• Tidak ada hasil yang ditemukan

D-3 AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "D-3 AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

B

BU

U

KU

K

U

I

I

P

P

R

R

A

A

K

K

T

T

I

I

K

K

U

U

M

M

A

A

K

K

U

U

N

N

T

T

A

A

N

N

S

S

I

I

B

B

I

I

A

A

Y

Y

A

A

D-3

AKUNTANSI

UNIVERSITAS

NEGERI

YOGYAKARTA

I

I

NF

N

FO

OR

RM

MA

AS

SI

I

U

U

MU

M

UM

M

P

P

ER

E

RU

US

SA

AH

HA

AA

AN

N

KE

K

EB

BI

IJ

J

AK

A

KA

AN

N

AK

A

KU

U

NT

N

TA

AN

NS

SI

I

KO

K

OD

DE

E

A

A

KU

K

UN

N

P

P

EN

E

NJ

JE

EL

LA

AS

SA

AN

N

A

A

KU

K

UN

N

IN

I

NS

ST

TR

RU

UK

K

SI

S

I

(2)
(3)

1

BAB I

INFORMASI UMUM

PT. DWIMA PULP INTERNASIONAL

A. PENDAHULUAN

PT. DWIMA PULP INTERNASIONAL adalah sebuah perusahaan publik yang bergerak di bidang manufakturing dengan produk berupa kertas. Perusahaan ini didirikan di Yogyakarta pada tanggal 26 Februari 1995. Produk kertas yang dihasilkan perusahaan ini meliputi berbagai macam jenis, antara lain kertas tulis HVS dengan berat berkisar 30-100 gram, kertas karton, bufalo, kertas minyak dan lain-lain. Kapasitas produksi perusahaan ini bisa mencapai sekitar 1 juta ton pertahun. Selain memenuhi kebutuhan pasar domestik, produk kertas yang dihasilkan perusahaan ini juga diekspor di berbagai negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya.

B. PRODUKSI

Proses produksi kertas melalui tiga tahap pengolahan di berbagai seksi sebagai ebrikut:

a. Seksi Pulp

Dalam seksi pulp terjadi pengolahan bahan baku merang menjadi bubur merang (pulp). Untuk memasak merang supaya menjadi bubur merang diperlukan bahan penolong caustic soda, sedangkan untuk memutihkan bubur merang diperlukan bahan penolong calcium hypoclorite.

b. Seksi Kertas

Dalam seksi kertas dilakukan pengolahan lebih lanjut pulp yang diterima dari seksi Pulp. Untuk memperkuat kertas yang dihasilkan, pulp merang harus dicampur dengan bahan baku tambahan berupa woodpulp. Tambahan bahan baku di Seksi Kertas ini mengakibatkan jumlah berat kertas yang dihasilkan.

Bahan penolong yang dipakai dalam pengolahan pulp menjadi kertas adalah:

 Kaoline, yaitu bahan pengisi supaya kertas menjadi rata dan mengurangi bahan

tembus cahaya.

 Tapioca, sebagai bahan penguat kertas.

 Aluminium Sulphate, sebagai bahan pemngendap size

(4)

 Gondorukem, dimasak lebih dulu menjadi size dan dicampur dalam bubur serap agar kertas tahan air.

c. Seksi Penyempurnaan

Dalam seksi ini dilakukan pemotongan kertas menurut ukuran tertentu, penyortiran kertas, pemotongan, penimbangan dan pembungkusan. Bahan baku yang termasuk dalam seksi ini berupa Papan Putih.

Bagian-bagian pembantu yang berfngsi untuk memperlancar proses produksi meliputi seksi-seksi berikut ini:

a. Seksi Listrik

Menghasilkan listrik untuk menggerakkan mesin di semua seksi produksi dan untuk penerangan komplek pabrik serta perumahan karyawan.

b. Seksi Uap

Menghasilkan uap untuk peamsakan merang di seksi Pulp dan pemanasan kertas di Seksi Kertas.

c. Seksi Bengkel

Memelihara dan meraparasi mesin, bangunan dan aktiva tetap lainnya.

d. Seksi Umum Pabrik

Terdiri dari sub seksi Gudang Bahan Baku dan Suku Cadang, Poliklinik, Cafetaria dan Keamanan Pabrik.

C. STRUKTUR ORGANISASI

PT. DWIMA PULP dipimpin oleh seorang direktur, yang dibantu kepala-kepala departemen. Strutur organisasi perusahaan seperti terlihat sebagai berikut :

(5)

3

STRUTUR ORGANISASI

DIREKSI DEWAN KOMISARIS DEPARTEMEN PEMASARAN DEPT. PRODUKSI DEPT. TEKNIK DEPT. UMUM Bag. Pejualan Bag. Pengiriman Bag. Promosi

Bag. Gudang Bag. Asuransi Bag. Anggaran Bag. Pajak Kasir Bag. Persediaan Bag. Verivikasi Bag. Akuntansi Bag. Pihutang Pemeliharaan Bag. Keamanan Bag. Personalia

(6)

BAB II

DASAR KLASIFIKASI DAN

CARA PEMBERIAN KODE

AKUN BUKU BESAR

A. DASAR KLASIFIKASI AKUN BUKU BESAR

Akun buku besar diklasifikasikan atas dasar susunan dari pengelompokan informasi yang disajikan dalam neraca dan laporan laba rugi. Akun buku besar dibagi menjadi enam kelompok dan beberapa kelompok dibagi-bagi lagi menjadi beberapa golongan. Beberapa golongan dibagi lebih lanjut menjadi sub-sub golongan dan jenis-jenis akun. Akun buku besar dibagi menjadi enam kelompok sebagai berikut :

 Kelompok Aktiva

 Kelompok Hutang

 Kelompok Modal

 Kelompok Penghasilan

 Kelompok Biaya

 Kelompok Pendapatan dan Biaya Di luar Usaha, serta

 Laba Rugi

Beberapa kelompok akun dibagi lebih lanjut menjadi golonngan-golongan akun sebagai berikut :

1. Kelompok Aktiva dibagi menjadi 5 golongan berikut :

a. Aktiva Lancar

b. Investasi Jangka Panjang

c. Aktiva Tetap Berwujud

d. Aktiva Tetap Tak Berwujud

e. Beban yang ditangguhkan

f. Aktiva tetap dalam pembuatan

g. Aktiva lain-lain

h. Akun proforma

2. Kelompok Hutang Dibagi menjadi 2 golongan sebagai berikut :

(7)

5

b. Hutang Jangka Panjang

3. Kelompok Modal

a. Modal Saham

b. Laba Ditahan

4. Kelompok Penghasilan dibagi menjadi 2 golongan sebagai berikut :

a. Hasil Penghasilan

b. Pengurangan Hasil Penjualan

5. Kelompok Biaya Dibagi menjadi 5 golongan sebagai berikut :

a. Harga Pokok Penjualan

b. Biaya Produksi

c. Biaya Administrasi dan Umum

d. Biaya Pemasaran

e. Biaya Personalia

6. Kelompok Pendapatan dan Biaya di Luar Usaha serta Laba Rugi dibagi menjadi 3

golongan sebagai berikut :

a. Pendapatan dan Laba di Luar Usaha

b. Biaya dan Rugi Luar Usaha

c. Laba Rugi

Pembagian selanjutnya golongan akun menjadi sub-sub golongan dan jenis akun dapat diikuti pada Bab III yang berkaitan dengan Susunan dan Kode Akun Buku Besar.

B. CARA PEMBERIAN KODE AKUN BUKU BESAR

Akun Buku Besar diberi kode angka dengan mengunakan metode kode kelompok

( group Code ). Sejenis akun Buku Besar diberi kode yang terdiri dari 4 angka dan arti letak angka dalam setiap kode adalah sebagai berikut :

X X X X

Kelompok Akun Golongan Akun Sub-golongan Akun Jenis Akun

Kelompok, golongan, sub-golongan dan jenis akun diberi kode angka mulai 1 sampai 9. Akun pembantu biaya diberi kode dengan menambah 2 angka di belakang kode akun kontrol yang bersangkutan. Kode akun pembantu biaya dapat digambarkan sebagai berikut:

(8)

XX XX XX

Akun Kontrol Biaya Akun Pembantu Biaya

(9)

7

BAB III

KEBIJAKAN AKUNTANSI

A.

KEBIJAKAN AKUNTANSI KEUANGAN

1. PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

Penerimaan dan pengeluaran kas tidak perlu dilakukan pencatatan, karena sudah dibukukan oleh bagian akuntansi keuangn sendiri. Pencatatan sudah dicatat sampai dengan posting ke buku besar, sehingga buku besar yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas (biaya gaji dan upah, biaya perjalanan dinas, biaya asuransi dan biaya overhead pabrik) sudah diposting.

2. DEPRESIASI AKTIVA TETAP

Semua aktiva tetap berwujud didepresiasi dengan menggunakan metode garis lurus dan nilai residu ditaksir sebesar Rp. 0

Umur ekonomis aktiva tetap berwujud ditaksir sebagai berikut:

Gedung : 30 tahun

Mesin dan Perlengkapan : 20 tahun

Emplasemen dan Kendaraan : 10 dan 5 tahun

Mobil dan Perlengkapan Kantor : 10 tahun

Aktiva tetap berwujud yang mulai digunakan pada suatu bulan tertentu, depresiasinya mulai diperhitungkan bulan berikutnya. Sedangkan aktiva berwujud yang dijual atau yang dihentikan penggunaannya dalam suatu bulan, depresianya tetap diperhitungkan penuh untuk bulan yang bersangkutan pada saat penjualan.

3. AMORTISASI

Beban biaya pendirian yang ditangguhkan diamortisasi sebesar Rp. 1.300.000,-

B.

AKUNTANSI BIAYA

1. METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK

Metode pengumpulan harga pokok produksi PT. DWIMA PULP adalah metode pokok proses. Metode ini dipakai karena sifat produk yang dihasilkan untuk memenuhi persediaan. Biaya-biaya produksi dikumpulkan selama satu bulan, dan dihitung harga pokok produknya untuk setiap unit yang dihasilkan dalam bulan yang bersangkutan.

(10)

Harga pokok produk yang dihitung untuk setiap departemen atau seksi, yaitu: Seksi Pulp, Seksi Kertas dan Seksi Penyempurnaan.

Dalam suatu seksi produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir bulan akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal bulan berikutnya.

Sedangkan metode yang dipakai penentuan harga pokok produk adalah metode rata-rata tertimbang.

2. PEMBEBANAN HARGA POKOK PRODUK

Pembebanan harga pokok produk menggunakan sistem harga pokok produk historis. Dengan demikian seluruh biaya produksi, yaitu biaya bahan baku, bahan penolong, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk memakai biaya produksi yang sesungguhnya terjadi.

3. JURNAL PENYESUAIAN

Jurnal penyesuaian dibuat setiap akhir bulan, kemudian disusun laporan keuangan yaitu Neraca dan Laporan Rugi Laba.

C.

SUSUNAN DAN KODE AKUN NERACA

1. AKTIVA 11. AKTIVA LANCAR 111. KAS 1111. Kas 1112. Kas Kecil 1113. Selisih Kas 112. SURAT BERHARGA

1121. Investasi Sementara – Saham 1122. Investasi Sementara – Obligasi

113. PIUTANG

1131. Piutang Dagang

1132. Cadangan Kerugian Piutang 1133. Piutang Pendapatan

Referensi

Dokumen terkait

responden tentang tingkat pendidikan yang menyebutkan bahwa rata-rata pendidikan terakhir yang ditempuh oleh responden adalah SMP sebanyak 72 orang (42,6%) maka

Fitur tersebut antara lain memilih lokasi yang kemudian sistem menampilkan lokasi tersebut dan mengolah data-data dari alat ukur menjadi informasi tentang kualitas air di

Informasi yang tercantum pada lembar data ini harus sesuai dengan peraturan dari Dinas Pengolahan Limbah setempat 14. Informasi transportasi tidak Diklasifikasikan 14.1.Nomor

Model tersebut menyertakan variabel kepuasan kerja dan komitmen organisasional sebagai anteseden dari keinginan berpindah, dan menambahkan beberapa variabel lain yang membentuk

Maksudnya, jika kata yang terhitung 100 tidak jatuh di ujung kalimat maka akan dihitung dalam bentuk desimal (perpuluhan). Cara melakukan persepuluh adalah jumlah

Tabel 2 : Kinetika pertumbuhan isolat bakteri pada medium mengandung berbagai konsentrasi metil merkuri klorida (CH 3 HgCl)... Identifikasi Bakteri

Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian suplemen kreatin terhadap kelelahan otot dengan metode curl-up test pada Praja Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama

“Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan