• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PROPOSISI PENELITIAN. Operasional mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti apakah kebijaksanaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PROPOSISI PENELITIAN. Operasional mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti apakah kebijaksanaan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN TEORITIS DAN PROPOSISI PENELITIAN

2.1 Konsep Dasar Audit Operasional

2.1.1 Pengertian dan Fungsi Audit Operasional

Pada umumnya, definisi audit operasional memberi penekanan pada efisiensi, efektifitas, ekonomisasi, atau kinerja suatu kesatuan usaha. Audit Operasional mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti apakah kebijaksanaan khusus dan tujuan sudah didefinisikan. Apakah kebijaksanaan yang ditentukan telah diikuti dan tujuan yang ditentukan telah dicapai. Apakah hasil-hasil yang diinginkan telah diperoleh.

Berikut ini beberapa definisi audit operasional, sebagai berikut:

Agoes (2013:172) mendefinisikan bahwa

audit operasional adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis. Elder (2011:17) mengungkapkan

audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagaian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki operasi.

Bayangkara (2008:2) berpendapat bahwa

audit operasional (audit manajemen) adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan.

Sedangkan Casler dan Crochett(dalam Tunggal, 2008:7) menjelaskan bahwa audit operasional adalah suatu proses yang sistimatis untuk menilai efektivitas organisasi, efisiensi, dan ekonomi operasi dibawah pengendalian

(2)

manajemen dan melaporkan kepada orang yang tepat hasil dari penilaian bersama dengan rekomendasi untuk perbaikan.

Adapun Tunggal (2008:1) menyatakan bahwa

audit operasional adalah audit atas operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai ekonomi, efisiensi, dan efektivitas dari setiap dan seluruh operasi, terbatas hanya pada keinginan manajemen. Meskipun terdapat perbedaan penekanan dari definisi di atas, tetapi selalu ada keinginan untuk mencapai tujuan efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi dari operasi perusahaan. Beberapa bagian penting dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Audit operasional merupakan suatu proses yang sistematis seperti dalam audit laporan keuangan, mencakup serangkaian langkah atau prosedur yang terstruktur dan terorganisasi.

2. Penilaian operasi organisasi yang didasarkan pada suatu kriteria yang ditetapkan atau disetujui. Dalam audit operasional, sering dinyatakan dalam standar kinerja yang ditetapkan manajemen. Audit operasional mengukur tingkat hubungan kinerja aktual dengan kriteria.

3. Tujuan utama dari audit operasional adalah membantu manajemen dari perusahaan yang di audit untuk memperbaiki efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi dari suatu operasi.

4. Penerima yang tepat dari laporan audit operasional adalah manajemen atau individual yang meminta diadakannya audit, kecuali jika audit diminta oleh pihak ketiga, pembagian laporan tetap dalam entitas. Dalam banyak hal, dewan komisaris menerima salinan laporan audit operasional.

(3)

5. Tidak seperti audit laporan keuangan, suatu audit operasional tidak berakhir dengan laporan atas temuan. Audit operasional memperluas dengan memberikan rekomendasi untuk perbaikan.

2.1.2 Ruang Lingkup Audit Operasional

Penetapan ruang lingkup manajemen audit sangat bervariasi, dimulai dari pemeriksaan operasi suatu organisasi secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu saja, seperti devisi, departemen, bagian, cabang, dan sebagainya. Selain itu, berdasarkan suatu fungsi tertentu, seperti pemasaran, sumber daya manusia, keuangan, produksi, dan lain-lain.

Ada dua sumber yang menjelaskan ruang lingkup management audit.

1. Ruang lingkup yang didefinisikan oleh GAO (General Accounting Office) yang dikutip oleh Cashin, Neuwirth, Levy. (Dalam Agoes dan Jan, 2012), yaitu:

“Economy and efficiency-determines (a) whether the entity is managing and utilizing its resources (such an personnel, property, and space) economically and efficiently, (b) the causes of inefficiencies or un economical practices, and (c) whether the entity has compled with laws and regulation concerning matters of economy and efficiency.

Program results-determines (a) whether the desired result or benefits established by the legislature or other authorizing body are being achived, and (b) whether the agency has consired alternativies that might yield desired results at a lower cost”.

2. Berikut ruang lingkup yang didefinisikan oleh IIA (The Institute Internal Auditors) yang dikutip oleh Cashin, Neuwirth, Levy. (dalam Agoes dan Jan, 2012)

(4)

“Management is responsible for setting operating standards to measure an activity’s economical and efficient use of resources. Internal auditors are responsible for determining whether:

a. operating standards have been established for measuring economy and efficiency;

b. established operating standards are understood and are being met; c. devintions from operating standars are identified, and analyzed and

communicated to those responsible for corrective action; d. corrective action has been taken;

audit releted to economical and efficient use of resources should identify such condition as:

1. underutilized facilities, 2. nonproductive work,

3. procedures that are not cost-justified, 4. overstaffing or understaffing”.

2.1.3 Tahapan Pelaksanaan Audit Operasional

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit operasional. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima, menurut Bayangkara I.B.K (2008:10) yaitu:

1. Audit Pendahuluan

Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek yang diaudit. Pada tahap audit ini juga dilakukan telaah terhadap berbagai peraturan, ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit.

(5)

2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen

Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. 3. Audit Rinci / Lanjutan

Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit.

4. Pelaporan

Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan.

5. Tindak Lanjut

Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.

(6)

2.1.4Keterbatasan Audit Operasional

Hal-hal yang membatasi Audit Operasional menurut Tunggal (2008:43) yaitu:

1. Waktu, berkaitan dengan audit komperhensif tersebut.

2. Pengetahuan, karena orang tidak bisa ahli dalam setiap aspek perusahaannya, maka auditor hanya akan sensitif terhadap masalah-masalah yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya saja, kurang memberi perhatian pada masalah lain diluarnya. 3. Biaya, auditor perlu melakukan sedikit penghematan dalam melaksanakan

tugasnya, walaupun sebenarnya pelaksanaan yang dapat memakan biaya cukup besar apabila diselidiki lebih rinci.

4. Orang tidak boleh meyinggung ketidakmampuan seseorang dalam melaksanakan fungsinya tetapi hanya menunjukan bahwa suatu pekerjaan atau tugas dilaksanakan secara efektif.

5. Standart, bidang-bidang yang berada diluar standar atau kriteria kefektifan adalah diluar ruang lingkup audit operasional.

6. Audit entity atau entinitas audit, pembatasan audit operasional pada suatu fungsi tertentu atau unit dalam beberapa hal menyampingkan aspek-aspek yang mempengaruhi audit entity tetapi aspek-aspek tersebut berada dalam cakupan suatu fungsi atau unit lain.

(7)

2.2 Konsep Dasar Penjualan

2.2.1 Pengertian dan Tujuan Penjualan 1. Pengertian Penjualan

Penjualan adalah tindak lanjut dari pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Melalui penjualan ini perusahaan berhubungan dengan pihak lain, dimana terjadi transaksi penyerahan barang dan perolehan kas yang setara dengan nilai barang tersebut.

Mulyadi (2008:202) mendefinisikan bahwa

Penjualan adalah kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.

Sedangkan Marom (2008:28) menyatakan bahwa

Penjualan adalah penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara rutin.

Menurut Suharli (2009:82) mengemukakan bahwa

Penjualan adalah transaksi mentransfer barang dagang kepada pelanggan dengan harga tertentu baik penjualan tunai, penjualan kredit atau kombinasinya.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa penjualan adalah suatu pengalihan atau perpindahan hak kepemilikan atas barang dan jasa kepada penjual ke pembeli yang disertai dengan penyerahan imbalan dari pihak penerima barang atau jasa sebagai timbal balik dari penyerahan tersebut. Untuk memperoleh hasil yang terbaik dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan, aktivitas penjualan harus direncanakan terlebih dahulu.

Dalam perencanaan penjualan harus diperhatikan kondisi perusahaan artinya untuk mencapai rencana volume penjualan, haruslah memperhatikan keadaan

(8)

perekonomian dimasa yang akan datang, dan dalam hal ini bagian penjualan haruslah selalu ikut serta dalam penentuan penjualan agar jumlah penjualan yang ditentukan dapat tercapai.

2. Tujuan Penjualan

Dalam suatu perusahaan kegiatan penjualan adalah kegiatan yang penting, karena dengan adanya kegiatan penjualan tersebut maka akan terbentuk laba yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan menurut Basu (2008:404), yaitu:

1. Mencapai volume penjualan tertentu. 2. Mendapat laba tertentu.

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penjualan

Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut Basu (2008;406) antara lain sebagai berikut:

1. Kondisi dan Kemampuan Penjual

Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual adalah:

a. Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan b. Harga produk atau jasa

(9)

2. Kondisi Pasar

Pasar sebagai kelompok pembelian atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan dan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.

3. Modal

Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut barang dagangan ditempatkan atau untuk membesar usahanya.

4. Kondisi Organisasi Perusahaan

Pada perusahan yang besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang yang ahli dibidang penjualan.

5. Faktor-faktor lain

Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama. 2.2.3 Tujuan Efektivitas Penjualan

Efektivitas penjualan bertujuan meningkatkan kuantitas penjualan dengan melihat kemampuan perusahaan dalam menyalurkan barang, kebijakan serta strategi yang ditetapkan perusahaan.

Gondodiyoto (2007:125) menyatakan penjualan dikatakan efektif jika perusahaan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Adanya perkembangan penjualan yang dapat dilihat perkembangan volume penjualan secara terus menerus meningkat dan adanya anggaran penjualan yang dapat segera direalisasikan.

(10)

2. Transaksi penjualan dicatat sesuai dengan tanggal dan arsip nomor urut. 3. kegiatan penjualan mulai dari penerimaan order penjualan sampai dengan

penyerahan barang dapat diselesaikan sesuai dengan order yang diterima dari pelanggan, sehingga operasi perusahaan dapat berjalan lancar, efisien dan efektif.

4. Terdapat kepuasan pelanggan terdapat produk yang dipesan.

Oleh karena itu, manajemen perusahaan harus mempertimbangkan kerja sama dalam menunjang dan meningkatkan efektivitas kegiatan penjualan untuk mengupayakan kepuasan pelanggan. Sehubungan dengan ini informasi akan sangat berpengaruh terhadap fungsi manajemen didalam melakukan pengendalian penjualan, karena laporan-laporan yang dihasilkan (Simanjuntak, 2011:147).

2.2.4 Manfaat Audit Operasional Untuk Penjualan

Manfaat audit operasional untuk penjualan dalam hubungannya untuk meningkatkan efektivitas perusahaan meliputi seluruh aspek dan kegiatan yang bersangkutan dengan penjualan.

Hal ini dapat dilihat dari tujuan audit operasional dari aktivitas penjualan seperti yang dikemukakan Nugroho Widjayanto (2011:121) yaitu:

1. Menilai pelaksanaan kegiatan penjualan.

2. Mendeteksi adanya kelemahan dalam kegiatan penjualan.

3. Mencari alternatif dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penjualan.

4. Mengembangkan rekomendasi bagi penanggulangan kelemahan dan peningktan prestasi.

(11)

Efektivitas penjualan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara peningkatan kuantitas atau volume penjualan dengan melihat kemampuan perusahaan dalam menyalurkan barang, kebijakan, strategi yang ditetapkan perusahaan agar penjualan efektif. Penjualan efektif dapat tercapai melakukan berbagai kegiatan pemasaran, pengembangan produk, penetapan harga dan saluran distribusi, serta mempromosikannya secara efektif akan dapat meningkatkan penjualan (Kumat, 2011:120).

Sampai saat ini belum ada format standart atas fungsi penjualan, tetapi pada umumnya setiap audit yang dilakukan meneliti enam aspek utama dari operasi penjualan, yaitu: tujuan, kebijakan, organisasi, metode, prosedur, dan personal.

Efektivitas penjualan dapat diukur dengan cara membandingkan rencana dengan pelaksanaannya, jika penjualan yang direncanakan sebesar y% sedangkan pelaksanaannya sesuai atau lebih dari yang direncankan maka penjualan tersebut dapat dikatakan efektif.

Dengan adanya analisa pengujian atas aktivitas penjualan, akan didapat dua kemungkinan yaitu hal-hal yang dapat mendukung dan hal-hal yang kurang mendukung dalam peningkatan efektivitas kelancaran operasi penjualan khususnya aktivitas penjualan perusahaan. Auditor dapat memberikan saran-saran untuk dapat mempertahankan prestasi atau menanggulangi kelemahan yang ada dalam mencapai efektivitas penjualan. Dari rekomendasi yang diberikan, perusahaan akan dapat segera mengambil tindakan menanggulangi kelemahan dan

(12)

meningkatkan prestasinya melalui alternatif-alternatif yang direkomendasikan berdasarkan penilaian kegiatan dan analisa penjualan.

Adanya penerapan audit operasional oleh perusahaan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efektivitas penjualan. Jadi audit operasional atas fungsi penjualan membantu semua fungsi yang ada dalam perusahaan untuk mencapai efektivitas penjualan dengan mengidentifikasikan masalah secara dini kemudian memberikan saran untuk memungkinkan diambilnya tindakan korektif. Sehingga diharapkan audit operasional dapat berperan dalam meningkatkan efektivitas penjualan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Tri Andini (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa audit operasional yang telah dilakukan oleh auditor pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan di kota bandung sudah dilaksanakan dengan efektif, penjualan yang dilaksanakan pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan di kota Bandung sudah dilaksanakan dengan efektif, dan audit operasional berperan dalam menunjang efektivitas penjualan pada perusahaan BUMN sektor industri pengolahan di kota Bandung.

M. Irsyad Harahap (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pelaksanaan audit operasional yang dilaksanakan PTPN III telah memadai, penjualan oleh PTPN III telah dilaksanakan dengan efektif, dan audit operasional berperan dalam menunjang efektivitas penjualan pada PTPN III.

(13)

D. Chrisanty (2009) menyimpulkan bahwa pengendalian intern yang berjalan cukup memadai, namun masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaan aktivitasnya.

Widya R. (2008) menyatakan bahwa penyusunan anggaran penjualan pada PT. KAI (Persero) telah cukup efektif karena telah melibatkan pihak tertinggi sampai pihak terendah dalam manajemen, pengendalian yang dilakukan PT. KAI (Persero) cukup efektif karena telah dilaluinya proses pengendalian penjualan melalui anggaran untuk mencapai target penjualan yang dikehendaki dengan penerapan kebijaksanaan yang mendukung target penjualan.

Arisinta O. (2011) menyimpulkan bahwa temuan audit operasional atas fungsi penjualan pada PT. Kembar Jaya memberikan manfaat yang besar terhadap aktivitas operasional perusahaan khususnya fungsi penjualan.

Sedangkan Bertha E. (2007) menyimpulkan bahwa penyusunan anggaran sudah disusun secara memadai, proses penjualan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan telah memadai, dan anggaran penujualan bermanfaat untuk mendukung efektivitas penjualan.

2.4 Rerangka Pemikiran

Dengan berkembangnya suatu perusahaan diikuti dengan kompleksnya aktivitas yang dijalankan, sehingga perusahaan dituntut melaksankan aktivitas yang efisein dan efektif untuk mendukung pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sedang untuk mengetahui perbandingan sejauh mana tujuan yang ditetapkan tersebut tercapai dibandingkan dengan kondisi yang telah ada, maka

(14)

hal ini diperlukannya audit. Audit yang dilakukan tidak cukup hanya audit keuangan saja yang menekannya pada penilaian yang sistematis dan obyektif serta berorientasi historis dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan tentang ketelitian dan kendala data keuangan serta pengamanan harta atas kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.

Pemimpin perusahaan juga memerlukan informasi yang menyangkut aktivitas operasional perusahaan, audit ini merupakan perluasan dari audit keuangan disebut audit operasional.

Proses audit operasional adalah evaluasi atas pelaksanaan berbagai kegiatan operasional perusahaan khususnya aktivitas penjualan dalam perusahaan. Hasil dari evaluasi ini adalah kesimpulan berupa laporan mengenai tingkat efektivitas penjualan yang ada diperusahaan.

Selanjutnya efektivitas penjualan masing-masing dapat diketahui dari perbandingan perencanaan penjualan, dengan realisasi penjualan. Pada sisi lain, dengan melakukan perbandingan dapat diketahui bahwa semakin besar perbandingan angka efektivitas berarti semakin baik pencapaian efektivitas tersebut.

Definisi audit operasional yang dikemukakan oleh Arens dan Loebbecke (dalam Agoes, 2013) adalah sebagai berikut:

“Audit operasional merupakan penelaahan atas bagaian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya.”

(15)

Dapat disimpulkan , bahwa proses audit operasional adalah evaluasi atas pelaksanaan berbagai kegiatan operasional perusahaan. Hasil evaluasi ini berupa efektivitas yang telah dicapai perusahaan. Sasarannya adalah membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja yang terdiri dari efisiensi dan efektivitas. Sasaran ini diwujudkan dalam bentuk rekomendasi yang bersifat konstruktif.

Pada perinsipnya audit operasional merupakan alat bantu teknis bagi manajemen dalam meningkatkan efektivitas dari proses kegiatan yang dilakukan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih kegiatan penjualan dengan alasan bahwa kegiatan penjualan merupakan sumber yang utama untuk menghidupi perusahaan. Pengelolaan penjualan dari perusahaan yang baik tidak saja akan menyebabkan telah tercapainya sasaran penjualan tetapi juga akan mempengaruhi pendapatan yang seharusnya diterima oleh perusahaan. Jadi secara langsung atau tidak, prestasi yang dicapai oleh bagaian penjualan akan mempengaruhi bagai-bagaian lainnya. Selain itu pengelolaan penjualan yang tidak baik juga dapat menghabiskan sumber daya perusahaan yang pada akhirnya akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Efektivitas penjualan tercapai apabila realisasi penjualan lebih besar dari perencanaan penjualan. Di samping itu temuan dari hasil audit operasional harus disertai rekomendasi kepada manajemen dan adanya tindak lanjut oleh perusahaan atas rekomendasi sehingga dapat meningkatkan efektivitas penjualan.

(16)

2.5 Proporsi Penelitian

Rumusan Masalah Proporsi Permasalahan

1. Apakah pelaksanaan audit operasional atas penjualan dalam perusahaan telah dilaksanakan secara memadai? Pelaksanaan audit operasional penjualan untuk menilai realisasi penjualan.

Berdasarkan data tertulis mengenai struktur organisasi diketahui bahwa di dalam struktur organisasi perusahaan

tidak terdapat

bagian/departemen audit operasional akan tetapi

fungsinya dalam

perusahaan tetap ada dan dilakukan oleh Satuan Pengendalian Intern (SPI).

2. Apakah penjualan telah dilaksanakan secara efektif pada perusahaan?

Audit operasional akan menilai tingkat efektivitas penjualan.

Untuk menilai efektivitas penjualan dari segi target dan realisasi penjualan yang dianggarkan perusahaan, bahwa perusahaan mampu memenuhi target yang telah ditetapkan setiap tahunnya dan selisih yang ada masih dalam batas toleransi.

3. Bagaimana peranan audit operasional atas penjualan dalam meningkatkan

efektivitas penjualan?

Audit operasional akan mengemukakan hasil temuan-temuan

penjualan perusahaan.

Dalam rekomendasi yang diberikan oleh auditor kepada manajemen perusahaan untuk mengatasi kelemahan efektivitas penjualan kurang memperhatikan prinsip biaya manfaat.

Referensi

Dokumen terkait

diperlukan serta tujuan audit untuk melakukan pemeriksaan kegiatan operasional.. pendanaan yang pada dasarnya merupakan legalitas formal,

Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses implementasi audit operasional fungsi pemasaran dalam menilai efektivitas dan efisiensi bagian

Menurut Lupiyoadi.et.al (2006:192) kepuasaan pelanggan adalah perasaan kecewa atau senang yang merupakan respon dari pelanggan terhadap barang atau jasa yang dikonsumsikannya,

Audit operasional merupakan salah satu alat bantu bagi perusahaan untuk melakukan peninjauan dan penilaian terhadap kegiatan produksi disertai pemberian informasi

”Audit internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan

“Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi

Penelitian yang keenam dilakukan oleh Jayanti (2011), hasil penelitian menyimpulkan bahwa (a) audit operasional fungsi pemasaran dapat digunakan dalam menilai

Tujuan audit operasional yaitu untuk memberikan informasi kegiatan operasi yang tidak memberikan efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi (3E) bagi perusahaan sehingga