• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Hidup Remaja (Studi Kasus Gaya Hidup Remaja KTV di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gaya Hidup Remaja (Studi Kasus Gaya Hidup Remaja KTV di Kota Medan"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini berjudul tentang Gaya Hidup Remaja yang membahas

tentang KTV sebagai gaya hidup modern dan pergaulan remaja di kota Medan.

Penelitian ini mengkaji tentang pola perilaku remaja terhadap pergaulan dan

pengetahuan mereka tentang lingkungan sekitar mereka yang notabene nya

menuju budaya asing. Hadirnya akulturasi tidak dapat dielakkan lagi. Mudahnya

budaya asing masuk ke Indonesia dan dengan cepat diserap oleh para individu

terutama remaja. Hadirnya budaya asing mengakibatkan bergesernya budaya asli

khas Indonesia.Banyak hal yang memang harus kita perhatikan dari sudut yang

berbeda untuk kemajuan sebuah Negara, termasuk generasi muda Indonesia pada

saat ini.

Penulis memilih judul ini karena penulis cukup prihatin dengan keadaan

dan kondisi pergaulan remaja saat ini. Jika di lihat dari latar belakang, generasi-

generasi muda saat ini yang korban dari budaya permisif yang tidak terikat dengan

nilai dan norma bisa di pastikan di antaranya adalah kurangnya pendidikan agama

dari keluarga, kurangnya perhatian, kepudulian, dan kasih sayang dari keluarga,

lingkungan yang tidak mendukung, pola hidup yang terlalu bebas dan

individualisme, teman sepergaulan yang menyukai kehidupan bebas, dan

(2)

Sebagai kota yang memiliki kejayaan pada masa lalu, Medan telah tumbuh

dan berkembang menjadi kota besar, memberikan banyak alternatif bagi siapapun

yang berani, mau bekerja keras untuk meraih kesuksesan di kota ini opened city1

Salah satunya memanfaatkan waktu luang adalah mulai marak belakangan

ini adalah tempat hiburan diskotik maupun tempat karaoke yang paling sering

disebut yaitu KTV. Tempat ini memiliki daya magnet tersendiri sehingga menjadi

tempat favorit melepas penat dan menjadi tempat berkumpul bersama teman.

Didalam diskotik dipenuhi dengan hingar bingar iringan musik techno

.

Sebuah kota yang harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana, agar

penduduknya dapat hidup layak dan nyaman termasuk menggunakan waktu luang.

2

yang

membuat siapa pun yang ada didalamnya menggoyangkan tubuh mereka.

Iring-iringan lagu yang bertempo cepat dan bersuara keras membuat semakin ingin

bergoyang. Namun saat ini diskotik dapat mempengaruhi perilaku buruk.

Minuman beralkohol yang dapat membuat peminum hilang kesadaran. Efek

hilang kesadaran memicu keributan didalam room3

Kondisi remaja yang terlibat dalam pergaulan KTV ini bermacam ragam.

Tidak semua dari keluarga mapan, ada juga yang berasal dari keluarga menengah.

Tidak semua remaja yang datang ke Stroom menggunakan kenderaan seperti

mobil dan motor. Ada juga yang diantar-jemput, ada juga yang menggunakan

fasilitas ankutan Kota seperti angkot, becak, dan taksi. Pengunjung Stroom tidak . Bagi beberapa orang yang

meminum-minuman beralkohol dapat menyebabkan muntah dan perih diperut,

akibat dari perut yang tidak tahan dengan kadar alkohol yang tinggi.

1

Kota terbuka, kota yang terbuka 2

Jenis irama musik 3

(3)

hanya dari sekitar Stroom saja, namun ada juga yang datang dari beberapa tempat

lainnya.

Remaja–remaja Indonesia pada saat ini sebagai generasi muda yang

selanjutnya yang akan meneruskan cita-cita sebuah bangsa, untuk memimpin dan

mengatur sebuah Negara, haruslah memiliki kepribadian yang baik, kecerdasan

yang di landasi dengan ilmu dan wawasan yang luas, memiliki jiwa yang

semangat, pikiran terbuka dan tujuan yang baik, berbobot dan bermanfaat serta

berguan untuk kemajuan bangsa dan Negara. Sayangnya generasi muda Indonesia

pada saat ini telah banyak terjerumus pada dunia modernisasi dan westernisasi

sehingga melupakan adat ketimuran yang kita miliki yang di kenal oleh Negara

lain sebagai Negara yang menjunjung tinggi moral dan adat kesopanan tapi fakta

mengatakan lain. Generasi Indonesia saat ini mengalami krisis identitas dan

korban dari gaya hidup hedonisme barat. Semakin banyak lifestyle dari luar

Negara Indonesia yang masuk semakin tidak terkandali generasi muda Indonesia

saat ini.

Fakta yang di ambil dari beberapa sumber, sebagian generasi muda

Indonesia pada saat ini sudah mengalami kerusakan akhlak, moral, dan nilai-nilai

norma adat sopan ketimuran yang tidak di gunakan lagi oleh kita sendiri sebagai

bangsa Indonesia, menyedihkan memang mengetahui generasi muda saat ini

(4)

sungguh miris. Dari penelitian ini menunjukan, kondisi remaja generasi muda

Indonesia kita saat ini sungguh memprihatinkan4. Fakta :

12 agustus 2005, Harian Radar Yogyakarta, memberitakan di Kabupaten

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dari januari sampai juli

terdapat 62% remaja yang dinikahkan ternyata hamil sebelum menika.

Tepatnya, 74 calon pengantin perempuan yang akan menikah, 46 di

antaranya dalam kondisi hamil.( sumber : majalah sabili No.14 Th. XV 24

januari 2008/15 muharram 1429).

o

Kepala B2P3KS Dr. Yusnar Yusuf MA saat melaporkan hasil penelitian

ini cukup mengejutkan. Pasalnya, data tentang kehamilan tidak di khendaki alias

hamil di luar nikah dari tahun 2002-2005 angkanya meningkat signifikan. (sumber

: majalah sabili No. 14 Th XV 24 januari 2008/15 muharram 1429).2002-2005.

o

Remaja yang mengalami kehamilan tidak di khendaki terbanyak

adalah mahasiswi 59,22%.

o

Remaja yang tidak terdata status pendidikannya 21,15%.

Remaja yang berpendidikan SMU 17,70%.Secara keseluruhan,

remaja hamil di luar nikah terbesar terjadi tahun 2002( 640 kasus).

Kemudian tahun 2004 sebanyak (560 kasus) dan tahun 2005 (551

kasus).5

(5)

Kepanjangan KTV adalah Karaoke TV. Tidak terlalu berbeda jauh, tempat

KTV ini dengan karaoke keluarga pada umumnya. Susuan dari ruangan terdiri

atas satu set alat karaoke, sofa, lampu hias, meja dan furniture pada umumnya

tempat karaoke. Yang membedakan hanyalah ukuran ruangan KTV 2 kali lebih

besar dari ruangan karaoke biasa. Karaoke keluarga biasanya memiliki level-level

ruangan seperti Small, Medium, Large, bahkan sampai VIP, maka KTV juga

memiliki level ruangan yang sama.

Kita semua tahu, sebagi generasi muda Indonesia masa depan Indonesia

bergantung pada generasi muda selanjutnya yang akan maju menggantikan

generasi senior yang memang sudah waktunya menyerahkan kepemimpinan

kepada generasi-generasi muda untuk mengurus dan membenahi Negara kita

Indonesia menjadi Negara yang lebih baik, adil, jujur, dan bersih dari segala

macam keburukan-keburukan yang kotor.

KTV juga bisa karaoke seperti tempat karaoke pada umumnya. Namun

remaja Kota khususnya Kota-kota besar seperti Medan membuat tempat ini

seperti layaknya tempat disko yang hanya komunitas ataupun

kelompok-kelompok mereka sendiri. KTV menjadi hiburan yang sangat digemari oleh

remaja Kota saat ini sebagai salah satu tempat hiburan yang digemari. Globalisasi

yang tidak dapat dibendung lagi membuat budaya barat dengan mudah masuk dan

membuat budaya timur tergeser.

Banyak tempat KTV yang sering di datangi oleh para remaja seperti

Station, Jet Plane, Stroom dan sebagainya. KTV yang menjadi pusat perhatian

(6)

Kelurahan Petisah Tengah6, Kecamatan Medan Petisah. Stroom berada dilantai 3 di Selecta Building.

Komunitas yang tergabung dalam KTV bermacam-macam. Golongan

High Class yang notabenenya berkecukupa n otomatis dengan gampang untuk

open

Kantor-Kantor Pemerintah dan DPRD.Kantor Walikota

Medan terletak di Kec. Medan Petisah ini.

KTV digemari beberapa golongan tidak hanya dari remaja namun ada juga

orang dewasa yang menggemari KTV. Usia remaja yang tergabung dalam KTV

mulai dari usia 16 tahun keatas. Usia 16 tahun belum dikatakan dewasa bahkan

usia 17 masih harus didalam pengawasan orang tua karena usia remaja pada

umunya masih labil dan masih mencari jati diri mereka. Usia 16 yang sudah

mengenal KTV cukup disayangkan, namun pergaulan teman sepermainan tidak

dapat dielakkan. Fase pencarian jati diri remaja inilah remaja cenderung lebih

aktif dan terbuka dengan teman sepermainanya dan sedikit menutup diri dengan

keluarga. Padahal seharusnya dengan keluargalah harus terbuka dan menceritakan

keluh kesah yang ada diri kita.

7

6

Kecamatan Medan Petisah dengan luas wilayahnya 13,16 KM²

Kecamatan Medan Petisah adalah daerah pusat perdagangan Kota Medan, dengan penduduknya berjumlah : 67.057 jiwa (2006).

Di Kecamatan Medan Petisah ini banyak terdapat pusat-pusat perbelanjaan, pasar, pertokoan, perbankan dan show room.

Dari Kecamatan ini terdapat produk unggulan yang merupakan industri rumah tangga berupa industri dan pemasaran Bika Ambon di Jl. Majapahit Medan yang sudah sangat terkenal sebagai oleh-oleh dari Medan. Selain Bika Ambon di Kecamatan Medan Petisah ini juga terdapat industri rumah tangga lainnya seperti anyaman rotan dan konveksi pakaian jadi.

7

Open adalah istilah anak remaja sekarang untuk KTV dengan maksud membuka room(kamar) KTV.

.

Biaya untuk membuka satu kamar/room adalah ± Rp. 800.000:00. Namun

tidak hanya golongan kelas atas yang mampu membuka kamar/room KTV, ada

(7)

bawah tersebut merupakan remaja yang diajak temannya untuk ikut dalam

pergaulan ini. Beberapa remaja patungan untuk membayar kamar/room KTV,

bahkan tidak sedikit remaja yang terikut dalam pergauan bebas yang ada didalam

KTV tersebut.

Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan

bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan di tentukan pada keadaan

remaja saat ini. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi

orang tua praktisi pendidikan, ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat

adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya.

Oleh karena itu, pemahaman terhadap tumbuh kembang remaja yang menjadi

sangat penting untuk menilai keadaan remaja.

Menurut (Soetjiningsih: 2004) masa remaja merupakan masa peralihan

dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa

pubertas. Namun demikian, menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas

digunakan juga istilah adolesens (dalam bahasa inggris: adolescence). Para ahli

merumuskan istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis

baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke

masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolesens

lebih ditekankan pada perubahan psikolosial atau kematangan yang menyertai

masa pubetras.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling terkait,

berkesinambungann, dan berlangsung secara bertahap. Perkembangan merupakan

(8)

diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga remaja tersebut dapat berespons dengan

baik dalam menghadapi rangsangan-rangsangan dari luar dirinya.

Secara psikologi masa remaja merupakan masa labil. Mereka lebih

mengikuti perkembangan zaman yang menjadi tren masa kini. Didalam masa

remaja ada empat perubahan besar yang terjadi dalam remaja, yaitu : perubahan

emosi, peran guna mencari jati diri, minat, dan pola perilaku. Remaja8

Suka atau tidak suka, remaja adalah manusia yang mengalami tekanan

dengan adanya benturan antara dorongan biologis dengan tata nilai yang coba

ditanamkan oleh orang tua dan masyarakatnya. Tekanan ini makin besar karena

usia remaja adalah juga usia ketika seseorang ingin menampilkan identitas diri

yang berbeda dengan orang lain, termasuk orang tuanya, dan sedang berusaha

untuk mandiri termasuk mencoba membebaskan diri dari segala tatanan yang ia

anggap mengekang kemerdekaannya. Perilaku menyimpang yang bersifat

menyerempet bahaya adalah salah satu bentuk dari rasa ingin mandiri dan diakui

kehadirannya sebagai seorang individu yang merdeka. Termasuk didalamnya

adalah perilaku seksual yang tidak sesuai dengan tata nilai sosial. Tidak jarang merupakan

kelompok yang paling mudah untuk terbawa arus dengan kondisi disekelilingnya.

Keberadaan mereka yang umumnya tumbuh dilingkungan yang kurang

memperhatikan mereka membuat remaja cenderung mengaktualisasikan dirinya

kedalam bentuk perilaku menyimpang sebagai wujud ekspresi diri mereka.

Banyaknya remaja-remaja yang broken home mencari pelampiasan dengan

craa-cara negatif.

8

(9)

dorongan teman sebaya (diejek tidak gaul, tidak jantan, cemen, dan istilah lain

yang menyatakan penakut) membuat seseorang remaja berani berperilaku

menyerempet bahaya. Tetapi pacuan untuk melakukan hubungan seks sebelum

menikah tidak hanya datang dari teman-teman. Perkembangan hormonal yang

normal dipacu juga oleh paparan dari media massa, yang makin menundang rasa

ingin tahu remaja serta keinginan untuk bereksperimen dalam aktivitas seksual.

Dekade Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perempuan (The United

Nations Decades for Woman), yang digelar sejak 1975 memfokuskan pada media

sebagai institusi kunci dalam meningkatkan kesetaraan dan pembangunan

perempuan, dan pada Platform Beijing untuk Aksi (Beijing Platform for Action,

1995), media dimasukkan sebagai salah satu wilayah perhatian yang penting

(Critical Areas of Concern). Namun, selama masa yang penting itu, media

diharapkan meliput isi-isi dan kesetaraan gender, tanpa langkah nyata yang

diambil untuk “melahirkan” (engender) media tersebut. Disini kita juga melihat

sejarah ketidakadilan, ketidaksetaraan dan perubahan sosial berjalan beriringan

dalam realitas media dan realitas kehidupan sehari-hari. Kendali atas kreasi dan

produksi citra media juga berada dalam genggalam laki-laki (Croteau dan Hoynes,

1997: 147-148).

Belakangan ini santer sebuah fenomena baru dengan istilah Cabe-cabean

atau Terong-terongan. Istilah tersebut hadir dan dengan cepat menyebar keseluruh

lapisan masyarakat. Sampai saat ini belum jelas siapa penemu istilah tersebut.

Dari waktu ke waktu selalu muncul istilah baru. Banyak istilah atau pun sebutan

(10)

untuk remaja putri yang senang keluar malam dan nongkrong di balapan liar

dengan dandanan menor, berpakaian seronok yang berlebihan tanpa melihat

situasi dan kondisi dimana tempatnya berada. Sedangkan istilah Terong-terongan

untuk remaja laki-laki yang tergolong alay atau jamet yang sangat mengganggu

sekali. Terong-terongan (cowok belia) juga dipakai sebagai panggilan remaja

berperilaku berisiko.

Media dianggap sebagai agen sosialisasi gender yang penting dalam

keluarga dan masyarakat. Media mengungkapkan kepada kita tentang peran dari

berbagai sudut tertentu. Media menentukan dan mengukuhkan ideologi, “sistem

kepercayaan”, atau “pandangan dunia” tertentu (Galliano,2003:286). Tidak dapat

dipungkiri faktor media memberikan tontonan yang tidak banyak memberikan

tuntunan yang mendidik dan membangun. Khususnya pada segmen remaja. Gaya

hidup yang diperlihatkan dalam sinetron, FTV (film televisi) dan drama impor

sedikit banyak mempengaruhi remaja kita untuk menirunya.

Media sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Baik media cetak

atapun elektronik. Media sebagai alat penghubung yang akurat. Melalui media

kita dapat mengetahui apa yang sedang terjadi diberbagai belahan dunia baik itu

dalam bidang pendidikan, medis, kesenian maupun hiburan. Media juga

mempermudah proses hadirnya Globalisasi dan dengan cepat dapat diserap oleh

yang melihatnya.

Melalui media elektronik televisi dan internet sebagai contoh seperti

televisi, yang memperlihatkan beberapa adegan atau film yang menunjukan

(11)

iconyang sedemikian rupa sehingga menjadikan fashion yang mudah ditiru oleh

lapisan masyarakat. Tidak hanya dari budaya, televisi juga menyampaikan

informasi dengan sangat cepat. Pengetahuan yang diperoleh dari televisi untuk

saat ini tidak seimbang dengan hiburan yang ditampilkan. Acara hiburan lebih

menonjol dibandingkan dengan acara pendidikan yang diperlihatkan.

Menurut Julia T. Wood (2003), dalam Gendered Lives, mulai dari kartun

anak-anak hingga pornografi, media memperngaruhi bagaimana kita memahami

laki-laki dan perempuan umumnya dan diri kita dan orang lain khususnya. Media

juga membentuk pandangan kita mengenai apa yang normal dan benar dalam

hubungan antara perempuan dan laki-laki. Secara historis, media telah

mempresentasikan baik perempuan maupun laki-laki dalam cara-cara yang sangat

bersifat stereotipe.

Menurut Koentjaningrat, kepribadian manusia bermacam-macam.

Dorongan naluri manusia untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia.

Dorongan ini memang merupakan landasan biologis dari kehidupan masyarakat

manusia sebagai makhluk sosial, dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.

Dorongan ini merupakan sumber dari adanya bermacam-macam kebudayaan di

antara manusia, dengan adanya dorongan ini manusia mengembangkan adat yang

memaksanya untuk menyesuaikan diri dengan manusia sekitarnya. Dengan

adanya dorongan naluri untuk bergaul atau berinteraksi inilah yang

mengakibatkan dorongan untuk meniru tingkah laku teman sepermainanya. Dua

faktor inilah yang nyata dapat mengakibatkan perubahan budaya. Dengan adanya

(12)

Dengan adanya Globalisasi yang tidak dapat dibendung,

kebebasan-kebebasan ekspresi pada umumnya masa remaja rentan melakukan berbagai

perilaku menyimpang seperti pelecehan seksual dan kemerosotan nilai moral pada

masyarakatnya kita saat ini. Peran keluarga sangat penting dalam tumbuh dan

kembang anak. Orang tua harus bisa merangkul anak-anak mereka, diluar peran

sebagai orang tua yang perannya mendidik dan mengasuh anak, kedua orang tua

harus bisa berperan sebagai teman atau sahabat bagi anak. Jarak yang dekat antara

orang tua dan anak yang dalam artinya orang tua dan anak harus saling terbuka

dalam beberapa masalah yang tidak dapat diberikan secara formal oleh guru atau

sekolah.

Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam perkembangan anak, karena

orang tualah yang memiliki hak dan peran yang penting untuk membuat

perkembangan anak. Hubungan dan komunikasi anak dengan orang tua yang baik

dapat mengetahui apa yang sedang terjadi dengan si anak tentang sekolah, teman

sepermainan, dan tentang lawan jenis mereka. Dengan hal demikian orang tua

dapat menyampaikan dengan jelas tentang beberapa pergaulan yang boleh dan

tidak boleh dilakukan dan sebab dan akibat dari beberapa pergaulan yang ada

disekeliling anak.

Kalangan orang tua pada umumnya cenderung melihat perkembangan ini

secara negatif dan mengatakan bahwa kaum muda sekarang mengalami dekadensi

moral. Tapi orang tua yang tidak memberikan jalan keluar bagi remaja untuk

menghadapi dan mengatasi masa krisis ini. Di sisi lain banyak kalangan orang

(13)

mendapatkan keuntungan ekonomis yang besar dengan menawarkan berbagai

kesenangan dan produk konsumentif yang dikaitkan dengan aktivitas seksual

remaja.

Dalam penelitian ini tampak betapa sedikit pengetahuan atau informasi

akurat yang diterima sebagian besar orang mengenai hal-hal seksual, ada

responden yang mengatakan belajar tentang hal seksual. Ada responden yang

mengatakan belajar tentang hal seksual melalui pengalaman sendiri atau

mendengar dari teman-teman sebaya. Beberapa pendatang dari jakarta

menyatakan pernah memperoleh pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja

dari sekolah, sedangkan peserta lain mengatakan menerima pengajaran

sekedarnya tentang proses konsepsi dari kakaknya ketika pertama kali mengalami

menstruasi. Ada pula yang memperoleh pengetahuan secara tidak sengaja dengan

mengamati langsung kejadian hubungan seksual. Beberapa penelitian lain

menemukan bahwa biasanya pengetahuan tentang hal seksual pertama kali

diperoleh dari teman sebaya, buku, media, film, televisi, musik, melalui saudara

(kakak atau adik), guru dan ada juga yang pertama kali tahu mengenai hal-hal

seksual karena melihat orang tua mereka melakukan hubungan seksual.

Tidak hanya minum-minuman beralkohol, merokok, dan seks bebas,

narkoba juga tidak luput dalam lingkaran pergaulan remaja masa kini karena

gampangnya mendapatkan narkoba membuat semakin banyak korban dari barang

haram tersebut kemudian efek dari narkoba sangat berdampak negatif. Remaja

adalah kelompok yang paling gampang untuk dipengaruhi dalam hal penggunaan

(14)

kemudian kurangnya informasi yang benar dan akurat serta lingkungan yang

kurang baik menjadikan penyimpangan terjadi.

Minimnnya perhatian dari orang tua sebagai orang terdekat dalam tumbuh

dan berkembang seorang anak yang beranjak dewasa pada umumnya, membuat

remaja mencari tahu sendiri tentang apa yang ingin mereka ketahui. Sulitnya

ekonomi membuat orang tua harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehingga mengakibatkan waktu orang tua menjadi berkurang bahkan orang

tua dan anak sama sekali tidak memiliki waktu untuk saling bercerita antara orang

tua dan anak maka dari itu orang tua memiliki peran penting dalam tumbuh dan

berkembannya seorang anak. Pendidikan yang formal maupun nonformal harus

diberikan orang tua kepada agar anak mendapatkan informasi yang baik dan

benar.

Pada dasaranya tujuan pendidikan seksualitas9

• Mereka tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah karena

mengetahui resiko yang dapat mereka hadapi.

adalah untuk membekali

para remaja dalam menghadapi gejolak biologisnya, agar:

• Seandainya mereka tetap melakukannya juga (tidak semua orang

dapat dicegah agar tidak melakukannya), mereka dapat mencegah resiko

buruk yang dapat terjadi.

9

(15)

• Jika resiko tetap terjadi juga, mereka akan menghadapinya secara

bertanggung jawab.

Pendidikan seksualitas adalah suatu kegiatan pendidikan, yang berusaha untuk

memberikan pengetahuan agar mereka dapat mengubah perilau seksualnya ke

arah yang lebih bertanggung jawab.

1.2. Tinjauan Pustaka

Psikolog Sani B. Hermawan, Psi dari Lembaga Konsultasi Psikologi Daya

Insasimengatakan ada 7 modal awal sebelum memberikan pendidikan seks pada

anak, yakni :

1. Luangkan waktu untuk berdialog.

2. Miliki sikap terbuka informatif, dan yakinlah bahwa apa yang kita

berikan penting bagi anak-anak.

3. Siapkan materi dan penyampaian yang sesuai, serta gunakan istilah

ilmiah untuk menghindari kesalahpahaman penyebutan.

4. Gunakan media atau alat bantu seperti buku atau gambar anatomi.

5. Membekali diri dengan wawasan yang cukup.

6. Meyakinkan diri bahwa pendidikan seks penting dan bermanfaat.

7. Mendiskusikan kepada ahli jika ragu atau bingung.

Masa remaja juga merupakan masa transisi emosional, yang ditandai

dengan perubahan dalam cara melihat dirinya sendiri. Sebagai remaja dewasa,

intelektual dan kognitif juga mengalami perubahan, yaitu dengan merasa lebih

(16)

untuk memahami kepribadian mereka sendiri dan berperilaku menurut cara

mereka.

Transisi sosial yang dialami oleh remaja ditunjukkan dengan adanya

perubahan hubungan sosial. Salah satunya hal yang penting dalam perubahan

sosial pada remaja adalah mengingkatnya waktu untuk berhubungan dengan

rekan-rekan mereka, serta lebih intens dan akrab dengan lawan jenis.

Lingkungan merupakan tempat yang sangat berpengaruh penting untuk

tumbuh dan kembangnya seseorang. Lingkungan yang sehat penuh dengan

pengawasan dan perhatian serta kasih sayang yang baik dapat membuat seseorang

tumbuh dengan perilaku yang baik, sopan santun dan bertanggung jawab.

Sebaliknya, lingkungan yang tidak baik tanpa adanya pengawasan dan kasih

sayang membuat seseorang menjadi kurang perhatian dan tidak bertanggung

jawab serta berperilaku yang buruk. Lingkungan adalah tempat dimana seseorang

melihat apa yang dia lihat dan mendengar apa yang dia dengar, tanpa mengetahui

baik ataupun buruk yang dilakukan tersebut. Sebab, apa yang dilihat dan didengar

merupakan perbuatan yang wajar.

Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan

tahap perkembangannya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap tumbuh kembang

remaja menjadi sangat penting untuk menilai keadaan remaja. Selama masa

penyesuaian remaja tidak senang terhadap kritik-kritik orang dewasa, terutama

bila diperintah agar mengambil sikap tertentu, sementara orangtua sendiri

(17)

Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang spesial, karena pada saat

tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan

fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas. Perubahan pada masa remaja

akan memengaruhi kebutuhan, absorpsi, serta cara penggunaan zat gizi. Hal ini

disertai dengan pembesaran organ dan jaringan tubuh yang cepat. Perubahan

hormon yang menyertai pubertas juga menyebabkan banyak perubahan fisiologis

yang memengaruhi kebutuhan gizi pada remaja.

Pertumbuhan yang pesat dan masa pubertas pada remaja tergantung pada

tergantung pada berat dan komposisi tubuh seseorang. Ini menunjukkan bahwa

status gizi memegang peranan penting dalam menentukan status kematangan

fisiologis seseorang. Status gizi dibawah normal atau adanya penyakit kronis

dapat menghambat pubertas.

Masa remaja atau adolescence (Mayo, 1986) adalah masa yang penting

dalam hidup remaja, masa yang indah, masa dimana manusia mampu mencatat

dan mengumpulkan kebenaran-kebenaran fundamental tertentu untuk belajar

mengenal dan memiliki nilai-nilai fundamental dan lain-lain kemudian dalam

masa remaja perlu diletakkan dasar yang kuat untuk pembentukan watak.

Dorongan seksual berkaitan dengan gairah seseorang. Tidak banyak

berbeda dengan teori mengenai makna dan kontruksi seksualitas, dorongan

seksual itu sendiri juga dikontruksikan dalam sejarah dan kebudayaan dalam

kapasitas kelembagaan (Vance, 1991:875-884). Secara tradisional dorongan

seksual diasumsikan bersifat alamiah, terjadi dengan sendirinya, heteroseksual

(18)

(Gagnon dan Parker, 1994). Kini diperdebatkan bahwa tidak ada yang alamiah

dan nyata mengenai hubungan seksual. Ada orang yang tidak ingin melakukannya

dan tidak pernah melakukanya, atau ada orang yang pernah melakukannya, tidak

menyukainya, dan tidak ingin mengulanginya kembali.

Dorongan seksual tidak datang dengan sendirinya, melainkan merupakan

suatu proses menciptakan sesuatu dorongan seksual dapat timbul oleh gabungan

antara kenangan, gairah, dan fantasi seksual. Ada pendapat yang menyebutkan

bahwa dasar pemikiran yang menjembatani dorongan seksual dengan lingkup

sosial adalah Pertama dengan siapa kita berinteraksi/status orang lain yang sedang

berinteraksi bersama kita; waktu dan tempat kita melakukan interaksi; apa yang

kita lakukan dalam interaksi tersebut dan tujuan melakukan interaksi. Kedua,

lakon dorongan seksual dapat diperankan pada kesempatan yang akan datang,

yaitu apa yang akan kita lakukan secara seksual; narasi yang kita ciptakan dan

komposisi beberapa aktor yang akan kita libatkan, serta tindakan dan konteks

yang sesuai dengan tujuan seksual kita. Ketiga, lakon seksual dapat dijadikan

sebagai sebuah karangan untuk memanggil kembali kenangan yang sudah lalu;

siapa yang berada disana pada saat itu, kapan dan bagaimana peristiwa seksual itu

terjadi dan apa yang akan kita lakukan serta mengapa kita melakukannya (Danon,

Blate dan Kimmel, 1994).

Seks sebelum menikah dan gonta-ganti pasangan di kalangan orang muda

akan terus meningkat di negara-negara Asia. Fenomena ini akan sulit diteliti

karena sebagian besar pejabat pemerintah dan kelompok agama di Asia cenderung

(19)

mengungkapkan kegagalan mereka dalam “memelihara moral-moral agama dan

sosial”. Dengan meningkatnya hubungan seks pranikah dikalangan remaja, maka

kasus kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, dan penularan penyakit seksual

dikalangan remaja juga akan merebak.

Kita hidup dalam dunia kehidupan yang sarat dengan artefak, tanda, dan

teks-teks budaya populer dan budaya yang dimediakan secara massa (budaya

massa) via media massa.10

Ditegaskan Keller (1995), budaya media telah muncul dalam bentuk citra,

bunyi, dan tontonan yang membantu membangun struktur kehidupan sehari-hari,

mendominasi waktu luang, membentuk pandangan politik dan perilaku sosial, dan

menyedikan bahan bagi orang-orang untuk membangun identitas-identitas. Tanpa disadari, budaya populer telah menjadi bagian

dari hidup kita. Seperti ikan dengan air. Sebagian memori, imajinasi, dan impian

masa kecil dan remaja kita sedikit-banyak dibangun lewat apa yang kita baca,

lihat dan dengar, atau yang kita serap dan teks-teks media dan populer. Budaya

populer telah ikut membangun apa yang disebut Raymond Williams (1977)

sebagai “structures of feeling”, emosi kita. Ia mengisi kehidupan kita dan

diekspresikan oleh anggota budaya lewat komunikasi rutin sehari-hari. Ia

merupakan hal yang krusikan bagi pembentikan: “Siapa saya?” atau “Siapa kita?”

Kita juga ingin tahu, “Bagiamana kita merasa?” (Luli, 2000).

10

Meski tidak semua budaya populer terkait dengan media massa, namun terdapat hubungan timbal-balik di antara keduanya. Keduanya, media massa melibatkan produksi berskala besar, oleh unit-unit ekonomi yang besar, untuk massa, walaupun pasar itu mungkin pula

tersegmentasi. Kini berbentuk-bentuk komersial budaya populer semakin bergantung pada pemasaran massa dan penertibatan atas basis multi-media. Mayoritas budaya populer

(20)

Namun, menurut Kellner, budaya media juga merupakan medan yang

dipertentangkan (contested terrain), di mana kelompok-kelompok sosial yang

utama dan ideologi-ideologi yang saling bersaing berjuang demi dominasi dan

individu-individu menjalani perjuangan ini melalui citra, wacana, mitos dan

tontonan budaya medis.

Kieden (1987) telah mengingatkan bahwa budaya populer sebagai

kebudayaan industri mempunyai dampak yang besar bagi negara-negara

berkembang, yang kebanyakan masih belum punya dasar industri yang kuat dan

kokoh. Ini berarti bahawa gaya hidup industrial tidak ditunjung oleh cara produksi

industrial. Ini juga berakibat pada pembangunan ekonomi yang menyedahkan,

dimana komsumsi dalam negeri malahan juga selera dan kebutuhan dalam negeri

hanya dapat dipenuhi oleh sumber-sumber luar negeri.

Dekade Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Perempuan (The United

Nations Decades for Woman), yang digelar sejak 1975 memfokuskan pada media

sebagai industri kunci dalammeningkatkan kesetaran dan pembangunan

perempuan, dan pada Platform Beijing untuk Aksi (Beijing, Platform for Action,

1995), media dimasukkan sebagai salah satu wilayah perhatian yang penting

(Critical Areas of Concern). Namun, selama masa yang panjang itu, media

diharapkan meliputi isu-isu dan kesetaraan gender, tanpa langkah nyata yang

diambil untuk “melahirkan” (engender) media massa. Di sini kita juga melihat

sejarah ketidakadilan, ketidak setaraan dan perubahan sosial berjalan beriringan

(21)

Media dianggap sebagai agen sosialisasi gender yang penting dalam

keluarga dan masyarakat. Media mengucapkan mengungkapkan kepada kita

tentang peran perempuan dan laki-laki dari sudut pandang tertentu. Media

menentukan dan mengukuhkan ideologi, “sistem kepercayaan”, dan “pandangan

dunia” tertentu (Galliano 2003:286). Media juga menanamkan kesadaran dan

mitos tertentu tentang dunia dan kehidupan. Media dengan demikian bisa menjadi

saluran mitos dan sekaligus sarana pengukuhan mitos tertentu tentang gender,

perempuan, dan laki-laki.

Menurut Julia T. Wood (2003), dalam Gendered Lives, mulai dari kartun

anak-anak hingga pornografi, media mempengaruhi bagaimana kita memahami

laki-laki dan perempuan umumnya dan diri kita dan orang lain khususnya. Media

juga membentuk pandangan kita mengenai apa yang normal dan benar dalam

hubungan antara perempuan dan lain-lain. Secara histori, media telah

mempresentasikan baik perempuan maupun laki-laki dalam cara-cara yang sangat

bersifat stereotipe.

Ketika industrialisasi mulai menyeruak ke petas sejarah kehidupan modern

dan mesin serta robot mulai menggantikan aktivitas fisik manusia, saat itu tenaga

manusia yang sudah mulai tak begitu dibutuhkan lagi dalam proses produksi.

Teknologi yang padat karya pun telah digeser oleh teknologi yang padat modal.

Melihat kondisi demikian tersebut diatas alasan penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian mengenai gaya hidup KTV sebagai gaya hidup remaja

(22)

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka perumusan masalah

dalam penelitian ini akan tertuang dalam pertanyaan penelitain berikut :

1. Bagaimana remaja bisa terlibat dalam KTV?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi remaja bergabung

dengan KTV ?

3. Bagaimana peran orang tua terhadap dalam pergaulan remaja

pelaku KTV?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan bagaimana maraknya budaya

asing yang masuk kedalam kehidupan para remaja, serta peran keluarga dan

lingkungan dalam hubungan anak dan pergaulan anak remaja. Penelitian ini juga

bertujuan untuk mengetahui apa saja yang menjadi kendala (tantangan) yang di

hadapi dalam pemahaman KTV sebagai gaya hidup modern dan pergaulan remaja

kota Medan.

Adapun manfaat penelitian yang dilakukan adalah untuk menambah literatur

dalam akademik, dan juga penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi banyak

pihak dalam melakukan riset yang terkait dengan pendidikan khususnya

pendidikan pada remaja. Tulisan ini juga diharapkan bisa menjadi suatu potret

bagi lembaga-lembaga maupun instansi-instansi yang akan melakukan pembinaan

dan memberikan pengetahuan bagi remaja khususnya memberikan informasi yang

(23)

Medan dengan baik untuk dijadikan pedoman dalam menerapkan hidup sehat dan

pergaulan yang sehat sehingga mampu memahami, mengerti, memahami,

bertanggung jawab dengan pergaulan mereka.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskripsi. Dalam

ilmu Antropologi, Etnografi bisa di gunakan sebagai tulisan maupun metode.

Etnografi sebagai suatu metode digunakan untuk mendapat data yang akurat dan

mendalam tentang studi kasus perilaku yang terjadi pada remaja Kota Medan saat

ini khususnya remaja KTV.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang terjadi

dan dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan

dan lain-lain secara holistik melalui deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode kualitatif yaitu berupa pengamatan, wawancara dan studi kepustakaan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus

adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci,

memeiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber

informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari

berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.

1.5. Metode Penelitan

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskripsi. Dalam

(24)

Etnografi sebagai suatu metode digunakan untuk mendapat data yang akurat dan

mendalam tentang studi kasus perilaku yang terjadi pada remaja Kota Medan saat

ini khususnya remaja KTV.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang terjadi

dan dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan

dan lain-lain secara holistik melalui deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode kualitatif yaitu berupa pengamatan, wawancara dan studi kepustakaan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus

adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci,

memeiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber

informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari

berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.

1.5.1. Teknik Observasi

Peneliti mengungkapkannative point of view11

11

Native’s point of view adalah mencoba menjelaskan fenomena-fenomena dalam masyarakat dengan sudut pandang masyarakat itu sendiri.

, bagaimana pengaruh

globalisasi terhadap remaja di Kota Medan,Penulis mengawali terlebih dahulu

dengan observasi. Dalam hal ini penulis mencoba untuk mengamati yakni dengan

mengamati tanpa ikut terlibat langsung dengan objek yang sedang diteliti. Hal ini

disebabkan, ada beberapa hal dari subjek yang diteliti yang tak dapat diperoleh

(25)

dilakukan oleh peneliti tampak masih betapa kurangnya mendapatkan

informasi-informasi yang akurat tentang seks dan pengawasan dan perhatian orangtua dalam

pergaulan remaja.

1.5.2. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap

muka antara pewawancara (interviewer) dengan informan (interviewee) atau

orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa menggunkaan pedoman wawancara,

dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relative

lama.

Wawancara mendalam merupakan suatu cara pengumpulan data atau

informasi dengan cara bertatap muka atau berkomunikasi langsung dengan

informan. Teknik wawancara di gunakan untuk mendapat keterangan dan

penjelasan yang lebih mendalam secara lisan dari informan. Wawancara yang

dilakukan dengan tanya jawab secara langsung dan terbuka, dengan menggunakan

alat bantu interview guide agar lebih fokus dan topik pembicaraan lebih terarah

sesuai dengan kajian penelitian.

Wawancara mendalam pertama penulis lakukan bersama Rere, Putri dan

Lekong. Melihat pergaulan mereka yang tidak pernah jauh dari KTV. Penulis

memulai bertanya sambil memahami semua kegiatan yang dilakukan Rere dan

Lekong. Rere dan Lekong tidak saling kenal, namun mereka memiliki kebiasaan

(26)

kerumah Rere, penulis berniat hanya ingin berkunjung saja. Namun saat penulis

datang, terlihat Rere sedang bersolek dan terlihat bingung untuk menggunakan

baju yang mana. Saat penulis tanya hendak kemanakan Rere pergi? Kemudian

Rere pun menjelaskan kepada penulis bahwa ia hendak akan pergi bersama

teman-temannya ke KTV. Sebelumnya penulis sudah tau dan pernah mendengar

soal KTV sebelumnya. Dengan Rere penulis pun memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang ingin penulis ketahui lebih luas. Rere pun menjelaskaan

bagaimana awalnya ia bisa terlibat dalam pergaulan KTV. Rere juga menceritakan

kepada penulis semua kegiatan-kegiatan yang dilakukannya pada saat di dalam

KTV bersama teman-temannya.

Lekong yang merupakan seorang penari yang sering di undang di

tempat-tempat hiburan di Medan maupun di luar Medan. Saat Lekong ada job di salah

satu hotel bintang lima di Medan, setelah selesai show Lekong bersama

teman-temannya menuju ke Selecta Building dan langsung menuju ke lantai 3, dan benar

saja Lekong beserta teman-temannya membuka sebuah room, Lekong

menjelaskan bahwa terkadang saat setelah show Lekong beserta teman-temannya

langsung mencari hiburan untuk menghilangkan letih setelah tampil menari. Salah

satu tempat yang menjadi favorit Lekong dan teman-temannya untuk

menghilangkan letih dan penat adalah KTV.

Wawancara mendalam juga penulis lakukan kepada Mawar. Jika Mawar

akan pergi bersama teman-temannya, maka penulis pun datang ke rumah Mawar

untuk melihat persiapannya untuk hendak pergi. Mawar sering KTV bersama

(27)

sering pergi ke KTV bersama teman-temannya. Mawar tidak pernah bilang

kepada orang tuanya jika ia pergi ke KTV. Jika hendak keluar dari rumah, Mawar

selalu beralasan kepada orang tuanya hanya keluar untuk makan dan nongkrong

bersama teman-temannya.

1.5.3. Snowball

Snowball sampling adalah cara yang efektif untuk membangun kerangka

pengambilan sampel yang mendalam, dalam populasi yang relatif kecil, yang

masing-masing orang cenderung melakukan hubungan satu dan lainnya. Dalam

pengambilan sampel ini, peneliti menentukan satu atau lebih individu atau tokoh

kunci dan meminta dia atau mereka untuk menyebut orang-orang lain yang pada

gilirannya dapat ditemui (Bernard 1994: 97). Oleh karena itu, pengambilan

sampel demikian sangat berguna untuk studi jaringan sosial, di mana obyeknya

adalah menemukan orang-orang yang dikenal individu atau tokoh kunci dan

bagaimana mereka saling mengenal. Pengambilan sampel demikian sangat

bermanfaat dalam studi populasi kecil, terikat, atau populasi yang unik, seperti

para anggota kelompok elit, para wanita karir, tokoh politik, tokoh keagamaan,

kelompok migran, kelompok kesukuan, atau suatu komunitas lebih kecil seperti

sebuah dusun, sebuah kota kecil. Menemui dan mewawancarai seseorang secara

mendalam, kemudian meminta orang tersebut menyebutkan orang lain dalam

jaringannya adalah lazim di lakukan dalam penelitian dengan pengambilan sampel

(28)

Wawancara tersebut akan dilakukan dengan informan yang dipilih secara

snowball sampling. Penulis berusaha menjalin rapport dengan informan.

Snowball sampling merupakan salah satu metode dalam pengambilan sample dari

suatu populasi. Dimana snowball sampling ini adalah termasuk dalam teknik

non-probability sampling (sample dengan probabilitas yang tidak sama). Untuk

metode pengambilan sample seperti ini khusus digunakan untuk data-data yang

bersifat komunitas dari subjektif responden/sample, atau dengan kata lain oblek

sample yang kita inginkan sangat langka dan bersifat mengelompok pada suatu

himpunan. Dengan kata lain snowball sampling metode pengambilan sampel

dengan secara berantai (multi level).

Wawancara mendalam yang peneliti dapat adalah narasumber yang

pertama bernama Rere (nama samaran) 22 tahunmenyatakan baginya KTV adalah

sebagai penunjukan identitas, dimana dia bisa menjadi dirinya sendiri. Dengan

KTV dia menghilangkan kepenatan akan rutinitasnya sebagai mahasiswa yang

dipenuhi dengan tugas-tugas kuliah dan rutiniitas kuliah lainnya. Melalui Rere

peneniliti memperoleh informan bernama Oky (nama samaran) 23 tahun

menurutnya dengan KTV dia bisa mendapatkan teman baru dan bisa mencari

pacar baru. Temannya bertambah saat KTV, setiap minggu Oky mendapatkan

teman baru. KTV sangat berpengaruh unuk Oky. Selaku orang ibu Indah (50

tahun) dia tidak mengetahui kalau anaknya Mawar sering keluar untuk KTV.

Namun dia mengatakan Mawar setiap Sabtu siang sudah bersiap pergi dengan

(29)

ibunya. Mawar mengatakan keluar untuk jalan-jalan dan sekedar makan dan

nongkrong saja.

Dilapangan penelitian informan bertemu dengan Rere (nama samaran) 22

tahun. Rere tidak kuliah dan tidak bekerja, namun Rere selalu bisa mengikuti

trendyang lagi up to date. Rere menjelaskan kepada penulis bahwa ia memiliki

pekerjaan yang cukup membuat penulis shock. Rere menceritakan tentang semua

pekerjaannya kepada penulis. Rere menjelaskan bahwa dari KTV lah awal

pekerjaannya. Rere menjadi Wanita Tuna Susila (WTS). Ia menjelaskan tentang

KTV secara rinci kepada penulis, agar penulis dapat mengerti dengan jelas

tentang KTV. Dari Rere jugalah penulis bertemu dengan Yeyen (nama samaran)

Putri (nama samaran), Anggrek (nama samaran), Bunga (nama samaran) dan

Melati (nama samaran). Dari merekalah penulis banyak mengetahui tentang KTV

dengan pendapat dan alasan yang berbeda-beda tentang KTV bagi mereka.

Tidak cukup dengan enam narasumber yang sudah penulis dapat, penulis

pun menghubungi Lekong yang merupakan teman pada masa SMA (Sekolah

Menengah Atas). Lekong juga menjelaskan tentang KTV dan berbagai

pengalamannya saat KTV, Lekong juga mengenalkan penulis dengan

teman-temannya yaitu Budi, Oky, dan Darman. Teman-teman Lekong tersebut juga

menjelasakan dan menceritakan kegiatan serta apa yang mereka suka dari KTV.

Tidak pas rasanya jika penulis hanya mencari informasi dari para remaja

KTV ini, sehingga penulis memutuskan untuk ingin mengetahui dan mencari

informasi yang lebih lengkap dan dengan pengetahuan orang tua dalam

(30)

tumbuh kembang anaknya. Orang tua harus mengetahui kegiatan dan lingkungan

seperti apa dan bagaimana pergaulan di sekitar anak mereka, oleh sebab itu orang

tua harus memiliki hubungan yang baik dan terbuka kepada anak sehingga anak

lebih nyaman dan terbuka menceritakan tentang kegiatan lingkungan disekitar

pergaulannya.

1.5.4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di Jalan Listrik, Kecamatan Medan Petisah, kota

Medan Provinsi Sumatera Utara, yaitu KTV Stroom yang berada di lantai 3

Selecta Building. Selecta Building terdiri dari beberapa kantor seperti kantor

Grapari Terlkomsel dan kantor asuransi Prudential. Kecamatan Medan Petisah

terletak di Pusat Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Barat

berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia, sebalah Timur berbatasan dengan

Kecamatan Medan Barat, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan

Baru, Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat. Sebagai

informasi bagi investor dan masyarakat pada Kecamatan Medan Petisah ini

terdapat :Museum Bukit Barisan, terletak di Jl. KH. Zainul Arifin, merupakan

museum yang menyimpan benda- benda sejarah perjuangan ABRI dan Rakyat di

Sumatera Utara, seperti senjata, obat-obatan, seragam dan pakaian pada waktu

Perang KemerdekaanIndonesia, TuguSisterCity., Hotel Best Western (Bintang 4),

Tempat Rekreasi Taman Ria, Lapangan Benteng, Stadion Sepak Bola Kebun

(31)

1.6. Pengalaman Penelitian

Penelitian ini dimulai pada 26 April 2014. Hari itu penulis mendengar

secara tidak sengaja percakapan adik-adik SMK saat magang. Tiwi (17 tahun)

bercerita bahwa sepulang dari magang dia akan pergi ke MW. Penulis fikir MW

adalah singkatan Merdeka Walk yaitu tempat makan dan nongkrongnya

anak-anak gaul Medan. Berhubung sudah tidak ada kerjaan penulis memutuskan untuk

bergabung dengan adik-adik SMK tersebut. Lagi seru cerita tiba-tiba Tiwi

bertanya kepada penulis, “Kakak suka KTV?” penulis langsung menjawab,

“Tidak. Kakak tidak suka KTV”. Setelah mendengarkan jawaban dari penulis,

Tiwi langsung meneruskan ceritanya tadi, penulis pun ikut mendengarkannya.

Ternyata MW itu bukan MW yang penulis kira. Setelah mendengar Tiwi baru

penulis tau, bahwa MW yang Tiwi maksud adalah tempat KTV. Mendengar cerita

Tiwi penulis penasaran dan penulis memilih mengetahui lebih dalam tentang KTV

dan pengetahuan seks bagi remaja Kota Medan.

Pertama penulis cerita tentang KTV kepada abang penulis. Dari itu abang

penulis pun mengajak pergi ke KTV agar mengetahui dunia KTV lebih dalam

seperti apa. Beberapa gambaran yang tersimpan di memori penulis karena

mendengarkan cerita-cerita teman, sehingga dapat membayangkan bagaimana

kondisi KTV tersebut.

Sebelumnya penulis pernah di ajak oleh abang sepupu penulis untuk masuk

ke dalam KTV. “bang Irvan” membukakan room untuk penulis. Penulis dengan

sepupu-sepupu pergi ke KTV Stroom, yang berada di Selecta Building. Karena

(32)

saja yang terjadi di KTV itu. Saat sampai di sana penulis memerhatikan situasi di

dalamnya. Ruangan yang penuh dengan peredam suara, karena musik yang di

pasang sangat kuat agar tidak terdengar sampai keluar. Peredam suara dipasang di

dinding dan pintu yang ada di dalam ruangan. Di pintu depan terdapat pintu

menuju ke kamar mandi, dengan peredam suara juga tentunya. Lokasi yang di

ceritakan oleh teman-teman penulis yang hobi KTV sama persis dengan keadaan

yang ada di dalam KTV. Saat tiba di room pelayan menawarkan beberapa

minuman dan snack. Bang Irvan memiilihkan miuman air mineral. Kata Bang

Irvan, “kalaupun ada teman yang ngajak untuk ke sini (KTV) jangan mau nerima

minum sembarangan. Ini abang pesankan air mineral buat kalian (penulis dan

sepupu penulis yang perempuan). Kalau bisa jangan lagi datang ke sini kalau

diajak teman jangan mau, apalagi sama orang yang baru dikenal”..

Bisa di bayangkan jika di dalam KTV dengan orang yang tidak dikenal dan

dengan orang yang berniat jahat. Abang sepupu penulis menjelaskan bahwa

tempat KTV ini berbahaya, karena kita tidak tau mana teman dan mana lawan saat

berada di dalam. Banyak kejadian yang tidak diinginkan terjadi disini. Karena

keadaan di dalam yang gelap dengan hanya lampu disco12

Kondisi medan yang menyulitkan penulis, karena tidak mungkin penulis

sendiri datang untuk meneliti tentang KTV, sehingga dosen pembimbing dan . Pengaruh alkohol

merupakan pemicu terbesar terjadinya kejadian yang tidak di inginkan salah

(33)

penguji penulis menyarankan untuk mengganti fokus pembahasan dengan menjadi

kepada pelaku KTV.

Dengan rasa ingin tau penulis mendatangi teman penulis bernama Rere

(nama samaran) 22 tahun. . Biasanya hari Sabtu begini Rere akan pergi untuk

KTV, karena diajak oleh teman-temannya. Menurut beberapa teman penulis yang

sering ke KTV bersama dengan Rere, mengatakan bahwa joged Rere merupakan

joged yang paling mantap. Penulis pun mulai mewawancarai Rere, tentang KTV.

Rere pun menjelaskan panjang lebar perihal KTV, sebelumnya Rere sudah

menjelaskan secara garis besar tentang KTV,dan ia bersedia menjadi informan

penulis. Setiap weekend Rere selalu pergi KTV. Sulitnya adalah menyesuaikan

jadwal penulis dan Rere. Dimana waktu kosong yang dimiliki penulis dan Rere

tidak sama, sehingga tidak jarang penulis dan Rere berkomunikasi dan untuk

mendapatkan informasi dari chat maupun via telepon, agar dapat bertemu.

Untuk mendapatkan informasi detail tentang KTV, penulis harus sering

bertemu dengan Rere, karena Rere merupakan informan kunci penulis untuk

mendapatkan data tentang KTV. Saat bertemu dengan Rere di rumahnya, ibu

Indah (nama samaran) meceritakan tentang Rere dengan penulis:

Ibu Mita (50 thn) menuturkan bahwa setiap akhir pekan Rere pergi dengan

teman-temannya. Secara lengkap Ibu Mita mengatakan :

(34)

Ibunda Rere merupakan single parent13

Kejadian lucu saat penulis KTV dengan sepupu-sepupu, teman Bang Irvan,

Sari (nama samaran) 21 tahun, tengah mabuk karena di berikan Jack Daniel ibunyalahyang mengurus Rere dan

kedua adiknya. Dengan pernyataan ibu Indah tadi penulis dapat menyimpulkan

bahwa Rere selalu mengutamakan pergaulan dari pada waktunya bersama

keluarga.

14

Berawal dari rasa ingin tau tentang gaya hidup remaja saat ini, terutama

remaja kota Medan yang saat ini. Dengan bertanya dengan teman-teman penulis .

Sari diberikan minum secara terus-terusan sehingga mengakibatkan Sari mabuk.

Dengan keadaan mabuk Sari berjoged dengan riang dan sampai tergeletak

dilantai, dari luar pintu Heren (22 tahun) membuka pintu dan “ppraakk!!” kepala

Sari yang tergeletak didekat pintu pun terhantam lumayan keras. Namun dengan

keadaan mabuk Sari tidak terlalu merasakan sakitnya. Penulis dan Bang Irvan

membangunkan Sari. Kami saja yang menyaksikan kepala Sari terhantam dengan

keras bisa merasakan betapa sakitnya kepala Sari.

Bagi remaja saat ini KTV merupakan hiburan yang menjadi andalan dan

bisa digunakan untuk menunjukkan popularitas bahwa dengan hiburan KTV dapat

menaikkan kelas sosial seseorang dengan hiburan KTV seseorang merasa bisa

memiliki teman yang banyak dari KTV.

13

Orangtua tunggal, baik ibu atau ayah yang mengurus anaknya sendiri karena bercerai dengan pasangan atau ditinggal meninggal dunia.

14

(35)

yang menjadi penikmat dan pelaku KTV memberikan pengetahuan baru yang

sebelumnya tidak diketahui oleh penulis. Pergaulan remaja saat ini mengarah

kepada kehidupan budaya Barat.

Dengan beberapa metode penelitian yang akan penulis gunakan agar

mendapatkan informasi yang akurat dan detail, maka penulis harus bisa menjalin

rapot yang baik dengan para narasumber, agar narasumber memberikan informasi

yang dibutuhkan oleh penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

KTV menjadi salah satu hiburan yang di idolakan oleh beberapa remaja.

Suara musik techno yang keras membuat siapapun yang ada didalam berjoged

dengan asyiknya. Bang Irvan mengajak penulis KTV karena untuk mengetahui

KTV secara dekat dan memahami jika KTV tidak bersama dengan orang yang di

kenal dekat takut akan terjadi hal yang tidak di iginkan. Mengingat lokasi KTV

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap struktur komponen aktif yang berkhasiat antihiperurikemia mekanisme kerja menghambat xantin oksidase dari komponen

Hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan penelitian menunjukan tiga hal penting yakni pertama, jenis majas perbandingan terbagi menjadi sepuluh jenis gaya bahasa yaitu:

1. Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi. Pengetahuan

Perjalanan „Aisyiyah dari awal berdiri hingga kini tidak pernah lepas dari campur tangan dan buah pikiran pemimpin-pemimpin termasuk salah satunya yaitu Bu Elida

Format Buku Ukuran Buku Text Area Besar 20 cm x 28 cm 21,5 cm x 15,5 cm Standar 16 cm x 23 cm 11,5 cm x 17,5 cm Kecil 14 cm x 21 cm 10 cm x 16 cm

 mencari dan mengumpulkan data tentang bentuk-bentuk gejala alam di indonesia dari bahan bacaan yang sesuai dengan tema gejala alam di indonesia.  membuat daftar

Setelah Anda melakukan Penilai Kinerja Guru (PKG) sesuai fungsi dan jabatan tambahan masing-masing guru, Anda diwajibkan untuk mengunggah hasil cetak penilaian PKG yang

Baik ayah dan ibu di SD dan SMP, serta kota dan luar kota termasuk ke dalam kategori puas, namun ayah dan ibu yang lebih banyak merasa puas terhadap pelayanan pendidikan