• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT GADING DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT GADING DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PADA TANGGAL 30 JUNI 2012 DAN 2011 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011

(2)

DAN 2011 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011

Daftar Isi

Halaman Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian...……….... 1-2

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian……… 3

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian...….……… 4

Laporan Arus Kas Konsolidasian………..……….. 5

(3)
(4)

30 Juni 2012 31 Desember 2011

Catatan (Tidak Diaudit) (Diaudit)

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2b,2g,4,24 11.242.323.216 11.807.387.087 Piutang usaha pihak ketiga 2g,5,24 13.925.391.769 9.782.189.296 Piutang lain-lain - pihak ketiga 2g,24 403.621.555 396.088.607

Aset real estat 2h,6 78.530.206.054 84.169.008.049

Pajak pertambahan nilai dibayar dimuka 2p,2q,10 525.985.745 354.231.430

Biaya dibayar dimuka 2j 1.974.852.188 1.471.168.847

Jumlah aset lancar 106.602.380.528 107.980.073.316

ASET TIDAK LANCAR

Tanah yang belum dikembangkan 2i,7 960.546.192.372 930.648.481.903 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi

penyusutan sebesar Rp 2.504.865.615

tahun 2012 dan Rp 1.943.810.235 tahun 2011 2k,8 2.201.230.790 2.583.942.720 Aset pajak tangguhan 2q,21 25.604.110 11.279.703

Aset lain-lain 2g,23 346.500.000 525.175.000

Jumlah aset tidak lancar 963.119.527.272 933.768.879.326

JUMLAH ASET 1.069.721.907.800 1.041.748.952.642

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

(5)

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang usaha pihak ketiga 2g,9,24 6.464.561.440 7.136.393.203 Utang lain-lain

Pihak berelasi 2f,2g,24,25 119.240.345.017 122.299.873.521

Pihak ketiga 2g,24 1.598.221.414 929.377.889

Utang pajak 2p,2q,10 1.921.810.841 2.120.149.444

Uang muka penjualan 2n,12 17.223.679.404 17.869.197.794

Utang jangka panjang yang akan jatuh tempo satu tahun

Utang bank dan lembaga keuangan lainnya 2g,11,24 295.272.835.724 259.854.909.465 Liabilitas lain-lain 2g,24 47.750.607 100.155.000

Jumlah liabilitas jangka pendek 441.769.204.442 410.310.056.316

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo satu tahun

Utang bank 2g,11,24 1.577.502.331 10.262.044.166

Liabilitas imbalan pasca kerja 2m,13 985.697.993 699.209.855

Jumlah liabilitas jangka panjang 2.563.200.324 10.961.254.021

JUMLAH LIABILITAS 444.332.404.766 421.271.310.337

EKUITAS

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk

Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham tahun 2012 dan Rp 500 per saham pada tahun 2011

Modal dasar - 2.400.000.000.000 tahun 2012 dan 4.800.000.000 tahun 2011

Modal ditempatkan dan disetor penuh -6.005.000.000 saham tahun 2012 dan

1.201.000.000 saham tahun 2011 14,24 600.500.000.000 600.500.000.000 Selisih transaksi perubahan ekuitas nonpengendali 2c 5.861.309.477 5.861.309.477 Saldo laba yang belum ditentukan

penggunaannya 12.650.508.427 9.949.472.003

Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan

kepada pemilik entitas induk 619.011.817.904 616.310.781.480

Kepentingan nonpengendali 2c,15 6.377.685.130 4.166.860.825

JUMLAH EKUITAS 625.389.503.034 620.477.642.305

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.069.721.907.800 1.041.748.952.642

yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. Lihat Catatan atas Laporan Keuangan konsolidasian yang merupakan bagian

(6)

Catatan (Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit)

PENJUALAN BERSIH 2n,16 45.018.642.652 17.800.065.838

BEBAN POKOK PENJUALAN 2n,17 (31.485.438.741) (10.467.684.764)

LABA KOTOR 13.533.203.911 7.332.381.074

Beban penjualan 2n,18 (912.080.066) (766.838.027) Beban umum dan administrasi 2n,19 (5.365.692.462) (2.201.385.055)

Beban keuangan 2o (1.913.226.534) (1.190.666.512)

Keuntungan lainnya 428.256.779 86.786.965

LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN)

PAJAK PENGHASILAN 5.770.461.628 3.260.278.445

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN

Pajak kini 2q,21 (872.925.306) (584.768.320)

Pajak tangguhan 2q,21 14.324.407 5.639.852

LABA SEBELUM LABA ENTITAS ANAK PRA AKUISISI

DARI TRANSAKSI EKUITAS NONPENGENDALI 4.911.860.729 2.681.149.976

LABA ENTITAS ANAK PRA AKUISISI

DARI TRANSAKSI EKUITAS NONPENGENDALI -

-LABA BERSIH PERIODE BERJALAN 4.911.860.729 2.681.149.976

LABA KOMPREHENSIF LAIN -

-JUMLAH LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 4.911.860.729 2.681.149.976

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN

YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik entitas induk 2.701.036.424 2.680.799.403

Kepentingan nonpengendali 2c,15 2.210.824.305 350.573

Jumlah 4.911.860.729 2.681.149.976

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF

YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik entitas induk 2.701.036.424 2.680.799.403

Kepentingan nonpengendali 2c,15 2.210.824.305 350.573

Jumlah 4.911.860.729 2.681.149.976

LABA PER SAHAM DASAR

YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA

PEMILIK ENTITAS INDUK 2r,22 0,72 2,23

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

(7)

perubahan ekuitas belum ditentukan Kepentingan

Modal saham nonpengendali penggunaannya Jumlah nonpengendali Jumlah ekuitas

Saldo per 1 Januari 2011 600.500.000.000 5.861.309.477 6.011.913.386 612.373.222.863 2.458.550 612.375.681.413 Jumlah laba komprehensif tahun berjalan - - 2.680.799.403 2.680.799.403 350.573 2.681.149.976 Saldo per 30 Juni 2011 600.500.000.000 5.861.309.477 8.692.712.789 615.054.022.266 2.809.123 615.056.831.389

Saldo per 1 Januari 2012 600.500.000.000 5.861.309.477 9.949.472.003 616.310.781.480 4.166.860.825 620.477.642.305 Jumlah laba komprehensif periode berjalan - - 2.701.036.424 2.701.036.424 2.210.824.305 4.911.860.729 Saldo per 30 Juni 2012 600.500.000.000 5.861.309.477 12.650.508.427 619.011.817.904 6.377.685.130 625.389.503.034

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

(8)

30 Juni 2012 30 Juni 2011

(Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Pendapatan dari pelanggan 40.203.608.416 14.336.175.784

Pembayaran kepada kontraktor dan untuk beban

operasinal lainnya (34.825.431.578) (12.577.772.984)

Pembayaran kepada karyawan (2.503.825.138) (1.552.476.324) Kas bersih digunakan untuk operasi 2.874.351.700 205.926.477

Pembayaran beban keuangan (25.719.072.267) (17.050.972.223)

Pembayaran pajak (1.215.864.399) (936.391.969)

Arus Kas Digunakan Untuk Operasi (24.060.584.966) (17.781.437.715)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aset tetap (178.334.825) (46.972.600)

Arus Kas Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (178.334.825) (46.972.600)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran pihak berelasi (26.425.075.789) (78.233.648.353)

Penerimaan pihak berelasi 23.365.547.285

-Pembayaran utang bank dan lembaga keuangan lainnya (8.136.600.576) (33.706.057.790) Penerimaan utang bank dan lembaga keuangan lainnya 34.869.985.000 130.201.771.425

Arus Kas Diperoleh Dari Aktivitas Pendanaan 23.673.855.920 18.262.065.282

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (565.063.871) 433.654.967

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 11.807.387.087 13.829.282.930

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 11.242.323.216 14.262.937.897

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

(9)

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Gading Development (d/h PT Artha Asia Pratama) (“Perusahaan” atau Entitas Induk) didirikan berdasarkan akta No.45 tanggal 18 Desember 2003 dari P. Sutrisno A. Tampubolon, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C-10424 HT.01.01.TH.2004 tanggal

28 April 2004, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 79, Tambahan No. 9850 tanggal 1 Juni 2004. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 44 tanggal 9 Pebruari 2012 dari Humberg Lie, S.H., S.E., M.kn., notaris di Jakarta, mengenai perubahan susunan pengurus Perusahaan, perubahan kedudukan, perubahan status Perusahaan dari Perusahaan Tertutup menjadi Perusahaan Terbuka, perubahan maksud dan tujuan, perubahan nilai nominal dari Rp 500 menjadi Rp 100, melakukan Penawaran Umum Saham Perdana. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-09453.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 22 Pebruari 2012.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang pembangunan, jasa, perdagangan dan industri. Pada saat ini kegiatan usaha yang dijalankan Perusahaan meliputi usaha distribusi bahan material serta melakukan investasi pada entitas anak.

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2009.

Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat beralamat di Plaza Mutiara 10th Floor,

Suite 1006, Jalan Lingkar Kuningan Kav. E.1.2 No. 1 & 2, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta 12950.

b. Susunan Pengurus dan Karyawan

Jumlah karyawan tetap Perusahaan dan entitas anak (secara bersama-sama disebut sebagai “Grup”) sebanyak 41 karyawan masing-masing pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 (tidak diaudit).

Sesuai dengan akta No. 44 tanggal 9 Pebruari 2012 dari Humbert Lie, S.H., notaris di Jakarta dan akta No. 100 tanggal 23 Desember 2010, dari Robert Purba, S.H., notaris di Jakarta. Susunan pengurus Perusahaan sampai dengan tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 sebagai berikut:

2012 2011

Komisaris Utama Adi Syahruzad Adi Syahruzad

Komisaris Anggraini Sukanto Anggraini Sukanto

Direktur Utama Henry Kembaren Albertus Benny

Direktur Albertus Benny Henry Kembaren

(10)

-1. UMUM (lanjutan)

b. Susunan Pengurus dan Karyawan

Perusahaan telah menetapkan Albertus Benny sebagai Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) Perusahaan sesuai dengan Surat Penunjukan tertanggal 14 Maret 2012.

Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Perusahaan di Luar Rapat Perusahaan tanggal 19 Maret 2012, Perusahaan menetapkan pembentukan Komite Audit Perusahaan dengan

susunan sebagai berikut:

Ketua : Ir. Adi Syahruzad Anggota : Sandi Irawan Anggota : Amry Aulia

Masa tugas anggota Komite Audit bersamaan dengan masa jabatan Dewan Komisaris.

Perusahaan telah membentuk dan menyusun Piagam Unit Audit Internal dan Unit Audit Internal pada tanggal 14 Maret 2012 sesuai dengan Peraturan No. IX.I.7, dimana Perusahaan diwajibkan untuk membentuk Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter) yang ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris. Perusahaan juga telah menunjuk Merlin sebagai Kepala Satuan Audit Internal berdasarkan surat penunjukan tanggal 14 Maret 2012.

Perusahaan memberikan remunerasi kepada pengurus Perusahaan berupa gaji, tunjangan dan bonus. Jumlah remunerasi komisaris sebesar Rp 194.282.400 dan Rp 229.800.000 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta direksi sebesar Rp 288.120.000 dan Rp 479.960.000 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011.

c. Entitas Anak Yang Dikonsolidasi

Perusahaan memiliki baik langsung maupun tidak langsung 50% dan lebih dari 50% atau kurang dari 50% saham entitas anak dimana Perusahaan mempunyai kendali atas kebijakan keuangan dan operasional. Rincian entitas anak yang dikonsolidasi sebagai berikut:

Tahun

Jenis Nama operasi 30 Juni 30 Desember

Lokasi usaha proyek komersial 2012 2011 2012 2011

Rp Rp

Pemilikan Langsung

PT Swakarsa Adimanunggal (SAM) Jakarta Investasi - Pra operasi 99,99% 99,99% 932.337.533.832 930.423.222.131

PT Gading Selaras (GS) Jakarta Apartemen Gading Green Hill Pra operasi 99,99% 99,99% 169.425.655.063 163.635.539.494

PT Gading Hotel dan Resort (GHR) Jakarta Investasi - Pra operasi 99,99% 99,99% 26.938.600.000 26.939.000.000

Pemilikan Tidak Langsung

PT Mitra Mentari Mulia (MMM) Jakarta Apartemen dan Rumah

Toko

The Boutique 2007 99,98% 99,98% 45.930.063.328 39.513.752.288

PT Pondok Persada Jaya (PPJ) Jakarta Investasi - Pra operasi 99,98% 99,98% 143.181.419.222 143.182.127.721

PT Matari Kirana (MK) Jakarta Perumahan - Pra operasi 99,98% 99,98% 49.185.373.237 42.472.916.449

PT Nuansa Berdikari (NB) Jakarta Perumahan - Pra operasi 99,98% 99,98% 66.875.715.378 55.488.432.036

PT Permata Jaya Bersinar (PJB) Jakarta Perumahan - Pra operasi 99,98% 99,98% 55.567.899.213 45.757.529.237

PT Sinar Indojaya Permai (SIP) * Jakarta Perumahan Villa Permata Tambun 2009 50% 50% 31.186.297.458 43.942.262.376

Grand Regency 2009

Villa Permata Cikarang 2009

Sindang Panon Regency 2010

PT Graha Bumi Mas Jaya (GBMJ) * Jakarta Perumahan Senopati Estate 2012 50% 50% 36.502.338.826 18.346.079.697

PT Gading Hill (GH) Jakarta - - Pra operasi 99,98% 99,98% 25.000.000.000 25.000.000.000

PT Permata Gading (PG) Jakarta - - Pra operasi 99,98% 99,98% 19.998.900.468 19.999.368.383

PT Gading Mahardika (GM) Jakarta Hotel Zest Hotel Pra operasi 98,99% 98,99% 10.493.000.000 10.493.000.000

PT Graha Kirana Indonesia (GKI) Jakarta Hotel Zest Hotel Pra operasi 98,99% 98,99% 16.420.800.000 16.421.000.000

Entitas anak

Presentase Pemilikan

* Laporan keuangan SIP (2011) dan GBMJ (2011) dikonsolidasi karena Perusahaan mempunyai kendali atas kebijakan keuangan dan operasional entitas anak tersebut.

(11)

1. UMUM (lanjutan)

c. Entitas Anak Yang Dikonsolidasi (lanjutan)

Pada bulan Agustus 2009, Perusahaan menandatangani akta jual beli untuk mengakuisisi 99,99% saham SAM melalui pembelian 24.995 saham SAM milik pihak ketiga. Nilai akuisisi Perusahaan merupakan nilai wajar aset yang diperoleh.

SAM didirikan berdasarkan akta No. 22 tanggal 21 Juli 2009 dari P. Sutrisno A. Tampubolon, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-38798.AH.01.01.Tahun 2009 tanggal 11 Agustus 2009. Ruang lingkup SAM meliputi bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertambangan, pengakutan darat, pertanian, percetakan dan perbengkelan dan jasa. Saat ini kegiatan utama SAM adalah melakukan investasi pada entitas anak.

GS

Pada bulan Desember 2010, Perusahaan menandatangani akta jual beli untuk mengakuisisi

99,99% saham GS melalui pembelian 999.900.000 saham GS milik pihak ketiga sebesar Rp 99.990.000.000. Nilai akuisisi Perusahaan merupakan nilai wajar aset yang diperoleh. Saat ini

kegiatan utama GS adalah memulai rencana pembangunan apartemen Gading Green Hill.

GS didirikan berdasarkan akta No. 55 tanggal 16 Juni 2010 dari Yulia, S.H., notaris di Jakarta dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-30905.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 18 Juni 2010. Ruang lingkup GS meliputi bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertambangan, pengakutan darat, pertanian, percetakan dan perbengkelan dan jasa.

GHR

Pada bulan Maret 2011, Perusahaan menandatangani akta jual beli untuk mengakuisi 99,99% kepemilikan GHR sebanyak 49.995 saham milik Rudy Purnomo, pihak berelasi dan bukan entitas sepengendali. Saat ini kegiatan utama GHR adalah melakukan investasi pada entitas anak. GHR didirikan dengan nama PT Delite Manunggal berdasarkan akta No. 116 tanggal 16 Juli 2010 dari Humberg Lie, S.H., SE, Mkn notaris di Jakarta dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-309054.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 9 Agustus 2010. Anggaran dasar Perusahaan

telah mengalami beberapa kali perubahan termasuk perubahan nama menjadi PT Gading Hotel & Resort berdasarkan akta No. 93 tanggal 31 Maret 2011 dari Yulia, S.H., notaris di Jakarta. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusannya No.AHU-20702.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 25 April 2011. Rincian perhitungan akuisisi tersebut sebagai berikut:

(12)

1. UMUM (lanjutan)

c. Entitas Anak Yang Dikonsolidasi (lanjutan)

Nilai Wajar Aset

Kas 25.000.000

Liabilitas

-Aset Bersih 25.000.000

Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (99,99%) 24.997.500

Harga Perolehan 24.997.500

Goodwill

-d. Penawaran Umum Saham

Berdasarkan akta No. 44 tanggal 9 Pebruari 2012 dari Yulia, S.H., notaris di Jakarta, para pemegang saham Perusahaan telah menyetujui untuk melakukan penawaran umum perdana saham kepada masyarakat dan telah memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM dan LK melalui Surat Keputusannya No. S-8146/BL/2012 tanggal 29 Juni 2012, jumlah lembar saham yang ditawarkan kepada masyarakat sebanyak 4.000.000.000 (empat milyar) lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) per lembar saham dan harga penawaran Rp 105 (seratus lima Rupiah) per lembar saham yang disertai dengan penerbitan Waran Seri I sebanyak 2.000.000.000 (dua milyar) yang dikeluarkan dalam rangka penawaran umum perdana saham. Waran seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham yang bernilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 105 (seratus lima Rupiah), waran yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama 3 (tiga) tahun yang dapat dilakukan selama masa berlakunya periode pelaksanaan, yang berlaku mulai tanggal 11 Januari 2013 sampai dengan 16 Juli 2015, dimana setiap pemegang 1 (satu) waran berhak untuk membeli 1 (satu) saham Perusahaan. Pemegang waran seri I tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham, termasuk dividen selama waran seri I tersebut belum dilaksanakan menjadi saham. Bila waran seri I tidak dilaksanakan sampai habis periode pelaksanaannya, maka waran seri I tersebut menjadi kadaluarsa, tidak bernilai, tidak berlaku dan tidak dapat diperpanjang lagi. Saham hasil penawaran umum perdana saham dan hasil pelaksanaan waran seri I yang ditawarkan melalui penawaran umum perdana saham ini seluruhnya merupakan saham yang dikeluarkan dari portepel Perusahaan dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.

e. Tanggung Jawab Manajemen dan Persetujuan Laporan Keuangan Konsolidasian

Penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian Grup merupakan tanggung jawab manajemen dan telah diotorisasi untuk diterbitkan oleh Direksi.

(13)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK), meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 yang telah diubah dengan Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP- 554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010, dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan

Emiten atau Perusahaan Publik Industri Real Estat, yang telah dipertegas dengan Surat Edaran No. SE-03/BL/2011 tanggal 13 Juli 2011.

b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan metode akrual, kecuali laporan arus kas.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dan menyajikan sumber dan penggunaan kas dan setara kas dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan SAK, dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:

• penerapan kebijakan akuntansi;

• jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian;

• jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama tahun pelaporan.

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.

Secara khusus, informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan pertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian dijelaskan dalam Catatan 3.

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Prinsip Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas-entitas yang dikendalikan secara langsung ataupun tidak langsung oleh Perusahaan. Pengendalian ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan keuangan dan operasi perusahaan tersebut sehingga memperoleh manfaat dari aktivitas perusahaan tersebut. Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari 50% hak suara, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai pengendalian efektif. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa.

Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antar entitas di dalam Grup yang material telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.

Kepentingan nonpengendali pada entitas anak diidentifikasi secara terpisah dan disajikan dalam ekuitas. Kepentingan nonpengendali pemegang saham pada awalnya boleh diukur pada nilai wajar atau pada proporsi kepemilikan kepentingan nonpengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan pengukuran dibuat pada saat akuisisi dengan dasar akuisisi.

Setelah akuisisi, nilai tercatat kepentingan nonpengendali adalah jumlah kepentingan nonpengendali pada pengakuan awal ditambah dengan proporsi kepentingan nonpengendali atas

perubahan selanjutnya dalam ekuitas. Jumlah pendapatan komprehensif diatribusikan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit.

Perubahan dalam bagian kepemilikan Grup pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan entitas anak dan kepentingan nonpengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan nonpengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk.

Bagian perusahaan atas transaksi perubahan ekuitas nonpengendali pada entitas anak disajikan sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Nonpengendali” dalam bagian ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK) 7 tentang Pencabutan PSAK No. 44 Akuntansi Aktivitas Pengembang Real Estate terutama paragraf 56-61: Penyajian, yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012.

Grup menyajikan aset dan liabilitas tidak dikelompokkan (unclassified) menurut lancar dan tidak lancar dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sesuai dengan standar sebelumnya. Oleh karena PPSAK No. 7, Grup menyajikan aset dan liabilitas berdasarkan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 30 Juni 2012 dan menyajikan kembali laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011.

(15)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Kombinasi Bisnis

Akuisisi entitas anak dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method). Biaya kombinasi bisnis adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, liabilitas yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.

Dalam penerapannya, imbalan untuk akuisisi termasuk setiap aset atau liabilitas yang dihasilkan dari suatu kesepakatan imbalan kontinjen diukur terhadap nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan selanjutnya dalam nilai wajar disesuaikan dengan biaya akuisisi ketika memenuhi syarat sebagai penyesuaian pengukuran periode. Semua perubahan selanjutnya dalam nilai wajar dari imbalan kontijensi diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas yang dihitung sesuai dengan standar akuntansi. Perubahan dalam nilai wajar dari imbalan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak dicatat.

Aset teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontijensi pihak yang diakuisisi yang memenuhi kondisi-kondisi pengakuan berdasarkan PSAK No. 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis, diakui pada nilai wajar, kecuali untuk aset dan liabilitas tertentu diukur dengan menggunakan standar yang relevan. Untuk kombinasi bisnis tahun sebelumnya dimana Perusahaan mengakuisisi kurang dari seluruh saham entitas anak, proporsi minoritas atas aset dan liabilitas dinyatakan sebesar jumlah tercatat sebelum akuisisinya.

Jika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan saat kombinasi terjadi, Grup melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos yang proses akuntansinya belum selesai dalam laporan keuangannya. Selama periode pengukuran, pihak pengakuisisi menyesuaikan, aset atau liabilitas tambahan yang diakui, untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan, jika diketahui, akan berdampak pada jumlah yang diakui pada tanggal tersebut.

Periode pengukuran adalah periode dari tanggal akuisisi hingga tanggal Perusahaan memperoleh informasi lengkap tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan periode pengukuran maksimum satu tahun dari tanggal akuisisi.

Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah yang diakui untuk kepentingan nonpengendali atas aset bersih teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika nilai agregat tersebut lebih kecil dari nilai wajar aset neto entitas anak diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam komponen laba rugi.

Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji nilai penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu nilai kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi, dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas dari Perusahaan dan/atau entitas yang diharapkan akan menerima manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi dialokasikan ke Unit Penghasil Kas tersebut.

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

e. Transaksi dan Saldo Penjabaran Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.

Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Kurs yang digunakan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 9.480 dan Rp 9.068 per Dolar Amerika Serikat (USD) 1.

Keuntungan atau kerugian dari selisih kurs, yang sudah terealisasi maupun yang belum, baik yang berasal dari transaksi dalam mata uang asing maupun penjabaran aset dan liabilitas moneter dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.

f. Transaksi Pihak-Pihak Berelasi

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Grup jika:

1. Langsung atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama dengan Grup; (ii) memiliki kepentingan dalam Grup yang memberikan pengaruh signifikan atas Grup; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Grup;

2. Suatu pihak berelasi dengan Grup;

3. Suatu pihak adalah ventura bersama dimana Grup sebagai venturer;

4. Suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Grup atau induk;

5. Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1) atau (4);

6. Suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (4) atau (5); atau

7. Suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Grup atau entitas yang terkait dengan Grup.

Transaksi dengan pihak-pihak berelasi dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana kondisinya tidak sama jika transaksi tersebut dilakukan dengan pihak ketiga.

Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan Keuangan konsolidasian yang relevan.

g. Aset dan Liabilitas Keuangan

Aset keuangan Grup terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain dan aset lain-lain (rekening bank yang dibatasi penggunaannya).

Liabilitas keuangan Grup terdiri dari utang usaha, utang lain-lain dan utang bank, lembaga keuangan lainnya dan liabilitas lain-lain.

Klasifikasi

Grup mengklasifikasikan aset keuangannya dalam pinjaman yang diberikan dan piutang pada saat pengakuan awal.

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non - derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Grup tidak berniat untuk menjual segera atau dalam waktu dekat.

Grup mengklasifikasikan liabilitas keuangannya dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:

(1) Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, yang memiliki dua sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang diklasifikasi dalam kelompok diperdagangkan.

(2) Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Pengakuan

Grup pada awalnya mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Grup menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontraktual instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang lazim diakui pada tanggal perdagangan dimana Grup memiliki komitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajarnya (untuk item yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif setelah pengakuan awal) ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut.

Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumlah utang yang diakui pada pengakuan awal liabilitas. Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan liabilitas keuangan.

Penghentian Pengakuan

Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;

b. Grup tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung liabilitas kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau

c. Grup telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.

(18)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

Ketika Grup telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Grup.

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa.

Saling Hapus

Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Grup saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.

Pengukuran Biaya Perolehan Diamortisasi

Biaya perolehan diamortisasi dari aset dan liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai.

Pengukuran Nilai Wajar

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian adalah berdasarkan harga kuotasi pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasi, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian.Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini, dan perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Grup menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai.

Suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai jika dan hanya jika, terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih kejadian yang timbul setelah pengukuran awal dari suatu aset (suatu kejadian yang merugikan) dan kejadian kerugian tersebut telah mempengaruhi estimasi arus kas masa depan dari aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi dengan andal. Bukti mengenai penurunan nilai meliputi indikasi bahwa peminjam atau kelompok peminjam mengalami kesulitan keuangan secara signifikan, gagal dalam melakukan pembayaran bunga atau pokok, kemungkinan akan mengalami kebangkrutan atau reorganisasi keuangan lainnya dan terdapat hasil observasi data yang mengindikasikan terdapat penurunan nilai pada estimasi arus kas masa depan, seperti perubahan kondisi ekonomi yang berhubungan dengan gagal bayar.

(19)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Grup pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)

Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada biaya diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

h. Aset Real Estat

Aset real estat terdiri dari tanah dalam proses pengembangan, unit bangunan siap dijual (rumah tinggal, rumah toko (ruko) dan apartemen) dan bangunan yang sedang dikonstruksi, dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah.

Biaya perolehan tanah dalam proses pengembangan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada aset pengembangan real estat serta biaya pinjaman. Tanah dalam proses pengembangan akan dipindahkan ke tanah dan unit bangunan yang siap dijual pada saat tanah tersebut selesai dikembangkan dengan menggunakan metode luas areal.

Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana atau area yang tidak dijual lainnya, dialokasikan berdasarkan luas area yang dapat dijual.

Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya perolehan tanah yang telah selesai dikembangkan ditambah dengan biaya konstruksi, biaya lainnya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat dan biaya pinjaman, serta dipindahkan ke bangunan yang siap dijual pada saat selesai dibangun dan siap dijual.

Biaya aktivitas pengembangan real estat yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat adalah:

- Biaya pra-perolehan tanah; - Biaya perolehan tanah;

- Biaya yang secara langsung berhubungan dengan proyek;

- Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat; dan - Biaya pinjaman.

(20)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h. Aset Real Estat (lanjutan)

Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan kegiatan pengembangan dikapitalisasi ke proyek pengembangan. Kapitalisasi dihentikan pada saat proyek pengembangan tersebut ditangguhkan/ditunda pelaksanaannya atau secara substansial siap untuk digunakan sesuai tujuannya.

Biaya yang dialokasikan sebagai beban proyek adalah:

- Biaya praperolehan tanah atas tanah yang tidak berhasil diperoleh.

- Biaya dari hasil yang diperoleh atas pembangunan sarana umum yang dikomersialkan, yang dijual atau dialihkan, sehubungan dengan penjualan unit.

Grup tetap melakukan akumulasi biaya ke proyek pengembangan walaupun realisasi pendapatan pada masa depan lebih rendah dari nilai tercatat proyek, atas perbedaan yang terjadi Grup melakukan penyisihan secara periodik. Jumlah penyisihan tersebut akan mengurangi nilai tercatat proyek dan dibebankan ke laba rugi berjalan.

Biaya yang telah dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat dialokasikan ke setiap unit real estat dengan metode identifikasi khusus.

Pengkajian atas estimasi dan alokasi biaya dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial, jika terjadi perubahan mendasar Grup akan melakukan revisi dan realokasi biaya.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan yang terjadi atas proyek yang sudah selesai dan secara substansial siap untuk digunakan sesuai tujuannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.

Beban yang tidak berhubungan dengan proyek real estat dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.

i. Tanah Belum Dikembangkan

Tanah belum dikembangkan dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Nilai realisasi bersih merupakan estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan.

Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan meliputi biaya pra-perolehan dan perolehan tanah termasuk kapitalisasi biaya pinjaman yang digunakan untuk perolehan tanah tersebut, dan dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pematangan tanah akan dimulai.

j. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

k. Aset Tetap

Perusahaan menggunakan model biaya (cost model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying value”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.

(21)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) k. Aset Tetap (lanjutan)

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap yang diestimasi sebagai berikut:

Tahun Bangunan Peralatan pengangkutan 20 4 - 8 Peralatan kantor 4 Peralatan proyek 4 - 8

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Jumlah tercatat aset tetap dikaji ulang untuk penurunan nilai apabila terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatat kemungkinan tidak dapat dipulihkan. Penurunan nilai aset, jika ada, diakui sebagai rugi pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Pada tanggal pelaporan, Grup menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Grup mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.

Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.

Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian, manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada penurunan nilai aset non-keuangan.

m. Imbalan Pasca Kerja

Grup memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Grup sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.

(22)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Imbalan Pasca Kerja (lanjutan)

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Grup dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui:

Pendapatan dari penjualan aset real estat

Pendapatan dari penjualan rumah tinggal, ruko dan bangunan sejenis lainnya beserta tanah kavling diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:

• proses penjualan telah selesai;

• harga jual akan tertagih;

• tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan

• penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.

Pendapatan dari penjualan unit bangunan apartemen dan bangunan sejenis lainnya yang telah selesai proses pembangunannya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) sesuai dengan kriteria yang tersebut di atas.

Apabila persyaratan tersebut di atas tidak dapat dipenuhi, maka seluruh uang yang diterima dari pembeli diperlakukan sebagai uang muka dan dicatat dengan metode deposit sampai seluruh persyaratan tersebut dipenuhi.

Pengakuan pendapatan dari tanah belum dikembangkan

Pendapatan dari penjualan tanah belum dikembangkan diakui pada saat risiko dan manfaat tanah tersebut secara signifikan telah berpindah kepada pelanggan.

Pengakuan pendapatan dari penjualan material bangunan

Pendapatan dari penjualan material bangunan diakui pada saat risiko dan manfaat barang secara signifikan telah berpindah kepada pelanggan.

(23)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) n. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)

Pengakuan Beban

Beban diakui sesuai dengan masa manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis). Termasuk didalam beban adalah taksiran beban untuk pengembangan prasarana di masa yang akan datang atas tanah yang telah terjual.

o. Biaya Pinjaman

Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian, merupakan aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar siap untuk digunakan atau dijual, dikapitalisasi pada biaya perolehan aset tersebut, sampai dengan saat selesainya aset secara substansial siap untuk digunakan atau dijual.

Penghasilan investasi diperoleh atas investasi sementara dari pinjaman yang secara spesifik belum digunakan untuk pengeluaran aset kualifikasian dikurangi dari biaya pinjaman yang dikapitalisasi.

p. Provisi

Provisi diakui ketika Grup memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Grup diharuskan menyelesaikan liabilitas dan estimasi andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat.

Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pertimbangan yang diperlukan untuk menyelesaikan liabilitas kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi liabilitasnya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan liabilitas kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas.

Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan liabilitas kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.

q. Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan Final

Penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final, beban pajaknya diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi komprehensif konsolidasian, diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau utang pajak. Perbedaan nilai tercatat aset dan liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan.

Pajak Penghasilan Tidak Final

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

(24)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan bersih di laporan posisi keuangan konsolidasian, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.

r. Laba Per Saham Dasar

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan.

s. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Identifikasi segmen operasi berdasarkan laporan internal komponen-komponen Grup yang secara berkala dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya ke dalam segmen dan penilaian kinerja Grup. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

a) Yang terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

b) Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

c) Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Informasi yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerjanya lebih difokuskan pada kategori masing-masing produk.

t. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan

Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan informasi mengenai posisi keuangan konsolidasian Grup pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian (peristiwa penyesuai), jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian. Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian (peristiwa non-penyesuai), apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.

(25)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) u. Perubahan Kebijakan Akuntansi

Standar dan interpretasi yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011

Berikut ini adalah perubahan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK):

• PSAK No. 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan

• PSAK No. 2 (Revisi 2010), Laporan Arus Kas

• PSAK No. 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interim

• PSAK No. 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri

• PSAK No.5 (Revisi 2009), Segmen Operasi

• PSAK No. 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi

• PSAK No. 8 (Revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan

• PSAK No. 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama

• PSAK No. 15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi

• PSAK No. 19 (Revisi 2010), Aset Tak Berwujud

• PSAK No. 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis

• PSAK No. 23 (Revisi 2010), Pendapatan

• PSAK No. 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

• PSAK No. 26 (Revisi 2008), Biaya Pinjaman

• PSAK No. 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset

• PSAK No. 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi

• PSAK No. 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

• ISAK No. 7 (Revisi 2009), Konsolidasian Entitas Bertujuan Khusus

• ISAK No. 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa

• ISAK No. 10, Program Loyalitas Pelanggan

• ISAK No. 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

• ISAK No. 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer

• ISAK No. 14, Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web

• ISAK No. 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai

Dampak dari perubahan kebijakan akuntansi Grup sehubungan dengan implementasi dari standar akuntansi baru diatas tidak signifikan kecuali untuk area berikut ini:

i. Penyajian Laporan Keuangan

Grup mengimplementasikan PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011. Perubahan signifikan dari standar akuntansi tersebut terhadap Grup sebagai berikut:

• Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari laporan posisi keuangan konsolidasian, laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, laporan perubahan ekuitas konsolidasian, laporan arus kas konsolidasian, catatan atas laporan keuangan konsolidasian. Sedangkan sebelumnya, laporan keuangan konsolidasian terdiri dari neraca konsolidasian, laporan laba rugi konsolidasian, laporan perubahan ekuitas konsolidasian, laporan arus kas konsolidasian dan catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

(26)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) u. Perubahan Kebijakan Akuntansi (lanjutan)

• Kepentingan nonpengendali sebagai bagian ekuitas, dimana sebelumnya hak minoritas disajikan terpisah di antara liabilitas dan ekuitas.

• Penambahan pengungkapan diperlukan seperti pertimbangan untuk menerapkan kebijakan akuntansi dan manajemen modal.

Perubahan pada kebijakan akuntansi hanya mempengaruhi aspek pengungkapan, maka tidak ada dampak terhadap laba per saham.

ii. Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Standar ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual serta kompensasi secara keseluruhan dan masing-masing kategori kompensasi yang diberikan kepada semua personil manajemen kunci.

iii. Akuntansi Kombinasi Bisnis

Sesuai dengan ketentuan transisi, PSAK No. 22 (Revisi 2010), telah diterapkan secara

prospektif untuk kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Pengaruh dari penerapan PSAK No. 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis

adalah sebagai berikut:

• Diperbolehkan untuk memilih dasar setiap transaksi untuk mengukur kepentingan nonpengendali (sebelumnya disebut sebagai hak minoritas) baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan kepentingan nonpengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi.

• Mengharuskan biaya-biaya yang terkait dengan akuisisi diperhitungkan secara terpisah dari kombinasi bisnis, umumnya biaya-biaya diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya, dimana sebelumnya dicatat sebagai bagian dari biaya perolehan akuisisi.

Penerapan atas standar-standar yang direvisi ini tidak menimbulkan dampak yang material terhadap laporan keuangan konsolidasian dan laba per saham Perusahaan.

Standar dan interpretasi yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012

i. Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012:

• PSAK No. 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

• PSAK No. 16 (Revisi 2011), Aset Tetap

(27)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) u. Perubahan Kebijakan Akuntansi(lanjutan)

• PSAK No. 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja

• PSAK No. 26 (Revisi 2011), Biaya Pinjaman

• PSAK No. 28 (Revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian

• PSAK No. 30 (Revisi 2011), Sewa

• PSAK No. 33 (Revisi 2011), Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum

• PSAK No. 34 (Revisi 2010), Kontrak Konstruksi

• PSAK No. 36 (Revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa

• PSAK No. 45 (Revisi 2011), Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

• PSAK No. 46 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan

• PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian

• PSAK No. 53 (Revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham

• PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

• PSAK No. 56 (Revisi 2011), Laba Per Saham

• PSAK No. 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan

• PSAK No. 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah

• PSAK No. 62, Kontrak Asuransi

• PSAK No. 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi

• PSAK No. 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral

• ISAK No. 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri

• ISAK No. 15, PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya

• ISAK No. 16, Perjanjian Jasa Konsesi

• ISAK No. 18, Bantuan Pemerintah - Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi

• ISAK No. 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK No. 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi

• ISAK No. 20, Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya

• ISAK No. 22, Perjanjian Konsensi Jasa: Pengungkapan

• ISAK No. 23, Sewa Operasi - Insentif

• ISAK No. 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa

• ISAK No. 25, Hak Atas Tanah

• ISAK No. 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat

Penerapan atas standar dan interpretasi diatas tidak menimbulkan dampak yang material terhadap laporan keuangan konsolidasian dan laba per saham Perusahaan.

ii. Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013 adalah ISAK No. 21, Perjanjian Kontrak Real Estat.

Grup sedang mengevaluasi dampak yang mungkin ditimbulkan ISAK No. 21: Perjanjian Konstruksi Real Estate yang wajib ditetapkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2013.

Pencabutan standar dan interpretasi

Pencabutan standar dan interpretasi tidak menimbulkan dampak yang material terhadap laporan keuangan konsolidasian dan laba per saham Perusahaan yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012:

(28)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) u. Perubahan Kebijakan Akuntansi(lanjutan)

• PSAK No. 11, Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing (pencabutan melalui PSAK No. 10 R)

• PSAK No. 27, Akuntansi Koperasi

• PSAK No. 29, Akuntansi Minyak dan Gas Bumi

• PSAK No. 39, Akuntansi Kerjasama Operasi

• PSAK No. 44, Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat

• PSAK No. 52, Mata Uang Pelaporan (pencabutan melalui PSAK No. 10 R)

• ISAK No. 4, Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs (pencabutan melalui PSAK No. 10 R)

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI MANAJEMEN

Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian, manajemen telah menggunakan pertimbangan, estimasi dan asumsi terbaiknya atas jumlah tertentu. Pertimbangan, estimasi dan asumsi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian ini adalah berdasarkan evaluasi manajemen atas fakta dan keadaan yang relevan pada tanggal laporan keuangan konsolidasian. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi, dan estimasi ini dapat disesuaikan lebih lanjut.

Pertimbangan Akuntansi yang Penting dalam Menerapkan Kebijakan Akuntansi Grup

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dipenuhi. Dengan demikian, aset dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada Catatan 24.

Sumber Utama atas Ketidakpastian Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam tahun pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini:

Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Aset Real Estat

Grup membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai aset real estat berdasarkan estimasi bahwa tidak terdapat penggunaan masa depan dari aset real estat tersebut, atau terdapat kemungkinan aset real estat tersebut menjadi usang. Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan dalam estimasi penyisihan kerugian penurunan nilai aset real estat dalam laporan keuangan konsolidasian adalah tepat dan wajar, namun demikian, perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan terhadap nilai tercatat aset real estat dan jumlah beban penyisihan penurunan nilai aset real estat yang akhirnya akan berdampak pada hasil operasi Grup.

(29)

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI MANAJEMEN (lanjutan) Sumber Utama atas Ketidakpastian Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap

Masa manfaat setiap aset tetap Grup ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman Grup atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direvieu secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi di masa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan diatas. Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah beban penyusutan yang diakui dan nilai tercatat aset tetap.

Penurunan Nilai Aset

Pengujian atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Penentuan nilai pakai aset memerlukan estimasi mengenai arus kas yang diharapkan untuk dihasilkan dari penggunaan aset (unit penghasil kas) dan penjualan aset tersebut serta tingkat diskonto yang sesuai untuk menentukan nilai sekarang.

Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai pakai aset yang tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian dianggap telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penentuan jumlah yang dapat dipulihkan dan akibatnya kerugian penurunan nilai yang timbul akan berdampak terhadap hasil usaha.

Berdasarkan pertimbangan manajemen, tidak terdapat indikator penurunan nilai atas aset tetap Grup.

Imbalan Pasca Kerja

Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Grup diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang. Walaupun asumsi Grup dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca kerja Grup.

(30)

4. KAS DAN SETARA KAS 30 Juni 31 Desember 2012 2011 Kas 1.289.341.164 1.268.826.494 Bank Pihak ketiga Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 1.955.015.852 1.677.719.834

PT Bank Sinar Mas Tbk 828.321.118 885.425.176

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 641.668.979 159.966.745

PT Bank Mayapada Tbk 630.023.022 650.275.746

PT Bank CIMB Niaga Tbk 488.894.234 1.920.608.258

PT Bank Capital Indonesia Tbk 317.989.705 98.150.444

Bank lainnya (masing-masing

dibawah Rp 100 juta) 91.069.142 75.737.946

Dolar Amerika Serikat

PT Bank Central Asia Tbk - 70.676.445

Deposito berjangka - Rupiah Pihak ketiga

PT Bank CIMB Niaga Tbk 5.000.000.000 5.000.000.000

Jumlah 11.242.323.216 11.807.387.087

Tingkat bunga deposito berjangka

dalam Rupiah per tahun 6,50% 6,50%

5. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA

Rincian piutang usaha terdiri dari:

a. Berdasarkan jenis transaksi

30 Juni 31 Desember 2012 2011 Penjualan Rumah toko 4.617.543.573 5.053.033.000 Apartemen 6.651.934.921 2.666.655.134 Rumah tinggal 1.438.548.592 1.926.729.642 Lain-lain 1.217.364.683 135.771.520 Jumlah 13.925.391.769 9.782.189.296

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI IMAN KEPADA RASUL ALLAH MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 3 PEMULUTAN. (Sutrisno)

Untuk mendapatkan nilai kekerasan yang sama dengan nilai yang dimiliki oleh 1,5% agar pada media komersial, maka dilakukan percobaan dengan mengukur kadar karaginan hasil ekstraksi

Jika dihubungkan dengan produk sepeda motor, slogan tersebut dapat ditafsirkan bahwa sepeda motor yang paling cepat di antara semua sepeda motor adalah motor Yamaha

 Ketika merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular tersebut, petugas kesehatan harus mengenakan gaun pelindung setiap memasuki

!engan alat ukur ini perusahaan mampu menilai karakteristik dari calon !engan alat ukur ini perusahaan mampu menilai karakteristik dari calon karya"an apakah cocok dan sesuai

Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Depok khususnya pada bagian Accounting Control. Adapun teknis pelaksanaan kerja praktik pada bagian Accounting

Untuk menemukan manfaat yang maksimal maka masyarakat lokal dapat belajar dari nilai-nilai global untuk mengembangkan nilai- nilai lokal dan mendukung perkembangan lokal dalam

Selain Archaster typicus di pulau mandangin juga ditemukan spesies bintang laut Echinaster luzonicus , akan tetapi jumlah dari spesies tersebut yang ditemukan Pada saat