• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Tinjauan Geografis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. Tinjauan Geografis"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

35 1. Tinjauan Historis

Pondok Pesantren Tahafudzul Qur’an berdiri atas inspirasi dari K.H.Abdullah Umar AH. Menurut cerita, rumah yang dijadikan pondok pesantren itu adalah milik seorang penghulu yang bernama Ramelan. Rumah itu telah lama dihuni oleh fakir miskin yang tidak jelas arah tujuan hidupnya. Rumah itu letaknya hanya sekitar beberapa meter dari Masjid Besar Kauman Semarang. Melihat hal itu kemudian KH. Umar AH. mempunyai gagasan untuk membeli rumah tersebut dengan tujuan untuk menjadikan rumah tersebut sebagai pondok pesantren yang khusus menghafal Al-Qur’an. Yang menjadi alasannya adalah beliau sangat menyayangkan apabila rumah yang letaknya sangat dekat dengan masjid itu hanya digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.

Kemudian pada tahun 1972 berdirilah pondok pesantren yang diberi nama Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an (PPTQ) dan KH.Abdullah Umar AH. Bertindak sebagai pengasuh dan pengajarnya. Jumlah santri yang masuk pondok pesantren tersebut pertama kali ada sekitar 20 orang dan semuanya adalah santri putra, yang dahulunya bertempat di rumah penghulu tersebut. Pada Tahun 1973 Pondok Pesantren Tahafudzul Qur’an mulai menerima santri putri yang jumlahnya tidak lebih dari santri putra. Untuk santri putri mengambil tempat di kampung Malang, tetapi itu hanya sementara karena pada tahun 1985 semua berpindah dibelakang Masjid Kauman Semarang. Sejak saat itulah banyak santri yang berdatangan dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Kemudian ada yang berasal dari Jawa Barat dan Jawa Timur bahkan ada juga yang berasal dari luar Jawa.

Selanjutnya dalam usaha untuk mengembangkan pondok pesantren ini KH. Abdullah Umar menambah bangunan gedung di daerah Purwoyoso Ngaliyan Semarang. Pada bulan Oktober 1991 gedung tersebut sudah dapat ditempati oleh

(2)

santri putri, sedangkan yang semula ditempati oleh santri putri kini di tempati oleh santri putra . Sejak tahun 2000 pondok pesantren tahaffudzul Qur’an ini baru menerima mahasiswi yang berminat untuk belajar dan menghafal Al-Qur’an sebagai santri. Karena santri pondok ini semakin lama semakin berkurang dan pondok kelihatan sepi, sejak tahun tersebut mahasiswi diterima sebagai santri meskipun sebelumnya KH.Abdullah Umar AH. Beranggapan bahwa santri mahasiswi yang mondok disini tidak bersungguh-sungguh dalam menghafal Al-qur’an sehingga tidak diijinkan tinggal di pondok ini.

Karena letak pondok putra dan pondok putri yang berpisah jauh, maka untuk mengurus pondok diserahkan pada putra-putra beliau. Pondok putra dipercayakan pada Gus Musthofa AH (adik Gus Azka) dan pondok putri di percayakan kepada Gus Azka AH. Pada tanggal 16 Maret 2001 KH. Abdullah Umar AH. sowan ke hadirat Ilahi Robbi. Jenazah Abunya dimakamkan di Pegandon Kendal ditengah pusara kedua istrinya yang telah mendahului. Pada tanggal 4 April 2006 pengasuh pondok putri, KH. Azka Abdullah Umar AH. Meninggal dunia dan sebagai penggantinya adalah istri beliau yaitu Ibu Siti Jamzatur Rohmah AH. Pada pertengahan bulan Mei 2007 diadakan rapat keluarga besar KH.Abdullah Umar AH. Di Pondok Pesantren Putri Tahaffudzul Qur’an. Hasil dari rapat tersebut memutuskan bahwa yang menjadi pengasuh pondok pesantren putri tahaffudzul Qur’an adalah Umi Aufa Abdullah Umar AH. Sejak saat itu dan sampai sekarang yang menjadi pengasuh Pondok Pesantren Tahafudzul Qur’an adalah Umi Aufa Abdullah Umar AH.1

2. Tinjauan Geografis

Pondok Pesantren yang menjadi obyek Penelitian ini adalah ”Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an” yang nama tersebut merupakan pemberian dari KH. Abdullah Umar AH. Pondok pesantren ini dikhususkan untuk menghafal Al-Qur’an. Akan tetapi selain menghafal Al-Qur’an dalam pondok ini juga diajarkan ilmu lain. Seperti pengkajian kitab Tafsir Jalalain, Kitab Usfuriyah, kitab

(3)

Ta’limul Muta’alim, Kitab Nihayatuz Zain, Kitab Tambighul Ghofilin serta kegiatan lain seperti membaca Asmaul Husna dan Nariyahan dll.

KH. Abdullah Umar AH. Memiliki gagasan mendirikan Pondok Pesantren Tahafudzul Qur’an yang bertujuan untuk :

a. Tempat khusus menghafalkan Al-Qur’an

b. Untuk meramaikan dan memakmurkan ayat-ayat suci Al-Qur’an serta melestarikannya.

c. Untuk membantu para santri yang bersungguh-sungguh berkeinginan dan bercita-cita menghafal Al-Qur’an tetapi terbentur oleh biaya. (Tidak memiliki biaya untuk mondok)

Sehingga santri yang menuntut ilmu tersebut dapat mengembangkan potensi dalam hal menghafal Al-Qur’an dan memperoleh pengetahuan berdasar pembelajaran kitab-kitab lain yang tersebut di atas.

Lokasi Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an atau biasa disingkat (PPTQ) memiliki dua lokasi yaitu : pertama di belakang Masjid Kauman Semarang Utara sebagai Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an bagian putra. Kedua, di daerah Segaran Baru RT 03 RW XI Purwoyoso Ngaliyan Semarang sebagai Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an bagian putri.

Sedangkan Pondok Pesantren yang menjadi obyek penelitian ini adalah Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an bagian putri yang berlokasi di Kelurahan Purwoyoso Ngaliyan Semarang.

Adapun batas wilayah yang berbatasan dengan pondok pesantren Tahaffudzul Qur’an adalah sebagai berikut :

Sebelah utara berbatasan dengan pemukiman Purwoyoso, sebelah selatan berbatasan dengan pemukiman Purwoyoso, sebelah barat berbatasan dengan

swalayan Aneka Jaya, sebelah timur berbatasan dengan pemukiman Purwoyoso.

3. Struktur Organisasi Kepengurusan Pondok Pesantren Tahafudzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang Tahun 2011-2012

Organisasi sangat penting dan sangat berperan demi suksesnya program-program pada suatu pesantren. Hal ini sangat diperlukan agar satu program-program

(4)

kegiatan dengan program yang lain tidak berbenturan. Serta lebih terarah tugas dari masing-masing personal pelaksana pendidikan. Selain itu organisasi diperlukan dengan tujuan agar terjadi pembagian tugas yang seimbang dan obyektif, yaitu memberikan tugas sesuai dengan kedudukan dan kemampuan masing-masing orang.

Struktur organisasi pesantren merupakan komponen yang sangat diperlukan dalam suatu pesantren, terutama dari segi pelaksanaan kegiatan pesantren. Dalam rangka pencapaian tujuan, struktur organisasi hendaknya disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan suatu pesantren.

Adapun yang dimaksud struktur organisasi disini adalah seluruh tenaga yang berkecimpung dalam kepengurusan di pondok pesantren Tahafudzul Qur’an ini. Adapun struktur organisasi kepengurusan pondok pesantren Tahafudzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang periode 2011-2012 adalah sebagai berikut: a. Pengasuh : Umi Aufa Abdullah Umar AH. K.H. Muhibbin Syah b. Ketua : Novita Asyrofahnti

c. Wakil Ketua : Himmatul Aliyah d. Sekretaris : Nurus Saniatun Rofiah e. Seksi-seksi :

1. Seksi Pendidikan : Hilyatun Nida Ida Nur Chamidah Rifa’ah

2. Seksi Keamanan : Wilda Wahyuni Siti Sofiyah 3. Seksi Kebersihan : Nayla Qoni’ah

Laili Hidayatun Nisa 4. Seksi Perlengkapan : Yuniarti 2

2 Data di ambil dari Buku Induk Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an Purwoyoso

(5)

4. Kondisi Ustadz Di Pondok Pesantren Tahafudzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang Tahun 2011

Ustadz (guru, kyai) memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Para ustadz menjadi tumpuan para santri dalam memecahkan berbagai persoalan yang mereka hadapi dan menjadi suri tauladan bagi para santri di PPTQ. Selain itu mereka dituntut untuk menggantikan peran menggantikan fungsi orang tua santri dalam mendidik dan membimbing para santri agar memiliki akhlaqul karimah serta ilmu pengetahuan yang tinggi serta para santri lebih termotivasi dalam menghafal Al-Qur’an.

Ustadz yang mengajar di PPTQ ada 6, yaitu : Pertama, Umi Aufa Abdullah Umar AH. Beliau adalah pengasuh harian sekaligus ustadzah yang mengajar ngaji Al-Qur’an para santri putri. Kedua, Bp. KH. Muhibbin Syah. Beliau adalah suami Umi Aufa Abdullah Umar AH. Selain sebagai pengasuh harian beliau juga mengajar ngaji kitab Tafsir Jalalain. Ketiga, Bapak M. Sholeh yang mengajar Nihayatuz Zein. Keempat, Bapak Shulton yang mengajar kitab Tambihgul Ghofilin. Kelima, Gus Muhammad Amin yang mengajar kitab Ta’limul Muta’alim dan kitab Usfuriyah. Keenam, Nur Hanif Laili yang mengajar Tilawatil Qur’an.

5. Keadaan Santri Di PPTQ

Santri yang belajar di PPTQ pada tahun 2011 ini sebanyak 62 orang. Mereka tidak hanya berasal dari kota Semarang saja, tetapi mereka juga datang dari segala penjuru daerah di Jawa dan luar Jawa. Para santri yang belajar di pondok ini ada yang berasal dari Demak, Kendal, Pati, Rembang, Kudus, Tegal, Brebes, Grobogan, Magelang, Cirebon, Kebumen, Banyumas, Batang, Pekalongan, dan Riau, Sumatra.

Mereka semua datang dengan latar belakang yang sangat beragam. Ada beberapa santri yang sebelum mondok di pondok ini sudah pernah mondok ditempat lain. Ada juga santri yang belum pernah mondok sama sekali. Bahkan ada santri dengan latar belakang putri seorang kyai yang biasa disebut dengan ”Ning”. Sebagian besar santri yang belajar di pondok ini adalah seorang

(6)

mahasiswi. Sebagian lagi bukan seorang mahasiswi dan biasa disebut sebagai santri takhasus. 55 orang santri adalah mahasiswi IAIN Walisongo dengan berbagai jurusan di empat fakultas IAIN Walisongo dan 7 orang santri takhasus.

Santri di PPTQ di bedakan menjadi 2 yaitu santri bil-ghoib dan santri bin-nadhor.

a. Santri bil-ghoib adalah santri yang belajar Al-Qur’an dengan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an tanpa melihat tulisannya. Santri bil-ghoib yang ada di PPTQ sebanyak 56 orang.3

b. Santri Bin-Nadhor adalah santri yang belajar Al-Qur’an dan membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan melihat tulisannya. Santri bin-nadhor yang ada di PPTQ sebanyak 6 orang.4

Tabel Nama Santri Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an Tahun 2011 No. Nama Santri No. Nama Santri

1 Afifatul Chusna 32 Nur Asiyah

2 Ainu Zumrudiana 33 Nur Hayati

3 Aluh Zahraini 34 Nur Laila Zahra

4 Ana Ulfa Ikhtiarsih 35 Nurul Atiqoh

5 Durrotun Nafisah 36 Nurus Saniatin Rofi’ah 6 Elvi Laili Hidayatika 37 Reni Lestiani

7 Fadliyah 38 Rifa Fauziyah

8 Hilyatun Nida 39 Rifa’ah

9 Himmatul Aliyah ’06 40 Rofi Lailatun Hanaum 10 Himmatul Aliyah ’09 41 Rohma Istinganah 11 Himmatul Aliyah ’10 42 Sokhifatun

12 Ida Nur Chamidah 43 Siti Nurul Inayatul Hikmah 13 Ina Aini Fadhilah 44 Siti Rizanatul Faizah

14 Ismaunah 45 Siti Sofiyah

15 Izzatul Istifaqoh 46 Siti Uchtafiah 16 Izzatul Maula Fitri 47 Sri Wahyuningsih 17 Khoirotul Mustabsyiroh 48 Sussiyanti

18 Khoirul Muti’ah 49 Syifa Az-Zahra

19 Laili Syarifah 50 Tsani Rahmawati

20 Laily Hidayatun Nisa 51 Umi Nadzifah 21 Linatul Af’idah 52 Fiky Ulya Milati 22 Milani Tsalisul Aqwa 53 Wachidatun Nazilah 23 Naelatul Inayah 54 Wahda Yunia Rahma

3 Berdasar Buku Presensi Santri Bil-Ghoib PPTQ Tahun 2011.

4Hasil Wawancara dengan Ketua Pengurus Pondok Saudari Novita Asyrofahnti tanggal

(7)

24 Naelatut Thoyyibah 55 Wilda Wahyuni

25 Nailil Ulfa 56 Wiwik Listyawati

26 Naylina Qoni’ah 57 Yuniarti

27 Novita Asrofahnti 58 Khotma Ayyida

28 Nur Aini 59 Yeni Widianty

29 Ulfiyah 60 Dian Baity Tan’imy

30 Nur Alfu Laila 61 Sisa Rahayu

31 Nur Aliyah 62 Afifatul Masruroh

Para santri yang belajar di Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an ini mayoritas adalah dari kalangan mahasisiwi. Di pondok tersebut para santri dibiasakan untuk hidup mandiri dan tidak menjadi beban orang lain termasuk orang tua. Mereka juga dibiasakan untuk senantiasa mau berkorban demi kepentingan menghafal Al-Qur’an, menghormati guru, saling tolong menolong, sopan santun, menghargai orang lain memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan peka terhadap kondisi orang lain, masyarakat dan lingkungan sekitar.

6. Aktivitas Santri

Para santri di Pondok Pesantren ini telah memiliki jadwal kegiatan sehari-hari yang harus dilaksanakan dan dipatuhi selama mereka berada di pondok dan selain melaksanakan kuliah di kampus. Adapun jadwal kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel Jadwal Kegiatan Santri Di Pondok Pesantren Tahafudzul Qur’an Tahun 2011

Hari Waktu Kegiatan

1 2 3

Senin 03.00 – 03.15 Membaca Asmaul Husna

04.00 - 05.00 Sholat subuh membaca slalawat nariyah 99 x 05.00 - 06.00 Belajar bersama

06.00- selesai Mengaji Al-Qur’an bin-Nadhor dan bil-Ghoib 16.00 – selesai Mengaji Al-Qur’an bin-Nadhor dan bil-Ghoib 18.00 – 18.45 Shalat maghrib berjama’ah dan tartilan

kelompok

19.00 - selesai Shalat Isya berjamaah dan Mengaji Tajwid Selasa 03.00 – 03.15 Membaca Asmaul Husna

04.00 - 05.00 Sholat subuh berjama’ah dan belajar bersama 06.00 – selesai Mengaji Al-Qur’an bin-Nadhor dan bil-Ghoib

(8)

16.00- -selesai Mengaji Al-Qur’an bin-Nadhor dan bil-Ghoib 18.00 – 18.45 Shalat Maghrib berjamaah dan Tartilan

Kelompok 19.00 - selesai

Shalat Isya berjamaah dan Mudzakaroh /Muhadhoroh

Rabu 03.00 – 03.15 Membaca Asmaul Husna

04.00 - 05.00 Shalat subuh berjama’ah dan belajar bersama 06.00 – selesai Mengaji Al-Qur’an bin-Nadhor dan bil-Ghoib 16.00- -selesai Mengaji Al-Qur’an bin-Nadhor dan bil-Ghoib 18.00 – 18.45 Shalat maghrib berjama’ah dan tartilan

kelompok

19.00 - selesai Shalat Isya berjamaah dan Tilawatil Qur’an/ Tartilan bersama pengasuh

Kamis 03.00 – 03.15 Membaca Asmaul Husna

04.00 - 05.00 Shalat subuh berjama’ah dan membaca ayat kursi 99x

05.00 - 06.00 Belajar bersama (menghafal atau mengulang hafalan)

06.00- selesai Mengaji Al-Qur’an bin-Nadhor dan bil-Ghoib 16.00 – selesai Mengaji Al-Qur’an bin-Nadhor dan bil-Ghoib 18.00 – 18.45 Shalat maghrib berjama’ah,yasin tahlil dan

tartilan kelompok

19.00 - selesai Shalat Isya berjama’ah dan Jami’iyahan Jum’at 02.00 – selesai Shalat tasbih berjamaah

03.00 – 03.15 Membaca Asmaul Husna

04.00 - 05.00 Shalat subuh berjama’ah dan membaca shalawat nabi

06.00- selesai Ziarah ke Makam Ayah Azka (Alm)

18.00 – 18.45 Shalat maghrib berjama’ah dan tartilan kelompok

19.00 - selesai Shalat Isya berjama’ah, mengaji kitab Ushfuriyah dan kitab Ta’limul Muta’allim Sabtu 03.00 – 03.15 Membaca Asmaul Husna

04.00 - 05.00 Shalat subuh berjama’ah dan belajar bersama 06.00- selesai Mengaji Al-Qur’an bin-Nadhor dan bil-Ghoib 08.30 – 09.00 Roan Akbar

10.00- 11.30 Mengaji kitab Nihayatuz Zain

16.00- selesai Mengaji Al-Qur’an bin-Nadhor dan bil-Ghoib 18.00 – 18.45 Shalat maghrib berjama’ah dan tartilan

kelompok

19.00 - selesai Shalat Isya berjama’ah dan Sima’an Al-Qur’an Minggu 03.00 – 03.15 Membaca Asmaul Husna

04.00 - 05.00 Shalat subuh berjama’ah dan belajar bersama 06.00 – selesai Mengaji Al-Qur’an bin-Nadhor dan bil-Ghoib 09.00 – selesai Shalat duha berjamaah

(9)

10.00- 11.30 Mengaji kitab Tambighul Ghofilin

16.00- selesai Mengaji Al-Qur’an bin-Nadhor dan bil-Ghoib 18.00 – 18.45 Shalat maghrib berjama’ah dan tartilan

kelompok

19.00 - selesai Shalat Isya berjama’ah dan Menaji tafsir jalalain

Sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah disebutkan, setiap santri wajib mengikutinya. Selain hal tersebut santri juga harus mematuhi tata tertib yang telah ditentukan. Dan akan dikenakan sanksi jika tidak mematuhinya. Tata Tertib Pondok Pesantren Tahafudzul Qur’an antara lain:

a. Santri wajib mengikuti seluruh kegiatan pondok

b. Santri wajib berpakaian sopan, memakai baju muslimah pada saat mengaji c. Santri wajib berada di pesantren sebelum jamaah maghrib, dilarang menginap

di kamar lain, dilarang membawa HP

d. Santri yang akan pulang harus meminta izin pengasuh dll.

7. Waktu Dan Tempat Penelitian

Untuk memperoleh data tentang motivasi santri dalam menghafal Al- Qur’an di Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan, maka penelitian ini dilaksanakan pada :

Tempat Penelitian : Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang

Waktu penelitian : Tanggal 30 April – 13 Mei 2011 serta tambahan perpanjangan waktu untuk keperluan melengkapi data.

8. Pelaksanaan Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang Tahun 2011

Santri pondok pesantren tahaffudzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan yang ingin menghafal al-Qur’an, harus memenuhi ketentuan yang di berikan oleh pengasuh. Hal ini dilakukan agar mempersiapkan santri dalam proses

(10)

menghafal tidak mengalami kesulitan. Ketentuan tersebut yaitu jika santri berniat untuk menghafal maka santri harus mendapat izin dari pengasuh untuk menghafal Al-Qur’an. Apabila menurut pengasuh santri tersebut belum baik makharijul hurufnya atau bacaanya maka santri diharuskan membaca Al-Qur’an secara bin-nadzar hingga mendapat izin dari pengasuh untuk menghafalkan Al-Qur’an. Akan tetapi apabila seorang santri berniat menghafal dan menurut pengasuh bacaan dan makharijul hurufnya baik, diperbolehkan langsung menghafal.5

Menghafal Al-Qur’an merupakan program utama dalam pesantren ini, oleh karena itu terdapat banyak kegiatan ataupun materi tentang menghafal Al-Qur’an yaitu :

1. Kegiatan Harian

a. Selesai shalat subuh :Setoran hafalan baru atau mengulang hafalan yang di peroleh

b. Selesai shalat ashar : mengulang hafalan yang diperoleh atau menambah hafalan baru

c. Selesai shalat maghrib : tartilan kelompok 2. Kegiatan Mingguan

a. Hari sabtu (Ba’da shalat isya) : simaan Al-Qur’an

Simaan dilakukan pada malam ahad (ba’da isya) secara bergiliran. Bagi beberapa santri yang namanya keluar dalam undian harus di sima’ (memperdengarkan hafalan) dan penyimak (mendengar hafalan) adalah satu kelompok santri yang ditunjuk untuk menyimak hingga akhir simaan. Sedangkan santri lain menyimak akan tetapi tidak diwajibkan sampai akhir simaan. Hingga semua santri mendapat giliran untuk disimak dan menyimak.

b. Hari Rabu (Ba’da isya) : Tartilan bersama pengasuh

Tartilan mingguan ini di adakan malam Kamis setelah selesai shalat Isya’. Perbedaan dengan tartilan harian adalah apabila pada tartilan harian santri yang membaca secara tartil di simak oleh

(11)

kelompoknya (beberapa santri lain) sedangkan pada tartilan mingguan semua santri membaca tartil bersama-sama dan dikoreksi langsung oleh pengasuh. Akan tetapi tartilan mingguan ini tidak selalu di adakan, karena terkadang tartilan tersebut diganti dengan tilawatil Al-Qur’an untuk menambah ketrampilan santri dalam melantunkan ayat Al-Qur’an. 3. Mekanisme menghafal Al-Qur’an

Ada beberapa tahapan kegiatan setoran kepada pengasuh yaitu : a) Menyetorkan halaman baru (Undaan)

Dalam menyetorkan hafalan baru biasanya santri menyetorkan sebanyak satu halaman atau lebih sesuai dengan kemampuan santri yang dilaksanakan setelah shalat subuh ataupun shalat ashar.

b) Mengulang hafalan yang diperoleh (Deresan)

Hafalan yang telah diperoleh harus di perdengarkan kembali kepada ustadz (pengasuh), jumlah hafalan yang harus diperdengarkan kembali sedikitnya seperempat juz yang dilakukan setelah shalat subuh atau shalat ashar.

c) Menyetorkan hafalan baru dan memperbaiki bacaan

Hal ini dilakukan oleh santri baru ataupun santri lama yang ingin memperbaiki bacaannya. Yaitu dilakukan pada pagi hari (ba’da shalat subuh) dan dengan menyetorkan halaman baru dan pada sore hari (ba’da shalat ashar) membaca atau secara bin- nadzar untuk memperbaiki bacaan ataupun memantapkan bacaannya.6

4. Sarana prasarana pendukung menghafal Al-Qur’an

Sarana prasarana yang mendukung santri dalam kegiatan menghafal Al-Qur’an di pondok pesantren Tahaffudzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan antara lain kamar santri sebagai tempat tinggal sekaligus ruang untuk menghafal atau mengulang hafalan. Selain itu terdapat mushola yang merangkap sebagai ruang aula yang digunakan untuk melaksanakan seluruh kegiatan santri dalam mengaji ataupun shalat jamaah.

(12)

Dan beberapa sarana yang menunjang lainnya seperti perlengkapan sound system, perlengkapan belajar (Al-Qur’an dan meja belajar), papan informasi, papan tulis, CD Murattal serta perlengkapan mengajar lainnya.

Sarana non fisik yang mendukung dalam menghafalkan Al-Qur’an adalah pembelajaran ilmu tajwid yang dimaksudkan agar para Santri Mengetahui hukum-hukum bacaan dan makharijul huruf dalam menghafal Al-Qur’an. Selain ilmu tajwid, di pondok pesantren ini diadakan mengaji tafsir jalalain yang diharapkan dapat membantu pemahaman tentang terjemah ataupun isi dari ayat Al-Qur’an.

5. Tempat pelaksanaan menghafal

Letak pondok pesantren Tahaffudzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang terletak disamping swalayan Aneka jaya. Keramaian Aneka Jaya terkadang terdengar sangat jelas hingga waktu malam. Untuk itu pondok pesantren berusaha menciptakan tempat senyaman mungkin demi menunjang keberhasilan dalam menghafal Al-Qur’an. Yaitu didukung dengan adanya mushola dan aula untuk kegiatan mengaji, kamar santri yang nyaman, serta bangku di depan kamar dan area pondok pesantren yang dapat di gunakan sebagai tempat menghafal Al-Qur’an.

6. Metode Dalam Menghafal

Metode yang digunakan dalam menghafal Al-Qur’an di pondok pesantren Tahaffudzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan adalah metode sorogan yaitu menyetorkan satu persatu ayat yang sudah di hafal dari awal hingga akhir ayat yang diperoleh.

Dalam proses menghafal, biasanya santri menghafal dengan mengingat-ingat atau membayangkan letak ayat yang dihafal, untuk itu para santri menggunakan mushaf khusus untuk menghafal.

Selain itu untuk menunjang keberhasilan hafalannya selalu dilaksanakan takrar atau mengulang hafalan. Metode pengulangan hafalan dilaksanakan setelah santri Menghafal sendiri ayat Al-Qur’an. Hal ini dilakukan agar ayat Al-Qur’an yang telah dihafal melekat dalam pikiran sehingga tidak mudah lupa.

(13)

Metode lain yang biasa digunakan santri adalah mendengar dan memperdengarkan hafalan. Hal ini dilakukan dengan menyimak santri lain, baik secara tartil kelompok ataupun dalam kegiatan simaan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren. Simaan dalam hal ini dapat dijadikan evaluasi mingguan bagi hafalan santri.

Gambar

Tabel Nama Santri Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an Tahun 2011  No.  Nama Santri  No
Tabel Jadwal Kegiatan Santri Di Pondok Pesantren Tahafudzul Qur’an  Tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

Pertanyaannya adalah bagaimanakah proses pembelajaran dalam perkuliahan geometri untuk mahasiswa calon guru matematika yang dapat menumbuhkembangkan kemampuan berpikir

Pada nilai terendah yakni 35 sampai perolehan nilai 40 terdapat sebelas siswa (39%) yang memperoleh nilai yang berada dalam rentang nilai tersebut. Hal ini

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

“Membangun Keunggulan Kompetitif Melalui Aliansi Stratejik Untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan.” Program Pasca Sarjana.. Universitas

Pada prinsipnya, perbedaan tekanan pada sisi upstream dan downstream dari core plug akan menyebabkan fluida dapat mengalir, namun hal yang patut diperhatikan adalah dalam

2 Kebijakan pembangunan pertanian yang berkelanjutan perlu didukung dengan pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi agar tidak mengakibatkan resistensi

Similarly to γ-tocopherol, the content of plastochro- manol-8 was the highest in 2013 (Table 1), when it strong- ly increased with average temperature and total sunshine during

Pelaksanaan E-Retribusi Pasar yang telah direncanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi dan bekerjasama dengan PT Bank Jatim sebagai bentuk