• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 TINJAUAN PUSTAKA. Infectious Myonecrosis Virus (IMNV)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2 TINJAUAN PUSTAKA. Infectious Myonecrosis Virus (IMNV)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

2 TINJAUAN PUSTAKA

Infectious Myonecrosis Virus (IMNV)

Penyakit IMN merupakan salah satu penyakit viral udang vaname yang terdaftar sebagai virus penting oleh FAO/OIE (Asian Region) pada Januari tahun 2006 (Ligtner 2011). Pada tahun 2002, Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) diidentifikasi sebagai agen penyebab penyakit IMN yang menyerang otot pada udang Litopenaeus vannamei di timur laut Brazil (Teixeira-Lopes et al. 2011) dan dilaporkan telah menjangkiti udang vaname yang dibudidayakan di Indonesia pada tahun 2006 (Senapin et al. 2007). Perkiraan kerugian akibat IMN di Indonesia sudah berjumlah lebih dari $ 1 milyar pada tahun 2010. IMN pada udang vaname yang disebabkan oleh IMNV dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Infectious Myonecrosis (IMN) yang disebabkan oleh IMNV. Bentuk dan ukuran IMNV yang menyerang Litopenaeus vannamei di Brazil (A), juvenil L. vannamei yang terserang IMNV (B) (C), organ limfoid pada udang yang terserang IMN umumnya mengalami hipertrofi 2-4 kali ukuran normal seperti ditunjukkan pada lingkaran (D) (Lightner 2011).

Partikel IMNV merupakan jenis virus double stranded RNA (dsRNA), dari famili Totiviridae berbentuk ikosahedral dengan diameter 40 nm (Poulus et al. 2006). Organ target IMNV adalah otot dan organ limfoid. Jaringan yang terinfeksi yaitu otot skeletal (abdomen), ekor, hemosit, parenchymal cells organ limfoid, dan otot cardiac (Tang et al. 2005).

(B) B (A)

(D) (C)

(2)

Berdasarkan laporan dari Poulos et al. (2006), indeks kematian kumulatif udang budidaya akibat infeksi IMNV dapat mencapai 70%. Morbiditas dan mortalitas dapat terjadi pada seluruh stadia, tetapi udang juvenil paling rentan terhadap mortalitas. Selain itu, penyakit IMNV ini dapat menyerang udang vaname yang dibudidayakan pada media air laut ataupun air payau bersalinitas rendah (Lightner et al. 2004).

Vibrio harveyi

Vibrio harveyi adalah bakteri berpendar yang bersifat Gram negatif (Austin and Zhang 2006). V. harveyi telah diakui sebagai patogen yang serius untuk berbagai organisme akuatik dalam akuakultur di seluruh dunia (Soto-Rodriguez et al. 2012). Sampai saat ini, V. harveyi merupakan patogen yang paling mematikan dan umum menyerang budidaya udang (Austin and Zhang 2006; Gomez et al. 2009). Bakteri V. harveyi merupakan salah satu patogen yang menjadi penyebab penyakit Luminous Vibriosis pada udang vaname (Tabel 1). Penyakit vibriosis pada budidaya udang terjadi pada stadia larva sampai dewasa. Tanda-tanda vibriosis meliputi kerusakan jaringan dan nekrosis, pertumbuhan lambat, metamorfosis larva lambat dan tubuh tidak normal, bioluminescence (udang bersinar dalam gelap), opacity otot, melanisation, midgut kosong dan anoreksia (Karunasagar et al. 1994).

V. harveyi tergolong dalam divisi Bacteria, kelas Shyzomycetes, ordo Eubacteria, famili Vibrionaceae dan genus Vibrio. Bakteri Vibrio memiliki karakteristik sel tunggal, berbentuk batang pendek yang bengkok (koma) atau lurus, bersifat motil, ukuran sel 1-4 mikron, berpendar dan mempunyai flagella di salah satu kutubnya. Sifat biokimia Vibrio ini yaitu oksidase positif, fermentatif terhadap glukosa. Bakteri V. harveyi menghasilkan lisin dekarboksilase, nitrat reduktase dan sitokrom oksidase serta enzim amilase, kitinase dan lipase (Lavilla-Pitogo et al. 1990). Protease, phospolipase, haemolysin atau eksotoksin merupakan faktor patogenitas penting V. harveyi. V. harveyi akan terlihat berpendar jika diamati di ruang gelap dan pendarannya dapat bertahan 2-3 hari pada media Thiosulphate Citrate Bile-Salt Sucrose (TCBS). Kemampuan berpendar merupakan hasil aktivitas enzim luciferase yang dapat berfungsi sebagai katalisator dalam proses oksidasi reduksi. Proses oksidasi melibatkan flavin mononukleotida dan aldehid alifatik rantai panjang sebagai substratnya. Senyawa-senyawa tersebut masing-masing diubah menjadi flavin mononukelotida dan asam lemak disertai dengan pelepasan emisi cahaya dengan panjang gelombang 490 nm (Lavilla-Pitogo et al. 1990).

(3)

Tabel 1. Penyakit vertebrata dan invertebrata laut yang disebabkan oleh Vibrio harveyi (Austin and Zhang 2006)

Inang Nama Penyakit Referensi

Vertebrates Jack crevalle (Caranx hippos)

Deep dermal lesions Kraxbergger-Beatty et al. (1990)

Various fish species Gastro-enteritis Lee et al. (2002)

Various fish species Eye lesions Ishimaru and Muroga (1997) Summer flounder

(Paralichthys dentatus)

Infectious necrotizing

enteritis Soffientino et al. (1999) and Lee et al. (2002)

Sandbar shark

(Carcharhinus plumbeus)

Vasculitis Grimes et al. (1984b) and Colwell and Grimes (1984) Lemon shark

(Negraprion brevirostris)

Vasculitis

Sandbar shark Skin ulcer Bertone et al. (1996) Invertebrates

Japanese abalone White spot on the foot Nishimori et al. (1998)

Penaeid shrimp Luminous vibriosis Prayitno and Latchford (1995) Penaeid shrimp Bolitas negricans Robertson et al. (1998)

Sea cucumber (Holothuria scabra)

Skin ulceration Becket et al. (2004)

Ko-Infeksi Patogen pada Udang Vaname

Beberapa penelitian di lapangan telah menunjukkan adanya ko-infeksi atau infeksi bersama beberapa patogen pada udang vaname. Ko-infeksi tersebut dapat disebabkan oleh 2 atau lebih patogen viral, patogen viral-bakterial dan antar bakterial. Hasil penelitian Teixeira-Lopes et al. (2011), menemukan ko-infeksi secara alami untuk pertama kalinya pada udang vaname yang disebabkan oleh Infectious Hypodermal and Hematopoietic Virus (IHHNV) dan IMNV di timur laut Brazil.

Ko-infeksi dapat meningkatkan mortalitas dan kerentanan udang terhadap penyakit. Ko-infeksi WSSV dan bakteri V. campbellii 104 CFU/udang menyebabkan kematian 100% pada 84 hpi (hours post infection). Sementara itu, infeksi tunggal V. campbelli 104 CFU/udang tidak menyebabkan kematian dan infeksi tunggal WSSV menyebabkan mortalitas 100% pada 156 hpi (Phuoc et al. 2009). Sedangkan ko-infeksi WSSV dengan V. harveyi strain BB120 106 CFU/udang menyebabkan mortalitas 80% dalam 360 hpi, dan infeksi tunggal V.

(4)

harveyi strain BB120 tidak menyebabkan mortalitas pada dosis injeksi 106 CFU/udang (Phuoc et al. 2009). Ko-infeksi IMNV dengan berbagai dosis V. harveyi juga telah dilaporkan dapat mempercepat awal mortalitas dan meningkatkan mortalitas dibandingkan dengan infeksi tunggal IMNV (Hasan 2011). Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa infeksi V. harveyi 107CFU/ml tidak menyebabkan mortalitas, dan infeksi tunggal IMNV menyebabkan mortalitas diawali pada hari ke-10 pasca infeksi dengan kumulatif 13.33%, sedangkan ko-infeksi virus IMNV dan V. harveyi 107CFU/ml menyebabkan awal mortalitas udang lebih cepat (hari ke-4 pasca infeksi) dengan kumulatif lebih tinggi yaitu 40%.

Sinbiotik

Sinbiotik adalah suplemen gizi yang menggabungkan probiotik dan prebiotik, sehingga dapat meningkatkan efek menguntungkan pada inang. Sinbiotik mempengaruhi inang dengan cara meningkatkan kelangsungan hidup dan masuknya mikroba hidup melalui suplemen makanan dalam saluran pencernaan yang secara selektif mampu merangsang pertumbuhan dan mengaktifkan metabolisme bakteri yang dapat meningkatkan kesehatan inang (Cerezuela et al. 2011).

Probiotik adalah aplikasi mikroba hidup yang memiliki efek menguntungkan pada inang dengan memodifikasi komunitas mikroba inang atau lingkungan sekitarnya, untuk meningkatkan efisiensi pakan atau meningkatkan nilai gizi, meningkatkan respon inang terhadap penyakit, atau meningkatkan kualitas lingkungan (Verschuere et al. 2000). Probiotik yang telah digunakan sebagai agen kontrol biologi dalam akuakultur adalah dari kelompok genus Lactobacillus, Bacillus, Micrococcus, Pseudomonas, Vibrio and Aeromonas (Nayak 2010). Beberapa probiotik memberi efek manfaatnya dengan menghasilkan molekul antibakteri seperti bakteriosin yang secara langsung mampu menghambat bakteri lain atau virus dan aktif berpartisipasi dalam memerangi infeksi. Selain itu menghambat pergerakan bakteri lain di dinding usus (translokasi), meningkatkan fungsi penghalang mukosa dengan meningkatkan produksi respon imun non spesifik atau memodulasi inflamasi (Cerezuela et al. 2011).

Prebiotik menawarkan metode alternatif untuk memanipulasi mikroba endogenous untuk meningkatkan kesehatan inang (Cerezuela et al. 2011). Prebiotik adalah bahan makanan tidak tercerna, yang bersifat menguntungkan bagi inang dengan secara selektif merangsang pertumbuhan sejumlah bakteri tertentu di usus. Mekanisme potensi prebiotik mencakup meningkatkan /menurunkan bakteri usus tertentu yang secara selektif memodulasi sitokin dan produksi antibodi, meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek pada usus dan meningkatkan pengikatan asam lemak pada reseptor protein G-coupled pada leycocytes, peningkatan interaksi reseptor karbohidrat pada sel epitel usus dan sel imun. Berdasarkan hasil penelitian pada beberapa parameter, prebiotik dapat meningkatkan pertumbuhan, konversi pakan, mikrobiota usus, kerusakan sel/morfologi, resistensi terhadap bakteri patogen dan parameter sistem imun non spesifik seperti aktivitas pelengkap alternatif (ACH50), aktivitas lisozim, aktivitas

(5)

haemaglutination alami, respiratory burst, aktivitas superoksida dismutase dan aktivitas fagositosis (Mahious et al. 2006; Ringo et al. 2010).

Prebiotik tidak dapat dipisahkan dengan probiotik, karena target prebiotik adalah memacu pertumbuhan bakteri probiotik (Schrezenmeir and Vrese 2001). Prebiotik yang umum digunakan dalam akuakultur adalah inulin, fructooligosaccharides (FOS), fructooligosaccharides rantai pendek (scFOS), mannanoligosaccharides (MOS), galactooligosaccharides (GOS), xylooligo sakarides (XOS), arabinoxylooligosaccharides (Axos), isomaltooligosaccharides (IMO) dan GroBiotic-A (Ringo et al. 2010).

Prebiotik juga dapat ditemukan secara alami dari berbagai jenis bahan tanaman pangan. Salah satunya berasal dari jenis tanaman umbi yaitu ubi jalar (Ipomoea batatas L) (Moongngram et al. 2011). Komposisi kimia ubi jalar bervariasi tergantung pada waktu panen, varietas, dan proses pengolahan (Marlis 2008). Kandungan gula yang terdapat pada ubi jalar varietas sukuh terdiri dari fruktosa, glukosa, sukrosa, maltose, inulin dan maltotriosa (Marlis 2008). Berdasarkan penelitian Marlis (2008), tepung ubi jalar yang mengalami pengolahan memiliki potensi prebiotik karena masih mengandung oligosakarida yaitu maltosa dan maltotriosa. Kandungan gula dari ekstrak tepung kukus ubi jalar varietas sukuh memiliki kandungan ologosakarida terbesar yaitu mencapai 0,34% (Tabel 2).

Tabel 2. Jenis dan konsentrasi gula yang diidentifikasi dengan HPLC (Marlis 2008)

Jenis gula Konsentrasi gula tepung ubi jalar (% bk)

Segar Panggang Kukus Sangrai Drum dried Fruktosa 0,33 0,29 0,19 0,32 0,43 Glukosa 0,23 0,24 0,28 0,21 0,26 Sukrosa 2,06 1,33 1,60 2,52 2,84 Maltosa 0,26 2,04 3,52 0,29 0,71 Total gula sederhana (A) 2,88 3,9 5,59 3.34 4,24 Maltotriosa 0,01 0,03 0,14 Tidak terdeteksi 0,04 Rafinosa 0,03 0.10 0,20 0,01 0,19 Total oligosakarida (B) 0,04 0,13 0,34 0,01 0,23 Total A+B 2,92 4,03 5,93 3,35 4,47

Sinbiotik mengacu pada suplemen gizi yang menggabungkan probiotik dan prebiotik dalam bentuk sinergisme. Ketika dua bahan gizi atau suplemen yang diberikan bersamaan, efek positif yang dihasilkan umumnya mengikuti salah satu dari tiga pola: aditivitas, sinergisme atau potensiasi. Efek aditif terjadi ketika efek dari dua bahan yang digunakan bersama-sama mendekati dengan jumlah dari efek bahan individu. Dalam kasus sinergisme, dikatakan terjadi ketika efek gabungan dari dua produk secara signifikan lebih besar daripada jumlah efek dari setiap agen yang diberikan sendiri (Cerezuela et al. 2011).

(6)

Berbagai faktor seperti spesies, waktu pemberian dan suplemen dosis serta jenis prebiotik dan probiotik secara signifikan dapat mempengaruhi aktivitas sinbiotik (Cerezuela et al. 2011). Menurut penelitian Li et al. (2009) aplikasi sinbiotik kombinasi 0,2% isomaltooligosakarida dengan 108 CFU PB/g pakan menghasilkan efek signifikan sinergis positif terhadap sistem kekebalan udang terhadap penyakit. Penelitian lainnya Lin et al. (2012), menunjukkan bahwa penambahan kombinasi 0,1 % probiotik Bacillus coagulans dan 0,2% prebiotik COS (chitosan oligosaccharides) dalam pakan memiliki efek sinergis dalam meningkatkan kekebalan dan resistensi penyakit pada ikan koi (Cyprinus carpio koi). Sementara itu, hasil penelitian Geraylou et al. (2013), probiotik Lactobacillus lactis STG45 dosis 109 CFU/g dan 2% arabinoxylan-oligosaccharides (Axos) menyebabkan perubahan signifikan dalam mikrobiota usus , kinerja pertumbuhan yang membaik dan meningkatkan respon imun pada ikan Siberian sturgeon.

Sistem Imun Udang Vaname

Udang tidak memiliki respon imun spesifik (adaptive immunity) dan sepenuhnya tergantung pada respon imun nonspesifik (innate immunity). Respon imun nonspesifik terdiri atas respon selular dan respon humoral (Gambar 2) . Respon selular berupa aktivitas sel-sel hemosit yang memiliki peran penting dalam sistem pertahanan tubuh. Hemosit krustasea dan invertebrata lain memainkan peranan penting dalam sistem pertahanan tubuh terhadap patogen seperti virus, bakteri, fungi, protozoa, dan metazoa (Rodriquez and Le Muollac 2000; Smith et al. 2003). Hemosit mengeluarkan partikel asing dalam hemocoel melalui aktivitas fagositosis, enkapsulasi dan agregasi nodular. Hemosit berperan dalam penyembuhan luka melalui ‘cellular clumping’ serta membawa dan melepaskan sistem prophenoloxidase (proPO). Selain itu hemosit juga berperan dalam sintesa dan pelepasan molekul penting hemolim seperti α2-macroglobulin,

aglutinin, dan peptida antibakteri (Rodiguez and Le Moullac 2000; Smith et al. 2003). Dalam kondisi tidak terinfeksi, faktor-faktor imun-reaktif (misalnya peroxinectin, antibacterial peptides, komponen penggumpal, disimpan dalam keadaan tidak aktif dalam hemosit (Smith et al. 2003).

Enzim phenoloxidase (PO) terdapat dalam hemolymph sebagai inactive pro-enzyme yang disebut proPO. Sistem proPO merupakan salah satu sistem pertahanan dominan pada krustasea yang berefek pada perilaku sel, pembebasan dan aktivasi molekul fungsional penting serta netralisasi dari agen infektif (Smith et al. 2003). Transformasi proPO menjadi PO melibatkan beberapa reaksi yang dikenal sebagai proPO activing system (sistem aktivasi proPO). Sistem ini terutama diaktifkan oleh beta glukan, dinding sel bakteri dan lipopolisakarida (LPS). Sistem proPO dapat digunakan sebagai marker kesehatan udang dan lingkungan karena perubahan sistem proPO berkorelasi dengan tahap infeksi dan variasi lingkungan.

(7)

Gambar 2. Mekanisme sistem pertahanan tubuh non spesifik pada krustasea (Smith et al. 2003).

Fagositosis merupakan reaksi yang paling umum dalam pertahanan seluler udang. Proses fagositosis dimulai dengan perlekatan (attachment) dan penelanan (ingestion) partikel mikroba ke dalam sel fagosit. Sel fagosit kemudian membentuk vakuola pencernaan (digestive vacuola) yang disebut phagosome (Rodriquez and Le Moullac 2000). Lysosome (granula dalam sitoplasma fagosit) kemudian menyatu dengan phagosome membentuk phagolysosome. Mikroorganisme selanjutnya dihancurkan dan debris mikroba dikeluarkan dari dalam sel melalui proses egestion. Pemusnahan partikel mikroba yang difagositik

}

{

Semigranular haemocytes Granular haemocytes Hyalinocytes Degranulation Phagocytosis and concomitant release of reactive oxygen and nitrogen Antibacterial peptides Peroxinectin Prophenoloxidase (pPO) Phenoloxidase (PO) Utilisation of phenolic compunds Degranulation Reduction in circulating haemocytes number Β-1,3-glucan binding protein (ΒGBP) Β-1,3-glucan Peptidoglycan Live bacteria Bacterial antigen Active Serine Proteinase (ppA) Inactive Serine Proteinase (proppA) Unregulated damage to the host

Gambar

Gambar  1.  Infectious  Myonecrosis  (IMN)  yang  disebabkan  oleh  IMNV.  Bentuk  dan  ukuran  IMNV  yang  menyerang  Litopenaeus  vannamei  di  Brazil  (A), juvenil L
Tabel  1.  Penyakit  vertebrata  dan  invertebrata  laut  yang  disebabkan  oleh  Vibrio  harveyi (Austin and Zhang 2006)
Tabel  2.  Jenis  dan  konsentrasi  gula  yang  diidentifikasi  dengan  HPLC  (Marlis  2008)
Gambar  2.  Mekanisme  sistem  pertahanan  tubuh  non  spesifik  pada  krustasea              (Smith et al

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, defisit perdagangan AS dengan Tiongkok juga turun menjadi US$37,9 miliar pada November 2018 dari US$43,1 miliar pada Oktober 2018.. Pencapaian ini melebihi target

Penyidikan tindak pidana pencucian uang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal sesuai dengan ketentuan hukum acara dan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali

Keterangan : Seluruh hasil pengawasan menunjukkan bahwa pemrakarsa/penanggung jawab usaha belum menyampaikan laporan UKL-UPL setiap 6 bulan Sumber : Badan Lingkungan Hidup

Dapat dilihat misal- nya Katz (http://usinfo.state.gov/usa/infousa/politics/eleccol/katz.htm), yang mengatakan bahwa di samping masalah unfaithfully elector atau faithless

Karena sistem transmisi yang mengalami kegagalan perisaian dapat menyebabkan outage gardu induk ketika tegangan lebih yang terjadi pada sistem melebihi level isolasi

Perhitungan debit banjir maksimum rancangan Qp dapat dilakukan setelah semua parameter input yang diperlukan terpenuhi. Perhitungan debit banjir maksimum dirancang dengan

Non Aplicable PT Dura Surya Perkasa tidak menerima bahan baku kayu bulat yang berasal dari hutan Negara, sehingga terhadap verifier ini tidak dilakukan

Dengan perkembangan tersebut, dalam rangka pemenuhan kewajiban penyaluran kredit UMKM paling rendah 20% dari total kredit bank sekaligus untuk mendorong penyaluran kredit ke