dekat jarak kehamilan, karena cadangan zat besi ibu yang sebenarnya belum pulih akan terkuras untuk keperluan janin yang dikandung berikutnya, terlalu tua karena pada saat itu secara fisiologi kondisi kesehatan ibu mulai menurun, fungsi rahim menurun, kualitas sel telur berkurang dan terlalu muda saat hamil karena secara fisik kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal. Hal tersebut mengakibatkan pucat, pusing, sering lelah, mual, system kekebalan tubuh menurun dan sesak nafas (Rohmah, 2013)

Efek anemia bagi ibu dan janin bervariasi dari ringan sampai berat. Bila kadar hemoglobin lebih rendah dari 6 g/dL, maka dapat timbul komplikasi yang signifikan pada ibu dan janin. Kadar hemoglobin serendah itu tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen janin dan dapat menyebabkan gagal jantung pada ibu. Beberapa penelitian juga menemukan hubungan antara

(13)

anemia ibu pada trimester satu dan dua dengan kelahiran prematur (kurang dari 37 minggu) (Wiknjosastro, 2007).

Selain anemia masalah yang sering terjadi pada ibu hamil adalah ketidaknyamanan pada trimester III seperti gangguan tidur / insomnia seringkali juga terjadi pada ibu hamil. Karena memang banyak perubahan yang terjadi pada kehamilan yang dirasakan oleh para ibu hamil ketika sedang menjalankan masa-masa kehamilannya tersebut. Sehingga tentunya penyebab ibu hamil sulit tidur malam perlu diketahui dan juga harus segera diatasinya karena memang pemenuhan kebutuhan tidur istirahat bagi para ibu hamil penting dalam rangka menjaga kesehatan kehamilan nya itu sendiri. Diperkirakan 78 persen wanita mengalami kesulitan tidur saat hamil. Perubahan hormon yang terjadi ketika hamil adalaha merupakan salah satu penyebab yang menimbulkan ketidaknyamanan sehingga akan berefek dan menyebabkan berkurangnya jam tidur. Meningkatnya progesteron membuat ibu hamil lebih mengantuk di siang hari terutama pada trimester pertama. (Wiknjosastro, 2007).

Pemeriksaan panggul luar adalah pemeriksaan pada wanita hamil dengan mengukur panggul bagian luar. Tujuan Pemeriksaan Panggul Luar : Untuk mengetahui panggul seseorang apakah normal atau tidak, Untuk mengetahui keadaan bentuk atau keadaan panggul seseorang (Wiknjosastro, 2007).

Mengingat pentingnya peran dan fungsi bidan, hal ini melatar belakangi penulis untuk melakukan studi kasus melalui pendekatan asuhan

(14)

kebidanan ibu hamil pada Ny. “V” di BPM Isniwati,STr.Keb Tanggal 15 Mei 2017.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Penulis mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu Hamil terhadap Ny. V Umur 22 tahun G1P0A0 usia kehamila 38 minggu di BPM Isniwati, STr.Keb.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. V umur 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu di BPM Isniwati, STr.Keb.

b. Mampu menentukan diagnosa pada kasus ibu hamil terhadap Ny.V umur 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu di

BPM Isniwati, STr.Keb.

c. Mampu melaksanakan rencana dan menjabarkan hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny.V umur 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu di BPM Isniwati, STr.Keb .

d. Mampu melakukan pendokumentasian yang benar pada kasus ibu hamil terhadap Ny. V umur 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu di BPM Isniwati, STr.Keb.

e. Mengidentifikasi kesenjangan teori dan pembahasan Asuhan Kebidanan di BPM Isniwati,STr.Keb

(15)

C. Ruang Lingkup

a. Subyektif : Ibu hamil

b. Waktu : Dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 Mei 2017 Pukul 08.45 WIB.

c. Tempat : BPM Isniwati, STr.Keb

D. Metode Penulisan

Metode penulisan pada laporan kasus ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan keadaan sebenarnya dengan asuhan kebidanan mulai dari pengkajian, diagnosa, identifikasi, perencanaan, pelaksanaan asuhan dan evaluasi asuhan. Adapun tekhnik pengumpulan data pada kasus ini yaitu ;

1. Wawancara

Metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana penelitian (responden).Wawancara langsung dilakukan kepada klien mengenai penyakitnya .

2. Pengkajian Fisik

Suatu pengkajian yang dapat dipandang sebagai bagian tahap pengkajian atau pemeriksaaan klinis dari sistem pelayanan yang prinsipnya menggunakan cara-cara yang sama dengan pengkajian fisik kedokteran, yaitu inpeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

(16)

3. Studi Pustaka

Penulis mencari, mengumpulkan, dan mempelajari referensi yang relevan berdasarkan kasus yang dibahas yakni Asuhan Kebidan Normal dari beberapa buku dan informasi dari internet.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah semua bentuk dokumen baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan, yang ada dibawah tanggung jawab instansi resmi , misalnya laporan , statistik, catatan-catatan di dalam kartu klinik . Studi dilakukan dengan mempelajari studi klien yang bersumber dari data catatan Dokter , Bidan maupun sumber lain yang menunjang seperti hasil pemeriksaaan dan diagnosa sementar.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan yang digunakan dalam pembuatan laporan kasus ini dibagi menjadi 5 BAB sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Menjelaskan tentang konsep kehamilan, anemia, ganguan tidur dan gelisah, pemeriksaan panggul Luar dan management asuhan kebidanan.

(17)

BAB III TINJAUAN KASUS

Tinjauan kasus berisi: Subjektif, Objektif, Assasment, Planning disertai hasil.

BAB IV PEMBAHASAN

Berisi profil BPM dan pemaparan dari subjektif dan objektif sampai evaluasi yang dilakukan dengan membandingkan antara konsep teori dan tinjauan kasus, pemaparan mengenai kesenjangan antara teori dan praktek

BAB V PENUTUP

(18)

BAB II TINJAUAN TEORI A. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis atau alamiah. Sebelum memberikan asuhan kehamilan hendaknya seorang Bidan harus mengetahui konsep dasar asuhan kehamilan sehingga Bidan dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan standar pelayanan ke-bidanan dan kebutuhan klien serta sesuai dengan evidence basid dalam praktek kebidanan. Dengan mengetahui konsep dasar asuhan kehamilan, Bidan dapat memfasilitasi klien dengan melibatkan suami keluarga untuk mendapatkan pengalaman kehamilan yang menyenangkan. Keterlibatan suami atau keluarga dalam asuhan kehamilan akan sangat membantu dalam proses adaptasi ibu terhadap kehamilan, karena kehamilan melibat-kan perubahan fisik maupun emosional serta perubahan sosial di dalam keluarga. (Indrayani, 2011 )

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahir bayi, kehamilan normal berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.

(19)

Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, yaitu :

1. Kehamilan trimester kesatu (berlangsung dalam 12 minggu) 2. Kehamilan trimester kedua (minggu ke-13 hingga ke-27) 3. Kehamilan trimester ketiga (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2010).

2. Tanda dan Gejala Kehamilan

Tanda-tanda pasti (positif sign) kehamilan merupakan tanda objektif yang didapatkan dari hasil pemeriksaan oleh provider. Apabila ditemukan salah satu tanda tersebut, maka diagnosa kehamilan dapat dibuat dengan pasti. Tanda pasti kehamilan adalah :

a. Mendengar bunyi jantung anak

Denyut Jantung Janin (DJJ) dapat di-deteksi dengan fetoskop atau doptone. Pada awal kehamilan, denyut jantung janin dapat diidentifikasi dengan menggunakan transvaginal ultrasound pada kehamilan 6 minggu. Sedangkan dengan USG transabominal dapat dideteksi mulai usia kehamilan 8 minggu. Denyut iantung janin juga terdengar pada usia kehamilan 10-12 minggu dengan menggunakan doptone sedangkan apabila menggunakan pinard's fetal stethoscope baru dapat terdengar mulai usia kehamilan 20-24 minggu.

b. Melihat dan meraba pergerakan dan bagian janin oleh pemeriksa

Apabila pemeriksa meraba ataupun melihat pergerakan anak maka hal tersebut termasuk salah satu tanda pasti kehamilan. Pergerakan janin dapat dirasakan oleh pemeriksa mulai usia kehamilan 20-24 minggu.

(20)

Sedangkan bagian-bagian janin dapat dipalpasi mulai kehamilan 24 minggu.

c. Melihat rangka janin dengan sinar Rontgen atau dengan ultrasound Pemeriksaan dengan rontgen khusunya pada kehamilan muda akan berpengaruh terhadap janin sehingga pemeriksaan rontgen ini dianjurkan dilakukan setelah kehamilan lebih dari 18 minggu (bulan ke d. Selain itu rangka janin pada kehamilan muda, belum Nampak. Tetapi

saat ini pemeriksaan dengan rontgen untuk menentukan tanda pasti kehamilan jarang dilakukan, sebagai gantinya penggunaan USG semakin banyak digunakan karena relative lebih aman jika dibandingkan dengan penggunaan rontgen. Dengan menggunakan USG, kantung kehamilan sudah dapat dilihat pada kehamilan 5 minggu (Indrayani, 2011)

3. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Kehamilan a. Perubahan Fisiologis

Perubahan fisiologis dibagi menjadi perubahan yang dapat dilihat dan perubahan yang tidak dapat dilihat.

Perubahan yang dapat dilihat meliputi : 1) Perubahan Pada Kulit

Terjadi hiperpigmentasi, yaitu kelebihan pigmen di tempat tertentu. Pada wajah, pipi dan hidung mengalami hiperpigmentasi sehingga menyerupai topeng (Kloasma gravidarum). Pada daerah areola mamae da puting susu, daerah yang berwarna hitam di sekitar

(21)

putting susu akan menghitam. Sekitar areola yang biasanya tidak berwarna akan berwarna hitam. Hal ini disebut areola mamae sekunder. Puting susu menghitam dan membesar sehingga lebih menonjol. Pada area suprapubis, terdapat garis hitam yang memanjang dari atas sympisis sampai pusat. Warnanya lebih hitam dibandingkan sebelumnya, muncul garis baru yang memanjang di tengah atas pusat (linea nigra). Pada perut, selain hiperpigmentasi, terjadi strie gravidarum yang merupakan garis pada kulit. Terdapat dua jenis strie gravidarum, yaitu strie livide (garis yang berwarna biru) dan strie albikan (garis yang berwarna putih). Hal ini terjadi karena pengaruh melanophore di pengaruhi stimulating hormon lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.

2) Perubahan Kelenjar

Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk seperti leher pria. Perubahan ini tidak selalu terjadi pada wanita hamil. 3) Perubahan Payudara

Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin dekatnya persalinanan, payudara menyiapkan diri untuk memproduksi makanan pokok untuk bayi setelah lahir. Perubahan yang terlihat pada payudara adalah:

a) Payudara membesar, tegang, dan sakit.

(22)

c) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan putung susu serta muncul areola mamae sekunder.

d) Kelenjar motgomery yang terletak di bawah areola mamae membesar dan kelihatan dari luar. Kelenjar motgomery mengeluarkan lebih banyak cairan agar putung susu selalu lembab dan lemas sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri.

e) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat mulai kehamilan 16 minggu, cairan yang dikeluarkan jernih. Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini disebut kolostrum.

4) Perubahan Perut

Semakin mendekati masa persalinan, perut semakin besar. Biasanya, hingga kehamilan empat bulan, pembesaran perut belum kelihatan. Setelah kehamilan lima bulan, perut mulai kelihatan membesar. Saat hamil tua, perut menjadi tegang dan pusat menonjol ke luar timbul strie gravidarum dan hiperpigmentasi pada linea alba serta linea nigra.

(23)

5) Perubahan Alat Kelamin Luar

Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena adanya kongesti pada peredaran darah. Kongesti terjadi karena pembuluh darah membesar, darah yang menuju uterus sangat banyak, sesuai dengan kebutuhan uterus membesarkan dan memberi makanan janin. Gambaran mukosa vagina mengalami kongesti berwarna hitam kebiruan tersebut disebut tanda Chadwick.

6) Perubahan Pada Tungkai

Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua, sering terjadi oedema pada salah satu tungkai. Oedema terjadi karena tekanan uterus yang membesar pada vena femoralis sebelah kanan atau kiri.

7) Perubahan Pada Sikap Tubuh

Sikap tubuh itu menjadi lordosis karena perut yang membesar.

Perubahan yang tidak dapat dilihat: 1) Perubahan Pada Alat Pencernaan

Alat pencernaan lebih kendur, peristaltik kurang baik, terjadi hipesekresi kelenjar dalam alat pencernaan sehingga menimbulkan rasa mual, muntah, hipersalivasi, dan lain-lain. Peristaltik yang kurang baik dapat menimbulkan konstipasi atau obstipasi.

2) Perubahan Pada Peredaran Pembuluh Darah

a) Perubahan pada darah. Volume darah semakin meningkat karena jumlah serum lebih besar daripada pertumbuhan sel darah sehingga

(24)

terjadi pengenceran darah (hemodilusi). Masa puncak terjadi pada umur kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah 25-30%, sedangkan sel darah bertambah 20%. Curah jantung akan bertambah 30%. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak pada umur kehamilan 16 minggu. Oleh karena itu, Ibu hamil yang mengidap penyakit jantung harus berhati-hati. Jumlah sel darah merah semakin meningkat, hal ini untuk mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim. Namun, pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai dengan anemia fisiologis.

b) Perubahan pada jantung. Selama hamil, jantung memompa untuk dua orang, yaitu ibu dan janin. Bertambahnya cairan darah menambah volume darah, tetapi kepekatan darah berkurang dam pembuluh darah membesar. Oleh karena itu, kerja jantung bertambah berat.

c) Perubahan tekanan darah. Biasanya, tekanan darah tidak tinggi meskipun volume darah bertambah, bahkan sedikit turun. Turunnya tekanan darah ini disebabkan oleh kepekatan darah berkurang. 3) Perubahan Pada Paru

Paru juga bekerja lebih berat karena menghisap zat asam untuk kebutuhan ibu dan janin. Pada kehamilan tua posisi paru terdesak ke atas akibat uterus membesar.

(25)

4) Perubahan Pada Kehamilan

a) Ginjal bekerja lebih berat kerena harus menyaring ampas dua orang, yaitu ibu dan janin.

b) Ureter tertekan oleh uterus apabila uterus keluar dari rongga panggul. Ureter juga semakin berkelak-kelok dan kendur sehingga menyebabkan perjalanan urine ke kandung kemih melambat. Kuman dapat berkembang dan menimbulkan penyakit.

c) Pada bulan kedua kehamilan, ibu lebih sering berkemih kerena ureter lebih antefleksi dan membesar

5) Perubahan Pada Tulang

Keadaan tulang pada kehamilan juga mengalami perubahan, bentuk tulang belakan menyesuaikan diri dengan keseimbangan badan karena uterus membesar. Oleh karena itu, pada kehamilan lebih dari enam bulan, sikap tubuh ibu tamapak menjadi lordosis.

6) Perubahan pada jaringan pembentuk organ.

Jaringan menjadi lebih longgar dan mengikat barang. 7) Perubahan pada alat kelamin dalam.

Perubahan pada alat kelamin dalam sudah pasti terjadi karena alat kelamin dalam merupakan alat reproduksi

(Saminem, 2009)

b. Perubahan Psikologis kehamilan 1) Perubahan Psikologis Trimester I

(26)

2) Perubahan Psikologis Trimester II

Pada Trimester II meliputi persaan lebih nyaman serta kebutuhan mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin meningkat.

3) Perubahan Psikologis Trimester III

Pada Trimester III perubahan yang terjadi meliputi perasaan aneh, sembrono, lebih tertutup, dan mengingat masalah masa lalu.

(Saminem, 2009).

4. Penegakan Diagnosa

Menurut (Rukiyah, dkk, 2009), Ialah sebagai berikut:

1) Diagnosa adalah rumusan dan hasil pengkajian mengenai kondisi klien: hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir. Berdasarkan hasil analisa data yang di dapat.

2) Masalah segala sesuatu yang menyimpan sehingga, kebutuhan klien terganggu, kemungkinan mengganggu kehamilan atau kesehatan tetapi tidak masuk ke dalam diagnose.

Pemeriksaan diagnosa kehamilan

Diagnosis dibuat untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:

Kehamilan normal dengan gambaran ibu sehat, tidak ada riwayat obstetri buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan, pemeriksaan fisik dan laboratorium normal.

Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan atau kerjasama penanganannya. Seperti hipertensi, anemia berat, pre eklamsi, pertumbuhan janin terlambat,

(27)

infeksi saluran kemih, penyakit kelamin dan kondisi lain-lain yang dapat memburuk selama kehamilan.

Kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan segera. Seperti perdarahan, eklamsi, ketuban pecah dini, atau kondisi-kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu dan bayi.

Cara melakukan diagnosis kehamilan antara lain melakukan anamnesis diantaranya: kapan ibu mulai tidak mendapat haid, apakah ibu mengalami mual dan muntah, apakah terjadibpembesaran payudara, pembesaran putting susu, sering buang air kecil, lesu, lelah/cepat pingsan, pigmentasi kulit, folikel Montgomery, mengidam, anoreksia, obstipasi, epulis, varises, peningkatan suhu basal badan, peningkatan saliva, perubahan warna payudara, keluarnya kolostrum.

Penilaian klinik merupakan proses berkelanjutan yang dimulai pada kontak pertama antara petugas kesehatan dengan ibu hamil dan secara optimal berakhir pada pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan. Pada setiap kunjungan antenatal, petugas mengumpulkan dan menganalisa data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauteri, serta ada tidaknya masalah dan komplikasi

(28)

1. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Sulistyawati (2011) untuk mendiagnostik kebidanan, perlu dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :

a) Tes urine kehamilan (tes HCG)

1) Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu minggu setelah koitus)

2) Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi hari.

b) Palpasi abdomen

Menggunakan cara Leopold menurut Manuaba (2010) dengan tahap sebagai berikut:

a) Leopold I

Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada difundus, dengan cara :

(1) Pemeriksa menghadap pasien.

(2) Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri.

(3) Meraba bagian apa yang ada difundus. Jika teraba benda bulat, melenting, mudah digerakakan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba benda bulat, besar, lunak, tidak melenting, susah digerakan maka itu bokong janin.

(29)

b) Leopold II

Bertujuan untuk menegtahui bagian janin yang ada di sebelah kanan atau kiri ibu. Cara pelaksanaannya sebagai berikut: (1) Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri

perut ibu.

(2) Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri kearah kanan.

(3) Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian apa yang ada disebelah kanan (jika teraba benda yang rata, tidak teraba bagian kecil, terasa ada tahanan, maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba bagian bagian yang kecil dan menonjol, maka itu adalah bagian kecil janin).

c) Leopold III

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah uterus. Dengan cara:

(1) Tangan kiri menahan fundus uteri.

(2) Tangan kanan meraba bagian yang ada dibagian bawah uterus.

Jika teraba bagian yang bulat, melenting, keras, dan dapat digoyangkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak, dan sulit digerakan, maka ini adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak ditemukan

(30)

kedua bagian seperti diatas, maka pertimbangan apakah janin dalam letak melintang.

(3) Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan ketika tanagn kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballotment (pantulan dari kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan). (4) Tangan kanan meraba bagian bawah (jika masih bisa

digoyangkan kepala belum masuk panggul dan sebaliknya).

d) Leopold IV

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum dengan cara:

(1) Pemeriksa menghadap ke kaki pasien

(2) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibwah (3) Jika tangan masih bertemu (konvergent)

(4) Tangan sudah tidak bertemu (devergent). e) Pemeriksaan USG

Dilaksanakan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan. Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong kehamilan.

(31)

f) Pemeriksan rontgen

Merupakan salah satu alat melakukan peengakan diagnosis pasti kehamilan. Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan tulang belakang.

(Sulistyawati, 2011)

2. Menentukan diagnostik dengan cara: 1) Menetapkan normalitas kehamilan

2) Membedakan ketidaknyamanan selama kehamilan dengan komplikasi kehamilan.

3) Mengidentifikasi tanda gejala penyimpangan dari keadaan normal 4) Mengidentifikasi kunjungan untuk kebutuhan belajar.

(Sulistyawati, 2011)

5. Diagnosa

Tanda dan Gejala Kehamilan a. Tanda Pasti Kehamilan

1) Gerakan janin yang dapat dilihat/ dirasa/ diraba, juga bagian-bagian janin.

2) Denyut jantung janin.

a) Didengar dengan stetoskop monoral Laennec. b) Dicatat dan didengar alat Doppler.

c) Dicatat dengan feto Elektrokardiogram. d) Dilihat pada Ultrasonografi (USG).

(32)

e) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.

b. Tanda-Tanda Tidak Pasti Kehamilan (Presumptive) 1) Amenorea

Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP) yang dihitung dengan menggunakan rumus dari Naegele yaitu TTP (hari pertama HT + 7) dan (bulan HT + 3)

2) Mual dan muntah (nausea and vomiting)

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamiian hingga akhir triwuia pertama. Oleh karena sering terjadi pada pagi hari, maka disebut morning sickness. Bila mual dan muntah terfaki sering disebut hiperemesis.

3) Mengidam (ingin makanan khusus).

Ibu hamil sering meminta makanan/minuman tertentu terutama pa bulan-bulan triwulan pertama; tidak tahan suatu bau-bauan.

4) Pingsan

Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.

5) Tidak ada selera makan (anoreksia).

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian rasa makan timbul kembali.

(33)

6) Lelah (fatigue).

Bila mengalami aktivitas berlebih ibu merasa lelah. 7) Payudara.

Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar,

8) Miksi

Miksi/ BAK sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejaia ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

9) Konstipasi/obstipas

Konstipasi terjadi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh, hormon steroid.

10) Pigmentasi kulit

Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, dan dinding perut (linea nigra grisea).

11) Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papil gusi. 12) Pemekaran vena-vena (varises).

Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis, daa walva. Keadaan ini biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

(34)

c. Tanda-tanda Kemungkinan Hamil 1) Perut membesar

2) Uterus membesar, terjadi perubaham dasar bentuk besar dan konsistensi dari rahim.

3) Tanda hegar

Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.

4) Tanda Chadwick

Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi kebiru-biruan.

5) Tanda Piscaseck

Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena embrio biasanya terletak disebelah atas, dengan bimanual akan terasa benjolan yang asimetris.

6) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila di rangsang 7) Teraba ballotement.

8) Reaksi kehamilan positif. (Dewi, 2011)

6. Kebutuhan

Menurut Sulistyawati (2011) Kebutuhan ibu hamil dibagi menjadi kebutuhan fisik dan kebutuhan psikologi.

(35)

a. Kebutuhan Fisik 1. Diet Makanan

Status gizi ibu yang kurang baik sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab utama dari berbagai persoalan kesehatan kesehatan pada kehamilan yang berakibatkan bayi lahir rendah, kelahiran premature, serta kematian neonatal dan prenatal, kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis, dan lain lain. Sedangkan kelebihan dapat mengakibatkan preeklamsi, obesitas, janin besar dan sebagainya.

2. Kebutuhan Energi

Widya Kraya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal perhari yang bertujauan untuk memasok kebutuhan janin. Meningkatkan zat besi dikarenakan anaemia sebagian besar disebabkan oleh defesiensi zat besi. Selama hamil kebutuhan zat besi meningkat sebesar 300%. (1.040mg selama hamil) oleh sebab itu perlu ditekankan ibu hamil untuk mengonsumsi zat besi . 3. Obat-Obatan

4. Lingkungan yang bersih

5. Senam hamil yang berguna untuk melancarkan sirkulasi darah . 6. Pakaian, yang berkriteria longgar bersih dan menyerap keringat,

(36)

7. Istrahat dan rekreasi 8. Kebersihan tubuh

9. Perawatan payudara agar asi lancar 10. Eleminasi

11. Seksual

12. Sikap tubuh yang baik agar tidak terjadi kram. 13. Imunisasi TT

Vaksinasi dengan toksoid tetanus dianjurkan untuk dapat menurunkan angka kematian bayi karena infeksi tetanus.

(Manuaba,2010)

Tabel 2.1 Imunisasi TT

Antigen Interval

(selang waktu minimal)

Lama perlindungan %

perlindungan TT1 Pada kunjungan antenatal pertama __ __

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80 TT 3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95 TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99 TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup 99

Sumber : (Prawirohardjo, 2010).

14. Persiapan persalinan, seperti biaya,anggota keluarga, baju ibu dan bayi, surat surat fasilitas kesehatan, seperti askes dan lain lain. 15. Memantau kesejahteraan bayi denan menghitung pergerakan janin

dalam 24 jam/hai

(37)

Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan yang meskipun hal itu adalah fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu pencegahan dan perawatan. Beberapa ketidaknyamanan dan cara mengatasinya adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Ketidaknyamanan Masa Hamil dan Cara Mengatasinya

No. Ketidaknyamanan Cara Mengatasi 1. Sering buang air kecil. Trimester

I dan III

1. Penjelasan mengenai sebab terjadinya 2. Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing 3. Perbanyak minum pada siang hari

4. Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika nokturia sangat mengganggu tidur di malam hari 5. Batasi minum kopi, teh, dan soda

6. Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu dengan berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah diuresis

2. Striae gravidarum

Tampak jelas pada bulan ke 6-7

1. Gunakan emolien topikal atau antipruritik jika ada indikasinya

2. Gunakan baju longgar yang dapat menopang payudara dan abdomen

3. Hemoroid

Timbul pada Trimester II dan III

1. Hindari konstipasi

2. Makan makanan yang berserat dan banyak minum 3. Gunakan kompres es atau air hangat

4. Dengan perlahan masukkan kembali anus setiap selesai BAB 4. Keputihan

Terjadi pada Trimester I, II, atau III

1. Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari

2. Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah diserap 3. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur 5. Keringat bertambah

Secara perlahan terus meningkat sampai akhir kehamilan

1. Pakailah pakaian yang tipis dan longgar 2. Tingkatkan asupan cairan

(38)

6. Sembelit

Trimester II dan III

1. Tingkatkan diet asupan cairan 2. Buah prem atau jus prem

3. Minum cairan dingin atau hangat, terutama saaat perut kosong

4. Istirahat cukup 5. Senam hamil

6. Membiasakan buang air besar secara teratur 7. Buang air besar segera setelah ada dorongan 7. Kram pada kaki

Setelah usia kehamilan 24 minggu

1. Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfornya tinggi) 2. Latihan dorsofleksi pada kaki dan meregangkan otot yang

terkena

3. Gunakan penghangat untuk otot 8. Napas sesak

Trimester II dan III

1. Jelaskan penyebab fisiologisnya

2. Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada kecepatan normal yang terjadi

3. Merentangkan tangan di atas kepala serta menarik nafas panjang

4. Mendorong postur tubuh yang baik, melakukan pernapasan interkostal

9. Nyeri ligamentum rotundum Trimester II dan III

1. Berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri 2. Tekuk lutut ke arah abdomen

3. Mandi air hangat

4. Gunakan bantalan pemanas pada area yang terasa sakit hanya jika tidak terdapat kontraindikasi

5. Gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnya letakkan di antara lutut sewaktu dalam posisi berbaring miring.

10. Panas perut (heartburn)

Mulai bertambah sejak Trimester II dan bertambah semakin lamanya kehamilan. Hilang pada waktu persalinan

1. Makan sedikit-sedikit tapi sering

2. Hindari makan berlemak dan berbumbu tajam 3. Hindari rokok, asap rokok, alkohol dan cokelat 4. Hindari berbaring setelah makan

5. Hindari minum air putih saat makan 6. Kunyah permen karet

7. Tidur dengan kaki ditinggikan 11. Perut kembung

Trimester II dan III

1. Hindari makan yang mengandung gas 2. Mengunyah makanan secara sempurna 3. Lakukan senam secara teratur

(39)

4. Pertahankan saat buang air besar yang teratur 12. Pusing / sinkop

Trimester II dan III

1. Bangun secara perlahan dari posisi istirahat

2. Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan sesak

3. Hindari berbaring dalam posisi telentang 13. Sakit punggung atas dan bawah

Trimester II dan III

1. Gunakan posisi tubuh yang baik

2. Gunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat 3. Gunakan kasur yang keras

4. Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung (Sulistyawati, 2011)

17. Kunjungan Ulang

Menurut Sulistyawati (2011) distribusi waktu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan). pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan.

18. Pekerjaan

Kehamilan bukan lah merupakan halangan untuk berkarya asalkan dikerjakan sesuai dengan batasan kehamilan. Namun harus diperhatikan yang dapat membahayakan kelangsungan kehamilan. 19. Tanda bahaya kehamilan

Yang harus diperhatikan sebagai berikut a) Perdarahan pervaginam

(40)

c) Masalah penglihatan

d) Bengkak pada muka atau tangan e) Nyeri abdomen yang hebat

f) Bayi kurang bergerak seperti biasa. (Sulistyawati, 2011)

b. Kebutuhan Psikologis 1) Dukungan keluarga.

2) Perasaan nyaman dan aman selama kehamilan. 3) Persiapan menjadi orang tua.

4) Dukungan dari tenaga kesehatan. (Sulisytawati,2011)

8. Penatalaksaaan dalam kehamilan

a. Menetapkan kebutuhan pemeriksan laboratorium

Terutama pemeriksaan kadar Hb, untuk menegahui apakah ibu mengaami anemia atau tidak. Dan peemriksan kadar leokosit, protein urine,hematrokrit,darah,dan pembiakan bakteri

b. Menetapkan kebutuhan bimbingan belajar pasien

Berdasarkan pengkajian data dan subjektif, obyektif. contoh anemia . data yang mendukung sebagi berikut

1) Data subjektif

Ibu mnegatakan tidak suka makan sayuran daging. Akhir-akhir ini mata ibu sering berkunang, dan mudah lelah, serta pusing

(41)

2) Data Objektif

Trimester 1 belum ada pemingkatan BB, konjungtifa anemis, ujung jari tangan dan kaki , pucat kadar hb 10 g%

c. Selain kasus atau keadaan khusus yang dialami oleh pasien, bidan tetap perlu memberikan materi materi pendidikan kesehatan sesuai usia kehamilan nya, antara lain nutrisi, olahraga,istirahat,kebersihan, pemberian ASI untuk bayi, KB pasca persalinan, tanda bahaya selama hamil, aktiftas seksual,kegiatan sehari hari/pekerjaan, obat-obatan, asap rokok, sikap tubuh yang baik, pakaian dan sepatu. d. Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan

Menetapkan kebutuhan untuk konsultasi atau rujukan ke tenaga kesehatan lain.

e. Menetapkan kebutuhan untu konseling yang spesifik. f. Menetapkan kebutuhan konseling HIV/AIDS.

g. Menetapkan jadwal kunjungan sesuai sesuai denagn perkembangan kehamilan.

(Sulistyawati, 2011)

B. Anemia Pada Kehamilan 1. Definisi

Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit di bawah normal (Prawirohardjo, 2008). Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan

(42)

kadar Hemoglobin dibawah 11g% pada trimester I dan III atau kadar < 10,5g% pada trimester II. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi (Pengenceran darah), terutama pata trimester II (Saifuddin, 2009:281). Nilai normal hemoglobin (12-16 gr%) dan nilai normal hematokrit (37-47%), volume darah selama kehamilan akan meningkat sebanyak kurang lebih 40-50% untuk memenuhi kebutuhan bagi sirkulasi placenta. Volume plasma meningkat lebih banyak dari pada volume sel darah merah ( yang peningkatannya hanya sekitar 30%). Keadaan ini dinamakan anemia fisiologis kehamilan dan mungkin menyebabkan keluhan mudah lelah serta serta perasaan akan pingsan seperti yang dialami oleh sebagian wanita hamil (Rukiyah, dkk, 2009).

Anemia kehamilan disebut “potential danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan.

Menurut WHO, kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20 dan 89% dengan menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hoo Swie Tjiong menemukan angka anemia kehamilan 3,8% pada trimester I, 13,6% trimester II, dan 24,8 pada trimester III (Manuaba, 2010).

(43)

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil

Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besi sebesar 30-40 mg. Kebutuhan zat besi pada setiap kehamilan Perhatikan bagan berikut:

Tabel 2.3 Kebutuhan Zat Besi pada Ibu hamil

No. Kebutuhan Zat Besi Jumlah

1 Meningkat sel darah ibu 500 Mg

2 Terdapat dalam placenta 300 Mg

3 Untuk darah janin 100 mg

Total 900 Mg

(Manuaba, 2010)

2. Diagnosis Anemia Pada Kehamilan

Menurut (Manuaba, 2010) Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat di lakukan dengan menggunakan alat sahli.Hasilnpemeriksaan Hb dengan sahli dapatbdi golongan sebagai berikut:

Hb 11 g% Tidak Anemia Hb 9-10 g% Anemia Ringan Hb 7-8 g% Anemia Sedang Hb < 7 g% Anemia Berat

3. Menurut (Manuaba, 2010). Faktor yang mempengaruhi pembentukan darah sebagai berikut:

(44)

a. Komponen(bahan) yang berasal dari makanan terdiri dari: 1) Protein, glukosa, dan lemak

2) Vitamin B12, B6, asam folat, dan vitamin C

3) Elemen dasar: Fe, ion Cu dan zink

b. Sumber pembentukan darah adalah sumsum tulang.

c. Kemampuan resorpsi usus halus terhadap bahan yang diperlukan. d. Umur sel darah merah (eritrosit) terbatas sekitar 120 hari. Sel-sel

darah merah yang sudah tua dihancurkan kembali menjadi bahan baku untuk membentuk sel darah yang baru.

e. Terjadi perdarahan kronis (gangguan menstruasi penyakit yang menyebabkan perdarahan pada wanita seperti mioma uteri, polip servik, penyakit darah, parasit dalam usus: askariasis, ankilostomiasis, teania).

4. Penggolongan Anemia

a. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.

b. Anemia megaloblastik adalah disebabkan oleh karena kekurangan asam folik.

c. Anemia hipoplastik adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang dalam membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan darah di laboratorium.

(45)

d. Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. (Kartika, 2012)

5. Anemia Ringan

Anemia ringan adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah Hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah yang sifatnya masih fisiologis, dengan kadar Hb 9-10 g%. dapat diatasi dengan peningkatan gizi dan zat besi melalui pola makan yang teratur, peningkatan gizi seimbang dan pengolahan makanan yang baik, serta konsumsi tablet Fe. (Manuaba, 2010)

6. Tanda dan Gejala Anemia

Menurut (Saifuddin, 2009) Tanda dan gejala anemia dalam kehamilan yaitu: Keluhan lemah, pucat,mudah pingsan semantara tensi masih dalam batas normal, perlu di curigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi, pucat.

Menurut (Kartika, 2012) Gejala anemia pada ibu hamil yaitu: Mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah), dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

7. Pengaruh anemia pada kehamilan dan janin

Menurut (Manuaba, 2010) Pengaruh anemia terhadap kehamilan sebagai berikut:

(46)

1) Bahaya selama kehamilan : Dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dan rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 g%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD).

2) Bahaya saat persalinan : Gangguan his (kekuatan mengejan), kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartumkarena atonia uteri, kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri.

3) Pada kala nifas : Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mamae.

4) Bahaya terhadap janin : Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuanmetabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk: abortus, kematian intrauteri, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian prenatal, dan inteligensia rendah.

(47)

8. Penanganan Anemia Dalam Kehamilan

Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data-data dasar kesehatan umum calon ibu tersebut. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas (Manuaba, 2010).

Menurut (Saifuddin, 2009). Penanganan anemia sebagai berikut: Terapi anemia defisiensi besi ialah dengan preparat besi oral atau parenteral. Terapi oral ialah dengan pemberian preparat besi: fero sulfat, fero gluconat atau Na-fero bisitrat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1g%/bulan.

Efek samping pada traktus gastrointestinal relatif kecil pada pemberian preparat Na-fero bisitrat dibandingkan dengan fero sulfat. Kini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 ug asam folat untuk profilaksis anemia.

Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 10 ml/im pada gluteus,dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2 g%. Pemberian parenteralini mempunyai indikasi: intoleransi besi pada traktus gastrointestinal, anemia yang berat, dan kepatuhan yang buruk.Efek samping utama ialah reaksi alergi, untuk mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tak ada reaksi dapat diberikan seluruh dosis.

(48)

Penanganan umum, pemberian kalori 300 kalori/hari dan supleman besi sebanyak 60 mg/hari kiranya cukup mencegah anemia. (Saifuddin,2009)

C. Gangguan Tidur dan Gelisah Pada Ibu Hamil 1. Definisi

Gangguan tidur insomnia seringkali juga terjadi pada ibu hamil.

Karena memang banyakperubahan yang terjadi pada kehamilan yang dirasakan oleh para bumil ketika sedang menjalankan masa-masa kehamilannya tersebut.

(Wiknjosastro, 2007).

Sehingga tentunya penyebab ibu hamil sulit tidur malam perlu diketahui dan juga harus segera diatasinya karena memang pemenuhan kebutuhan tidur istirahat bagi para ibu hamil penting dalam rangka menjaga kesehatan kehamilan nya itu sendiri.

(Wiknjosastro, 2007).

Tidur cukup akan menjamin kesehatan ibu selama hamil serta memberikan cukup energi saat persalinan. Penelitian yang dilakukan University of California di San Francisco menemukan fakta, bahwasannya para wanita yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki kemungkinan menjalani operasi caesar 4,5 kali lebih besar.

(49)

2. Penyebab Insomnia Ibu Hamil

Diperkirakan 78 persen wanita mengalami kesulitan tidur saat hamil. Perubahan hormon yang terjadi ketika hamil adalaha merupakan salah satu penyebab yang menimbulkan ketidaknyamanan sehingga akan berefek dan menyebabkan berkurangnya jam tidur. Meningkatnya progesteron membuat ibu hamil lebih mengantuk di siang hari terutama pada trimester pertama.

(Wiknjosastro, 2007).

Bumil yang obesitas juga kerap tidur mendengkur dan sering ke kamar mandi saat malam hari. Keadaan ini menyebabkan berkurangnya jam tidur.

(Wiknjosastro, 2007).

Kurang tidur ketika hamil berisiko terjadinya preeklampsia, yakni suatu kondisi dimana tekanan darah meningkat selama masa kehamilan. Itulah hasil penelitian dari Center for Perinatal Studies di Swedish Medical Center, Seattle, Amerika Serikat.

(Wiknjosastro, 2007).

Menurut penelitian, ibu hamil yang tidur kurang dari 6 jam pada malam hari pada trimester pertama kehamilan memiliki tekanan darah sistolik 4 mm/Hg (tekanan darah batas atas) lebih tinggi dibanding ibu hamil yang tidur lebih dari 7 jam. Akibatnya? Risiko terkena preeklampsia pun meningkat menjadi 9 kali lebih tinggi.

(50)

3. Cara Mengatasi Sulit Tidur Ibu Hamil

Menurut Dr Leigh Signal, co-assosiate director dan peneliti senior di Massey University's sleep/wake research center yang melakukan studi penelitian di Selandia Baru. Ia mengatakan hal terjelas yang bisa dilakukan wanita agar bisa mendapat tidur dengan kualitas baik selama kehamilan yakni melalui prinsip 3P yaitu planning, prioritising, and preparing.

(Wiknjosastro, 2007).

Berikut beberapa tips atasi sulit tidur wanita hamil yang dilansir dari Essential Baby antara lain adalah sebagai berikut :

a. Perhatikan Posisi Tidur Yang Nyaman

Rasa nyaman dalam posisi tidur akan membuat kualitas dan kauntitas tidur yang baik bagi seseorang. Hal ini juga berlaku bagi para ibu hamil. Hindari tidur dengan posisi berbaring telentang. Jika bisa, cobalah tidur dengan menghadap ke samping. Selain itu gunakan juga bantal di antara lutut dan di bawah perut sebagai penopang tubuh Anda.

(Wiknjosastro, 2007).

Juga gunakan ganjalan bantal di bagian punggung untuk membuat Anda nyaman. Intinya adalah buat posisi tidur senyaman mungkin menurut ibu, karena masing-masing mempunyai posisi yang nyaman dan berbeda satu dengan yang lainnya.

(51)

b. Rencanakan Tidur Dengan Baik

Batasi apa yang Anda lakukan di malam hari. Pergi ke tempat tidur lebih awal dari waktu biasanya memang sulit,tapi itu lebih baik daripada Anda tidur melebihi waktu biasanya.

(Wiknjosastro, 2007).

Merencanakan tidur dan juga jadwal untuk beristirahat adalah bagian dalam kiat untuk memperoleh masa istirahat tidur yang cukup bagi para wanita hamil.

(Wiknjosastro, 2007).

c. Tidur Siang Masa Kehamilan

Tidur siang yang terlalu banyak juga bisa menyebabkan kesulitan untuk beristirahat di malam hari. Maka atur jam tidur siang untuk tidak berlebihan sehingga tidak merubah kebiasaan dan pola tidur malamnya.

(Wiknjosastro, 2007).

D. Pemeriksaan Panggul Luar Pada Ibu Hamil 1. Pengertian

Pemeriksaan panggul luar adalah pemeriksaan pada wanita hamil dengan mengukur panggul bagian luar

(Wiknjosastro, 2007).

2. Fungsi utama panggul wanita adalah sebagai berikut :

(52)

b. Panggul kecil (pelvis minor), berfungsi untuk membentuk jalan lahir dan tempat alat genitalia

(Wiknjosastro, 2007).

3. Tujuan Pemeriksaan Panggul Luar

a. Untuk mengetahui panggul seseorang apakah normal atau tidak b. Untuk mengetahui keadaan bentuk atau keadaan panggul seseorang (Wiknjosastro, 2007).

4. Kapan dilakukan pemeriksaan panggul : a. Pada pemeriksaan pertama kali ibu hamil

b. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang lalu

c. Ibu akan bersalin bila sebelumnya belum pernah periksa panggul terutama pada primigravida

(Wiknjosastro, 2007).

5. Indikasi dilakukan pemeriksaan panggul luar

a. Ada dugaan ketidaksesuaian besar bayi dan ukuran panggul ibu. Khususnya ukuran bayi besar, sedangkan panggul ibu sempit.

b. Kelainan panggul, karena trauma kecelakaan yang merusak bentuk panggul.

c. Ibu memiliki riwayat penyakit perusak panggul, seperti TBC, tulang rakhitis atau polio. Bakteri TBC tulang mampu merusak bentu panggul menjadi bengkok ataupun tidak beraturan

(53)

d. Kelainan letak bayi, misalnya posisi wajah bayi yang langsung menghadap jalan lahir. Posisi yang benar adalah ubun-ubun bayi menghadap jalan lahir.

(Wiknjosastro, 2007).

6. Tanda-tanda yang menunjukkan dugaan panggul sempit adalah sebagai berikut :

a. Pada primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir b. Jika terdapat kelainan letak hamil aterm

c. Jika badan penderita menunjukkan kelainan seperti kifosis, skoliosis, kaki pendek sebelah/pincang

d. Tinggi badan kurang dari 150 cm e. Kalau ukuran-ukuran luar sempit (Wiknjosastro, 2007).

7. Ukuran-ukuran panggul

Pelvimetri merupakan pengukuran pada panggul menggunakan jangka panggul, meliputi :

a. Distansia Spinarum

Adalah jarak antara tulang spina illiaka anterior superior dekstra dengan tulang spina illiaka anterior superior sinistra, nilai minimal adalah ± 23-26 cm

(54)

b. Distansia Kristarum

Adalah jarak terjauh antara tulang krista illiaka dekstra dengan tulang krista illiaka sinistra, nilai minimal adalah ± 28-30 cm

c. Konjugata Eksterna

Adalah jarak antara tepi atas simpisis dan ujung spinosus ruas tulang lumbal kelima, nilai minimal adalah ±18-20 cm

d. Lingkar Panggul Luar

Adalah ukuran panggul luar mulai dari tepi atas simpisis, pertengahan antara SIAS ke trokhanter mayor, spina illiaka anterior posterior kanan, spina illiaka anterior posterior kiri, lumbal 5, pertengahan antara SIAS ke trokhanter minor kembali ke tepi atas simpisis, ukuran minimal adalah ± 80-90 cm.

(Wiknjosastro, 2007).

8. Macam-macam bentuk panggul wanita : a. Panggul ginekoid

Panggul yang paling ideal. Diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat. Jenis ini ditemukan pada 45%.

b. Panggul android

Bentuk pintu atas panggul atas panggul hampir segitiga. Umumnya pada panggul pria. Panjang diameter transversa dekat dengan sakrum. Pada wanita ditemukan 15%.

(55)

c. Panggul anthropoid

Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. Panjang diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35% pada wanita.

d. Panggul platipeloid

Panggul platipeloid merupakan panggul pincang. Diameter transversa lebih besar dari pada diameter anteroposterior, menyempit arah muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.

(Wiknjosastro, 2007).

E. Menejemen Asuhan Kebidanan 1. Pengertian

Pengertian Manajemen asuhan kebidanan menurut varney adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, serta ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada pasien.

(Sulistyawati, 2009)

Menejemen ini menggunakan Pola fikir 7 langkah Varney diawali dengan pengumpulan data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi. Yang beralur pada pola pikir varney yang terdiri dari tujuh langkah yang berurut secara sistematis dan siklik (dapat berulang) dan didokumentasikan menggunakan SOAP.

(56)

Tujuan pendokumentasian SOAP adalah:

a. Merupakan kemajuan informasi yang sistematis, yang mengorganisir penemuan dan kesimpulan anda menjadi suatu rencana asuhan .

b. Merupakan penyaringan intisari dari proses penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan pendokumentasian asuhan c. Merupakan urutan-urutan yang dapat membantu dalam

mengorganisir pikiran anda dan mermberikan asuhan yang menyeluruh.

2. Proses – proses Manajemen Kebidanan a. Pengumpulan data dasar

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat da lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :

1) Anamnesa 2) Biodata

3) Riwayat menstruasi 4) Riwayat kesehatan

5) Riwayatan kehamilan, persalinan dan nifas 6) Pola kegiatan sehari – hari

7) Data bio psikososio kultural dan spritual 8) Pengetahuan klien

(57)

10) Pemeriksaan khusus 11) Inspeksi 12) Palpasi 13) Auskultasi 14) Perkusi 15) Pemeriksaan penunjang 16) Laboratorium

17) Catatan terbaru dan sebelumnya 18) Interprestasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interprestasi yang benar atas data – data yang telah dikumpulkan, diinterprestasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.

1) Diagnosa kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang telah ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standat nomenulatus tersebut antara lain :

a) Diakui dan disahkan oleh profesi

b) Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan c) Memiliki ciri khas kebidanan

d) Didukung oleh Clintca 1 Judgement dalam praktik kebidanan. e) Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan. f) Masalah

(58)

Hal – hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang mengerti diagnosa. a) Kebidanan

Hal – hal yang dibutuhkan klien dan belum terindentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data.

b) Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan Mengantisipasi Penanganannya

Pada langkah ini kita mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap – siap mencegah diagnosa atau masalah potensial ini menjadi benar – benar terjadi.

c) Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera untuk Melakukan Konsultasi, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan lain berdasarkan kondisi klien

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen kebidanan bukan hanya selama asuhan kunjungan antenaral saja, tetapi juga selama

(59)

wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita – wanita tersebut dalam persalinan. Dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan yang dihadapi klien. Setelah melakukan rumusan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial pada langkah sebelumnya, juga harus merumuskan tindakan segera untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam hal ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

d) Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah – langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan dari manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasikan atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan dengan hal yang diidentifikasi tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah – masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi, kultural atau masalah psikologis.

(60)

e) Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman

Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah dilakukan atau diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu asuhan klien.

f) Mengevaluasi

Pada tingkat atau langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar – benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif juga memang efektif dalam pelaksanaannya.

3. Pendokumentasian metode SOAP Tahab-tahab manajemen SOAP:

Metode 4 langkah ini dari peroses pemikiran penatalaksanaan kebidanan dan dipakai untuk mendokumentasikan asuhan kebidanan dalam rekam medis:

(61)

a. S (Data Subjektif)

Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney (2007) langkah pertama adalah pengkajian data, terutama data yang diperoleh melalui anamnesis.

b. O (Objektif)

Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan diagnosis lain.

c. A (Assesment)

Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (Kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.

d. P (Planning)

Planning adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.

5. Nomenklatur Kebidanan

Nomenklatur kebidanan digunakan untuk menegakkan diaogosa sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusannya, sedangkan pengertian nomenklatur kebidanan sendiri adalah suatu sistem nama yang telah terklasifikasikan dan diakui serta disahkan oleh profesi. Dalam nomenklatur kebidanan terdapat suatu standrat yang yang harus dipenuhi. stamdrat ini diduat sebagai daftar untuk merujuk pasien. Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan

(62)

interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.

Tabel 2.4

Daftar Nomenklatur kebidanan

NO NAMA DIGNOSIS NO NAMA DIGNOSIS

1. Kehamilan normal 36. Invertio uteri 2. Partus normal 37. Bayi besar

3. Syok 38. Melaria berat dengan komplikasi 4. Denyut jantung janin tidak normal 39 Malaria ringan tanpa komplikasi

5. Abortus 40. Mekonium

6. Solusio plasenta 41. Meningitis 7. Akut pielonefritis 42. Metritis

8. Amnionitis 43. Migrain

9. Anemia berat 44. Kehamilan mola 10. Apendistitis 45. Kehamilan ganda 11. Antonia uteri 46. Partus macet 12. postpartum normal 47. Posisi occiput

13. Infeksi mamae 48. Posisi oksiput melintang 14. Pembengkakakan mamae 49. Kista ovarium

15. Presentasi bokong 50. Abses pelvic 16. Asma bronchiale 51. Peritonitis 17. Presebtasi dagu 52. Plasenta previa 18. Disproporsi cephalao pelvic 53. Pneumonia

19. Hipertensi kronik 54. Preeklempsi berat atau ringan 20. Koagulopati 55. Hipertensi kerena kehamilan 21. Presentasi ganda 56. Ketuban pecah dini

22. Cystitis 57. Partus prematuritas 23. Eklampsia 58. Prolapus tali pusat 24. Kehamilan ektopik 59. Partus fase laten lama 25. Ensafalitis 60. Partus kala 2 lama

26. Epilepsi 61. Retensio plasenta

27. Hidromnion 62. Sisa plasenta 28. Presentasi muka 63. Ruptur uteri 29. Persalinan semu 64. Bekas luka uteri 30. Kematian janin 65. Presentasi bahu 31. Hemoragik antepartum 66. Distosia bahu

32. Hemoragik post partum 67. Robekan servik dan vagiana 33. Gagal jantung 68. Tetanus

34. Intertia uteri 69. Letak lintang 35. Infeksi luka

Gambar

Tabel 2.1 Imunisasi TT
Tabel 2.2  Ketidaknyamanan Masa Hamil dan Cara Mengatasinya
Tabel 2.3 Kebutuhan Zat Besi pada Ibu hamil

Referensi

Dokumen terkait

Dan hasil penelitian Faktor Resiko yang diteliti pada Polisi Lalu Lintas Kota Gorontalo yang di tinjau dari Umur, Jam Kerja, Kebiasaan Merokok, Masa Kerja, dan Kapasitas Paru

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode uji validasi yang bersifat mengkorelasikan tiap skor butir dan uji reliabiliats mengetahui tingkat konsisten dari

Kinerja guru yang baik merupakan salah satu faktor penting yang mampu menunjang mutu pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi dan gaya

Dalam praktiknya, pendistribusian zakat di BAZNAS Boyolali lebih memfokuskan kepada mustahik golongan fakir, miskin, ibnu sabil, fi sabilillah, dan Amil. Sedangkan

Penghargaan yang diraih oleh Yayasan Al Firdaus tentunya tidak didapatkan secara instan, diperlukan strategi komunikasi yang telah direncanakan dengan matang untuk

15 Jadi, dalam penelitian ini metode observasi yang digunakan adalah observasi dengan

kue berbahan dasar tepung mocaf materi yang disampaikan yaitu cara mengolah tepung mocaf menjadi kue/makanan ringan berupa piscok (pisang cokelat) dan donat

Knowledge management merupakan kegiatan organisasi dalam mengelola pengetahuan sebagai aset, dimana dalam berbagai strateginya ada penyaluran pengetahuan yang tepat