• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pengorganisasian Panitia Ppi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Pengorganisasian Panitia Ppi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karenaitu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan

Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi baik karena perawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit danfasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta monitoring dan evaluasi. Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS) sangat penting karena menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit. Apalagi akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit infeksi baru

Wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit infeksi sulit diperkirakan datangnya, sehingga kewaspadaan melalui surveilans dan tindakan pencegahan serta pengendaliannya perlu terus ditingkatkan. Selain itu infeksi yang terjadi di rumah sakit tidak saja dapat dikendalikan tetapi juga dapat dicegah dengan melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI bersama World Health Organization (WHO) ke rumah sakit - rumah sakit di Propinsi / Kabupaten / Kota disimpulkan bahwa Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit (KPPIRS) selama ini belum berfungsi optimal sebagaimana yang diharapkan. Penelitian juga menunjukkan bahwa anggota Komite belum memahami dengan baik tugas, kewenangan, serta tanggung jawab yang harus dilaksanakan dalam lingkup pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.

(2)

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Rumah sakit Bireuen Medical Center merupakan Rumah Sakit berbadan hukum yang didirikan pada tanggal 25 april 2011 dengan luas tempat usaha 4.200m. Bangunan Rumah Sakit BMC (Bireuen Medical Center)terdiri dari 4 blok yaitu luas bangunan blok B adalah 289,8m, luas bangunan blok C 78,4m, dan luas bangunan blok D adalah 810m.

(3)

BAB III

VISI,MISI,FALSAFAH,NILAI DAN TUJUAN RS

Visi : Menjadi rumah sakit kebanggaan masyarakat kabupaten bireuen dengan layanan unggulan bedah

Misi :

1. Melayani dengan ikhlas dan profesional

2. Menjadi rumah sakit rujukan pelayanan bedah dan trauma center di kabupaten bireuen 3. Menyediakan tenaga profesional dengan prasana dan teknologi mutakhir

Motto : Melayani dengan penuh cinta kasih

Nilai :Tuntunan dan pandangan umum orang yang bekerja di Rumah Sakit BMC

Nilai Rumah Sakit BMC secara umum adalah

Tujuan :

1. Tercapainya pelayanan yang bermutu tinggi yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.

2. Pelayanan kesehatan RS BMC terus meningkat dan berkembang.

3. Tercapainya peningkatan produktifitas pelayananRS BMC

4. Terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, memiliki integritas, komitmen yang kuat terhadap organisasi melalui upaya pendidikan dan

pelatihan, serta upaya peningkatan kesejahteraan yang adil dan manusiawi

.

(4)

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

(5)

STRUKTUR ORGANISASI PANITIA PPI BAB VI

Ketua PPI

Sekretaris TIM

PPI/ IPCN

IPCLN

TIM PPI

DIREKTUR

(6)

URAIAN JABATAN

DIREKTUR Tugas Direktur

1. Membentuk Komite dan Tim PPIRS dengan Surat Keputusan.

2. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi.

3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk anggaran yang dibutuhkan.

4. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi. 5. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian

6. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional dan disinfektan di rumah sakit berdasarkan saran dari TIM PPIRS.

7. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap potensial menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan saran dari TIM PPIRS. 8. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk PPIRS.

SUB KOMITE PPI

kriteria Anggota TIM PPI :

1. Mempunyai minat dalam PPI.

2. Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI. Tugas dan Tanggung Jawab SUB KOMITE PPI :

1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.

2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.

3. Membuat SPO PPI.

4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB Healthcare Associated Infection(HAIs).

5. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan pengendalian infeksi.

6. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.

7. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakan

.

8. pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM )rumah sakit dalam PPI.

9. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.

10. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur. 11. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.

12. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap antibiotika dan menyebar-luaskan data resistensi antibiotika.

13. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). 14. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient

safety.

15. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuaikebijakan manajemen rumah sakit.

16. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan

17. dan pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI

18. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial menyebarkan infeksi. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar prosedur / monitoring surveilans proses.

(7)

20. penanggulangan infeksi bila ada KLB di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

Kriteria IPCO :

1. Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam PPI. 2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI. 3. Memiliki kemampuan leadership.

Tugas IPCO :

1. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.

2. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans. 3. antibiotika.

4. Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan surveilans 5. infeksi dan mendeteksi serta menyelidiki KLB.

6. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang 7. berhubungan dengan prosedur terapi.

8. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien. Perawat dengan pendidikan min D3 dan memiliki serti_kasi pelatihan PPI

9. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memaham pencegahan dan pengendalian infeksi.

IPCN (Infection Prevention Control Nurse) Kriteria IPCN :

1. Perawat dengan pendidikan min D3 dan memiliki sertifkasi pelatihan PPI 2. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi. 3. Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara.

4. Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan Confident. 5. Bekerja purna waktu.

Tugas dan Tanggung Jawab IPCN :

1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi di lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

2. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada tim PPI. Bersama TIM PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

3. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama TIM PPI memperbaiki kesalahan yang terjadi.

4. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi dari petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.

5. Bersama Komite menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus yang terjadi di rumah sakit.

6. Memonitor pelaksanaaan PPI, penerapan SPO, kepatuhan petugas dalam menjalankan kewaspadaan isolasi.

7. Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk terhadap penatalaksanaan limbah, laundry, gizi, dan lain-lain dengan mengunakan daftar tilik.

8. Memonitor kesehatan lingkungan.

9. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.

10. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

11. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke TIM PPI.

12. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.

13. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip PPI. 14. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPIRS.

15. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan insiden tinggi. 16. Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi, mencegah dan

mengendalikan infeksi di rumah sakit.

IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse) Kriteria IPCLN :

(8)

1. Perawat dengan minimal D3 dan sertifikasi PPI

2. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi. 3. Memiliki kemampuan leadership.

Tugas IPCLN :

IPCLN sebagai perawat pelaksana harian / penghubung bertugas :

1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien diunit rawat inap masing-masing, kemudian menyerahkan-nya kepada IPCN ketika pasien pulang.

2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan

3. pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit rawatnya masing-masing. pada pasien.

4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan bagi pengunjung di ruang rawat masing-masing, konsultasi prosedur yang harus dijalankan bila belum faham.

5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan Standar Isolasi.

Susunan Personil Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (Tim PPI) Rumah Sakit BMC

No NAMA PENDIDIKAN JABATAN

1 Dr. Inge iviola Sarjana kedokteran Ketua PPI

2 Fahira Amd. kep D3 Keperawatan Sekretaris Tim PPI /

IPCN

3 Rita susanti Amd.Kep Mellisa Amd. Keb Siti jayanti Amd.Keb Santi winda Amd. Kep Dian agustin Amd. Kep

D3 keperawatan D3 Kebidanan D3 kebidanan D3 keperawatan D3 keperawatan 4

Nonong fauziah SKM (gizi) Cut yuliana (laboratorium) Isbayanan (CS dan loudri) Bakhtiar AmRad (radiologi) Halida fitria Apt ( apotik) ? Kesehatan Masyarakat Analis SMK D3 Radiologi SMF BAB VIII

TATA HUBUNGAN KERJA

Anggota timIPCLN Tim PPI

Recepsioni

st

Farmasi

Radiologi

(9)

Keterkaitan Hubungan Kerja PPI dengan Unit Kerja Lain di RS SemGreen a. Hubungan kerja PPI dengan Logistik

- Mensosialisasikan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ke personil logistik - Membuat permintaan barang/fasilitas rumah sakit yang sesuai standar

b. Hubungan kerja PPI dengan Supir

- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil supir - Melaksanakan transportasi untuk fasilitas dan kebutuhan pasien

- Motivasi ke personil supir untuk bekerja dan menstransformasi pasien sesuai standar

c. Hubungan kerja PPI dengan Cathlab

- Menegaskan petugas chatlab untuk pemakaian APD dan cuci tangan sesuai prosedur - Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil chat lab

- Menginstruksikan petugas chat lab saat bekerja melaksanakan teknik septic aseptic - Pembuangan sampah sesuai pada tempatnya

d. Hubungan kerja PPI dengan Fisioterapi (Rehabilitasi Medik)

- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Fisioterapi

1. IGD

2. R. Jalan (Poliklinik)

3. R. Inap

4. Ruang Khusus, (OK)

rehabilitasi

medik

laboratorium

supir

logistik

Tehnisi

Operator

HK/Laundry

Komite

Medik

Security

Rekam Medik

Marketing &

Customer

Service

Adm Askes

& Umum

TIM PPI

(10)

e. Hubungan kerja PPI dengan Recepsionist

- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil recepsionist

- Mengobservasi kerja personil recepsionist untuk pemilahan pasien rawat jalan dengan pasien yang terinfeksi

f. Hubungan kerja PPI dengan Farmasi

- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil farmasi

- Mengobservasi tentang pemakaian obat yang rasional dan pengantaran obat sesuai instruksi dokter

- Menfollow up pengadaan bahan desinfektan serta fasilitas yang diperlukan di ruangan nurse station

g. Hubungan kerja PPI dengan Radiologi

- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil radiologi - Mencuci pembuangan bahan anti radiasi ke pembuangan yang sudah di standar - Mendisiplinkan petugas radiologi untuk pemakaian alat pelindung diri

h. Hubungan kerja PPI dengan HK dan Laundry

- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil HK dan Laundry - Mendisiplinkan petugas untuk pemakaian alat pelindung diri saat bekerja

- Meminta pembersihan disetiap unit rumah sakit sesuai standar yang ditetapkan - Mengobservasi kebutuhan linen diruangan rawat inap dan rawat jalan

- Mengkontrol tentang pemilahan sampah dan alat tenun yang terinfeksi i. Hubungan kerja PPI dengan Laboratorium dan Pel Darah

- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Laboratorium dan Pelayanan Darah

- Mengobservasi tentang kebersihan kerja laboratorium dan pembuangan sampah laboratorium untuk spesimen dibuang ke seftie tank Mendisiplinkan petugas untuk memakai APD

j. Hubungan kerja PPI dengan Gizi

- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Gizi

- Melakukan observasi di lingkungan gizi kebersihan dan penyajian makanan yang bersih terhinndar dari kontaminasi

- Melakukan penyuluhan terhadap penjamah makanan tentang cara-cara penyajian makanan sesuai dengan standar kesehatan

k. Hubungan kerja PPI dengan OK/CSSD/Rawat Khusus

- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil OK/CSSD/Rawat Khusus - Memantau kegiatan personil OK/CSSD/Rawat Khusus dalam proses pemeliharaan alat-alat instrument dan sterilisasi sesuai dengan SPO

- Memantau petugas OK/CSSD/Rawat Khusus dalam melaksanakan tindakan harus dengan prosedur septic dan aseptic

- Memantau mutu kesterilan dan tetap menyertakan alat-alat kelayakan alat yang tidak bisa pakai serta kebersihan ruang perawatan

(11)

- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Adm Umum / Askes - Mengevaluasi tentang program cuci tangan yang sudah disosialisasikan

m. Hubungan kerja PPI dengan Marketing / Customer Service

- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Marketing / Customer Service

- Menfolowup sampai dimana program yang sudah disampaikan dan pelaksanaan yang dilapangan

n. Hubungan kerja PPI dengan Security

- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Security

- Memantau kegiatan security dalam melaksanakan program cuci tangan dan prosedur setelah mengangkat jenazah untuk melakukan kegiatan kerja

o. Hubungan kerja PPI dengan Rekam Medik

- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Rekam Medik - Observasi program dilapangan

- Membuat laporan pasien yang terinfeksi / KLB bekerjasama dengan Rekam medik p. Hubungan kerja PPI dengan Teknisi (Instalasi Sanitasi)

- Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Teknisi - Observasi dan menilai kualitas listrik baik didalam ruangan maupun luar ruangan - Melakukan pemeriksaan / pengukuran parameter kualitas listrik

- Menganalisa data hasil pemantauan, pemeriksaan parameter kualitas listrik kaitannya dengan INOS.

BAB IX

POLA KETENAGAAAN DAN KUALIFIKASI

Dalam upaya mempersiapkan panitia PPI yang handal, perlu kiranya melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi.

(12)

Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar organisasi. Tujuannya adalah mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan.

Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi.

Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia di adalah sebagai berikut :

No Jabatan Kualifikasi Pendidikan Kualifikasi Pelatihan Kebutuhan 1. IPCO/Infection

Prevention and Control Officer

Dokter Mengikuti pendidikan dan

pelatihan dasar PPI 1 2. IPCN/Infection

Prevention and Control Nurse

Min D3 Pengalaman

Mengikuti pendidikan dan

pelatihan dasar PPI 1 3. IPCLN/Infection

Prevention and Control Link Nurse

Min D3

Pengalaman Mengikut pendidikan dan pelatihan dasar PPI Nurse station1 disetiap

Kualifikasi Personil

No Jabatan Fungsi Kualifikasi

1 IPCO/Infection Prevention and Control Officer

Berkontribusi dalam diagnosa,

memonitor kegiatan, membimbing dan mengajarkan praktek serta

mengevaluasi

Dokter mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI dan memiliki kemampuan 2 IPCN/Infection Prevention

and control nurse - Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi

- Koordinator antara departemen/unit melakukan investigasi terhadap KLB Memberikan pelatihan,motivasi dan teguran - Minimal D3 memiliki sertifikat PPI - Pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara - Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan convident 3 IPCLN/Infection Prevention

and control link - Mengisi, mengumpulkan formulir surveilans

- Minimal D3 Memiliki Sertifikat - Setiap pasien disetiap unit rawat inap

memberi motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI

- Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi KLB PPI - Memiliki komitmen di bidang PPI - Memiliki kemampuan leadership

(13)
(14)

BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi Tim pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS Bireuen Medical Center disampaikan kepada seluruh karyawan dan khusus buat perawat disampaikan saat orientasi perawat baru yang disampaikan oleh bagian IPCN.

Pada kegiatan orientasi pegawai baru :

1. Struktur organisasi Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS Bireuen Medical Center

2. Susunan personil Tim Peningkatan dan Pengendalian Infeksi

3. Kegiatan/Program yang dilaksanakan oleh Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS Bireuen Medical Center

4. Hal-hal lain yang terkait dengan tim pencegahan dan pengendalian infeksi RS Bireuen Medical Center.

(15)

PERTEMUAN ATAU RAPAT

Rapat berkala terdiri dari : 1. Rapat Rutin

Rapat rutin Tim Pencegahan dan Pengendalian di RS Bireuen Medical Center dilaksanakan setiap bulannya yang diselenggarakan pada :

Tempat : Ruang Rapat Unit Kerja PPI

Peserta : Direktur, Kepala Bagian, semua tim PPI, Materi :

 Evaluasi kinerja pencegahan dan pengendalian infeksi  Masalah dan pemecahannya

 Evaluasi dan rekomendasi  isu terbaru terkait PPI 2. Rapat Insidentil

Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahas segera.

(16)

PELAPORAN

Sistem pelaporan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang dilaksanakan di RS Bireuen Medical Center adalah :

1. Laporan harian

Laporan harian yang disampaikan kepada tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah laporan Infeksi luka operasi (ILO) yang terjadi di RS Bireue Medical Center 2. Laporan bulanan

Laporan bulanan yang dilaporkan kepada tim pencegahan dan pengendalian infeksi adalah rekapan bulanan dari laporan insiden

3. Laporan tahunan

Diakhir tahun semua laporan evaluasi akan disampaikan kepada Direktur untuk mendapat rekomendasi.

Referensi

Dokumen terkait

Catatan : Sebaiknya skala yang digunakan adalah skala yang merupakan angka “bulat” artinya angka yang tidak memiliki nilai decimal, agar tidak menyulitkan saat proses memasukkan

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil karya tulis yang kreatif dan imajinatif. Karya sastra juga dijadikan sebagai wilayah yang menceritakan tentang kehidupan manusia dengan

3.2 Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi interpersonal lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta

Panjang badan, lingkar dada, tinggi pundak, dan dalam dada, merupakan ukuran tubuh yang memiliki korelasi tertinggi dengan bobot badan pada domba Garut tangkas,

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan Tesis

a) Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik dan mengategorikan saran-saran. b) Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

Penjualan kredit adalah penjualan pada saat barang atau jasa diterima oleh pembeli beserta bukti atas pembelian barang yang akan dibayar secara berkala untuk

Adakah interaksi antara pengaruh penggunaan model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada pokok materi Listrik Dinamis SMA