• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KARAKTERISTIK PERDAGANGAN ORANG DALAM DI PASAR MODAL. A. Pentingnya Peranan Pasar Modal di Indoensia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KARAKTERISTIK PERDAGANGAN ORANG DALAM DI PASAR MODAL. A. Pentingnya Peranan Pasar Modal di Indoensia"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KARAKTERISTIK PERDAGANGAN ORANG DALAM DI PASAR MODAL

A. Pentingnya Peranan Pasar Modal di Indoensia

Pasar Modal menawarkan alternatif baru bagi dunia usaha untuk memperoleh sumber pemberdayaan usahanya, di samping menambah alternatif baru bagi investor untuk melakukan investasi81

Tujuan dibentuknya Pasar Modal untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Pasar Modal di luar investasi bidang perbankan dan bentuk investasi yang lain. Adanya Pasar Modal sebagai salah satu sarana media investasi bagi masyarakat khususnya investor yang ingin menginvestasikan dananya dalam satu sistem pengelolaan dana di Pasar Modal baik dalam jangka waktu panjang ataupun jangka pendek. Pasar modal memiliki peranan yang penting di sektor keuangan negera bahkan UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menempatkannya di bawah tanggung jawab Menteri Keuangan.

81

Ida Bagus Rachmadi Supancana, Kerangka Hukum & Kebijakan Investasi Langsung di

Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2006), hal. 1. Lihat juga: Dhaniswara K. Harjono, Hukum Penanaman Modal Tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 10. Investasi berasal dari kata invest yang berarti

adalah menanam atau menginvestasikan uang ataupun modal. Istilah investasi merupakan istilah yang populer dalam dunia usaha, yang dikenal banyak oleh pelaku bisnis. Sedangkan istilah penanaman modal dalam pasar modal lazim digunakan dalam perundang-undangan. Namun pada dasarnya kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama. Investasi memiliki pengertian yang lebih luas karena dapat mencakup investasi langsung (direct investment) maupun investasi tidak langsung (portofolio investment), sedangkan pasar modal dalam penanaman modal lebih memiliki konotasi pada investasi langsung.

(2)

mempunyai peranan strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha, sedangkan di sisi lain Pasar Modal juga merupakan wahana investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah. Pasar Modal di negara maju merupakan salah satu lembaga yang diperhitungkan bagi perkembangan ekonomi negara tersebut.82

Peran Pasar Modal dalam pembangunan perekonomian bangsa ataupun pembangunan nasional dapat membawa keuntungan yang sangat besar jika dilakukan dalam koridor yang baik, adil, fair, benar, dan efisien. Keikutsertaan masyarakat investor melalui instrumen Pasar Modal menjadi harapan bersama untuk memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi secara nasional.

83

Dengan Pasar Modal dana dari investor dialokasikan secara efisien dari unit ekonomi yang mempunyai dana surplus kepada unit ekonomi yang mempunyai dana defisit.84 Pihak yang kelebihan dana itu adalah masyarakat investor sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah emiten atau perusahaan publik. Pasar modal mempertemukan emiten atau perusahaan publik yang kekurangan dana mengembangkan usahanya dan masyarakat investor yang kelebihan dana untuk bertransaksi efek atau sekuritas.85

82

Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum dan Permasalahannya, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997), hal. 7.

83

Sunarmi, Modul Perkuliahan: Hukum Pasar Modal, (Medan: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, 2009), hal. 11.

84

Adrian Sutedi, Segi-Segi Hukum Pasar Modal, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), hal. 3. 85

Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2008), hal. 5. Dalam bahasa Inggris disebut securities, dalam bahasa Belanda disebut effecten, dan dalam bahasa latin disebut effectus. Kata securities (sekuritas) bersumber pada pengertian bahwa surat berharga

(3)

Secara klasik Pasar Modal sebagai suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi atau efek-efek pada umumnya. Namun kegiatan di Pasar Modal sesungguhnya merupakan sistem yang mempertemukan antara penjual dan pembeli dan tempatnya ada di BEI. Pasar Modal berbeda dengan pasar konkret, karena Pasar Modal memperjualbelikan modal atau dana, modal itu ada pada efek-efek atau securitas,86 atau usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi.87

Dilihat dari kegiatan di Pasar Modal, Pasar Modal dapat mendukung pembiayaan usaha-usaha yang produktif, baik untuk kepentingan individu, badan usaha maupun lembaga, sehingga tercapai suatu tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia secara optimal dan tercapai tingkat kemakmuran bagi masyarakat secara efektif dan efisien. Investasi di Pasar Modal akan evektif jika investor dapat menganalisa pasar dengan baik sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi investor itu sendiri. Dari keuntungan investasi tersebut negara memiliki hak untuk memungut pajak dan keuntungan lainnya yang menjadi sumber APBN.

Demikian pentingnya peran Pasar Modal dalam arus kegiatan ekonomi nasional tetapi prinsip-prinsip pengaturannya dan implementasi penegakan hukumnya masih jauh dari harapan pemberian perlindungan kepada pihak investor. Misalnya penegakan hukum terhadap praktik-praktik perdagangan orang dalam (insider tersebut memberikan garansi atau jaminan yang dapat dicairkan (liquid) dengan sejumlah uang sesuai dengan nilai yang tercantum dalam surat berharga itu.

86

Sumantoro, Aspek-Aspek Hukum dan Potensi Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990), hal. 9.

87

Panji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Pasar Modal Keberadaan dan Manfaatnya bagi

(4)

trading). Hal inilah yang ditakutkan atau dikhawatirkan para investor untuk

menginvestasikan dananya di Pasar Modal.88

Dari sisi yuridis sendiri kurang mendukung perlindungan kepada investor, sebab prinsip pengaturan UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal belum menganut teori penyalahgunaan (misaproprition theory) maka ketika terjadi praktik-praktik perdagangan orang dalam tidak efektif memberikan sanksi hukum kepada keterlibatan orang dalam dalam insider trading sebab UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal masih menganut teori hubungan kepercayaan (fiduciary duty theory).

89

Masalah insider trading merupakan persoalan sulitnya merealisasikan prinsip keterbukaan (disclosure). Prinsip keterbukaan sangatlah penting, adapun tujuannya adalah untuk menjaga kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya ketidak percayaan publik terhadap pasar modal yang pada gilirannya mengakibatkan pelarian modal (capital flight) secara besar-besaran dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran Pasar Modal.90

Kegiatan di Pasar Modal berkaitan dengan perdagangan efek-efek perusahaan. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak

88

Najib A. Gisymar, Op. cit, hal. 12. 89

Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam....Op. cit., hal. 255. Berdasarkan teori penyalahgunaan (misappropriation theory) sesungguhnya orang dalam (insider) di Pasar Modal merupakan orang-orang atau pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan di Pasar Modal yang jika dikaitkan dengan teori penyalahgunaan (misappropriation theory) seluruhnya baik di dalam maupun di luar Pasar Modal dapat dikategorikan sebagai insider, tidak mesti harus ada hubungan kepercayaan (fiduciary duty) tetapi mengikuti kewajiban umum keterbukaan di Pasar Modal.

90

(5)

berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.91 Perdagangan efek di Pasar Modal merupakan hal penting bagi kehidupan Pasar Modal itu sendiri.92

Melalui pasar modal, perusahaan publik yang kekurangan dana dapat memilih berinvestasi di pasar modal untuk memperoleh dana segar dengan cara penjualan efek-efek perusahaan melalui prosedur Initial Public Offering (IPO) atau efek utang (obligasi). Potensi tingkat keuntungan bisa didapat di Pasar Modal cukup tinggi. Tetapi berinvestasi di Pasar Modal, potensi risikonya juga tinggi.

93

Ada beberapa alasan dimana perusahaan akan go public dengan melakukan Penawaran Umum Saham (IPO) dengan menjual saham kepada masyarakat investor. Di antara beberapasa alasan tersebut, alasan utama adalah asalan ekonomis yaitu untuk mendapatkan dana, baik untuk pengembangan perusahaan atau bayar utang.

94

Alasan ekonomis menjadi alasan utama karena penawaran umum sebagai cara mendapatkan dana yang relatif mudah, dibandingkan dengan pendanaan dari sumber lain seperti perbankan. Dana itu tidak hanya didapatkan sekali saja, tetapi pada masa yang akan datang emiten atau perusahaan publik tersebut tetap mendapatkan dana murah kembali, misalnya ketika perusahaan melakukan penawaran umum terbatas atau mengeluarkan surat utang baru.

95

91

Pasal 1 angka 5 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Untuk memperoleh dana tersebut dalam kegiatan Pasar Modal, saham dan efek-efek perusahaan diperjualbelikan melalui sarana pasar yang di Indonesia disebut dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa

92

Asril Sitompul, Zulkarnain Sitompul, dan Bismar Nasution, Op. cit., hal. 1. 93

Andrias Harefa, Op. Cit., hal. 23. 94

Gunawan Widjaja, Wulandari Risnamanitis, D., Seri Pengetahuan Pasar Modal: Go Public

dan Go Private di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 13.

95

(6)

tersebut tidak menjual atau membeli efek-efek yang ada, melainkan bursa hanya merupakan tempat atau sarana bagi para investor untuk bertransaksi didalamnya.

Pasar Modal memberikan peluang melalui suatu bursa untuk mempertemukan antara pihak perusahaan yang kekurangan dana dengan pihak investor yang kelebihan dana. Perusahaan dapat menjual saham kepemilikannya melalui mekanisme IPO untuk mendapatkan dana dari penjualan tersebut, atau perusahaan bisa juga mengeluarkan surat utang (obligasi) kepada masyarakat dan membayar bunga yang lebih rendah dari bunga pinjaman perbankan. Pasar modal juga memberikan peluang kepada investor untuk memilih berinvestasi yang sesuai dengan tingkat toleransinya terhadap risiko.96

Tingkat likuiditas berinvestasi di Pasar Modal cukup tinggi artinya kecenderungan Pasar Modal dilikuidasi sangat kecil jika dibandingkan usaha-usaha lain seperti bank. Seandainya kegiatan di Pasar Modal tidak ada, maka para pemodal mungkin hanya bisa menginvestasikan dananya melalui sektor perbankan dan perusahaan-perusahaan yang kekurangan dana sekalipun hany bisa meminjam dana kepada bank.

Para investor dapat berinvestasi saham dan menjual efek-efek perusahaan melalui pasar perdana (IPO) yaitu ketika perusahaan pertama kali menawarkan saham atau efek-efeknya kepada publik (go public) dan para investor dapat secara langsung membeli sahan dari perusahaan yang go public tersebut.97

96

Andrias Harefa, Loc. Cit.

Tentu dengan demikian,

97

(7)

seorang investor sebelum membeli saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu mempelajari prospektus yang dikeluarkan perusahaan tersebut, sebab dalam prospektus semua informasi penting dan catatan keuangan historis sampai dengan proyeksi laba dan dividen disebutkan secara transparan kepada publik.98

Proyeksi laba bersih umumnya dibuat berdasarkan perkembangan industri di mana calon emiten (perusahaan yang akan go public) bergerak pada bidang usaha tertentu. Jika proyeksi pertumbuhan perusahaan rata-rata melampaui pertumbuhan industri sejenis, maka atas dasar pertimbangan inilah penjamin emisi dan emiten menetapkan harga penawaran kepada para investor. Harga penawaran biasanya lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata harga saham perusahaan sejenis yang sudah ada di bursa. Hal ini dilakukan untuk menarik minat para investor untuk membeli. Penentuan harga saham perdana ini mencerminkan kesempatan bagi investor untuk memperoleh keuntungan dari selisih antara harga beli dan harga jual (capital gain) ketika saham perusahaan tersebut dicatatkan di bursa saham.

99

Selain pasar perdana, para investor juga juga dapat bertransaksi atau berinvestasi di pasar sekunder. Pasar sekunder dimulai ketika saham atau efek-efek mulai dicatatkan atau didaftarkan (listing) di bursa. Efek-efek yang diperjualbelikan sama dengan efek-efek termasuk saham yang ditawarkan pada IPO.100

98

http://www.belajarinvestasi.net/saham/penawaran-saham-perdana-cara-beli-saham-ipo, diakses tanggal 12 November 2012. Ditulis di wbsite BelajarInvestasi.net.

Perbedaannya

99

Sumantoro, Op. cit, hal. 28. 100

Ibid., hal. 29. Di Pasar Modal Indonesia, isi prospektus diatur dalam Peraturan Nomor IX.C.3 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum. Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-51/PM/1996, tanggal 17 Januari 1996 diubah dengan Nomor Kep-43/PM/2000, tanggal 27 Oktober 2000.

(8)

adalah investor yang akan membeli di pasar sekunder, membeli efek-efek dari investor lain yang ingin menjual saham tersebut yang dibelinya di pasar perdana. Tentu dalam pasar sekunder ini dilakukan melalui mekanisme transaksi broker sekuritas dari perusahaan-perusahaan broker yang sudah memperoleh lisensi untuk melakukan jasa jual-beli yang bertindak sebagai Perantara Perdagangan Efek (PPE) dan sekaligus menjadi anggota bursa.

Perbedaan pasar perdana (IPO) dengan pasar sekunder jika dilihat dari kepentingan pemodal dalam membeli dan menjual saham, maka terdapat perbedaan antara pasar perdana dengan pasar sekunder, berikut:101

1. Pada pasar perdana harga yang telah ditentukan tidak berubah-ubah, sedangkan pada pasar sekunder harga berubah-ubah (berfluktuasi) sesuai dengan kekuatan supply dan demand.

2. Transaksi perdagangan di pasar perdana tidak dikenakan komisi, sedangkan di pasar sekunder dikenakan biaya-biaya komisi.

3. Pada pasar perdana hanya berlaku pada saat pembelian saham, sedangkan di pasar sekunder bisa terjadi pola jual beli seperti hanya pasar secara umum. 4. Dari sudut pandang jangka waktu, pasar perdana memiliki batas waktu,

sedangkan di pasar sekunder tidak memiliki jangka waktu.

Satuan yang dipakai di pasar perdana maupun di pasar sekunder yaitu satuan standar saham yang diperdagangkan di pasar reguler yang disebut dengan istilah lot. Misalnya 1 lot saham mewakili 500 lembar saham, sedangkan kelipatan harga saham disebut poin. Nilai 1 poin harga saham terbentuk dari hasil kesepakatan antara penjual dan pembeli.102

101

Andrias Harefa, Op. Cit., hal. 24.

Di pasar sekunder dimungkinkan adanya perdagangan saham yang

102

http://www.ipotindonesia.com/ipot_new/education.php?page=mekanisme_perdagangan, diakses tanggal 12 November 2012. Ditulis di website: PT. INDO PREMIER SECURITAS, DENGAN JUDUL “Mekanisme Perdagangan”.

(9)

kurang dari 1 lot yang disebut dengan saham pecahan (add lot). Transaksi saham add

lot dilakukan dalam mekanisme yang berbeda dengan transaksi di pasar reguler.

Perdagangan saham dilakukan melalui negosiasi baik untuk saham dalam jumlah kecil (add lot) maupun dalam jumlah besar (block trading). Saham dalam jumlah besar misalnya saham yang diperjualbelikan minimal 200.000 lembar saham.103

Pasar Modal tidak terlepas dari risiko yang tinggi. Berbagai risiko yang berkemungkinan berdampak pada invetasi di Pasar Modal bisa disebabkan oleh fluktuasi harga yang turun naik, atau karena investor tidak cermat dan tidak teliti menilai efek-efek perusahaan publik tempatnya berinvestasi atau bahkan bisa disebabkan manipulasi104, serta praktik-praktik perdagangan orang dalam (insider

trading) di Pasar Modal.105

103

http://www.belajarinvestasi.net/saham/kamus-istilah-dalam-saham-glossary, diakses tanggal 12 November 2012. Ditulis di wbsite BelajarInvestasi.net, dengan judul artikel: Istilah Dalam Saham/Kamus Pasar Modal.

Salah satu yang bisa menimbulkan risiko kepada investor misalnya ketidakberpihakan UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dalam

104

Megarita, Scripless Trading dan Prinsip Keterbukaan Menciptakan Pasar Yang Efisien dan Mengurangi Resiko Investasi”, Artikel di Jurnal Equality, Vol. 10 No. 1 Februari 2005, hal. 33. Beberapa macam tindakan yang dapat digolongkan tindak pidana manipulasi pasar menurut UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, menciptakan gambaran pasar modal yang semu melalui perbuatan:

a. Melakukan transaksi efek yang tidak mengakibatkan perubahan pemilikan,

b. Melakukan penawaran jual atau penawaran beli efek pada harga tertentu, sedangkan pihak lain yang merupakan sekongkolan juga melakukan penawaran beli atau penawaran jual pada harga kurang lebih sama (Pasal 91 UUPM),

c. Melakukan dua atau lebih transaksi efek di bursa efek sehingga menyebabkan harga efek tetap, naik atau turun, dengan tujuan agar pihak lain terpengaruh untuk membeli, menjual atau menahan efek tersebut. Akibatnya, harga efek tersebut tidak berdasarkan pada permintaan jual atau beli yang sesungguhnya (Pasal 92 UUPM), atau

d. Membuat pernyataan atau memberi keterangan yang secara material tidak benar, yang dapat mempengaruhi harga efek atau dengan tujuan untuk mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek.

105

(10)

menentukan orang dalam (insider) oleh sebab itu bisa membebaskan pelaku dari praktik insider trading sehingga tidak menimbulkan efek jera bagi pelaku itu sendiri.

B. Kategori Pihak yang Termasuk Orang Dalam di Pasar Modal

Berdasarkan kegiatan di dalam Pasar Modal sebagaimana diuraikan di atas, selanjutnya di sini akan dipaparkan siapa saja pihak-pihak yang dikategorikan sebagai orang-orang dalam Pasar Modal. Menurut UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menentukan orang dalam (insider) hanya merupakan orang-orang atau pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan di Pasar Modal yang jika dikaitkan dengan teori penyalahgunaan (misappropriation theory) ketentuan tersebut sangat bertolak belakang.

Menurut teori penyelahgunaan (misappropriation theory) memandang, setiap orang yang menggunakan inside information atau informasi yang belum tersedia untuk publik melakukan perdagangan saham atas informasi tersebut dikategorikan sebagai insider. Walaupun orang yang melakukan perdagangan itu tidak mempunyai

fiduciary duty dengan perusahaan.106 Berpedoman pada teori ini maka seluruhnya baik di dalam maupun di luar Pasar Modal dapat dikategorikan sebagai insider, tidak mesti harus ada hubungan kepercayaan (fiduciary duty) tetapi mengikuti kewajiban umum keterbukaan di Pasar Modal.107

106

Ibid., hal. 264.

107

David L. Ratner dan Thomas Lee Hazen dalam Bismar Nasution, Keterbukaan

(11)

Menurut Bismar Nasution, yang termasuk orang dalam (insider) pada suatu perusahaan adalah:108

1. Seorang Komisaris, Direktur, Pegawai Perusahaan atau Perusahaan Afiliasinya.

2. Pemegang Saham Utama didalam Perusahaan Afiliasinya.

3. Orang yang karena kedudukannya atau hubungannya dengan Perusahaan atau Perusahaan Afiliasi mengetahui Informasi Orang Dalam.

4. Orang yang dalam waktu 6 (enam) bulan sejak tidak lagi sebagai orang seperti pada angka 1, 2, dan 3 di atas.

Orang dalam sudah pasti lebih dahulu memperoleh informasi (insider

information) yang merupakan informasi penting dan relevan yang dapat

mempengaruhi harga efek dan informasi tersebut belum terbuka untuk umum. Kategori orang dalam tersebut tidak jauh beda sebagaimana yang dijelaskan pada penjelasan Pasal 95 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Berdasarkan ketentuan Pasal 95 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, diketahui bahwa yang dimaksud dengan kedudukan termasuk jabatan pada lembaga, institusi, atau badan pemerintah, yang dimaksud dengan hubungan usaha termasuk hubungan kerja atau kemitraan dalam kegiatan usaha, antara lain hubungan nasabah, pemasok, kontraktor, pelanggan, dan kreditur, serta yang dimaksud dengan informasi orang dalam termasuk informasi material yang dimiliki oleh orang dalam yang belum tersedia untuk umum. Dari ketentuan Pasal 95 dapat ditafsirkan Perusahaan Publik dilarang melakukan pembelian atau penjualan efek dengan perusahaan lain yang sama-sama melakukan transaksi di bursa. Maksudnya orang dalam yang dilarang

108

Bismar Nasution, “Aspek-Aspek Hukum Reksa Dana”, Diktat Kuliah Hukum Pasar Modal yang dirancang dan disampaikan sebagai bahan perkuliahan pada mata kuliah Hukum Pasar Modal di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, November 2003, hal. 29.

(12)

melakukan transaksi itu hanya antara sesama perusahaan publik sedangkan perusahaan broker yang bertindak sebagai perantara terlepas dari ketentuan ini.

Dalam menentukan sebagai kategori orang dalam, pembuat undang-undang tampak memfokuskan penentuannya pada orang dalam dari pihak Emiten atau Perusahaan Publik. Sebagaimana penegasan Pasal 95 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang mempunyai informasi orang dalam dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas Efek:

1. Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud; atau

2. Perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan.

Walaupun disebutkan perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan, namun ketentuan ini dinilai tidak adil untuk menentukan orang dalam (insider) sebab pembuat undang-undang tidak tegas menentukan pihak Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan lembaga atau pengelola investasi lainnya sebagai orang dalam padahal perusahaan-perusahaan tersebut telah memperoleh lisensi untuk transaksi broker sekuritas dari perusahaan-perusahaan broker yang sudah memperoleh lisensi untuk melakukan jasa jual-beli efek yang bertindak sebagai perantara dan sekaligus menjadi anggota bursa.

Transaksi perdagangan efek-efek di Pasar Modal melibatkan banyak pihak yang berperan tanpa adanya peran dari pihak-pihak tersebut mengakibatkan terganggunya proses tarnsaksi efek. Pihak-pihak dimaksud adalah:

(13)

1. Emiten

Emiten disebut juga dengan Perusahaan Publik yakni perusahaan yang akan melakukan penjualan efek atau surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa. Emiten melakukan transaksi efek dapat memilih dua macam instrumen pasar modal apakah bersifat kepemilikan atau hutang. Jika bersifat kepemilikan, maka diterbitkanlah saham dan jika yang dipilih instrumen, maka yang dipilih adalah obligasi. Tujuan emiten masuk ke dalam Pasar Modal (yakni BEI) adalah:

a. Untuk perluasan, dalam hal ini tujuan emiten dengan modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluas bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.

b. Untuk memperbaiki struktur modal, dalam menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.

c. Untuk memperoleh pengalihan pemegang saham. Pengalihan ini dapat berbentuk dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru. Pengalihan dapar pula untuk menyeimbangkan para pemegang sahamnya. Emiten menawarkan atau menjual efek kapada masyarakat melalui Pasar Modal menurut ketentuan Pasal 1 angka 6 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Emiten adalah pihak yang melakukan kegiatan penawaran umum. Penawaran umum disebut juga dengan go public yakni kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

(14)

Dalam penawara umum, Emiten melalui kegiatan-kegiatan di pasar perdana, yaitu ketika efek ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk, kemudian penjatahan saham, yaitu pengalokasian efek pesanan pada pemodal sesuai dengan jumlah efek yang tersedia, dan pencatatan efek (listing) di Bursa yaitu saat efek tersebut mulai diperdagangkan di Bursa. Sehingga dengan demikian Emiten dan pihak-pihak lain yang memiliki hubungan dengan Emiten dikategorikan sebagai orang dalam dalam kegiatan Pasar Modal.

2. Investor

Pihak kedua yang terlibat dalam transaksi efek di bursa adalah investor atau pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi. Dilihat dari tujuan investor masuk bursa, yakni:109

a. Untuk memperoleh deviden. Tujuan investor hanya ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.

b. Kepemilikan perusahaan. Dalam hal ini tujuan investor untuk menguasai perusahaan dengan pertimbangan semakin banyak saham yang dimiliki, maka semakin besar pengusahaan perusahaan.

c. Berdagang. Tujuan investor untuk menjual kembali sahamnya atau efek lainnya pada saat harga tinggi dengan harapan memperoleh keuntungan dari jual beli sahamnya.

109

(15)

Sebelum membeli surat-surat berharga (efek) yang ditawarkan Emiten, para investor biasanya melakukan penelitian dan analisis-analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisi lainnya. Dalam hal ini tidak menutup kemungkinan pihak investor bersekongkol atau melakukan praktik-praktik yang tidak sehat dengan pihak lain agar investor tersebut melakukan transaksi yang melibatkan orang dalam. Dengan demikian invetsor bisa dikategorikan sebagai orang dalam dalam konteks praktik insider trading.

3. Lembaga Penunjang

Selain Emiten dan Investor sebagai pemain utama di Pasar Modal, pemain lainnya yang turut memperlancar proses transaksi perdagangan efek adalah lembaga penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga-lembaga tersebut misalnya: Penjamin emisi (underwriter), Wali amanat (trustee), Perusahaan surat berharga (securities company), Perusahaan pengelola dana (investment company), dan Kantor administrasi efek.

Salah satu lembaga penunjang itu misalnya PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) yang menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar dan efisien. KPEI menjadi satu-satunya penjual untuk setiap pembeli dan satu-satunya pembeli untuk setiap penjual dalam setiap penyelesaian transaksi atas instrumen investasi yang diperdagangkan di bursa. Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga Kliring & Penjaminan, KPEI melakukan

(16)

tindakan pengendalian risiko terhadap setiap risiko yang mungkin timbul dalam penyelesaian transaksi bursa.110

Penjamin emisi (underwriter) merupakan lembaga yang menjamin terjualnya saham atau obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten. Penjamin emisi setiap orang atau pihak yang melakukan pembelian efek dari emiten berdasarkan kontrak atau perjanjian untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak dijual.111

Tugas pokok penjamin emisi adalah menjualkan efek yang diterbitkan perusahaan (emiten) kepada publik. Penjamin emisi juga bisa berperan memberikan advis kepada emiten mengenai kesempatan peluang untuk pendanaan dan menyusun struktur penawaran yang akan dilaksanakan. Melihat dari peran penjamin emisi, pihak emiten baik langsung atau tidak langsung tetap mengawasi kinerja penjamin emisi termasuk setiap orang yang berada di bawah pengawasan emiten.112

Wali amanat (trustee) dalam emisi obligasi sangat diperlukan, terutama sebagai wali dari si pemberi amanat. Dalam hal ini, si pemberi amanat adalah investor. Jadi wali amanat mewakili pihak investor dalam hal obligasi. Perusahaan

110

http://www.kpei.co.id/Page/Detail/profil, diakses tanggal 12 November 2012. PT. KPEI didirikan sebagai perseroan terbatas berdasarkan akte pendirian No. 8 tanggal 5 Agustus 1996 di Jakarta oleh PT. Bursa Efek Indonesia dengan kepemilikan 100% dari total saham pendiri senilai Rp.15 miliar. KPEI memperoleh status sebagai badan hukum pada tanggal 24 September 1996 dengan pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Dua tahun kemudian, tepatnya tanggal 1 Juni 1998, Perseroan mendapat izin usaha sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan berdasarkan Surat Keputusan Bapepam No.Kep-26/PM/1998.

111

Pasal 1 angka 17 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 112

Asril Sitompul, Due Diligence dan Tanggung Jawab Lembaga-Lembaga Penunjang Pada

(17)

surat berharga (securities company) merupakan perusahaan yang mengkhususkan diri dalam perdagangan surat-surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan perusahaan surat berharga biasanya meliputi antara lain: sebagai pedagang efek, penjamin emisi, PPE, pengelola dana.

Perusahaan pengelola dana (investment company) merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor. Perusahaan ini memiliki dua unit dalam mengelola dananya yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana. Kantor admnistrasi efek merupakan kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar administrasi. Dengan memperhatikan kedudukan, peran dan fungsi lembaga-lembaga penunjang tersebut di atas, lembaga-lembaga ini dikategorkan sebagai insider dalam Pasar Modal.

Lembaga kustodian juga termasuk sebagai orang dalam (insider) Pasar Modal. Sebab dilihat dari fungsinya sebagaimana diatur dalam Pasal 44 ayat (1) UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, bahwa kustodian menyelenggarakan kegiatan penitipan bertanggung jawab untuk menyimpan Efek milik pemegang rekening dan memenuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara kustodian dan pemegang rekening dimaksud. Kemudian Pasal 55 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, menegaskan kepada kustodian hanya dapat mengeluarkan efek atau dana yang tercatat pada rekening efek atas perintah tertulis dari pemegang rekening atau pihak yang diberi wewenang untuk bertindak atas namanya.

(18)

Salah satu contoh lembaga kustodian adalah PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menentukan larangan kepada lembaga kustodian yang ditentukan dalam Pasal 47 ayat (1) bahwa kustodian atau pihak terafiliasinya dilarang memberikan keterangan mengenai rekening efek nasabah kepada pihak manapun, kecuali kepada:

a. Pihak yang ditunjuk secara tertulis oleh pemegang rekening atau ahli waris pemegang rekening;

b. Polisi, Jaksa, atau Hakim untuk kepentingan peradilan perkara pidana;

c. Pengadilan untuk kepentingan peradilan perkara perdata atas permintaan Pihak-Pihak yang beperkara;

d. Pejabat Pajak untuk kepentingan perpajakan;

e. Bapepam, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Emiten, Biro Administrasi Efek, atau Kustodian lain dalam rangka melaksanakan fungsinya masing-masing; atau

f. Pihak yang memberikan jasa kepada Kustodian, termasuk konsultan, Konsultan Hukum, dan Akuntan.

Hal yang menarik di sini adalah adanya pengecualian kepada pihak-pihak di atas. Masalahnya adalah jika misalnya Polisi, Jaksa, atau Hakim, Pejabat Pajak, pihak Pengadilan, oknum di Bapepam, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Emiten, Biro Administrasi Efek, atau Kustodian lainnya yang dikecualikan tersebut memanfaatkan fakta materil yang ia ketahui dengan cara bersekongkol dengan pihak lain di luar lembaga ini mengenai rahasia sebuah perusahaan yang akan go public,

(19)

maka menurut tafsiran terhadap Pasal 47 ayat (1) UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal terlepas dari kategori orang dalam (insider) sehingga perbuatannya tidak dapat dikategorikan sebagai perbuatan insider trading.

4. Lembaga-Lembaga Swasta

Lembaga-lembaga swasta yang mempunyai kaitan erat atau hubungan kepercayaan (fiduciary duty) dan sekaligus berperan penting dalam terselenggaranya kegiatan di pasar modal antara lain: Notaris, Akuntan Publik, Konsultan Hukum, dan Konsultan efek. Apabila mendasarkan pada ketentuan Pasal 95 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka orang dalam selain dari Emiten atau Perusahaan Publik juga termasuk profesi penunjang Pasar Modal sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 64 ayat (1) UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal terdiri dari: Akuntan; Konsultan Hukum; Penilai; Notaris; dan Profesi lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Dijelaskan dalam penjelasan Pasal 64 ayat (1) huruf a UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, bahwa yang dimaksud dengan akuntan adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri dan terdaftar di Bapepam. Peranan akuntan publik dibutuhkan untuk melakukan penilaian dan menentukan kelayakan dari laporan keuangan seperti neraca, laporan laba/rugi,dan laporan perubahan modal emiten. Akuntan publik yang akan melakukan penilaian haruslah disahkan oleh BPKP. Setelah melalui beberapa penilaian terhadap laporan keuangan emiten, maka

(20)

akuntan publik akan melakukan pernyataan atau pendapat terhadap hasil penilaian yang telah dilakukannya.113

Kemudian dalam penjelasan Pasal 64 ayat (1) huruf b UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Konsultan Hukum adalah ahli hukum yang memberikan pendapat hukum kepada pihak lain dan terdaftar di Bapepam. Konsultan hukum bertugas memberikan advis kepada emiten mengenai kesempatan peluang kepada emiten, menjamin tidak ada masalah hukum yang terjadi dalam proses go public, mengambil tindakan-tindakan untuk menelaah dan bila perlu menyelesaikan persoalan hukum yang telah dan akan timbul, para konsultan hukum juga bertindak memeriksa dan membereskan keabsahan-keabsahan dari dokumen-dokumen yang dipersyaratkan.114

Selanjutnya penjelasan Pasal 64 ayat (1) huruf d UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, menegaskan Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik dan terdaftar di Bapepam. Rencana untuk menjual saham atau obligasi di Pasar Modal terlebih dahulu dibicarakan dan disetujui dalam RUPS. Hasil pembicaraan dalam RUPS haruslah dicatat dan agar pencatatannya dianggap sah, maka diperlukanlah jasa Notaris untuk pengesahan acara RUPS.

113

Asril Sitompul, Op. Cit., hal. 15-16. 114

Ibid., hal. 16-17. Lihat juga: Keputusan Bapepam-LK Nomor: Kep-16/Bl/2011 tentang Pendaftaran Konsultan Hukum Yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal, pada angka 13 hurud d, e, dan f menentukan kewajibannya:

a. melakukan uji tuntas hukum dan memberikan pendapat hukum sesuai dengan standar profesi HKHPM atau standar uji tuntas hukum dan standar pendapat hukum lainnya yang lazim berlaku, sepanjang tidak diatur dalam standar profesi yang disusun oleh HKHPM;

b. menaati kode etik profesi yang disusun oleh HKHPM; dan

(21)

Berdasarkan kedudukan, peran dan fungsi lembaga-lembaga swasta ini, orang-orang tersebut juga dapat dikategorikan sebagai orang dalam sebab berdasarkan profesi yang diembannya orang dalam lebih dahulu mengetahui informasi dari pada orang luar. Tentunya profesi penunjang dan pihak-pihak lainnya yang terlibat di dalam kegiatan Pasar Modal sudah pasti lebih dahulu mengetahui informasi Perusahaan Publik yang diwakilinya sebelum informasi itu dibuka ke publik (disclosed). Termasuk orang dalam adalah pihak yang memberikan jasa kepada kustodian, termasuk konsultan, konsultan hukum, dan akuntan serta konsultan efek yang bertugas memberikan pendapat tentang keuangan dan manajemen emiten. Pihak-pihak ini sangat dimungkinkan untuk memperoleh inside information.

Pada satu sisi karena pendapat dan atau penilaian akuntan, konsultan hukum, penilai, notaris, dan profesi penunjang Pasar Modal lainnya sangat penting bagi pemodal dalam mengambil keputusan investasinya, namun di sisi lain peran dan fungsi profesi penunjang tersebut sangat penting untuk menampung kemungkinan diperlukannya jasa profesi untuk memberikan pendapat atau penilaian sesuai dengan perkembangan Pasar Modal di masa mendatang dan terdaftar di Bapepam. Maka oleh sebab itu, kegiatan profesi di Pasar Modal perlu diawasi dengan mewajibkannya mendaftar di Bapepam.115

Berikut ini disajikan dua contoh kasus perdagangan orang dalam yang diterapkan di Pasar Modal Amerika Serikat. Kedua contoh kasus tersebut dikutip dari buku karangan Bismar Nasution yang berjudul Keterbukaan Dalam Pasar Modal

115

(22)

(2001). Kasus yang diambil sebagai contoh adalah kasus Carpenter dan kasus Texas

Gulf Sulphur Co (TGS Co). Penerapan teori pada kedua kasus ini masing-masing

berbeda, untuk kasus Carpenter menerapkan teori penyalahgunaan misappropriation

theory sedangkan dalam kasus Texas Gulf Sulphur Co (TGS Co) menerapkan teori

kemungkinan (propability theory). Kedua kasus tersebut diurakan sebagai berikut:

1. Kasus Carpenter

Apabila sebuah tulisan dalam kolom media menilai entitas sebuah perusahaan yang akan listing dengan prospek ke depannya baik, harga sahamnya akan cenderung membaik demikian sebaliknya apabila tulisan itu menilai perusahaan yang akan

listing di bursa saham dengan prospek ke depannya suram atau buruk, harga

sahamnya dapat dipastikan akan menurun. Seperti itulah yang terjadi dalam kasus

Carpenter atas terdakwa R. Foster Winans sebagai penulis ternama dan handal di The Wall Street Journal yang menulis “Heard on the Street Column” tentang hasil

penilaian dan analisisnya terhadap kondisi perusahaan tertentu yang akan segera melakukan listing di bursa saham Amerika Serikat.

Ekspose tulisan R. Foster Winans sebagai penulis ternama dan handal di The

Wall Street Journal menulis “Heard on the Street Column,” dalam sebuah kolom

dapat mempengaruhi harga saham dari perusahaan yang dinilai. Pada esensinya sebenarnya Winans memanfaatkan peluang akan mendapatkan untung besar dari perusahaan yang akan listing untuk kepentingan dirinya sendiri dengan cara bersekongkol dengan temannya dan memberitahukan isi dalam kolom tersebut kemudian menganjurkan temannya itu untuk melakukan transaksi saham sebelum

(23)

listing di bursa. Akibat persekongkolan itu mereka memperoleh keuntungan besar

dari transaksi tersebut. Praktik Winans oleh SEC dituduh melakukan insider trading berdasarkan tuduhan bahwa Winans menyalahgunakan informasi milik The Wall

Street Journal untuk kepentingan pribadinya.

Teori yang mendasari tuduhan terhadap Wianans oleh Pengadilan adalah

misappropriation theory yang menyatakan Winans melakukan penipuan melalui The Wall S treet Journal sehingga menetapkan Winans melanggar ketentuan insider trading. Penerapan misappropriation theory diterapkan oleh Pengadilan USA dalam

kasus Carpenter versus United States. Dengan mendasarkan pada misapprotiation

theory, menetapkan kategori seseorang melakukan pelanggaran didasarkan karena:

a. Melakukan penyalahgunaan materiel nonpublic information;

b. Termasuk orang yang tidak mempunyai hubungan dari suatu trust dan

confidence;

c. Informasi itu digunakan untuk perdagangan saham; dan

d. Termasuk orang yang mempunyai kewajiban kepada pemegang saham dan perdagangan saham.

Pada putusan kasus Carpenter yang menerapkan konsep hukum berdasarkan

misappropriation theory tidak menganut lagi konsep hukum SEC yang menentukan

kategori insider berdasarkan adanya fiduciary duty seperti yang diterapkan dalam kasus Chiarella. Jika dikaitkan putusan atas kasus Chiarella dengan Carpenter menunjukkan suatu hal bahwa tidak ada kepastian hukum dalam hukum pasar modal Amerika Serikat.

(24)

Tampaknya penerapan hukum pasar modal Amerika Serikat pada kasus Carpenter melihat kepada asas manfaat terbanyak dari dari banyak orang. Mungkin oleh karena teori inilah mendasari bahwa walaupun Carpenter tidak termasuk insiders akan tetapi jika perbuatannya itu dihukum akan membawa manfaat terbanyak dari banyak orang. Kategori insiders yang terdiri dari komisaris, direktur, pemegang saham utama dan karyawan perusahaan adalah contoh klasik dari seseorang yang mempunyai fiduary duty atau yang disebut dengan traditional insiders.

Jika dibandingkan dengan konsep hukum yang menentukan seseorang dikategorikan insider di Indonesia sebagaimana diatur dalam Pasal 95 UUPM jelas bahwa dalam Pasal 95 UUPM menganut teori fiduciary duty seperti putusan kasus Chiarella. Perlu pasal tersebut dikaji ulang untuk diterapkan ketentuannya dengan perkembangan penentuan kategori insider sesuai dengan misappropriation theory di dalam peraturan pasar modal di Indonesia (UUPM).

2. Kasus Texas Gulf Sulphur Co (TGS Co)

Penerapan teori kemungkinan (propability theory) yang memandang kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi dan antisipasi ukuran dari peristiwa berdasarkan totalitas kegiatan perusahaan. Misalnya dapat dilihat pada kasus SEC

versus Texas Gulf Sulphur Co, 401 F.2d 833 (1968) (TGS Co) di Amerika Serikat.

Informasi material yang berhubungan dengan pengeboran barang-barang tambang oleh perusahaan TGS di Timmins (Ontario) dan informasi itu belum di-disclose untuk publik. Pegawai TGS Co Darke dan Coates (seorang ahli geologi) mengetahui adanya berbagai macam barang tambang di setiap kali pengeboran dilakukan di tempat yang

(25)

berbeda. Informasi yang bersifat rahasia itu oleh pegawai TGS Co Darke dan Coates dibuka dan disampaikan serta merekomendasikannya kepada beberapa manajemen TGS Co.

Pada tanggal 12 Nopember 1963 TGS Co melakukan penggeboran (eksplorasi) bijih besi atau bahan tembaga, perak dan sebagainya, dekat Timmins, Ontario, Canada. Dalam pengeboran tersebut diperoleh indikasi yang sangat menjanjikan dari lobang bor pertama (K-55-1) dalam suatu anomali di sebuah sektor yang dikenal sebagai Kidd-55. Selanjutnya TGS melakukan program pembebasan tanah, dan setelah tanah yang tersedia dibeli, pengeboran dilaksanakan dan dua lobang susulan (K-55-3 dan K-55-4) pada 31 Maret 1964, hasilnya ditemukan bijih besi bernilai tinggi.

Pada tanggal 31 Maret 1964 pengeboran telah selesai dilakukan. Pada tanggal 9 April setelah beberapa hasil tes diselesaikan, berkembanglah informasi mengenai penemuan tersebut. TGS Co membantah informasi temuan itu melalui press release dan mengatakan informasi itu berlebihan lagi pula disebutkan bahwa hasil penelitian belum selesai. Sebelum di-disclose mereka yang mengetahui informasi itu yakni delapan orang tetap melakukan transaksi saham pada tanggal 12 Nopember dan 16 April 1964. Lima orang menerima opsi saham dari perusahaan tanpa mengungkapkan informasi hasil pengeboran, sementara empat orang menyampaikan informasi pengeboran dan membelinya berdasarkan informasi tersebut selanjutnya dua orang membeli saham pada hari dilangsungkannya konferensi pers tanggal 16 April 1964.

(26)

Dihadapan The US Financial Media di New York pada tanggal 16 April 1964 TGS Co mengumumkan secara resmi hasil penemuan di Timmins dalam Press

Conference mulai dari jam 10.00 am sampai dengan jam 10.15 am. Beberapa menit

kemudian barulah berita tersebut dibuka (disclose) ke publik. Perbuatan kedua pegawai TGS Co Darke dan Coates bersama rekan-rekannya dinilai sebagai perbuatan melanggar hukum. District court berpendapat bahwa dua orang insiders itu telah melanggar Rule 10b-5. Pengadilan USA memutuskan perbuatan kedua pegawai TGS Co Darke dan Coates sebagai insider trading dan terhadap keduanya dikategorikan sebagai orang dalam (insiders). Beberapa orang direksi TGS Co juga dijatuhi hukuman karena melakukan insider trading.

Seharusnya karyawan emiten atau perusahaan publik (employee of the issuer) dikategorikan sebagai insiders yang tentunya memiliki tugas dan kewajiban untuk menjaga loyalitas (duty of loyality) termasuk tanggung jawabnya untuk tidak memanfaatkan keuntungan pribadi atau kolektif dari informasi rahasia (confidential

information) yang diperoleh sehubungan dengan pekerjaannya di perusahaan

dimaksud.

Penerapan teori kemungkinan (propability theory) di pasar modal Amerika Serikat baru pertama kali diterapkan tepatnya pada kasus antara SEC versus Texas

Gulft Sulphur. Berangkat dari pemikiran kemungkinan (probability magnitude) pada

kasus TGS Co akhirnya ditetapkan kriteria atau standar materiel yang dirinci dengan pengujian:

(27)

a. Apabila disampaikan kepada publik, dapat mengakibatkan fluktuasi harga saham;

b. Informasi yang dapat diprediksi oleh orang luar perusahaan (outsiders) melalui keahliannya yang dapat mempengaruhi keputusan untuk berinvestasi; c. Fakta materiel tidak hanya terbatas pada sesuatu informasi melainkan dapat

pula membawa dampak bagi perusahaan di masa akan datang dan dapat membawa akibat yang mempengaruhi keinginan investor untuk membeli atau menjual saham.

Terhadap perbuatan kedua pegawai TGS Co Darke dan Coates oleh Pengadilan USA dalam mengambil keputusan dengan menggunakan ukuran atau standar material terhadap kasus Texas Gulf Sulphur dan pengadilan berpendapat bahwa informasi yang dihilangkan adalah materiel karena besarnya dan luasnya potensi pelanggaran serta pelanggaran tersebut aktual terjadi di banyak tempat sehingga dimungkinkannya dilakukan tuntutan hukum terhadap kedua pegawai yaitu TGS Co Darke dan Coates.

Untuk menentukan fakta material menurut tes dalam kasus TGS Co bergantung pada keseimbangan indikasi kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan terjadi dan antisipasi ukuran dari peristiwa berdasarkan totalitas kegiatan perusahaan. Pengadilan dalam kasus TGS Co menyimpulkan bahwa pengetahuan tentang hasil penemuan mungkin penting terhadap investor yang rasional dan mungkin telah mempengaruhi harga saham.

(28)

C. Karakteristik Perdagangan Orang Dalam di Pasar Modal

Untuk melihat karakteristik atau ciri-ciri perdagangan orang dalam (insider

trading) dapat dilihat dari jenis-jenis perbuatan berikut ini:

1. Insider Melakukan Penipuan (Fraud)

Penipuan di Pasar Modal adalah membuat pernyataan yang tidak benar tentang fakta material/tidak mengungkapkan fakta material agar pernyataan yang dibuat menyesatkan tentang keadaan yang terjadi, dengan tujuan menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri/pihak lain ataupun untuk mempengaruhi pihak lain untuk membeli/menjual efek. Larangan ini ditujukan pada semua pihak yang terlibat dalam perdagangan efek dan turut serta melakukan penipuan.116

Penipuan dalam KUH Pidana tidak mengatur tentang penipuan menurut saham. Pasal 378 KUH Pidana hanya menentukan penipuan dalam arti luas. Kejahatan dalam Pasal 378 KUH Pidana disebut kejahatan yang hanya menentukan ciri-ciri penipuan secara umum.117

116

M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op. cit, hal. 260.

Ciri khusus dalam bentuk penipuan di Pasar Modal adalah barang yang dimaksud adalah efek-efek dan segala bentuk dari transaksi efek dimaksud. Namun walaupun KUH Pidana tidak mampu mengatur dalam bentuk penipuan efek tetapi delik penipuan umumnya memiliki kemiripan yakni secara palsu, kebohongan, pembujukan, dan lain-lain.

117

R. Soesilo, Kitab Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap

Pasal Demi Pasal, (Bogor: Politeia, 1994), hal. 260-261. Ketentuan Pasal 378 KUH Pidana:

Barang siapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan cara melawan hak, baik dengan memakai nama palsu atau keadaan palsu, baik dengan akal dan tipu muslihat maupun dengan karangan perkataan-perkataan bohong, membujuk orang supaya memberikan sesuatu barang, membuat utang atau menghapuskan piutang, dihukum karena penipuan dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.

(29)

Perbuatan penipuan merupakan perbuatan yang dilarang dalam kegiatan di Pasar Modal. Konsep penerapan teori penyalahgunaan oleh pengadilan di Amerika Serikat dalam kasus Newman. Dalam kasus ini Newman tidak memiliki fiduciary

duty dengan perusahaan dan ia memanfaatkan informasi non public atau inside information, pengadilan memutuskan bersalah kepada Newman berdasarkan teori

penyalahgunaan material atas inside information dari majikannya.118 Untuk menghindari akibat yang berpotensi merugikan dan melindungi investor dari praktek

insider trading, maka insider trading dikategorikan dalam penipuan (fraud).119

Bismar Nasution juga mengatakan insider trading dikategorikan sebagai penipuan.120 Pasal 90 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mengatur mengenai perbuatan penipuan yang dirumuskan sebagai berikut:

Dalam kegiatan perdagangan Efek, setiap Pihak dilarang secara langsung atau tidak langsung:

a. Menipu atau mengelabui Pihak lain dengan menggunakan sarana dan atau cara apa pun;

b. Turut serta menipu atau mengelabui Pihak lain; dan

c. Membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat 118

Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam...Op. cit., hal. 265. James M. Newman bekerja dalam over-the-counter dari sebuah perusahaan pialang di New York. Antara tahun 1973 dan 1978, Newman menerima informasi rahasia mengenai take over perusahaan dari para karyawan Morgan

Stanley & Co. dan Kuhn Loeb & Co., dua perusahaan investasi perbankan. Para karyawan telah

menyalahgunakan informasi rahasia majikan mereka tentang take over tersebut. Newman membeli saham sesuai target kedua perusahaan tersebut sebelum melakukan keterbukaan kepada publik dan kemudian menjual sahamnya tersebut untuk keuntungan yang besar setelah pengumuman kepada publik. Newman membagi keuntungan tersebut dengan para karyawan Morgan Stanley & Co dan

Kuhn Loeb & Co. Newman dan teman-temannya dituduh melakukan konspirasi, dengan dakwaan

pelanggaran atas Rule 10b-5, Section 10(b), fraud melalui pos, dan konspirasi untuk melakukan penipuan perdagangan saham dan melalui pos.

119

Wade M. Hall, “Insider Trading Liability” Journal Kansas Law Review, Volume 44, Tahun 1996, hal. 868.

120

(30)

dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau Pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli atau menjual Efek.

Sesungguhnya dalam menentukan karakteristik perdagangan orang dalam tidak cukup hanya berpedoman pada pasal-pasal misalnya pada Pasal 90 mengenai penipuan.121

Karakteristik insider trading paling utama adalah perdagangan itu melibatkan informasi dari insider baik langsung maupun tidak langsung membuat pernyataan yang tidak benar mengenai fakta materil atau tidak mengungkapkan fakta materil sebagaimana ciri-ciri penipuan dalam Pasal 90 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal hanya menentukan berikut ini:

Jika penipuan dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki hubungan kepercayaan (fiduciary duty) dengan perusahaan, maka perbuatan dari tipuannya tidak bisa dikategorikan sebagai perbuatan orang dalam. Akan tetapi untuk menentukan penipuan bisa dimasukkan ke dalam insider trading harus berdasarkan teori penyalahgunaan (misappropriation theory) sebagaimana pada kasus Newman di atas.

a. Langsung maupun tidak langsung;

b. Membuat pernyataan yang tidak benar mengenai fakta materil;

c. Tidak mengungkapkan fakta materil dengan tujuannya agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat;

121

(31)

d. Tujuan penipuan ini untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau Pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli atau menjual Efek.

Apapila dikaji dari ketentuan Pasal 90 ini jika perbuatan penipuan tersebut tidak mengakibatkan penyesatan kepada pihak lain dan kerugian, maka tidak masuk dalam kategori penipuan. UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memang melarang perbuatan penipuan tetapi pengaturannya tidak menjangkau sampai pada terjadinya kerugian dalam Pasal 90 di atas hanya untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain. Berarti jika keuntungan telah diperoleh dari penipuan walaupun ternyata ada kerugian tidak masuk kategori penipuan.

Selanjutnya mengenai penipuan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 93 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, bahwa:

Setiap pihak dilarang, dengan cara apa pun, membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek di Bursa Efek apabila pada saat pernyataan dibuat atau keterangan diberikan:

a. Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan; atau

b. Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan kebenaran material dari pernyataan atau keterangan tersebut.

Berdasarkan ketentuan Pasal 93 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal di atas diketahui bahwa ketentuan tersebut memenuhi unsur akibat kelakuan secara objektif (akibatnya) yang mempengaruhi harga efek di bursa tetapi kata ”mempengaruhi” sulit untuk dijelaskan di sini apakah pengaruhnya mengakibatkan kerugian atau tidak kepada pihak lain (investor). Berarti walaupun penipuan itu

(32)

mempengaruhi harga efek di bursa jika tidak terdapat kerugian investor maka tidak bisa dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum dalam hal ini penipuan.

Perbuatan melawan hukum menurut Moeljatno harus memenuhi syarat: kelakuan dan akibat perbuatan, hal ikhwal atau keadaan yang menyertai perbuatan, keadaan tambahan yang memberatkan, unsur melawan hukum objektif, dan unsur melawan hukum subjektif.122

2. Insider Melakukan Manipulasi (Defraud)

Jika dikaitkan dengan unsur-unsur Pasal 90 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, tidak dipenuhinya unsur akibat dari perbuatan dan unsur objektif sebab tidak dijelaskan sampai pada terjadinya kerugian dari penipuan itu.

Manipulasi pasar merupakan pelanggaran terbesar di Pasar Modal termasuk kasus yang berkaitan dengan insider trading.123

Manipulasi pasar adalah tindakan yang dilakukan oleh setiap pihak secara langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan tentang perdagangan, keadaan pasar atau harga efek di bursa efek. Ciri manipulasi pasar bisa melibatkan orang dalam dan bisa pula tidak. Secara khusus keterlibatan orang dalam lebih efisien memanfaatkan informasi fakta materil perusahaan yang akan go public sebab orang dalam setidaknya lebih dahulu mengetahui rencana-rencana emiten yang akan go

public tersebut.

122

Moletjatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 63. 123

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1807143/regulator-china-ekspos-insider-trading-terbesar, diakses tanggal 13 November 2012. Ditulis Charles MS di Inilah.com dengan judul, “Regulator Cina Ekspos Insider Trading Terbesar”.

(33)

Gambaran semu tersebut mendorong pihak lain untuk melakukan tindakan jual atau beli suatu efek pada tingkat harga yang diinginkan manipulator. Hal ini dikarenakan harga efek di pasar modal sangat sensitif terhadap suatu peristiwa dan info yang berkaitan, baik langsung atau tidak dengan efek tersebut, dan saat fluktuasi terjadi pihak yang menghembuskan rumor tersebut menangguk untung.124

Baik penipuan maupun manipulasi pasar dapat dilakukan oleh berbagai pihak baik insider mapun bukan insider. Misalnya kasus manipulasi pasar oleh perusahaan

A.H. Robins Company, Inc., berdomisili di Virginia yang bergerak di bidang

pengembangan manufaktur dan distribusi produk obat dengan resep dokter dan produk konsumsi bermerek termasuk manipulasi yang dilakukan oleh tujuh orang direktur dan pejabat perusahaan tersebut. Gugatan diajukan oleh Kalman dan Anita Ross pada tanggal 23 Juli 1973 yang telah telah membeli 100 lembar saham perusahaan A.H. Robins Company, Inc., tersebut.125

Keriguan terjadi karena pihak A.H. Robins Company, Inc mengatakan perusahaannya menderita kerugian sebagai akibat dari pernyataan yang palsu dan menyesatkan. Pernyataan perusahaan ini dinilai penggugat telah melakukan manipulasi dan merekayasa inflasi harga pasar saham A.H. Robins Company, Inc dengan cara menyebarluaskan informasi palsu dan menyesatkan tentang evektifitas dan keamanan produk alat pencegah kehamilan dalam kandungan yang diproduksi perusahaan tersebut. Pihak perusahaan A.H. Robins Company, Inc mengatakan telah

124

M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op. cit., hal. 262-264. 125

(34)

gagal memproduksi obat tersebut, kurang evektif dan lebih berbahaya dari pada pernyataan-pernyataan perusahaan yang disampaikan sebelumnya.126

Berdasarkan contoh di atas, manipuasi pasar dilakukan terkait dengan insider dalam hal penyebaran pernyataan yang menyesatkan. Perusahaan menyebarkan informasi kegagalan perusahaan tersebut kepada para pemegang sahamnya tetapi kegagalan itu tidak nyata. Manipulasi bisa melibatkan insider dalam praktik insider

trading, baik langsung maupun tidak langsung dengan membuat pernyataan yang

tidak benar mengenai fakta materil, tidak mengungkapkan fakta materil dengan tujuannya agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat; dan atau tujuan memanipulasi pasar untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain dengan mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual Efek.

Kasus praktik manipulasi di BEI menurut catatan Bapepam-LK terdapat 16 kasus manipulasi pasar sejak tahun 2010. Pada Umumnya diantaranya 16 kasus tersebut melanggar Pasal 91 dan Pasal 92 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyangkut perdagangan semu dan manipulasi pasar, serta dua kasus penggunaan informasi orang dalam. Dari keselurahan kasus tersebut, sepuluh memiliki petunjuk awal yang kuat untuk ditindaklanjuti menjadi pemeriksaan oleh Biro Pemeriksaan

126 Ibid.

(35)

dan Penyidikan, sementara empat kasus lainnya tidak ditemukan petunjuk lebih awal untuk diteruskan ke Biro Pemeriksaan dan Penyidikan.127

Pengawasan terhadap Manajer Investasi sejak tahun 2010, Bapepam-LK telah mencabut delapan izin usaha Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai manajer investasi karena tidak memenuhi ketentuan sebagai manajer investasi, yaitu: PT. Brahma Capital, PT. Danpac Asset Management, PT. Eurocapital Peregrine Securities, PT. TDM Aset Manajemen, PT. AmCapital Indonesia, PT. Synergy Asset Management, PT. Masindo Artha Securities, PT. Majapahit Securities Tbk., dan PT. Asia Kapitalindo Securities, Tbk.

Pasal 91 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, menentukan larangan terhadap perdagangan semu, berikut ini:

Setiap pihak dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek di Bursa Efek.

Pasal 92 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, menentukan larangan terhadap manipulasi pasar, berikut ini:

Setiap pihak, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan Pihak lain, dilarang melakukan 2 (dua) transaksi Efek atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga menyebabkan harga Efek di Bursa Efek tetap, naik, atau turun dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli, menjual, atau menahan Efek.

127

http://jakarta.tribunnews.com/2010/12/31/bapepam-lk-temukan-16-kasus-manipulasi-pasar-di-2010, diakses tanggal 21 Desember 2012. Terkait dengan dua kasus penggunaan informasi orang dalam tersebut tidak dijelaskan tentang kasus apa. Mengenai kasus tersebut banyak diberitakan oleh media-media online termasuk di http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4d1d486c515d5/bape diakses tanggal 21 Desember 2012, dan lain-lain.

(36)

Jika ketentuan Pasal 91 dan Pasal 92 di atas dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki hubungan kepercayaan dengan perusahaan, maka perbuatan tersebut tidak termasuk ciri-ciri dari insider trading. UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal hanya menentukan perbuatan perdagangan semu dan manipulasi berdasarkan adanya hubungan kepercayaan pelaku dengan perusahaan. Di antara 16 kasus tersebut ada dua kasus penggunaan informasi orang dalam tetapi walaupun terkait dengan informasi dari insider tidak menjadi ciri insider trading dalam UU No.8 Tahun 1995.

Selain penipuan dan manipulasi pasar, karakteristik perbuatan insider trading juga dapat dilakukan melalui penyebaran rumor negatif untuk mendukung dan memperlancar perbuatannya dalam hal penipuan dan manipulasi pasar tersebut.

Insider menyebarkan pernyataan yang tidak benar mengenai fakta materil dengan

tujuannya agar pernyataan yang menyesatkan dibuat dapat merugikan pihak lain dan menguntungkan untuk diri sendiri atau pihak lain melalui penyebaran rumor negatif tersebut untuk membeli atau menjual Efek.

Insider juga berpeluang bisa melakukan penyesatan informasi.

Ketentuan-ketentuan dalam UU No.8 Tahun 1995 telah menentukan larangan perbuatan menyesatkan tersebut, baik dalam prospektus128 maupun dalam pengumuman di media massa yang berhubungan dengan suatu penawaran umum.129

128

Pasal 78 Ayat (1) UUPM, menyatakan, bahwa dilarang memuat keterangan yang tidak benar tentang fakta materiel atau tidak memuat keterangan yang benar tentang fakta materiel yang diperlukan.

Pasal 93 UU

129

Ibid, Pasal 79 Ayat (1) menyatakan, bahwa setiap pengumuman dalam media massa yang berhubungan dengan suatu penawaran umum dilarang memuat keterangan yang tidak benar tentang fakta materiel dan atau tidak memuat pernyataan tentang fakta materiel yang diperlukan agar keterangan dimuat di dalam pengumunan tersebut tidak memberikan gambar yang menyesatkan.

(37)

No.8 Tahun 1995 melarang seseorang dengan cara apapun untuk membuat pernyataan yang menyesatkan dan dapat mempengaruhi harga saham. Perbuatan yang menyesatkan dalam KUH Pidana disebut sebagai penyebaran kabar bohong130 sedangkan dalam UU No.8 Tahun 1995 disebut perbuatan yang menyesatkan.

130

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Abdulwahid, Abdulwahid Adhan (2014:28) dengan judul upaya peningkatan hasil belajar lempar tangkap bola kecil dengan modifikasi bola plastik berwarna warni pada

Apabila pengendalian persediaan perusahaan diketahui belum ekonomis, maka dari data yang ada penulis akan menerapkan model pengendalian persediaan bahan baku yang sesuai dengan

Terdapat hubungan antara faktor safety leadership dengan safety performance, supervisor yang memperhatikan keselamatan di tempat kerja akan

Analisa kebutuhan fungsional bertujuan untuk mengetahui alur informasi yang berlaku pada sistem tersebut sehingga didapatkan pemahaman kerja dari sistem. 1)

Pasal ini akan menimbulkan permasalahan pada tingkat implementasi atau pengelolaan keamanan karena parameter dan spektrumnya serta indikatornya belum jelas, dan siapa atau institusi

HELMINTHES PARASITIC ( PARAMPHISTOMUM SP ) INFECTION ON THE SUMATRAN ELEPHANTS IN ELEPHANT TRAINING CENTER WAY KAMBAS NATIONAL PARK LAMPUNG ( Dedi Candra, Diah Esti, Elisabeth

yang mengatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, Karena dengan. merasakan kepuasan karyawan akan merasa senang dan lebih mencintai