• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Hidup Remaja (Studi Kasus Gaya Hidup Remaja KTV di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gaya Hidup Remaja (Studi Kasus Gaya Hidup Remaja KTV di Kota Medan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Sejarah Kota Medan

Kota Medan merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara, hal ini

didasarkan atas faktor sejarah terbentuknya Kota Medan yang memiliki cikal

bakal dari wilayah kekuasaan Kesultanan Deli pada waktu itu (BPS, 2010:xxxv).

Secara spesifik pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah

Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa. Terdapat beberapa sungai melintasi

Kota Medan ini dan bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli,

Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Babura, Sei Belawan dan Sei

Sulang Saling/Sei Kera.

Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru

Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang

selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–Deli). Setelah zaman

kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap

sehingga akhirnya kurang popular.Pada awal perkembangannya Kota Medan

merupakan sebuah kampung kecil yang bernama "Medan Putri". Perkembangan

Kampung "Medan Putri" tidak terlepas dari posisinya yang strategis karena

terletak di jalur pertemuan antara dua sungai, yaitu sungai Deli dan sungai

(2)

Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu merupakan jalur lalu lintas

perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan demikian Kampung "Medan

Putri" yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat berkembang menjadi

pelabuhan transit yang sangat penting.Pesatnya perkembangan Kampung "Medan

Putri" sebagai cikal bakal terbentuknya sebuah kota juga tidak terlepas dari

perkebunan tembakau yang sangat terkenal dengan tembakau Delinya, yang

merupakan tembakau terbaik untuk pembungkus cerutu. Usaha perkebunan

berkaitan erat dengan pembukaan lahan bagi perkebunan tembakau yang dirintis

oleh Jacobus Nienhuys dan berpusat di pertemuan dua alur sungai (sungai Babura

dan sungai Deli) yaitu suatu wilayah yang disebut sebagai Medan Putri.

Tujuan Nienhuys datang ke Deli adalah sebagai rangkaian perjalanan

mencari lahan untuk perkebunan tembakau sebagai tugas dari perusahaan dagang

Pieter van den Arend & Consortium (Pelzer, 1951).Pada perkembangan lanjutan,

cikal-bakal Kota Medan ditentukan oleh pemberian konsesi tanah oleh Sultan

Mahmud kepada Nienhuys yang turut menyeret pengakuan atas hak tanah-tanah

rakyat yang termasuk dalam konsesi tanah tersebut (Said, 1977:36-37). Konsesi

tanah tersebut yang meliputi Kampung Baru dan Deli menjadi lahan bagi tanaman

tembakau dan pala pada masa itu, menurut Said (1977:37-38) pada tahun 1870

kegiatan perkebunan atas konsesi tanah tersebut atau disebut juga perkebunan

Deli Mij telah menjadi luas.

Kota Medan sebagai sebentuk wilayah perkotaan memiliki penduduk yang

dapat digolongkan pada kategori masyarakat heterogen, yaitu masyarakat yang

(3)

Kota Medan terdiri atas Melayu, Batak (Mandailing, Toba, Karo, Pak-pak,

Simalungun, Angkola), Jawa, Aceh, Minangkabau, Tionghoa, India (Tamil, Sikh).

Komposisi masyarakat Kota Medan yang heterogen terbagi-bagi atas

beberapa lokasi, hal ini disebabkan karena pada awalnya lokasi tersebut

merupakan daerah awal tumbuh dan berkembangnya suku tersebut di Kota

Medan. Perbedaan lokasi tersebut bukan merupakan gambaran penduduk yang

terpecah-belah melainkan sebagai wujud persatuan etnisitas yang dimiliki setiap

masyarakat di Kota Medan.

2.1.1. Kota Medan Secara Administrasi

Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota

Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota

Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang

menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59

Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya

Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September

1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Melaui Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian

mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan

dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui

Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei

(4)

Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH

Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996

tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992

tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II

Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21

Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan

administrative ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis

dan sosial ekonomis.

Secara administratif,wilayah kota medan hampir secara keseluruhan

berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan

dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat

Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia.

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber

Daya alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya

secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber

daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara,

Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini

menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai

kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat

dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat

(5)

masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik

maupun kuar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis kota Medan ini telah

mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu

daerah terbangun Belawan dan pusat kota Medan saat ini.

2.2. Kota Medan Secara Demografis

Penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur

agama, suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal ini

memunculkan karakter sebagian besar penduduk kota Medan bersifat terbuka.

Secara Demografi, Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa

transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu

keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana

tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang

mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran adalah perubahan pola fakir

masyarakat dan perubahan social ekonominya. Di sisi lain adanya faktor

perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi tingkat kematian.

Dalam kependudukan dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini mengacu

pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan

kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian rendah.

Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain

perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya, dan

(6)

kematian disebabkan oleh membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan

pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk mulai menurun.

2.3. Kota Medan Dalam Dimensi Sejarah

Keberadaan Kota Medan saat ini tidak terlepas dari dimensi historis yang

panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri tahun 1590 oleh Guru

Patimpus, berkembang menjadi Kesultanan Deli pada tahun 1669 yang

diproklamirkan oleh Tuanku Perungit yang memisahkan diri dari Kesultanan

Aceh. Perkembangan Kota Medan selanjutanya ditandai dengan perpindahan

ibukota Residen Sumatera Timur dari Bengkalis Ke Medan, tahun 1887, sebelum

akhirnya statusnya diubah menjadi Gubernemen yang dipimpin oleh seorang

Gubernur pada tahun 1915. Secara historis, perkembangan kota medan sejak awal

memposisikan nya menjadi jalur lalu lintas perdagangan.

Posisinya yang terletak di dekat pertemuan Sungai Deli dan Babura, serta

adanya Kebijakan Sultan Deli yang mengembangkan perkebunan tembakau dalam

awal perkembanganya, telah mendorong berkembangnya Kota Medan sebagai

Pusat Perdagangan (ekspor-impor) sejak masa lalu.Sedang dijadikanya Medan

sebagai ibukota Deli juga telah medorong kota Medan berkembang menjadi pusat

pemerintahan. Sampai saat ini, di samping merupakan salah satu daerah Kota,

(7)

2.4. Kota Medan Secara Kultural

Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal

Kota Medan telah memiliki keragaman suku (etnis), dan agama. Oleh karenanya,

budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya

nilai – nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak

satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan (modernisasi), dan

sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang

heterogen, dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman

suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan

sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan

industri pariwisata di Kota Medan.

Adanya prularisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu

primordialisme yang dapat mengganggu sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh

karenanya, tujuannya, sasarannya, strategi pembangunan Kota Medan dirumuskan

dalam bingkai visi, dan misi kebudayaan yang harus dipelihara secara harmonis.

2.5.

Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan,

keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan

penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan sarana

pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi

masyarakat untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh

pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya .

(8)

Data SUSENAS tahun 2004, memperkirakan penduduk miskin di kota

medan tahun 2004 berjumlah 7,13% atau 32.804 rumah tangga atau 143.037 jiwa.

Dilihat dari persebarannya, Medan bagian Utara (Medan Deli, Medan Labuhan,

Medan Marelan dan Medan Belawan) merupakan kantong kemiskinan terbesar

(37,19%) dari keseluruhan penduduk miskin.

Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan

salah satu masalah utama pengembangan kota yang sifatnya kompleks dan multi

dimensional yang penomenanya di pengaruhi oleh berbagai faktor yang saling

berkaitan, antara lain : tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, lokasi, gender

dan kondisi lingkungan. Kemiskinan bukan lagi dipahami hanya sebatas ketidak

mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan

perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan

secara bermartabat.

2.6. Kota Medan Secara Geografis

Secara umum ada 3 (tiga) faktor utama yang mempengaruhi kinerja

pembangunan kota, (1) faktor geografis, (2) faktor demografis, dan (3) faktor

sosial ekonomi. Ketiga faktor tersebut biasanya terkait satu dengan yang lainnya,

yang secara simultan mempengaruhi daya guna dan hasil guna pembangunan kota

termasuk pilihan-pilihan penanaman modal (investasi).

Secara administrative, wilayah kota medan hampir secara keseluruhan

berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan

(9)

Malaka, yang diketahui merupakan salah satu daerah yang kaya Sumber Daya

Alam (SDA), khususnya dibidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara

geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam

seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungin, Tapanuli Utara, Tapanuli

Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota

Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan

kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan

daerah-daerah sekitarnya.

Disamping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat

Malaka. Maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu

masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik

maupun luar negeri (ekspor-impor).

Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan Kota

Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan

secara fisik, yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

2.7. Lokasi Penelitian

Stroom adalah salah satu KTV yang sering di datangi oleh para remaja

seperti Station, Jet Plane, Stroom dan sebagainya. KTV yang menjadi pusat

perhatian penulis adalah KTV Stroom. Stroom berada dijalan Listrik no 2 Medan,

Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah. Stroom berada dilantai 3

di Selecta Building. Kantor-Kantor Pemerintah dan DPRD.Kantor Walikota

(10)

Kecamatan Medan Petisah dengan luas wilayahnya 13,16KM². Kecamatan Medan Petisah yang terdiri dari 17 lingkungan ini adalah daerah pusat

perdagangan Kota Medan, dengan penduduknya berjumlah : 67.057 jiwa. Di

Kecamatan Medan Petisah ini banyak terdapat pusat-pusat perbelanjaan, pasar,

pertokoan, perbankan dan show room. Dari Kecamatan ini terdapat produk

unggulan yang merupakan industri rumah tangga berupa industri dan pemasaran

Bika Ambon di Jl. Majapahit Medan yang sudah sangat terkenal sebagai oleh-oleh

dari Medan. Selain Bika Ambon di Kecamatan Medan Petisah ini juga terdapat

industri rumah tangga lainnya seperti anyaman rotan dan konveksi pakaian jadi.

Lokasi penelitian ini adalah di kota Medan Provinsi Sumatera Utara di

Jalan Listrik kelurahan Petisah Tengah, yaitu KTV Stroom yang berada di lantai 3

Selecta Building. Selecta Building terdiri dari beberapa kantor seperti Ballroom,

kantor Grapari Telkomsel dan kantor asuransi Prudential.

2.7.1. Keadaan Geografis Kelurahan Petisah Tengah Kec. Medan Petisah

Kecamatan Medan

Petisah terletak di Pusat Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia.

Sebalah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Baru.

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat.

Sebagai informasi bagi investor dan masyarakat pada Kecamatan Medan Petisah

ini terdapat :Museum Bukit Barisan, terletak di Jl. KH. Zainul Arifin, merupakan

(11)

Sumatera Utara, seperti senjata, obat-obatan, seragam dan pakaian pada waktu

Perang KemerdekaanIndonesia, TuguSisterCity., Hotel Best Western (Bintang

4), , Tempat Rekreasi Taman Ria, Lapangan Benteng, Stadion Sepak Bola Kebun

Bunga.

Gambar 1

Peta Wilayah Petisah Tengah dan Batas-batasan Wilayah

Sumber : Googlemaps/ diakses pada 06 Oktober 2014 (data diolah oleh penulis)

Tabel 1 Batas Wilayah

Batas Desa/Kelurahan Kecamatan

Sebelah Utara Silalas Medn Barat

Sebelah Selatan Petisah Hulu Medan Baru

Sebelah Timur Kesawan Medan Barat

Sebelah Barat Sei Sikambing Medan Petisah

(12)

Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah

tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk

tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi.

2.7.2. Keadaan Penduduk Kel. Petisah Tengah

Komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai

berbagai dinamika social yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun

kultural. Menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian

(mortalitas), meningkatnya arus perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses

urbanisasi, termasuk arus ulang alik (commuters), mempengaruhi kebijakan

kependudukan yang diterapkan.

Tabel 2

Jumlah Penduduk Petisah Tengah Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Usia Pria Wanita

(13)

Dari hasil data diatas jumlah penduduk Wanita lebih banyak dari penduduk

pria. Adanya Urbanisasi dan Migrasi penduduk mengakibatkan terjadinya

keledakan penduduk. Jumlah kepala keluarga yang tercatat dikantor Lurah Petisah

Tengah adalah 2.656 KK dengan jumlah total seluruh warga yang berjumlah

14.046 orang. Tercatat 8.481 jiwa adalah suku China yang tinggal didaerah ini.

Dan hanya 5.565 orang pribumi yang ada di daerah Petisah Tengah.

2.7.3. Keadaan Sosial Budaya Kel. Petisah Tengah

Indonesia terdiri dari bermacam-macam agama dan budaya. Selogan

Bhinneka Tunggal Ika menggambarkan berbeda-beda suku agama dan bangsa

namun tetap bersatu. Warga Indonesia diharuskan saling menghormati satu sama

lain dan saling menghargai antar umat dan sesama. Menghargai perbedaan dan

pendapat yang ada.

Tidak sedikit perbedaan suku dan agama membuat lingkungan ataupun

hubungan sosial jauh dari perselisihan dan ketimpangan sosail. Mayoritas suku

dan agama yang ada di Kelurahan Petisah Tengah adalah China. Keadaan lokasi

yang berada di tengah kota dengan dikelilingi oleh perusahan, kantor, pasar, dan

sekolah membuat lingkungan ini membuat hubungan antar tetangga menjadi tidak

erat, karena selain kesibukan pekerjaan masing-masing hubungan sosial tidak

(14)

Tabel 3

Agama atau Kepercayaan

Agama Pria Wanita

Islam 2.290 2.595

Budha 3.156 3.470

Kristen 446 587

Katholik 475 560

Hindu 215 252

Khonghucu - -

Jumlah 6.582 7.464

Sumber : Data Kantor Lurah Petisah Tengah tahun 2013

Dalam era globalisasi, dunia menjadi semakin sempit. Budaya lokal dan

budaya nasional akan terhembus oleh budaya universal. Dengan demikian, akan

terjadi pergeseran nilai kehidupan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

sangat berpengaruh terhadap pesatnya informasi. Banyaknya ragam budaya yang

ada di Nusantara ini membuat Indonesia menjadi semakin beraneka ragam suku

budaya. Banyak suku-susku yang ada di Indonesesia dan menyebar luar di

berbagai daerah di Indonesia, walaupun daerah tersebut bukannya daerah asli dari

suku tersebut.

2.7.4. Keadaan Perekonomian Kelurahan Petisah Tengah

Dari hasil pengambilan data tentang perekonomian atau mata pencarian di

(15)

Tabel 4

Mata Pencaharian Pokok

No Jenis Pekerjaan Pria Wanita

1. Pegawai Negeri Sipil 60 orang 75 orang

2. Pedagang Keliling 25 orang -

3. Peternak 3 orang -

4. Montir 10 orang -

5. Dokter Swasta 15 orang 5 orang

6. Bidan Swasta - 2 orang

7. Pembantu Rumah Tangga - 200 orang

8. TNI 5 orang -

9. Polri 15 orang -

10. Pensiunan/PNS/TNI/polri 200 orang 75 orang

11. Pengusaha kecil dan Menengah 500 orang 500 orang

12. Pengacara 10 orang -

13. Notaris 10 orang -

14. Tukang Kusuk 6 orang 6 orang

15. Seniman/ Artis 10 orang -

16. Karyawan Swasta 1.500 orang 1.200 orang

17. Karyawan Perusahaan Pemerintah 300 orang 400 orang

18. Wiraswasta 2.000 orang 1.500 orang

19. Belum Bekerja 1.932 orang 3.507 orang

Total 6.582 orang 7.464 orang

(16)

Dari hasil data tentang perekonomian atau pekerjaan di kelurahan Petisah

Tengah dapat disimpulkan bahwa pekerjaan terbanyak pada jenis pekerjaan

wiraswasta yaitu sebanyak 3.500 orang yang terdiri dari Pria 2.000 orang serta

Wanita 1.500 orang. Dan paling sedkit pekerjanya yaitu peternak hanya 3 orang

yang terdiri pria 3 orang dan perempuan tidak ada.

2.8. Asal Mula Sejarah Karaoke

Karaoke (berasal dari bahasa Jepang) adalah sebuah bentuk hiburan di

mana seseorang menyanyi diiringi dengan musik dan lirik yang ditunjuukan pada

sebuah layar televisi. Secara etimologis kata karaoke merupakan kata majemuk

“kara” yang berarti “kosong” (seperti dalam karate) dan “oke” yang merupakan

bentuk pendek dari “orkestra”. Karena kata majemuk ini setengah asing (inggris)

dan setengah Jepang, maka ditulis dengan aksara katakana dan bukan kanji.

Tempat karaoke yaitu gedung atau ruangan khusus untuk hiburan bernyanyi

karaoke.

Suatu malam di awal tahun 70-an, sebuah band yang biasanya mengisi

pertunjukan di sebuah bar di kota Kobe Jepang kelabakan. Pasalnya, saat akan

mentas, sang gitaris tidak juga muncul, sementara para pengunjung sudah tidak

sabar untuk menikmati hiburan. Akhirnya setelah berembuk dengan pemilik bar,

muncullah sebuah ide. Mereka tetap menghibur para pengunjung dengan

menyanyi tapi diiringi musik yang sebelumnya pernah mereka rekam. Di luar

dugaan, hal itu justru mendapatkan antusiasme yang besar dari para pengunjung.

(17)

tanpa harus membuat personil band lelah memainkan music secara

berulang-ulang.

2.9. Remaja KTV

Remaja didefinisikan sebagai periode transisi perkembangan dari masa

kanak-kanak ke masa dewasa, yang mencakup aspek biologi, kognitif, dan

perubahan sosail yang berlangsung antara usia 10-19 tahun (Santrock, 1993).

KTV dan karaoke keluarga pada umumnya merupakan tempat yang tidak

mempunyai perbedaan. KTV sesungguhnya merupakan tempat untuk karaoke

seperti biasa. Namun saat ini, beberapa kelompok remaja menjadikan KTV

sebagai tempat untuk dugem secara pribadi, karena tamu pengunjung pada room

merupakan bagian dari kelompok ataupun teman yang sama. Sehingga saat ini,

banyak remaja lebih meminati KTV di bandingkan dengan dugem di club atau

pub pada umumnya.

KTV merupakan trend yang lagi di gandrungi oleh para remaja saat ini.

KTV di anggap sebagai tempat untuk penghilang stres dan penat serta untuk

mengembalikan mood yang hilang. Selain itu KTV di jadikan tempat ajang

berkumpul dengan teman-teman, baik itu teman lama dan teman baru. KTV

dianggap tempat tongkrongan anak muda yang paling high class karena untuk

membuka satu room untuk KTV membutuhkan dana yang tidak sedikit

nominalnya bagi kantong para remaja.

Keadaan remaja yang terlibat KTV berasal dari berbagai kalangan. Ada

(18)

Dengan berbagai macam alasan remaja datang ke KTV. Ada juga remaja yang

datang ke KTV hanya untuk sekedar melepas penat, ada juga yang ikut KTV

hanya untuk menjaga teman-temannya agar teman-temannya tidak digangguin

saat berada di dalam room KTV. Saat berada di dalam tidak penting dia siapa.

Kenal atau tidak. Lakukan apa yang anda mau. Seperti penuturan Darman (21

tahun) :

“Kalau namanya udah didalam, pasrah ajalah udah. Nikmatin aja musik yang lagi dimainkan. Kalo mau minum ya minum. Gak penting kenalatau tidak.Kalau sama-sama sor yaudah jalanlah, joget sama. Kalau komunikasi bagus setelah keluar dari sini bagus lanjut berkawan. Kalau keluar dari sini kayak gadak kejadian ajalah ya pura-pura gak kenal aja”.

Dari KTV juga bisa menambah teman, karena selalu ada teman baru yang

masuk dalam list untuk menjadi teman. Meski teman baru namun jalinan yang

diciptakan sebisa mungkin menjadi pertemanan baik. Baik dalam arti teman yang

enak diajak cerita, teman yang enak diajak untuk bermain dan lain sebagainya.

Lingkungan KTV tidak selalu negatif. Jalinan pertemanan dan lingkungan yang

baik juga bisa terjalin disini. Lingkungan yang positif tergantung kepada

individunya. Baik atau buruknya lingkungan kembali kepada individu yang

melakukannya.

Teman dari KTV terdiri dari berbagai kalangan. Ada yang dari kalangan

atas, kalangan menengah dan kalangan bawah. Intinya yang penting ada uang

untuk bisa membuka room dan sering diajak KTV-an maka membuat lebih

banyak memiliki teman terutama dari kalangan KTV sendiri. Dari KTV dapat

memiliki teman dari berbagai kalangan dan tentu mendapatkan teman dengan latar

(19)

Banyaknya memiliki teman dengan latar belakang tentu membuat suasan

pertemanan semakin asyik, karena banyak memiliki teman menandakan bahwa

seseorang tersebut pandai bergaul dan ramah. Sehingga ia mampu menjalin

Gambar

Gambar 1 Peta Wilayah Petisah Tengah dan Batas-batasan Wilayah
Tabel 2
Tabel 3      Agama atau Kepercayaan
Tabel 4 Mata Pencaharian Pokok

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian yang digunakan dan dianggap sesuai dengan penelitian ini adalah studi hubungan ( interrelationship

48  ASRM   ASURANSI RAMAYANA Tbk 

[r]

Kriteria Permukiman Kumuh Bangunan Gedung Bangunan Gedung Jalan Lingkungan Jalan Lingkungan Penyediaan Air Minum Penyediaan Air Minum Drainase Lingkungan Drainase

Ketujuh, faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis teks pidato antara lain: referensi buku tata bahasa yang kurang; penguasaan kaidah yang tidak memadai; kurangnya

Apabila dalam keadaan yang sangat memaksa perkawinan di bawah umur dapat dilakukan dengan mengajukan dispensasi ke pengadilan agama yang telah ditunjuk oleh kedua orang tua dari

Sesuai dengan hasil analisis data primer, maka masing- masing instrumen yang digunakan dalam penelitian memiliki hasil uji yang menunjukkan bahwa angka cronbach