• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL DENGAN PERUBAHAN POLA SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL DENGAN PERUBAHAN POLA SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL DENGAN PERUBAHAN POLA

SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN

(Studi Penelitian di Klinik Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang)

Abstract

Aims (s): to analyze the relationship of anxiety level pregnant women primigravida on sexual relation with the patterns of changes sexual relations during pregnancy

Method : The design in this study was cross sectional design. The populations was pregnant women primigravida at Mother and Child Clinics Panti Wilasa Citarum Hospital Semarang by 32 respondents. Sampling tecnique used accidental sampling, data was analysed by using univariate with frequency distribution and percentage, bivariate with product moment test.

Result : The result showed that respondents in the category of anxiety weight with decreased sexual patterns as many as 14 pregnant women (43,8%), and with a pattern of sexual relations remain much as 3 pregnant women (9,4%), Moderate category with the pattern of sexual anxiety decreased by 4 pregnant women (12,5%) and fixed many as 10 pregnant 10 pregnant women (31,3%), while the category of mild anxiety decreased sexual relation with a pattern there was only one pregnant women (3,1%). There was significant correlation between anxiety level pregnant women primigravida on sexual relation with the patterns of changes sexual relations during pregnancy (p = 0,024).

Conclusion : There was significant correlation between anxiety level pregnant women primigravida on sexual relation with the patterns of changes sexual relations during pregnancy

Key words: Anxiety Level, Primigravida, Sexual Relation

Kerangka Pemikiran

Kehamilan merupakan suatu kebahagiaan bagi wanita hamil dan suaminya, tetapi kehamilan juga dapat menjadi suatu kekhawatiran bagi ibu hamil. Salah satu masalah yang sering muncul adalah beberapa pasangan mengkhawatirkan kegiatan hubungan seksual mereka selama kehamilan (Huliana, 2007). Banyak orang yang menganggap seks saat hamil sangat berbahaya terhadap janin karena penis, orgasme atau ejakulasi dianggap dapat mencederai bayi (Muharam, 2009). Sebagian perempuan merasa takut melakukan hubungan seksual saat hamil.

Secara medis tidak ada yang perlu

dirisaukan jika kehamilan tidak disertai faktor penyulit artinya kondisi ibu sehat-sehat saja (Lita, 2007).

Hubungan seksual merupakan salah satu bagian penting karena hubungan seksual merupakan kebutuhan primer bagi pasangan suami istri (Suririnah, 2008,p.13).

Namun demikian banyak pasangan yang berbeda pendapat tentang seks selama kehamilan disebabkan rasa cemas dari masing-masing pasangan. Kecemasan dalam hubungan seksual selama kehamilan diakibatkan karena takut berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya, terutama pada ibu

(2)

yang baru pertama hamil (Murkoff, 2006; h.312).

Wanita hamil pada trimester pertama seringkali merasa sulit untuk memulai hubungan seksual, disebabkan oleh munculnya rasa mual atau muntah pada beberapa wanita (Bartellas et al 2000). Pada trimester kedua kebanyakan wanita akan mengalami sensasi erotis yang meningkat, dikarenakan pada trimester ini, keluhan kehamilan dini telah berkurang atau hilang.

Memasuki trimester ketiga, seorang wanita hamil akan mengalami perubahan bentuk tubuh dan perut yang makin membesar, sehingga merasakan dirinya kurang menarik, disamping pergerakan yang juga terbatas. Hal ini seringkali menimbulkan ketidaknyamanan dan kesulitan dalam berhubungan seksual (Lewis J.,et al., 2006)

Di masyarakat terdapat beberapa fenomena yang menunjukkan beberapa tingkat kecemasan ibu hamil mengenai hubungan seks selama kehamilan yang menyatakan tidak boleh melakukan hubungan seks selama kehamilan dengan alasan akan mengganggu perkembangan bayi yang dikandung (Muharam, 2009).

Sayangnya, sebagian dari tenaga kesehatan kurang memberikan informasi tentang hubungan seksual selama kehamilan. Sehingga banyak pasangan yang tidak tahu, sehingga cemas saat melakukan hubungan seksual saat hamil.

Studi pendahuluan yang dilakukan pada ibu hamil yang berkunjung di Klinik Ibu dan Anak Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang pada Bulan Februari 2014, mayoritas ibu hamil merasa takut melakukan hubungan seksual dengan berbagai penyebab atau masalah seperti terjadinya perdarahan, suaminya merasa tidak

puas dan banyak penyebab lainya.

Sehingga mengalami penurunan frekuensi hubungan seksual.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross sectional (Noto Atmodjo, 2005, h.145) dengan variabel tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dalam melakukan hubungan seksual termasuk faktor risiko, sedangkan variabel yang termasuk efek adalah perubahan pola hubungan seksual selama kehamilan.

Subyek dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil primigravida yang berkunjung selama bulan Mei 2014 di Klinik Ibu dan Anak Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang sebanyak 32 ibu hamil.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel secara aksidental (accidental Sampling).

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah informed consent dan kuesioner. Data dianalisis secara univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase, analisis bivariat dengan menggunakan uji koreasi product moment.

Hasil

Subyek pada penelitian ini sebanyak 32 responden ibu hamil primigravida yang datang ke klinik ibu dan anak Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Terhadap subyek penelitian dilakukan anamnesis dengan wawancara terpimpin. Karakteristik ibu hami primigravida yang datang untuk periksa hamil di Klinik Ibu dan Anak Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang selama bulan Mei 2014 paling banyak berumur 21 -25 tahun sebanyak 17 ibu hamil (53,1%).

(3)

Tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dalam melakukan hubungan seksual terbanyak mengalami tingkat kecemasan pada level cemas berat sebanyak 17 ibu (53,1%), sedangkan perubahan pola hubungan seksual selama kehamilan pada ibu hamil primigravida di klinik ibu dan anak Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang terbanyak mengalami penurunan pola hubungan seksual yaitu sebanyak 19 ibu hamil (59,4%).

Hasil uji statistik product moment didapatkan hasil nilai p=0,024. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan antara tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dalam melakukan hubungan seksual dengan perubahan pola hubungan seksual selama kehamilan.

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang merasakan cemas berat sebanyak 17 ibu hamil (53,1%), yang merasa cemas sedang sebanyak 14 ibu hamil (43,8%) , sedangkan yang merasa cemas ringan hanya 1 ibu hamil (3,1%). Hal ini membuktikan bahwa kecemasan kerap terjadi pada ibu hamil primigravida dalam melakukan hubungan seksual.

Kecemasan merupakan periode singkat perasaan gugup atau

takut yang dialami seseorang ketika dihadapkan pada pengalaman yang sulit dalam kehidupan (Greenberger

& Padeski, 2004. h.209). Tingkat kecemasan diantaranya ada cemas ringan seperti perasaan tegang, waspada, namun persepsinya masih lapang. Cemas sedang digambarkan seperti perasaan ibu yang hanya terfokus pada satu pikiran dan terjadi penyempitan persepsi. Sedangkan cemas berat tergambar dengan persepsi individu sudah sangat sempit, perhatiannya berpusat pada

detail yang membuat dirinya merasa cemas (Stuart & Sundeen, 2007).

Hal tersebut dirasakan oleh sebagian besar ibu hamil primigravida dalam melakukan hubungan seksual selama kehamilan yang berkunjung di Klinik Ibu dan Anak Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kecemasan ibu hamil dalam melakukan hubungan seksual selama hamil yang berkunjung di Klinik Ibu dan Anak Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang adalah cemas berat (53,1 %).

Menurut Lidya ( 2010) respon kecemasan digambarkan dengan dua respon yaitu respon fisiologi dan respon psikologi. Respon fisiologis yang dirasakan responden meliputi respon gemetar dirasakan sebanyak 13 ibu hamil (40,6%), jantung berdebar- debar dirasakan oleh 17 ibu hamil (53,1%). Sedangkan respon kecemasan secara psikologis meliputi ibu yang takut berhubungan seksual akan menimbulkan perdarahan dirasakan sebanyak 17 ibu hamil (53,1%), yang merasa takut bahwa hubungan seksual akan menyebabkan keguguran dirasakan sebanyak 17 ibu hamil (53,1%), dan ibu takut kalau bayi akan lahir sebelum waktunya dirasakan oleh 16 ibu hamil (50,0%). Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kecemasan terjadi karena kurangnya pemahaman tentang seksualitas terhadap kehamilan pada ibu primigravida.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perubahan pola hubungan seksual selama hamil pada ibu yang berkunjung di Klinik KIA Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang adalah menurun ( 59,4%). Penurunan pola hubungan seksual disini dinilai dari penurunan frekuensi hubungan seksualdialami

(4)

sebanyak 23 ibu (71,9%), penurunan puncak orgasme dan gairah saat hubungan seksual dialami sebanyak 24 ibu (75%), berkurangnya durasi hubungan seksual dialami oleh 24 ibu(75%), menurunnya perasaan cinta kepada suami dialami 19 ibu (59,4%), berkurangnya kenyamanan hubungan seksual dialami sebanyak 25 ibu(78,1%), berkurangnya antusias suami dalam hubungan seksual dialami sebanyak 19 ibu (59,4%), menurunnya variasi gerakan hubungan seksual dialami sebanyak 20 ibu(62,5%) dan

menurunnya penerimaan rangsangan dari suami dialami

sebanyak 27 ibu (84,4%). Christoph (2003) menjelaskan bahwa sebagian pria merasa takut bila aktivitas seksual akan mengganggu pertumbuhan janin.

Hasil penelitian berdasarkan uji korelasi product moment diperoleh nilai p=0,024 (<0,05), hasil ini menunjukkan ada hubungan antara tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dalam melakukan hubungan seksual dengan perubahan pola hubungan seksual selam hamil. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa ibu hamil yang merasa cemas berat mengalami perubahan pola hubungan seksual menurun sebanyak 14 ibu ( 43,8%), sedangkan katerogi tingkat cemas berat dengan perubahan pola hubungan seksual tetap sebanyak 3 ibu (9,4%).

Pada setiap wanita hamil apalagi ibu primigravida pasti akan dihinggapi berbagai perasaan yaitu rasa takut, ragu-ragu, gelisah dan cemas. Selain perubahan fisik terdapat perubahan psikologis yang dapat menghambat kenikmatan seksual dan mengakibatkan kecemasan. Semakin berat tingkat kecemasan yang dialami ibu hamil maka semakin hati hati pasangan

suami istri dalam melakukan hubungan seksual, sehingga terjadi penurunan pola hubungan seksual.

Kesimpulan

Ibu Hamil primigravida yang mengalami cemas mayoritas dalam kategori berat sebanyak 17 ibu hamil (53,1%). Perubahan pola hubungan seksual selama kehamilan pada ibu yang berkunjung di Klinik Ibu dan Anak Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang mayoritas dalam kategori menurun sebanyak 19 ibu hamil (59,4%). Ada hubungan antara tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dalam melakukan hubungan seksual dengan perubahan pola hubungan seksual selama kehamilan yang berkunjung di Klinik Ibu dan Anak Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang, dengan nilai p value 0,024 ( < 0,05).

Saran

Bidan dapat memberikan konseling atau pendidikan kesehatan pada ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan, sehingga ibu hamil dapat mengerti dan tidak cemas dalam berhubungan seksual selama kehamilan.

Daftar Pustaka

1. Arikunto, S. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.

Jakarta: Rineka Cipta; 2006.h.71 2. Bartellas E, Crane J, Daley M,

Bennett KA, Hutchens D. 2000.

Sexuality and Sexual Activity in Pregnancy. Br J Obstet Gynaecol.107:964-8

3. Christoph, L. Buku Tanya Jawab Kehamilan. Jakarta: Primamedia;

2003. h.94-105

4. Eisenberg . 2006. Kehamilan apa yang anda hadapi bulan per bulan. Edisi 3. Jakarta: Arcan.

(5)

5. Hawari D. 2006. Manajemen stres cemas dan depresi.

Jakarta: FKUI

6. Kusmiyati, Y. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya;

2008.h.37

7. Lewis J, Black J. 2006. Sexuality in Women of Childbearing Age. In Journal of Perinatal Education. P 29-35.

8. Lita. Seks Dan Kehamilan. 2007

<http://lita.inirumahku.com/health /lita/seks-dan-kehamilan/>

diakses tanggal 15 Maret 2014.

9. Lydia. Definisi Kecemasan. 2010

<http://lidyadudutz.blogspot.com/

2010/06/ definisi-

kecemasan.html> diakses tanggal 17 April 2014

10. Manuaba, I. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.

Jakarta: Arcan; 2002. h.17-90 11. Muharam R. 2009. Manfaat dan

Bahaya Seks Menjelang Persalinan. Didapat dari http://www.binus.web.id/index.ph p?topic=1592.0 (diakses tanggal 7 April 2014)

12. Murkoff, H. Kehamilan. Apa yang Anda Hadapi Bulan Per Bulan.

Jakarta: Arcan; 2006. h.307-314 13. Notoatmodjo, M. Metode

penelitian kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta; 2005. h.69-145

14. Notoatmodjo, M. Metode penelitian kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta; 2010. h.84-180

15. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika; 2003. H.93 16. Saryono. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendika; 2008. h.77-78

17. Stuart, G dan Sundeen. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta:

EGC; 2006. h.275-302

18. Sugiyono. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta;

2007. h.65,107-109

19. Suyanto. Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi.

Jogjakarta: Mitra Cedikia; 2009.

h.48

20. Sudiyono. A. Metodologi Penelitian Kesehatan. Semarang:

UNDIP; 2007. h.27-54

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial: Komitmen Organisasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus pada

tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bonding attachment. 2) Sistem dukungan sosial yang meliputi pasangan

the ability to read, write, and think musik-is the right of every human being; (2) music learning must begin with the voice; (3) the education of the musical ear must begin

Perbedaan kedua yaitu peneliti ingin meneliti kembali pengaruh good corporate governance terhadap kinerja perusahaan dengan mengambil variabel komite audit, dewan direksi

Terhadap permasalahan yang ditemukan, penulis memberikan saran kepada perusahaan agar melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan undang-undang yang berlaku,

xi PENGARUH KESELAMATAN KERJA, KESEHATAN KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PT. WAHANA ABADI RAYON PURBALINGGA).. Muhammad Yopie Wibisosno 1

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas dan mengetahui respon siswa terhadap produk Student Worksheet berbasis Project Based Learning berorientasi pada

Pemkot Surabaya bekerjasama dengan UCLG ASPAC dalam pengembangan tata kelola kota melalui Global Public Space Programme. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa