i
KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN SADARI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AVA (Audio Visual Ads) UNTUK
MENINGKATKAN PENGETAHUAN SADARI PADA REMAJA PUTRI DI BPM SRI REJEKI WAHYU
NINGSIH KARANGGAYAM
Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan
Di Susun Oleh:
WENI WESTRIANA DEWI KAMALIA B1401225
PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
v
KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN SADARI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AVA (Audio Visual Ads) UNTUK
MENINGKATKAN PENGETAHUAN SADARI PADA REMAJA PUTRI DI BPM SRI REJEKI WAHYU
NINGSIH KARANGGAYAM KEBUMEN 1 Weni Westriana Dewi Kamalia2, Eti Sulastri3,
INTISARI
Latar belakang: Kebanyakan wanita yang didiagnosis pada tahap lanjut kanker payudara awalnya menemukan benjolan di payudara namun dianggap sebagai hal yang biasa. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri dalam rangka mencegah terjadinya kanker payudara lanjut sangat diperlukan. Melihat fakta, maka perlu dilakukan pengamatan tentang perilaku deteksi dini kanker payudara bagi wanita muda. Hal ini berupa sikap dan pengetahuan yang memiliki dampak penting untuk meningkatkan kesadaran mereka dalam meningkatkan kesehatan diri.
Tujuan: Untuk mengetahui penerapan pendidikan kesehatan pada pemeriksaan payudara sendiri untuk remaja putri dengan menggunakan metode AVA (Audio Visual Ads) untuk meningkatkan tingkat pengetahuan partisipan tentang pemeriksaan diri payudara di BPM Sri Rejeki Wahyuningsih di Karanggayam, Kebumen.
Metode Penelitian: Menggunakan metode deskriptif analitik dengan studi kasus. Penulis menggambarkan fakta-fakta penilaian yang diperoleh melalui wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi. Respondennya adalah 5 anak perempuan. Hasil: Setelah mendapat pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri dengan menggunakan metode AVA (Audio Visual Ads), tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri terhadap 4 peserta berada dalam kategori baik. Hanya 1 peserta yang masih masuk kategori cukup karena tidak memperhatikan selama intervensi. Ada peningkatan tingkat pengetahuan semua peserta setelah menggunakan metode AVA (Audio Visual Ads) dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan.
Kesimpulan: Penerapan metode AVA (Audio Visual Ads) dalam pendidikan kesehatan dapat meningkatkan tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri.
Kata kunci : Tingkat pengetahuan, pemeriksaan diri payudara, metode AVA (Audio Visual Ads), remaja
Kepustakaan : Referensi (2000-2015)
Jumlah Halaman : XI + 100 halaman + 15 lampiran ¹Judul
vi
SCIENTIFIC PAPER
THE IMPLEMENTATION OF HEALTH EDUCATION ON BREAST SELF-EXAMINATION BY USING AVA METHOD (Audio Visual Ads)
TO INCREASE KOWLEDGE LEVEL OF BREAST SELF-EXAMINATION OF GIRL ADOLESCENTS IN
INDEPENDENT MIDWIFERY CLINIC OF SRI REJEKI WAHYUNINGSIH
KARANGGAYAM, KEBUMEN1 Weni Westriana Dewi Kamalia2, Eti Sulastri3,
ABSTRACT
Background: Most women are diagnosed in advanced stages of breast cancer initially find a lump in the breast but it is considered as an ordinary thing. Therefore, an effort to increase the knowledge level and attitude of young women in order to prevent the occurrence of advanced breast cancer is very necessary. Seeing the prevalence of the facts, it is then necessary to have an observation about the behavior of breast cancer early detection for young women. This is in the form of attitudes and knowledge that have an important impact to raise their awareness in improving personal health.
Objective: To find out the application of health education on breast self-examination for adolescent women by using AVA (Audio Visual Ads) method to increase their knowledge level about breast self-examination in independent midwifery clinic of Sri Rejeki Wahyuningsih at Karanggayam, Kebumen. Method: This scientific paper is an analytical descriptive with a case study. The writer describes the facts of the assessment obtained through interviews, direct observation, and documentation. The respondents were 5 young girls. Result: After having health education on breast self-examination using AVA (Audio Visual Ads) method, the knowledge level about breast self-examination of 4 participants were in good category. Only 1 participant was still in fairly category because she did not pay attention during the intervention. There was 10% -40% increase in knowledge level of all participants after using the AVA (Audio Visual Ads) method in the implementation of health education.
Conclusion: The application of AVA (Audio Visual Ads) method in health education can increase the knowledge level of young women about breast self-examination.
Keywords: Knowledge level, breast self-examination, AVA (Audio Visual Ads) method, adolescent
Literature: References (2000-2015)
Number of Pages: XI + 100 pages + 15 appendices 1
Title
²Student of Dlll Program of Midwifery Department
vii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Di bpm Sri Rejeki Wahyuningsih S.ST” yang diajukan guna memenuhi salah satu tugas akhir pada Program Studi Diploma III Kebidanan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Herniyatun, M.Kep Sp Mat, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Gombong.
2. Eka Novyriana, S.ST.,M.P.H, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan STIKes Muhammadiyah Gombong.
3. Eti Sulastri, S.ST.,M.Keb selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
4. Dyah Puji Astuti, S.SiT.,M.P.H, selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik materi maupun moril, dorongan semangat dan doa yang tia henti.
6. Semua teman-teman seangkatan.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari laporan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Gombong, 20 Agustus 2017
viii 1. ....Pengertian Kesehatan Reproduksi ... 11
2. ....Remaja ... 16
C....Tempat dan Waktu Penelitian ... 59
D. ...Instrument Penelitian... 60
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil tingkat pengetahuan remaja sebelum dilakukan penerapan…...87 Tabel 2. Hasil tingkat pengetahuan remaja setelah dilakukan penerapan...88 Tabel 3. Hasil skoring peningkatan pengetahuan partisipan setelah
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Langkah 1 pemeriksaan sadari………..61
Gambar 2. Langkah 2 pemeriksaan sadari………..62
Gambar 3. Langkah 3 pemeriksaan sadari………..63
Gambar 4. Langkah 4 pemeriksaan sadari………..63
xi
DAFTAR GRAFIK
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Hadir
Lampiran 2. Informed Consent Lampiran 3. Lembar Observasi
Lampiran 4 Soal Pre-test dan Post-test
Lampiran 5 Lembar Jawaban Pre-test dan Post-test Lampiran 6 Rekapan Hasil Pre-test dan Post-test Lampiran 7. Sop Sadari
Lampiran 8. Dokumentasi
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kesehatan reproduksi yang ditetapkan dalam Konferensi Internasional
Kependudukan dan Pembangunan (International Coference on Population
and Development/ICPD) adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan
sosial yang utuh, bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi
dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi
serta proses-prosesnya (Poltekes Depkes Jakarta 1, 2010).
Masa remaja merupakan suatu periode rentan kehidupan manusia
yang sanagat kritis karena merupakan tahap peralihan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa (Dianawati, 2003). Pada usia remaja fisik seseorang terus
berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Pada masa
ini seharusnya remaja putri mulai memperlihatkan perubahan pada dirinya,
khususnya payudara. Saat ini kanker payudara semakin tinggi di usia remaja
di karenakan kurangnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker
payudara di kalangan remaja, di sertai dengan kurangnya informasi tentang
cara melakukan deteksi dini tersebut, serta dipicu dengan banyaknya
perubahan gaya hidup, dan perilaku pada remaja seperti konsumsi makanan
2
Pada usia remaja fisik seseorang terus berkembang, demikian pula
aspek social maupun psikologisnya. Pada masa ini seharusnya remaja putri
mulai memperhatikan perubahan pada dirinya, khususnya payudara. Saat ini
kanker payudara semakin tinggi di usia remaja di karenakan kurangnya
kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker payudara di kalangan remaja,
di sertai dengan kurangnya informasi tentang cara melakukan deteksi dini
kanker payudara gaya hidup, dan perilaku pada remaja seperti konsumsi
makanan cepat saji serta kurang konsumsi sayur dan buah (Widyastuti, 2009).
Sehingga pengetahuan remaja dalam mendeteksi kanker payudara sangatlah
penting dimiliki oleh setiap remaja agar bisa ditangani dengan cepat dan
tepat.
Hasil penelitian sebelumnya oleh Chentiana (2013) juga menunjukkan
bahwa hampir seluruhnya pada remaja putri mempunyai tindakan kurang
dalam pemeriksaan SADARI yaitu 78,7%. Perilaku yang kurang tentang
SADARI itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari beberapa faktor. Salah
satu satunya yaitu faktor predisposisi, yaitu terwujud dalam pengetahuan dan
sikap. Dalam hal ini, Notoatmodjo (2010) mengungkapkan bahwa
pengetahuan dan sikap berperanguh dalam informasi yang mereka peroleh
dan tingkat pemahaman yang kurang. Sedangkan dari faktor sikap,
pengetahuan yang kurang dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, sehingga
sebagian besar sikap remaja putri terhadaap SADARI masih negatife.
Di Indonesia pada tahun 2010 menurut data Kementrian Kesehatan
3
penduduk atau jika jumlah penduduk di tahun 2010 adalah 237,6 juta jiwa,
maka sekitar 1,02 juta jiwa diperkirakan merupakan pasien kanker. Jika tidak
segera ditangani, Departemen Kesehatan Republik Indonesia memperkirakan
bahwa tahun 2030 akan ada 26 juta jiwa pasien kanker dan sebanyak 17 juta
jiwa akan meninggal karena penyakit kanker. Menurut data Kementrian
Kesehatan Indonesia, prevalensi penyakit kanker tertinggi di Jawa Tengah
adalah Provinsi DI Yogyakarta (4,1%) dan Jawa Tengah menduduki
peringkat kedua (2,1%).
Kasus penyakit kanker yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada
tahun 2012 sebanyak 11.341 kasus, jumlah ini lebih sedikit dibanding pada
tahun 2011 sebanyak 19.637 kasus. Prevalensi kanker di Provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2012, daerah yang menduduki insiden tertinggi penyakit
kanker payudara adalah Kota Pekalongan sebesar 0, 215% (Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, 2012).
Menurut Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada tahun 2008 jenis
kanker tertinggi di Rumah Sakit di Indonesia pasien rawat inap pada tahun
2008 adalah jenis kanker payudara yaitu sebanyak 18,4%. Kanker payudara
lebih sering menyerang wanita yang sudah berusia diatas 30 tahun, dan
sekarang banyak wanita usia remaja menderita kanker payudara. Hal ini
didukung berdasarkan estimasi Globocan, IARC (International Agency for
Research on Cancer) tahun 2012, insidens kanker payudara sebesar 40 per
100.000 wanita. Berdasarkan dari rekam medis RSUD Kebumen pada
4
tedapat 38 kasus kanker payudara dan tahun 2015 dari bulan Januari-Maret
ada 9 kasus kanker payudara. Dari data tersebut, terjadi peningkatan insiden
penyakit kanker payudara.
Menurut (BKKBN) tahun 2012 menjelaskan bahwa pemerintah,
melalui kebijakan dan programnya telah berupaya memenuhi kebutuhan
remaja akan akses informasi dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi
remaja. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
mencantumkan tentang kesehatan reproduksi pada bagian keenam. Pada pasal
71 ayat 3 mengamanatkan bahwa kesehatan reproduksi dilaksanakan melalui
kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Setiap orang (termasuk
remaja) berhak memperoleh informasi informasi, edukasi dan konseling
mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan
(pasal 72). Oleh sebab itu, pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana
informasi dan sarana pelayananan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu
dan berjangkau masyarakat, termasuk keluarga berencana (pasal 73).
Pemberian berbagai informasi penting dan benar menyangkut kesehatan
reproduksi menyebabkan remaja akan lebih memahami perkembangan,
perubahan yang akan dialaminya dan siap menghadapi masa remaja. Remaja
akan menyadari bahwa perubahan fisik, psikologis dan sosial yang
dialaminya adalah sesuatu yang normal dan bukan kelainan atau
penyimpangan. Pengetahuan ini akan menjadi dasar yang kuat bagi remaja
dalam mengambil keputusan yang menyangkut kesehatan reproduksinya
5
Pendidikan kesehatan reproduksi dapat dicapai dengan berbagai jalan,
antara lain melalui proses belajar mengajar, ceramah dan lain-lain. Metode
ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan
keterangan atau informasi tentang suatu pokok persoalan secara lisan (Cahyo,
2010). Namun, dalam penelitian Ganiajri dkk, tahun 2012 hasil dari
pendidikan dengan metode ceramah ini kurang optimal dinilai dari terdapat
siswa yang telah melakukan hubungan seksual aktif dengan teman
sekolahnya dan berdasarkan razia yang telah dilakukan oleh guru ditemukan
video maupun gambar porno dalam telepon genggam yang dimiliki siswa.
Alat bantu pendidikan banyak macamnya, salah satunya adalah
multimedia. Menurut IBM, Multimedia adalah gabungan video, audio, grafik
dan teks dalam suatu produksi bertingkat berbasis komputer yang dapat
dialami secara interaktif. Menurut Mc Cormick multimedia secara umum
merupakan kombinasi tiga elemen yaitu suara, gambar dan teks. Sedangkan
menurut Robin dan Linda, multimedia merupakan alat yang dapat
menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan
teks, grafik, animasi, audio dan gambar video (Juhaeri, 2009). Multimedia
dapat mengemas pendidikan kesehatan reproduksi dalam bentuk permainan.
Permainan ini bersifat sederhana dan menghibur serta tidak menuntut logika
yang terlalu rumit (Juheri, 2009).
Adapun angka kejadian kanker payudara di Kabupaten Kebumen
mengalami peningkatan dalam empat tahun terakhir dan tergolong tinggi.
6
Penyakit Tidak Menular (PTM) Kabupaten Kebumen pada tahun 2008
terdapat 402 kasus, pada tahun 2009 meningkat menjadi 473 kasus, tahun
2010 meningkat menjadi 515 kasus dan tahun 2011 meningkat lagi sebanyak
685 kasus (Profil Kesehatan Kebumen, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian Malini, dkk (2008) disimpulkan bahwa
sebagian besar wanita yang terdiagnosa stadium lanjut kanker payudara pada
awalnya menemukan adanya benjolan di payudara namun menganggap
benjolan tersebut sebagai satu hal yang biasa saja. Ketika diidentifikasi
faktor-faktor penyebab para wanita yang menderita kanker payudara stadium
lanjut dating terlambat ke rumah sakit, didapatkan data bahwa sebagian besar
responden memiliki pengetahuan yang kurang (71,43%) terkait tanda,
pemeriksaan dini dan waktu pemeriksaan dini. Terkait dengan sikap dalam
melakukan pemeriksaan dini terdapat hampir 100% mereka yang menderita
stadium lanjut memiliki sikap negatife.
Pencegahan sekunder dengan skrining/deteksi dini, dianggap sebagai
upaya paling rasional untuk menurunkan angka kematian akibat Kanker
Payudara. Penelitian skrining dilakukan pertama kali oleh Health Insurance
Plan of Greater New York tahun 1963, hasilnya mampu menurunkan angka
kematian antara 20% - 255 pada kelompok umur lebih dari 50 tahun. Ada tiga
cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi dini kanker payudara, yaitu:
pemeriksaan payudara sendiri, pemeriksaan payudara oleh tenaga kesehatan,
dan pemeriksaan mammografi. Cara pemeriksaan untuk pelaksanaan skrining
7
spesialis bedah, dokter umum, perawat yang terlatih, SADARI (Pemeriksaan
Payudara Sendiri), dan pemeriksaan penunjang atau mamografi (Purwanto,
2012).
Berdasarkan hal di atas maka upaya peningkatan pengetahuan dan
sikap dari para remaja putri dalam rangka mencegah terjadinya kanker
payudara stadium lanjut dan melihat prevalensi yang ada maka diperlukan
pengamatan dalam perilaku deteksi dini kanker payudara pada remaja putri
dalam bentuk sikap dan pengetahuan yang berdampak penting untuk
meningkatkan kesadaran pada remaja putri dalam meningkatkan kesehatan
diri.
Berdasarkan hasil Survey di Desa Logandu Karanggayam diketahui
bahwa dari 125 Remaja diantaranya 20% remaja yang mengetahui tentang
kanker payudara yang cukup mengetahui perilaku tentang sadari, 30% remaja
yang masih kurang tentang informasi kanker payudara dan tidak mengetahui
perilaku tentang sadari serta 50% remaja yang masih belum mengetahui
perilaku tentang sadari dan kanker payudara. Alasannya mereka tidak pernah
mendengar sadari dan cara melakukannya, di samping itu 20% anak yang
mempunyai pengetahuan tentang kanker payudara yang cukup mereka yang
pernah mendengar dari sekolahannya yang pernah di berikan penyuluhan
tentang kanker payudara dan sadari.
Berdasarkan hasil latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
8
Dengan Menggunakan Media Ava (Audio Visual Ads) Untuk Meningkatkan
Pengetahuan SADARI di Desa Logandu Karanggayam’’. B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan Penerapan Pendidikan Kesehatan
SADARI Pada Remaja Usia 15-18 Tahun Menggunakan Metode Ava
(Audio Visual Ads) Untuk Meningkatkan Pengetahuan SADARI.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Responden Sebelum diberikan
Pendidikan Kesehatan SADARI Dengan Menggunakan Metode Ava
(Audio Visual Ads) Pada Remaja.
b. Mengetahui Tingkat Pengetahauan Responden Sesudah diberikan
Pendidikan Kesehatan SADARI Dengan Menggunakan Metode Ava
(Audio Visual Ads) Pada Remaja.
c. Mengetahui Perbedaan Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Setelah
diberikan Pendidikan Kesehatan SADARI Dengan Menggunakan
Metode Ava (Audio Visual Ads) Pada Remaja.
d. Mengetahui Keefektifan Pendidikan Kesehatan SADARI Dengan
9
C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menambah
informasi, menambah wawasan serta dijadikan sebagai bahan pustaka
tambahan bagi STIKes Muhammadiyah Gombong khususnya
Program Studi DIII Kebidanan.
b. Bagi BPM
Studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bidan dalam
memberikan asuhan pendidikan kesehatan sadari pada remaja putri
dengan metode AVA (Audio Visual Ads) untuk meningkatkan
pengetahuan sadari.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan
dapat secara langsung menerapkan asuhan kebidanan partisipan dengan
menerapkan teori yang ada.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Studi kasus ini diharapkan dapat digunakan oleh tenaga kesehtan
khususnya bidan sebagai pertimbangan dalam melakukan pendidikan
10
c. Bagi Partisipan
Studi kasus ini diharapakan dapat menambah pengetahuan, informasi
dan keterampilan partisipan tentang asuhan kebidanan khususnya
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rosid. (2011). Tingkatan Pengetahuan. Diakses dari http://abdulrosidsmkn1cipu. blogspot.com/2011/02/tingkatan-tingkatan.htmlpadatanggal31Agustus 2017, 07.33 WIB.
Arief S, Sadiman, (dkk). 2010. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo Persada.
Arief Sadiman. 2002. Media Pembelajaran dan Proses Belajar Mengajar, Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Azhar Arsyad. 2013. Media Pembelajaran. Jakata: Rajagrafindo Persada.
Baso Zora Adi, Judi Raharjo, Kesehatan Reproduksi Panduan bagi Perempuan. Sulawesi Selatan: Pustaka Belajar, 2006.
Beccary. (2012). Tingkatan Pengetahuan. Diakses dari http://anakdankeluarga.blog.com. Pada Tanggal 31 Agustus 2017, Jam 07.38 WIB.
BKKBN, (2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012: Laporan Pendahuluan Jakarta: BPS, BKKBN, Kemkes RI : 5-27.
Cahyo Ismawati S., 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Panduan untuk Bidan dan Kader. Bantul: Nuha Medika.
Chentiana 2013. Gambaran Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Dusun Kanigoro Desa Puton Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Jurnal Metabolisme Vol. 3 No. 1 Januari 2014. ISSN: 2338-0438
.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2011. Jakarta: Depkes RI.
Dianawati, Ajen. (2003). Pendidikan Seks untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka.
Dinkes Kab. Kebumen (2010) Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2009. Kebumen: Dinkes Kab. Kebumen.
Dinkes Jateng. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2012.
Ganiajri, F., Winarni, S., dan Husodo, B. Tirto. 2012. “Perbedaan Pemanfaatan Multimedia Flash dan Ceramah Sebagai Media Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Bagi Remaja Awal di SMP Negeri 3 Turi Kabupaten Sleman”. Dalam Litera: Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 1, No. 2, Tahun 2012, Hal. 154-162.
World Health Organization. 2013. Latest world cancer statistics Global cancer burden rises to 14.1 million new cases in 2012: Marked increase in breast cancers must be addressed International Agency For Research on Cancer 2012 (Internet). Tersedia dalam http://globocan.iarc.fr.(diunduh) pada tangal 08 September2017).
Handayani, S & Sudarmiati S. (2012). Pengetahuan Remaja Putri tentang Cara
Melakukan Sadari. Jurnal Nursing Studies. Vol. 1 No. 1.
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jnursing.
Imron, Ali. 2012. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Jogjakarta: Ar-Ruzz Medika.
Irianto, Koes, 2015. Kesehatan Reproduksi (Reproductive Health). Bandung: Alfabeta.
Juhaeri. 2009. Pengantar Multimedia untuk Media Pembelajaran bagian 1, Ilmu Komputer.
Maryanti, D. 2009. Kesehatan Reproduksi Teori dan Praktikum. Yogyakart: Nuha Medika.
Mahfina, Layyin, Elfi Yuliani Rohmah, Retno Widyaningrum, Remaja dan Kesehatan Reproduksi, Yogyakarta: STAIN Ponorogo, 2009.
Mufarokah Anisatul, 2009. Strategi belajar mengajar. Yogyakarta: Teras.
Nurcahyo, J. 2010. Awas!!! Bahaya Kanker Rahim dan Kanker Payudara (Mengenal, Mencegah, dan Mengobati Sejak Dini Dua Kanker Pembunuh Paling Ditakuti Wanita). Wahana Totalita. Yogyakarta.
Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Pendidikan kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.
Permatasari, Dewi. (2013). Efektivitas Penyuluhan SADARI terhadap Tingkat Pengetahuan Siswi SMA Negeri di Kecamatan Pontianak Barat. Jurnal Universitas Tanjung Pura. Vol. 1 No. 2.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/view/3846.
Permenkes RI 269/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Sistem Informasi Rumah Sakit, Jakarta.
Prawirohardjo sarwono (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Putra Fadlil. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Diakses dari
http://satriodamarpanuluh.blogspot.com/2011/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html. Diakses pada tanggal 31 Agustus 2017 pukul 08.19 WIB.
Purwanto. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset.
Rudi Susilana. Cepi Riyana,. 2008. Media Pembelajaran . Bandung: CV Wacana Prima
Sarlito Wirawan Sarwono. (2006). Psikologis Remaja. Jakarta: Rajawali.
Saryono & Paramitha D.D. 2008. Perawatan Payudara Dilengkapi Dengan Deteksi Dini Terhadap Penyakit Kanker Payudara. Mitra Cendikia. Yogyakarta.
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryaningsih, E.K., dan Sukaca, B. E., 2009. Kupas Tuntas Kanker Payudara. Paradigma Indonesia.Yogyakarta.
Tim Poltekes Depkes, 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakrta: Salemba Medika.
Wawan; Dewi M., 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta. Mutia Medika.
Widyastuti, Yani.2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta, Penerbit: Fitramaya.
Wina Sanjaya. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
World Health Organization. 2005. Global Health Risks.
PRE-TEST AND POST TEST
Berilah tanda x pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pemahaman anda setelah diberikan penjelasan.
1. Di bawah ini kepanjangan dari Sadari menurut bahasa, yaitu : a. Pemeriksaan Payudara Sendiri
b. Pemeriksaan anggota tubuh wanita c. Pemeriksaan reproduksi wanita d. Semua benar
2. Apa yang dimaksud dengan Sadari?
a. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi dini kanker payudara. b. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui benjolan pada
payudara.
c. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi benjolan di leher. d. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi benjolan pada ketiak. 3. Apa tujuan dari pemeriksaan Sadari?
a. Untuk mendeteksi dini ada atau tidaknya kanker pada payudara wanita. b. Untuk mengetahui benjolan pada bagian sekitar tubuh wanita.
c. Untuk mengetahui benjolan pada sekitar leher. d. Untuk mengetahui penyakit pada tubuh wanita
4. Kapan waktu yang tepat untuk dilakukan pemeriksaan Sadari? a. Empat bulan sekali pada waktu pertama haid.
b. Tiga bulan sekali pada pertengahan haid.
c. Satu bulan sekali, pada hari ke 7 sampai hari ke 10 dari awal mulai haid.
d. Enam bulan sekali pada haid hari ke 7.
5. Di bawah ini merupakan tahap dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri, yaitu :
a. Memperhatikan bentuk dan ukuran payudara
b. Meraba payudara
c. Menekan putting susu
d. Semua benar
6. Tahap awal dalam pemeriksaan payudara sendiri adalah ……
a. Memperhatikan bentuk dan ukuran payudara
b. Meraba payudara
c. Menekan putting susu
7. Di bawah ini bentuk payudara yang tidak normal, kecuali …… a. Payudara membesar dan mengeras
b. Permukaan kulit payudara mulus tanpa kerutan
c. Kulit payudara tampak seperti kulit jeruk
d. Putting payudara tertarik ke dalam
8. Perubahan bentuk payudara yang harus diperhatikan saat pemeriksaan payudara sendiri adalah….
a. Bentuk payudara kanan dan kiri normal
b. Putting susu berwarna coklat
c. Ada lekukan pada kulit payudara
d. Permukaan kulit payudara yang mulus
9. Cekungan atau lipatan pada putting susu dapat ditemukan saat melakukan pemeriksaan payudara sendiri pada tahap ….
a. Memperhatikan bentuk payudara
b. Meraba payudara
c. Menekan putting susu
d. Meraba payudara sambil berbaring
10. Di bawah ini merupakan syarat yang boleh dilakukan Sadari kecuali….
a. Tidak sedang haid
b. Sudah mengaalami menstruasi
c. Tidak sedang mempunyai masalah payudara
JAWABAN PRE-TEST AND POST TEST
REKAPAN NILAI KELIMA PARTISIPAN
No Nama Partisipan Hasil
Pre-Test Post-Test
1. Nn. R 40% 80%
2. Nn. D 70% 90%
3. Nn. N 60% 80%
4. Nn. I 60% 70%