KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANANAN LABORATORIUM PUSKESMAS BANTARUJEG
I. PENDAHULUAN
Pelayanan laboratorium puskesmas merupakan salah satu unsur penting dalam Pelayanan laboratorium puskesmas merupakan salah satu unsur penting dalam upaya puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Laboratorium upaya puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Laboratorium puskesmas melaksanakan pengukuran,penetapan dan pengujian terhadap bahan yang puskesmas melaksanakan pengukuran,penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit,penyebaran penyakit,kondisi berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit,penyebaran penyakit,kondisi kesehatanatau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatanatau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat diwilayah kerja puskesmas.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut terdapat bahaya/resiko yang mungkin terjadi Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut terdapat bahaya/resiko yang mungkin terjadi terhadap petugas yang berada didlam labortaorium maupun lingkungan terhadap petugas yang berada didlam labortaorium maupun lingkungan diskitarnya.Untuk mengurangi atau mencegah bahaya yang terjadi,setiap petugas harus diskitarnya.Untuk mengurangi atau mencegah bahaya yang terjadi,setiap petugas harus melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Oleh karena itu perlu disusun suatu program keselamatan/keamanan laboratorium Oleh karena itu perlu disusun suatu program keselamatan/keamanan laboratorium puskesmas
puskesmas Bantarujeg sebagai Bantarujeg sebagai uapaya uapaya dalam dalam peningkatan keselamatan peningkatan keselamatan laboratoriumlaboratorium yang merupakan bagian dari program keselamatan pasien puskesmas.
II. LATAR BELAKANG
Puskesmas Bantarujeg merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Puskesmas Bantarujeg merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka yang bertanggungjawab melaksanakan pembangunan kesehatan Kabupaten Majalengka yang bertanggungjawab melaksanakan pembangunan kesehatan diwilayah kerja puskesmas Bantarujeg..
Hingga saat ini belum tercatat adanya insiden keselamatan kerja laboratorium di Hingga saat ini belum tercatat adanya insiden keselamatan kerja laboratorium di puskesmas Bantarujeg.Namun demikian mengingat besarnya resiko kecelakaan dan puskesmas Bantarujeg.Namun demikian mengingat besarnya resiko kecelakaan dan gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat kegiatan laboratorium,maka diperlukan gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat kegiatan laboratorium,maka diperlukan K3 laboratorium yang baik melalui penerapan manajemen K3 di Puskesmas Bantarujeg. K3 laboratorium yang baik melalui penerapan manajemen K3 di Puskesmas Bantarujeg. Penerapan manejemen K3 adalah agar seluruh kegiatan K3 dapat terlaksana Penerapan manejemen K3 adalah agar seluruh kegiatan K3 dapat terlaksana melalui proses identifikasi,perencanaan,pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta melalui proses identifikasi,perencanaan,pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta kegiatan pengendalian,pengawasan dengan baik.
III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan laboratorium di Puskesmas Bantarujeg.
b. Tujuan Khusus
1.Acuan dalam melaksanakan program keselamatan laboratorium di Puskesmas Bantarujeg.
2.Meningkatkan pengetahuan petugas terhadapresiko terjadinya
Kecelakaan dan gangguan keseahtan akibat kegiatan laboratorium di Puskesmas Bantarujeg.
3.Menjamin mutu pekerjaan di laboratorium puskesmas Bantarujeg.
IV. KEGIATAN POKOK dan RINCIAN KEGIATAN
a. Identifikasi
Pengenalan dari berbagai bahaya dan resiko kesehatan ditempat dan Lingkungan kerja biasanya dilakukan dengan cara melihat dan mengenal. Untuk dapat mengenal bahaya dan resiko lingkungan kerja dengan baik dan tepat diperlukan informasi mengenai;
- Alur proses dan cara kerja yang digunakan - Bahan kimia,media dan reagen yang digunakan - Spesimen yang diperiksa
- Sarana prasarana dan alat laboratorium - Limbah yang dihasilkan
- Efek kesehatan dari semua bahan berbahaya ditempat dan lingkungan
kerja.
- Perkiraan petugas yang potensial terpapar/terpajan.
b. Perencanaan
- Analisa situasi kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium
Puskesmas.Analisa situasi merupakan langakh pertama yang harus dilakukan ,dengan melihat sumber daya yang dimiliki,sumber dana yang tersedia dan bahaya potensial apa yang mengancam laboratorium puskesmas.
- Identifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium.
- Identifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium dapat
dilakukan dengan inspeksi tempat kerja,dan lingkungan kerja,sehingga kita dapat menemukan masalah-maslah kesehatan dan keslamatan kerja.
- Alternatif rencana upaya penanggulangannya. Dari masalah-masalah yang
ditemukan dicari alternatif upaya penanggulangannya berdasarkan dana dan sumber daya yang tersedia.
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan perencanaan adalah:
Adanya denah lokasi bahaya potensial
Rumusan alternatif rencana upaya penanggulangannya
c. Pelaksanaan
- Melaksanakan sosialisasi K3 pada seluruh petugas.
- Membuat SOP pelaksanaan program keselamatan kerja laboratorium
dan
- Melakukan revisi bila diperlukan.
- Membuat laporan pelaksanaan kegiatan program
keselamatan/keamnanan Laboratorium.
- Mengkoordinasi pemeriksaan kesehatan dan imunisasi bagi karyawan
d. Pengawasan
- Melakukan pengawasan dan pengendalian penerapan
programkeselamatan Keamanan laboratorium.
- Melakukan penyelidikan sesuai kebutuhan didalam laboratorium jika
terjadiPelepasan bahan berbahaya dan bahan infeksi.
- Melaporkan kejadian atau maslah K3 di laboratorium puskesmas.
e. Melaksanakan upaya-upaya perbaikan
V. CARA MELAKUKAN KEGIATAN dan SASARAN
a. cara melaksankan kegiatan, melaksanakan program meliputi:
- identifikasi - perencanaan - pelaksanaan - pengawasan
- melakukan upaya perbaikan
b. Sasaran : tempat kerja dan lingkungan kerja yang menunjang K3
- pelaksanaan praktek laboratorium yang sesuai dengan standar dan
peraturan yang berlaku
- Tersedianya peralatan keamanan sesuai praktek dilaboratorium (tempat
cuci
tangan dengan air mengalir dan alat pemadam kebakaran)
- Penggunaan APD( jas lab,masker,sarung tangan,alas kaki)dilaboratorium - Pelaksanaan cuci tangan yang benar
- Tidak ada pengolahan specimen yang tidak sesuai standar
- 100% keselamatan/kemanan laboratorium dilaporkan dan ditindaklanjuti.
VI. JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 1 Identifikasi
2 Perencanaan 3 Pelaksanaan 4 Pengawasan 5 Upayaperbaikan
VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN dan PELAPORAN
- Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakuakan setiap tahun sekali Pada bulan desember,sedangkan pelaporannya dilakukan pada bulan Januari tahun berikutnya.
PELAPORAN PROGRAM KESELAMATAN DAN PELAPORAN INSIDEN
SOP
No. Dokumen :SOP/210/PKM.BTR/I/2017
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 19 Januari 2017
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG
dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes. NIP. 19720701 200212 2 002 1. Pengertian Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana dibuatnya asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen resiko, identifikasi, dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insidens, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan resiko dan mencegah terjadinya cedera.
Pelaporan insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran.
2. Tujuan Untuk menurunkan insiden dan mengoreksi system dalam rangka eningkatkan keselamatan pasien dan tidak untuk menyalahkan (non blaming)
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Nomor:440/SK/004
/PKM.BTR/1/2017 tentang Kebijakan Mutu Dan Keselamatan Pasien 4. Referensi Permenkes RI No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan
Pasien Rumah Sakit
5. Prosedur 1. Petugas laboratorium melaporkan setiap insiden dalam waktu paling lambat 2x24 jam sesuai format laporan kepada Tim Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)
2. Petugas laboratorium membangun kesadaran akan keselamatan pasien
3. Petugas laboratorium mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko 4. Petugas laboratorium melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien 5. Petugas laboratorium belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien
6. Petugas laboratorium mencegah cedera melaui implementasi sistem keselamatan pasien.
6. Bagan Alir
Petugas laboratorium melaporkan setiap insiden dalam waktu paling lambat 2x24 jam sesuai format laporan kepada Tim Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien PMKP
Petugas laboratorium membangun
kesadaran akan keselamatan pasien
7. Hal-hal Yang Perlu
Diperhatikan
8. Unit Terkait Unit Laboratorium 9. Dokumen
Terkait 10. Rekaman
Histori Perubahan
No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan Petugas laboratorium mengintegrasikan aktivitas pengelolaan Petugas laboratorium melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
Petugas laboratorium belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
Petugas laboratorium mencegah cedera melaui implementasi sistem keselamatan pasien
PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG
Jl. Siliwangi No. 13 Ds/Kec. Bantarujeg Kab.Majalengka Kode Pos : 43464email : uptdpuskesmasbantarujeg@gmail.com
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG NOMOR:440/SK/053/Pkm.Btr/I/2017
T E N T A N G
PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG
Menimbang : a. Bahwa puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),pencegahan penyakit (preventif),penyembuhan penyakit (kuratif),dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu,dan berkesinambungan;
b. bahwa dalam upaya mengatur praktik keamanan dan langkah – langkah
pencegahan infeksi, resiko dan kemungkinan bahaya di laboratorium perlu ditetapkan penanganan dan pembuangan bahan berbahaya;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud huruf a,dipandang perlu menetapkan surat keputusan kepala UPTD Puskesmas Bantarujeg Tentang Penanganan Dan Pembuangan Bahan Berbahaya.
Mengingat : 1. UU Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat. 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013
tentang Penyelenggraan Laboratorium Klinik Yang Baik.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
5. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah.
M E M U T U S K A N
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG TENTANG PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA
KESATU : Memberlakukan SOP penanganan dan pembuangan bahan berbahaya.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan / perubahan sebagaimana mestnya.
Ditetapkan di: Bantarujeg
Pada tanggal :17 Januari 2017
KEPALA UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG
PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA
SOP
No. Dokumen :SOP/211/PKM.BTR/I/2017
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 19 Januari 2017
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG
dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes. NIP. 19720701 200212 2 002 1. Pengertian Bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
2. Tujuan Mencegah terjadinya penularan atau infeksi baik kepada petugas ataupun lingkungan dari segala sesuatu yang disebabkan oleh bahan berbahaya yang berada di laboratorium.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Bantarujeg Nomor:440/SK/053/PKM.BTR/I/2017 tentang Penanganan dan Pembuangan Bahan Berbahaya.
4. Referensi 1. Peraturan pemerintah no.74 tahun 2001
2. http://dokumen.tips/documents/sop-penanganan-limbah.html 5. Prosedur A. Limbah cair
Yang termasuk limbah cair adalah : Pelarut organik bahan kimia untuk pengujian, bekas pencucian alat dan specimen ( darah dan cairan tubuh ).
Cairan bekas pencucian alat langsung dialirkan lewatwastafel
yang langsung terhubung dengan pipa pembuangan akhir limbah organik.
Limbah cair sisa analisa dari alat kimia maupun hematologi
ditampung dalam dirigen, B. Limbah padat
Yang termasuk limbah padat adalah: Peralatan habis pakaiseperti jarum suntik, sarung tangan, kapas, botol specimenkemasan reagen, sisa specimen dan kertas bekas.
Jarum suntik dan sisa benda tajam lainnya dimasukan kedalam
safety box
Sarung tangan, kapas, botol specimen, kemasan reagen dan
bahan-bahan infeksius lainnya ditampung dalam bak sampah yang berwarna kuning.
6. Bagan Alir 7. Hal-hal Yang Perlu di perhatikan 8. Unit Terkait 9. Dokumen Terkait 10. Rekamn Histori
Perubahan No Yang Dirubah Isin Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan Limbah cair
Yang termasuk limbah cair adalah : Pelarut organik bahan kimia untuk pengujian, bekas pencucian alat dan specimen ( darah dan cairan tubuh ).
Limbah padat
Yang termasuk limbah padat adalah: Peralatan habis pakaiseperti jarum suntik, sarung tangan, kapas, botol specimenkemasan reagen, sisa specimen dan kertas bekas
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM
SOP
No. Dokumen : SOP/212/PKM.BTR/I/2017
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 19 Januari 2017
Halaman : 1/1
UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG
dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes. NIP. 19720701 200212 1 002 1. Pengertian Manajemen resiko adalah pendekatan proaktif/mengidentifikasi, menilai
dan menyusun prioritas resiko
2. Tujuan Menghilangkan ataun meminimalkan dampak risiko
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Nomor:440/SK/052/PKM.BTR/I/2017 Tentang Pengendalian Mutu Laboratorium
4. Referensi Pedoman Praktik Laboratorium Yang Benar, Depkes RI. 2004 5. Prosedur 1. Mencegah risiko yang membahayakan orang lain
a. Melakukan prosdur kesehatan dan keselamtan kerja 2. Mencegah risiko yang membahayakan diri sendiri
a. Mengurangi risiko tertusuk jarum
b. Jangan membengkokan atau mematahkan jarum, ditutup menggunakan metode one-handed.
c. Jarum dan benda yang tajam harus dibuang dalam safety box. 3. Mencegah risiko kebakaran
6. Bagan alir
7. Hal-hal Yang Perlu
Diperhatikan
8. Unit Terkait Unit Laboratorium 9. Dokumen Terkait
10. Rekaman Histori
Perubahan No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan Mencegah risiko yang
membahayakan orang lain Mencegah risiko yang membahayakan diri sendiri Mencegah risiko kebakaran
ORIENTASI PROSEDUR DAN PRAKTIK KESELAMATAN KERJA/KEAMANAN
KERJA SOP
No. Dokumen :SOP/213/PKM.BTR/I/2017
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 19 Januari 2017
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG
dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes. NIP. 19720701 200212 2 002 1.Pengertian - Orientasi adalah upaya pelatihan dan pengembangan awal bagi
para karyawan.
- Orientasi prosedur dan praktik keselamatan kerja bagi petugas
laboratorium supaya petugas laboratorium dapat mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi serta mengetahui cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan di laboratorium.
2.Tujuan Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi dilaboratorium.
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Nomor:440/SK/004 /PKM.BTR/1/2017 tentang Kebijakan Mutu Dan Keselamatan Pasien
4.Referensi 1. Permenkes No. 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Permenkes No.43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik.
5.Prosedur 1. Penanggungjawab laboratorium menginstruksikan kepada petugas laboratorium untuk mengikuti orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja
2. Petugas laboratorium mengikuti orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja telah dilaksanakan.
3. Petugas laboratorium melaporkan kepada Penanggungjawab laboratorium bahwa orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja.
4. Petugas laboratorium membuat laporan hasil orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja.
5. Petugas laboratorium menyampaikan laporan hasil orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja kepada Penanggungjawab laboratorium.
6. Petugas laboratorium menerapkan hasil orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja di dalam kegiatan pelayanan di laboratorium.
6.Bagan Alir
7.Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
8.Unit Terkait Unit Laboratorium 9.Dokumen Terkait
10.Rekaman Histori
Perubahan No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan Penanggungjawab laboratorium
menginstruksikan kepada petugas laboratorium untuk mengikuti orientasi prosedur dan praktik keselamatan / keamanan kerja
Petugas laboratorium mengikuti orientasi prosedur dan praktik keselamatan / keamanan kerja telah dilaksanakan
Petugas laboratorium melaporkan kepada
Penanggungjawab laboratorium bahwa orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja
Petugas laboratorium membuat laporan hasil orientasi prosedur dan praktik
keselamatan/keamanan kerja
Petugas laboratorium menyampaikan laporan hasil orientasi prosedur dan praktik
keselamatan/keamanan kerja kepada Penanggung jawab laboratorium
Petugas laboratorium menerapkan hasil orientasi prosedur dan praktik
keselamatan/keamanan kerja di dalam kegiatan pelayanan di laboratorium
PELATIHAN DAN PENDIDIKAN UNTUK PROSEDUR BARU, BAHAN BERBAHAYA,
PERALATAN BARU
SOP
No. Dokumen : SOP/214/PKM.BTR/I/2017
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 19 Januari 2017
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG
dr. Hj.Iis Kusmawati,M.Kes. NIP. 19720701 200212 2 002 1. Pengertian Pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya,
peralatan baru adalah kegiatan untuk memberi bekal tambahan pengetahuan kepada petugas laboratorium tentang prosedur baru, bahan berbahaya dan peralatan baru.
2. Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan petugas laboratorium
2. Meningkatkan kualitas pelayanan laboratorium puskesmas
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Nomor:440/SK/004 /PKM.BTR/1/2017 tentang Kebijakan Mutu Dan Keselamatan Pasien .Penanggungjawab laboratorium perlu memantau dan menerapkan materi pelatihan (monitoring pasca pelatihan)
4. Referensi Permenkes No.43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik.
5. Prosedur 1. Penanggung jawab laboratorium menginstruksikan kepada petugas laboratorium untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru.
2. Petugas laboratorium mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru.
3. Petugas laboratorium melaporkan kepada Penanggungjawab laboratorium bahwa pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru telah dilaksanakan.
4. Petugas laboratorium membuat laporan hasil pelatihan dan pendidikan prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru.
5. Petugas laboratorium menyampaikan laporan hasil pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru kepada penanggungjawab laboratorium.
6. Petugas laboratorium menerapkan hasil pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru didalam kegiatan pelayanan di laboratorium.
6. Bagan Alir
7. Hal-hal Yang Perlu
Diperhatikan
8. Unit Terkait Unit Laboratorium 9. Dokumen
Terkait 10. Rekaman
Histori Perubahan
No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan Penanggung jawab
laboratorium menginstruksikan kepada petugas laboratorium untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru
Petugas laboratorium mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru
Petugas laboratorium melaporkan kepada Penanggungjawab
laboratorium bahwa pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya,
peralatan baru telah dilaksanakan Petugas laboratorium membuat
laporan hasil pelatihan dan pendidikan prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru
Petugas laboratorium
menyampaikan laporan hasil pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru kepada penanggungjawab laboratorium
Petugas laboratorium menerapkan hasil pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru didalam kegiatan pelayanan di laboratorium