BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Medis
1. Kehamilan
a. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah bertemunya sel spermatozoa dan ovum yang
akan dilanjutkan dengan proses nidasi atau implantasi. Bila dihitung
dari saat fertilisasi sampai dengan lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu (10 bulan atau 9 bulan)
menurut kalender internasional. Kehamilan dibagi menjadi dalam 3
trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu
(minggu ke-0 hingga minggu ke-12), trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-13 hingga minggu ke-27), trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga minggu ke-40) (Prawirohardjo,2012)
Sedangkan menurut manuaba (2010), kehamilan merupakan
mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari : Ovulasi, migrasi,
spermatozoa dan ovum. Konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm.
Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa
embiro atau fetus didalam tubuhnya. Masa kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi
sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300
b. Etiologi kehamilan
Menurut prawirohardjo (2010) terjadinya kehamilan ada
beberapa etiologi yaitu :
1) Spermatozoa
Spermatozoa terdiri atas tiga bagian yaitu kaput atau kepala
yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan
nucleus, ekor, dan bagian yang silindrik (leher) menghubungkan
kepala yang berbentuk ekor. Dengan getaran ekornya spermatozoa
dapat bergerak cepat.
2) Ovum
Ovum adalah suatu sel yang mempunyai diameter 100 (0,1
mm). kemudian ditengah-tengah dijumpai nucleus yang berada
dalam metaphase pada pembelahan pematangan kedua,
terapung-apung dalam sitoplasma yang berkuning-kuningan yakni vitelus
yang mengandung banyak zat karbohidrat dan asam amino. Ovum
dilingkari oleh zona pelusida.
3) Konsepsi
Konsepsi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit
sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula
tuba.
4) Nidasi atau Implantasi
Setelah terbentuknya zigot yang dalam beberapa jam
berjalan terus menuju uterus, hasil pembelahan sel memenuhi
seluruh ruangan dalam ovum, maka terjadilah proses penanaman
blastula yang dinamakan nidasi atau implantasi yang berlangsung
pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi.
5) Plasentasi
Proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah
nidasi embiro ke dalam endometrium, plasentasi dimulai.
Berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilasi.
c. Tanda-tanda kehamilan
Menurut manuba (2010) tanda-tanda kehamilan adalah sebagai
berikut:
1) Tanda dugaan kehamilan
a) Amenorea (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel de graaf dan ovulasi. Dengan mengetahui
terakhir dengan perhitungan rumus Neggle, dapat ditentukan
perkiraan persalianan.
b) Mual dan muntah
Pengaruh estrogen dan progesterone menyebabkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan.
c) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu.
d) Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala
(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan
menimbulkan sinkop atau pingsan.
e) Payudara menonjol
Pengaruh estrogen-progesteron dan somatoma motrofin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara.
Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit.
f) Sering Miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih
cepat terasa penuh dan sering miksi.
g) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltic
usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
h) Pigmentasi Kulit
Keluarnya melanophore stimulating hormone hiposis
anterior menyebabkan pigmentasi kulit sekitar pipi (kloasma
gravidarum), pada dinding perut (striae lividae, striae nigra,
linea alba makin hitam), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi
areola mamae, putting susu makin menonjol, kelenjar
montgomery menonjol, pembuluh darah menifes sekitar
i) Epulis
Tumor jinak yang berada pada di atas gingival
(intradental papilla).
j) Varises
Pengaruh dari estrogen dan progesterone terjadi
penampakan pembuluh darah vena, pembesaran pembuluh
darah terjadi disekitar genetalia ekstra, kaki, betis dan
payudara.
2) Tanda tidak pasti kehamilan
a) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil
b) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda hegar, tanda
Chadwicks, tanda piscaseck, kontraksi Braxtom Hicks dan
teraba Ballottement.
c) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif
3) Tanda pasti hamil
a) Gerakan janin dalam rahim
b) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin
c) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop laenac, alat
kardiotokografi, alat Doppler, dilihat dengan ultrasonografi.
d. Perubahan fisiologi pada kehamilan
Menurut Manuba (2013) perubahan fisiologi selama hamil
yaitu :
1) Uterus
Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau
sehingga menjadi berat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otor
rahim mengalami hipertrofi dan hyperplasia menjadi lebih besar,
lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan
janin. Perubahan pada isthmus uteri (rahim) menyebabkan isthmus
menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam
seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh. Perlunakan isthimus
disebut tanda hegar.
2) Vagina
Vagina dan Vulva mengalami peningkatan pembuluh darah
karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah
dan kebiru-biruan (tanda Chadwicks).
3) Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang
mengandung korpus leuteum gravidarum akan meneruskan
fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia
16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili
korealis yang mengeluarkan hormo korionik gonadotropin yang
mirip dengan hormone leuotropik hipofisis anterior.
4) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan
sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi.
Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
hormone saat kehamilan. Yaitu estrogen. Progesterone, dan
5) Sirkulasi Darah Ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara
lain :
a) Meningkatkanya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat
memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin
dalam rahim.
b) Terjadinya hubungan langsung antara arteri dan vena pada
sirkulasi retroplasenter.
c) Pengaruh hormone estrogen dan progesterone makin
meningkat.
6) Ketidaknyamanan pada kehamilan
Menurut Varney (2007) ketidaknyamanan kehamilan yaitu:
a) Nausea
Nausea, dengan atau tanpa disertai muntah-muntah,
ditafsirkan sebagai morning sickness, tetapi paling sering
terjadinya pada siang atau sore atau bahkan sepanjang hari.
b) Ptialisme
Ptialisme merupakan kondisi yang tidak lazim, yang
dapat disebabkan oleh peningkatan keasaman di dalam mulut
atau peningkatan asupan zat pati, yang menstimulasi kelenjar
saliva pada wanita yang retan mengalami sekresi berlebihan.
c) Keletihan
Keletihan yang dialami pada trimester pertama, namun
keletihan diakibatkan oleh penurunan drastic laju metabolism
dasar pada awal kehamilan, tetapi alasan hal ini terjadi masih
belum jelas. Untungnya, keletihan merupakan ketidak
nyamanan yang terbatas dan biasanya hilang pada akhir
trimester pertama.
d) Nyeri punggung bagian atas
Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester
pertama akibat peningkatan ukuran payudara, yang membuat
payudara menjadi berat. Pembesaran ini dapat mengakibatkan
tarikan otot jika payudara tidak disokong adekuat. Metode
untuk mengurangi nyeri ini ialah dengan menggunakan bra
yang berukuran sesuai ukuran payudara. Dengan mengurangi
mobilitas payudara. Bra penyokong yang berukuran tepat juga
mengurangi ketidaknyamanan akibat nyeri tekan pada payudara
yang timbul karena pembesaran payudara.
e) Leukorea
Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar,
dengan konsistensi kental atau cair, yang di mulai pada
trimester pertama. Upaya untuk mengatasi leukorea adalah
dengan memperhatikan kebersihan tubuh pada area tersebut
dan mengganti panty perubahan katun dengan sering.
f) Peningkatan frekuensi berkemih
Frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi
pada fundus uterus ini membuat istmus menjadi lunak (tanda
hegar), menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar.
Hal ini menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih.
Frekuensi berkemih pada trimester ketiga paling sering dialami
oleh wanita primigravida setelah lightening terjadi. Efek
lightening adalah bagian presentasi akan menurun masuk
kedalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada
kandung kemih. Tekanan ini menyebabkan wanita merasa perlu
berkemih.
g) Nyeri ulu hati
Nyeri ulu hati, ketidaknyamanan yang mulai timbul
menjelang akhir trimester ke dua dan bertahan hingga trimester
ke tiga adalah kata lain untuk regurgutasi atau refluksi isi
lambung yang asam menuju esophagus bagian bawah akibat
peristaltis balikan. Isi lambung bersifat asam karena sifat asam
hidroklorisa ini menyebabkan materi tersebut membakar
tenggorok dan teraba tidak enak.
h) Faltulen
Peningkatan faltulen di duga akibat penurunan
mortilitas gastrointestinal. Hal ini kemungkinan merupakan
akibat efek peningkatan progesterone yang merelaksasi otot
halus dan akibat pergeseran serta tekanan pada usus halus
i) Konstipasi
Wanita yang sebelumnya tidak mengalami kostipasi
dapat memiliki masalah ini pada trimester kedua atau ketiga.
Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltis yang
disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi
peningkatan jumlah progesterone.
j) Hemaroid
Hemaroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh karena
itu, semua penyebab konstipasi berpotensi menyababkan
hemaroid. Progesterone juga menyebabkan hemoroid.
Progesterone menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus
besar.
k) Kram tungkai
Dasar fisiologi untuk kram kak belum diketahui dengan
pasti. Selama beberapa tahun. Kram kaki diperkirakan
disebabkan oleh gangguan asupan kalsium atau asupan kalsium
yang tidak adekuat atau ketidakseimbangan rasio kalsium dan
fasfor dalam tubuh. Salah satu dugaan lainya adalah bahwa
uterus yang membesar mengganggu sirkulasi, atau pada saraf
sementara saraf ini melewati foramen obturator dalam
l) Edema dependen
Edema dependen pada kaki timbul akibat gangguan
sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas
bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan
uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita
tersebut duduk atau berdiri dan pada kaki kava inferior saat ia
berada dalam posisi terlentang. Pakaian ketat yang
menghambat aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah
juga memburuk maslaah.
m) Varises
Varises dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena
dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah.
Perubahan ini diakibatkan penekanan uterus yang membesar
pada vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan
penekanan pada vena kava inferior saat ia berbaring. Pakaian
yang ketat menghambat aliran vena balik dari ekstremitas
bagian bawah, atau posisi berdiri yang lama memperberat
masalah tersebut.
n) Dyspareunia
Perubahan fisiologis menjadi penyebab, seperti kongesti
vagina/ panggul akibat gangguan sirkulasi yang dikarenakan
tekanan uterus yang membesar atau tekanan bagian presentasi.
yang membesar atau dijumpai pada tahap akhir kehamilan saat
bagian presentasi mengalami penurunan ke dalam pelvis sejati.
o) Noktunia
Aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat
wanita sedang berbaring pada posisi lateral rekumben karena
uterus tidak lagi menekan pembuluh darah panggul dan vena
kava inferior. Bila wanita berbaring dalam posisi imi pada saat
tidur dimalam hari, akibatnya adalah pola diurnal kebalikan
sehingga terjadi peningkatan haluaran urine pada saat ini.
p) Insomnia
Insomnia, baik pada wanita yang mengandung maupun
tidak. Dapat disebabkan oleh sejumlah penyebab, seperti
kekhawatiran, kecemasan, terlalu gembira menyambut suatu
acara untuk keesokan hari. Wanita hamil, bagaimanapun,
memiliki tambahan alas an fisik sebagai penyebab insomnia.
Hal ini meliputi ketidaknyamanan lain selama kehamilan, dan
peregakan janin, terutama jika janin tersebut aktif.
q) Nyeri pada ligamentum teres uteri
Ligamentum terdiri atas sejumlah besar otot polos yang
merupakan lanjutan otot polos uterus. Jaringan otot ini
memudahkan ligmentum latum untuk hipertrofi selama
kehamilan berlangsung dan yang terpenting meregang seiring
memiliki kemampuan memanjang saat terus meninggi dan
masuk ke dalam abdomen. Nyeri pada ligamentum teres uteri
diduga terjadi akibat peregangan dan kemungkinan akibat
penekanan berat uterus yang meningkat pesat pada ligament.
r) Nyeri punggung bawah
Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggung
yang terjadi pada area lumbosacral. Nyeri punggung bawah
biasanya akan meningkatkan intensitasinya sering bertambah
usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran
pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang
membesar.
s) Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesterone selama kehamilan
diduga kadar karbondioksida dan meningkatan kadar oksigen.
Peningkatan kadar oksigen menguntungkan janin.
Hiperventilasi akan menurunkan kadar kabondioksida.dialami
pada trimester ketiga. Selama periode ini, uterus telah
mengalami pembesaran hingga terjadi penekanan diagfragma.
Selain itu, diagfragma akan mengalami elevasi kurang lebih 4
t) Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pada pusat gravitasi akibat uterus yang
membesar dan bertambah berat dapat menyebabkan wanita
mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh ke belakang
dan kepalanya antefleksi sebagai upaya menyeimbangkan berat
bagian depanya dan melengkung punggungnya. Postur ini
diduga menyebabkan penekanan pada saraf median dan ulnar
lengan, yang akan mengakibatkan kesemutan dan baal pada
jari-jari.
u) Sindrom hipotensi telentang
Sindrom hipotensi telentang menyebabkan wanita
merasa seperti ingin pingsan dan ia menjadi tidak sadarkan diri
bila masalah tidak segera ditangani. Sindrom hipotensi
terlentang terjadi saat wanita segera berbaring pada posisi
terlentang (seperti saat sedang tidur atauberada diatas meja
pemeriksaan) karena berat total uterus yang membesar berikut
isinya menekan vena kava inferior dan pembuluh darah lainya
pada system vena.aliran vena balik dari bagian bawah tubuh
dihambat, yang akhirnya mengakibatkan jumlah darah yang
mengisi jantung berkurang dan kemudian akan menurunkan
curah jantung.sindrom hipotensi terlentang dapat segera diatasi
dengan meminta wanita tersebut berbaring ke samping atau
e. Pengawasan antenatal
Sejak Ballantyne pada tahun 1901 mengumumkan tempat plea
for promaterity hospital, di paris, yang merupakan model antenatal
pertama di dunia, maka upaya pengawasan hamil makin berkembang.
Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukanya
berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga
dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam
pertolongan persalinanya. Diketahui bahwa janin dalam rahim dan
ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga
kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan,
pertumbuhan, dan perkembangan janin, ibu hamil dianjurkan untuk
melakukan pengawasan antenatal sebanyak 4 kali, yaitu pada setiap
trimester, sedangkan trimester terakhir sebanyak dua kali. (Manuaba,
2013)
WHO Expert Commite on the Midwife in Maternity Care
mengemukakan tujuan maternity care (pelayanan kebidanan) yaitu:
(Manuaba, 2010)
1) Pengawasan serta penanganan wanita hamil dan saat persalianan
2) Perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalianan
3) Perawatan neonatus bayi
4) Pemeliharaan dan pemberian laktasi
Secara khusus, pengawasan antenatal bertujuan untuk:
(Manuaba, 2010).
1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat
2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hail,
persalianan, dan kala nifas.
3) Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan
kehamilan, persalianan, kala nifas, laktasi dan aspek keluarga
berencana.
4) Menurunkan ankha kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Manurut Manuba (2010) Dengan memperhatikan batasan dan
tujuan pengawasan antenatal, maka jadwal pemeriksaan adalah sebagai
berikut:
1) Pemeriksaan pertama : pemeriksaan pertamadilakukan segera
setelah diketahui terlambat haid.
2) Pemeriksaan ulang :
a) Setiap bulan sampai usia kehamilan 6 sampai 7 bulan
b) Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 8 bulan
c) Setiap minggu sejak usia kehamilan 8 bulan sampai terjadi
persalianan
3) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan tertentu
Menurut Manuba (2010) Jadwal pemeriksaan antenatal care :
a) Trimester I dan II
(1) Setiap bulan sekali
(2) Diambil data tentang laboratorium
(3) Pemeriksaan ultrasonografi
(4) Nasehat tentang diet empat sehat lima sempurna, tambahan
(5) Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi
kehamilan, komplikasi kehamilan
(6) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari
terjadinya komplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus 1
b) Trimester III
(1) Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran
(2) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan
(3) Diet empat sehat lima sempurna
(4) Pemeriksaan ultrasonografi
(5) Imunisasi tetanus II
(6) Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan,
komplikasi hamil trimester ketiga
(7) Rencana pengobatan
(8) Nasihat tentang tanda inpartu, kemana harus datang untuk
melahirkan
f. Komplikasi dalam kehamilan
Komplikasi dalam kehamilan antara lain :
1) Hiperemesis gravidarum (HEG)
Hyperemesis gravidarum (HEG) adalah mual dan muntah
yang berlebihan pada wanita hamil sampai menggangu pekerjaan
sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi
2) Abortus
Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandunga (Mochtar, 2012).
3) Mola hidatidosa
Mola hidatidosa adalah jenjot-jenjot korion (chorionic villi)
yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang
mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur,
atau mata ikan (Mochtar, 2012).
4) Kehmilan ektopik terganggu (KET)
Kehamilan ektopik yang terganggu, dapat terjadi abortus
atau pecah, dan hal ini dapat berbahaya bagi wanita tersebut
(Mochtar, 2012).
5) Plasenta previa
6) Solusio plasenta
7) Hipertensi,preeklamsia dan eklamsia
8) Kehamilan kembar
2. PERSALINAN
a. Pengertian persalianan
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu, proses ini dimulai dengan
kontraksi persalianan sejati, yang ditandai oleh perubahan progesif
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin + uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan
lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 2012).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup diluar kandungan melalui jalan lahir.
b. Tanda-tanda persalinan
1) Tanda-tanda persalianan sudah dekat
a) Lightening
Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi
penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu
atas panggul yang disebabkan oleh kontraksi Braxton Hicks,
keteggangan dinding perut, ketegangan ligmentum rotundum,
gaya berat janin di mana kepala kea rah bawah. Masuknya
kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil sebagai
terasa ringan di bagian atas, rasa sesaknya berkurang, di bagian
bawah terasa seak, terjadi kesulitan saat berjalan, dan sering
berkemih. Gambaran lightening pada primigravida menunjukan
hubungan normal antara ketiga P, yaitu power, passage dan
passanger. Pada multipara gambaranya tidak jelas, karena
kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang
b) His pemulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton
Hicks. Kontraksi Barxton Hicks terjadi karena perubahan
keseimbangan estrogen, progesteon, dan memberikan
kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua usia
kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesterone makin
berkurang, sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi
yang lebih sering, sebagai his palsu. Sifat his pemulaan adalah
rasa nyeri ringan di bagian bawah, datangnya tidak teratur,
tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda,
durasinya pendekk, dan tidak bertambah bila beraktivitas
(Manuba, 2012).
2) Tanda persalinan
Tanda tanda inpartu adalah sebagai berikut yaitu :
a) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan
teratur.
b) Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak
karena robekan-robekan kecil pada serviks.
c) Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah terjadi
c. Mekanisme persalinan normal
Proses persalinan terjadi kala satu persalinan adalah waktu
untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan 10 cm. kala dua
persalinan adalah kala pengeluaran janin, sewaktu uterus dengan
kekuatan his ditambah dengan kekuatan untuk mengejan mendorong
janin hingga keluar. Kala tiga persalinan adalah waktu untuk pelepasan
dan pengeluaran uri atau plasenta, dank la empat persalinan adalah
mulai dari lahirnya uri sampai 2 jam postpartum (Mochtar, 2012).
1) Kala I (kala pembukaan)
Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lender
bercampur darah (bloody show) karena serviks mulai membuka
(dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya
kapiler disekitar kanalis servisis akibat pergeseran ketika serviks
mendaftar dan membuka (Mochtar, 2012).
a) Fase laten
Pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai
pembukaan 3 cm, yang lamanya sekitar 7-8 jam.
b) Fase aktif
Fase ini berlangsung selama 6 jam dan dibagi menjadi 3
sub fase yaitu:
(1) Periode akselerasi
Periode ini berlangsung selama 2 jam dan pembukaan
(2) Periode dilaktasi makimal
Periode ini berlangsung 2 jam dan pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9 cm
(3) Periode deselerasi
Periode ini berlangsung lambat dan dalam waktu 2 jam
pembukaan ini menjadi 10 cm (lengkap) (Mochtar, 2012).
Menurut Mochtar (2012) fase-fase yang dikemukakan
diatas dijumpai pada primigravida. Perbedaan pembukaan
serviks pada primigravida dengan multigravida adalah sebagai
berikut :
Table 2.1 Perbedaan Pembukaan Serviks
Primi Multi
Serviks mendaftar (effacement) dulu, baru berdilatasi. Berlangsung 13-14 jam.
Mendaftar dan membuka dapat terjadi bersamaan berlangsung 6-7 jam.
Sumber : Mochtar,2010
Menurut buku saku (2013) Asuhan yang diberikan pada
persalinan kala satu adalah sebagai berikut :
1) Memberi dukungan dan dengarkan keluhan ibu
2) Jika ibu tampak gelisah atau kesakitan :
a) Membiarkan ia berganti posisi keinginan, tetapi apabila
ditempat tidur sarankan untuk miring kiri.
b) Membiarkan ia berjalan atau beraktivitas ringan sesuai
kesanggupannya.
c) Menganjurkan suami atau keluarga memijat punggung
atau membasuh muka ibu.
3) Menjaga privasi ibu. Gunakan tirai penutup dan tidak
menghadirkan orang lain tanpa seizin ibu.
4) Mengizinkan ibu untuk mandi atau membasuh kemaluanya
setelah buang air kecil/besar.
5) Menjaga kondisi ruangan sejuk. Untuk mencegah
kehilangan panas pada bayi baru lahir, suhu ruangan
minimal 25⁰C dan semua pintu serta jendela harus ditutup. 6) Memberikan minum yang cukup untuk menghindari
dehidrasi.
7) Menyarankan ibu berkemih sesering mungkin.
8) Memantau parameter berikut secara rutin dengan
menggunakan partograf. Kontraksi tiap 1 jam Pembukaan serviks
Sumber : Buku Saku (2013)
9) Memasang infus intravena untuk pasien dengan : kehamilan
ganda, Hemoglobin C9 g/dl atau hematocrit c27% ,
Riwayat gangguan perdarahan, sungsang, hipertensi,
persalinan lama.
10)Mengisi dan letakan partograf di samping tempat tidur atau
di dekat pasien.
11)Melakukan pemeriksaan kardiotokgrafi jika
2) Kala II (kala pengeluaran janin)
Kepala janin telah turun dan masuk ke ruang panggul
sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang melalui
lengkung reflex menimbulkan rasa mengejan. Arena terdapat
tekanan pada rectum, ibu merasa seperti ingin buang air besar
dengan ditandai anus membuka. Pada waktu his, kepala janin
mulai terlihat, vulva membuka, dan perineum meregang. Dengan
his dan mengedan yang terpimpin, akan lahir kepala, diikuti oleh
seluruh tubuh janin, kala II pada primi berlangsung selama 1,5-2
jam dan pada multi berlangsung 30 menit-1 jam (Mochtar, 2012).
Asuhan yang diberikan pada kala II persalinan adalah
sebagai berikut (Sondakh, 2013) :
a) Pemantauan ibu
Tanda-tanda dan gejala kala II adalah sebagai berikut :
(1) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
(2) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum
dan atau vagina.
(3) Perineum terlihat menonjol.
(4) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
Tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi ke
sejahteraan ibu adalah sebagai berikut :
(1) Tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi
kesejahteraan ibu adalah sebagai berikut :
(a) Tanda tanda vital : tekanan darah (setiap 30 menit),
suhu, nadi, (setiap 30 menit), pernapasan.
(b) Kandung kemih
(c) Urin : protein dan keton
(d) Hidrasi : cairan, mual, muntah
(e) Kondisi umum : kelemahan dan keletihan fisik, tingkah
laku, dan respons terhadap persalinan, serta nyeri dan
kemampuan koping
(f) Upaya ibu meneran
(g) Kontraksi setiap 30 menit.
b) Pemantauan janin
Beberapa hal dari janin yang harus selalu diperhatikan adalah :
1) Denyut jantung janin
(a) Denyut jantung normal 120-160 kali/menit
(b) Perubahan DJJ, pantau setiap 15 menit
(c) Variasi DJJ dan DJJ dasar
(d) Pmeriksaan auskultasi DJJ setiap 30 menit
2) Adanya air ketuban dan karakteristiknya (jernih, keruh,
3) Penyusupan kepala janin
Sebelum penatalaksanaan kala II, terdapat
kemungkinan munculnya kondisi-kondisi yang harus segera
diatasi, yaitu sebagai berikut: syok, dehidrasi, infeksi,
preeklampsia/eklampsia, insersia uteri, gawat janin,
penurunan kepala terhenti, adanya gejala dan tanda distosia
bahu,perwanaan meconium pada cairan ketuban, kehamilan
ganda (kembar/gemeli), tali pusat menumbung/ lilitan tali
pusat.
c) Asuhan dukungan
Beberapa asuhan dan dukungan yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut :
1) Pemberian rasa aman, dukungan, dan keyakinan kepada ibu
bahwa mampu bersalin.
2) Membantu teknik meneran
3) Ikut serta dan hormati keluarga yang menerima
4) Berikan tindakan yang menyenangkan
5) Penuhi kebutuhan hidrasi
6) Penerapan kebutuhan hidrasi
7) Penerapan pencegahan infeksi
3) Kala III (kala pengeluaran uri)
Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan
berisi plasentayang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya.
Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri.
Dalam waktu 5-10 menit seluruh pelepasan terlepas, terdorong
kedalam vahina, dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses
umumnya berlangsung 5-30 menit setelah nayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-2cc
(Mochtar, 2012).
Kala III merupakan kala setelah keluarnya bayi sampai
plasenta lahir. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu antara lain
(Sondakh, 2003; h.141) :
a) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk segera memeluk
bayinya dan menyusuinya.
b) Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.
c) Pencegahan infeksi pada kala III.
d) Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan)
e) Melakukan kaloborasi/rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
f) Pemenuhan kebutuhan ntrisi dan hidrasi.
4) Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi
dan plasenta lahiruntuk mengamati keadaan ibu, terutama pada
bahaya perdarahan postpartum (Muchtar, 2012).
Table 2.2 lamanya persalinan pada primigravida dan multigravida.
Primi multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam 30 menit
Kala III 30 menit 15 menit
Lamanya persalinan 14,4 jam 7 jam 25 menit
Sumber : Mochtar,2010
d. Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan,
tujuan utama penggunaan patograf adalah untuk mencatat hasil
observasi dan kemajuan persalinan dan mendeteksi apakah proses
persalinan berjalan secara normal. Demikian juga, dilaksanakan
deteksi secara dini, setiap kemungkinan terjadinya partus lama. Jika
digunakan secara tepat dan konsisten, patograf akan membantu
penolong persalinan untuk mencatat kemajuan persalinan, kondisi ibu
dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran,
serta menggunakan informasi tercatat, sehingga secara dini
mengidentifikasi adanya penyulit persalinan, dan membuat keputusan
klinik yang sesuai dan tepat waktu. Penggunaan patograf secara rutin
akan memastikan ibu dan janin telah mendapatkan asuhan persalinan
secara aman dan tepat waktu. Selain itu, dapat mencegah terjadinya
penyulit yang dapat mengancam kesehatan jiwa mereka
e. Penggunaan patograf
World Health Organization (WHO, 2000) telah memodifikasi
partograf agar lebih sederhana dan lebih mudah digunakan, fase laten
telah dihilangkan, dan pencatatan pada patograf dimulai fari fase aktif
ketika pembukaan servik 4 cm.
Patograf harus digunakan untuk :
1. Semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan, sampai dengan
kelahiran bayi, sebagai elemen penting asuhan persalianan.
2. Semua tempat pelayanan persalinan (Rumah, puskesmas, klinik,
bidan swasta, rumah sakit, dll).
3. Semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu
selama persalinan dan kelahiran (spesialis obtetri dan ginekologi,
bidan, dokter umum, residen, dan mahasiswa kedokteran)
(Prawirohardjo, 2010).
f. Komplikasi dalam persalinan
1) Komplikasi pada kala satu dan dua dalam persalinan. Menurut
Varney (2008) :
a) Riwayat sekso sesaria sebelumnya
b) Persalinan atau kelahiran premature
Persalinan premature adalah persalinan yang dimulai
pada awal usia kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu 37.
Penatalaksanaan pada persalinan prematu didasarkan pada
pertama kali dengan mengidentifikasi wanita yang beresiko
c) Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput
ketuban sebelum persalinan atau sebelum adanya tanda-tanda
inpatu. (kemenkes RI, 2013).
d) Amnionitis dan karioamnionitis
Menurut Varney (2008) mengatakan amnionitis adalah
inflamasi kantong dan cairan amnion. Karioamnionitis adalah
inflamasi korion selain infeksi cairan amnion dan kantong
amnion.
e) Prolapse tali pusat
Tindakan berikut dilakukan jika terjadi prolapse tali
pusat menurut Varney (2008) adalah :
(1) Menempatkan seluruh tangan ana dalam vagina wanita dan
pegang bagian presentasi janin keatas sehingga tidak
menyentuh tali pusat dipintu atas panggul.
(2) Tidak boleh mencoba mengubah letak tali pusat pada
kondisi apapun.
(3) Segera panggil bantuan dan panggil dokter atau segera
rujuk ke fasilitas yang memadai.
f) Disporposi sefalopelvik
Adalah disporposi antara ukuran janin dan ukuran
pelvis, yaitu ukuran pelvis tidak cukup besar untuk
Indikasi kemungkinan disporposisefalopelvik :
(1) Pelvia platiperoid
(2) Ukuran janin besar
(3) Tipe dan karakteristik khususnya tubuh wanita secara
umum
(4) Riwayat fraktur pelvis
(5) Pelvia maltipresentasi atau mal posisi (Varney, 2008).
g) Difungsi uterus
(1) Disfungsi utrus hipotonik.
Tanda dan gejala disfungsi uterus hipotonis menurut
Varney (2008) adalah sebagai berikut :
(a) Kontraksi saat ini tidak nyeri sekali, kemajuan
persalinan berhenti.
(b) Komplikasi uterus tidak adekuat, durasi singkat dan
intensitasi ringan.
(c) Tidak ada kemajuan dilatasi serviks atau penurunan
janin.
(2) Disfungsi uterus hipertonik
Tanda dan gejala disfungsi uterus hipertonik
menurut Varney (2008) adalah sebagai berikut :
(a) Kontraksi terasa sangat nyeri selama periode persalinan
dan keparahan kontraksi saat palpasi.
(b) Kontraksi sering dan tonisistas tidak teratur.
2) Komplikasi pada kala tiga persalinan
a) Plasenta tertinggal
Plasenta tertinggal adalah plasenta yang belum terlepas
dan mengakibatkan perdarahan tidak terlihat. Manajemen
untuk kasus ini adalah dengan manual plasenta (Varney, 2008).
b) Perdarahan kala tiga
c) Retensio plasenta
Adalah plasenta belum lahir dalam waktu 30 menit
setelah bayi lahir manajemen untuk kasus ini adalah manual
plasenta dan segera merujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang
memadai.
d) Inversio uterus
Adalah keadaan uterus benar-benar membaik dari
bagian dalam keluar sehingga bagian dalam fundus menonjol
keluar melalui orifisum servik, turun dan masuk kedalam
introitus vagina, dan menonjol kluar melewati vulva (Varney,
2008).
3) Komplikasi pada kala empat persalinan
a) Perdarahan post partum
Definisi perdarahan adalah kehilangan darah secara abnormal.
Rata-rata kehilangan darah selama pelahiran pervagina tanpa
b) Faktor predisposisi
(a) Distensi berlebihan pada uterus
(b) Induksi oksitosin atau augmentasi
(c) Persalinan cepat atau presipatus
(d) Kala satu atau kala dua yang memanjang
(e) Grande multipara
3. Bayi Baru Lahir
a. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000
gram (Sondaks, 2013).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang cukup bulan,
38-42 minggu dengan berat badan sekitar 2500-4000 gram dan
panjang sekitar 50-55 cm (Sondakh, 2013).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir berat
badannya 2500-4000 gram dan panjang badannya 50-55cm.
b. Kritiria Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Sondakh (2013) mengatakan bayi baru lahir
dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut :
1) Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram.
2) Panjang badan bayi 48-50 cm.
3) Lingkar dada bayi 32-34 cm.
5) Bunyi jantung dalam menit pertama kurang lebih 180
kali/menit, kemudian turun sampai 140-120 kali/menit pada
saat bayi berumur 30 menit.
6) Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80
kali/menit disertai pernapasan cuping hidung, retrasi suprateral
dan intercostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan
cukup terbentuk dan dilapisi verniks kaaeosa.
8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.
9) Kuku-kuku agak panjang dan lemas.
10)Genetalia. Tektis sudah turun (pada bayi laki-laki), dan labia
mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan).
11)Refleks hisap, menelan, dan moro telah terbentuk.
12)Eliminasi, urin, dan meconium normalnya keluar pada 24 jam
pertama. Meconium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan
lengket.
c. Adaptasi Fisiologis Pada Bayi Baru Lahir
Menurut Sondakh (2013) mengatakan bahwa konsep
mengenai adaptasi bayi baru lahir adalah sebagai berikut :
1) Memulai segera pernapasan dan perubahan dalam pola
sirkulasi. Konsep ini merupakan hal yang esensial pada
2) Dalam 24 jam setelah lahir, sistem ginjal, gastrointestinal,
hematologi, metabolic, dan sistem neurologis bayi baru lahir
harus berfungsi secara memadai untuk mempertahankan
kehidupan ekstrauteri.
d. Menurut Sondakh (2013) perawatan bayi baru lahir adalah :
1) Pertolongan pada saat bayi baru lahir :
a) Menilai pernafasan secara cepat, letakan bayi dengan
handuk di atas perut ibu dengan kain yang bersih dan
kering atau kasa, bersihkan darah atau lender dari wajah
bayi agar jalan udara tidak terhalang.
b) Memeriksa ulang pernapasan bayi, sebagian besar bayi
akan menangis atau bernafas secara spontan dalam waktu
30 detik setelah lahir.
2) Perawatan Mata
Obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1%
dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata akibat klamidia
(penyakit menular seksual) . obat perlu diberikan pada jam
pertama setelah persalinan. Pengobatan yang umumnya dipakai
adalah larutan perak nitra atau Neosporin yang langsung
diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.
e. Pemeriksaan Fisik Bayi
1) Kepala : pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, satura menutup/
melebar, adanya caput succedenum, cepal hematoma,
2) Mata : pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva,
tanda-tanda infeksi (pus).
3) Hidung dan Mulut :pemeriksaan terhadap labio skisis,
labioplatokskisis, dan reflek isap (dinilai dengan mengamati
bayi saat menyusu).
4) Telinga : pemeriksaan terhadap preaurical tog, kelainan
daun/bentuk telinga.
5) Leher: pemeriksaan terhadap hematom sternocleidomastoideus,
ductus thyroglossalis, hygroma colli.
6) Dada : pemeriksaan terhadap bentuk, pembesaran buah dada,
pernafasan, retaksi intercostal, subcostal sifoid, merintih,
pernafasan cuping hidung, serta bunyi paru-paru (sonor,
vesicular, bronkial, dan lain-lain).
7) Jantung : pemeriksaan terhadap pulsasi, frekuensi bunyi
jantung, kelainan bunyi jantung.
8) Abdomen : pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran
hati, limpa, turnor aster), scaphoid (kemungkinan bayi
menderita diafragmatika/atresia asofagus tanpa fistula).
9) Tali Pusat : pemeriksaan terhadap perdarahan, jumlah darah
pada tali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat
atau diselangkangan.
10)Alat kelamin : pemeriksaan terhadap tektis apakah berada
dalam skrotum, penis berlubang pada ujung (pada bayi
laki-laki), vagina berlubang, apakah labia mayora menutup labia
11)Lain – lain : meconium harus keluar dari 24 jam sesudah lahir,
bila tidak, harus waspada terhadap atresia ani atau obstruksi
usus. Selain itu, urin juga harus keluar dalam 24 jam. Kadang
pengeluaran urin tidak diketahui karena pada saat bayi lahir,
urin keluar bercampur dengan air ketuban. Bila urin tidak
keluar dalam 24 jam, maka harus diperhatikan kemungkinan
adanya obstruksi saluran kemih.
f. Reflek pada bayi normal
Menurut Sondakh (2013) bayi lahir normal mempunyai
berbagai macam reflek antara lain :
1) Reflek menggenggam dilakukan dengan cara mendekatkan jari
pemeriksa ketelapak tangan bayi apakah bayi berusaha
menggenggam atau tidak.
2) Reflek rooting dilakukan apakah kita memberikan sentuhan ke
pipi bayi apakah bayi akan mencari sentuhan atau tidak.
3) Reflek moro/terkejut merupakan gerak terkejut bayi yang
dilakukan dengan cara memberi sentuhan dengan jari maupun
tangan secara tiba-tiba.
4) Reflek sucking/menghisap untuk mengetahui apakah bayi
berusaha menghisap dengan cara memasukan putting/dot
kedalam mulut bayi.
5) Reflek slowing untuk mengetahui apakah bayi bisa menelan
6) Glabella reflek merupakan kedipan mata dan pengerutan pada
kering bayi pada sat bayi disentuh pada daerah os glabella
dengan jari tangan pemeriksa.
7) Gland reflek merupakan usaha mengangkat kedua paha bayi
jika lipatan paha kanan dan kiri disentuh oleh pemeriksa.
8) Tonick neck untuk mengetahui usaha bayi mengangkat
kepalanya jika bayi digendong.
g. Klasifikasi nilai APGAR skor
Menurut Mochtar (2012) klasifikasi klinik nilai APGAR :
1) Nilai 7-10 bayi normal
2) Nilai 4-6 bayi asfiksia ringan-sedang
3) Nilai 0-3 bayi asfiksia berat
Table 2.3 nilai APGAR Menurut Mochtar (2012)
Skor 1 2 3
Seluruh tubuh kemerah-merahan
P : pulse tidak (frekuensi DJJ)
Tidak ada Kurang dari 100 Diatas 100
G : grimace (reaksi terhadap rangsangan)
Tidak ada Sedikit gerakan mimic
Menangis,batuk/bersin
A : activity (tonus otot) Lumpuh Ekstremitas sedikit fleksi
Gerakan aktif
R : respiration (usaha bernafas)
h. Insiasi menyusui dini
Inisiasi menyusui dini atau permulaan menyusui dini adalah
bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Seperti halnya
bayi mamalia lainya, bayi manusia mempunyai kemampuan untuk
menyusu sendiri. Kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya
dibiarkan setidaknya selama satu jam segera setelah lahir,
kemudian bayi akan mencari payudara ibu dengan sendirinya. Cara
bayi melakukan inisiasi menyusui dini ini dinamakan the brest
crawl atau merangak mencari payudara (Sondakh, 2013).
i. Komplikasi bayi baru lahir
1) Kelainan Kongenital
Kelainan kongenital merupakan kelainan pertumbuhan
struktur organ janin sejak saat pembuahan (Manuaba, 2010).
2) Infeksi Neonatorum
Infeksi neonatorum sering dijumpai, apalagi didaerah
pedesaan dengan persalinan dukun beranak. Dalam menegakan
kemungkinan infeksi pada bayi baru lahir sangat penting,
terutama pada bayi dengan berat badan lahir rendah, karena
infeksi dapat menyebar dengan cepat dan menimbulkan angka
kematian yang tinggi (Manuaba, 2010).
3) Tetanus Neonatorum
Masuknya kuman tetanus klostridium tetani sebagian
Tetanus neonaturum menyebabkan kerusakan pada pusat
motoric, jaringan otak, pusat pernapasan, dan jantung
(Manuaba, 2010).
4) Ikterus Neonatorum
Ikterus atau warna kuning sering dijumpai pada bayi
baru lahir dalam batas normal pada hari kedua sampai hari
ketiga dalam menghilan pada hari kesepuluh. Kernicterus
adalah akumulasi bilirubin dalam jaringan otak sehingga dapat
menggangu fungsi otak dan menimbulkan gejala klinis sesuai
akumulasi tersebut (Manuaba, 2010).
5) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram (Manuaba, 2010).
4. MASA NIFAS
a. Pengertian masa nifas
Menurut mochtar.R (2012) masa nifas (Puerperium) adalah
masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti prahamil.
Masa nifas atau peurperium di mulai sejak 1 jam setelah
lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa nifas itu
untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya
mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara
menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu
(Prawirohardjo, 2010).
Masa nifas adalah masa pemulihan kembali setelah persalinan
samapai kembalinya organ-organ kandungan seperti sebelum hamil.
b. Perubahan Fisiologis Nifas
1) Uterus reorganisasi dan mengeluuarkan desidua / endometrium dan
eksfolisasi tempat perlekatan plasenta yang ditandai dengan
penurunan ukuran dan berat serta perubahan pada lokasi uterus
juga ditandai dengan warna dan jumlah lokia. Menyusui akan
mempercepat proses involusi. Regenerasi endometrium lengkap
pada tempat perlekatan plasenta memakan waktu hamper enam
minggu. Pertumbuhan endometrium ini membuat pembuluh darah
yang mengalami pembekuan pada tempat perlekatan tersebut rapuh
sehingga meluruh dan dikeluarkan dalam bentuk lokia (Varney,
2008).
Tabel 2.4 Tinggi fundus uteri, berat uterus menurut masa involusi
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat
simfisis
500 gram 2 minggu Tidak teraba diatas
simfisis
350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
Sumber : Roestam Mochtar, 2012.
2) Lokia adalah istilah untuk secret dari uterus yang keluar melalui
rubra (mengandung darah dan jaringan desidua), serosa (warnanya
lebih pucat dari rubra), alba (merah muda, kuning atau putih)
(Varney, 2008).
3) Vagina dan perineum, segera setelah pelahiran, vagina tetap
terbuka lebar, mungkin mengalami beberapa derajat edema dan
memar, dan celah pada introitus. Setelah satu hingga dua hari
pertama pascapartum, tonus otot vagina kembali, celah tidak lagi
lebar / edema dan dinding vagina lunak.
4) Payudara, laktasi dimulai pada semua wanita dengan perubahn
hormone saat melahirkan. Dapat mengalami kongesti payudara
selama beberapa hari pertama pascapartum karena tubuhnya
mempersiapkan untuk memberikan nutrisi kepada bayi. Wanita
yang menyusui berespons terhadap menstimulus bayi yang disusui
akan terus melepaskan hormone dari stimulasi alveoli yang
memproduksi susu.
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah mengalami peningkatan sementara tekanan darah
sistolik dan diastolic, kembali secara spontan ke tekanan darah
sebelum hamil selama beberapa hari.
2) Suhu maternal kembali normal dari suhu yang sedikit meningkat
selama periode intrapartum dan stabil dalam 24 jam pertama
pascapartum.
3) Nadi meningkat selama persalinan akhir, kembali normal setelah
4) Pernapasan normal selama jam pertama pascapartum. Nafas
pendek, cepat, atau perubahan lain memperlukan evaluasi adanya
kondisi-kondisi seperti kelebihan cairan, eksaserbasi asama dan
embolus paru (Varney, 2008).
d. Perubahan fisik lain
1) Sistem renal yang meregang dan dilintasi selama kehamilan,
kembali normal pada akhir minggu keempat pascapartum.
2) Penurunan berat badan rata-rata 12 pon (4,5 kg) pada waktu
melahirkan.
3) Perubahan gastrointestinal, wanita akan merasa lapar mulai satu
atau dua jam setelah melahirkan. Konstipasi kemungkinan terjadi
masalah pada peurperium awal karena kurangnya makanan padat
dan menahan defekekasi.
4) Dinding abdomen. Striae gravidarum tidak dapat dihilangkan
secara sempurna, tetapi dapat berubah menjadi garis putih
keperakan yang halus setelah periode beberapa bulan. Dinding
abdomen lunak setelah pelahiran karena dinding ini meregang
selama kehamilan.
5) Perubahan hematologi. Hemoglobin, hematocrit, dan hitung
eritrosit sangat bervariasi dalam peurperium awal sebagai akibat
fluktuasi volume darah, volume plasma, dan kadar volume sel
darah merah. Kadar ini dipengaruhi oleh status hidrasi wanita saat
volume darah total normal wanita dari peningkatan kadar volume
darah selama kehamilan. Faktor ini menyebabkan kehilangan darah
sedikitnya dua hingga empat hari pascapartum (Varney, 2008).
e. Tahapan masa nifas
1) Peurperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah
bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2) Peurperium intermediate, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3) Peurperium lanjut, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
kembali sehat sempurna, terutama jika selama hamil atau sewaktu
persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk mencapai kondisi sehat
sempurna dapat berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan
(Mochtar, 2012).
f. Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas
1) Perdarahan pascapersalinan adalah komplikasi yang terjadi pada
tenggang waktu di anatara persalinan dan masa pascapersalinan.
Faktor predisposisi anemia, penyebab pendarahan paling sering
adalah Antonia uteri serta retensio plasenta, yang lain adalah
laserasi serviks atau vagina, rupture uteri dan inversion uteri.
2) Infeksi nifas seperti sepsis, dengan demam salah satu gejala / tanda
yang paling mudah dikenali. Faktor predisposisi yaitu persalinan
pemantauan janin intravaginal, dan bedah sesar. Penyebab infeksi
adalah kuman salah satunya streptococcus pyogenes.
3) Eklampsia , ibu dengan persalinan yang diikuti oleh eklampsia atau
preeclampsia berat, harus dirawat inap. Pengobatan terpilih
menggunakan magnesium sulfat (MgsO4).
4) Komplikasi pascapersalinan lain adalah : infeksi saluran kemih,
retensio urin, atau inkontitensia.
g. Asuhan ibu pada masa nifas
1) Memeriksa tanda-tanda vital ibu
2) Membersihkan alat kelamin, perut, dan kaki ibu
3) Mencegah perdarahan hebat antara lain :
a) Memeriksa rahim untuk mengetahui apakah berkontraksi
dengan baik lakukan segera setelah plasentanya lahir.
Kemudian periksalah setelah 5 atau 10 menit setelah 1 jam.
Untuk 1 atau 2 jam berikutnya, periksalah setiap 15-30 menit.
Jika rahimnya terasa keras, maka dia berkontraksi sebagai
mana mestinya.
b) Memeriksa popok ibu untuk memeriksa seberapa sering
mengeluarkan darah, jika mencapai 500 ml (sekitar 2 cangkir)
berarti pendarahanya terlalu berlebihan
c) Memeriksa denyut nadi ibu dan tekanan darahnya setiap jam,
d) Memeriksa alat kelamin ibu dan masalah-masalah lainya natara
lain :
(1) Memeriksa robekan
(2) Memiliki hematoma atau rasa sakit divagina
(3) Apabila servik bisa dibuka dari bukaan vagina
(4) Memperhatikan perasaan ibu terhadap bayinya
(5) Memperhatikan gejala infeksi pada ibu
(6) Membantu ibu menyusui (Saleha, 2009).
h. Kunjungan masa nifas
Menurut Profil Kesehatan (2013) menyatakan bahwa pelayanan
kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai
standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal
yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca
persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca
persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca
persalinan. Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan
meliputi :
1) Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu)
2) Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri)
3) Pemeriksaan lochia dan cairan per vaginam lain
4) Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI ekslusif
5) Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehtan ibu
nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana
5. KELUARGA BERENCANA
a. Pengertian KB
Keluarga berencana memiliki konotasi yang sangat luas. Pada
istilah ini terkandung pertimbangan tambahan terhadap faktor fisik,
sosial, psikologis, ekonomi, dan keagaaman yang mengatur sikap
keluarga sekaligus mempengaruhi keputusam dalam menetapkan
ukuran keluarga, jarak antar anak, dan pemilihan serta penggunaan
metode pengendalian kehamilan (Varney, 2007).
Keluarga berencana (family planning, planned parenthood)
adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah
dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 2010).
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga berencana merupakan
salah satu perencaanaan dalam mengatur jarak kehamilan.
b. Tujuan KB
Tujuan umum keluarga berencana adalah membentuk keluarga
kecil yang sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga
dengan cara mengatur kelahiran anak (Mochtar, 2012).
c. Syarat Kontrasepsi
Menurut Mochtar (2012) kontrasepsi hendaknya memenuhi
syarat sebagai berikut :
1) Aman pemakaianya dan dapat dipercaya
2) Tidak ada efek samping yang merugikan
4) Cara penggunaanya sederhana
5) Tidak memperlukan bantuan medic atau control yang ketat selama
pemakaiannya
6) Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas
7) Dapat diterima oleh pasangan suami istri
d. Jenis KB
1) KB hormonal.
a) Pil Kontrasepsi Kombinasi
Pil kontrasepsi kombinasi yang sekarang digunakan
tidak berisi estrogen dan progesterone alamiah, melainkan
steroid sintetik. Ada dua jenis progesterone sinetik yang
dipakai, yaitu yang berasal dari 19 nor-testosteron, dan yang
berasal dari 17 alfaasetoksi-progesteron. Yang berasal dari 17
alfa-asektosi-progesteron, akhir-akhir ini di amerika serikat
tidak dipergunakan lagi untuk pil kontrasepsi oleh karena pada
binatang percobaan (anjing) pil yang mengandung zat ini, bila
dipergunakan dalam waktu lama, dapat menimbulkan kanker
mammae. Derivat dari 19 nor-testosteron yang sekarang
banyak dipergunakan untuk pil kontrasepsi ialah nerotinodrel,
nerothindron asetat, etinodiol diasetat, dan norgestral.
(1) Mekanisme kerja
Pil-pil kontrasepsi terdiri atas komponen estrogen
hormone itu. Walaupun banyak hal yang masih belum jelas,
pengetahuan tentang dua komponen tersebut tiap hari
bertambah. Yang jelas bahwa hormone seteroid sintetik
dalam metabolismenya sangat berbeda dengan hormone
steroid yang dikeluarkan oleh ovarium. Umumnya dapat
dikatakan bahwa komponen estrogen dalam pil menekan
sekresi FSH menghalangi maturitas folikel dalam ovarium.
Karena pengaruh estrogen dalam ovarium terhadap
hipofisis tidak ada, maka tidak terdapat pengeluaran LH.
Pada pertengahan siklus haid kadar FSH rendah dan tidak
terjadi peningkatan kadar LH, sehingga menyebabkan
ovulasi terganggu. Komponen progesterone dalam pil
kombinasi memperkuat khasiat estrogen untuk mencegah
ovulasi, sehingga dalam 95-98%, tidak terjadi ovulasi.
Selanjutnya, estrogen dalam dosis tinggi dapat pula
mempercepat perjalanan ovum yang akan menyulitkan
terjadinya implantasi dalam endometrium dari ovum pernah
dibuahi.
Table 2.5 jenis-jenis kontrasepsi
Jenis
(2) Kontraindikasi
Tidak semua perempuan dapat menggunakan pil
kombinasi untuk kontrasepsi. Kontraindikasi terhadap
penggunaanya dapat dibagi dalam kontraindikasi mutlak
dan indikasi.
(a) Kontraindikasi mutlak : termasuk adanya tumor-tumor
yang dipengaruhi estrogen, penyakit hati yang baik akut
ataupun menahun, pernah mengalami tromboflebitis,
trombo-emboli, kelainan serebro-vaskuler,diabetes
mellitus, dan kehamilan.
(b) Kontraindikasi relative : depresi, migran, mioma uteri,
hipertensi, oligomenorea dan amenorea. Pemberian pil
kombinasi perempuan yang mempunyai kelainan
tersebut di atas harus diawasi secara teratur dan terus
menerus, sekurang-kurangnya tiga bulan sekali.
(3) Kelebihan dan kekurangan pil kombinasi
Kelebihan pil kombinasi antara lain :
(a) Efektivitasnya dapat dipercaya (daya guna teoritis
hamper 100% daya guna pemakaianya 95-98%).
(b) Frekuensi koltus tidak perlu diatur.
(c) Siklus haid jadi teratur.
(d) Keluhan-keluhan disminorea yang perimer menjadi
(4) Kurangnya pil kombinasi antara lain :
(a) Pil harus diminum tiap hari, sehingga kadang-kadang
merepotkan.
(b) Motivasi harus kuat.
(c) Adanya efek samping walaupun sifatnya sementara,
seperti mual, sakit kepala, dan muntah, nyeri buah dada.
(d) Untuk golongan penduduk tertentu harganya masih
mahal.
b) Subkutis / Implan
(1) Jenis Implan
(a) Norplant. Terdiri atas enam batang silastik lembut
berongga dengn panjang 3,4 cm dengan diameter 2 mm,
yang diisi dengan 68 mg levonorgestrel. Lama kerjanya
lima tahun.
(b) Implanon. Terdiri atas satu batang putih lentur dengan
panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi
dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya
tiga tahun.
(c) Jadena dan Indoplant. Terdiri atas dua batang yang
berisi 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja tiga
tahun
(2) Cara kerja.
(a) Lender serviks menjadi kental.
(b) Mengganggu proses pembentukan endometrium
(c) Mengurangi transportasi sperma.
(d) Menekan ovulasi.
(3) Keuntungan Implan :
(a) Daya guna tinggi.
(b) Perlindungan jangka panjang (sampai lima tahun).
(c) Pengembalian tungkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan.
(d) Tidak memperlukan pemeriksaan dalam.
(e) Bebas dari pengaruh estrogen.
(f) Tidak mengganggu aktivitas seksual.
(g) Tidak mengganggu produksi ASI.
(h) Klien hanya perlu kembali jika ada keluhan.
(i) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
(4) Keterbatasan Implan
Pada kebanyakan klien metode ini dapat
menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak (spotting), hipermenorea atau meningkatnya jumlah
darah haid, serta menorea. Timbulnya keluhan-keluhan
sebagai berikut:
(a) Nyeri kepala
(b) Peningkatan/penurunan berat badan
(c) Nyeri payudara
(e) Perubahan perasaan atau kegelisahan
(f) Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi
menular seksual termasuk AIDS
(g) Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian
kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi
harus pergi keklinik untuk pencabutan
c) Suntikan
a) Suntikan setiap 3 bulan (depo Provera)
Depo provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron
yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parental,
mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif.
Obat ini termasuk obat depot. Noristerat juga termasuk
dalam golongan kontrasepsi suntikan.
b) Mekanisme kerja.
(1) Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan
menekan pembentukan gonadotropin releasing hormone
dari hipotalamus.
(2) Lender serviks bertambah kental, sehingga menghambat
penetrasi sperma melalui serviks uteri.
(3) Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi.
c) Keuntungan kontrasepsi suntikan berupa depo ialah
(1) Efektifitas tinggi
(2) Pemakaianya sederhana
(3) Cukup menanyakan bagi akseptor (injeksi hanya 4x
setahun)
(4) Revasibel dan cocok bagi ibu-ibu yang menyusui
anaknya dan ibu yang baru melahirkan
d) Kekurangan metode depot ialah
(a) Sering menimbulkan perdarahan yang tidak teratur
(b) Dapat menimbulkan amenorea (Prawirohardjo, 2011).
a. Suntikan setiap bulan
Suntikan bulanan mengandung 2 macam hormone progestin
dan estrogen sampai hormone alami bagi perempuan. Juga disebut
sebagai kontrasepsi suntikan kombinasi.Preparat yang dipakai ialah
endroxyprogesterone acetate (MPA)/ estradiol valerate.
Mekanisme kerjanya adalah mencegah keluarnya ovum dari
ovarium (ovulasi). Efektivitasnya tergantung sat kembalinya untuk
mendapatkan suntikan. Bila perempuan mendapatkan suntikan
tepat waktu, angka kehamilanya kurang dari 1 per 100 perempuan
yang menggunakan kontrasepsi bulanan dalam satu tahun pertama
b. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang mengandung
progesterone
AKDR adalah pembawa obat kontrasepsi yang terbuat dari
plastic kecil, biasanya terbentuk huruf T atau berpola mirip huruf
T, dan pada bagian pangkal ertiklanya sebuah kawat tembaga. Alat
ini juga dapat mempunyai lilitan tembaga pada kedua tangan
transversalnya. Alat ini cukup fleksibel untuk dimasukan ke dalam
suatu alat pendorong yang kemudian akan dimasukan ke dalam
rongga rahim.
1) Mekanisme keja AKDR
AKDR mengganggu proses implantasi. Mekanisme
pastinya masih belum jelas tetapi AKDR mampu mengindukasi
reaksi terhadap benda asing di endometrium dan mengurangi
lewatnya spermatozoa ke saluran genetalia bagian atas. Adanya
tembaga meningkatkan reaksi benda asing pada endometrium.
(Prawirohardjo, 2011).
2) Jenis-jenis AKDR
Hingga kini telah terdapat berpuluh-puluh jenis AKDR :
Yang paling banyak digunakan dalam program keluarga
berencana di indnesia adalah AKDR/IUD jenis Lippes loop.
AKDR/IUD dapat dibagi dalam bentuk terbuka linear dan
terbuka dan linear antara lain ialah lippes loop, saf-T-coil,
Dalkon Shield, CU-7, CU-T, Spring coil, dan Margulis spiral;
sedangkan yang termasuk dalam golongan bentuk tertutup
dengan bentuk dasar cincin adalah Otaring, Antigon F, Ragab
ring, Cicin Gravenbreg, cincin HLL-stone, Birnbreg how, dan
lain-lain (Prawirohardjo, 2011).
3) Keuntungan-keuntungan AKDR/IUD
AKDR/IUD mempunyai keunggulan bila digunakan
dengan cara kontrasepsi lainya antara laian:
a) Umumnya hanya memperlukan satu kali pemasangan dan
dengan demikian satu kali motivasi.
b) Tidak menimbulkan efek sistemik.
c) Alat itu ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara
masal
d) Efektivitasnya cukup tinggi.
e) Revesibel. (Prawirohardjo, 2011)
4) Efek samping AKDR/IUD
a) Perdarahan
b) Rasa nyeri dan kejang di perut
c) Gangguan pada suami
c. Kontrasepsi mantap pada perempuan (sterilisasi)
1) Definisi
Sterilisasi ialah tindakan yang dilakukan pada tuba
fallopi perempuan atau kedua vas deferens laki-laki, yang
mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat hamil atau tidak
menyebabkan kehamilan lagi (Prawirohardjo, 2011).
2) Keuntungan sterilisasi
Motivasi hanya dilakukan satu kali saja, sehingga tidak
diperlukan motivasi yang berulang-ulang
a) Efektivitasnya hamper 100%
b) Tidak mempengaruhi libido seksualitas
c) Tidak adanya kegagalan dari pihak pasien (patient’s failure)
(Prawirohardjo, 2011).
d. Penapisan Penggunaan KB
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu
metode kontrasepsi (misalnya pil KB, suntikan atau AKDR) adalah
untuk menentukan apakah ada:
1) Kehamilan
2) Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus
3) Masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang
membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut