• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kurikulum 2013 1. Pengertian Kurikulum - BAB II SINTA MARYATUN PAI'16

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kurikulum 2013 1. Pengertian Kurikulum - BAB II SINTA MARYATUN PAI'16"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kurikulum 2013

1. Pengertian Kurikulum

Secara etimologis kata kurikulum diambil dari bahasa Yunani curere, berarti jarak yang harus ditempuh oleh para pelari dari mulai start sampai finish (Sudjana, 2002 : 2). Pengertian inilah yang kemudian diterapkan dalam bidang pendidikan. Dalam bahasa arab, kurikulum sering disebut dengan istilah al-manhaj, berarti jalan yang terang dilalui manusia dalam bidang kehidupannya. Menurut Muhaimin (2005: 1) maka berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai. Secara istilah kurikulum sering dimaknai Plan For Learning (rencana pendidikan). Sebagai rencana pendidikan kurikulum memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, urutan isi dan proses pendidikan (Syaodih, 2004: 4).

Menurut Posner (1992) dalam buku Muhammad Nuh (2013: 32) kurikulum adalah seluruh pengalaman yang direncanakan yang akan di alami oleh siswa dalam seluruh proses pendidikan di sekolah; sehingga tujuan pendidikan tercapai. Pengalaman ini mengandung beberapa hal antara lain:

(2)

11

kurikuler).

Kurikulum yang disiapkan oleh sekolah atau guru bagi siswanya, menyangkut seluruh pengalaman yang diharapkan akan dialami oleh siswa di kelas. Pengalaman itu menyangkut apa saja yang akan dipelajarai siswa di kelas, apa yang akan dilakukakan di kelas, kegiatan apa saja yang disediakan di kelas dalam seluruh proses belajar. Kebanyakan kurikulum, apapun keterangannya, memuat perencanaan tentang hal ini. Bahkan banyak kurikulum yang hanya membatasi pengalaman dikelas saja.

Pengalaman itu juga berisi pengalaman yang akan terjadi diluar kelas sebagai pengalaman kokurikuler. Misalnya, apa yang harus dilakukan di laboratorium, sebagai bantuan pada apa yang dipelajari dikelas.

b. Pengalaman itu berkaitan dengan konteks, filsafah, isi, pengaturan isi, metode, evaluasi.

Dalam pengertian ini pengalaman yang direncanakan juga harus memperhatikan konteks siswa yang akan dibantu dalam proses pendidikan. Maka, kurikulum tidak dapat sama denga seluruh Negara karena konteks siswa sangat berbeda dari wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya.

(3)

12

1) guru

Guru memegang peranan penting dalam proses pendidikan. hampir semua program nanti akan ditangani semua oleh guru. Maka, penting menjelaskan guru yang diharapkan, karakternya, dan kompetensinya serta kinerja dan pribadi guru.

2) Fasilitas

Menjadi unsur penunjang yang penting dalam kurikulum. Tanpa adanya fasilitas maka rencana siswa untuk mengalami pengalaman yang disiakan tidak akan terjadi.

3) Infrastruktur

Rencana akan live in tidak akan jalan bila tidak ada fasilitas yang diperlukan. Bila tidak ditemukan tempat live in tidak ada kendaraan untuk menuju live in, dan tidak ada pendamping dalam live in, maka live in akan tidak berjalan dengan baik.

4) Buku

Buku juga merupakan sarana yang sangat penting dalam proses belajar. Tanpa adanya buku maka pendidikan akan sulit berjalan dengan baik. Memang sekarang ada internet tetapi belum merata terjangkau di seluruh Indonesia, sehingga buku tetap masih sangat dibutuhkan.

5) Situasi dan suasana sekolah

(4)

13

pasti kurang membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan hidup mereka.

Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu pengalaman, sehingga peserta didik diberikan yang terbaik dan memperhatikan kebutuhan siswa selama di sekolah, karena sekolah adalah tempat untuk menimba ilmu.

Secara terminologis, para ahli telah banyak mendefinisikan kurikulum di antaranya: Ramayulis (2005: 9) mendefinisikan kurikulum sebagai satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan. Arti kurikulum sangatlah luas tidak hanya sebagai suatu komponen, Zakiah Daradjat (1996:122) memandang kurikulum sebagai suatu program yang direncanakan dalam pendidikan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Mujib dan Mudzakir (2005: 122) mendefinisikan kurikulum sebagai seperangkat perencanaan dan media untuk mengantar lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan lembaga pendidikan yang diinginkan. Mulyasa (2006: 46) Mendifinisikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan penganturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan.

(5)

14

nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa Kurikulum adalah seperangkat

rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar mengajar

untuk mencapai kegiatan tertentu.

Muslich (2007: 96) Kurikulum berisikan seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Sehingga kurikulum meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah tidak hanya meliputi bahan pelajaran tetapi meliputi seluruh kehidupan dalam kelas. Jadi hubungan sosial antara guru dan murid, metode pembelajaran, cara mengevaluasi itulah termasuk kurikulum.

2. Asas-Asas Kurikulum

(6)

15

Menurut para ahli pendidikan, paling tidak ada empat hal yang menjadi landasan utama dalam pengembangan kurikulum pendidikan. Keempat hal tersebut menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan dalam penyusunan dan mengembangkan kurikulum. Asas-asas yang dimaksud adalah (1) asas filosofis; (2) asas psikologis (3) asas sosiologis atau asas sosial budaya dan (4) asas perkembangan ilmu dan tekhnologi (5) asas religious.

a. Asas Filosofis

Sebagaimana dikatakan sebelumnya bahwa proses pendidikan pada intinya adalah interaksi antar manusia. Terutama antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam interaksi tersebut terlibat isi yang diinteraksikan serta proses bagaimana interaksi tersebut berlangsung. Apakah yang menjadi tujuan pendidikan, siapa guru dan siapa siswa, apa isi pendidikan dan bagaimana proses pendidikan tersebut, itu semua merupakan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang mendasar, oleh karena itu inti dari landasan filosofis adalah untuk memikirkan dan merumuskan tujuan dan proses pendidikan (Syaodih, 2004: 46).

Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut: (1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan

(7)

16

untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa yang akan datang.

(2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Selain mengembangkan kemampuan berfikir rasional dan cemerlang dalam akademik, kurikulum 2013 memposisikan keunggulan badaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interksi sosial di masyarakat sekitarnya dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. (3) Pendidikan ditunjukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual

dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu. Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecermerlangan akademik.

(4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik. Dengan filosofi ini kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berfikir reflektif bagi penyelasaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik.

(8)

17

sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreatif, berkomunikasi, nilai berbagai dimensi intelegensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik yang diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.

b. Asas Sosiologis

Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita ketahui bahwa pendidikan mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, tetapi memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Dengan karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus menjadi acuan bagi pendidikan.

Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, tetapi memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Beberapa faktor pengembangan kurikulum dalam masyarakat (http://idaaka,blogspot.co.id) adalah:

a) Faktor pengembangan kurikulum dalam masyarakat

Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh terhadap pengembangan kurikulum dalam masyarakat, antara lain:

1. Kebutuhan masyarakat

(9)

18

menyiapkan tenaga-tenaga terdidik yang terampil yang dapat menjadikan sebagai penggali kebutuhan masyarakat.

2. Perubahan dan perkembangan masyarakat

Masyarakat adalah suatu lembaga yang hidup, selalu berkembang dan berubah, perubahan dan perkembangan nilai yang ada dalam masyarakat sering menimbulkan konflik antar generasi. Dengan diadakannya pendidikan diharapkan konflik yang terjadi antar generasi dapat teratasi.

3. Tri pusat pendidikan

Yang dimaksud dengan tri pusat pendidikan adalah bahwa pusat pendidikan dapat bertempat dirumah, sekolah dan di masyarakat, selain di media masa, lembaga pendidikan agama, serta lingkungan fisik juga dapat berperan sebagai pusat pendidikan.

b) Ruang lingkup pengembangan kurikulum dalam masyarakat

Lingkungan atau dunia sekitar manusia pada dasarnya terdiri dari tiga bagian besar yaitu:

1. Dunia dalam kodrat

(10)

19

mengembangkan kurikulum hendaknya kita berusaha untuk memasukkan masalah-masalah yang berupa gejala-gejala dalam alam kodrat.

2. Dunia sekitar benda-benda buatan manusia

Dunia sekitar benda-benda buatan manusia merupakan benda yang diciptakan manusia sebagai alat pemuas kebutuhannya. Untuk itu keterampilan fisik dan psikis harus dikembangkan dalam pembelajaran, sehingga dapat menghasilkan segala sesuatu yang menjadi sarana dan prasarana kebutuhan masayarakat.

3. Dunia sekitar manusia

Dunia sekitar manusia merupakan dunia yang paling kompleks, sebab selalu berubah dan dinamis. Interaksi antar individu berjalan sangat aktif. Untuk itu diperlukannya norma dalam pergaulan masyarakat agar interaksi dapat berjalan dengan baik.

c. Asas Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi

Menurut Dakir, 2010: 84 Ilmu pengetahuan dan tekhnologi satu sama lain tidak dapat dipisahkan, sebab ilmu pengetahuan yang hanya sebagai ilmu untuk bahan bacaan tanpa dipraktikan untuk kepentingan umat manusia hanyalah teori yang mati. Sebaliknya praktik yang tanpa didasari oleh ilmu pengetahuan hasilnya akan sia-sia.

(11)

20

saling berkaitan erat. Dengan jaman yang serba modern perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah membawa beberapa perubahan tidak hanya mewariskan nilai-nilai dan hasil kebudayaan, tetapi juga mempersiapkan generasi muda yang lebih unggul agar mampu hidup dimasa kini dan yang akan datang dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang menjadikannya sebagai salah satu landasan dalam pengembangan kurikulum.

d. Asas Religius

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Al-Qur’an maupun al-Hadist bahwa manusia memiliki potensi, yakni potensi yang bersifat Jasmaniah dan Rohaniah. Maka pendidikan harus mampu mengembangkan secara integrative dan simultan dalam pengembangan kedua potensi tersebut secara seimbang. Dalam al-Qur’an dan al-Hadist pula dinyatakan bahwa manusia tidak hanya hidup

didunia tetapi juga manusia akan hidup di akhirat. Maka pendidikan Islam harus mampu menghantarkan peserta didik mampu hidup sejahtera di dunia dan di akhirat.

(12)

21

(2006:43) Fitrah manusia meliputi tiga dimensi yaitu; (1) Fitrah jasmani, (2) Fitrah ruhani; dan (3) Fitrah Nafs.

3. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis

karakter. Kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum

2013 sendiri merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pada

pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut

untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta

memiliki sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi

(guru.or.id/inti-kurikulum-2013)

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan

standar” (standart-based education), dan teori kurikulum berbasis

kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya stadar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi kelulusan, satndar pendidik dan tenaga kependidikan standar sarana dan prasarana, standar pengelola, standar komepetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengambangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetauan, berterampilan, dan bertindak.

(13)

22

pembalajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-currikulum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik dan kemampuan peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir

sebagai berikut (salinan lampiran peraturan menteri pendidikan dan

kebudayaan No. 69 tahun 2013) :

1) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada siswa. siswa harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama

2) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-siswa) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-siswa-masyarakat, sumber/media lainnya)

3) Pola pembelajaran terisolasi menajdi pembelajaran secara jejaring (siswa dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet)

4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembalajaran aktif-mencari (pembalajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembalajaran pendekatan sains)

5) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim)

(14)

23

7) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (user) dengan memperkuat pengemabangan potensi khusus yang dimiliki setiap siswa.

8) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pola pembalajaran kurikulum 2013 lebih menekankan pada keaktifan siswa agar potensi dirinya dapat berkembangkan dengan baik. Guru sebagai fasilitator dalam proses pembalajaran menuntut siswa untuk mencapai tujuan belajar.

4. Karakteristik Kurikulum 2013

Setiap kurikulum tentunya memiliki kerakteristik yang hendak ditampilkan, agar dapat membedakannya dengan kurikulum yang ada sebelumnya. Karakteristik ini juga akan menggambarkan sebagai hal yang hendak diwujudkan melalui pelaksanaan kurikulum ini termasuk strategi yang digunakan untuk mewujudkannya. Kurikulum 2013 dirancang dengan karekteristik sebagai berikut:

1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotortik.

(15)

24

3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.

4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (Organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip komulatif, saling memperkuat (Reinforced) dan memperkaya (Enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (Organisasi horizontal dan vertical) (Kemendikbud, 2013: 9).

Dalam kurikulum 2013 terdapat karakteristik-karakteristik yang bertujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik dalam proses belajar yang didapatkan dari guru maupun masyarakat. Karakteristik ini diharapkan peserta didik mampu memahami pengetahuan, keterampilan, serta dapat menunjukan sikap yang baik.

5. Peran kurikulum 2013

(16)

25

yang satu dengan yang lainhya yaitu kurikulum yang menggambarkan hal-hal yang bersifat pendidikan umum dan yang bersifat khusus

Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peran kreatif serta peran kritis dan evaluasi.

Menurut Poerwati dan Amri (2013: 248) Peran kurikulum yaitu: a. Peran konservatif

Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan beragai nilai budaya sebagai warisan masa lalu. Jika dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing menggrogoti budaya lokal, maka peran konservatif, kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur masyarakat, sehingga identitas masyarakat akan tetap terpelihara dengan baik.

b. Peran Kreatif

Dalam peran kreatif, kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senantiasa bergerak maju secara dinamis.

c. Peran Kritis dan Evaluatif

(17)

26

kurikulum diperlukan. Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.

Muzamiroh (kupas tuntas kurikulum, 2013: 133-135), menteri pendidikan dan budaya menjelaskan bahwa kurikulum 2013 lebih bersifat tematik integrative yang berarti bahwa ada mata pelajaran yang terkait satu sama lain, yakni dengan kata lain mata pelajaran bukan dihilngkan melainkan digabungkan. Pada kurikulum ini, guru tak lagi dibebani dengan kewajiban membuat silabus pengajaran untuk siswa setiap tahun seperti yang terjadi pada KTSP.

Tujuan kurikulum 2013, sebagaimana yang tercakup dalam kompetensi inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), bahkan silabus dan buku, telah dideskripsikan secara terpusat.

Henny Supolo Sitepu (Muhammad Nuh, 2013 : 192) kurikulum 2013 ini memusatkan pada pengembangan karakter siswa. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) kurikulum 2013 menyebutkan 3 kelompok sikap yang diharapkan dimiliki lulusan, yaitu sifat individu, sikap sosial, dan sikap alam. Terminologi “akhlak mulia” yang

(18)

27

lingkungan, patriotic dan pecinta perdamaian.

Standar kompetensi lulusan dalam kurikulum 2013 yang memusatkan pada pengembangan karakter, sebagai peranan kurikulum diperkuat lagi dengan pendapat Menurut Kartono (Muhammad Nuh, 2013 : 231) kurikulum 2013 memiliki sasaran dalam setiap jenjang. Untuk tingkat SD, diprioritaskan untuk membentuk sikap. Sementara tingkat SMP difokuskan untuk masalah keterampilan dan untuk tingkat SMA dimulai membangun pengetahuan.

6. Fungsi dan Cara Pengembangan kurikulum 2013

Menurut Poerwati dan Amri, (2003: 35) Fungsi kurikulum ialah sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu kurikulum berfungsi sebagai:

a. Preventif yaitu agar guru terhindar dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan kurikulum.

b. Korektif yaitu sebagai rambu-rambu yang menjadi pedoman dalam membetulkan pelaksanaan pendidikan yang menyimpang dari yang telah digariskan dalam kurikulum.

c. Konstruktif yaitu memberikan arah yang benar bagi pelaksanaan dan mengembangkan pelaksanaan asalkan arah pengembangannya mengacu pada kurikulum yang berlaku.

(19)

28

belajar mengajar. Sementara bagi kepala sekolah dan pengawas kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan supervisi atau pengawas. Bagi orang tua kurikulum berfungsi sebagai pedoman guna membimbing anaknya belajar dirumah. Bagi masyarakat kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Sedangkan bagi peserta didik berfungsi sebagai pedoman belajar menurut (Mida Latifatu, 2013) yaitu:

a. Fungsi Kurikulum bagi siswa

Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum menurut Alexander Inglis (http://Ulfahkhusnaini23.Blogspot.co.id//2014) yaitu:

1) Fungsi penyesuaian (The adjustive or adaptive Function) Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum

(20)

29

diri padahal jika ingin konsisten maka di butuhkan penyesuaian diri dengan lingkungannya.

2) Fungsi integrasi (the integrating fungcion)

Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Setiap peserta didik pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu, peserta didik pun harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakat. Sehingga dengan demikian peserta didik tidak asing di tempat dimana ia tinggal.

3) Fungsi diferensiasi (The Differentiating Fungction)

Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu peserta didik. Setiap peserta didik memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupum psikis yang harus dihargai dan dilayani dengan baik. Karena itu seorang guru dibutuhkan kesabaran dan wawncara yang luas guna menampung setiap peserta didiknya. Tanpa bekal yang baik sulit bagi seorang guru untuk memahami setiap karakter atau sifat yang melekat pada peserta didiknya.

4) Fungsi persiapan (the rpopaedeutic Function)

(21)

30

alat pendidikan harus mampu mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik untuk dapat hidup dalam masyarakat seandainya karena suatu hal, tidak dapat melanjutkan pendidikannya. Sebab banyak pula di anatar masyarakat Indonesia yang hidupnya masih menengah kebawah sehingga dengan demikian sangat suliy bagi mereka untuk bisa membiayai putra putrinya guna mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan keterbatasan ekonomi. Karena dengan kurikulum yang direncanakan dengan baik aka akan mengasilkan pribadi yang baik yang siap menghadapi kehidupan yang sebenarnya di masyarakat.

5) Fungsi Pemilihan (The Selection Funcion)

(22)

31

peserta didik berarti pula diberinya kesempatan bagi siswa tersebut untuk memilih apa yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel. 6) Fungsi diagnostic (the Diagnostic Funcion)

Fungsi diagnostic mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya. Apabila siswa sudah mampu memahami kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, maka diharapkan peserta didiknya dapat mengembangkan sendiri potensi kekuatan yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya.

b. Fungsi kurikulum bagi guru

Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan (Soetou dan Soemanto, 1993: 18)

Sedangkan menurut Firdaus dan rosmid (1997: 10) fungsi kurikulum bagi guru yaitu sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasikan pelajaran

(23)

32

2) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang dibutuhkan.

c. Fungsi kurikulum bagi kepada sekolah

Kepala sekolah merupakan administrator dan supervisor yang mempunyai tanggungjawab kurikulum, yang dimaksud supervisi adalah “Semua usaha yang dilakukan supervisor dalam bentuk pemberian, bimbingan, pengarahan motivasi, nasihat, dan pengarahan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar yang pada gilirannya meningkatkan hasil hasil belajar siswa”. Sehingga fungsi kurikulum bagi seorang

kepala sekolah menurut pendapat Hamalik (1991) tentang fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dalam bukunya (Dakir, 2010: 17) yaitu:

1) Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi yakni memperbaiki situasi belajar

2) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak ke arah yang lebih baik.

(24)

33

B. Kurikulum Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian PAI

Pendidikan islam adalah pendidikan yang berdasarkan pada nilai-nilai ajaran islam yang terkandung dalam al-Qur’an dan al-Hadist. Maka kurikulum pendidikan islam harus bersumber pada pada Qur’an dan

al-Hadist sebagai sumber rujukan utamanya. Al-Jamali menyebutkan bahwa Al-Qur’an merupakan kitab terbesar yang menjadi sumber rujukan pendidikan dan pengajaran bagi umat islam. Maka sudah seharusnya kurikulum pendidikan disusun berdasarkan pada al-Qur’an dengan al -Hadist sebagai pelengkapnya.

Dikatakan lebih lanjut bahwa al-Qur’an dan al-Hadist ditemukan kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai pedoman pada penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan islam. Kerangka dasar itu menurut Ramayulis (2005:137) adalah (1) tauhid (2) membaca. Inti dari kurikulum pendidikan islam tersebut berarti bahwa pendidikan islam adalah tauhid (mengesakan Allah SWT), yang harus dimantapkan sebagai unsur pokok yang tidak dapat berubah.

Sedang menurut Syahidin (2009: 3) ”Pendidikan Agama Islam adalah suatu mata pelajaran dengan tujuan untuk menghasilkan para siswa-siswinya yang memiliki jiwa agama dan taat menjalankan perintah agamanya, bukan menghasilkan siswa-siswi yang berpengetahuan secara mendalam”.

(25)

ajaran-34

ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak. (Daradjat, 1996: 86).

Mata pelajaran Agama kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Karena itu, muatan kurikulum khususnya Pendidikan Agama Islam harus ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia. (Muslikh, 2007 : 99)

Bisa dipahami dengan jelas bahwasanya kurikulum pendidikan agama islam harus berpegang teguh kepada al-Qur’an dan al-Hadist. Karena keduanya adalah kitab besar yang barang siapa mempelajari dan mengamalkan maka Insya Allah akan selamat dunia dan akhirat. dan dapat diartikan lagi bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang menggunakan ajaran-ajaran agama Islam sebagai pedomannya untuk membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga cerdas spiritual.

Mahmud (20011: 146) menyebutkan bahwa isi kurikulum pendidikan islam hendaknya memberikan gambaran kualifikasi sebagai berikut: a. Materi yang disusun tidak menyalahi fitrah manusia.

(26)

35

c. Kurikulum hendaknya dikembangkan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

d. Perlunya membawa peserta didik pada obyek empiris sehingga mereka mempunyai berbagai keterampilan (skill) yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat, dan dapat mencari penghidupan yang layak.

e. Kurikulum disusun secara terintegral, terorganisasi, dan terlepas dari segala kontradiksi antara satu materi dan materi lainnya.

f. Materi yang disusun memiliki kesesuaian dengan masalah-masalah yang kekinian, yang sedang dibicarakan dan sesuai dengan tujuan negara setempat.

g. Adanya metode yang mampu mengantarkan tercapainya materi pelajaran dengan memperhatikan perbedaan masing-masing individu. h. Materi yang diajarkan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga bersifat

praktis. Hal ini agar tidak terjadi verbalisme.

i. Materi yang disusun mempunyai relevansi dengan tingkat perkembangan peserta didik dan aspek-aspek sosial dan mempunyai pengaruh posit serta pragmatis.

j. Memerhatikan kepuasan pembawa fitrah.

k. Memperhatikan pendidikan kejujuran untuk mencari penghidupan dan adanya ilmu alat untuk mempelajari ilmu-ilmu lain.

(27)

36

semakin canggih dengan teknologi, maka kurikulum disesaikan dengan itu semua, agar kurikulum pendidikan islam dapat diterima dengan mudah oleh semua tingkatan peserta didik, dan tidak memberatkan mereka karena sudah sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya.

2. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Islam

Pendidikan Islam yang berfalsafah al-Qur’an sebagai sumber utamanya, menjadikan al-Qur’an sebagai sumber utama penyusunan kurikulumnya.

Muhammad Fadhil al-Jamili mengemukakan bahwa al-Qur’an al -Karim adalah kitab terbesar yang menjadi sumber filsafat pendidikan dan pengajaran bagi umat Islam. Sudah seharusnya kurikulum pendidikan Islam disusun sesuai dengan al-Qur’an dan ditambah dengan al-Hadits yang melengkapinya.

Di dalam al-Qur’an dan Hadits ditemukan kerangka dasar dan dapat dijadikan sebagai pedoman dan penyusunan kurikulum pendidikan Islam. Kerangka dasar tersebut adalah sebagai berikut :

a. Sesuai dengan al-Qur’an bahwa yang menjadi kurikulum ini (intra curiculer) pendidikan Islam adalah “Tauhid” dan harus dimantapkan

sebagai unsur pokok yang tidak dapat dirubah. Pemantapan kalimat tauhid sudah dimulai semenjak bayi dilahirkan dengan memperdengarkan adzan dan iqomah terhadap bayi yang dilahirkan. b. Kurikulum inti (Intra Curiculer) selanjutnya adalah perintah

(28)

37

ayat Allah yang berdasarkan wahyu. (2) ayat Allah yang ada pada diri manusia, dan (3) ayat Allah yang terdapat di dalam alam semesta di

“Bacalah! Dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan

manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmulah yang maha Pemurah yang mengajarkan (manusia) dengan perantara kalam.

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.

(Q.S. al-Alaq : 1-5).

Ditinjau dari segi kurikulum sebenarnya firman Allah SWT itu merupakan bahan pokok pendidikan yang mencakup seluruh Ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia. Membaca selain melibatkan proses mental yang tinggi, pengenalan (cognition), ingatan (memory), pengamatan (perception), pengucapan (verbalization), pemikiran (reasoning), daya cipta (creativity), juga sekaligus merupakan bahan pendidikan itu sendiri.

(29)

38

kemudian dikembangkan dalam bentuk ilmu-ilmu yang berhubungan dengan wahyu Allah yang termuat dalam al-Qur’an. Kedua, pada ayat ketiga dikembangkan menjadi hal-hal yang berhubungan dengan diri manusia sebagai makhluk ciptaan Allah, dan ketiga, berhubungan dengan alam sekitarnya, berkaitan dengan amal. Ketiga ayat Allah di atas termasuk adalah Tauhid yakni mengesakan Allah SWT. Sebagai dzat yang maha pencipta. Inilah yang inti dari kurikulum pendidikan islam. Sebab menurut islam semua pengatahuan dating dari Allah. Tetapi cara penyampaiannya ada yang langsung da nada yang melalui perantara pemikiran manusia dan pengalaman indra yang berbeda satu dengan yang lainnya.

3. Ruang lingkup kurikulum PAI

Untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi yang disebutkan dalam tujuan kurikulum PAI, maka isi materi kurikulum PAI didasarkan dan dikembangkan dari ketentuan-ketentuan yang ada dalam dua sumber pokok, yaitu : al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Disamping itu, materi PAI juga diperkaya dengan hasil istimbat atau ijtihad para ulama, sehingga ajaran-ajaran pokok yang bersifat umum lebih rinci dan mendetail.

Kurikulum PAI mencakup usaha untuk mewujudkan keharmonisan, keserasian, kesesuaian, dan keseimbangan antara:

a. Hubungan manusia dan sang pencipta (Allah Swt)

(30)

39

melaksanakan segala kewajiban yang diperintahkannya, dan setaa kita telah mematuhi segala dalam islam dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali ayat al-Qur’an maupun hadist nabi

yang menegaskan kewajiban seorang hamba dengan sang khalik.

b. Hubungan manusia dengan manusia

Kita sebagai seorang muslim yang menjadikan orang lain merasa tentram dan kita sebagai makhluk sosail yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, oleh karena itu jangan sampai kita merugikan orang lain apalagi mendholimi dan mengambil hak yang bukan milik kita.

c. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan Manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini, tentu mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk melestarikan dan mengelola alam ini. Sehingga jangan sampai alam dan makhluk lain terperdaya dan terusik keran keberadaan kita yang akibatnya akan kembali kepada manusia itu sendiri, seperti misalnya bencana banjir dan tanah longsor, itu adalah sebagian akibat apabila manusia tidak bisa menjaga alam ini dengan baik.

d. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri (berakhlak dengan diri sendiri)

(31)

40

kepada sejauh mana kita mengahargai atau dengan kata lain berakhlak kepada diri kita sendiri. Sehingga dengan kita menjaga akhlak dengan baik. Maka orang lain akan senang bergaul dengan kita.

Keempat hubungan tersebut di atas, tercakup dalam kurikulum PAI yang tersusun dalam beberapa mata pelajaran:

1) Mata pelajaran akidah akhlak

2) Mata pelajaran ibadah syariah (Fiqh) 3) Mata pelajaran al-Qur’an hadist

4) Mata pelajaran sejarah dan kebudayaan islam (SKI) dan 5) Mata pelajaran bahasa arab.

Mata pelajaran tersebut yang merupakan ruang lingkup kurikulum PAI yang disajikan pada sekolah-sekolah yang berciri khas agama islam atau madrasah, sementara ruang lingkup kurikulum PAI pada sekolah-sekolah umum adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang bentuk kurikulumnya broad field atau in one system.

4. Fungsi-fungsi kurikulum PAI

(32)

41

a. Fungsi pengembangan

Kurikulum PAI berupaya mengembangkan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

b. Fungsi penyaluran

Kurikulum PAI berfungsi untuk menyalurkan peserta didik yang mempunyai bakat khusus bidang keagamaan, agar bakat-bakat tersebut berkembang secara wajar dan optimal, bahkan diharapkan bakat-bakat tersebut dapat dikembangkan lebih jauh sehingga menjadi hobby yang akan mendatangkan manfaat kepada dirinya dan banyak orang.

c. Fungsi perbaikan

Yaitu berfungsi untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, kelemahan peserta didik terhadap keyakinan, pemahaman, dan pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari, terutama dari segi keyakinan (akidah) dan ibadah.

d. Fungsi pencegahan

Kurikulum PAI berfungsi untuk menangkal hal-hal negative baik yang berasal dari lingkungan tempat tinggalnya, maupun dari budaya luar yang dapat membahayakan dirinya sehingga menghambat perkembangannya menjadi manusia Indonesia seutuhnya.

e. Fungsi penyesuaian

(33)

42

lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial dan pelan-pelan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.

f. Sumber nilai

Kurikulum PAI merupakan sumber dan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan didunia dan di akhirat kelak. Sehingga sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pedidikan.

C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Definisi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan anak didik. Dalam definisi ini terkandung makna bahwa dalam pembelajaran tersebut. Ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode atau startegi yang optimal untuk mencapai pembelajaran yang di inginkan dalam kondisi tertentu.

Gagne mengemukakan dalam bukunya (Suryabrata, 2006: 231) bahwa pembelajaran terdiri dari tiga komponen yakni kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal (pribadi) dan kognitif siswa, dan hasil belajar.

Dengan demikian ciri-ciri yang menunjukan bahwa seseorang melakukan pembelajara dapat ditanda dengan adanya (Sabri, 1996: 56)

(34)

43

berarti perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar yang tidak dapat dilihat perubahannya secara nyata. Perubahan hanya dapat dirasakan oleh yang belajar saj, seperti keyakinan, kemampuan analisis dan sebagainya.

b. Kemampuan dan perbaikan serta peningkatan belajar sifatnya relatif menetap dan tidak lenyap

c. Adanya usaha atau aktivitas yang sengaja dilakukan oleh orang yang belajar dengan pengalaman (memperhatikan, mengamati, memikirkan dan sebagainya) atau dengan latihan (melatih dan menirukan)

Pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa atau pendidik untuk membantu, membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak kearah kedewasaan (Sabri, 1996: 10). (Soebahar, 2002: 1) Pendidikan dalam istilah arab disebut juga dengan ta’lim kata ta’lim menurut Abdul Fatah Jalal merupakan proses yang terus menerus diusahakan manusia sejak lahir, sehingga mencapai suatu kognitis dan pada segi lain tidak mengabaikan aspek afeksi dan psikomotorik Abdul Fath juga mendasarkan pandangan tersebut pada argumentasi bahwa Rasullah diutus sebagai pendidik. Hal ini tersirat dalam Surat Al-Baqarah ayat 151 yaitu:

آ ْمُكْيَلَع وُلْ تَ ي ْمُكْنِم لاوُسَر ْمُكيِف اَنْلَسْرَأ اَمَك

ُمُكُمِِّلَعُ يَو ْمُكيِِّكَزُ يَو اَنِتاَي

(35)

44

“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah (As Sunah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui ” (Al-Baqarah ayat: 151)

Secara sederhana, agama bisa diartikan sebagai ajaran-ajaran yang mengandung tuntutan dan Islam adalah ketentuan-ketentuan Allah barupa takdir dan Sunnah-Nya untuk makhluk yang berakal agar terpelihara dan senantiasa menjalani perintah Allah SWT.

Dirjen Pembinaan kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama Republik Indonesia, merumuskan pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, mengahayati dan mengamalkan agama islam (Uhbhiyati, 2005: 10).

Penulis menyimpulkan dari beberapa pengertian tersebut bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami agama islam seluruhnya serta menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan dan menjadikan islam sebagai pandangan hidup.

2. Tujuan pendidikan agama islam

(36)

45

menjadi salah seorang anggota masyarakat yang sanggup hidup diatas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah air nya bahkan sesama umat manusia.

Tujuan Pendidikan Agama Islam yang membina manusia beragama berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka tercapainya kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif.

Ibnu Khaldun dalam bukunya (Mujib dan Muhaimin, 1993 : 161) merumuskan tujuan pendidikan agama islam sesuai dengan firman Allah surat Al-Qashash ayat: 77:

اَيْ نُّدلا َنِم َكَبيِصَن َسْنَ ت لاَو َةَرِخلآا َراهدلا ُهللَّا َكاَتآ اَميِف ِغَتْ باَو

َكْيَلِإ ُهللَّا َنَسْحَأ اَمَك ْنِسْحَأَو

َهللَّا هنِإ ِضْرلأا ِفِ َداَسَفْلا ِغْبَ ت لاَو

َنيِدِسْفُمْلا ُّبُِيُ لا

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(37)

46

Dari ayat diatas Ibnu Khaldun merumuskan bahwa tujuan pendidikan agama islam terbagi atas dua macam, yaitu;

a. Tujuan yang beriorientasi Ukhrawi, yaitu mendorong seorang hamba agar melakukan kewajiban kepada Allah.

b. Tujuan yang berorientasi duniawi, yaitu membentuk manusia yang mampu menghadapi segala bentuk kehidupan yang lebih layak dan bermanfaat bagi orang lain.

3. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran PAI

(Muhibbin Syah, 2008: 133) Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siwa dapat dikelompokan menjadi:

a. Faktor internal siswa

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yaitu:

1) Aspek Fisiologis (Jasmaniah)

Kondisi umum jasmani dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kulitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipe lajari kurang atau tidak berbekas.

2) Aspek Psikologis

(Muhibbin Syah, 2008 : 136) Aspek psikologis dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehannya pembelajaran siswa. Aspek ini dibagi pula atas:

(38)

47

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan cara yang tepat. Intelegensi bukan persoalan kualitas otak saja, melainan juga kualitas organ tubuh lainnya.

b) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negative. sikap siswa yang positif berupa antusias dan semangat merupakan pertanda awal yang baik dalam proses belajar siswa. Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap negative siswa, guru dituntut untuk terlebih dahulu menunjukan sikap positif terhadap diri sendiri dan mata pelajaran yang diajarkannya.

c) Bakat siswa

(39)

48

melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.

Bakat dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar bidang studi terntu. Dalam hal ini, orang tua tidak boleh memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan anak pada jurusan keahlian tertentu tanpa mengatahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki anaknya tersebut.

d) Minat siswa

Minat berarti kecenderunga dan kegiatan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu, minat juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Guru dalam kaitan ini seyogyanya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara membangun sikap positif pada siswa. e) Motivasi siswa

(40)

49

b. Faktor eksternal siswa

Menurut (Muhibbin Syah, 2008: 137) mengemukakan Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yakni faktor

lingkungan sosial dan faktor non-sosial: 1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, dan teman-teman di sekolahnya dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Tiap siswa berada dalam lingkungan sosial di sekolah. Ia memiliki kedudukan dan peranan yang diakui

sesama. Jika seorang siswa diterima, maka ia dengan mudah

menyesuaikan diri dan segera dapat belajar. Sebaliknya, jika

ia tertolak, maka ia akan merasa tertekan.

2) Lingkungan Non-Sosial

Faktor-fakto yang termasuk lingkungan non sekolah adalah Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan,

alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai

media pembelajaran yang lain.

3) Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan guru dan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi.

(41)

50

dan non sosial, kedua aspek tersebut merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan kurikulum 2013, sehingga perlu perhatian khusus agar siswa dapat meraih prestasi belajar yang memuaskan. 4. Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Metode dalam pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan sistem scientific approach atau dengan istilah lain pendekatan ilmiah. Materi pelajaran dalam pendekatan ilmiah berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika. Hal ini mendorong siswa berpikir secara ktitis, analitis dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah dan mengaplikasikan materi pelajaran.

Dalam pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan sistem scientific yaitu mengamati , menanya, menalar dan mempresentasikan.

a. Mengamati

Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa

b. Menanya

(42)

51

bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didik untuk belajar dengan baik dan ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, didorongnya untuk menjadi penyimak yang baik.

c. Menalar

Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang diobservasikan untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

d. Mempresentasikan

Jika siswa sudah melalui semua tahap dalam pembelajaran kuriukulum 2013, maka siswa akan mampresentasikan hasil diskusi bersama kelompoknya di depan guru dan teman-temannya.

D. Penelitian Terdahulu

1. Skripsi Oktavia Ardiyani (1106010007,UMP)

Judul skripsi Efektifitas Penerapan Kurikulum 2013 Terhadap Proses Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP Negeri 2 Bawang Kabupaten Banjarnegara.

(43)

52

display data, mengembalikan kesimpulan dan verifikasi, serta analisis lapangan, setelah data terkumpul penulis menganalisis dengan menggunakan cara berpikir deduktif dan induktif.

Hasil penelitian di SMP Negeri 2 Bawang kabupaten Banjarnegara terhadap keefektifitas penerapan kurikulum 2013 terhadap proses pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII saat ini sudah dapat dilakukan dengan baik karena dapat dilihat dari aspek efektifitas yang mencakup aspek rencana atau program seperti RPP yang digunakan oleh guru untuk menjadi pedoman mengajar dapat dilaksanakan dengan baik dimulai dari pertemuan awal hingga evaluasi yang telah terprogram didalam RPP, aspek ketentuan dan aturan yang dapat dibuat oleh guru dalam proses belajar sudah diterapkan oleh siswa seperti dalam proses diskusi presentasi dan ketentuan serta aturan ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh siswa, aspek tujuan dalam proses belajar sudah dapat dikatakan baik karena nilai prestasi siswa yang sudah memenuhi KKM, aspek tugas atau fungsi guru telah melaksanakannya dengan baik antara lain guru telah memberikan materi baik teori, lisan maupun tertulis dan memberikan nilai sesuai dengan kemampuan siswa.

(44)

53

2. Skripsi Umar Abdulloh (1001060063: UMP)

Judul Skripsi Deskripsi Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga Pada Mata Pelajaran Matematika.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Deskripsi Implementasi standar isi kurikulum 2013 ditinjau dari KI & KD, da n isi materi, (2) Deskrisi Implementasi standar proses pembelajaran pada mata pelajaran.

Jenis Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu sebuah proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia berdasarkan pada penciptaan gambar holistic yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar ilmia. Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas XI MIA 2 SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga.

(45)

54

penilaian sikap dan keterampilan masih terdapat kekurangan.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaturan tegangan jangkar pada saat start dapat meredam  (putaran motor) motor DC dan lonjakan arus jangkar I a. Didalam motor DC daur tertutup ini dapat dinyatakan

Latihan leg press secara signifikan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada latihan sitting calf terhadap peningkatan strength dan power otot tungkai (dengan selisih

[r]

Dalam rangka meningkatkan motivasi dan dukungan serta perhatian dari Pemerintah Kota Dumai di Bidang Pendidikan, perlu diberikan beasiswa bagi Mahasiswa dan

Vakuola merupakan organel bermembran yang berisi cairan vakuola.Sebenarnya vakuola terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan.Namun,Vakuola pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Discovery Learning sejauh mana kreativitas peserta didik pada konsep bilangan melalui model pembelajaran

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tindakan perawatan luka dengan kepuasan pasien post operasi di ruang rawat bedah Rumah Sakit Umum

Penelitian ini akan melihat pengaruh belanja modal, ukuran pemerintah daerah, intergovernmental revenue dan pendapatan asli daerah terhadap kinerja keuangan pemerintah