• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang deskripsi tempat penelitian yaitu SMP Bentara Wacana Muntilan, deskripsi responden penelitian, prosedur penelitian, hasil daya diskriminasi aitem dan reliabilitas penelitian, identifikasi skor, hasil uji asumsi klasik, uji hipotesis dan pembahasan.

4.1 Deskripsi Tempat Penelitian

Penelitian ini berjudul Pengaruh Coping With Stress terhadap Stres Siswa dan Prestasi Akademik Siswa di SMP Bentara Wacana Muntilan. Pada penelitian ini penulis memilih SMP Bentara Wacana Muntilan sebagai tempat penelitian. SMP Bentara Wacana berada di Jalan Lettu Sugiarno 40 A, Pucungrejo, Muntilan. Visi dari SMP Bentara Wacana adalah Menjadi Sekolah yang berprestasi, kreatif, dan aktif dalam proses pembentukan lulusan yang memiliki integritas Kristiani. Sedangkan misi dari SMP Bentara Wacana Muntilan yaitu menyiapkan siswa yang beriman dan berkarakter positif sesuai dengan integritas Kristiani, menyiapkan lingkungan sekolah dan pergaulan yang berdasarkan kasih, menciptakan lingkungan sekoah yang kondusif dan mendukung pembelajaran yang kreatif dan aktif, menyiapkan siswa yang berprestasi, kreatif dan aktif baik di dalam kelas, di luar kelas dan di dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah siswa di SMP Bentara Wacana Muntilan yaitu 230 orang. Pada penelitian ini, 97 orang siswa digunakan untuk keperluan tryout. Sedangkan sisanya, yaitu 133 orang siswa digunakan untuk keperluan penelitian.

(2)

2

4.2 Deskripsi Responden Penelitian

Responden penelitian ini adalah siswa di SMP Bentara Wacana Muntilan yang berjumlah 133 orang.

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1

Demografi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Responden %

1. Laki-laki 77 58 %

2. Perempuan 56 42 %

Total 133 100 %

Berdasarkan data di Tabel 4. 1 dapat dilihat bahwa siswa yang berpartisipasi dalam pengisian skala psikologi ini yaitu, 77 (58%) orang laki-laki dan 56 (42%) orang perempuan.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2

Demografi Responden berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah Responden %

1. 12–13 tahun 58 44 %

2. 14-15 tahun 61 46 %

3. 16-17 tahun 14 10 %

Total 133 100 %

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa siswa yang berpartisipasi dalam pengisian skala psikologi ini yaitu, 58 orang (44%) berusia 12-13 tahun, 61 orang (46%) berusia 14-15 tahun, dan 14 orang (10%) berusia 16-17 tahun.

(3)

3 4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas

Tabel 4.3

Demografi Responden berdasarkan Kelas

No. Kelas Jumlah Responden %

1. VII 67 50 %

2. VIII 45 34 %

3. IX 21 16 %

Total 133 100 %

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa siswa yang berpartisipasi dalam pengisian skala psikologi ini yaitu, 67 orang (50%) berada di kelas VII, 45 orang (34%) berada di kelas VIII, dan 21 orang (16%) berada di kelas IX.

4.3 Prosedur Penelitian 4.3.1 Pengambilan Data Awal

Sebelum memasuki tahap penelitian lebih lanjut, penulis melakukan proses pencarian informasi mengenai variabel yang diteliti di SMP Bentara Wacana Muntilan. Pencarian informasi ini bertujuan untuk melengkapi data-data yang diperlukan. Data yang dimaksud adalah jumlah siswa SMP Bentara Wacana yang akan dijadikan subjek penelitian.

4.3.2 Pelaksanaan Penelitian

Sebelum pelaksanaan tryout, pada tanggal 14 Januari 2017 penulis melakukan uji bahasa terlebih dahulu terhadap enam orang siswa remaja SMP yang berasal dari enam sekolah yang berbeda di Yogyakarta yang tergabung dalam Bimbel Tutorall, LKP Mitra Nusantara, Yogyakarta. Pemilihan sekolah yang berbeda dengan tujuan mencari keterwakilan latar belakang responden untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil

(4)

4

menunjukkan adanya kalimat dalam aitem-aitem yang perlu dirubah (Lampiran B. 1).

Pelaksanaan tryout dilakukan tanggal 24 dan 28 Februari 2017 kemudian dilanjutkan tanggal 2 Maret 2017 dengan jumlah subjek 90 orang siswa SMP Bentara Wacana. Siswa yang diikutkan sebagai responden dalam tryout berasal dari kelas 7B, 8B, 9A, dan 9B yang dianggap dapat mewakili responden untuk penelitian selanjutnya. Sedangkan pelaksanan penelitian dilakukan tanggal 24 Maret 2017 dan 4 April 2017 dengan membagikan skala pada 133 orang siswa SMP Bentara Wacana. Responden untuk penelitian berasal dari kelas 7A, 7C, 7D, 8A, 8C, dan 9C.

4.4 Hasil Daya Diskriminasi Aitem dan Reliabilitas 4.4.1 Daya Diskriminasi Aitem

4.4.1.1 Skala Stres

Uji diskriminasi skala Stres dilakukan menggunakan SPSS 16.0 dengan jumlah 54 aitem (90 orang subjek). Hasil pengujian skala stres dapat dilihat pada Tabel 4.4 :

Tabel 4.4

Hasil Pengujian Tryout Skala Stres

No. Pengujian Aitem yang Gugur Nilai Reliabilitas 1. Pengujian 1 5, 8, 9, 12, 15, 36 0,926

2. Pengujian 2 14, 52 0,926

3. Pengujian 3 - 0,926

Setelah dilakukan diskriminasi aitem melalui corrected item-total correlation, keseluruhan diperoleh 8 aitem yang memiliki koefisien

(5)

5 korelasi ≤ 0,30 dan dinyatakan gugur, yaitu aitem nomor 5, 8, 9, 12, 14, 15, 36, 52. Selanjutnya aitem valid yang tersisa digunakan untuk penelitian karena dianggap layak dan masih mewakili indikator yang ada, yaitu sebanyak 46 aitem.

4.4.1.2 Skala Coping With Stress

Uji diskriminasi skala Coping With Stress dilakukan menggunakan SPSS 16.0 dengan jumlah 42 aitem (90 orang subjek). Hasil pengujian skala CWS dapat dilihat pada Tabel 4.5 :

Tabel 4.5

Hasil Pengujian Tryout Skala Coping With Stres

No. Pengujian Aitem yang Gugur Nilai Reliabilitas

1. Pengujian 1 6, 18, 26, 33 0,914

2. Pengujian 2 3, 19 0,924

3. Pengujian 3 - 0,926

Setelah dilakukan diskriminasi aitem melalui corrected item-total correlation, keseluruhan diperoleh 6 aitem yang memiliki koefisien korelasi ≤ 0,30 dan dinyatakan gugur, yaitu aitem nomor 3, 6, 18, 19, 26, 33. Selanjutnya aitem valid yang tersisa digunakan untuk penelitian karena dianggap layak dan masih mewakili indikator yang ada, yaitu sebanyak 36 aitem.

4.5 Identifikasi Skor Hasil Pengukuran 4.5.1 Variabel Prestasi Akademik

Dalam menentukan interval kelas Prestasi Akademik digunakan rentang minimum maksimum dari Nilai Akademik. Rentang maksimum minimum Prestasi Akademik berkisar dari nilai 887 hingga 1092.

(6)

6

Tabel 4.6

Kategorisasi Skor Variabel Prestasi Akademik Kategori Interval N % Tinggi 1025 ≤ x ≤ 1093 22 17% Sedang 956 ≤ x ≤ 1024 48 36% Rendah 887 ≤ x ≤ 955 63 47% Min 887 Max 1092

Data di Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden yang memiliki nilai Prestasi Akademik tinggi sebanyak 22 orang (17%), sedang sebanyak 48 orang (36%), dan rendah sebanyak 63 orang (47%). Dengan demikian, sebagian besar responden memiliki nilai Prestasi Akademik yang berada dalam kategori rendah, yaitu 63 orang (47%).

4.5.2 Variabel Stres

Dalam menentukan interval kelas skala Stres digunakan rentang minimum maksimum dari skala yang terdiri dari 46 aitem. Rentang maksimum minimum skala Stres berkisar dari 66 hingga 193

Tabel 4.7

Kategorisasi Skor Variabel Stres

Kategori Interval N % Sangat Tinggi 170 ≤ x ≤ 195 7 5% Tinggi 144 ≤ x ≤ 169 41 31% Sedang 118 ≤ x ≤ 143 57 43% Rendah 92 ≤ x ≤ 117 24 18% Sangat Rendah 66 ≤ x ≤ 91 4 3% Min 66 Max 193 Mean 127,77 SD 18,98

(7)

7 Data di Tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden yang memiliki Stres sangat tinggi sebanyak 7 orang (5%), tinggi sebanyak 41 orang (31%), sedang sebanyak 57 orang (43%), rendah sebanyak 24 orang (18%) dan sangat rendah sebanyak 4 orang (3%). Dengan demikian, sebagian besar responden memiliki Stres yang berada dalam kategori sedang, yaitu 57 orang (43%) dengan nilai rata-rata sebesar 127,77.

4.5.3 Variabel Coping With Stress

Dalam menentukan interval kelas skala Coping With Stress digunakan rentang minimum maksimum dari skala yang terdiri dari 36 aitem. Rentang maksimum minimum skala Coping With Stress berkisar dari 85 hingga 151.

Tabel 4.8

Kategori Skor Variabel Coping With Stress

Kategori Interval N % Sangat Tinggi 141 ≤ x ≤ 154 11 8% Tinggi 127 ≤ x ≤ 140 49 37% Sedang 113 ≤ x ≤ 126 55 42% Rendah 99 ≤ x ≤ 112 15 11% Sangat Rendah 85 ≤ x ≤ 98 3 2% Min 85 Max 151 Mean 123,6 SD 12,68

Data di Tabel 4.8 menunjukkan bahwa responden yang memiliki Coping With Stress sangat tinggi sebanyak 11 orang (8%), tinggi sebanyak 49 orang (37%), sedang sebanyak 55 orang (42%), rendah sebanyak 15 orang (11%) dan sangat rendah sebanyak 3 orang (2%). Dengan demikian,

(8)

8

sebagian besar responden memiliki Coping With Stress yang berada dalam kategori sedang, yaitu 55 orang (42%) dengan nilai rata-rata sebesar 123,6.

4.6 Uji Asumsi Klasik 4.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan melihat hasil uji one sample Kolmogorov Smirnov.

4.6.1.1 Uji Normalitas (Stres dan Prestasi Akademik) 4.6.1.1.1 Uji Kolmogorov-Smirnov

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov variabel Stres dan Prestasi Akademik siswa SMP Bentara Wacana dapat dilihat pada Tabel 4.9:

Tabel 4.9

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (Stres dan Prestasi Akademik)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Stres Prestasi Akademik

N 133 133

Normal Parametersa Mean 134.92 3.953415

Std. Deviation 22.786 .0398110 Absolute .071 .118 Positive .030 .118 Negative -.071 -.056 Kolmogorov-Smirnov Z .816 1.357

Asymp. Sig. (2-tailed) .519 .050

(9)

9 Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 4.9 diketahui bahwa nilai koefisien stres sebesar 0,816 dengan signifikansi 0,519 (p>0,05) yang berarti bahwa data stres terdistribusi normal. Koefisien prestasi akademik sebesar 1,357 dengan signifikansi 0,050 (p>0,05) yang berarti bahwa data prestasi akademik terdistribusi normal.

4.6.1.2 Uji Normalitas (Coping With Stress dan Stres)

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov variabel Coping With Stres dan Stres siswa SMP Bentara Wacana dapat dilihat pada Tabel 4.10:

Tabel 4.10

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (Coping With Stress dan Stres)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CWS Stres

N 133 133

Normal Parametersa Mean 124.63 134.92

Std. Deviation 12.005 22.786 Absolute .050 .071 Positive .027 .030 Negative -.050 -.071 Kolmogorov-Smirnov Z .580 .816

Asymp. Sig. (2-tailed) .889 .519

a. Test distribution is Normal

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 4.10 diketahui bahwa nilai koefisien coping with stres sebesar 0,580 dengan signifikansi 0,889 (p>0,05) yang berarti bahwa data coping with stress terdistribusi normal. Koefisien stres sebesar 0,816 dengan signifikansi 0,519 (p>0,05) yang berarti data stres terdistribusi normal.

(10)

10

4.6.2 Uji Multikolinieritas

4.6.2.1 Uji Multikolinieritas (Stres dan Prestasi Akademik)

Tabel 4.11

Hasil Uji Multikolinieritas (Stres dan Prestasi Akademik)

Coefficientsa

Model Tolerance VIF

1 (Constans)

Stres 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Prestasi Akademik

Dari Tabel 4.11 terlihat kedua variabel bebas yang digunakan memiliki nilai tolerance 1,000 > 0,10 dan nilai VIF 1,000 < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinearitas pada variabel yang digunakan.

4.6.2.2 Uji Multikolinieritas (Coping With Stres dan Stres) Tabel 4.12

Hasil Uji Multikolinieritas (Coping With Stres dan Stres)

Coefficientsa

Model Tolerance VIF

1 (Constans)

CWS 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Stres

Dari Tabel 4.12 terlihat kedua variabel bebas yang digunakan memiliki nilai tolerance 1,000 > 0,10 dan nilai VIF 1,000 < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinearitas pada variabel yang digunakan.

(11)

11 4.6.3 Uji Heteroskedastisitas

4.6.3.1 Uji Heteroskedastisitas (Stres dan Prestasi Akademik)

Tabel 4.13 Scatterplot

(Stres dan Prestasi Akademik)

Statterplot menunjukan titik-titik terpencar dengan tidak membentuk pola-pola tertentu di sekitar garis diagonal, tetapi titik-titik tersebut menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Gambar 4.13 menunjukan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi dapat dipakai untuk memprediksi stres terhadap prestasi akademik.

(12)

12

4.6.3.2 Uji Heteroskedastisitas (Coping With Stress dan Stres)

Tabel 4.14 Scatterplot

(Coping With Stress dan Stres)

Statterplot menunjukan titik-titik terpencar dengan tidak membentuk pola-pola tertentu di sekitar garis diagonal, tetapi titik-titik tersebut menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Gambar 4.14 menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi dapat dipakai untuk memprediksi coping with stress terhadap stres.

4.6.4 Uji Linieritas

4.6.4.1 Uji Linieritas (Stres dan Prestasi Akademik)

Hasil uji linearitas antara Stres dan Prestasi Akademik dapat dilihat di Tabel 4.15.

(13)

13 Tabel 4.15

Hasil Uji Linieritas (Stres dan Prestasi Akademik)

ANOVA Table Sum of Squares Df Mean Square F Sig. PA* Stres Between Groups (Combined) 152587.740 64 2384.183 .972 .545 Linearity 8180.516 1 8180.516 3.334 .072 Deviation from Linearity 144407.224 63 2292.178 .934 .607 Within Groups 166844.967 68 2453.602 Total 319432.707 132

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi deviation from linearity sebesar 0,607 (> 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stres dan prestasi akademik memiliki hubungan yang tidak linier.

4.6.4.2 Uji Linieritas (Coping With Stres dan Stres)

Tabel 4.16 Hasil Uji Linieritas (Coping With Stres dan Stres)

ANOVA Table Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Stres* CWS Between Groups (Combined) 22262.889 48 463.810 .842 .739 Linearity 59.318 1 59.318 .108 .744 Deviation from Linearity 22203.571 47 472.416 .858 .714 Within Groups 46270.360 84 550.838 Total 68533.248 132

(14)

14

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi deviation from linearity sebesar 0,714 (> 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa coping with stress dan stres memiliki hubungan yang tidak linier.

4.7 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis yang telah dirumuskan dilakukan dengan menggunakan analisis regresi dan teknik analisis uji beda t-test.

Hipotesis 1, ada pengaruh Stres terhadap Prestasi Akademik siswa SMP Bentara Wacana.

4.7.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Stres dengan Prestasi Akademik

Hasil perhitungan statistik secara parsial untuk variabel Stres dan Prestasi Akademik diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.17 Hasil Uji Regresi

(Variabel Stres dan Prestasi Akademik)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1013.337 25.476 39.777 .000 Stres -.345 .186 -.160 -1.856 .066 a. Dependent Variabel: PA

Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai thitung stres sebesar 39,777 dengan tingkat signifikansi 0,066 (p > 0,05). Hasil ini mengartikan

(15)

15 bahwa tidak ada pengaruh stres terhadap prestasi akademik siswa SMP Bentara Wacana.

4.7.2 Koefisien Determinasi (R2) Stres dengan Prestasi Akademik Analisis koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara stres terhadap prestasi akademik siswa SMP Bentara Wacana.

Tabel 4.18

Hasil Uji Korelasi Stres terhadap Prestasi Akademik

Model Summary Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .160a .026 .018 48.74393

a. Prediktor: (Constant), Stres

Nilai R sebesar 0,160 pada tabel menunjukkan tidak adanya pengaruh stres terhadap prestasi akademik dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,026. Dengan demikian variabel stres memberikan pengaruh terhadap prestasi akademik sebesar 2,6%. Sedangkan sisanya sebesar 97,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa variabel stres tidak dapat digunakan sebagai prediktor terhadap prestasi akademik. Sedangkan standard kesalahan estimasi adalah 48,74393. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menjelaskan terdapat pengaruh antara stres terhadap prestasi akademik siswa SMP Bentara Wacana ditolak.

(16)

16

Hipotesis 2, ada pengaruh Coping With Stress terhadap Stres siswa SMP Bentara Wacana.

4.7.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Coping with Stress dengan Stres

Hasil perhitungan statistik secara parsial untuk variabel Coping with stress dan Stres diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.19 Hasil Uji Regresi

(Variabel Coping With Stres dan Stres) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 127.966 20.753 6.166 .000 CWS .056 .166 .029 .337 .737

a. Dependent Variabel: Stres

Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai thitung coping with stress sebesar 6,166 dengan tingkat signifikansi 0,737 (p > 0,05). Hasil ini mengartikan bahwa tidak ada pengaruh coping with stres terhadap stres siswa SMP Bentara Wacana.

4.7.4 Koefisien Determinasi (R2) Coping with Stress dan Stres

Analisis koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara coping with stress terhadap stres siswa SMP Bentara Wacana.

(17)

17 Tabel 4.20

Hasil Uji Korelasi

Coping With Stress terhadap Stres Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .029a .001 -.007 22.86267 a. Prediktor: (Constant), CWS

Nilai R sebesar 0,029 pada Tabel 4.22 menunjukkan tidak adanya pengaruh coping with stress terhadap stres dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,001. Dengan demikian variabel coping with stress memberikan pengaruh terhadap stres sebesar 0,1%. Sedangkan sisanya sebesar 99,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa variabel coping with stress tidak dapat digunakan sebagai prediktor terhadap stres. Sedangkan standard kesalahan estimasi adalah 22.86267. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menjelaskan terdapat pengaruh antara coping with stress terhadap stres siswa SMP Bentara Wacana ditolak.

(18)

18

Hipotesis 3, ada perbedaan kemampuan Coping With Stress ditinjau dari jenis kelamin siswa SMP Bentara Wacana.

4.7.5 Uji beda t-test

Tabel 4.21

Hasil Uji t Untuk Coping With Stress Siswa Laki-laki dan Perempuan

Group Statistics

JK N Mean

Std.

Deviation Std. Error Mean

CWS Laki-laki 77 122.86 12.587 1.434

Perempuan 56 127.07 10.794 1.442

Independent Samples Test Levene’s Test

for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t db Sig. (2-tailed) CWS Equal variances assumed .359 .550 -2.022 131 .045 Equal variances not assumed -2.073 127.405 .040

Dari Tabel 4.21 dapat diketahui bahwa uji homogenitas dengan Levene’s Test memperoleh Fhitung sebesar 0,359 dengan signifikansi 0,550 (p > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa varian dari kedua kategori homogen. Hasil uji t menunjukan nilai sebesar -2,020 dengan signifikansi sebesar 0,045 (p < 0,05), yang bermakna bahwa ada perbedaan coping with stress antara siswa laki-laki dan perempuan. Skor Coping with stress

(19)

19 perempuan lebih tinggi dengan rata-rata 127,07 dibandingkan coping with stress laki-laki dengan rata-rata 122,86.

4.8 Pembahasan

4.8.1 Tidak ada pengaruh Stres terhadap Prestasi Akademik Siswa di SMP Bentara Wacana Muntilan.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa Stres Siswa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Prestasi Akademik Siswa di SMP Bentara Wacana, Muntilan. Hasil uji statistik menunjukkan nilai R sebesar 0,160 pada tabel menunjukkan adanya pengaruh stres terhadap prestasi akademik dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,026. Variabel stres berpengaruh terhadap prestasi akademik sebesar 2,6% dan sisanya sebesar 97,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa variabel stres tidak dapat digunakan sebagai prediktor terhadap prestasi akademik. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan stres siswa tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik siswa.

Kemungkinan pertama, sebagian siswa menganggap bahwa stres yang dialami mereka masih dalam taraf sedang (sebanyak 43%) bahkan rendah (sebanyak 18%) (dapat dilihat dari Tabel 4.8) dan bukan membuat mereka terhambat dalam belajar sehingga hal tersebut dapat meningkatkan hasil prestasi akademik mereka. Oleh karena itu, stres yang dimiliki siswa tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Emmanuel et al. (2014) yang menyatakan bahwa faktor stres tidak berkorelasi secara signifikan dengan prestasi akademik, tetapi ada faktor lain, yaitu faktor lingkungan yang memberikan pengaruh di dalam pencapaian prestasi siswa-siswa sekolah menengah di Ghana Barat.

(20)

20

Kemungkinan kedua, stres yang dialami sebagian siswa merupakan stres yang positif (eustress) sehingga mereka terbiasa menghadapi tekanan dan tidak memberi pengaruh terhadap prestasi akademik mereka. Menurut Hebb (dalam Sarafino, 1997) eustress merupakan stres yang menguntungkan dan konstruktif bagi kesejahteraan individu. Sebanyak 31% siswa memiliki tingkat stres yang tinggi dan kemungkinan itu adalah stress yang positif. Adanya stres positif yang dimiliki siswa tidak menyebabkan permasalahan dalam hal akademiknya. Hal inilah yang menyebabkan stres tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik siswa di SMP Bentara Wacana. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gbettor et al. (2015) terhadap siswa politeknik Ghananian dimana dibuktikan bahwa pengaruh stres terhadap prestasi akademik ialah tidak signifikan, dan juga setiap faktor dari variabel stres mempunyai pengaruh yang sangat lemah terhadap prestasi akademik. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Kamarudin et al. (2009) bahwa tingkat stres pada semester awal dan pertengahan tidak berkorelasi signifikan dengan prestasi akademik, serta penelitian yang dilakukan oleh Kumari et al. (2012) membuktikan bahwa tingkat stres yang sedang dan tinggi yang dialami siswa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik siswa.

4.8.2 Tidak ada pengaruh Coping with Stress terhadap Stres Siswa di SMP Bentara Wacana Muntilan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Coping With Stress tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Stres Siswa di SMP Bentara Wacana Muntilan. Hasil uji statistik menunjukkan nilai R sebesar 0,029 pada tabel menunjukkan adanya pengaruh coping with stress terhadap

(21)

21 stres dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,001. Dengan demikian variabel coping with stress memberikan pengaruh terhadap stres sebesar 0,1% dan sisanya sebesar 99,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa variabel coping with stress tidak dapat digunakan sebagai prediktor terhadap stres. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan coping with stress tidak berpengaruh signifikan terhadap stress.

Kemungkinan pertama ialah terkait dengan pemilihan strategi dan keadaan stres yang dialami. Sebagian siswa mempunyai kemampuan coping yang tinggi yaitu sebanyak 49 orang atau 37% (Tabel 4.10). Hal ini berarti, siswa lebih cenderung mempergunakan strategi coping yang adaptif, yaitu problem-focused coping, sementara itu, kondisi stres yang dialami oleh siswa cenderung lebih kepada kondisi emosional, jadi tidak ada pengaruh karena pendekatan mereka berbeda, berfokus pada problem dan yang lain berfokus pada emosi yang tidak berpengaruh pada prestasi akademiknya. Oleh karena itu, strategi adaptif coping tidak bekerja secara maksimal pada situasi tersebut, jadi ada kemungkinan strategi coping yang maladaptif bekerja lebih efektif pada kondisi stres yang dialami oleh siswa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rabbani (2014) terhadap remaja Iran yang tinggal di Malaysia dan hasil penelitian Safaria (2012) terhadap 41 mahasiswa psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, serta hasil penelitian Dwyer dan Cummings (2001) yang melakukan penelitian terhadap 75 mahasiswa Universitas di Kanada.

(22)

22

4.8.3 Ada perbedaan Coping With Stress ditinjau dari Jenis Kelamin Siswa di SMP Bentara Wacana Muntilan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan coping with stres antara siswa laki-laki dan perempuan di SMP Bentara Wacana Muntilan (nilai t= -2,020 dengan signifikansi sebesar 0,045 < 0,05),. dengan skor perempuan lebih tinggi daripada skor laki-laki. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Paramita (2014), Hallemani et al. (2014). Hasil penelitian ini bertolakbelakang dengan hasil penelitian oleh Hampel & Petermann (2005); Cocoroda et al. (2012); Craciun (2013); Guszkowska et al. (2016) dimana memang ditemukan adanya perbedaan yang signifikan dengan skor laki-laki lebih tinggi daripada skor perempuan. Ada kemungkinan yang menyebabkan ada perbedaan coping with stress antar jenis kelamin siswa.

Kemungkinannya ialah pada masa remaja awal ini siswa perempuan di SMP Bentara Wacana memiliki perkembangan psikologis yang lebih matang daripada siswa laki-laki, sehingga siswa perempuan lebih dapat berpikir secara logis dan memilih strategi coping yang adaptif sedangkan siswa SMP Bentara Wacana Muntilan cenderung mempergunakan strategi yang maladaptif sehingga terjadi perbedaan di antara siswa laki-laki dan perempuan SMP Bentara Wacana Muntilan.

(23)

23 4.9 Kekuatan dan Kelemahan Penelitian

4.9.1 Kekuatan Penelitian

Penelitian ini mempunyai kekuatan sebagai berikut:

1. Ditemukan hal baru bahwa perempuan mempunyai strategi coping yang adaptif.

2. Mempergunakan sumber teori yang fundamental dalam perkembangan stres dan coping with stress.

4.9.2 Kelemahan Penelitian

Penelitian ini mempunyai kelemahan sebagai berikut:

1. Mempergunakan skala psikologis yang dipergunakan untuk umum bukan secara khusus skala psikologis untuk siswa.

2. Waktu penyebaran skala psikologis dilakukan pada waktu siswa tidak mengalami tekanan misalnya pada waktu menjelang ujian kenaikan kelas.

3. Proses tryout tidak diujikembalikan kepada responden, tetapi dilakukan dengan proses eliminasi aitem sehingga hal ini yang mungkin menyebabkan adanya masalah pada reliabilitas alat ukur.

Gambar

Tabel  4.2  menunjukkan  bahwa  siswa  yang  berpartisipasi  dalam  pengisian  skala  psikologi  ini  yaitu,  58  orang  (44%)  berusia  12-13  tahun,  61  orang  (46%)  berusia  14-15  tahun,  dan  14  orang  (10%)  berusia  16-17  tahun
Tabel 4.13  Scatterplot
Tabel 4.14  Scatterplot
Tabel 4.16  Hasil Uji Linieritas  (Coping With Stres dan Stres)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi baik

[r]

diperoleh kesimpulan sebagai berikut : tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan model latihan fisik menggunakan bola dan model latihan fisik tanpa

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan masalah dari pengembangan ini adalah : “Bagaimana model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

[r]

Produk penyaluran dana pada bank konvensional disebut dengan kredit, sedangkan produk penyaluran dana pada bank syariah disebut dengan pembiayaan. 'DODP EDKDVD ODWLQ

Eka Sari Lorena Pekanbaru 2013 Berdasarkan tabel 1.3, dari hasil tersebut dapat dikatakan hasil penjualan tiket bergerak fluktuatif, seperti yang disampaikan Griffin

kombucha rosela memiliki perbedaan signifikan pada fermentasi hari ke 1, 5, 7, 9,11, 13 dan 15, sedangkan pada fermentasi hari ke 3 beda tidak signifikan, hal