BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Penelitian ini berjudul tentang Gaya Hidup Remaja yang membahas
tentang KTV sebagai gaya hidup modern dan pergaulan remaja di kota Medan.
Penelitian ini mengkaji tentang pola perilaku remaja terhadap pergaulan dan
pengetahuan mereka tentang lingkungan sekitar mereka yang notabene nya
menuju budaya asing. Hadirnya akulturasi tidak dapat dielakkan lagi. Mudahnya
budaya asing masuk ke Indonesia dan dengan cepat diserap oleh para individu
terutama remaja. Hadirnya budaya asing mengakibatkan bergesernya budaya asli
khas Indonesia.Banyak hal yang memang harus kita perhatikan dari sudut yang
berbeda untuk kemajuan sebuah Negara, termasuk generasi muda Indonesia pada
saat ini.
Penulis memilih judul ini karena penulis cukup prihatin dengan keadaan
dan kondisi pergaulan remaja saat ini. Jika di lihat dari latar belakang, generasi-
generasi muda saat ini yang korban dari budaya permisif yang tidak terikat dengan
nilai dan norma bisa di pastikan di antaranya adalah kurangnya pendidikan agama
dari keluarga, kurangnya perhatian, kepudulian, dan kasih sayang dari keluarga,
lingkungan yang tidak mendukung, pola hidup yang terlalu bebas dan
individualisme, teman sepergaulan yang menyukai kehidupan bebas, dan
Sebagai kota yang memiliki kejayaan pada masa lalu, Medan telah tumbuh
dan berkembang menjadi kota besar, memberikan banyak alternatif bagi siapapun
yang berani, mau bekerja keras untuk meraih kesuksesan di kota ini opened city1
Salah satunya memanfaatkan waktu luang adalah mulai marak belakangan
ini adalah tempat hiburan diskotik maupun tempat karaoke yang paling sering
disebut yaitu KTV. Tempat ini memiliki daya magnet tersendiri sehingga menjadi
tempat favorit melepas penat dan menjadi tempat berkumpul bersama teman.
Didalam diskotik dipenuhi dengan hingar bingar iringan musik techno
.
Sebuah kota yang harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana, agar
penduduknya dapat hidup layak dan nyaman termasuk menggunakan waktu luang.
2
yang
membuat siapa pun yang ada didalamnya menggoyangkan tubuh mereka.
Iring-iringan lagu yang bertempo cepat dan bersuara keras membuat semakin ingin
bergoyang. Namun saat ini diskotik dapat mempengaruhi perilaku buruk.
Minuman beralkohol yang dapat membuat peminum hilang kesadaran. Efek
hilang kesadaran memicu keributan didalam room3
Kondisi remaja yang terlibat dalam pergaulan KTV ini bermacam ragam.
Tidak semua dari keluarga mapan, ada juga yang berasal dari keluarga menengah.
Tidak semua remaja yang datang ke Stroom menggunakan kenderaan seperti
mobil dan motor. Ada juga yang diantar-jemput, ada juga yang menggunakan
fasilitas ankutan Kota seperti angkot, becak, dan taksi. Pengunjung Stroom tidak . Bagi beberapa orang yang
meminum-minuman beralkohol dapat menyebabkan muntah dan perih diperut,
akibat dari perut yang tidak tahan dengan kadar alkohol yang tinggi.
1
Kota terbuka, kota yang terbuka 2
Jenis irama musik 3
hanya dari sekitar Stroom saja, namun ada juga yang datang dari beberapa tempat
lainnya.
Remaja–remaja Indonesia pada saat ini sebagai generasi muda yang
selanjutnya yang akan meneruskan cita-cita sebuah bangsa, untuk memimpin dan
mengatur sebuah Negara, haruslah memiliki kepribadian yang baik, kecerdasan
yang di landasi dengan ilmu dan wawasan yang luas, memiliki jiwa yang
semangat, pikiran terbuka dan tujuan yang baik, berbobot dan bermanfaat serta
berguan untuk kemajuan bangsa dan Negara. Sayangnya generasi muda Indonesia
pada saat ini telah banyak terjerumus pada dunia modernisasi dan westernisasi
sehingga melupakan adat ketimuran yang kita miliki yang di kenal oleh Negara
lain sebagai Negara yang menjunjung tinggi moral dan adat kesopanan tapi fakta
mengatakan lain. Generasi Indonesia saat ini mengalami krisis identitas dan
korban dari gaya hidup hedonisme barat. Semakin banyak lifestyle dari luar
Negara Indonesia yang masuk semakin tidak terkandali generasi muda Indonesia
saat ini.
Fakta yang di ambil dari beberapa sumber, sebagian generasi muda
Indonesia pada saat ini sudah mengalami kerusakan akhlak, moral, dan nilai-nilai
norma adat sopan ketimuran yang tidak di gunakan lagi oleh kita sendiri sebagai
bangsa Indonesia, menyedihkan memang mengetahui generasi muda saat ini
sungguh miris. Dari penelitian ini menunjukan, kondisi remaja generasi muda
Indonesia kita saat ini sungguh memprihatinkan4. Fakta :
12 agustus 2005, Harian Radar Yogyakarta, memberitakan di Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dari januari sampai juli
terdapat 62% remaja yang dinikahkan ternyata hamil sebelum menika.
Tepatnya, 74 calon pengantin perempuan yang akan menikah, 46 di
antaranya dalam kondisi hamil.( sumber : majalah sabili No.14 Th. XV 24
januari 2008/15 muharram 1429).
o
Kepala B2P3KS Dr. Yusnar Yusuf MA saat melaporkan hasil penelitian
ini cukup mengejutkan. Pasalnya, data tentang kehamilan tidak di khendaki alias
hamil di luar nikah dari tahun 2002-2005 angkanya meningkat signifikan. (sumber
: majalah sabili No. 14 Th XV 24 januari 2008/15 muharram 1429).2002-2005.
o
Remaja yang mengalami kehamilan tidak di khendaki terbanyak
adalah mahasiswi 59,22%.
o
Remaja yang tidak terdata status pendidikannya 21,15%.
Remaja yang berpendidikan SMU 17,70%.Secara keseluruhan,
remaja hamil di luar nikah terbesar terjadi tahun 2002( 640 kasus).
Kemudian tahun 2004 sebanyak (560 kasus) dan tahun 2005 (551
kasus).5
Kepanjangan KTV adalah Karaoke TV. Tidak terlalu berbeda jauh, tempat
KTV ini dengan karaoke keluarga pada umumnya. Susuan dari ruangan terdiri
atas satu set alat karaoke, sofa, lampu hias, meja dan furniture pada umumnya
tempat karaoke. Yang membedakan hanyalah ukuran ruangan KTV 2 kali lebih
besar dari ruangan karaoke biasa. Karaoke keluarga biasanya memiliki level-level
ruangan seperti Small, Medium, Large, bahkan sampai VIP, maka KTV juga
memiliki level ruangan yang sama.
Kita semua tahu, sebagi generasi muda Indonesia masa depan Indonesia
bergantung pada generasi muda selanjutnya yang akan maju menggantikan
generasi senior yang memang sudah waktunya menyerahkan kepemimpinan
kepada generasi-generasi muda untuk mengurus dan membenahi Negara kita
Indonesia menjadi Negara yang lebih baik, adil, jujur, dan bersih dari segala
macam keburukan-keburukan yang kotor.
KTV juga bisa karaoke seperti tempat karaoke pada umumnya. Namun
remaja Kota khususnya Kota-kota besar seperti Medan membuat tempat ini
seperti layaknya tempat disko yang hanya komunitas ataupun
kelompok-kelompok mereka sendiri. KTV menjadi hiburan yang sangat digemari oleh
remaja Kota saat ini sebagai salah satu tempat hiburan yang digemari. Globalisasi
yang tidak dapat dibendung lagi membuat budaya barat dengan mudah masuk dan
membuat budaya timur tergeser.
Banyak tempat KTV yang sering di datangi oleh para remaja seperti
Station, Jet Plane, Stroom dan sebagainya. KTV yang menjadi pusat perhatian
Kelurahan Petisah Tengah6, Kecamatan Medan Petisah. Stroom berada dilantai 3 di Selecta Building.
Komunitas yang tergabung dalam KTV bermacam-macam. Golongan
High Class yang notabenenya berkecukupa n otomatis dengan gampang untuk
open
Kantor-Kantor Pemerintah dan DPRD.Kantor Walikota
Medan terletak di Kec. Medan Petisah ini.
KTV digemari beberapa golongan tidak hanya dari remaja namun ada juga
orang dewasa yang menggemari KTV. Usia remaja yang tergabung dalam KTV
mulai dari usia 16 tahun keatas. Usia 16 tahun belum dikatakan dewasa bahkan
usia 17 masih harus didalam pengawasan orang tua karena usia remaja pada
umunya masih labil dan masih mencari jati diri mereka. Usia 16 yang sudah
mengenal KTV cukup disayangkan, namun pergaulan teman sepermainan tidak
dapat dielakkan. Fase pencarian jati diri remaja inilah remaja cenderung lebih
aktif dan terbuka dengan teman sepermainanya dan sedikit menutup diri dengan
keluarga. Padahal seharusnya dengan keluargalah harus terbuka dan menceritakan
keluh kesah yang ada diri kita.
7
6
Kecamatan Medan Petisah dengan luas wilayahnya 13,16 KM²
Kecamatan Medan Petisah adalah daerah pusat perdagangan Kota Medan, dengan penduduknya berjumlah : 67.057 jiwa (2006).
Di Kecamatan Medan Petisah ini banyak terdapat pusat-pusat perbelanjaan, pasar, pertokoan, perbankan dan show room.
Dari Kecamatan ini terdapat produk unggulan yang merupakan industri rumah tangga berupa industri dan pemasaran Bika Ambon di Jl. Majapahit Medan yang sudah sangat terkenal sebagai oleh-oleh dari Medan. Selain Bika Ambon di Kecamatan Medan Petisah ini juga terdapat industri rumah tangga lainnya seperti anyaman rotan dan konveksi pakaian jadi.
7
Open adalah istilah anak remaja sekarang untuk KTV dengan maksud membuka room(kamar) KTV.
.
Biaya untuk membuka satu kamar/room adalah ± Rp. 800.000:00. Namun
tidak hanya golongan kelas atas yang mampu membuka kamar/room KTV, ada
bawah tersebut merupakan remaja yang diajak temannya untuk ikut dalam
pergaulan ini. Beberapa remaja patungan untuk membayar kamar/room KTV,
bahkan tidak sedikit remaja yang terikut dalam pergauan bebas yang ada didalam
KTV tersebut.
Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan
bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan di tentukan pada keadaan
remaja saat ini. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi
orang tua praktisi pendidikan, ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat
adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya.
Oleh karena itu, pemahaman terhadap tumbuh kembang remaja yang menjadi
sangat penting untuk menilai keadaan remaja.
Menurut (Soetjiningsih: 2004) masa remaja merupakan masa peralihan
dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa
pubertas. Namun demikian, menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas
digunakan juga istilah adolesens (dalam bahasa inggris: adolescence). Para ahli
merumuskan istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis
baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke
masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolesens
lebih ditekankan pada perubahan psikolosial atau kematangan yang menyertai
masa pubetras.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling terkait,
berkesinambungann, dan berlangsung secara bertahap. Perkembangan merupakan
diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga remaja tersebut dapat berespons dengan
baik dalam menghadapi rangsangan-rangsangan dari luar dirinya.
Secara psikologi masa remaja merupakan masa labil. Mereka lebih
mengikuti perkembangan zaman yang menjadi tren masa kini. Didalam masa
remaja ada empat perubahan besar yang terjadi dalam remaja, yaitu : perubahan
emosi, peran guna mencari jati diri, minat, dan pola perilaku. Remaja8
Suka atau tidak suka, remaja adalah manusia yang mengalami tekanan
dengan adanya benturan antara dorongan biologis dengan tata nilai yang coba
ditanamkan oleh orang tua dan masyarakatnya. Tekanan ini makin besar karena
usia remaja adalah juga usia ketika seseorang ingin menampilkan identitas diri
yang berbeda dengan orang lain, termasuk orang tuanya, dan sedang berusaha
untuk mandiri termasuk mencoba membebaskan diri dari segala tatanan yang ia
anggap mengekang kemerdekaannya. Perilaku menyimpang yang bersifat
menyerempet bahaya adalah salah satu bentuk dari rasa ingin mandiri dan diakui
kehadirannya sebagai seorang individu yang merdeka. Termasuk didalamnya
adalah perilaku seksual yang tidak sesuai dengan tata nilai sosial. Tidak jarang merupakan
kelompok yang paling mudah untuk terbawa arus dengan kondisi disekelilingnya.
Keberadaan mereka yang umumnya tumbuh dilingkungan yang kurang
memperhatikan mereka membuat remaja cenderung mengaktualisasikan dirinya
kedalam bentuk perilaku menyimpang sebagai wujud ekspresi diri mereka.
Banyaknya remaja-remaja yang broken home mencari pelampiasan dengan
craa-cara negatif.
8
dorongan teman sebaya (diejek tidak gaul, tidak jantan, cemen, dan istilah lain
yang menyatakan penakut) membuat seseorang remaja berani berperilaku
menyerempet bahaya. Tetapi pacuan untuk melakukan hubungan seks sebelum
menikah tidak hanya datang dari teman-teman. Perkembangan hormonal yang
normal dipacu juga oleh paparan dari media massa, yang makin menundang rasa
ingin tahu remaja serta keinginan untuk bereksperimen dalam aktivitas seksual.
Dekade Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perempuan (The United
Nations Decades for Woman), yang digelar sejak 1975 memfokuskan pada media
sebagai institusi kunci dalam meningkatkan kesetaraan dan pembangunan
perempuan, dan pada Platform Beijing untuk Aksi (Beijing Platform for Action,
1995), media dimasukkan sebagai salah satu wilayah perhatian yang penting
(Critical Areas of Concern). Namun, selama masa yang penting itu, media
diharapkan meliput isi-isi dan kesetaraan gender, tanpa langkah nyata yang
diambil untuk “melahirkan” (engender) media tersebut. Disini kita juga melihat
sejarah ketidakadilan, ketidaksetaraan dan perubahan sosial berjalan beriringan
dalam realitas media dan realitas kehidupan sehari-hari. Kendali atas kreasi dan
produksi citra media juga berada dalam genggalam laki-laki (Croteau dan Hoynes,
1997: 147-148).
Belakangan ini santer sebuah fenomena baru dengan istilah Cabe-cabean
atau Terong-terongan. Istilah tersebut hadir dan dengan cepat menyebar keseluruh
lapisan masyarakat. Sampai saat ini belum jelas siapa penemu istilah tersebut.
Dari waktu ke waktu selalu muncul istilah baru. Banyak istilah atau pun sebutan
untuk remaja putri yang senang keluar malam dan nongkrong di balapan liar
dengan dandanan menor, berpakaian seronok yang berlebihan tanpa melihat
situasi dan kondisi dimana tempatnya berada. Sedangkan istilah Terong-terongan
untuk remaja laki-laki yang tergolong alay atau jamet yang sangat mengganggu
sekali. Terong-terongan (cowok belia) juga dipakai sebagai panggilan remaja
berperilaku berisiko.
Media dianggap sebagai agen sosialisasi gender yang penting dalam
keluarga dan masyarakat. Media mengungkapkan kepada kita tentang peran dari
berbagai sudut tertentu. Media menentukan dan mengukuhkan ideologi, “sistem
kepercayaan”, atau “pandangan dunia” tertentu (Galliano,2003:286). Tidak dapat
dipungkiri faktor media memberikan tontonan yang tidak banyak memberikan
tuntunan yang mendidik dan membangun. Khususnya pada segmen remaja. Gaya
hidup yang diperlihatkan dalam sinetron, FTV (film televisi) dan drama impor
sedikit banyak mempengaruhi remaja kita untuk menirunya.
Media sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Baik media cetak
atapun elektronik. Media sebagai alat penghubung yang akurat. Melalui media
kita dapat mengetahui apa yang sedang terjadi diberbagai belahan dunia baik itu
dalam bidang pendidikan, medis, kesenian maupun hiburan. Media juga
mempermudah proses hadirnya Globalisasi dan dengan cepat dapat diserap oleh
yang melihatnya.
Melalui media elektronik televisi dan internet sebagai contoh seperti
televisi, yang memperlihatkan beberapa adegan atau film yang menunjukan
iconyang sedemikian rupa sehingga menjadikan fashion yang mudah ditiru oleh
lapisan masyarakat. Tidak hanya dari budaya, televisi juga menyampaikan
informasi dengan sangat cepat. Pengetahuan yang diperoleh dari televisi untuk
saat ini tidak seimbang dengan hiburan yang ditampilkan. Acara hiburan lebih
menonjol dibandingkan dengan acara pendidikan yang diperlihatkan.
Menurut Julia T. Wood (2003), dalam Gendered Lives, mulai dari kartun
anak-anak hingga pornografi, media memperngaruhi bagaimana kita memahami
laki-laki dan perempuan umumnya dan diri kita dan orang lain khususnya. Media
juga membentuk pandangan kita mengenai apa yang normal dan benar dalam
hubungan antara perempuan dan laki-laki. Secara historis, media telah
mempresentasikan baik perempuan maupun laki-laki dalam cara-cara yang sangat
bersifat stereotipe.
Menurut Koentjaningrat, kepribadian manusia bermacam-macam.
Dorongan naluri manusia untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia.
Dorongan ini memang merupakan landasan biologis dari kehidupan masyarakat
manusia sebagai makhluk sosial, dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.
Dorongan ini merupakan sumber dari adanya bermacam-macam kebudayaan di
antara manusia, dengan adanya dorongan ini manusia mengembangkan adat yang
memaksanya untuk menyesuaikan diri dengan manusia sekitarnya. Dengan
adanya dorongan naluri untuk bergaul atau berinteraksi inilah yang
mengakibatkan dorongan untuk meniru tingkah laku teman sepermainanya. Dua
faktor inilah yang nyata dapat mengakibatkan perubahan budaya. Dengan adanya
Dengan adanya Globalisasi yang tidak dapat dibendung,
kebebasan-kebebasan ekspresi pada umumnya masa remaja rentan melakukan berbagai
perilaku menyimpang seperti pelecehan seksual dan kemerosotan nilai moral pada
masyarakatnya kita saat ini. Peran keluarga sangat penting dalam tumbuh dan
kembang anak. Orang tua harus bisa merangkul anak-anak mereka, diluar peran
sebagai orang tua yang perannya mendidik dan mengasuh anak, kedua orang tua
harus bisa berperan sebagai teman atau sahabat bagi anak. Jarak yang dekat antara
orang tua dan anak yang dalam artinya orang tua dan anak harus saling terbuka
dalam beberapa masalah yang tidak dapat diberikan secara formal oleh guru atau
sekolah.
Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam perkembangan anak, karena
orang tualah yang memiliki hak dan peran yang penting untuk membuat
perkembangan anak. Hubungan dan komunikasi anak dengan orang tua yang baik
dapat mengetahui apa yang sedang terjadi dengan si anak tentang sekolah, teman
sepermainan, dan tentang lawan jenis mereka. Dengan hal demikian orang tua
dapat menyampaikan dengan jelas tentang beberapa pergaulan yang boleh dan
tidak boleh dilakukan dan sebab dan akibat dari beberapa pergaulan yang ada
disekeliling anak.
Kalangan orang tua pada umumnya cenderung melihat perkembangan ini
secara negatif dan mengatakan bahwa kaum muda sekarang mengalami dekadensi
moral. Tapi orang tua yang tidak memberikan jalan keluar bagi remaja untuk
menghadapi dan mengatasi masa krisis ini. Di sisi lain banyak kalangan orang
mendapatkan keuntungan ekonomis yang besar dengan menawarkan berbagai
kesenangan dan produk konsumentif yang dikaitkan dengan aktivitas seksual
remaja.
Dalam penelitian ini tampak betapa sedikit pengetahuan atau informasi
akurat yang diterima sebagian besar orang mengenai hal-hal seksual, ada
responden yang mengatakan belajar tentang hal seksual. Ada responden yang
mengatakan belajar tentang hal seksual melalui pengalaman sendiri atau
mendengar dari teman-teman sebaya. Beberapa pendatang dari jakarta
menyatakan pernah memperoleh pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja
dari sekolah, sedangkan peserta lain mengatakan menerima pengajaran
sekedarnya tentang proses konsepsi dari kakaknya ketika pertama kali mengalami
menstruasi. Ada pula yang memperoleh pengetahuan secara tidak sengaja dengan
mengamati langsung kejadian hubungan seksual. Beberapa penelitian lain
menemukan bahwa biasanya pengetahuan tentang hal seksual pertama kali
diperoleh dari teman sebaya, buku, media, film, televisi, musik, melalui saudara
(kakak atau adik), guru dan ada juga yang pertama kali tahu mengenai hal-hal
seksual karena melihat orang tua mereka melakukan hubungan seksual.
Tidak hanya minum-minuman beralkohol, merokok, dan seks bebas,
narkoba juga tidak luput dalam lingkaran pergaulan remaja masa kini karena
gampangnya mendapatkan narkoba membuat semakin banyak korban dari barang
haram tersebut kemudian efek dari narkoba sangat berdampak negatif. Remaja
adalah kelompok yang paling gampang untuk dipengaruhi dalam hal penggunaan
kemudian kurangnya informasi yang benar dan akurat serta lingkungan yang
kurang baik menjadikan penyimpangan terjadi.
Minimnnya perhatian dari orang tua sebagai orang terdekat dalam tumbuh
dan berkembang seorang anak yang beranjak dewasa pada umumnya, membuat
remaja mencari tahu sendiri tentang apa yang ingin mereka ketahui. Sulitnya
ekonomi membuat orang tua harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehingga mengakibatkan waktu orang tua menjadi berkurang bahkan orang
tua dan anak sama sekali tidak memiliki waktu untuk saling bercerita antara orang
tua dan anak maka dari itu orang tua memiliki peran penting dalam tumbuh dan
berkembannya seorang anak. Pendidikan yang formal maupun nonformal harus
diberikan orang tua kepada agar anak mendapatkan informasi yang baik dan
benar.
Pada dasaranya tujuan pendidikan seksualitas9
• Mereka tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah karena
mengetahui resiko yang dapat mereka hadapi.
adalah untuk membekali
para remaja dalam menghadapi gejolak biologisnya, agar:
• Seandainya mereka tetap melakukannya juga (tidak semua orang
dapat dicegah agar tidak melakukannya), mereka dapat mencegah resiko
buruk yang dapat terjadi.
9
• Jika resiko tetap terjadi juga, mereka akan menghadapinya secara
bertanggung jawab.
Pendidikan seksualitas adalah suatu kegiatan pendidikan, yang berusaha untuk
memberikan pengetahuan agar mereka dapat mengubah perilau seksualnya ke
arah yang lebih bertanggung jawab.
1.2. Tinjauan Pustaka
Psikolog Sani B. Hermawan, Psi dari Lembaga Konsultasi Psikologi Daya
Insasimengatakan ada 7 modal awal sebelum memberikan pendidikan seks pada
anak, yakni :
1. Luangkan waktu untuk berdialog.
2. Miliki sikap terbuka informatif, dan yakinlah bahwa apa yang kita
berikan penting bagi anak-anak.
3. Siapkan materi dan penyampaian yang sesuai, serta gunakan istilah
ilmiah untuk menghindari kesalahpahaman penyebutan.
4. Gunakan media atau alat bantu seperti buku atau gambar anatomi.
5. Membekali diri dengan wawasan yang cukup.
6. Meyakinkan diri bahwa pendidikan seks penting dan bermanfaat.
7. Mendiskusikan kepada ahli jika ragu atau bingung.
Masa remaja juga merupakan masa transisi emosional, yang ditandai
dengan perubahan dalam cara melihat dirinya sendiri. Sebagai remaja dewasa,
intelektual dan kognitif juga mengalami perubahan, yaitu dengan merasa lebih
untuk memahami kepribadian mereka sendiri dan berperilaku menurut cara
mereka.
Transisi sosial yang dialami oleh remaja ditunjukkan dengan adanya
perubahan hubungan sosial. Salah satunya hal yang penting dalam perubahan
sosial pada remaja adalah mengingkatnya waktu untuk berhubungan dengan
rekan-rekan mereka, serta lebih intens dan akrab dengan lawan jenis.
Lingkungan merupakan tempat yang sangat berpengaruh penting untuk
tumbuh dan kembangnya seseorang. Lingkungan yang sehat penuh dengan
pengawasan dan perhatian serta kasih sayang yang baik dapat membuat seseorang
tumbuh dengan perilaku yang baik, sopan santun dan bertanggung jawab.
Sebaliknya, lingkungan yang tidak baik tanpa adanya pengawasan dan kasih
sayang membuat seseorang menjadi kurang perhatian dan tidak bertanggung
jawab serta berperilaku yang buruk. Lingkungan adalah tempat dimana seseorang
melihat apa yang dia lihat dan mendengar apa yang dia dengar, tanpa mengetahui
baik ataupun buruk yang dilakukan tersebut. Sebab, apa yang dilihat dan didengar
merupakan perbuatan yang wajar.
Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan
tahap perkembangannya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap tumbuh kembang
remaja menjadi sangat penting untuk menilai keadaan remaja. Selama masa
penyesuaian remaja tidak senang terhadap kritik-kritik orang dewasa, terutama
bila diperintah agar mengambil sikap tertentu, sementara orangtua sendiri
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang spesial, karena pada saat
tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan
fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas. Perubahan pada masa remaja
akan memengaruhi kebutuhan, absorpsi, serta cara penggunaan zat gizi. Hal ini
disertai dengan pembesaran organ dan jaringan tubuh yang cepat. Perubahan
hormon yang menyertai pubertas juga menyebabkan banyak perubahan fisiologis
yang memengaruhi kebutuhan gizi pada remaja.
Pertumbuhan yang pesat dan masa pubertas pada remaja tergantung pada
tergantung pada berat dan komposisi tubuh seseorang. Ini menunjukkan bahwa
status gizi memegang peranan penting dalam menentukan status kematangan
fisiologis seseorang. Status gizi dibawah normal atau adanya penyakit kronis
dapat menghambat pubertas.
Masa remaja atau adolescence (Mayo, 1986) adalah masa yang penting
dalam hidup remaja, masa yang indah, masa dimana manusia mampu mencatat
dan mengumpulkan kebenaran-kebenaran fundamental tertentu untuk belajar
mengenal dan memiliki nilai-nilai fundamental dan lain-lain kemudian dalam
masa remaja perlu diletakkan dasar yang kuat untuk pembentukan watak.
Dorongan seksual berkaitan dengan gairah seseorang. Tidak banyak
berbeda dengan teori mengenai makna dan kontruksi seksualitas, dorongan
seksual itu sendiri juga dikontruksikan dalam sejarah dan kebudayaan dalam
kapasitas kelembagaan (Vance, 1991:875-884). Secara tradisional dorongan
seksual diasumsikan bersifat alamiah, terjadi dengan sendirinya, heteroseksual
(Gagnon dan Parker, 1994). Kini diperdebatkan bahwa tidak ada yang alamiah
dan nyata mengenai hubungan seksual. Ada orang yang tidak ingin melakukannya
dan tidak pernah melakukanya, atau ada orang yang pernah melakukannya, tidak
menyukainya, dan tidak ingin mengulanginya kembali.
Dorongan seksual tidak datang dengan sendirinya, melainkan merupakan
suatu proses menciptakan sesuatu dorongan seksual dapat timbul oleh gabungan
antara kenangan, gairah, dan fantasi seksual. Ada pendapat yang menyebutkan
bahwa dasar pemikiran yang menjembatani dorongan seksual dengan lingkup
sosial adalah Pertama dengan siapa kita berinteraksi/status orang lain yang sedang
berinteraksi bersama kita; waktu dan tempat kita melakukan interaksi; apa yang
kita lakukan dalam interaksi tersebut dan tujuan melakukan interaksi. Kedua,
lakon dorongan seksual dapat diperankan pada kesempatan yang akan datang,
yaitu apa yang akan kita lakukan secara seksual; narasi yang kita ciptakan dan
komposisi beberapa aktor yang akan kita libatkan, serta tindakan dan konteks
yang sesuai dengan tujuan seksual kita. Ketiga, lakon seksual dapat dijadikan
sebagai sebuah karangan untuk memanggil kembali kenangan yang sudah lalu;
siapa yang berada disana pada saat itu, kapan dan bagaimana peristiwa seksual itu
terjadi dan apa yang akan kita lakukan serta mengapa kita melakukannya (Danon,
Blate dan Kimmel, 1994).
Seks sebelum menikah dan gonta-ganti pasangan di kalangan orang muda
akan terus meningkat di negara-negara Asia. Fenomena ini akan sulit diteliti
karena sebagian besar pejabat pemerintah dan kelompok agama di Asia cenderung
mengungkapkan kegagalan mereka dalam “memelihara moral-moral agama dan
sosial”. Dengan meningkatnya hubungan seks pranikah dikalangan remaja, maka
kasus kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, dan penularan penyakit seksual
dikalangan remaja juga akan merebak.
Kita hidup dalam dunia kehidupan yang sarat dengan artefak, tanda, dan
teks-teks budaya populer dan budaya yang dimediakan secara massa (budaya
massa) via media massa.10
Ditegaskan Keller (1995), budaya media telah muncul dalam bentuk citra,
bunyi, dan tontonan yang membantu membangun struktur kehidupan sehari-hari,
mendominasi waktu luang, membentuk pandangan politik dan perilaku sosial, dan
menyedikan bahan bagi orang-orang untuk membangun identitas-identitas. Tanpa disadari, budaya populer telah menjadi bagian
dari hidup kita. Seperti ikan dengan air. Sebagian memori, imajinasi, dan impian
masa kecil dan remaja kita sedikit-banyak dibangun lewat apa yang kita baca,
lihat dan dengar, atau yang kita serap dan teks-teks media dan populer. Budaya
populer telah ikut membangun apa yang disebut Raymond Williams (1977)
sebagai “structures of feeling”, emosi kita. Ia mengisi kehidupan kita dan
diekspresikan oleh anggota budaya lewat komunikasi rutin sehari-hari. Ia
merupakan hal yang krusikan bagi pembentikan: “Siapa saya?” atau “Siapa kita?”
Kita juga ingin tahu, “Bagiamana kita merasa?” (Luli, 2000).
10
Meski tidak semua budaya populer terkait dengan media massa, namun terdapat hubungan timbal-balik di antara keduanya. Keduanya, media massa melibatkan produksi berskala besar, oleh unit-unit ekonomi yang besar, untuk massa, walaupun pasar itu mungkin pula
tersegmentasi. Kini berbentuk-bentuk komersial budaya populer semakin bergantung pada pemasaran massa dan penertibatan atas basis multi-media. Mayoritas budaya populer
Namun, menurut Kellner, budaya media juga merupakan medan yang
dipertentangkan (contested terrain), di mana kelompok-kelompok sosial yang
utama dan ideologi-ideologi yang saling bersaing berjuang demi dominasi dan
individu-individu menjalani perjuangan ini melalui citra, wacana, mitos dan
tontonan budaya medis.
Kieden (1987) telah mengingatkan bahwa budaya populer sebagai
kebudayaan industri mempunyai dampak yang besar bagi negara-negara
berkembang, yang kebanyakan masih belum punya dasar industri yang kuat dan
kokoh. Ini berarti bahawa gaya hidup industrial tidak ditunjung oleh cara produksi
industrial. Ini juga berakibat pada pembangunan ekonomi yang menyedahkan,
dimana komsumsi dalam negeri malahan juga selera dan kebutuhan dalam negeri
hanya dapat dipenuhi oleh sumber-sumber luar negeri.
Dekade Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Perempuan (The United
Nations Decades for Woman), yang digelar sejak 1975 memfokuskan pada media
sebagai industri kunci dalammeningkatkan kesetaran dan pembangunan
perempuan, dan pada Platform Beijing untuk Aksi (Beijing, Platform for Action,
1995), media dimasukkan sebagai salah satu wilayah perhatian yang penting
(Critical Areas of Concern). Namun, selama masa yang panjang itu, media
diharapkan meliputi isu-isu dan kesetaraan gender, tanpa langkah nyata yang
diambil untuk “melahirkan” (engender) media massa. Di sini kita juga melihat
sejarah ketidakadilan, ketidak setaraan dan perubahan sosial berjalan beriringan
Media dianggap sebagai agen sosialisasi gender yang penting dalam
keluarga dan masyarakat. Media mengucapkan mengungkapkan kepada kita
tentang peran perempuan dan laki-laki dari sudut pandang tertentu. Media
menentukan dan mengukuhkan ideologi, “sistem kepercayaan”, dan “pandangan
dunia” tertentu (Galliano 2003:286). Media juga menanamkan kesadaran dan
mitos tertentu tentang dunia dan kehidupan. Media dengan demikian bisa menjadi
saluran mitos dan sekaligus sarana pengukuhan mitos tertentu tentang gender,
perempuan, dan laki-laki.
Menurut Julia T. Wood (2003), dalam Gendered Lives, mulai dari kartun
anak-anak hingga pornografi, media mempengaruhi bagaimana kita memahami
laki-laki dan perempuan umumnya dan diri kita dan orang lain khususnya. Media
juga membentuk pandangan kita mengenai apa yang normal dan benar dalam
hubungan antara perempuan dan lain-lain. Secara histori, media telah
mempresentasikan baik perempuan maupun laki-laki dalam cara-cara yang sangat
bersifat stereotipe.
Ketika industrialisasi mulai menyeruak ke petas sejarah kehidupan modern
dan mesin serta robot mulai menggantikan aktivitas fisik manusia, saat itu tenaga
manusia yang sudah mulai tak begitu dibutuhkan lagi dalam proses produksi.
Teknologi yang padat karya pun telah digeser oleh teknologi yang padat modal.
Melihat kondisi demikian tersebut diatas alasan penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai gaya hidup KTV sebagai gaya hidup remaja
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka perumusan masalah
dalam penelitian ini akan tertuang dalam pertanyaan penelitain berikut :
1. Bagaimana remaja bisa terlibat dalam KTV?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi remaja bergabung
dengan KTV ?
3. Bagaimana peran orang tua terhadap dalam pergaulan remaja
pelaku KTV?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan bagaimana maraknya budaya
asing yang masuk kedalam kehidupan para remaja, serta peran keluarga dan
lingkungan dalam hubungan anak dan pergaulan anak remaja. Penelitian ini juga
bertujuan untuk mengetahui apa saja yang menjadi kendala (tantangan) yang di
hadapi dalam pemahaman KTV sebagai gaya hidup modern dan pergaulan remaja
kota Medan.
Adapun manfaat penelitian yang dilakukan adalah untuk menambah literatur
dalam akademik, dan juga penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi banyak
pihak dalam melakukan riset yang terkait dengan pendidikan khususnya
pendidikan pada remaja. Tulisan ini juga diharapkan bisa menjadi suatu potret
bagi lembaga-lembaga maupun instansi-instansi yang akan melakukan pembinaan
dan memberikan pengetahuan bagi remaja khususnya memberikan informasi yang
Medan dengan baik untuk dijadikan pedoman dalam menerapkan hidup sehat dan
pergaulan yang sehat sehingga mampu memahami, mengerti, memahami,
bertanggung jawab dengan pergaulan mereka.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskripsi. Dalam
ilmu Antropologi, Etnografi bisa di gunakan sebagai tulisan maupun metode.
Etnografi sebagai suatu metode digunakan untuk mendapat data yang akurat dan
mendalam tentang studi kasus perilaku yang terjadi pada remaja Kota Medan saat
ini khususnya remaja KTV.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang terjadi
dan dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
dan lain-lain secara holistik melalui deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode kualitatif yaitu berupa pengamatan, wawancara dan studi kepustakaan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus
adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci,
memeiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber
informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari
berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.
1.5. Metode Penelitan
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskripsi. Dalam
Etnografi sebagai suatu metode digunakan untuk mendapat data yang akurat dan
mendalam tentang studi kasus perilaku yang terjadi pada remaja Kota Medan saat
ini khususnya remaja KTV.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang terjadi
dan dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
dan lain-lain secara holistik melalui deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode kualitatif yaitu berupa pengamatan, wawancara dan studi kepustakaan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus
adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci,
memeiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber
informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari
berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.
1.5.1. Teknik Observasi
Peneliti mengungkapkannative point of view11
11
Native’s point of view adalah mencoba menjelaskan fenomena-fenomena dalam masyarakat dengan sudut pandang masyarakat itu sendiri.
, bagaimana pengaruh
globalisasi terhadap remaja di Kota Medan,Penulis mengawali terlebih dahulu
dengan observasi. Dalam hal ini penulis mencoba untuk mengamati yakni dengan
mengamati tanpa ikut terlibat langsung dengan objek yang sedang diteliti. Hal ini
disebabkan, ada beberapa hal dari subjek yang diteliti yang tak dapat diperoleh
dilakukan oleh peneliti tampak masih betapa kurangnya mendapatkan
informasi-informasi yang akurat tentang seks dan pengawasan dan perhatian orangtua dalam
pergaulan remaja.
1.5.2. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara (interviewer) dengan informan (interviewee) atau
orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa menggunkaan pedoman wawancara,
dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relative
lama.
Wawancara mendalam merupakan suatu cara pengumpulan data atau
informasi dengan cara bertatap muka atau berkomunikasi langsung dengan
informan. Teknik wawancara di gunakan untuk mendapat keterangan dan
penjelasan yang lebih mendalam secara lisan dari informan. Wawancara yang
dilakukan dengan tanya jawab secara langsung dan terbuka, dengan menggunakan
alat bantu interview guide agar lebih fokus dan topik pembicaraan lebih terarah
sesuai dengan kajian penelitian.
Wawancara mendalam pertama penulis lakukan bersama Rere, Putri dan
Lekong. Melihat pergaulan mereka yang tidak pernah jauh dari KTV. Penulis
memulai bertanya sambil memahami semua kegiatan yang dilakukan Rere dan
Lekong. Rere dan Lekong tidak saling kenal, namun mereka memiliki kebiasaan
kerumah Rere, penulis berniat hanya ingin berkunjung saja. Namun saat penulis
datang, terlihat Rere sedang bersolek dan terlihat bingung untuk menggunakan
baju yang mana. Saat penulis tanya hendak kemanakan Rere pergi? Kemudian
Rere pun menjelaskan kepada penulis bahwa ia hendak akan pergi bersama
teman-temannya ke KTV. Sebelumnya penulis sudah tau dan pernah mendengar
soal KTV sebelumnya. Dengan Rere penulis pun memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang ingin penulis ketahui lebih luas. Rere pun menjelaskaan
bagaimana awalnya ia bisa terlibat dalam pergaulan KTV. Rere juga menceritakan
kepada penulis semua kegiatan-kegiatan yang dilakukannya pada saat di dalam
KTV bersama teman-temannya.
Lekong yang merupakan seorang penari yang sering di undang di
tempat-tempat hiburan di Medan maupun di luar Medan. Saat Lekong ada job di salah
satu hotel bintang lima di Medan, setelah selesai show Lekong bersama
teman-temannya menuju ke Selecta Building dan langsung menuju ke lantai 3, dan benar
saja Lekong beserta teman-temannya membuka sebuah room, Lekong
menjelaskan bahwa terkadang saat setelah show Lekong beserta teman-temannya
langsung mencari hiburan untuk menghilangkan letih setelah tampil menari. Salah
satu tempat yang menjadi favorit Lekong dan teman-temannya untuk
menghilangkan letih dan penat adalah KTV.
Wawancara mendalam juga penulis lakukan kepada Mawar. Jika Mawar
akan pergi bersama teman-temannya, maka penulis pun datang ke rumah Mawar
untuk melihat persiapannya untuk hendak pergi. Mawar sering KTV bersama
sering pergi ke KTV bersama teman-temannya. Mawar tidak pernah bilang
kepada orang tuanya jika ia pergi ke KTV. Jika hendak keluar dari rumah, Mawar
selalu beralasan kepada orang tuanya hanya keluar untuk makan dan nongkrong
bersama teman-temannya.
1.5.3. Snowball
Snowball sampling adalah cara yang efektif untuk membangun kerangka
pengambilan sampel yang mendalam, dalam populasi yang relatif kecil, yang
masing-masing orang cenderung melakukan hubungan satu dan lainnya. Dalam
pengambilan sampel ini, peneliti menentukan satu atau lebih individu atau tokoh
kunci dan meminta dia atau mereka untuk menyebut orang-orang lain yang pada
gilirannya dapat ditemui (Bernard 1994: 97). Oleh karena itu, pengambilan
sampel demikian sangat berguna untuk studi jaringan sosial, di mana obyeknya
adalah menemukan orang-orang yang dikenal individu atau tokoh kunci dan
bagaimana mereka saling mengenal. Pengambilan sampel demikian sangat
bermanfaat dalam studi populasi kecil, terikat, atau populasi yang unik, seperti
para anggota kelompok elit, para wanita karir, tokoh politik, tokoh keagamaan,
kelompok migran, kelompok kesukuan, atau suatu komunitas lebih kecil seperti
sebuah dusun, sebuah kota kecil. Menemui dan mewawancarai seseorang secara
mendalam, kemudian meminta orang tersebut menyebutkan orang lain dalam
jaringannya adalah lazim di lakukan dalam penelitian dengan pengambilan sampel
Wawancara tersebut akan dilakukan dengan informan yang dipilih secara
snowball sampling. Penulis berusaha menjalin rapport dengan informan.
Snowball sampling merupakan salah satu metode dalam pengambilan sample dari
suatu populasi. Dimana snowball sampling ini adalah termasuk dalam teknik
non-probability sampling (sample dengan probabilitas yang tidak sama). Untuk
metode pengambilan sample seperti ini khusus digunakan untuk data-data yang
bersifat komunitas dari subjektif responden/sample, atau dengan kata lain oblek
sample yang kita inginkan sangat langka dan bersifat mengelompok pada suatu
himpunan. Dengan kata lain snowball sampling metode pengambilan sampel
dengan secara berantai (multi level).
Wawancara mendalam yang peneliti dapat adalah narasumber yang
pertama bernama Rere (nama samaran) 22 tahunmenyatakan baginya KTV adalah
sebagai penunjukan identitas, dimana dia bisa menjadi dirinya sendiri. Dengan
KTV dia menghilangkan kepenatan akan rutinitasnya sebagai mahasiswa yang
dipenuhi dengan tugas-tugas kuliah dan rutiniitas kuliah lainnya. Melalui Rere
peneniliti memperoleh informan bernama Oky (nama samaran) 23 tahun
menurutnya dengan KTV dia bisa mendapatkan teman baru dan bisa mencari
pacar baru. Temannya bertambah saat KTV, setiap minggu Oky mendapatkan
teman baru. KTV sangat berpengaruh unuk Oky. Selaku orang ibu Indah (50
tahun) dia tidak mengetahui kalau anaknya Mawar sering keluar untuk KTV.
Namun dia mengatakan Mawar setiap Sabtu siang sudah bersiap pergi dengan
ibunya. Mawar mengatakan keluar untuk jalan-jalan dan sekedar makan dan
nongkrong saja.
Dilapangan penelitian informan bertemu dengan Rere (nama samaran) 22
tahun. Rere tidak kuliah dan tidak bekerja, namun Rere selalu bisa mengikuti
trendyang lagi up to date. Rere menjelaskan kepada penulis bahwa ia memiliki
pekerjaan yang cukup membuat penulis shock. Rere menceritakan tentang semua
pekerjaannya kepada penulis. Rere menjelaskan bahwa dari KTV lah awal
pekerjaannya. Rere menjadi Wanita Tuna Susila (WTS). Ia menjelaskan tentang
KTV secara rinci kepada penulis, agar penulis dapat mengerti dengan jelas
tentang KTV. Dari Rere jugalah penulis bertemu dengan Yeyen (nama samaran)
Putri (nama samaran), Anggrek (nama samaran), Bunga (nama samaran) dan
Melati (nama samaran). Dari merekalah penulis banyak mengetahui tentang KTV
dengan pendapat dan alasan yang berbeda-beda tentang KTV bagi mereka.
Tidak cukup dengan enam narasumber yang sudah penulis dapat, penulis
pun menghubungi Lekong yang merupakan teman pada masa SMA (Sekolah
Menengah Atas). Lekong juga menjelaskan tentang KTV dan berbagai
pengalamannya saat KTV, Lekong juga mengenalkan penulis dengan
teman-temannya yaitu Budi, Oky, dan Darman. Teman-teman Lekong tersebut juga
menjelasakan dan menceritakan kegiatan serta apa yang mereka suka dari KTV.
Tidak pas rasanya jika penulis hanya mencari informasi dari para remaja
KTV ini, sehingga penulis memutuskan untuk ingin mengetahui dan mencari
informasi yang lebih lengkap dan dengan pengetahuan orang tua dalam
tumbuh kembang anaknya. Orang tua harus mengetahui kegiatan dan lingkungan
seperti apa dan bagaimana pergaulan di sekitar anak mereka, oleh sebab itu orang
tua harus memiliki hubungan yang baik dan terbuka kepada anak sehingga anak
lebih nyaman dan terbuka menceritakan tentang kegiatan lingkungan disekitar
pergaulannya.
1.5.4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di Jalan Listrik, Kecamatan Medan Petisah, kota
Medan Provinsi Sumatera Utara, yaitu KTV Stroom yang berada di lantai 3
Selecta Building. Selecta Building terdiri dari beberapa kantor seperti kantor
Grapari Terlkomsel dan kantor asuransi Prudential. Kecamatan Medan Petisah
terletak di Pusat Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia, sebalah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Medan Barat, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan
Baru, Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat. Sebagai
informasi bagi investor dan masyarakat pada Kecamatan Medan Petisah ini
terdapat :Museum Bukit Barisan, terletak di Jl. KH. Zainul Arifin, merupakan
museum yang menyimpan benda- benda sejarah perjuangan ABRI dan Rakyat di
Sumatera Utara, seperti senjata, obat-obatan, seragam dan pakaian pada waktu
Perang KemerdekaanIndonesia, TuguSisterCity., Hotel Best Western (Bintang 4),
Tempat Rekreasi Taman Ria, Lapangan Benteng, Stadion Sepak Bola Kebun
1.6. Pengalaman Penelitian
Penelitian ini dimulai pada 26 April 2014. Hari itu penulis mendengar
secara tidak sengaja percakapan adik-adik SMK saat magang. Tiwi (17 tahun)
bercerita bahwa sepulang dari magang dia akan pergi ke MW. Penulis fikir MW
adalah singkatan Merdeka Walk yaitu tempat makan dan nongkrongnya
anak-anak gaul Medan. Berhubung sudah tidak ada kerjaan penulis memutuskan untuk
bergabung dengan adik-adik SMK tersebut. Lagi seru cerita tiba-tiba Tiwi
bertanya kepada penulis, “Kakak suka KTV?” penulis langsung menjawab,
“Tidak. Kakak tidak suka KTV”. Setelah mendengarkan jawaban dari penulis,
Tiwi langsung meneruskan ceritanya tadi, penulis pun ikut mendengarkannya.
Ternyata MW itu bukan MW yang penulis kira. Setelah mendengar Tiwi baru
penulis tau, bahwa MW yang Tiwi maksud adalah tempat KTV. Mendengar cerita
Tiwi penulis penasaran dan penulis memilih mengetahui lebih dalam tentang KTV
dan pengetahuan seks bagi remaja Kota Medan.
Pertama penulis cerita tentang KTV kepada abang penulis. Dari itu abang
penulis pun mengajak pergi ke KTV agar mengetahui dunia KTV lebih dalam
seperti apa. Beberapa gambaran yang tersimpan di memori penulis karena
mendengarkan cerita-cerita teman, sehingga dapat membayangkan bagaimana
kondisi KTV tersebut.
Sebelumnya penulis pernah di ajak oleh abang sepupu penulis untuk masuk
ke dalam KTV. “bang Irvan” membukakan room untuk penulis. Penulis dengan
sepupu-sepupu pergi ke KTV Stroom, yang berada di Selecta Building. Karena
saja yang terjadi di KTV itu. Saat sampai di sana penulis memerhatikan situasi di
dalamnya. Ruangan yang penuh dengan peredam suara, karena musik yang di
pasang sangat kuat agar tidak terdengar sampai keluar. Peredam suara dipasang di
dinding dan pintu yang ada di dalam ruangan. Di pintu depan terdapat pintu
menuju ke kamar mandi, dengan peredam suara juga tentunya. Lokasi yang di
ceritakan oleh teman-teman penulis yang hobi KTV sama persis dengan keadaan
yang ada di dalam KTV. Saat tiba di room pelayan menawarkan beberapa
minuman dan snack. Bang Irvan memiilihkan miuman air mineral. Kata Bang
Irvan, “kalaupun ada teman yang ngajak untuk ke sini (KTV) jangan mau nerima
minum sembarangan. Ini abang pesankan air mineral buat kalian (penulis dan
sepupu penulis yang perempuan). Kalau bisa jangan lagi datang ke sini kalau
diajak teman jangan mau, apalagi sama orang yang baru dikenal”..
Bisa di bayangkan jika di dalam KTV dengan orang yang tidak dikenal dan
dengan orang yang berniat jahat. Abang sepupu penulis menjelaskan bahwa
tempat KTV ini berbahaya, karena kita tidak tau mana teman dan mana lawan saat
berada di dalam. Banyak kejadian yang tidak diinginkan terjadi disini. Karena
keadaan di dalam yang gelap dengan hanya lampu disco12
Kondisi medan yang menyulitkan penulis, karena tidak mungkin penulis
sendiri datang untuk meneliti tentang KTV, sehingga dosen pembimbing dan . Pengaruh alkohol
merupakan pemicu terbesar terjadinya kejadian yang tidak di inginkan salah
penguji penulis menyarankan untuk mengganti fokus pembahasan dengan menjadi
kepada pelaku KTV.
Dengan rasa ingin tau penulis mendatangi teman penulis bernama Rere
(nama samaran) 22 tahun. . Biasanya hari Sabtu begini Rere akan pergi untuk
KTV, karena diajak oleh teman-temannya. Menurut beberapa teman penulis yang
sering ke KTV bersama dengan Rere, mengatakan bahwa joged Rere merupakan
joged yang paling mantap. Penulis pun mulai mewawancarai Rere, tentang KTV.
Rere pun menjelaskan panjang lebar perihal KTV, sebelumnya Rere sudah
menjelaskan secara garis besar tentang KTV,dan ia bersedia menjadi informan
penulis. Setiap weekend Rere selalu pergi KTV. Sulitnya adalah menyesuaikan
jadwal penulis dan Rere. Dimana waktu kosong yang dimiliki penulis dan Rere
tidak sama, sehingga tidak jarang penulis dan Rere berkomunikasi dan untuk
mendapatkan informasi dari chat maupun via telepon, agar dapat bertemu.
Untuk mendapatkan informasi detail tentang KTV, penulis harus sering
bertemu dengan Rere, karena Rere merupakan informan kunci penulis untuk
mendapatkan data tentang KTV. Saat bertemu dengan Rere di rumahnya, ibu
Indah (nama samaran) meceritakan tentang Rere dengan penulis:
Ibu Mita (50 thn) menuturkan bahwa setiap akhir pekan Rere pergi dengan
teman-temannya. Secara lengkap Ibu Mita mengatakan :
Ibunda Rere merupakan single parent13
Kejadian lucu saat penulis KTV dengan sepupu-sepupu, teman Bang Irvan,
Sari (nama samaran) 21 tahun, tengah mabuk karena di berikan Jack Daniel ibunyalahyang mengurus Rere dan
kedua adiknya. Dengan pernyataan ibu Indah tadi penulis dapat menyimpulkan
bahwa Rere selalu mengutamakan pergaulan dari pada waktunya bersama
keluarga.
14
Berawal dari rasa ingin tau tentang gaya hidup remaja saat ini, terutama
remaja kota Medan yang saat ini. Dengan bertanya dengan teman-teman penulis .
Sari diberikan minum secara terus-terusan sehingga mengakibatkan Sari mabuk.
Dengan keadaan mabuk Sari berjoged dengan riang dan sampai tergeletak
dilantai, dari luar pintu Heren (22 tahun) membuka pintu dan “ppraakk!!” kepala
Sari yang tergeletak didekat pintu pun terhantam lumayan keras. Namun dengan
keadaan mabuk Sari tidak terlalu merasakan sakitnya. Penulis dan Bang Irvan
membangunkan Sari. Kami saja yang menyaksikan kepala Sari terhantam dengan
keras bisa merasakan betapa sakitnya kepala Sari.
Bagi remaja saat ini KTV merupakan hiburan yang menjadi andalan dan
bisa digunakan untuk menunjukkan popularitas bahwa dengan hiburan KTV dapat
menaikkan kelas sosial seseorang dengan hiburan KTV seseorang merasa bisa
memiliki teman yang banyak dari KTV.
13
Orangtua tunggal, baik ibu atau ayah yang mengurus anaknya sendiri karena bercerai dengan pasangan atau ditinggal meninggal dunia.
14
yang menjadi penikmat dan pelaku KTV memberikan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak diketahui oleh penulis. Pergaulan remaja saat ini mengarah
kepada kehidupan budaya Barat.
Dengan beberapa metode penelitian yang akan penulis gunakan agar
mendapatkan informasi yang akurat dan detail, maka penulis harus bisa menjalin
rapot yang baik dengan para narasumber, agar narasumber memberikan informasi
yang dibutuhkan oleh penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
KTV menjadi salah satu hiburan yang di idolakan oleh beberapa remaja.
Suara musik techno yang keras membuat siapapun yang ada didalam berjoged
dengan asyiknya. Bang Irvan mengajak penulis KTV karena untuk mengetahui
KTV secara dekat dan memahami jika KTV tidak bersama dengan orang yang di
kenal dekat takut akan terjadi hal yang tidak di iginkan. Mengingat lokasi KTV