• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN ( Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Tahun 2013 - 2016) - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN ( Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Tahun 2013 - 2016) - repository perpustakaan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Seiring perkembangan zaman membuat perusahaan dituntut untuk selalu berinovasi dan berimprovisasi. Setiap perusahaan pasti akan bersaing dan berjuang memasarkan produk andalan mereka masing-masing demi mencapai kesuksesan perusahaan. Untuk itu, perusahaan diharapkan dapat meningkatkan perhatian terhadap lingkungan, kondisi tempat kerja, hubungan perusahaan, masyarakat, investasi sosial perusahaan, dan kinerja keuangan perusahaan supaya citra perusahaan menjadi baik (Rahmani dan Andayani, 2013).

Menggeliatnya kembali sektor properti tercermin dari kinerja keuangan sejumlah emiten properti, termasuk PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI). Pada triwulan ketiga tahun 2017 ini, ASRI mencatatkan kenaikan pendapatan signifikan yaitu 66,59%. Seiring kenaikan pendapatan, ASRI juga membukukan pertumbuhan laba sebesar 69,62% year on year (yoy) menjadi Rp 1,12 triliun dari sebelumnya hanya Rp 660,72 miliar (Investasi.kontan.co.id).

Kesuksesan suatu perusahaan diukur dari keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi struktural dalam perusahaan. Hal tersebut tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya tata kelola perusahaan (good corporate governance) yang berintegritas dan terstruktur (Dewi dan Widagdo, 2012).

(2)

perkembangan perusahaan di lingkungan tertentu dan untuk meningkatkan kinerja

suatu perusahaan. Seperti penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Istiqomah (2015)

menemukan bahwa Good Corporate Governance yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

Menurut peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 73/POJK.05/2016 Tahun 2016 Tentang tata kelola perusahaan yang baik. Dalam pasal 1 angka 25 POJK 73/2016 pengertian GCG bagi perusahaan tentang tata kelola perusahaan yang baik bagi adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh pemangku kepentingan khususnya pemegang polis, tertanggung, peserta, dan/atau pihak yang berhak memperoleh manfaat secara akuntabel dan berlandaskan peraturan perundang-undangan serta nilai-nila etika.

Sebuah organisasi internasional, Organization Economic Cooperation and Development (OECD) berpendapat bahwa corporate governance adalah struktur hubungan serta kaitannya dengan tanggung jawab diantara pihak-pihak terkait yang

terdiri dari pemegang saham, anggota dewan direksi dan komisaris termasuk manajer,

yang dirancang untuk mendorong terciptanya suatu kinerja yang kompetitif yang

diperlukan dalam mencapai tujuan utama perusahaan (Lestari, 2013).

Menurut Rossi dan Panggabean (2012), kinerja perusahaan adalah penentuan ukuran dalam menilai keberhasilan suatu peruahaan. Penilain kinerja dapat dilihat dari analisis laporan keuangan dan dari perubahan harga saham. Penilaian kinerja juga dimanfaatkan manajer untuk hal-hal seperti:

(3)

b. membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, transfer dan pemberhentian;

c. menyediakan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan;

d. menyediakan umpan balik (feedback) bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka;

e. menyediakan suatu dasar bagi distribusi menilai kinerja mereka.

Dalam penelitian ini, menggunakan variabel good corporate governance. Good corporate governance dipresentasikan dengan dewan direksi, dewan komisaris, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional.

Dewan direksi merupakan pihak dalam suatu entitas perusahaan sebagai pelaksana operasi dan kepengurusan perusahaan. Pengangkatan dan pemecatan dewan direksi, penentuan besar penghasilannya, serta pembagian tugas dan wewenang setiap anggota dewan direksi dilakukan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (Nugroho, 2014). Jumlah dewan direksi yang besar menguntungkan perusahaan dari sudut pandang resource dependence yaitu bahwa perusahaan tergantung dengan dewannya untuk dapat mengelola sumber dayanya secara lebih baik sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaannya (Wardhani, 2006). Dalam penelitian Istiqomah (2015) menunjukan bahwa dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

(4)

diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara independen, semata-mata demi kepentingan perusahaan (Darwis, 2009).

Komite Audit merupakan salah satu karakteristik yang mendukung efektifitas kinerja komite audit dalam suatu perusahaan. Semakin besar ukuran komite audit, tentu akan lebih baik bagi perusahaan karena pengawasannya akan lebih maksimal (Nugroho, 2014). Komite audit memiliki tugas melakukan pengawasan terhadap pelaporan kinerja manajemen. Dengan ini, penilaian komite audit terhadap pelaporan kinerja manajemen diharapkan akan semakin objektif dan andal, juga mencegah timbulnya moral hazard (kecurangan agent terhadap principal) dan menengahi agency problem sehingga nantinya principal dan agent akan memiliki keselarasan tujuan yang berimbas pula pada meningkatnya kinerja perusahaan (Widagdo dan Chariri, 2014).

Kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan, yaitu direksi dan komisaris (Pujiati dan Widanar, 2009). Kepemilikan manajerial perusahaan dapat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Apabila dalam perusahaan terdapat kepemilikan manajerial, yaitu direktur memiliki saham perusahaan, maka kinerja perusahaan akan berada pada titik optimal. Ini terjadi karena direktur yang juga sebagai pemilik perusahaan dapat menginstruksikan dan mengendalikan pengelolaan perusahaan secara langsung (Jensen dan Meckling, 1976). Sehingga kemungkinan munculnya agency problem akan semakin tipis jika dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial.

(5)

jumlah lembar saham perusahaan yang beredar secara keseluruhan (Ujiyantho dan Pramuka, 2007).

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Amyulianthy (2012) meneliti tentang Pengaruh Struktur Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik Indonesia. Hasil penelitian ini adalah variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris, dan dewan direksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2012) meneliti tentang Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, sedangkan dewan direksi berpengaruh negatif tidak signifikan.

Penelitian ini mereplikasi penelitian Istiqomah (2015) yang menggunakan variabel independen good corporate governance dan kinerja perusahaan sebagai variabel dependen pada perusahaan manufaktur. Untuk good corporate governance di presentasikan dengan dewan direksi, dewan komisaris independen, ukuran perusahaan dan komite audit.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu: pertama, terletak pada sampel perusahan dan periode penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI periode tahun 2014-2016.

(6)

besar dikalangan masyarakat serta memiliki prospek yang cerah di masa yang akan datang melihat potensi jumlah penduduk yang bertambah besar (investasi.kontan.id).

Perbedaan kedua yaitu peneliti ingin meneliti kembali pengaruh good corporate governance terhadap kinerja perusahaan dengan mengambil variabel komite audit, dewan direksi dan dewan komisaris serta menambah 3 variabel yaitu komisaris independen, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Perbedaan ketiga yaitu pada tahun amatan. Penelitian ini menggunakan periode 2013-2016 karena di tahun tersebut data laporan yang diambil untuk di uji hasilnya masih relevan dengan tahun sekarang.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah Dewan Direksi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan? 2. Apakah Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan? 3. Apakah Komite Audit berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan?

4. Apakah Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan? 5. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap kinerja

perusahaan?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Menguji pengaruh Dewan Direksi terhadap Kinerja Perusahaan. 2. Menguji pengaruh Dewan Komisaris terhadap Kinerja Perusahaan. 3. Menguji pengaruh Komite Audit terhadap Kinerja Perusahaan.

4. Menguji pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Perusahaan. 5. Menguji pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Perusahaan. D. MANFAAT PENELITIAN

(7)

2. Bagi perusahaan, dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya good corporate governance dalam mengelola suatu perusahaan dan perlunya pengungkapan yang reliable dan complete untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Waskito dan kawan-kawan, 2014 yang menunjukkan hasil bahwa konsumen di Yogyakarta memiliki persepsi yang tinggi mengenai makanan

Semangat untuk memajukan jurusan timbul dengan sendirinya, karena Saya mendengar langsung usulan, kritik, dan pendapat yang disampaikan dari para Dosen dalam

Diperolehhasil penelitian bahwa siswa yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori baik memiliki frekuensi terbanyak yaitu 12 siswa (43%).Persentase rata-rata kemunculan

Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Rasio Likuiditas (terdiri dari rasio lancar dan rasio quick ), Rasio Aktivitas (terdiri dari rata-rata umur

Durasi yang dianjurkan adalah 30-60 menit setiap kali berolahraga.Sebaiknya penderita DM melakukan latihan fisik tidak lebih dari 60 menit, karena dapat menimbulkan

Bagi Ilnru Pendidikan, Sebagai wahana pengetahuan yang dapat memberikan informasi tentang peningkatan hasil belajar zat adiktif dan psikohopika dalam mata pelajaran

Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan dalam sebelumnya, maka Dinamika Proses pemekaran Indragiri Hilir Tahun 2008-2010, dapat ditarik kesimpulan bahwa

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang digunakan untuk Responden wanita PUS, dengan variabel dalam penelitiannya adalah: 1) status wanita dalam