• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH - USD Repository"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

i

KECEMASAN TERHADAP KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG PERNAH MENGALAMI KEGUGURAN KARENA TORCH

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

RAFLESIA VERONICA LISTIORINI NIM : 019114159

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO

Kita BISA meraih apapun mimpi kita untuk merubah

dunia. Kekuatan untuk meraih mimpi akan selalu ada.

Mimpi yang dibangun tak akan menjadi nyata kalau kita

tidak berusaha mencoba meraihnya dan percaya bahwa

mimpi itu akan menjadi nyata.

Aku BISA, Aku pasti BISA !

Jangan mengharapkan menjadi apa-apa selain menjadi dirimu

sendiri, dan cobalah menjadi dirimu yang sempurna.

(Santo Francis DeSalas)

Aku berkata kepadamu : “Engkau hambaKu, Aku telah memilih

engkau dan tidak menolak engkau.” Janganlah takut, sebab Aku

menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu.

Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau.

Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa

(5)

v

KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK

TUHAN YESUS

Untuk kesempatan dan berkat setiap hari dalam kehidupan ku.

Papa dan Mama

Yang selalu mendukung, memberikan semangat dan faslititas selama

adek kuliah di yogya.

Pradana Waskitha Adi

Suamiku tercinta, yang senantiasa menemani aku dalam suka maupun

duka. I love U…..

Michael Davin Pradana

My Son. Berkat Davin, bunda semangat belajar lagi. I love U son.(RIP )

Daniel dan Jojo

My Lovely brother. Makasih sudah menemani mba Rini selama di Yogya.

Tuhan membuat segala sesuatu yang indah tepat pada waktunya,bahkan Ia

memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi Manusia tidak dapat

menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir Yakin,

berserah dan berusaha…Tuhan pasti buka jalan dalam setiap langkah

kehidupanmu….

(6)
(7)

vii

ABSTRAK

KECEMASAN TERHADAP KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG PERNAH MENGALAMI KEGUGURAN KARENA TORCH

Nama : R. V. Listiorini

Nim : 01911459

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH (Toxo, Rubella, CMV dan Herpes). Banyak calon ibu yang merasa trauma karena pernah mengalami kegagalan dalam melahirkan seorang bayi atau melahirkan bayi yg cacat. Kecemasan dapat juga terjadi pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TOCRH diungkap dengan skala kecemasan dengan koefisien reliabilitas 0,939. Skala kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH menggunakan aspek-aspek yang meliputi : aspek kognitif, aspek emosional dan aspek fisiologis. Analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dari analisis deskriptif yang menunjukkan bahwa sebanyak 29.7% termasuk kategori tinggi dan 27% termasuk kategori sangat tinggi.

(8)

viii ABSTRACT

ANXIETY TO PREGNANCY OF PREGNANT MOTHER EVER SINCE MISCARRIED TORCH

Nama : R.V.Listiorini Nim : 019114159

The purpose of this research was to investigate level of anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH (Toxo, Rubella, CMV and Herpes). Many futures mothers who feel the trauma of having been failed giving in birth of a baby or gave birth defect baby. Anxiety may also acuur in pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH. Subjects in this study were pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH.

This research was a descriptive study. Data collection techniques was performed by distributing questionnaires. Anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH measured by anxiety scale with a reliability coefficient of 0, 939. Anxiety scale to pregnancy of pregnant mother who have experienced a miscarriage because of TORCH uses aspects including : was cognitive, emotional and physiology. Analysis of research data using descriptive analysis.

The results of this study showed that the level of anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH catagorized high. This is indicated by as many as 29,7% including the high category dan 27% including very high category.

(9)
(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Kecemasan terhadap Kehamilan pada Ibu Hamil yang pernah Mengalami Keguguran Karena TORCH”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi, program studi psikologi.

Skripsi ini tersusun atas bantuan serta dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, ijinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus. Terima kasih Tuhan, atas berkat-Mu dalam kehidupan hamba-Mu ini. Tuhan sudah baik buat saya…bahkan terlalu baik buat saya… 2. Bapak P.Eddy Suhartanto, S.Psi.,M.Si selaku dekan fakultas psikologi

Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing akademik. Terima kasih atas kesabaran bapak dalam mengasuh dan membimbing saya.

3. Ibu Silvie CMYM, S.Psi.,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih ibu masih mau membimbing saya, hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir saya. Terima kasih atas kesabaran dalam membimbing saya, terima kasih atas waktunya maaf bila saya sering telat dalam mengikuti bimbingan skripsi. Tuhan Memberkati.

(11)

xi

5. Buat Keluarga tercinta yang di Solo. Papa dan Mama. Akhirnya anakmu selesai juga pah. Maaf jika terlalu lama menunggu. Terima kasih atas bantuannya, baik doa-doanya dan kesabarannya yang mau anterin adek ke yogya. Tuhan Memberkati papa dan mama.

6. Buat my brother..Deny dan Jojo Ace…mba’mu wis rampung kie..kapan nyusul…Jangan lama-lama ya, biar gak mahal di ongkos. Hehehe…

7. Buat Pradana Waskitha Adi, suamiku tercinta. Makasih ya mas, buat perhatian, kesabaran dan kesetianmu yang senantiasa menemani aku ke yogya. Dan mau menemani ngerjain skripsi sampe tengah malam. I love u….

8. Buat Michael Davin Pradana (RIP). Sudah hampir setahun adek pergi, bunda kangen nech ma adek…I love u full my son….God Bless U.

9. Buat Kakung Warno Hadi, mba Indra, mba Danik, mba Eni, mas Joko, mas Budi, mas Kokod dan Om Yudi. Akhirnya saya selesai, terima kasih buat supportnya, biar rini bisa menyelesaikan skripsi ini. Buat keponakanku, Tata, Sabrina, Ocha dan mas Verro, makasih sudah mendukung tante untuk tetap semangat belajar. Terima kasih. Tuhan Memberkati. Buat Titi Sri Wastuti (RIP)…Rini dah selesai bu…Makasih buat semuanya. Rini sayang ibu..

(12)

xii

11.Buat Jelly, Rika, Anash, Desy, Silva, Etta, Dion, Tumbur, Seto dan teman-teman angkatan 2001 yang bersama-sama berusaha menyelesaikan tugas akhir di kampus tercinta ini. Terima kasih atas kebersamaan yang singkat ini… 12.Specially buat Maria Cynthia Dewi (RIP). Makasih ya sayang sudah mau jadi

teman dan kakak yang baik sewaktu kita masih kost bersama di Yogya, terima kasih buat semangat dan keceriaan yang selalu menyambut di waktu pagi hari. Tuhan telah memanggil engkau, aku yakin Tuhan udah memberikan tempat yang terbaik buat engkau. Miss u sist, love u…..

13.Buat teman-temanku di Solo yang setia menemani di saat harus ke Yogya, menemani ngobrol di mobil baik Mega, Mitha, Teteh Isti…Hatur Nuhun semuanya.

14.Buat semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang juga telah mendukung dan memberikan dorongan serta bantuan baik secara material maupun spiritual selama penyusunan skripsi ini. Terima kasih. Tuhan memberkati.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu penulis mengharapkan masukan yang membangun baik bagi penelitian ini maupun bagi penulis pribadi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Yogyakarta, 28 September 2009

(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. KECEMASAN . ... 10

(14)

xiv

2.Aspek Kecemasan ... ... 12

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ... 13

B. KEHAMILAN ... 15

1. Pengertian kehamilan ………. 15

2. Tanda Kehamilan ……… 18

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan ……….. 20

C. TORCH ... 23

1. Toxoplasma ... 24

2. Rubella ... 25

3. Cyto Megalo Virus ... 26

4. Herpes Simplex ... 26

D. KECEMASAN TERHADAP KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG PERNAH MENGALAMI KEGUGURAN KARENA TORCH ... 27

E. PERTANYAAN PENELITIAN ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penilitian ... 32

B. . Identifikasi Variabel Penelitian ... 33

(15)

xv

D. . Subjek Penelitian ... 34

E. . Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 34

F. . Validitas dan Reliabilitas ... 36

G. . Metode Analisis Data ... 37

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ... 38

A. . Uji Coba Instrumen Penelitian ... 38

B. . Pelaksanaan Penelitian ... 40

C. Hasil Penelitian Kategorisasi Kecemasan Ibu Hamil .. 41

D. Analisis Data dan Hasil Penelitian ... 42

1. Uji Normalitas ... 42

2. One Sample T Test ... 43

E. Pembahasan ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. . Kesimpulan ... 46

B. . Keterbatasan ... 46

C. . Saran-saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Distribusi Aitem Skala Kecemasan terhadap Kehamilan pada Ibu Hamil yang Pernah Mengalami Keguguran karena TORCH

... ... 35

Tabel 2 : Distribusi Aitem Skala Kecemasan Ibu Hamil Pada Saat Uji Coba ... 39

Tabel 3 : Distribusi Aitem Skala Kecemasan Ibu Hamil Setelah Uji Coba ... 39

Tabel 4 : Kategorisasi Skor Skala Kecemasan Ibu Hamil ... 41

Tabel 5 : Hasil Uji Normalitas ... 42

Tabel 6 : One Sample T Test ... ... 43

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehamilan adalah sebuah keajaiban. Calon ibu akan mulai merasakan

pengalaman yang mendebarkan sekaligus unik dan juga sedikit menakutkan.

Kehamilan adalah sesuatu yang amat berarti, lebih dari sekedar membawa

tambahan beban selama sembilan bulan. Di dalam tubuh calon ibu ada

kehidupan baru yang akan bergantung sebelum dan sesudah dia lahir

(Maulana, 2008).

Kehamilan merupakan salah satu ekspresi perwujudan diri,

perwujudan identitas sebagai calon ibu dan ayah. Kebanggaan tersendiri bagi

wanita dan mewujudkan feminisme, dan untuk menunjukkan jati diri seorang

wanita tersebut kadang – kadang memerlukan biaya yang tidak sedikit

(Kaplan, 1994).

Kehamilan merupakan babak baru dan memberi arti emosional yang

sangat besar dalam kehidupan seorang wanita. Pengalaman baru ini

menimbulkan perasaan bahagia dan penuh harapan sekaligus kecemasan akan

apa yang dialami selama kehamilan (Effendi, 1999). Pada saat wanita hamil

untuk pertama kali, ia akan merasa bangga dan puas akan dirinya karena

merasa dapat menjalankan tugas sebagai wanita normal dan sebagai penerus

(18)

2

Pada sebagian wanita, kehamilan merupakan stressor yang minimal dan sebagian besar merupakan saat yang membahagiakan dalam kehidupan.

Kemampuan dalam menghadapi keadaan tersebut tergantung pada usia,

pendidikan, maturitas, kepribadian, pengalaman kehamilan dan persalinan

sebelumnya, dan keadaan sosial ekonomi (Kebidanan Nanonina,2009 ).

Perasaan cemas seringkali menyertai kehamilan terutama pada seorang

ibu yang labil jiwanya. Kecemasan ini mencapai klimaksnya nanti pada saat

persalinan. Rasa nyeri pada waktu persalinan sudah sejak dahulu menjadi

pokok pembicaraan para wanita. Oleh karena itu banyak calon ibu yang muda

belia menghadapi kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas

(Maramis, 1986). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa wanita –

wanita yang mengalami kecemasan sewaktu hamil akan lebih banyak

mengalami persalinan abnormal (Indriyani, 2008).

Kehamilan bagi beberapa wanita juga merupakan ujian berat yang

menimbulkan berbagai macam ketakutan (Kartono, 1992). Ketakutan ini bisa

disebabkan akan adanya sejumlah masalah yang biasanya terjadi pada

kehamilan, misalnya infeksi TORCH pada ibu hamil.

TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat

jenis penyakit infeksi, yaitu toksoplasma, rubela, cytomegalovirus, dan

herpes. Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapat membahayakan bagi janin yang dikandungnya. Akibat yang paling vatal adalah terjadinya

(19)

Pada infeksi TORCH, gejala klinis sering kali tidak spesifik, sehingga

sulit dibedakan dengan penyakit lain. Oleh karena itu, pemeriksaan

laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mendiagnosis TORCH.

Keempat jenis penyakit infeksi ini sama-sama berbahaya bagi janin bila

infeksi diderita oleh ibu hamil dan dapat menyebabkan rusaknya vertilitas

pada ibu hamil (Juanda, 2007). Sel telur maupun sel inti pada ibu hamil

dirusak oleh virus tersebut sehingga sel telurnya mengecil dan tidak bisa

dibuahi. Dengan adanya infeksi TORCH ini, pada ibu bisa menyebabkan

mioma, penyumbatan atau pelengketan, sehingga sel telur tidak bisa dibuahi dan mengakibatkan sulit hamil.

Pada infeksi toksoplasma yang disebabkan oleh parasit yang disebut

toksoplasma gondi, dampaknya bagi ibu hamil adalah abortus spontan atau keguguran (4%), lahir mati (3%), atau bayi menderita toksoplasmosis

bawaan. Risiko terjadinya infeksi meningkat menurut lamanya kehamilan

dan kurang-lebih 15,30 serta 60 persen dalam trimester pertama, kedua dan

ketiga (Remington dan Desmonts, 1983, seperti dikutip oleh Suheimi

dalam DR.H.K.Suheimi, 2009). Menyangkut infeksi rubella yang disebabkan oleh virus rubella, akan sangat berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi

terjadi pada bulan pertama kehamilan, maka resiko terjadinya kelainan adalah

50%, namun jika infeksi terjadi pada trismester pertama, maka resikonya

menjadi 25% (America College of Obstetrician and Ginecologist, 1981 dalam

(20)

4

Virus serupa yang harus diwaspadai oleh ibu hamil adalah CMV

(cytomegalovirus) yang termasuk golongan virus keluarga herpes. Virus ini dapat mempengaruhi perkembangan kehamilan. Jika ibu hamil terinfeksi,

maka janin yang dikandung mempunyai resiko tertular, sehingga mengalami

gangguan, misalnya pembesaran hati, kuning, pengapuran otak, ketulian,

retradasi mental, dan lain-lain. Selain itu jika virus-virus ini tidak segera

diatasi akan mengakibatkan keguguran. Virus lainnya yang harus diwaspadai

adalah virus herpes simpleks tipe II (HSV II). Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya memperlihatkan lepuh pada kulit. Hal ini

tidak selalu muncul, sehingga mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV II pada

bayi yang baru lahir pada berakibat fatal pada lebih dari 50 kasus (Maulana,

2009).

Data penelitian di RSUP Sanglah Denpasar menyebutkan bahwa dari

100 subjek penelitian yang dipilih secara acak ,dilakukan tes pemeriksaan

TORCH dengan batasan umur termuda 18 tahun dan umur tertua 40 tahun.

Didapatkan hasil pemeriksaan TORCH sebagai berikut yaitu Toxoplasma IgG positif 21% dan IgM positif 5%, Rubella IgG positif 73% dan IgM positif 1%, CMV IgG positif 95% dan IgM positif 0% , untuk HSVII IgG positif 56% dan IgM positif 21%. Selain itu, didapatkan bahwa ibu yang melahirkan bayi

(21)

Menurut Yayasan Aquatreat Therapy Indonesia dengan mengambil

subjek penelitian 100 ibu-ibu hamil se-Jabotabek yang diambil secara acak,

yang mengalami keluhan dan terjangkit virus TORCH. Diperoleh data bahwa

62% dari ibu hamil tersebut pernah mengalami keguguran atau abortus, 24%

bayi yang dikandung meninggal di dalam kandungan dan sisanya 14%

melahirkan bayi yang cacat (Juanda, 2007)

Wanita yang pernah mengalami keguguran karena TORCH tentunya

akan mengalami dampak psikologis jika kelak hamil kembali. Dampak

psikologis yang muncul misalnya kecemasan terhadap kehamilan. Kecemasan

adalah keadaan individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah dan

aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak

jelas, non spesifik (Carpenito, 2001). Kecemasan secara umum juga dapat

didefinisikan sebagai suatu keadaan psikologis pada diri individu yang terus

menerus berada dalam perasaan khawatir yang ditimbulkan oleh adanya

konflik di dalam indifidu itu sendiri (Walgito, 2002). Kekhawatiran ini dapat

berupa ketidak tentraman atau perasaan takut, gelisah, mudah tersinggung, dan

tertekan. Jadi, apabila seseorang menyadari bahwa hal-hal yang tidak bisa

berjalan dengan baik pada situasi tertentu akan berakhir tidak enak maka

mereka akan cemas. Kondisi-kondisi atau situasi yang menekan akan

memunculkan kecemasan.

Menurut {McMahon, 1986 dalam (Sarjono,2009)}, kecemasan

disebabkan oleh faktor kognitif dan lingkungan. Dilihat dari aspek kognitif,

(22)

6

menakutkan dan pernah menimbulkan situasi yang menimbulkan rasa sakit.

Jadi, wanita yang pernah memiliki pengalaman keguguran akibat TORCH

tentunya akan lebih antisipatif terhadap situasi yang menakutkan tersebut

karena dia pernah mengalami sakitnya proses keguguran dan perasaan

tertekan karena gagal melahirkan.

Faktor utama yang menyebabkan kecemasan terhadap kehamilan pada

ibu yang pernah mengalami keguguran akibat TORCH salah satunya adalah

infeksi TORCH. Seperti diungkapkan oleh Carpenito (2001), penyakit adalah

salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan. Dikatakan bahwa seseorang

yang menderita penyakit akan lebih mudah mengalami kecemasan

dibandingkan dengan orang yang tidak sedang menderita penyakit. Jadi, jika

dianalogikan pada seorang wanita yang pernah keguguran karena TORCH

dengan wanita yang pernah hamil dalam kondisi sehat tentunya ibu hamil

dengan pengalaman keguguran akibat TORCH lebih cemas terhadap

kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang sehat walafiat hingga

melahirkan.

Selain faktor penyakit, proses belajar menurut Mowrer (dalam

Goldstein & Krasner, 1988: 282) juga dapat menimbulkan kecemasan.

Manusia mempelajari respon terhadap stimulus yang memperingatkan adanya

peristiwa berabahaya dan menyakitkan yang pernah terjadi. Jadi, jika

dikaitkan dengan ibu hamil yang pernah keguguran karena TORCH, maka

pengalaman keguguran tersebut akan terekam kembali jika si ibu kembali

(23)

kehamilan. Keguguran mungkin akan meninggalkan “luka” yang memerlukan

waktu cukup lama untuk bisa sembuh. Keguguran memang suatu keadaan

yang perlu waspadai karena persentase kemungkinan terjadinya kondisi ini

cukup tinggi. Menurut Lestariningsih (2008) angka keguguran mencapai

sekitar 15-40% angka kejadian, diketahui pada ibu yang sudah dinyatakan

positif hamil, dan 60-75% angka keguguran terjadi sebelum usia kehamilan

mencapai 12 minggu. Seorang wanita yang hamil dikatakan keguguran abila

janin keluar pada saat usia kehamlian belum mencapai 20 minggu, sedangkan

WHO (Badan Kesehatan Dunia) menetapkan definisi keguguran terjadi

sebelum kehamilan mencapai 22 minggu atau berat janin kurang dari 500

gram.

Perasaan bahagia dan cemas yang dialami wanita yang berencana

untuk hamil tidaklah sama karena masing-masing individu mengalami

perasaan dan kecemasan yang berbeda terhadap hal yang berbeda juga.

Kecemasan serta ketakutan ini menjadi beban psikis tersendiri yang berkaitan

dengan emosi ketika sang wanita benar-benar hamil. Kecemasan ini dapat

menyebabkan gangguan, baik pada ibu hamil itu sendiri maupun pada bayi

yang sedang dikandung karena emosi ibu pada saat hamil sangat berpengaruh

pada janin yang sedang dikandung (Suririnah, 2008).

Kecemasan yang paling besar bagi wanita hamil adalah keguguran

apalagi bagi wanita yang pernah mengalaminya. Seorang wanita yang

mempunyai riwayat keguguran atau pendarahan pasca kelahiran memang

(24)

8

Oleh karena itu sebelum berencana untuk hamil, seorang wanita harus

melakuan persiapan mental, apalagi bagi wanita yang pernah mengalami

keguguran.

Menurut Collins dan Susabda (1983) seperti dimuat dalam (Sarjono,

2009) kecemasan antara lain timbul karena adanya threat (ancaman) dan fear

(ketakutan). Terkait dengan kecemasan terhadap kehamilan maka ancaman

yang muncul pada ibu yang pernah mengalami keguguran akibat TORCH

adalah kembali terjangkit oleh virus-virus tersebut sehingga kemungkinan

keguguran tetap ada. Kondisi ini kemudian memunculkan ketakutan, yaitu

ketakutan bahwa pengalaman di masa lalu akan dialami kembali.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa seorang ibu yang pernah

mengalami pengalaman keguguran akibat TORCH disarankan untuk

memeriksakan status kesehatannya, baik fisik maupun mental, jika kelak

berencana untuk hamil. Perlu dipahami pula bahwa kecemasan pada ibu

hamil apalagi jika telah mengkronis menjadi stres, dapat mempengaruhi

kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan

perkembangan atau gangguan emosi saat lahir jika kecemasan yang tinggi

pada ibu tidak tertangani dengan baik (Maulana, 2009).

Mencermati kasus keguguran akibat TORCH tersebut membuat

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai kecemasan

terhadap kehamilan pada ibu yang pernah mengalami keguguran karena

TORCH. Penelitian ini amatlah penting guna melihat secara lebih mendalam

tingkat kecemasan ibu terhadap kehamilan agar kelak jika dia hamil maka

(25)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimana tingkat kecemasan ibu terhadap kehamilan pada ibu

hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecemasan

terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena

TORCH.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai

bahan masukan bagi teori-teori psikologi, khususnya psikologi wanita

menyangkut aspek kecemasan terhadap kehamilan .

2. Secara praktis. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap sejauh mana

tingkat kecemasan mereka terhadap kehamilan, sehingga dapat dilakukan

(26)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap perubahan lingkungan

yang membawa perasaan yang tidak senang atau tidak nyaman yang

disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustasi yang mengancam,

membahayakan rasa aman, keseimbangan atau kehidupan seorang individu

atau kelompok biososialnya (Nuhriawangsa,1980). Kecemasan adalah

perasaan individu dan pengalaman subjektif yang tidak diamati secara

langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidaktahuan

dan didahului oleh pengalaman baru (Struat dkk, 1998).

Selain itu kecemasan adalah perasaan yang menyebar, yang sangat

tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan

terjadi. Perasaan ini sering disertai dengan satu atau beberapa reaksi badaniah

yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang. Perasaan ini dapat

berupa rasa kosong di pusat perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat

berlebihan, sakit kepala, rasa ingin bergerak dan gelisah (Carpenito dalam

Kebidanan Nanonina)

(27)

Kecemasan berbeda dengan ketakutan. Objek dari ketakutan dapat

diidentifikasi, sedang kecemasan objeknya tidak jelas dan seringkali tidak

diketahui terhadap apa. Intensitas perasaan cemas juga lebih sering muncul

dan tidak dapat diprediksi kemunculannya, seringkali terhadap hal-hal yang

tidak rasional sedang ketakutan intensitasnya datang sesuai dengan besar

kecilnya penyebab perasaan takut tersebut.

Kecemasan dapat pula didefinisikan sebagai bentuk perasaan khawatir,

gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan yang biasanya

disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan

tidak mampu dalam menghadapi suatu masalah (Hurlock, 1990). Senada

dengan Hurlock (1990), Kartono (1997) melihat kecemasan sebagai

ketidakberanian individu dalam menghadapi suatu masalah dan ditambah

dengan adanya kerisauan terhadap hal-hal yang tidak jelas merupakan

tanda-tanda kecemasan pada individu.

Serupa dengan definisi para ahli diatas, Carpenito (2001) lebih melihat

kecemasan sebagai keadaan individu atau kelompok yang mengalami perasaan

gelisah dan aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman

yang tidak jelas, non spesifik. Kecemasan dapat dimaknai pula sebagai unsur

kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki

seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya

(28)

12

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah

suatu keadaan atau perasaan yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan

perasaan khawatir, tegang, takut dan tidak berdaya dalam tingkat yang

berbeda-beda karena ketidakmampuan menyesuaikan diri yang timbul pada

saat menghadapi suatu situasi. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik,

dialami secara subjektif dipacu oleh ketidaktahuan yang didahului oleh

pengalaman baru dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.

2. Aspek Kecemasan

Colhoun dan Acocella (1990) menyebutkan bahwa kecemasan itu

terdiri dari tiga aspek yaitu:

a. Aspek Kognitif, ditunjukkan dengan adanya kekhawatiran individu

terhadap konsekuensi-konsekuensi negatif yang akan mungkin dialami

atau adanya pikiran yang negatif.

b. Aspek Emosional, merupakan kecemasan yang berkaitan dengan

reaksi afeksi individu. Komponen ini ditunjukkan dengan munculnya

kondisi perasaan yang tidak menyenangkan seperti kegugupan,

kegelisahan dan ketegangan.

c. Aspek Fisiologis, munculnya reaksi tubuh yang sebagian besar

merupakan hasil kerja sistem syaraf otonom yang mengontrol berbagai

otot dan kelenjar tubuh. Pikiran individu yang dikuasai oleh

kecemasan maka sistem syaraf otonom akan berfungsi dan akan

(29)

darah meningkat, nafas menjadi cepat dan terjadi gangguan

pencernaan.

Aspek-aspek kecemasan terhadap kehamilan yang digunakan untuk

mengukur tingkat kecemasan dalam penelitian ini.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

a. Umur

Prawirohardjo (2003) menspesifikasikan umur ke dalam tiga

kategori, yaitu kurang dari 20 tahun (muda), 20-30 tahun (menengah)

dan lebih dari 30 tahun (tua). Soewandi (1997) mengungkapkan bahwa

umur yang lebih muda ternyata lebih mudah menderita stress daripada

umur tua.

b. Keadaan Fisik

Menurut Carpenito (2001) penyakit adalah salah satu faktor yang

menyebabkan kecemasan. Seseorang yang sedang menderita penyakit

akan lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan dengan orang

yang tidak sedang menderita penyakit.

c. Sosial Budaya

Menurut Soewandi (1997), cara hidup orang dimasyarakat juga

sangat memungkinkan timbulnya stress. Individu yang mempunyai cara

hidup yang teratur akan mempunyai filsafat hidup yang jelas sehingga

umumnya lebih sukar mengalami stress. Demikian juga dengan

(30)

14

d. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan

respon terhadap sesuatu yang datang, baik dari dalam maupun dari luar.

Orang yang akan mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan

respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang tidak

berpendidikan. Kecemasan adalah respon yang dapat dipelajari. Dengan

demikian pendidikan yang rendah menjadi faktor penunjang terjadinya

kecemasan.

e. Tingkat Pengetahuan

Soewandi (1997) mengatakan bahwa pengetahuan yang rendah

mengakibatkan seorang mudah mengalami stress. Ketidaktahuan

terhadap suatu hal dianggap sebagai tekanan yang dapat mengakibatkan

krisis dan dapat menimbulkan kecemasan. Stress dan kecemasan dapat

terjadi pada individu dengan tingkat pengetahuan yang rendah,

(31)

B.Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan salah satu kebahagiaan yang tidak ternilai

bagi seorang ibu, begitu juga bagi ayah (suami). Karena hanya dengan

kehamilan dan melahirkan anak inilah sebagian besar wanita baru akan

merasa menjadi wanita yang sempurna. Ketika kata “hamil” atau “positif”

terdengar di telinga maka keluargapun akan merasa sangat bahagia terlebih

lagi bagi yang baru saja menikah atau belum pernah dikaruniai keturunan

sebelumnya. Kehadiran seorang anak, tentu akan membawa kebahagiaan

bagi pasangan suami istri.

Kehamilan akan terjadi apabila sel telur yang dikeluarkan sebulan

sekali oleh wanita yang masih dalam usia subur dibuahi oleh sperma yang

dikeluarkan oleh laki-laki. Secara normal, pertemuan antara sperma dan

sel telur ini terjadi melalui hubungan seksual antara laki-laki dan wanita.

Sedangkan pembuahan terjadi di dalam rahim ketika wanita sedang berada

pada masa subur (Kissanti, 2008). Telur yang telah dibuahi sperma

tersebut akan menempel pada dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang

selama kira-kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada kehamilan

normal.

Dalam masa kehamilan ada beberapa perubahan yang terjadi pada

ibu hamil yaitu perubahan fisik dan perubahan psikis.

Perubahan-perubahan tersebut kadang menimbulkan dampak buruk bagi ibu hamil

(32)

16

bentuk pinggul mulai menyesuaikan dengan usia bayi, kaki kram dan

bengkak, varises, strecth mark,dan masih banyak perubahan dari kondisi tubuh ibu hamil (Suririnah, 2008). Adanya perubahan hormon yang

mempengaruhi mood ibu secara keseluruhan, sehingga ibu sering merasa kesal, jenuh atau sedih (Indriyani, 2008).

Keadaan fisik yang berubah saat hamil. Menjelang usia kehamilan

tertentu, ibu akan mengalami kesulitan tidur. Hal ini menyebabkan ibu

akan merasa letih keesokan harinya dan kult muka akan menjadi kusam

(Maulana, 2009). Adanya masalah pada kandungan seperti kandungan

lemah, mual dan muntah pada awal kandungan dapat menyebabkan ibu

menjadi cemas. Ibu yang terus menerus memperhatikan bayinya akan

membuat ibu menjadi tertekan (Maulana,2009).

Masa subur adalah waktu di mana sel telur yang telah matang

untuk dibuahi oleh sperma. Pada setiap wanita usia subur, setiap bulannya

telah secara teratur akan terjadi pematangan satu atau lebih satu sel telur.

Menurut Indiyani (2008) Cara menghitung masa subur itu sendiri

bermacam-macam jenisnya :

a) Sistem Kalender : misal seseorang dengan siklus normal yaitu 28

hari maka masa subur berlangsung pada hari ke 13- hari ke 15

sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan bagi siklus haid yang

tidak teratur, pertama dicatat panjang siklus haid

sekurang-kurangnya 3- 6 bulan berturut-turut atau 6 siklus. Dari jumlah hari

(33)

subur terakhir, sedangkan jumlah hari pada siklus terpendek

dikurangi 8, sehingga akan diperolah hari subur pertama dari siklus

tersebut (Indriyani, 2008). Misal: siklus terpanjang adalah 32,

sedangkan siklus terpendek adalah 26 maka masa subur dapat

dihitung, 32-11= 21 dan 26-8= 18, maka masa subur berlangsung

pada hari ke 18- hari ke 21.

b) Metode Lendir Serviks : Lendir ini dihasilkan oleh leher rahim atau

serviks. Saat ovulasi atau masa subur, akan bertambah jumlahnya

dengan warna yang jernih dan elastis. Untuk memeriksa elastisitas

bisa dilakukan dengan memasukkan jari telunjuk ke vagina sampai

menyentuh serviks, lalu setelah penuh maka dikeluarkan, dengan

bantuan si ibu jari, cairan tersebut ditarik pelan-pelan sampai

terputus. Bila putus kurang dari 10 cm, maka wanita tersebut bukan

dalam masa subur, namun bila hingga 10 cm maka sedang berada

pada masa subur.

c) Suhu Tubuh: Metode ini sedikit rumit, namun mudah dilakukan

oleh setiap pasangan subur, caranya mudah, hanya dengan

mengukur suhu tubuh wanita sejak siklus pertama haid sampai haid

berikutnya pada pagi hari (catatan setiap bangun tidur). Suhu

tersebut dicatat, saat ovulasi akan terjadi peningkatan suhu tubuh

(34)

18

2. Tanda kehamilan

Pada kehamilan akan ditemukan beberapa gejala dan tanda-tanda awal

kehamilan, yaitu :

a) Tidak mendapatkan menstruasi

Salah satu pertanda bahwa wanita memang tengah hamil adalah

dengan terhentinya siklus menstruasi (Suririnah, 2008). Untuk itu,

hendaknya setiap wanita senantiasa mengingat tanggal pertama

ketika datang bulan “haid”. Dengan mengetahui kapan tanggal

pertama datangnya haid, maka akan lebih mudah untuk mengetahui

usia kandungan yang tengah tumbuh di dalam perut ibu.

b) Mual dan muntah

Pada bulan pertama ketika masa kehamilan, biasanya seorang

wanita akan mengalami mual dan muntah yang biasa dikenal

dengan “morning sickness” . Sesuai dengan sebutannya, kebiasaan mual dan muntah ini hanya terjadi di pagi hari. Hal ini terjadi

karena adanya perubahan hormonal pada sang ibu.

c) Sering buang air kecil

Hal ini terjadi karena tekanan dari rahim yang membesar terhadap

kandung kencing. Biasanya gejala ini akan berkurang ketika

kandungan mencapai usia 12 minggu, namun akan muncul kembali

(35)

d) Payudara membesar

Payudara menjadi lebih kencang dan lebih besar. Puting susu

membesar dan berwarna lebih gelap, kadang-kadang terasa gatal

dan sakit serta lebih sensitif terhadap sentuhan.

e) Mengidam

Beberapa wanita akan merasa menginginkan makanan tertentu. Ini

terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan.

f) Meningkatnya suhu tubuh

Jika setelah ovulasi suhu tubuh anda masih tetap tinggi (sekitar

37,2-37,9ºC ) (Indriyani, 2008)

g) Rasa mengantuk

Timbul rasa mengantuk yang berlebihan meskipun sudah cukup

tidur, yang bukan disebabkan kelelaha tetapi karena adanya

perubahan hormonal selama proses kehamilan.

h) Rahim dan perut membesar

(36)

20

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Menurut Indriyani (2008), ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan,

yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.

a. Faktor Fisik. Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan

status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan

memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat,

puskesmas, rumah bersalin atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan

dari pemeriksaan kehamilan yang disebut Ante Natal Care (ANC) adalah :

1) Memantau kemajuan kehamilan. Kesehatan ibu dan janin dapat

dipastikan keadaanya.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental

ibu. Karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas

kesehatan akan selalu memberikan saran dan informasi yang

berguna bagi ibu dan janinnya.

3) Mengenali sejak dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi.

Mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan

pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya.

4) Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat.

Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi

yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil,

maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar

(37)

5) Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika

kehamilan dan persalinan dapat berjalan lancar, maka

diharapkan masa nifas pun dapat berjalan dengan lancar.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi.

Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah

jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa

kekurangan suatu apapun.

Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka

dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya

secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat. Selain itu, status

gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama

masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu akan menyebabkan akibat

yang buruk bagi ibu dan janin. Ibu dapat menderita anemia, sehingga

suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan

terhambat. Di lain pihak, kelebihan gizi ternyata dapat berdampak

yang tidak baik terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar

melebihi berat normal sehingga ibu akan mengalami kesulitan saat

proses persalinan. Yang harus diperhatian adalah ibu hamil harus

banyak mengkonsumsi makanan kaya serat protein (tidak harus protein

hewani), protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk

dikonsumsi, banyak minum air putih dan mengurangi makanan yang

(38)

22

b. Faktor Psikologis.

1) Stressor. Stres yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami

keterhambatan perkembangan dan gangguan emosi saat lahir

nanti jika stres pada ibu tidak tertangani dengan baik.

2) Dukungan Keluarga. Merupakan andil yang besar dalam

menentukan status kesehatan ibu. Jika semua mendukung

dalam berbagai hal, maka ibu akan merasa lebih percaya diri,

lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan

dan masa nifas.

c. Faktor Sosial Budaya dan Ekonomi. Faktor ini mempengaruhi dari

gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu ekonomi. Gaya

hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan oleh ibu hamil.

Perilaku makan juga diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan

adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang oleh adat padahal baik

untuk gizi ibu hamil maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga,

personal hygiene. Ibu hamil harus menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali merasa lembab, menggunakan

bra yang menunjang payudara dan pakaian yang menyerap keringat.

Ekonomi menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat.

Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan

kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga

(39)

adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin,

maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.

C. TORCH

TORCH adalah singkatan dari beberapa penyakit infeksi yang dapat

menyebabkan bayi lahir dengan kelainan kongenital yaitu Toxoplasma (Toxo), Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes Simpleks (HSV1 dan HSV2).

Pada infeksi TORCH, gejala klinis sering kali tidak spesifik, sehingga sulit

dibedakan dengan penyakit lain. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium

sangat diperlukan untuk membantu mendiagnosis TORCH. Keempat jenis

penyakit infeksi ini, sama-sama berbahaya bagi janin bila infeksi diderita oleh

ibu hamil dan dapat menyebabkan rusaknya vertilitas pada ibu hamil (Juanda,

2007). Sel telur maupun sel inti pada ibu hamil dirusak oleh virus tersebut

sehingga sel telurnya mengecil dan tidak bisa dibuahi. Dengan adanya infeksi

TORCH ini, pada ibu hamil bisa menyebabkan mioma, penyumbatan atau pelengketan, sehingga sel telur tidak bisa dibuahi dan mengakibatkan sulit

hamil. Toxo tidak menularkan pada pasangan, sedangkan Rubella, CMV, dan

Herpes bisa menular karena virus. Penularan biasanya terjadi melalui hubungan seksual, air liur, keringat, urin darah dan ASI (Air Susu Ibu).

Sehingga kalau wanita mengalami Rubella, CMV, dan Herpes maka suaminya pun akan tertular. Sulitnya kehamilan disebabkan oleh virus tersebut adalah

(40)

24

1. Toxoplasma (Toxo)

Dalam dunia medis, Toxo sering disebut dengan virus kucing. Padahal sesungguhnya ini bukan virus kucing, tetapi parasit darah. Infeksi

Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondii. Awalnya seseorang yang mengidap Toxo ini tampak sehat tanpa disertai gejala yang spesifik. Kira-kira hanya sekitar 10% yang disertai gejala

ringan, mirip gejala influenza, bisa timbul rasa lelah, malaise, demam dan

umumnya tidak menimbulkan masalah (Juanda, 2007). Tetapi kemudian,

ketika sedang hamil mulai muncul sejumlah gejala. Gejala yang sering

terjadi adalah flek pada wanita yang sedang hamil. Flek ini bisa terjadi terus

menerus sepanjang kehamilan, janin di dalam rahim tidak berkembang,

hamil anggur atau bayinya meninggal pada usia kandungan 7-8 bulan,

bahkan seringkali terjadi keguguran. Toxo bukanlah penyakit yang menular kepada pasangan tetapi menular pada keturunan. Pada Toxoplasma bawaan, gejala dapat muncul setelah dewasa, misalnya kelainan mata dan telinga,

retardasi mental, kejang-kejang dan ensefalitis. Pemeriksaan yang lazim

dilakukan adalah Anti-Toxoplasma IgG, IgM dan IgA. Pemeriksaan tersebut

perlu dilakukan pada orang yang diduga terinfeksi Toxoplasma, ibu-ibu

(41)

2. Rubella

Rubella yang sering disebut dengan campak jerman merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Rubella dapat menyerang siapa saja. Bisa menyerang orang tua, remaja, anak-anak bahkan bayi

sekalipun. Penyakit ini biasanya menyerang pada bagian saluran pernafasan

atau di dalam tenggorokan. Cara penularan bisa melewati udara, ludah,

kontak kulit dan dapat juga lewat kotoran manusia. Virus ini sangat

berbahaya bila menyerang ibu hamil karena bisa mengakibatkan keguguran.

Kalau tidak, bayi yang dilahirkan akan mengalami penyakit katarak, tuli,

hidrocephalus, hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ seperti jantung, paru-paru dan limpa). Bisa menyebabkan berat bayi tidak normal,

keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak, dan beberapa jenis

penyakit lainnya. Pengaruhnya secara langsung kepada janin adalah

keguguran yang bisa mencapai 50%. Sel yang belum matang mudah terkena

virus rubella. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah Anti-Rubella IgG dan IgM, dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kekebalan

pada saat sebelum hamil. Jika ternyata belum memiliki kekebalan

dianjurkan untuk divaksin.

(42)

26

3. Cytomegalovirus (Cmv)

CMV lebih dikenal dengan sebutan virus oportunistik yang

berhubungan dengan penyakit HIV. Virus ini dibawa sekitar 50% populasi

dan 90% penderita HIV. Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat

menyebabkan virus ini dalam kendali. Ketika HIV memperlemah kekebalan

tubuh, maka CMV dapat menyerang beberapa bagian tubuh. Virus ini

termasuk golongan virus keluarga herpes, seperti herpes lainnya, CMV

dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan merupakan penyebab infeksi

yang berbahaya bagi janin bila terinfeksi saat ibu sedang hamil. Virus CMV

akan aktif apabila inang mengalami penurunan kondisi fisik, seperti wanita

yang hamil jika mengalami infeksi maka kelainan yang ditimbulkan

semakin besar. Janin yang dikandung oleh ibu hamil yang terinfeksi akan

mengalami gangguan seperti pembesaran hati, kuning, pengkapuran otak,

tuli, retardasi mental dan masih banyak yang lainnya. Seperti virus yang

lainnya, pemeriksaan laboratorium meliputi Anti CMV IgG dan IgM.

4. Herpes Simpleks (HSV1 Dan HSV2)

Virus HSV ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu HSV1 dan

HSV2. Perbedaannya adalah HSV1 lebih menyerang pada kulit dan selaput

lendir mukosa di mata dan mulut, hidung dan telinga. Membentuk bercak

verikel-verikel kecil sedangkan HSV2 lebih menyerang kulit dan selaput

lendir mukosa pada bagian alat kelamin dan perianal, virus HSV2

membentuk bercak verikel besar, tebal dan terpusat. Wanita hamil yang

(43)

menembus plasenta dan menimbulkan kerusakan neonatal, dampak-dampak

kongenital dan kematian janin. Sedangkan pada bayi yang dilahirkan dari

ibu yang terinfeksi virus ini biasanya memperlihatkan lepuh pada kulit,

tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga mungki tidak diketahui.

Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti- HSV 2 IgG dan IgM sangat penting

untuk mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya infeks oleh

virus HSV2 dan mencegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila infelsi terjadi

pada saat kehamilan.

Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapat membahayakan

janin yang dikandungnya. Pada infeksi TORCH, gejala klinis yang ada

sering sulit dibedakan dari penyakit lain karena gejalanya tidak spesifik.

Walaupun kadang-kadang gejala tersebut jarang muncul atau bahkan tidak

muncul sehingga menyulitkan dokter untuk mendiagnosis. Oleh karena itu,

pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mengetahui

infeksi TORCH agar dokter dapat memberikan penanganan atau terapi yang

tepat.

D. Kecemasan Terhadap Kehamilan Pada Ibu Hamil Yang Pernah Mengalami Keguguran Karena Torch

Toxoplasma,Rubella,Citomegalovirus dan Herpes adalah sejumlah penyakit yang perlu diwaspadai ibu hamil. Penyakit-penyakit ini perlu

diwaspadai karena dapat mengakibatkan kelahiran prematur, cacat bawaan

(44)

28

pada ibu maupun janin di dalam kandungan. Kini diagnosis untuk penyakit

infeksi telah berkembang, dengan pemeriksaan secara imunologis atau deteksi

anti bodi yang spesifik terhadap kuman penyebab infeksi tersebut terhadap

respon tubuh terhadap adanya benda asing (kuman) (Maulana, 2009).

Di beberapa sentra rumah sakit, tak jarang para dokter spesialis

kebidanan dan kandungan menyarankan ibu menjalani tes TORCH setelah

mengetahui dirinya hamil. Tes yang menganalisa adanya empat jenis virus

penyakit berbahaya ini dapat dipakai sebagai acuan untuk tindakan

pencegahan. Bahaya virus TORCH ini sering kali membuat wanita yang

pernah mangalami keguguran akibat virus ini menjadi lebih cemas dalam

menghadapi kehamilan berikutnya.

Kecemasan terhadap kehamilan adalah perasaan yang tidak

menyenangkan yang mengakibatkan perasaan khawatir, tegang, takut dan

tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-beda karena ketidakmampuan

menyesuaikan diri yang timbul pada saat menghadapi situasi kehamilan.

Terkait dengan pengalaman keguguran karena TORCH tentunya wanita yang

pernah mengalaminya akan merasa cemas kejadian itu akan terulang.

Kecemasan memang merupakan bentuk emosi yang sejak dulu dihubungkan

dengan kehamilan. Kecemasan bagi sebagian orang mungkin merupakan

emosi positif sebagai perlindungan menghadapi stresor, tetapi hal ini justru

dapat menjadi masalah apabila berlebihan. Seorang ibu yang secara mental

cukup tabah memang akan berusaha menguasai keadaan dan menganggap

(45)

kebahagiaan. Keadaan tersebut tidak demikian bila ibu tidak kuat jiwanya,

sehingga ia akan dihantui rasa cemas.

Menurut (Greenberger & Padesky, 2004 dalam (Sarjono, 2009)).

Kecemasan menyangkut aspek kognitif yang dapat berupa pengalaman di

masa lalu. Seorang ibu yang pernah mengalami keguguran akibat TORCH

tentunya akan menganggap pengalaman tersebut sebagai ancaman, sehingga

mereka akan lebih sering cemas. Wanita lain yang tidak pernah mengalami

pengalaman serupa tentunya memiliki rasa aman dan keselamatan yang lebih

besar ketika menghadapi kehamilannya. Pemikiran tentang kecemasan

berorientasi pada mesa depan dan seringkali memprediksi malapetaka.

Pemikiran yang menghantui kaum ibu setelah mengalami keguguran akibat

TORCH menyangkut kecemasan pada kehamilan pada umumnya dimulai

dengan “Bagaimana kalau...” dan berakhir dengan hal yang fatal. Pemikiran

tentang kecemasan juga sering meliputi citra tentang bahaya.

Pemikiran-pemikiran tersebut menyangkut kejadian yang akan terjadi di masa

mendatang dan semuanya merujuk pada prediksi akan hal-hal yang buruk.

Menurut Collins seperti dikutip oleh Subsada (1983), kecemasan

memang dapat timbul karena adanya fear (ketakutan). Ibu hamil yang pernah keguguran karena TORCH akan merasakan ketakutan akan gagalnya

kehamilan atau keguguran kembali. Kecemasan serta ketakutan ini menjadi

beban psikis tersendiri yang berkaitan dengan emosi ibu hamil dan dapat

(46)

30

yang sedang dikandung karena emosi ibu pada saat hamil sangat berpengaruh

pada janin yang sedang dikandung (Suririnah, 2008).

Ibu hamil yang pernah terinfeksi virus TORCH akan merasakan

kecemasan yang luar biasa. Untuk menghindari kecemasan pada kehamilan

berikutnya sebaiknya seorang wanita yang pernah mengalami keguguran

berusaha untuk ikhlas menerima kenyataan dan mau berbagi rasa dengan

pasangan maupun sesama wanita agar bebannya berkurang. Dia juga harus

belajar untuk santai dan tetap berusaha memupuk keluarga bahagia. Segala

sesuatu yang terkait dengan masalah medis sebaiknya dikonsultasikan dengan

dokter. Sebaiknya dia melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan,

sehingga faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya keguguran yang

dialami dapat diketahui. Dengan melakukan pemeriksaan tersebut maka

sedapat mungkin kemungkinan terjadinya keguguran pada kehamilan

berikutnya bisa dihindari. Asupan gizi, khususnya zat-zat gizi yang penting

untuk membantu mempersiapkan kehamilan dan membantu proses

tumbuh-kembang janin kelak juga harus betul-betul diperhatikan, misalnya,

memenuhi kebutuhan asupan asam folat sebanyak 400 mikrogram setiap hari

(Indriyani, 2008). Gaya hidup sehat harus dipraktekkan, misalnya dengan

melakukan olahraga secara teratur, dan memenuhi kebutuhan tubuh untuk

(47)

E. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

“Bagaimana tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang

(48)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Menurut

Sugiyono (2006) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap suatu objek yang diteliti

melalui data sampel atau populasi sebagai mana adanya, tanpa melakukan

analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. Penelitian ini

akan menggambarkan kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang

pernah mengalami keguguran karena TORCH.

Data yang digunakan adalah data kuantitatif mengenai variabel, yang

diperoleh melalui analisis skor jawaban subyek pada skala sebagaimana

adanya. Hal ini ditunjukan untuk menggambarkan dan mengetahui sejauh

mana tingkat kecemasan ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena

TORCH dan membuat kesimpulan secara umum tingkat kecemasan subyek

penelitian berdasarkan skor aitem skala kecemasan yang disusun oleh peneliti

sehingga akan diperoleh gambaran tingkat kecemasan ibu hamil yang pernah

mengalami keguguran karena TORCH.

(49)

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami

keguguran karena TORCH.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami

keguguran karena TORCH adalah suatu keadaan atau perasaan yang tidak

menyenangkan yang mengakibatkan ibu mengalami perasaan khawatir,

tegang, takut dan tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-beda karena

ketidakmampuan menyesuaikan diri yang timbul setelah mengalami

keguguran karena TORCH.

Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami

keguguran akan diungkap dengan skala kecemasan yang disusun berdasarkan

aspek-aspek kecemasan yang meliputi:

1. Aspek Kognitif

2. Aspek Emosional

3. Aspek Fisiologis

Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek pada skala Kecemasan

kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran, menunjukkan

semakin tinggi kecemasan kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami

keguguran karena TORCH. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang

(50)

34

pernah mengalami keguguran, menunjukkan semakin rendah Kecemasan

terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran.

D. Subjek Penelitian

Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang pernah

mengalami keguguran karena TORCH minimal sekali. Penelitian ini

mengambil sebanyak 40 subjek dan dilakukan di kota Solo.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui skala. Skala

merupakan daftar pertanyaan yang diberikan atau dikirim kepada orang yang

dimintai keterangan tentang dirinya, bagaimana keadaanya, pendapatnya, dan

keyakinan. Penelitian ini menggunakan skala tunggal yaitu skala Kecemasan

ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.

Skala ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil yang

pernah mengalami keguguran. Skala Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu

hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH merupakan skala

yang disusun sendiri oleh peneliti dengan aspek-aspek meliputi:

1. Aspek Kognitif

2. Aspek Emosional

3. Aspek Fisiologis

(51)

Tabel 1

Distribusi Aitem Skala Kecemasan terhadap Kehamilan pada Ibu Hamil yang Pernah Mengalami Keguguran karena TORCH

Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah

Aspek kognitif 1,2,3,4,5,18,19,20 26,27,28,29,30,43, 46

15

Aspek emosional 6,7,8,9,10,16,17,21 31,32,33,34,35,42, 44

15

Aspek fisiologis 11,12,13,14,15,22, 23,24,25

36,37,38,39,40,41, 45,47,48,49,50

20

Total 25 25 50

Penilaian pada skala ini dilakukan dengan menjumlahkan skor yang

diperoleh subjek pada setiap aitem yang dijawab. Pilihan jawaban terdiri dari

empat bagian, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan

Sangat Tidak Setuju (STS). Pada aitem favourable, skor untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS)

diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Sedangkan untuk

aitem-aitem unfavourable, skor untuk setiap jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 1, Setuju (S) diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) diberi skor 3, dan

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 4. Semakin tinggi skor kecemasan

terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran yang

diperoleh subjek, maka akan semakin tinggi kecemasan terhadap kehamilan

pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran. Sebaliknya, semakin

rendah skor yang diperoleh subjek, maka semakin rendah pula kecemasan ibu

(52)

36

F. Estimasi Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas

Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian

terhadap isi skala dengan analisis rasional atau profesional adjustment

yaitu penilaian validitas terhadap suatu alat ukur yang diberikan oleh

orang-orang yang dianggap ahli di bidangnya dalam hal ini adalah dosen

pembimbing (Hadi, 1998).

Sebelum alat ukur digunakan, dilakukan pengujian terhadap

validitas setiap item yang terdapat pada alat ukur. Sebuah instrumen atau

alat ukur dikatakan valid apabila aitem-aitem dalam alat ukur tersebut

sesuai dengan konsep variabel yang dimaksud. Artinya, apa yang diukur

memang sesuai dengan kenyataannya di lapangan (Azwar, 2000).

2. Reliabilitas

Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat

dipercaya, jika alat ukur itu mantap, stabil, atau dapat diandalkan

(dependtability). Artinya, pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek

yang sama (Azwar, 2000). Reliabilitas alat ukur diketahui dengan

(53)

G. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan

gambaran mengenai variabel yang diteliti. Untuk mengetahui bagaimana

tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami

keguguran karena TORCH digunakan one sample t test. One sample t test

berfungsi untuk mengetahui apakah rata-rata empirik kecemasan terhadap

kehamilan pada ibu hamil di atas nilai rata-rata teoritis.

Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil juga dikategorisasikan

dalam lima kelompok kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan

sangat rendah. Pengkategorisasian tersebut didasarkan pada nilai rerata dan

(54)

38

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A.Uji Coba Instrumen Penelitian

Peneliti melakukan uji coba alat penelitian menggunakan angket terpakai

yaitu data penelitian yang digunakan sebagai uji coba instrumen dipakai lagi

sebagai data penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan

angket skala penelitian dan meminta responden untuk mengisi angket

penelitian. Penelitian dilakukan di beberapa tempat yaitu Klinik Bersalin Ibu

dan Anak “ Amanah Ibu” dan Dokter Spesialis Kandungan Dr. Soetrisno,

SPOG. Peneliti menyebarkan angket kepada 40 responden yaitu ibu hamil

yang pernah mengalami keguguran karena TORCH, tetapi angket penelitian

yang dikembalikan hanya 37 responden.

Uji coba instrumen penelitian bertujuan untuk melihat daya diskriminasi

item butir dan reliabilitas alat ukur yang kemudian akan digunakan sebagai

alat ukur penelitian. Uji daya diskriminasi item dilakukan dengan

menggunakan koefisien korelasi aitem-total (rix) yang kemudian dibandingkan

dengan harga r tabel sebesar 0,3, pada taraf kesalahan 5% dengan taraf

kepercayaan 95%. Uji validitas aitem pada skala kecemasan ibu hamil

menggunakan program SPSS versi 13.00.

Hasil uji daya diskriminasi item skala kecemasan terhadap kehamilan

pada ibu hamil diketahui terdapat 6 aitem butir yang gugur dari 50 butir aitem

yang diujicobakan yaitu aitem nomor 4, 15, 22, 30, 37, dan 50. Jumlah aitem

(55)

yang valid dari skala kecemasan ibu hamil adalah sebanyak 44 aitem. Secara

jelas sebaran nomor aitem yang gugur pada skala kecemasan terhadap

kehamilan pada ibu hamil disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2

Distribusi Aitem Skala Kecemasan terhadap Kehamilan pada Ibu Hamil Pada Saat Uji Coba

Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah

Aspek kognitif 1, 3, 10, 19, 29, 33,

Urutan nomor baru setelah nomor lama dibuang untuk skala kecemasan

ibu hamil dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3

Distribusi Aitem Skala Kecemasan terhadap Kehamilan pada Ibu Hamil Setelah Uji Coba

Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah

Aspek kognitif 1, 3, 10, 19, 29, 33,

Hasil uji reliabilitas skala kecemasan ibu hamil diperoleh nilai koefisien

(56)

40

B.Pelaksanan Penelitian

Peneliti menggunakan try out terpakai. Pengambilan data penelitian

dilakukan dengan membagikan skala penelitian, yakni skala Kecemasan

terhadap kehamilan pada ibu hamil kepada responden 18-37 tahun yang

pernah mengalami keguguran karena TORCH. Proses pengambilan data

penelitian dilakukan pada beberapa tempat yang memenuhi kriteria penelitian.

Di Klinik Bersalin Ibu dan Anak ”Amanah Ibu” dan Dokter Spesialis

Kandungan Dr. Sutrisno, SPOG di kota Solo. Hal ini disebabkan karena

kriteria yang digunakan cukup spesifik, yakni wanita hamil yang pernah

mengalami keguguran karena TORCH.

Skala Kecemasan ini dibagikan kepada responden pada tanggal 14 –

19 September 2009. Waktu yang dibutuhkan dalam pengambilan data

penelitian sebenarnya bisa lebih cepat, namun peneliti mengalami kesulitan

dalam mencari tempat yang berkaitan dengan skala penelitian.

Sebelum dilakukan pemilihan tempat penelitian, peneliti terlebih dahulu

melakukan survey tempat. Tempat tersebut dipilih karena terdapat beberapa

subjek yang memenuhi kriteria penelitian, yakni berusia 18-37 tahun dan

pernah mengalami keguguran karena TORCH, dan mau menjawab beberapa

pertanyaan dari skala penelitian tersebut.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut dilakukan sebagai syarat agar

data penelitian dapat dianalisis. Skala yang dibagikan kepada reponden

berjumlah 40 buah, namun hanya 37 yang kembali dan 6 item yang tidak

(57)

item yang dapat dianalisis adalah 44 buah dan subjek penelitian yang

dibutuhkan adalah 37 responden.

C. Hasil Penelitian Kategorisasi Kecemasan Ibu Hamil

Data hasil penelitian dapat kategorisasi dalam lima kelompok kategori

yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Pengkategorian

tersebut didasarkan pada nilai rerata dan simpangan baku pada masing-masing

variabel penelitian. Skala kecemasan ibu hamil terdiri dari 44 aitem dengan

kategori respon diskor dengan nilai 1, 2, 3 dan 4.

X minimum teoritik : 44 x 1 = 44

X maksimum teoritik : 44 x 4 = 176

Range : 176 – 44 = 132

SD : 132 = 22

6

Mean : 44 + 176 = 110

2

Tabel 4. Kategorisasi Skor Skala Kecemasan Ibu Hamil

Kategori Interval Skor Frekuensi Persen Sangat Tinggi 144 – 176 10 27,0%

Tinggi 122 – 143 11 29,7%

Sedang 100 – 121 9 24,3%

Rendah 78 – 99 6 16,2%

Sangat Rendah 44 – 77 1 2,7%

Total 37 100%

Hasil kategorisasi skala kecemasan ibu hamil menunjukkan

sebanyak 27% subyek termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak

(58)

42

sedang, sebanyak 16,2% dalam kategori rendah, dan sebanyak 2,7%

subjek termasuk kategori sangat rendah. Tabel 4 di atas menunjukkan

bahwa sebagian besar ibu hamil mempunyai tingkat kecemasan yang

tinggi.

D.Analisis Data dan Hasil Penelitian

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan

one sample t test. Sebelum melakukan analisis data untuk terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Pelaksanaan uji normalitas dilakukan dengan SPSS for Windows Version 13.00.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang dimaksud untuk mengetahui data variabel

penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas

menggunakan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov dan untuk

perhitungannya menggunakan program SPSS 13 for windows.

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas

Variabel N (df) Z p Keterangan

Kecemasan Kehamilan pada ibu hamil

37 0,731 0, 658 Normal

Sebaran data pada variabel kecemasan ibu hamil mempunyai nilai

probabilitas (p) sebesar 0,658. Oleh karena probabilitas lebih dari 0,05

(59)

2. One Sample t Test

One sample t test dimaksudkan untuk mengetahui apakah rata-rata empirik lebih tinggi daripada rata-rata teoritis.

Tabel 6. Ringkasan One Sample T Test

Kecemasan Rata-rata N (df) t p

Empirik 120,78 36 2,817 0,008

Teoritis 110

Berdasarkan one sample t test diperoleh t hitung sebesar 2,817 dengan signifikansi sebesar 0,008. Oleh karena p<0,05 maka dapat

dinyatakan bahwa perbedaan mean teoritis dengan mean empiris adalah

signifikan. Hal ini dapat juga diartikan bahwa rata-rata empirik lebih tinggi

daripada rata-rata teoritis.

E. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai mean teoritis sebesar

110 dan nilai mean empiris sebesar 120,78. Berdasarkan uji statistik dengan

one sample t test diketahui bahwa perbedaan mean teoritis dengan mean empiris adalah signifikan (t= 2,817, p=0,008). Hasil analisis deskriptif tersebut

menunjukkan bahwa rata-rata kecemasan ibu terhadap kehamilan yang pernah

mengalami keguguran karena TORCH adalah tinggi. Hasil ini juga didukung

oleh kategorisasi skala kecemasan ibu hamil yang termasuk kategori tinggi

(60)

44

Secara kognitif, ibu yang pernah mengalami keguguran akibat TORCH

akan merasa takut karena peristiwa keguguran itu sendiri menimbulkan rasa

sakit baik fisik maupun psikologis. Pengalaman keguguran tersebut akan

terekam dibenak para wanita, sehingga pengalaman ini pun membuat

pandangannya terhadap kehamilan menjadi kurang positif. Menurut

(Greenberger & Padesky, 2004 dalam Sarjono, 2009), kecemasan memang

berkaitan dengan pengalaman negatif di masa lalu. Seorang ibu yang pernah

mengalami sakitnya keguguran akibat TORCH memandang pengalaman

tersebut sebagai ancaman, sehingga tingkat kecemasan mereka terhadap

kehamilan menjadi tinggi. Pemikiran tentang kecemasan terhadap kegagalan

kehamilan akibat TORCH berorientasi pada mesa depan dan seringkali

memprediksi akan bahaya kemungkian terinveksi virus-virus itu kembali.

Perasaan khawatir tentang kondisi bayi yang akan dilahirkan bagi ibu

hamil sangatlah wajar. Banyak hal yang terjadi selama kehamilan. Akan tetapi

ada beberapa kelainan pada bayi yang bisa dicegah sejak masih di dalam

kandungan. Agar keinginan tersebut dipenuhi maka dengan menjaga kualitas

asupan makanan yang bergizi dan bervitamin selama masa kehamilan,

perbanyak minum air putih dan menghindari alkohol, rokok, jamu dan

obat-obatan. Benda-benda tersebut dapat menyebabkan bayi lahir cacat.

Kecemasan juga dapat muncul akibat sejumlah faktor, antara lain

umur. Menurut Soewandi (1997), umur yang lebih muda memang diindikasi

lebih mudah menderita stress daripada umur tua. Karena, wanita dengan usia

Gambar

Tabel 2  : Distribusi Aitem Skala Kecemasan Ibu Hamil Pada Saat Uji
Tabel 1
Tabel 2 Distribusi Aitem Skala Kecemasan terhadap Kehamilan pada Ibu Hamil
Tabel 4. Kategorisasi Skor Skala Kecemasan Ibu Hamil
+3

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu teknik pengkodean tersebut adalah teknik FEC (Forward Error Correction) yang merupakan teknik pengkodean dengan menambahkan bit-bit redundansi (back up) pada data

Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian Zamista &amp; Kaniawati (2015) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran belum melatih KPS kepada siswa secara baik dan belum dilakukan

System tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan

A. Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana Pemalsuan Merek Dagang Oleh Polresta Padang. Proses penyidikan mulai dilakukan setelah diketahui atau diduga telah terjadi suatu

Kreativitas Belajar Matematika Dengan Strategi Pembelajaran Team Assisted Individualization Pada Siswa SMP Asuhan Jaya T.P

Rr Aqitya Dea Lesmana. Kemampuan Menyusun Kata Melalui Media Kartu Huruf Pada Kelompok B Taman Kanak-Kanak As-salim Kemiri Sidoarjo Pembimbing: Yahya Aziz,

Setelah kelima analisis tersebut menunjukkan kelayakan suatu investasi baik dilihat dari sisi perhitungan analisis dan sisi keinginan investor, maka langkah terakhir dari

Pemkot Surabaya bekerjasama dengan UCLG ASPAC dalam pengembangan tata kelola kota melalui Global Public Space Programme. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa