• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU

TRIWULAN III TAHUN 2013

A. PDRB PROVINSI KEPULAUAN RIAU MENURUT LAPANGAN USAHA

I. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN III TAHUN 2013

Kinerja perekonomian Kepri pada triwulan III tahun 2013 bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan tumbuh sebesar 0,31 persen. Pertumbuhan tersebut tidak terjadi pada semua sektor, dimana pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa dengan angka pertumbuhan yang sama yaitu sebesar 0,68 persen.

No. 75/11/21/Th. VIII, 6 November 2013

PDRB KEPRI TRIWULAN III TAHUN 2013 TUMBUH 5,50 PERSEN

 PDRB Kepulauan Riau kumulatif triwulan III tahun 2013 dibandingkan kumulatif triwulan III tahun 2012 (c-to-c) mengalami pertumbuhan sebesar 5,50 persen.

PDRB Kepulauan Riau pada triwulan III tahun 2013 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

(q-to-q) tumbuh sebesar 0,31 persen. Pertumbuhan tersebut tidak terjadi pada semua sektor, ada

beberapa sektor yang mengalami penurunan diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian dan sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan. Peningkatan tertinggi terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa.

 PDRB Kepulauan Riau pada triwulan III tahun 2013 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2012 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 3,48 persen.

 Perekonomian Kepulauan Riau yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan III tahun 2013 mencapai Rp25.117,39 milyar, sedangkan besaran PDRB triwulan III tahun 2013 atas dasar harga konstan 2000 adalah Rp12.377,89 milyar.

 Di sisi penggunaan secara riil, pada triwulan II 2013, hampir semua komponen penggunaan mengalami penurunan kecuali komponen pengeluaran konsumsi pemerintah dan pembentukan modal tetap bruto. Terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q) komponen yang mengalami pertumbuhan adalah komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yakni sebesar 1,78 persen, diikuti dengan komponen pembentukan modal tetap bruto yakni sebesar 1,65 persen. Sedangkan komponen penggunaan yang mengalami penurunan tertinggi adalah ekspor yakni sebesar 2,30 persen. Secara keseluruhan pertumbuhan (q-to-q) pada triwulan II 2013 tumbuh sebesar 0,18 persen. Sedangkan secara keseluruhan kumulatif (c-to-c) dan pertumbuhan (y-on-y), triwulan II 2013 tumbuh sebesar 6,54 persen dan 5,17 persen.

(2)

PDRB triwulan III tahun 2013 dibandingkan dengan triwulan III tahun 2012 (y-on-y), tumbuh sebesar 3,48 persen. Sektor yang menjadi pendorong (driving force) pertumbuhan adalah sektor konstruksi dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang masing-masing tumbuh sebesar 4,55 persen dan 4,16 persen. Secara kumulatif PDRB triwulan III 2013 tumbuh sebesar 5,50 persen (c-to-c).

PDRB tanpa migas secara berantai (q-to-q) triwulan III 2013 dibandingkan triwulan II 2013 tumbuh sebesar 0,33 persen. Sedangkan triwulan III 2013 dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) tumbuh sebesar 3,56 persen, dan pertumbuhan kumulatif tanpa migas tumbuh sebesar 5,56 persen (c-to-c).

TABEL 1. LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

(Persentase)

LAPANGAN USAHA Triw III 2012 Terhadap

Tri II 2012 Triw III 2013** Terhadap Tri II 2013* Triw III 2013** Terhadap Tri III 2012

Kumulatif Triw III** 2013 Terhadap Kumulatif Tri III 2012

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan 1,49 0,06 0,32 1,85

2. Pertambangan dan Penggalian 1,88 (0,13) 1,59 3,97

3. Industri Pengolahan 1,41 0,27 3,61 5,22

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,96 0,27 1,96 2,72

5. Konstruksi 1,51 0,12 4,55 6,95

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 3,38 0,68 4,16 7,09

7. Pengangkutan dan Komunikasi 1,80 0,68 3,47 5,02

8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Persahaan 1,98 (0,81) 2,39 5,00

9. Jasa-jasa 1,40 0,68 3,45 4,68

PDRB DENGAN MIGAS 1,95 0,31 3,48 5,50

PDRB TANPA MIGAS 1,95 0,33 3,56 5,56

*) Angka Revisi

**) Angka Sangat Sementara

II. NILAI PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 2000 TRIWULAN III TAHUN 2013

Pada triwulan II tahun 2013 PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp24.784,11 milyar, kemudian pada triwulan III tahun 2013 meningkat menjadi Rp25.117,39 milyar. Atas harga konstan 2000, PDRB triwulan II tahun 2013 adalah sebesar Rp12.339,62 milyar dan

(3)

Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan III tahun 2013 adalah sektor industri pengolahan sebesar Rp11.996,54 milyar, kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran Rp5.043,32 milyar, disusul oleh sektor konstruksi sebesar Rp2.020,76 milyar, sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp1.794,83 milyar, sektor keuangan, persewaan dan jasa-jasa sebesar Rp1.226,25 milyar, selanjutnya sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp1.137,98 milyar dan terakhir sektor pertanian sebesar Rp1.090,49 milyar. Sektor ekonomi lainnya masing-masing menghasilkan nilai tambah bruto dibawah 1 triliun rupiah. Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, sektor yang memberikan nilai tambah bruto paling besar berturut-turut sektor industri pengolahan sebesar Rp6.207,03 milyar, sektor perdagangan, hotel dan restoran Rp2.973,88 milyar dan sektor konstruksi Rp624,20 milyar.

TABEL 2. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 2000

(Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Tr II 2013* Tr III 2013** Tr II 2013* Tr III 2013**

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan 1.073.283,00 1.090.489,02 487.820,97 488.102,53

2. Pertambangan dan Penggalian 1.786.865,54 1.794.825,09 588.198,31 587.415,44

3. Industri Pengolahan 11.852.673,05 11.996.544,58 6.190.429,35 6.207.031,04

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 143.656,05 145.779,18 67.625,75 67.810,71

5. Konstruksi 1.997.071,87 2.020.765,13 623.434,53 624.206,59

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 4.947.650,31 5.043.315,64 2.953.751,19 2.973.884,44

7. Pengangkutan dan Komunikasi 1.117.794,60 1.137.985,44 565.394,18 569.227,48

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 1.211.069,34 1.226.225,39 580.298,50 575.621,76

9. Jasa-jasa 654.053,89 661.468,15 282.663,12 284.597,52

PDRB DENGAN MIGAS 24.784.117,65 25.117.397,63 12.339.615,91 12.377.897,52

PDRB TANPA MIGAS 23.258.185,26 23.584.648,40 11.861.629,80 11.900.765,24

*) Angka Revisi

**) Angka Sangat Sementara

III. STRUKTUR PDRB MENURUT SEKTOR EKONOMI/LAPANGAN USAHA TAHUN 2011-2012, TRIWULAN III TAHUN 2012- 2013

Pada triwulan III tahun 2013, sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 47,76 persen, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20,08 persen serta sektor konstruksi 8,05 persen. Secara keseluruhan ketiga sektor tersebut mempunyai andil peranan sebesar 75,89 persen dalam PDRB.

(4)

TABEL 3. STRUKTUR PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2011-2012 DAN TRIWULAN III 2012-2013

(Persentase)

LAPANGAN USAHA 2011 2012 Triwulan III

2012 2013**

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan 4,63 4,41 4,41 4,34

2. Pertambangan dan Penggalian 7,63 7,39 7,40 7,15

3. Industri Pengolahan 47,79 47,88 47,90 47,76

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,60 0,59 0,58 0,58

5. Konstruksi 7,80 7,92 7,89 8,05

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 19,40 19,82 19,83 20,08

7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,49 4,45 4,44 4,53

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 4,98 4,90 4,88 4,88

9. Jasa-jasa 2,69 2,66 2,66 2,63

PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00

PDRB TANPA MIGAS 93,48 93,68 93,67 93,90

**) Angka Sementara

B. PDRB PROVINSI KEPULAUAN RIAU MENURUT PENGGUNAAN

I. PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT PENGGUNAAN TRIWULAN III TAHUN 2013 TABEL 4. LAJU PERTUMBUHAN PDRB

MENURUT PENGGUNAAN (Persentase)

KOMPONEN Triw III 2012 Terhadap

Tri II 2012* Triw III 2013 Terhadap Tri II 2013** Triw III 2013 Terhadap Tri III 2012**

Kumulatif Triw III 2013 Terhadap Kumulatif Triw III

2012**

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,43 1,92 5,23 9,08

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta

Nirlaba 1,24 1,52 3,29 4,00

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3,60 2,11 4,98 6,14

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,20 2,47 8,77 9,17

5. Perubahan Stok

6. Ekspor Barang dan Jasa -1,86 -1,70 -0,93 0,51

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa -2,21 -1,81 -2,87 -1,32

(5)

Tabel 4, menunjukkan bahwa pada triwulan III 2013, sebagian besar komponen penggunaan mengalami pertumbuhan terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q), kecuali untuk komponen ekspor dan impor. Komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah komponen pembentukan modal tetap bruto yang tumbuh sebesar 2,47 persen. Secara keseluruhan PDRB pada triwulan III 2013 tumbuh sebesar 0,31 persen.

Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, secara kumulatif (c-to-c) tumbuh sebesar 9,08 persen, komponen pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh 4,00

persen, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 6,14 persen, komponen pembentukan modal bruto tumbuh 9,17 persen, komponen ekspor tumbuh 0,51 persen dan komponen impor menurun sebesar -1,32 persen. Secara keseluruhan pertumbuhan kumulatif (c-to-c) tumbuh sebesar 5,50 persen.

II. NILAI PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 2000 TRIWULAN III TAHUN 2013 MENURUT PENGGUNAAN

TABEL 5. PDRB MENURUT PENGGUNAAN TRIWULANAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 2000

(Juta Rupiah)

KOMPONEN Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Tr II 2013* Tr III 2013** Tr II 2013* Tr III 2013**

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 18,963,822.12 19,457,111.84 6,296,053.47 6,417,081.23 2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta

Nirlaba 271,275.66 279,440.50 105,103.90 106,701.48

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,761,220.76 1,804,563.26 527,261.11 538,386.32

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 20,212,798.50 20,742,054.21 4,441,096.77 4,550,791.86 5. Perubahan Stok

6. Ekspor Barang dan Jasa 26,726,852.12 26,954,522.65 11,194,748.21 11,004,800.50

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 21,154,346.03 20,852,813.27 7,654,205.44 7,515,456.11

PDRB 24,784,117.65 25,117,397.63 12,339,615.91 12,377,897.52

*) Angka Revisi

(6)

Pada tabel 5, atas dasar harga berlaku, komponen pengeluaran yang menunjukkan nilai tambah bruto terbesar pada triwulan III tahun 2013 adalah komponen ekspor barang dan jasa sebesar Rp26,954,522.65 juta, kemudian komponen impor barang dan jasa sebesar Rp20,852,813.27 juta, disusul komponen pengeluaran pembentukan modal tetap bruto sebesar Rp20,742,054.21 juta.

Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, tiga komponen yang memberikan kontribusi terbesar adalah berturut-turut komponen ekspor barang dan jasa sebesar Rp11,004,800.50 juta, komponen impor barang dan jasa Rp7,515,456.11 juta serta komponen pengeluran konsumsi rumah tanggaRp6,417,081.23 juta.

Gambar

TABEL 1. LAJU PERTUMBUHAN PDRB   MENURUT LAPANGAN USAHA
TABEL 2. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA  ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 2000
TABEL 3.  STRUKTUR PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA  TAHUN 2011-2012 DAN TRIWULAN III 2012-2013
Tabel  4,  menunjukkan  bahwa  pada  triwulan  III  2013,  sebagian  besar  komponen  penggunaan  mengalami  pertumbuhan  terhadap  triwulan  sebelumnya  (q-to-q),  kecuali  untuk  komponen  ekspor  dan  impor

Referensi

Dokumen terkait

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini: (1) Pengeluaran untuk investasi dan harga faktor-faktor produksi didasarkan pada harga konstan, (2)

Elita Dewi, M.SP , selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai dosen pembimbing

1) Proses APO08 - (Mengelola Hubungan) berada pada level 3, sedangkan target yang ingin dicapai yaitu level 5 yang artinya implementasi layanan m-banking untuk

Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk Kategori Jasa Profesional, Ilmiah, dan Teknis Golongan Pokok

Dengan beroperasi nya pabrik tersebut, perusahaan akan memiliki tujuh pabrik pengola- han kelapa sawit dengan total kapasitas produksi sebesar 485 ton per jam, dari kapasitas

Kandungan modul telah dipilih dan disusun supaya dapat memberi pengalaman yang cukup kepada murid untuk membina asas yang kukuh dalam membuat pengiraan dan

Tetapi walaupun terjadi peningkatan jumlah unit usaha dari tahun ke tahun namun pertumbuhan jumlah unit usahanya sedikit, hal ini dikarenakan pengembangan industri

Hasil dari penelitian yang dilakukan Rosita (2009) menunjukkan bahwa variabel Nilai Utilitarian secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian