• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN “ATLANTIC FARM”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN “ATLANTIC FARM”"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA

PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN

“ATLANTIC FARM”

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh : Merry Chrisna Junitawati

06 2214 075

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA

PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN

“ATLANTIC FARM”

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh : Merry Chrisna Junitawati

06 2214 075

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)

ii

LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA

PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN

“ATLANTIC FARM”

Dosen Pembimbing,

(4)

iii

LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA

PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN

“ATLANTIC FARM”

Yogyakarta, 31 Juli 2010 Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Dekan,

(5)

iv

MOTTO

Saya selalu percaya apa yang disebut PROSES.

Cintailah hidup dan hiduplah untuk mencintai dan dicintai.

I’m not a good man, i’m just ordinary person who’s trying to be good.

Janganlah pernah merasa paling hebat karna di atas kita masih banyak manusia yang lebih hebat.

Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow.

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini penulis persembahkan kepada:

Pemilik “ATLANTIC FARM”, sekaligus adalah ayah dan ibu tercinta,

Adikku satu-satunya,

Dan seluruh keluarga.

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA “ATLANTIC FARM” yang diajukan untuk diuji pada tanggal 30 Juli 2010 adalah benar-benar karya saya.

Dengan ini saya juga menyatakan bahwa di laporan Pengembangan Usaha ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian gagasan/ pendapatan/ pemikiran orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru atau mengambil dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan/ pendapat/ pemikiran dari penulis lain itu seolah-olah sebagai gagasan/ pendapat/ pemikiran saya sendiri, dan atau tidak terdapat keseluruhan atau sebagian gagasan/ pendapat/ pemikiran orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru atau mengambil dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya di atas tidak benar, dengan ini saya menyatakan menarik Laporan Pengembangan Usaha yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri, dan gelar serta ijazah yang telah diberikan oleh Universitas Sanata Dharma batal saya terima.

Yogyakarta,

Yang membuat pernyataan,

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Merry Chrisna Junitawati

Nomor Mahasiswa : 06 2214 075

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN “ATLANTIC FARM”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Juli 2010 Yang menyatakan,

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini. Penulis menyusun Tugas Akhir dengan judul “Pengembangan Usaha Peternakan Babi Khusus Pembibitan ATLANTIC FARM” dan penelitian dilakukan di Palihan, Temon, Kulon Progro, Yogyakarta. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen.

Penulisan Tugas Akhir ini juga tidak lepas dari campur tangan berbagai pihak yang telah dengan tulus ikhlas membantu penulis sampai Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dorongan, doa, dan sarana prasarana pendukung untuk kelancaran Tugas Akhir ini.

2. Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J., selaku rektor Universitas Sanata Dharma. 3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA, selaku dekan Fakultas Ekonomi. 4. V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku ketua Program Studi

Manajemen.

5. Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik.

(9)

viii

7. Segenap dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

8. Semua rekan-rekan yang sedia membantu dalam proses penyusunan proposal pengembangan usaha, proses pelaksanaan pengembangan usaha, dan penyusunan laporan pengembangan usaha ini baik material maupun non material.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan yang sedang menyusun Tugas Akhir.

Yogyakarta, 31 Juli 2010 Penulis,

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Motto dan Persembahan ... iv

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Tulis ... v

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ... vi

Halaman Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel. ... xiii

Daftar Lampiran ... xv

Executive Summary ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II RENCANA USAHA ... 4

A. Deskripsi Usaha ... 4

1. Tujuan Usaha ... 4

2. Sejarah Usaha ... 4

3. Profil Usaha ... 7

4. Profil Pengelola ... 7

5. Bentuk Kepemilikan Usaha... 8

6. Keunggulan Usaha ... 8

(11)

x

B. Analisis Pasar ... 11

1. Kondisi Pasar ... 11

2. Perilaku Pasar ... 13

C. Analisis Industri Dan Persaingan ... 14

D. Rencana Produk dan Program Pemasaran ... 16

1. Ide Produk yang akan Dikembangkan ... 16

2. Siklus Hidup Produk ... 16

3. Rencana Distribusi dan Promosi ... 17

4. Kekayaan Intelektual ... 17

E. Rencana Operasi dan Sumber Daya Manusia ... 17

1. Proses Produksi ... 17

2. Peralatan dan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan ... 23

F. Rencana Keuangan... 25

1. Posisi Keuangan yang Lalu ... 25

2. Proyeksi Posisi Keuangan (satu tahun mendatang) ... 26

BAB III RENCANA IMPLEMENTASI ... 29

A. Rencana Keuangan ... 29

B. Rencana Operasi ... 29

C. Rencana Sumber Daya Manusia ... 29

BAB IV PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN ... 32

(12)

xi

1. Pasar Potensial, Aktual, dan Sasaran ... 32

2. Pola Perilaku Pasar Sasaran ... 33

3. Analisis Industri dan Persaingan ... 33

4. Produk yang Ditawarkan ke Pasar ... 34

5. Proses Produksi ... 34

6. Proses Penjualan ... 35

7. Ketrampilan Sumber Daya Manusia ... 36

8. Penjualan, Biaya, dan Laba ... 37

B. Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual: Januari-April 2010 ... 37

1. Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010 ... 37

2. Laporan Neraca Januari-April 2010 ... 38

C. Proses dan Hasil Implementasi Program Pengembangan: Januari-April 2010 ... 47

1. Program Keuangan ... 47

2. Program Operasi ... 47

3. Program Sumber Daya Manusia ... 48

BAB V EVALUASI PENGEMBANGAN USAHA ... 49

(13)

xii

B. Evaluasi Kinerja Keuangan Januari-April 2010: Rencana vs Aktual .. 52

1. Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010 ... 52

2. Laporan Neraca Januari-April 2010 ... 54

C. Evaluasi Implementasi Progam Pengembangan Januari-April 2010 .. 55

D. Hambatan Dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya ... 56

E. Refleksi ... 57

BAB VI PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

Daftar Pustaka ... 62

Lampiran ... 63

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Data Populasi Babi di Propinsi DIY ... 2

Tabel I.2 Data Populasi Babi di Kabupaten Kulon Progo ... 2

Tabel II.1 Pengeluaran Tahun 2002-2006 (nilai asset). ... 25

Tabel II.2 Pengeluaran per Tahun Selama Tahun 2007-2009 (stabil) . ... 26

Tabel II.3 Laporan R/L per Tahun (2007-2009 Stabil)... 26

Tabel II.4 Rencana Pengeluaran Tahap Persiapan Pengembangan (Juli-Desember 2009) . ... 27

Tabel II.5 Rencana Pengeluaran Tahap Persiapan Pengembangan (Minggu Kedua Bulan Januari 2010) ... 27

Tabel II.6 Rencana Pengeluaran Tahun 2010 per Semester . ... 27

Tabel II.7 Laporan R/L per Semester tahun 2010... 28

Tabel III.1 Rekap Rencana Implementasi Program Bulan Januari-Desember 2010 . ... 31

Tabel IV.1 Pengeluaran bulan Januari 2010 ... 39

Tabel IV.2 Laporan R/L per 31 Januari 2010 ... 39

Tabel IV.3 Laporan Neraca per 31 Januari 2010 ... 40

Tabel IV.4 Pengeluaran bulan Februari 2010 ... 41

Tabel IV.5 Laporan R/L per 28 Februari 2010 ... 41

Tabel IV.6 Laporan Neraca per 28 Februari 2010 ... 42

Tabel IV.7 Pengeluaran bulan Maret 2010 ... 43

(15)

xiv

Tabel IV.9 Laporan Neraca per 31 Maret 2010 ... 44

Tabel IV.10 Pengeluaran bulan April 2010 ... 45

Tabel IV.11 Laporan R/L per 30 April 2010 ... 45

Tabel IV.12 Laporan Neraca per 30 April 2010 ... 46

Tabel V.1 Indikator Utama Pengembangan Usaha Januari-April 2010: Rencana vs Aktual ... 49

Tabel V.2 Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010: Rencana vs Aktual ... 53

Tabel V.3 Laporan Neraca Januari-April 2010: Aktual ... 54

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar L.1 Kandang tampak samping barat ... 63

Gambar L.2 Kandang tampak depan ... 63

Gambar L.3 Ruang kandang tampak tengah ... 64

Gambar L.4 Skat-skat kandang ... 64

Gambar L.5 Babi pejantan ... 65

Gambar L.6 Calon babi dara (usia 7 bulan) ... 65

Gambar L.7 Babi dara ... 66

Gambar L.8 Babi induk hamil ... 66

Gambar L.9 Induk menyusui ... 67

(17)

xvi

EXECUTIVE SUMMARY

Pengembangan usaha peternakan babi khusus pembibitan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan babi sapih yang siap dibesarkan menjadi babi pedaging siap konsumsi. ATLANTIC FARM sudah memiliki konsumen aktual yaitu seorang distributor di daerah Jalan Godean km 5, Bantul, Yogyakarta yang menyalurkan babi sapih kepada sekitar 27 peternak babi pedaging di daerah tersebut.

Rencana pengembangan usaha antara lain program keuangan, program operasi, dan program sumber daya manusia. Rencana program keuangan yaitu melakukan kerjasama dengan distributor dalam hal pendanaan. Rencana program operasi yaitu membeli induk dan pejantan baru. Rencana program sumber daya manusia adalah merekrut seorang tenaga kerja. Ketiga program pengembangan usaha tersebut merupakan upaya untuk peningkatan kinerja produksi perusahaan, peningkatan pendapatan, dan pemenuhan kebutuhan konsumen.

Ketiga program pengembangan usaha tersebut dilaksanakan pada bulan Januari-April 2010. Hasil dari pelaksanaan pengembangan usaha tersebut yaitu: 1) Program keuangan dapat berjalan dengan baik, meskipun pemanfaatan dana yang diperoleh tidak sesuai dengan program sebelumnya. 2) Program operasi tidak sepenuhnya dapat terlaksana karena masih terdapat proyek kandang yang belum terselesaikan, sehingga dana dari program keuangan dialihkan untuk menyelesaikan proyek kandang. Penambahan ternak dilakukan dengan proses pembibitan sendiri. 3) Program sumber daya manusia tidak dapat terlaksana karena kurang mendapat persetujuan dari pengelola.

(18)

xvii

EXECUTIVE SUMMARY

The business development program of swine farm especially for proliferating program has objective to fulfill consumer’s need of piglet which is ready to be maintained to be porker ready to consume. ATLANTIC FARM has actual consumer as the distributor in Jalan Godean km 5, Bantul, Yogyakarta who distribute piglet to around 27 breeders of pig in those areas.

The plan of business development programs are financial program, operational program, and program of human resource. The plan of financial program is corporation with distributor related to the fund. The plan of operational program is buying new sow and boar. The plan of human resource program is recruiting one worker.

Those three kinds of business development programs were implemented in January-April 2010. The result of the implementation of business development programs are: 1) The financial program can be done well, although the fund obtained is not organized appropriately with the previous program. 2) The operational program can not be done completely because there is pigsty unfinished project therefore the fund from finance program is diverted for finishing pigsty project. The number of livestocks are added by doing self proliferating3)The program of human resource can not be done because there is nothing approval from the organizer.

(19)

BAB I PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan jaman dewasa ini banyak bisnis berskala besar, kecil, dan menengah berkembang dalam rangka pergerakan roda perekonomian suatu negara dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Bidang usaha tersebut antara lain: bidang manufaktur, jasa, perdagangan, dan industri, baik industri peternakan maupun pertanian. Salah satu bisnis yang digeluti oleh para pengusaha dengan padat modal adalah industri peternakan pengembangbiakan anak babi.

(20)

5

Mengacu pada kebutuhan pasar di atas, maka bisnis peternakan babi khusus pengembangbiakan anak babi layak dikembangkan karena prospek bisnis ini cukup baik dilihat dari kebutuhan peternak babi penggemukan dan konsumen akhir produk ini.

Di bawah ini disajikan data populasi babi di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan kabupaten Kulon Progo pada bulan Nopember 2009.

Tabel I.1 Data Populasi Babi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

No. Kabupaten

1 Kotamadya 366 28 Umbulharjo, Tegalrejo.

2 Bantul 5.047 213

Kidul 329 4 Playen, Ngemplak.

5 Sleman 5.964 258

Gamping, Sleman, Minggir,

Mlati, Godean, Seyegan,

Pakem.

Total 12.860 556 24 kecamatan

(21)

Tabel I.2 Data Populasi Babi di Kabupaten Kulon Progo

No. Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Dusun Jumlah Peternak

Populasi

Ternak

(orang) (ekor)

1 Wates 2 2 2 56

2 Temon 5 5 9 413

3 Samigaluh 1 1 1 24

4 Kalibawang 3 8 39 1.140

5 Sentolo 1 1 1 2

6 Nanggulan 2 2 2 12

Total 14 19 53 1.154

(22)

BAB II

RENCANA USAHA

A. Deskripsi Usaha 1. Tujuan Usaha

Tujuan dari bisnis peternakan babi khusus pembibitan ini adalah untuk pemenuhan kebutuhan konsumen akan anak babi yang siap dibesarkan menjadi babi pedaging siap konsumsi. Konsumen dalam hal ini adalah seorang distributor di Yogyakarta tepatnya di Jalan Godean km 5, Bantul yang menyalurkan babi sapih kepada sekitar 27 petani atau peternak babi pedaging. Jumlah demand dari distributor dalam 1 (satu) bulan sekitar 100 ekor babi sapih. Namun saat ini pengelola hanya mampu memenuhi permintaan ± 50% saja, sisanya distributor mengambil dari para peternak lain. Hal ini disebabkan jumlah induk baru sekitar 40 ekor, sehingga untuk memenuhi permintaan konsumen masih diperlukan induk sekitar 40 ekor lagi.

2. Sejarah Usaha

(23)

Setelah beroperasi beberapa tahun, pengelola peternakan ini merasa tertarik dan ingin terus mendalami bisnis peternakan babi, khususnya pengembangbiakan anak babi atau pembibitan. Didukung lahan seluas 1500 m² milik sendiri, pengelola mulai mengembangkan peternakan ini. Selain menambah induk dan pejantan, pengelola juga memperluas dan membangun kandang yang permanen dan standar, sehingga mampu menampung 20 ekor induk dan 2 ekor pejantan dengan menghabiskan modal sendiri sebesar Rp 30.000.000,-.

Pada awal tahun 2003 dengan jumlah induk 20 ekor dan pejantan 2 ekor, pengelola mulai fokus menekuni bidang peternakan dan 6 (enam) bulan kemudian peternakan ini mampu menghasilkan ± 25 ekor babi sapih per bulan. Mengingat pada saat itu pengelola belum melakukan kontrak kerjasama dengan pihak manapun, maka babi sapih tersebut masih dibeli oleh tengkulak. Hal ini berakibat pada harga babi sapih yang tidak stabil atau di bawah harga yang telah ditetapkan pengelola.

Pada awal tahun 2007, pengelola dikenalkan oleh seorang peternak babi dari Godean kepada bapak Asmono yang beralamat di Jl. Godean km 5, Yogyakarta. Beliau adalah salah satu peternak yang sering di-supply

(24)

6

mengembangkan peternakan babi yang dijalankan oleh pengelola. Kesepakatan tersebut disetujui oleh kedua belah pihak dengan asas kekeluargaan tanpa surat perjanjian tertulis. Apabila terjadi permasalahan selama masa kontrak kerjasama akan diselesaikan secara kekeluargaan atau musyawarah.

Hasil kesepakatan antara kedua belah pihak antara lain:

a. Babi sapih usia 2 (dua) bulan dengan berat badan 10-12 kg dihargai Rp 225.000,-.

b. 25% dari total omset penjualan dalam 2 tahun dibayar di muka sebagai jaminan selama 2 tahun.

c. Setiap mengeluarkan babi sapih, 25% dari total penjualan dipotong sebagai uang angsuran jaminan tersebut.

d. Apabila pengelola mempunyai rencana pengembangan lebih lanjut, pihak distributor bersedia memberikan pinjaman jangka panjang tanpa bunga.

e. Pihak pengelola tidak dibenarkan menjual babi sapih kepada pihak lain selain distributor.

Pada tahap awal, distributor memberikan pinjaman senilai Rp 30.000.000,-. Dana ini digunakan untuk pembuatan kandang dan

menambah jumlah induk, sehingga pada awal tahun 2009 jumlah induk mencapai 40 ekor dan pejantan 4 ekor.

(25)

pengembangan usaha karena sistem usaha ini belum dapat berjalan sebagaimana mestinya, terutama sistem pemasaran. Mulai awal tahun 2007 semua sistem dalam usaha ini dapat berjalan dengan baik.

Sistem yang dimaksud di atas antara lain: a. Sistem manajemen keuangan.

b. Sistem pemeliharaan atau perawatan. c. Sistem supply pakan.

d. Sistem pemasaran. 3. Profil Usaha

Nama usaha : ATLANTIC FARM

Alamat : Kawasan peternakan desa Palihan

Palihan, Temon, Kulon Progo, Yogyakarta Bidang usaha : Industri peternakan

Jenis produk : Babi sapih 4. Profil Pengelola

Nama pengelola : Marjuni

Alamat : Palihan II, Palihan, Temon Status pernikahan : Sudah menikah

(26)

8

5. Bentuk Kepemilikan Usaha

Peternakan ini masih milik perseorangan atau peternakan rakyat, sehingga tidak memiliki struktur organisasi seperti perusahaan pada umumnya karena semua bidang pekerjaan ditangani sendiri oleh pengelola.

6. Keunggulan Usaha

Kelebihan peternakan ini dibandingkan dengan peternakan lain yang sejenis di kabupaten Kulon Progo khususnya di wilayah bagian selatan (12 peternak) dan utara (42 peternak), yaitu:

a. Tempat/lokasi

Lokasi peternakan ini berada di kawasan peternakan resmi dengan struktur tanah berpasir yang jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar. Peraturan ini berdasarkan Perdes. No. 7, Palihan, tahun 2000. Selain itu, tersedianya air yang cukup untuk kegiatan peternakan seperti membersihkan kandang ternak.

b. Konstruksi kandang

(27)

1) Kandang peternakan harus dibeteng. 2) Terdapat lahan pengolahan limbah.

3) Menerapkan sistem biosecurity (kesehatan dan keamanan lingkungan).

4) Menjaga kebersihan kandang. c. Ras ternak

Di dalam peternakan ini, pengelola mengembangkan beberapa jenis ras ternak mengingat selera konsumen berbeda-beda. Namun ras ternak yang paling banyak diminati (± 75%) adalah jenis landrace

(Amerika). Ciri fisik dari landrace ini pada umumnya moncong tidak begitu pendek, tubuh tinggi besar, pantat besar, serta punggung yang datar. Jumlah anak yang dilahirkan antara 12-16 ekor dengan berat badan anatara 10-12 kg setelah disapih.

d. Sistem budidaya

(28)

10

7. Ketrampilan Sumber Daya Manusia

Dalam menjalankan bisnis peternakan babi khusus pembibitan memerlukan sumber daya manusia yang tangguh dan mau bekerja keras, serta memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai bidang yang digeluti. Ketrampilan-ketrampilan tersebut dapat dirinci dalam beberapa hal, antara lain:

a. Pemilihan induk dan pejantan berkualitas. Babi dara dan pejantan siap kawin usia 8 bulan dengan berat badan 1 kwintal.

b. Pemberian pakan pada masa kehamilan induk (115 hari) harus banyak mengandung protein dan vitamin (tepung jagung, rumput, dan sejenisnya).

c. Perhatian khusus pada saat induk melahirkan. Selama proses melahirkan induk harus selalu dijaga agar proses melahirkan lancar. Selain itu pengawasan dilakukan untuk meminimalkan angka kematian bayi akibat tertindih induknya. Tali puser bayi yang telah lahir dipotong kemudian lendir yang menempel dibersihkan.

d. Penyuntikan zat besi (1,5 cc/ekor) untuk anak babi usia 3-5 hari. Setelah usia 1 (satu) bulan anak babi diberi pakan tambahan berupa konsentrat khusus, selain air susu dari induknya. Pada usia 2 (dua) bulan anak babi harus segera disapih supaya induk tidak terlalu kurus akibat menyusui.

(29)

f. Kebersihan merupakan hal penting. Oleh karena itu, kandang dan babi harus dibersihkan minimal 1 (satu) kali sehari menggunakan air mengalir dari diesel, kecuali kandang induk dan anak babi diusahakan tetap kering.

g. Pemberian pakan 2 (dua) kali sehari, antara lain tepung jagung, ampas kelapa, ampas tahu, dan sisa makanan dari rumah makan.

h. Peka terhadap penyakit-penyakit ternak, seperti diare (kolera), influenza, dan penyakit kulit. Pengobatan yang tepat dapat membantu meminimalkan angka kematian babi akibat penyakit berbahaya.

B. Analisis Pasar 1. Kondisi Pasar

a. Konsumen Potensial Produk

Konsumen potensial adalah orang-orang yang memiliki keinginan serta kebutuhan akan suatu produk dan memiliki daya beli namun belum memiliki akses langsung ke produk tersebut. Dalam usaha peternakan ini yang termasuk ke dalam konsumen potensial adalah para peternak babi pedaging atau penggemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

b. Konsumen Aktual Produk

(30)

12

peternakan ini yang termasuk dalam konsumen aktual adalah seorang distributor tunggal.

c. Pasar Sasaran

Usaha ini merupakan jenis usaha peternakan yang menghasilkan babi sapih, jadi pasar sasaran dari produk peternakan ini adalah para peternak penggemukan babi. Namun peternakan ini sudah memiliki seorang distributor tunggal yang membina beberapa peternak babi pedaging. Petani-petani binaan distributor ini merupakan masyarakat dari kalangan ekonomi prasejahtera namun memiliki kemauan dan kemampuan di bidang beternak babi. Tujuan dari distributor tersebut adalah menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat mengentaskan kemiskinan secara nyata di daerah Jl. Godean, Bantul, Yogyakarta.

Profil pasar sasaran (konsumen aktual) yaitu:

1) Nama : Asmono

2) Usia : ± 60 tahun

3) Alamat : Jl. Godean km 5, Bantul, Yogyakarta 4) Jabatan terakhir : Anggota DPRD Sleman dari fraksi ABRI. 5) Pendapatan (per bulan) : ± Rp 21.000.000,-

Dirinci sebagai berikut:

(31)

Sedangkan konsumen akhir dari daging babi adalah orang-orang yang menikmati daging babi dalam beberapa macam olahan yang siap dinikmati. Segmentasi pasar dilihat dari demografinya (usia, pendidikan, pendapatan, status, pekerjaan, dan lain-lain) tidak terlalu berpengaruh. Namun dari sisi agama, keyakinan, atau kepercayaan sangat berpengaruh karena tidak semua penganut agama dapat menikmat daging babi ini terutama untuk orang-orang Muslim.

2. Perilaku Pasar

a. Pola Perilaku Pembelian

Dalam peternakan babi ini, pembelian sekaligus pengambilan babi sapih dilakukan 1 (satu) bulan sekali dengan sistem pembayaran

cash atau tunai.

b. Pihak-pihak yang Terlibat

Pihak-pihak yang terlibat dalam mempengaruhi pasar sasaran dalam pengambilan keputusan pembelian produk usaha yang akan dikembangkan adalah:

1) Pencetus (Initiator) adalah mereka yang meminta untuk membeli sesuatu.

Para peternak yang membutuhkan babi sapih untuk dibesarkan menjadi babi pedaging siap konsumsi.

(32)

14

Para peternak babi penggemukan yang dibina oleh distributor tersebut.

3) Pemberi pengaruh (Influences) adalah orang-orang yang mempengaruhi keputusan pembelian.

Para peternak babi penggemukan yang pernah memelihara babi sapih dari ATLANTIC FARM, namun pada saat itu masih melalui tengkulak. Jadi peternakan ini belum melakukan kontrak kerjasama dengan distributor yang membina peternak-peternak tersebut.

4) Pengambilan keputusan (Deciders) adalah orang yang memutuskan persyaratan produk dan pemasok.

Pihak pengelola dan distributor adalah pengambil keputusan dalam hal penetapan harga dan standar kualitas produk.

5) Pembeli (Buyers) adalah orang yang memiliki wewenang formal untuk memilih pemasok dan menyusun syarat pembelian.

Pembeli adalah distributor yang menginginkan babi sapih menurut banyaknya dan juga jenis ras ternak yang diinginkan.

C. Analisis Industri dan Persaingan

(33)

(distributor) dengan sistem kontrak sehingga pengelola tidak berpendapat bahwa peternakan lain merupakan pesaing bisnis bagi usahanya.

Namun apabila dilihat dari sudut persaingan jangka panjang, artinya bahwa peternakan ini sudah tidak lagi melakukan kontrak bisnis dengan pihak distributor, maka persaingan antar peternak babi sejenis akan terjadi. Hal ini mungkin saja dapat terjadi karena dengan begitu peternakan ini akan masuk pada pasar bebas sehingga para peternak akan bersaing dalam segi kualitas dan harga produk.

Pihak yang berpotensi menjadi pesaing usaha, yaitu:

Nama pemilik : Felix

Lokasi peternakan : Wates, Kulon Progo, Yogyakarta

Keunggulannya : Babi sapih usia 45 hari berat badan sudah mencapai 12 kg

Kelemahannya : Lokasi peternakan dekat dengan pemukiman penduduk.

Pengadaan air sulit, sehingga terpaksa menggunakan PAM.

(34)

16

D. Rencana Produk dan Program Pemasaran

1. Ide Produk yang akan Dikembangkan

Kebutuhan pasar menuntut sebuah bisnis untuk berkembang, demikian pula dengan bisnis peternakan babi khusus pembibitan ini. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian Latar Belakang dan Tujuan Usaha, kebutuhan konsumen akan babi sapih saat ini masih belum dapat dipenuhi 100% oleh ATLANTIC FARM.

Oleh karena itu, pengelola memiliki program jangka pendek (satu tahun) untuk pengembangan bisnis agar dapat memenuhi permintaan konsumen seluruhnya. Pada tahun 2010 pengelola berencana menambah induk menjadi 80 ekor dengan target produksi babi sapih 100 ekor per bulan. Untuk mencapai target tersebut harus didukung dengan kandang yang memadai, maka dari itu perluasan kandang juga perlu dilakukan untuk menampung induk yang dibutuhkan.

2. Siklus Hidup Produk

(35)

3. Rencana Distribusi dan Promosi

Dalam petenakan ini tidak ada program pemasaran khusus untuk meningkatkan penjualan produk. Distributor menjalin kerjasama dengan peternakan ini karena pengalaman peternak babi penggemukan yang pernah memelihara babi sapih dari ATLANTIC FARM. Mereka menilai kualitas babi sapih dari peternakan ini sangat baik untuk dikembangkan kembali, sehingga distributor tersebut berani membeli babi sapih dalam jumlah banyak dan menjalin kontrak kerjasama.

4. Kekayaan Intelektual

Peternakan ini masih merupakan peternakan rakyat atau perseorangan, seperti yang telah dijelaskan pada bagian Bentuk Kepemilikan Usaha. Jadi, sampai saat ini belum memiliki kekayaan intelektual, seperti: patent, secrets, copyrights, trademarks, dan lain-lain. Nama perusahaan “ATLANTIC FARM” cukup mewakili identitas dari bisnis peternakan babi khusus pembibitan.

E. Rencana Operasi dan Sumber Daya Manusia 1. Proses Produksi

Proses produksi dalam menghasilkan babi sapih berkualitas adalah sebagai berikut:

(36)

18

minimal 60 hari sebelum ia digunakan. Waktu 60 hari sudah cukup panjang untuk memilih pejantan yang superior, mengecek kesehatannya, membiasakannya ke kondisi peternakan dan mencoba mengawinkan untuk pengujian performans.

b. Mengawinkan babi dara dan pejantan dengan sistem kawin bantu. Kawin bantu yaitu mengawinkan seekor betina pada suatu waktu dengan seekor pejantan di bawah pengawasan, menghasilkan laju kosepsi yang lebih tinggi serta jumlah anak per kelahiran lebih banyak dibandingkan dengan kawin kelompok atau kawin bebas, yakni seekor pejantan suatu waktu dilepas bersama sekelompok betina. Pada sistem kawin kelompok seekor pejantan kemungkinan mengemban tugas terlalu penat pada suatu jangka waktu, sedang di lain waktu pejantan menganggur, yakni tidak kawin. Pejantan mungkin terlalu sering mengawini seekor betina dalam satu masa berahi dan tidak memperdulikan betina-betina yang lain yang juga dalam keadaan berahi. Tambahan pula, perkawinan lepas dari pengamatan, pejantan mungkin memasukkan penisnya ke dalam anus betina dan bukannya ke dalam pukas (vulva). Penis adalah organ pejantan untuk kawin, sedangkan vulva adalah pintu luar saluran reproduksi yang lokasinya tepat di bawah anus.

(37)

1) Mengurangi tingkat kesetresan yang dialami pejantan melayani sejumlah besar betina.

2) Lebih sedikit tenaga pejantan yang dipakai.

3) Mudah mengetahui tanggal kawin yang tepat dan peternak dapat menjamin bahwa setiap babi dara atau induk kawin dua kali.

Babi dara maupun induk hendaknya dikawinkan dua kali dalam satu periode berahi, yakni pada akhir hari pertama berahi dan 24 jam kemudian. Namun, kawin dobel janganlah dilakukan dengan mengorbankan beban tugas pejantan yang terlampau berat, sebab hal ini dapat berakibat hilangnya keuntungan yang tadinya diharapkan. c. Masa kehamilan induk.

(38)

20

yang mengandung protein dan vitamin dapat meningkatkan kualitas anak babi yang dilahirkan.

d. Masa prakelahiran.

Induk harus ditempatkan di dalam kandang yang kering dan hangat beberapa hari sebelum saat kelahiran tiba. Lantai yang kering mungkin penting daripada lantai yang sebelumnya disikat dan dibersihkan tetapi basah. Lantai yang seluruh atau sebagian berbilah harus kering benar dan diperiksa permukaan yang rusak atau ada penonjolan yang dapat melukai induk atau anak babi. Perbaikan ulang harus dilakukan sebelum kandang diisi kembali. Kelompok induk yang akan melahirkan harus serentak dipindahkan ke kandang khusus untuk melahirkan 7 (tujuh) hari sebelum melahirkan.

e. Masa melahirkan.

Menjelang kelahiran, induk memperlihatkan tanda-tanda gelisah dan aktivitas membuat sarang. Terkadang, induk menjadi gelisah apabila materi pembuat sarang tidak ada. Induk melahirkan paling sering terjadi selama periode awal malam hari. Induk melahirkan dengan merebahkan tubuh pada salah satu sisi. Proses melahirkan berlangsung selama 1-5 jam berturut-turut sampai bayi yang terakhir lahir.

(39)

tembuni atau ari-ari atau selaput fetus menutupi cungur. Anak babi seperti ini dapat diselamatkan dengan membersihkan selaput yang membungkusnya, terutama hidung dan mulut. Anak babi yang lemah saat lahir dan terlihat seperti mati dapat “dihidupkan” dengan mengurut segera atau mencelupkan badannya dalam air dingin.

Anak babi yang baru lahir permukaan tubuhnya relatif luas dibandingkan dengan bobot badannya dan sedikit isolasi, yakni lemaknya tipis dan bulu yang masih jarang. Pengaturan panas tubuhnya belum berfungsi baik pada saat lahir dan akibatnya ialah temperatur tubuh seekor anak babi yang baru lahir sangat dipengaruhi temperatur sekitarnya.

f. Masa menyusui dan pengasuhan.

(40)

22

banyak. Umumnya anak babi yang lebih besar dan tegar dapat memperebutkan dan menguasai puting yang berada di bagian depan.

Kebanyakan anak babi menyususi selama 6-8 minggu. Ketika usia 3-5 hari, anak babi disuntik zat besi (1,5 cc/ekor) untuk menjaga kekebalan tubuh dari berbagai penyakit. Setelah usia 1 (satu) bulan anak babi diberi pakan tambahan berupa konsentrat khusus, selain air susu dari induknya. Selama masa menyusui, kandang induk dan anak babi tersebut harus selalu dalam keadaan kering agar anak babi tidak mudah terserang berbagai penyakit akibat kondisi kandang yang lembab. Untuk menjaga suhu tubuh agar tetap stabil, kandang khusus induk dan anak babi juga perlu diberi alas jerami.

(41)

g. Tahap terakhir dari proses produksi adalah penyapihan.

Proses penyapihan yaitu proses dimana anak babi harus dipisahkan dari induknya karena anak babi sudah cukup umur untuk dijual dan tidak menyusu lagi pada induknya.

h. Setelah proses penyapihan, anak babi akan dijual kepada distributor yang akan mengambil setiap bulan. Babi sapih dengan berat badan 12 kg ini siap dikembangkan kembali oleh para peternak babi penggemukan melalui distributor tersebut.

2. Peralatan dan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan

Dalam proses produksi babi sapih ada beberapa peralatan yang diperlukan yaitu:

a. Sarana transportasi

Transportasi yang digunakan adalah sebuah mobil untuk mengangkut pakan dari tempat supplier pakan ke kandang. Kecuali untuk pakan dari sisa makanan, pengelola mengambil sendiri dari beberapa rumah makan. Setelah pakan sampai ke kandang, pakan-pakan tersebut ditampung dalam gudang persediaan pakan-pakan ternak. Namun karena saat ini masih menggunakan pakan basah, maka proses penyimpanan tidak begitu lama agar pakan tidak busuk dan masih layak untuk dikonsumsi ternak.

b. Diesel dan selang.

(42)

24

memberikan tekanan agar air terangkat dari sumbernya, kemudian air akan dialirkan melalui selang dan langsung disemprotkan pada obyek. c. Ember

Ember digunakan untuk membawa pakan pada saat pemberian pakan. Sebelum diangkut menggunakan ember-ember, pakan ditampung dalam bak besar untuk proses pencampuran berbagai jenis pakan, antara lain: tepung jagung, ampas kelapa, ampas tahu, dan sisa makanan dari rumah makan. Setelah itu barulah pakan diantarkan ke kandang-kandang ternak. Setiap kandang diberikan porsi pakan 1 (satu) ember dalam sekali makan.

d. Alat suntik

Alat suntik digunakan untuk menyuntikan zat besi pada anak babi usia 3-5 hari. Penyuntikan dilakukan sekali pada bagian belakang telinga anak babi dengan dosis 1,5 cc/ ekor.

(43)

F. Rencana Keuangan

1. Posisi Keuangan yang Lalu

Dalam bagian ini akan disajikan laporan keuangan sederhana menyangkut nilai asset perusahaan yang dimiliki dari tahun 2002 sampai tahun 2006 akhir serta pengeluaran dan pemasukan selama 3 (tahun) terakhir.

Luas lahan : 750 m² Jumlah induk : 40 ekor Jumlah pejantan : 4 ekor

Tabel II.1 Pengeluaran tahun 2002-2006 (Nilai Asset)

No. Uraian Jumlah

Kandang induk 25 unit @ Rp 2.500.000,- Kandang pejantan 4 unit @ Rp 1.500.000,- Gudang pakan

Pengolahan limbah

Nilai induk 40 ekor @ Rp 1.000.000,- Nilai pejantan 4 ekor @ Rp 1.500.000,- Mesin air (diesel)

(44)

26

Tabel II.2 Pengeluaran per tahun selama tahun 2007-2009 (Stabil)

No. Uraian Jumlah

Pakan 40 induk Rp 2.500,-/ekor/hari x 365 hari Pakan 4 pejantan Rp 3.000,-/ekor/hari x 365 hari Pakan anak babi 20 zak konsentrat @ Rp 275.000,- Obat-obatan

1 (satu) Tenaga kerja Rp 500.000,-/ bulan Pendukung operasional

Tabel II.3 Laporan R/L per Tahun (2007-2009 Stabil)

Penjualan 560 ekor anak babi @ Rp 225.000,- Rp 126.000.000 Pengeluaran per tahun Rp 62.330.000 -

Laba per tahun Rp 63.670.000

Laba per bulan Rp 5.305.800

2. Proyeksi Posisi Keuangan (Satu Tahun Mendatang)

Dalam bagian ini akan disajikan laporan keuangan sederhana menyangkut perencanaan pengembangan perusahaan pada tahun 2010 serta pengeluaran dan pemasukan selama tahun 2010.

(45)

Tablel II.4 Rencana Pengeluaran Tahap Persiapan Pengembangan (Juli-Desember 2009)

No. Uraian Jumlah

1 2

Kandang induk 25 unit @ Rp 3.500.000,- Kandang pejantan 4 unit @ Rp 2.250.000,-

Rp 87.500.000,- Rp 9.000.000,-

Total Rp 96.500.000,-

Tabel II. 5 Rencana Pengeluaran Tahap Persiapan Pengembangan (Minggu Kedua Bulan Januari 2010)

No. Uraian Jumlah

1 2

Beli induk 40 ekor @ Rp 1.250.000,- Beli pejantan 4 ekor @ Rp 2.000.000,-

Rp 50.000.000,- Rp 8.000.000,-

Total Rp 58.000.000,-

Tabel II.6 Rencana Pengeluaran Tahun 2010 per Semester

No. Uraian Jumlah

Pakan 80 induk Rp 3.000,-/ekor/hari x 132 hari Pakan 8 pejantan Rp 4.000,-/ekor/hari x 132 hari Pakan anak babi 20 zak konsentrat @ Rp 275.000,- Obat-obatan

(46)

28

Laporan keuangan sederhana di atas diasumsikan bahwa jumlah anak per

kelahiran per induk per semester yaitu 7 (tujuh) ekor. Harga anak babi Rp 225.000,- per ekor adalah harga kontrak antara pengelola ATLANTIC FARM

dan distributor pembeli babi sapih, jadi tidak ada pengaruh dengan harga babi sapih di pasar bebas.

Tabel II.7 Laporan R/L per Semester tahun 2010

(47)

29 A. Rencana Keuangan

Program keuangan untuk pengembangan usaha peternakan ini adalah bekerja sama dengan seorang distributor dalam hal pendanaan pembelian ternak, baik induk maupun pejantan. Biaya untuk membeli 40 ekor induk dan 4 ekor pejantan sebesar Rp 58.000.000,- (lihat Tabel II.4). Diharapkan dengan bantuan pendanaan dari distributor akan meningkatkan produktivitas mencapai dua kali lipat.

B. Rencana Operasi

Implementasi dari program operasi pada peternakan ini yaitu dengan menambah unit kandang dan jumlah ternak, baik induk maupun pejantan. Namun untuk penambahan unit kandang telah terlaksana bulan Juli-Desember 2009. Diharapkan dengan pengembangan ini dapat memenuhi permintaan konsumen (distributor) akan babi sapih mencapai 100 ekor per bulan dengan total jumlah induk 80 ekor dan pejantan 8 ekor.

C. Rencana Sumber Daya Manusia

(48)

30

tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dalam peternakan ini, perekrutan seorang tenaga kerja baru dilakukan untuk menunjang pencapaian tujuan organisasi tersebut, dalam hal ini adalah pemenuhan permintaan konsumen. Rekrutmen dalam usaha ini yaitu suatu proses untuk mencari karyawan atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia. Kriteria individu yang dibutuhkan tidak terlalu spesifik seperti perusahaan besar pada umumnya, misalnya pendidikan, pengalaman bekerja, dan penampilan yang menarik tidak diutamakan. Namun, semangat untuk bekerja dan fisik yang kuat sangat diperlukan karena pada peternakan ini tenaga kerja dituntut untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan berat.

(49)

Tabel III.1 Rekap Rencana Implementasi Program : Januari - Desember 2010

Jenis Rencana

Rencana Implementasi Januari - Desember 2010

No Nama Program

Program Keuangan 1

Melakukan

Bulan Januari minggu kedua

siap beroperasi dengan total

induk 40 ekor dan pejantan 4

ekor.

Program Operasi 1

Membeli induk dan

mencapai 2 kali lipat dengan

total induk 80 ekor dan

pejantan 8 ekor.

dengan dua tenaga kerja.

(50)

32 BAB IV

PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN USAHA

A. Kondisi Aktual Beberapa Indikator Utama Pengembangan Usaha: Januari-April 2010

1. Pasar Potensial, Aktual, dan Sasaran

Setelah melakukan pengembangan usaha dari Januari-April 2010, dapat diidentifikasi bahwa pasar potensial usaha ini adalah para peternak babi pedaging atau penggemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasar tersebut dapat dikatakan pasar potensial karena para peternak babi tersebut belum memiliki akses langsung dengan peternakan ini, namun memiliki keinginan serta kebutuhan akan babi sapih produksi ATLANTIC FARM.

Dapat juga diidentifikasi bahwa pasar aktual usaha ini adalah seorang distributor tunggal bernama Asmono. Ciri-ciri dari pasar aktual ini antara lain pendapatan ± Rp 21.000.000,- per bulan; distributor membina beberapa peternak babi penggemukan; dan pengelola hanya menjual produk kepada distributor tersebut dengan beberapa perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak.

(51)

peternak penggemukan babi karena usaha ini merupakan jenis usaha peternakan yang menghasilkan babi sapih.

2. Pola Perilaku Pasar Sasaran

Berdasarkan pengamatan selama 4 (empat) bulan melakukan pengembangan usaha, dapat diidentifikasikan perilaku pasar sasaran sebagai berikut:

a. Pembelian sekaligus pengambilan babi sapih dilakukan 1 (satu) bulan sekali dengan sistem pembayaran cash atau tunai.

b. Ditributor sangat mengutamakan kualitas produk.

c. Distributor tidak menghendaki pengelola menjual produknya kepada pihak lain.

3. Analisis Industri dan Persaingan

Selama Januari-April 2010 dapat disimpulkan bahwa tidak ada persaingan yang ketat antar peternak babi sejenis yang terjadi dalam pemasaran produk. Hal ini dikarenakan hingga saat pengembangan usaha Januari-April 2010, pengelola masih menjalin kerjasama dengan seorang distributor dalam penjualan produk (babi sapih).

(52)

34

Nama pemilik : Felix

Lokasi peternakan : Wates, Kulon Progo, Yogyakarta

Keunggulannya : Babi sapih usia 45 hari berat badan sudah

mencapai 12 kg.

Kelemahannya : a) Lokasi peternakan dekat dengan pemukiman penduduk. b) Pengadaan air sulit, sehingga terpaksa menggunakan PAM.

Melihat usaha lain yang menjadi pesaing usaha ini, pengelola tidak merasa ada persaingan yang ketat, karena untuk pemenuhan kebutuhan konsumen, distributor masih mempercayakan sepenuhnya kepada ATLANTIC FARM.

4. Produk yang Ditawarkan ke Pasar

Produk yang ditawarkan ke pasar selama bulan Januari-April 2010 adalah babi sapih. Hanya saja pada proses produksi kami menambah induk dan pejantan untuk peningkatan produktivitas.

5. Proses Produksi

(53)

a. Langkah pertama yaitu pemilihan induk dan pejantan berkualitas.

b. Mengawinkan babi dara dan pejantan dengan sistem kawin bantu.

c. Masa kehamilan induk.

d. Masa melahirkan.

e. Masa menyusui dan pengasuhan.

f. Tahap terakhir dari proses produksi adalah penyapihan.

g. Setelah proses penyapihan, anak babi akan dijual kepada distributor.

(54)

36

6. Proses Penjualan

Proses penjualan dan pembelian produk selama Januari-April 2010 secara langsung dengan sistem cash atau tunai. Distributor setiap bulan akan membeli dan mengambil produk ke lokasi peternakan (kandang) dengan menggunakan mobil yang sudah dilengkapi dengan kandang-kandang besi untuk menempatkan anak-anak babi tersebut. Biaya pengambilan barang dan tenaga pengangkutan ditanggung oleh pembeli.

7. Ketampilan Sumber Daya Manusia

Ketrampilan Sumber Daya Manusia yang diperlukan dalam menjalankan pengembangan usaha pada bulan Januari-April 2010 dapat dirinci dalam beberapa hal, antara lain:

a. Pemberian pakan pada masa kehamilan induk (115 hari) harus banyak mengandung protein dan vitamin (tepung jagung, rumput, dan sejenisnya).

b. Selama proses melahirkan induk harus selalu dijaga agar proses melahirkan lancar. Selain itu pengawasan dilakukan untuk meminimalkan angka kematian bayi akibat tertindih induknya. c. Penyuntikan zat besi (1,5 cc/ekor) untuk anak babi usia 3-5 hari.

(55)

bulan anak babi harus segera disapih supaya induk tidak terlalu kurus akibat menyusui.

d. Perawatan kandang khusus induk melahirkan, lantai diberi alas jerami sebagai alas menyusui agar anak babi tidak kedinginan. Terutama pada bulan Januari-April sering hujan, maka diusahakan kandang induk menyusui tetap kering.

e. Membersihkan kandang minimal 1 (satu) kali sehari menggunakan air mengalir dari diesel, kecuali kandang induk dan anak babi diusahakan tetap kering.

f. Pemberian pakan 2 (dua) kali sehari, antara lain tepung jagung, ampas kelapa, ampas tahu, dan sisa makanan dari rumah makan. g. Peka terhadap penyakit-penyakit ternak, seperti diare (kolera),

influenza, dan penyakit kulit. Terutama pada masa pengembangan usaha ini cuaca kurang bersahabat sehingga anak babi yang daya tahan tubuhnya kurang baik akan mudah terserang berbagai penyakit yang dapat mengakibatkan kematian.

8. Penjualan, Biaya, dan Laba

(56)

38

B. Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual : Januari-April 2010

1. Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010

Dalam Laporan Rugi/Laba bulan Januari-April 2010, penjualan produk tidak stabil. Namun biaya yang dikeluarkan setiap bulan stabil atau sama. Penurunan tingkat penjualan yang sangat signifikan terjadi pada bulan April yaitu sebesar Rp 5.625.000,- dengan jumlah babi sapih yang dapat dijual sebanyak 25 ekor. Hal ini berimbas pada Laporan Keuangan bulan April yang mengalami kerugian sebesar Rp 4.094.250,-.

2. Laporan Neraca Januari-April 2010

(57)

Rekap Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual Januari-April 2010

Tabel IV.1 Pengeluaran bulan Januari 2010

No. Keterangan Harga Jumlah

1 40 ekor induk x Rp 3,000,-/ ekor/ hari Rp 3.600.000 2 40 ekor dara x Rp 2,000,-/ ekor/ hari Rp 2.400.000 3 4 ekor pejantan x Rp 4,000,-/ ekor/ hari Rp 480.000 4 4 ekor calon pejantan x Rp 2,000,-/ ekor/ hari Rp 240.000 5 Konsentrat 2 zak Rp 275.000 Rp 550.000 6 Tepung jagung 2 zak Rp 115.000 Rp 230.000 7 Zat besi khusus anak babi Rp 36.000 Rp 36.000 8 Obat cacing 3 set Rp 9.000 Rp 27.000

9 Pendukung operasional Rp 750.000

Total Rp 8.313.000

Tabel IV.2 Laporan R/L per 31 Januari 2010

(58)

40

Tabel IV.3 Laporan Neraca per 31 Januari 2010

Aktiva Pasiva

Aktiva Lancar: Kewajiban:

Kas Rp 3.221.400 Hutang Jangka Panjang Rp 58.000.000

Aktiva Tetap: Modal:

Kandang Rp 58.000.000 Modal sendiri Rp 55.853.900

Tanah Rp 37.500.000

Mobil pick up Rp 14.000.000

Akm. Penyusutan Rp 100.000

Rp 13.900.000

Mesin air (diesel) Rp 1.260.000

Akm. Penyusutan Rp 27.500

Rp 1.232.500

(59)

Tabel IV.4 Pengeluaran bulan Februari 2010

No. Keterangan Harga Jumlah

1 40 ekor induk x Rp 3,000,-/ ekor/ hari Rp 3.600.000 2 40 ekor dara x Rp 2,000,-/ ekor/ hari Rp 2.400.000 3 4 ekor pejantan x Rp 4,000,-/ ekor/ hari Rp 480.000 4 4 ekor calon pejantan x Rp 2,000,-/ ekor/ hari Rp 240.000 5 Konsentrat 2 zak Rp 275.000 Rp 550.000 6 Tepung jagung 2 zak Rp 115.000 Rp 230.000 7 Zat besi khusus anak babi Rp 36.000 Rp 36.000 8 Obat cacing 3 set Rp 9.000 Rp 27.000

9 Pendukung operasional Rp 750.000

Total Rp 8.313.000

Tabel IV.5 Laporan R/L per 28 Februari 2010

(60)

42

Tabel IV.6 Laporan Neraca per 28 Februari 2010

Aktiva Pasiva

Aktiva Lancar: Kewajiban:

Kas Rp 4.464.900 Hutang Jangka Panjang Rp 51.250.000

Aktiva Tetap: Modal:

Kandang Rp 58.000.000 Modal sendiri Rp 63.719.900

Tanah Rp 37.500.000

Mobil pick up Rp13.900.000

Akm. Penyusutan Rp 100.000

Rp 13.800.000

Mesin air (diesel) Rp 1.232.500

Akm. Penyusutan Rp 27.500

Rp 1.205.000

(61)

Tabel IV.7 Pengeluaran bulan Maret 2010

No. Keterangan Harga Jumlah

1 40 ekor induk x Rp 3,000,-/ ekor/ hari Rp 3.600.000 2 40 ekor dara x Rp 2,000,-/ ekor/ hari Rp 2.400.000 3 4 ekor pejantan x Rp 4,000,-/ ekor/ hari Rp 480.000 4 4 ekor calon pejantan x Rp 2,000,-/ ekor/ hari Rp 240.000 5 Konsentrat 2 zak Rp 275.000 Rp 550.000 6 Tepung jagung 2 zak Rp 115.000 Rp 230.000 7 Zat besi khusus anak babi Rp 36.000 Rp 36.000 8 Obat cacing 3 set Rp 9.000 Rp 27.000

9 Pendukung operasional Rp 750.000

Total Rp 8.313.000

Tabel IV.8 Laporan R/L per 31 Maret 2010

Penjualan 52 ekor babi sapih @ Rp 225.000,- Rp 11.700.000

Pengeluaran per bulan Rp 8.313.000 -

(62)

44

Tabel IV.9 Laporan Neraca per 31 Maret 2010

Aktiva Pasiva

Aktiva Lancar: Kewajiban:

Kas Rp 4.695.900 Hutang Jangka Panjang Rp 48.325.000

Aktiva Tetap: Modal:

Kandang Rp 58.000.000 Modal sendiri Rp 66.748.400

Tanah Rp 37.500.000

Mobil pick up Rp 13.800.000

Akm. Penyusutan Rp 100.000

Rp 13.700.000

Mesin air (diesel) Rp 1.205.000

Akm. Penyusutan Rp 27.500

Rp 1.177.500

(63)

Tabel IV.10 Pengeluaran bulan April 2010

No. Keterangan Harga Jumlah

1 40 ekor induk x Rp 3,000,-/ ekor/ hari Rp 3.600.000 2 40 ekor dara x Rp 2,000,-/ ekor/ hari Rp 2.400.000 3 4 ekor pejantan x Rp 4,000,-/ ekor/ hari Rp 480.000 4 4 ekor calon pejantan x Rp 2,000,-/ ekor/ hari Rp 240.000 5 Konsentrat 2 zak Rp 275.000 Rp 550.000 6 Tepung jagung 2 zak Rp 115.000 Rp 230.000 7 Zat besi khusus anak babi Rp 36.000 Rp 36.000 8 Obat cacing 3 set Rp 9.000 Rp 27.000

9 Pendukung operasional Rp 750.000

Total Rp 8.313.000

Tabel IV.11 Laporan R/L per 30 April 2010

Penjualan 25 ekor babi sapih @ Rp 225.000,- Rp 5.625.000

Pengeluaran per bulan Rp 8.313.000 -

Laba sebelum angsuran per bulan Rp (2.688.000) Angsuran 25% dari jumlah pendapatan Rp 1.406.250 -

(64)

46

Tabel IV.12 Laporan Neraca per 30 April 2010

Aktiva Pasiva

Aktiva Lancar: Kewajiban:

Kas Rp 2.648.775 Hutang Jangka Panjang Rp 46.918.750

Aktiva Tetap: Modal:

Kandang Rp 58.000.000 Modal sendiri Rp 65.980.025

Tanah Rp 37.500.000

Mobil pick up Rp13.700.000

Akm. Penyusutan Rp 100.000

Rp 13.600.000

Mesin air (diesel) Rp 1.177.500

Akm. Penyusutan Rp 27.500

Rp 1.150.000

(65)

C. Proses dan Hasil Implementasi Program Pengembangan: Januari-April 2010

1. Program Keuangan

Program keuangan mulai dilaksanakan pada awal bulan Januari 2010. Pengajuan bantuan pendanaan untuk pengembangan usaha dilakukan oleh pihak pengelola dikarenakan penulis sedang mengikuti Kuliah Kerja Profesi di Bantul. Penulis hanya memaparkan program yang akan dilaksanakan pada bulan Januari-April 2010 kepada pengelola.

Setelah dana pengembangan diperoleh, ternyata pengelola masih memiliki proyek pembangunan kandang yang belum selesai. Sehingga dana pengembangan yang semula akan digunakan untuk membeli induk dan pejantan dialihkan untuk melanjutkan pembangunan kandang khususnya benteng kandang.

2. Program Operasi

(66)

48

semula adalah rencana untuk peremajaan induk dan pejantan yang sudah tidak produktif. Sehingga rencana program operasi tetap dapat terlaksana dengan baik.

3. Program Sumber Daya Manusia

(67)

49

A. Evaluasi Indikator Utama Pengembangan Usaha Januari-April 2010: Rencana vs Aktual

Tabel V.1 Indikator Utama Pengembangan Usaha Januari-April 2010:

Rencana vs Aktual

No. Indikator Utama Rencana Aktual

1. Pasar potensial, aktual, dan sasaran

a.Potensial: Para peternak babi pedaging atau penggemukan. b.Aktual: Seorang

distributor tunggal yaitu Asmono.

c.Sasaran: Para peternak penggemukan babi.

(68)

50

3. Analisis industri dan persaingan

Tidak ada persaingan yang ketat karena menggunakan sistem kontrak dengan distributor.

4. Produk yang

ditawarkan ke pasar

Babi sapih. Babi sapih.

5. Proses produksi a.Pemilihan induk dan pejantan

a. Pemilihan induk dan pejantan berkualitas. b.Mengawinkan babi dara

(69)

d.Masa prakelahiran. e.Masa melahirkan. f. Masa menyusui dan

pengasuhan. g.Penyapihan.

pengasuhan. g.Penyapihan.

6. Proses penjualan Menjalin kerjasama dengan distributor

7. Ketrampilan Sumber Daya Manusia

a. Mampu memilih induk dan pejantan berkualitas. b. Pemberian pakan ternak. c. Mengawasi saat induk

melahirkan.

d. Penyuntikan anak babi. e. Perawatan dan

kebersihan kandang. f. Peka terhadap penyakit

(70)

52

f. Peka terhadap penyakit ternak. 8. Penjualan, biaya, dan

laba

Penjualan, biaya, dan laba akan meningkat 100%.

Penjualan, biaya, dan laba tetap pada posisi tahun sebelumnya.

B. Evaluasi Kinerja Keuangan Januari-April 2010: Rencana vs Aktual

1. Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010

(71)

Rekap Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010

Tabel V.2

Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010: Rencana vs Aktual

Aspek Januari Februari Maret April Total

Proyeksi Aktual Proyeksi Aktual Proyeksi Aktual Proyeksi Aktual Proyeksi Aktual

Penjualan Rp 21.000.000 Rp 12.600.000 Rp 21.000.000 Rp 14.400.000 Rp 21.000.000 Rp 11.700.000 Rp 21.000.000 Rp 5.625.000 Rp 84.000.000 Rp 44.325.000

Biaya Rp 9.559.000 Rp 8.313.000 Rp 9.559.000 Rp 8.313.000 Rp 9.559.000 Rp 8.313.000 Rp 9.559.000 Rp 8.313.000 Rp 38.236.000 Rp 33.252.000

Angsuran - Rp 3.150.000 - Rp 3.600.000 - Rp 2.925.000 - Rp 1.406.250 - Rp 11.081.250

Laba bersih Rp 11.441.000 Rp 1.137.000 Rp 11.441.000 Rp 2.487.000 Rp 11.441.000 Rp 462.000 Rp 11.441.000 Rp (4.094.250) Rp 45.764.000 Rp (8.250)

(72)

54

2. Laporan Neraca Januari-April 2010

Tabel V.3

Laporan Neraca Januari-April 2010: Aktual

(73)

C. Evaluasi Implementasi Program Pengembangan Januari-April 2010

Tabel V.4 Implementasi Program Pengembangan Januari-April 2010:

Rencana vs Aktual No. Program

Pengembangan

Rencana Aktual

1. Keuangan Melakukan kerjasama dengan distributor dalam hal pendanaan.

Melakukan kerjasama dengan distributor dalam hal pendanaan.

(74)

56

D. Hambatan Dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya

Tabel V.5 Hambatan dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya

No. Hambatan Solusi

1. Pada bulan Januari 2010 penulis tidak dapat sepenuhnya

melaksanakan program

pengembangan usaha dikarenakan sedang mengikuti Kuliah Kerja Profesi di Bantul.

Penulis menyerahkan pelaksanaan program keuangan pada bulan Januari 2010 kepada pengelola.

2. Ketika program operasi tidak terlaksana sesuai program.

Mendapat informasi bahwa pengelola mempunyai program peremajaan induk dan pejantan, sehingga program peremajaan tersebut ditunda untuk penambahan induk dan pejantan.

3. Penulis masih mengambil beberapa mata kuliah sehingga keikutsertaan dalam

pengembangan usaha ini kurang maksimal.

Memaksimalkan pelaksanaan pengembangan usaha dan penyusunan laporan pada akhir minggu.

4. Kurangnya pengetahuan tentang bidang peternakan babi.

(75)

5. Peternakan ini tidak memiliki laporan keuangan seperti perusahaan pada umumnya.

Menyusun laporan keuangan dari awal dengan bantuan teman-teman dan keterbatasan yang dimiliki.

E. Refleksi

Sebelumya penulis akan menjelaskan alasan mengapa penulis mengambil usaha peternakan babi khusus pembibitan ini. Usaha peternakan babi ini merupakan usaha milik keluarga yang telah dikelola sendiri oleh pemilik sejak tahun 2002. Pada awalnya penulis merasa yakin dan mampu dapat melaksanakan pengembangan usaha yang sudah ada sebagai pilihan Tugas Akhir karena usaha peternakan ini telah cukup sukses dan masa depan yang menjanjikan. Namun ternyata dugaan penulis tidak sepenuhnya benar dikarenakan banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi seperti yang telah diuraikan pada subbab sebelumnya.

(76)

58

Sebuah usaha tidak akan selamanya untung atau sukses, ada kalanya mengalami pasang surut karena kondisi pasar dan faktor-faktor lain. Namun yang penulis lihat dari pengelola peternakan ini adalah sikap tegar dan tetap bertahan apabila ada gejolak dalam menjalankan bisnisnya. Menjaga kepercayaan dengan distributor dan pihak-pihak lain yang terlibat juga sangat penting untuk kelangsungan usaha di masa yang akan datang.

Pengalaman-pengalaman yang penulis peroleh selama masa pengembangan usaha yang lalu sangat berharga dan dapat menjadi modal mental bagi penulis apabila akan membuka usaha sendiri khususnya usaha peternakan babi khusus pembibitan. Penulis dapat melihat langsung proses pengawinan ternak dengan sistem kawin bantu, proses kelahiran, pemberian pakan, penyuntikan zat besi untuk anak babi, pembersihan kandang, dan segala macam kegiatan lainnya. Namun ada beberapa kegiatan yang tidak dapat langsung ikut menangani, misalnya pengambilan pakan dari sisa rumah makan. Penulis tidak dapat ikut serta karena keterbatan kemampuan tenaga dan waktu. Pada saat melaksanakan Tugas Akhir penulis masih mengambil beberapa mata kuliah sehingga waktu dan tenaga terbagi antara kuliah dan pelaksanaan pengembangan usaha.

(77)

biasanya berlangsung pada malam hari, sehingga penulis tidak dapat menyaksikan secara langsung. Namun terkadang ada beberapa induk melahirkan pada siang hari. Pada proses penyuntikan anak babi, penulis dapat ikut serta menangani karena proses ini tergolong mudah dan tidak memerlukan banyak tenaga. Kemudian untuk proses produksi lainnya, apabila penulis ada waktu dan kesempatan dapat ikut serta dalam kegiatan tersebut.

(78)

60 BAB VI PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh, hambatan dan solusi dalam mengatasinya, serta refleksi yang telah dilakukan selama 4 (empat) bulan mengembangkan usaha, dapat disimpulkan bahwa usaha peternakan ATLANTIC FARM layak untuk dipertahankan dan atau dikembangkan kembali. Hal ini dapat dilihat dari prospek kebutuhan pasar yang akan datang dan analisis laporan keuangan.

Dalam mengembangkan usaha ini diperlukan tenaga kerja yang terampil, mau belerja keras, dan menjunjung sikap kepercayaan dan kejujuran agar kelangsungan hidup usaha dapat dipertahankan.

B. SARAN

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, ada beberapa saran untuk pengelola peternakan, yaitu:

(79)

2. Tetap menjalin kerjasama yang baik dengan distributor dan pihak-pihak lain yang terlibat.

Peternakan ini selama 3 (tiga) tahun terakhir menjalin kerjasama dengan distributor tersebut dapat berkembang dengan pesat, sehingga untuk mempertahankan atau melakukan pengembangan usaha selanjutnya membutuhkan rekan bisnis yang dapat diandalkan.

3. Tetap menjaga kualitas produk yang dipasarkan.

Selama ini distributor telah mempercayakan pemasokan babi sapih kepada “ATLANTIC FARM”, jadi jangan sampai pengelola mengecewakan konsumen dengan kualitas produk yang semakin menurun.

4. Menambah pengetahuan tentang budi daya peternakan babi terbaru.

(80)

62

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, E. F. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, edisi 10. Penerbit Salemba Empat, 2006.

Husnan, Suad & Pudjiastuti, Enny. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, edisi 5. UPP STIM YKPN, 2000.

Jusup, Haryono. Dasar-dasar Akuntansi, edisi 1. Yogyakarta: STIE, 2001.

Mowen & Hansen, Manajemen Biaya. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2000.

Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2008.

Philip, Kotler. Manajemen Pemasaran, edisi 3. Jakarta: 2004.

Sihombing, D.T.H. Ilmu Ternak Babi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006.

Simamora, Hendri. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN, 2004.

(81)

LAMPIRAN

Gambar L.1. Kandang tampak samping barat

(82)

64

Gambar L.3. Ruang kandang tampak tengah

(83)

Gambar L.5. Babi pejantan

(84)

66

Gambar L.7. Babi dara

(85)

Gambar L.9. Induk menyusui

(86)

68

UCAPAN TERIMA KASIH DARI PEMILIK USAHA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini sebagai pemilik “ATLANTIC FARM”, dengan ini mengucapkan terima kasih kepada saudari Merry Chrisna Junitawati, mahasiswi Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, dengan NIM : 06 2214 075 karena telah melakukan perencanaan dan implementasi pengembangan usaha dari bulan Januari-April 2010 di usaha yang kami pimpin.

Semoga bantuan dari saudari Merry Chrisna Junitawati dapat memberikan manfaat bagi upaya memajukan “ATLANTIC FARM”.

Yogyakarta,

“ATLANTIC FARM” Pemilik,

Gambar

Tabel I.1 Data Populasi Babi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tabel I.2 Data Populasi Babi di Kabupaten Kulon Progo
Tabel II.1 Pengeluaran tahun 2002-2006 (Nilai Asset)
Tabel II.2 Pengeluaran per tahun selama tahun 2007-2009 (Stabil)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan: (1) untuk menghasilkan instrumen pengukur higher order thinking skills (HOTS) matematika siswa kelas X yang valid dan reliabel, dan (2) untuk mengetahui

mengelola data master disebut sebagai administrator, staff pemesanan mengelola data pemesanan, staff gudang yang tugasnya menambah stok produk, manager hanya

Penyelamatan jiwa manusia dari bahaya kebakaran di laut merupakan suatu pengetahuan praktis bagi pelaut sehubungan dengan cara bagaimana melakukan pencegahan dan pemadaman

Kesadaran yang tinggi dari profesional kesehatan tentang obat-obat yang sering diberikan untuk terapi, serta pengetahuan dokter tentang mekanisme interaksi obat akan sangat

Pada gambar 5.10 juga digambarkan data store yang digunakan dalam sistem untuk menyimpan data diantaranya : data store permintaan pengadaan bahan baku, data... store bahan baku,

Tekan tombol panah atas/bawah untuk memilih item yang akan diatur, lalu tekan tombol atau tombol panah kanan untuk masuk ke menu.. Tekan tombol panah atas/bawah

proses berpikir kausal cara atau strategi pengem bangan diri dipilih berdasarkan. pertim bangan cara apa yang paling optim al m enjanjian capaian hasil

DISERTASI PERADILAN PAJAK DALAM SISTEM ..... DISERTASI PERADILAN PAJAK DALAM