• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakter Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Budaya Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Karakter Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Budaya Kerja"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

373

Karakter Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Budaya Kerja

Zulkiram1, Ibrahim2, Nurul Akmal3 Sufriadi4

1

Kepala SMA Negeri 1 Syamtralira Aron Aceh Utara

2-3

Dosen Pendidikan Biologi, Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh

4

Dosen Fakultas Tarbyah Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-raniry Aceh Email. sman1syam.aron@gmail.com.

ABSTRAK

Secara umum pemahaman mendalam karakter kepemimpinan kepala sekokah mampu menjalankan manajemen pendidikan pengajaran sesuai dengan kurikulum karakter (K-13) Pengambilan data dikumpulkan dari responden melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Cara analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah merujuk persentasi dari hasil survei untuk dilihat kecendrungan karakter kepemimpinan kepala sekolah. Dari hasil penelitian ditemukan program pembelajaran karakter, yang sejalan dengan visi dan misi, dengan fokus kepada karakter ketaqwaan dalam budaya kerja. Kepala sekolah, guru dan semua staff membuat program sekolah berbasis karakter dapat jabarkan melalui staf pengajar serta admin serta orang tua wali dan seluruh siswa pada setiap awal tahuan ajaran. Peran kepala dan pengawas pendidikan sangat penting dalam memastikan semua kegiatan sekolah berjalan sesuai dengan program dan ciri kepemimpinan karakter. Kita mengungkapkan karakter kepala sekolah dan dukungan semua guru dalam mengajar dapat kita rekomendasi untuk menerapkan budaya kerja berbasis karakter yang bak. Agar semua guru memiliki kepemimpinan yang kaut, mandiri, berperilaku yang baik, bertanggung jawab untuk kemajuan sekolah yang berkualitas di masyarakat. Karakter kepala sekolah: serta kemampuan bidang pendidikan, relasi keorganisasian sistem menajemen dukungan guru dan siswa sangat menentuan prestasi sekolah.

Kata kunci: karakter pemimpin, pengawasan, sekolah, budaya kerja. PENDAHULUAN

Reformasi di bidang pendidikan yang sedang terjadi di berbagai penjuru dunia agar terjadi peningkatan kualitas dan pemerataan kesempatan belajar. perubahan dari model manajemen berbasis sentralisasi menjadi desentralisasi, agar semua wewenang dan delegasi pendidikan tanpa intervensi pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Upaya penekanan pada budaya kerja efektif, efisiensi dan akuntabilitas dengan pola karakter yang baik dapt dijadikan komoditi utama pendidikan yang dicari-cari oleh semua masyarakat. Kualitas atau mutu berpengaruh besar dalam lingkungan masyarakat dan kompetisi antara siswa/sekolah menjadi tolok ukur dalam memilih sekolah bagi anak mereka . Paadigma ini tentunya mempengaruhi kepemimpinan kepala sekolah dengan karakter budaya kerja pada semua lini organisasi sekolah maka akan tingginya ekspektasi dan kinerja guru dari kepala sekolah untuk menangani perubahan eksternal, konsolidasi internal, pemanfaatan sumber daya yang berkualitas. Karakter kepala sekolah memiliki

(2)

374

dampak luas secara k u l i t a s k e r j a d a n budaya sekolah serta mempengaruhi berbagai aspek dari kehidupan maupun organisasi sekolah (Gunawan, Ibrahim,- dkk, 2018) Sedangkan dari segi organisasi serta kelembagaan mereduksi otonomi dan kendali pemerintah seperti halnya terjadi pada desentralisasi pendidikan. Karakter dan menajemen kepemimpinan dapat mempengaruhi perubahan dan tujuan pendidikan, kurikulum, strategi pengajaran, kepemimpinan manajemen, administrasi, penilaian,evaluasidan tindak lanjut. Untuk menumbuhkan sikap kedewasaan dan karakter kepala sekolah dapat membentuk budaya kerja guru dengan siswa dalam interaksi belajar mengajar. Frakmatis ini yang menyebabkan munculnya pandangan bagaimana membangun visi pendidikan nasional yang menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dengan karakter budaya kita dapat bertahan dengan kepemimpinan yang penuh perubahan ((Ibrahim, Almukarramah, Gunawan, Marwan, & Don, 2020)

Tidak diragukan lagi bahwa reformasi pendidikan tentunya memerlukan bentuk baru dari peran penting kepala sekolah yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam pandangan (Azwir & Ibrahim 2019) bahwa karakter kepala sekolah yang visioner, dengan budaya sekolah yang relegius merupakan miniature masyarakat kita untuk menyusun masa depan yang lebih baik. Pandangan ini menguatkan pemikiran mengenai perlunya pembentukan budaya belajar sepanjang hayat untuk siswa yaitu kemampuan untuk mengetahui bagaimana belajar yang membekali kemampuan bertahan dan bersaing pada semua zaman. Oleh karena itu menumbuhkan budaya seperti itu sangat utama tasa kepemimpinan kepala sekolah menjadi penting karena kepala sekolah memiliki peran sentral dalam membangun budaya kerja dengan segara sistemika yang berlaku di sekolah.

Kajian Teotis

1) Peranaan kepala sekolah

Tanggung jawab seorang kepala sekolah dalan menjalankan roda pembelajaran dan pengajaran yang baik dan sehat memainkan peran penting dalam menjawab tuntutan menajemen sekolah. Semua kepala sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas praktik pengajaran dan pencapaian belajar peserta didik. Kepala sekolah memimpin, bersama dengan pendidik dan tenaga kependidikan, untuk memetakan arah ke depan pendidikan di sekolah, mengembangkan pencapaian yang diharapkan, memelihara fokus perhatian terhadap proses pengajaran dan pembelajaran dan membangun lingkungan belajar yang kondusif dan positif. Oleh karena itu, kemampuan kepemimpinan kepala sekolah dapat menjadi faktor pembeda terhadap proses pendidikan yang berlangsung di sekolah (Haslina, Y,-2018).

Kepemimpinan kepala sekolah memang bukan hanya diperankan oleh kepala sekolah: dampak besar akan terwujud apabila kerjasama kepemimpinan di tiap tingkatan (Menteri, Dirjen, Kepala Dinas dan stakeholders lainnya) dapat memfokuskan pada upaya bagaimana mencapai hasil belajar yang optimal bagi peserta didik. Untuk mendukung ke arah tersebut maka pemikiran tentang leadership yaitu pemikirian mengenai peran dan kemampuan/kapabilitas kepemimpinan kepala sekolah menjadi penting. Hal ini dimaksudkan agar setiap komponen dapat memiliki kesepahaman mengenai hakikat dan perubahan terkini dari peran dan kemampuan kepala sekolah sehingga dapat memahami aspirasi mereka (Gunawan, dkk, 2020).

(3)

375 Kita harapkan perlu peran segenap pihak dapat mendukung peran, tanggungjawab dan kinerja kepala sekolah memimpin proses pembelajaran di sekolah sesuai dengan kurikulum karakter. Semua kepala sekolah menekankan bagaimana membangun tanggung jawab kepala sekolah untuk membentuk kepemimpinannya dalam tingkatan kualitas yang baik. Proses membangun kemampuan bagi kepemimpinan dan mendistribusikannya dan memahami kompleksitas kepemimpnan dalam ragam konteks belajar di sekolah. Dalam pengembangan personality memang terjadi secara berjenjang serta akumulasi waktu yang panjang karena lewan bermacam proses yang terjadi secara alami dan tidak boleh di skenario. Karakter kepemimpinan dapat di ukur atas durasi dari jabatan ke jabatan lainnya serta kreatifitas seseorang yang muncul dari kematangan pemikiran dan bebijakan dalam memimpin (Ibrahim, dkk 2020).

Menurut pendapat (James & Williams, T. 2017) ada dua karakteristik terkait dengan kepemimpinan pendidikan ini. Pertama, kepala sekolah berusaha membangkitkan gairah belajar dan meyakini bahwa setiap anak adalah penting dan memiliki potensi. Pemahaman ini mendasari keyakinan kepala sekolah bahwa layanan pendidikan di sekolahnya dapat memberikan hasil yang berbeda bagi pencapaian belajar peserta didiknya. Adapun indikator dari karakteristik ini adalah kepala sekolah mampu:

• Menciptakan lingkungan belajar yang hidup, menantang, nyaman dan menyenangkan,

• Mengomunikasikan optimisme dan kepercayaan diri terhadap potensi anak di sekolahnya,

• Menciptakan pengharapan yang tinggi, menyusun standar yang tinggi dan membina komunitas sekolah untuk selalu tertantang untuk mencapai pengharapan dan standar yang tinggi tersebut.

Kedua, kepala sekolah sangat menyadari aspek-aspek penting yang diperlukan oleh peserta didik: bagaimana menciptakan pengalaman belajar dan bagaimana pembelajaran dikembangkan, dievaluasi, dilaporkan dan dihargai. Untuk mencapai hal tersebut, indikator berikut dapat dikembangkan oleh kepala sekolah:

• Terus mengkaji perkembangan pengetahuan di bidang pengajaran dan pembelajaran serta kurikulum dan penilaian,

• Memberikan pemodelan, mengembangkan dan mengimplementasikan filosofi belajar yang tepat,

• Menerapkan keadilan sosial kependidikan: bersifat equitable dan inklusif dalam menjalan proses pendidikan di sekolahnya (Kompas News. 2/8/2020.p-p.18-23) Selanjutnya ciri kepala sekolah yang efektif dapat menyeimbangkan kedua orientasi tersebut yang didasarkan pada aspek pendidikan sebagai landasan pikir kepemimpinannya serta penyesuaian terhadap penekanan kemampuan tertentu berdasarkan kebutuhan kontekstual yang dihadapi. Hal ini dikarenakan keragaman dari unsur komunitas sekolah memiliki makna bahwa kepala sekolah selalu dihadapkan pada kekayaan kontekstual yang mengembangkan berbagai kemampuan yang dapat dilakukan oleh seorang kepala sekolah baik dari segi tingkat pengalaman, situasi sekolah dan masyarakat yang berbeda-beda.

(4)

376

Kepala sekolah yang efektif mengadaptasikan pengalaman dan kemampuan yang dimilikinya terhadap konteks persoalan dalam aktivitas sekolah dengan budaya kerja yang bermacam- macam. Upaya membentuk kelima dimensi kemampuan kepala sekolah tersebut maka perlu dikembangkan framework sebagai pemandu prosedur dan praktik dari kepemimpinan kepala sekolah. Framework tersebut bersifat bermanfaat baik bagi pemerintah maupun mendukung profesionalitas kepala sekolah di berbagai tingkatan karir. Paparan berikut membahas mengenai pengertian serta karakteristik dan indikator framework dari setiap kemampuan kepemimpinan kepala sekolah (Muhammad Jufni. Syifa Saputra & Azwir, 2020).

2. Kepemimpinan Personal

Dalam kaitan lainnya menurut (Nursiah & Jalaluddin, 2020 ) bahwa personal pemimpin itu merupakan kekuatan dan kualitas internal yang mendasari tindakan etis dan profesional seorang pemimpin. Terdapat dua karakteristik terkait dengan kemampuan personal. Pertama, kepala sekolah memiliki integritas dan komitmen yang ditunjukkan melalui perilaku etis, moralis dan profesional. Dalam hal ini, kepala sekolah memiliki keteguhan dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu mampu menyeimbangkan antara kepentingan pribadi dengan tanggungjawab profesional serta mampu menjadikan dirinya model bagi orang lain. Karena dalam kepemimpinan personal kepala sekolah memiliki: Kesadaran terhadap nilai dan keyakinan diri dan orang lain, kematangan pemikiran, emosional, dampak perilakuyang baik terhadap orang lain (Amnah & Jumiem 2020 ).

Ada tanggungjawab tersebut ditunjukkan oleh hal berikut: Dapat memberikan insiprasi terbentuknya iklim yang saling menghargai, saling percaya dan saling mendukung, Kepala sekolah bersifat sabar, tekun dan teguh, berusaha untuk tetap teratur walaupun dihadapkan pada situasi menantang dan rumit (Kementerian Pendidikan, R.I 2017). Kemudian ada proses relasi yang merupakan keterampilan interpersonal sangat diperlukan untuk mengembangkan dan memelihara kualitas hubungan dengan beragam orang. Dalam hal ini, kepemimpinan relasional dapat diartikan kemampuan kepala sekolah dalam menghargai orang lain. Inilah karakteristik utama dari kepemimpinan relasional yang ditunjukkan oleh beberapa hal berikut. Menghargai individu dan berinteraksi dengan orang lain secara menyentuh (sensitively) dan bermartabat. Bersikap jujur, apa adanya dan terbuka di dalam interaksi mereka dengan orang lain atau tetangga.

Menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan suportif dimana orang dapat saling bekerjasama dan saling perhatian. Karakter kepala sekolah memahami dapat kemampuan mereka dalam meyakinkan dan mempengaruhi orang lain sehingga terbentuk kualitas hubungan yang saling ketergantungan satu sama lain. Dalam hal ini, kepala sekolah mengembangkan hal berikut. Menginspirasi dan mengembangkan rasa/solidaritas dan berbagi tanggungjawab, terbuka terhadap masukan dan beragam pendapat, memecahkan permasalahan secara efektif.

3. Organisasi dan Budaya kerja

Kemampuan organisasi berkaitan dengan daya dukung terhadap peningkatan proses yang terjadi di sekolah melalui manajemen sumber daya manusia, keuangan dan sumber daya lainnya secara efektif. Karakteristik utama dari kemampuan ini adalah kepala sekolah dapat menjalankan proses dan struktur sekolah secara efektif dan efisien dalam memimpin dan mengelola kinerja optimal komunitas sekolah. Dalam hal ini, kepala

(5)

377 sekolah mengembangkan hal berikut. Merencanakan, mengevaluasi, mencapai dan melaporkan kinerja yang dihasilkan, Mengaitkan hasil, praktik dan pengembangan profesional ke dalam konteks kinerja sekolah secara menyeluruh. Memanfaatkan bukti dan umpan balik yang beragam dan luas perspektifnya dalam mengarahkan orientasi ke depan. Peran kepala sekolah mengelola sumberdaya untuk membangun kapasitas sekolah hal ini, kepala sekolah mengembangkan hal berikut.

Mengembangkan, mengimplementasikan dan memonitor secara efektif dan akuntabel sistem perencanaan, manajemen dan pelaporan oneline. Menginterpretasi dan menerapkan kebijakan dan mengkontekstualisasikannya dengan situasi lokal (Yahya Don, 2019).

METODOLOGI.

Penelitian ini menggunakan model penelitian kuantitatif dalam upaya untuk mengetahui berbagai karakter kepemimpinan sekolah dalam menjalankan menajemen sekolah.Disini kami menguji persepsi responden untuk memberikan jawaban yang sulit tapi mendekati kebenaran atas kinerja profesional. Kepala sekolah /guru mampu menjalankan menajemen sekolah yang bertujuan menjalankan program pembelajaran yang benar (Sujiono, 2017). Angket dari survei ini bertujuan untuk memberikan deskripsi kuantitatif tentang sikap atau pendapat responden terhadap variabel yang disajikan dengan mengukur karakter dan kepuasan kinerja kepala sekolah. Dalam penelitian dilakukan kepada 15 orang kepala sekolah, guru, wali siswa dan untuk menjawab 50 buah angket yang disediakan dengan skala likert. Kemudian peneliti untuk menggunakan statistik deskriptif dalam menghitung efektifitas pelaksanaan menajemen sekolah oleh kepala sekolah dan staf lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses belajar mengajar pada tingkat SMA Negeri telah dilakukan sesuai dengan tuntutan dari kurikulum 2013 atau kurikulum nasional juga ditambahkan dengan kerifan lokal yang sesuai dengan kepentingan daerah. Kepala sekolah dan guru membuat Rencana Program Pembelajaran dalam bentuk program tahunan dan smesteran (Grode, A.K & Clavien, 2017). Pada dasarnya kompetensi yang diperlukan oleh seorang kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan wewenang bermula pada identifikasi terhadap kualitas dan kapabilitasnya. Namun ada pula faktor lain seperti faktor emosional, kematangan dan kebijaksanaan dalam mengambil sebuah keputusan. Kalaupun secara teori dapat diprediksikan bahwa pada kenyataannya para kepala sekolah seringkali dihadapkan dalam situasi kurang baik ketika menjalankan tugas kepemimpinannya. Ada beberapa unsur yang menjadi kendala dari karakter pemimpin sekolah saat bertugas dilapangan dan memerlukan dukungan guru lainnya. Sejalan dengan survei kepada responden guru atas karakter utama, hasil jawaban guru atas harapan karakter disiplin dalam tugas 45% - 48%, tanggung jawab 30-35% maknanya gura sangat mengharapkan faktor disiplin dan tanggung jawab itu mencapai 78% sedangkan untuk inovasi dan apatis dalam bertugas berkisar 22% saja. Oleh sebab itu guru mengharapkan jiwa pemimpin sekolah itu memiliki jiwa yang baik.

(6)

378

Grafik: 1 Karakter utama kepala sekolah Menajemen sekolah dan peran siswa

Dalam menjalankan menajemen sekolah terdidiri atas unsur siswa, guru dan orang tua wali sebagai pendukung utama kegiatan pembelajaran yangprofesional untuk mengelola dan mengendalikan sekolah. Tingkat kemahiran pimpinan dapat dinilai oleh keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah dengan muncul ide-ide baru, prestasi sekolah, atau personality guru yang mendukung kinerja kepala sekolah sesuai dengan tuntukan akreditasi nasional. Dalam menangani menajemen siswa tentu kepala sekolah dibantu oleh wakil bidang ke siswaan yang faham akan kepentingan siswa, guru dan organisasi sekolah (Anas M. Adam, 2016). Ada beberapa kebijakan lokal maupun nasional yang mungkin saja tidak sesuai dengan filosofi kepemimpinan di bidang pendidikan dalam menentukan kelulusan siswa. Tindakan kepala dan wakil sebagai pemimpin sambil memberdayakan guru dan staf untuk distribusi peran kurang berjalan efektif dengan baik sementara tugas lain terus bertambah antriannya. Oleh sebab itu ada harapan dari siswa tentang peran kepala sekolah yang mengikuti tentang karismatik, jujur, disiplin dan pintar seperti data berikut ini.(Azwir, Jalaluddin, 2017)

(7)

379 Berdasarkan angka pada grafik di atas menunjukkan karakter dan ciri kepala sekolah yang menjadi pedoman para siswa bertumpu pada kewibawaan (karismatik) mendapatkan jawaban paling tinggi 42% kemudian jujur dalam bekerja 33%, disiplin mendapat 17% dan tingkat kepinteran kepala sekolah masih kurang perhatian siswa hanya 7% saja yang menganggap perlu kepala sekolah yang pintar. (Ibrahim et al., 2020)

Ada paradigma baru atas karakter dan kepemimpinan sekolah yang menjadi salah satu kriteria dalam perekrutan dan pengembangan profesional kepala sekolah oleh pihakatasan atau kepala dinas. Diharapkan ada reorientasi kepemimpinan kepala sekolah terutama terkait standar yang telah dikembangkan dalam meningkatkan kapasitas kepala sekolah. Munculnya model pemikiran mengenai kepemimpinan kepala sekolah terintegrasi atas tiga unsur wibawa, jujur, disiplin diperlukan untuk mendasari strategi pengembangan profesional kepala sekolah (Muhiddin, Ibrahim, dkk,.2020).

Menurut (Cut Morina & Rahmah,2020) bahwa kepemimpinan sekolah yang berkarakter perlu dikembangkan dalam menjawab tantangan masyarakat milenium berupa tantangan tugas kepala sekolah selaku pemimpinan. Ada pula beberapa platform atas kesadaran diri dan kebijaksanaan pimpinan sekolah menjaga relasi kehumasan dengan beberapa instansi luar, alumni, lingkungan sekolah dan tokoh masyarakat setempat sebagai mitra dari komite sekolah.

Kesimpulan.

Bertolak dari karakter yang paling utama seorang pemimpin sekolah perlu ada pengembangan personaliti agar dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman dalam mengikuti konten kepemimpinan (cakep). Mesti ada kominten yang kuat pengaruh keteladanan/wibawa pemimpin yang responsive, kreatif-inovatif, tegas/jujur, bermoral yang penuh integritas, berani menghadapi tantangan dan resiko dalam bertugas. Seorang pemimpin yang ideal punya karakter bertanggungjawab dalam menjalankan menajemen sekolah dapat menjalin komunikasi yang baik dengan guru, staff dan lingkungan tempat dia bertugas secara konsisten. Dengan adanya pengembangan kepribadian kepala sekolah akan memberikan dukungan terhadap struktur organisasi sehingga dapat meingkatkan kerja guru yang berkualitas. Dalam struktur organisasi sekolah yang menjalankan manajemen sekolah melibatkan peran orang tua siswa diikutsertakan dalam proses peningkatan prestasi belajar anak didik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,I. Yahya, D., Rosazura, S & Ibrahim, (2019) Penerokaan kepimpinan sekolah. Penerbit Sefa Bumi Persada. Lhokseumawe Aceh.

Anas M. Adam. (2016). Kualitas Guru di Aceh Masih Rendah. Serambi Indonesia, pp. 9.. http://aceh tribunnews.co. id.

Azwir & Ibrahim (2019). Menjadi guru profesional (isu dan tantangan masa depan).

Edutech, 13(1), 132–155.

Cut Morina Zubainur, Rahmah Johar, Rahmi Hayati, M Ikhsan (2020) Teachers’ understanding about the characteristics of realistic mathematics education. Journal of

(8)

380

Education and Learning (EduLearn) 14 (4).66-74.

Grode,A.K & Clavien (2017). Integrative Curriculum in Science Teaching at Elementary

Schools. International Conference on Special Education 2017 Consortium of

Asia-Pasific Education Universities (CAPEU), Brunai Darussalam.

Gunawan, Ibrahim & Sufriadi (2020) Konsep Manajemen Berbasis Sekolah. Sefa Bumi Persada Aceh Indonesia.

Gunawan, Ibrahim, & Azwir (2019) Proses Belajar Mengajar Berdasarkan Kurikulum Karakter. Penerbit. Sefa Bumi persada Lhokseumawe Aceh Indonesia.

Gunawan, Ibrahim, & Almukarramah (2018). Kompetensi Kinerja guru menurut Kurikulum Karakter. Sefa Bumi persada Aceh Indonesia.

Gunawan, Ibrahim, Yahya Don, Mohd Faiz Yaakob & Marwan (2020) Model Manajemen Berbasis Sekolah, Penerbit. Sefa Bumi persada Aceh Indonesia.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Pelatihan Guru, Bogor 2016.

Ibrahim, Azwir & Jalaluddin. (2017). Peranan masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan sebagai sumber kehidupan. Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah. Ibrahim, Almukarramah, Gunawan, Marwan, & Don, Y. (2020). Implementation of

problem-based learning to improve students’ critical thinking skills. Journal of

Physics: Conference Series, 1460(1).

https://doi.org/10.1088/1742-6596/1460/1/012058

Ibrahim, Almukarramah, Gunawan, Marwan, & Don, Y. (2020). Implementation of problem-based learning to improve students’ critical thinking skills. Journal of

Physics: Conference Series, 1460(1).

https://doi.org/10.1088/1742-6596/1460/1/012058.

Ibrahim, Anwar Sanusi &Jamhur, (2020) Peran MGMP dalam penyusunan RPP- Ipa berdasarkan kurikulum 2013 bagi guru smp Banda aceh. Jurnal Biologi

education 1(2) 67-75.

Ibrahim, Fauzul Asri, Dian (2020) Penilaian Kompetensi Kinerja Guru dalam Kurikulum. Sefa bumi persada Lhoukseumawe Aceh.

James, J. K., & Williams, T. (2017). School-Based Experiential Outdoor Education: A Neglected Necessity. Journal of Experiential Education, 40(1), 58–71.

https://doi.org/10.1177/

Kementerian Pendidikan, B. P. K. (2017). Penguatan metodologi pembelajaran berdasarkan nilai-nilai budaya untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.

Kemendiknas. BPPPK.Jakarta.

Kompas. (2020). Mutu guru di Indonesia. Kompas [On-line] Avaliable: http://kompas com/kompas /1430 html. Aks es 08 Juni 2020.

Muhammad Jufni. Syifa Saputra & Azwir (2020) Kode Etik Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal Serambi Akademika 8(4) 575-580. Nursiah & Jalaluddin,(2020). Kepemimpinan Pendidikan Persekolahan, Sefa bumi persada

Lhokseumawe.

Yahya Don, Mohd Faiz Yaakob, Farah Mohd Zain, &Ibrahim (2019). Teachers Profesionalisme Trends Issues and Chalenges. Sefa bumi persada Lhoukseumawe Aceh.

Referensi

Dokumen terkait

Kecamatan Medan Petisah yang terdiri dari 17 lingkungan ini adalah daerah pusat. perdagangan Kota Medan, dengan penduduknya berjumlah :

Karena wilayah kerja Gemeente Kediri yang begitu kecil dan tugasnya sangat terbatas oleh pemerintah Jepang daerahnya diperluas menjadi daerah kota sekarang daerah Kediri

Variabel bebas adalah masing-masing Kepuasan Konsumen (X1), Kepercayaan pada Merek (X2) sedangkan variable terikat adalah Loyalitas Konsumen (Y).Dalam penelitian menggunakan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan hedging perusahaan seperti ukuran perusahaan,

Pertumbuhan karang keras di perairan Teluk Manado cukup baik dan beranekaragam jenis dengan nilai rerata persentase tutupan diperkirakan sekitar 45-50% berdasarkan hasil visual

Skripsi yang berjudul: Pengaruh Perbedaan Lama Waktu Pemberian Spirulina platensis dalam Ransum terhadap Profil Darah Merah Ayam Broiler dan penelitian yang

Futures contract adalah berupa perjanjian antara dua atau lebih perusahaan untuk membeli atau menjual asset di masa yang akan dating (called settlement date)yang dimana harga