• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja 2014"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkah rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan ridho-Nya jualah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan dapat diselesaikan. Laporan akuntabilitas kinerja ini merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja BBBPBAP Jepara atas penggunaan anggaran dalam rangka mencapai sasaran strategis yang telah dilaksanakan kepada instansi yang lebih tinggi dan kepada masyarakat.

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini telah di susun dengan cermat, tepat dan terukur melibatkan semua unit kerja di lingkungan BBPBAP Jepara serta selalu berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Melalui laporan ini, BBPBAP Jepara melaporkan kinerjanya yang diukur dari pencapaian kinerja untuk mencapai sasaran strategis pada tahun 2014, sesuai yang tertuang dalam Penetapan Kinerja.

Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keberhasilan dan permasalahan yang di hadapi BBPBAP Jepara dalam melaksanakan ttugas pokok dan fungsinya pada tahun 2014. Semoga laporan ini bermanfaat dalam upaya menunjang program Kementerian Kelautan dan Perikanan dimasa mendatang.

Jepara, Januari 2015 Kepala Balai Besar Perikanan

Budidaya Air Payau Jepara

(3)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) BBPBAP Jepara Tahun 2014 merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada BBPBAP Jepara atas penggunaan anggaran. LAKIP ini menyajikan capaian kinerja yang ditunjukkan oleh BBPBAP Jepara pada Tahun Anggaran 2014. Capaian kinerja tersebut tercermin dalam capaian indikator kinerja utama. Hasil pengukuran capaian kinerja di dapatkan bahwa sebagian besar indikator kinerja utama tercapai dengan status sangat baik dan baik. Pencapaian target indikator kinerja ini ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif segenap karyawan BBPBAP Jepara, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Daerah, dan masyarakat pembudidaya perikanan. Capaian kinerja BBPBAP Jepara tahun 2014 adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Capaian Kinerja BBPBAP Jepara Tahun 2014

SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA Capaian (%) Status

1

Meningkatnya

kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan

1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 96,85 Baik

2 Pertumbuhan PDB Perikanan * *

2

Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan

3 Jumlah produksi perikanan

budidaya 86 Baik

3

Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil litbang dan rekayasa untuk

modernisasi sistem produksi budidaya budidaya air payau

4 Jumlah teknologi inovatif

budidaya hasil perekayasaan 100 Baik

4

Tersedianya kebijakan bidang budidaya air payau sesuai kebutuhan

5 Jumlah bahan RSNI bidang

perikanan budidaya air payau 100 Baik

6 Jumlah bahan kebijakan teknis

(4)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

iii

SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA Capaian (%) Status

5

Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP,

Pengolahan dan Pemasaran Produk KP yang optimal dan bermutu

7 Jumlah Benih bermutu/unggul 101 Sangat baik

8 Jumlah calon induk unggul 186 Sangat baik

9

Jumlah diseminasi teknologi dalam rangka pengembangan kawasan budidaya

133 Sangat baik

10 Jumlah kebun bibit percontohan 214 Sangat baik

11

Rasio produksi induk

dibandingkan dengan kapasitas broodstock center

125 Sangat Baik

12

Jumlah daerah dalam pengawalan /pendampingan kawasan

Minapolitan

125 Sangat baik

13

Jumlah lokasi percontohan penerapan teknologi budidaya adaptif terapan

400 Sangat baik

14

Jumlah kawasan budidaya binaan yang telah melaksanakan

teknologi adaptif perikanan budidaya

109 Sangat baik

15 Prosentase Pemenuhan PNBP 142 Sangat baik

16

Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasan teknis budidaya

600 Sangat baik

17 Jumlah layanan jasa produk 120 Sangat baik

18 Jumlah tenaga teknis binaan 103 Sangat baik

6

Terwujudnya sistem kesehatan ikan dan lingkungan serta pengendalian hama dan penyakit ikan yang memadai bidangan budidaya air payau

19

Jumlah kawasan budidaya air payau yg mendapatkan pengawasan /pengendalian kualitas lingkungan oleh BBPBAP Jepara

120 Sangat baik

20 Jumlah Pelayanan laboratorium

kesehatan ikan dan lingkungan 732 Sangat baik

7

Tersedianya SDM BBPBAP Jepara yang kompeten dan profesional

21

Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat eselon III,IV dan V lingkup BBPBAP Jepara

222 Sangat baik

22

Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat fungsional di lingkup BBPBAP Jepara

(5)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

iv

SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA Capaian (%) Status

8

Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di bidang Perikanan Budidaya di BBPBA P Jepara

23 Service Level Agreement di

lingkup BBPBAP Jepara 133 Sangat baik

24

Persepsi user terhadap

kemudahan akses informasi dan data terkini di lingkup BBPBAP Jepara

87 Baik

9

Terwujudnya good governance & clean government di di BBPBAP Jepara

25

Rasio rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di BBPBAP Jepara

100 Baik

26 Nilai AKIP di BBPBAP Jepara 103 Sangat baik

27 Nilai integritas di BBPBAP

Jepara 113 Sangat baik

28 Nilai Inisiatif anti korupsi di

BBPBAP Jepara 94 Baik

29 Nilai Penerapan Reformasi

Birokrasi di BBPBAP Jepara 98 Baik

10 Terkelolanya anggaran secara optimal di BBPBAP Jepara 30

Prosentase penyerapan Anggaran

di BBPBAP Jepara 102 Sangat baik

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014, Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara sebagai Unit Pelaksana Teknis mempunyai tugas untuk melaksanakan uji terap teknik dan kerjasama, pengelolaan produksi, pengujian laboratorium (mutu pakan, residu, kesehatan ikan dan lingkungan) serta bimbingan teknis perikanan budidaya. Selain itu, BBPBAP Jepara juga mempunyai tugas sebagai pusat induk unggul (broodstock center) perikanan budidaya dan sebagai laboratorium acuan kesehatan ikan dan lingkungan. Untuk pelaksanaan tugas tersebut diperlukan dukungan: (1) pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan, (2) pengembangan sistem perbenihan ikan, (3) pengembangan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan ikan, (4) pengembangan system produksi pembudidayaan ikan, (5) pengembangan sistem usaha pembudidayaan ikan dan (6) peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya serta (7) pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif perikanan budidaya. Guna pelaksanaan tugas tersebut diperlukan anggaran dari Pemerintah (APBN). Alokasi anggaran BBPBAP Jepara

(6)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

v

pada tahun 2014 sebesar Rp 21.281.359.000,-. Hingga tutup tahun anggaran 2014 terukur total realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp. 20.670.259.272,- atau sebesar 97,1 %.

BBPBAP Jepara telah melakukan berbagai kegiatan kerekayasaan teknologi budidaya, guna menghasilkan inovasi mengatasi berbagai masalah budidaya yang dihadapi. Paket teknologi adaptif dari hasil inovasi yang telah dilakukan tersebut disebarluaskan ke masyarakat pembudidaya melalui kegiatan diseminasi yaitu pengawalan maupun pendapingan proses produksi di masyarakat, di samping melalui peran aktif dalam berbagai seminar dan penerbitan Juknis/Juklak/SOP/Media Budidaya Air Payau serta publikasi lainnya yang dilakukan secara on-line. Pelaksanaan kegiatan kerekayasaan yang dilakukan BBPBAP Jepara telah berkoordinasi dan bekerja sama dengan instansi lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik antara lain UPT DJPB, Perguruan Tinggi, Balitbang Perikanan, pihak swasta dan masyarakat pengguna. Keberhasilan maupun kekurangan yang dicapai BBPBAP Jepara juga disebabkan tersedianya sumber daya manusia dan fasilitas serta anggaran yang diberikan pemerintah yang ada di BBPBAP Jepara.

Pelaksanaan kegiatan pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif di masyarakat mengalami peningkatan kuantitas dan kualitas capaian tugas yang dilaksanakan pada tahun 2014. Kegiatan pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif di masyarakat antara lain melalui penerapan percontohan teknologi perikanan budidaya yang adaptif, diseminasi teknologi dalam rangka pengembangan kawasan budidaya, pengawalan minapolitan, pembinaan kebun bibit rumput laut, pembinaan pelaksanaan teknologi perikanan budidaya adaptif, pengawasan penerapan CPIB/CBIB serta pembinaan tenaga teknis. Keberhasilan tersebut dicapai berkat dukungan dan kerjasama yang baik antara BBPBAP Jepara dengan DJPB, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi/Kabupaten/Kota, masyarakat pembudidaya dan masyarakat secara luas (stake holder).

Tercapainya pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh BBPBAP Jepara tercermin juga dari capaian target Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2014. PNPB yang berhasil dicapai sebesar Rp. 1.346.913.351,- dari target sebesar Rp. 945.750.000,- atau melampaui target sebesar 142 %. Terlampauinya target PNBP didukung oleh pelaksanaan kegiatan yang relatif tepat waktu dan berhasil dengan baik.

Meskipun capaian kinerja di tahun 2014 sudah baik, namun upaya yang telah dilakukan dan langkah perbaikan akan terus dilakukan sehingga dapat menanggulangi kendala dan menjawab tantangan di masa yang akan datang terutama dalam menghadapi

(7)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

vi

pasar tunggal Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Oleh karena itu, BBPBAP Jepara akan tetap konsisten untuk melakukan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas SDM, kegiatan kerekayasaan teknologi adaptif dan kegiatan kerekayasaan pada bidang sarana prasarana yang dapat menjadi teknologi terapan yang diharapkan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat perikanan.

Kegiatan peningkatan manajemen dan pelaksanaan tugas, khususnya administrasi masih akan terus dilakukan pembenahan terutama dalam penertiban administrasi. Bagian Tata Usaha akan terus meningkatkan kinerja dengan melakukan identifikasi dan penyusunan perencanaan, peningkatan pada pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan program teknis dan anggaran, keuangan, pengelolaan administrasi kepegawaian, tatalaksana, rumah tangga, barang milik negara, dan ketatausahaan. Bidang Uji Terap Teknik dan Kerjasama kedepannya akan terus meningkatkan kualitas pada uji terap teknik, penyiapan bahan standarisasi, sertifikasi, kerjasama teknik serta peningkatan pengelolaan dan pelayanan sistem informasi perikanan budidaya. Bidang Pengujian dan Dukungan Teknis akan terus meningkatkan kualitas layanan pengujian laboratorium (persyaratan kelayakan teknis, mutu pakan, residu dan kesehatan ikan dan lingkungan), peningkatan layanan produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi serta bimbingan teknis perikanan budidaya air payau.

Kegiatan perekayasaan teknologi inovatif perikanan budidaya ke depan masih tetap terus dilakukan untuk menjawab berbagai tantangan pada perikanan budidaya air payau. Dalam bidang perbenihan masih terdapat permasalahan dan kendala yang dihadapi baik dalam kuantitas maupun kualitas benih sehingga perlu dilakukan upaya:

1. Standarisasi fasilitas perbenihan secara nasional.

2. Pembinaan penerapan CPIB terutama untuk unit perbenihan skala kecil. 3. Penguatan jejaring informasi perbenihan antar produsen dan konsumen. 4. Efisiensi produksi benih melalui berbagai kegiatan kerekayasaan.

Hasil identifikasi permasalahan yang di hadapi dalam peningkatan produksi induk udang windu di dapatkan bahwa: ketergantungan terhadap induk alam yang kualitasnya semakin menurun, performa reproduksi induk windu generasi ke-6 dan ke-7 masih rendah, produktifitas sarana NSBC rendah dan aspek penerapan biosekuriti belum maksimal. Untuk mengatasi permasalahan yang di hadapi tersebut BBPBAP Jepara kedepannya akan melakukan upaya:

(8)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

vii

1. Melakukan rekayasa genetic sesuai kaedah dibidang pemuliaan. 2. Melakukan rekayasa dalam bidang biologi reproduksi.

3. Melakukan perbaikan kualitas calon induk udang windu secara hormonal.

4. Melakukan perbaikan nutrisi dan lingkungan pada SOP pembesaran calon induk dan maturasi.

5. Melakukan penyempurnaan fasilitas, engineering serta peningkatan sistem biosekuriti.

Selain upaya tersebut, BBPBAP Jepara sebagai Ketua Jejaring Broodstock Udang Windu akan lebih meningkatkan peran anggota jejaring dengan peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang informasi dan teknis sehingga permasalahan untuk peningkatan produksi induk secara nasional akan dapat teratasi.

Dalam bidang produksi udang/ikan masih terdapat permasalahan dan kendala dalam proses produksi dan manajemen lingkungan sehingga dilakukan upaya :

1. Redesain dan rekonstruksi tambak (kedap) 2. Penerapan biosecurity secara maksimal 3. Persiapan air media secara optimal

4. Penggunaan benih berkualitas (bersertifikat) 5. Sistem tandonisasi

6. Penggunaan sarana produksi terdaftar

7. Memperhatikan dan menerapkan strategi musim tanam 8. Menerapkan SOP spesifik lokasi

9. Mengintensifkan pengawalan dan pendampingan teknis

10. Menggunakan manajemen kolektif/klaster dengan skala usaha rumah tangga 11. Memperkuat pola kemitraan yang profesional.

Dalam bidang kesehatan ikan dan lingkungan permasalahan yang di hadapi berupa penurunan kualitas lingkungan, peningkatan prevalensi penyakit serta keterbatasan peralatan pengukuran kualitas lingkungan di lapangan. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:

1. Penerapan SOP secara konsisten. 2. Penggunaan probiotik yang spesifik.

3. Penggunaan vaksin untuk meningkatkan imunitas kultivan.

4. Penggunaan bahan alami yang mampu meningkatkan kualitas lingkungan. 5. Melakukan pengadaan dan modifikasi peralatan ukur kualitas lingkungan.

(9)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

viii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Ringkasan Eksekutif ... ii

Daftar Isi ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Tabel ... x

Daftar Lampiran……… xi

Bab I Pendahuluan ... 1

A. Penjelasan Umum Organisasi ... 1

B. Permasalahan Utama (Strategic issued) ... 4

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja ... 6

A. Perencanaan Kinerja ... 6

B. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja ... 7

Bab III Akuntabilitas Kinerja ... 9

A. Capaian Kinerja Organisasi ... 9

B. Realisasi Anggaran ……… ... 44

Bab V Penutup ... 50

(10)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Rerata Capaian Kinerja pada Sasaran Strategis ... 12

Gambar 2. Grafik Produksi perikanan budidaya dari tahun 2010-2014... 14

Gambar 3. Benih udang Windu dan Nila Salin Bermutu produk BBPBAP Jepara ... 18

Gambar 4. Grafik proporsi jenis benih berkualitas yang di hasilkan BBPBAP Jepara pada tahun 2014 ... 20

Gambar 5. Tambak Produksi Calon Induk ... 21

Gambar 6 Kegiatan temu lapang program demfarm dan Tambak Percontohan ... 23

Gambar 7. Grafik Jumlah kawasan pendampingan/pengawalan oleh BBPBAP Jepara berdasarkan IKU dari tahun 2010-2014 ... 24

Gambar 8. Peta lokasi pendampingan/pengawalan oleh BBPBAP Jepara di Prov.Jawa Tengah dan DIY tahun 2014. ... 25

Gambar 9. Lokasi pendampingan pakan mandiri binaan BBPBAP Jepara tahun 2013-2014. ... 26

Gambar 10. Bibit Gracilaria sp /Kebun bibit Gracilaria sp metode long line ... 27

Gambar 11. Kebun bibit jenis Kappaphycus alvarezii/Lokal asal Karimunjawa ... 28

Gambar 12. Pameran Jasa Produk BBPBAP jepara ... 30

Gambar 13 Layanan Jasa Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan ... 33

Gambar 14. Peningkatan Kompetensi Pejabat Struktural dengan mengikuti Pelatihan dan Lokakarya ... 35

Gambar 15. Kegiatan Apel ... 38

(11)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Capaian Kinerja BBPBAP Jepara Tahun 2014 ... ii

Tabel 2 Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Utama BBPBAP Jepara pada Tahun 2014 ... 9

Tabel 3 Judul SNI 3 BBPBAP Jepara tahun 2014 ... 16

Tabel 4 Produksi benih berkualitas di BBPBAP Jepara dan sebarannya ... 19

Tabel 5 Indikator keberhasilan kegiatan Denfarm dan Minapolitan BBPBAP Jepara di Provinsi Jawa Tengah ... 25

Tabel 6 Jenis probiotik yang diproduksi dan komposisinya ... 29

Tabel 7 Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun 2014 .... 31

Tabel 8 Perbandingan Target PNBP dan Realisasi PNBP Tahun 2011 – 2014 ... 32

Tabel 9 Sebaran asal sampel layanan jasa pada Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBPBAP Jepara pada tahun 2014 ... 34

Tabel 10 Daftar Rincian Hasil Evaluasi AKIP Tahun 2014 pada BBPBAP Jepara ... 41

Tabel 11 Rincian revisi anggaran pada setiap kegiatan program pada tahun 2014 ... 45

Tabel 12 Realisasi Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Fisik ... 46

Tabel 13 Perbandingan Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Fisik Tahun 2011 – 2014. ... 49

(12)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Susunan Organisasi BBPBAP Jepara (sesuai Permen KP Nomor 6 Tahun 2014) ... 52

2. Penetapan Kinerja BBPBAP Jepara Tahun 2014 ... 53

3. Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 1 ... 57

4. Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 2 ... 58

5. Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 3 ... 59

6. Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 4 ... 60

7. Judul RSNI BBPBAP Jepara Tahun 2014 ... 61

8. Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 5 ... 63

9. Jumlah Diseminasi Teknologi dalam Rangka Pengembangan Kawasan Budidaya yang Dilakukan BBPBAP Jepara Tahun 2010-2014 ... 65

10. Jumlah Daerah dalam Pengawalan/Pendampingan Kawasan Minapolitan yang Dilakukan BBPBAP Jepara Tahun 2010-2014 ... 66

11. Jumlah Lokasi Percontohan Penerapan Teknologi Budidaya Adaptif Terapan yang Dilakukan BBPBAP Jepara Tahun 2010-2014 ... 67

12. Jumlah Kawasan Budidaya Binaan yang Telah Melaksanakan Teknologi Adaptif Perikanan Budidaya ... 68

13. Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan Pengawasan Teknis Budidaya ... 69

14. Kelompok Pembudidaya Pengembangan Kebun Bibit Rumput Laut Binaan BBPBAP Jepara ... 70

15. Pelaksanaan Pelatihan /Pembekalan/Bimtek dan Sertifikasi Kompetensi di TUK BBPBAP Jepara, Tahun 2014 ... 72

16. Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 6 ... 74

17. Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis 7 ... 75

18. Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 8 ... 76

19. Hasil Perhitungan Nilai Service Level Agreement (SLA) Tahun 2014 ... 77

20. Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 9 ... 80

21. Berita Acara Hasil Penilaian Unit Kerja Berpredikat WBK 2014... 81

(13)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Penjelasan Umum Organisasi

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6 Tahun 2014 tertanggal 3 Februari 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan Budidaya Air Payau dan Perikanan Budidaya Laut disebutkan bahwa Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau dalam hal ini Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara mempunyai tugas melaksanakan uji terap teknik dan kerjasama, pengelolaan produksi, pengujian laboratorium (mutu pakan, residu, kesehatan ikan dan lingkungan) serta bimbingan teknis perikanan budidaya air payau. Selain itu, BBPBAP Jepara juga mempunyai tugas sebagai pusat induk unggul (broodstock center) perikanan budidaya dan sebagai laboratorium acuan kesehatan ikan dan lingkungan.

Dalam melaksanakan tugas, BBPBAP Jepara menyelenggarakan fungsi sebagai berikut.

a. Identifikasi dan penyusunan rencana program teknis dan anggaran, pemantauan dan evaluasi serta laporan.

b. Pelaksanaan uji terap teknik perikanan budidaya air payau.

c. Pelaksanaan penyiapan bahan standarisasi perikanan budidaya air payau. d. Pelaksanaan sertifikasi sistem perikanan budidaya air payau.

e. Pelaksanaan kerja sama teknis perikanan budidaya air payau.

f. Pengelolaan dan pelayanan sistem informasi dan publikasi perikanan budidaya air payau. g. Pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis perikanan

budidaya air payau.

h. Pelaksanaan pengujian mutu pakan, residu serta kesehatan ikan dan lingkungan budidaya air payau.

i. Pelaksanaan bimbingan teknis laboratorium pengujian.

j. Pengelolaan produksi induk unggul, benih bermutu dan sarana produksi perikanan budidaya air payau.

k. Pelaksanaan bimbingan teknis perikanan budidaya air payau. l. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

(14)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

2

Struktur organisasi BBPBAP Jepara, sebagaimana yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kelautan & Perikanan Republik Indonesia tersebut, menyatakan bahwa BBPBAP Jepara adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, dan dipimpin oleh seorang Kepala Balai. Susunan organisasi BBPBAP Jepara terdiri dari :

1. Bagian Tata Usaha

2. Bidang Uji Terap Teknik dan Kerjasama 3. Bidang Pengujian dan Dukungan Teknis 4. Kelompok Jabatan Fungsional

Susunan organisasi Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara secara lengkap sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 1.

1. Bagian Tata Usaha

Mempunyai tugas melaksanakan identifikasi dan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan program teknis dan anggaran, keuangan, pengelolaan administrasi kepegawaian, tata laksana, rumah tangga, barang milik negara dan ketatausahaan. Bagian Tata Usaha terdiri atas dua Sub Bagian, yaitu: 1) Sub Bagian Keuangan dan Umum, 2) Sub Bagian Kepegawaian. Dalam melaksanakan tugasnya Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:

a. identifikasi dan penyusunan perencanaan program teknis dan anggaran, keuangan, pengelolaan kepegawaian, rumahtangga, barang kekayaan milik negara dan ketatausahaan;

b. pelaksanaan program teknis dan anggaran, keuangan, pengelolaan kepegawaian, tata laksana, rumahtangga, barang kekayaan milik negara dan ketatausahaan;

c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program teknis dan anggaran, keuangan, pengelolaan kepegawaian, rumahtangga, barang kekayaan milik negara dan ketatausahaan.

2. Bidang Uji Terap Teknik dan Kerjasama

Mempunyai tugas melaksanakan uji terap teknik, penyiapan bahan standardisasi, sertifikasi, kerjasama teknis, serta pengelolaan dan pelayanan sistem informasi perikanan

(15)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

3

budidaya air payau. Bidang Uji Terap Teknik dan Kerjasama terdiri atas dua seksi, yaitu: 1) Seksi Uji Terap Teknik dan 2) Seksi Kerjasama Teknik dan Informasi. Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Uji Terap Teknik dan Kerjasama menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan uji terap teknik perikanan budidaya air payau;

b. pelaksanaan penyiapan bahan standardisasi perikanan budidaya air payau; c. pelaksanaan sertifikasi sistem perikanan budidaya air payau;

d. pelaksanaan kerjasama teknis perikanan budidaya air payau;

e. pengelolaan dan pelayanan sistem informasi dan publikasi perikanan budidaya air payau.

3. Bidang Pengujian dan Dukungan Teknis

Mempunyai tugas melaksanakan layanan pengujian laboratorium (persyaratan kelayakan teknis, mutu pakan, residu dan kesehatan ikan dan lingkungan), produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi, serta bimbingan teknis perikanan budidaya air payau dan laboratorium. Bidang Pengujian dan Dukungan Teknis terdiri atas dua seksi, yaitu: 1) Seksi Produksi dan Pengujian dan 2) Seksi Dukungan Teknis. Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Pengujian dan Dukungan Teknis menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis perikanan budidaya air payau;

b. pelaksanaan bimbingan teknis laboratorium;

c. pelaksanaan pengujian mutu pakan, residu, dan kesehatan ikan budidaya air payau; d. pelaksanaan produksi induk dan benih unggul perikanan budidaya air payau; e. pelaksanaan produksi vaksin dan pakan perikanan budidaya air payau; f. pelaksanaan bimbingan teknis perikanan budidaya air payau

4. Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penerapan teknik dan pengujian perikanan budidaya air payau serta kegiatan lain yang sesuai dengan tugas masing-masing jabatan fungsional dan peraturan perundang-undangan. Kelompok Jabatan Fungsional di BBPBAP Jepara terdiri dari :

1. Fungsional Perekayasa 2. Fungsional Litkayasa

(16)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

4

4. Fungsional Pengawas Budidaya Ikan

5. Fungsional Pengendali Hama dan Penyakit Ikan, 6. Fungsional Pranata Humas

7. Fungsional Pranata Komputer 8. Fungsional Pustakawan

Dalam melaksanakan tugas, kelompok jabatan fungsional dan pimpinan satuan organisasi (Kepala BBPBAP Jepara) wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi dalam lingkungan BBPBAP Jepara sesuai tugas masing-masing dan mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang ditetapkan oleh kepala BBPBAP Jepara. Jumlah pejabat fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional yang diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Permasalahan Utama (Strategic Issue)

Pengembangan usaha perikanan budidaya perlu terus diupayakan dalam rangka meningkatkan kontribusi bagi pembangunan ekonomi nasional melalui berbagai inovasi untuk menanggulangi berbagai permasalahan yang muncul dan menggali atau memanfaatkan potensi yang selama ini belum diusahakan. Usaha perikanan budidaya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan hewani, penyediaan bahan baku industri, peningkatan pendapatan pembudidaya ikan, peningkatan lapangan kerja, peningkatan devisa, dan mendukung pengembangan wilayah dengan tetap mempertimbangkan faktor hemat energi serta ramah lingkungan.

Masalah yang sering dialami para pembudidaya antara lain terbatasnya ketersediaan induk dan benih unggul, kurang disiplin dalam penerapan SOP pemeliharaan dan makin menurunnya kualitas lingkungan budidaya yang menjadi salah satu penyebab munculnya kasus-kasus penyakit. Untuk itu, perlu segera dicari pemecahannya karena permintaan pasar baik dalam maupun luar negeri terhadap produk perikanan budidaya cukup besar. Disamping itu, pengembangan wilayah untuk usaha perikanan budidaya tetap harus dilakukan karena

(17)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

5

potensi untuk itu masih cukup tersedia. Selain itu, pengembangan wilayah untuk usaha perikanan budidaya air payau telah menjadi prioritas untuk peningkatan produksi budidaya perikanan.

Hasil identifikasi resiko terhadap kegiatan yang dilaksanakan BBPBAP Jepara pada tahun sebelumnya didapatkan permasalahan utama yang dihadapi. Adapun permasalahan utama yang dihadapi adalah:

1. Dalam Bidang Sistem Perbenihan:

- Belum tesedianya standar fasilitas perbenihan secara nasional.

- Sebagian besar unit pembenihan skala kecil belum mempunyai sertifikat CPIB

- Informasi ketersediaan benih unggul belum terjalin dengan baik antara produsen dan konsumen.

- Biaya produksi benih masih tinggi dibanding harga benih.

2. Dalam bidang broodstock induk udang windu:

- Ketergantungan terhadap induk alam yang kualitasnya semakin menurun. - Performa reproduksi induk windu generasi ke-6 dan ke-7 masih rendah.

- Produktifitas sarana NSBC rendah dan aspek penerapan biosekuriti belum maksimal.

3. Dalam Bidang Pembesaran

- Disain dan konstruksi tambak masih banyak yang belum sesuai standar. - Penerapan SOP proses produksi belum dilakukan dengan baik.

- Penggunaan sebagian bahan dalam proses produksi belum terdaftar

- Masyarakat Pembudiaya terutama skala kecil masih belum mampu menerapkan hasil teknologi baru secara mandiri.

4. Dalam Bidang Kesehatan ikan dan lingkungan. - Menurunnya kualitas lingkungan budidaya. - Peningkatan prevalensi penyakit.

(18)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

6

BAB II. PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja

Rencana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan suatu unit organisasi yang penyusunannya disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi dari unit organisasi dan berjangka waktu 5 (lima) tahun. Adapun peran Renstra adalah:.

1. Merupakan dokumen yang digunakan untuk mempermudah pelaksanaan akuntabilitas. Tanpa adanya Renstra, mekanisme dan pelaksanaan akuntabilitas akan lebih sulit untuk dilakukan terhadap organisasi.

2. Dokumen yang memberikan arah dan tujuan organisasi melangkah lebih maju di masa depan seiring dengan perkembangan dinamis yang ada. Dengan adanya Renstra, tentunya stakeholders dapat menilai apakah organisasi telah menuju kepada arah yang diinginkan ataukah telah mencapai apa yang diharapkan.

3. Merupakan dokumen pertanggungjawaban dan bukti transparansi kepada publik dari lembaga pemerintah dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

4. Sebagai acuan bagi penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

Renstra BBPBAP Jepara Tahun 2010 - 2014 menjadi acuan di dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT). Renstra BBPBAP Jepara Tahun 2010 - 2014 merupakan dokumen perencanaan yang berisi visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan BBPBAP Jepara dalam rangka menjadikan BBPBAP Jepara sebagai “Pusat Perikanan Budidaya Air Payau” pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Renstra BBPBAP Jepara merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat secara bersama-sama antara pimpinan dan seluruh komponen organisasi untuk diimplementasikan oleh seluruh jajarannya dalam rangka pencapaian tugas dan fungsi BBPBAP Jepara. Perumusan rencana strategis tersebut mengikuti pola yang merupakan tahapan-tahapan kegiatan mulai dari yang paling ideal/kualitatif sampai dengan yang paling teknis dan kuantitatif. Tahapan-tahapan tersebut

(19)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

7

merupakan rangkaian yang memiliki saling keterkaitan untuk mencapai suatu tujuan bersama yang merupakan sasaran strategis organisasi.

Untuk pencapaian sasaran strategis yang telah di tetapkan, kemudian di terjemahkan ke dalam Rencana Kegiatan Tahunan (RKT). Dalam pembuatan RKT didasarkan atas identifikasi resiko yang telah dilakukan. Permasalahan dengan resiko yang tinggi menjadi tolok ukur didalam penentuan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2014. Hasil identifikasi terhadap resiko kegiatan BBPBAP Jepara pada tahun 2014 terbagi kedalam kegiatan:

(1) Pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan, (2) Pengembangan sistem perbenihan ikan,

(3) Pengembangan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan ikan, (4) Pengembangan sistem produksi pembudidayaan ikan,

(5) Pengembangan sistem usaha pembudidayaan ikan dan

(6) Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya serta (7) Pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif perikanan budidaya.

B. Perjanjian Kinerja

Berdasarkan pada Peta Strategi maka BBPBAP Jepara telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan menerapkan metoda adopsi langsung dari sasaran strategis pada eselon I Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Peta Strategi tersebut terbagi atas:

1. Stakeholder Perspective dengan Sasaran Strategis: Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan 2 (dua) indikator kinerja utama.

2. Customer Perspectif dengan Sasaran Strategis: Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan dengan 1 (satu) indikator kinerja utama.

3. Internal Proses Perspectif dengan Sasaran Strategis:

 Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil rekayasa untuk modernisasi sistem produksi budidaya air payau dengan 1 (satu) indikator kinerja utama.

 Tersedianya kebijakan bidang budidaya air payau sesuai kebutuhan dengan 2 (dua) indikator kinerja utama.

(20)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

8

 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi Kelautan Perikanan, Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan Perikanan yang optimal dan bermutu dengan 12 (dua belas) indikator kinerja utama.

 Terwujudnya sistem kesehatan ikan dan lingkungan serta pengendalian hama dan penyakit ikan yang memadai di bidang budidaya air payau dengan 2 (dua) indikator kinerja utama.

4. Learn and Growth Perspectif dengan Sasaran Strategis:

 Tersedianya SDM BBPBAP Jepara yang kompeten dan professional dengan 2 (dua) indikator kinerja utama.

 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di bidang Perikanan Budidaya di BBPBAP Jepara dengan 2 (dua) inikator kinerja utama.

Terwujudnya good governance & clean government di BBPBAP Jepara dengan 5 (lima) indikator kinerja utama.

 Terkelolanya anggaran secara optimal di BBPBAP Jepara dengan 1 (satu) indikator kinerja utama.

Sepuluh Sasaran Strategis tersebut, telah dijabarkan ke dalam 30 indikator kinerja utama sebagai dasar penentuan capaian kinerja BBPBAP Jepara selama tahun 2014. Penetapan Sasaran Strategis dan target capaian untuk Indikator Kinerja Utama BBPBAP Jepara telah tercantum pada Penetapan Kinerja BBPBAP Jepara Tahun 2014 sebagai perjanjian kinerja BBPBAP Jepara yang ditandatangani oleh Kepala BBPBAP Jepara sebagai pihak pertama yang berjanji kepada Direktur Jenderal Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai atasan langsung dan pihak kedua. Penetapan Kinerja BBPBAP Jepara Tahun 2014 telah disahkan di Bandung pada.bulan Maret 2014. Penetapan Kinerja BBPBAP Jepara secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.

(21)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

9

BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA

A

Capaian Kinerja Organisasi

Berdasarkan peta strategi serta untuk mencapai visi “Pembangunan Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat”, maka BBPBAP Jepara pada tahun 2014 telah menetapkan 10 sasaran strategi (SS) dengan 30 indikator kinerja utama. BBPBAP Jepara pada tahun 2014 berhasil mencapai target dengan status sangat baik pada 22 indikator kinerja utama (73%) dan sisanya sejumlah 8 (delapan) indikator kinerja utama tercapai dengan status baik (27%). Keberhasilan dalam pencapaian target indikator kinerja ini ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif segenap karyawan BBPBAP Jepara, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Daerah, dan masyarakat pembudidaya perikanan. Target dan realisasi capaian indikator kinerja utama BBPBAP Jepara tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Utama BBPBAP Jepara pada Tahun 2014

SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2014 REALISASI TAHUN 2014 CAPAIAN (%) STATUS

STAKE HOLDER PERSPECTIVE

1

Meningkatnya

kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan

1 Nilai Tukar Pembudidaya

Ikan (NTPi) 105 101,69 96,85 Baik

2 Pertumbuhan PDB Perikanan 7,25 * * * COSTUMER PERSPECTIVE 2 Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan

3

Jumlah produksi perikanan budidaya ( Juta Ton)

16,89 14,52 86 Baik

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

3

Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil litbang dan rekayasa untuk modernisasi sistem produksi budidaya budidaya air payau

4

Jumlah teknologi inovatif budidaya hasil

perekayasaan (paket)

1 1 100 Baik

4

Tersedianya kebijakan bidang budidaya air payau sesuai kebutuhan

5

Jumlah bahan RSNI bidang perikanan budidaya air payau

35 35 100 Baik

6

Jumlah bahan kebijakan teknis perikanan budidaya air payau

(22)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

10 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR

KINERJA TARGET TAHUN 2014 REALISASI TAHUN 2014 CAPAIAN (%) STATUS 5 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi Kelautan dan Perikanan, Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan yang optimal dan bermutu

7 Jumlah Benih

bermutu/unggul (Jt ekor) 30 30,4 101 Sangat baik

8 Jumlah calon induk

unggul (ribu ekor) 21 39,5 186 Sangat baik

9

Jumlah diseminasi teknologi dalam rangka pengembangan kawasan budidaya (kawasan)

9 12 133 Sangat baik

10 Jumlah kebun bibit

percontohan (unit) 7 15 214 Sangat baik

11

Rasio produksi induk dibandingkan dengan kapasitas broodstock

center (%)

100 125 125 Sangat baik

12

Jumlah daerah dalam pengawalan

/pendampingan kawasan Minapolitan (lokasi)

12 15 125 Sangat baik

13

Jumlah lokasi percontohan penerapan teknologi budidaya adaptif terapan (lokasi)

3 12 400 Sangat baik

14

Jumlah kawasan budidaya binaan yang telah melaksanakan teknologi adaptif perikanan budidaya (kawasan) 11 12 109 Sangat baik 15 Prosentase Pemenuhan PNBP (%) 100 145 142 Sangat baik 16

Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasan teknis budidaya (kawasan)

4 24 600 Sangat baik

17 Jumlah layanan jasa

produk (Layanan) 15 18 120 Sangat baik

18 Jumlah tenaga teknis

binaan (Tenaga Teknis) 145 150 103 Sangat baik

6

Terwujudnya sistem kesehatan ikan dan lingkungan serta pengendalian hama dan penyakit ikan yang memadai bidangan budidaya air payau

19

Jumlah kawasan budidaya air payau yang

mendapatkan pengawasan /pengendalian kualitas lingkungan oleh BBPBAP Jepara (kawasan)

25 30 120 Sangat baik

20

Jumlah Pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (sampel)

530 3.880 732 Sangat baik

LEARN & GROWTH PERSPECTIVE

7

Tersedianya SDM BBPBAP Jepara yang kompeten dan professional

21

Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat eselon III,IV dan V lingkup BBPBAP Jepara (%) 20 9 222 Sangat Baik 22 Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat fungsional di lingkup BBPBAP Jepara (%) 50 10 500 Sangat Baik

(23)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

11 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR

KINERJA TARGET TAHUN 2014 REALISASI TAHUN 2014 CAPAIAN (%) STATUS 8 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di bidang Perikanan Budidaya di BBPBAP Jepara

23

Service Level Agreement di lingkup BBPBAP Jepara (%)

75 100 133 Sangat Baik

24

Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi dan data terkini di lingkup BBPBAP Jepara (skala likert 1-5)

4,25 3,71 87 Baik

9

Terwujudnya good

governance & clean government di

BBPBAP Jepara

25

Rasio rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di BBPBAP Jepara (%) 100 100 100 Baik

26 Nilai AKIP di BBPBAP

Jepara (level)

A (80) A (82,51) 103 Sangat Baik

27 Nilai integritas di

BBPBAP Jepara (jumlah) 7 7,9 113 Sangat Baik

28

Nilai Inisiatif anti korupsi di BBPBAP Jepara (jumlah)

9 8,5 94 Baik

29

Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi di BBPBAP Jepara (jumlah) 90 87,7 97 Baik 10 Terkelolanya anggaran secara optimal di BBPBAP Jepara 30 Prosentase penyerapan Anggaran di BBPBAP Jepara (persen) 95 97,1 102 Sangat Baik

*) Data belum dirilis PUSDATIN KKP

Keberhasilan dalam pencapaian target pada indikator utama memberi kontribusi terhadap keberhasilan di dalam capaian sasaran strategis. Dari 10 (sepuluh) sasaran strategis yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja BBPBAP Jepara tahun 2014, hampir seluruhnya tercapai dengan pencapaian >100% atau dengan status sangat baik yang di notifikasi dengan warna biru (Lihat Gambar 1).

(24)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

12

Gambar 1. Grafik Rerata Capaian Kinerja pada Sasaran Strategis

Secara umum BBPBAP Jepara berhasil sangat baik di dalam mencapai sasaran strategis untuk peningkatan pada proses internal maupun pengembangan organisasi. Hal ini terlihat dari sasaran strategis dengan capaian sangat baik berada pada internal

proses perspective dan learn and growth perpective. Sasaran strategis dengan capaian

sangat baik tersebut antara lain:

1. Sasaran Strategis 4 Tersedianya kebijakan bidang budidaya air payau sesuai kebutuhan.

2. Sasaran Strategis 5 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi Kelautan Perikanan, Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan Perikanan yang optimal dan bermutu.

3. Sasaran Strategis 6: Terwujudnya sistem kesehatan ikan dan lingkungan serta pengendalian hama dan penyakit ikan yang memadai di bidang budidaya air payau. 4. Sasaran Strategis 7: Tersedianya SDM BBPBAP Jepara yang kompeten dan

professional.

5. Sasaran Strategis 8: Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di bidang perikanan budidaya di BBPBAP Jepara.

6. Sasaran Strategis 9: Terwujudnya good governance & clean government di BBPBAP Jepara.

7. Sasaran Strategis 10: Terkelolanya anggaran secara optimal di BBPBAP Jepara. Kontribusi BBPBAP Jepara secara khusus terhadap visi Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan serta

(25)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

13

meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan belum bisa memberikan pengaruh yang nyata. Hal dikarenakan capaian atas indikator kinerja pada sasaran strategis tersebut di hitung secara nasional. Sehingga peran BBPBAP di dalam peningkatan atas nilai indikator NTPi, PDB maupun Jumlah Produksi Perikanan Budidaya di Indonesia secara umum tidak berpengaruh besar. Untuk itu, kedepannya BBPBAP Jepara sebagai Unit Pelaksana Teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya perlu melakukan peningkatan kegiatan pendampingan dan pengawalan teknologi perikanan budidaya secara lebih luas dan masif di masyarakat untuk membantu mewujudkan visi tersebut.

Sasaran Strategis 1 :

Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Sasaran Strategis pembangunan kelautan dan perikanan adalah Mensejahterakan Masyarakat Kelautan dan Perikanan. Sasaran strategis tersebut ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa potensi sumber daya kelautan dan perikanan dapat menjadi unggulan strategis sebagai motor penggerak dalam pembangunan perekonomian nasional. Sebagai Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, BBPBAP Jepara tentu ikut berperan dalam mensukseskan sasaran strategi tersebut melalui berbagai kegiatan diseminasi teknologi budidaya dan pengawalan teknis di masyarakat. Adapun nilai capaian sasaran stategis ini adalah dengan adopsi langsung Indikator Kinerja Utama pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sebagai Indikator Kinerja Utama di UPT mengingat nilai capaian sasaran strategis tersebut bersifat Nasional.

NTPi pada tahun 2012, 2013 dan 2014 sudah bisa dikatakan baik karena mencapai angka 100. Hal tersebut menunujukkan bahwa pembudidaya ikan telah dapat menyimpan hasil pendapatan yang diperoleh dari kegiatan budidaya ikan setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Namun, NTPi yang dicapai dari tahun 2012 terus mengalami penurunan hingga tahun 2014. Penurunan nilai NTPi berarti terjadi kenaikan nilai pembayaran yang dikeluarkan oleh pembudidaya dibandingkan dengan nilai yang di terima, sehingga pendapatan pembudidaya menjadi lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.

(26)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

14

Kekuatan ekonomi perikanan dari industri primer yakni penangkapan dan budidaya ikan yang dicerminkan dari PDB subsektor perikanan berdasarkan harga dan berlaku hingga kini berperan strategis dalam memberikan sumbangan terhadap PDB nasional. Sumbangan PDB subsektor perikanan dari tahun ke tahun selalu meningkat. Hal tersebut menggambarkan bahwa kemampuan sumber daya perikanan patut menjadi pertimbangan untuk diperhitungkan dalam perekonomian nasional. Data lengkap PDB perikanan dapat dan Nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) dapat dilihat pada Lampiran 3.

Sasaran Strategis 2

Meningkatnya Ketersediaan Produk Kelautan dan Perikanan

Indikator kinerja pada sasaran strategis 2 yaitu jumlah produksi perikanan budidaya merupakan IKU turunan dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP yang di adopsi secara langsung oleh instansi di bawahnya karena capaiannya bersifat nasional. Capaian indikator produksi perikanan budidaya hanya tercapai sebesar 14,52 juta ton (86 %) dari target produksi sebesar 16,89 juta di tahun 2014. Walaupun target capaian 2014 tidak terpenuhi, namun secara kuantitas produksi perikanan budidaya dari tahun 2010 hingga 2014 terus mengalami peningkatan produksi dari 5, 48 juta ton hingga 14,20 juta ton di tahun 2014 (Gambar 2). Data lengkap target dan realisasi capaian indikator kinerja pada sasaran strategis 2 dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 2. Grafik Produksi perikanan budidaya dari tahun 2010-2014.

Produksi, 2010, 5.48 Produksi, 2011, 6.98 Produksi, 2012, 9.45 Produksi, 2013, 13.70 Produksi, 2014, 14.20 0 8 16 2010 2011 2012 2013 2014 Pr o d u ksi Pe ri kan an B u d id ay a (J u ta To n ) Tahun

(27)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

15

Sasaran Strategis 3 :

Tersedianya Kebutuhan Inovasi Teknologi Hasil Litbang dan Rekayasa Untuk Modernisasi Sistem Produksi Budidaya Budidaya Air Payau .

Teknologi inovatif budidaya hasil perekayasaan merupakan salah satu produk BBPBAP Jepara yang diandalkan dan dapat diterapkan di masyarakat sehingga mampu meningkatkan produksi, efisiensi produksi, peningkatan nilai tambah, diversifikasi produk, perbaikan lingkungan dan pengendalian penyakit. Inovasi teknologi yang dihasilkan berasal dari kegiatan perekayasaan yang dilakukan oleh perekayasa secara terus menerus, dengan melakukan pengembangan dan perbaikan terhadap proses sehingga menghasilkan teknologi yang dapat diterapkan di masyarakat pembudidaya. Produktivitas BBPBAP Jepara di dalam menghasilkan teknologi inovasi hasil dari perekayasaan tergantung dari keberhasilan dan lama pengembangan teknologi tersebut hingga dapat diterapkan oleh masyarakat secara menguntungkan. Selain itu, menurunnya faktor kualitas lingkungan dan banyaknya infeksi virus juga turut menjadi tantangan bagi BBPBAP Jepara di dalam memproduksi teknologi inovatif di bidang perikanan budidaya air payau. Hal ini membuat BBPBAP Jepara mengalami penurunan jumlah teknologi inovatif yang dihasilkan setiap tahunnya. Data indikator kinerja utama pada sasaran strategis 3 dari tahun 2010 – 2014 dapat dilihat lengkap pada Lampiran 5.

Teknologi inovatif budidaya hasil perekayasaan yang dihasilkan oleh BBPBAP Jepara pada tahun 2014 merupakan kegiatan “budidaya udang vaname teknologi supra intensif”. Budidaya vaname teknologi supra intensif merupakan kegiatan budidaya dengan kepadatan tinggi sehingga mencapai 400 - 500 benih udang stadia PL per m3 dengan perkiraan produksi 150 ton/ha/siklus. Keunggulan dari budidaya udang vaname teknologi supra intensif ini dengan melakukan sistem resirkulasi filtrasi dengan teknik pengelolaan limbah buangan sehingga aman bagi lingkungan (zero waste). Pengelolaan limbah yang dikelola dengan sistem filtrasi melalui tandon endapan (IPAL instalasi pengelolaan air limbah) berupa padatan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan baku pakan ikan sedangkan limbah buangan tersuspensi dapat dimanfaatkan oleh organisme air lainnya menjadi biomas. Teknologi budidaya supra intensif ini telah dikembangkan dengan baik di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Barat.

(28)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

16

Sasaran Strategis 4

Tersedianya Kebijakan Bidang Budidaya Air Payau Sesuai Kebutuhan. BBPBAP Jepara memiliki fungsi utama sebagai penyedia informasi teknis. Informasi teknis yang berasal dari kegiatan kerekayasaan teknologi terapan adaptif di BBPBAP Jepara menjadi sumber bahan untuk kebijakan di bidang budidaya air payau. Sumber bahan kebijakan di bidang perikanan budidaya air payau dapat berupa Juklak, Juknis, Pedoman, Peraturan maupun Standar. Kerekayasaan teknologi terapan adaptif budidaya air payau yang dilakukan oleh BBPBAP Jepara banyak yang kemudian menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan juga Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Dari tahun 2010 hingga tahun 2014, bahan kebijakan di bidang perikanan budidaya yang merupakan usulan dari BBPBAP Jepara untuk menjadi SNI mengalami peningkatan setiap tahunnya (Lihat lampiran 6). Rancangan Standar Nasional Indonesia Bidang Perikanan Budidaya Air Payau yang diusulkan dari BBPBAP Jepara kepada Sub Panitia Teknis (Sub Pantek) maupun Panitia Teknis (Pantek) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya pada Tahun 2014 sebanyak 35 judul (Lampiran 7). Namun demikian, untuk menjadi kesepakatan secara nasional (Konsensus SNI) guna menetapkan RSNI menjadi SNI melalui ketetapan Badan Standar Nasional masih ada keterbatasan sehingga RSNI yang diusulkan oleh BBPBAP Jepara yang dibahas sampai SNI 3 baru 7 judul. Adapun SNI 3 dari BBPBAP Jepara antara lain:

Tabel 3. Judul SNI 3 BBPBAP Jepara tahun 2014.

No. Judul SNI 3 Konseptor

1. Identifikasi vibrio alginolyticus patogen dan non patogen dengan metode polymerase chain reaction (PCR)

Drh. C. Retno Handayani, M.Si

2. Uji kesehatan calon induk hasil tangkapan (alam) Sri Murti Astuti, S.P

3. Produksi Udang Vaname Teknologi Supra intensif Ir. Darmawan AD dan Stakeholder 4. Manajemen budidaya udang sistem kolektif Supito, S.Pi, M.Si

5. Produksi Benih Ikan Nila Salin Ir. M.Soleh, M.Si/Agus Basyar Abdul Haris

6. Benih Nila Salin Ir. M.Soleh, M.Si/Agus Basyar

Abdul Haris

(29)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

17

Demikian juga dengan Kaji Ulang SNI Perikanan Budidaya Air Payau sebanyak 24 judul namun belum secara maksimal dievaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap penerapan dan pemberlakuan SNI perikanan budidaya air payau agar sesuai dengan tuntutan dan perkembangan pelaku usaha maupun pelaku pasar. BBPBAP Jepara dari tahun 2010 hingga 2014 dapat mencapai target usulan RSNI dengan baik. Namun, beberapa permasalahan di dalam pembahasan usulan RSNI sehingga menjadi SNI menjadi pemikiran bersama untuk dicarikan jalan keluarnya. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

1. Balai diberikan wewenang untuk mengajukan anggaran melalui APBN untuk melakukan penyelenggaraan kegiatan atau rapat Sub Pantek.

2. Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi penerapan SNI perikanan budidaya secara terus menerus.

3. Melakukan review terhadap regulasi proses penetapan SNI sehingga dalam proses abolisi maupun penetapan kembali SNI konsensus tidak membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun.

Selain sebagai konseptor utama di dalam pembuatan SNI, BBPBAP Jepara juga sebagai sumber informasi teknis untuk pembuatan bahan kebijakan di bidang perikanan budidaya. Bahan kebijakan di bidang perikanan budidaya yang dihasilkan oleh BBPBAP Jepara pada tahun 2014 antara lain :

1. SOP teknis berkaitan dengan pembenihan, pembesaran dan sarana prasarana. 2. Petunjuk Teknis Perikanan Budidaya (produksi/pembesaran, sarana dan pakan). 3. Lending Model Usaha Perikanan Budidaya.

4. Sistem budidaya kolektif.

Selain sebagai konseptor utama di dalam pembuatan Rancangan SNI, BBPBAP Jepara juga telah menjadi konseptor utama di dalam Rancangan Standar Kompeternsi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Rancangan SKKNI hasil konseptor utama dari BBPBAP Jepara yang kemudian menjadi SKKNI adalah: (1) SKKNI Kategori Pertanian, kehutanan dan Perikanan Golongan Perikanan Budidaya Sub Golongan Budidaya Ikan Laut Kelompok Usaha Pembesaran Udang di Air Payau, dan (2) SKKNI Kategori Pertanian, kehutanan dan Perikanan Golongan Perikanan Budidaya Sub Golongan Budidaya Ikan Laut Kelompok Usaha Pembenihan Udang di Air Payau.

(30)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

18

Sasaran Strategis 5

Terselenggaranya modernisasi sistem produksi Kelautan Perikanan, Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan Perikanan yang optimal dan bermutu

Sasaran strategis terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan perikanan yang optimal dan bermutu dinilai dari 12 indikator kinerja utama. Capaian kinerja tahun 2014 pada sasaran strategis ini dinilai sangat baik, hal ini dapat dilihat dari realisasi kinerja yang melebihi target yang ditetapkan. Seluruh indikator kinerja pada sasaran strategis ini tercapai lebih dari 100 %. Data Indikator kinerja utama pada sasaran strategis 5 dapat dilihat pada Lampiran 8.

1. Produksi Benih Berkualitas

Pada bidang perbenihan, indikator kinerja yang menjadi target utama adalah jumlah benih bermutu yang dihasilkan dan didistribusikan ke masyarakat. Dari target 30 juta ekor benih bermutu dapat terealisasi 30,385 juta ekor atau tercapai sebesar 101 %. Realisasi benih bermutu ini terdiri dari benih udang (windu dan udang galah), ikan (nener, gelondongan bandeng, nila salin dan kerapu) serta produksi benih dari outlet-outlet. Proporsi terbesar komoditi benih berkualitas yang dihasilkan oleh BBPBAP Jepara pada tahun 2014 adalah benih udang windu sebesar 88,5 % dengan jumlah produksi sebesar 27,1 juta ekor yang telah tersebar di 13 kabupaten/kota di Indonesia (Tabel 4 dan Gambar 4).

Gambar 3. Benih udang Windu dan Nila Salin Bermutu produk BBPBAP Jepara

Beberapa kriteria yang digunakan untuk mengukur mutu benih yaitu benih bebas virus dan tumbuh cepat, baik untuk komoditi ikan, udang windu maupun udang galah.

(31)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

19

Kedepan, perekayasaaan dalam menghasilkan benih bermutu akan terangkai dalam sebuah sistem operasional perbenihan yang dimulai dari pengelolaan induk, larva, pakan hingga sistem transportasi yang dapat menjamin benih–benih tersebut diterima dengan kualitas yang baik pada tingkat pembudidaya.

Tabel 4. Produksi benih berkualitas di BBPBAP Jepara dan sebarannya

Komoditi Benih Produksi

(juta ekor)

% Sebaran Asal Benih

Udang Windu 27.06 88.5 Lamongan, Gresik, Pati, Demak, Kendal, Pekalongan, Jepara, Brebes, Indramayu, Banten, Palembang, Tarakan, Pinrang.

Keg prod. internal dan kegiatan di outlet-outlet BBPBAP Jepara

Udang galah 0.82 2.7 Jogja, Sleman Keg prod.internal

BBPBAP Jepara

Kerapu 0.02 0.1 Karimun Jawa Keg prod.internal

BBPBAP Jepara

Nener 2.19 7.2 Jepara, Demak, Pati,

Rembang

Keg prod.internal BBPBAP Jepara

Nila salin 0.28 0.9 Jepara Keg prod.internal

BBPBAP Jepara Gelondongan bandeng 0.18 0.6 Jepara, Demak Keg prod.internal

BBPBAP Jepara

BBPBAP Jepara dari tahun 2013 telah mengembangkan model outlet layanan benih di sentra budidaya. Outlet BBPBAP Jepara menjadi wahana percontohan dan pembinaan kepada petani pendederan di sentra budidaya sehingga kontinuitas dan kualitas benih bisa ditingkatkan. Outlet BBPBAP Jepara telah memberikan kontribusi yang nyata terhadap capaian indikator kinerja produksi benih berkualitas, sehingga keberadaan outlet sebagai penyedia benih kedepannya akan terus dipertahankan.

Peningkatan prosentase capaian dalam bidang produksi benih akan ditingkatkan pada tahun – tahun mendatang dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kendala-kendala teknis serta non teknis. Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam peningkatan produksi benih secara nasional baik dalam kuantitas maupun kualitas benih sehingga perlu dilakukan upaya:

1. Standarisasi fasilitas perbenihan secara nasional.

(32)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

20

3. Penguatan jejaring informasi perbenihan antar produsen dan konsumen. 4. Efisiensi produksi benih melalui berbagai kegiatan kerekayasaan.

Gambar 4. Grafik proporsi jenis benih berkualitas yang di hasilkan BBPBAP Jepara pada tahun 2014 (juta ekor)

2. Produksi Induk Unggul Udang Windu

Target calon induk udang windu (Penaeus monodon) tahun 2014 adalah 21,000 ekor dengan realisasi melebihi target atau 39,149 ekor dengan capaian kinerja 186 %. Meskipun realisasinya melebih target, namun calon induk windu yang ditargetkan sebesar 21,000 ekor pada tahun 2014 hanya 1,63% dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu 1,285,000 ekor. Tingginya target calon induk unggul tahun 2013 karena perhitungannya meliputi komoditas udang windu dan ikan bandeng. Perhitungan target dan realisasi calon induk udang windu tahun 2013 meliputi produksi nauplius, benih dan calon induk berukuran > 30 gr (hasil cut off I). Data lengkap target dan realisasi produksi calon induk unggul dari tahun 2010 – 2014 dapat di lihat pada Lampiran 8.

juta ekor, udang windu, 27.06 , 88% juta ekor, udang galah, 0.82 , 3% juta ekor, kerapu, 0.02 , 0% juta ekor, nener, 2.19 , 7%

juta ekor, nila salin, 0.28 , 1% juta ekor,

gelondongan bandeng, 0.18 ,

(33)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

21

Gambar 5. Tambak Produksi Calon Induk menerapkan konsep full

biosecurity (atas). Calon Induk Udang Windu produksi BBPBAP Jepara

(bawah)

Produksi calon induk udang windu tahun 2014 adalah generasi ke-8 hasil perkawinan induk generasi ke-7. Kendala induk generasi 7 untuk menghasilkan generasi 8 hampir sama dengan induk generasi 6 untuk menghasilkan induk ke-7 yaitu daya tetas telurnya masih rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut yang kemungkinan akan terjadi pada induk genarasi ke-8, diupayakan perbaikan kualitas calon induk maupun induk generasi 8 dengan pemeliharaan hasil cut off I di bak dengan pemberian pakan segar seperti cacing laut (Nereis sp) segar, cacing rubelus segar yang diperkaya, tiram dan cumi. Perbaikan induk generasi ke-8 juga diupayakan melalui uji multilokasi di UPT DJPB anggota jejaring udang windu (BPAP Takalar, BPAP Ujung Batee Aceh, BPAP Situbondo).

Pendekatan rasio produksi induk udang windu unggul berbasis kapasitas broodstock

center adalah sarana produksi (lahan budidaya) dan padat tebar. Luas lahan broodstock center yang dimiliki BBPBAP Jepara untuk produksi calon dan induk unggul adalah 4,4 Ha

(34)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

22

ditata sedemikian rupa sehingga memudahkan melakukan permindahan/modular atau cut

off (cut I, II dan III).

Pengembangan calon induk untuk menghasilkan induk unggul dan terseleksi di tambak dilakukan dengan seleksi individu bersamaan dengan pelaksanaan cut of. Cut off I dilaksanakan pada umur 4 bulan atau calon induk udang windu berukuran > 30 gr/ekor dengan hasil 60,000 ekor. Cut off II akan dilaksanakan tahun 2015 pada umur 8 bulan atau calon induk udang windu berukuran > 60 gr/ekor dengan prediksi 30,000 ekor (SOP cut off II adalah 50%).

Berdasarkan hasil evaluasi teknis kelayakan produksi induk udang windu tahun 2013 dengan kepadatan 1 ekor/m2, serta untuk percepatan pertumbuhan calon induk udang windu maka kepadatan produksi di tahun 2014 dikurangi menjadi 0,5 ekor/m2. Sehingga untuk target produksi induk produktif > 100 gr/ekor sejumlah 16,000 ekor (hasil cut off III), dengan luasan lahan budidaya 3,08 Ha, maka rasio produksi induk dengan kapasitas

broodstock center adalah 125%.

Hasil identifikasi permasalahan yang di hadapi dalam peningkatan produksi induk udang windu antara lain: ketergantungan terhadap induk alam yang kualitasnya semakin menurun, performa reproduksi induk windu generasi ke-6 dan ke-7 masih rendah, produktifitas sarana NSBC rendah dan aspek penerapan biosekuriti belum maksimal. Untuk mengatasi permasalahan yang di hadapi tersebut akan dilakukan beberapa upaya: 1. Melakukan rekayasa genetic sesuai kaedah dibidang pemuliaan.

2. Melakukan rekayasa dalam bidang biologi reproduksi.

3. Melakukan perbaikan kualitas calon induk udang windu secara hormonal.

4. Melakukan perbaikan nutrisi dan lingkungan pada SOP pembesaran calon induk dan maturasi.

5. Melakukan penyempurnaan fasilitas, engineering serta peningkatan sistem biosekuriti. Selain upaya tersebut, BBPBAP Jepara sebagai Ketua Jejaring Broodstock Udang Windu akan lebih meningkatkan peran anggota jejaring dengan peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang informasi dan teknis sehingga permasalahan untuk peningkatan produksi induk secara nasional akan dapat teratasi.

(35)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

23

3. Pengawalan dan Pendampingan Teknologi

Kegiatan pengawalan dan pendampingan teknologi yang dilakukan di BBPBAP Jepara bertujuan untuk mendukung program Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) dalam rangka meningkatkan produktivitas, produksi dan mutu perikanan budidaya. Kegiatan utamanya berupa percontohan langsung pada tambak rakyat/pembudidaya dengan menerapkan teknologi hasil inovasi teknologi perekayasaan. Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah melakukan pembinaan teknis kepada pembudidaya melalui pertemuan teknis/temu lapang dan pembinaan teknis secara langsung dan rutin kepada para pembudidaya di sekitar kawasan tambak percontohan.

Gambar 6. Kegiatan temu lapang (kiri) program demfarm dan Tambak Percontohan (kanan).

Pengawalan dan pendampingan teknologi yang dilakukan BBPBAP Jepara termasuk kedalam indikator kinerja utama yaitu: (IKU 9) Jumlah Diseminasi Teknologi Dalam Rangka Pengembangan Kawasan Budidaya, (IKU 12) Jumlah Daerah dalam Pengawalan /Pendampingan Kawasan Minapolitan, (IKU 13) Jumlah Lokasi Percontohan Penerapan Teknologi Budidaya Adaptif Terapan, (IKU 14) Jumlah Kawasan Budidaya Binaan yang Telah Melaksanakan Teknologi Adaptif Perikanan Budidaya, dan (IKU 16) Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan Pengawasan Teknis Budidaya. Realisasi kinerja indikator kinerja tersebut tercapai sangat baik pada tahun 2014 (Lihat Lampiran 8).

Terjadi peningkatan dua kali lipat terhadap jumlah kawasan yang mendapat pengawalan/pendampingan teknologi dari BBPBAP Jepara pada tahun 2014 dibandingkan pada tahun 2013 (Gambar 7). Peningkatan jumlah kawasan tersebut terkait dengan penugasan dari DJPB untuk kegiatan Denfarm, Minapolitan dan Industrialisasi.

(36)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

24

Pengawalan dan pendampingan teknis pada kawasan Minapolitan berdasarkan SK DJPB untuk penugasan BBPBAP Jepara tahun 2014 adalah sebanyak 15 Kabupaten/Kota, yaitu Lampung Selatan, Lampung Timur, Tulang Bawang, Serang, Tangerang, Brebes, Pemalang, Kota Pekalongan, Kab. Pekalongan, Kendal, Demak, Jepara, Pati, Rembang dan Sambas-Kalbar. Data kawasan pendampingan/pengawalan yang dilakukan BBPBAP Jepara berdasarkan IKU 9, IKU 12, IKU 13, IKU 14 dan IKU 16 dari tahun 2010 hingga 2014 dapat dilihat pada Lampiran 9 hingga Lampiran 13.

Gambar 7 . Grafik Jumlah kawasan pendampingan/pengawalan oleh BBPBAP Jepara berdasarkan IKU dari tahun 2010-2014

Keberhasilan BBPBAP Jepara untuk pendampingan dan pengawalan pada kegiatan Denfarm dan Minapolitan terlihat dari peningkatan luas lahan produksi, total produksi dan jumlah peserta pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013. Peningkatan tersebut terjadi di hampir seluruh kawasan binaan BBPBAP Jepara, salah satunya pada Provinsi Jawa Tengah (Tabel 5). Jawa Tengah menjadi prioritas utama dalam pengawalan dan pendampingan teknologi dari BBPBAP Jepara. Kawasan pendampingan/pengawalan di Provinsi Jawa Tengah yang dibina oleh BBPBAP Jepara telah berada hampir di seluruh kabupaten/kota di Provinsi ini (Gambar 8). Selain melakukan pengawalan/pendampingan teknologi di kawasan Pantura Jawa, pengembangan kawasan pendampingan dan pengawalan teknologi

5 10 15 20 25 30 2010 2011 2012 2013 2014 Ju m lah kawas an p e n d am p in gan /p e n gawal an

(37)

| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |

25

pada tahun 2014 juga telah dilakukan di wilayah tambak Pantai Selatan (Pansel) untuk memanfaatkan lahan pasir (tambak pasir).

Tabel 5. Indikator keberhasilan kegiatan Denfarm dan Minapolitan BBPBAP Jepara di Provinsi Jawa Tengah.

No. Indikator Keberhasilan Tahun 2013 Tahun 2014

1. Luas Lahan 198 ha 1.112 ha

2. Total Produksi 845.850 kg 1421.900 kg

3. Peserta 1.500 orang 6.500 orang

Pendampingan dan Pengawalan Teknis oleh BBPBAP-Jepara di

Prov. Jateng dan DIY, 2014

Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, CBIB Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, CBIB Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, CBIB PUMP Budidaya PUMP Budidaya Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, Outlet, CBIB Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, Outlet, CBIB PUMP Budidaya PUMP Budidaya Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, CBIB Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, GBS Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, Outlet, CBIB

Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, CPIB, CBIB Bantul Kulon progo PUMP Budidaya PUMP Budidaya Minapolitan, PUMP Budidaya Minapolitan, TP, PUMP Budidaya PUMP Budidaya PUMP Budidaya Tambak Pasir PUMP Budidaya, TambakPasir Tambak Pasir PUMP Budidaya Minapolitan, TP, PUMP Budidaya Minapolitan, TP, PUMP Budidaya PUMP Budidaya TP, PUMP Budidaya PUMP Budidaya PUMP Budidaya TP, PUMP Budidaya PUMP Budidaya PUMP Budidaya PUMP Budidaya PUMP Budidaya

Gambar 8. Peta lokasi pendampingan/pengawalan oleh BBPBAP Jepara di Prov.Jawa Tengah dan DIY tahun 2014.

Disamping keberhasilan yang telah dicapai pada tahun 2014, terdapat beberapa permasalahan dalam pengembangan jumlah kawasan budidaya antara lain: keterbatasan sarana dan prasarana oleh pembudidaya, karakteristik lokasi dan kondisi lahan sehingga memerlukan teknologi inovatif yang spesifik, serta SDM BBPBAP sebagai pengawal

Gambar

Tabel 1. Capaian Kinerja BBPBAP Jepara Tahun 2014
Tabel  2.  Target  dan  Realisasi  Capaian  Indikator  Kinerja  Utama  BBPBAP  Jepara  pada  Tahun 2014
Gambar 2. Grafik Produksi perikanan budidaya dari tahun 2010-2014.
Tabel 3. Judul SNI 3 BBPBAP Jepara tahun 2014.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peristiwa pembiasan menyebabkan adanya penyimpangan arah cahaya dan pada prisma akan mengalami dispersi cahaya, karena n bervariasi dengan

Didalam penelitian ini tranduser piezoelektrik dengan luasan tertentu dijadikan sebagai media konversi energi yaitu gaya tekan air hujan yang jatuh menjadi energi

Berdasarkan hasil temuan diatas, dapat diketahui bahwa strategi penghidupan yang dilakukan oleh para pedagang kaki lima di Yogya, Hanoi, Surigao, Kigali dan Johannesburg adalah

Rambatan 85213262419 Pemuda Tani Obsaheri Ladang Laweh Nagari Sapi Potong 197 Sumatera Barat Tanah Datar Desi Afrianis, S.Pt Jorong Patai Nagari Padang Magek Kec. Tani Sepakat

Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data kondisi fisik secara lebih detil pada setiap tipologi pesisir sebagai faktor internal seperti kondisi iklim, dan perilaku

Dalam permodelan poligon ini, sebuah bangun ruang, atau objek tiga dimensi yang akan dibangun dapat dengan leluasa dibuat karena bagaimanapun juga, prinsip dari

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA JABATAN PELAJARAN NEGERI PEJABAT PELAJARAN DAERAH SEKOLAH Menerima penataran PBS dari KPM Menyediakan bahan penataran MULA Menyediakan Laporan

Berdasarkan potensi yang ada pada pangan tradisional Bali dan prospek pengembangan pangan fungsional yang baik dimasa yang akan datang, maka pengembangan pangan