• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD RINJANI PLN BENDEGE MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016-2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGGUNAAN BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD RINJANI PLN BENDEGE MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016-2017"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA ANAK USIA 4-5

TAHUN DI PAUD RINJANI PLN BENDEGE MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016-2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh : TITI KADARSIH

EIF 113 078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

2016/2017

(2)
(3)

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI

Judul Proposal : “Penggunaan Media Boneka Tangan untuk Meningkatkan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Rinjani PLN Bendega Mataram Tahun Ajaran 2016/2017”

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada tanggal : Juli 2017

Mataram, 2017

Dosen Pembimbing Skripsi I, Dosen Pembimbing Skripsi II,

(Dr. MA. Muazar Habibi, S.Psi, M.Pd) (Ika Rachmayani,M.Pd.) NIP. 196001121986031003 NIP. 198101022005012001

Menyetujui,

Ketua Program Studi PG PAUD

(Baik Nilawati Astini ,M. Pd) NIP. 197508302005012001

(4)

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI

Judul Proposal : “Penggunaan Media Boneka Tangan untuk Meningkatkan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Rinjani PLN Bendega Mataram Tahun Ajaran 2016/2017”

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada tanggal : Juli 2017

Mataram, 2017

Dosen Pembimbing Skripsi I, Dosen Pembimbing Skripsi II,

(Dr. MA. Muazar Habibi, S.Psi, M.Pd) (Ika Rachmayani,M.Pd.) NIP. 196001121986031003 NIP. 198101022005012001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

(Drs. Syafruddin, M.Pd) NIP. 195710031985031002

(5)

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI

Judul Proposal : “Penggunaan Media Boneka Tangan untuk Meningkatkan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Rinjani PLN Bendega Mataram Tahun Ajaran 2016/2017”

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada tanggal : Juli 2017

PENGUJI I

(Dr. MA. Muazar Habibi, S.Psi, M.Pd) NIP. 196001121986031003

PENGUJI II

(Ika Rachmayani,M.Pd.) NIP. 198101022005012001

PENGUJI III

(Drs. I Nyoman Suarta, M.Si) NIP. 195910191986031003

Mengetahui;

FKIP UNIVERSITAS MATARAM Dekan

(Drs. H. Wildanm M.Pd) NIP. 195712311983031037

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO : Hidup Bagai Dua Buah Tangah

Dan

Janganlah Hidup Bagai Du Buah

Telinga

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Orang tuaku tersayang (H. Hasan, alm)

dan (Hj. Zubaedah), berkat do’a mereka

yang telah menyertai langkahku. Buat

suamiku (Syamsul Sani) dan anakkku

tercinta (Alif dan Caca), dengan do’a

dan dukungan mereka yang telah

member semangat. Buat

sahabat-sahabatku di Jurusan semua ini dapat

terselesaikan. Teman-teman dan para

sahabat seperjuangan terimakasih atas

do’a dan motivasinya.. terakhir semua

pihak yang terlibat baik secara langsung

maupun tidak langsung terimakasih atas

segalanya.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan judul “ Penggunaan Boneka Tangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun Di PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017”dengan baik.

Dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih

atas bimbingan, masukan dan dukungan dari awal mengajukan judul skripsi,

sampai penilitian di lapangan, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada :

1. Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D., Rektor Universitas Mataram.

2. Dr. H. Wildan M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Mataram.

3. Drs. Syafruddin M.Pd., Ketua jurusan Ilmu Pendidikan.

4. Baik Nilawati Astini M.Pd., Ketua Program Studi S1 PG PAUD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram.

5. Dr. MA. Muazar Habibi, S.PSi, M.Pd., Dosen Pembimbing I, yang telah

membimbing dan mengarahkan selama penyusunan skripsi ini.

6. Ika Rachmayani, M.Pd., Dosen Pembimbing II, yang telah membimbing dan

mengarahkan selama penyusunan skripsi ini.

7. I Made Suwasa Astawa, M.Sn., Dosen PA yang telah mendukung dan

mengarahkan selama penyusunan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PG- PAUD FKIP Universitas Mataram.

(8)

9. Kepada teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan motivasi dan

dukungannya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

banyak kekurangan atau belum sempurna baik dari segi isi, bentuk maupun

susunannya. Untuk itu kritik dan saran diharapkan dari berbagai pihak yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua

pihak pada umumnya dan insan pendidikan pada khususnya.

Mataram, 2017

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JDUL... i

HALAMAN LOGO FAKULTAS... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

MOTTO... iv

HALAMAN PERSETUJUAN... v

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

ABSTRAK... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah ... 3

1. Rumusan Masalah... 3

2. Diagnosis Masalah... 3

3. Pemecahan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Teori yang Relevan... 7

1. Hakikat Boneka Tangan... 5

2. Hakikat Kemampuan Berbahasa ... 6

B. Penelitian yang Relevan ...19

C. Kerangka Berfikir...24

(10)

D. Hipotesis Tindakan...25

BAB III PEMBAHASAN A. Setting Penelitian...26

B. Subyek dan Observer Penelitian ...26

C. Faktor yang Diteliti...26

1. Faktor Guru ...26

2. Faktor Siswa ...26

D. Variabel Penelitian ...27

1. Definisi Operasional Variabel Harapan ...27

2. Definisi Operasional Variabel Tindakan ...27

E. Rancangan dan Langkah-Langkah Penelitian...28

F. Metode Pengumpulan Data...33

G. Instrumen Pengumpulan Data ...34

H. Teknik Analisis Data ...35

I. Indikator Keberhasilan/Indikator Kinerja ...36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

B. Pembahasan ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA... 99 LAMPIRAN

(11)

Penggunaan Boneka Tangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun

Di PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram Tahun Ajaran 2016/2017

ABSTRAK Oleh TITI KADARSIH

EIF 113 078

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara penggunaan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia pada kelompok usia 4-5 tahun di Paud Rinjani tahun pelajaran 2016-2017 setelah menerapkan metode bercerita dengan boneka tangan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian jenis pengembangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan teknik observasi. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelompok A yang berusia 4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN Bendege Tanjung karang yang berjumlah 16 orang anak yang terdiri 10 orang anak perempuan dan 6 orang anak laki-laki. Hasil penelitian diperoleh bahwa terbukti dari hasil penelitian yang dimulai dari tahap pengembangan I yang mencapai 65%, menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan berbahasa Indonesia anak belum mencapai targe ketercapaian dalam penelitian ini yakni 80%. Hal ini disebabkan karena masih banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang mengakibatkan kemampuan berbahasa Indonesia anak belum terstimulasi dengan baik sehingga pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia anak masih berjalan lambat. Kemudian mengalami peningkatan hingga 81% pada tahap pengembangan II dan telah mencapai target penelitian. Hal ini karena usaha guru yang sangat maksimal melakukan pembenahan kinerjanya dalam mengelola kelas sebelum selama proses pembelajaran melalui kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan hingga membawa dampak yang besar terhadap peningkatan kemampuan berbahasa anak kelompok A PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram.

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 yang

masih membutuhkan stimulasi pada setiap perkembangannya, diantaranya

perkembangan kognisi, bahasa, moral, fisik motorik, serta sosial emosional,

perkembangan tersebut dapat berkembang secara optimal bila diberikan

rangsangan yang sesuai dengan tahapan-tahapan usia anak.Pengertian Anak

Usia Dini menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1, Pasal 1, Butir ke 14

menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah “Upaya pembinaan

yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki

pendidikan lebih lanjut”. Tujuan utama diselenggarakannya Pendidikan Anak

Usia Dini adalah untuk membentuk anak indonesia yang berkualitas yaitu

anak yang tumbuh dan berkembangan sesuai dengan tingkat perkembangan

sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan

dasar serta mengurangi kehidupan di masa dewasa (Depdiknas, 2004).

Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia dini

adalah kemampuan bahasa. Penguasaan bahasa sangat erat kaitannya dengan

kemampuan kognisi anak. Sistematika berbicara anak menggambarkan

sistematikanya dalam berfikir, yang termasuk dalam pengembangan bahasa

(13)

selain dari berbicara adalah kemampuan menyimak, membaca, dan menulis.

Kemampuan bahasa pada anak, terdiri dari beberapa tahapan sesuai dengan

usia dan karakteristik perkembangannya. Santrock (dalam Dhieni, 2008: 1.17)

menyebutkan bahwa bahasa adalah suatu sistem simbol untuk berkomunikasi

yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit arti), sintaksis (tata

bahasa), semantik (variasi arti), dan pragmatik (penggunaan) bahasa. Dengan

bahasa, anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun

perasaannya pada orang lain.

Bahasa mencakup cara untuk berkomunikasi, di mana pemikiran dan

perasaan individu dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol seperti

lisan,tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, maupun mimik yang digunakan untuk

mengungkapkan sesuatu. Bahasa sebagai fungsi dari komunikasi

memungkinkan dua individu atau lebih mengekspresikan berbagai ide, arti,

perasaan dan pengalaman. Badudu (dalam Dheieni, 2008: 1.11) menyatakan

bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota

masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan

pikiran,perasaan, dan keinginannya. Pada anak usia 5-6 tahun, tingkat

kemampuan bahasanya sudah terlihat melalui proses pembelajaran.Tahapan

perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri 58 Tahun 2009 yaitu

menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan (membaca dan

menulis). Dari tahapan-tahapan tersebut, bagaimana cara guru ataupun orang

tua menstimulus sejak dini agar dapat berkembang sesuai dengan tahapan

(14)

Berdasarkan kenyataan di lapangan, kemampuan bahasa pada anak

usia 5-6 tahun belum sepenuhnya tercapi seperti anak belum dapat memahami

bahwa ada hubungan antara bahasa lisan dengan tulisan (Pramembaca),

contohnya membaca buku cerita bergambar yang memiliki kalimat sederhana

dan menceritakan isi buku yang menunjuk beberapa kata yang dikenalnya,

menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok

kalimat-predikat-keterangan), melanjutkan sebagian cerita atau dongeng yang telah di

perdengarkan. Hal inilah yang menjadi dorongan untuk meningkat kosa kata

bahasa dalam menggunakan media boneka tangan. Maka dari itu peneliti

mengangkat masalah dengan judul “Penggunaan boneka tangan untuk

meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 tahun di

PAUD Rinjani PLN tahunajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah “Bagaimana cara penggunaan boneka tangan untuk

meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 tahun di

PAUD Rinjani PLN tahunajaran 2016/2017?”

2. Diagnosis Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, diagnosis masalah dari

penelitian ini adalah:

a. Kemampuan berbahasa anak masih rendah.

b. Penggunaan media dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak

masih kurang.

(15)

3. Cara Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan dan diagnosis masalah di atas, cara yang

dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak adalah

dengan memanfaatkan media boneka tangan dan menciptakan kegiatan

yang bervariasi untuk memperkenalkan berbagai kosa kata sehingga

kemampuan bahasa anak menjadi lebih optimal.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui cara penggunaan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan

berbahasa Indonesia pada kelompok usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani tahun

ajaran 2016/2017.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah wawasan guru mengenai peningkatan kemampuan berbahasa

anak.

2. Meningkatkan kreatifitas guru melalui pembelajaran dengan kegiatan

bercerita khususnya dengan menggunakan boneka tangan.

3. Sebagai bahan untuk menambah informasi bahwa data yang diperoleh

dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menerapkan penggunaan

boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia anak

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori

1. Hakikat Boneka Tangan a. Pengertian Boneka Tangan

Boneka adalah tiruan dari bentuk manusia dan bahkan sering

termasuk tiruan dari binatang. Untuk keperluan sekolah dapat dibuat

boneka yang disesuaikan dengan cerita-cerita zaman sekarang

(Asfandiyan, 2009:19). Boneka merupakan alat peraga yang

disesuaikan dengan karakteristik anak usia 4-5 tahun. Piaget (dalam

Suyanto, 2005:53) menyatakan bahwa anak usia 4-5 tahun berada pada

masa Praoprasional. Pada masa ini anak mampu mengadakan

representatif dunia pada tingkatan yang kongkrit. Boneka menjadi alat

peraga yang dianggap mendekati naturalitas bercerita. Tokoh-tokoh

yang diwujudkan melalui boneka berbicara dengan gerakan-gerakan

yang mendukung cerita dan mudah diikuti anak. Melalui boneka anak

tahu tokoh mana yang sedang berbicara, apa isi

pembicaranya,bagaimana pelakunya (Musfiroh, 2005: 147).

Simanjuntak (dalam Latif, 2014:42) mengungkapkan bahwa

boneka dapat digunakan sebagai alat peraga untuk membawakan cerita

kepada anak-anak, karena boneka merupakan objek yang dekat dengan

mereka.

(17)

Sedangkan menurut Dhieni bercerita menggunakan boneka

tangan adalah cerita dengan menggunakan boneka yang dapat

dimasukkan ke tangan (2011:6.52). Boneka tangan mengandalkan

keterampilan guru dalam menggerakkan ibu jari dan telunjuk yang

berfungsi sebagai tulang tangan. Boneka tangan biasanya kecil dan

dapat digunakan tanpa alat bantu yang lain, guru perlu memberikan

kesempatan pada anak untuk mencoba boneka tangan sambil

menceritakan kembali isi cerita tersebut guna mengembangkan

kemampuan berbahasa anak (Suhartono, 2005:7).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

bercerita menggunakan boneka tangan merupakan cara penyajian

cerita dengan menggunakan alat peraga berupa boneka yang

dimasukkan dan digerakan oleh tangan. Boneka dipilih karena sesuai

dengan karaktristik anak usia 4-5 tahun yang mampu mengadakan

resperentatif dunia pada tingkatan yang kongkrit.

b. Langkah – Langkah Menggunakan Boneka Tangan

Dhieni (2011:6.53) mengemukakan langkah-langkah dalam

penggunaan boneka tangan sebagai berikut:

1) Pendidik menyiapkan alat peraga dan boneka yang diperlukan

2) Pendidik mengatur posisi tempat duduknya

3) Pendidik menunjukkan alat peraga yang telah disiapkan dan

menyebutkan nama tokoh-tokoh dalam cerita.

(18)

5) Pendidik bercerita dengan melaksanakan dialog/percakapan antar

boneka

6) Sambil bercerita pendidik menggerakkam boneka tangan secara

bergantian

7) Setelah selesai bercerita pendidik memperhatikan kembali seluruh

boneka tangan secara bergantian

8) Anak menyimpulkan isi cerita

9) Pendidik melengkapi kesimpulan isi cerita dari anak

Dari uraian langkah – langkah pelaksanaan bercerita dengan

menggunakan boneka tangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

untuk mewujudkan suatu kegiatan bercerita yang memiliki makna dan

pembelajaran bagi anak, maka pendidik perlu memperhatikan

langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan bercerita ini, terutama untuk

meningkatkan kemampuan berbicara anak, pendidik harus

memberikan kesempatan anak untuk menceritakan kembali isi yang

sudah dibawakan dengan menggunakan boneka tangan.

c. Hal-hal yang perlu Diperhatikan dalam Bercerita dengan Menggunakan Boneka Tangan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika bercerita

(19)

1) Memilih Boneka

Pilihlah boneka yang menarik dan disesuaikan dengan

jumlah tokoh yang ada dalam cerita, usahakan boneka yang satu

dengan boneka yang lain berbeda, baik bentuknya, pakaiannya,

dan warnanya.Tujuannya untuk mengenalkan kepada anak –anak

tentang karakter-karakter tokoh ang disesuaikan dengan perannya.

2) Memiliki Suara yang Berbeda

Suara mempunyai peran yang cukup besar untuk

memaksimalkan penyampaian materi dalam

bercerita.Kemampuan menirukan suara, baik suara tokoh,

binatang maupun benda-benda yang ada di sekitar membuat si

pendongeng dapat lebih ekspresif dalam menyampaikan cerita.

Dengan memiliki suara-suara yang banyak, mendongeng dengan

boneka tangan akan lebih menarik dan dapat dinikmati anak-anak

dengan baik.

3) Diskusi

Ajak anak untukdiskusi baik dengan pendongengnya

maupun dengan boneka yang dibawanya, sehingga cerita akan

lebih hidup dan anak-anak akan merasakan ikut terlibat dalam

sebuah cerita.

d. Karaktristik Bercerita dengan Menggunakan Boneka Tangan Bercerita dengan menggunakan boneka tangan memiliki

(20)

1) Tampilan boneka tangan disukai anak

2) Topik cerita menarik perhatian anak

3) Disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak

4) Menghubungkan pengalaman dengan keetertarikan

5) Penyajian cerita sangat bersahabat dan menjadi kesukaan anak

6) Ilustrasi cerita sangat relevan pada latar belakang keluarga dan

budaya anak.

7) Isicerita merupakan kesukaan anakyang selalu ingin didengar

8) Bahasa dan boneka tangan mampu memberikan informasi serta ide

baru bagi anak.

e. Fungsi Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Dhieni (2011 : 6.29) membagi fungsi bercerita dengan

menggunakan alat peraga (boneka tangan) menjadi 2 yaitu:

1) Bagi anak

Sebuah cerita akan menarik untuk didengarkan dan

diperhatikan apabila menggunakan alat peraga. sehingga anak akan

mudah menyerapisi cerita

2) Bagi guru

Terasa lebih ringan dalam menyampaikan cerita karena

terbantu oleh peran alat peraga yang digunakan. Sehingga guru

akan lebih rileks dalam menyampaiakan cerita dan isi cerita dapat

(21)

2. Hakikat Kemampuan Bahasa a. Pengertian kemampuan

Kata kemampuan merupakan dasar dari kata “mampu”, dalam

kamus lengkap bahsa Indonesia (2005:233) kata mampu berarti

kesanggupan dan kekuatan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan

menurut Puji Santosa (2005 : 518) kemampuan adalah keterampilan

berbuat, berpikir dan bernalar, serta dapat memperluas wawasan dan

mempertajam kompetensi.

Dari definisi kemampuan diatas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan dalam hal ini adalah kemampuan atau kesanggupan dalam

melakukan sesuatu untuk memperluas wawasan dan mempertajam

kompetensi.

b. Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk

menyampaikan pesan,pendapat, perasaan dengan menggunakan

simbol-simbol, kemudian kata dirangkai berdasarkan urutan dan

membentuk kalimat yang mempunyaimakna. Bahasa adalah mencakup

segala sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan

untuk menyampaikan makna pada orang lain (Hurlock, 2008 : 176).

Bromley (dalam Dhieni, 2008:1.11) mendefinisikan bahasa sebagai

sistim simbol yang teratur untuk menstransfer berbagai ide maupun

informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal.

(22)

Sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Anak

dapat memanipulasi simbol-simbol tersebut dengan berbagai cara

sesuai dengan kemampuan berpikirnya. Adapun kemampuan bahasa

anak usia dini terdiri dari kemampuan menyimak, mendengar

,berbicara, dan menulis.

Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

perkembangan bahasa adalah simbol untuk menstranfer ide dan

informasi untuk menyatukan pikiran dan perasaan berupa makna

sebagai sarana berkomunikasi.

c. Kemampuan Bahasa

Kemampuan Bahasa dalam arti luas adalah kemampuan

mengorganisasikan pikiran, keinginan, ide, pendapat atau gagasan

dalam bahasa lisan maupun tulisan (Puji Santosa, 2005 : 518).

Sedangkan Badudu (dalan Dhieni 2005:1.8) berpendapat bahwa

kemampuan bahasa merupakan alat penghubung atau komunikasi

antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang

menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan bahasa

adalah kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan dengan baik

serta mempunyai makna yang dapat dipahami terdiridari menyimak,

(23)

3. Indikator Kemampuan Bahasa anak usia 4-5 tahun

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 tahun

2009, ada 3 Tahapan perkembangan bahasa, yaitu mengungkapkan bahasa,

menerima bahasa, dan keaksaraan. Berikut indikator perkembangan bahasa

yang dimiliki anak usia 4-5 tahun :

No Tahapan

Perkembangan Bahasa

Indikator Capaian

1. Menerima bahasa a. Mengerti beberapa perintah secara bersamaan

b. Mengulang kalimat yang lebih kompleks.

c. Memahami aturan dalam suatu permainan

2. Mengungkapkan bahasa a. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks.

b. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama. c. Berkomunikasi secara lisan,

memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca,menulis dan berhitung.

d. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada oarang lain

e. Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.

3. Keaksaraan a. Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal.

b. Mengenal suara huruf awal dari mana benda-benda yang ada disekitarnya.

c. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama.

d. Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf.

(24)

4. Tahap-tahap Kemampuan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Secara umum tahap-tahap anak dapat di bagi kedalam beberapa

rentang usia, yang masing-masing menunjukan ciri-ciri tersendiri.

Menurut Guntur (dalam Susanto,2012:75) tahapan perkembangan sebagai

berikut:

a. Tahap I (pralinguistik), yaitu antara 0-1 tahun. Tahap ini terdiri dari

(1)Tahap meraban-1 (Pralinguistik 1) tahap ini dimulai dari bulan

pertama hingga bulan keenam di mana anak akan mulai menangis,

tertawa, dan menjerit. (2) Tahap meraban-2( Pralinguistik II) tahap ini

pada dasarnya merupakan tahapan kata tanpa makna mulai dari bulan

ke-6 hingga 1 tahun.

b. Tahap II (linguistik), terdiri dari 2 tahap yaitu ;(1) Holafrastik (1

tahun)Anak mulai menyatakan makna keseluruhan frasa atau kalimat

dalam satu kata dan ditandai dengan perbendaharaan kata anak

sehingga kurang lebih 50 kosa kata. (2) Frasa (1-2) anak mampu

mengucapkan dua kata dan ditandai dengan perbendaharaan kata anak

sampai dengan rentang 50-100 kata.

c. Tahap III ( Pengembangan tata bahasa, yaitu prasekolah 3,4,5 tahun )

pada tahap ini anak sudah dapat membuat kalimat dan anak dapat

memperpanjang kata menjadi suatu kalimat.

d. Tahap IV ( Tata bahasa menjelang dewasa yaitu 6-8 tahun ) ditandai

dengan kemampuan menggabungkan kalimat sederhana dan kalimat

(25)

5. Aspek-aspek Kemampuan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Anak usia TK berada dalam fase perkembangan bahasa secara

ekspresif. Hal ini menunjukkan bahwa anak telah dapat mengungkapkan

keinginannya, penolakannya, maupun pendapatnya melalui bahasa lisan.

Menurut Jamaris (dalam Susanto.2012:77), Aspek-aspek

perkembangan bahasa terbagi menjadi tiga bagian yaitu:

a. Kosakata, Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya

berinteraksi dengan lingkungannya, kosakata anak berkembang dengan

pesat.

b. Sintaksis, (tata bahasa), anak telah dapat menggunakan bahasa lisan

dengan susunan kalimat yang baik, misalnya “Alif membaca buku”

bukan “Alif buku membaca”.

c. Sematik (penggunaan kata sesuai tujuan) Anak di TK sudah dapat

mengekspresikan keinginan, penolakan, dan pendapatnya dengan

kalimat yang tepat. Misalnya “mau” untuk menyatakan keinginan.

6. Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun

Owens (dalam Rita Kurnia, 2009:37) mengemukakan bahwa

karakteristik kemampuan bahsa anak usia 4-5 tahun sebagai berikut :

a. Sudah dapat mengungkapkan 900-1000 kosakata

b. Anak usia 4-5 tahun sudah dapat melakukan penyerapan arti kata baru

(26)

c. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan, anak sudah dapat

mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan

tersebut.

d. Percakapan yang dilakukan oleh anak usia 4-5 tahun menyangkut

berbagai komentarnya terhadap apa yang telah dilakukan oleh dirinya

sendiri dan orang lain.

7. Karakteristik, Bentuk dan Fungsi Bahasa

Santrock (dalam Dhieni, 2008:1.17) berpendapat bahwa meskipun

setiap kebudayaan manusia memiliki berbagai variasi dalam bahasa,

namun terdapat beberapa karakteristik umum berkenaan dengan fungsi

bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dan adanya dayacipta individu

yang kreatif.

Bahasa memiliki karakteristik yang menjadikannya sebagai bentuk

khas komunikasi. Ada beberapa karakteristik bahasa sebagai berikut:

a. Sistematis artinya bahasa merupakan suatu cara menggabungkan

bunyi-bunyian maupun tulisan yang bersifat teratur dan konsisten.

b. Arbitari, yaitu bahwa bahasa terdiridari hubungan-hubungan antara

berbagai macam suara dan visual, objek, maupun gagasan.

c. Fleksibel artinya bahasa dapat berubah sesuai dengan perkembangan

zaman. Kosakata terus bertambah mengikuti kemmajuan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi.

d. Beragam, dalam hal pengucapan, bahasa memiliki berbagai variasi

(27)

e. Kompleks yaitu bahwa kemampuan berfikir dan bernalar di pengaruhi

oleh kemampuan menggunakan bahasa yang menjelaskan berbagai

konsep, ide, maupun hubungan-hubungan yang dapat dimanupulasikan

saat berfikir dan bernalar (Dhieni,2008:1.18).

Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak secara alamiah

untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Bahasa sebagai alat sosialisai

merupakan suatu cara merespon orang lain. Bromly (dalam

Dhieni,2008:1.19) menyebutkan bahwa ada empat macam bentuk bahasa

yaitu menyimak,berbicara, membaca dan menulis. Bahasa yang bersifat

reseptif(dimengerti,diterima) maupun ekspresif (dinyatakan). Bahasa

reseptif seperti mendengarkan dan membaca suatu informasi, sedangkan

bahasa ekspresif seperti berbicara dan menuliskan informasi untuk di

komunikasikan kepada orang lain.

Bahasa digunakan untuk mengekspresikan keunikan individu,

Bromley (dalam Dhieni, 2005:1,17) menyebutkan 5 macam fungsi bahasa

sebagai berikut :

a. Bahasa menjelaskan keinginan dan kebutuhan individu, anak yang

lapar dan mengatakan “mam-mam” mendapatkan makanan lebih cepat

daripada anak yang menginginkan makanan dengan menangis. Hal ini

terjadi penguatan bagi anak untuk mengulang kata tersebut jika

menginginkan makan lagi.

b. Bahasa dapat mengubah dan mengontrol prilaku, anak yang

(28)

harus menyembunyikan wajahnya dan orang dewasa dapat melihat

wajah anak kembali setelah menunggu beberapa saat.

c. Bahasa membantu perkembangan kognitif, secara simbolik bahasa

menjelaskan hal yang nyata dan tidak nyata. Bahasa memudahkan kita

untuk mengingat kembali suatu informasi yang baru diperoleh.

d. Bahasa membantu mempererat interaksi dengan orang lain, bahasa

berperan dalam memelihara hubungan dengan orang sekitar, karena

bahasa dapat menjelaskan pikiran, perasaan dan prilaku.

e. Bahasa mengekspresikan keunikan individu, anak usia dini sering kali

mengkomunikasikan pengetahuan, pemahaman dan pendapatnya

dengan cara yang khas yang merupakan refleksi perkembangan

kepribadian anak

8. Keterampilan Berbahasa Anak Usia Dini a. Kemampuan Menyimak

Perkembangan keterampilan menyimak pada anak berkaitan erat

satu sama lain, dengan keterampilan berbahasa khususnya berbicara.

Anak yang berkembang keterampilan menyimaknya akan berpengaruh

terhadap berbicaranya.

Bromley (dalam Dhieni, 2005:3.16) menyebutkan faktor yang

mempengaruhi kemampuan menyimak anak yaitu faktor penyimak,

faktor situasi, dan faktor pembicara.

(29)

Menjelang usia 4-5 tahun anak dapat memahami sekitar 8000 kata

dan dalam satu tahun berikutnya kemampuan anak dapat mencapai

9000 kata (Haris dan Sipay (dalam Dhieni,2005 : 35).

Berbicara dan menyimak adalah komunikasi dua arah atau tatap

muka yang dilakukan secara langsung. Kemampuan berbicara anak

diperoleh dari kegiatan menyimak dan membaca. Ada dua tipe

perkembangan membaca anak yaitu :

1) Egosentric Speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun dalam hal

ini anak berbicara kepada dirinya sendiri ( monolog)

perkembangan berbicara anak dalam hal ini sangat berperan dalam

mengembangkan kemampuan berfikirnya.

2) Socialized Speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan

lingkungannya, hal ini berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan adaptasi sosial anak. Berkenaan dengan hal tersebut

terdapat 5 bentuk Socialized Speech yaitu :

a) Saling tukar informasi untuk tujuan bersama

b) Penilaian terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain

c) Perintah ancaman

d) Pertanyaan

e) Jawaban. (Dhieni, 2005: 3.5)

c. Kemampuan Membaca

Raines dan Canad (dalam Dhieni, 2005 :3.15) menyatakan bahwa

(30)

terdapat ineraksi antara tulisan yang dibaca anak dengan pengalaman

yang diperolehnya. Perkembangan bahasa anak berlangsung dalam

beberapa tahapan sebagai berikut :

1) Tahapan Fantasi (Magical Stage)pada tahap ini anak mulai belajar

menggunakan buku, melihat dan membalik lembaran buku dan

membawa buku kesukaannya.

2) Tahap pembentukan konsep diri (Self Concep Stage)pada tahap ini

anak mulai memandang dirinya sebagai ‘pembaca’ hal ini terlihat

pada keterlibatan anak dalam kegiatan membaca, anak

berpura-pura membaca buku, memknai gambar berdasarkan pengalaman

yang diperoleh sebelumnya, dan menggunakan bahasa buku yang

tidak sesuai dengan tulisannya.

3) Tahap membaca gambar (Bridging Reading Stage)Pada tahap ini

pada diri anak mulai tumbuh kesadaran akan tulisan dalam buku

dan menemukan kata yang pernah ditemui sebelumnya, Dapat

mengungkapkan kata-kata yang bermakna dan berhubungan

dengan dirinya, sudah mengenal tulisan kata-kata puisi, lagu, dan

sudah mengenal abjad.

4) Tahap pengenalan bacaan (Take of Reader Stage) Anak mulai

menggunakan tiga sistem isyarat (Grophonik, sematik, sintakis ).

Anak mulai tertarik pada bacaan, dapat mengingat tulisan dalam

(31)

serta membaca berbagai tanda seperti pada papan iklan, kotak

susu, pasta gigi, dan lainnya.

5) Tahap membaca lancar (Indepandent Reader Stage) pada tahap ini

anak dapat membaca berbagai jenis buku.

Dari penjelasan diatas bahwa kemampuan membaca anak usia

4-5 tahun sudah berada pada kelima tahapan tersebut.

d. Kemampuan Menulis

Menulis merupakan suatu media untuk berkomunikasi karna

anak dapat menyampaikan pikiran dan perasaanya melalui

kata-kata.Menurut poerwadarmiata menulis memiliki beberapa batasan

sebagai berikut: membuat huruf angka dengan pena,kapur, dan

sebagainya, mengekspresikan pikiran atau perasaan seperti mengarang,

membuat surat, dan lainnya dengan tulisan.

Kegiatan menulis di Taman Kanak-Kanak harus memperhatikan

kesiapan anak, kegiatan menulis dapat dilakukan jika perkembanagan

motorik halus anak sudah siap, hal ini dapat dilihat dari kesiapan anak

dalam memegang pensil. Pada awalnya anak memegang pensil hanya

dengan membuat coretan-coretan yang tidak bermakna, namun seiring

dengan perkembangannya anak akan mulai membiasakan jari-jarinya

untuk menulis dengan lebih baik. Ada dua kemampuan yang

diperlukan anak untuk menulis yaitu kemampuan meniru bentuk, dan

(32)

Brewer (dalam Dhieni, 2005:3,8) mengemukakan 4 tahapan

dalam kemampuan menulis yaitu: Scibble stage tahap mencoret atau

membuat goresan, linear Reparitative Stage tahap anak menelusuri

bentuk tulisan horizontal, Random Letter Stagetahap menulis random,

yaitu anak belajar tentang berbagai bentuk tulisan dan mengulang

berbagai kataatau kalimat, dan Letter Name Writing or Phonetic

Writing yaitu tahap menulis nama, dimana anak mulai menyusun dan

menghubungkan antara tulsan dan bunyinya.

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tahapan

kemampuan menulis anak usia 4-5 tahun berawal dari tahapan yang

sederhana hingga yang lebih kompleks yaitu ditandai dengan anak

sudah mulai meniru huruf, menulis namanya sendiri, menulis huruf

dan meniru kata dalam tulisan.

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Bahasa

Pengenalan bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk memperoleh

keterampilan bahasa yang baik. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5

faktor (Syamsu Yusuf,2011:121) yaitu:

a. Kesehatan

Kesehatan merupakan faktor yang sanagat mempengaruhi

perkembangan bahasa anak, oleh karnanya orang tua perlu

diperhatikan kondisi kesehatan anak, upaya yang dilakukan seperti

memberikan ASI, makanan yng bergizi, memelihara kebersihan tubuh

(33)

b. Intelegensi

Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat

intelegensinya. Anak yang perkembangan bahasanya cepat, pada

umumnya mempunyai intelegensi normal atau diatas normal

c. Status sosial ekonomi

Perkembangan bahasa dengan status sosial ekonomi yang rendah

mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasanya

dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik.

Kondisi ini disebabkan karena kesempatan belajar yang diberikan serta

perbedaan kecerdasan.

d. Jenis Kelamin

Pada tahun pertama usia anak, tidak ada perbedaan dalam

vokalisasi antara pria dan wanita. Namun mulai usia dua tahun anak

wanita menunjukkan perkembangan lebih cepat dari anak laki - laki.

e. Hubungan Keluarga

Hubungan yang sehat antara orang tua dan anak, memfasilitasi

perkembangan bahasa anak akan membuat anak berinteraksi dan

berkomunikasi dengan baik, sebaliknya hubungan yang tidak

sehatdapat mengakibatkan anak mengalami kesulitan atau kelambatan

(34)

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan terkait penggunaan media boneka tangan

untuk melancarkan bahasa indonesia anak usia 4-5 tahun di Paud Rinjani

Bendega Mataram.

1. Hadisetyo (2010). Jurnal penelitian yang berjudul Penggunaan Media

Boneka Tangan sebagai Media untuk Meningkatkan Kemampuan

Berbahasa Lisan melalui Metode Bercerita pada Peserta Didik kelas B TK

Aisyayah VII Kecamatan Wonosobo tahun 2010. Hasil yang di peroleh

dalam penelitiannya menyatakan bahwa terjadinya peningkatan dalam

kemampuan berbahasa lisan anak. Dengan demikian media boneka tangan

dapat dinyatakan efektif sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan berbahasa lisan anak. Dengan metode penelitian deskriftif

kualitatif dan pengumpulan datanya berupa lembar pengamatan dan

tekhnik pengumpulan data melalui Observasi. Dalam proses pembelajaran

dinyatakan pula semua peserta didik menyukai media boneka tangan dan

mengusulkannya agar di gunakan pada pembelajaran yang lain. Mereka

merasa tidak sedang belajar melainkan merasa sedang bermain sehingga

mereka bisa berdialog sesui dengan naskah drama

(http://hadisetyo.wordpress.com).

2. Uyun, AimahCurutul (2015). Skripsi yang bejudul Peningkatan

KemampuanMenyimak Anak Kelompok BMelalui Permainan Sirkuit Bisik

Berantaidi RA Perwanida Kabupaten Kediri tahun 2105. Jurusan

(35)

Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Drs. Kentar Budhojo, M.Pd,

(II) Dra. Sutansi, M.Pd Kata Kunci: kemampuan berbahasa, permainan

sirkuit bisik berantai Berdasarkan obsevasi yang telah dilakukan bahwa

kemampuan berbahasa anak masih rendah. Anak mengalami kesulitan

dalam mengungkapkan pendapat serta anak belum mampu fokus dalam

mengikuti pembelajaran. Penyebab permasalahan tersebut adalah metode

yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran kurang menarik bagi anak,

serta anak merasa bosan dan suka bermain sendiri. Penelitian ini

dilaksanakan dengan tujuan: (1) mendeskripsikan pelaksanaan permainan

sirkuit bisik berantai untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak

kelompok B di RA Perwanida Kabupaten Kediri, (2) mendeskripsikan

penggunaan permainan sirkuit bisik berantai agar dapat meningkatkan

kemampuan menyimak anak kelompok B di RA Perwanida Kabupaten

Kediri. Pendekatan yang dilakukan peneliti adalah pendekatan kualitatif

dengan jenis PTK yang terdiri dari 1 siklus dengan dua kali pertemuan.

Pada pelaksanaannya dilakukan beberapa tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan

anak didik kelompok B RA Perwanida Kabupaten Kediri dengan jumlah

peserta 22 anak. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 26

Januari 2015 sampai 12 Februari 2015. Dalam penelitian ini peneliti

berkolaborasi dengan guru kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

(36)

dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan

kemampuan bahasa anak kelompok B. Pada pertemuan pertama sebesar

63%, sedangkan pada pertemuan kedua mencapai 88,7%. Kemampuan

bahasa anak mengalami peningkatan sebesar 25,7%.

Berdasarkan pada hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan

langkah-langkah permainan sirkuit bisik berantai dapat meningkatkan

kemampuan bahasa anak. Berdasarkan penelitian ini disarankan agar

pendidikan anak usia dini dapat menerapkan langkah-langkah

pembelajaran yang motivatif, inovatif, menarik, menyenangkan, menambah

kosa kata, dapat melancarkan komunikasi dan daya ingat anak dalam

pembelajaran untuk mencapi hasil yang maksimal.

3. Ultra, Mulyasari (2015). Skripsi yang berjudul Penggunaan Media Boneka

Tangan untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita pada Siswa

Kelas I SDN Madyopuro 03 Malang. Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar

dan PraSekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang.

Pembimbing: (1) Dr. Suharjo, M.S., M.A (2) Dra. Nihayati, S.Pd., M.Pd.

Kata Kunci: Boneka Tangan, Kemampuan Menyimak, SD Penguasaan

kemampuan bahasa yang pertama kali harus dimiliki oleh anak yaitu

kemampuan menyimak. Berdasarkan hasil observasi awal pembelajaran

dikelas I SDN Madyopuro 03 diketahui bahwa nilai rata-rata kelas yang

dimiliki yaitu 56,56 dan persentase siswa yang mendapatkan nilai dibawah

KKM sebesar 58,14%. Halter sebut menunjukkan bahwa kemampuan

(37)

disebabkan karena guru belum menggunakan media pembelajaran yang

sesuai. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan

pembelajaran kemampuan menyimak cerita siswa kelas I SDN Madyopuro

03 dengan menggunakan media boneka tangan serta untuk mengetahui

peningkatan kemampuan menyimak cerita siswa kelas I SDN Madyopuro

03 setelah menggunakan media boneka tangan. Pendekatan yang digunakan didalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif

dengan jenis penelitian berupa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

secara kolaboratif dengan guru kelas. Subjek penelitian yaitu siswa kelas I

SDN Madyopuro 03 Kota Malang. Tahapan penelitian ini terdiri dari 1)

perencanaan; 2) pelaksanaan tindakan dan pengamatan; serta 3) refleksi.

Pelaksanaan pembelajaran menyimak cerita dengan menggunakan media

boneka tangan telah berjalan dengan baik dalam 2 siklus. Hal tersebut

dibuktikan dari adanya kesesuaian antara kegiatan pembelajaran menyimak

cerita dengan rencana pelaksanaan pembelajaran penggunaan media

boneka tangan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada penelitian

ini, yaitu kegiatan menyimak cerita, Tanya jawab dan mengerjakan lembar kegiatan individu menyimak cerita.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

penggunaan media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita. Peningkatan hasil belajar yang didapatkan siswa pada

tahap pratindakan yaitu 56,56 dengan tingkat keberhasilan sebesar 41,86%

,meningkat menjadi 74,71 dengan tingkat keberhasilan 63,96% pada siklus

(38)

81,40% pada siklus II. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu media boneka

tangan secara efektif dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan

menyimak cerita pada siswa kelas I. Saran bagi guru yaitu untuk melakukan

persiapan yang matang dalam menggunakan media boneka tangan, dan

untuk kepala sekolah hendaknya menyediakan media boneka tangan

beserta kelengkapan panggung boneka.

4. Hesti Winariani (2015). Skripsi yang berjudul Pengembangan

Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Becerita

Menggunakan Boneka Tangan Di TK Dharma Wanita Tunjung Sari

Ampenan Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan yang hendak ingin dicapai

adalah untuk mengetahui penerapan kegiatan bercerita menggunakan

boneka tangan agar dapat meningkatan kemampuan berbicara anak usia

4-5 tahun di TK Dharma Wanita Tunjung Sari Ampenan. Jenis penelitian ini

adalah penelitian pengembangan dalam tiga tahap pengemabangan.

Setiappengembangan terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah observasi dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriftif

kualitatif. Dari hasil analisis data 10 anak usia 5-6 tahun diketahui bahwa

pada tahap pengembangan I, ketercapaian tingkat kemampuan berbicara

anak rata-rata mencapai nilai 65% atau dapat dikatakan belum maksimal

maka dilakukan prosespegembangan II, padatahappengembang II hasil

anak diperoleh rata-rata anak mencapai 81%. Hal tersebut menunjukan

(39)

dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK

Dharma Wanita Tunjung Sari tahun ajaran 2015-2016.

C. Kerangka Berfikir

Penguasaan anak dalam berbahasa akan terus tumbuh dan

berkembang. Seiring berjalannya waktu akan terjadi peningkatan baik kualitas

maupun kuantitias produk bahasnya. Secara bertahap kemampuan anak akan

meningkat, bermula dari mengeksprsikan suara saja, hingga mengeksprsikan

dengan komunikasi. Komunikasi yang dilakukan anak bermula hanya

menggunakan gerakan dan isyarat saja untuk menunjukkan ketertarikan

ataupun keinginannya, namun secara bertahap komunikasi tersebut

berkembang menjadi ujaran yang tepat dan jelas.

Walaupun kemampuan berbicara pada tiap anak berbeda – beda,

namun pada dasarnya semua anak pasti akan melalui tahap perkembangan

berbicara yang sama. Perbedaan-perbedaan yang terjadi dipengaruhi oleh

stimulus yang diberikan oleh lingkungan.Salah satu yang menjadi lingkungan

terdekat anak adalah sekolah. Dan guru sebagai pendamping anak di sekolah

harus memberi dukungan, bimbingan, dan kesempatan kepada anak untuk

mengembangkan kemampuannya tersebut, salah satunya dengan merancang

keegiatan pembelajaran yang tepat bagi anak untuk bias mengembangkan

kemampuannya khususnya kemampuan berbicara.

Namun pada kenyataannya kegiatan untuk melatih kemampuan

berbicara ini masih sangat kurang.Penggunaan mediapun sangat kurang

(40)

berbicara, guru lebih banyak fokus pada kemampuan menulis dan berhitung

saja. Hal ini terlihat dari sebagian anak yang masih belum mampu untuk

berbicara lancer di depan orang lain, anak sangat sulit untuk menngungkapkan

pendapat ataupun ideanya kepada orang lain, anak juga terlihat masih sangat

kurang baik dalam berkomunikasi dengan orang dewasa maupun dengan

teman-teman sebayanya, dan sebagainya. Dengan demikian diperlukan suatu

metode yang dapat membantu anak dalam mengungkapkan dan

mengeksprsikan dirinya secara nyata yaitu melalui metode bercerita. Dan juga

tidak hanya metode akan tetapi alat bantu pembelajaran atau mediapun kan

menjadi sangat penting untuk membantu mewujudkan suatu pembelajaran

yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Dengan menggunakan

mediadalam suatu pembelajaran maka akan lebih dapat menarik perhatian

anak untuk memperhatikan apa yang ingin guru sampaikan.

Mengembangkan kemampuan berbicara dapat dilakukan dengan cara

mengoptimalkalkan penggunaan metode bercerita dalam peroses kegiatan

belajar mengajarnya. Untuk pengoptimalan penggunaan metode ini maka

dapat diguunakan boneka tangan sebagai media untuk mempermudah guru

dalam menyajikan cerita kepada anak sehingga isi cerita mudah dipahami.

Penyajian cerita dengan bantuan boneka tangan mendorong anak untuk

lebih senang berbicara. Ketika dalam proses bercerita dengan menggunakan

boneka tangan, anak akan merasa lebih tertarik untuk mendengarkaan cerita

tersebut dan ketika anak sudah tertarik maka ia akan menemukan suatu kesan

(41)

dapat dikatakn bahwa dengan menggunakan boneka tangan akan mampu

mengoptimalkan mengoptimalkan kemampuan berbicara anak. Hali ini

diyakini dapat mendorong dan memotivasi anak dalam belajar berbicara.

Melihat kegunaan dan keunggulan menggunakan media boneka dalam

meningkatkan kemampuan berbahasa anak kelompok A, maka dapat

disimpulkan bahwa bercerita dengan menggunakan boneka tangan merupakn

metode yang tepat untuk digunakan dalam meningkatkan kemampuan bahasa

anak usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram tahun pelajaran

2016/2017.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam Penelitian ini adalah apabila kegiatan

bercerita menggunakan boneka tangan dilaksanakan dengan baik dan

berulang-ulang maka dapat meningkatkan Kemampuan Berbahasa Indonesia

anak usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN Mendege Mataram Tahun

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertempat di PAUD Rinjani PLN Bendege

Mataram yang didirikan pada tanggaal 10 November 2005 berdiri di atas

tanah seluas 250 m2 yang beralamatkan di Jalan Sultan Hasanudin gudang

material PLN Mataram. PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram dikelilingi

oleh perkampungan warga.

Adapun pembelajaran di PAUD RinjaniPLN Bendege Mataram ini

menggunkan metode bercakap-cakap, bernyanyi, dan pemberian tugas

dikarenakan guru PAUD Rinjani Bendege Mataram jarang menggunakn Alat

Permainan Edukatif (APE) terutama boneka tangan dalam pembelajarannya,

alasan lain karena keterbatasan kemampuan guru dalam penggunaan media

pembelajaran khususnya boneka tangan.

Kemampuan berbahsa anak kelompok A di PAUD Rinjani PLN Bendege

Mataram masih sangat kurang, di mna masih banyak anak yang belum mampu

mengungkapkan pendapatnya, bahkan jika gurunya bertanyapun hanya

sebagian kecil anak saja yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan

oleh guru. Maka dari itu peneliti melakukan pelaksanaan pengembangan guna

meningkatkan kemampuan berbahasa anaj kelompokA di PAUD Rinjani PLN

Bendege Mataram.

(43)

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelompok A yang berusia

4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN Bendege Tanjung karang. Adapun jumlah

peserta didiknya sebanyak 16 orang anak yang terdiri 10 orang anak

perempuan dan 6 orang anak laki-laki dengan tingkat kemampuan dan

pertumbuhan serta perkembangan yang berbeda

C. Faktor yang Diteliti

Faktor yang akan menjadi pusat dari penelitian ini adalah :

1. Faktor Anak

Kemampuan Kemampuan Berbahasa Indonesia anak usia 4-5 tahun di

PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram.

2. Faktor Guru

Kemampuan Guru dalam menyusun merencanakan kegiatan dan

pelaksanaan bercerita menggunakan Boneka Tangan, mulai dari pijakan

lingkungan main seperti menyusun rencana pembelajaran (RKH) dan

menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran, pijakan

sebelum main seperti melakukan apersepsi dan membuat aturan main,

Pijakan selama main saat guru bercerita menggunakan boneka tangan dan

dilanjutkan dengan memberi kesempatan pada anak untuk bercerita

kembali. Pijakan setelah main, guru melakukan recalling dan menutup

(44)

D. Variabel Penelitian

Peneliti perlu memberikan batasan terkait definisi oprasional dari tiap

variabel yang di gunakan. Untuk itu, pada bagian ini akan dideskripsikan

definisi oprasional dari variabel harapan dan variabel tindakan.

1. Definisi Operasional Variabel Harapan

Yang dimaksud dengan Kemampuan Bahasa adalah kemampuan

dalam berkomunikasi secara lisan dengan baik serta mempunyai makna

yang dapat dipahami terdiridari menyimak, berbicara, membaca dan

menulis. Aspek bahasa dalam penelitin ini antara lain, Memahami

pertanyaan yang kompleks, Menyebutkan dan membedakan bunyi atau

suara dan kata sederhana, Berkomunikasi atau berbicara lancar, Merangkai

kata menjadi kalimat sederhana serta mengkomunikasikannya,

Mengekspresikan Ide dengan perbendaharaan kata yang dimiliki, dan

Melanjutkan cerita guru.

2. Definisi Operasional Variabel Tindakan

Media pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Boneka Tanganyang merupakan cara penyajian cerita dengan

menggunakan alat peraga berupa boneka yang dimasukkan dan digerakan

oleh tangan. Boneka dipilih karena sesuai dengan karaktristik anak usia

4-5 tahun yang mampu mengadakan resperentatif dunia pada tingkatan yang

kongkrit.bercerita menggunakan boneka tangan merupakan cara penyajian

cerita dengan menggunakan alat peraga berupa boneka yang dimasukkan

(45)

karaktristik anak usia 4-5 tahun yang mampu mengadakan resperentatif

dunia pada tingkatan yang kongkrit.Aspek-aspek dalam Boneka tangan

terdiri dari keguanaan, ketepatan, dan kelayakanAspek-aspek tersebut

digunakan untuk menentukan kelayakan beoneka tangan sebagai media

pembelajaran.

E. Rancangan dan Langkah – Langkah Penelitian

Penelitian ini menggunakan tahapan pengembangan untuk

meningkatkan bahasa Indonesia Anak usia 4-5 tahun melalui kegiatan

bercerita menggunakan boneka tangan di PAUD Rinjani PLN Bendege

Mataram Tahun Ajaran 2017-2018.

Rancangan penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahap pengembangan,

dan bila belum mencapai target, dapat di lanjutkan pada tahap pengembangan

berikutnya. Setiap tahap pengembangan terdiri dari beberapa tahapan yaitu

tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan ( analisis kegiatan hasil

pengembangan yang telah dilakukan).

Sehubungan dengan itu berikut gambaran model tahap penelitian yang

di adopsi dari penelitian tindakan kelas oleh Iskandar (2011 : 67) :

Siklus I

1. Perencanaan

Langkah pertama yang dilakukan peneliti dalam menyusun

perencanaan penelitian ini adalah berdiskusi dengan guru kelas untuk

memperoleh gambaran awal tentang kemampuan Berbahasa anak di

(46)

kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan yang akan diterapkan

sesuai dengan kemampuan berbahasa anak.

Langkah kedua, peneliti menyusun rancangan tindakan berupa model

rencana pembelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut :

a. Menentukan variabel dan indikator dalam membuat RKH

b. Menentukan tema dan sub tema

c. Menentukan naskah cerita sesuai tema

d. Membuat rancangan pembelajaran (RKH)

e. Menyiapkan media/APE dan sumber belajar yaitu boneka tangan

f. Menyiapkan kamera untuk data visual dan dokumentasi

Langkah ketiga, peneliti mempersiapkan instrumen penelitian berupa

lembar observasi aktivitas guru dan penilaian perkembangan anak dalam

rangka pengembangan kemampuan berbicara anak melalui kegiatan

bercerita menggunakan boneka tangan. Langkah terakhir adalah menyusun

jadwal pelaksanaan tindakan. Jadwal yang di sesuaikan dengan jam belajar

yang telah disusun sekolah. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu

kegiatan pembelajaran di sekolah.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti berperan sebagai pengamat dan penilaian, guru

sebagai pelaksanaan dalam melaksanakan kegiatan bercerita mengguakan

boneka tangan berdasarkan rencana yang telah disusun pada setiap

(47)

a. Pijakan Lingkungan Main

1) Menyiapkan Rencana kegiatan harian (RKH)

2) Menyiapkan media boneka tangan untuk kegiatan bercerita

3) Menata tempat atau kelas untuk kegiatan pembelajaran

4) Memastikan tempat main dan alat main yang digunakan dalam

keadaan aman.

b. Pijakan sebelum Main

1) Berdoa sebelum memulai kegiatan

2) Menucap salam, absensi dan menayakan kabar anak

3) Menyiapkan tema hari ini

4) Tanya jawab tentang pengalaman atau kegiatan anak yang

berhubungan dengan tema

5) Menjelaskan kegiatan main hari ini dan mengkaitkannya dengan

tema

6) Mengenalkan media boneka tangan dan cara menggunakannya

untuk merangsang agar anak dapat berekspresi dan bereksplorasi

saat bercerita

7) Membangun aturan main

c. Pijakan selama Main

1) Guru menyajikan cerita menggunakan boneka tangan dengan baik

(48)

2) Guru memotivasi dan memberikan kesempatan kepada anak untuk

berekspresi sendiri menggunakan boneka tangan sesuai dengan isi

cerita yang telah di sampaikan

3) Anak menceritakan kembali dan melanjutkan cerita menggunakan

boneka tangan dengan bahasa sendiri

4) Guru mendampingi dan membimbing anak yang mengalami

kesuliatan dalm kegiatan

5) Guru mengingatkan aturan main yang telah disepakati

6) Guru mengamati dan mencatat perkembangan kemampuan

kosakata anak saat bercerita

7) Anak menyimpulkan isi cerita

8) Guru menstimulus gagasan anak

d. Pijakan setelah main

1) Membereskan mainan yang telah digunakan

2) Anak dan guru duduk melingkar

3) Menayakan perasaan anak selama bermain dengan boneka tangan

4) Recalling dengan meminta anak untuk mengungkapkan isi cerita

dan karakteristik tokoh cerita secara singkat

5) Menyampaikan kegiatan yang akan datang

(49)

3. Pengamatan

Pengamatan dalam meningkatkan kosakata anak melalui kegiatan

bercerita melalui boneka tangan dilakukan bersamaan saat pelaksanaan

tindakan pembelajaran.Hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi.

Pengamatan dilakukan pada setiap pertemuan dalam kegiatan

bercerita. Hasil pengamatan yang dilakukan dapat mempengaruhi

penyusunan pada tahap berikutnya. Hasil pengamatan pada tahap

kemudian direflesikan untuk perencanaan pengembangan berikutnya demi

pencapaian hasil yang terbaik.

4. Refleksi

Hasil yang ditemukan dalam tahap pengamatan dikumpulkan dianalisis

oleh peneliti. Hasil analisis yang dilakuakan akan digunakan sebai bahan

dasar acuan untuk merencanakan penerapan berikutnya.

Berikut langkah-langkah refleksi hasil pengamatan pengembangan I :

a. Mendiskusikan hasil yang telah dicapai dengan guru kelas

b. Menyimpulkan hasil pengamatan

c. Merekomendekasikan hal-hal yang perlu di perbaiki pada

pengembangan berikutnya

Refleksi dilakukan untuk melihat efektifitas penerapan kegiatan

bercerita menggunakan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan

kosakata anak. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti mengadakan

perbaikan dan penyempurnaan rencana pelaksanaan kegiatan untuk

(50)

Siklus II

Tahap pengembangan II sama dengan tahap pengembangan I, Tetapi

kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan disusun dari hasil evaluasi

tahap pengembangan I yang telah di perbaiki dan lebih disempurnakan

terutama dalam teknik penyajian bercerita agar anak lebih antusias untuk

mengungkapkan ide ataupun imajinasinya dalam bercerita.

Siklus III

Siklus III sama dengan siklus I dan II, tetapi kegiatan bercerita

menggunakan boneka tangan disusun dari hasil evaluasi siklus II yang

telah diperbaiki dan lebih disempurnakan terutama dalam teknik

pendekatan terhadap tiap individu anak agar anak lebih nyaman dalam

mengungkapkan ide ataupun imajinasinya dalam bercerita.

F. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan yang disertai catatan-catatan tentang keadaan atau

prilaku objek suatu sasaran. Dalam hal ini, observasi dilakukan dengan

mengamati perkembagan kemampuan Berbahasa Indonesia anak melalui

kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan di PAUD Rinjani PLN

Bendege Ampenan dengan menggunakan lembar observasi dan pedoman

(51)

2. Dokumentasi

Metode ini merupakan penelaahan terhadap refrensi-refrensi yang

berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian. Dokumentasi ini

dapat berupa catatan-catatan, gambar, buku, foto dan sebagainya. Data

yang berupa dokumen ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menguji,

menafsirkan bahkan untuk meramalkan jawaban dari fokus permasalahan

penelitian.

G. Insrtumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini menggunakan lembar observasi yang

akan digunakan pada proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan

Kemampuan Berbahasa anak dengan mengamati tingkah laku anak dalam

setiap tahap kegiatan penelitian. Alat lain yang di gunakan untuk

mengumpulkan data yakni dokumentasi yang dapat berupa dokumen pribadi

anak ataupun foto-foto kegiatan anak dalam hal bercerita.

Berikut ini adalah kisi-kisi insrtumen untuk mengumpulkan data

pengembangan kemampuan Berbahasa anak usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani

PLN Bendege Ampenan tahun pelajaran 2016-2017 melalui kegiatan bercerita

menggunakan boneka tangan.

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Perkembangan Bahasa Anak Usia 4-5 tahun

No Aspek Indikator Skor

1 2 3

1 Perkembangan Bahasa

a. Memahami pertanyaan yang kompleks

(52)

c. Berkomunikasi/ berbicara lancar

d. Merangkai kata menjadi kalimat sederhana serta mengkomunikasikannya e. Mengekspresikan Ide

dengan perbendaharaan kata yang dimiliki

f. Melanjutkan cerita guru

Keterangan :

 Setiap indikator diberi skor : 1, 2, 3

 Skor 1 apabila pada indikator tersebut, anak mulai berkembang

 Skor 2 apabila pada indikator tersebut, anak berkembang sesuai harapan

 Skor 3 apabila pada indikator tersebut, anak berkembang sangat baik.

H. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2015: 335) menyatakan bahwa analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari awal

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dalam unit-unit, melakukan,

sintesa, menyusun kedalam pola, memilih nama yang penting dan yang akan

dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain. Data yang dikumpulkan dari hasil observasi dan

dokumentasi anak dianalisis secara deskriptif kualitatif yakni dengan

memfokuskan penelitian selama proses di lapangan bersamaan dengan

pengumpulan data dan dalam memberikan penfsiran terhadap hasil berupa

(53)

Adapun Analisis data dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan

peningkatan kosakata anak usia 4-5Tahun melalui kegiatan bercerita

menggunakan boneka tangan. Dalam hal ini, Peneliti dapat melihat secara

langsung, mengkaji, dan mempertimbangkan dampak atau hasil tindakan, baik

secara proses maupun hasil kegiatan pengembangan dengan menggunakan

lembar observasi.

Selanjutnya data yang telah terkumpul dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P : Persentase Indikator

f : Frekuensi Indikator ynag Dicapai

∑f : Jumlah Indikator Yang Dicapai(Nurkancana dan Sunartana, 2009)

I. Indikator Kinerja

Indikator Kinerja dikatan berhasil apabila proses pembelajaran yang di

laksanakan guru sudah dilaksanakan secara optimal, bilamana

aktifitas-aktifitas yang dilakukan akan telah memenuhi kriteria dalam

mengembangakan tingkat kemampuan berbahasa Indonesia anak melalui

penggunaan Boneka tangan. Adapun Indikator kinerja dalam penelitian

pengembangan ini yaitu keberhasilan peneliti dilihat dari ketercapaian tingkat

perkembangan berbahasa Indonesia anak dengan menggunakan boneka

tangan dapat mencapai nilai optimal 80%. Pembelajaran untuk anak dikatakan ࡼ= ࢌ

(54)

maksimal apabila aspek perkembangan bahasa anak terus meningkat sesuai

dengan indikator perkembangan kemampuan bahasa anak usia 4-5 tahun atau

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Tahap Pengembangan I

Penelitian pengembangan I ini dilaksanakan pada Hari Senin dan

selasa tanggal 3dan 4 April 2017 pada sentra main peran, Proses

pembelajaran dilaksanakan dari jam 08:00 – 10:00 WITA. Selama proses

pembelajaran berlangsung observer mengamati kemampuan berbahasa

Indonesia anak melalui lembar observasi. Tema dan sub tema

pembelajaran yang sudah di tentukan sekolah. Adapun hasil yang

diperoleh dari penelitian tahap I ini dijabarkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Tahap Pengembangan I No Tahapan

Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian 1 Perencanaan a. Merumuskan

indikator capaian

b. Menetukan tema dan sub tema

c. Menyususn rancangan

 Indikator capaian dirumuskan berdasarkan tingkat perkembanagn anak usia 4-5 tahun pada Peraturan Mentri Pendidikan Nomor 58 Tahun 2009 yang disesuaikan dengan kemampuan berbahasa Indonesia anak usia 4-5 tahun RKH yang ada di sekolah

(56)

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian pembelajaran

g. Menyiapkan alat dokumentasi

 boneka tangan yang digunakan yakni boneka tangan yang telah tersedia di sekolah.

 Naskah cerita diadopsi dari kumpulan cerita dimana para tokoh disesuaikan dengan media boneka tangan yang tersedia.

 Instrument penelitain disusunn untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dalam langkah-langkah pembelajaran dan untuk mengamati kemampuan berbahasa Indonesia anak selama proses pembelajaran.

 Alat dokumentasi yang tersedia berupa handphone untyk mengambil gambar/foto anak dan guru yang sedang bercerita.

2 Pelaksanaan 1. PijakanLingkungan Main guru menyiapkan RKH hari itu di meja guru.

 Guru menyiapkan boneka tangan yang akan digunakan sesuai tokoh yang ada dalam cerita yang akan disampaikan  Guru tidak menata tempat

main secara khusus, tatanan ruang kelas tetap seperti apa adanya.

Gambar

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Perkembangan Bahasa Anak Usia 4-5 tahun
Tabel 4.2 Data Hasil Penelitian Tahap Pengembangan II
Gambar 4.1 Grafik PerkembangaGrafik Perkembangan Kemampuan Berbahasa Indonesia Anak Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Rinjani PLN MataramMataramrbahasa Indonesia PLN Bendege

Referensi

Dokumen terkait

Namun, para fuqaha telah menggariskan beberapa syarat yang perlu dipatuhi bagi membolehkan harta hibah ditarik balik seperti harta tidak berpindah milik, tidak berubah sifat

Data produksi dari tiga lokasi percobaan, galur mutan B-100 memiliki karakteristik produksi relatif lebih stabil (6.490-7.675 t/ha), sedangkan galur Zh-30 memperlihatkan potensi

Untuk membandingkan rataan bobot komponen karkas atau potongan komersial karkas terhadap bobot total komponen karkas dan bobot karkas dingin yang sama pada masing-masing bangsa

Aplikasi ini dirancang untuk beberapa konfigurasi diantaranya yaitu konfigurasi IP address, DHCP server, DNS server, web server, router, dimana setiap konfigurasi

Kriteria minimum galangan dalam membangun kapal ikan hibah terdiri dari lima faktor yaitu luas area produksi atap tertutup, peralatan produksi kapal fiber, tenaga kerja

Hal tersebut karena sistem pembiayaan musyarakah ditentukan berdasarkan ketentuan nisbah (bagi hasil) dari kegiatan usaha yang dijalankan. Pembiayaan

Sebagai pencegahan dilakukan kegiatan sosialisasi dari lembaga P2TP2A yang bertujuan memberikan pelayanan bagi perempuan dan anak yang menjadi korban tindak kekerasan

Ahli filsafat dari Amerika, Charles Sanders Peirce, menegaskan bahwa kita hanya dapat berpikir dengan sarana tanda, tanpa tanda komunikasi tidak dapat dilakukan (Zoest,