vii
ABSTRAK
KECEMASAN TERHADAP KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG PERNAH MENGALAMI KEGUGURAN KARENA TORCH
Nama : R. V. Listiorini Nim : 01911459
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH (Toxo, Rubella, CMV dan Herpes). Banyak calon ibu yang merasa trauma karena pernah mengalami kegagalan dalam melahirkan seorang bayi atau melahirkan bayi yg cacat. Kecemasan dapat juga terjadi pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TOCRH diungkap dengan skala kecemasan dengan koefisien reliabilitas 0,939. Skala kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH menggunakan aspek-aspek yang meliputi : aspek kognitif, aspek emosional dan aspek fisiologis. Analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dari analisis deskriptif yang menunjukkan bahwa sebanyak 29.7% termasuk kategori tinggi dan 27% termasuk kategori sangat tinggi.
viii
ABSTRACT
ANXIETY TO PREGNANCY OF PREGNANT MOTHER EVER SINCE MISCARRIED TORCH
Nama : R.V.Listiorini Nim : 019114159
The purpose of this research was to investigate level of anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH (Toxo, Rubella, CMV and Herpes). Many futures mothers who feel the trauma of having been failed giving in birth of a baby or gave birth defect baby. Anxiety may also acuur in pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH. Subjects in this study were pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH.
This research was a descriptive study. Data collection techniques was performed by distributing questionnaires. Anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH measured by anxiety scale with a reliability coefficient of 0, 939. Anxiety scale to pregnancy of pregnant mother who have experienced a miscarriage because of TORCH uses aspects including : was cognitive, emotional and physiology. Analysis of research data using descriptive analysis.
The results of this study showed that the level of anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH catagorized high. This is indicated by as many as 29,7% including the high category dan 27% including very high category.
i
KECEMASAN TERHADAP KEHAMILAN PADA IBU HAMIL
YANG PERNAH MENGALAMI KEGUGURAN KARENA TORCH
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
RAFLESIA VERONICA LISTIORINI
NIM : 019114159
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
MOTTO
Kita BISA meraih apapun mimpi kita untuk merubah
dunia. Kekuatan untuk meraih mimpi akan selalu ada.
Mimpi yang dibangun tak akan menjadi nyata kalau kita
tidak berusaha mencoba meraihnya dan percaya bahwa
mimpi itu akan menjadi nyata.
Aku BISA, Aku pasti BISA !
Jangan mengharapkan menjadi apa-apa selain menjadi dirimu
sendiri, dan cobalah menjadi dirimu yang sempurna.
(
Santo Francis DeSalas)
Aku berkata kepadamu : “Engkau hambaKu, Aku telah memilih
engkau dan tidak menolak engkau.” Janganlah takut, sebab Aku
menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu.
Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau.
Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa
v
KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK
TUHAN YESUS
Untuk kesempatan dan berkat setiap hari dalam kehidupan ku.
Papa dan Mama
Yang selalu mendukung, memberikan semangat dan faslititas selama
adek kuliah di yogya.
Pradana Waskitha Adi
Suamiku tercinta, yang senantiasa menemani aku dalam suka maupun
duka. I love U…..
Michael Davin Pradana
My Son. Berkat Davin, bunda semangat belajar lagi. I love U son.(RIP )
Daniel dan Jojo
My Lovely brother. Makasih sudah menemani mba Rini selama di Yogya.
Tuhan membuat segala sesuatu yang indah tepat pada waktunya,bahkan Ia
memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi Manusia tidak dapat
menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir Yakin,
berserah dan berusaha…Tuhan pasti buka jalan dalam setiap langkah
kehidupanmu….
vii
ABSTRAK
KECEMASAN TERHADAP KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG PERNAH MENGALAMI KEGUGURAN KARENA TORCH
Nama : R. V. Listiorini Nim : 01911459
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH (Toxo, Rubella, CMV dan Herpes). Banyak calon ibu yang merasa trauma karena pernah mengalami kegagalan dalam melahirkan seorang bayi atau melahirkan bayi yg cacat. Kecemasan dapat juga terjadi pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TOCRH diungkap dengan skala kecemasan dengan koefisien reliabilitas 0,939. Skala kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH menggunakan aspek-aspek yang meliputi : aspek kognitif, aspek emosional dan aspek fisiologis. Analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dari analisis deskriptif yang menunjukkan bahwa sebanyak 29.7% termasuk kategori tinggi dan 27% termasuk kategori sangat tinggi.
viii
ABSTRACT
ANXIETY TO PREGNANCY OF PREGNANT MOTHER EVER SINCE MISCARRIED TORCH
Nama : R.V.Listiorini Nim : 019114159
The purpose of this research was to investigate level of anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH (Toxo, Rubella, CMV and Herpes). Many futures mothers who feel the trauma of having been failed giving in birth of a baby or gave birth defect baby. Anxiety may also acuur in pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH. Subjects in this study were pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH.
This research was a descriptive study. Data collection techniques was performed by distributing questionnaires. Anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH measured by anxiety scale with a reliability coefficient of 0, 939. Anxiety scale to pregnancy of pregnant mother who have experienced a miscarriage because of TORCH uses aspects including : was cognitive, emotional and physiology. Analysis of research data using descriptive analysis.
The results of this study showed that the level of anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH catagorized high. This is indicated by as many as 29,7% including the high category dan 27% including very high category.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Kecemasan terhadap Kehamilan pada Ibu Hamil yang pernah Mengalami Keguguran Karena TORCH”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi, program studi psikologi.
Skripsi ini tersusun atas bantuan serta dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, ijinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus. Terima kasih Tuhan, atas berkat-Mu dalam kehidupan hamba-Mu ini. Tuhan sudah baik buat saya…bahkan terlalu baik buat saya… 2. Bapak P.Eddy Suhartanto, S.Psi.,M.Si selaku dekan fakultas psikologi
Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing akademik. Terima kasih atas kesabaran bapak dalam mengasuh dan membimbing saya.
3. Ibu Silvie CMYM, S.Psi.,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih ibu masih mau membimbing saya, hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir saya. Terima kasih atas kesabaran dalam membimbing saya, terima kasih atas waktunya maaf bila saya sering telat dalam mengikuti bimbingan skripsi. Tuhan Memberkati.
xi
5. Buat Keluarga tercinta yang di Solo. Papa dan Mama. Akhirnya anakmu selesai juga pah. Maaf jika terlalu lama menunggu. Terima kasih atas bantuannya, baik doa-doanya dan kesabarannya yang mau anterin adek ke yogya. Tuhan Memberkati papa dan mama.
6. Buat my brother..Deny dan Jojo Ace…mba’mu wis rampung kie..kapan nyusul…Jangan lama-lama ya, biar gak mahal di ongkos. Hehehe…
7. Buat Pradana Waskitha Adi, suamiku tercinta. Makasih ya mas, buat perhatian, kesabaran dan kesetianmu yang senantiasa menemani aku ke yogya. Dan mau menemani ngerjain skripsi sampe tengah malam. I love u….
8. Buat Michael Davin Pradana (RIP). Sudah hampir setahun adek pergi, bunda kangen nech ma adek…I love u full my son….God Bless U.
9. Buat Kakung Warno Hadi, mba Indra, mba Danik, mba Eni, mas Joko, mas Budi, mas Kokod dan Om Yudi. Akhirnya saya selesai, terima kasih buat supportnya, biar rini bisa menyelesaikan skripsi ini. Buat keponakanku, Tata, Sabrina, Ocha dan mas Verro, makasih sudah mendukung tante untuk tetap semangat belajar. Terima kasih. Tuhan Memberkati. Buat Titi Sri Wastuti (RIP)…Rini dah selesai bu…Makasih buat semuanya. Rini sayang ibu..
xii
11.Buat Jelly, Rika, Anash, Desy, Silva, Etta, Dion, Tumbur, Seto dan teman-teman angkatan 2001 yang bersama-sama berusaha menyelesaikan tugas akhir di kampus tercinta ini. Terima kasih atas kebersamaan yang singkat ini… 12.Specially buat Maria Cynthia Dewi (RIP). Makasih ya sayang sudah mau jadi
teman dan kakak yang baik sewaktu kita masih kost bersama di Yogya, terima kasih buat semangat dan keceriaan yang selalu menyambut di waktu pagi hari. Tuhan telah memanggil engkau, aku yakin Tuhan udah memberikan tempat yang terbaik buat engkau. Miss u sist, love u…..
13.Buat teman-temanku di Solo yang setia menemani di saat harus ke Yogya, menemani ngobrol di mobil baik Mega, Mitha, Teteh Isti…Hatur Nuhun semuanya.
14.Buat semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang juga telah mendukung dan memberikan dorongan serta bantuan baik secara material maupun spiritual selama penyusunan skripsi ini. Terima kasih. Tuhan memberkati.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu penulis mengharapkan masukan yang membangun baik bagi penelitian ini maupun bagi penulis pribadi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
Yogyakarta, 28 September 2009
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. KECEMASAN . ... 10
xiv
2.Aspek Kecemasan ... ... 12
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ... 13
B. KEHAMILAN ... 15
1. Pengertian kehamilan ………. 15
2. Tanda Kehamilan ……… 18
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan ……….. 20
C. TORCH ... 23
1. Toxoplasma ... 24
2. Rubella ... 25
3. Cyto Megalo Virus ... 26
4. Herpes Simplex ... 26
D. KECEMASAN TERHADAP KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG PERNAH MENGALAMI KEGUGURAN KARENA TORCH ... 27
E. PERTANYAAN PENELITIAN ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Jenis Penilitian ... 32
B. . Identifikasi Variabel Penelitian ... 33
xv
D. . Subjek Penelitian ... 34
E. . Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 34
F. . Validitas dan Reliabilitas ... 36
G. . Metode Analisis Data ... 37
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ... 38
A. . Uji Coba Instrumen Penelitian ... 38
B. . Pelaksanaan Penelitian ... 40
C. Hasil Penelitian Kategorisasi Kecemasan Ibu Hamil .. 41
D. Analisis Data dan Hasil Penelitian ... 42
1. Uji Normalitas ... 42
2. One Sample T Test ... 43
E. Pembahasan ... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
A. . Kesimpulan ... 46
B. . Keterbatasan ... 46
C. . Saran-saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 48
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Distribusi Aitem Skala Kecemasan terhadap Kehamilan pada
Ibu Hamil yang Pernah Mengalami Keguguran karena TORCH
... ... 35
Tabel 2 : Distribusi Aitem Skala Kecemasan Ibu Hamil Pada Saat Uji Coba ... 39
Tabel 3 : Distribusi Aitem Skala Kecemasan Ibu Hamil Setelah Uji Coba ... 39
Tabel 4 : Kategorisasi Skor Skala Kecemasan Ibu Hamil ... 41
Tabel 5 : Hasil Uji Normalitas ... 42
Tabel 6 : One Sample T Test ... ... 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehamilan adalah sebuah keajaiban. Calon ibu akan mulai merasakan
pengalaman yang mendebarkan sekaligus unik dan juga sedikit menakutkan.
Kehamilan adalah sesuatu yang amat berarti, lebih dari sekedar membawa
tambahan beban selama sembilan bulan. Di dalam tubuh calon ibu ada
kehidupan baru yang akan bergantung sebelum dan sesudah dia lahir
(Maulana, 2008).
Kehamilan merupakan salah satu ekspresi perwujudan diri,
perwujudan identitas sebagai calon ibu dan ayah. Kebanggaan tersendiri bagi
wanita dan mewujudkan feminisme, dan untuk menunjukkan jati diri seorang
wanita tersebut kadang – kadang memerlukan biaya yang tidak sedikit
(Kaplan, 1994).
Kehamilan merupakan babak baru dan memberi arti emosional yang
sangat besar dalam kehidupan seorang wanita. Pengalaman baru ini
menimbulkan perasaan bahagia dan penuh harapan sekaligus kecemasan akan
apa yang dialami selama kehamilan (Effendi, 1999). Pada saat wanita hamil
untuk pertama kali, ia akan merasa bangga dan puas akan dirinya karena
merasa dapat menjalankan tugas sebagai wanita normal dan sebagai penerus
Pada sebagian wanita, kehamilan merupakan stressor yang minimal
dan sebagian besar merupakan saat yang membahagiakan dalam kehidupan.
Kemampuan dalam menghadapi keadaan tersebut tergantung pada usia,
pendidikan, maturitas, kepribadian, pengalaman kehamilan dan persalinan
sebelumnya, dan keadaan sosial ekonomi (Kebidanan Nanonina,2009 ).
Perasaan cemas seringkali menyertai kehamilan terutama pada seorang
ibu yang labil jiwanya. Kecemasan ini mencapai klimaksnya nanti pada saat
persalinan. Rasa nyeri pada waktu persalinan sudah sejak dahulu menjadi
pokok pembicaraan para wanita. Oleh karena itu banyak calon ibu yang muda
belia menghadapi kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas
(Maramis, 1986). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa wanita –
wanita yang mengalami kecemasan sewaktu hamil akan lebih banyak
mengalami persalinan abnormal (Indriyani, 2008).
Kehamilan bagi beberapa wanita juga merupakan ujian berat yang
menimbulkan berbagai macam ketakutan (Kartono, 1992). Ketakutan ini bisa
disebabkan akan adanya sejumlah masalah yang biasanya terjadi pada
kehamilan, misalnya infeksi TORCH pada ibu hamil.
TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat
jenis penyakit infeksi, yaitu toksoplasma, rubela, cytomegalovirus, dan
herpes. Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapat membahayakan bagi janin yang dikandungnya. Akibat yang paling vatal adalah terjadinya
Pada infeksi TORCH, gejala klinis sering kali tidak spesifik, sehingga
sulit dibedakan dengan penyakit lain. Oleh karena itu, pemeriksaan
laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mendiagnosis TORCH.
Keempat jenis penyakit infeksi ini sama-sama berbahaya bagi janin bila
infeksi diderita oleh ibu hamil dan dapat menyebabkan rusaknya vertilitas
pada ibu hamil (Juanda, 2007). Sel telur maupun sel inti pada ibu hamil
dirusak oleh virus tersebut sehingga sel telurnya mengecil dan tidak bisa
dibuahi. Dengan adanya infeksi TORCH ini, pada ibu bisa menyebabkan
mioma, penyumbatan atau pelengketan, sehingga sel telur tidak bisa dibuahi
dan mengakibatkan sulit hamil.
Pada infeksi toksoplasma yang disebabkan oleh parasit yang disebut
toksoplasma gondi, dampaknya bagi ibu hamil adalah abortus spontan atau keguguran (4%), lahir mati (3%), atau bayi menderita toksoplasmosis
bawaan. Risiko terjadinya infeksi meningkat menurut lamanya kehamilan
dan kurang-lebih 15,30 serta 60 persen dalam trimester pertama, kedua dan
ketiga (Remington dan Desmonts, 1983, seperti dikutip oleh Suheimi
dalam DR.H.K.Suheimi, 2009). Menyangkut infeksi rubella yang
disebabkan oleh virus rubella, akan sangat berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi
terjadi pada bulan pertama kehamilan, maka resiko terjadinya kelainan adalah
50%, namun jika infeksi terjadi pada trismester pertama, maka resikonya
menjadi 25% (America College of Obstetrician and Ginecologist, 1981 dalam
Virus serupa yang harus diwaspadai oleh ibu hamil adalah CMV
(cytomegalovirus) yang termasuk golongan virus keluarga herpes. Virus ini dapat mempengaruhi perkembangan kehamilan. Jika ibu hamil terinfeksi,
maka janin yang dikandung mempunyai resiko tertular, sehingga mengalami
gangguan, misalnya pembesaran hati, kuning, pengapuran otak, ketulian,
retradasi mental, dan lain-lain. Selain itu jika virus-virus ini tidak segera
diatasi akan mengakibatkan keguguran. Virus lainnya yang harus diwaspadai
adalah virus herpes simpleks tipe II (HSV II). Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya memperlihatkan lepuh pada kulit. Hal ini
tidak selalu muncul, sehingga mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV II pada
bayi yang baru lahir pada berakibat fatal pada lebih dari 50 kasus (Maulana,
2009).
Data penelitian di RSUP Sanglah Denpasar menyebutkan bahwa dari
100 subjek penelitian yang dipilih secara acak ,dilakukan tes pemeriksaan
TORCH dengan batasan umur termuda 18 tahun dan umur tertua 40 tahun.
Didapatkan hasil pemeriksaan TORCH sebagai berikut yaitu Toxoplasma IgG positif 21% dan IgM positif 5%, Rubella IgG positif 73% dan IgM positif
1%, CMV IgG positif 95% dan IgM positif 0% , untuk HSVII IgG positif 56% dan IgM positif 21%. Selain itu, didapatkan bahwa ibu yang melahirkan bayi
Menurut Yayasan Aquatreat Therapy Indonesia dengan mengambil
subjek penelitian 100 ibu-ibu hamil se-Jabotabek yang diambil secara acak,
yang mengalami keluhan dan terjangkit virus TORCH. Diperoleh data bahwa
62% dari ibu hamil tersebut pernah mengalami keguguran atau abortus, 24%
bayi yang dikandung meninggal di dalam kandungan dan sisanya 14%
melahirkan bayi yang cacat (Juanda, 2007)
Wanita yang pernah mengalami keguguran karena TORCH tentunya
akan mengalami dampak psikologis jika kelak hamil kembali. Dampak
psikologis yang muncul misalnya kecemasan terhadap kehamilan. Kecemasan
adalah keadaan individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah dan
aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak
jelas, non spesifik (Carpenito, 2001). Kecemasan secara umum juga dapat
didefinisikan sebagai suatu keadaan psikologis pada diri individu yang terus
menerus berada dalam perasaan khawatir yang ditimbulkan oleh adanya
konflik di dalam indifidu itu sendiri (Walgito, 2002). Kekhawatiran ini dapat
berupa ketidak tentraman atau perasaan takut, gelisah, mudah tersinggung, dan
tertekan. Jadi, apabila seseorang menyadari bahwa hal-hal yang tidak bisa
berjalan dengan baik pada situasi tertentu akan berakhir tidak enak maka
mereka akan cemas. Kondisi-kondisi atau situasi yang menekan akan
memunculkan kecemasan.
Menurut {McMahon, 1986 dalam (Sarjono,2009)}, kecemasan
disebabkan oleh faktor kognitif dan lingkungan. Dilihat dari aspek kognitif,
menakutkan dan pernah menimbulkan situasi yang menimbulkan rasa sakit.
Jadi, wanita yang pernah memiliki pengalaman keguguran akibat TORCH
tentunya akan lebih antisipatif terhadap situasi yang menakutkan tersebut
karena dia pernah mengalami sakitnya proses keguguran dan perasaan
tertekan karena gagal melahirkan.
Faktor utama yang menyebabkan kecemasan terhadap kehamilan pada
ibu yang pernah mengalami keguguran akibat TORCH salah satunya adalah
infeksi TORCH. Seperti diungkapkan oleh Carpenito (2001), penyakit adalah
salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan. Dikatakan bahwa seseorang
yang menderita penyakit akan lebih mudah mengalami kecemasan
dibandingkan dengan orang yang tidak sedang menderita penyakit. Jadi, jika
dianalogikan pada seorang wanita yang pernah keguguran karena TORCH
dengan wanita yang pernah hamil dalam kondisi sehat tentunya ibu hamil
dengan pengalaman keguguran akibat TORCH lebih cemas terhadap
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang sehat walafiat hingga
melahirkan.
Selain faktor penyakit, proses belajar menurut Mowrer (dalam
Goldstein & Krasner, 1988: 282) juga dapat menimbulkan kecemasan.
Manusia mempelajari respon terhadap stimulus yang memperingatkan adanya
peristiwa berabahaya dan menyakitkan yang pernah terjadi. Jadi, jika
dikaitkan dengan ibu hamil yang pernah keguguran karena TORCH, maka
pengalaman keguguran tersebut akan terekam kembali jika si ibu kembali
kehamilan. Keguguran mungkin akan meninggalkan “luka” yang memerlukan
waktu cukup lama untuk bisa sembuh. Keguguran memang suatu keadaan
yang perlu waspadai karena persentase kemungkinan terjadinya kondisi ini
cukup tinggi. Menurut Lestariningsih (2008) angka keguguran mencapai
sekitar 15-40% angka kejadian, diketahui pada ibu yang sudah dinyatakan
positif hamil, dan 60-75% angka keguguran terjadi sebelum usia kehamilan
mencapai 12 minggu. Seorang wanita yang hamil dikatakan keguguran abila
janin keluar pada saat usia kehamlian belum mencapai 20 minggu, sedangkan
WHO (Badan Kesehatan Dunia) menetapkan definisi keguguran terjadi
sebelum kehamilan mencapai 22 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram.
Perasaan bahagia dan cemas yang dialami wanita yang berencana
untuk hamil tidaklah sama karena masing-masing individu mengalami
perasaan dan kecemasan yang berbeda terhadap hal yang berbeda juga.
Kecemasan serta ketakutan ini menjadi beban psikis tersendiri yang berkaitan
dengan emosi ketika sang wanita benar-benar hamil. Kecemasan ini dapat
menyebabkan gangguan, baik pada ibu hamil itu sendiri maupun pada bayi
yang sedang dikandung karena emosi ibu pada saat hamil sangat berpengaruh
pada janin yang sedang dikandung (Suririnah, 2008).
Kecemasan yang paling besar bagi wanita hamil adalah keguguran
apalagi bagi wanita yang pernah mengalaminya. Seorang wanita yang
mempunyai riwayat keguguran atau pendarahan pasca kelahiran memang
Oleh karena itu sebelum berencana untuk hamil, seorang wanita harus
melakuan persiapan mental, apalagi bagi wanita yang pernah mengalami
keguguran.
Menurut Collins dan Susabda (1983) seperti dimuat dalam (Sarjono,
2009) kecemasan antara lain timbul karena adanya threat (ancaman) dan fear
(ketakutan). Terkait dengan kecemasan terhadap kehamilan maka ancaman
yang muncul pada ibu yang pernah mengalami keguguran akibat TORCH
adalah kembali terjangkit oleh virus-virus tersebut sehingga kemungkinan
keguguran tetap ada. Kondisi ini kemudian memunculkan ketakutan, yaitu
ketakutan bahwa pengalaman di masa lalu akan dialami kembali.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa seorang ibu yang pernah
mengalami pengalaman keguguran akibat TORCH disarankan untuk
memeriksakan status kesehatannya, baik fisik maupun mental, jika kelak
berencana untuk hamil. Perlu dipahami pula bahwa kecemasan pada ibu
hamil apalagi jika telah mengkronis menjadi stres, dapat mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan
perkembangan atau gangguan emosi saat lahir jika kecemasan yang tinggi
pada ibu tidak tertangani dengan baik (Maulana, 2009).
Mencermati kasus keguguran akibat TORCH tersebut membuat
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai kecemasan
terhadap kehamilan pada ibu yang pernah mengalami keguguran karena
TORCH. Penelitian ini amatlah penting guna melihat secara lebih mendalam
tingkat kecemasan ibu terhadap kehamilan agar kelak jika dia hamil maka
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana tingkat kecemasan ibu terhadap kehamilan pada ibu
hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecemasan
terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena
TORCH.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai
bahan masukan bagi teori-teori psikologi, khususnya psikologi wanita
menyangkut aspek kecemasan terhadap kehamilan .
2. Secara praktis. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap sejauh mana
tingkat kecemasan mereka terhadap kehamilan, sehingga dapat dilakukan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap perubahan lingkungan
yang membawa perasaan yang tidak senang atau tidak nyaman yang
disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustasi yang mengancam,
membahayakan rasa aman, keseimbangan atau kehidupan seorang individu
atau kelompok biososialnya (Nuhriawangsa,1980). Kecemasan adalah
perasaan individu dan pengalaman subjektif yang tidak diamati secara
langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidaktahuan
dan didahului oleh pengalaman baru (Struat dkk, 1998).
Selain itu kecemasan adalah perasaan yang menyebar, yang sangat
tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan
terjadi. Perasaan ini sering disertai dengan satu atau beberapa reaksi badaniah
yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang. Perasaan ini dapat
berupa rasa kosong di pusat perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat
berlebihan, sakit kepala, rasa ingin bergerak dan gelisah (Carpenito dalam
Kebidanan Nanonina)
Kecemasan berbeda dengan ketakutan. Objek dari ketakutan dapat
diidentifikasi, sedang kecemasan objeknya tidak jelas dan seringkali tidak
diketahui terhadap apa. Intensitas perasaan cemas juga lebih sering muncul
dan tidak dapat diprediksi kemunculannya, seringkali terhadap hal-hal yang
tidak rasional sedang ketakutan intensitasnya datang sesuai dengan besar
kecilnya penyebab perasaan takut tersebut.
Kecemasan dapat pula didefinisikan sebagai bentuk perasaan khawatir,
gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan yang biasanya
disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan
tidak mampu dalam menghadapi suatu masalah (Hurlock, 1990). Senada
dengan Hurlock (1990), Kartono (1997) melihat kecemasan sebagai
ketidakberanian individu dalam menghadapi suatu masalah dan ditambah
dengan adanya kerisauan terhadap hal-hal yang tidak jelas merupakan
tanda-tanda kecemasan pada individu.
Serupa dengan definisi para ahli diatas, Carpenito (2001) lebih melihat
kecemasan sebagai keadaan individu atau kelompok yang mengalami perasaan
gelisah dan aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman
yang tidak jelas, non spesifik. Kecemasan dapat dimaknai pula sebagai unsur
kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki
seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah
suatu keadaan atau perasaan yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan
perasaan khawatir, tegang, takut dan tidak berdaya dalam tingkat yang
berbeda-beda karena ketidakmampuan menyesuaikan diri yang timbul pada
saat menghadapi suatu situasi. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik,
dialami secara subjektif dipacu oleh ketidaktahuan yang didahului oleh
pengalaman baru dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.
2. Aspek Kecemasan
Colhoun dan Acocella (1990) menyebutkan bahwa kecemasan itu
terdiri dari tiga aspek yaitu:
a. Aspek Kognitif, ditunjukkan dengan adanya kekhawatiran individu
terhadap konsekuensi-konsekuensi negatif yang akan mungkin dialami
atau adanya pikiran yang negatif.
b. Aspek Emosional, merupakan kecemasan yang berkaitan dengan
reaksi afeksi individu. Komponen ini ditunjukkan dengan munculnya
kondisi perasaan yang tidak menyenangkan seperti kegugupan,
kegelisahan dan ketegangan.
c. Aspek Fisiologis, munculnya reaksi tubuh yang sebagian besar
merupakan hasil kerja sistem syaraf otonom yang mengontrol berbagai
otot dan kelenjar tubuh. Pikiran individu yang dikuasai oleh
kecemasan maka sistem syaraf otonom akan berfungsi dan akan
darah meningkat, nafas menjadi cepat dan terjadi gangguan
pencernaan.
Aspek-aspek kecemasan terhadap kehamilan yang digunakan untuk
mengukur tingkat kecemasan dalam penelitian ini.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan
a. Umur
Prawirohardjo (2003) menspesifikasikan umur ke dalam tiga
kategori, yaitu kurang dari 20 tahun (muda), 20-30 tahun (menengah)
dan lebih dari 30 tahun (tua). Soewandi (1997) mengungkapkan bahwa
umur yang lebih muda ternyata lebih mudah menderita stress daripada
umur tua.
b. Keadaan Fisik
Menurut Carpenito (2001) penyakit adalah salah satu faktor yang
menyebabkan kecemasan. Seseorang yang sedang menderita penyakit
akan lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan dengan orang
yang tidak sedang menderita penyakit.
c. Sosial Budaya
Menurut Soewandi (1997), cara hidup orang dimasyarakat juga
sangat memungkinkan timbulnya stress. Individu yang mempunyai cara
hidup yang teratur akan mempunyai filsafat hidup yang jelas sehingga
umumnya lebih sukar mengalami stress. Demikian juga dengan
d. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan
respon terhadap sesuatu yang datang, baik dari dalam maupun dari luar.
Orang yang akan mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan
respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang tidak
berpendidikan. Kecemasan adalah respon yang dapat dipelajari. Dengan
demikian pendidikan yang rendah menjadi faktor penunjang terjadinya
kecemasan.
e. Tingkat Pengetahuan
Soewandi (1997) mengatakan bahwa pengetahuan yang rendah
mengakibatkan seorang mudah mengalami stress. Ketidaktahuan
terhadap suatu hal dianggap sebagai tekanan yang dapat mengakibatkan
krisis dan dapat menimbulkan kecemasan. Stress dan kecemasan dapat
terjadi pada individu dengan tingkat pengetahuan yang rendah,
B.Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan salah satu kebahagiaan yang tidak ternilai
bagi seorang ibu, begitu juga bagi ayah (suami). Karena hanya dengan
kehamilan dan melahirkan anak inilah sebagian besar wanita baru akan
merasa menjadi wanita yang sempurna. Ketika kata “hamil” atau “positif”
terdengar di telinga maka keluargapun akan merasa sangat bahagia terlebih
lagi bagi yang baru saja menikah atau belum pernah dikaruniai keturunan
sebelumnya. Kehadiran seorang anak, tentu akan membawa kebahagiaan
bagi pasangan suami istri.
Kehamilan akan terjadi apabila sel telur yang dikeluarkan sebulan
sekali oleh wanita yang masih dalam usia subur dibuahi oleh sperma yang
dikeluarkan oleh laki-laki. Secara normal, pertemuan antara sperma dan
sel telur ini terjadi melalui hubungan seksual antara laki-laki dan wanita.
Sedangkan pembuahan terjadi di dalam rahim ketika wanita sedang berada
pada masa subur (Kissanti, 2008). Telur yang telah dibuahi sperma
tersebut akan menempel pada dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang
selama kira-kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada kehamilan
normal.
Dalam masa kehamilan ada beberapa perubahan yang terjadi pada
ibu hamil yaitu perubahan fisik dan perubahan psikis.
Perubahan-perubahan tersebut kadang menimbulkan dampak buruk bagi ibu hamil
bentuk pinggul mulai menyesuaikan dengan usia bayi, kaki kram dan
bengkak, varises, strecth mark,dan masih banyak perubahan dari kondisi tubuh ibu hamil (Suririnah, 2008). Adanya perubahan hormon yang
mempengaruhi mood ibu secara keseluruhan, sehingga ibu sering merasa
kesal, jenuh atau sedih (Indriyani, 2008).
Keadaan fisik yang berubah saat hamil. Menjelang usia kehamilan
tertentu, ibu akan mengalami kesulitan tidur. Hal ini menyebabkan ibu
akan merasa letih keesokan harinya dan kult muka akan menjadi kusam
(Maulana, 2009). Adanya masalah pada kandungan seperti kandungan
lemah, mual dan muntah pada awal kandungan dapat menyebabkan ibu
menjadi cemas. Ibu yang terus menerus memperhatikan bayinya akan
membuat ibu menjadi tertekan (Maulana,2009).
Masa subur adalah waktu di mana sel telur yang telah matang
untuk dibuahi oleh sperma. Pada setiap wanita usia subur, setiap bulannya
telah secara teratur akan terjadi pematangan satu atau lebih satu sel telur.
Menurut Indiyani (2008) Cara menghitung masa subur itu sendiri
bermacam-macam jenisnya :
a) Sistem Kalender : misal seseorang dengan siklus normal yaitu 28
hari maka masa subur berlangsung pada hari ke 13- hari ke 15
sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan bagi siklus haid yang
tidak teratur, pertama dicatat panjang siklus haid
sekurang-kurangnya 3- 6 bulan berturut-turut atau 6 siklus. Dari jumlah hari
subur terakhir, sedangkan jumlah hari pada siklus terpendek
dikurangi 8, sehingga akan diperolah hari subur pertama dari siklus
tersebut (Indriyani, 2008). Misal: siklus terpanjang adalah 32,
sedangkan siklus terpendek adalah 26 maka masa subur dapat
dihitung, 32-11= 21 dan 26-8= 18, maka masa subur berlangsung
pada hari ke 18- hari ke 21.
b) Metode Lendir Serviks : Lendir ini dihasilkan oleh leher rahim atau
serviks. Saat ovulasi atau masa subur, akan bertambah jumlahnya
dengan warna yang jernih dan elastis. Untuk memeriksa elastisitas
bisa dilakukan dengan memasukkan jari telunjuk ke vagina sampai
menyentuh serviks, lalu setelah penuh maka dikeluarkan, dengan
bantuan si ibu jari, cairan tersebut ditarik pelan-pelan sampai
terputus. Bila putus kurang dari 10 cm, maka wanita tersebut bukan
dalam masa subur, namun bila hingga 10 cm maka sedang berada
pada masa subur.
c) Suhu Tubuh: Metode ini sedikit rumit, namun mudah dilakukan
oleh setiap pasangan subur, caranya mudah, hanya dengan
mengukur suhu tubuh wanita sejak siklus pertama haid sampai haid
berikutnya pada pagi hari (catatan setiap bangun tidur). Suhu
tersebut dicatat, saat ovulasi akan terjadi peningkatan suhu tubuh
2. Tanda kehamilan
Pada kehamilan akan ditemukan beberapa gejala dan tanda-tanda awal
kehamilan, yaitu :
a) Tidak mendapatkan menstruasi
Salah satu pertanda bahwa wanita memang tengah hamil adalah
dengan terhentinya siklus menstruasi (Suririnah, 2008). Untuk itu,
hendaknya setiap wanita senantiasa mengingat tanggal pertama
ketika datang bulan “haid”. Dengan mengetahui kapan tanggal
pertama datangnya haid, maka akan lebih mudah untuk mengetahui
usia kandungan yang tengah tumbuh di dalam perut ibu.
b) Mual dan muntah
Pada bulan pertama ketika masa kehamilan, biasanya seorang
wanita akan mengalami mual dan muntah yang biasa dikenal
dengan “morning sickness” . Sesuai dengan sebutannya, kebiasaan
mual dan muntah ini hanya terjadi di pagi hari. Hal ini terjadi
karena adanya perubahan hormonal pada sang ibu.
c) Sering buang air kecil
Hal ini terjadi karena tekanan dari rahim yang membesar terhadap
kandung kencing. Biasanya gejala ini akan berkurang ketika
kandungan mencapai usia 12 minggu, namun akan muncul kembali
d) Payudara membesar
Payudara menjadi lebih kencang dan lebih besar. Puting susu
membesar dan berwarna lebih gelap, kadang-kadang terasa gatal
dan sakit serta lebih sensitif terhadap sentuhan.
e) Mengidam
Beberapa wanita akan merasa menginginkan makanan tertentu. Ini
terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan.
f) Meningkatnya suhu tubuh
Jika setelah ovulasi suhu tubuh anda masih tetap tinggi (sekitar
37,2-37,9ºC ) (Indriyani, 2008)
g) Rasa mengantuk
Timbul rasa mengantuk yang berlebihan meskipun sudah cukup
tidur, yang bukan disebabkan kelelaha tetapi karena adanya
perubahan hormonal selama proses kehamilan.
h) Rahim dan perut membesar
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan
Menurut Indriyani (2008), ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan,
yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
a. Faktor Fisik. Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan
status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan
memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat,
puskesmas, rumah bersalin atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan
dari pemeriksaan kehamilan yang disebut Ante Natal Care (ANC) adalah :
1) Memantau kemajuan kehamilan. Kesehatan ibu dan janin dapat
dipastikan keadaanya.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental
ibu. Karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas
kesehatan akan selalu memberikan saran dan informasi yang
berguna bagi ibu dan janinnya.
3) Mengenali sejak dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi.
Mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan
pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya.
4) Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat.
Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi
yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil,
maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar
5) Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika
kehamilan dan persalinan dapat berjalan lancar, maka
diharapkan masa nifas pun dapat berjalan dengan lancar.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi.
Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah
jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa
kekurangan suatu apapun.
Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka
dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya
secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat. Selain itu, status
gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama
masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu akan menyebabkan akibat
yang buruk bagi ibu dan janin. Ibu dapat menderita anemia, sehingga
suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan
terhambat. Di lain pihak, kelebihan gizi ternyata dapat berdampak
yang tidak baik terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar
melebihi berat normal sehingga ibu akan mengalami kesulitan saat
proses persalinan. Yang harus diperhatian adalah ibu hamil harus
banyak mengkonsumsi makanan kaya serat protein (tidak harus protein
hewani), protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk
dikonsumsi, banyak minum air putih dan mengurangi makanan yang
b. Faktor Psikologis.
1) Stressor. Stres yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami
keterhambatan perkembangan dan gangguan emosi saat lahir
nanti jika stres pada ibu tidak tertangani dengan baik.
2) Dukungan Keluarga. Merupakan andil yang besar dalam
menentukan status kesehatan ibu. Jika semua mendukung
dalam berbagai hal, maka ibu akan merasa lebih percaya diri,
lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan
dan masa nifas.
c. Faktor Sosial Budaya dan Ekonomi. Faktor ini mempengaruhi dari
gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu ekonomi. Gaya
hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan oleh ibu hamil.
Perilaku makan juga diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan
adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang oleh adat padahal baik
untuk gizi ibu hamil maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga,
personal hygiene. Ibu hamil harus menjaga kebersihan dirinya,
mengganti pakaian dalamnya setiap kali merasa lembab, menggunakan
bra yang menunjang payudara dan pakaian yang menyerap keringat.
Ekonomi menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat.
Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan
kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga
adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin,
maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.
C. TORCH
TORCH adalah singkatan dari beberapa penyakit infeksi yang dapat
menyebabkan bayi lahir dengan kelainan kongenital yaitu Toxoplasma (Toxo),
Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes Simpleks (HSV1 dan HSV2).
Pada infeksi TORCH, gejala klinis sering kali tidak spesifik, sehingga sulit
dibedakan dengan penyakit lain. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium
sangat diperlukan untuk membantu mendiagnosis TORCH. Keempat jenis
penyakit infeksi ini, sama-sama berbahaya bagi janin bila infeksi diderita oleh
ibu hamil dan dapat menyebabkan rusaknya vertilitas pada ibu hamil (Juanda,
2007). Sel telur maupun sel inti pada ibu hamil dirusak oleh virus tersebut
sehingga sel telurnya mengecil dan tidak bisa dibuahi. Dengan adanya infeksi
TORCH ini, pada ibu hamil bisa menyebabkan mioma, penyumbatan atau pelengketan, sehingga sel telur tidak bisa dibuahi dan mengakibatkan sulit
hamil. Toxo tidak menularkan pada pasangan, sedangkan Rubella, CMV, dan
Herpes bisa menular karena virus. Penularan biasanya terjadi melalui hubungan seksual, air liur, keringat, urin darah dan ASI (Air Susu Ibu).
Sehingga kalau wanita mengalami Rubella, CMV, dan Herpes maka suaminya pun akan tertular. Sulitnya kehamilan disebabkan oleh virus tersebut adalah
1. Toxoplasma (Toxo)
Dalam dunia medis, Toxo sering disebut dengan virus kucing. Padahal sesungguhnya ini bukan virus kucing, tetapi parasit darah. Infeksi
Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondii.
Awalnya seseorang yang mengidap Toxo ini tampak sehat tanpa disertai gejala yang spesifik. Kira-kira hanya sekitar 10% yang disertai gejala
ringan, mirip gejala influenza, bisa timbul rasa lelah, malaise, demam dan
umumnya tidak menimbulkan masalah (Juanda, 2007). Tetapi kemudian,
ketika sedang hamil mulai muncul sejumlah gejala. Gejala yang sering
terjadi adalah flek pada wanita yang sedang hamil. Flek ini bisa terjadi terus
menerus sepanjang kehamilan, janin di dalam rahim tidak berkembang,
hamil anggur atau bayinya meninggal pada usia kandungan 7-8 bulan,
bahkan seringkali terjadi keguguran. Toxo bukanlah penyakit yang menular kepada pasangan tetapi menular pada keturunan. Pada Toxoplasma bawaan,
gejala dapat muncul setelah dewasa, misalnya kelainan mata dan telinga,
retardasi mental, kejang-kejang dan ensefalitis. Pemeriksaan yang lazim
dilakukan adalah Anti-Toxoplasma IgG, IgM dan IgA. Pemeriksaan tersebut
perlu dilakukan pada orang yang diduga terinfeksi Toxoplasma, ibu-ibu
2. Rubella
Rubella yang sering disebut dengan campak jerman merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Rubella dapat menyerang siapa saja. Bisa menyerang orang tua, remaja, anak-anak bahkan bayi
sekalipun. Penyakit ini biasanya menyerang pada bagian saluran pernafasan
atau di dalam tenggorokan. Cara penularan bisa melewati udara, ludah,
kontak kulit dan dapat juga lewat kotoran manusia. Virus ini sangat
berbahaya bila menyerang ibu hamil karena bisa mengakibatkan keguguran.
Kalau tidak, bayi yang dilahirkan akan mengalami penyakit katarak, tuli,
hidrocephalus, hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ seperti jantung, paru-paru dan limpa). Bisa menyebabkan berat bayi tidak normal,
keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak, dan beberapa jenis
penyakit lainnya. Pengaruhnya secara langsung kepada janin adalah
keguguran yang bisa mencapai 50%. Sel yang belum matang mudah terkena
virus rubella. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah Anti-Rubella IgG dan IgM, dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kekebalan
pada saat sebelum hamil. Jika ternyata belum memiliki kekebalan
dianjurkan untuk divaksin.
3. Cytomegalovirus (Cmv)
CMV lebih dikenal dengan sebutan virus oportunistik yang
berhubungan dengan penyakit HIV. Virus ini dibawa sekitar 50% populasi
dan 90% penderita HIV. Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat
menyebabkan virus ini dalam kendali. Ketika HIV memperlemah kekebalan
tubuh, maka CMV dapat menyerang beberapa bagian tubuh. Virus ini
termasuk golongan virus keluarga herpes, seperti herpes lainnya, CMV
dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan merupakan penyebab infeksi
yang berbahaya bagi janin bila terinfeksi saat ibu sedang hamil. Virus CMV
akan aktif apabila inang mengalami penurunan kondisi fisik, seperti wanita
yang hamil jika mengalami infeksi maka kelainan yang ditimbulkan
semakin besar. Janin yang dikandung oleh ibu hamil yang terinfeksi akan
mengalami gangguan seperti pembesaran hati, kuning, pengkapuran otak,
tuli, retardasi mental dan masih banyak yang lainnya. Seperti virus yang
lainnya, pemeriksaan laboratorium meliputi Anti CMV IgG dan IgM.
4. Herpes Simpleks (HSV1 Dan HSV2)
Virus HSV ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu HSV1 dan
HSV2. Perbedaannya adalah HSV1 lebih menyerang pada kulit dan selaput
lendir mukosa di mata dan mulut, hidung dan telinga. Membentuk bercak
verikel-verikel kecil sedangkan HSV2 lebih menyerang kulit dan selaput
lendir mukosa pada bagian alat kelamin dan perianal, virus HSV2
membentuk bercak verikel besar, tebal dan terpusat. Wanita hamil yang
menembus plasenta dan menimbulkan kerusakan neonatal, dampak-dampak
kongenital dan kematian janin. Sedangkan pada bayi yang dilahirkan dari
ibu yang terinfeksi virus ini biasanya memperlihatkan lepuh pada kulit,
tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga mungki tidak diketahui.
Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti- HSV 2 IgG dan IgM sangat penting
untuk mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya infeks oleh
virus HSV2 dan mencegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila infelsi terjadi
pada saat kehamilan.
Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapat membahayakan
janin yang dikandungnya. Pada infeksi TORCH, gejala klinis yang ada
sering sulit dibedakan dari penyakit lain karena gejalanya tidak spesifik.
Walaupun kadang-kadang gejala tersebut jarang muncul atau bahkan tidak
muncul sehingga menyulitkan dokter untuk mendiagnosis. Oleh karena itu,
pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mengetahui
infeksi TORCH agar dokter dapat memberikan penanganan atau terapi yang
tepat.
D. Kecemasan Terhadap Kehamilan Pada Ibu Hamil Yang Pernah
Mengalami Keguguran Karena Torch
Toxoplasma,Rubella,Citomegalovirus dan Herpes adalah sejumlah penyakit yang perlu diwaspadai ibu hamil. Penyakit-penyakit ini perlu
diwaspadai karena dapat mengakibatkan kelahiran prematur, cacat bawaan
pada ibu maupun janin di dalam kandungan. Kini diagnosis untuk penyakit
infeksi telah berkembang, dengan pemeriksaan secara imunologis atau deteksi
anti bodi yang spesifik terhadap kuman penyebab infeksi tersebut terhadap
respon tubuh terhadap adanya benda asing (kuman) (Maulana, 2009).
Di beberapa sentra rumah sakit, tak jarang para dokter spesialis
kebidanan dan kandungan menyarankan ibu menjalani tes TORCH setelah
mengetahui dirinya hamil. Tes yang menganalisa adanya empat jenis virus
penyakit berbahaya ini dapat dipakai sebagai acuan untuk tindakan
pencegahan. Bahaya virus TORCH ini sering kali membuat wanita yang
pernah mangalami keguguran akibat virus ini menjadi lebih cemas dalam
menghadapi kehamilan berikutnya.
Kecemasan terhadap kehamilan adalah perasaan yang tidak
menyenangkan yang mengakibatkan perasaan khawatir, tegang, takut dan
tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-beda karena ketidakmampuan
menyesuaikan diri yang timbul pada saat menghadapi situasi kehamilan.
Terkait dengan pengalaman keguguran karena TORCH tentunya wanita yang
pernah mengalaminya akan merasa cemas kejadian itu akan terulang.
Kecemasan memang merupakan bentuk emosi yang sejak dulu dihubungkan
dengan kehamilan. Kecemasan bagi sebagian orang mungkin merupakan
emosi positif sebagai perlindungan menghadapi stresor, tetapi hal ini justru
dapat menjadi masalah apabila berlebihan. Seorang ibu yang secara mental
cukup tabah memang akan berusaha menguasai keadaan dan menganggap
kebahagiaan. Keadaan tersebut tidak demikian bila ibu tidak kuat jiwanya,
sehingga ia akan dihantui rasa cemas.
Menurut (Greenberger & Padesky, 2004 dalam (Sarjono, 2009)).
Kecemasan menyangkut aspek kognitif yang dapat berupa pengalaman di
masa lalu. Seorang ibu yang pernah mengalami keguguran akibat TORCH
tentunya akan menganggap pengalaman tersebut sebagai ancaman, sehingga
mereka akan lebih sering cemas. Wanita lain yang tidak pernah mengalami
pengalaman serupa tentunya memiliki rasa aman dan keselamatan yang lebih
besar ketika menghadapi kehamilannya. Pemikiran tentang kecemasan
berorientasi pada mesa depan dan seringkali memprediksi malapetaka.
Pemikiran yang menghantui kaum ibu setelah mengalami keguguran akibat
TORCH menyangkut kecemasan pada kehamilan pada umumnya dimulai
dengan “Bagaimana kalau...” dan berakhir dengan hal yang fatal. Pemikiran
tentang kecemasan juga sering meliputi citra tentang bahaya.
Pemikiran-pemikiran tersebut menyangkut kejadian yang akan terjadi di masa
mendatang dan semuanya merujuk pada prediksi akan hal-hal yang buruk.
Menurut Collins seperti dikutip oleh Subsada (1983), kecemasan
memang dapat timbul karena adanya fear (ketakutan). Ibu hamil yang pernah keguguran karena TORCH akan merasakan ketakutan akan gagalnya
kehamilan atau keguguran kembali. Kecemasan serta ketakutan ini menjadi
beban psikis tersendiri yang berkaitan dengan emosi ibu hamil dan dapat
yang sedang dikandung karena emosi ibu pada saat hamil sangat berpengaruh
pada janin yang sedang dikandung (Suririnah, 2008).
Ibu hamil yang pernah terinfeksi virus TORCH akan merasakan
kecemasan yang luar biasa. Untuk menghindari kecemasan pada kehamilan
berikutnya sebaiknya seorang wanita yang pernah mengalami keguguran
berusaha untuk ikhlas menerima kenyataan dan mau berbagi rasa dengan
pasangan maupun sesama wanita agar bebannya berkurang. Dia juga harus
belajar untuk santai dan tetap berusaha memupuk keluarga bahagia. Segala
sesuatu yang terkait dengan masalah medis sebaiknya dikonsultasikan dengan
dokter. Sebaiknya dia melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan,
sehingga faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya keguguran yang
dialami dapat diketahui. Dengan melakukan pemeriksaan tersebut maka
sedapat mungkin kemungkinan terjadinya keguguran pada kehamilan
berikutnya bisa dihindari. Asupan gizi, khususnya zat-zat gizi yang penting
untuk membantu mempersiapkan kehamilan dan membantu proses
tumbuh-kembang janin kelak juga harus betul-betul diperhatikan, misalnya,
memenuhi kebutuhan asupan asam folat sebanyak 400 mikrogram setiap hari
(Indriyani, 2008). Gaya hidup sehat harus dipraktekkan, misalnya dengan
melakukan olahraga secara teratur, dan memenuhi kebutuhan tubuh untuk
E. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
“Bagaimana tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Menurut
Sugiyono (2006) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap suatu objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagai mana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. Penelitian ini
akan menggambarkan kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang
pernah mengalami keguguran karena TORCH.
Data yang digunakan adalah data kuantitatif mengenai variabel, yang
diperoleh melalui analisis skor jawaban subyek pada skala sebagaimana
adanya. Hal ini ditunjukan untuk menggambarkan dan mengetahui sejauh
mana tingkat kecemasan ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena
TORCH dan membuat kesimpulan secara umum tingkat kecemasan subyek
penelitian berdasarkan skor aitem skala kecemasan yang disusun oleh peneliti
sehingga akan diperoleh gambaran tingkat kecemasan ibu hamil yang pernah
mengalami keguguran karena TORCH.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami
keguguran karena TORCH.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami
keguguran karena TORCH adalah suatu keadaan atau perasaan yang tidak
menyenangkan yang mengakibatkan ibu mengalami perasaan khawatir,
tegang, takut dan tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-beda karena
ketidakmampuan menyesuaikan diri yang timbul setelah mengalami
keguguran karena TORCH.
Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami
keguguran akan diungkap dengan skala kecemasan yang disusun berdasarkan
aspek-aspek kecemasan yang meliputi:
1. Aspek Kognitif
2. Aspek Emosional
3. Aspek Fisiologis
Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek pada skala Kecemasan
kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran, menunjukkan
semakin tinggi kecemasan kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami
keguguran karena TORCH. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang
pernah mengalami keguguran, menunjukkan semakin rendah Kecemasan
terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran.
D. Subjek Penelitian
Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang pernah
mengalami keguguran karena TORCH minimal sekali. Penelitian ini
mengambil sebanyak 40 subjek dan dilakukan di kota Solo.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui skala. Skala
merupakan daftar pertanyaan yang diberikan atau dikirim kepada orang yang
dimintai keterangan tentang dirinya, bagaimana keadaanya, pendapatnya, dan
keyakinan. Penelitian ini menggunakan skala tunggal yaitu skala Kecemasan
ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.
Skala ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil yang
pernah mengalami keguguran. Skala Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu
hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH merupakan skala
yang disusun sendiri oleh peneliti dengan aspek-aspek meliputi:
1. Aspek Kognitif
2. Aspek Emosional
3. Aspek Fisiologis
Tabel 1
Distribusi Aitem Skala Kecemasan terhadap Kehamilan pada Ibu Hamil yang Pernah Mengalami Keguguran karena TORCH
Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah
Aspek kognitif 1,2,3,4,5,18,19,20 26,27,28,29,30,43, 46
15
Aspek emosional 6,7,8,9,10,16,17,21 31,32,33,34,35,42, 44
15
Aspek fisiologis 11,12,13,14,15,22, 23,24,25
36,37,38,39,40,41, 45,47,48,49,50
20
Total 25 25 50
Penilaian pada skala ini dilakukan dengan menjumlahkan skor yang
diperoleh subjek pada setiap aitem yang dijawab. Pilihan jawaban terdiri dari
empat bagian, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan
Sangat Tidak Setuju (STS). Pada aitem favourable, skor untuk jawaban
Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS)
diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Sedangkan untuk
aitem-aitem unfavourable, skor untuk setiap jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 1, Setuju (S) diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) diberi skor 3, dan
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 4. Semakin tinggi skor kecemasan
terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran yang
diperoleh subjek, maka akan semakin tinggi kecemasan terhadap kehamilan
pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran. Sebaliknya, semakin
rendah skor yang diperoleh subjek, maka semakin rendah pula kecemasan ibu
F. Estimasi Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas
Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian
terhadap isi skala dengan analisis rasional atau profesional adjustment
yaitu penilaian validitas terhadap suatu alat ukur yang diberikan oleh
orang-orang yang dianggap ahli di bidangnya dalam hal ini adalah dosen
pembimbing (Hadi, 1998).
Sebelum alat ukur digunakan, dilakukan pengujian terhadap
validitas setiap item yang terdapat pada alat ukur. Sebuah instrumen atau
alat ukur dikatakan valid apabila aitem-aitem dalam alat ukur tersebut
sesuai dengan konsep variabel yang dimaksud. Artinya, apa yang diukur
memang sesuai dengan kenyataannya di lapangan (Azwar, 2000).
2. Reliabilitas
Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat
dipercaya, jika alat ukur itu mantap, stabil, atau dapat diandalkan
(dependtability). Artinya, pengukuran itu dapat memberikan hasil yang
relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek
yang sama (Azwar, 2000). Reliabilitas alat ukur diketahui dengan
G. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan
gambaran mengenai variabel yang diteliti. Untuk mengetahui bagaimana
tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami
keguguran karena TORCH digunakan one sample t test. One sample t test
berfungsi untuk mengetahui apakah rata-rata empirik kecemasan terhadap
kehamilan pada ibu hamil di atas nilai rata-rata teoritis.
Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil juga dikategorisasikan
dalam lima kelompok kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
sangat rendah. Pengkategorisasian tersebut didasarkan pada nilai rerata dan
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A.Uji Coba Instrumen Penelitian
Peneliti melakukan uji coba alat penelitian menggunakan angket terpakai
yaitu data penelitian yang digunakan sebagai uji coba instrumen dipakai lagi
sebagai data penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan
angket skala penelitian dan meminta responden untuk mengisi angket
penelitian. Penelitian dilakukan di beberapa tempat yaitu Klinik Bersalin Ibu
dan Anak “ Amanah Ibu” dan Dokter Spesialis Kandungan Dr. Soetrisno,
SPOG. Peneliti menyebarkan angket kepada 40 responden yaitu ibu hamil
yang pernah mengalami keguguran karena TORCH, tetapi angket penelitian
yang dikembalikan hanya 37 responden.
Uji coba instrumen penelitian bertujuan untuk melihat daya diskriminasi
item butir dan reliabilitas alat ukur yang kemudian akan digunakan sebagai
alat ukur penelitian. Uji daya diskriminasi item dilakukan dengan
menggunakan koefisien korelasi aitem-total (rix) yang kemudian dibandingkan
dengan harga r tabel sebesar 0,3, pada taraf kesalahan 5% dengan taraf
kepercayaan 95%. Uji validitas aitem pada skala kecemasan ibu hamil
menggunakan program SPSS versi 13.00.
Hasil uji daya diskriminasi item skala kecemasan terhadap kehamilan
pada ibu hamil diketahui terdapat 6 aitem butir yang gugur dari 50 butir aitem
yang diujicobakan yaitu aitem nomor 4, 15, 22, 30, 37, dan 50. Jumlah aitem
yang valid dari skala kecemasan ibu hamil adalah sebanyak 44 aitem. Secara
jelas sebaran nomor aitem yang gugur pada skala kecemasan terhadap
kehamilan pada ibu hamil disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2
Distribusi Aitem Skala Kecemasan terhadap Kehamilan pada Ibu Hamil Pada Saat Uji Coba
Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah
Aspek kognitif 1, 3, 10, 19, 29, 33,
Urutan nomor baru setelah nomor lama dibuang untuk skala kecemasan
ibu hamil dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3
Distribusi Aitem Skala Kecemasan terhadap Kehamilan pada Ibu Hamil Setelah Uji Coba
Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah
Aspek kognitif 1, 3, 10, 19, 29, 33,
Hasil uji reliabilitas skala kecemasan ibu hamil diperoleh nilai koefisien
B.Pelaksanan Penelitian
Peneliti menggunakan try out terpakai. Pengambilan data penelitian
dilakukan dengan membagikan skala penelitian, yakni skala Kecemasan
terhadap kehamilan pada ibu hamil kepada responden 18-37 tahun yang
pernah mengalami keguguran karena TORCH. Proses pengambilan data
penelitian dilakukan pada beberapa tempat yang memenuhi kriteria penelitian.
Di Klinik Bersalin Ibu dan Anak ”Amanah Ibu” dan Dokter Spesialis
Kandungan Dr. Sutrisno, SPOG di kota Solo. Hal ini disebabkan karena
kriteria yang digunakan cukup spesifik, yakni wanita hamil yang pernah
mengalami keguguran karena TORCH.
Skala Kecemasan ini dibagikan kepada responden pada tanggal 14 –
19 September 2009. Waktu yang dibutuhkan dalam pengambilan data
penelitian sebenarnya bisa lebih cepat, namun peneliti mengalami kesulitan
dalam mencari tempat yang berkaitan dengan skala penelitian.
Sebelum dilakukan pemilihan tempat penelitian, peneliti terlebih dahulu
melakukan survey tempat. Tempat tersebut dipilih karena terdapat beberapa
subjek yang memenuhi kriteria penelitian, yakni berusia 18-37 tahun dan
pernah mengalami keguguran karena TORCH, dan mau menjawab beberapa
pertanyaan dari skala penelitian tersebut.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut dilakukan sebagai syarat agar
data penelitian dapat dianalisis. Skala yang dibagikan kepada reponden
berjumlah 40 buah, namun hanya 37 yang kembali dan 6 item yang tidak
item yang dapat dianalisis adalah 44 buah dan subjek penelitian yang
dibutuhkan adalah 37 responden.
C. Hasil Penelitian Kategorisasi Kecemasan Ibu Hamil
Data hasil penelitian dapat kategorisasi dalam lima kelompok kategori
yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Pengkategorian
tersebut didasarkan pada nilai rerata dan simpangan baku pada masing-masing
variabel penelitian. Skala kecemasan ibu hamil terdiri dari 44 aitem dengan
kategori respon diskor dengan nilai 1, 2, 3 dan 4.
X minimum teoritik : 44 x 1 = 44
X maksimum teoritik : 44 x 4 = 176
Range : 176 – 44 = 132
SD : 132 = 22
6
Mean : 44 + 176 = 110
2
Tabel 4. Kategorisasi Skor Skala Kecemasan Ibu Hamil
Kategori Interval Skor Frekuensi Persen Sangat Tinggi 144 – 176 10 27,0%
Tinggi 122 – 143 11 29,7%
Sedang 100 – 121 9 24,3%
Rendah 78 – 99 6 16,2%
Sangat Rendah 44 – 77 1 2,7%
Total 37 100%
Hasil kategorisasi skala kecemasan ibu hamil menunjukkan
sebanyak 27% subyek termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak
sedang, sebanyak 16,2% dalam kategori rendah, dan sebanyak 2,7%
subjek termasuk kategori sangat rendah. Tabel 4 di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu hamil mempunyai tingkat kecemasan yang
tinggi.
D.Analisis Data dan Hasil Penelitian
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan
one sample t test. Sebelum melakukan analisis data untuk terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Pelaksanaan uji normalitas dilakukan dengan SPSS
for Windows Version 13.00.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang dimaksud untuk mengetahui data variabel
penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas
menggunakan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov dan untuk
perhitungannya menggunakan program SPSS 13 for windows.
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas
Variabel N (df) Z p Keterangan
Kecemasan Kehamilan pada ibu hamil
37 0,731 0, 658 Normal
Sebaran data pada variabel kecemasan ibu hamil mempunyai nilai
probabilitas (p) sebesar 0,658. Oleh karena probabilitas lebih dari 0,05
(p>0,05), maka dapat dikatakan variabel kecemasan ibu hamil