• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA KEHAMILAN PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN NENOATUS, NIFAS DAN MENYUSUI, SERTA ASUHAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. H UMUR 34 TAHUN DI DESA KARANGTENGAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA KEHAMILAN PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN NENOATUS, NIFAS DAN MENYUSUI, SERTA ASUHAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. H UMUR 34 TAHUN DI DESA KARANGTENGAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Medis

1. Kehamilan

a. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah bertemunya sel spermatozoa dan ovum yang

akan dilanjutkan dengan proses nidasi atau implantasi. Bila dihitung

dari saat fertilisasi sampai dengan lahirnya bayi, kehamilan normal

akan berlangsung dalam waktu 40 minggu (10 bulan atau 9 bulan)

menurut kalender internasional. Kehamilan dibagi menjadi dalam 3

trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu

(minggu ke-0 hingga minggu ke-12), trimester kedua 15 minggu

(minggu ke-13 hingga minggu ke-27), trimester ketiga 13 minggu

(minggu ke-28 hingga minggu ke-40) (Prawirohardjo,2012)

Sedangkan menurut manuaba (2010), kehamilan merupakan

mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari : Ovulasi, migrasi,

spermatozoa dan ovum. Konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi

(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang

hasil konsepsi sampai aterm.

Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa

embiro atau fetus didalam tubuhnya. Masa kehamilan dimulai dari

konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi

sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300

(2)

b. Etiologi kehamilan

Menurut prawirohardjo (2010) terjadinya kehamilan ada

beberapa etiologi yaitu :

1) Spermatozoa

Spermatozoa terdiri atas tiga bagian yaitu kaput atau kepala

yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan

nucleus, ekor, dan bagian yang silindrik (leher) menghubungkan

kepala yang berbentuk ekor. Dengan getaran ekornya spermatozoa

dapat bergerak cepat.

2) Ovum

Ovum adalah suatu sel yang mempunyai diameter 100 (0,1

mm). kemudian ditengah-tengah dijumpai nucleus yang berada

dalam metaphase pada pembelahan pematangan kedua,

terapung-apung dalam sitoplasma yang berkuning-kuningan yakni vitelus

yang mengandung banyak zat karbohidrat dan asam amino. Ovum

dilingkari oleh zona pelusida.

3) Konsepsi

Konsepsi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit

sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula

tuba.

4) Nidasi atau Implantasi

Setelah terbentuknya zigot yang dalam beberapa jam

(3)

berjalan terus menuju uterus, hasil pembelahan sel memenuhi

seluruh ruangan dalam ovum, maka terjadilah proses penanaman

blastula yang dinamakan nidasi atau implantasi yang berlangsung

pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi.

5) Plasentasi

Proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah

nidasi embiro ke dalam endometrium, plasentasi dimulai.

Berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilasi.

c. Tanda-tanda kehamilan

Menurut manuba (2010) tanda-tanda kehamilan adalah sebagai

berikut:

1) Tanda dugaan kehamilan

a) Amenorea (terlambat datang bulan)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi

pembentukan folikel de graaf dan ovulasi. Dengan mengetahui

terakhir dengan perhitungan rumus Neggle, dapat ditentukan

perkiraan persalianan.

b) Mual dan muntah

Pengaruh estrogen dan progesterone menyebabkan

pengeluaran asam lambung yang berlebihan.

c) Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu.

(4)

d) Sinkope atau pingsan

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala

(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan

menimbulkan sinkop atau pingsan.

e) Payudara menonjol

Pengaruh estrogen-progesteron dan somatoma motrofin

menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara.

Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit.

f) Sering Miksi

Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih

cepat terasa penuh dan sering miksi.

g) Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltic

usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

h) Pigmentasi Kulit

Keluarnya melanophore stimulating hormone hiposis

anterior menyebabkan pigmentasi kulit sekitar pipi (kloasma

gravidarum), pada dinding perut (striae lividae, striae nigra,

linea alba makin hitam), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi

areola mamae, putting susu makin menonjol, kelenjar

montgomery menonjol, pembuluh darah menifes sekitar

(5)

i) Epulis

Tumor jinak yang berada pada di atas gingival

(intradental papilla).

j) Varises

Pengaruh dari estrogen dan progesterone terjadi

penampakan pembuluh darah vena, pembesaran pembuluh

darah terjadi disekitar genetalia ekstra, kaki, betis dan

payudara.

2) Tanda tidak pasti kehamilan

a) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil

b) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda hegar, tanda

Chadwicks, tanda piscaseck, kontraksi Braxtom Hicks dan

teraba Ballottement.

c) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif

3) Tanda pasti hamil

a) Gerakan janin dalam rahim

b) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin

c) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop laenac, alat

kardiotokografi, alat Doppler, dilihat dengan ultrasonografi.

d. Perubahan fisiologi pada kehamilan

Menurut Manuba (2013) perubahan fisiologi selama hamil

yaitu :

1) Uterus

Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau

(6)

sehingga menjadi berat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otor

rahim mengalami hipertrofi dan hyperplasia menjadi lebih besar,

lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan

janin. Perubahan pada isthmus uteri (rahim) menyebabkan isthmus

menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam

seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh. Perlunakan isthimus

disebut tanda hegar.

2) Vagina

Vagina dan Vulva mengalami peningkatan pembuluh darah

karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah

dan kebiru-biruan (tanda Chadwicks).

3) Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang

mengandung korpus leuteum gravidarum akan meneruskan

fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia

16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili

korealis yang mengeluarkan hormo korionik gonadotropin yang

mirip dengan hormone leuotropik hipofisis anterior.

4) Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan

sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi.

Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh

hormone saat kehamilan. Yaitu estrogen. Progesterone, dan

(7)

5) Sirkulasi Darah Ibu

Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara

lain :

a) Meningkatkanya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat

memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin

dalam rahim.

b) Terjadinya hubungan langsung antara arteri dan vena pada

sirkulasi retroplasenter.

c) Pengaruh hormone estrogen dan progesterone makin

meningkat.

6) Ketidaknyamanan pada kehamilan

Menurut Varney (2007) ketidaknyamanan kehamilan yaitu:

a) Nausea

Nausea, dengan atau tanpa disertai muntah-muntah,

ditafsirkan sebagai morning sickness, tetapi paling sering

terjadinya pada siang atau sore atau bahkan sepanjang hari.

b) Ptialisme

Ptialisme merupakan kondisi yang tidak lazim, yang

dapat disebabkan oleh peningkatan keasaman di dalam mulut

atau peningkatan asupan zat pati, yang menstimulasi kelenjar

saliva pada wanita yang retan mengalami sekresi berlebihan.

c) Keletihan

Keletihan yang dialami pada trimester pertama, namun

(8)

keletihan diakibatkan oleh penurunan drastic laju metabolism

dasar pada awal kehamilan, tetapi alasan hal ini terjadi masih

belum jelas. Untungnya, keletihan merupakan ketidak

nyamanan yang terbatas dan biasanya hilang pada akhir

trimester pertama.

d) Nyeri punggung bagian atas

Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester

pertama akibat peningkatan ukuran payudara, yang membuat

payudara menjadi berat. Pembesaran ini dapat mengakibatkan

tarikan otot jika payudara tidak disokong adekuat. Metode

untuk mengurangi nyeri ini ialah dengan menggunakan bra

yang berukuran sesuai ukuran payudara. Dengan mengurangi

mobilitas payudara. Bra penyokong yang berukuran tepat juga

mengurangi ketidaknyamanan akibat nyeri tekan pada payudara

yang timbul karena pembesaran payudara.

e) Leukorea

Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar,

dengan konsistensi kental atau cair, yang di mulai pada

trimester pertama. Upaya untuk mengatasi leukorea adalah

dengan memperhatikan kebersihan tubuh pada area tersebut

dan mengganti panty perubahan katun dengan sering.

f) Peningkatan frekuensi berkemih

Frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi

(9)

pada fundus uterus ini membuat istmus menjadi lunak (tanda

hegar), menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar.

Hal ini menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih.

Frekuensi berkemih pada trimester ketiga paling sering dialami

oleh wanita primigravida setelah lightening terjadi. Efek

lightening adalah bagian presentasi akan menurun masuk

kedalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada

kandung kemih. Tekanan ini menyebabkan wanita merasa perlu

berkemih.

g) Nyeri ulu hati

Nyeri ulu hati, ketidaknyamanan yang mulai timbul

menjelang akhir trimester ke dua dan bertahan hingga trimester

ke tiga adalah kata lain untuk regurgutasi atau refluksi isi

lambung yang asam menuju esophagus bagian bawah akibat

peristaltis balikan. Isi lambung bersifat asam karena sifat asam

hidroklorisa ini menyebabkan materi tersebut membakar

tenggorok dan teraba tidak enak.

h) Faltulen

Peningkatan faltulen di duga akibat penurunan

mortilitas gastrointestinal. Hal ini kemungkinan merupakan

akibat efek peningkatan progesterone yang merelaksasi otot

halus dan akibat pergeseran serta tekanan pada usus halus

(10)

i) Konstipasi

Wanita yang sebelumnya tidak mengalami kostipasi

dapat memiliki masalah ini pada trimester kedua atau ketiga.

Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltis yang

disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi

peningkatan jumlah progesterone.

j) Hemaroid

Hemaroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh karena

itu, semua penyebab konstipasi berpotensi menyababkan

hemaroid. Progesterone juga menyebabkan hemoroid.

Progesterone menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus

besar.

k) Kram tungkai

Dasar fisiologi untuk kram kak belum diketahui dengan

pasti. Selama beberapa tahun. Kram kaki diperkirakan

disebabkan oleh gangguan asupan kalsium atau asupan kalsium

yang tidak adekuat atau ketidakseimbangan rasio kalsium dan

fasfor dalam tubuh. Salah satu dugaan lainya adalah bahwa

uterus yang membesar mengganggu sirkulasi, atau pada saraf

sementara saraf ini melewati foramen obturator dalam

(11)

l) Edema dependen

Edema dependen pada kaki timbul akibat gangguan

sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas

bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan

uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita

tersebut duduk atau berdiri dan pada kaki kava inferior saat ia

berada dalam posisi terlentang. Pakaian ketat yang

menghambat aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah

juga memburuk maslaah.

m) Varises

Varises dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena

dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah.

Perubahan ini diakibatkan penekanan uterus yang membesar

pada vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan

penekanan pada vena kava inferior saat ia berbaring. Pakaian

yang ketat menghambat aliran vena balik dari ekstremitas

bagian bawah, atau posisi berdiri yang lama memperberat

masalah tersebut.

n) Dyspareunia

Perubahan fisiologis menjadi penyebab, seperti kongesti

vagina/ panggul akibat gangguan sirkulasi yang dikarenakan

tekanan uterus yang membesar atau tekanan bagian presentasi.

(12)

yang membesar atau dijumpai pada tahap akhir kehamilan saat

bagian presentasi mengalami penurunan ke dalam pelvis sejati.

o) Noktunia

Aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat

wanita sedang berbaring pada posisi lateral rekumben karena

uterus tidak lagi menekan pembuluh darah panggul dan vena

kava inferior. Bila wanita berbaring dalam posisi imi pada saat

tidur dimalam hari, akibatnya adalah pola diurnal kebalikan

sehingga terjadi peningkatan haluaran urine pada saat ini.

p) Insomnia

Insomnia, baik pada wanita yang mengandung maupun

tidak. Dapat disebabkan oleh sejumlah penyebab, seperti

kekhawatiran, kecemasan, terlalu gembira menyambut suatu

acara untuk keesokan hari. Wanita hamil, bagaimanapun,

memiliki tambahan alas an fisik sebagai penyebab insomnia.

Hal ini meliputi ketidaknyamanan lain selama kehamilan, dan

peregakan janin, terutama jika janin tersebut aktif.

q) Nyeri pada ligamentum teres uteri

Ligamentum terdiri atas sejumlah besar otot polos yang

merupakan lanjutan otot polos uterus. Jaringan otot ini

memudahkan ligmentum latum untuk hipertrofi selama

kehamilan berlangsung dan yang terpenting meregang seiring

(13)

memiliki kemampuan memanjang saat terus meninggi dan

masuk ke dalam abdomen. Nyeri pada ligamentum teres uteri

diduga terjadi akibat peregangan dan kemungkinan akibat

penekanan berat uterus yang meningkat pesat pada ligament.

r) Nyeri punggung bawah

Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggung

yang terjadi pada area lumbosacral. Nyeri punggung bawah

biasanya akan meningkatkan intensitasinya sering bertambah

usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran

pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya.

Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang

membesar.

s) Hiperventilasi dan sesak nafas

Peningkatan jumlah progesterone selama kehamilan

diduga kadar karbondioksida dan meningkatan kadar oksigen.

Peningkatan kadar oksigen menguntungkan janin.

Hiperventilasi akan menurunkan kadar kabondioksida.dialami

pada trimester ketiga. Selama periode ini, uterus telah

mengalami pembesaran hingga terjadi penekanan diagfragma.

Selain itu, diagfragma akan mengalami elevasi kurang lebih 4

(14)

t) Kesemutan dan baal pada jari

Perubahan pada pusat gravitasi akibat uterus yang

membesar dan bertambah berat dapat menyebabkan wanita

mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh ke belakang

dan kepalanya antefleksi sebagai upaya menyeimbangkan berat

bagian depanya dan melengkung punggungnya. Postur ini

diduga menyebabkan penekanan pada saraf median dan ulnar

lengan, yang akan mengakibatkan kesemutan dan baal pada

jari-jari.

u) Sindrom hipotensi telentang

Sindrom hipotensi telentang menyebabkan wanita

merasa seperti ingin pingsan dan ia menjadi tidak sadarkan diri

bila masalah tidak segera ditangani. Sindrom hipotensi

terlentang terjadi saat wanita segera berbaring pada posisi

terlentang (seperti saat sedang tidur atauberada diatas meja

pemeriksaan) karena berat total uterus yang membesar berikut

isinya menekan vena kava inferior dan pembuluh darah lainya

pada system vena.aliran vena balik dari bagian bawah tubuh

dihambat, yang akhirnya mengakibatkan jumlah darah yang

mengisi jantung berkurang dan kemudian akan menurunkan

curah jantung.sindrom hipotensi terlentang dapat segera diatasi

dengan meminta wanita tersebut berbaring ke samping atau

(15)

e. Pengawasan antenatal

Sejak Ballantyne pada tahun 1901 mengumumkan tempat plea

for promaterity hospital, di paris, yang merupakan model antenatal

pertama di dunia, maka upaya pengawasan hamil makin berkembang.

Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukanya

berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga

dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam

pertolongan persalinanya. Diketahui bahwa janin dalam rahim dan

ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga

kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan,

pertumbuhan, dan perkembangan janin, ibu hamil dianjurkan untuk

melakukan pengawasan antenatal sebanyak 4 kali, yaitu pada setiap

trimester, sedangkan trimester terakhir sebanyak dua kali. (Manuaba,

2013)

WHO Expert Commite on the Midwife in Maternity Care

mengemukakan tujuan maternity care (pelayanan kebidanan) yaitu:

(Manuaba, 2010)

1) Pengawasan serta penanganan wanita hamil dan saat persalianan

2) Perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalianan

3) Perawatan neonatus bayi

4) Pemeliharaan dan pemberian laktasi

Secara khusus, pengawasan antenatal bertujuan untuk:

(Manuaba, 2010).

1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat

(16)

2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hail,

persalianan, dan kala nifas.

3) Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan

kehamilan, persalianan, kala nifas, laktasi dan aspek keluarga

berencana.

4) Menurunkan ankha kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Manurut Manuba (2010) Dengan memperhatikan batasan dan

tujuan pengawasan antenatal, maka jadwal pemeriksaan adalah sebagai

berikut:

1) Pemeriksaan pertama : pemeriksaan pertamadilakukan segera

setelah diketahui terlambat haid.

2) Pemeriksaan ulang :

a) Setiap bulan sampai usia kehamilan 6 sampai 7 bulan

b) Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 8 bulan

c) Setiap minggu sejak usia kehamilan 8 bulan sampai terjadi

persalianan

3) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan tertentu

Menurut Manuba (2010) Jadwal pemeriksaan antenatal care :

a) Trimester I dan II

(1) Setiap bulan sekali

(2) Diambil data tentang laboratorium

(3) Pemeriksaan ultrasonografi

(4) Nasehat tentang diet empat sehat lima sempurna, tambahan

(17)

(5) Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi

kehamilan, komplikasi kehamilan

(6) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari

terjadinya komplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus 1

b) Trimester III

(1) Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran

(2) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan

(3) Diet empat sehat lima sempurna

(4) Pemeriksaan ultrasonografi

(5) Imunisasi tetanus II

(6) Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan,

komplikasi hamil trimester ketiga

(7) Rencana pengobatan

(8) Nasihat tentang tanda inpartu, kemana harus datang untuk

melahirkan

f. Komplikasi dalam kehamilan

Komplikasi dalam kehamilan antara lain :

1) Hiperemesis gravidarum (HEG)

Hyperemesis gravidarum (HEG) adalah mual dan muntah

yang berlebihan pada wanita hamil sampai menggangu pekerjaan

sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi

(18)

2) Abortus

Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum

janin dapat hidup di luar kandunga (Mochtar, 2012).

3) Mola hidatidosa

Mola hidatidosa adalah jenjot-jenjot korion (chorionic villi)

yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang

mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur,

atau mata ikan (Mochtar, 2012).

4) Kehmilan ektopik terganggu (KET)

Kehamilan ektopik yang terganggu, dapat terjadi abortus

atau pecah, dan hal ini dapat berbahaya bagi wanita tersebut

(Mochtar, 2012).

5) Plasenta previa

6) Solusio plasenta

7) Hipertensi,preeklamsia dan eklamsia

8) Kehamilan kembar

2. PERSALINAN

a. Pengertian persalianan

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan

pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu, proses ini dimulai dengan

kontraksi persalianan sejati, yang ditandai oleh perubahan progesif

(19)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi

(janin + uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan

lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 2012).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup diluar kandungan melalui jalan lahir.

b. Tanda-tanda persalinan

1) Tanda-tanda persalianan sudah dekat

a) Lightening

Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi

penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu

atas panggul yang disebabkan oleh kontraksi Braxton Hicks,

keteggangan dinding perut, ketegangan ligmentum rotundum,

gaya berat janin di mana kepala kea rah bawah. Masuknya

kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil sebagai

terasa ringan di bagian atas, rasa sesaknya berkurang, di bagian

bawah terasa seak, terjadi kesulitan saat berjalan, dan sering

berkemih. Gambaran lightening pada primigravida menunjukan

hubungan normal antara ketiga P, yaitu power, passage dan

passanger. Pada multipara gambaranya tidak jelas, karena

kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang

(20)

b) His pemulaan

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton

Hicks. Kontraksi Barxton Hicks terjadi karena perubahan

keseimbangan estrogen, progesteon, dan memberikan

kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua usia

kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesterone makin

berkurang, sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi

yang lebih sering, sebagai his palsu. Sifat his pemulaan adalah

rasa nyeri ringan di bagian bawah, datangnya tidak teratur,

tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda,

durasinya pendekk, dan tidak bertambah bila beraktivitas

(Manuba, 2012).

2) Tanda persalinan

Tanda tanda inpartu adalah sebagai berikut yaitu :

a) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan

teratur.

b) Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak

karena robekan-robekan kecil pada serviks.

c) Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya.

d) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah terjadi

(21)

c. Mekanisme persalinan normal

Proses persalinan terjadi kala satu persalinan adalah waktu

untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan 10 cm. kala dua

persalinan adalah kala pengeluaran janin, sewaktu uterus dengan

kekuatan his ditambah dengan kekuatan untuk mengejan mendorong

janin hingga keluar. Kala tiga persalinan adalah waktu untuk pelepasan

dan pengeluaran uri atau plasenta, dank la empat persalinan adalah

mulai dari lahirnya uri sampai 2 jam postpartum (Mochtar, 2012).

1) Kala I (kala pembukaan)

Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lender

bercampur darah (bloody show) karena serviks mulai membuka

(dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya

kapiler disekitar kanalis servisis akibat pergeseran ketika serviks

mendaftar dan membuka (Mochtar, 2012).

a) Fase laten

Pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai

pembukaan 3 cm, yang lamanya sekitar 7-8 jam.

b) Fase aktif

Fase ini berlangsung selama 6 jam dan dibagi menjadi 3

sub fase yaitu:

(1) Periode akselerasi

Periode ini berlangsung selama 2 jam dan pembukaan

(22)

(2) Periode dilaktasi makimal

Periode ini berlangsung 2 jam dan pembukaan berlangsung

cepat menjadi 9 cm

(3) Periode deselerasi

Periode ini berlangsung lambat dan dalam waktu 2 jam

pembukaan ini menjadi 10 cm (lengkap) (Mochtar, 2012).

Menurut Mochtar (2012) fase-fase yang dikemukakan

diatas dijumpai pada primigravida. Perbedaan pembukaan

serviks pada primigravida dengan multigravida adalah sebagai

berikut :

Table 2.1 Perbedaan Pembukaan Serviks

Primi Multi

Serviks mendaftar (effacement) dulu, baru berdilatasi. Berlangsung 13-14 jam.

Mendaftar dan membuka dapat terjadi bersamaan berlangsung 6-7 jam.

Sumber : Mochtar,2010

Menurut buku saku (2013) Asuhan yang diberikan pada

persalinan kala satu adalah sebagai berikut :

1) Memberi dukungan dan dengarkan keluhan ibu

2) Jika ibu tampak gelisah atau kesakitan :

a) Membiarkan ia berganti posisi keinginan, tetapi apabila

ditempat tidur sarankan untuk miring kiri.

b) Membiarkan ia berjalan atau beraktivitas ringan sesuai

kesanggupannya.

c) Menganjurkan suami atau keluarga memijat punggung

atau membasuh muka ibu.

(23)

3) Menjaga privasi ibu. Gunakan tirai penutup dan tidak

menghadirkan orang lain tanpa seizin ibu.

4) Mengizinkan ibu untuk mandi atau membasuh kemaluanya

setelah buang air kecil/besar.

5) Menjaga kondisi ruangan sejuk. Untuk mencegah

kehilangan panas pada bayi baru lahir, suhu ruangan

minimal 25⁰C dan semua pintu serta jendela harus ditutup. 6) Memberikan minum yang cukup untuk menghindari

dehidrasi.

7) Menyarankan ibu berkemih sesering mungkin.

8) Memantau parameter berikut secara rutin dengan

menggunakan partograf. Kontraksi tiap 1 jam Pembukaan serviks

Sumber : Buku Saku (2013)

9) Memasang infus intravena untuk pasien dengan : kehamilan

ganda, Hemoglobin C9 g/dl atau hematocrit c27% ,

Riwayat gangguan perdarahan, sungsang, hipertensi,

persalinan lama.

10)Mengisi dan letakan partograf di samping tempat tidur atau

di dekat pasien.

11)Melakukan pemeriksaan kardiotokgrafi jika

(24)

2) Kala II (kala pengeluaran janin)

Kepala janin telah turun dan masuk ke ruang panggul

sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang melalui

lengkung reflex menimbulkan rasa mengejan. Arena terdapat

tekanan pada rectum, ibu merasa seperti ingin buang air besar

dengan ditandai anus membuka. Pada waktu his, kepala janin

mulai terlihat, vulva membuka, dan perineum meregang. Dengan

his dan mengedan yang terpimpin, akan lahir kepala, diikuti oleh

seluruh tubuh janin, kala II pada primi berlangsung selama 1,5-2

jam dan pada multi berlangsung 30 menit-1 jam (Mochtar, 2012).

Asuhan yang diberikan pada kala II persalinan adalah

sebagai berikut (Sondakh, 2013) :

a) Pemantauan ibu

Tanda-tanda dan gejala kala II adalah sebagai berikut :

(1) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi.

(2) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum

dan atau vagina.

(3) Perineum terlihat menonjol.

(4) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka.

(25)

Tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi ke

sejahteraan ibu adalah sebagai berikut :

(1) Tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi

kesejahteraan ibu adalah sebagai berikut :

(a) Tanda tanda vital : tekanan darah (setiap 30 menit),

suhu, nadi, (setiap 30 menit), pernapasan.

(b) Kandung kemih

(c) Urin : protein dan keton

(d) Hidrasi : cairan, mual, muntah

(e) Kondisi umum : kelemahan dan keletihan fisik, tingkah

laku, dan respons terhadap persalinan, serta nyeri dan

kemampuan koping

(f) Upaya ibu meneran

(g) Kontraksi setiap 30 menit.

b) Pemantauan janin

Beberapa hal dari janin yang harus selalu diperhatikan adalah :

1) Denyut jantung janin

(a) Denyut jantung normal 120-160 kali/menit

(b) Perubahan DJJ, pantau setiap 15 menit

(c) Variasi DJJ dan DJJ dasar

(d) Pmeriksaan auskultasi DJJ setiap 30 menit

2) Adanya air ketuban dan karakteristiknya (jernih, keruh,

(26)

3) Penyusupan kepala janin

Sebelum penatalaksanaan kala II, terdapat

kemungkinan munculnya kondisi-kondisi yang harus segera

diatasi, yaitu sebagai berikut: syok, dehidrasi, infeksi,

preeklampsia/eklampsia, insersia uteri, gawat janin,

penurunan kepala terhenti, adanya gejala dan tanda distosia

bahu,perwanaan meconium pada cairan ketuban, kehamilan

ganda (kembar/gemeli), tali pusat menumbung/ lilitan tali

pusat.

c) Asuhan dukungan

Beberapa asuhan dan dukungan yang dapat diberikan

adalah sebagai berikut :

1) Pemberian rasa aman, dukungan, dan keyakinan kepada ibu

bahwa mampu bersalin.

2) Membantu teknik meneran

3) Ikut serta dan hormati keluarga yang menerima

4) Berikan tindakan yang menyenangkan

5) Penuhi kebutuhan hidrasi

6) Penerapan kebutuhan hidrasi

7) Penerapan pencegahan infeksi

(27)

3) Kala III (kala pengeluaran uri)

Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan

berisi plasentayang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya.

Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri.

Dalam waktu 5-10 menit seluruh pelepasan terlepas, terdorong

kedalam vahina, dan akan lahir spontan atau dengan sedikit

dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses

umumnya berlangsung 5-30 menit setelah nayi lahir. Pengeluaran

plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-2cc

(Mochtar, 2012).

Kala III merupakan kala setelah keluarnya bayi sampai

plasenta lahir. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu antara lain

(Sondakh, 2003; h.141) :

a) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk segera memeluk

bayinya dan menyusuinya.

b) Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.

c) Pencegahan infeksi pada kala III.

d) Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan)

e) Melakukan kaloborasi/rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.

f) Pemenuhan kebutuhan ntrisi dan hidrasi.

(28)

4) Kala IV

Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi

dan plasenta lahiruntuk mengamati keadaan ibu, terutama pada

bahaya perdarahan postpartum (Muchtar, 2012).

Table 2.2 lamanya persalinan pada primigravida dan multigravida.

Primi multi

Kala I 13 jam 7 jam

Kala II 1 jam 30 menit

Kala III 30 menit 15 menit

Lamanya persalinan 14,4 jam 7 jam 25 menit

Sumber : Mochtar,2010

d. Partograf

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan,

tujuan utama penggunaan patograf adalah untuk mencatat hasil

observasi dan kemajuan persalinan dan mendeteksi apakah proses

persalinan berjalan secara normal. Demikian juga, dilaksanakan

deteksi secara dini, setiap kemungkinan terjadinya partus lama. Jika

digunakan secara tepat dan konsisten, patograf akan membantu

penolong persalinan untuk mencatat kemajuan persalinan, kondisi ibu

dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran,

serta menggunakan informasi tercatat, sehingga secara dini

mengidentifikasi adanya penyulit persalinan, dan membuat keputusan

klinik yang sesuai dan tepat waktu. Penggunaan patograf secara rutin

akan memastikan ibu dan janin telah mendapatkan asuhan persalinan

secara aman dan tepat waktu. Selain itu, dapat mencegah terjadinya

penyulit yang dapat mengancam kesehatan jiwa mereka

(29)

e. Penggunaan patograf

World Health Organization (WHO, 2000) telah memodifikasi

partograf agar lebih sederhana dan lebih mudah digunakan, fase laten

telah dihilangkan, dan pencatatan pada patograf dimulai fari fase aktif

ketika pembukaan servik 4 cm.

Patograf harus digunakan untuk :

1. Semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan, sampai dengan

kelahiran bayi, sebagai elemen penting asuhan persalianan.

2. Semua tempat pelayanan persalinan (Rumah, puskesmas, klinik,

bidan swasta, rumah sakit, dll).

3. Semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu

selama persalinan dan kelahiran (spesialis obtetri dan ginekologi,

bidan, dokter umum, residen, dan mahasiswa kedokteran)

(Prawirohardjo, 2010).

f. Komplikasi dalam persalinan

1) Komplikasi pada kala satu dan dua dalam persalinan. Menurut

Varney (2008) :

a) Riwayat sekso sesaria sebelumnya

b) Persalinan atau kelahiran premature

Persalinan premature adalah persalinan yang dimulai

pada awal usia kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu 37.

Penatalaksanaan pada persalinan prematu didasarkan pada

pertama kali dengan mengidentifikasi wanita yang beresiko

(30)

c) Ketuban pecah dini

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput

ketuban sebelum persalinan atau sebelum adanya tanda-tanda

inpatu. (kemenkes RI, 2013).

d) Amnionitis dan karioamnionitis

Menurut Varney (2008) mengatakan amnionitis adalah

inflamasi kantong dan cairan amnion. Karioamnionitis adalah

inflamasi korion selain infeksi cairan amnion dan kantong

amnion.

e) Prolapse tali pusat

Tindakan berikut dilakukan jika terjadi prolapse tali

pusat menurut Varney (2008) adalah :

(1) Menempatkan seluruh tangan ana dalam vagina wanita dan

pegang bagian presentasi janin keatas sehingga tidak

menyentuh tali pusat dipintu atas panggul.

(2) Tidak boleh mencoba mengubah letak tali pusat pada

kondisi apapun.

(3) Segera panggil bantuan dan panggil dokter atau segera

rujuk ke fasilitas yang memadai.

f) Disporposi sefalopelvik

Adalah disporposi antara ukuran janin dan ukuran

pelvis, yaitu ukuran pelvis tidak cukup besar untuk

(31)

Indikasi kemungkinan disporposisefalopelvik :

(1) Pelvia platiperoid

(2) Ukuran janin besar

(3) Tipe dan karakteristik khususnya tubuh wanita secara

umum

(4) Riwayat fraktur pelvis

(5) Pelvia maltipresentasi atau mal posisi (Varney, 2008).

g) Difungsi uterus

(1) Disfungsi utrus hipotonik.

Tanda dan gejala disfungsi uterus hipotonis menurut

Varney (2008) adalah sebagai berikut :

(a) Kontraksi saat ini tidak nyeri sekali, kemajuan

persalinan berhenti.

(b) Komplikasi uterus tidak adekuat, durasi singkat dan

intensitasi ringan.

(c) Tidak ada kemajuan dilatasi serviks atau penurunan

janin.

(2) Disfungsi uterus hipertonik

Tanda dan gejala disfungsi uterus hipertonik

menurut Varney (2008) adalah sebagai berikut :

(a) Kontraksi terasa sangat nyeri selama periode persalinan

dan keparahan kontraksi saat palpasi.

(b) Kontraksi sering dan tonisistas tidak teratur.

(32)

2) Komplikasi pada kala tiga persalinan

a) Plasenta tertinggal

Plasenta tertinggal adalah plasenta yang belum terlepas

dan mengakibatkan perdarahan tidak terlihat. Manajemen

untuk kasus ini adalah dengan manual plasenta (Varney, 2008).

b) Perdarahan kala tiga

c) Retensio plasenta

Adalah plasenta belum lahir dalam waktu 30 menit

setelah bayi lahir manajemen untuk kasus ini adalah manual

plasenta dan segera merujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang

memadai.

d) Inversio uterus

Adalah keadaan uterus benar-benar membaik dari

bagian dalam keluar sehingga bagian dalam fundus menonjol

keluar melalui orifisum servik, turun dan masuk kedalam

introitus vagina, dan menonjol kluar melewati vulva (Varney,

2008).

3) Komplikasi pada kala empat persalinan

a) Perdarahan post partum

Definisi perdarahan adalah kehilangan darah secara abnormal.

Rata-rata kehilangan darah selama pelahiran pervagina tanpa

(33)

b) Faktor predisposisi

(a) Distensi berlebihan pada uterus

(b) Induksi oksitosin atau augmentasi

(c) Persalinan cepat atau presipatus

(d) Kala satu atau kala dua yang memanjang

(e) Grande multipara

3. Bayi Baru Lahir

a. Definisi

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia

kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000

gram (Sondaks, 2013).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang cukup bulan,

38-42 minggu dengan berat badan sekitar 2500-4000 gram dan

panjang sekitar 50-55 cm (Sondakh, 2013).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir berat

badannya 2500-4000 gram dan panjang badannya 50-55cm.

b. Kritiria Bayi Baru Lahir Normal

Menurut Sondakh (2013) mengatakan bayi baru lahir

dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut :

1) Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram.

2) Panjang badan bayi 48-50 cm.

3) Lingkar dada bayi 32-34 cm.

(34)

5) Bunyi jantung dalam menit pertama kurang lebih 180

kali/menit, kemudian turun sampai 140-120 kali/menit pada

saat bayi berumur 30 menit.

6) Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80

kali/menit disertai pernapasan cuping hidung, retrasi suprateral

dan intercostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.

7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan

cukup terbentuk dan dilapisi verniks kaaeosa.

8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.

9) Kuku-kuku agak panjang dan lemas.

10)Genetalia. Tektis sudah turun (pada bayi laki-laki), dan labia

mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan).

11)Refleks hisap, menelan, dan moro telah terbentuk.

12)Eliminasi, urin, dan meconium normalnya keluar pada 24 jam

pertama. Meconium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan

lengket.

c. Adaptasi Fisiologis Pada Bayi Baru Lahir

Menurut Sondakh (2013) mengatakan bahwa konsep

mengenai adaptasi bayi baru lahir adalah sebagai berikut :

1) Memulai segera pernapasan dan perubahan dalam pola

sirkulasi. Konsep ini merupakan hal yang esensial pada

(35)

2) Dalam 24 jam setelah lahir, sistem ginjal, gastrointestinal,

hematologi, metabolic, dan sistem neurologis bayi baru lahir

harus berfungsi secara memadai untuk mempertahankan

kehidupan ekstrauteri.

d. Menurut Sondakh (2013) perawatan bayi baru lahir adalah :

1) Pertolongan pada saat bayi baru lahir :

a) Menilai pernafasan secara cepat, letakan bayi dengan

handuk di atas perut ibu dengan kain yang bersih dan

kering atau kasa, bersihkan darah atau lender dari wajah

bayi agar jalan udara tidak terhalang.

b) Memeriksa ulang pernapasan bayi, sebagian besar bayi

akan menangis atau bernafas secara spontan dalam waktu

30 detik setelah lahir.

2) Perawatan Mata

Obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1%

dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata akibat klamidia

(penyakit menular seksual) . obat perlu diberikan pada jam

pertama setelah persalinan. Pengobatan yang umumnya dipakai

adalah larutan perak nitra atau Neosporin yang langsung

diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.

e. Pemeriksaan Fisik Bayi

1) Kepala : pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, satura menutup/

melebar, adanya caput succedenum, cepal hematoma,

(36)

2) Mata : pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva,

tanda-tanda infeksi (pus).

3) Hidung dan Mulut :pemeriksaan terhadap labio skisis,

labioplatokskisis, dan reflek isap (dinilai dengan mengamati

bayi saat menyusu).

4) Telinga : pemeriksaan terhadap preaurical tog, kelainan

daun/bentuk telinga.

5) Leher: pemeriksaan terhadap hematom sternocleidomastoideus,

ductus thyroglossalis, hygroma colli.

6) Dada : pemeriksaan terhadap bentuk, pembesaran buah dada,

pernafasan, retaksi intercostal, subcostal sifoid, merintih,

pernafasan cuping hidung, serta bunyi paru-paru (sonor,

vesicular, bronkial, dan lain-lain).

7) Jantung : pemeriksaan terhadap pulsasi, frekuensi bunyi

jantung, kelainan bunyi jantung.

8) Abdomen : pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran

hati, limpa, turnor aster), scaphoid (kemungkinan bayi

menderita diafragmatika/atresia asofagus tanpa fistula).

9) Tali Pusat : pemeriksaan terhadap perdarahan, jumlah darah

pada tali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat

atau diselangkangan.

10)Alat kelamin : pemeriksaan terhadap tektis apakah berada

dalam skrotum, penis berlubang pada ujung (pada bayi

laki-laki), vagina berlubang, apakah labia mayora menutup labia

(37)

11)Lain – lain : meconium harus keluar dari 24 jam sesudah lahir,

bila tidak, harus waspada terhadap atresia ani atau obstruksi

usus. Selain itu, urin juga harus keluar dalam 24 jam. Kadang

pengeluaran urin tidak diketahui karena pada saat bayi lahir,

urin keluar bercampur dengan air ketuban. Bila urin tidak

keluar dalam 24 jam, maka harus diperhatikan kemungkinan

adanya obstruksi saluran kemih.

f. Reflek pada bayi normal

Menurut Sondakh (2013) bayi lahir normal mempunyai

berbagai macam reflek antara lain :

1) Reflek menggenggam dilakukan dengan cara mendekatkan jari

pemeriksa ketelapak tangan bayi apakah bayi berusaha

menggenggam atau tidak.

2) Reflek rooting dilakukan apakah kita memberikan sentuhan ke

pipi bayi apakah bayi akan mencari sentuhan atau tidak.

3) Reflek moro/terkejut merupakan gerak terkejut bayi yang

dilakukan dengan cara memberi sentuhan dengan jari maupun

tangan secara tiba-tiba.

4) Reflek sucking/menghisap untuk mengetahui apakah bayi

berusaha menghisap dengan cara memasukan putting/dot

kedalam mulut bayi.

5) Reflek slowing untuk mengetahui apakah bayi bisa menelan

(38)

6) Glabella reflek merupakan kedipan mata dan pengerutan pada

kering bayi pada sat bayi disentuh pada daerah os glabella

dengan jari tangan pemeriksa.

7) Gland reflek merupakan usaha mengangkat kedua paha bayi

jika lipatan paha kanan dan kiri disentuh oleh pemeriksa.

8) Tonick neck untuk mengetahui usaha bayi mengangkat

kepalanya jika bayi digendong.

g. Klasifikasi nilai APGAR skor

Menurut Mochtar (2012) klasifikasi klinik nilai APGAR :

1) Nilai 7-10 bayi normal

2) Nilai 4-6 bayi asfiksia ringan-sedang

3) Nilai 0-3 bayi asfiksia berat

Table 2.3 nilai APGAR Menurut Mochtar (2012)

Skor 1 2 3

Seluruh tubuh kemerah-merahan

P : pulse tidak (frekuensi DJJ)

Tidak ada Kurang dari 100 Diatas 100

G : grimace (reaksi terhadap rangsangan)

Tidak ada Sedikit gerakan mimic

Menangis,batuk/bersin

A : activity (tonus otot) Lumpuh Ekstremitas sedikit fleksi

Gerakan aktif

R : respiration (usaha bernafas)

(39)

h. Insiasi menyusui dini

Inisiasi menyusui dini atau permulaan menyusui dini adalah

bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Seperti halnya

bayi mamalia lainya, bayi manusia mempunyai kemampuan untuk

menyusu sendiri. Kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya

dibiarkan setidaknya selama satu jam segera setelah lahir,

kemudian bayi akan mencari payudara ibu dengan sendirinya. Cara

bayi melakukan inisiasi menyusui dini ini dinamakan the brest

crawl atau merangak mencari payudara (Sondakh, 2013).

i. Komplikasi bayi baru lahir

1) Kelainan Kongenital

Kelainan kongenital merupakan kelainan pertumbuhan

struktur organ janin sejak saat pembuahan (Manuaba, 2010).

2) Infeksi Neonatorum

Infeksi neonatorum sering dijumpai, apalagi didaerah

pedesaan dengan persalinan dukun beranak. Dalam menegakan

kemungkinan infeksi pada bayi baru lahir sangat penting,

terutama pada bayi dengan berat badan lahir rendah, karena

infeksi dapat menyebar dengan cepat dan menimbulkan angka

kematian yang tinggi (Manuaba, 2010).

3) Tetanus Neonatorum

Masuknya kuman tetanus klostridium tetani sebagian

(40)

Tetanus neonaturum menyebabkan kerusakan pada pusat

motoric, jaringan otak, pusat pernapasan, dan jantung

(Manuaba, 2010).

4) Ikterus Neonatorum

Ikterus atau warna kuning sering dijumpai pada bayi

baru lahir dalam batas normal pada hari kedua sampai hari

ketiga dalam menghilan pada hari kesepuluh. Kernicterus

adalah akumulasi bilirubin dalam jaringan otak sehingga dapat

menggangu fungsi otak dan menimbulkan gejala klinis sesuai

akumulasi tersebut (Manuaba, 2010).

5) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi

dengan berat lahir kurang dari 2500 gram (Manuaba, 2010).

4. MASA NIFAS

a. Pengertian masa nifas

Menurut mochtar.R (2012) masa nifas (Puerperium) adalah

masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat

kandungan kembali seperti prahamil.

Masa nifas atau peurperium di mulai sejak 1 jam setelah

lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.

Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa nifas itu

untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya

(41)

mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara

menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu

(Prawirohardjo, 2010).

Masa nifas adalah masa pemulihan kembali setelah persalinan

samapai kembalinya organ-organ kandungan seperti sebelum hamil.

b. Perubahan Fisiologis Nifas

1) Uterus reorganisasi dan mengeluuarkan desidua / endometrium dan

eksfolisasi tempat perlekatan plasenta yang ditandai dengan

penurunan ukuran dan berat serta perubahan pada lokasi uterus

juga ditandai dengan warna dan jumlah lokia. Menyusui akan

mempercepat proses involusi. Regenerasi endometrium lengkap

pada tempat perlekatan plasenta memakan waktu hamper enam

minggu. Pertumbuhan endometrium ini membuat pembuluh darah

yang mengalami pembekuan pada tempat perlekatan tersebut rapuh

sehingga meluruh dan dikeluarkan dalam bentuk lokia (Varney,

2008).

Tabel 2.4 Tinggi fundus uteri, berat uterus menurut masa involusi

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan pusat

simfisis

500 gram 2 minggu Tidak teraba diatas

simfisis

350 gram

6 minggu Bertambah kecil 50 gram

8 minggu Sebesar normal 30 gram

Sumber : Roestam Mochtar, 2012.

2) Lokia adalah istilah untuk secret dari uterus yang keluar melalui

(42)

rubra (mengandung darah dan jaringan desidua), serosa (warnanya

lebih pucat dari rubra), alba (merah muda, kuning atau putih)

(Varney, 2008).

3) Vagina dan perineum, segera setelah pelahiran, vagina tetap

terbuka lebar, mungkin mengalami beberapa derajat edema dan

memar, dan celah pada introitus. Setelah satu hingga dua hari

pertama pascapartum, tonus otot vagina kembali, celah tidak lagi

lebar / edema dan dinding vagina lunak.

4) Payudara, laktasi dimulai pada semua wanita dengan perubahn

hormone saat melahirkan. Dapat mengalami kongesti payudara

selama beberapa hari pertama pascapartum karena tubuhnya

mempersiapkan untuk memberikan nutrisi kepada bayi. Wanita

yang menyusui berespons terhadap menstimulus bayi yang disusui

akan terus melepaskan hormone dari stimulasi alveoli yang

memproduksi susu.

c. Tanda-tanda vital

1) Tekanan darah mengalami peningkatan sementara tekanan darah

sistolik dan diastolic, kembali secara spontan ke tekanan darah

sebelum hamil selama beberapa hari.

2) Suhu maternal kembali normal dari suhu yang sedikit meningkat

selama periode intrapartum dan stabil dalam 24 jam pertama

pascapartum.

3) Nadi meningkat selama persalinan akhir, kembali normal setelah

(43)

4) Pernapasan normal selama jam pertama pascapartum. Nafas

pendek, cepat, atau perubahan lain memperlukan evaluasi adanya

kondisi-kondisi seperti kelebihan cairan, eksaserbasi asama dan

embolus paru (Varney, 2008).

d. Perubahan fisik lain

1) Sistem renal yang meregang dan dilintasi selama kehamilan,

kembali normal pada akhir minggu keempat pascapartum.

2) Penurunan berat badan rata-rata 12 pon (4,5 kg) pada waktu

melahirkan.

3) Perubahan gastrointestinal, wanita akan merasa lapar mulai satu

atau dua jam setelah melahirkan. Konstipasi kemungkinan terjadi

masalah pada peurperium awal karena kurangnya makanan padat

dan menahan defekekasi.

4) Dinding abdomen. Striae gravidarum tidak dapat dihilangkan

secara sempurna, tetapi dapat berubah menjadi garis putih

keperakan yang halus setelah periode beberapa bulan. Dinding

abdomen lunak setelah pelahiran karena dinding ini meregang

selama kehamilan.

5) Perubahan hematologi. Hemoglobin, hematocrit, dan hitung

eritrosit sangat bervariasi dalam peurperium awal sebagai akibat

fluktuasi volume darah, volume plasma, dan kadar volume sel

darah merah. Kadar ini dipengaruhi oleh status hidrasi wanita saat

(44)

volume darah total normal wanita dari peningkatan kadar volume

darah selama kehamilan. Faktor ini menyebabkan kehilangan darah

sedikitnya dua hingga empat hari pascapartum (Varney, 2008).

e. Tahapan masa nifas

1) Peurperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah

bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2) Peurperium intermediate, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

3) Peurperium lanjut, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan

kembali sehat sempurna, terutama jika selama hamil atau sewaktu

persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk mencapai kondisi sehat

sempurna dapat berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan

(Mochtar, 2012).

f. Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas

1) Perdarahan pascapersalinan adalah komplikasi yang terjadi pada

tenggang waktu di anatara persalinan dan masa pascapersalinan.

Faktor predisposisi anemia, penyebab pendarahan paling sering

adalah Antonia uteri serta retensio plasenta, yang lain adalah

laserasi serviks atau vagina, rupture uteri dan inversion uteri.

2) Infeksi nifas seperti sepsis, dengan demam salah satu gejala / tanda

yang paling mudah dikenali. Faktor predisposisi yaitu persalinan

(45)

pemantauan janin intravaginal, dan bedah sesar. Penyebab infeksi

adalah kuman salah satunya streptococcus pyogenes.

3) Eklampsia , ibu dengan persalinan yang diikuti oleh eklampsia atau

preeclampsia berat, harus dirawat inap. Pengobatan terpilih

menggunakan magnesium sulfat (MgsO4).

4) Komplikasi pascapersalinan lain adalah : infeksi saluran kemih,

retensio urin, atau inkontitensia.

g. Asuhan ibu pada masa nifas

1) Memeriksa tanda-tanda vital ibu

2) Membersihkan alat kelamin, perut, dan kaki ibu

3) Mencegah perdarahan hebat antara lain :

a) Memeriksa rahim untuk mengetahui apakah berkontraksi

dengan baik lakukan segera setelah plasentanya lahir.

Kemudian periksalah setelah 5 atau 10 menit setelah 1 jam.

Untuk 1 atau 2 jam berikutnya, periksalah setiap 15-30 menit.

Jika rahimnya terasa keras, maka dia berkontraksi sebagai

mana mestinya.

b) Memeriksa popok ibu untuk memeriksa seberapa sering

mengeluarkan darah, jika mencapai 500 ml (sekitar 2 cangkir)

berarti pendarahanya terlalu berlebihan

c) Memeriksa denyut nadi ibu dan tekanan darahnya setiap jam,

(46)

d) Memeriksa alat kelamin ibu dan masalah-masalah lainya natara

lain :

(1) Memeriksa robekan

(2) Memiliki hematoma atau rasa sakit divagina

(3) Apabila servik bisa dibuka dari bukaan vagina

(4) Memperhatikan perasaan ibu terhadap bayinya

(5) Memperhatikan gejala infeksi pada ibu

(6) Membantu ibu menyusui (Saleha, 2009).

h. Kunjungan masa nifas

Menurut Profil Kesehatan (2013) menyatakan bahwa pelayanan

kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai

standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal

yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca

persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca

persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca

persalinan. Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan

meliputi :

1) Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu)

2) Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri)

3) Pemeriksaan lochia dan cairan per vaginam lain

4) Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI ekslusif

5) Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehtan ibu

nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana

(47)

5. KELUARGA BERENCANA

a. Pengertian KB

Keluarga berencana memiliki konotasi yang sangat luas. Pada

istilah ini terkandung pertimbangan tambahan terhadap faktor fisik,

sosial, psikologis, ekonomi, dan keagaaman yang mengatur sikap

keluarga sekaligus mempengaruhi keputusam dalam menetapkan

ukuran keluarga, jarak antar anak, dan pemilihan serta penggunaan

metode pengendalian kehamilan (Varney, 2007).

Keluarga berencana (family planning, planned parenthood)

adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah

dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 2010).

Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga berencana merupakan

salah satu perencaanaan dalam mengatur jarak kehamilan.

b. Tujuan KB

Tujuan umum keluarga berencana adalah membentuk keluarga

kecil yang sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga

dengan cara mengatur kelahiran anak (Mochtar, 2012).

c. Syarat Kontrasepsi

Menurut Mochtar (2012) kontrasepsi hendaknya memenuhi

syarat sebagai berikut :

1) Aman pemakaianya dan dapat dipercaya

2) Tidak ada efek samping yang merugikan

(48)

4) Cara penggunaanya sederhana

5) Tidak memperlukan bantuan medic atau control yang ketat selama

pemakaiannya

6) Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas

7) Dapat diterima oleh pasangan suami istri

d. Jenis KB

1) KB hormonal.

a) Pil Kontrasepsi Kombinasi

Pil kontrasepsi kombinasi yang sekarang digunakan

tidak berisi estrogen dan progesterone alamiah, melainkan

steroid sintetik. Ada dua jenis progesterone sinetik yang

dipakai, yaitu yang berasal dari 19 nor-testosteron, dan yang

berasal dari 17 alfaasetoksi-progesteron. Yang berasal dari 17

alfa-asektosi-progesteron, akhir-akhir ini di amerika serikat

tidak dipergunakan lagi untuk pil kontrasepsi oleh karena pada

binatang percobaan (anjing) pil yang mengandung zat ini, bila

dipergunakan dalam waktu lama, dapat menimbulkan kanker

mammae. Derivat dari 19 nor-testosteron yang sekarang

banyak dipergunakan untuk pil kontrasepsi ialah nerotinodrel,

nerothindron asetat, etinodiol diasetat, dan norgestral.

(1) Mekanisme kerja

Pil-pil kontrasepsi terdiri atas komponen estrogen

(49)

hormone itu. Walaupun banyak hal yang masih belum jelas,

pengetahuan tentang dua komponen tersebut tiap hari

bertambah. Yang jelas bahwa hormone seteroid sintetik

dalam metabolismenya sangat berbeda dengan hormone

steroid yang dikeluarkan oleh ovarium. Umumnya dapat

dikatakan bahwa komponen estrogen dalam pil menekan

sekresi FSH menghalangi maturitas folikel dalam ovarium.

Karena pengaruh estrogen dalam ovarium terhadap

hipofisis tidak ada, maka tidak terdapat pengeluaran LH.

Pada pertengahan siklus haid kadar FSH rendah dan tidak

terjadi peningkatan kadar LH, sehingga menyebabkan

ovulasi terganggu. Komponen progesterone dalam pil

kombinasi memperkuat khasiat estrogen untuk mencegah

ovulasi, sehingga dalam 95-98%, tidak terjadi ovulasi.

Selanjutnya, estrogen dalam dosis tinggi dapat pula

mempercepat perjalanan ovum yang akan menyulitkan

terjadinya implantasi dalam endometrium dari ovum pernah

dibuahi.

Table 2.5 jenis-jenis kontrasepsi

Jenis

(50)

(2) Kontraindikasi

Tidak semua perempuan dapat menggunakan pil

kombinasi untuk kontrasepsi. Kontraindikasi terhadap

penggunaanya dapat dibagi dalam kontraindikasi mutlak

dan indikasi.

(a) Kontraindikasi mutlak : termasuk adanya tumor-tumor

yang dipengaruhi estrogen, penyakit hati yang baik akut

ataupun menahun, pernah mengalami tromboflebitis,

trombo-emboli, kelainan serebro-vaskuler,diabetes

mellitus, dan kehamilan.

(b) Kontraindikasi relative : depresi, migran, mioma uteri,

hipertensi, oligomenorea dan amenorea. Pemberian pil

kombinasi perempuan yang mempunyai kelainan

tersebut di atas harus diawasi secara teratur dan terus

menerus, sekurang-kurangnya tiga bulan sekali.

(3) Kelebihan dan kekurangan pil kombinasi

Kelebihan pil kombinasi antara lain :

(a) Efektivitasnya dapat dipercaya (daya guna teoritis

hamper 100% daya guna pemakaianya 95-98%).

(b) Frekuensi koltus tidak perlu diatur.

(c) Siklus haid jadi teratur.

(d) Keluhan-keluhan disminorea yang perimer menjadi

(51)

(4) Kurangnya pil kombinasi antara lain :

(a) Pil harus diminum tiap hari, sehingga kadang-kadang

merepotkan.

(b) Motivasi harus kuat.

(c) Adanya efek samping walaupun sifatnya sementara,

seperti mual, sakit kepala, dan muntah, nyeri buah dada.

(d) Untuk golongan penduduk tertentu harganya masih

mahal.

b) Subkutis / Implan

(1) Jenis Implan

(a) Norplant. Terdiri atas enam batang silastik lembut

berongga dengn panjang 3,4 cm dengan diameter 2 mm,

yang diisi dengan 68 mg levonorgestrel. Lama kerjanya

lima tahun.

(b) Implanon. Terdiri atas satu batang putih lentur dengan

panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi

dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya

tiga tahun.

(c) Jadena dan Indoplant. Terdiri atas dua batang yang

berisi 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja tiga

tahun

(2) Cara kerja.

(a) Lender serviks menjadi kental.

(b) Mengganggu proses pembentukan endometrium

(52)

(c) Mengurangi transportasi sperma.

(d) Menekan ovulasi.

(3) Keuntungan Implan :

(a) Daya guna tinggi.

(b) Perlindungan jangka panjang (sampai lima tahun).

(c) Pengembalian tungkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan.

(d) Tidak memperlukan pemeriksaan dalam.

(e) Bebas dari pengaruh estrogen.

(f) Tidak mengganggu aktivitas seksual.

(g) Tidak mengganggu produksi ASI.

(h) Klien hanya perlu kembali jika ada keluhan.

(i) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

(4) Keterbatasan Implan

Pada kebanyakan klien metode ini dapat

menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan

bercak (spotting), hipermenorea atau meningkatnya jumlah

darah haid, serta menorea. Timbulnya keluhan-keluhan

sebagai berikut:

(a) Nyeri kepala

(b) Peningkatan/penurunan berat badan

(c) Nyeri payudara

(53)

(e) Perubahan perasaan atau kegelisahan

(f) Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi

menular seksual termasuk AIDS

(g) Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian

kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi

harus pergi keklinik untuk pencabutan

c) Suntikan

a) Suntikan setiap 3 bulan (depo Provera)

Depo provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron

yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parental,

mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif.

Obat ini termasuk obat depot. Noristerat juga termasuk

dalam golongan kontrasepsi suntikan.

b) Mekanisme kerja.

(1) Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan

menekan pembentukan gonadotropin releasing hormone

dari hipotalamus.

(2) Lender serviks bertambah kental, sehingga menghambat

penetrasi sperma melalui serviks uteri.

(3) Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi.

(54)

c) Keuntungan kontrasepsi suntikan berupa depo ialah

(1) Efektifitas tinggi

(2) Pemakaianya sederhana

(3) Cukup menanyakan bagi akseptor (injeksi hanya 4x

setahun)

(4) Revasibel dan cocok bagi ibu-ibu yang menyusui

anaknya dan ibu yang baru melahirkan

d) Kekurangan metode depot ialah

(a) Sering menimbulkan perdarahan yang tidak teratur

(b) Dapat menimbulkan amenorea (Prawirohardjo, 2011).

a. Suntikan setiap bulan

Suntikan bulanan mengandung 2 macam hormone progestin

dan estrogen sampai hormone alami bagi perempuan. Juga disebut

sebagai kontrasepsi suntikan kombinasi.Preparat yang dipakai ialah

endroxyprogesterone acetate (MPA)/ estradiol valerate.

Mekanisme kerjanya adalah mencegah keluarnya ovum dari

ovarium (ovulasi). Efektivitasnya tergantung sat kembalinya untuk

mendapatkan suntikan. Bila perempuan mendapatkan suntikan

tepat waktu, angka kehamilanya kurang dari 1 per 100 perempuan

yang menggunakan kontrasepsi bulanan dalam satu tahun pertama

(55)

b. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang mengandung

progesterone

AKDR adalah pembawa obat kontrasepsi yang terbuat dari

plastic kecil, biasanya terbentuk huruf T atau berpola mirip huruf

T, dan pada bagian pangkal ertiklanya sebuah kawat tembaga. Alat

ini juga dapat mempunyai lilitan tembaga pada kedua tangan

transversalnya. Alat ini cukup fleksibel untuk dimasukan ke dalam

suatu alat pendorong yang kemudian akan dimasukan ke dalam

rongga rahim.

1) Mekanisme keja AKDR

AKDR mengganggu proses implantasi. Mekanisme

pastinya masih belum jelas tetapi AKDR mampu mengindukasi

reaksi terhadap benda asing di endometrium dan mengurangi

lewatnya spermatozoa ke saluran genetalia bagian atas. Adanya

tembaga meningkatkan reaksi benda asing pada endometrium.

(Prawirohardjo, 2011).

2) Jenis-jenis AKDR

Hingga kini telah terdapat berpuluh-puluh jenis AKDR :

Yang paling banyak digunakan dalam program keluarga

berencana di indnesia adalah AKDR/IUD jenis Lippes loop.

AKDR/IUD dapat dibagi dalam bentuk terbuka linear dan

(56)

terbuka dan linear antara lain ialah lippes loop, saf-T-coil,

Dalkon Shield, CU-7, CU-T, Spring coil, dan Margulis spiral;

sedangkan yang termasuk dalam golongan bentuk tertutup

dengan bentuk dasar cincin adalah Otaring, Antigon F, Ragab

ring, Cicin Gravenbreg, cincin HLL-stone, Birnbreg how, dan

lain-lain (Prawirohardjo, 2011).

3) Keuntungan-keuntungan AKDR/IUD

AKDR/IUD mempunyai keunggulan bila digunakan

dengan cara kontrasepsi lainya antara laian:

a) Umumnya hanya memperlukan satu kali pemasangan dan

dengan demikian satu kali motivasi.

b) Tidak menimbulkan efek sistemik.

c) Alat itu ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara

masal

d) Efektivitasnya cukup tinggi.

e) Revesibel. (Prawirohardjo, 2011)

4) Efek samping AKDR/IUD

a) Perdarahan

b) Rasa nyeri dan kejang di perut

c) Gangguan pada suami

(57)

c. Kontrasepsi mantap pada perempuan (sterilisasi)

1) Definisi

Sterilisasi ialah tindakan yang dilakukan pada tuba

fallopi perempuan atau kedua vas deferens laki-laki, yang

mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat hamil atau tidak

menyebabkan kehamilan lagi (Prawirohardjo, 2011).

2) Keuntungan sterilisasi

Motivasi hanya dilakukan satu kali saja, sehingga tidak

diperlukan motivasi yang berulang-ulang

a) Efektivitasnya hamper 100%

b) Tidak mempengaruhi libido seksualitas

c) Tidak adanya kegagalan dari pihak pasien (patient’s failure)

(Prawirohardjo, 2011).

d. Penapisan Penggunaan KB

Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu

metode kontrasepsi (misalnya pil KB, suntikan atau AKDR) adalah

untuk menentukan apakah ada:

1) Kehamilan

2) Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus

3) Masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang

membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut

Gambar

Table 2.1 Perbedaan Pembukaan Serviks
Table 2.2 lamanya persalinan pada primigravida dan multigravida.
Table 2.3 nilai APGAR Menurut Mochtar (2012)
Tabel 2.4 Tinggi fundus uteri, berat uterus menurut masa involusi
+4

Referensi

Dokumen terkait

oksitosin (agar uterus berkontraksi dengan baik). 29) Dalam waktu kurang dari 1 menit setelah bayi lahir, berikan. Menyuntikan oksitosin 10 IU (intramuskuler) di

menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan.. kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, ambil tindakan

M Umur 5 Hari Bayi Baru Lahir Normal Di Desa Purwodadi Wilayah Kerja Puskesmas II Kembaran

menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain anpa sepengetahuan dan seizin pasien/ibu.. c) Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta

Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Perdarahan yang terjadi pada awal kehamilan yaitu perdarahan yang sedikit atau spotting sekitar waktu pertama

ibu dan tumbuh kembang janin. b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi. c) Mengenali sejak dini adanya ketidaknormalan atau

ilmiah ini yang berjudul “ ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN PERSALINAN NIFAS BAYI BARU LAHIR DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.O UMUR 21 TAHUN DI

dengan diameter 7,5 cm. Tabel 2.5 Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram