PENGGUNAAN BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA ANAK USIA 4-5
TAHUN DI PAUD RINJANI PLN BENDEGE MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016-2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh : TITI KADARSIH
EIF 113 078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM
2016/2017
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI
Judul Proposal : “Penggunaan Media Boneka Tangan untuk Meningkatkan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Rinjani PLN Bendega Mataram Tahun Ajaran 2016/2017”
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada tanggal : Juli 2017
Mataram, 2017
Dosen Pembimbing Skripsi I, Dosen Pembimbing Skripsi II,
(Dr. MA. Muazar Habibi, S.Psi, M.Pd) (Ika Rachmayani,M.Pd.) NIP. 196001121986031003 NIP. 198101022005012001
Menyetujui,
Ketua Program Studi PG PAUD
(Baik Nilawati Astini ,M. Pd) NIP. 197508302005012001
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI
Judul Proposal : “Penggunaan Media Boneka Tangan untuk Meningkatkan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Rinjani PLN Bendega Mataram Tahun Ajaran 2016/2017”
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada tanggal : Juli 2017
Mataram, 2017
Dosen Pembimbing Skripsi I, Dosen Pembimbing Skripsi II,
(Dr. MA. Muazar Habibi, S.Psi, M.Pd) (Ika Rachmayani,M.Pd.) NIP. 196001121986031003 NIP. 198101022005012001
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
(Drs. Syafruddin, M.Pd) NIP. 195710031985031002
KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI
Judul Proposal : “Penggunaan Media Boneka Tangan untuk Meningkatkan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Rinjani PLN Bendega Mataram Tahun Ajaran 2016/2017”
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada tanggal : Juli 2017
PENGUJI I
(Dr. MA. Muazar Habibi, S.Psi, M.Pd) NIP. 196001121986031003
PENGUJI II
(Ika Rachmayani,M.Pd.) NIP. 198101022005012001
PENGUJI III
(Drs. I Nyoman Suarta, M.Si) NIP. 195910191986031003
Mengetahui;
FKIP UNIVERSITAS MATARAM Dekan
(Drs. H. Wildanm M.Pd) NIP. 195712311983031037
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO : Hidup Bagai Dua Buah Tangah
Dan
Janganlah Hidup Bagai Du Buah
Telinga
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Orang tuaku tersayang (H. Hasan, alm)
dan (Hj. Zubaedah), berkat do’a mereka
yang telah menyertai langkahku. Buat
suamiku (Syamsul Sani) dan anakkku
tercinta (Alif dan Caca), dengan do’a
dan dukungan mereka yang telah
member semangat. Buat
sahabat-sahabatku di Jurusan semua ini dapat
terselesaikan. Teman-teman dan para
sahabat seperjuangan terimakasih atas
do’a dan motivasinya.. terakhir semua
pihak yang terlibat baik secara langsung
maupun tidak langsung terimakasih atas
segalanya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan judul “ Penggunaan Boneka Tangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun Di PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017”dengan baik.
Dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih
atas bimbingan, masukan dan dukungan dari awal mengajukan judul skripsi,
sampai penilitian di lapangan, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada :
1. Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D., Rektor Universitas Mataram.
2. Dr. H. Wildan M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mataram.
3. Drs. Syafruddin M.Pd., Ketua jurusan Ilmu Pendidikan.
4. Baik Nilawati Astini M.Pd., Ketua Program Studi S1 PG PAUD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram.
5. Dr. MA. Muazar Habibi, S.PSi, M.Pd., Dosen Pembimbing I, yang telah
membimbing dan mengarahkan selama penyusunan skripsi ini.
6. Ika Rachmayani, M.Pd., Dosen Pembimbing II, yang telah membimbing dan
mengarahkan selama penyusunan skripsi ini.
7. I Made Suwasa Astawa, M.Sn., Dosen PA yang telah mendukung dan
mengarahkan selama penyusunan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PG- PAUD FKIP Universitas Mataram.
9. Kepada teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan motivasi dan
dukungannya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
banyak kekurangan atau belum sempurna baik dari segi isi, bentuk maupun
susunannya. Untuk itu kritik dan saran diharapkan dari berbagai pihak yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua
pihak pada umumnya dan insan pendidikan pada khususnya.
Mataram, 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JDUL... i
HALAMAN LOGO FAKULTAS... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... iii
MOTTO... iv
HALAMAN PERSETUJUAN... v
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... ix
ABSTRAK... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah ... 3
1. Rumusan Masalah... 3
2. Diagnosis Masalah... 3
3. Pemecahan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Teori yang Relevan... 7
1. Hakikat Boneka Tangan... 5
2. Hakikat Kemampuan Berbahasa ... 6
B. Penelitian yang Relevan ...19
C. Kerangka Berfikir...24
D. Hipotesis Tindakan...25
BAB III PEMBAHASAN A. Setting Penelitian...26
B. Subyek dan Observer Penelitian ...26
C. Faktor yang Diteliti...26
1. Faktor Guru ...26
2. Faktor Siswa ...26
D. Variabel Penelitian ...27
1. Definisi Operasional Variabel Harapan ...27
2. Definisi Operasional Variabel Tindakan ...27
E. Rancangan dan Langkah-Langkah Penelitian...28
F. Metode Pengumpulan Data...33
G. Instrumen Pengumpulan Data ...34
H. Teknik Analisis Data ...35
I. Indikator Keberhasilan/Indikator Kinerja ...36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37
B. Pembahasan ... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 96
B. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA... 99 LAMPIRAN
Penggunaan Boneka Tangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun
Di PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram Tahun Ajaran 2016/2017
ABSTRAK Oleh TITI KADARSIH
EIF 113 078
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara penggunaan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia pada kelompok usia 4-5 tahun di Paud Rinjani tahun pelajaran 2016-2017 setelah menerapkan metode bercerita dengan boneka tangan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian jenis pengembangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan teknik observasi. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelompok A yang berusia 4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN Bendege Tanjung karang yang berjumlah 16 orang anak yang terdiri 10 orang anak perempuan dan 6 orang anak laki-laki. Hasil penelitian diperoleh bahwa terbukti dari hasil penelitian yang dimulai dari tahap pengembangan I yang mencapai 65%, menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan berbahasa Indonesia anak belum mencapai targe ketercapaian dalam penelitian ini yakni 80%. Hal ini disebabkan karena masih banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang mengakibatkan kemampuan berbahasa Indonesia anak belum terstimulasi dengan baik sehingga pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia anak masih berjalan lambat. Kemudian mengalami peningkatan hingga 81% pada tahap pengembangan II dan telah mencapai target penelitian. Hal ini karena usaha guru yang sangat maksimal melakukan pembenahan kinerjanya dalam mengelola kelas sebelum selama proses pembelajaran melalui kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan hingga membawa dampak yang besar terhadap peningkatan kemampuan berbahasa anak kelompok A PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 yang
masih membutuhkan stimulasi pada setiap perkembangannya, diantaranya
perkembangan kognisi, bahasa, moral, fisik motorik, serta sosial emosional,
perkembangan tersebut dapat berkembang secara optimal bila diberikan
rangsangan yang sesuai dengan tahapan-tahapan usia anak.Pengertian Anak
Usia Dini menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1, Pasal 1, Butir ke 14
menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah “Upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki
pendidikan lebih lanjut”. Tujuan utama diselenggarakannya Pendidikan Anak
Usia Dini adalah untuk membentuk anak indonesia yang berkualitas yaitu
anak yang tumbuh dan berkembangan sesuai dengan tingkat perkembangan
sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan
dasar serta mengurangi kehidupan di masa dewasa (Depdiknas, 2004).
Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia dini
adalah kemampuan bahasa. Penguasaan bahasa sangat erat kaitannya dengan
kemampuan kognisi anak. Sistematika berbicara anak menggambarkan
sistematikanya dalam berfikir, yang termasuk dalam pengembangan bahasa
selain dari berbicara adalah kemampuan menyimak, membaca, dan menulis.
Kemampuan bahasa pada anak, terdiri dari beberapa tahapan sesuai dengan
usia dan karakteristik perkembangannya. Santrock (dalam Dhieni, 2008: 1.17)
menyebutkan bahwa bahasa adalah suatu sistem simbol untuk berkomunikasi
yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit arti), sintaksis (tata
bahasa), semantik (variasi arti), dan pragmatik (penggunaan) bahasa. Dengan
bahasa, anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun
perasaannya pada orang lain.
Bahasa mencakup cara untuk berkomunikasi, di mana pemikiran dan
perasaan individu dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol seperti
lisan,tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, maupun mimik yang digunakan untuk
mengungkapkan sesuatu. Bahasa sebagai fungsi dari komunikasi
memungkinkan dua individu atau lebih mengekspresikan berbagai ide, arti,
perasaan dan pengalaman. Badudu (dalam Dheieni, 2008: 1.11) menyatakan
bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota
masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan
pikiran,perasaan, dan keinginannya. Pada anak usia 5-6 tahun, tingkat
kemampuan bahasanya sudah terlihat melalui proses pembelajaran.Tahapan
perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri 58 Tahun 2009 yaitu
menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan (membaca dan
menulis). Dari tahapan-tahapan tersebut, bagaimana cara guru ataupun orang
tua menstimulus sejak dini agar dapat berkembang sesuai dengan tahapan
Berdasarkan kenyataan di lapangan, kemampuan bahasa pada anak
usia 5-6 tahun belum sepenuhnya tercapi seperti anak belum dapat memahami
bahwa ada hubungan antara bahasa lisan dengan tulisan (Pramembaca),
contohnya membaca buku cerita bergambar yang memiliki kalimat sederhana
dan menceritakan isi buku yang menunjuk beberapa kata yang dikenalnya,
menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok
kalimat-predikat-keterangan), melanjutkan sebagian cerita atau dongeng yang telah di
perdengarkan. Hal inilah yang menjadi dorongan untuk meningkat kosa kata
bahasa dalam menggunakan media boneka tangan. Maka dari itu peneliti
mengangkat masalah dengan judul “Penggunaan boneka tangan untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 tahun di
PAUD Rinjani PLN tahunajaran 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah “Bagaimana cara penggunaan boneka tangan untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 tahun di
PAUD Rinjani PLN tahunajaran 2016/2017?”
2. Diagnosis Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, diagnosis masalah dari
penelitian ini adalah:
a. Kemampuan berbahasa anak masih rendah.
b. Penggunaan media dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak
masih kurang.
3. Cara Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan dan diagnosis masalah di atas, cara yang
dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak adalah
dengan memanfaatkan media boneka tangan dan menciptakan kegiatan
yang bervariasi untuk memperkenalkan berbagai kosa kata sehingga
kemampuan bahasa anak menjadi lebih optimal.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui cara penggunaan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa Indonesia pada kelompok usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani tahun
ajaran 2016/2017.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Menambah wawasan guru mengenai peningkatan kemampuan berbahasa
anak.
2. Meningkatkan kreatifitas guru melalui pembelajaran dengan kegiatan
bercerita khususnya dengan menggunakan boneka tangan.
3. Sebagai bahan untuk menambah informasi bahwa data yang diperoleh
dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menerapkan penggunaan
boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia anak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori
1. Hakikat Boneka Tangan a. Pengertian Boneka Tangan
Boneka adalah tiruan dari bentuk manusia dan bahkan sering
termasuk tiruan dari binatang. Untuk keperluan sekolah dapat dibuat
boneka yang disesuaikan dengan cerita-cerita zaman sekarang
(Asfandiyan, 2009:19). Boneka merupakan alat peraga yang
disesuaikan dengan karakteristik anak usia 4-5 tahun. Piaget (dalam
Suyanto, 2005:53) menyatakan bahwa anak usia 4-5 tahun berada pada
masa Praoprasional. Pada masa ini anak mampu mengadakan
representatif dunia pada tingkatan yang kongkrit. Boneka menjadi alat
peraga yang dianggap mendekati naturalitas bercerita. Tokoh-tokoh
yang diwujudkan melalui boneka berbicara dengan gerakan-gerakan
yang mendukung cerita dan mudah diikuti anak. Melalui boneka anak
tahu tokoh mana yang sedang berbicara, apa isi
pembicaranya,bagaimana pelakunya (Musfiroh, 2005: 147).
Simanjuntak (dalam Latif, 2014:42) mengungkapkan bahwa
boneka dapat digunakan sebagai alat peraga untuk membawakan cerita
kepada anak-anak, karena boneka merupakan objek yang dekat dengan
mereka.
Sedangkan menurut Dhieni bercerita menggunakan boneka
tangan adalah cerita dengan menggunakan boneka yang dapat
dimasukkan ke tangan (2011:6.52). Boneka tangan mengandalkan
keterampilan guru dalam menggerakkan ibu jari dan telunjuk yang
berfungsi sebagai tulang tangan. Boneka tangan biasanya kecil dan
dapat digunakan tanpa alat bantu yang lain, guru perlu memberikan
kesempatan pada anak untuk mencoba boneka tangan sambil
menceritakan kembali isi cerita tersebut guna mengembangkan
kemampuan berbahasa anak (Suhartono, 2005:7).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
bercerita menggunakan boneka tangan merupakan cara penyajian
cerita dengan menggunakan alat peraga berupa boneka yang
dimasukkan dan digerakan oleh tangan. Boneka dipilih karena sesuai
dengan karaktristik anak usia 4-5 tahun yang mampu mengadakan
resperentatif dunia pada tingkatan yang kongkrit.
b. Langkah – Langkah Menggunakan Boneka Tangan
Dhieni (2011:6.53) mengemukakan langkah-langkah dalam
penggunaan boneka tangan sebagai berikut:
1) Pendidik menyiapkan alat peraga dan boneka yang diperlukan
2) Pendidik mengatur posisi tempat duduknya
3) Pendidik menunjukkan alat peraga yang telah disiapkan dan
menyebutkan nama tokoh-tokoh dalam cerita.
5) Pendidik bercerita dengan melaksanakan dialog/percakapan antar
boneka
6) Sambil bercerita pendidik menggerakkam boneka tangan secara
bergantian
7) Setelah selesai bercerita pendidik memperhatikan kembali seluruh
boneka tangan secara bergantian
8) Anak menyimpulkan isi cerita
9) Pendidik melengkapi kesimpulan isi cerita dari anak
Dari uraian langkah – langkah pelaksanaan bercerita dengan
menggunakan boneka tangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
untuk mewujudkan suatu kegiatan bercerita yang memiliki makna dan
pembelajaran bagi anak, maka pendidik perlu memperhatikan
langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan bercerita ini, terutama untuk
meningkatkan kemampuan berbicara anak, pendidik harus
memberikan kesempatan anak untuk menceritakan kembali isi yang
sudah dibawakan dengan menggunakan boneka tangan.
c. Hal-hal yang perlu Diperhatikan dalam Bercerita dengan Menggunakan Boneka Tangan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika bercerita
1) Memilih Boneka
Pilihlah boneka yang menarik dan disesuaikan dengan
jumlah tokoh yang ada dalam cerita, usahakan boneka yang satu
dengan boneka yang lain berbeda, baik bentuknya, pakaiannya,
dan warnanya.Tujuannya untuk mengenalkan kepada anak –anak
tentang karakter-karakter tokoh ang disesuaikan dengan perannya.
2) Memiliki Suara yang Berbeda
Suara mempunyai peran yang cukup besar untuk
memaksimalkan penyampaian materi dalam
bercerita.Kemampuan menirukan suara, baik suara tokoh,
binatang maupun benda-benda yang ada di sekitar membuat si
pendongeng dapat lebih ekspresif dalam menyampaikan cerita.
Dengan memiliki suara-suara yang banyak, mendongeng dengan
boneka tangan akan lebih menarik dan dapat dinikmati anak-anak
dengan baik.
3) Diskusi
Ajak anak untukdiskusi baik dengan pendongengnya
maupun dengan boneka yang dibawanya, sehingga cerita akan
lebih hidup dan anak-anak akan merasakan ikut terlibat dalam
sebuah cerita.
d. Karaktristik Bercerita dengan Menggunakan Boneka Tangan Bercerita dengan menggunakan boneka tangan memiliki
1) Tampilan boneka tangan disukai anak
2) Topik cerita menarik perhatian anak
3) Disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak
4) Menghubungkan pengalaman dengan keetertarikan
5) Penyajian cerita sangat bersahabat dan menjadi kesukaan anak
6) Ilustrasi cerita sangat relevan pada latar belakang keluarga dan
budaya anak.
7) Isicerita merupakan kesukaan anakyang selalu ingin didengar
8) Bahasa dan boneka tangan mampu memberikan informasi serta ide
baru bagi anak.
e. Fungsi Bercerita Menggunakan Boneka Tangan
Dhieni (2011 : 6.29) membagi fungsi bercerita dengan
menggunakan alat peraga (boneka tangan) menjadi 2 yaitu:
1) Bagi anak
Sebuah cerita akan menarik untuk didengarkan dan
diperhatikan apabila menggunakan alat peraga. sehingga anak akan
mudah menyerapisi cerita
2) Bagi guru
Terasa lebih ringan dalam menyampaikan cerita karena
terbantu oleh peran alat peraga yang digunakan. Sehingga guru
akan lebih rileks dalam menyampaiakan cerita dan isi cerita dapat
2. Hakikat Kemampuan Bahasa a. Pengertian kemampuan
Kata kemampuan merupakan dasar dari kata “mampu”, dalam
kamus lengkap bahsa Indonesia (2005:233) kata mampu berarti
kesanggupan dan kekuatan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan
menurut Puji Santosa (2005 : 518) kemampuan adalah keterampilan
berbuat, berpikir dan bernalar, serta dapat memperluas wawasan dan
mempertajam kompetensi.
Dari definisi kemampuan diatas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan dalam hal ini adalah kemampuan atau kesanggupan dalam
melakukan sesuatu untuk memperluas wawasan dan mempertajam
kompetensi.
b. Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan pesan,pendapat, perasaan dengan menggunakan
simbol-simbol, kemudian kata dirangkai berdasarkan urutan dan
membentuk kalimat yang mempunyaimakna. Bahasa adalah mencakup
segala sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan
untuk menyampaikan makna pada orang lain (Hurlock, 2008 : 176).
Bromley (dalam Dhieni, 2008:1.11) mendefinisikan bahasa sebagai
sistim simbol yang teratur untuk menstransfer berbagai ide maupun
informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal.
Sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Anak
dapat memanipulasi simbol-simbol tersebut dengan berbagai cara
sesuai dengan kemampuan berpikirnya. Adapun kemampuan bahasa
anak usia dini terdiri dari kemampuan menyimak, mendengar
,berbicara, dan menulis.
Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
perkembangan bahasa adalah simbol untuk menstranfer ide dan
informasi untuk menyatukan pikiran dan perasaan berupa makna
sebagai sarana berkomunikasi.
c. Kemampuan Bahasa
Kemampuan Bahasa dalam arti luas adalah kemampuan
mengorganisasikan pikiran, keinginan, ide, pendapat atau gagasan
dalam bahasa lisan maupun tulisan (Puji Santosa, 2005 : 518).
Sedangkan Badudu (dalan Dhieni 2005:1.8) berpendapat bahwa
kemampuan bahasa merupakan alat penghubung atau komunikasi
antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang
menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan bahasa
adalah kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan dengan baik
serta mempunyai makna yang dapat dipahami terdiridari menyimak,
3. Indikator Kemampuan Bahasa anak usia 4-5 tahun
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 tahun
2009, ada 3 Tahapan perkembangan bahasa, yaitu mengungkapkan bahasa,
menerima bahasa, dan keaksaraan. Berikut indikator perkembangan bahasa
yang dimiliki anak usia 4-5 tahun :
No Tahapan
Perkembangan Bahasa
Indikator Capaian
1. Menerima bahasa a. Mengerti beberapa perintah secara bersamaan
b. Mengulang kalimat yang lebih kompleks.
c. Memahami aturan dalam suatu permainan
2. Mengungkapkan bahasa a. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks.
b. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama. c. Berkomunikasi secara lisan,
memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca,menulis dan berhitung.
d. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada oarang lain
e. Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.
3. Keaksaraan a. Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal.
b. Mengenal suara huruf awal dari mana benda-benda yang ada disekitarnya.
c. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama.
d. Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf.
4. Tahap-tahap Kemampuan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Secara umum tahap-tahap anak dapat di bagi kedalam beberapa
rentang usia, yang masing-masing menunjukan ciri-ciri tersendiri.
Menurut Guntur (dalam Susanto,2012:75) tahapan perkembangan sebagai
berikut:
a. Tahap I (pralinguistik), yaitu antara 0-1 tahun. Tahap ini terdiri dari
(1)Tahap meraban-1 (Pralinguistik 1) tahap ini dimulai dari bulan
pertama hingga bulan keenam di mana anak akan mulai menangis,
tertawa, dan menjerit. (2) Tahap meraban-2( Pralinguistik II) tahap ini
pada dasarnya merupakan tahapan kata tanpa makna mulai dari bulan
ke-6 hingga 1 tahun.
b. Tahap II (linguistik), terdiri dari 2 tahap yaitu ;(1) Holafrastik (1
tahun)Anak mulai menyatakan makna keseluruhan frasa atau kalimat
dalam satu kata dan ditandai dengan perbendaharaan kata anak
sehingga kurang lebih 50 kosa kata. (2) Frasa (1-2) anak mampu
mengucapkan dua kata dan ditandai dengan perbendaharaan kata anak
sampai dengan rentang 50-100 kata.
c. Tahap III ( Pengembangan tata bahasa, yaitu prasekolah 3,4,5 tahun )
pada tahap ini anak sudah dapat membuat kalimat dan anak dapat
memperpanjang kata menjadi suatu kalimat.
d. Tahap IV ( Tata bahasa menjelang dewasa yaitu 6-8 tahun ) ditandai
dengan kemampuan menggabungkan kalimat sederhana dan kalimat
5. Aspek-aspek Kemampuan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Anak usia TK berada dalam fase perkembangan bahasa secara
ekspresif. Hal ini menunjukkan bahwa anak telah dapat mengungkapkan
keinginannya, penolakannya, maupun pendapatnya melalui bahasa lisan.
Menurut Jamaris (dalam Susanto.2012:77), Aspek-aspek
perkembangan bahasa terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Kosakata, Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungannya, kosakata anak berkembang dengan
pesat.
b. Sintaksis, (tata bahasa), anak telah dapat menggunakan bahasa lisan
dengan susunan kalimat yang baik, misalnya “Alif membaca buku”
bukan “Alif buku membaca”.
c. Sematik (penggunaan kata sesuai tujuan) Anak di TK sudah dapat
mengekspresikan keinginan, penolakan, dan pendapatnya dengan
kalimat yang tepat. Misalnya “mau” untuk menyatakan keinginan.
6. Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun
Owens (dalam Rita Kurnia, 2009:37) mengemukakan bahwa
karakteristik kemampuan bahsa anak usia 4-5 tahun sebagai berikut :
a. Sudah dapat mengungkapkan 900-1000 kosakata
b. Anak usia 4-5 tahun sudah dapat melakukan penyerapan arti kata baru
c. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan, anak sudah dapat
mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan
tersebut.
d. Percakapan yang dilakukan oleh anak usia 4-5 tahun menyangkut
berbagai komentarnya terhadap apa yang telah dilakukan oleh dirinya
sendiri dan orang lain.
7. Karakteristik, Bentuk dan Fungsi Bahasa
Santrock (dalam Dhieni, 2008:1.17) berpendapat bahwa meskipun
setiap kebudayaan manusia memiliki berbagai variasi dalam bahasa,
namun terdapat beberapa karakteristik umum berkenaan dengan fungsi
bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dan adanya dayacipta individu
yang kreatif.
Bahasa memiliki karakteristik yang menjadikannya sebagai bentuk
khas komunikasi. Ada beberapa karakteristik bahasa sebagai berikut:
a. Sistematis artinya bahasa merupakan suatu cara menggabungkan
bunyi-bunyian maupun tulisan yang bersifat teratur dan konsisten.
b. Arbitari, yaitu bahwa bahasa terdiridari hubungan-hubungan antara
berbagai macam suara dan visual, objek, maupun gagasan.
c. Fleksibel artinya bahasa dapat berubah sesuai dengan perkembangan
zaman. Kosakata terus bertambah mengikuti kemmajuan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi.
d. Beragam, dalam hal pengucapan, bahasa memiliki berbagai variasi
e. Kompleks yaitu bahwa kemampuan berfikir dan bernalar di pengaruhi
oleh kemampuan menggunakan bahasa yang menjelaskan berbagai
konsep, ide, maupun hubungan-hubungan yang dapat dimanupulasikan
saat berfikir dan bernalar (Dhieni,2008:1.18).
Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak secara alamiah
untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Bahasa sebagai alat sosialisai
merupakan suatu cara merespon orang lain. Bromly (dalam
Dhieni,2008:1.19) menyebutkan bahwa ada empat macam bentuk bahasa
yaitu menyimak,berbicara, membaca dan menulis. Bahasa yang bersifat
reseptif(dimengerti,diterima) maupun ekspresif (dinyatakan). Bahasa
reseptif seperti mendengarkan dan membaca suatu informasi, sedangkan
bahasa ekspresif seperti berbicara dan menuliskan informasi untuk di
komunikasikan kepada orang lain.
Bahasa digunakan untuk mengekspresikan keunikan individu,
Bromley (dalam Dhieni, 2005:1,17) menyebutkan 5 macam fungsi bahasa
sebagai berikut :
a. Bahasa menjelaskan keinginan dan kebutuhan individu, anak yang
lapar dan mengatakan “mam-mam” mendapatkan makanan lebih cepat
daripada anak yang menginginkan makanan dengan menangis. Hal ini
terjadi penguatan bagi anak untuk mengulang kata tersebut jika
menginginkan makan lagi.
b. Bahasa dapat mengubah dan mengontrol prilaku, anak yang
harus menyembunyikan wajahnya dan orang dewasa dapat melihat
wajah anak kembali setelah menunggu beberapa saat.
c. Bahasa membantu perkembangan kognitif, secara simbolik bahasa
menjelaskan hal yang nyata dan tidak nyata. Bahasa memudahkan kita
untuk mengingat kembali suatu informasi yang baru diperoleh.
d. Bahasa membantu mempererat interaksi dengan orang lain, bahasa
berperan dalam memelihara hubungan dengan orang sekitar, karena
bahasa dapat menjelaskan pikiran, perasaan dan prilaku.
e. Bahasa mengekspresikan keunikan individu, anak usia dini sering kali
mengkomunikasikan pengetahuan, pemahaman dan pendapatnya
dengan cara yang khas yang merupakan refleksi perkembangan
kepribadian anak
8. Keterampilan Berbahasa Anak Usia Dini a. Kemampuan Menyimak
Perkembangan keterampilan menyimak pada anak berkaitan erat
satu sama lain, dengan keterampilan berbahasa khususnya berbicara.
Anak yang berkembang keterampilan menyimaknya akan berpengaruh
terhadap berbicaranya.
Bromley (dalam Dhieni, 2005:3.16) menyebutkan faktor yang
mempengaruhi kemampuan menyimak anak yaitu faktor penyimak,
faktor situasi, dan faktor pembicara.
Menjelang usia 4-5 tahun anak dapat memahami sekitar 8000 kata
dan dalam satu tahun berikutnya kemampuan anak dapat mencapai
9000 kata (Haris dan Sipay (dalam Dhieni,2005 : 35).
Berbicara dan menyimak adalah komunikasi dua arah atau tatap
muka yang dilakukan secara langsung. Kemampuan berbicara anak
diperoleh dari kegiatan menyimak dan membaca. Ada dua tipe
perkembangan membaca anak yaitu :
1) Egosentric Speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun dalam hal
ini anak berbicara kepada dirinya sendiri ( monolog)
perkembangan berbicara anak dalam hal ini sangat berperan dalam
mengembangkan kemampuan berfikirnya.
2) Socialized Speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan
lingkungannya, hal ini berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan adaptasi sosial anak. Berkenaan dengan hal tersebut
terdapat 5 bentuk Socialized Speech yaitu :
a) Saling tukar informasi untuk tujuan bersama
b) Penilaian terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain
c) Perintah ancaman
d) Pertanyaan
e) Jawaban. (Dhieni, 2005: 3.5)
c. Kemampuan Membaca
Raines dan Canad (dalam Dhieni, 2005 :3.15) menyatakan bahwa
terdapat ineraksi antara tulisan yang dibaca anak dengan pengalaman
yang diperolehnya. Perkembangan bahasa anak berlangsung dalam
beberapa tahapan sebagai berikut :
1) Tahapan Fantasi (Magical Stage)pada tahap ini anak mulai belajar
menggunakan buku, melihat dan membalik lembaran buku dan
membawa buku kesukaannya.
2) Tahap pembentukan konsep diri (Self Concep Stage)pada tahap ini
anak mulai memandang dirinya sebagai ‘pembaca’ hal ini terlihat
pada keterlibatan anak dalam kegiatan membaca, anak
berpura-pura membaca buku, memknai gambar berdasarkan pengalaman
yang diperoleh sebelumnya, dan menggunakan bahasa buku yang
tidak sesuai dengan tulisannya.
3) Tahap membaca gambar (Bridging Reading Stage)Pada tahap ini
pada diri anak mulai tumbuh kesadaran akan tulisan dalam buku
dan menemukan kata yang pernah ditemui sebelumnya, Dapat
mengungkapkan kata-kata yang bermakna dan berhubungan
dengan dirinya, sudah mengenal tulisan kata-kata puisi, lagu, dan
sudah mengenal abjad.
4) Tahap pengenalan bacaan (Take of Reader Stage) Anak mulai
menggunakan tiga sistem isyarat (Grophonik, sematik, sintakis ).
Anak mulai tertarik pada bacaan, dapat mengingat tulisan dalam
serta membaca berbagai tanda seperti pada papan iklan, kotak
susu, pasta gigi, dan lainnya.
5) Tahap membaca lancar (Indepandent Reader Stage) pada tahap ini
anak dapat membaca berbagai jenis buku.
Dari penjelasan diatas bahwa kemampuan membaca anak usia
4-5 tahun sudah berada pada kelima tahapan tersebut.
d. Kemampuan Menulis
Menulis merupakan suatu media untuk berkomunikasi karna
anak dapat menyampaikan pikiran dan perasaanya melalui
kata-kata.Menurut poerwadarmiata menulis memiliki beberapa batasan
sebagai berikut: membuat huruf angka dengan pena,kapur, dan
sebagainya, mengekspresikan pikiran atau perasaan seperti mengarang,
membuat surat, dan lainnya dengan tulisan.
Kegiatan menulis di Taman Kanak-Kanak harus memperhatikan
kesiapan anak, kegiatan menulis dapat dilakukan jika perkembanagan
motorik halus anak sudah siap, hal ini dapat dilihat dari kesiapan anak
dalam memegang pensil. Pada awalnya anak memegang pensil hanya
dengan membuat coretan-coretan yang tidak bermakna, namun seiring
dengan perkembangannya anak akan mulai membiasakan jari-jarinya
untuk menulis dengan lebih baik. Ada dua kemampuan yang
diperlukan anak untuk menulis yaitu kemampuan meniru bentuk, dan
Brewer (dalam Dhieni, 2005:3,8) mengemukakan 4 tahapan
dalam kemampuan menulis yaitu: Scibble stage tahap mencoret atau
membuat goresan, linear Reparitative Stage tahap anak menelusuri
bentuk tulisan horizontal, Random Letter Stagetahap menulis random,
yaitu anak belajar tentang berbagai bentuk tulisan dan mengulang
berbagai kataatau kalimat, dan Letter Name Writing or Phonetic
Writing yaitu tahap menulis nama, dimana anak mulai menyusun dan
menghubungkan antara tulsan dan bunyinya.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tahapan
kemampuan menulis anak usia 4-5 tahun berawal dari tahapan yang
sederhana hingga yang lebih kompleks yaitu ditandai dengan anak
sudah mulai meniru huruf, menulis namanya sendiri, menulis huruf
dan meniru kata dalam tulisan.
9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Bahasa
Pengenalan bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk memperoleh
keterampilan bahasa yang baik. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5
faktor (Syamsu Yusuf,2011:121) yaitu:
a. Kesehatan
Kesehatan merupakan faktor yang sanagat mempengaruhi
perkembangan bahasa anak, oleh karnanya orang tua perlu
diperhatikan kondisi kesehatan anak, upaya yang dilakukan seperti
memberikan ASI, makanan yng bergizi, memelihara kebersihan tubuh
b. Intelegensi
Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat
intelegensinya. Anak yang perkembangan bahasanya cepat, pada
umumnya mempunyai intelegensi normal atau diatas normal
c. Status sosial ekonomi
Perkembangan bahasa dengan status sosial ekonomi yang rendah
mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasanya
dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik.
Kondisi ini disebabkan karena kesempatan belajar yang diberikan serta
perbedaan kecerdasan.
d. Jenis Kelamin
Pada tahun pertama usia anak, tidak ada perbedaan dalam
vokalisasi antara pria dan wanita. Namun mulai usia dua tahun anak
wanita menunjukkan perkembangan lebih cepat dari anak laki - laki.
e. Hubungan Keluarga
Hubungan yang sehat antara orang tua dan anak, memfasilitasi
perkembangan bahasa anak akan membuat anak berinteraksi dan
berkomunikasi dengan baik, sebaliknya hubungan yang tidak
sehatdapat mengakibatkan anak mengalami kesulitan atau kelambatan
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan terkait penggunaan media boneka tangan
untuk melancarkan bahasa indonesia anak usia 4-5 tahun di Paud Rinjani
Bendega Mataram.
1. Hadisetyo (2010). Jurnal penelitian yang berjudul Penggunaan Media
Boneka Tangan sebagai Media untuk Meningkatkan Kemampuan
Berbahasa Lisan melalui Metode Bercerita pada Peserta Didik kelas B TK
Aisyayah VII Kecamatan Wonosobo tahun 2010. Hasil yang di peroleh
dalam penelitiannya menyatakan bahwa terjadinya peningkatan dalam
kemampuan berbahasa lisan anak. Dengan demikian media boneka tangan
dapat dinyatakan efektif sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa lisan anak. Dengan metode penelitian deskriftif
kualitatif dan pengumpulan datanya berupa lembar pengamatan dan
tekhnik pengumpulan data melalui Observasi. Dalam proses pembelajaran
dinyatakan pula semua peserta didik menyukai media boneka tangan dan
mengusulkannya agar di gunakan pada pembelajaran yang lain. Mereka
merasa tidak sedang belajar melainkan merasa sedang bermain sehingga
mereka bisa berdialog sesui dengan naskah drama
(http://hadisetyo.wordpress.com).
2. Uyun, AimahCurutul (2015). Skripsi yang bejudul Peningkatan
KemampuanMenyimak Anak Kelompok BMelalui Permainan Sirkuit Bisik
Berantaidi RA Perwanida Kabupaten Kediri tahun 2105. Jurusan
Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Drs. Kentar Budhojo, M.Pd,
(II) Dra. Sutansi, M.Pd Kata Kunci: kemampuan berbahasa, permainan
sirkuit bisik berantai Berdasarkan obsevasi yang telah dilakukan bahwa
kemampuan berbahasa anak masih rendah. Anak mengalami kesulitan
dalam mengungkapkan pendapat serta anak belum mampu fokus dalam
mengikuti pembelajaran. Penyebab permasalahan tersebut adalah metode
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran kurang menarik bagi anak,
serta anak merasa bosan dan suka bermain sendiri. Penelitian ini
dilaksanakan dengan tujuan: (1) mendeskripsikan pelaksanaan permainan
sirkuit bisik berantai untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak
kelompok B di RA Perwanida Kabupaten Kediri, (2) mendeskripsikan
penggunaan permainan sirkuit bisik berantai agar dapat meningkatkan
kemampuan menyimak anak kelompok B di RA Perwanida Kabupaten
Kediri. Pendekatan yang dilakukan peneliti adalah pendekatan kualitatif
dengan jenis PTK yang terdiri dari 1 siklus dengan dua kali pertemuan.
Pada pelaksanaannya dilakukan beberapa tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan
anak didik kelompok B RA Perwanida Kabupaten Kediri dengan jumlah
peserta 22 anak. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 26
Januari 2015 sampai 12 Februari 2015. Dalam penelitian ini peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan
kemampuan bahasa anak kelompok B. Pada pertemuan pertama sebesar
63%, sedangkan pada pertemuan kedua mencapai 88,7%. Kemampuan
bahasa anak mengalami peningkatan sebesar 25,7%.
Berdasarkan pada hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan
langkah-langkah permainan sirkuit bisik berantai dapat meningkatkan
kemampuan bahasa anak. Berdasarkan penelitian ini disarankan agar
pendidikan anak usia dini dapat menerapkan langkah-langkah
pembelajaran yang motivatif, inovatif, menarik, menyenangkan, menambah
kosa kata, dapat melancarkan komunikasi dan daya ingat anak dalam
pembelajaran untuk mencapi hasil yang maksimal.
3. Ultra, Mulyasari (2015). Skripsi yang berjudul Penggunaan Media Boneka
Tangan untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita pada Siswa
Kelas I SDN Madyopuro 03 Malang. Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar
dan PraSekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang.
Pembimbing: (1) Dr. Suharjo, M.S., M.A (2) Dra. Nihayati, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: Boneka Tangan, Kemampuan Menyimak, SD Penguasaan
kemampuan bahasa yang pertama kali harus dimiliki oleh anak yaitu
kemampuan menyimak. Berdasarkan hasil observasi awal pembelajaran
dikelas I SDN Madyopuro 03 diketahui bahwa nilai rata-rata kelas yang
dimiliki yaitu 56,56 dan persentase siswa yang mendapatkan nilai dibawah
KKM sebesar 58,14%. Halter sebut menunjukkan bahwa kemampuan
disebabkan karena guru belum menggunakan media pembelajaran yang
sesuai. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan
pembelajaran kemampuan menyimak cerita siswa kelas I SDN Madyopuro
03 dengan menggunakan media boneka tangan serta untuk mengetahui
peningkatan kemampuan menyimak cerita siswa kelas I SDN Madyopuro
03 setelah menggunakan media boneka tangan. Pendekatan yang digunakan didalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif
dengan jenis penelitian berupa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
secara kolaboratif dengan guru kelas. Subjek penelitian yaitu siswa kelas I
SDN Madyopuro 03 Kota Malang. Tahapan penelitian ini terdiri dari 1)
perencanaan; 2) pelaksanaan tindakan dan pengamatan; serta 3) refleksi.
Pelaksanaan pembelajaran menyimak cerita dengan menggunakan media
boneka tangan telah berjalan dengan baik dalam 2 siklus. Hal tersebut
dibuktikan dari adanya kesesuaian antara kegiatan pembelajaran menyimak
cerita dengan rencana pelaksanaan pembelajaran penggunaan media
boneka tangan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada penelitian
ini, yaitu kegiatan menyimak cerita, Tanya jawab dan mengerjakan lembar kegiatan individu menyimak cerita.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penggunaan media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita. Peningkatan hasil belajar yang didapatkan siswa pada
tahap pratindakan yaitu 56,56 dengan tingkat keberhasilan sebesar 41,86%
,meningkat menjadi 74,71 dengan tingkat keberhasilan 63,96% pada siklus
81,40% pada siklus II. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu media boneka
tangan secara efektif dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
menyimak cerita pada siswa kelas I. Saran bagi guru yaitu untuk melakukan
persiapan yang matang dalam menggunakan media boneka tangan, dan
untuk kepala sekolah hendaknya menyediakan media boneka tangan
beserta kelengkapan panggung boneka.
4. Hesti Winariani (2015). Skripsi yang berjudul Pengembangan
Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Becerita
Menggunakan Boneka Tangan Di TK Dharma Wanita Tunjung Sari
Ampenan Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan yang hendak ingin dicapai
adalah untuk mengetahui penerapan kegiatan bercerita menggunakan
boneka tangan agar dapat meningkatan kemampuan berbicara anak usia
4-5 tahun di TK Dharma Wanita Tunjung Sari Ampenan. Jenis penelitian ini
adalah penelitian pengembangan dalam tiga tahap pengemabangan.
Setiappengembangan terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah observasi dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriftif
kualitatif. Dari hasil analisis data 10 anak usia 5-6 tahun diketahui bahwa
pada tahap pengembangan I, ketercapaian tingkat kemampuan berbicara
anak rata-rata mencapai nilai 65% atau dapat dikatakan belum maksimal
maka dilakukan prosespegembangan II, padatahappengembang II hasil
anak diperoleh rata-rata anak mencapai 81%. Hal tersebut menunjukan
dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK
Dharma Wanita Tunjung Sari tahun ajaran 2015-2016.
C. Kerangka Berfikir
Penguasaan anak dalam berbahasa akan terus tumbuh dan
berkembang. Seiring berjalannya waktu akan terjadi peningkatan baik kualitas
maupun kuantitias produk bahasnya. Secara bertahap kemampuan anak akan
meningkat, bermula dari mengeksprsikan suara saja, hingga mengeksprsikan
dengan komunikasi. Komunikasi yang dilakukan anak bermula hanya
menggunakan gerakan dan isyarat saja untuk menunjukkan ketertarikan
ataupun keinginannya, namun secara bertahap komunikasi tersebut
berkembang menjadi ujaran yang tepat dan jelas.
Walaupun kemampuan berbicara pada tiap anak berbeda – beda,
namun pada dasarnya semua anak pasti akan melalui tahap perkembangan
berbicara yang sama. Perbedaan-perbedaan yang terjadi dipengaruhi oleh
stimulus yang diberikan oleh lingkungan.Salah satu yang menjadi lingkungan
terdekat anak adalah sekolah. Dan guru sebagai pendamping anak di sekolah
harus memberi dukungan, bimbingan, dan kesempatan kepada anak untuk
mengembangkan kemampuannya tersebut, salah satunya dengan merancang
keegiatan pembelajaran yang tepat bagi anak untuk bias mengembangkan
kemampuannya khususnya kemampuan berbicara.
Namun pada kenyataannya kegiatan untuk melatih kemampuan
berbicara ini masih sangat kurang.Penggunaan mediapun sangat kurang
berbicara, guru lebih banyak fokus pada kemampuan menulis dan berhitung
saja. Hal ini terlihat dari sebagian anak yang masih belum mampu untuk
berbicara lancer di depan orang lain, anak sangat sulit untuk menngungkapkan
pendapat ataupun ideanya kepada orang lain, anak juga terlihat masih sangat
kurang baik dalam berkomunikasi dengan orang dewasa maupun dengan
teman-teman sebayanya, dan sebagainya. Dengan demikian diperlukan suatu
metode yang dapat membantu anak dalam mengungkapkan dan
mengeksprsikan dirinya secara nyata yaitu melalui metode bercerita. Dan juga
tidak hanya metode akan tetapi alat bantu pembelajaran atau mediapun kan
menjadi sangat penting untuk membantu mewujudkan suatu pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Dengan menggunakan
mediadalam suatu pembelajaran maka akan lebih dapat menarik perhatian
anak untuk memperhatikan apa yang ingin guru sampaikan.
Mengembangkan kemampuan berbicara dapat dilakukan dengan cara
mengoptimalkalkan penggunaan metode bercerita dalam peroses kegiatan
belajar mengajarnya. Untuk pengoptimalan penggunaan metode ini maka
dapat diguunakan boneka tangan sebagai media untuk mempermudah guru
dalam menyajikan cerita kepada anak sehingga isi cerita mudah dipahami.
Penyajian cerita dengan bantuan boneka tangan mendorong anak untuk
lebih senang berbicara. Ketika dalam proses bercerita dengan menggunakan
boneka tangan, anak akan merasa lebih tertarik untuk mendengarkaan cerita
tersebut dan ketika anak sudah tertarik maka ia akan menemukan suatu kesan
dapat dikatakn bahwa dengan menggunakan boneka tangan akan mampu
mengoptimalkan mengoptimalkan kemampuan berbicara anak. Hali ini
diyakini dapat mendorong dan memotivasi anak dalam belajar berbicara.
Melihat kegunaan dan keunggulan menggunakan media boneka dalam
meningkatkan kemampuan berbahasa anak kelompok A, maka dapat
disimpulkan bahwa bercerita dengan menggunakan boneka tangan merupakn
metode yang tepat untuk digunakan dalam meningkatkan kemampuan bahasa
anak usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram tahun pelajaran
2016/2017.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam Penelitian ini adalah apabila kegiatan
bercerita menggunakan boneka tangan dilaksanakan dengan baik dan
berulang-ulang maka dapat meningkatkan Kemampuan Berbahasa Indonesia
anak usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN Mendege Mataram Tahun
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertempat di PAUD Rinjani PLN Bendege
Mataram yang didirikan pada tanggaal 10 November 2005 berdiri di atas
tanah seluas 250 m2 yang beralamatkan di Jalan Sultan Hasanudin gudang
material PLN Mataram. PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram dikelilingi
oleh perkampungan warga.
Adapun pembelajaran di PAUD RinjaniPLN Bendege Mataram ini
menggunkan metode bercakap-cakap, bernyanyi, dan pemberian tugas
dikarenakan guru PAUD Rinjani Bendege Mataram jarang menggunakn Alat
Permainan Edukatif (APE) terutama boneka tangan dalam pembelajarannya,
alasan lain karena keterbatasan kemampuan guru dalam penggunaan media
pembelajaran khususnya boneka tangan.
Kemampuan berbahsa anak kelompok A di PAUD Rinjani PLN Bendege
Mataram masih sangat kurang, di mna masih banyak anak yang belum mampu
mengungkapkan pendapatnya, bahkan jika gurunya bertanyapun hanya
sebagian kecil anak saja yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru. Maka dari itu peneliti melakukan pelaksanaan pengembangan guna
meningkatkan kemampuan berbahasa anaj kelompokA di PAUD Rinjani PLN
Bendege Mataram.
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelompok A yang berusia
4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN Bendege Tanjung karang. Adapun jumlah
peserta didiknya sebanyak 16 orang anak yang terdiri 10 orang anak
perempuan dan 6 orang anak laki-laki dengan tingkat kemampuan dan
pertumbuhan serta perkembangan yang berbeda
C. Faktor yang Diteliti
Faktor yang akan menjadi pusat dari penelitian ini adalah :
1. Faktor Anak
Kemampuan Kemampuan Berbahasa Indonesia anak usia 4-5 tahun di
PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram.
2. Faktor Guru
Kemampuan Guru dalam menyusun merencanakan kegiatan dan
pelaksanaan bercerita menggunakan Boneka Tangan, mulai dari pijakan
lingkungan main seperti menyusun rencana pembelajaran (RKH) dan
menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran, pijakan
sebelum main seperti melakukan apersepsi dan membuat aturan main,
Pijakan selama main saat guru bercerita menggunakan boneka tangan dan
dilanjutkan dengan memberi kesempatan pada anak untuk bercerita
kembali. Pijakan setelah main, guru melakukan recalling dan menutup
D. Variabel Penelitian
Peneliti perlu memberikan batasan terkait definisi oprasional dari tiap
variabel yang di gunakan. Untuk itu, pada bagian ini akan dideskripsikan
definisi oprasional dari variabel harapan dan variabel tindakan.
1. Definisi Operasional Variabel Harapan
Yang dimaksud dengan Kemampuan Bahasa adalah kemampuan
dalam berkomunikasi secara lisan dengan baik serta mempunyai makna
yang dapat dipahami terdiridari menyimak, berbicara, membaca dan
menulis. Aspek bahasa dalam penelitin ini antara lain, Memahami
pertanyaan yang kompleks, Menyebutkan dan membedakan bunyi atau
suara dan kata sederhana, Berkomunikasi atau berbicara lancar, Merangkai
kata menjadi kalimat sederhana serta mengkomunikasikannya,
Mengekspresikan Ide dengan perbendaharaan kata yang dimiliki, dan
Melanjutkan cerita guru.
2. Definisi Operasional Variabel Tindakan
Media pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
Boneka Tanganyang merupakan cara penyajian cerita dengan
menggunakan alat peraga berupa boneka yang dimasukkan dan digerakan
oleh tangan. Boneka dipilih karena sesuai dengan karaktristik anak usia
4-5 tahun yang mampu mengadakan resperentatif dunia pada tingkatan yang
kongkrit.bercerita menggunakan boneka tangan merupakan cara penyajian
cerita dengan menggunakan alat peraga berupa boneka yang dimasukkan
karaktristik anak usia 4-5 tahun yang mampu mengadakan resperentatif
dunia pada tingkatan yang kongkrit.Aspek-aspek dalam Boneka tangan
terdiri dari keguanaan, ketepatan, dan kelayakanAspek-aspek tersebut
digunakan untuk menentukan kelayakan beoneka tangan sebagai media
pembelajaran.
E. Rancangan dan Langkah – Langkah Penelitian
Penelitian ini menggunakan tahapan pengembangan untuk
meningkatkan bahasa Indonesia Anak usia 4-5 tahun melalui kegiatan
bercerita menggunakan boneka tangan di PAUD Rinjani PLN Bendege
Mataram Tahun Ajaran 2017-2018.
Rancangan penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahap pengembangan,
dan bila belum mencapai target, dapat di lanjutkan pada tahap pengembangan
berikutnya. Setiap tahap pengembangan terdiri dari beberapa tahapan yaitu
tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan ( analisis kegiatan hasil
pengembangan yang telah dilakukan).
Sehubungan dengan itu berikut gambaran model tahap penelitian yang
di adopsi dari penelitian tindakan kelas oleh Iskandar (2011 : 67) :
Siklus I
1. Perencanaan
Langkah pertama yang dilakukan peneliti dalam menyusun
perencanaan penelitian ini adalah berdiskusi dengan guru kelas untuk
memperoleh gambaran awal tentang kemampuan Berbahasa anak di
kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan yang akan diterapkan
sesuai dengan kemampuan berbahasa anak.
Langkah kedua, peneliti menyusun rancangan tindakan berupa model
rencana pembelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a. Menentukan variabel dan indikator dalam membuat RKH
b. Menentukan tema dan sub tema
c. Menentukan naskah cerita sesuai tema
d. Membuat rancangan pembelajaran (RKH)
e. Menyiapkan media/APE dan sumber belajar yaitu boneka tangan
f. Menyiapkan kamera untuk data visual dan dokumentasi
Langkah ketiga, peneliti mempersiapkan instrumen penelitian berupa
lembar observasi aktivitas guru dan penilaian perkembangan anak dalam
rangka pengembangan kemampuan berbicara anak melalui kegiatan
bercerita menggunakan boneka tangan. Langkah terakhir adalah menyusun
jadwal pelaksanaan tindakan. Jadwal yang di sesuaikan dengan jam belajar
yang telah disusun sekolah. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu
kegiatan pembelajaran di sekolah.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti berperan sebagai pengamat dan penilaian, guru
sebagai pelaksanaan dalam melaksanakan kegiatan bercerita mengguakan
boneka tangan berdasarkan rencana yang telah disusun pada setiap
a. Pijakan Lingkungan Main
1) Menyiapkan Rencana kegiatan harian (RKH)
2) Menyiapkan media boneka tangan untuk kegiatan bercerita
3) Menata tempat atau kelas untuk kegiatan pembelajaran
4) Memastikan tempat main dan alat main yang digunakan dalam
keadaan aman.
b. Pijakan sebelum Main
1) Berdoa sebelum memulai kegiatan
2) Menucap salam, absensi dan menayakan kabar anak
3) Menyiapkan tema hari ini
4) Tanya jawab tentang pengalaman atau kegiatan anak yang
berhubungan dengan tema
5) Menjelaskan kegiatan main hari ini dan mengkaitkannya dengan
tema
6) Mengenalkan media boneka tangan dan cara menggunakannya
untuk merangsang agar anak dapat berekspresi dan bereksplorasi
saat bercerita
7) Membangun aturan main
c. Pijakan selama Main
1) Guru menyajikan cerita menggunakan boneka tangan dengan baik
2) Guru memotivasi dan memberikan kesempatan kepada anak untuk
berekspresi sendiri menggunakan boneka tangan sesuai dengan isi
cerita yang telah di sampaikan
3) Anak menceritakan kembali dan melanjutkan cerita menggunakan
boneka tangan dengan bahasa sendiri
4) Guru mendampingi dan membimbing anak yang mengalami
kesuliatan dalm kegiatan
5) Guru mengingatkan aturan main yang telah disepakati
6) Guru mengamati dan mencatat perkembangan kemampuan
kosakata anak saat bercerita
7) Anak menyimpulkan isi cerita
8) Guru menstimulus gagasan anak
d. Pijakan setelah main
1) Membereskan mainan yang telah digunakan
2) Anak dan guru duduk melingkar
3) Menayakan perasaan anak selama bermain dengan boneka tangan
4) Recalling dengan meminta anak untuk mengungkapkan isi cerita
dan karakteristik tokoh cerita secara singkat
5) Menyampaikan kegiatan yang akan datang
3. Pengamatan
Pengamatan dalam meningkatkan kosakata anak melalui kegiatan
bercerita melalui boneka tangan dilakukan bersamaan saat pelaksanaan
tindakan pembelajaran.Hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi.
Pengamatan dilakukan pada setiap pertemuan dalam kegiatan
bercerita. Hasil pengamatan yang dilakukan dapat mempengaruhi
penyusunan pada tahap berikutnya. Hasil pengamatan pada tahap
kemudian direflesikan untuk perencanaan pengembangan berikutnya demi
pencapaian hasil yang terbaik.
4. Refleksi
Hasil yang ditemukan dalam tahap pengamatan dikumpulkan dianalisis
oleh peneliti. Hasil analisis yang dilakuakan akan digunakan sebai bahan
dasar acuan untuk merencanakan penerapan berikutnya.
Berikut langkah-langkah refleksi hasil pengamatan pengembangan I :
a. Mendiskusikan hasil yang telah dicapai dengan guru kelas
b. Menyimpulkan hasil pengamatan
c. Merekomendekasikan hal-hal yang perlu di perbaiki pada
pengembangan berikutnya
Refleksi dilakukan untuk melihat efektifitas penerapan kegiatan
bercerita menggunakan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan
kosakata anak. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti mengadakan
perbaikan dan penyempurnaan rencana pelaksanaan kegiatan untuk
Siklus II
Tahap pengembangan II sama dengan tahap pengembangan I, Tetapi
kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan disusun dari hasil evaluasi
tahap pengembangan I yang telah di perbaiki dan lebih disempurnakan
terutama dalam teknik penyajian bercerita agar anak lebih antusias untuk
mengungkapkan ide ataupun imajinasinya dalam bercerita.
Siklus III
Siklus III sama dengan siklus I dan II, tetapi kegiatan bercerita
menggunakan boneka tangan disusun dari hasil evaluasi siklus II yang
telah diperbaiki dan lebih disempurnakan terutama dalam teknik
pendekatan terhadap tiap individu anak agar anak lebih nyaman dalam
mengungkapkan ide ataupun imajinasinya dalam bercerita.
F. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
suatu pengamatan yang disertai catatan-catatan tentang keadaan atau
prilaku objek suatu sasaran. Dalam hal ini, observasi dilakukan dengan
mengamati perkembagan kemampuan Berbahasa Indonesia anak melalui
kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan di PAUD Rinjani PLN
Bendege Ampenan dengan menggunakan lembar observasi dan pedoman
2. Dokumentasi
Metode ini merupakan penelaahan terhadap refrensi-refrensi yang
berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian. Dokumentasi ini
dapat berupa catatan-catatan, gambar, buku, foto dan sebagainya. Data
yang berupa dokumen ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menguji,
menafsirkan bahkan untuk meramalkan jawaban dari fokus permasalahan
penelitian.
G. Insrtumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini menggunakan lembar observasi yang
akan digunakan pada proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan
Kemampuan Berbahasa anak dengan mengamati tingkah laku anak dalam
setiap tahap kegiatan penelitian. Alat lain yang di gunakan untuk
mengumpulkan data yakni dokumentasi yang dapat berupa dokumen pribadi
anak ataupun foto-foto kegiatan anak dalam hal bercerita.
Berikut ini adalah kisi-kisi insrtumen untuk mengumpulkan data
pengembangan kemampuan Berbahasa anak usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani
PLN Bendege Ampenan tahun pelajaran 2016-2017 melalui kegiatan bercerita
menggunakan boneka tangan.
Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Perkembangan Bahasa Anak Usia 4-5 tahun
No Aspek Indikator Skor
1 2 3
1 Perkembangan Bahasa
a. Memahami pertanyaan yang kompleks
c. Berkomunikasi/ berbicara lancar
d. Merangkai kata menjadi kalimat sederhana serta mengkomunikasikannya e. Mengekspresikan Ide
dengan perbendaharaan kata yang dimiliki
f. Melanjutkan cerita guru
Keterangan :
Setiap indikator diberi skor : 1, 2, 3
Skor 1 apabila pada indikator tersebut, anak mulai berkembang
Skor 2 apabila pada indikator tersebut, anak berkembang sesuai harapan
Skor 3 apabila pada indikator tersebut, anak berkembang sangat baik.
H. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2015: 335) menyatakan bahwa analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari awal
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dalam unit-unit, melakukan,
sintesa, menyusun kedalam pola, memilih nama yang penting dan yang akan
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain. Data yang dikumpulkan dari hasil observasi dan
dokumentasi anak dianalisis secara deskriptif kualitatif yakni dengan
memfokuskan penelitian selama proses di lapangan bersamaan dengan
pengumpulan data dan dalam memberikan penfsiran terhadap hasil berupa
Adapun Analisis data dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan
peningkatan kosakata anak usia 4-5Tahun melalui kegiatan bercerita
menggunakan boneka tangan. Dalam hal ini, Peneliti dapat melihat secara
langsung, mengkaji, dan mempertimbangkan dampak atau hasil tindakan, baik
secara proses maupun hasil kegiatan pengembangan dengan menggunakan
lembar observasi.
Selanjutnya data yang telah terkumpul dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Keterangan :
P : Persentase Indikator
f : Frekuensi Indikator ynag Dicapai
∑f : Jumlah Indikator Yang Dicapai(Nurkancana dan Sunartana, 2009)
I. Indikator Kinerja
Indikator Kinerja dikatan berhasil apabila proses pembelajaran yang di
laksanakan guru sudah dilaksanakan secara optimal, bilamana
aktifitas-aktifitas yang dilakukan akan telah memenuhi kriteria dalam
mengembangakan tingkat kemampuan berbahasa Indonesia anak melalui
penggunaan Boneka tangan. Adapun Indikator kinerja dalam penelitian
pengembangan ini yaitu keberhasilan peneliti dilihat dari ketercapaian tingkat
perkembangan berbahasa Indonesia anak dengan menggunakan boneka
tangan dapat mencapai nilai optimal 80%. Pembelajaran untuk anak dikatakan ࡼ= ࢌ
maksimal apabila aspek perkembangan bahasa anak terus meningkat sesuai
dengan indikator perkembangan kemampuan bahasa anak usia 4-5 tahun atau
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Tahap Pengembangan I
Penelitian pengembangan I ini dilaksanakan pada Hari Senin dan
selasa tanggal 3dan 4 April 2017 pada sentra main peran, Proses
pembelajaran dilaksanakan dari jam 08:00 – 10:00 WITA. Selama proses
pembelajaran berlangsung observer mengamati kemampuan berbahasa
Indonesia anak melalui lembar observasi. Tema dan sub tema
pembelajaran yang sudah di tentukan sekolah. Adapun hasil yang
diperoleh dari penelitian tahap I ini dijabarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Tahap Pengembangan I No Tahapan
Penelitian
Kegiatan Capaian Hasil Penelitian 1 Perencanaan a. Merumuskan
indikator capaian
b. Menetukan tema dan sub tema
c. Menyususn rancangan
Indikator capaian dirumuskan berdasarkan tingkat perkembanagn anak usia 4-5 tahun pada Peraturan Mentri Pendidikan Nomor 58 Tahun 2009 yang disesuaikan dengan kemampuan berbahasa Indonesia anak usia 4-5 tahun RKH yang ada di sekolah
No Tahapan Penelitian
Kegiatan Capaian Hasil Penelitian pembelajaran
g. Menyiapkan alat dokumentasi
boneka tangan yang digunakan yakni boneka tangan yang telah tersedia di sekolah.
Naskah cerita diadopsi dari kumpulan cerita dimana para tokoh disesuaikan dengan media boneka tangan yang tersedia.
Instrument penelitain disusunn untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dalam langkah-langkah pembelajaran dan untuk mengamati kemampuan berbahasa Indonesia anak selama proses pembelajaran.
Alat dokumentasi yang tersedia berupa handphone untyk mengambil gambar/foto anak dan guru yang sedang bercerita.
2 Pelaksanaan 1. PijakanLingkungan Main guru menyiapkan RKH hari itu di meja guru.
Guru menyiapkan boneka tangan yang akan digunakan sesuai tokoh yang ada dalam cerita yang akan disampaikan Guru tidak menata tempat
main secara khusus, tatanan ruang kelas tetap seperti apa adanya.