• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI BAHASA (SUATU KAJIAN AKSIOLOGIS) OLEH : I NYOMAN DARSANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FUNGSI BAHASA (SUATU KAJIAN AKSIOLOGIS) OLEH : I NYOMAN DARSANA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI BAHASA

(SUATU KAJIAN AKSIOLOGIS)

OLEH :

I NYOMAN DARSANA

PROGRAM STUDI SASTRA BALI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS UDAYANA

2017

(2)

i DAFTAR ISI Daftar Isi...i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2

1.4 Metode dan Teknik...2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Batasan (Hakikat) Bahasa...3

2.2 Fungsi Bahasa...4 2.2.1 Fungsi Interpersonal...5 2.2.2 Fungsi Direktif ...5 2.2.3 Fungsi Referensial...5 2.2.4 Fungsi Imajinatif ...5 2.2.5 Fungsi Personal...6

2.3 Hubungan Fungsi Bahasa dengan Aspek – Aspek Kehidupan...6

2.3.1 Hubungan Bahasa denqan Kebudayaan...6

2.3.3 Hubungan Bahasa dengan Religi...7

(3)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bahasa memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Karena bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antar manusia. Hal ini dianggap sebagai sesuatu yang lazim sehingga jarang sekali dipikirkan, seperti halnya berjalan dan bernafas. Kalau diperhatikan lebih jauh bahwa pengaruh bahasa terhadap kehidupan manusia begitu kuat, sehingga tidak jarang perselisihan yang terjadi dalam masyarakat atau dengan perkataan lain adanya gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan manusia diantaranya disebabkan oleh bahasa.

Adalah „wajar' seorang linguis mengatakan “language is power”. Perkataan ini begitu sederhana, tetapi mengandung makna yang kompleks. Pernyataan ini dikemukakan oleh Norman Fairclough, karena beliau begitu besar perhatiannya terhadap bahasa. Berhubungan dengan hal itu, dipihak lain ada yang berpendapat bahwa : “we think with the word, and with words we form concepts.” (Hudson dalam Rindjin)

Berpijak pada uraian diatas, tampak jelas bahwa peranan (fungsi) bahasa terhadap hidup dan kehidupan manusia tidak perlu diragukan lagi. Karena apapun kegiatan kita (mulai dari pagi: di sekolah, di kantor, di pasar, dan sebagainya) selalu diwarnai dengan „bahasa‟ sebagai alat komunikasi. Bahkan apapun nama disiplin ilmu pengetahuan (science) „mutlak‟ menggunakan bahasa sebagai pengantar seorang penulis untuk menyampaikan ide-ide, gagasan kepada pembaca.

Akan tetapi, dalam keadaan tertentu banyak orang awam menanyakan tentang apa sebenarnya fungsi bahasa itu. Hal ini mungkin saja kalau di jawab dengan pernyataan bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Kemudian timbul pertanyaan baru mengenai „kedipan mata‟ dan „tepukan tangan‟ apakah tidak termasuk bahasa? Persoalan-persoalan semacam ini seringkali terdengar, sehingga kita juga mengasumsikan bahasa dari segi konsep „verbal‟ dan nonverbal. Dapat diasumsikan kedipan mata dan tepukan tangan sebagai bahasa

(4)

2 nonverbal, sedangkan bahasa sebagai fungsi utamanya sebagai alat komunikasi termasuk bahasa verbal.

Fenomena-fenomena diatas, mendorong penulis untuk membuat paper yang diberi judul “Bahasa: Suatu Kajian Aksiologis”. Sebab bagaimanapun juga seperti yang dikatakan oleh Robert E. Owens, yang mengatakan bahwa: Bahasa dan proses berbahasa merupakan dua yang sangat kompleks.

1.2 Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dalam paper ini mempunyai pokok bahasan sebagai

berikut:

(1) Apakah fungsi bahasa itu?

(2) Fungsi-fungsi apa sajakah yang dimiliki oleh bahasa itu? (3) Bagaimanakah kaitannya bahasa dengan kaidah moral?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan paper ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk mendeskripsikan (memerikan) fungsi bahasa (2) Untuk memerikan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh bahasa

(3) Untuk mengetahui bagaimana kaitan bahasa dengan kaidah moral

1.4 Metode dan Teknik

Metode yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah metode observasi. Metode ini dimaksudkan untuk mengobservasi atau membaca buku-buku acuan (referen) yang akan dijadikan landasan konseptual dan sekaligus sebagai landasan teori. Sudaryanto (1988: 271) mendefinisikan metode sebagai cara kerja yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Jadi, metode yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah metode observasi dengan teknik kajian pustaka. Kajian pustaka yang dimaksudkan disini adalah yang dapat memberikan informasi atau keterangan-keterangan mengenai ketiga permasalahan dalam paper ini.

(5)

3 BAB II

PEMBAHASAN

Sebelum masuk pada pokok permasalahan, sangatlah wajar apabila terlebih dahulu kita memahami konsep dasar tentang bahasa itu sendiri, sebab bagaimanapun juga pembicaraan mengenai fungsi harus bersinggungan dengan konsep dasar atau batasan dari bahasa itu sendiri. Adapun uraian mengenai konsep tersebut dapat dilihat berikut ini.

2.1 Batasan (Hakikat) Bahasa

Sebagai makhluk sosial yang senantiasa hidup secara berkoloni, masyarakat tidak dapat melepaskan dirinya dari hakikat bahasa. Hal ini dimulai sejak matahari terbit sampai tenggelam. Bahkan bermimpi pun kita menggunakan bahasa (berbahasa). Berangkat dari pendapat Block & Tagger yang mengatakan “Language is a system or arbitrary vocal symbol” dan batasan dari Sapir “A purely human and noninstintive method of

communication, ideas, emotions, and desires. By means of a system of voluntarily produced symbols.”

Dalam hubungannya dengan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan ada lima hal penting yang paling berkompeten untuk memberikan batasan pada bahasa. Adapun lima hal tersebut meliputi: manusiawi, dipelajari, sistem, arbitrer dan simbol.

Adapun yang dimaksud dengan manusiawi, yaitu hanya manusia lah yang memiliki sistem simbol untuk berkomunikasi. Manusia telah berbahasa sejak dini dalam sejarahnya, dan perkembangan bahasanya inilah yang membedakan manusia dari makhluk lain.

Selain itu, manusia sejak dilahirkan tidak langsung dapat berbahasa, ia harus melalui proses interaksi terlebih dahulu dengan orang lain yang berbahasa seperti dirinya. Kegiatan ini akan dapat membuat kemampuan berbahasanya berkembang.

(6)

4 Sedangkan yang dimaksud dengan bahasa sebagai sistem yang dikenal oleh penuturnya. Perangkat inilah yang menentukan struktur yang diucapkannya (seprimitif apapun kehidupan masyarakat penutur bahasa tersebut).

Struktur tersebut dikenal dengan istilah grammar. Sistem dalam bahasa bukan untuk diciptakan oleh sebuah lembaga tertentu. Aturan ini ada karena penutur bahasa tersebut menggunakan cara-cara tertentu yang merupakan konvensi bahasa tersebut.

Bulu yang tumbuh di kepala disebut rambut ; diatas mulut disebut kumis ; dibawah mulut jenggot. Jika dilihat materi sama yaitu bulu, tetapi mengapa lambangnya berbeda? Kemudian jika di indonesia dinamakan langit ; mengapa di inggris Sky ? Lambang-lambang dalam bahasa timbul begitu saja. Itulah sebabnya maka sebuah benda akan berbeda lambangnya pada setiap bangsa dan ini bersifat kebetulan. Cara timbulnya lambang yang begitu saja, itulah yang dinamakan arbitrer.

Hal terakhir adalah masalah lambang atau simbol, yaitu bunyi-bunyi tertentu yang digunakan oleh manusia dan disusun dengan cara-cara tertentu pula, misalnya saat kita melayangkan pandangan kita ke atas, di udara terbuka dan siang hari ; Anda akan melihat sesuatu yang biru di atas. Sebenarnya itu adalah batas pandangan kita. Sebagai bangsa indonesia kita lambangkan dengan langit. Alat untuk melihatnya kita lambangkan dengan mata. Jadi, seluruh benda keadaan. perasaan, peristiwa, dan lain-lain selalu : kita berikan lambang tertentu (Hanan Lubis : 1-7).

Sistem bahasa apapun memungkinkan kita membicarakan sesuatu walau tidak berada di lingkungan kita. Kita bisa membicarakan suatu peristiwa yang sudah terjadi atau yang akan terjadi. Hal ini dimungkinkan karena bahasa nemiliki.daya simbolik, untuk mengunqkapkan konsep apapun juga. Hal ini pula yang memungkinkan manusia memiliki daya penalaran (reasoning). Demikianlah lima butir hakikat bahasa manusia sebagai alat berkomunikasi dan mencirikan dirinya serta membedakannya dari makhluk lain.

(7)

5 2.2 Fungsi Bahasa

Kita ketahui bahwa berbicara tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor yang mengharuskan kita memilih kata-kata, frasa-frasa, dan kalimat-kalimat yang digunakan dalam berkomunikasi tentu didasarkan pada fungsi bahasa tersebut. Akan berbedalah kata-kata, frasa-frasa ataupun kalimat-kalimat yang kita pakai bila fungsi bahasa tersebut berbeda.

Fungsi-fungsi bahasa yang digunakan tentunya didasarkan atas tujuan kite berkomunikasi. Berbeda tujuan akan berbeda pula alat komunikasi itu. baik dari segi bentuk maupun isinya (sifatnya). Hal ini menyebabkan banyak perbedaan pendapat dari para ahli mengenai fungsi bahasa.

Selanjutnya Husen Lubis dalam bukunya yang berjudul Analisis Wacana Pragmatik mengutip pendapat Finocehinario mengatakan bahwa fungsi bahasa terdiri atas lima, antara lain : fungsi interpersonal, fungsi direktif, fungsi referensial. Fungsi-fungsi tersebut akan diuraikan seperti di bawah ini. 2.2.1 Fungsi Interpersonal

Adalah kemampuan untuk membina dan menjalin hubungan kerja dan hubungan sosial denqan orang lain. Hubunqan ini membuat hidup kita denqan orang lain menjadi baik dan menyenangkan.

2.2.2 Fungsi Direktif

Fungsi ini memungkinkan kita untuk mengajukan permintaan, memberi sara, membujuhk, menyakinkan dan sebagainya. Hal ini menjadikan semua keinginan kita bisa dikomunikasikan dengan baik.

2.2.3 Fungsi Referensial

Fungsi ini berhubungan dengan kemampuan untuk penulis atau berbicara tentang lingkungan kita yang terdekat dan juga mengenai fungsi

metalinguistik.

2.2.4 Fungsi Imajinatif

Fungsi ini berhubungan denqan kemampuan untuk menyusun ritme baik bahasa lisan maupun tulis. Tidak semua manusia bisa menerapkan fungsi ini, kecuali bagi mereka yang memiliki talenta terhadap fungsi ini .

(8)

6 2.2.5 Fungsi Personal

Fungsi ini berhubungan dengan kemampuan pribadi seseorang untuk mengekspresikan emosinya.

Kelima fungsi tersebut dapat terwujud secara optimal apabila berada dalam situasi tempat fungsi tersebut dijalankan atau dapat dikatakan bahwa situasi dan kondisi sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan berbahasa. Berikutnya menurut Propper. bahasa memiIiki fungsi sebagai berikut : (1) Stimulus; artinya bahasa berfungsi sebaaai rangsangan yang dapat mendatangkan suatu respon:

(2) Ekspresif; artinya bahasa dapat dipergunakan untuk menyatakan perasaan, ide kepada orang lain;

(3) Deskriptif: artinya bahasa berfungsi untuk menguraikan, menjelaskan, dan menggambarkan sesuatu kepada orang lain;

(4) Argumentatif; artinya melalui bahasa manusia dapat berargumentasi pada orang lain.

2.3 Hubungan Fungsi Bahasa dengan Aspek – Aspek Kehidupan

Di bawah ini diuraikan hubungan fungsi bahasa dengan aspek-aspek kehidupan manusia. Hal yang dimaksud meliputi hubungan bahasa dengan kebudayaan: bahasa dengan etika atau moral : dan hubungan antara Bahasa denqan sistem religi.

2.3.1 Hubungan Bahasa denqan Kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat (1978 : 74) bahwa bahasa merupakan bagian dari unsur-unsur kebudayaan. Dalam suatu sistem kebudayaan yang begitu kompleks, unsur bahasa melekat pada setiap unsur-unsur kebudayaan yanq lain.

Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang cukup penting, terutama dalam penyebarluasan hasil-hasil budaya suatu masyarakat. Sebaliknya, kebudayaan itu sendiri berfungsi sebaqai tempat atau wahana bagi berkembangnya suatu bahasa.

(9)

7 2.3.2 Hubungan Bahasa dengan Etika/Moral

Penggunaan bahasa apabila dikaitkan denqan etika/moral dapat dilihat pada pemakaian tata krama. antara lain unsur yang disebut denqan istilah undak-usuk. Unsur ini merupakan salah satu sub pokok bahasan pada pertemuan kebahasaan. Hal ini berhubungan denqan ciri suatu bahasa yang dipakai oleh pendukung bahasa itu sendiri.

Masalah sikap atau pola prilaku berbahasa ini dapat dilihat pada penggunaan bahasa sehari-hari atau denqan istilah lain dikatakan sebagai etika berbahasa. Untuk lebih mudahnya dapat dilihat pada undak-usuk secara pragmatis. Secara pragmatis menurut Pusat Pembinaan dan Penqembangan bahasa. undak-usuk bahasa dapat dibagi menjadi dua. yakni halus ( hormat) dan kasar. Ragam hormat digunakan sebagai bahasa halus. sedangkan ragam kasar dapat diartikan sebagai ragam akrab. Bahasa halus dan kasar ini mempunyai tiga kategori pemakaian. yaitu : (1) unsur pembicara: (2) unsur kawan bicara; (3) unsur yang dibicarakan. Dalam suatu norma etika dikatakan apabila seseorang dalam berbicara denqan orang lain yang lebih tua, lebih tinggi pangkat dan derajatnya maka haruslah dapat menunjukkan atau menggunakan sikap dan perilaku berbahasa yang halus. Apabila ia tidak mengikuti norma ini atau melanggarnya maka seseorang tersebut dikatakan atau dicap tidak mempunyai etika.

2.3.3 Hubungan Bahasa dengan Religi

Bahasa lahir sebagai bagian eksistensi atau keberadaan manusia. Pada awalnya bahasa dapat bersifat religius, menjadi media ekspresi penqalaman dan mistik manusia dalam berhadapan denqan kekuatan alam (natural) dan ilahiah (supernatural). Namun, transformasi pengalaman sejarah manusia dari alam kepada kebudayaan yang mengakibatkan kedudukan bahasa bersiotonom atau terlepas dari unsur-unsur yang lain.

Bahasa merupakan pengetahuan eksistensial mengenai bentuk hidup manusia, sehingga mudah dideskripsikan. Dalam kaitannya denqan sistem reliqi, kedudukan bahasa sebagai suatu deskripsi pengalaman kemanusiaan dalam dimensi personal maupun sosial. Pengalaman-penqalaman dan

(10)

8 pengetahuan kemanusiaan tersebut tidak hanya merepresentasikan, tetapi juqa secara funda mental mengandung gagasan-gagasan (makna) atas simbol bunyi yang dilambangkan sebagai gagasan-gagasan tersebut berfungsi menqkomunikasikan dan membuat manusia sebaqai pemakai bahasa melihat kedudukannya sendiri dalam persepektif bentuk hidup yang lain. Akhirnya, dapat dikatakan bahwa religi dapat direfleksikan (diwujukan) dengan menggunakan bahasa.

(11)

9 DAFTAR PUSTAKA

Lyons. Jhon. 1987. Introduction to Teoretical Linguistics Cambridge: Cambridge University Press.

Bloomfield. Leonard. 1933, Languange New York: Henry Holt and Co. Salam. B. 1997. Logika Material. Jakarta: Rineka Cipta.

Suriasumantri, J.S. 1996. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Popular. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Koentjaraniarat. 1987. Sejarah Teori Antropologi L. Universitas Indonesia Press. ---. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Searle, J.B. 1974. Philodophy of Languaqe. London: Oxford University Press. Rindjin. Ketut. 1987. Pengantar Filsafat Ilmu dan Ilmu sosial Dasar. CV Kayumas.

The Lian Gie, 1991, Pengantar Filsafat Ilmu. Liberty : Yogyakarta bekerja sama denqan Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Kekurangan dari sistem promosi yang ada sekarang adalah promosi dengan menggunakan media 2 Dimensi yang belum bisa mendeskripsikan semua obejk yang ada kepada

Tiap- tiap kelompok mendiskusikan jawaban mereka di group whatsapp kelompok dengan memasukkan guru sebagai anggotanya juga sehingga guru dapat memastikan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penambahan daging ayam 25% hingga 75% tidak berpengaruh nyata terhadap daya serap air dan kekenyalan pada bakso rasio

• Denda sebesar 50% dari biaya program untuk pembatalan yang dilakukan 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal penyelenggaraan.. • Denda sebesar 100% dari biaya program untuk

Pengambilan judul di atas dilatar belakangi dengan banyaknya penonton drama Korea dan potensi penonton yang mengikuti dan menikmati alur cerita dalam suatu drama yang mereka

Sistem koordinat titik diruang tiga digunakan tiga sumbu koordinat x, y, dan z yang saling tegak lurus dengan posisi sumbu-sumbunya mengikuti aturan tangan

Yaitu: Heuristik yang mencakup proses pengambilan dan pengumpulan data-data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini; Kritik, yaitu proses pengolahan data- data