• Tidak ada hasil yang ditemukan

[INTERAKSI MANUSIA KOMPUTER] DWI PRASETYO 9-1. Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "[INTERAKSI MANUSIA KOMPUTER] DWI PRASETYO 9-1. Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

dPRAS- Modul Kuliah Interaksi Manusia Komputer

9-1

2015

D

WI

P

RASETYO

[

I

NTERAKSI

M

ANUSIA

K

OMPUTER

]

Jurusan Ilmu Komputer

Fakultas Sains dan Teknik

Universitas Nusa Cendana

(2)

dPRAS- Modul Kuliah Interaksi Manusia Komputer

9-2

MODUL-9

[

9

]

P

ENGUMPULAN

D

ATA

Pelajari baik-baik modul ini dimulai dari Kegiatan Belajar 1, Kegiatan Belajar 2 dan seterusnya sampai Kegiatan belajar 14. Setelah selesai mempelajari modul ini silahkan menjawab soal tes di akhir modul, cocokan jawaban anda dengan jawaban yang tersedia. Bila 80% soal anda jawab dengan benar silahkan melanjutkan ke modul berikutnya, bila dibawah 80 % yang benar silahkan mengulangi mempelajari modul ini.

T

UJUAN

Setelah mempelajari Kegiatan Belajar ini mahasiswa diharapkan dapat Mengenal pengumpulan data.

P

OKOK

B

AHASAN

Aktivitas pengumpulan data ini merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan pada saat identifikasi kebutuhan, pembuatan requarment, serta tahap evaluasi. Pada tahap requarment pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat, relevan dan cukup sehingga

(3)

dPRAS- Modul Kuliah Interaksi Manusia Komputer

9-3

menghasilkan requarment yang stabil. Pengumpulan data pada tahap evaluasi diperlukan untuk mendapatkan respon pengguna serta kinerja dari sistem yang dikembangkan. Topic ini akan kita mulai dengan memperkenalkan 3 teknik utama untuk pengumpulan data yaitu melakukan wawancara, menyebarkan kuisioner, serta melakukan observasi.

Dalam wawancara, seorang pewawancara mengajukan satu atau lebih pertanyaan untuk langsung dijawab dan sering kali dilakukan dengan tatap muka langsung. Kuisioner adalah sekumpulan pertanyaan yang dirancang untuk dijawab tanpa harus ada kehadiran penelitinya baik menggunakan kertas atau secara online. Sedangkan dalam observasi, peneliti meluangkan waktu untuk mengamati aktivitas yang sedang berlangsung. Ketiga teknik diatas dapat digunakan secara fleksibel dan dapat dikombinasikan dalam berbagai cara. Sebelum kita membahas teknik – teknik pengumpulan data, ada 4 hal yang perlu kita perhatikan. Pertama, kita harus menetapkan tujuan dari pengumpulan data dan jenis pengumpulan data. Tujuan yang telah ditetapkan ini akan menentukan teknik pengumpulan data dan jenis analisa yang pelu dilakukan. Begitu sudah ditetapkan kita dapat lebih berkonsentrasi untuk mengidentifikasi data yang diperlukan serta proses apa yang perlu dilakukan begitu data diperoleh.

Hal yang kedua, harus dilakukan adalah hubungan antara orang – orang yang mengerjakan pengumpulan data dengan orang yang memberi data. Hubungan ini harus jelas dan professional dan ini dapat dilakukan dengan meminta partisipan menandatangani surat izin seperti infokonsemfon. Isinya pada umumnya adalah konfirmasi bahwa tujuan

(4)

dPRAS- Modul Kuliah Interaksi Manusia Komputer

9-4

pengumpulan data dan bagaimana data tersebut akan digunakan telah dijelaskan kepada partisipan dan mereka setuju untuk diteruskan. Surat izin dapat tidak diperlukan jika aktivitas pengumpulan data sudah tercakup dalam kontrak perjanjian penyebaran produk atau sistem.

Hal ketiga adalah triangulasi, yaitu strategi yang menggunakan beberapa teknik pengumpulan data atau penggunaan beberapa teknik analisis untuk diterapkan pada data yang sama. Tujuan utamanya adalah mendapatkan perspektif yang berbeda – beda dan validasi dari temuan – temuan yang diperoleh. Yang terakhir adalah pilot studi, yaitu mencoba dulu pada skala yang kecil. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa rencana pengumpulan data dapat dieksekusi pada kondisi yang sebenarnya.

Sekarang kita masuk ketopik tentang perekaman data. Cara yang paling banyak dipakai untuk merekam data adalah membuat catatan tertulis, merekam suara, mengambil foto, atau merekam dengan video. Membuat catatan tertulis adalah cara yang secara teknis paling mudah yang dapat dilakukan dengan tulisan tangan, menggunakan laptop ataupun PDA. Data yang sudah ada dalam dokumen dapat di fotokopi atau diambil dengan kamera. Merekam suara merupakan alternative pengganti. Dalam suatu observasi pengamat akan lebih mudah bergerak dan lebih fleksibel jika dibandingkan kamera video. Rekaman suara dapat dilengkapi dengan foto–foto dari objek, peristiwa atau situasi yang sedang diamati. Penggunaan video memiliki kelebihan lain karena dapat menangkap data visual data dan gambar. Meskipun demikian penggunaan video bisa mengganggu privasi.

(5)

dPRAS- Modul Kuliah Interaksi Manusia Komputer

9-5

Teknik pengambilan data berikutnya adalah wawancara. Wawancara juga dapat dilihat sebagai perbincangan yang memiliki tujuan. Ada 4 jenis wawancara, yaitu wawancara tidak terstruktur atau openundit, terstruktur dan semiterstruktur serta wawancara kelompok. 3 jenis yang pertama ditentukan oleh seberapa jauh pewawancara mengikuti scenario wawancara yang sudah ditentukan sebelumnya. Sedangkan jenis yang keempat melibatkan sekelompok kecil yang dituntun oleh seorang fasilitator dan sifatnya eksploratif. Pertanyaan yang diberikan sifatnya terbuka tanpa mengharapkan format dan isi jawaban tertentu. Contoh pertanyaan terbuka adalah misalkan “apa manfaat penggunaan laptop?”. Dalam pertanyaan ini yang diwawancarai bebas memberikan jawaban lengkap atau pendek. Cara ini dapat menghasilkan data yang cukup banyak dan detail dan kadang – kadang informasi baru yang tidak terduga. Meskipun demikian cara ini juga memiliki kekurangan yaitu banyak data tidak terstruktur yang diperoleh sehingga menyulitkan analisisnya. Kelemahan lainnya adalah proses wawancara yang tidak dapat di replikasi. Pada wawancara terstruktur pewawancara mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang sudah disediakan sebelumnya. Cara ini akan sangat membantu apabila tujuan wawancara sudah jelas dimengerti sehingga dapat mengidentifikasi pertanyaan – pertanyaan spesifik yang perlu diajukan. Bentuk pertanyaannya biasanya singkat dan jelas. Jawaban yang diharapkanpun sifatnya tertutup. Dipilih dari alternative jawaban yang sudah diberikan. Sebagai contoh : seberapa sering anda memeriksa email ? setiap jam sekali, berapa kali sehari, seminggu sekali, dan seterusnya.

(6)

dPRAS- Modul Kuliah Interaksi Manusia Komputer

9-6

Jenis yang ketiga yaitu wawancara semiterstruktur, merupakan kombinasi dari wawancara terstruktur dan tidak terstruktur sehingga pertanyaan yang diajukan bisa terbuka atau tertutup. Untuk menjaga konsistensi pewawancara menggunakan scenario dasar sebagai penuntun setiap topic yang sama untuk setiap pertanyaan. Wawancara dimulai dengan pertanyaan yang sudah direncanakan sebelumnya. Selanjutnya diikuti dengan pertanyaan yang sifatnya eksploratif sampai tidak ada informasi baru yang dapat digali.

Pertanyaan yang diajukan pada wawancara dapat bersifat terbuka atau tertutup. Pertanyaan tertutup membutuhkan daftar alternative jawaban sehingga ini dapat dipakai pada situasi dimana pilihan jawaban dapat diketahui sebelumnya. Berikut adalah tuntunan yang dapat digunakan untuk merancang pertanyaan wawancara. Pertama, hindari pertanyaan yang menggunakan kalimat – kalimat jamak karena itu sering membingungkan. Oleh karena itu pecah pertanyaan dengan kalimat jamak menjadi beberapa pertanyaan yang terpisah. Sebagai contoh: “menurut anda seberapa menarik antarmuka pada windows vista dibandingkan dengan windows XP?” sebaiknya digantikan dengan beberapa pertanyaan berikut. Seberapa menarik antarmuka pada windows vista? Apakah anda pernah menggunakan windows XP? Jika pernah, seberapa menarik antarmuka windows XP? Hal berikutnya yang perlu dihindari adalah penggunaan istilah atau bahasa yang kompleks karena partisipan mungkin tidak mengerti artu atau maksud dan malu untuk mengakuinya. Oleh karena itu gunakan istilah atau bahasa yang mudah dimengerti ileh orang awam. Selain itu, buat pertanyaan yang sifatnya nertal, tidak berat sebelah. Sebagi contoh pertanyaan berikut: mengapa anda suka antarmuka

(7)

dPRAS- Modul Kuliah Interaksi Manusia Komputer

9-7

windows vista? Tidak netral karena partisipan diasumsikan menyukai antarnuka windows vista dan akan membuat partisipan enggan untuk memberikan jawaban yang sebenarnya.

Sebelum melakukan wawancara, kita perlu memastikan bahwa tujuan wawancara telah disampaikan dan dimengerti oleh partisipan. Selama wawancara sebaiknya lebih banyak mendengar daripada berbicara dan memberikan respon dengan penuh simpatik tanpa berpihak. Berikut adalah anjuran tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menjalankan wawancara. Yakinkah sekali lagi kepada partisipan tentang etika yang akan dijaga serta tanyakan apakah keberatan kalau wawancaranya direkam. Wawancara dimulai dengan pertanyaan yang mudah dijawab, misalnya: darimana anda berasal? Selanjutnya bagian utama wawancara diajukan pertanyaan – pertanyaan runtun dengan pertanyaan yang lebih mendalam pada bagian akhir. Wawancara diakhiri dengan pertanyaan yang mudah dijawab untuk menghilangkan tekanan yang mungkin timbul dari pertanyaan sebelumnya. Sesi wawancara ditutup dengan ucapan terima kasih ke partisipan, mengambil dan mematikan alat perekam sebagai tanda berakhirnya wawancara. Kadang-kadang wawancara dilakukan di lingkungan yang tidak biasa untuk partisipan sehingga dapat menghambat untuk memberikan jawaban yang penuh. Untuk mengatasi hal ini wawancara dapat dilakukan dengan menggunakan Prototype atau objek – objek kerja yang dibawa oleh pewawancara atau partisipan. Alat-alat bantu tersebut dapat dipergunakan untuk memberikan konteks kepada partisipan dan membantu menghidupkan suasana pada settings ynag sebenarnya.

(8)

dPRAS- Modul Kuliah Interaksi Manusia Komputer

9-8

Sekarang kita lanjutkan dengan teknik berikutnya yaitu kuisioner. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kuisioner mirip dengan wawancara, yaitu dapat bersifat terbuka atau bersifat tertutup. Pertanyaan yang diberikan harus dituliskan dengan jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dan data yang dikumpulkan dapat dianalisa dengan efisien. Kuisioner yang dirancang dengan baik sangat bagus untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan specific daripada partisipan khususnya partisipan yang lokasinya tersebar diberbagai tempat yang saling berjauhan yang tidak memungkinkan untuk mendatangi mereka satu persatu.

Berikut ini adalah tuntunan yang perluvdiperhatikan dalam merancang kuisioner. Pertama, pikirkan betul urutan pertanyaan yang akan diajukan karena dampak sebuah pertanyaan dapat dipengaruhi oleh urutan pertanyaan. Kebanyakan kuisioner dimulai dengan pertanyaan tentang informasi demografi yang dasar seperti jenis kelamin, umur, tempat kelahiran, dan pengalaman yang relevan. Informasi latar belakang ini berguna untuk menempatkan respon kuisioner pada konteks yang tepat. Saran berikutnya, pertimbangkan kembali versi kuisioner yang berbeda perlu dibuat untuk populasi yang berbeda. Selanjutnya, berikan instruksi yang jelas bagaimana mengisi kuisioner. Perhatikan keseimbangan antara penggunaan ruang kosong serta kebutuhan untuk menjaga agar kuisioner berciri khas mungkin. Yang terakhir adlah putuskan apakah seluruhnya menggunakan frasa positif, negative, atau kombinasi keduanya.

Ada beberapa tipe pertanyaan yang masing-masing membutuhkan jenis jawaban tertentu. Pemilihan format pertanyaan dan jawaban yang paling sesuai akan memudahkan responden untuk menjawab dengan jelas.

(9)

dPRAS- Modul Kuliah Interaksi Manusia Komputer

9-9

Format yang pertama adalah bentuk checkbox dan rentang. Pertanyaan demografi pada umumnya memiliki jawaban yang mudah diprediksi. Sebagai contoh: pertanyaan jenis kelamin jawabannya memiliki 2 pilihan, laki atau perempuan. Jika informasi penghasilan ditanyakan dan kebanyakan tidak ingin penghasilannya diketahui maka jawaban dalam bentuk rentang, misaklkan 1 sampai 5 juta, 6 sampai 10 juta dapat diberikan.

Format lainnya adalah skala rating. Ada beberapa tipe skala rating yang dapat digunakan. 2 yang paling sering digunakan adalah likert scales dan sematic diferensial scales. Tujuan dari rating scales ini adalah untuk mendapatkan respon yang dapat dibandingkan antara responden. Format ini bagus untuk mendapatkan penilaian orang tentang sesuatu. Misalnya: seberapa mudah, seberapa menyenangkan, dll. Likert scales dipakai untuk mengukur opini, sikap dan kepercayaan sehingga sangat sering dipakai untuk mengevaluasi tingkat kepuasan usery akan suatu produk. Sebagai contoh: opini pengguna tentang pemakaian warna pada situs web dapat dievaluasi dengan likert scales yang menggunakan nomor atau kata. Sematic diferensial scales lebih jarang dipakai karena cara ini memerlukan pasangan kata yang berlawanan dan ini menyulitkan interpretasikan yang konsisten dari para responden. Sebagai contoh: dari pasangan kata “jelas” dan “membingungkan”, responden dapat menentukan opini lebih mengarah ke jelas atau ke membingungkan.

Untuk mendapatkan respon yang baik, perhatikan hal-hal sebagai berikut:

 Memastikan tujuan studi jelas

(10)

dPRAS- Modul Kuliah Interaksi Manusia Komputer

9-10

 Memastikan kuesioner dirancang dengan baik

 Menyediakan versi kuesioner yang lebih ringkas

 Jika perlu dikirim lewat pos, sediakan amplop beralamat yang sudah diberi perangko

 Tindak lanjuti dengan email, telpon atau surat

 Berikan insentif, dan

 40% response rate termasuk tinggi, 20% dapat diterima

Sekarang ini kuisioner online semakin banyak dipakai karena sangat efektif untuk menjangkau banyak orang dengan cepat dan mudah. Manfaat yang diperoleh antara lain: respon biasanya cepat, tidak memerlukan prangko dan fotokopi, data dapat dikumpulkandi database untuk di analisis, waktu analisis berkurang serta kesalahan dengan mudah dapat diperbaiki. Sampling akan menjadi persoalan pada kuisioner online jika ukuran populasi tidak diketahui karena tidak ada informasi tentang pengguna internet maka tidak mungkin untuk mengidentifikasi ukuran dan demografi populasi penuh yang disurvei sehingga cara – cara sampling yang umum tidak dapat dipakai.

Kita sekarang menginjak keteknik pengumpulan data berikutnya yaitu observasi. Pada dasarnya observasi ini adalah teknik yang sangat berguna pada setiap tahap pengembangan produk. Pengguna dapat diobservasi secara langsung saat mereka melakukan aktivitasnya atau secara tidak langsung melalui rekaman atau catatan aktivitas yang dibaca kemudian. Observasi juga dapat dilakukan dilapangan atau dalam lingkungan yang terkontrol. Observasi yang dilakukan dilapangan, individu diamati saat mereka melakukan aktivitas tugasnya sehari-hari dalam setting yang

(11)

dPRAS- Modul Kuliah Interaksi Manusia Komputer

9-11

alamiah. Observasi dilapangan dapat mengisi detil yang tidak ditentukan pada teknik pengumpulan lainnya. Meskipun demikian observasi lapangan dapat menjadi rumit dan menghasilkan banyak data yang tidak relevan jika tidak direncanakan dan dilakukan dengan baik.

Cara yang paling sederhana dan mudah diingat untuk menstrukturkan framework observasi dilapangan adalah 3 hal berikut. Pertama, the person, siapa yang diamati pada saat observasi. Kedua, the place, dimana mereka melakukannya. Dan yang ketiga, the thing, apa yang mereka lakukan. Frame lainnya yang lebih lengkap adalah mengamati siapa yang ada disana, apa perannya, apa yang sedang terjadi, kapan aktivitas terjadi, dimana kejadiannya, mengapa dapat terjadi, dan bagaimana aktivitas tersebut dikelola.

Ethnography sebelumnya telah digunakan dalam ilmu sosial untuk memahami sebuah pekerjaan. Sebagian besar studi ethnography berupa observasi langsung meskipun wawancara, washmare, dan studi artefak merupakan juga bagian dari aktivitas dalam studi ini. Etnografi perlu dipertimbangkan dalam desain interaksi karena jika sebuah produk akan dipakai dalam lingkungan yang bervariasi, perancang harus mengetahui konteks dan ekologi dalam lingkungan tersebut. Etnografi adalah cara untuk mengetahui keinginan orang yang sebenarnya, mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang kehidupan sehari-harinya dan mengikuti cerita serta minat mereka. Tidak terlalu sulit untuk mengumpulkan data etnografi. Data yang dikumpulkan dapat dalam berbagai bentuk dokumen, catatan, gambar, layout ruangan. Catatan dapat berisi pembicaraan, deskripsi ruang dan pertemuan, dana apa yang

(12)

dPRAS- Modul Kuliah Interaksi Manusia Komputer

9-12

dilakukan orang dan bagaimana reaksinya dalam menghadapi situasi tersebut.

Pengumpulan data dimulai dengan meluangkan waktu untuk orang-orang yang sedang bekerja. Oleh karena itu perlu membangun hubungan yang baik dengan mereka supaya nanti dapat bekerja sama dan mendukung dalam proses pengumpulan data selanjutnya. Pengamatan lingkungan dalam lingkungan yang terkontrol sering dilakukan dalam laboratorium usability. Salah satu masalah yang sering dihadapi adalah bahwa pengamat tidak mengetahui apa yang sedang dipikirkan penggunanya karena hanya bisa menebak apa yang mereka lihat. Teknik think a loud mengharuskan partisipan menceritakan segala sesuatu yang mereka pikirkan dan coba lakukan sehingga proses berpikir mereka di eksternalisasi. Kadang-kadang observasi langsung tidak dapat dilakukan karena dapat menggnggu privasi atau pengamat tidak dapat hadir selama studi dilakukan. Dengan demikian aktivitas dapat diamati secara tidak langsung. Ada 2 pendekatan yang dapat dilakukan yaitu dengan diaries dan catatan interaksi atau interaction lock. Pada teknik diaries, partisipan diminta untuk membuat catatan aktivitas mereka secara teratur. Misalkan: apa yang mereka lakukan, kapan, mereka melakukan, apa yang mereka temukan mudah atau sulit, dan apa reaksi mereka dalam situasi tertentu. Diaries dapat sesuai ketika lokasi partisipan tersebar serta berjauhan dan sulit untuk ditemui. Penggunaan diaries memiliki beberapa manfaar. Pertama, tidak banyak menggunakan banyak sumber-sumber daya , tidak perlu peralatan atau pakar khusus, serta cocok untuk studi jangka panjang. Manfaat lainnya adalah memiliki format yang standar, sehingga dapat langsung dimasukkan kedalam basis data untuk analisis lebih lanjut.

(13)

dPRAS- Modul Kuliah Interaksi Manusia Komputer

9-13

Meskipun demikian teknik diaries juga ada kekurangannya, yaitu sangat bergantung pada kehandalan partisipan untuk mengisi diaries. Dengan demikian perlu insentif untuk itu dan proses harus cepat serta mudah. Kekurangan lainnya adalah ingatan partisipan tentang suatu peristiwa kadang-kadang berlebihan seperti memerlukan waktu yang lebih lama atau lebih pendek dari yang sebenarnya. Atau mengingat sesuatu yang lbih baik atau lebih buruk yang sebenarnya.

Teknik catatan interaksi menggunakan perangkat lunak untuk merekam aktivitas pengguna dalam sebuah lock yang akan diperiksa nantinya. Informasi yang dicatat dapat berupa tabel-tabel papan ujian ditekan, waktu yang di luangkan untuk melakukan aktivitas tertentu, dsb. Jika dipergunakan untuk evaluasi usability, pengumpulan data biasanya disinkronkan dengan rekaman audio dan video untuk membantu evaluator menganalisis perilaku pengguna dan memahami bagaimana pengguna bekerja pada tugas yang mereka lakukan. Kelebihan utama menggunakan lock interactions ini adalah metode ini tidak banyak mengganggu pengguna sepanjang prosesnya tidak berpengaruh pada sistem. Kelebihan lainnya adalah dapat merekam data dalam jumlah besar secara otomatis. Meskipun demikian interactions lock juga memiliki kelemahan. Pertama, dapat menimbulkan persoalan etika jika rekaman aktivitas dilakukan tanpa sepengetahuan partisipan. Selain itu perangkat bantu yang powerfulldibutuhkan untuk menganalisis data secara kuantitatif dan kualitatif.

Teknik-teknik yang telah kita diskusikan yaitu wawancara, kuisioner, dan observasi dapat dikombinasikan untuk mendapatkan temuan yang lebih lengkap. Pemilihan teknik pengumpulan data sangat bergantung pada

(14)

dPRAS- Modul Kuliah Interaksi Manusia Komputer

9-14

beberapa faktor, tidak ada kombinasi yang paling benar tetapi keputusan teknik mana saja yang akan dipergunakan perlu memperhatikan faktor-faktor berikut. Faktor pertama adalah focus dari studi. Teknik yang dipakai harus kompatibel dengan tujuan studi. Sehingga dapat dipakai untuk mengumpulkan data yang sesuai. Sebagai contoh: data yang dikumpulkan dapat berupa pengetahuan implisit atau eksplisit, perilaku yang dapat diamati dapat berupa pendapat subjektif atau fakta objektif, dll. Jenis data yang dikumpulkan juga dipengauhi oleh paham, dimana kita berada dalam siklus pengembangan. Sebagai contoh: pada tahap awal pengembanganmungkin belum perlu jawaban yang spesifik ssehingga lebih baik difokuskan pada eksplorasi isu-isu wawancara dan observasi daripada menggunakan kuisioner. Faktor ke-2 adalah keterlibatan partisipan. Karakteristik kelompok dari calon pengguna juga berpengaruh pada jenis teknik pengumpulan data yang dibutuhkan. Terkait dengan ini adalah siapa, lokasi dan dapat tidaknya partisipan diakses. Bergantung pada apa yang dapat memotivasi partisipan untuk berpartisipasi. Teknik wawancara mungkin lebih baik dari kuisioner. Faktor berikutnya dalah nature dari teknik yang dipakai yang harus diperhatikan adalah apakah dalam proses pengumpulan data akan diperlukan seorang pakar dengan keahlian tertentu atau peralatan khusus. Sedangkan faktor yang terakhir adalah ketersediaan sumber-sumber daya. Sebagai contoh: untuk menyebarkan kuisioner, mungkin perlu waktu, biaya, dan orang yang cukup untuk merancang kuisioner yang baik, uji coba, mengumpulkan dan menganalisis hasilnya.

(15)

dPRAS- Modul Kuliah Interaksi Manusia Komputer

9-15

R

ANGKUMAN

Pertama, kita sudah mengulas 3 metode pengumpulan data yaitu wawancara, kuisioner, observasi. Kemudian kita melihat 4 isu yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data, ayitu tujuan, triangulasi, hubungan partisipan dan uji coba. Untuk teknik pengumpulan data dengan wawancara ada 3 jenis wawancara yaitu wawancara tidak terstruktur tanpa skenario, terstruktur dengan scenario, dan semi terstruktur yang merupakan gabungan dari keduanya. Kita juga melihat teknik-teknik untuk pengembangan kuisioner. Kuisioner dapat dilakukan dengan menggunakan kertas, online, atau telpon. Selanjutnya teknik pengumpulan data dengan cara observasi dapat dilakukan baik secara langsung atau tidak langsung dilapangan atau lingkungan yang terkontrol. Dan yang terakhir kita mengulas faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengkombinasikan teknik-teknik pengumpulan data diatas yaitu faktor focus studi, keterlibatan partisipan, nature dari teknik itu sendiri, dan ketersediaan sumber daya.

(16)

dPRAS- Modul Kuliah Interaksi Manusia Komputer

9-16

G

LOSARIUM

windows XP checkbox

D

AFTAR

P

USTAKA

Shark, Roger & Preece, Interaction Design-beyond human-computer

interaction 2nd, Jhon Wiley & Sons, 2007. (ISBN: 0-471-49278-7)

A.

B.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Marlinda (2004:1), sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola data-data menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara dan

Dalam aplikasinya seperti yang telah dijelaskan KJKS BTM Kedungwuni Jika dilihat dari standarisasi akadnya, tentang penggunaaan akad ijarah pada pembiayaan ijarah

Limbah tulang merupakan salah satu dari by product ternak yang sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan baku kerajinan. Produksi limbah maupun

Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi, menggambarkan keadaan atau status fenomena yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya manusia yang dikaitkan dengan

Apakah kalimat tersebut sudah sesuai dengan awal bagian komplikasi? Berilah alternatif kalimat yang lain untuk memunculkan masalah.. Apakah kamu setuju dengan bagian koda dalam

menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul “ Peningkatan Aktivitas Pembelajaran IPA Melalui Metode Pembelajaran Course Review Horey Pada Siswa Kelas V SD

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. © GILANG RAMADAN SOBARI 2015

Untuk kelancaran penyusunan formasi jabatan fungsional Assessor Sumber Daya Manusia Aparatur bagi Instansi Pusat maupun Daerah, perlu ditetapkan Peraturan Kepala badan