• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Pemantauan Pemijahan Ikan (Spawning Aggregations a atau SPAGs) di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Kabupaten Alor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Pemantauan Pemijahan Ikan (Spawning Aggregations a atau SPAGs) di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Kabupaten Alor"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Panduan Pemantauan Pemijahan Ikan

(

Spawning Aggregations

a atau SPAGs)

di Kawasan Konservasi Perairan Daerah

(KKPD) Kabupaten Alor

Versi 3.0 Tahun 2012

Kompilasi Oleh : Toufik Alansar (WWF – Indonesia)

Sutio Ambao (DKP Kab.Alor)

Khaifin (WWF – Indonesia)

(2)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Alor merupakan perkembangan dari Kawasan Konservasi Laut Selat Pantar seluas 4.000 Ha. KKPD Kabupaten Alor telah dideklarasikan untuk perluasannya menjadi 400.083 Ha dengan Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2009. Selain memiliki potensi laut yang sangat tinggi, Kawasan perairan Kabupaten Alor juga menyimpan potensi ancaman yang cukup serius. Praktek perikanan yang tidak ramah lingkungan terutama penggunaan bom masih sering terjadi. Pengelolaan sumberdaya laut terutama perikanan dipandang belum cukup efektif untuk menjamin kelestariannya.

Ikan-ikan karang umumnya berkelompok dalam jumlah besar pada waktu dan tempat tertentu untuk bereproduksi, perkawinan atau disebut juga pemijahan. Tempat-tempat pemijahan ikan ini umumnya berlokasi di bagian luar terumbu karang. Ketika nelayan menemukan tempat-tempat pengelompokan atau agregasi ikan karang ini, maka keberadaaan mereka akan segera terancam (Sadovy, 1993).

Ada 12 jenis ikan karang yang merupakan target utama dalam perdagangan dan juga menjadi indikator bila suatu suatu tempat atau lokasi di perairan menjadi lokasi pemijahan ikan karang, dan bisa dengan adanya indikator jenis ikan karang, upaya pengelolaan dan pencegahan akibat penangkapan berlebih (over exploitation) dapat dilakukan. Oleh sebab itu perlu diadakan pemantauan untuk menjamin kelangsungan dari ikan-ikan karang. Pemantauan daerah-daerah pemijahan adalah komponen yang sangat penting dalam suatu sistem pengelolaan di kawasan konservasi perairan (KKPD) Kabupaten Alor.

B. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan diadakannya panduan pemantauan pemijahan adalah untuk memberikan arahan dan petunjuk bagi para pengelola Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Alor dalam hal mengidentifikasi dan menentukan lokasi pemijahan ikan karang (seperti kerapu dan kakap). Tujuan lainnya adalah untuk memberi pegangan kepada para pekerja di lapang tentang metode-metode pemantauan yang memiliki standar (standardized), dapat dibandingkan (comparable) dan dapat diuji (reproducible).

(3)

Sasaran pedoman pemantauan ini adalah adanya upaya penutupan lokasi tempat pemijahan ikan karang dari aktifitas penangkapan atau pemanfaatan lain. Selain itu untuk membantu pemerintah kabupaten/kota dalam merumuskan peraturan dan kebijakan perikanan dengan mempertimbangkan status lokasi pemijahan ikan.

C. RUANG LINGKUP

Panduan ini mencakup kegiatan pemantauan pemijahan khususnya ikan kerapu ikan kakap dan Ikan Napoleon. Pemantauan ini meliputi semua aktifitas atau perikanan ikan dalam proses pemijahan yakni pengelompokan, ukuran panjang ikan dan waktu terjadinya proses peminjahan: hari, bulan (purnama atau bulan gelap) dan tahun.

D. LANDASAN HUKUM

Pelaksanaan pengamatan insidentil di dalam kawasan konservasi laut lainnya merupakan usaha yang berdasarkan pada asas pembangun nasional Indonesia yang berlandaskan:

1. Undang-undang nomor 45 Tentang Perikananan Jo. UU. No.31 2. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

3. UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

4. UU No. 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas UU No.31 Tahun 2004 5. UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengembangan Wilayah Pesisir dan

Pulau-pulau Kecil.

6. UU No.45 Tahun 2009 Kawasan Konservasi Ekosistem,Konservasi Jenis dan Konservasi Genetika.Undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang Pelestarian Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 7. Undang-undang nomor 24 tahun 1992 tentang Tata Ruang;

8. Peraturan Pemerintah nomor 35 tahun 1993 tentang Analisis Dampak Lingkungan;

9. Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar;

10.Keputusan Presiden nomor 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;

(4)

II. BATASAN DAN PENGERTIAN

1. Kawasan konservasi perairan adalah perairan yang dilindungi dikelola dengan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya dan lingkungan secara berkelanjutan.

2. Zonasi adalah suatu bentuk rekayasa tehnik pemanfaatan ruang melalui penetapan batas-batas fungsional sesuai dengan potensi sumberdaya dan daya dukung serta proses-proses ekologis yang berlangsung sebagai satu kesatuan dalam ekosistem pesisir.

3. Ekosistem adalah kesatuan komunitas tumbuhan,hewan,organisme dan non organisme lain serta proses yang menghubungkannya dalam membentuk keseimbangan,stabilitas dan produktifitas.

4. Terumbu Karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae.

5. Peminjahan didefinisikan sebagai meproduksi dan meletakkan telur dalam jumlah yang banyak di air.

6. Cakupan area adalah daerah yang informasinya diperlukan oleh pengelola, hal ini biasanya mencakup kawasan perlindungan ditambah daerah yang langsung berada disekitarnya.

7. Database adalah sistem digital atau analog untuk menyimpan dan mengambil data. Database dapat terdiri dari satu tabel data, atau dua maupun lebih tabel data yang berhubungan antara satu dengan lainnya (database relational). Database yang relational atau berhubungan biasanya dianggap merupakan cara paling efisien untuk menyimpan data. 8. Tabel Data adalah tabel dengan data dimana setiap lajur mewakili data

dan setiap kolom mewakili variabel. Setiap ‘record’ mengandung satu subyek data, misalnya, satu record mengandung data satu armada penangkapan yang diobservasi di lapangan (ukuran, kekuatan mesin, hasil tangkap, dsb.). Variabel mewakili data yang sama dari berbagai subyek, misalnya kekuatan mesin dari perahu nelayan yang diobservasi di lapangan. Satu datum (misalnya kekuatan mesin dari satu perahu nelayan yang diobservasi di lapangan) disimpan didalam sel, yang merupakan interaksi antara lajur dan kolom.

9. Praktek penangkapan ikan merusak adalah cara penangkapan ikan yang merusak habitat, yang berdampak pada menurunnya jumlah dan keanekaragaman spesies yang menjadi target penangkapan dan merusak habitatnya. Contoh dari penangkapan ikan merusak adalah

(5)

pengangkapan dengan bom dan kebanyakan pukat harimau (trawl) tipe dasar.

10.Pemanfaatan berlebih (over-exploitation) adalah kejadian pemanfaatan sumber daya laut yang lebih tinggi daripada yang diinginkan dari sudut pandang ekologi dan/atau ekonomi melebihi kapasitas daya dukung suatu wilayah laut.

11.Database relational adalah suatu tipe database dimana tabel yang berisi data dihubungkan antara satu dengan lainnya melalui beberapa kunci referensi. Tipe database ini lebih disukai karena dapat menyimpan data dengan replikasi minimum.

12.Program spreadsheet adalah suatu program seperti Microsoft Excel dimana data dimasukkan kedalam sel dari worksheet dan dimana sel-sel ini mungkin berisi formula yang mengacu kepada sel-sel-sel-sel lainnya.

(6)

III. METODOLOGI

A. PENGUMPULAN DATA

1. Metode Pengumpulan data

Pertama-tama dilakukan adalah pemilihan lokasi, yang berdasarkan informasi dari nelayan lokal dan dikonfirmasi oleh ahli dan staf lapangan. Selanjutnya dilakukan kegiatan pemantauan pemijahan pada lokasi yang telah dipilih dengan metode sensus bawa air (Under Water Visual Census atau disingkat UVC).

Metode sensus bawa air mengharuskan dua orang penyelam untuk menyelam secara berpasangan (lihat Lampiran 2 untuk syarat

penyelam dan keperluan pemantauan). Penyelam pertama bertugas

melakukan penghitung jumlah masing-masing jenis ikan: Epinephelus fuscoguttatus, E. polyphekadion dan Plectropomus areolatus serta Lutjanus bohar (lihat lampiran 1 untuk jenis ikan target spags). Penyelam kedua melakukan perhitungan panjang ketiga jenis ikan dan mencatat tingkah laku pemijahan (berkelompok atau aggregation, berpasangan atau courtship, bunting atau gravid, dan memijah atau spawning). Perhitungan jumlah ikan dilakukan dengan system ‘tally’ seperti formulir A2 isian yang disajikan pada Lampiran A2. Formulir A2 dicetak pada kertas anti air dan ditempelkan pada sebuah roll-slate, yang terbuat dari pipa PVC diameter 11 cm (4.5 inci) dengan panjang 30 cm (Pet dkk 2005). Untuk pencatatan dibawah air menggunakan pensil 2B yang diikatan dengan seutas tali pada lubang kecil di ujung roll-slate.

B. ANALISIS DATA

Data yang di kumpulkan di analisa secara statistik untuk mendapatkan hasil-hasil sebagai berikut:

- Rata-rata jumlah ikan per spesies per periode tertentu yang ditemukan pada masing-masing lokasi pemijahan ikan. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan lokasi yang paling layak untuk dilakukan pemantauan selanjutnya.

- Rata-rata jumlah ikan berdasarkan klas ukuran (20-110 cm) per periode tertentu yang ditemukan pada lokasi pemijahan.

- Menyajikan grafik kecenderungan penurunan jumlah ikan per spesies per lokasi berdasarkan periode waktu yang berbeda. - Menyajikan kecenderungan pergeseran klas ukuran panjang per

(7)

IV. PELAPORAN

Laporan yang dibuat adalah:

- Laporan kegiatan berisi jumlah lokasi pemijahan yang dikunjungi, penggunaan dana dan beberapa catatan penting.

- Laporan Perenam bulan-berisi temuan data selama tiga bulan terakhir dan catatan penting lainnya-laporan ini.

- Laporan tahunan-berisi semua data dan temuan hasil pengamatan selama satu tahun penuh (termasuk grafik dan table), kesimpulan dan saran, total pengeluaran, foto dan catatan penting lainnya.

Laporan tahunan disajikan dalam bentuk buku dengan kerangka laporan sebagai berikut:

 Sampul

 Kata Pengantar

 Rangkuman (merupakan ringkasan pokok-pokok laporan)

 Daftar Isi

I. Pendahuluan (penjelasan ringkas tentang daerah survei, tujuan-tujuan dari program pemantauan pemanfaatan sumberdaya, penjelasan singkat dari pendekatan pemantauan pemanfaatan sumberdaya)

 Maksud dan tujuan

 Ruang lingkup (permasalahan yang dilaporkan)

 Waktu pelaksanaan (sejak dimulai sampai selesai kegiatan)

 Metode atau teknik perolehan informasi (data primer dan sekunder)

II. Hasil Pengamatan III. Kesimpulan dan Saran

 Kesimpulan merupakan intisari dari isi pokok laporan

 Saran merupakan alternative yang perlu diambil untuk

memecahkan masalah/persoalan yang timbul dan rekomendasi dalam pengelolaan KKPD Alor.

 Daftar Pustaka (sumber acuan yang berasal dari buku, majalah, surat kabar, dan sebagainya. Daftar pustaka disusun sesuai dengan abjad serta penulisannya mengikuti ketentuan yang berlaku dalam perpustakaan.

(8)

Bagi para pihak yang telah melakukan pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut diharapkan dapat mengkoordinasikan dan memasukkan data tersebut kepada instansi terkait seperti:

 BKSDA NTT II

 Dinas Kelautan dan Perikanan (Kabupaten dan Provinsi) Nusa Tenggara Timur

 Bappeda/Bappeda (Kabupaten dan Propinsi) Nusa Tenggara Timur

 BKKPN Kupang Nusa Tenggara Timur

 BLHD (Kabupaten dan Provinsi) Nusa Tenggara Timur

 Badan Pengelola KKPD Alor

 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur

 Forum Masyarakat

 LSM lokal Nusa Tenggara Timur

 Pihak Universitas di Nusa Tenggara Timur

V. PENUTUP

Protokol pelaksanaan pemantauan Pemijahan Ikan ini merupakan suatu acuan yang bersifat umum, artinya dapat diberlakukan semua kegiatan pemantauan ini di seluruh kawasan konservasi perairan daerah lainnya. Oleh sebab itu, perlu ditindak-lanjuti dengan mengembangkan petunjuk teknis oleh pelaksana/ Badan Pengelola ataupun pihak yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi spesifik wilayah yang akan menjadi target kegiatan pemantauan.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Colin, P.L., Sadovy Y.J., dan Domeier M.L (2003). Manual for the study and conservation of reef fish spawning aggregation. Society for the Conservastion of Reef Fish Aggregation (SCRRFA) Special Publication No.1 (version 1.0), 98 page. Available at http:www.scrfa.org.

Mouse, P.J 2005. underwater size estimation of fish at spawning aggregation sites. SEACMPA training protocol. Version 2.0 (June 2005). Publication from the Nature Conservancy Southeast Asia Center for Marine Protected Areas, Sanur, Bali, Indonesia. 31 page.

Oakley, K.L., Thomas L.P. dan Fancy S.G. 2003. Guidelines for long-term monitoring protocols. Wildlife Society Bulletin 31 (4): 1000 – 1003.

Pet, J.S., Mouse P.J., Rhodes K. dan Green A. 2005. Introduction to monitoring of spawning aggregations of three grouper species from the Indo-Pacific. A manual for field practitioners. Version 1.2 (April 2005 ). Publication from The Nature Conservancy Southeast Asia Center for Marine Protected Areas, Sanur, Bali, Indonesia, 69 page.

Sadovy, Y. 1993. The Nassau grouper, endengered or just unlucky? Reef Encounter July 1993. 101-2

(10)

Lampiran

Lampiran 1. Contoh jenis ikan target

Variola louti Cephalopholis miniata

Cephalopolis urodeta Naso hexacanthus

Macolor macularis Lutjanus bohar

Plectorhinchus polytaenia Plectorhinchus lineatus

(11)

Plectropomus areolatus Gnathodentex aurolineatus

(12)

Lampiran 2. Persyaratan perorangan dan keperluan operasional

Kegiatan pemantaun daerah pemijahan memerlukan dua orang penyelam bersertifikat (minimal level Advance)

Semua penyelam harus dilatih untuk dapat mengidentifikasi 12 jenis ikan yang menjadi target monitoring Spag’s ini, adapun ikan target tersebut yaitu ; Variola Louti, Cephalopolis miniata, Cephalopolis urodeta, Nasohexacanthus, Macolor macularis, Lutjanus bohar, Plectorhinchus polytaenia, Plotorhincus lineatus, Epinephulus fuscoguttatus, Epinephelus polyphekadion, Plectropomus areolatus, Gnathodentex aurolineatus, Epinephelus fuscoguttatus, E. Plectropomus areolatus, Plectropomus areolatus dan Lutjanus bohar. Penyelam juga dilatih ketrampilan untuk menduga panjang, untuk mengestimasi panjang (lihat protocol untuk latihan estimasi panjang ikan, Mous 2005).

Sebagai tambahan, Koordinator harus dilatih untuk: - memasukan data kedalam Excel database;

- menghitung total jumlah dan rata-rata panjang total;

- membuat grafik sederhana yang menunjukan kecederungan jumlah dan rata-rata panjang untuk masing-masing site dan masing-masing species; - bekerjasama dengan tim outreach untuk pembuatan laporan yang efektif

bagi keperluan para pihak.

Peralatan dan bahan yag diperlukan untuk kegiatan pemantauan ini adalah: - Kapal kayu > 5 GT, yang dapat membawa minimal 2 orang penyelam. - Peralatan selam: 2 set alat selam. 5 tabung selam (penyelam harus

membawa pelampung tanda dan peluit);

- bahan survey: roll slate, formulir isian lapang dari bahan kertas tahan air, GPS tangan;

- peralatan keselamatan: radio, dan perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).

(13)

Lampiran 3. Formulir A2

Formulir isian lapang untuk pemantauan bawah air (Underwater Visual Cencus or UVC) seperti yang dilihat di bawah. Versi lengkap formulir ini, untuk dicetak pada kertas A4, tercantum dalam database Microsoft Excel.

Site No : Pu lau Pu ra T rans ec t N o: Da te: / / Lu na r D ate : Ob se rve r N am e: Su tio Am ba o Tim e: Vis ibi lity : Div eID : Po sis i ; De raj at, M inu te, De tik Lo ca tio n: GR OU P (cm ) FR EQ UE NC Y: FR EQ UE NC Y: FR EQ UE NC Y: Va rio la Lo uti TO TA L C. mi nia ta TO TA L C.U rod eta TO TA L Na so he xa ca nth us TO TA L M ma cu lar is TO TA L L.b oh ar TO TA L P.p oly tae nia TO TA L P. Lin ea tus TO TA L G.a uro lin ea tus TO TA L E. fus co gu tta tus TO TA L E. po lyp he ka dio n TO TA L E. are ola tus TO TA L 21 - 2 5 26 - 3 0 31 - 3 5 36 - 4 0 41 - 4 5 46 - 5 0 51 - 5 5 56 - 6 0 61 - 6 5 66 - 7 0 71 - 7 5 76 - 8 0 81 - 8 5 86 - 9 0 91 - 9 5 96 - 1 00 10 1 - 10 5 10 6 - 11 0 To tal in LF D Agressio n Co urt sh ip Gra vid Sp aw nin g Re ma rks : FR EQ UE NC Y: FR EQ UE NC Y: FR EQ UE NC Y: FR EQ UE NC Y: FR EQ UE NC Y: FR EQ UE NC Y: FR EQ UE NC Y: FR EQ UE NC Y: FR EQ UE NC Y:

(14)

Lampiran 4. Database Program Excel

Contoh tampilan di Microsoft Excel yang dirancang untuk pengisian data dan pemanggilan kembali data saat diperlukan.

(15)

Lampiran 5. Pembiayaan

Rate - Rp-US$ 9,200

Cost drivers (Aug2012)

Boat Rent 3,000,000 Rp/trip

Fuel consumption by genset 390,000 Rp/day

Speed - 35 knots 0 km/hour

Distance (km) per field day 0 km

Fuel costs 195,000 Rp/day

Depreciation speedboat (10% of US$60,000 per year) 0 Rp/day Maintenance speedboat (10% of US$60,000 per year) 0 Rp/day Food and drinks for crew and monitoring staff (Rp

85,000 pp per day) 1,500,000 Rp/day

Local Transport 400,000 Rp/day

Total costs per field day 5,485,000 Rp

Field days per year 15 days

Gambar

Gambar 1. Contoh empat species ikan target SPAGs:

Referensi

Dokumen terkait

Apabila anda berada dalam kedudukan kewangan yang baik dengan mempunyai lebihan aliran tunai, maka anda sudah bersedia untuk membuat pelaburan. Ada banyak

Peningkatan Kreativitas Seni Budaya Keterampilan Siswa Kelas V SDN Tempurejo 2 Kediri Melalui Pemanfaatan dari Limbah Koran.. Jurusan S1 PGSD Fakultas Keguruan

Pusat pertanyaan dalam teologi adalah pertanyaan yang diajukan oleh orang yang percaya, “Bagaimana mungkin Yesus bisa menjadi manusia dan Allah pada saat yang sama?” Atau,

Berdasarkan pengertian tersebut elemen-elemen penting yang harus ada dalam sebuah kebijakan publik adalah tindakan-tindakan pemerintah yang dilakukan secara obyektif

Korelasi antarpeubah meliputi kadar air tanah saat panen, indeks klorofil daun, bobot kering brangkasan, pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, panjang akar, jumlah daun), hasil

c) Penyusunan, penggandaan soal dan pendistribusian merupakan wewenang dan tanggung jawab ketua sub rayon dengan tetap memperhatikan objektifitas dan

Sedangkan konsep Tri Hita Karana pada 3 buah gelungan yang terdapat di jembatan penghubung ke Balai Gili diinterpretasikan pada 3 buah busana di mana ready to wear yang

Berapa harga kotoran sapi perkilogram jika dijual ke pasar sebelum adanya pengolahan