F.
F. PembahasanPembahasan Tanaman seri (
Tanaman seri ( Muntingia Muntingia calabura calabura LL) tergolong famili tiliceae yang) tergolong famili tiliceae yang merupakan tanaman habitus yaitu pohon tahunan dengan tinggi kurang lebih 10 merupakan tanaman habitus yaitu pohon tahunan dengan tinggi kurang lebih 10 meter. Batangnya berkayu, tegak dan bulat. Buah seri berbentuk buni, bulat dan meter. Batangnya berkayu, tegak dan bulat. Buah seri berbentuk buni, bulat dan berwarna
berwarna merah. merah. Daun-daun Daun-daun buah buah seri seri terletak terletak mendatar, mendatar, berseling, berseling, helaian helaian daundaun tidak simetris, bundar telur lanset. Tepinya bergerigi dan berujung runcing, tidak simetris, bundar telur lanset. Tepinya bergerigi dan berujung runcing, berbentuk
berbentuk lonjong lonjong dengan dengan panjang panjang 6-10 6-10 cm cm dan dan lebar lebar 2-4 2-4 cm. cm. Sisi Sisi bawahbawah berambut
berambut kelabu kelabu rapat rapat dan dan bertangkai bertangkai pendek. pendek. Daun Daun seri seri dan dan kulit kulit batangnyabatangnya mengandung saponin, flavonoid dan polifenol. Daun tanaman ini berkhasiat mengandung saponin, flavonoid dan polifenol. Daun tanaman ini berkhasiat sebagai pereda batuk dan peluruh
sebagai pereda batuk dan peluruh dahak.dahak.
Percobaan ini menguji senyawa-senyawa alkaloid, karotenoid, steroid, fenol, Percobaan ini menguji senyawa-senyawa alkaloid, karotenoid, steroid, fenol, fenil propanoid, saponin, antrakuinon, flavonoid, antosianin, karbohidrat, garam fenil propanoid, saponin, antrakuinon, flavonoid, antosianin, karbohidrat, garam alkaloid dan
alkaloid dan tanin tanin dalam sampel dalam sampel daun seri daun seri secara kuantitatif secara kuantitatif dengan pereaksidengan pereaksi pereaksi yang spesifik terhadap masing-masing senayawa.
pereaksi yang spesifik terhadap masing-masing senayawa.
Mula-mula penyiapan sampel dengan cara memotong-motong daun seri Mula-mula penyiapan sampel dengan cara memotong-motong daun seri menjadi bagian yang lebih kecil. Selanjutnya daun seri dimasukka kedalam gelas menjadi bagian yang lebih kecil. Selanjutnya daun seri dimasukka kedalam gelas 2 gelas kimia. Gelas kimia pertama ditambahkan dengan aquades dan gelas kimia 2 gelas kimia. Gelas kimia pertama ditambahkan dengan aquades dan gelas kimia yang kedua ditambahkan dengan methanol. Proses selanjutnya adalah ekstraksi yang kedua ditambahkan dengan methanol. Proses selanjutnya adalah ekstraksi sampel metode maserasi. Maserasi merupakan proses perendaman sampel dengan sampel metode maserasi. Maserasi merupakan proses perendaman sampel dengan pelarut
pelarut organik organik yang yang digunakan digunakan pada pada temperatur temperatur ruangan. ruangan. Prinsip Prinsip dari dari maserasimaserasi adalah cairan penyari (pelarut akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. adalah cairan penyari (pelarut akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, sehingga membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik. Selain itu ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur waktu organik. Selain itu ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur waktu perendaman
perendaman yang yang dilakukan. dilakukan. Pemilihan Pemilihan pelarut pelarut untuk untuk proses proses maserasi maserasi akanakan memberikan efektifitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa memberikan efektifitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam pelarut
bahan alam pelarut tersebut. Percobaan kali tersebut. Percobaan kali ini menggunakan pelarut metaini menggunakan pelarut metanol dannol dan pelarut
pelarut air. air. Secara Secara umum umum pelarut pelarut metanol mmetanol merupakan pelarerupakan pelarut ut yang paling yang paling banyak banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat
melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder. Selain itu lebih stabil, absorbsinya baik dan lebih selektif. Adapun kekurangan dari pelarut metanol mudah menguap dan mudah terbakar serta harganya yang relatif mahal. Kelebihan pelarut air mudah diperoleh dengan harga yang relatif terjangkau, tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar serta tidak beracun. Adapun kekurangan dari pelarut air tidak selektif dalam menarik senyawa metabolit sekunder. Kelemahan
ekstraksi dengan maserasi adalah waktu pengerjaan lama dan penyarian kurang sempurna. Sebelum sampel dilakukan perendaman dalam suatu pelarut terlebih dahulu sampel dicuci dengan air bersih untuk membersihkan dari kotoran yang dapat mengganggu hasil pengamatannya. Kemudian sampel dipotong kecil yang bertujuan untuk memperbesar luas permukaan sehingga proses penarikan senyawa
didalam sampel berjalan dengan baik. Selama proses maserasi ini dilakukan pengadukan yang bertujuan untuk mempercepat proses kelarutan.
Pengujian pertama adalah uji steroid pada sampel. Steroid merupakan senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat menghasilkan terpena atau skualena. Pengujian pada steroid ini digunakan dengan pereaksi asam asetat anhidrat, kloroform dan asam sulfat pekat. Ada tidaknya senyawa steroid dalam sampel ini ditunjukkan dengan terbentuknya cincin merah coklat atau ungu menjadi hijau pada larutan sampel. Fungsi asam asetat anhidrat pada uji ini adalah untuk membentuk turunan asetil dari steroid. Sedangkan asam sulfat pekat memiliki fungsi untuk memutuskan ikatan rangkap pada steroid dan akan terbentuk cincin merah coklat dengan penambahan kloroform. Dalam uji ini asam sulfat pekat ditambahkan terakhir setelah dua pereaksi lain. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya oksidasi terlebih dahulu terbentuknya turunan asetil dari steroid. Dari hasil pengamatan didapat hasil negatif artinya didalam sampel ini tidak terdapat senyawa steroid.
Uji selanjutnya adalah uji karetenoid. Karotenoid merupakan golongan senyawa organik bernutrisi yang tergolong dalam senyawa terpenoid. Karotenoid merupakan pigmen yang member warna pada beberapa tanaman dengan ciri khas warna cerah seperti merah, jingga dan kuning. Pereaksi yang digunakan dalam uji
Uji positif jika larutan berubah warna menjadi biru kehijauan. Dari hasil pengamatan didapat hasil bahwa pada sampel daun seri ini tidak terdapat senyawa
karotenoid karena tidak terbentuk larutan biru kehijauan.
Uji selanjutnya adalah mengidentifikasi senyawa alkaloid pada sampel. Alkaloid adalah senyawa organik yang mengandung nitrogen dan bersifat basa. Alkaloid juga berasa pahit. Pengujian alkaloid dilakukan dengan menggunakan pereaksi HCl pekat yang kemudian ditambah dengan pereaksi Dragendroff dan pereaksi Mayer. Pereaksi Dragendroff merupakan pereaksi yang berisi bismuth nitrat, kalium iodide, dan asam asetat dalam 100 ml aquades. Akan terbentuk endapan jingga jika menggunakan pereaksi ini. Sedangkan pereaksi Mayer adalah pereaksi yang terdiri atas merkuri klorida dan kalium iodida yang berwarna putih.
Sifat alkaloid yang cenderung reaktif terhadap logam berat (bismuth dan merkuri) akan mengakibatkan terbentuknya suatu kompleks yang ditandai dengan adanya endapan berwarna merah coklat pada pereaksi Dragendroff dan endapan putih pada Mayer. HCl disini berfungsi untuk membuat alkaloid bermuatan pada pH
yang signifikan. Dari hasil pengamatan didapat hasil bahwa dalam sampel tidak terkandung senyawa alkaloid.
Pengujian selanjutnya adalah uji fenol. Istilah fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mempunyai cirri sama yaitu cincin aromatic yang mengandung satu atau dua gugus hidroksil. Pereaksi yang digunakan adalah FeCl3. Fungsi penambahan FeCl3 pada sampel daun seri untuk
pelarut air atau pun methanol adalah untuk membentuk kompleks tanpa menimbulkan endapan sehingga perubahan warna yang terjadi tampak lebih jelas. Uji fenol bereaksi positif dengan menghasilkan warna biru sampai kehitaman. FeCl3 berfungsi untuk menggantikan ion H+ sehingga menghasilkan warna Fe3+
berubah menjadi Fe2+ karena bereaksi dengan ion OH- pada sampel, jika memang mengandung fenol. Namun saat dilakukan pengujian yang terjadi pada sampel pelarut baik methanol atau pun air tidak berubah menjadi biru kehitaman akan
tetapi menjadi hijau kehitaman. Jadi dapat diketahui daun seri tidak mengandung fenol.
Pengujian fenil propanoid. Fenil propanoid merupakan senyawa aromatik dengan rantai samping propel yang terikat pada cincin bezena, yang dapat diturunkan secara langsungdari fenilalanin. Pereaksi yang digunakan adalah larutan ammonia encer. Ekstrak air dan methanol dipisah menjadi dua, yakni satu sebagai pembanding tanpa pemberian ammonia encer dan yang satu lagi sampel uji diberi ammonia. Sebelum pemberian pereaksi, sampel dipanaskan untuk menghilangkan zat pengotor dan agar cepat bereaksi dengan ammonia dalam keadaan panas. Saat direaksikan dengan ammonia terjadi oksidasi ester asam kafeat yang terdapat bersama ammonia dan membentuk senyawa dengan warna hijau. Untuk melihat senyawa menghasilkan hasil positif digunakan alat bantu, yakni lampu UV Visible dengan panjang gelombang 254 nm. Pengujian positif bila menghasilkan pemendaran hijau dibawah sinar UV. Hal ini dikarenakan oksidasi dari sampel yang ditandai dengan perubahan warna larutan. Amonia berfungsi dalam pengubahan struktur kimia pada sampel, senyawa ini sangat mudah dideteksi bila disinari dengan sinar ultraviolet yang berfluorosensi khas yang makin kuat bila diuapkan dengan amonia Namun saat dilakukan pengujian
tidak terjadi pada kedua sampel, jadi dapat diketahui daun seri tidak mengandung fenil propanoid.
Pengujian flavonoid, flavonoid adalah senyawa yang mengandung C15 yang
terdiri atas dua inti fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan senyawa karbon, pereaksi yang digunakan adalah pita Mg dan larutan HCl pekat, dengan
dipanaskan terlebih dahulu sebelum direkasikan. Setelah pemanasan pada kedua ekstrak dimasukkan pita Mg yang telah dipotong kecil guna memperbesar luar permukaan agar reaksi berjalan cepat. Selanjutnya, pita Mg akan berekasi dengan HCl pekat, sehingga pita Mg melebur dan berekasi dengan ekstrak. Perubahan warna menjadi merah atau jingga jika hasil positif mengandung flavonoid. Pengujian pada daun seri menunjukkan hasil negative, sampel membentuk warna hijau lumut. Sedangkan pada teori daun seri mengandung flavonoid. Hal ini dimungkinkan terjadi karena kesalahan dalam memasukkan pereaksi yang kurang atau berlebih, dan kurangnya waktu ekstraksi sehingga senyawa-senyawa kurang
Pengujian antrakuinon, antrakuinon larut dalam larutan biasa dengan membentuk warna violet merah. Perekasi yang digunakan adalah larutan ammonia dan NaOH. Larutan ammonia digunakan untuk membentuk endapan dan dengan mudah mendeteksi adanya antrakuinon pada sampel dan pereaksi NaOH untuk menjadikan suasana basa dalam reaksi. Hasil positif jika terjadi perubahan wana menjadi merah. Namun pada kedua pelarut baik air ataupun methanol tidak mengalami perubahan warna menjadi merah. Jadi dapat diketahui bahwa daun seri tidak mengandung antrakuinon.
Pengujian saponin, saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan senyawa hidroksil organic yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula dan non gula. Pereaksi yang digunakan adalah air dan HCl 2%. Fungsi penggunaan air adalah agar sampel saat dilakukan pengocokan dapat menghasilkan buih. Setelah itu dilakukan pendiaman selama 15 menit. Pendiaman ini bertujuan untuk memastikan bahwa buih itu menunjukkan saponin bukan air. Setelah didiamkan selama 15 menit ekstrak daun seri tidak membentuk gelembung atau buih, maka ditambahkan HCl 2% untuk membuktikan bahwa sampel yang diuji positif. Namun tidak terdapat buih pada ekstrak pelarut air maupun methanol.
Pengujian selanjutnya adalah uji antosianin dengan pereaksi HCl dan NaOH. Antosianin merupakan senyawa jenis pigmen yang dapat berfungsi sebagai indikator asam basa sehingga akan memberikan warna merah jika direaksikan dengan asam (HCl dan berwarna biru jika direaksikan dengan basa (NaOH. Berdasarkan dari hasil pengamatan didapatkan hasil yang negatif pada sampel daun seri karena tidak terbentuknya larutan merah dalam suasana asam dan terbentu larutan biru dalam suasana basa sehingga dapat disimpulkan sampel daun seri tidak mengandung senyawa antosianin.
Dalam uji ini seharusnya sampel memberikan hasil positif pada uji saponin dan flavonoid. Karena berdasarkan literatur yang ada pada daun seri terdapat senyawa tersebut. Kesalahan ini dimungkinkan karena pada saat maserasi waktu yang digunakan sangat singkat sehingga senyawa tersebut tidak tertarik keluar,
sehingga ketika ditambahkan pereaksi yang spesifik untuk uji ini tidak memberikan hasil yang positif.
Pengujian selanjutnya adalah uji karbohidrat. Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur utama berupa C, H dan O. pereaksi yang digunakan adalah naftol dan H2SO4 pekat. Fungsi dari naftol adalah membentuk
hidroksi furfural yang kemudian akan dihidrolisis oleh H2SO4 yang ditambahkan
secara perlahan melalui dinding tabung yang kemudian akan membentuk cincin merah yang merupakan kondensasi dari hidroksimetilfurfural dengan naftol.
Dari hasil pengamatan didapatkan hasil negatif pada uji ini yang artinya pada sampel tidak mengandung senyawa karbohidrat.
Pengujian selanjutnya yaitu uji tanin dengan menggunakan pereaksi FeCl3.
Fungsi dari pereaksi FeCl3 adalah untuk membentuk reaksi subsitusi dengan
mengganti gugus oH pada tanin dan membentuk senyawa kompeks dengan menghasilkan warna biru kehitaman. Namun dalam pengujian ini hasil uji menujukkan hasil yang negatif karena tidak terbentuk larutan kompleks biru kehitaman. Menurut literatur yang ada senyawa tanin banyak ditemukan pada bagian daun. Hal ini dimungkinkan kurang teliti dalam menambahkan pereaksi
yang digunakan.
Pengujian terakhir adalah uji garam alakaloid dan basa kuartener dengan pereaksi mayer dan pereaksi dragendoff melalui serangkaian penambahan pereaksi lainnya. Mula mula dilakukan penambahan HCl 2 % untuk memberikan suasana asam lalu ditambahkan amonia encer agar garam asam organik dapat berubah menjadi basa bebas. Kemudian dibagi kedalam tiga tabung reaksi. Tabung pertama sebagai kontrol, tabung kedua dilakukan penambahan pereaksi Mayer dan tabung ketiga ditambahkan pereaksi dragendoff. Reaksi positif dengan terbentuknya endaan karena logam logam berat dalam pereaksi mayer dan pereaksi dragendoff tertarik oleh senyawa garam alkaloid dan menyebabkan
terjadinya endapan putih pada penambahan pereaksi mayer dan endapan jingga pada penambahan pereaksi dragendoff. Namun dalam uji ini didapatkan hasil yang negatif karena tidak terbentuk endapan putih pada penambahan pereaksi
dilakukan uji basa kuartener. Mula mula ekstrak diambil garam asamnya dengan menambahkan NaCl dan HCl. Kemudian dibagi dalam dua tabung Tabung pertama dilakukan penambahan pereaksi Mayer dan tabung ketiga ditambahkan pereaksi dragendoff untuk mengendapkan larutan. Kemudian ditambahkan amonia untuk membasakan larutan dan kloroform untuk menarik senyawa alkaloid kedasar tabung sehingga terbentuk dua fase yaitu air alkalis dibagian atas dan alkaloid yang mengendap dibawah. Kemudian diambil air alkalis dan dibagi kedalam dua tabung reaksi. Tabung pertama dilakukan penambahan pereaksi Mayer dan tabung ketiga ditambahkan pereaksi dragendoff. Reaksi positif jika terjadinya endapan putih pada penambahan pereaksi mayer dan endapan jingga pada penambahan pereaksi dragendoff. Namun dalam uji ini didapatkan hasil yang negatif karena tidak terbentuk endapan putih pada penambahan pereaksi mayer dan endapan jingga pada penambahan pereaksi dragendoff. Hal ini menunjukkan bahwa daun seri tidak mengandung alkaloid.
Hasil pada semua uji yang dilakukan negatif dikarenakan menurut literatur yang ada kandungan sampel daun seri berupa flavonoid, polifenol dan saponin sehingga sampel memberikan hasil yang negatif pada uji ini.
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada daun seri tidak terkandung senyawa alkaloid, karotenoid, steroid, fenol, fenil propanoid, saponin, antrakuinon, flavonoid, antosianin, karbohidrat, garam alkaloid dan tannin.