• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANANAN LABORATORIUM PUSKESMAS BANTARUJEG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANANAN LABORATORIUM PUSKESMAS BANTARUJEG"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANANAN LABORATORIUM PUSKESMAS BANTARUJEG

I. PENDAHULUAN 

Pelayanan laboratorium puskesmas merupakan salah satu unsur penting dalam Pelayanan laboratorium puskesmas merupakan salah satu unsur penting dalam upaya puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Laboratorium upaya puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Laboratorium puskesmas melaksanakan pengukuran,penetapan dan pengujian terhadap bahan yang puskesmas melaksanakan pengukuran,penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit,penyebaran penyakit,kondisi berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit,penyebaran penyakit,kondisi kesehatanatau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatanatau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat diwilayah kerja puskesmas.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut terdapat bahaya/resiko yang mungkin terjadi Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut terdapat bahaya/resiko yang mungkin terjadi terhadap petugas yang berada didlam labortaorium maupun lingkungan terhadap petugas yang berada didlam labortaorium maupun lingkungan diskitarnya.Untuk mengurangi atau mencegah bahaya yang terjadi,setiap petugas harus diskitarnya.Untuk mengurangi atau mencegah bahaya yang terjadi,setiap petugas harus melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

Oleh karena itu perlu disusun suatu program keselamatan/keamanan laboratorium Oleh karena itu perlu disusun suatu program keselamatan/keamanan laboratorium puskesmas

puskesmas Bantarujeg sebagai Bantarujeg sebagai uapaya uapaya dalam dalam peningkatan keselamatan peningkatan keselamatan laboratoriumlaboratorium yang merupakan bagian dari program keselamatan pasien puskesmas.

II. LATAR BELAKANG 

Puskesmas Bantarujeg merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Puskesmas Bantarujeg merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka yang bertanggungjawab melaksanakan pembangunan kesehatan Kabupaten Majalengka yang bertanggungjawab melaksanakan pembangunan kesehatan diwilayah kerja puskesmas Bantarujeg..

Hingga saat ini belum tercatat adanya insiden keselamatan kerja laboratorium di Hingga saat ini belum tercatat adanya insiden keselamatan kerja laboratorium di puskesmas Bantarujeg.Namun demikian mengingat besarnya resiko kecelakaan dan puskesmas Bantarujeg.Namun demikian mengingat besarnya resiko kecelakaan dan gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat kegiatan laboratorium,maka diperlukan gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat kegiatan laboratorium,maka diperlukan K3 laboratorium yang baik melalui penerapan manajemen K3 di Puskesmas Bantarujeg. K3 laboratorium yang baik melalui penerapan manajemen K3 di Puskesmas Bantarujeg. Penerapan manejemen K3 adalah agar seluruh kegiatan K3 dapat terlaksana Penerapan manejemen K3 adalah agar seluruh kegiatan K3 dapat terlaksana melalui proses identifikasi,perencanaan,pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta melalui proses identifikasi,perencanaan,pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta kegiatan pengendalian,pengawasan dengan baik.

III. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan laboratorium di Puskesmas Bantarujeg.

b. Tujuan Khusus

1.Acuan dalam melaksanakan program keselamatan laboratorium di Puskesmas Bantarujeg.

2.Meningkatkan pengetahuan petugas terhadapresiko terjadinya

Kecelakaan dan gangguan keseahtan akibat kegiatan laboratorium di Puskesmas Bantarujeg.

3.Menjamin mutu pekerjaan di laboratorium puskesmas Bantarujeg.

IV. KEGIATAN POKOK dan RINCIAN KEGIATAN

a. Identifikasi

Pengenalan dari berbagai bahaya dan resiko kesehatan ditempat dan Lingkungan kerja biasanya dilakukan dengan cara melihat dan mengenal. Untuk dapat mengenal bahaya dan resiko lingkungan kerja dengan baik dan tepat diperlukan informasi mengenai;

- Alur proses dan cara kerja yang digunakan - Bahan kimia,media dan reagen yang digunakan - Spesimen yang diperiksa

- Sarana prasarana dan alat laboratorium - Limbah yang dihasilkan

- Efek kesehatan dari semua bahan berbahaya ditempat dan lingkungan

kerja.

- Perkiraan petugas yang potensial terpapar/terpajan.

b. Perencanaan

- Analisa situasi kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium

Puskesmas.Analisa situasi merupakan langakh pertama yang harus dilakukan ,dengan melihat sumber daya yang dimiliki,sumber dana yang tersedia dan bahaya potensial apa yang mengancam laboratorium puskesmas.

- Identifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium.

- Identifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium dapat

dilakukan dengan inspeksi tempat kerja,dan lingkungan kerja,sehingga kita dapat menemukan masalah-maslah kesehatan dan keslamatan kerja.

- Alternatif rencana upaya penanggulangannya. Dari masalah-masalah yang

ditemukan dicari alternatif upaya penanggulangannya berdasarkan dana dan sumber daya yang tersedia.

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan perencanaan adalah:

 Adanya denah lokasi bahaya potensial

 Rumusan alternatif rencana upaya penanggulangannya

c. Pelaksanaan

- Melaksanakan sosialisasi K3 pada seluruh petugas.

- Membuat SOP pelaksanaan program keselamatan kerja laboratorium

dan

- Melakukan revisi bila diperlukan.

- Membuat laporan pelaksanaan kegiatan program

keselamatan/keamnanan Laboratorium.

- Mengkoordinasi pemeriksaan kesehatan dan imunisasi bagi karyawan

d. Pengawasan

- Melakukan pengawasan dan pengendalian penerapan

programkeselamatan Keamanan laboratorium.

- Melakukan penyelidikan sesuai kebutuhan didalam laboratorium jika

terjadiPelepasan bahan berbahaya dan bahan infeksi.

- Melaporkan kejadian atau maslah K3 di laboratorium puskesmas.

e. Melaksanakan upaya-upaya perbaikan

V. CARA MELAKUKAN KEGIATAN dan SASARAN

a. cara melaksankan kegiatan, melaksanakan program meliputi:

-  identifikasi -  perencanaan -  pelaksanaan -  pengawasan

- melakukan upaya perbaikan

b. Sasaran : tempat kerja dan lingkungan kerja yang menunjang K3

- pelaksanaan praktek laboratorium yang sesuai dengan standar dan

peraturan yang berlaku

- Tersedianya peralatan keamanan sesuai praktek dilaboratorium (tempat

cuci

tangan dengan air mengalir dan alat pemadam kebakaran)

- Penggunaan APD( jas lab,masker,sarung tangan,alas kaki)dilaboratorium - Pelaksanaan cuci tangan yang benar

- Tidak ada pengolahan specimen yang tidak sesuai standar

- 100% keselamatan/kemanan laboratorium dilaporkan dan ditindaklanjuti.

VI. JADWAL KEGIATAN

No Kegiatan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 1 Identifikasi

2 Perencanaan 3 Pelaksanaan 4 Pengawasan 5 Upayaperbaikan

VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN dan PELAPORAN

- Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakuakan setiap tahun sekali Pada bulan desember,sedangkan pelaporannya dilakukan pada bulan Januari tahun berikutnya.

PELAPORAN PROGRAM KESELAMATAN DAN PELAPORAN INSIDEN

SOP

No. Dokumen :SOP/210/PKM.BTR/I/2017

No. Revisi : 00

Tanggal Terbit : 19 Januari 2017

Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG

dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes. NIP. 19720701 200212 2 002 1. Pengertian Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana dibuatnya asuhan

pasien lebih aman yang meliputi asesmen resiko, identifikasi, dan

pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insidens, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan resiko dan mencegah terjadinya cedera.

Pelaporan insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran.

2. Tujuan Untuk menurunkan insiden dan mengoreksi system dalam rangka eningkatkan keselamatan pasien dan tidak untuk menyalahkan (non blaming)

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Nomor:440/SK/004

/PKM.BTR/1/2017 tentang Kebijakan Mutu Dan Keselamatan Pasien 4. Referensi Permenkes RI No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan

Pasien Rumah Sakit

5. Prosedur  1. Petugas laboratorium melaporkan setiap insiden dalam waktu paling lambat 2x24 jam sesuai format laporan kepada Tim Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)

2. Petugas laboratorium membangun kesadaran akan keselamatan pasien

3. Petugas laboratorium mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko 4. Petugas laboratorium melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien 5. Petugas laboratorium belajar dan berbagi pengalaman tentang

keselamatan pasien

6. Petugas laboratorium mencegah cedera melaui implementasi sistem keselamatan pasien.

6. Bagan Alir

Petugas laboratorium melaporkan setiap insiden dalam waktu paling lambat 2x24 jam sesuai format laporan kepada Tim Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien PMKP

Petugas laboratorium membangun

kesadaran akan keselamatan pasien

7. Hal-hal Yang Perlu

Diperhatikan

8. Unit Terkait Unit Laboratorium 9. Dokumen

Terkait 10. Rekaman

Histori Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan Petugas laboratorium mengintegrasikan aktivitas pengelolaan Petugas laboratorium melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien

Petugas laboratorium belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien

Petugas laboratorium mencegah cedera melaui implementasi sistem keselamatan pasien

PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG

Jl. Siliwangi No. 13 Ds/Kec. Bantarujeg Kab.Majalengka Kode Pos : 43464

email : uptdpuskesmasbantarujeg@gmail.com

KEPUTUSAN

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG NOMOR:440/SK/053/Pkm.Btr/I/2017

T E N T A N G

PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG

Menimbang : a. Bahwa puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),pencegahan penyakit (preventif),penyembuhan penyakit (kuratif),dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu,dan berkesinambungan;

b. bahwa dalam upaya mengatur praktik keamanan dan langkah  –  langkah

pencegahan infeksi, resiko dan kemungkinan bahaya di laboratorium perlu ditetapkan penanganan dan pembuangan bahan berbahaya;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud huruf a,dipandang perlu menetapkan surat keputusan kepala UPTD Puskesmas Bantarujeg Tentang Penanganan Dan Pembuangan Bahan Berbahaya.

Mengingat : 1. UU Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat. 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013

tentang Penyelenggraan Laboratorium Klinik Yang Baik.

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

5. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah.

M E M U T U S K A N

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG TENTANG PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA

KESATU : Memberlakukan SOP penanganan dan pembuangan bahan berbahaya.

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan / perubahan sebagaimana mestnya.

Ditetapkan di: Bantarujeg

Pada tanggal :17 Januari 2017

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG

PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA

SOP

No. Dokumen :SOP/211/PKM.BTR/I/2017

No. Revisi : 00

Tanggal Terbit : 19 Januari 2017

Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG

dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes. NIP. 19720701 200212 2 002 1. Pengertian Bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,

baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

2. Tujuan Mencegah terjadinya penularan atau infeksi baik kepada petugas ataupun lingkungan dari segala sesuatu yang disebabkan oleh bahan berbahaya yang berada di laboratorium.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Bantarujeg Nomor:440/SK/053/PKM.BTR/I/2017 tentang Penanganan dan Pembuangan Bahan Berbahaya.

4. Referensi 1. Peraturan pemerintah no.74 tahun 2001

2. http://dokumen.tips/documents/sop-penanganan-limbah.html 5. Prosedur A. Limbah cair

Yang termasuk limbah cair adalah : Pelarut organik bahan kimia untuk pengujian, bekas pencucian alat dan specimen ( darah dan cairan tubuh ).

 Cairan bekas pencucian alat langsung dialirkan lewatwastafel

yang langsung terhubung dengan pipa pembuangan akhir limbah organik.

 Limbah cair sisa analisa dari alat kimia maupun hematologi

ditampung dalam dirigen, B. Limbah padat

Yang termasuk limbah padat adalah: Peralatan habis pakaiseperti jarum suntik, sarung tangan, kapas, botol specimenkemasan reagen, sisa specimen dan kertas bekas.

 Jarum suntik dan sisa benda tajam lainnya dimasukan kedalam

safety box 

 Sarung tangan, kapas, botol specimen, kemasan reagen dan

bahan-bahan infeksius lainnya ditampung dalam bak sampah yang berwarna kuning.

6. Bagan Alir 7. Hal-hal Yang Perlu di perhatikan 8. Unit Terkait 9. Dokumen Terkait 10. Rekamn Histori

Perubahan No Yang Dirubah Isin Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan Limbah cair 

Yang termasuk limbah cair adalah : Pelarut organik bahan kimia untuk pengujian, bekas pencucian alat dan specimen ( darah dan cairan tubuh ).

Limbah padat

Yang termasuk limbah padat adalah: Peralatan habis pakaiseperti jarum suntik, sarung tangan, kapas, botol specimenkemasan reagen, sisa specimen dan kertas bekas

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM

SOP

No. Dokumen : SOP/212/PKM.BTR/I/2017

No. Revisi : 00

Tanggal Terbit : 19 Januari 2017

Halaman : 1/1

UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG

dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes. NIP. 19720701 200212 1 002 1. Pengertian Manajemen resiko adalah pendekatan proaktif/mengidentifikasi, menilai

dan menyusun prioritas resiko

2. Tujuan Menghilangkan ataun meminimalkan dampak risiko

3. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas

Nomor:440/SK/052/PKM.BTR/I/2017 Tentang Pengendalian Mutu Laboratorium

4. Referensi Pedoman Praktik Laboratorium Yang Benar, Depkes RI. 2004 5. Prosedur 1. Mencegah risiko yang membahayakan orang lain

a. Melakukan prosdur kesehatan dan keselamtan kerja 2. Mencegah risiko yang membahayakan diri sendiri

a. Mengurangi risiko tertusuk jarum

b. Jangan membengkokan atau mematahkan jarum, ditutup menggunakan metode one-handed.

c. Jarum dan benda yang tajam harus dibuang dalam safety box. 3. Mencegah risiko kebakaran

6. Bagan alir

7. Hal-hal Yang Perlu

Diperhatikan

8. Unit Terkait Unit Laboratorium 9. Dokumen Terkait

10. Rekaman Histori

Perubahan No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan Mencegah risiko yang

membahayakan orang lain Mencegah risiko yang membahayakan diri sendiri Mencegah risiko kebakaran

ORIENTASI PROSEDUR DAN PRAKTIK KESELAMATAN KERJA/KEAMANAN

KERJA SOP

No. Dokumen :SOP/213/PKM.BTR/I/2017

No. Revisi : 00

Tanggal Terbit : 19 Januari 2017

Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG

dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes. NIP. 19720701 200212 2 002 1.Pengertian - Orientasi adalah upaya pelatihan dan pengembangan awal bagi

para karyawan.

- Orientasi prosedur dan praktik keselamatan kerja bagi petugas

laboratorium supaya petugas laboratorium dapat mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi serta mengetahui cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan di laboratorium.

2.Tujuan Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi dilaboratorium.

3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Nomor:440/SK/004 /PKM.BTR/1/2017 tentang Kebijakan Mutu Dan Keselamatan Pasien

4.Referensi 1. Permenkes No. 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat

2. Permenkes No.43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik.

5.Prosedur 1. Penanggungjawab laboratorium menginstruksikan kepada petugas laboratorium untuk mengikuti orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja

2. Petugas laboratorium mengikuti orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja telah dilaksanakan.

3. Petugas laboratorium melaporkan kepada Penanggungjawab laboratorium bahwa orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja.

4. Petugas laboratorium membuat laporan hasil orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja.

5. Petugas laboratorium menyampaikan laporan hasil orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja kepada Penanggungjawab laboratorium.

6. Petugas laboratorium menerapkan hasil orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja di dalam kegiatan pelayanan di laboratorium.

6.Bagan Alir

7.Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan

8.Unit Terkait Unit Laboratorium 9.Dokumen Terkait

10.Rekaman Histori

Perubahan No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan Penanggungjawab laboratorium

menginstruksikan kepada petugas laboratorium untuk mengikuti orientasi prosedur dan praktik keselamatan / keamanan kerja

Petugas laboratorium mengikuti orientasi prosedur dan praktik keselamatan / keamanan kerja telah dilaksanakan

Petugas laboratorium melaporkan kepada

Penanggungjawab laboratorium bahwa orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja

Petugas laboratorium membuat laporan hasil orientasi prosedur dan praktik

keselamatan/keamanan kerja

Petugas laboratorium menyampaikan laporan hasil orientasi prosedur dan praktik

keselamatan/keamanan kerja kepada Penanggung  jawab laboratorium

Petugas laboratorium menerapkan hasil orientasi prosedur dan praktik

keselamatan/keamanan kerja di dalam kegiatan pelayanan di laboratorium

PELATIHAN DAN PENDIDIKAN UNTUK PROSEDUR BARU, BAHAN BERBAHAYA,

PERALATAN BARU

SOP

No. Dokumen : SOP/214/PKM.BTR/I/2017

No. Revisi : 00

Tanggal Terbit : 19 Januari 2017

Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG

dr. Hj.Iis Kusmawati,M.Kes. NIP. 19720701 200212 2 002 1. Pengertian Pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya,

peralatan baru adalah kegiatan untuk memberi bekal tambahan pengetahuan kepada petugas laboratorium tentang prosedur baru, bahan berbahaya dan peralatan baru.

2. Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan petugas laboratorium

2. Meningkatkan kualitas pelayanan laboratorium puskesmas

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Nomor:440/SK/004 /PKM.BTR/1/2017 tentang Kebijakan Mutu Dan Keselamatan Pasien  .Penanggungjawab laboratorium perlu memantau dan menerapkan materi pelatihan (monitoring pasca pelatihan)

4. Referensi Permenkes No.43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik.

5. Prosedur 1. Penanggung jawab laboratorium menginstruksikan kepada petugas laboratorium untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru.

2. Petugas laboratorium mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru.

3. Petugas laboratorium melaporkan kepada Penanggungjawab laboratorium bahwa pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru telah dilaksanakan.

4. Petugas laboratorium membuat laporan hasil pelatihan dan pendidikan prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru.

5. Petugas laboratorium menyampaikan laporan hasil pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru kepada penanggungjawab laboratorium.

6. Petugas laboratorium menerapkan hasil pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru didalam kegiatan pelayanan di laboratorium.

6. Bagan Alir

7. Hal-hal Yang Perlu

Diperhatikan

8. Unit Terkait Unit Laboratorium 9. Dokumen

Terkait 10. Rekaman

Histori Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan Penanggung jawab

laboratorium menginstruksikan kepada petugas laboratorium untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru

Petugas laboratorium mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru

Petugas laboratorium melaporkan kepada Penanggungjawab

laboratorium bahwa pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya,

peralatan baru telah dilaksanakan Petugas laboratorium membuat

laporan hasil pelatihan dan pendidikan prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru

Petugas laboratorium

menyampaikan laporan hasil pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru kepada penanggungjawab laboratorium

Petugas laboratorium menerapkan hasil pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru didalam kegiatan pelayanan di laboratorium

 

Referensi

Dokumen terkait

Pembenahan sarana prasarana laboratorium sangat penting dilakukan agar dapat meningkatkan mutu diagnosa pasien yang hendak melakukan perawatan di puskesmas, mengingat

Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI),

Puskesmas Kota kaler sebagai salah satu Puskesmas LKB yang ada di kota Tangerang ikut serta dalam upaya pencegahan dan penaggulangan HIV-AIDS dengan mengadakan kegiatan berupa

Puskesmas Ciledug sebagai salah satu Puskesmas LKB yang ada di kota Tangerang ikut serta dalam upaya pencegahan dan penaggulangan HIV-AIDS dengan mengadakan kegiatan

Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program. Pemantauan dilaksanakan secara berkala dan terus

Puskesmas merupakan salah satu instansi pemerintah yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan masyarakat di tingkat kabupaten/kota. Peran puskesmas sangat penting dalam

Salah satu upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh UPTD Puskesmas Way Dente adalah program Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).. TUJUAN UMUM

Tahap Pelaksanaan Pegawai Puskesmas - Penandatanganan kesepakatan - Disusunnya Struktur Organisasi K3 - Menyusun Rencana Kerja K3 Pegawai - Ditandatangani Kesepakatan K3 -